• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN KPAI DAERAH SUMATERA UTARA DALAM MENINGKATKAN PERLINUDNGAN HAK ANAK JALANAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERAN KPAI DAERAH SUMATERA UTARA DALAM MENINGKATKAN PERLINUDNGAN HAK ANAK JALANAN."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN KPAI DAERAH SUMATERA UTARA DALAM

MENINGKATKAN PERLINUDNGAN HAK ANAK JALANAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

Hafizhuddin Auzan B NIM. 3123111066

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL

(2)
(3)
(4)

i ABSTRAK

Hafizhuddin Auzan B. NIM 3123111029. Peran Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah KPAID Sumatera Uatara Dalam Meningkatkan Perlindungan Hak Anak Jalanan.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Peran Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah KPAID Sumatera Utara dalam meningkatkan Perlindungan Hak Anak Jalanan. alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi pustaka. Teknis analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan atau verifikasi. Melalui cara penganalisisan data tersebut, diharapkan dapat ditemukan konsep dan kesimpulan yang menjelaskan laporan atau hasil penelitian secara sistematis untuk mendeksripsikan secara objetif tentang Peran KPAI Daerah Sumatera Utara dalam meningkatkan perlindungan hak anak jalanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor penyebab terjadinya anak jalanan adalah, Kemiskinan, Disfunsi keluarga, Lingkungan yang tidak bersahabat, dan Dasar agama yang tidak kuat. Adapun upaya KPAI Daerah Sumatera Utara dalam meningkatkan perlindungan terhadap hak anak jalanan adalah (1) Melakukan sosialisasi, advokasi dan menyediakan fasilitas, (2) Pengumpulan data dan informasi, (3) Kerja sama dengan berbagai pihak terkait, (4) Memberikan saran dan masukan kepada pemerintah, (5) Mengembakan Kota layak anak. namun dalam pelaksanaannya ada beberapa hal yang menjadi penghambat KPAI Daerah Sumatera Utara yaitu (1) Sarana dan prasarana yang kurang memadai, (2) Minimnya anggaran dari pemerintah.

(5)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala petunjuknya

yang selalu memberikan kesehatan dan melimpahkan rahmat, sehingga dapat

mengatasi kesulitan yang penulis alami dalam menyelesaikan penulis dan

penyusunan skripsi.

Skripsi ini penulis ajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Skripsi ini berjudul “Peran Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah

Sumatera Utara dalam Meningkatkan Perlindungan Hak Anak Jalanan”.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak

Majda El Muhtaj M,Hum, sebagai dosen pembimbing Skripsi yang telah

berkenaan memberikan banyak bimbingan kepada penulis sejak awal hingga

selesai penulisan skripsi serta semua pihak yang telah memberikan bantuan

kepada penulis sehinggar skripsi ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari bahwa skripsi ini masih

jauh dari kesempurnaan masih banyak kekurangan dan kelemahan baik dari segi

isi maupun dari tutur bahasa dan penyejian tulisan. Oleh karena itu penulis

mengharapkan saran dan kritik yang membengun dari pembaca demi

penyempurnaan skripsi ini.

Dalam penyusunan skripsi banyak kendala dan hambatan yang penulis

hadapi, namun berkat bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak, maka, dalam

penyusunan skrpsi ini banyak kendala dan hambatan yang penulis hadapi. Namun

(6)

iii

ini. Oleh karen itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih

banyak kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, selaku Rektor Universitas Negeri

Medan

2. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd, selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Medan

3. Ibu Dr. Reh Bungana Beru P.A.M.Humselaku Ketua Jurusan Pendidikan

Pancasilan dan Kewarganegaraan Universitas Negeri Medan.

4. Bapak Majda El Muhtaj, M. Hum, selaku dosen pembimbing skripsi yang

telah banyak meluangkan waktu, pikiran dan memberikan bimbingan serta

masukan dari awal sampai selesai skripsi ini.

5. Ibu Dra. Yusna Melianti, MH selaku Dosen penguji yang telah memberikan

bimbingan serta masukan mulai dari awal sampai selesainya skripsi ini.

6. Bapak Arief Wahyudi, SH.,MH selaku dosen penguji saya yang telah

memberikan saran dan masukan kepada penulis sehingga skripsi ini bisa

diselesaikan

7. Bapak Fahmi Siregar, SH.,MH selaku dosen penguji saya yang telah

memberikan saran dan masukan kepada penulis sehingga skripsi ini bisa

diselesaikan

8. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan yang telah

banyak memberikan bimbingan dan pengetahuan kepada penulis selama

mengikuti perkuliahan, serta staf pegawai di Fakultas Ilmu Sosial Universitas

(7)

iv

9. Bapak Jon di jurusan PPKn yang telah banyak membantu penulis dalam

administrasi yang dibutuhkan mahasiswa/i dalam menyelesikan skripsi ini.

10. Teristimewa buat orang tuaku Syahadat Batubara dan Ibunda Nurita atas

pengorbananya selama ini kepada penulis, baik dari segi moril, material, dan

untaian doa dan kasih sayangnya yang tak terhingga sehingga penulis dapat

menyelesaikanpendidikan selama perkuliahan dan terutama selama

penyeselaian skripsi ini.

11. Teristimewa buat Ines Santia Mardani yang memberikan semangat dan

dukungan kepada penulis.

12. Terima kasih juga buat teman seperjuangan, Rizki, Fahmi, Toba, Anton,

Priston, Laerentus, Inty, Ifny, dan seluruh teman-temankhususnya kelas

Reguler B Stambuk 2012 di Jurusan Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan.

13. Terima kasih juga buat teman seperjuangan PPLT SMA Negeri 1Galang

tahun 2015 yang telah memberikan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhirnya penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dan berharap semoga

skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Agustus 2016

Penulis

(8)

v

B. Identifikasi Masalah ... 4

C.Pembatasan Masalah... 5

2.Komisi Perlindungan Anak Indonesia ... 8

3. Peran Komisi Perlindungan Anak Indonesia ... 9

4. Visi Misi Komisi Perlindungan Anak Indonesia ... 10

5. Pemilihan Keanggotaan Komisi Perlindungan Anak Indonesia ... 11

6. Pengertian Anak ... 11

7. Pengertian Perlindungan Anak ... 13

8. Pengertian Anak Jalanan ... 16

9. Faktor-faktor Anak Turun Kejalan ... 18

10. Hak-Hak Anak Jalanan ... 20

B. Kerangka Berfikir ... 25

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

A. Lokasi Penelitian ... 28

B. Jenis Penelitian... 29

C. Subjek Penelitian ... 29

D. Variabel Penelitian dan Defenisi Oprasional ... 30

(9)

vi

2.Defenisi Oprasional ... 31

E. Teknik Pengumpulan Data ... 31

F. Teknik Analsis Data ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 35

A.Hasil Penelitian ... 35

1.Deskripsi Objek Penelitian ... 35

2.Deskripsi Hasil Penelitian ... 43

B.Pembahasan Hasil Penelitian ... 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 65

A.KESIMPULAN ... 65

B.SARAN ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 68

(10)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Wawancara

2. Nota Tugas

3. Surat Keterangan Penelitian Dari Jurusan

4. Surat Keterangan Penelitian Dari Fakultas

5. Surat Keterangan Dari Tempat Penelitian

6. Surat Keterangan Dari Laboratorium PPKn

7. Surat Keterangan Penyerahan Buku dan Tidak Ada Masalah Dengan

Perpustakaan Fakultas

8. Surat Keterangan Perpustakaan Unimed.

9. Kartu Bimbingan Skripsi

10.Kartu Seminar Skripsi

11.Peryataan Keaslian Tulisan

(11)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Anak merupakan generasi di masa yang akan datang serta karunia dari

Tuhan Yang Maha Esa. Anak adalah tunas-tunas bangsa yang memiliki peran

strategis dalam sistem pemerintahan. Sebagai sumber daya manusia (human

resources) anak mempunyai potensi dalam dirinya yang harus ditumbuh

kembangkan agar kelak menjadi sumber daya manusia yang cerdas secara

intelektual, sikap, dan keterampilan.

Seorang anak pada hakikatnya memiliki hak yang melekat dalam dirinya

tanpa deskriminasi. Berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 36 Tahun 1990.

Indonesia meratifikasi Convention on the Right of the Child (Konvensi

tentangHak-Hak Anak) yaitu Indonesia berkewajiban untuk melaksanakan

perlindungan dan pemenuhan hak-hak anak sesuai dengan Konvensi Hak Anak

Perserikatan Bangsa-Bangsa, agar anak dapat merasakan seluruh hak-haknya

dilindungi dan terhindar dari kekerasan dan pengabaian.

Dalam Saraswati (2015:21-23), menyatakan bahwa hak-hak anak dalam

Konvensi Hak Anak PBB dikelompokkan menjadi 4 yaitu:

(12)

2

berkembang (development rights), yaitu meliputi segala bentuk pendidikan (baik formal maupun informal) dan hak untuk mencapai standar hidup yang layak bagi perkembangan fisik, mental, spritual, moral dan sosial anak. Keempat hak untuk berpartisipasi (pasrticipation rights), yaitu hak untuk menyatakan pendapat dalam segala hal yang mempengaruhi anak.

Namun realitanya di era globalisasi saat ini, hak anak termarginalkan

khususnya hak-hak anak jalanan. Anak jalanan adalah anak seperti pada umumnya

yang memiliki hak-hak yang wajib dijamin. Keberadaan anak jalananan menjadi

masalah sosial di Sumatera Utara karena keberadaannya sering mengganggu

ketertiban umum dan mencemari keindahan sudut Kota di Sumatera Utara,

ditambah lagi kebiasaan mereka yang berpindah-pindah dari satu tempat ketempat

lain, mengakibatkan sulitnya untuk mendapatkan data yang akurat mengenai

anak jalanandi wilayah Provinsi Sumatera Utara.

Dalam penelitian Misran dkk (2011: 2), berdasarkan Data Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara mencatat bahwa pada tahun 2008 mengidentifiasi besaran anak jalanan di kota Provinsi Sumatera Utara jumlahnya mencapai 2,867 anak. jumlah terbesar ada ada di 5 kota yaitu Medan (663 anak), Dairi (530 anak), Tapanuli Tengah (225 anak). Nias Selatan (224 anak), dan Tanah Karo (157 anak).

Berdasarkan Data dari Dinas Sosial populasi anak jalanan pada tahun 2008

tercatat mencapai 2,867 anak jalanan, yang tersebar di 5 kota. Seyogianya

pemerintah mengambil langkat tegas untuk meminimalisir keberadaan anak

jalanan di Sumatera Utara, agar anak jalanan mendapatkan haknya sebagai

manusia seutuhnya dan tumbuh berkembang secara optimal baik fisik, mental dan

spritual.

Pada hakikatnya hak anak adalah bagian dari hak asasi manusia. Sudah

seharusnya negara menjaminhak-hak anak, beberapa diantaranya hak memperoleh

(13)

3

luang, bergaul dengan teman sebaya, bermain, berekreasi dan berkreasi, serta hak

untuk medapatkan perlindungan dari kekerasan seksual dan hak-hak lainnya.

Namun realitanya saat ini, hak anak khususnya anak jalanan termarginalkan.

Fenomena anak jalanan mudah dijumpai di kota-kota besar salah satunya

di Kota Medan. Mulai dari Simpang Pos, Simpang Titi Kuning, Simpang Juanda,

Simpang Sikambing, Terminal Amplas, Terminal Pinang Baris, Simpang Gajah

Madah, Pringgan, Aksara dan tempat-tempat keramaian lainnya. Dengan berbagai

macam aktivitas mulai dari mengamen, menjual koran, menawarkan

membersihkan kaca mobil, menjual kerupuk bahkan sampai mengemis. Tidak

jarang anak jalanan yang harus berhadapan dengan kerasnya dunia

luar,diantaranya pelecehan seksual terhadap anak perempuan, sodomi, eksploitasi

anak, pengedar dan pemakai narkoba dan minuman-minuman keras beralkohol,

pasalnya hak anak jalanan bukanlah menjadi prioritas utama. Seyogianya

pemerintah menjamin dan memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi anak

Indonesia untuk tumbuh berkembang secara optimal baik fisik, mental maupun

sosial tanpa deskriminasi, serta mengimplementasikan Konvensi Hak Anak yang

di ratifikasi oleh Indonesia agar terwujudnya sistem kenyamanan bagi seluruh

anak di di Indonesia.

Oleh karena itu dibentuklah sebuah lembaga khusus yang menangani

masalah terhadap anak, berdasarkan Undang-undang No. 32 Tahun 2014

perubahan atas Undang-undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak,

Pasal 74 ayat (1) yaitu “Dalam rangka meningkatkan efektivitas pengawasan

(14)

4

Komisi Perlindungan Anak Indonesia yang bersifat Independen”. Komisi

Perlindungan Anak Indonesia adalah Lembaga independen yang kedudukannya

setingkat dengan komisi negara yang dibentuk berdasarkan amanat Keppres No.

77 Tahun 2003. Melihat proporsi yang sebenarnya, tugas Komisi Perlindungan

Anak Indonesia termaktub dalam Undang-undang No. 35 Tahun 2014 perubahan

atas Undang-undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Pasal 76.

Oleh karena itu sangat diperlukan Peran Komisi Perlindungan Anak

Indonesia untuk menjamin, melindungi, dan memenuhi hak-hak anak Indonesia.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Peran Komisi Perlindungan Anak Indonesia

(KPAIDaerah) Sumatera Utara Dalam Meningkatkan Perlindungan Hak Anak

Jalanan”.

B. Identifikasi Masalah

Dalam suatu penelitian perlu diidentifikasi masalah agar penelitianmenjadi

terarah dan jelas tujuannya sehingga tidak terjadi kesimpangsiuran dalam

membahas dan meneliti masalah yang ada.

Berdasarkanlatarbelakang, penulis dapat mengidentifikasi masalah dalam

penelitian ini sebagai berikut:

1. Faktor penyebab terjadinya anak jalanan

2. Peran KPAIDaerah Sumatera Utara dalam menangani anak jalanan

3. Upaya KPAIDaerah Sumatera Utara dalam meningkatkan

(15)

5

4. Hambatan yang dihadapi KPAIDaerah Sumatera Utara dalam

meningkatkan perlindungan hak anak jalanan.

C.Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah penting dilakukan agar penelitian terarah.

Apabilamasalahdipersempitmakakajiannyaakansemakindalam. Maka

penulismembatasimasalah yaitu:

1. Faktor penyebab terjadinya anak jalanan.

2. Upaya KPAIDaerah Sumatera Utara dalam meningkatkan

perlindungan hak anak jalanan.

3. Hambatan yang dihadapi KPAIDaerah Sumatera Utara dalam

meningkatkan perlindungan hak anak jalanan.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka penulis membuat rumusan

masalah karena merupakan gambaran tentang ruang lingkup masalah yang akan

diteliti. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apa saja faktor penyebab terjadinya anak jalanan?

2. Upaya-upaya apa saja yang dilakukan KPAIDaerah Sumatera Utara dalam

meningkatkan perlindungan hak anak jalanan?

3. Hambatan apa yang dihadapi KPAIDaerahSumatera Utara dalam

(16)

6

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengatahui faktor penyebab terjadinya anak jalanan.

2. Untuk mengatahuiupaya-upayayang dilakukan KPAIDaerah Sumatera

Utara dalam meningkatkan perlindungan hak anak jalanan.

3. Untuk mengatahui hambatan apa saja yang dihadapi KPAIDaerah

Sumatera Utara dalam meningkatkan perlindungan hak anak jalanan.

F. Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini sebagai berikut:

1. Manfaat teoretis

Secara teoretis. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

pemahaman, sumbangan, serta informasi bagi mahasiswa khususnya

mahasiswa PPKn maupun masyarakat luas. Penelitian ini juga diharapkan

dapat memeberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan

khususnya yang berkaitan dengan PPKn.

2. Manfaat praktis

Bagi penulis. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan

maupun pengetahuan dalam membuat karya tulis ilmiah serta menambah

pengetahuan tentang perlindungan terhadap hak anak jalanan. Hasil

penelitian ini jugadiharapkan memberikan manfaat bagi pemerintah

(17)

65 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Setelah uraian dan penjelasan di atas, penulis menemukan beberapa

kesimpulan yang didapat sesuai dengan rumusan masalah adalah:

1. Faktor penyebab terjadinya anak jalanan pada umumnya yaitu, pertama

kemisikinan, faktor ini menjadi faktor yang sangat kuat terjadinya anak

jalanan, Kemiskinan dikonotasikan sebagai suatu keadaan dimana

ketidakmampuan seseorang dalam memenuhi kebtuhan dasardan

menyebabkan kondisi tersebut rentan terhadap timbulnya berbagai

permasalahan kehidupan sosial salah satunya masalah anak jalanan,kedua

disfungsi keluarga, selain faktor kemiskinan faktor disfungsi keluarga

menjadi faktor penyebab anak turun jalanan, mayoritas anak yang berada di

jalanan berasal dari keluarga-keluarga yang diwarnai dengan percekcokan

anatara ayah dan ibu dan di tambah lagi perlakuan keras oleh orang tua,

sehingga menyebabkan anak turun ke jalan, ketiga lingkungan tidak

bersahabat, lingkungan adalah tempat seseorang bersosialisasi dan bergaul,

lingkungan dapat mempengaruhi perilaku orang-orang yang ada di

dalamnya, Ke empat Agama yang tida kuat, faktor ini menjadi faktor anak

turun kejalan, dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak bisa terlepas dari

(18)

66

2. pentingnya penanaman pendidikan agama sejak usia dini agar melahirkan

generasi-generasi yang berahlak mulia.

3. Upaya yang dilakukan oleh KPAID Daerah Sumatera Utara dalam

meningkatkan perlindungan hak anak jalanan di antaranya; melakukan

sosialisasi kepada Pemerintah dan lembaga-lembaga terkait perlindungan

anak seperti (Dinas Sosial dan Tenaga Kerja) untuk menyelenggarakan

perlindungan hak anak jalanan, melakukan kerja sama dengan berbagai pihak

dala upaya perlindungan anak, memberi saran kepada Pemerintah Sumatera

Utara yaitu membentuk sebuah kebijakanpenanganan anak jalananmulai dari

tingkat lingkungan dan mengembakan Provinsi Sumatera Utara menjadi

Provinsi yang kota layak anak.

4. HambatanKPAI Daerah Sumatera Utara dalam meningkatkan perlindungan

hak anak jalanan di antaranya; sarana dan prasarana yang tidak memadai dan

anggaran yang minim, untuk menjunjang dan menyukseskan dalam

menjalankan tugas dan fungsi tidak terlepas dari sarana dan prasarana yang

memadai. Sehingga penyelenggaraan perlindungan hak anak jalanan di

(19)

67

B. SARAN

Setelah mengamati peran dan hambatan KPAI Daerah umatera Utara

dalam meningkatkan perlindungan hak anak jalanan, ada beberapa saran penting

untuk dipertimbangkan, menurut penulis yaitu:

1. Pemerintah Provinsi Sumatera Utara perlu memberikan anggaran dan fasilitas

sarana dan prasarana yang memadai demi menunjang keberhasilan tugas dan

fungsi KPAI Daerah Sumatera Utara dan melakukan kerjasamadengan

lembaga terkait perlindungan anak dan kerjasama antar daerah terutama

pemerintah Kota dan Pemerintah Kabupaten/Kotauntuk mengembangkan

kota layak anak.

2. KPAI Daerah Sumatera Utara, diharapkan adanya peningkatan kinerja

kuhusunya dalam menangani masalah anak jalanan, dan lebih

memaksimalkan kinerja sebagai lembaga penyelenggara perlindungan anak.

serta melakukan sosialisasi penyelanggaran perlindungan anak mulai dari

tingkat Kota dan Daerah-daerah, untuk menyadarkan masyarakat, orang tua

bahwa anak adalah tanggung jawab bersama.

3. Saran terakhir adalah, database anak jalanan sangat dibutuhkan, agar

(20)

68

DAFTAR PUSTAKA Buku

Adi, Kusno. 2009. Kebijakan kriminal dalam penanggulangan tindak pidana narkotika oleh anak. Malang:UMM Press.

Arikunto, Suharsini. 2010. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek.jakrta: Rineka Cipta

Bungin, Burhan. 2007. Penelitian kualitatif. Jakarta: Prenida Media Group

El-Muhtaj, Majda. 2013. Dimensi-dimensi HAM. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Gultom, Maidin. 2014. Perlindungan hukum terhadap anak. Bandung: Refika Aditma

Gultom, Maidin. 2014. Perlindungan hukum terhadap anak perempuan. Bndung: Refika Aditma.

Hadiwijoyo, Sakti, Suryo. 2015. Pengarusutamaan Hak Anak Dalam Anggaran Publik. Yogyakarta:Graha Ilmu

Huraerah, Abu (Ed). 2007. Child Abuse (kekerasan terhadap anak). Bandung: Penerbit Nuansa

Juniarti, Sri. 2001. Psikologi Sosial. Jakarta : Rineka Cipta

Kamus Besar Bahasa Indonesia , 2008. Jakarta:PT Gramedia

Misrsan dkk. 2011. Situasi anak jalanan kota Medandan pengembangan program aksi. Medan: Yayasan Pusat Kajian Dan Perlindungan Anak

Muliadi. (Ed). 2005. Hak Asasi manusia, Bandung:Refika Aditma

Nowak, Manaferd. 2003. Pengantar Pada Rezim HAM Internasional. Inggris:Brill Acadmic Publishers

(21)

69

Saraswati, Rika. 2015. Hukum perlindungan anak di Indonesia. Bandung:Citra Aditya Bakti

Setiawan, Deni. 2013. Metodologi Penelitian. Medan:Unimed

Suyanto, Bagong. 2010. Masalah sosial anak. Jakarta: Kencana Prenada Group

Suwandi & Baswori. 2008. Memahami penelitian kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta

Undang-Undang

Keppres No. 77 Tahun 2003 tentang Komisi Perindungan Anak Indonesia.

Undang-Undang No. 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-undang No. 35 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia

Undang-Undang No. 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak

Penelitian

Reza, Hilman. 2014. Peran Komisi Perlindungan Anak Indonesia Dalam Mengatasi Kekerasan Seksual Terhadap Anak. UIN Syarif Hidayatullah.

Jurnal

Ibrahim, & Ridwan. (2012). “Konsep Islam Dalam Menangani Anak Jalanan Di Indonesia”, Vol 8 NO 2 Oktober 2012. Malasyia: Universitas Kebangsaan Malasyia.

Pardede, Kristiani, O.Y. (2008). “Konsep Diri Anak Jalanan Usia Remaja”, jurnal psikologi Vol 1 No. 2 juni 2008. Jawa Barat:Fak Psikologi Universitas Gunadarma.

Internet

Referensi

Dokumen terkait

 Kerabat yang tidak memperoleh bagian waris , ANAK ANGKAT atau ORANG TUA ANGKAT dapat memperoleh bagian sebagai HIBAH (ketika pewaris masih hidup) atau sebagai WASIAT WAJIBAH,

Hasil analisis non parametrik kendall tau-b diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar -0,108 dengan signifikansi p = 0,101(p >0,05) artinya tidak ada hubungan

Setelah diadakan penelitian, dapat disimpulkan bahwa (1) latar belakang sosial budaya yang terdapat dalam novel Rumah Tanpa Jendela tampak pada seperti kebiasaan-kebiasaan,

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahnya,serta memberikan kemudahan bagi penulis dalam menyelesaikan sekripsi sehingga tersusunlah

[r]

Sajoto (1995:30) menyatakan bahwa semua program latihan harus berdasarkan ”SAID” yaitu Specific Adaptation to Imposed Demands. Prinsip tersebut menyatakan bahwa latihan

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Guling Depan Dalam Senam Lantai Melalui Variasi Pembelajaran Pada Siswa Kelas V SD Negeri 067240 Kecamatan Medan Tembung Tahun Ajaran

Tingkat tiang, pada suksesi alami paska kebakaran pada hutan alam sekunder keragaman jenis 1,41 relatif lebih rendah dibandingkan dengan suksesi alami sekunder tidak