SINT ESIS IONO FOR DQD C SEB AGA I B AHAN AK TIF IO N SEL EK TI F EL EK TRODA ( ISE)
UNTUK PEN ENT UAN M ERK URI (Hg)
Oleh:
Obi Satrinanda Manik NIM 4113210018 Program Studi Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sain
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Ambarita pada tanggal 01 oktober 1993. Penulis
merupakan anak keempat dari lima bersaudara dari ayah Ridwan Manik dan ibu
Arli Sidabutar. Penulis lulus dari sekolah dasar (SD) Negeri 095127 Waringin,
Simalungun pada tahun 2005, penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1
Simanindo dan lulus pada tahun 2008, penulis melanjutkan pendidikan di SMA
Negeri 1 Simanindo dan lulus pada tahun 2011. Pada tahun 2011 penulis diterima
sebagai mahasiswa di Program Studi Kimia, Jurusan Kimia, Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan (UNIMED) melalui jalur
SNMPTN.
Penulis pernah terlibat aktif dalam organisasi kemahasiswaan civitas
kampus UNIMED, pernah menjadi anggota BPMF (Badan Perwakilan Mahasiswa
Fakultas) FMIPA UNIMED. Penulis juga aktif di organisasi eksternal kampus
IKBKK . Penulis juga pernah melakukan kunjungan industri ke PT. INALUM
pada tahun 2013. Pada tahun 2015 penulis melaksanakan praktek kerja lapangan
SINTESIS IONOFOR DQDC SEBAGAI BAHAN AKTIF ION SELEKTIF ELEKTRODA (ISE) UNTUK PENENTUAN MERKURI (Hg)
Obi Satrinanda Manik (4113210018)
ABSTRAK
Dalam penelitian ini, dilakukan sintesis senyawa 7,16-di(2-metilquinoli)-1,4,10,13-tetraoksa-7,16-diazasiklooktadekana (DQDC) dengan mereaksikan senyawa 1,4,10,13-tetraoxa-7,16-diazacyclooctadecane (DC) dengan 2-chloromethyl quinolone dalam asetonitrile dengan proses perefluksan. Hasil sintesis dalam proses perefluksan ini berupa Kristal berwarna coklat kekuningan yang diperoleh melalui kristalisasi yang digunakan sebagai ionofor sebanyak 0,0493 gram.Kristal ionofor DQDC tersebut dikarakterisasi dengan menggunakan Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red (FTIR) dan pengukuran titik leleh dengan Melting Point Block. Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan bilangan gelombang pada gugus N-H dari 3548,13 menjadi 3321,85. Hasil ini menunjukkan bahwa molekul target telah terbentuk. Kristal hasil sintesis digunakan sebagai bahan aktif ion selektif elektroda (ISE). Ionofor dibuat dalam bentuk membran dengan cara sputtering. Ionofor dicampur dengan Polovinil Chloride (PVC),Nitrophenyl Octyl Eter (NPOE), Potasium Tetrakis (4-chlorophenyl) Borate (KTpClPB) dengan empat variasi perbandingan komposisi membran. Perbandingannya yaitu DQDC 3% : PVC 29 % : NPOE 58 % : KTpClPB 10 % .
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala berkat dan karunia-Nya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada
penulis selama melalui perkuliahan sampai melakukan penelitian dan penyusunan
skripsi, sehingga berjalan dengan baik. Judul penelitian yang dipilih adalah
“Sintesis Ionofor DQDC sebagai Bahan Aktif Ion Selektif Elektroda (ISE)”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana sains di
Jurusan Kimia FMIPA UNIMED.
Pada kesempatan ini dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima
kasih kepada pihak yang membantu menyelesaikan skripsi ini, mulai dari
pengajuan proposal penelitian sampai penyusunan skripsi. Antara lain Bapak Drs.
Jamalum Purba, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi dan Bapak Drs. Kawan
Sihombing, M.Si selaku dosen pembimbing akademik, Bapak Prof. Drs.Manihar
Situmorang, M.Sc, Ph.D, Bapak Dr. Wesly Hutabarat, M.Sc, Bapak Dr. Marham
Sitorus, M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak masukan demi
kelancaran penulisan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
semua dosen, pegawai serta laboran yang terlibat dan penyelesaian penelitia
skripsi ini.
Teristimewa kepada orang tua yang saya kasihi Ayahanda Ridwan Manik,
dan Ibu Arli Sidabutar atas segala doa, dukungan, bimbingan, kasih sayang dan
dukungan moril maupun material kepada penulis. Terima kasih juga kepada
kakak, abang dan adik tercinta Amrita Manik, Jekson Manik, Reynold Manik dan
Junior manik. Dan seluruh teman-teman seperjuangan Kimia NK 2011.
Secara khusus penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Mariany
Gusniar Samosir atas doa dan dukungan kepada penulis selama penulisan skripsi
ini. Buat para member posko keselamatan Eric Sihotang, Olivia Simatupang, Ruth
Saragih, Jon Aritonang, Paskasius Sagala, kepada pembina posko Rayadi Sinaga
S.Si dan kepada penasehat posko Rocky Tambunsaribu S.Si, Andri Situmorang
iv
Siregar selaku tim selama penelitian. Dan semua pihak yang membantu penulis
dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan baik dari segi tata bahasa
maupun isi, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan dan ilmu yang di dapat penulis dapat diamalkan
untuk kepentingan mulia berguna bagi orang lain. Akhir kata penulis ucapkan
terima kasih.
Medan, Februari 2016
Penulis
vi
2.1.2. Struktur dan Ikatan Senyawa Eter 8
2.1.3. Sifat-sifat Fisika 8
2.1.4. Reaksi yang terjadi 8
2.1.5. Sintesis Eter 9
2.2. Crown Eter 10
2.2.1. Penemuan Eter Mahkota 11
2.3. Ionophor 12
vii
2.3.2. Sintesis Ionofor 13
2.4. Ion Selektif Elektroda 14
2.4.1. Kinerja Ion Selektif Elektroda 17
2.4.1.1. Faktor Nersnt dan Daerah Kerja 17
2.4.1.2. Waktu Tanggap 17
2.4.1.3. Usia Pemakaian 18
2.4.1.4. Koefisien Selektifitas 18
2.5. Ion Merkuri 18
2.5.1. Defenisi Merkuri 18
2.5.2. Sifat- sifat Merkuri 19
2.5.3. Keberadaan Merkuri di alam 20
2.5.4. Bahaya dari Merkuri 20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 22
3.2. Alat dan Bahan Penelitian 22
3.3. Prosedur Penelitian 22
3.3.1. Sintesis Senyawa Ionofor DQDC 22
3.3.2. Pembuatan membran dan penggunaannya 22
3.4. Bagan alir penelitian 24
3.4.1. Bagan alir Sintesis Senyawa Ionofor DQDC 24
3.4.2. Bagan alir Pembuatan Membran dan Penggunaan 25
Ionofor dalam Membran ISE-Hg
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Sintesis Ionofor DQDC 27
viii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 35
5.2. Saran 35
x
x DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Struktur Eeter Mahkota 11
Gambar 2.2. Eter mahkota bebas dan menangkap ion 12
Gambar 2.3. Reaksi sintesis pengubahan DC menjadi DQDC 13
Gambar 2.4 Skema Ion Selektif Elektroda 16
Gambar 3.1. Bagan sintesis senyawa ionofor DQDC dari senyawa DC 24
Gambar 3.2. Bagan Alir Pembuatan Membran ISE-Hg 25
Gambar 4.1. Mekanisme persamaan reaksi sintesis DC menjadi DQDC 29
Gambar 4.2 Spektra FTIR senyawa DQDC 30
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1. Deskripsi hasil sintesis senyawa ionofor 28
Tabel 4.2. Analisis dan Hasil Pengukuran Titik Leleh Ionofor DQDC 29
menggunakan Melting Point Block
Tabel 4.3 Hasil Pendekatan Spektrum FTIR pada serapan khas Crown Ether 31
dengan 2-methylquinoline berdasarkan Fessenden dan Fessenden (1986)
dan Joseph, dkk. (1987)
Tabel 4.4. Komposisi campuran pembuatan membran dan Karakteristik membran
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Raksa (nama lama: air raksa) atau merkuri atau hydrargyrum (bahasa
Latin: Hydrargyrum, air/cairan perak) adalah unsur kimia pada tabel periodik
dengan simbol Hg, nomor atom 80 berat dan molekul 200,59. Unsur golongan
logam transisi ini berwarna keperakan dan merupakan satu dari lima unsur
(bersama cesium, fransium, galium, dan brom) yang berbentuk cair dalam suhu
kamar, mudah menguap serta beracun. Merkuri dialam ditemukan dalam tiga
bentuk yaitu Hg, Hg22+, Hg2+. Keracunan kronis oleh merkuri dapat terjadi akibat
kontak kulit, makanan, minuman, dan pernapasan. Akumulasi Hg dalam tubuh
dapat menyebabkan tremor, parkinson, gangguan lensa mata berwarna abu-abu,
serta anemia ringan, dilanjutkan dengan gangguan susunan syaraf yang sangat
peka terhadap merkuri dengan gejala pertama adalah parestesia, ataksia, disartria,
ketulian, dan akhirnya kematian
Logam berat merkuri (Hg) merupakan unsur yang dalam keadaan normal
tidak terdapat dalam tubuh manusia, tetapi mempunyai sifat mudah terakumulasi
dalam jaringan tubuh. Merkuri dapat diserap oleh tubuh melalui pencernaan
makanan, paru-paru atau kulit. Adanya merkuri yang berlebihan dalam tubuh bisa
mengakibatkan menurunnya koordinasi system syaraf, dan kepandaian, serta
berkurangnya daya pendengaran dan penglihatan. Tingkat dosis yang dapat
menyebabkan kematian dapat tercapai apabila kadar Hg yang masuk ke dalam
tubuh sebanyak 0,2 – 1,0 gram. Apabila orang menghirup udara yang
mengandung uap merkuri > 100 μg/m3 setiap hari selama 5 – 8 jam maka akan
menyebabkan disfungsi pada berbagai organ tubuh.
Merkuri (Hg) mulai dimanfaatkan dalam bidang kosmetik sebagai salah
satu zat pembuat sediaan kosmetik karena kemampuannya dalam menghambat
pembentukan melanin pada permukaan kulit. Merkuri mampu menjadikan kulit
2
negatif bagi kesehatan. Efek merkuri yang bersifat akumulasi ini, akan
mengakibatkan keracunan sistemik jika digunakan dalam jangka panjang,
meskipun efeknya belum akan terasa dalam hitungan hari. Akibatnya, kerap kali
konsumen tidak merasakan efek samping yang merugikan ini.
Gejala keracunan merkuri ditandai dengan sakit kepala, sukar menelan,
penglihatan kabur, dan daya ingat menurun. Selain dari itu, orang yang keracunan
merkuri merasa tebal di bagian kaki dan tangannya, mulut terasa tersumbat, gusi
membengkak dan sering disertai diare. Kematian akan terjadi karena kondisi
tubuh yang makin lemah.
Pencemaran suatu lingkungan oleh ion logam berat selalu menjadikan
masalah bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia, sehingga sangat
penting untuk memonitor keberadaan ion logam berat dalam lingkungan. Salah
satu ion logam berat yang berbahaya bagi kesehatan adalah merkuri (Hg). Banyak
industri yang menggunakan raksa atau merkuri. Di antara industri tersebut, masih
banyak juga yang pembuangannya limbah belum memenuhi syarat., sehingga
dapat menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan. Sebagai contoh, pabrik
plastik dan pabrik sabun dan juga kosmetika. Pabrik plastik menggunakan
merkuri dalam proses produksinya. Industri sabun dan kosmetika juga ada yang
menggunakan merkuri sebagai campuran bahan antiseptik. Demikian juga
amalgam untuk penambalan gigi dan berbagai fungisida dalam bidang pertanian.
Beberapa metode analisis yang telah dikembangkan untuk penentuan
merkuri secara kuantitatif adalah metode spektrometri sinar tampak (Islam, dkk.,
2007; Fleming, dkk., 2006; Khan, dkk.,2005; Chatterje, dkk., 2002; Hashem,
2002), spektrometri serapan atom (da Silva, dkk.,2002; Izgi, dkk.,2000),
spektrofluorimetri (Li,dkk., 2006) dan Fluoresens (Yoon,dkk.,2005). Dari hasil
penelusuran studi pustaka diketahui bahwa metode analisis penentuan merkuri
masih didominasi metode spektrometri serapan atom menggunakan atomic
absorbtion spectroscopy (AAS) khusus, yaitu CV-AAS (Qi, dkk., 2007; Silva
,dkk., 2006; Li ,dkk., 2006; Baughman, 2006). Untuk penentuan merkuri di
lapangan , beberapa metode analisis di atas sulit dilakukan karena tingginya biaya
3
menggunakan spektrofotometri sinar tampak kurang selektif yang disebabkan oleh
kehadiran senyawa yang menggangu pengukuran optik (interferen) sehingga hasil
analisis kurang akurat. Di samping itu, spektrofotometri sinar tampak selalu
membutuhkan zat kimia pengabsorbsi yang harganya mahal, dan kebanyakan
senyawa kimia pengabsorbsi ini bersifat karsinogenik sehingga tidak aman bagi
pengguna (tenaga analis). Oleh karena itu, dibutuhkan suatu metode alternatif
yang lebih praktis, murah dan lebih cepat dengan peralatan yang sederhana.
Dengan mempertimbangkan alasan-alasan tersebut maka ESI (Elektroda Selektif
Ion) ditawarkan sebagai metode alternatif untuk analisis ion.
Pencarian senyawa aktif yang memberikan respon sensitif dan selektif
terhadap ion logam berat masih diperlukan sebagai komponen membran ISE
terutama rangka pembuatan dan pengembangan instrumen analisa yang sensitif,
selektif, cepat, akurat, sederhana, mudah dioprasikan dengan biaya analisa yang
relatif murah untuk analisa sampel yang mengandung logam berat. Salah satu
ionofor yang dapat dimodifikasi dan memberikan respon terhadap ion logam
adalah senyawa azokrown dan turunannya. Karena memiliki gugus fungsi yang
dapat memberikan peluang dalam penggerakkan elektron dalam membran
elektroda (Situmorang, dkk., 2005).
Usaha pencarian dan sintesis senyawa ionofor untuk penentuan merkuri
pada saat ini banyak mendapat perhatian, karena aplikasinya untuk digunakan
dalam komponen sensor dalam kimia analisis sangat luas. Beberapa penelitian
untuk pengembangan komponen ISE telah dilaporkan oleh Yang, dkk (1997) dan
Yang, dkk (1998) telah berhasil mensintesis turunan diazakrown eter seperti
7,16-dithinil-1,4,10,13-tetraoksa-7,16-diazasiklooktadekana (DTDC) .
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan ionofor
7,16-di(2-metilquinoli)-1,4,10,13-tetraoksa-7,16-diazasiklooktadekana (DQDC) yang
diperoleh dengan mereaksikan senyawa
1,4,10,13-tetraoxa-7,16-diazacyclooctadecane (DC) dengan 2-chloromethyl quinolone dalam asetonitrile,
DQDC ini akan diganakan sebagai bahan aktif ion selektif elektroda (ISE) yang
digunakan dalam pengukuran merkuri (Hg) menggunakan sensor potensiometri
4
uraian tersebut maka peneliti tertarik membuat penelitian dengan judul Sintesis
Ionofor DQDC Sebagai Bahan Aktif Ion Selektif Elektroda (ISE) Untuk Penentuan Merkuri (Hg).
1.2.Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian tersebut yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1 Salah satu logam berat seperti merkuri (Hg), merupakan unsur yang sangat
berbahaya yang dapat terakumulasi dalam tubuh dan pencemaran
lingkungan.
2 Metode ISE (Ion Selektif Elektroda) merupakan salah satu metode
alternatif untuk analisis ion.
3 Senyawa azokrown dan turunannya, adalah salah satu ionofor yang dapat
dimodifikasi dan memberikan respon terhadap ion logam seperti merkuri.
1.3.Rumusan Masalah
Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1 Bagaimana kondisi optimal sintesis senyawa ionofor DQDC?
2 Bagaimana kondisi optimal pembuatan membran Ion Selektif Elektroda
Merkuri (ISE-Hg) dengan senyawa ionofor DQDC sebagai komponen
ISE-Hg.
1.4.Batasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah, sehingga yang menjadi batasan masalah
adalah:
1 Sintesis senyawa-senyawa ionofor DQDC sebagai membran elektroda
untuk Analisis Ion Selektif Elektroda (ISE).
2 Pembuatan membran Ion Selektif Elektroda Merkuri (ISE-Hg) dengan
senyawa ionofor DQDC sebagai komponen ISE-Hg dengan variasi
5
1.5.Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah :
1 Mensintesis senyawa-senyawa ionofor DQDC sebagai membran elektroda
untuk Analisis Ion Selektif Elektroda (ISE) yang akan digunakan untuk
penentuan ion logam merkuri (Hg) di dalam sampel lingkungan.
2 Membuat membran ISE-Hg dengan mengaduk komponen ionofor DQDC
sebagai komponen elektroda Ion Selektif Elektroda Merkuri (ISE-Hg).
1.6.Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:
1 Menghasilkan senyawa-senyawa ionofor DQDC sebagai membran
elektroda ion selektif untuk Analisis Ion Selektif Elektroda (ISE) yang
akan digunakan untuk penentuan ion logam merkuri (Hg) di dalam sampel
lingkungan.
2 Memperoleh membran ISE-Hg dengan senyawa ionofor DQDC sebagai
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan serta pembahasan yang
diuraikan diatas maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
1. Sintesis ionofor DQDC dari senyawa DC dan 2-clorometilquinolin
menghasilkan Kristal DQDC sebanyak 0,0493 gram dan digunakan
sebagai bahan aktif ion selektif elektroda (ISE) .
2. Pembuatan membran ESI-Hg yang dilakukan dengan metode sputtering
memiliki kualitas membran yang bagus karena bersifat elastis dan tidak
mudah rusak.
5.2.Saran
Dari hasil penelitian, peneliti menyarankan:
1. Pada saat melakukan perefluksan menyarankan agar suhu dijaga tetap
konstan 62◦ C. karena pada suhu tersebutlah proses sintesisnya berjalan
dengan optimal.
2. Untuk peneliti selanjutnya, agar memperhatikan setiap perubahan
36
DAFTAR PUSATAKA
Anonim, (2000), Merkuri dan Dampaknya Terhadap Manusia. http://www.google.co.id diakses 2 Maret 2015.
Anonim, (2013), Golongan Eter, (
http://www.ilmukimia.org/2013/03/golongan-eter.html), diakses pada 5 Maret 2015
Alfian, Z., (2006), Merkuri: Antara Manfaat dan Efek Penggunaannya Bagi Kesehatan Manusia dan Lingkungan. USU Repository. 2006.
Baughman, T.A. (2006), Elemental Mercury Spills, Environ Health Prespect. 114(2): 147-152
Buchari, (1983), "Pembuatan Suatu Elektroda Spesifik Bermembran Dan Penentuan Besaran Fisiko-Kimianya", Dirjen Dikti Dep. P&K.
Chaterrjee, S., Pilai, A., dan Gupta, V.K., (2002), Spectrophotometric determinations of mercury in environmental sample and fungicides based on its complex with o-carboxy phenyl diazomino p-azobenzene, Talanta 57(3): 461-465
da Silva, A.F., Welz, B., and Curtius, A.J., (2002), Noble metals as permanent chemical modifiers for the determination of mercury in environmental reference materials using solid sampling graphite furnace atomic absorption spectrometry and calibration against aqueous standards, Spectrochimica Acta Part B: Atomic Spectrocopy 57(12): 2031-2045
Evans, A., (1987), Potentiometry and Ion Selective Electrode, John Wiley and Sons, London.
Fessenden.,(1986), Kimia Organik jilid 1 Edisi ketiga. Pudjaatmaka AH, penerjemah: Erlangga, Jakarta.
Fleming, E.J., Mack, E. E., Green, P. G., dan Nelson. D. C., (2006), Mercury Methylation from unexpected Sources: Molybdate-Inhibited Freshwater Sediments and an Iron-Reducing Bacterium,Appl Environ Microbiol. 72(1): 457-464
37
Irving, F., dan Curaham, J., (1975), Ammoniate Mercury Toxicity in Cattle. Can Vet 16 :260-264
Islam, E., Yang, X., He, Z., dan Mahmood, Q., (2007), Assessing potencial dietary toxicity of heavy metals in selected vegetables and food crops, J Zhejlang Univ Sci B. 8(1): 1-13
Izgi, B., Demir, C., Gucer, S., (2000), Application of factorial design for mercury determination by trapping and graphite furnace atomic absorption spectrometry, Spectrochimica Acta Part B: Atomic Spectroscopy 55(7): 969-975
Khan, H., Ahmed, M.J.,dan Bhanger, M.L., (2005), A simple spectrophotometric determination of trace level mercury using 1,5-diphenylthiocarbazone solubilized in micelle., Anal Sci. 21(5): 507-512
Lakshmarayanaiah, N., (1976), Membrane Electrode, Academic press, New York.
Lamb, J. D., Izatt, R. M., Christensen, J. J., Eatough, D. J., (1979), Coordination Chemistry of Macrocyclic Compounds, Plenum, New York.
Li, H., Zhang, Y., Zheng, C., Wu, L., Lv, Y., dan Hou, X., (2006), UV irradiation controlled cold vapor generation using SnCl2 as reductant for mercury
speciation , Anal Sci, 22(10): 1361-1365
Li, J., He, F., dan Jiang C.Q., (2006), Highly sensitive spectrofluorometric determination of trace amounts of mercury with a new fluorescent reagents, 2-hidroxy-1-napthaldehydeno-8-aminoqunoline, Anal Sci. 22(4): 607-611
Malino, A., (2013), Analisis toksokologi forensik, (http://anakessandikarsa11.blogspo
t.com/2013/07/analisis-forensik.html), diakses pada 17 Maret 2015
Morf W. E., (1981), The Principles Of Ion-Selective Electrodes And Of Membrane Transport, Elsevier Scientific Publishing Company, Amsterdam.
Pungor, dan Klara T, (1970), The theory of ion-selective membrane electrode, the analist, 95 : 625-638.
38
Sihombing, E, Situmorang, M., Sembiring, T., dan Nasruddin, (2015), The Development of Mercury Ion Selective Electrode with Ionophore 7,16- diazacyclooctadecane (DQDC). Modern Applied Science, 9(8):81-90
Sihombing, M., (2015), Pembutan dan Karakterisasi Elektroda Selektif Ion (ESI)
dalam Penentuan Logam Merkuri Menggunakan Ionofor DQDC
(7,16-Di(2-Metilquinolyl-1,4,10,13-Tetraoxa-7,16-Diazacyclooctadecane), Laporan Skripsi, FMIPA
Universitas Negeri Medan, Medan.
Situmorang, M., (2001), Sintesis Ionofor Azacrown Untuk Membran Elektroda Ion Selektif Penentuan Timbal, Laporan Penelitian, FMIPA UNIMED, Medan.
Situmorang, M., Simarmata, R., Napitupulu, S., K., Sitanggang, P., dan Sibarani, O., M., (2005), Pembuatan Elektroda Ion Selektif Untuk Penentuan Merkuri (ISE-Hg), Jurnal Sains Indonesia, 29(4): 126-134.
Yang, X. H., Hibert, D.B., dan Alexander, P.W., (1997), flow analys of lead (II) with mercury (II) with substituted diazacrown ionophore membrane elektrodes, Talanta, 45: 155-165