• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KONSEP DIRI ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK KATOLIK ASSISI MEDAN TAHUN AJARAN 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KONSEP DIRI ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK KATOLIK ASSISI MEDAN TAHUN AJARAN 2015/2016."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KONSEP DIRI ANAK USIA 5-6 TAHUN

DI TK KATOLIK ASSISI MEDAN TAHUN AJARAN

2015/2016

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Oleh: JELITA PURBA NIM.1123113008

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)
(3)
(4)

i ABSTRAK

JELITA PURBA, NIM. 1123113008. Judul : Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Konsep Diri Anak Usia 5 – 6 Tahun di TK Katolik Assisi Medan Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan. 2016.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya konsep diri anak di TK Katolik Assisi Medan. Konsep diri yang merupakan suatu bentuk atau kemampuan anak dalam melakukan interaksi sosial, seperti bergaul dengan orang lain, menyatakan pendapan, tampil di depan orang banyak, dll.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan konsep diri anak usia 5 6 tahun di TK Katolik Assisi Medan tahun ajaran 2015/2016. Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 40 anak. Pengumpulan data pola asuh orang tua dan konsep diri anak dilakukan melalui angket. Tehnik analisis data menggunakan statistic korelasi

Product Moment dan uji-t.

Hasil penelitian dan analisis data menunjukkan bahwa pola asuh orang tua cenderung menerapkan pola asuh permissif sebesar 45%, pola asuh demokratis 40%, pola asuh otoriter 15% dan konsep diri anak tergolong sedang sebesar 60%.

Dari hasil perhitungan dengan r tabel dengan signifikansi 0,05 adalah 0,312, data untuk pola asuh otoriter rhitung diperoleh sebesar 0,343 maka rxy > rtabel (0,343 > 0,312). Untuk pola asuh permissif koefisien korelasi diperoleh sebesar 0,356 maka rxy > rtabel (0,356 > 0,312). Untuk pola asuh demokratis 0,413, maka rhitung > rtabel (3,413 > 0,312) dari perhitungan diperoleh bahwa hasil rhitung > rtabel, hal ini menunjukkan adanya hubungan positif antara pola asuh orang tua dengan konsep diri anak usia 5-6 tahun di TK Katolik Assisi Medan.

(5)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

segala rahmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Konsep Diri Anak Usia 5-6 Tahun Di TK Katolik ASSISI Medan T.A 2015/2016”

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan di Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

(PGPAUD), Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.

Selama dalam proses penyelesaian skripsi ini banyak kendala yang

dihadapi penulis, namun semua itu dapat diatasi karena bantuan dan dorongan dari

berbagai pihak. Pada kesempatan ini dengan kerendahan hati, penulis

menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang

telah memberikan bantuan dan bimbingan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Untuk itu saya menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan kepada:

1. Bapak Prof.Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor UNIMED

2. Bapak Dr. Nasrun, M. selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan UNIMED

3. Bapak Prof.Dr. Yusnadi, M.S selaku Wakil Dekan Bidang Akademik, Bapak

Drs. Aman Simaremare, M.S selaku Wakil Dekan Bidang Umum dan

Keuangan dan Bapak Drs. Edidon Hutasuhut, M.Pd selaku Wakil Dekan

Bidang Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Pendidikan UNIMED.

4. Ibu Kamtini, M.Pd selaku Ketua Prodi Pendidikan Guru Pendidikan Anak

(6)

iii

5. Bapak Drs. Jasper Simanjuntak, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang

telah banyak memberikan bantuan, waktu, bimbingan, pengarahan, dan

saran-saran kepada penulis sejak awal sampai selesainya skripsi ini.

6. Ibu Prof.Dr. Anita Yus, M.Pd selaku Dosen Penguji sekaligus Dosen

Pembimbing Akademik, Ibu Dra. Dorlince Simatupang, M.Pd dan Ibu

Dra. Nurmania,M.Pd selaku Dosen Penguji yang memberikan banyak arahan

dan motivasi kepada penulis.

7. Seluruh Dosen dan Staff Pegawai yang telah membantu penulis selama kuliah

di Fakultas Ilmu Pendidikan UNIMED.

8. Suster Regina Hasugian, FCJM selaku kepala sekolah di TK Katolik ASSISI

Medan, Serta seluruh Guru dan Staff TK Katolik Assisi Medan yang telah

memberikan waktu, motivasi dan tenaganya dalam membantu penulis.

9. Teristimewa buat pahlawanku tercinta Ayahanda B. Purba dan Ibunda

N. Manullang atas doa, nasehat, kasih sayang serta dukungan moril maupun

materil dan yang selalu ada di setiap susah senangku sehingga penulis mampu

menyelesaikan perkuliahan dan penulisan skripsi ini.

10.Kepada saudara-saudaraku yang kukasihi Kak lestari Purba, Abang Andres

Purba, Abang Chandra Purba, dan Adikku Elpriana Purba dan juga Rebekka

Purba yang selalu mendukungku, memberikan waktu, tenaga, materi bahkan

doa kepada saya dalam menyelesaikan studi.

11.Sahabat dekatku Berliana Tambunan, Defita Kaban, Yunita Simamora, Lasni

(7)

iv

kebersamaan kita selama 4 tahun kita kuliah, sudah banyak kenangan yang

sudah kita ukir bersama.

12.Kepada seluruh Koordinasi UKMKP UP FIP (Artha Nainggolan, Wiwik

Manik, Ester Siboro,Nuriati Siagian, Johansen Damanik, Winda Tobing dan

Jeny Siregar). Terimakasih untuk dukungannnya yang memberi semangat dan

doa kepada penulis.

13.Kepada Adik-adik Kelompok Kecilku (Andina Silitonga, Eszra Parhusip dan

Resita Tarigan) terimakasih untuk dukungan doa dan motivasinya, dan juga

memberikan waktunya untuk mendengar setiap ceritaku.

14.Teristimewa untuk KTBku “Rut Small Group” (Lasni, Henky dan Berliana),

teman berbagi, bertumbuh bersama dan melayani bersama. Untuk PKK kami

(Kak Pinta, Kak Surnia, Kak Tika, Kak Debbie, Kak Amel, Kak Ayu).

Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna,

karena keterbatasan pengetahuan, kemampuan dan pengalaman penulis. Oleh

karena itu penulis sangat mengharapkan masukan dari berbagai pihak berupa

saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan skripsi ini.

Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang

membutuhkan. Akhirnya penulis mengucapkan terimakasih. Tuhan Yesus

memberkati.

Medan, September 2016

Penulis

JELITA PURBA

(8)

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LAtar ... 9

1.2. Identifikasi Masalah ... 9

1.3 Batasan Masalah ... 9

1.4 Rumusan Masalah ... 9

1.5 Manfaat Penelitian ... 9

1.6 Tujuan Penelitian ... 9

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Deskripsi Teori ... 9

2.1.1 Konsep Diri ...9

(9)

vi

2.1.1.2.Konsep Diri Anak Usia Dini ...10

2.1.1.3 Jenis-jenis Konsep Diri ...12

2.1.1.4 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Konsep Diri ...15

2.1.2 Pola Asuh Orang Tua ...19

2.1.2.1 Pengertian Pola Asuh ...19

2.1.2.2 Jenis-Jenis Pola Asuh ...20

a. Pola Asuh Otoriter ... 21

b. Pola Asuh Permissif ... 22

c. Pola Asuh Demokratis ... 23

2.1.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Asuh ... 25

2.1.3 Peran Orangtua dalam Pembentukan Konsep Diri Anak ... 26

2.2 Kerangka Berpikir ...29

2.3 Hipotesis ... 30

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 31

3.2 Populasi dan Sampel ... 31

(10)

vii

3.2.2 Sampel ... 32

3.3 Variabel dan Defenisi Operasional ... 32

3.3.1 Variabel Penelitian ... 32

3.3.2 Defenisi Operasional ... 33

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 33

3.5 Pengujian instrument ... 36

3.5.1 Validitas ... 36

3.5.2 Reabilitas ... 37

3.6 Teknik Analisis Data ... 38

3.6.1 Analisis Deskriptif ... 38

3.6.2 Analisis Statistik ... 38

3.6.2.1 Menghitung koefisien Korelasi ... 39

3.6.2.2 Pengujian Hipotesis ... 39

3.7 Tempat dan waktu Penelitian ... 39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 41

4.1.1 Analisis Deskriptif Data Penelitian ... 42

(11)

viii

b. Pola Asuh Orang Tua (Variabel X) ... 43

4.1.2 Ujj Kecenderungan ... 45

1. Konsep Diri Anak ... 45

2. Pola Asuh Orang Tua ... 46

1. Pola Asuh Otoriter ... 46

2. Pola Asuh Permissif ... 47

3. Pola Asuh Demokratis ... 49

4.1.3 Pembuktian Hipotesis ... 51

a. Uji Korelasi ... 52

b Uji t (T) ... 53

4.2 Pembahasan Penelitian ... 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 56

5.2 Saran ... 57

(12)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Sampel TK Assisi Medan ... 32

Tabel 3.2 Pemberian Skor Angket Berdasarkan skala Likert ... 34

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrument Angket Konsep Diri ... 34

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrument Pola Asuh Orang Tua ... 35

Tabel 3.5 Indeks Korelasi ... 38

Tabel 3.6 Jadwal Penelitian ... 40

Tabel 4.1 Daftar Distribusi Frekuensi Konsep Diri (Y) ... 42

Tabel 4.2 Daftar Distribusi Frekuensi Pola Asuh Orang Tua (X) ... 43

Tabel 4.3 Kecenderungan Konsep Diri Anak ... 45

Tabel 4.4 Kecenderungan Pola Asuh Otoriter ... 46

Tabel 4.5 Kecenderungan Pola Asuh Permissif ... 48

Tabel 4.6 Kecenderungan Pola Asuh Demokratis ... 49

Tabel 4.7 Hasil Deskripsi Pola Asuh Orang Tua ... 50

Tabel 4.8 Htasil Perhitungan Korelasidan Uji t Variabel X dan Y ... 52

(13)
(14)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Distribusi Frekuensi Konsep Diri ... 43

Gambar 4.2 Distribusi Frekuensi Pola Asuh Orang Tua ... 44

Gambar 4.3 Uji Kecenderungan Konsep Diri ... 46

Gambar 4.4 Uji Kecenderungan Pola Asuh Otoriter Dari Anak Usia 5-6 Tahun

di TK Katolik Assisi Medan ... 47

Gambar 4.5 Uji Kecenderungan Pola Asuh Permissif Dari Anak Usia 5-6 Tahun

di TK Katolik Assisi Medan ... 48

Gambar 4.6 Uji Kecenderungan Pola Asuh Demokratis Dari Anak Usia 5-6

Tahun di TK Katolik Assisi Medan ... 49

Gambar 4.7 Deskripsi Pola Asuh Orang Tua Dari Anak Usia 5-6 Tahun

(15)
(16)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1a Angket Uji Coba Pola Asuh Orang Tua ……….. 61

Lampiran1b Angket Uji Coba Konsep Diri ………. 65

Lampiran 2a Angket Penelitian Pola Asuh Orang Tua ………. 68

Lampiran 2b Angket Penelitian Konsep Diri ……… 71

Lampiran 3 Uji Validitas Angket Pola Asuh Orang Tua ……… 73

Lampiran 4 Uji Reabilitas Angket Pola Asuh Orang Tua ………75

Lampiran 5 Perhitungan Validitas dan Reabilitas Angket Pola Asuh Orang Tua ……….……….. 77

Lampiran 6 Uji Validitas Angket Konsep Diri ……….. 83

Lampiran 7 Uji Reabilitas Angket Konsep Diri ………. 85

Lampiran 8 Perhitungan Validitas dan Reabilitas Angket Konsep Diri ……. 87

Lampiran 9 Daftar Nama Anak ……….………. 93

Lampiran 10 Data Penelitian Angket Pola Asuh Orang Tua ……… 94

Lampiran 11 Data Penelitian Angket Konsep Diri ……… 96

Lampiran 12 Perhitungan Dasar Konsep Diri ………... 98

Lampiran 13 Perhitungan Dasar Pola Asuh Orang Tua ……… 101

Lampiran 14 Uji Kecenderungan Konsep Diri (Y) ………. 104

Lampiran 15 Uji Kecenderungan Pola Asuh Orang Tua (Y) ………. 106

Lampiran 16 Deskripsi Kecenderungan Pola Asuh Orang Tua ………. 112

Lampiran 17 Perhitungan Koefisien Korelasi Pola Asuh Otoriter Dengan Konsep Diri Anak ……….………….. 114

(17)

xii

Lampiran 19 Perhitungan Koefisien Korelasi Pola Asuh Otoriter

Dengan Konsep Diri Anak ……….………….. 114

Lampiran 20 Pengujian Hipotesis Pola Asuh Otoriter dengan Konsep Diri …117

Lampiran 21 Pengujian Hipotesis Pola Asuh Permissif dengan Konsep

Diri ………. 118

Lampiran 22 Pengujian Hipotesis Pola Asuh Demokratis dengan Konsep

Diri ……… 119

Lampiran 23 Tabel Harga r Product Moment ………. 120

Lampiran 24 Tabel Nilai-nilai dalam distribusi t(tabel-t) ……….. 121

Lampiran 25 Angket Hasil Penelitian

Lampiran 26 Surat Izin Penelitian

(18)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Anak usia 0-6 tahun disebut juga sebagai usia kritis dalam rentang

perkembangan dan merupakan usia emas dalam proses perkembangan anak.

Apabila pada masa tersebut anak diberi pendidikan dan pengasuhan yang tepat

akan menjadi modal penting bagi perkembangan anak di kemudian hari. Setiap

perkembangan anak merupakan suatu proses yang kompleks, tidak dapat

terbentuk hanya dari dalam diri anak saja, tetapi juga lingkungan anak.

Keluarga merupakan lembaga terkecil namun memberikan pengaruh yang

besar dalam membentuk kepribadian anak. Esensi pendidikan sepenuhnya

merupakan tanggung jawab keluarga, Karena waktu anak lebih banyak di

lingkungan keluarga daripada di lingkungan sekolah, sehingga keluarga lebih

dekat hubungannya dengan anak dibandingkan dengan masyarakat luas.atau pun

sekolah. Keluargalah yang memberikan fundasi primer bagi perkembangan anak,

juga memberikan pengaruh yang menentukan bagi pembentukan watak dan

kepribadian anak. Maka baik buruknya keluarga akan memberikan dampak yang

positif atau negatif pada pertumbuhan dan perkembangan anak menuju kepada

kedewasaannya.

Menurut Sutjipto Wirowidjojo dalam Slameto (2010: 60) keluarga adalah

merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama, karena di dalam

keluarga inilah anak pertama kalinya mendapatkan pendidikan dan bimbingan.

Orang tua adalah pendidik yang pertama yang dapat memberikan kontribusi yang

sangat besar terhadap pembentukan kepribadian anak. Sifat dan perilaku anak

(19)

2

sangat dipengaruhi oleh pola asuh kedua orang tuanya. Terlalu memanjakan atau

membebaskan anak bisa berakibat buruk terhadap kepribadian mereka

kedepannya.

Keluarga memberikan dasar pembentukan kepribadian, tingkah laku,

watak, moral dan pendidikan anak. Keluarga yang harmonis adalah keluarga yang

dapat menjalankan peran dan fungsi dari keluarga dengan baik sehingga akan

terwujud hidup yang sejahtera. Anak membutuhkan keluarga yang ideal untuk

setiap perkembangan hidupnya. Untuk dapat mewujudkan keluarga nyaman dan

sejahtera, dan hal ini akan dipengaruhi oleh penerapan pola asuh orang tua.

Menurut Chabib Toha (dalam Tridhonanto: 2014) pola asuh adalah suatu cara

terbaik yang dapat ditempuh orangtua dalam mendidik anak sebagai perwujudan

dan rasa tanggungjawab kepada anak pola asuh orang tua ada tiga yaitu otoriter,

permissif dan demokratis.

Salah satu penentu dalam keberhasilan perkembangan adalah saat anak

mampu bersosialisasi dengan baik di lingkungannya. Kemampuan sosial yang

dimiliki anak akan mempengaruhi bagaimana anak bergaul dan berinteraksi

dengan lingkungnnya. Kemampuan sosial anak dapat dipengaruhi oleh konsep diri

yang ada pada diri anak. Menurut Rakhmat (2008: 99) “Konsep diri adalah

pandangan dan perasaan tentang diri anak sendiri (persepsi diri). Persepsi diri

tersebut dapat bersifat sosial, fisik, dan psikologis yang diperoleh dari pengalaman

berinteraksi dengan orang lain”

Konsep diri bukan faktor bawaan atau herediter. Konsep diri tidak

terbentuk waktu lahir, tetapi dipelajari sebagai hasil pengalaman unik seseorang

(20)

3

pengalam yang dialami anak setiap hari. Anak harus terlebih dahulu memilki

konsep diri yang positif dimulai sejak dini.

Konsep diri yang diperoleh dari pengalaman berinteraksi dengan orang

lain. Ada pun orang lain yang dimaksud dan yang akan memberikan tanda pada

konsep diri seseorang anak adalah orang tua, kawan sebaya, dan masyarakat

termasuk guru yang ada di sekolah, namun orang tualah yang paling menentukan.

Konsep diri ini akan terus mempengaruhi keberhasilan anak sampai dia dewasa

kelak.

Konsep diri tinggi atau positif akan berpengaruh pada perilaku positif,

sebaliknya konsep diri rendah atau negatif akan membawa pengaruh yang kurang

baik bagi perilaku anak . Konsep diri seseorang dinyatakan melalui sikap dirinya

yang merupakan aktualisasi dari orang tersebut. Manusia sebagai organisme yang

memiliki dorongan untuk berkembang yang pada akhirnya menyebabkan ia sadar

akan keberadaan dirinya. Perkembangan yang berlangsung tersebut kemudian

membantu pembentukan konsep diri individu yang bersangkutan.

Orang yang mempunyai konsep diri positif akan menjadi invidu yang

mampu memandang dirinya secara positif, berani mencoba dan mengambil resiko,

selalu optimis, percaya diri, dan mampu berinteraksi dengan baik terhadap

lingkungannya. Konsep diri menjadi sebuah gaya kepribadian yang penting untuk

ditelaah lebih jauh dalam penelitian dibidang ini, karena seseorang cenderung

bertindak sejalan dengan konsep diri yang dimiliki.

Berdasarkan pengamatan peneliti di TK Katolik ASSISI Medan ketika

kegiatan belajar mengajar berlangsung, masih banyak anak yang mengalami

(21)

4

tampil di depan kelas, dan ragu-ragu saat menjawab pertanyaan dari guru. Hal ini

mungkin disebabkan karena anak takut dengan jawaban yang mereka berikan

salah dan hal ini mungkin disebabkan konsep diri positif pada anak masih sangat

rendah.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Fauzi (Online) yang

berjudul “Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Konsep Diri Positif Peserta

Didik MI Tsamrotul Huda II Jatirogo Bonang Demak” Konsep diri yang ada pada

diri peserta didik MI Tsamrotul Huda II masih kurang terbentuk. Hal ini dilihat

dari rasa percaya diri anak yang kurang, merasa rendah diri bila berbeda pendapat

dengan orang lain dan tidak bisa mengontrol dan mendisiplinkan diri mereka

sendiri. Dan penelitian lain yang dilakukan oleh Dianingtyas (Jurnal) bahwa

proses pembentukan konsep diri memakan waktu yang tidak singkat.

Konsep diri bukanlah sesuatu yang dibawa sejak lahir. Bahkan ketika

lahir,kita tidak memilki konsep diri, tidak memilikikonsep diri, dan tidak

memilikipengharapan tertentu terhadap diri kita. Dengan demikian, konsep diri

terbentuk melalui proses belajar yang berlangsung sejak usia dini hingga dewasa.

Lingkungan, pola asuh, pengalaman memberikan pengaruh yang signifikan

terhadapkonsep diri anak.

Anak-anak yang tumbuh dan dibesarkan dalam pola asuh yang salah dan

negatif, atau pun lingkungan yang kurang mendukung, cenderung mempunyai

konsep diri yang negatif, namun sikap positif dan pengasuhan yang benar yang

diberikan orang tua akan menumbuhkan konsep dan pemikiran yang positif serta

(22)

5

Orang tua yang terlalu memaksakan kehendak terhadap anak dan membuat

harapan-harapan yang terlalu tinggi juga merupakan kebiasaan yang perlu

dihindarkan, sebab anak masih dalam masa proses pertumbuhan dan

perkembangan. Dalam masa pertumbuhan dan perkembangan tentu keadaan anak

jauh berbeda dengan kedua orang tuanya. Janganlah diminta dan diharapkan

sama, sebab memang berbeda dalam kenyataannya. Marilah kita biarkan dan

mengarahkan anak kita pada setiap kebutuhan dan minat anak. Berikanlah

pendidikan yang berpusat pada anak.

Menurut Shobib (2008: 4) orang tua yang bersikap otoriter dan yang

memberikan kebebasan penuh tanpa ada pengawasan yang ketat menjadi

pendorong bagi anaknya untuk berperilaku agresif. Sikap orang tua yang kasar

dan keras, perilaku orang tua yang menyimpang, dinginnya hubungan antara anak

dengan orang tua dan antara ayah dengan ibu, menjadi pendorong utama anak

berperilaku agresif. Berbeda dengan orang tua yang bersikap demokratis tidak

memberikan andil terhadap perilaku anak untuk agresif dan menjadi pendorong

terhadap perkembangan anak ke depannya.

Selain itu orang tua yang mengecap atau memberi label negatif pada anak

merupakan hal yang sangat keliru, karena hal ini akan membuat anak merasa

rendah diri dan menjadi tertutup. Cap dan label itulah yang terus tertanam pada

diri anak, sehingga kemana pun dan dimanapun anak berada dia akan merasa

seperti label yang diberikan oleh orang tuanya Bila dibiarkan terus menerus akan

terbentuk konsep diri yang negatif pada anak karena merasa gagal dan tidak

(23)

6

Berdasarkan uraian peneliti diatas maka itulah yang melatarbelakangi

peneliti untuk melakukan penilitian yang berjudul “Hubungan Pola Asuh Orang

Tua Dengan Konsep Diri Anak 5-6 Tahun di TK Katolik ASSISI Medan T.A 2015/2016.”

1.2 Identifikasi Masalah

Dari hasil kajian dan pengamatan peneliti, maka identifikasi masalah yang

akan dijabarkan adalah sebagai berikut:

a. Konsep diri yang positif pada anak masih sangat rendah

b. Pola asuh orang tua yang dapat menumbuhkan konsep diri positif pada diri

anak masih kurang baik

1.3Batasan Masalah

Menyadari bahwa peneliti tidak memiliki kesempurnaan dan waktu yang

banyak. Dalam penelitian ini, peneliti membatasi masalah yang akan diteliti yaitu

rendahnya konsep diri positif pada diri anak, sehingga perlu diperhatikan

hubungan antara pola asuh orang tua dengan konsep diri anak 5-6 tahun di TK

Katolik ASSISI Medan.

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah diuraikan, adapun rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah meneliti bagaimanakah hubungan antara pola

(24)

7

1.5Tujuan Penelitian

Berdasarkan penelitian di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara pola asuh orang tua dengan

konsep diri anak usia 5-6 tahun di TK Katolik Assisi Medan.

1.6Manfaat Penelitian 1.6.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah wawasan

pembaca, terutama bagi orangtua agar dapat memahami setiap perkembangan

anak dan membimbing anak dengan pola asuh yang benar dalam hal pembentukan

konsep diri pada anak.

1.6.2 Manfaat Praktis

1. Untuk Penulis dan Peneliti selanjutnya : Untuk menambah wawasan dan

pengetahuan penulis serta sebagai bahan rujukan atau kajian lebih lanjut

bagi peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian yang lebih luas dan

mendalam dan bagi mahasiswa sebagai calon pendidik tentang hal-hal

yang berkaitan tentang pola asuh orang tua dengan konsep diri.

2. Bagi Guru : Memberikan sumbangan pemikiran bagi TK ASSISI

Khususnya bagi guru, sehingga dapat memberi motivasi kepada anak dan

saat konsultasi kepada orang tua, guru dapat memberikan sumbangan

pemikiran mengenai pola asuh terhadap anak.

3. Bagi Sekolah: Sebagai pedoman bagi sekolah untuk memperbaiki

permasalahan yang dhadapi oleh anak dalam pembentukan konsep dirinya.

(25)

8

4. Bagi dunia pendidikan: memberikan wawasan dan kajian ilmu dalam

dunia pendidikan dalam pembentukan konsep diri pada anak.

5. Bagi Orang Tua: Menambah wawasan bagi orang tua dalam hal

menenrapkan pola asuh yang baik terhadap anak-anaknya dan tetap

(26)

56

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian maka dapat disimpulkan:

1. Pola asuh orang tua anak kelompok B di TK Katolik Assisi Medan

cenderung dalam pola asuh Otoriter sebesar 37,5%, pola asuh demokratis

sebesar 32,5% dan pola asu permissif sebesar 30%. Konsep diri yang

dimiliki anak tergolong dalam kategori kurang sebesar 40%.

2. Pola asuh orang tua (X) dan konsep diri (Y) anak usia 5-6 Tahun di TK

Katolik Assisi Medan memilki hubungan yang signifikan, yang dibuktikan

dari hasil pengujian hipotesis melului uji korelasi pola asuh otoriter

Pengujian dilakukan dengan sampel sebanyak 40 anak. Dari hasil

perhitungan data menunjukkan bahwa untuk pola asuh otoriter koefisien

korelasi diperoleh sebesar 0,343 dan rtabel dengan signifikansi 0,05 adalah

0,312 maka rxy > rtabel (0,343 > 0,312), untuk pola asuh permissif koefisien

korelasi diperoleh sebesar 0,356 dan rtabel dengan signifikansi 0,05 adalah

0,312 maka rxy > rtabel (0,356 > 0,312), untuk pola asuh demokratis

koefisien korelasi diperoleh sebesar 0,413 dan rtabel dengan signifikansi

0,05 adalah 0,312 maka rxy > rtabel (0,413 > 0,312. Dari perhitungan

diperoleh bahwa hasil fhit > ftabe, hal ini menunjukkan adanya hubungan

yang positif antara pola asuh orang dengan konsep diri anak usia 5 – 6

Tahun di TK Katolik Assisi Medan.

3. Terhadap uji-t dari perhitungan untuk harga ttabel dengan dk = 40-2 = 38

ttabel = 2,024. Untuk pola Asuh otoriter maka nilai thitung = 2,392. Yaitu

(27)

57

2,392 > 2,024. Untuk pola asuh permissif maka nilai thitung = 2,348, yaitu

2,348 > 2,024. Untuk pola asuh demokratis maka nilai thitung = 2,792 yaitu

2,792 > 2,024. Sehingga Ha diterima yaitu ada “hubungan yang positif dan

signifikan antara pola asuh orang tua dengan konsep diri anak usia 5-6

tahun di TK Katolik Asissi Medan Tahun Ajaran 2015/2016”

Konsep diri anak perlu dipupuk sejak dini, pendidikan keluarga adalah

lingkungan pertama yang dikenal anak yang dapat memberikan pengaruh terhadap

konsep diri anak. Pola asuh orang tua yang diterapkan pada anak menentukan

pembentukan konsep diri yang ada pada anak. Semakin baik pola asuh yang

diberikan maka semakin baik konsep diri anak.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka penulis memberikan saran

sebagai berikut:

1. Bagi orang tua hendaknya orang tua dalam meningkatkan dan

memperhatikan konsep diri anak perlu memberi pola asuh yang

demokratis mengingat bahwa penting konsep diri anak yang harus di

perhatikan sejak dini. Sebagai orang tua kita harus memberikan kebebasan

dan tetap memperhatikan anak, jangan terlalu memaksakan kehendak kiita

pada anak.

2. Bagi Kepala Sekolah perlu memberikan arahan kepada orang tua dan

(28)

58

dan mengarahkan guru-guru dalam memberikan informasi kepada orang

tua anak

3. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk mengembangkan penelitian ini

lagi sehingga dapat mejadi bahan acuan dengan mengembangkan setiap

indikator dari penelitian untuk digunakan sebagai bahan penelitian dalam

menumbuhkan konsep diri yang baik pada anak. Tidak hanya melakukan

pengumpulan data melalui angket atau kuesioner tapi dapat juga

(29)

59

vi

DAFTAR PUSTAKA

Agustiani, H. 2006. Psikologi Perkembangan Pendekatan Ekologi Kaitannya

Dengan Konsep Diri. Bandung : PT Refika Aditama

Alwin, Khasan. 2007. Kamus Besar bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Putaka.

Anita, Yus. 2011. Model Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Asdi Mahasatya

Bahri,Syaiful. 2014. Pola Asuh Orangtua dan Komunikasi Dalam Keluarga. Jakarta: Rineka Cipta.

Desmita, R. 2008. Psikologi Perkembangan . Bandung: Remaja Rosdakarya

Gunarsa Singgih D. Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja. Jakarta: Gunung Mulia, 2006

Fauzi, Ahmad. 2012. (Jurnal) Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Konsep

Diri Positif Peserta Didik Mi Tsamrotul Huda Ii Jatirogo Bonang Demak

Diakses, 6 February 2016

Jacinta,F. Rini. (2005). Konsep diri positif dan negatif. Jakarta: www.e- psikologi.com

Murtanti, Dianingtyas. (Jurnal) Pembentukan Konsep Diri Anak Usia Dini di One

Earth School Bali. Diakses, 15Maret 2016

Puspasari, Amaryllia. 2007. Mengukur Konsep Diri Anak. Jakarta : PT Telex Media Komputindo

Rakhmat, Jalaludin. 2008. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Riduwan. 2010. Dasar – Dasar Statistik. Bandung: Alfabeta

Shochib. 2010. Pola Asuh Orangtua Dalam Membantu Anak Mengembangkan

Disipin Diri. Jakarta: Rineka Cipta

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rhineka Cipta

Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum. Bandung : CV Pustaka Setia.

(30)

60

vi

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan R&D. Bandung : Alfabeta.

Susana Tjipto,dkk. 2006. Konsep Diri Positif Menentukan Prestasi Anak. Yogyakarta: Kasinus

Yusuf, Syamsu. 2010. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Gambar

Gambar 4.1    Distribusi Frekuensi Konsep Diri   .............................................

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 9 (a) diatas terlihat struktur pearlite dan ferrite yang kasar dan tidak homogen. Perbedaan antara baja Raw Material dan baja Normalizing jelas terlihat dari

Tabel 1. Dari hasil persentase tersebut menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar mulai menunjukkan aktivitas yang berarti. Disamping itu

Kinerja membran perovskit LSCF 7382 akan menjadi lebih baik jika membran disintesis pada suhu dan waktu sintering tertinggi sehingga membran memiliki kepadatan relatif tinggi, fusi

Penelitian bertujuan untuk mengetahui karakter morfologi yang mencirikan ketahanan kekeringan pada beberapa varietas kedelai dan perbedaan ketahanan beberapa varietas

In line 32 of the preceding code (widgets.py), we inherit from the base class Widget and create the subclass MyWidget, and, in line 37, we instantiated MyWidget instead of

Hasil pengujian tersebut mengindikasikan bahwa dalam waktu yang lebih panjang (sebelum sampai dengan sesudah stock split ), ekspektasi pasar terhadap return

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 sebagai produk baru yang mengamendemen Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Partai Politik dinilai sebagai produk yang bertentangan

Adapun fokus penelitian ini adalah menentukan perbandingan eceng gondok dan air (1:2, 1:3, 1:4, dan 1:5) yang optimum untuk mengkaji banyaknya jumlah biohidrogen