• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Hasil Tangkapan Pancing Ulur (Hand Line) Pada Rumpon Portable Di Perairan Selatan Palabuhanratu, Jawa Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Hasil Tangkapan Pancing Ulur (Hand Line) Pada Rumpon Portable Di Perairan Selatan Palabuhanratu, Jawa Barat"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS HASIL TANGKAPAN PANCING ULUR (

HAND

LINE

) PADA RUMPON

PORTABLE

DI PERAIRAN SELATAN

PALABUHANRATU, JAWA BARAT

WAWAN DEDI ARIAWAN

DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Hasil Tangkapan Pancing Ulur (Hand Line) pada Rumpon Portable di Perairan Selatan Palabuhanratu, Jawa Barat adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Maret 2015 Wawan Dedi Ariawan

(4)

4

ABSTRAK

WAWAN DEDI ARIAWAN. Analisis Hasil Tangkapan Pancing Ulur (Hand Line) pada Rumpon Portable di Perairan Selatan Palabuhanratu, Jawa Barat. Dibimbing oleh ROZA YUSFIANDAYANI dan DINIAH.

Penelitian ini menggunakan rumpon portable, pancing ulur dengan panjang tali cabang 0,9 m; 1,2 m; dan 1,5 m. Tujuan penelitian untuk membuktikan bahwa panjang tali cabang pancing ulur mempengaruhi kinerja alat tangkap secara teknis. Pengambilan data dilakukan melalui experimental fishing di Perairan Samudera Hindia pada posisi 8º07.615ʹ LS-106º24.89ʹ BT dan 8º21.03ʹ LS-106º26.89ʹ BT selama 6 hari. Waktu pemancingan dikelompokkan menjadi pagi dan sore hari. Hasil tangkapan diperoleh sebanyak 176 ekor ikan dengan bobot 379,7 kg, terdiri atas 104 ekor tuna sirip kuning berbobot 254,7 kg, 68 ekor cakalang berbobot 116,1 kg dan 4 ekor lemadang berbobot 8,9 kg. Pancing ulur dengan panjang tali cabang 1,5 m mendapatkan tuna sirip kuning terbanyak, yakni 70 ekor dengan bobot 141,3 kg, atau bobot individu rata-rata 2,83 kg per ekor. Hasil uji-F pada ANOVA memberikan p-value = 0,397 > 0,05; artinya tidak terdapat pengaruh panjang tali cabang secara signifikan terhadap hasil tangkapan yang diperoleh. Selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian menggunakan pancing ulur dengan ukuran mata pancing berbeda pada pemancingan di sekitar rumpon portable.

Kata kunci: Rumpon portable, pancing ulur, tali cabang, Samudera Hindia

ABSTRACT

WAWAN DEDI ARIAWAN. Analysis of hand line catches on Portable Fish Aggregating Device (FADs) in Southern Palabuhanratu Waters, West Java. Supervised by ROZA YUSFIANDAYANI and DINIAH.

This research used portable FADs, hand line with a length of branch line to be 0.9 m; 1.2 m; and 1.5 m. The purpose of this research to prove influenced of the length of branch line on technical performance. This research was used experimental fishing methods in around of portable FADs area. The fishing location at Indian Ocean on 8º07.615' S - 106º24.89' E and 8º21.03' S - 106º26.89' E for 6 days and grouped period into morning and afternoon. The catch was 176 fishes with weight 379.7 kg, they were 104 yellowfin tuna (254.7 kg), 68 skipjack tuna (116.1 kg ) and 4 dolphinfish (8.9 kg). Hand line with branch line 1.5 m produced yellowfin tuna at most yellowfin tuna, as many as 70 fishes with weight 141.3 kg, or an average individual weight of 2.83 kg. The result of the analisys of varians F-test was p-value = 0.397 > 0.05; it means there is no influence significantly the length of branch line catches obtained. Furthermore, next research about hand line with different hook sizes around portable FADs is still necessary.

(5)

ANALISIS HASIL TANGKAPAN PANCING ULUR (

HAND

LINE

) PADA RUMPON

PORTABLE

DI PERAIRAN SELATAN

PALABUHANRATU, JAWA BARAT

WAWAN DEDI ARIAWAN

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan

pada

Departemen Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap

DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(6)
(7)
(8)
(9)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul yang dipilih dalam penelitian ini adalah Analisis Hasil Tangkapan Pancing Ulur (Hand Line) pada Rumpon Portable di Perairan Selatan Palabuhanratu, Jawa Barat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Dr Roza Yusfiandayani, SPi dan Dr Ir Diniah, MSi selaku Komisi Pembimbing yang banyak memberikan saran. Terimakasih kepada Dr Ir Tri Wiji Nurani, MSi selaku dosen penguji dan Dr Mochammad Riyanto, SPi MSi yang mewakili Komisi Pendidikan yang telah memberikan saran serta masukan untuk penyempurnaan skripsi ini. Penulis mengucapkan terimakasih kepada DIKTI yang telah memberikan dana BOPTN yang difasilitasi oleh LPPM IPB dengan ketua peneliti Dr Roza Yusfiandayani, SPi dan anggota peneliti Prof Dr Indra Jaya, MSc dan Prof Dr Mulyono S. Baskoro, MSc sehingga penulis dapat melakukan penelitian.

Karya tulis ini ku persembahkan kepada ibu tercinta dan tersayang mendiang Ni Ketut Budiasih. Ungkapan terimakasih tentunya kepada ayah (I Ketut Salin), adik (Kade Agus Setiawan) dan seluruh keluarga tersayang atas segala doa dan kasih sayangnya, terimakasih pula disampaikan kepada sahabat dan keluarga PSP 48 (Niko, Ray, Gilang, dan lainnya), sahabat rumpon (Taufik, Didit dan Bang Prakas), teman-teman bubu, kak Novi, kak Muth Mainah dan bli Indra, sahabat KMHD 48, pak Soleh, seluruh tim peneliti rumpon portable (Dhani, Maul, Genta, Doni, Bang Ikhsan) atas waktu, bantuan dan dukungannya, serta kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

(10)

10

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 1

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 2

Kerangka Pemikiran 2

METODE 4

Waktu dan Tempat Penelitian 4

Peralatan 4

Metode Pengambilan Data 4

Analisis Data 6

1. Komposisi Hasil Tangkapan 6

2. Sebaran Frekuensi Panjang dan Berat Ikan 6

3. Pengaruh Panjang Tali Cabang 7

4. Hubungan Panjang dan Berat Ikan 7

HASIL DAN PEMBAHASAN 7

Hasil 7

1. Unit Pancing Ulur 7

2. Komposisi Hasil Tangkapan 9

3. Sebaran Frekuensi Panjang dan Berat Ikan 12

4. Hubungan Panjang dan Berat Ikan 14

Pembahasan 16

KESIMPILAN DAN SARAN 17

Kesimpulan 17

Saran 18

DAFTAR PUSTAKA 18

LAMPIRAN 20

(11)

DAFTAR TABEL

1. Rancangan pemancingan 5

2. Hasil tangkapan pancing ulur 9

3. Ukuran individu ikan hasil tangkapan 11

DAFTAR GAMBAR

1. Kerangka pemikiran 3

2. Peta lokasi penelitian 4

3. Operasi penangkapan pada rumpon portable 6

4. Konstruksi pancing ulur 8

5. Jumlah hasil tangkapan pancing ulur menurut spesies ikan 10

6. Berat hasil tangkapan pancing ulur menurut spesies ikan 10

7. Jumlah hasil tangkapan ikan berdasarkan waktu pemancingan 11

8. Berat hasil tangkapan ikan berdasarkan waktu pemancingan 12

9. Sebaran panjang total ikan tuna berdasarkan unit pancing ulur 12

10. Sebaran berat individu ikan tuna berdasarkan unit pancing ulur 13

11. Sebaran panjang total ikan cakalang berdasarkan unit pancing ulur 13

12. Sebaran berat individu ikan cakalang berdasarkan unit pancing ulur 14

13. Hubungan panjang dan berat ikan tuna sirip kuning (Thunnus albacares) yang tertangkap di perairan Palabuhanratu 15

14. Hubungan panjang dan berat ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) yang tertangkap di perairan Palabuhanratu 15

15. Hubungan panjang dan berat ikan lemadang (Coryphaena hippurus) yang tertangkap di perairan Palabuhanratu 16

DAFTAR LAMPIRAN

1. Jumlah hasil tangkapan unit pancing ulur 20

2. ln Jumlah hasil tangkapan unit pancing ulur 20

3. Hasil uji normalitas data (Kolmogorov-Smirnov) dengan SPSS 21

4. ANOVA pengaruh panjang branchline 23

5. Uji-t terhadap nilai b pola pertumbuhan ikan tuna sirip kuning 23

6. Uji-t terhadap nilai b pola pertumbuhan ikan cakalang 24

7. Uji-t terhadap nilai b pola pertumbuhan ikan lemadang 24

(12)
(13)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rumpon merupakan alat bantu dalam penangkapan ikan. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan, Nomor PER 02/MEN/2011 mendefinisikan rumpon sebagai alat bantu untuk mengumpulkan ikan dengan menggunakan berbagai jenis atraktor dari benda padat yang berfungsi untuk memikat ikan agar berkumpul. Teknologi rumpon saat ini sudah semakin banyak dikembangkan, salah satunya adalah rumpon portable.

Rumpon portable merupakan rumpon yang tidak diletakkan secara tetap di perairan, tetapi diletakkan pada saat akan melakukan kegiatan penangkapan ikan di daerah penangkapan ikan tersebut. Ketika tidak digunakan, rumpon tersebut dapat dibawa atau dipindahkan ke daerah lain atau disimpan hingga dilakukan operasi penangkapan ikan selanjutnya (Yusfiandayani et al. 2013). Rumpon portable dimaksudkan untuk mengumpulkan ikan yang berasosiasi pada rumpon, lalu ikan tersebut ditangkap oleh nelayan Palabuhanratu menggunakan pancing ulur.

Pancing ulur (hand line) merupakan salah satu jenis alat penangkapan ikan yang sering digunakan oleh nelayan Palabuhanratu untuk menangkap ikan tuna (Thunnus sp.). Pancing ulur (hand line) dilengkapi dengan tali cabang dengan ukuran tertentu yang disusun secara vertikal pada tali utama. Panjang tali cabang diduga dapat mempengaruhi kinerja pancing ulur secara teknis, karena panjang tali cabang yang digunakan dapat mempengaruhi pergerakan dan posisi mata pancing terhadap target ikan tangkapan di sekitar rumpon portable. Pancing ulur menggunakan swivel untuk mempermudah teknik pengoperasian pancing ulur saat setting dan hauling.

Penelitian mengenai pengkajian terhadap rumpon portable sebelumnya sudah pernah dilakukan oleh Yusfiandayani et al. (2013) di perairan Palabuhanratu. Rumpon portable merupakan karya inovasi teknologi penangkapan ikan yang tergolong baru. Penggunaannya belum dilakukan secara komersial, manfaatnya belum diketahui dengan pasti, sehingga perlu adanya pengkajian terkait komposisi hasil tangkapan yang diperoleh dari sekitar rumpon portable. Komposisi hasil tangkapan di sekitar rumpon dapat diketahui diantaranya melalui pengoperasian pancing ulur. Hal ini selanjutnya dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk

melakukan penelitian “Analisis Hasil Tangkapan Pancing Ulur (Hand Line) pada Rumpon Portable di Perairan Selatan Palabuhanratu, Jawa Barat”. Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat pengaruh perbedaan panjang tali cabang pada pancing ulur terhadap komposisi hasil tangkapan yang didapatkan di sekitar rumpon portable. Pengkajian terhadap rumpon portable masih tergolong baru, sehingga penelitian tentang “Analisis Hasil Tangkapan Pancing Ulur (Hand Line) pada Rumpon Portable di Perairan Selatan Palabuhanratu, Jawa Barat” perlu untuk dilakukan.

Perumusan Masalah

(14)

2

dilengkapi dengan satu atau beberapa tali cabang yang disusun secara vertikal pada tali utama.

Tali cabang yang terdapat pada pancing ulur dapat berpengaruh langsung terhadap kinerja alat tangkap secara teknis, yaitu dapat mengakibatkan lilitan antara tali cabang dan tali utama. Lilitan antara tali cabang dan tali utama dapat mengakibatkan putus pada tali cabang, sehingga dapat mengurangi efektivitas dan produktivitas pancing ulur tersebut.

Nelayan umumnya menggunakan pancing ulur dengan panjang tali cabang berbeda. Ukuran yang digunakan dalam satuan depa. Satuan depa umumnya 1,5 m. Namun, kenyataannya satuan dalam depa dapat berbeda. Ukuran panjang tali cabang yang digunakan nelayan berkisar antara 1,2-1,5 m dan adapula ukurannya lebih pendek dari 1,2 m. Selanjutnya perlu mengkaji pengaruh panjang tali cabang pada pancing ulur terhadap hasil tangkapan. Pengoperasian pancing ulur menggunakan alat bantu rumpon portable sebagai pengumpul sasaran tangkap. Beberapa pertanyaan yang perlu dijawab dalam penelitian ini ialah: Bagaimanakah pengaruh perbedaan panjang tali cabang terhadap hasil tangkapan ikan tuna di sekitar rumpon portable ?

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1) Mengetahui komposisi hasil tangkapan ikan di sekitar rumpon portable. 2) Mengetahui hubungan panjang dan berat hasil tangkapan pada pancing ulur. 3) Menentukan efektifitas dan produktifitas pancing ulur dengan panjang tali

cabang yang berbeda.

Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah untuk :

1) Memberikan informasi tentang panjang tali cabang terbaik pada alat tangkap pancing ulur yang dioperasikan di sekitar rumpon portable.

2) Sebagai informasi tentang komposisi hasil tangkapan di sekitar rumpon portable. Kerangka Pemikiran

(15)

3

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Pengoperasian 3 unit pancing ulur

dengan panjang tali cabang berbeda (0,9 m; 1,2 m; dan 1,5 m)

Hasil tangkapan ikan

Identifikasi jenis ikan

Panjang tali cabang yang berbeda

Komposisi jumlah HT yang didapatkan

 Frekuensi panjang dan berat ikan

 Hubungan panjang-berat HT Penggunaan alat bantu rumpon

(16)

4

METODE

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian di lapangan dilakukan pada bulan Juni-Oktober 2014, bertempat di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-IPB dan Perairan Selatan Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat. Uji coba penangkapan ikan dilakukan di perairan Samudra Hindia pada posisi 8º07.615ʹ LS dan 106º24.89ʹ BT sampai dengan 8º21.03ʹ LS dan 106º26.89ʹ BT (Gambar 2).

Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

1) Tiga unit pancing ulur dengan tali cabang berbeda (0,9 m; 1,2 m; dan 1,5 m); 2) Rumpon portable;

3) Kapal perikanan; 4) Timbangan digital;

5) Measuring board dan roll meter;

6) GPS (Global Positioning System) dan fish finder; dan 7) Kamera.

Metode Pengambilan Data

Pengambilan data melalui experimental fishing menggunakan 3 unit pancing ulur. Panjang tali cabang dibedakan menjadi 0,9 m; 1,2 m; dan 1,5 m. Pengambilan data dilakukan selama 6 hari di sekitar rumpon portable. Data primer yang diambil meliputi:

1) Jumlah dan jenis hasil tangkapan.

2) Panjang total hasil tangkapan (cm), yaitu panjang ikan yang diukur mulai dari bagian ujung mulut hingga bagian ekor yang paling ujung.

3) Berat individu ikan tangkapan, yaitu bobot yang dimiliki oleh ikan dalam satuan kilogram (kg).

(17)

5

Pemancingan dilakukan pada pagi dan sore hari. Masing-masing waktu pemancingan dilakukan selama 5 jam. Pemancingan pagi hari dilangsungkan pada pukul 05.00-11.00 WIB dan sore hari pada pukul 13.00-18.00 WIB. Waktu pemancingan pagi terdiri atas pemancingan I (05.00-08.00 WIB) dan II (09.00-11.00 WIB). Sedangkan Pemancingan sore terdiri atas pemancingan III (13.00-15.00 WIB) dan IV ((13.00-15.00-18.00 WIB). Pengelompokan waktu pemancingan tersebut dimaksudkan untuk mendapatkan peluang penurunan yang sama masing-masing unit pancing ulur, yakni sebanyak 4 kali baik pagi maupun sore hari. Rancangan pemancingan seperti tercantum dalam Tabel 1.

Tabel 1. Rancangan pemancingan Waktu Pemancingan (WIB)

Hari ke-

1 2 3 4 5 6

Penurunan Pancing dengan Panjang Tali cabang -

Pagi

Penurunan (setting) pancing ulur dilakukan langsung secara bersamaan dua unit pancing ulur dengan panjang tali cabang berbeda di bagian buritan kapal dan midship kapal selama 1 jam. Pengangkatan (hauling) pancing ulur dilakukan ketika sudah terasa ada ikan yang memakan umpan pada pancing. Pergantian dua pancing ulur dilakukan sesuai dengan waktu pemancingan. Urutan penurunan pancing ulur pertama adalah pancing ulur dengan ukuran tali cabang 0,9 m dan 1,2 m; kedua, pancing dengan ukuran tali cabang 1,2 m dan 1,5 m; serta ketiga pancing dengan ukuran tali cabang 0,9 m dan 1,5 m. Demikian selanjutnya secara bergantian.

(18)

6

Gambar 3. Operasi penangkapan pada rumpon portable Analisis Data

1. Komposisi Hasil Tangkapan

Data primer yang telah dikumpulkan dianalisis menggunakan analisis deskriptif terhadap jumlah dan jenis hasil tangkapan yang didapatkan saat penelitian berlangsung. Proporsi hasil tangkapan pancing ulur dapat dihitung dengan rumus (Jeunjanan 2008):

� = �

�� %………..(1)

Keterangan:

P = proporsi satu jenis ikan yang tertangkap pada rumpon ni = jumlah/berat jenis ikan ke-i

N = jumlah/berat seluruh hasil tangkapan

2. Sebaran Frekuensi Panjang dan Berat Ikan

Distribusi frekuensi panjang dan berat ikan dominan yang tertangkap ditentukan dengan menghitung jumlah selang kelas dan interval kelas menggunakan rumus distribusi frekuensi (Walpole 1995) yaitu:

� = + , log �... (2)

� =� �� − � � ... (3)

Keterangan:

K = Jumlah kelas n = Banyak data i = Lebar kelas Nmax = Nilai terbesar

(19)

7

3. Pengaruh Panjang Tali Cabang

Data hasil tangkapan ikan terlebih dahulu diuji kenormalannya dengan Uji Kolmogorov-Smirnov pada software SPSS (Conover 1971) diacu dalam Zainuddin (2002). Uji Kolmogorov-Smirnov digunakan untuk melihat apakah data menyebar normal atau tidak. Data yang didapat menyebar secara normal, maka akan dilakukan analisis data menggunakan Uji-F pada statistik dengan Analisys of Varians (ANOVA). Analisis data ini digunakan untuk membandingkan jumlah hasil tangkapan pada setiap ukuran panjang tali cabang pancing ulur (0,9 m; 1,2 m; dan 1,5 m). Hipotesis dalam Uji-F pada statistik dengan ANOVA yaitu :

H0 : Ukuran panjang tali cabang tidak berpengaruh terhadap jumlah hasil

tangkapan ikan .

H1 : Ukuran panjang tali cabang berpengaruh terhadap jumlah hasil tangkapan

ikan.

Dasar pengambilan keputusan:

Jika probabilitas > 0,05; maka H0 diterima.

Jika probabilitas < 0,05; maka H0 ditolak.

4. Hubungan Panjang dan Berat Ikan

Kondisi morfometrik ikan yang tertangkap secara temporal diuji menggunakan model pertumbuhan dengan analisis hubungan panjang dan berat ikan. Persamaan yang digunakan adalah W = aLb (a dan b adalah konstanta). Nilai a dan b ditentukan menggunakan metode kuadrat terkecil dengan mentransformasi model persamaan geometrik kedalam bentuk linearnya melalui logaritma. Logaritma persamaan tersebut menjadi: log W = log a + b log L atau Y = A + BX. Nilai W (berat ikan) dan L (panjang ikan) diperoleh dari hasil pengukuran Effendie (1979). Analisis panjang dan berat ikan ini dilakukan menggunakan Microsoft Excel.

Nilai b diuji terhadap nilai b = 3 atau b ≠ 3 menggunakan uji-t dengan tingkat kepercayaan 95%. Hipotesis uji-t pada statistik yaitu :

H0 : b = 3, hubungan panjang dengan berat adalah isometrik.

H1 : b ≠ 3, hubungan panjang dengan berat adalah alometrik.

Dasar pengambilan keputusan:

(20)

8

swivel, tali pancing, pemberat serta umpan. Tali utama atau main line pancing ulur menggunakan bahan nilon polyamide (PA) monofilament No. 1200. Tali cabang atau branch line menggunakan bahan nilon polyamide (PA) monofilament No. 400, sedangkan pemberat dari timah dengan berat 0,5 kg. Pengoperasian pancing ulur menggunakan umpan buatan dari benang sutera berwarna merah. Konstruksi pancing ulur yang digunakan dalam penelitian ini seperti tercantum dalam Gambar 4.

Gambar 4. Konstruksi alat tangkap pancing ulur

Pancing ulur dioperasikan sampai kedalaman tertentu sambil menyentak-nyentakan pancing ulur sampai terasa ada ikan yang memakan umpan. Pancing ulur yang dioperasikan selama penelitian, yakni dengan menurunkan pancing sampai kedalaman 10-15 meter dari atas permukaan perairan. Kedalaman perairan ini sebelumnya sudah diduga sebagai tempat ikan mencari makan dan tempat tersebarnya ikan yang maksimum. Hal ini dapat diperkirakan karena atraktor yang terpasang pada rumpon portable memiliki kedalaman 5 meter dari atas permukaan perairan.

Kawasan Palabuhanratu mempunyai iklim Muson dan pola angin di sekitar Palabuhanratu dipengaruhi oleh musim tersebut, yaitu musim barat selama bulan November-Maret dan musim timur pada bulan Mei-September. Kecepatan angin berkisar antara 4,4-23,5 km/jam. Kecepatan angin cukup kencang (>20 km/jam) bertiup pada bulan Agustus-Desember.

Penangkapan ikan di Perairan Palabuhanratu umumnya dilakukan sepanjang tahun dan dikenal dua musim penangkapan yaitu Musim Timur dan Musim Barat. Musim Timur adalah musim dengan jumlah ikan sangat banyak atau berlimpah yaitu pada Bulan Juni-Oktober. Periode ini ditandai dengan angin yang lemah, keadaan laut yang tenang dan curah hujan sedikit. Musim Barat ditandai dengan

Keterangan:

a. Penggulung (bahan plastik)

b. Tali utama (PA monofilament no.1200) c. Swivel no.7

d. Tali cabang (PA monofilament no. 400) e. Mata Pancing no.7

(21)

9

sedikitnya hasil tangkapan yang didaratkan akibat keadaan perairan yang cukup membahayakan untuk operasi penangkapan ikan. Musim Barat berlangsung pada Bulan November-April atau Mei Pariworo et al. (1988) dalam Limbong (2008). 2. Komposisi Hasil Tangkapan

Hasil tangkapan pancing ulur yang diperoleh dalam penelitian ini berjumlah 176 ekor, terdiri atas 104 ekor tuna sirip kuning (Thunus albacares), 68 ekor cakalang (Katsuwonus pelamis) dan 4 ekor lemadang (Coryphaena hippurus). Tiga jenis hasil tangkapan ini merupakan kelompok ikan yang sudah umum tertangkap pancing nelayan Palabuhanratu. Hasil tangkapan didominasi oleh ikan tuna sirip kuning sebanyak 59,1%. Komposisi hasil tangkapan dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil tangkapan pancing ulur

No. Jenis Hasil Tangkapan

Hasil Tangkapan

Panjang Tali Cabang (m) Total

0,9 1,2 1,5 Jumlah Berat

Keterangan: Yf. Tuna = Yellowfin Tuna

Pancing ulur dengan panjang tali cabang 1,5 m mendapatkan hasil tangkapan paling banyak, baik dari jumlah ikan sebanyak 70 ekor (39,8%) maupun dari berat hasil tangkapannya sebesar 187,3 kg (49,3%). Persentase hasil tangkapan ikan tuna sirip kuning paling tinggi diantara pancing ulur dengan panjang tali cabang 0,9 m dan 1,2 m, yakni 48,1%.

(22)

10

dan berat hasil tangkapan lemadang sebesar 2,7 kg (1,4%). Komposisi hasil tangkapan dalam jumlah dan berat dapat dilihat pada Gambar 5 dan 6.

Gambar 5. Jumlah hasil tangkapan pancing ulur penelitian menurut spesies ikan

Gambar 6 . Berat hasil tangkapan pancing ulur penelitian menurut spesies ikan Pengaruh panjang tali cabang terhadap hasil tangkapan menggunakan Analisys of Varians (ANOVA). Sebelum Analisys of Varians dilakukan, terlebih dahulu data jumlah hasil tangkapan dilogaritmakan, lalu diuji kenormalan datanya menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Uji normalitas menunjukkan data jumlah hasil tangkapan menyebar normal, sehingga uji statistik dilanjutkan dengan uji-F pada ANOVA untuk melihat pengaruh dari perbedaan panjang tali cabang terhadap hasil tangkapan. Hasil perhitungan pada uji-F menunjukkan p-value = 0,397 > 0,05; artinya perbedaan ukuran panjang tali cabang pancing ulur tidak berpengaruh secara signifikan terhadap hasil tangkapan.

Ukuran individu ikan hasil tangkapan yang terbesar didapatkan dari pancing ulur dengan panjang tali cabang 1,5 m (Tabel 3). Bobot individu tuna sirip kuning

(23)

11

adalah yang terbesar dibandingkan jenis hasil tangkapan lainnya, yakni rata-rata 2,83 kg per ekor.

Tabel 3 . Ukuran individu ikan hasil tangkapan No. Hasil Tangkapan

Operasi penangkapan ikan berlangsung selama 6 hari dengan melakukan penangkapan ikan selama 5 jam pada setiap waktu pemancingannya. Beberapa faktor operasi penangkapan ikan yang mempengaruhi operasional alat tangkap yakni faktor cuaca seperti angin dan gelombang besar yang tidak memungkinkan melanjutkan kegiatan penangkapan ikan. Selain itu, faktor lain yang mempengaruhi ialah saat operasi penangkapan berlangsung beberapa alat tangkap ada yang terputus sehingga perlu adanya perbaikan pada alat tangkap. Data hasil tangkapan pancing ulur menurut jumlah (ekor) dan berat (kg) hubungannya dengan lama hari operasi penangkapan ikan dan waktu pemancingan dapat dilihat pada Gambar 7 dan 8.

Grafik pada Gambar 7 dan 8 menunjukkan jumlah dan berat total hasil tangkapan pada waktu pemancingan pagi dan sore dengan lama hari operasi penangkapan ikan yang dilakukan menggunakan 3 unit pancing ulur dengan ukuran panjang tali cabang berbeda. Jumlah hasil tangkapan pemancingan pagi sebanyak 84 ekor dengan berat 182,3 kg dan jumlah hasil tangkapan sore sebanyak 92 ekor dengan berat 197,4 kg. Jumlah hasil tangkapan paling banyak diperoleh pada hari ke-3 sebanyak 58 ekor dan berat sebesar 116,3 kg terdiri atas jumlah hasil tangkapan pagi sebanyak 32 ekor dengan berat hasil tangkapan 57,1 kg dan jumlah hasil tangkapan sore sebanyak 26 ekor dengan berat 59,2 kg.

Gambar 7 . Jumlah hasil tangkapan ikan berdasarkaan waktu pemancingan

(24)

12

Gambar 8 . Berat hasil tangkapan ikan berdasarkan waktu pemancingan 3. Sebaran Frekuensi Panjang dan Berat Ikan

Hasil tangkapan ikan yang diperoleh didominasi oleh ikan tuna sirip kuning dan cakalang. Hasil tangkapan ikan kedua jenis ikan ini memiliki sebaran panjang dan berat yang beragam. Grafik yang diperlihatkan pada (Gambar 9) menunjukkan sebaran panjang ikan tuna sirip kuning, jumlah hasil tangkapan tertinggi terdapat pada selang kelas 48,2-56,7 cm dengan jumlah hasil tangkapan 64 ekor.

Gambar 9 . Sebaran panjang total ikan tuna berdasarkan unit pancing ulur

(25)

13

Samudera Hindia adalah 77,8 cm. Namun, didapatkan pula hasil tangkapan tuna sirip kuning yang memiliki ukuran panjang 107,3 cm pada selang kelas 104,1-112,1 cm yang sudah dalam ukuran layak tangkap.

Jumlah hasil tangkapan ikan tuna sirip kuning paling banyak berdasarkan berat ikan hasil tangkapan menggunakan pancing ulur berkisar antara 0,8-4,5 kg, yaitu sebanyak 100 ekor (Gambar 10). Jumlah tangkapan tertinggi pada kisaran berat 0,8-2,6 kg berjumlah 82 ekor.

Gambar 10 . Sebaran berat individu ikan tuna sirip kuning berdasarkan unit pancing ulur

Gambar 11 . Sebaran panjang total ikan cakalang berdasarkan unit pancing ulur Jumlah hasil tangkapan ikan cakalang paling banyak berdasarkan panjang total ikan menggunakan pancing ulur berkisar antara 40-54,3 cm, yaitu sebanyak 64 ekor (Gambar 11). Jumlah tangkapan tertinggi pada kisaran berat 44,8-49,5 cm berjumlah 42 ekor. Ikan cakalang yang tertangkap pancing ulur pada penelitian ini

(26)

14

memiliki ukuran panjang rata-rata besar dari 40 cm atau sudah dalam ukuran layak tangkap. Hasil tangkapan cakalang terpanjang didapatkan pada selang kelas 68,8-73,5 cm dengan ukuran 73,1 cm.

Gambar 12 . Sebaran berat individu ikan cakalang berdasarkan unit pancing ulur Jumlah hasil tangkapan ikan cakalang paling banyak berdasarkan berat ikan hasil tangkapan menggunakan pancing ulur berkisar antara 0,8-2,85 kg, yaitu sebanyak 66 ekor (Gambar 12). Jumlah tangkapan tertinggi pada kisaran berat 0,86-1,85 kg berjumlah 58 ekor.

4. Hubungan Panjang dan Berat Ikan

Hasil analisis hubungan panjang dan berat ikan hasil tangkapan didapatkan persamaan regresi dengan R2 yang berbeda (Gambar 13; 14; dan 15). Model persamaan hubungan panjang dan berat ikan tuna sirip kuning adalah y = 0,00002081x2,8968 atau W = 0,00002081L2,8968 dengan nilai R² = 89%. Hasil ini

menunjukkan bahwa panjang dan berat ikan tuna sirip kuning memiliki korelasi positif, artinya setiap kenaikan panjang sebesar satu satuan akan menyebabkan kenaikan b sebesar 2,8968. Analisis uji-t untuk b pada taraf nyata 0,05 diperoleh thit

< ttab, menunjukkan bahwa pola pertumbuhan ikan tuna sirip kuning di wilayah

penelitian (Gambar 13) menunjukan pola pertumbuhan isometrik (b = 3), artinya pertumbuhan panjang seimbang dengan pertumbuhan berat.

Model persamaan hubungan panjang dan berat ikan cakalang adalah y = 0,00002044x2,9177 atau W = 0,00002044L2,9177 dengan nilai R² = 92% (Gambar 14). Hasil ini menunjukkan bahwa panjang dan berat ikan cakalang memiliki korelasi positif, artinya setiap kenaikan panjang sebesar satu satuan akan menyebabkan kenaikan b sebesar 2,9177. Analisis uji-t untuk b pada taraf nyata 0,05 diperoleh thit

< ttab, menunjukkan bahwa pola pertumbuhan ikan cakalang di wilayah penelitian

(Gambar 14) menunjukan pola pertumbuhan isometrik (b = 3), artinya pertumbuhan panjang seimbang dengan pertumbuhan berat.

(27)

15

Gambar 13. Hubungan panjang dan berat ikan tuna sirip kuning (Thunnus albacares) yang tertangkap di perairan Palabuhanratu

Gambar 14. Hubungan panjang dan berat ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) yang tertangkap di perairan Palabuhanratu

Model persamaan hubungan panjang dan berat ikan lemadang adalah y = 0,0001993x2,2340 atau W = 0,0001993L2,2340 dengan nilai R² = 99 % (Gambar 15). Nilai model observasi (R² = 99%) menunjukkan bahwa panjang dan berat ikan lemadang memiliki korelasi positif, artinya setiap kenaikan panjang sebesar satu satuan akan menyebabkan kenaikan b sebesar 2,2340. Analisis uji-t untuk b pada taraf nyata 0,05 diperoleh thit> ttab, menunjukkan bahwa pola pertumbuhan ikan

(28)

16

Gambar 15. Hubungan panjang dan berat ikan lemadang (Coryphaena hippurus) yang tertangkap di perairan Palabuhanratu

Pembahasan

Hasil tangkapan yang diperoleh selama penelitian menggunakan pancing ulur didominasi oleh ikan tuna sirip kuning. Ukuran panjang dan berat ikan tuna tangkapan hampir seragam, dikarenakan ikan tuna memiliki kecepatan renang yang relatif sama. Ikan tuna diketahui hidupnya bergerombol saat bermigrasi maupun saat mencari makan. Hasil tangkapan sampingan yang diperoleh, yakni ikan cakalang dan lemadang, berukuran besar.

Ukuran ikan tuna sirip kuning yang tertangkap dalam penelitian ini lebih banyak di bawah ukuran pertama kali matang gonad (Lm= 77,8 cm-FL), yakni berkisar antara 39,3-63,5 cm, artinya hasil tangkapan tuna sirip kuning yang didapatkan masih belum dewasa atau belum layak tangkap. Sementara itu, Mardlijah (2008) menyatakan bahwa ukuran pertama kali matang gonad (Lm) ikan tuna sirip kuning di Perairan Marisa (Sulawesi Utara) untuk ikan betina berkisar antara 89,2–100,9 cm-FL, sedangkan Zubaidi et al. (1994) pada penelitiannya di Perairan Maluku diperoleh Lm ikan tuna sirip kuning jantan dan betina masing-masing sebesar 118,7 cm-FL dan 113 cm-FL. Belum layak tangkapnya ikan tuna sirip kuning yang didapatkan, hal ini dikarenakan kedalaman pengoperasian alat tangkap pancing ulur berkisar antara 10-15 meter dari permukaan perairan. Hasil penelitian Josse et al. (2000) dalam Nurdin et al. (2012) dengan menggunakan perangkat akustik menunjukkan schooling ikan tuna berukuran kecil terdapat pada strata kedalaman 10–50 meter merupakan area dengan kepadatan dan jumlah schooling terbesar. Priatna et al. (2010) menyatakan bahwa kepadatan ikan (density) di sekitar rumpon tertinggi ditemukan pada lapisan permukaan hingga kedalaman 50 meter, dengan dominasi 80% ukuran ikan 40–70 cm berada pada kedalaman 25 sampai 50 meter yang diduga kuat adalah jenis cakalang dan tuna kecil. Hal yang serupa diperoleh juga dalam penelitian ini, ikan tuna sirip kuning yang didapatkan dari proses pemancingan lebih didominasi oleh ukuran tangkapan yang kecil, hal ini diduga karena pemancingan dilakukan di sekitar kolom perairan pada kedalaman 10-15 meter. Disamping posisi pemancingan di kolom perairan,

(29)

17

ukuran tuna sirip kuning yang tertangkap berukuran kecil diduga juga disebabkan oleh pemakaian ukuran mata pancing nomor 7. Pancing jenis lain untuk menangkap tuna digunakan mata pancing nomor 1 atau 2, agar diperoleh hasil tangkapan berukuran besar.

Hasil uji-t terhadap nilai b pada tingkat kepercayaan 95%, hubungan panjang dan berat ikan tuna sirip kuning yang didapatkan dalam penelitian dengan pancing ulur menunjukkan pola pertumbuhan yang bersifat isometrik (b = 3). Hal yang berbeda ditemukan oleh Zubaidi et al. (1994) dalam penelitiannya di perairan Bacan-Maluku Utara bahwa pertumbuhan ikan tuna sirip kuning dengan pancing ulur bersifat alometrik negatif. Perbedaan pola pertumbuhan dapat disebabkan oleh ukuran ikan hasil tangkapan yang berbeda, pada penelitian ini ukuran ikan hasil tangkapan masih relatif kecil (baby tuna). Ikan yang hidup pada permukaan perairan sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan, diantaranya ukuran dan jenis makanan, kondisi oseanografi perairan (suhu, oksigen, dan lain-lain), dan kondisi ikan (umur). Menurut Hossain (2010) hubungan panjang-bobot ikan dipengaruhi beberapa faktor diantaranya habitat, lingkungan, musim, jenis makanan, matang gonad, kesehatan dan jenis kelamin.

Hasil tangkapan pancing ulur dengan panjang tali cabang 1,5 m mendapatkan hasil tangkapan lebih banyak dibandingkan dengan dua alat tangkap pancing lainnya. Hal ini diduga untuk proses pemancingan di sekitar rumpon, pada posisi pancing ulur yang sama dengan panjang tali cabang yang berbeda, mata pancing pada tali cabang 1,5 m lebih jelas terlihat oleh ikan yang menjadi target tangkapan, karena gerakan tali cabang yang lebih lebar dibandingkan pancing ulur dengan panjang tali cabang lainnya.

Hasil uji-F menunjukkan bahwa pembedaan panjang tali cabang 30 cm tidak signifikan terhadap jumlah hasil tangkapan, artinya pancing ulur dengan semua panjang tali cabang yang diuji dapat digunakan dengan hasil yang hampir sama. Namun, berdasarkan deskripsi hasil penelitian, disarankan menggunakan panjang tali cabang 1,5 m, karena jumlah hasil tangkapan yang didapatkan lebih banyak dan juga mendapatkan ukuran individu yang lebih besar. Oleh karena itu disarankan menggunakan pancing ulur dengan panjang tali cabang 1,5 m dalam menangkap ikan tuna.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1) Jumlah total hasil tangkapan pancing ulur sebanyak 176 ekor dan berat 379,7 kg. Komposisi hasil tangkapan mencakup 104 ekor (59,1%) tuna sirip kuning, 68 ekor (38,6%) cakalang dan 4 ekor (2,3%) lemadang.

(30)

18

3) Hasil tangkapan terbanyak diperoleh menggunakan pacing ulur dengan panjang tali cabang 1,5 m dengan jumlah 70 ekor (39,8%) dan berat 184,9 kg (48,7%). Secara statistik perbedaan panjang tali cabang 0,9 m; 1,2 m; dan 1,5 m tidak berbeda nyata.

Saran

Pengoperasian pancing ulur di sekitar rumpon portable disarankan menggunakan ukuran mata pancing yang lebih besar, No. 1 atau 2 untuk mendapatkan ukuran tuna lebih besar. Penulis menyarankan pemasangan atraktor pada rumpon portable dipasang lebih jauh kedalam kolom perairan dan pemancingan dilakukan lebih jauh kedalam kolom perairan.

DAFTAR PUSTAKA

Effendie MI. 1979. Metoda Biologi Perikanan. Bogor (ID): Yayasan Dewi Sri.

Effendie MI. 1997. Biologi Perikanan. Yogyakarta (ID): Yayasan Pustaka Nusatama.

Hossain Y. 2010. Length-weight, length-length relationship and condition factors of three schibid catfish from the Padma River, Northwestern Bangladesh. Asian Fisheries Science. (23): 329-339.

[IOTC] International Ocean Tuna Commission. 2010. Reproductive Biology of Yellowfin Tuna (Thunnus albacares) in the Western and Central Indian Ocean. IOTC Working Party on Tropical Tuna.

Jeujanan B. 2008. Efektivitas rumpon dalam operasi penangkapan ikan di Perairan Maluku Tenggara [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor: KEP.06/MEN/2010 tanggal 11 Januari 2010 tentang Alat Penangkap Ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia.

Kurnia M, Sudirman, Yusuf M. 2012. Pengaruh perbedaan ukuran mata pancing terhadap hasil tangkapan pancing ulur di perairan pulau sabutung pangkep.[terhubungberkala].http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/1

23456789/4284/Full%20paper%20seminar%20tangkap.pdf?sequence=1

[13 November 2014]

Limbong M. 2008. Pengaruh suhu permukaan laut terhadap jumlah dan ukuran hasil tangkapan ikan cakalang di Perairan Teluk Palabuhanratu Jawa Barat [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Mardlijah S. 2008. Analisis isi lambung dan gonad ikan madidihang (Thunnus albacares Bonnatere 1788) yang tertangkap di perairan Marisa,Gorontalo, TelukTomini [tesis]. Depok (ID): Universitas Indonesia.

Nurdin E, Taurusman AA dan Yusfiandayani R. 2012. Struktur ukuran, hubungan panjang-bobot dan faktor kondisi ikan tuna di Perairan Prigi, Jawa Timur. Jurnal BAWAL Vol. 4 (2) Agustus 2012: 67-73.

(31)

19

Priatna A, Nugroho D dan Mahiswara. 2010. Keberadaan ikan pelagis rumpon laut dalam pada musim timur di Perairan Samudera Hindia sebelah Selatan Teluk Pelabuhanratu dengan metode hidroakustik. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia. 16 (2): 83-91. Jakarta: Pusat Riset Perikanan Tangkap.

Walpole. 1995. Pengantar Statistika. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Yusfiandayani R, Jaya I dan Baskoro MS. 2013. Pengkajian terhadap rumpon portable untuk pengelolaan ikan tuna dan cakalang secara berkelanjutan. [Laporan Akhir Penelitian Lintas Fakultas]. Bogor (ID). Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat-Institut Pertanian Bogor.

Zainuddin. 2002. Pengaruh penggunaan umpan terhadap hasil tangkapan cakalang (Katsuwonus pelamis) dengan menggunakan pancing ulur pada rumpon di Perairan Pambusuang Kabupaten Polmas Sulawesi Selatan [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

(32)

20

LAMPIRAN

Lampiran 1. Jumlah hasil tangkapan unit pancing ulur Waktu Panjang Branch Line

0.9 1.2 1.5

1 3 2

5 5 5

Pagi 8 11 13

3 3 6

3 4 5

2 2 3

3 2 3

4 3 5

Sore 7 7 12

5 9 7

5 5 6

4 2 3

Lampiran 2. Logaritma natural (ln) Jumlah hasil tangkapan unit pancing ulur Waktu Panjang Branch Line

0.9 1.2 1.5

(33)

21

Lampiran 3. Hasil uji normalitas data (Kolmogorov-Smirnov) menggunakan SPSS Descriptives

Statistic Std. Error

Jumlah hasil tangkapan Mean 1,4315 0,09520

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 1,2382

Upper Bound 1,6247

5% Trimmed Mean 1,4329

Median 1,4979

Variance 0,326

Std. Deviation 0,57121

Minimum 0,00

Maximum 2,56

Range 2,56

Interquartile Range 0,69

Skewness -0,078 0,393

Kurtosis 0,013 0,768

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Jumlah_hasil_tangkapan 0,137 36 0,087 0,966 36 0,323

(34)

22

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Jumlah_hasil_ta

ngkapan

N 36

Normal Parametersa,b Mean 1,4315

Std. Deviation 0,57121

Most Extreme Differences Absolute 0,137

Positive 0,137

Negative -0,122

Test Statistic 0,137

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,087c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

(35)
(36)

Lampiran 4. ANOVA pengaruh panjang branchline ANOVA

Source of Variation SS df MS F P-value F crit

Waktu Operasi 0,262163 1 0,262163 0,768777 0,387563 4,170877

Panjang BL 0,649613 2 0,324806 0,952475 0,397144 3,31583

Interaction 0,277489 2 0,138744 0,40686 0,669356 3,31583

Within 10,23039 30 0,341013

Total 11,41965 35

Lampiran 5. Uji-t terhadap nilai b pertumbuhan ikan tuna sirip kuning

Ʃ log L = 180.3316; Ʃ log W = 35.49089 ; Ʃ log L2 = 313.0391 ; Ʃ log W2 = 15.33923; Ʃ log W x log L = 62.55914 ; n = 104

Ʃ x2 = Ʃ x2 - (Ʃ x)2/n = 0.351924793; Ʃ y2= Ʃ y2 - (Ʃ y)2/n = 3.227658336; Ʃ xy = Ʃ xy - x x Ʃ y)/n = 1.019455689 ;

Ʃ S2 yx= Ʃ y2 - xy)2/Ʃ x2 = 0.274499244; S2 yx = Ʃ S2 yx/(n-2) = 0.004159079; S

b2 = Syx/Ʃ x2 = 0.011818092 ;

Sb = (Sb2)1/2 = 0.108711047

t hit = ǀ (3-b)/Sbǀ = 0.949306884 < t tab = 1.983495259

A= Ʃ �� Ʃ � ^2 − Ʃ � Ʃ � x ��

Ʃ � ^2 − Ʃ � ^2 = -4.681668595 ;

A = loga a = -4.681668595 ; a = 0.00002081

b= Ʃ � x �� − Ʃ �� x Ʃ �

Ʃ � ^2 − Ʃ � ^2 = 2.896799855

(37)

23

Lampiran 6. Uji-t terhadap nilai b pertumbuhan ikan cakalang

Ʃ log L = 114.103 ; Ʃ log W = 14.03467 ; Ʃ log L2 = 191.5837 ; Ʃ log W2 = 4.022191 ; Ʃ log W x log L = 23.90139 ; n = 68

Ʃ x2 = Ʃ x2 - x)2/n = 0.120441207 ; Ʃ y2= Ʃ y2 - ((Ʃ y)2/n) =1.125542994 ; Ʃ xy= Ʃ xy - x x Ʃ y)/n = 0.351407207

Ʃ S2 yx= Ʃ y2 - xy)2/Ʃ x2 = 0.10025416 ; S2 yx = Ʃ S2 yx/(n-2) = 0.001519002 ; S

b2 = Syx/Ʃ x2 = 0.012611983 ;

Sb = (Sb2)1/2 = 0.112303084

t hit = ǀ (3-b)/Sbǀ = 0.733141709 < t tab = 1.996564419

Lampiran 7. Uji-t terhadap nilai b pertumbuhan ikan lemadang

Ʃ log L = 7.222025; Ʃ log W = 1.332408; Ʃ log L2 = 13.05276; Ʃ log W2 = 0.510953; Ʃ log W x log L = 2.435488 ; n = 4

Ʃ x2 = Ʃ x2 - (Ʃ x)2/n = 0.01334696; Ʃ y2= Ʃ y2-((Ʃ y)2/n) = 0.06712498; Ʃ xy= Ʃ xy - x x Ʃ y)/n = 0.02981735 ;

Ʃ S2 yx = Ʃ y2 - (Ʃ xy)2/Ʃ x2 = 0.00051251 ; S2 yx = Ʃ S2 yx/ (n-2) = 7.7653E-06 ; Sb2 = Syx/Ʃ x2 = 0.00058181 ; Sb = (Sb2)1/2 = 0.02412067

t hit= ǀ (3-b)/Sbǀ = 31.7562804 > t tab = 4.302653

A= Ʃ �� Ʃ � ^2 − Ʃ � Ʃ � x ��

Ʃ � ^2 − Ʃ � ^2 = -4.689409856 ;

A = log a = -4.689409856 ; a = 0.00002044

b= Ʃ � x �� − Ʃ �� x Ʃ �

Ʃ � ^2 − Ʃ � ^2 = 2.917665925

A= Ʃ �� Ʃ � ^2 − Ʃ � Ʃ � x ��

Ʃ � ^2 − Ʃ � ^2 = -3.7004302 ;

A = log a = -3.7004302 ; a = 0.0001993

b= Ʃ � x �� − Ʃ �� x Ʃ �

Ʃ � ^2 − Ʃ � ^2 = 2.23401736

(38)
(39)
(40)

Lampiran 8. Dokumentasi hasil penelitian

Pancing Ulur Komponen Rumpon Portable Rumpon Portable

Pengukuran Panjang HT Operasi Rumpon Portable

Hauling Penanganan Hasil Tangkapan

Hasil Tangkapan

(41)
(42)

33

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bali pada tanggal 11 Januari 1993. Penulis merupakan anak ke satu dari dua bersaudara dari Bapak I Ketut Salin dan Ibu Ni Ketut Budiasih. Pada tahun 2008, penulis lulus dari SMPN 5 Tikep dan pada tahun 2011 penulis lulus dari SMAN 2 Raha. Pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk IPB melalui jalur SNMPTN Undangan pada Program Studi Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap, Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah terlibat dalam organisasi kemahasiswaan sebagai staf Departemen Penelitian, Pengembangan dan Keprofesian di Himpunan Mahasiswa Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan periode 2012-2013 dan Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma (KMHD IPB) periode 2011-2012 dan periode 2011-2012-2013. Penulis juga pernah menjabat sebagai ketua PKM bidang penelitian GORDIV dan Cahaya untuk Meningkatkan Hasil Tangkapan Nelayan Palabuhanratu, Jawa Barat pada tahun 2012. Prestasi yang pernah penulis raih yaitu Juara II Futsal pada ajang BFF 2014 (Brahmacarya Friendly Futsal), Juara III Badminton pada BBC 2014 (Brahmacarya Badminton Championship).

Penulis menyelesaikan tugas akhirnya dengan menyusun skripsi berjudul

“Analisis Hasil Tangkapan Pancing Ulur pada Rumpon Portable di Perairan

Selatan Palabuhanratu, Jawa Barat”. Penulis dinyatakan lulus dalam sidang ujian

skripsi yang diselenggarakan program studi Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap pada tanggal 9 Maret 2015.

(43)
(44)
(45)

Gambar

Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian
Tabel 1. Rancangan pemancingan
Gambar 4. Konstruksi alat tangkap pancing ulur
Gambar 5. Jumlah hasil tangkapan pancing ulur penelitian menurut spesies ikan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa

Penelitian ini bertujuan : 1) Mengetahui profil rumah tangga miskin petani jagung di Kecamatan Randangan 2) Mengetahui sumber pendapatan rumah tangga miskin petani jagung di

pencipta lagu tidak mendapatkan hasil apa-apa atas karyanya tersebut yang dinikmati oleh orang lain, dan banyak sekali pihak yang menggunakan lagu tersebut tanpa

Parenting berbasis Islami merupakan suatu program pendidikan yang diberikan kepada anggota keluarga, khususnya bagi orang tua yang memiliki kemampuan untuk mendidik

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta Inayah-Nya yang tiada terbatas kepada penulis sehingga penulis

KATA PENGANTAR Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan kesehatan kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi saya yang berjudul

Proses alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan tambang yang terjadi di Kecamatan Bungku Timur Desa One Pute jaya dan Desa Bahomoahi membawa dampak pada hal status

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) luas perubahan lahan milik masyarakat paling besar berada di Kelurahan Kedungpane mencapai 60%, sedangkan yang paling sedikit berada