PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL
BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII
SMP YAPIM BIRU-BIRU TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016
TESIS
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Teknologi Pendidikan
Oleh:
DIANA HUTAJULU
NIM. 8106122005
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
ABSTRAK
DIANA HUTAJULU, NIM. 8106122005. Pengaruh strategi pembelajaran
kooperatif dan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP YAPIM Biru-Biru Tahun Pembelajaran 2015/2016, Tesis
Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan, 2017.
Penelitian ini bertujuan: (1) untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran kooperatif Jigsaw lebih tinggi daripada siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran kooperatif TGT, (2) untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi dan siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah, (3) untuk mengetahui interaksi antara strategi pembelajaran kooperatif dan motivasi berprestasi dalam mempengaruhi hasil belajar matematika siswa.
Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 116 siswa yang berasal dari kelas VIII SMP YAPIM Biru-Biru, sedangkan sampel berjumlah 78 siswa yang diambil dari 2 kelas dengan menggunakan cluster random sampling. Sebelum perlakuan diberikan terlebih dahulu diberikan tes motivasi berprestasi untuk membedakan motivasi berprestasi tinggi dan motivasi berprestasi rendah yang dimiliki siswa. Tes hasil belajar digunakan untuk mengumpulkan data penelitian dengan terlebih dahulu diujicobakan untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas tes. Hasil yang diperoleh dari 40 soal yang diujicobakan, terdapat 33 soal yang memenuhi persyaratan. Untuk menyajikan dan mendeskripsikan data digunakan statistik deskriptif, sementara untuk menguji hipotesis digunakan statistik inferensial. Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan ANAVA 2 jalur yang sebelumnya dilakukan uji persyaratan normalitas dengan Lilifors dan uji homogenitas varians dengan uji Barlett dan uji Fisher.
Hasil pengujian hipotesis diperoleh: (1) hasil belajar matematika siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran kooperatif jigsaw lebih tinggi daripada hasil belajar matematika siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran kooperatif TGT, hal ini ditunjukkan oleh = 4,013 > = 3,972 pada taraf signifikan = 0,05 dengan dk=(1,74), (2) hasil belajar matematika siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi lebih tinggi daripada siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah, hal ini ditunjukkan oleh = 40,971 > = 3,972 pada taraf signifikan = 0,05 dengan dk=(1,74), (3) terdapat interaksi antara strategi pembelajaran kooperatif dan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar matematika yaitu = 4,152 > = 3,972 pada taraf signifikan = 0,05 dengan dk=(1,76).
ABSTRACT
DIANA HUTAJULU, NIM. 8106122005. The Effect of Cooperative Learning
Strategy and Motivation Achievement on The Mathematics Outcomes at VIII Grade SMP YAPIM Biru-Biru Tahun Pembelajaran 2015/2016, Graduate
Thesis, State University of University of Medan, 2017.
This study aims to determine: (1) to find out whether the learning achievement of math using jigsaw cooperative learning strategy is higher than using TGT cooperative learning strategy, (2) find out whether the learning achievement of math of students with high motivation of achievement is higher than that of the students with low motivation of achievement, (3) to find out the interaction between the learning strategy and student’s motivation of achievement with math.
This study is a quasi-experimental research. The population in this study amounted to 116 students from three grade VIII classes at SMP YAPIM Biru-questions tested, 33 Biru-questions met the requirements. To present and describe the data, descriptive statistics is used, while to test the hypothesis the inferential statistics is applied. Research hypotheses werw tested using 2-line ANOVA that were previously done with Lilifors test requirement normality and homogeneity of variance test with the Barlett test and Fisher test.
The results obtained by testing hypotheses: (1) mathematics learning outcomes of students who were guided using an jigsaw cooperative learning with df=(1.74), and (3) there is interaction between cooperative learning strategy
with student’s motivation of achievement in influencing the outcomes of study mathematics = 4.152 > = 3.972 at significance = 0.05 with df=(1.76).
From the results of data analysis it can be concluded that the use of jigsaw cooperative learning strategy is more appropriate for students who have
high student’s motivation of achievement and TGT cooperative learning strategy
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmad dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul
Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif dan Motivasi Berprestasi Terhadap
Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP YAPIM Biru-Biru Tahun
Pembelajaran 2015/2016. Dalam penulisan tesis ini, penulis banyak mengalami
kendala dan keterbatasan, namum berkat dukungan dan bantuan dari berbagai
pihak akhirnya penulisan tesis ini dapat diselesaikan.
Dengan tulus hati, penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Prof.
Dr. Mukhtar, M.Pd dan Dr. Keysar Panjaitan, M.Pd, selaku dosen pembimbing
yang dengan sabar memberikan pengarahan, bimbingan dan motivasi, serta
meluangkan waktu kepada penulis sampai terselesaikannya tesis ini. Pada
kesempatan ini juga penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
Bapak Prof. Dr. Abdul Hasan Saragih, M.Pd, Bapak Dr. Mursid, M.Pd,
dan Ibu Prof. Dr. Asih Menanti, M.S., S.Psi selaku narasumber yang telah
memberikan masukan pada kesempurnaan tesis ini, serta bapak/ibu dosen yang
telah memberikan ilmu kepada penulis selama menempuh pendidikan di Program
Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, Rektor Universitas Negeri
Medan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti
perkuliahaan di Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Prof. Dr.
Bapak Dr. R. Mursid, M.Pd selaku Ketua Prodi Teknologi Pendidikan, dan Ibu
Dr. Samsidar Tanjung, M.Pd selaku Sekretaris Prodi Teknologi Pendidikan yang
telah memberikan bantuan dalam segala urusan administrasi di Program
Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Ibu Dra. Asnawati Situngkir selaku Kepala Sekolah SMP Yapim
Biru-Biru yang telah memberikan izin dan kesempatan kepada penulis untuk
melakukan penelitian di sekolah yang beliau pimpin. Ibu Santa Tampubolon,
S.Pd, Ibu Lampita Nurti Rajagukguk, S.Pd, dan Ibu Desi Winna Hutajulu, S.Pd
yang sudah membantu proses penelitian ini.
Suamiku tercinta Pelita Lumban Gaol, S.Kom dan anakku tersayang Neal
Leonathan Lumban Gaol yang menjadi sumber inspirasi untuk menyelesaikan
tesis ini. Ayahanda Abner Hutajulu dan Ibunda Nurmala Siahaan yang tak
terhingga kasih dan dukungannya serta semua pihak yang tidak mungkin
disebutkan satu per satu dalam kesempatan ini.
Penulis tidak dapat membalasnya, hendaknya semua kebaikan dan
bantuan yang diberikan kepada penulis menjadi amal dan kebajikan.
Kesempurnaan hanya milik Tuhan Yang Maha Esa yang memberikan berkat dan
anugerah kepada kita semua. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi
dunia pendidikan.
Medan, Januari 2017 Penulis
DAFTAR ISI
BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIRAN DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ... 10
A. Kajian Teoritis ... 10
1. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar Matematika ... 10
2. Hakikat Strategi Pembelajaran Kooperatif ... 14
2.1 Strategi Pembelajaran Kooperatif Jigsaw ... 21
2.2 Strategi Pembelajaran Kooperatif TGT ... 25
3. Hakikat Motivasi Berprestasi ... 30
B. Penelitian Yang Relevan ... 38
C. Kerangka Berpikir ... 40
D. Hipotesis Penelitian ... 46
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 47
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 47
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 47
C. Variabel dan Defenisi Operasional Variabel Penelitian ... 47
D. Metode dan Desain Penelitian ... 49
E. Pengontrolan Perlakuan ... 50
F. Prosedur Penelitian ... 52
G. Teknik dan Instrumen Pengumpul Data ... 54
H. Uji Coba Instrumen Pengumpul Data ... 56
J. Hipotesis Statistik ... 62
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 63
A. Deskripsi Data ... 63
B. Pengujian Persyaratan Analisis ... 76
C. Pengujian Hipotesis ... 81
D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 85
E. Keterbatasan Penelitian ... 96
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 98
A. Simpulan ... 98
B. Implikasi ... 99
C. Saran ... 101
DAFTAR PUSTAKA ... 103
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 : Hasil Belajar Ujian Semester Matematika Kelas VIII T.P.
2011/2012 s.d 2013/2014 ... 3
Tabel 2.1 : Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif ... 20
Tabel 2.2 : Pemberian Skor Perkembangan Individu ... 23
Tabel 2.3 : Tingkat Penghargaan Kelompok ... 24
Tabel 2.4 : Langkah-Langkah Strategi Pembelajaran Kooperatif Jigsaw.. 24
Tabel 2.5 : Menghitung Poin-Poin Turnamen ... 28
Tabel 2.6 : Rekognisi Tim Berprestasi ... 29
Tabel 2.7 : Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Kooperatif TGT ... 29
Tabel 3.1 : Desain Penelitian ... 49
Tabel 3.2 : Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar Matematika ... 55
Tabel 3.3 : Kisi-Kisi Motivasi Berprestasi ... 56
Tabel 4.1 : Data Hasil Belajar Matematika ... 64
Tabel 4.2 : Deskripsi Data Hasil Belajar Matematika Siswa yang Dibelajarkan dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Kooperatif Jigsaw… ... 65
Tabel 4.3 : Deskripsi Data Hasil Belajar Matematika Siswa yang Dibelajarkan dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Kooperatif TGT ... 66
Tabel 4.5 : Deskripsi Data Hasil Belajar Matematika Siswa yang
Memiliki Motivasi Berprestasi Rendah ... 69
Tabel 4.6 : Deskripsi Data Hasil Belajar Matematika Siswa yang Dibelajarkan dengan Strategi Pembelajaran Kooperatif Jigsaw pada Siswa yang Memiliki Motivasi Berprestasi Tinggi ... 71
Tabel 4.7 : Deskripsi Data Hasil Belajar Matematika Siswa yang Dibelajarkan dengan Strategi Pembelajaran Kooperatif Jigsaw pada Siswa yang Memiliki Motivasi Berprestasi Rendah ... 72
Tabel 4.8 : Deskripsi Data Hasil Belajar Matematika Siswa yang Dibelajarkan dengan Strategi Pembelajaran Kooperatif TGT pada Siswa yang Memiliki Motivasi Berprestasi Tinggi ... 74
Tabel 4.9 : Deskripsi Data Hasil Belajar Matematika Siswa yang Dibelajarkan dengan Strategi Pembelajaran Kooperatif TGT pada Siswa yang Memiliki Motivasi Berprestasi Rendah ... 75
Tabel 4.10 : Rangkuman Hasil Analisis Uji Normalitas Hasil Belajar ... 78
Tabel 4.11 : Hasil Uji Homogenitas Antar Variabel Penelitian ... 80
Tabel 4.12 : Rangkuman ANAVA Faktorial 2x2 ... 81
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 : Illustrasi yang menunjukkan Tim Jigsaw ... 23
Gambar 2.2 : Illustrasi Meja Turnamen TGT ... 27
Gambar 4.1 : Histogram Hasil Belajar Matematika Siswa yang Dibelajarkan dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Kooperatif Jigsaw ... 65
Gambar 4.2 : Histogram Hasil Belajar Matematika Siswa yang Dibelajarkan dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Kooperatif TGT... ... 67
Gambar 4.3 : Histogram Hasil Belajar Matematika Siswa yang Memiliki Motivasi Berprestasi Tinggi ... 68
Gambar 4.4 : Histogram Hasil Belajar Matematika Siswa yang Memiliki Motivasi Berprestasi Rendah ... 70
Gambar 4.5 : Histogram Hasil Belajar Matematika Siswa yang Dibelajarkan dengan Strategi Pembelajaran Kooperatif Jigsaw pada Siswa yang Memiliki Motivasi Berprestasi Tinggi ... 71
Gambar 4.6 : Histogram Hasil Belajar Matematika Siswa yang Dibelajarkan dengan Strategi Pembelajaran Kooperatif Jigsaw pada Siswa yang Memiliki Motivasi Berprestasi Rendah ... 73
Gambar 4.7 : Histogram Hasil Belajar Matematika Siswa yang Dibela jarkan dengan Strategi Pembelajaran Kooperatif TGT pada Siswa yang Memiliki Motivasi Berprestasi Tinggi ... 74
Gambar 4.8 : Histogram Hasil Belajar Matematika Siswa yang Dibelajarkan dengan Strategi Pembelajaran Kooperatif TGT pada Siswa yang Memiliki Motivasi Berprestasi Rendah ... 76
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 : Silabus ... 105
Lampiran 2 : RPP ... 107
Lampiran 3 : Instrumen Tes Hasil Belajar dan Kunci Jawaban ... 146
Lampiran 4 : Hasil Uji Coba Tes Hasil Belajar ... 151
Lampiran 5 : Instrumen Motivasi Berprestasi ... 161
Lampiran 6 : Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian ... 163
Lampiran 7 : Hasil Analisis Data Penelitian ... 168
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Era globalisasi sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang
berkualitas tinggi. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia tersebut adalah pendidikan. Pendidikan mempunyai peranan penting dan
strategis dalam pembangunan bangsa yang akan menciptakan masyarakat
terpelajar. Sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional No. 20 tahun 2003, tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu
manusia yang bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti
luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan.
Tujuan utama diselenggarakan proses belajar adalah demi tercapainya
tujuan untuk keberhasilan siswa dalam belajar, baik pada suatu mata pelajaran
tertentu maupun pendidikan pada umumnya. Untuk mewujudkan fungsi
pendidikan sebagai wahana sumber daya manusia, perlu dikembangkan iklim
belajar mengajar yang kontruktif dalam menumbuhkan kreativitas siswa dan
strategi pembelajaran yang dilandasi kepahaman akan ilmu pengetahuan serta
implikasinya dalam kegiatan belajar mengajar bagi para guru di sekolah.
Mata pelajaran matematika diajarkan pada setiap jenjang pendidikan
2
diujikan dalam Ujian Nasional di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Mata pelajaran matematika merupakan pengetahuan mendasar yang mencakup
aspek pemahaman konsep, penalaran dan komunikasi serta pemecahan masalah
yang diungkapkan dalam KTSP 2006, bahwa tujuan pembelajaran matematika
adalah (1) Melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan; (2)
Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan
penemuan; (3) Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah; (4)
Mengembangkan kemampuan penyampaian informasi atau mengkomunikasikan
gagasan.
Oleh karenanya matematika memegang peranan yang cukup penting
dalam dunia pendidikan sehingga matematika harus dipelajari dan dikuasai oleh
setiap siswa. Namun kenyataannya matematika masih dianggap sebagai pelajaran
yang menakutkan, sulit, dan membosankan sehingga sebagian siswa kurang
bergairah dalam belajar yang mengakibatkan hasil belajar matematika siswa
rendah atau tidak mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Siswa
lebih bersifat pasif, enggan, takut, atau malu untuk mengungkapkan ide-ide
ataupun penyelesaian atas soal yang diberikan guru. Seperti yang dinyatakan oleh
Suyanto dan Jihad (2013:142) bahwa matematika merupakan pelajaran yang
dianggap sulit dan memerlukan keaktifan dan kerja sama siswa dalam
menyelesaikan suatu masalah. Sementara oleh Third International Mathematics
and Science Study (TIMSS) menyatakan pada tahun 2003, Indonesia pada mata
3
Masih rendahnya hasil belajar matematika dan kurangnya pengetahuan
serta kemampuan siswa dalam memahami matematika juga terjadi di SMP
YAPIM Biru-Biru. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata ujian semester
matematika kelas VIII tahun pelajaran 2011/2012 sampai dengan 2013/2014
masih rendah atau tidak mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu
75 seperti yang terlihat pada Tabel 1.1 berikut.
Tabel 1.1 Hasil Belajar Ujian Semester Matematika Kelas VIII T.P. 2011/2012 s.d 2013/ 2014
No.
Nilai
Tahun Pelajaran Terendah Tertinggi Rata-Rata 1 2011/2012 51,00 76,00 57,81 2 2012/2013 50,00 76,00 54,38 3 2013/2014 50,00 75,00 53,64
Secara umum proses pembelajaran matematika SMP YAPIM Biru-Biru
masih berpusat pada guru dan siswa dijadikan sebagai objek pembelajaran. Guru
lebih banyak menjelaskan dan memberikan informasi yang akan dibahas karena
kemampuan dasar matematika yang dimiliki siswa masih rendah. Siswa juga lebih
banyak mendengar dan menulis apa yang diinformasikan guru. Siswa sangat
minim untuk menanyakan hal-hal yang tidak dimengertinya sehingga pada waktu
soal latihan diberikan, siswa tersebut tidak mampu menyelesaikannya. Siswa
menyelesaikan latihan sesuai dengan contoh-contoh yang disajikan guru. Siswa
cenderung kurang bersemangat dalam belajar matematika, konsep dan prinsip
dalam matematika diberikan langsung dari guru kepada siswa.
Permasalahan tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran yang
diselenggarakan masih membutuhkan perencanaan pembelajaran yang dapat
4
menentukan strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran dan
kebutuhan siswa supaya dapat meningkatkan hasil belajar matematika secara
optimal. Salah satu solusinya adalah dengan menerapkan strategi pembelajaran
kooperatif. Seperti yang dinyatakan oleh Sanjaya (2011:242) bahwa pembelajaran
kooperatif merupakan bentuk pembelajaran yang dapat memperbaiki sistem
pembelajaran.
Pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi pembelajaran yang
menekankan pada kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa (student
oriented) dalam mengaktifkan siswa dalam belajar. Sharan (2012:564)
menyatakan bahwa metode pembelajaran kooperatif berjuang agar siswa memiliki
tanggung jawab tinggi atas pembelajaran mereka sendiri, bukannya menerima
pembelajaran sebagaimana yang diberikan orang lain. Tim MKPBM (2001:218)
menambahkan bahwa salah satu faktor penting dari cooperative learning adalah
dorongan teman untuk mencapai prestasi akademik yang baik. Para siswa
termotivasi belajar secara baik, siap dengan pekerjaannya, dan menjadi penuh
perhatian selama jam pelajaran.
Beberapa strategi pembelajaran kooperatif telah dikembangkan para ahli
dalam pembelajaran matematika, seperti strategi pembelajaran kooperatif jigsaw
dan strategi pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament (TGT). Isjoni
(2010:54) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif jigsaw merupakan salah
satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling
membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang
5
pembelajaran kooperatif dengan siswa belajar dalam kelompok kecil yang
heterogen (kelompok asal) yang masing-masing siswa dalam kelompok asal
menguasai materinya masing-masing (kelompok ahli). Sesama kelompok ahli
dengan materi yang sejenis akan mendiskusikan materi mereka, setelahnya
mereka akan kembali pada kelompok asal. Di akhir pembelajaran, akan diadakan
kuis secara individu sehingga diperoleh nilai individu dan sekaligus memberi
sumbangan pada skor kelompok.
Strategi pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament (TGT)
merupakan startegi pembelajaran yang menempatkan siswa dalam kelompok
belajar yang heterogen. Guru menyiapakan pelajaran, dan kemudian siswa bekerja
di dalam tim mereka untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah
menguasai pelajaran tersebut. TGT menggunakan turnamen akademik, dan
menggunakan kuis-kuis dan sistem skor kemajuan individu, di mana para siswa
berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain yang kinerja
akademik sebelumnya setara seperti mereka. Penulis beranggapan bahwa strategi
pembelajaran Jigsaw dan TGT merupakan strategi pembelajaran yang dapat
membangkitkan ketertarikan siswa, mendorong siswa lebih aktif dan membina
kerjasama antar siswa dalam mempelajari matematika, sehingga dapat
meningkatkan motivasi berprestasi dan hasil belajar matematika siswa.
Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti perlu melakukan penelitian
yang mengkaji pengaruh strategi pembelajaran kooperatif dan motivasi berprestasi
terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP YAPIM Biru-Biru Tahun
6
B. Identifikasi Masalah
Agar pembelajaran dapat berhasil sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan, maka perlu diperhatikan strategi pembelajaran yang tepat
dalam rangka mencapai tujuan dari hasil yang ingin dicapai. Oleh sebab itu, perlu
diidentifikasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi.
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka dapat
diidentifikasi beberapa masalah yang berhubungan dengan hasil belajar siswa
kelas VIII SMP YAPIM Biru-Biru sebagai berikut: Apa saja metode yang
digunakan guru dalam mengajar di kelas? Bagaimana guru membentuk ruangan
kelas? Bagaimana suasana belajar di kelas? Apakah pembelajaran kooperatif akan
dapat meningkatkan hasil belajar siswa? Apakah siswa akan senang dengan
pembelajaran kooperatif? Bagaimana siswa berinteraksi untuk memecahkan
masalah mereka? Apakah motivasi berprestasi dapat mempengaruhi hasil belajar
siswa? Apakah strategi pembelajaran kooperatif jigsaw dan strategi pembelajaran
kooperatif Team Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan kemampuan
belajar siswa pada mata pelajaran matematika? Bagaimana pengaruh guru mata
pelajaran terhadap hasil belajar yang diperoleh siswa? Apakah ada interaksi antara
strategi pembelajaran dengan motivasi berprestasi dalam mempengaruhi hasil
7
C. Pembatasan Masalah
Melihat luasnya cakupan masalah yang teridentifikasi dan keterbatasan
waktu serta kemampuan yang dimiliki penulis, agar penelitian ini terarah dan
dapat dilaksanakan maka penulis membatasi masalah sebagai berikut:
1. Strategi pembelajaran kooperatif dibatasi pada strategi pembelajaran
kooperatif jigsaw dan strategi pembelajaran kooperatif TGT siswa kelas VIII
SMP YAPIM Biru-Biru.
2. Hasil belajar matematika dibatasi hanya pada ranah kognitif materi bentuk
aljabar siswa kelas VIII SMP YAPIM Biru-Biru.
3. Karakteristik siswa dibatasi pada motivasi berprestasi siswa yang terdiri atas
motivasi berprestasi tinggi dan motivasi berprestasi rendah.
D. Rumusan Masalah
1. Apakah hasil belajar matematika siswa yang dibelajarkan dengan strategi
pembelajaran kooperatif Jigsaw lebih tinggi daripada siswa yang
dibelajarkan dengan strategi pembelajaran kooperatif Team Games
Tournament (TGT) siswa kelas VIII SMP YAPIM Biru-Biru?
2. Apakah hasil belajar matematika siswa yang memiliki motivasi berprestasi
tinggi lebih tinggi daripada siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah
siswa kelas VIII SMP YAPIM Biru-Biru?
3. Apakah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran kooperatif dan
motivasi berprestasi terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII
8
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan:
1. Untuk mengetahui hasil belajar matematika yang dibelajarkan dengan
strategi pembelajaran kooperatif Jigsaw lebih tinggi daripada siswa yang
dibelajarkan dengan strategi pembelajaran kooperatif Team Games
Tournament (TGT) siswa kelas VIII SMP YAPIM Biru-Biru.
2. Untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa yang memiliki motivasi
berprestasi tinggi lebih tinggi daripada siswa yang memiliki motivasi
berprestasi rendah siswa kelas VIII SMP YAPIM Biru-Biru.
3. Untuk mengetahui interaksi antara strategi pembelajaran kooperatif dan
motivasi berprestasi terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII
SMP YAPIM Biru-Biru.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat memberikan manfaat
kepada guru mata pelajaran matematika khususnya, baik secara teoritis maupun
praktis.
1. Manfaat secara teoritis
a. Untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan mengenai strategi
pembelajaran khususnya jigsaw dan TGT serta motivasi berprestasi dan
pengaruhnya terhadap hasil belajar.
b. Sebagai bahan acuan dalam melakukan penelitian lanjutan terhadap
9
2. Manfaat secara praktis
a. Sebagai bahan masukan bagi kepala sekolah SMP YAPIM Biru-Biru.
b. Sebagai bahan masukan dan bahan pertimbangan bagi guru dalam
memilih strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar dan
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan,
maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Hasil belajar matematika siswa yang dibelajarkan dengan strategi
pembelajaran kooperatif Jigsaw lebih tinggi dari hasil belajar matematika
siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran kooperatif TGT.
2. Hasil belajar matematika siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi
lebih tinggi dari hasil belajar matematika tinggi siswa yang memiliki
motivasi berprestasi rendah.
3. Terdapat interaksi antara strategi pembelajaran kooperatif dan motivasi
berprestasi dalam mempengaruhi hasil belajar matematika. Hasil belajar
matematika siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi lebih tinggi
hasil belajarnya jika dibelajarkan dengan strategi pembelajaran kooperatif
jigsaw dibandingkan dengan jika dibelajarkan dengan strategi pembelajaran
kooperatif TGT. Selanjutnya dapat dinyatakan pula bahwa untuk siswa yang
memiliki motivasi berprestasi rendah, lebih tinggi hasil belajar
matematikanya jika dibelajarkan dengan strategi pembelajaran kooperatif
TGT dibandingkan dengan jika dibelajarkan dengan strategi pembelajaran
99
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan pertama dan temuan penelitian ini telah
membuktikan bahwa hasil belajar matematika siswa yang dibelajarkan dengan
strategi pembelajaran kooperatif jigsaw lebih tinggi dari hasil belajar matematika
siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran kooperatif TGT, hal ini
dapat dijadikan pertimbangan bagi guru-guru mata pelajaran matematika untuk
menggunakan strategi pembelajaran kooperatif jigsaw dalam pelajaran
matematika. Hasil penelitian sangat beralasan sebab ciri khas dari pembelajaran
kooperatif jigsaw adalah adanya siswa kelompok ahli yang menguasai satu topik
bahasan yang kemudian masing-masing kelompok ahli akan memaparkan topik
bahasan pada kelompok asal sehingga masing-masing siswa dalam kelompok asal
memperoleh topik bahasan sebanyak jumlah kelompok ahli. Dengan cara seperti
ini akan menjamin keterlibatan semua siswa dan merupakan upaya yang sangat
baik untuk meningkatkan tanggung jawab individu dan kelompok dalam diskusi
kelompok. Dengan adanya strategi ini, siswa-siswa yang memiliki motivasi
berprestasi tinggi dapat melaksanakan pembelajaran sendiri baik di sekolah
maupun di rumah.
Demikian halnya dengan penggunaan strategi pembelajaran kooperatif
TGT dapat dijadikan pertimbangan oleh guru dalam membelajarkan siswa yang
memiliki motivasi berprestasi rendah. Pembelajaran kooperatif TGT melibatkan
peran siswa sebagai tutor sebaya dalam pembelajaran di kelompoknya serta
mengandung unsur permainan. Permainan dalam pembelajaran kooperatif TGT
100
dapat belajar lebih rileks dan menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama,
persaingan sehat, dan keterlibatan siswa dalam belajar. Siswa yang memiliki
motivasi berprestasi rendah cenderung menunggu informasi dari guru atau teman
sebayanya tanpa berinisiatif langsung untuk menemukan informasi atau materi
pelajarannya. Dengan demikian guru perlu melakukan pendekatan kepada siswa
agar merubah perilakunya sehingga hasil belajarnya mampu menyamai atau
bahkan melebihi hasil belajar matematika dari siswa yang memiliki memiliki
motivasi berprestasi tinggi.
Kedua, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa hasil belajar
matematika siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi lebih tinggi dari hasil
belajar matematika tinggi siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah. Siswa
yang memiliki motivasi berprestasi tinggi secara rata-rata mempunyai hasil belajar
matematika lebih tinggi atau unggul dibandingkan dengan siswa yang memiliki
motivasi berprestasi tinggi. Pernyataan tersebut memberikan penjelasan bahwa
motivasi berprestasi signifikan memberikan pengaruh dalam meningkatkan hasil
belajar matematika siswa. Siswa dengan motivasi berprestasi tinggi tidak akan
pernah berhenti berusaha untuk menemukan jawaban. Siswa melatih dirinya
secara terus menerus dalam menyelesaikan permasalahan. Konsekuensinya, siswa
dengan motivasi berprestasi tinggi tentu memiliki hasil belajar matematika yang
tinggi, sebaliknya siswa dengan motivasi berprestasi rendah tentu memiliki hasil
belajar matematika yang rendah pula.
Konsekuensi logis dari pengaruh motivasi berprestasi terhadap hasil
101
mampu mengidentifikasi motivasi berprestasi yang dimiliki siswa. Apabila guru
sudah mampu mengidentifikasi motivasi berprestasi yang dimiliki siswa, maka
guru dapat menerapkan rencana-rencana pembelajaran dan strategi pembelajaran
yang sesuai dengan karakteristik siswa.
Penggunaan strategi pembelajaran kooperatif yang sesuai dengan
karakteristik siswa akan menciptakan kegiatan pembelajaran yang bermakna
sehingga pembelajaran akan lebih efektif, efisien, dan memiliki daya tarik. Namun
perlu disadari bahwa tidak ada satu strategi pembelajaran kooperatif yang paling
sesuai untuk setiap karakteristik siswa maupun karakteristik pembelajar. Tetapi
hasil penelitian ini bias menjadi masukan bagi guru mata pelajaran matematika
untuk memilih strategi pembelajaran kooperatif yang sesuai dalam menyajikan
materi pembelajaran.
C. Saran
Berdasarkan hasil dan temuan yang telah diuraikan pada kesimpulan dan
implikasi, maka disarankan beberapa hal sebagai berikut:
1. Penerapan strategi pembelajaran kooperatif yang tepat pada proses
pembelajaran merupakan satu faktor yang harus diperhatikan untuk
mencapai hasil belajar secara optimal. Berdasarkan hasil penelitian terhadap
dua strategi pembelajaran kooperatif yaitu strategi pembelajaran kooperatif
jigsaw dan strategi pembelajaran kooperatif TGT, maka guru lebih
disarankan untuk menerapkan strategi pembelajaran kooperatif jigsaw untuk
102
pembelajaran kooperatif TGT untuk siswa yang memiliki motivasi
berprestasi rendah.
2. Kepada guru matematika agar agar benar-benar memperhatikan
karakteristik siswa khusunya karakteristik motivasi berprestasi dengan
terlebih dahulu mengukur motivasi berprestasi siswa sebelum memilih
strategi pembelajaran kooperatif yang dilaksanakan sehubungan dengan
materi ayang akan diajarkan.
3. Untuk penelitian lebih lanjut pada penerapan strategi pembelajaran
kooperatif peneliti perlu mensosialisasikan dan mensimulasikan terlebih
dahulu kepada guru dan siswa bagaimana prosedur penggunaan strategi
pembelajaran kooperatif sehingga penggunaan waktu bisa lebih efisien dan
efektifitas pembelajaran dapat tercapai.
4. Untuk peneliti lain yang meneliti tentang penerapan strategi pembelajaran
kooperatif disarankan untuk melibatkan variabel moderator lainnya dan
dalam cakupan yang lebih luas karena penelitian ini hanya terbatas pada
penerapan dua strategi pembelajaran kooperatif dengan memperhatikan
tingkat motivasi berprestasi siswa, dan diperlakukan hanya pada kelompok
kecil. Dengan demikian diharapkan dapat mengurangi keterbatasan dan
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Sirait, Bonur. (2012). Pengaruh Penggunaan Media dan Motivasi Berprestasi
Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X Program Study Keahlian Teknik Ketenagalistrikan di SMK Negeri 2 Medan. Medan: Tesis. PPs
Universitas Negeri Medan
Emzir. (2009). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Hamalik, Oemar. (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hutabarat, E.P. (1995). Cara Belajar. Jakarta: Gunung Mulia.
Isjoni. (2010). Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta.
Mukhtar dan Iskandar. (2010). Desain Pembelajaran Berbasis Teknologi
Informasi dan Komunikasi. Jakarta: Gaung Persada.
Panggabean, M. Ichsan. (2012). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif dan
Aktivitas Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X SMA Budi Murni 2 Medan. Medan: Tesis. PPs Universitas Negeri
Medan.
Panjaitan, Keysar. (2010). Merancang Butir Soal dan Instrumen untuk Penelitian. Gorontalo: Nurul Jannah.
Parhusib, Bindranato. (2009). Pengaruh Strategi Pembelajaran Quantum
Teaching dan Motivasi Berprestasi Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SMP Negeri 2 Nainggolan. Medan: Tesis. PPs Universitas Negeri
Medan.
Pidarta, Made. (2007). Landasan Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Prawira, Purwa Atmaja. (2012). Psikologi Pendidikan. Jogjakarta: Ar-ruzz Media.
Sanjaya, Wina. (2009). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media.
Sanjaya, Wina. (2011). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
104
Sardiman. (2009). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Perss.
Sharan, Sholomo. (2012). Cooperative Learning. Yogyakarta: Familia.
Sinurat, Sardiaman. (2010). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Jigsaw untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika. Medan: Tesis. PPs
Universitas Negeri Medan.
Sirait, Bonur. (2012). Pengaruh Penggunaan Media dan Motivasi Berprestasi
Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Ketenagalistrikan di SMK Negeri 2 Medan. Medan: Tesis. PPs
Universitas Negeri Medan.
Slavin, Robert. (2005). Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media.
Sudjana. (2001). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Suyanto dan Jihad, Asep. (2013). Menjadi Guru Profesional. http://books.google.com/books?isbn=6027596503 (diakses 20 Agustus 2016)
Trianto. (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana.
Uno, B. Hamzah dan Panjaitan, Keysar. (2004). Model Pembelajaran. Gorontalo: Nurul Jannah.
Uno, B. Hamzah. Umar, M. Kudrat. Panjaitan, Keysar. (2014). Variabel
Penelitian dalam Pendidikan dan Pembelajaran. Jakarta: Ina
Publikatama.