• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kelayakan Usaha Penangkapan Ikan dengan Purse Seine 56 GT di Kota Sibolga Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kelayakan Usaha Penangkapan Ikan dengan Purse Seine 56 GT di Kota Sibolga Sumatera Utara"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

KELAYAKAN USAHA PENANGKAPAN IKAN DENGAN

PURSE SEINE

56 GT DI KOTA SIBOLGA

SUMATERA UTARA

KARTA JAYA HATORANGAN TAMBUNAN

DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Kelayakan Usaha Penangkapan Ikan dengan Purse Seine 56 GT di Kota Sibolga Sumatera Utara adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Juli 2014

(4)

ABSTRAK

KARTA JAYA H TAMBUNAN. Kelayakan Usaha Penangkapan Ikan dengan Purse Seine 56 GT di Kota Sibolga Sumatera Utara. Dibimbing oleh MULYONO S BASKORO dan ROZA YUSFIANDAYANI.

Berdasarkan ukuran jaring, purse seine di Sibolga dibedakan menjadi dua jenis yaitu pukat rapat dengan panjang maksimal 750 meter, dan pukat tongkol dengan panjang maksima 1.000 meter. Akibat penurunan jumlah produksi ikan pelagis kecil di sekitar perairan Sibolga mengakibatkan nelayan beralih menggunakan pukat tongkol yang sebelumnya didominasi pukat rapat. Produktivitas purse seine di Sibolga sebesar 6.025,3 ton/tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pukat tongkol serta mengetahui kelayakan usaha melalui analisis finansial. Metode yang digunakan adalah survei dan experimental fishing. Usaha perikanan purse seine 56 GT memperoleh keuntungan Rp. 557.816.018 per tahun dengan jumlah trip 25 trip/tahun. Alat tangkap purse seine ini layak untuk dikembangkan berdasarkan nilai R/C ratio sebesar 1,34 dan lama pengembalian invetasi dalam waktu 1-2 tahun.

Kata kunci: analisis finansial , perairan Sibolga, purse seine

ABSTRACT

KARTA JAYA H TAMBUNAN. The Business Feasibility of 56 GT Purse Seine Fisheries in Sibolga of North Sumatera. Supervised by MULYONO S BASKORO and ROZA YUSFIANDAYANI.

Based on the size of fishing gear, purse seine in Sibolga divided into two types: pukat rapat with a maximum length of 750 meters, and pukat tongkol maximum length 1,000 meters. Due to a decrease the production of small pelagic fish in the Sibolga waters have impact fishermen used pukat tongkol with previously dominated pukat rapat. Productivity of purse seine in Sibolga is 6,025.3 ton/year. This study aims to describe the pukat tongkol and determine the feasibility of through financial analysis. The method used was a survey and experimental fishing. Purse seine fisheries with 56 GT have Rp. 557,816,018 per year with 25 trips per year. Purse seine fishing gear proper developed based on R/C ratio of 1.34 and payback period within 1-2 years.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan

pada

Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan

KELAYAKAN USAHA PENANGKAPAN IKAN DENGAN

PURSE SEINE

56 GT DI KOTA SIBOLGA

SUMATERA UTARA

KARTA JAYA HATORANGAN TAMBUNAN

DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(6)
(7)

Judul Skripsi : Kelayakan Usaha Penangkapan Ikan dengan Purse Seine 56 GT di Kota Sibolga Sumatera Utara

Nama : Karta Jaya Hatorangan Tambunan NIM : C44090009

Mayor : Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap

Disetujui oleh

Prof Dr Ir Mulyono S. Baskoro, MSc Pembimbing I

Dr Roza Yusfiandayani, SPi Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Budy Wiryawan Ketua Departemen

(8)

PRAKATA

Skripsi ini ditujukan untuk memenuhi syarat gelar Sarjana Perikanan pada Departemen Pemanfaatan Sumerdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Judul yang dipilih pada penelitian yang dilakukan di Kota Sibolga, Teluk Tapian Nauli pada bulan Februari – Maret 3013 ini adalah Kelayakan Usaha Penangkapan Ikan dengan Purse Seine 56 GT di Sibolga Sumatera Utara.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:

1) Prof Dr Ir Mulyono S. Baskoro, MSc dan Dr Roza Yusfiandayani, SPi selaku komisi pembimbing yang telah memberikan arahan dan nasehat kepada penulis selama meyelesaikan skripsi;

2) Dr Ir Anwar Bey Pane, DEA selaku penguji dan Dr Yopi Novita, SPi MSi selaku komisi pendidikan Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan yang telah memberikan saran untuk penyempurnaan penulisan skripsi;

3) Orang tua tercinta, Ibu Orlide Simanjuntak beserta keluarga besar yang senantiasa memberikan doa dan dukungan selama penulis menjalankan masa studi di IPB.

4) Teman-teman PSP 46;

5) Pihak terkait yang tidak disebutkan satu persatu atas bantuan dalam menyelesaikan penelitian dan skripsi.

Kritik dan saran sangat diharapkan untuk penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pemabaca.

Bogor, Juli 2014

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR LAMPIRAN viii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 2

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 2

METODE 4

Tempat dan Waktu Penelitian 4

Alat Penelitian 4

Metode Penelitian dan Pengumpulan Data 4

Metode Analisis Data 5

HASIL DAN PEMBAHASAN 7

Analisis Teknis 7

Analisis Finansial 15

Pembahasan 17

KESIMPULAN DAN SARAN 19

Kesimpulan 19

Saran 19

DAFTAR PUSTAKA 20

LAMPIRAN 21

(10)

DAFTAR TABEL

1 Spesifikasi komponen alat tangkap purse seine di Sibolga 9 2 Jabatan, tugas, dan sistem bagi hasil nelayan purse seine di Sibolga 11 3 Musim penangkapan ikan berdasarkan musim ikan dan musim angin

di Sibolga 13

4 Produktivitas perikanan purse seine di Sibolga 15 5 Pembiayaan operasional nelayan purse seine 56 GT per trip dan per

tahun di Sibolga 16

6 Harga hasil tangkapan purse seine 56 GT 16

7 Hasil analisis finansial purse seine 56 GT 16

8 Beberapa skenario sistem bagi hasil antara pemilik usaha dengan ABK

perikanan purse seine 18

DAFTAR GAMBAR

1 Peta lokasi penelitian 4

2 Perkembangan jumlah alat tangkap purse seine di kota Sibolga tahun

2007-2011 8

3 Bentuk umum alat tangkap purse seine di Sibolga 9

4 Bentuk umum kapal purse seine di Sibolga 10

5 Jumlah tenaga kerja per armada penangkapan ikan tahun 2011 11

6 Konstruksi rumpon di Sibolga 12

7 Metode pengopersian purse seine di Sibolga 14

8 Produksi alat tangkap di Sibolga tahun 2011 15

DAFTAR LAMPIRAN

1 Dokumentasi penelitian 21

(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kota Sibolga merupakan salah satu Kotamadya yang terdapat di Provinsi Sumatera Utara yang terletak di Pantai Barat Sumatera dan berhadapan langsung dengan Samudera Hindia yang merupakan satu kesatuan wilayah penangkapan ikan (fishing ground) bagi nelayan di Sibolga. Menurut data statistik KKP (2011) potensi perikanan di Wilayah Pengelolaan Perikanan 572 (Samudera Hindia sebelah Barat Sumatera dan Selat Sunda) sebesar 565.100 ton/tahun, sementara produksi perikanan di WPP tersebut mencapai rata-rata 503.738 ton/tahun, sehingga sisa potensi yang bisa dimanfaatkan sekitar 61.362 ton/tahun. Jumlah ikan yang didaratkan di Sibolga mempunyai rata-rata 46.278,07 ton/tahun (DKP Sibolga 2012). Berdasarkan data tersebut tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan di Sibolga belum optimal dan kemungkinan masih bisa ditingkatkan.

Potensi perikanan di WPP 572 didominasi oleh jenis ikan pelagis kecil sebesar 315.900 ton/tahun (KKP 2011) sehingga dibutuhkan alat tangkap yang bertujuan untuk menangkap jenis ikan pelagis kecil. Menurut Brandt (2005), bahwa purse seine merupakan alat tangkap yang lebih efektif untuk menangkap ikan-ikan pelagis yang cenderung bergerombol. Prinsip pengoperasian purse seine ditujukan untuk menangkap ikan pelagis yang bergerombol dengan cara melingkari gerombolan ikan tersebut, kemudian bagian bawah jaring dikerutkan dengan menarik tali kolor (purse line) melalui cincin-cincin yang terdapat pada bagian tali ris bawah dan jaring akan berbentuk seperti mangkuk. Salah satu dampak positif dari penggunaan purse seine adalah kemampuannya menghasilkan hasil tangkapan dalam jumlah besar sehingga memberikan keuntungan yang besar dan tentunya akan membutuhkan investasi yang besar pula (Harahap 2006).

Armada perikanan kelas menengah dan besar sangat erat hubungannya dengan nelayan Sibolga, dimana alat tangkap yang banyak dioperasikan nelayan adalah purse seine dan pancing ulur. Menurut Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Sibolga (2012), jumlah alat tangkap purse seine di Sibolga pada tahun 2011 berjumlah 106 unit sedangkan pancing ulur berjumlah 168 unit. Tahun 2004 mengalami penurunan dari 198 unit menjadi 152 unit. Berdasarkan survei awal yang dilakukan, hal ini disebabkan karena ada beberapa kapal ukuran di bawah 30 GT tidak melakukan operasi penangkapan karena semakin jauhnya fishing ground, sehingga pemilik purse seine dengan ukuran kapal di bawah 30 GT beralih menggunakan kapal ukuran di atas 50 GT. Semakin bertambahnya ukuran kapal maka alat tangkap yang dioperasikan juga akan semakin bertambah dan juga biaya investasi yang semakin meningkat.

(12)

2

Perumusan Masalah

Tingkat pemanfaatan rata-rata sumberdaya ikan di kota Sibolga setiap tahun mencapai 14,6 % dari potensi Pantai Barat Sumatera (DKP Sibolga 2012). Hal ini menandakan masih kurang optimalnya pemanfaatan sumberdaya perikanan di kota Sibolga. Hasil wawancara dengan nelayan purse seine 56 GT terdapat beberapa faktor permasalahan yang terkait dengan hal ini adalah (1) adanya penurunan jumlah upaya penangkapan yang disebabkan oleh karena penjualan kapal yang memiliki ukuran kecil secara besar-besaran untuk digantikan dengan kapal besar, (2) lokasi fishing ground yang semakin jauh sehingga membutuhkan biaya operasional yang tinggi, (3) adanya kegiatan illegal fishing yang dilakukan oleh kapal-kapal asing maupun nelayan lokal.

Jumlah alat tangkap purse seine di Sibolga sejak tahun 2004 mengalami penurunan (DKP Sibolga 2012). Hal ini dipengaruhi oleh faktor fishing ground yang semakin jauh sehingga tingkat keefektifan alat tangkap purse seine yang didominasi ukuran kapal di bawah 30 GT semakin menurun. Tahun 2006 pengusaha perikanan purse seine dengan ukuran kapal di bawah 30 GT beralih kepada purse seine dengan ukuran kapal di atas 50 GT.

Penambahan ukuran kapal akan berdampak pada jumlah produksi dan investasi yang ditanamkan untuk satu unit penangkapan ikan. Secara langsung hal ini akan berpengaruh pada tingkat pendapatan pemilik kapal (investor) dan ABK. Hal inilah yang mendorong penelitian ini perlu dilakukan untuk menganalisis kelayakan usaha perikanan purse seine dengan ukuran kapal di atas 56 GT yang ada di kota Sibolga. Kerangka penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.

Tujuan Penelitian

Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah:

(1) Mendeskripsikan alat tangkap purse seine di atas 56 GT yang ada di wilayah perairan Sibolga.

Manfaat yang nantinya diharapkan dari penelitian ini adalah:

(1) Memberikan masukan kepada pemerintah setempat terkait pengelolaan perikanan purse seine di wilayah perairan Sibolga.

(13)

3

Keterangan:

--- = batasan bagian alur pemikiran

= alur pemikiran

Gambar 1 Kerangka penelitian Perikanan purse seine di

Sibolga

Sumberdaya ikan pelagis kurang

dimanfaatkan

Jumlah purse

seine menurun

tahun 2004

Kelayakan Purse

seine 56 GT belum

pernah diteliti

--- Permasalahan

Aspek teknis Aspek finansial

--- Input

1. Unit penangkapan purse

seine 56 GT

2. Produktivitas 3. Sistem operasional 4. Rumpon

Analisis kelayakan usaha

--- Proses

Kelayakan teknis Kelayakan usaha

--- Output

Pengembangan usaha

perikanan purse seine 56 GT

(14)

4

METODE

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian pendahuluan dilaksanakan terlebih dahulu pada bulan Agustus 2012 untuk melakukan survei awal. Pengambilan data dan experimental fishing dilaksanakan pada bulan Februari – Maret 2013 yang berlokasi di wilayah perairan Sibolga dan tangkahan yang ada di sekitar Teluk Tapian Nauli Kota Sibolga, Sumatera Utara.

Keterangan: = Lokasi penelitian

Gambar 2 Peta lokasi penelitian

Alat Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kamera untuk dokumentasi, stopwatch, alat tulis, data sheet, serta lembar kuisioner untuk wawancara. Obyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah satu unit kapal purse seine 56 GT dan satu unit rumpon.

Metode Penelitian dan Pengumpulan Data

(15)

5 penangkapan secara langsung dengan menggunakan purse seine KM. Maskapai Nusantara. Survei dilakukan dengan cara melakukan pengamatan langsung ke lapangan tempat nelayan mendaratkan hasil tangkapannya.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan wawancara, pengisian kuesioner dan pengamatan langsung di lapangan. Pengambilan responden dilakukan dengan cara sampling atau pengambilan contoh. Jumlah kapal yang dijadikan sampel sebanyak 5 unit kapal purse seine dengan ukuran 56 GT dengan responden berjumlah 5 orang. Kelima responden tersebut merupakan nahkodan atau kepala kamar mesin kapal purse seine. Pemilihan responden dilakukan dengan pertimbangan bahwa responden mampu memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian. Data sekunder diperoleh dari Dinas Kelautan dan Perikanan Sibolga serta melakukan studi pustaka.

Jenis data primer yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah: 1. Aspek teknis yang berhubungan dengan keragaan purse seine di Sibolga

1) Ukuran dan jumlah unit penangkapan purse seine;

2) Konstruksi dan metode pengoperasian menggunakan purse seine 56 GT; 3) Musim dan daerah penangkapan ikan purse seine 56 GT;

4) Konstruksi rumpon;

5) Komposisi hasil tangkapan dan jumlah trip per musim. 2. Aspek finasial

1) Biaya investasi awal unit penangkapan purse seine 56 GT; 2) Biaya operasional nelayan per trip;

3) Harga jual hasil tangkapan; 4) Pendapatan nelayan.

Jenis data sekunder yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah: 1. Jumlah unit penangkapan yang ada di Sibolga selama tahun 2007-2011; 2. Produksi perikanan di Sibolga selama tahun 2007-2011;

3. Peta lokasi daerah penangkapan pure seine 56 GT;

4. Keadaan umum daerah penelitian berupa letak geografis, keadaan perikanan, kependudukan.

Metode Analisis Data Analisis Teknis

Aspek teknis yang menjadi tolak ukur untuk mengetahui keefektifan operasi penangkapan dengan purse seine antara lain konstruksi purse seine, metode penangkapan, komposisi hasil tangkapan, musim dan daerah penangkapan ikan (Aminah 2010). Penilaian aspek teknis lebih dititik beratkan pada penilaian produktifitas alat tangkap yang dilihat dari data sekunder.

(16)

6

Analisis finansial yang dimaksud dalam penelitian ini adalah analisis dari segi investasi dan pendapatan usaha perikanan purse seine. Analisis finansial yang dilakukan diantaranya adalah analisis usaha dan analisis kelayakan usaha perikanan purse seine di Kota Sibolga. Suatu usaha dapat dijalankan, bila diharapkan: (1) memberikan keuntungan untuk memenuhi setiap kewajiban untuk jangka pendek, (2) berkembangnya kemampuan untuk membiayai operasi terutama dari modal sendiri dan bukan kreditpada suatu saat, dan (3) dapat membayar semua beban pembiayaan. Kelayakan finansial harus mengungkapkan secara terperinci apakah usaha atau kegiatan ekonomi akan menguntungkan dalam suasana persaingan, risiko bisnis, kondisi perekonomian, tidak stabil dan lain-lain (Telaunbanua 2009).

Analisis finansial dalam bidang perikanan merupakan pemeriksaan keuangan untuk mengetahui tingkat keberhasilan usaha yang telah dicapai. Analisis finansial yang dilakukan antara lain analisis pendapatan usaha, analisis imbangan penerimaan dan biaya (Revenue Cost Ratio), analisis Return of Investment (ROI), dan analisis payback period.

Secara matematis formula yang digunakan untuk menghitung analisis pendapatan usaha menurut Djamin dalamAminah (2010) adalah :

= TR - TC

TR > TC, maka usaha mengalami keuntungan TR < TC, maka usaha mengalami kerugian

TR = TC, maka usaha tidak untung maupun tidak rugi.

(17)

7 I I

Keterangan:

ROI = Return On Investment (tingkat pengembalian)

LB = Laba Bersih

I = Jumlah investasi yang ditanam

Analisis revenue cost ratio digunakan untuk mengetahui sejauh mana hasil yang diperoleh dari kegiatan usaha selama periode tertentu cukup menguntungkan atau tidak. Suatu usaha dikatakan untung dan layak dilanjutkan apabila R/C ratio > 1 (Sugiarto et al. 2002). RC Ratio dapat diperoleh melalui rumus:

Keterangan:

TR = Total Penerimaan (Total Revenue)

TC = Total Biaya (Total Cost)

Analisis payback period digunakan untuk dapat menghitung waktu yang diperlukan oleh net benefit untuk mengembalikan seluruh biaya investasi yang telah digunakan untuk kegiatan usaha perikanan. Adapun formulauntuk menghitung nilai payback period adalah sebagai berikut (Glueck dan Jauch dalam Yusfiandayani 1997):

Jika payback period lebih pendek waktunya dari maksimum ketentuan payback period maka usaha tersebut layak untuk dilanjutkan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Teknis Unit Penangkapan Ikan

Jumlah unit penangkapan purse seine menempati urutan ketiga terbanyak setelah pancing ulur dan bubu. Tahun 2011 ada 106 unit penangkapan purse seine yang mendaratkan hasil tangkapannya di PPN Sibolga maupun di tangkahan yang ada di sekitarnya. Jumlah ini mengalami penambahan satu unit penangkapan dari tahun sebelumnya (DKP Sibolga 2012).

(1) Alat Tangkap Purse Seine

(18)

8

Hubungan antara pelampung dan pemberatnya sangat erat agar jaring bisa membuka dan membentang dengan baik. Bagian tali ris bawah digantungkan purse (cincin), dimana pada cincin terdapat purse line (tali kolor) yang berfungsi untuk mengerucutkan bagian bawah jaring.

Jumlah alat tangkap purse seine di Sibolga tahun 2008 sampai 2010 relatif konstan dengan jumlah 105 unit, pada tahun 2007 mengalami penurunan, sedangkan pada tahun 2011 mengalami penambahan (Gambar 3).

Gambar 3 Perkembangan jumlah alat tangkap purse seine di kota Sibolga tahun 2007-2011

Jaring yang dioperasikan oleh nelayan Sibolga memiliki panjang 500-1.000 meter dan lebar 60-80 meter. Berdasarkan panjang jaring, nelayan di Sibolga membedakan purse seine menjadi dua jenis yaitu pukat rapat dengan panjang maksimal 750 meter dan pukat tongkol dengan panjang maksimal 1000 meter. Konstruksi pukat cincin terdiri dari beberapa komponen seperti tali ris atas (head rope), tali ris bawah (foot rope), sayap (wing), badan (body), kantong (bunt), serampat atas (upper selvedge), dan serampat bawah (lower selvedge), pelampung, pemberat serta dilengkapi dengan tali kolor (purse line). Benang sintesis banyak digunakan sebagai bahan komponen pukat cincin, antara lain polyamide (PA), nylon dan polyethylene (PE). Bagian jaring yang terbuat dari benang PA digunakan sebagai komponen utama pembuat jaring dengan ukuran mata jaring berkisar antara 3-4 cm. Jaring yang terbuat dari bahan PE digunakan pada jaring serampat dengan ukuran mata jaring 2 inchi.

Serampat bertujuan untuk memperkuat pukat cincin sewaktu dioperasikan terutama pada waktu hauling. Tali ris bawah berfungsi untuk menggantungkan cincin dan pemberat, tali ini terbuat dari polyethylene dengan diameter 15 mm dan panjang 1000 meter. Tali kolor (purse line) berguna untuk mengerucutkan pukat cincin pada bagian bawah saat hauling, jika seluruh ring telah terkumpul maka cincin pada bagian bawah akan berkumpul menjadi satu dan jaring akan membentuk seperti mangkuk. Pelampung yang digunakan alat tangkap purse seine di Sibolga umumnya berwarna kuning dan putih dengan ukuran diameter 11 cm dan panjang 20 cm. Melalui lubang dari cincin-cincin tersebut dimasukkan tali kerut (purse line). Pemberat yang digunakan terbuat dari bahan timah hitam (plumbum) dengan panjang 38 mm dan diameter lubang 16 mm. Gambaran umum komponen alat tangkap purse seine dapat dilihat pada Gambar 4.

(19)

9

Keterangan:

A = Kantong F = Tali ris bawah

B = Badan sayap G = Pemberat

C = Sayap H = Pelampung

D = Selvadge (Srampad) I = Tali kolor (purse line)

E = Tali ris atas J = Cincin

Gambar 4 Bentuk umum alat tangkap purse seine di Sibolga Spesifikasi alat tangkap purse seine di Sibolga dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Spesifikasi komponen alat tangkap purse seine di Sibolga

Keterangan gambar Bahan Spesifikasi

Kantong Polyamide Mesh size = 3 cm

Badan jarring Polyamide Mesh size = 3-4 cm

Sayap Polyamide Mesh size = 4 cm

Selvadge (Srampad) Polyethylene Mesh size = 2 inchi Tali ris atas Polyethylene Panjang = 1000 m Tali ris bawah Polyethylene Panjang = 1000 m

Pemberat Timah Berat @ 3 kg

Pelampung Polyvinyl chloride Ø = 11 cm, panjang = 20 cm Tali kolor Polyethylene Panjang = 1.500 meter

Cincin Besi Ø = 5 cm

(2) Kapal Purse Seine

Perikanan purse seine di perairan Sibolga tergolong pada perikanan skala kecil dan menengah. Nelayan Sibolga menggunakan kapal dengan ukuran 10-100 GT untuk menangkap ikan pelagis yang dilengkapi dengan alat navigasi serta alat bantu penangkapan lainnya. Kapal juga dilengkapi dengan dua buah sampan untuk membantu proses setting dan hauling.

(20)

10

adalah kayu meranti, damar laut dan kayu rasak. Kapal purse seine di Sibolga umumnya mempunyai panjang total kapal (LOA ) 15-28 meter dengan lebar kapal (B) 3,5-7 meter dan tinggi kapal (D) 2 meter. Mesin utama berkekuatan 120-370 PK dengan merek yang berbeda seperti Yamaha, Nissan, dan Mitsubishi. Kapal yang digunakan dalam penelitian ini adalah KM. Maskapai Nusantara berukuran 56 GT yang mempunyai jarak fishing ground antara 300 mil sampai dengan 500 mil dari fishing base. Kapal tersebut memiliki beberapa ruang yaitu ruang kemudi, ruang mesin, rumah ABK, palka beserta gudang. Ruang palka terdapat pada haluan bagian bawah kapal yang terdiri dari 4 pintu untuk tempat hasil tangkapan, 2 pintu untuk tempat air es, dan 2 pintu untuk tempat air bersih. Bentuk umum kapal purse seine yang dapat dilihat pada Gambar 5.

(a) Tampak atas Keterangan:

A1 : Palka tempat air es B : Ruang kemudi

A2 : Palka tempat hasil tangkapan C : Rumah nelayan

A3 : Palka tempat air bersih D : Gudang

(b) Tampak samping

Gambar 5 Bentuk umum kapal purse seine di Sibolga Sumber: Harahap 2006

(3) Nelayan dan Sistem Bagi Hasil

(21)

11

Gambar 6 Jumlah tenaga kerja per armada penangkapan ikan tahun 2011 Jumlah nelayan dalam satu unit perikanan purse seine umumnya berjumlah 45 orang yang terdiri dari nelayan tetap danjuga nelayan sambilan. Nelayan tetap adalah kapten kapal, juru mesin, juru masak dan juru sampan, sedangkan lainnya adalah nelayan sambilan.

Sistem bagi hasil produksi hasil tangkapan purse seine di Sibolga setelah dikeluarkan semua biaya operasional adalah 60% untuk pemilik dan 40% untuk ABK. Jabatan, tugas masing-masing ABK dan sistem bagi hasil dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Jabatan, tugas, dan sistem bagi hasil nelayan purse seine di Sibolga

No. Jabatan Tugas Jumlah

3. KKM Mengoperasikan dan

merawat mesin kapal 2 1 3,88

6. Juru Sampan Membantu merapikan

pelingkaran jaring 1,5 2 5,83

7. Juru Batu Menurunkan dan

menarik pemberat 2 2 5,83

8. Juru Masak Menyediakan makanan

dan minuman nelayan 2 2 7,77

9. Juru Haluan Mengatur posisi

(22)

12

(4) Alat Bantu Penangkapan Ikan

Alat bantu penangkapan yang digunakan dalam satu unit purse seine di Sibolga adalah rumpon dan cahaya yang berfungsi mengumpulkan ikan di suatu area penangkapan. Serok berfungsi untuk memindahkan hasil tangkapan dari perairan ke atas kapal, power block berfungsi untuk menggulung tali kolor dengan tenaga mesin, sampan yang berfungsi untuk membantu saat proses setting maupun hauling. Alat navigasi seperti GPS, kompas, fish finder, dan radio komunikasi sangat berguna untuk membantu posisi rumpon dan untuk melakukan operasi penangkapan.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di lapangan bahwa rumpon yang digunakan nelayan Sibolga telah mempunyai teknologi yang baik. Hal ini dapat terlihat dari material yang digunakan seperti pengapung dari plat besi yang diisi dengan sterefoam cor, tali pemberat terbuat dari rantai dan tali serat sintesis, pemberat terbuat dari coran beton seberat 1.800 kg dan material pemikat dari daun nibung yang dipasang pada kedalaman perairan sekitar 2.000 meter. Menurut hasil wawancara dengan nelayan pembuatan 6 unit rumpon dapat mencapai Rp. 45.562.500, sedangkan untuk cahaya, nelayan Sibolga umunya menggunakan lampu halogen dengan ukuran 1.000 watt dengan jumlah 38-42 buah. Konstruksi rumpon di Sibolga dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7 Konstruksi rumpon di Sibolga

Daerah dan Musim Penangkapan Ikan

(23)

13 ada yang sampai 16 hari dengan jarak fishing ground sejauh 200-500 mil. Mereka biasanya melakukan penangkapan di laut lepas dengan waktu tempuh 2 hari pelayaran untuk mencapai fishing ground.

Musim penangkapan di wilayah perairan Sibolga dikelompokkan menjadi tiga musim. Musim puncak terjadi pada bulan Februari sampai Mei, musim paceklik terjadi pada bulan Juni sampai bulan Oktober. Musim sedang terjadi pada bulan November sampai Januari (Tabel 3). Kegiatan penangkapan yang dilakukan oleh nelayan Sibolga berlangsung sepanjang tahun (Nontji 2007).

Tabel 3 Musim penangkapan ikan berdasarkan musim ikan dan musim angin di

Kapal yang digunakan dalam penelitian adalah KM. Maskapai Nusantara yang melakukan operasi penangkapan selama 16 hari. Nelayan terlebih dahulu mempersiapkan perbekalan selama operasi sebelum menuju fishing ground. Waktu yang dibutuhkan nelayan untuk sampai di fishing ground adalah selama dua hari. Selama perjalanan menuju fishing ground, nelayan masih melakukan pencarian fishing ground walaupun sebenarnya mereka sudah mempunyai daerah penangkapan di sekitar rumpon. Nelayan mencari fishing ground berdasarkan pengetahuan mereka seperti terdapatnya burung camar di atas permukaan perairan dan adanya buih di tengah-tengah perairan menjadi alat nelayan untuk menentukan sebuah fishing ground. Nelayan juga menggunakan fish finder untuk mendeteksi gerombolan ikan di dalam perairan.

(24)

14

Ya

Mulai

fishing base

Menuju fishing ground

Tiba di fishing ground

Penyalaan lampu mulai dari malam hari sampai pagi jam 04.30 WIB dengan

keadaan kapal mengapung

Pemadaman lampu secara bertahap ± 30 menit

Penurunan jaring (setting) ± 1 jam

Penarikan jaring (hauling) ± 3 jam

Pengangkatan hasil tangkapan ± 1 jam

Penanganan hasil tangkapan dan merapikan jaring ± 2 jam

Lama trip kurang dari 18 hari dan perbekalan

mencukupi

Kembali ke fishing base ± 2 hari

Selesai Tidak

(25)

15

Jenis dan Jumlah Hasil Tangkapan

Ikan-ikan yang menjadi hasil tangkapan purse seine umumnya adalah ikan pelagis yang hidup bergerombol terutama ikan cakalang dan baby tuna. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama trip dan di tangkahan yang ada di Sibolga dapat diketahui bahwa jenis ikan yang umumnya tertangkap adalah ikan cakalang (Katsuwonus pelamis), yellowfintuna (Thunnus albacares), dan bluefintuna (Thunnus thynnus) untuk kapal yang beroperasi di atas 50 GT. Produksi hasil tangkapan purse seine selama 6-8 kali setting dalam satu trip penangkapan adalah 10-14 ton pada musim puncak, musim sedang hanya mendapatkan 5-7 ton, sedangkan pada musim paceklik nelayan hanya mendapatkan 2-3 ton.

Produktivitas

Produktivitas purse seine di Sibolga pada tahun 2011 menempati urutan ke dua setelah perikanan pukat ikan (trawl) yang pengoperasiannya illegal (Gambar 9).

Gambar 9 Produksi alat tangkap di Sibolga tahun 2011

Produktivitas perikanan purse seine per trip adalah sebesar 6.025.300 kg per trip. Sedangkan setiap unit penangkapan purse seine mempunyai produktivitas sebesar 57.383,81 kg per unit dalam satu trip (Tabel 4).

Tabel 4 Produktivitas perikanan purse seine di Sibolga

Produktivitas Nilai Akhir Satuan

Per trip 6.025.300 (kg)

Per kapal 57.383,81 (kg/unit/trip)

Per hari operasi 4.781,98 (kg/unit/hari)

Per nelayan 1.434,59 (kg/org/trip)

Analisis Finansial

Hasil tangkapan purse seine dengan menggunakan kapal 56 GT menunjukkan produksi ikan pelagis yang sangat besar. Penambahan upaya tentunya akan mengakibatkan terjadinya penambahan biaya. Purse seine 56 GT melakukan operasional penangkapan ikan rata-rata 25 trip dalam setahun dengan

(26)

16

biaya operasional sebesar Rp. 1.314.109.132 dalam satu tahun dan setiap tripnya menghabiskan biaya rata-rata sebesar Rp. 22.770.000 (Tabel 5).

Tabel 5 Pembiayaan operasional nelayan purse seine 56 GT per trip dan per tahun di Sibolga

No. Uraian Satuan Nilai Akhir

1. Biaya Operasional Nelayan Per Trip

Ransum Rp./trip 4.773.000

Solar Rp./trip 15.288.750

Oli Rp./trip 521.250

Minyak Tanah Rp./trip 108.250

Rumpon Rp./trip 2.078.750

Sub Total Rp./trip 22.770.000

2. Biaya Operasional Tahunan

Biaya Operasional Rp./tahun 569.250.000

Biaya Retribusi Rp./tahun 110.671.120

Gaji Anak Buah Kapal Rp./tahun 634.188.012 Total Biaya Operasional Rp./tahun 1.314.109.132

*Harga bahan bakar diasumsikan pada saat penelitian di tahun 2013

Solar = Rp. 4.500 per liter; Oli= Rp. 10.000 per liter; Minyak tanah = Rp. 10.000 per liter

Hasil tangkapan pada umumnya di daratkan di tangkahan yang ada di sekitar pantai Sibolga. Keberadaan tangkahan ini sangat berdampak pada penentuan harga ikan. Berdasarkan wawancara pada nelayan, harga ikan berbeda-beda di setiap tangkahan. Rata-rata harga ikan di Sibolga dikelompokkan ke dalam tiga kelompok seperti yang terdapat pada Tabel 6.

Tabel 6 Harga hasil tangkapan purse seine 56 GT Hasil

Tangkapan

Harga (Rp.)

Musim Puncak Musim Sedang Musim Paceklik

Cakalang 10.000 11.500 15.000

Baby Tuna 15.500 17.500 23.000

Analisis finansial yang dilakukan antara lain analisis pendapatan usaha, analisis imbangan penerimaan dan biaya (Revenue Cost Ratio), Payback Period (PP), dan analisis Return of Investment (ROI). Hasil penelitian menunjukkan usaha perikanan purse seine di atas 50 GT menunjukkan keuntungan yang cukup besar bagi pemilik usaha (Tabel 7).

Tabel 7 Hasil analisis finansial purse seine 56 GT

No. Aspek Analisis Finansial Satuan Nilai Akhir

1. Investasi Awal Rp. 775.927.500

2. Total Penerimaan Rp./tahun 2.213.422.400 3. Total Pengeluaran Rp./tahun 1.655.606.382

4. Keuntungan Rp./tahun 557.816.018

5. R/C Ratio 1,34

6. Return of Investment (ROI) % 71,89

(27)

17 Berdasarkan tabel di atas, hasil analisis usaha perikanan purse seine 56 menghasilkan keuntungan sebesar Rp. 557.816.018 dan waktu pengembalian investasi selama 1,39 tahun.

Pembahasan

Kapal purse seine di Sibolga mempunyai panjang 15-28 meter, lebar 3,5-7 meter dan tinggi 2 meter. Kapal ini tergolong besar jika dibandingkan dengan kapal purse seine yang berada di pesisir utara pulau Jawa, yaitu panjang kapal minimal 15-18 meter, lebar 3-5 meter dan dalam 1,5 meter (Yusron 2005 dalam Tanjaya 2011). Dibandingkan dengan kapal purse seine yang ada di Pekalongan, ukuran kapal purse seine yang ada di Sibolga lebih kecil dibandingkan dengan di Pekalongan. Menurut Hufiadi dalam Tanjaya (2011) panjang kapal purse seine di Pekalongan minimal 30,2 meter, lebar minimal 5 meter dan dalam 2,5 meter. Ukuran jaring purse seine di beberapa daerah juga berbeda-beda. Sebagai contoh, purse seine yang dioperasikan nelayan Banda Aceh untuk menangkap cakalang memiliki panjang yang berkisar mulai dari 600 m hingga 1.350 m, lebar dari 60 hingga 85 m (Chaliluddin 2002 dalam Tanjaya 2011), di Pekalongan panjang jaring 350-600 meter dengan lebar 90-110 meter, di Kabupaten Maluku Tenggara panjang jaring antara 200-400 m dan lebar 60-75 m (Tanjaya 2011). Ukuran kapal purse seine di Sibolga tergolong besar jika dibandingkan dengan beberapa daerah, akan tetapi ukuranya lebih kecil jika dibandingkan dengan kapal purse seine yang ada di Pekalongan. Jaring purse seine di Sibolga juga tergolong ukuran besar jika dibandingkan dengan di daerah lain.

Nelayan purse seine di Sibolga menggunakan rumpon dan cahaya untuk mengumpulkan ikan dalam catchable area. Lampu yang digunakan saat operasi mempunyai total daya di atas 30.000 watt. Hal ini bertentangan dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2011 mengenai jalur penangkapan ikan dan penempatan alat penangkapan ikan dan alat b , ≥ 30 G ≤ 16.000 w . H oleh nelayan yang kurang tahu terhadap peraturan pemerintah dan keinginan nelayan untuk mendapatkan hasil tangkapan yang lebih banyak.

(28)

18

Purse seine merupakan alat tangkap ke dua paling produktif di Sibolga setelah alat tangkap pukat ikan (trawl). Keberadaan trawl ini membuat nelayan purse seine merasa khawatir akan ketersediaan stok ikan di sekitar perairan Sibolga yang semakin hari semakin menurun. Faktor lain adalah praktek illegal fishing yang dilakukan oleh kapal-kapal asing terutama yang berasal dari negara Thailand yang memiliki teknologi dan perlengkapan yang canggih mengakibatkan terjadinya konflik sosial antara nelayan. Penggunaan bom untuk menangkap ikan juga masih kerap dilakukan oleh nelayan lokal sehingga mengakibatkan kerusakan pada habitat ikan. Hasil analisis finansial usaha menunjukkan bahwa usaha perikanan purse seine 56 GT layak dikembangkan jika melihat nilai R/C ratio > 1 yang menunjukkan usaha ini layak dilanjutkan. Berdasarkan perhitungan cash flow dengan perkiraan 10 tahun produksi, pengusaha mendapatkan rata-rata keuntungan bersih Rp. 610.270.268 per tahun.

Sistem bagi hasil yang berlaku di Sibolga yaitu 60 % untuk pemilik kapal dan 40% untuk nelayan ABK. Meningkatkan pendapatan para ABK tersebut hendaknya sistem bagi hasil yang berlaku selama ini perlu ditingkatkan lagi. Harga ikan yang berlaku di setiap tangkahan perlu diawasi oleh Dinas Pemerintahan setempat untuk mengurangi risiko permainan harga di tangkahan yang ada di Kota Sibolga. Jumlah pendapatan yang diperoleh ABK pada beberapa skenario dalam sistem pembagian keuntungan dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8 Beberapa skenario sistem bagi hasil antara pemilik usaha dengan ABK perikanan purse seine

Sistem bagi hasil Rata-rata pendapatan

Pengusaha ABK Pengusaha (Rp/tahun) ABK (Rp/orang/tahun)

60 40 557.816.018 21.743.589

55 45 478.542.517 24.461.538

50 50 399.269.015 27.179.486

45 55 319.995.514 29.897.435

40 60 240.722.012 32.615.384

Berdasarkan tabel di atas, disarankan sistem pembagian hasil antara pemilik dengan ABK masih bisa ditingkatkan menjadi 40:60. Hal ini sangat terlihat jelas jumlah keuntungan yang didapatkan oleh kedua pihak, dimana nelayan sudah memperoleh pendapatan yang lebih baik dan pemilikpun mendapatkan keuntungan yang cukup banyak yaitu sebesar Rp. 240.722.012 per tahun, dimana investasi perusahaan masih bisa kembali pada tahun ke tiga. Berdasarkan sistem bagi hasil yang berlaku, nelayan ABK biasa hanya mendapatkan upah rata-rata Rp. 483.190,87 per orang per trip, jika ditambah dengan hasil memancing selama satu trip bisa mencapai Rp. 1.000.000 lebih.

(29)

19

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Hasil dari penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:

(1) Kapal yang mengoperasikan alat tangkap purse seine di Sibolga mempunyai panjang 15-28 meter, lebar 3,5-7 meter dan tinggi kapal 2 meter yang terbuat dari bahan utama kayu, dengan mesin utama 120-170 PK. Jaring yang digunakan nelayan Sibolga umumnya mempunyai panjang 500-1000 meter dan lebar 60-80 meter dengan bahan polyamide dan polyethylene.

(2) Produktivitas purse seine di Sibolga adalah 57.383,81 kg per kapal dalam satu trip.

(3) Penangkapan ikan dengan menggunakan purse seine 56 GT memerlukan biaya operasional Rp. 22.770.000 per trip dengan lama operasi 12-16 hari. Usaha perikanan purse seine di atas 50 GT memperoleh keuntungan sebesar Rp. 557.816.018 per tahun dengan jumlah trip 25 trip/tahun. Usaha ini layak untuk dikembangkan berdasarkan nilai R/C ratio sebesar 1,34 dan lama pengembalian invetasi dalam jangka waktu 1-2 tahun.

Saran

Saran dari penelitian ini adalah:

(1) Pemerintah perlu meninjau ulang kapal purse seine yang menggunakan lampu di atas 1.600 watt untuk mencegah penggunaan daya lampu yang berlebihan. (2) Perlu dilakukan penelitian untuk menghitung optimasi armada penangkapan

yang disesuaikan dengan stok persediaan ikan di fishing ground.

(30)

20

DAFTAR PUSTAKA

Aminah S. 2010. Model Pengelolaan dan Investasi Optimal Sumberdaya Rajungan dengan Jaring Rajungan di Teluk Banten [Skripsi]. Bogor (ID). Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.144 hal.

Brandt AV. 2005. Fish Catching Methods of The World. 3rd Edition. Stratford-upon-Avon : Warwickshire: Avon Litho Ltd. 418 pp.

[Ditjen] Direktorat Jenderal Perikanan. 1991. Petunjuk Dasar Purse Seine dan Lampara Dasar. Departemen Pertanian, Jakarta, 24 hal.

[DKP] Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Sibolga.2012. Buku Tahunan Statistik Perikanan Kotamadya Sibolga.Hasil Survey Produksi Perikanan.Sibolga. Fridman AL. 1986. Perhitungan Dalam Merancang Alat Penangkap Ikan.

Diterjemahkan oleh Badan Pengembangan Penangkapan Ikan Semarang. 1988. Calculations For Fishing Gear Design. 304 hal.

Hanafiah AM. 1986. Tata Niaga Hasil Perikanan. Jakarta (ID): Universitas Indonesia. 208 hal.

Harahap H. 2006. Optimasi Perikanan Purse Seine di Perairan Laut Sibolga Provinsi Sumatera Utara [Tesis]. Bogor (ID). Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.187 hal.

[KKP] Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2011. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2011 tentang Jalur Penangkapan dan Penempatan Alat Penangkapan Ikan dan Alat Bantu Penangkapan Ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia. Jakarta (ID).

Nazir M. 1983. Metode Penelitian. Jakarta (ID): Ghalia Indonesia. 622 hal.

Nikijuluw VPH. 2005. Politik Ekonomi Perikanan Bagaimana dan Kemana Bisnis Perikanan?. Jakarta: PT.FERACO.

Nontji A. 2007. Laut Nusantata. Jakarta (ID): Djambatan. 372 hal.

Simatupang SM. 2010. Dampak Tangkahan Terhadap Pendaratan Hasil Tangkapan di Pelabuhan Perikanan Musantara Sibolga, Tenaga Kerja dan Pendapatan Daerah [Skripsi]. Bogor (ID). Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Istitut Pertanian Bogor.122 hal.

Sugiarto, Sudjana R, Kelana S, Herlambang T, Brastoro. 2002. Ekonomi Mikro: Sebuah Kebijakan Komperhensif. Jakarta (ID): Gramedia PustakaUtama. 514 hal.

Tanjaya E. 2011. Kajian Perikanan Purse Seine Mini di Desa Sathean Kabupaten Maluku Tenggara. [Tesis]. Bogor (ID). Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Telaunbanua SJ. 2009. Studi Pengembangan Perikanan Tangkap di Kabupaten Nias [Tesis]. Bogor (ID). Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.216 hal.

(31)

21 Lampiran 1 Dokumentasi penelitian

Lampiran 2 Perhitungan analisis finansial perikanan purse seine 56 GT

I. Investasi

No. Keterangan Unit Satuan Jumlah (Rp.)

1 Kapal 1 unit 371.250.000

2 Sampan 2 unit 6.000.000

3 Mesin penggerak 1 unit 76.125.000

4 Generator set 1 unit 16.225.000

5 Mesin pembuat Es 1 unit 13.125.000

6 Alat Tangkap 1 unit 166.250.000

7 Kompas 1 buah 500.000

8 Radio komunikasi 1 buah 8.000.000

9 GPS 1 buah 3.000.000

10 Fish Finder 1 buah 6.000.000

11 Lampu 38 buah 29.640.000

12 Mesin pompa air 1 unit 6.000.000

13 Mesin Sampan 2 unit 24.000.000

14 Rumpon 6 unit 45.562.500

15 Lain-lain 4.250.000

Total Investasi 775.927.500

a) Kompas b) GPS c) Fish finder

d) Radio komunikasi e) Cincin (ring) f) Lampu halogen

(32)

22

Total Biaya Tidak Tetap 1.262.140.382 TOTAL BIAYA 1.655.606.382

TOTAL PENERIMAAN 2.213.422.400 Keuntungan Bersih 557.816.018

R/C 1,34

PP 1,39 tahun

(33)

23 Lampiran 3 Perincian pendapatan nelayan purse seine 56 GT

Jabatan Bagian Jumlah (orang)

Jumlah Bagian

Pendapatan Nelayan Rp/org/thn Rp/Org/Trip

Nahkoda 3 1 3 36.239.314,97 1.449.572,60

Wakil Nahkoda 2 1 2 24.159.543,31 966.381,73

KKM 2 1 2 24.159.543,31 966.381,73

Wakil KKM 1,5 1 1,5 18.119.657,49 724.786,30

Juru Lampung 2 3 6 24.159.543,31 966.381,73

Juru Sampan 1,5 2 3 18.119.657,49 724.786,30

Juru Batu 1,5 2 3 18.119.657,49 724.786,30

Juru Masak 2 2 4 24.159.543,31 966.381,73

Juru Haluan 1,5 2 3 18.119.657,49 724.786,30

(34)

24

Lampiran 4 Perhitungan cash flow perikanan purse seine 56 GT

Keterangan Tahun Produksi

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

INFLOW

a. Penerimaan 0 2213422400 2213422400 2213422400 2213422400 2213422400 2213422400 2213422400 2213422400 2213422400 2213422400

b. Nilai Sisa Modal

Kapal 37125000

Alat Tangkap 8312500

Mesin 15165000

Mesin (air+Sampan) 2700000

Total Inflow - 2213422400 2213422400 2213422400 2213422400 2224434900 2213422400 2213422400 2213422400 2213422400 2265712400 OUTFLOW

a. Investasi

Kapal 371250000

Sampan 6000000 6000000

Mesin penggerak 76125000

Generator Set 16225000

Mesin Pembuat Es 13125000

Alat Tangkap 166250000 166250000

Kompas 500000

Radio Komunikasi 8000000

GPS 3000000

Fish Finder 6000000

Lampu 29640000 29640000 29640000 29640000

(35)

25

Lampiran 4 Lanjutan

Keterangan Tahun Produksi

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Mesin Sampan 24000000 24000000

Rumpon 45562500

Lain-lain 4250000 4250000 4250000 4250000 4250000 4250000 4250000 4250000 4250000 4250000 4250000

Total Biaya Investasi 775927500 4250000 4250000 4250000 33890000 34250000 176500000 33890000 4250000 4250000 33890000

b. Biaya Operasional

Ransum 0 119325000 119325000 119325000 119325000 119325000 119325000 119325000 119325000 119325000 119325000

Solar 0 382218750 382218750 382218750 382218750 382218750 382218750 382218750 382218750 382218750 382218750

Oli 0 13031250 13031250 13031250 13031250 13031250 13031250 13031250 13031250 13031250 13031250

Minyak tanah 0 2706250 2706250 2706250 2706250 2706250 2706250 2706250 2706250 2706250 2706250

Biaya retribusi 0 110671120 110671120 110671120 110671120 110671120 110671120 110671120 110671120 110671120 110671120

Bagi hasil 0 634188012 634188012 634188012 634188012 634188012 634188012 634188012 634188012 634188012 634188012

Total Biaya Tidak tetap 0 1262140382 1262140382 1262140382 1262140382 1262140382 1262140382 1262140382 1262140382 1262140382 1262140382

c. Biaya Perawatan

Kapal 0 88218750 88218750 88218750 88218750 88218750 88218750 88218750 88218750 88218750 88218750

Mesin 0 113200000 113200000 113200000 113200000 113200000 113200000 113200000 113200000 113200000 113200000

Alat Tangkap 0 59687500 59687500 59687500 59687500 59687500 59687500 59687500 59687500 59687500 59687500

Rumpon 0 51968750 51968750 51968750 51968750 51968750 51968750 51968750 51968750 51968750 51968750

e. SIUP 0 900000 900000 900000 900000 900000 900000 900000 900000 900000 900000

Total Biaya Tetap 0 313975000 313975000 313975000 313975000 313975000 313975000 313975000 313975000 313975000 313975000

(36)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada 05 Agustus 1990. Penulis merupakan anak ke sembilan dari sembilan bersaudara dari pasangan Asnaman Tambunan (Alm) dengan Orlide Simanjuntak. Tahun 2009 penulis lulus dari SMA HKBP 2 Tarutung dan diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan terdaftar di Program Studi Pemanfaat Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Gambar

Gambar 1 Kerangka penelitian Perikanan purse seine di
Gambar 2 Peta lokasi penelitian
Gambar 3  Perkembangan jumlah alat tangkap purse seine di kota Sibolga tahun  2007-2011
Gambar 4 Bentuk umum alat tangkap purse seine di Sibolga  Spesifikasi alat tangkap purse seine di Sibolga dapat dilihat pada Tabel 1
+6

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan analisis SWOT, strategi pengembangan usaha mini purse seine diarahkan ke pengembangan dan penambahan armada mini purse seine yang ditunjang dengan optimasi PPI Hamadi

Komposisi total hasil tangkapan dengan menggunakan pukat cincin ( purse seine ) yang diperoleh selama penelitian berdasarkan total ekor dan total berat (gram)

Rincian Biaya Operasional Nelayan Pukat Cincicn (Purse Seine) Kapal 30 GT KM... Rincian Biaya Operasional Nelayan Jaring Insang (Gill Net) Kapal

Nilai ini menunjukan bahwa NPV pada usaha penangkapan menggunakan alat tangkap purse seine dengan pendingin freezer dan purse seine dengan garam dan es positif atau lebih dari

ekonomi yang maksimum dalam pemanfaatan sumberdaya ikan pelagis kecil; dan 3) menentukan tingkat kelayakan usaha perikanan purse seine di perairan laut Sibolga, provinsi

Hasil uji sensitivias menunjukkan bahwa apabila terjadi kenaikan biaya sebesar 5%, maka usaha penangkapan ikan pelagis kecil dengan purse seine ini menjadi tidak

169 Article Info : Received : 10-02-2023 Accepted : 21-02-2023 KELAYAKAN USAHA PENANGKAPAN IKAN DENGAN ALAT TANGKAP PURSE SEINE PADA KMN SAMUDRA WINDU BAROKAH DI JUANA JAWA

Tujuan penelitian ini untuk Menghitung nilai produktivitas hasil tangkapan purse seine yang ada di wilayah perairan Sibolga mencakup pada analisis data produktivitas per trip yang