KONSTRUKSI MARKETING POLITIK JOKO WIDODO
MELALUI IKLAN KOMERSIAL
(Analisis Semiotika Pada Iklan Bintang Toedjoe Masuk Angin Versi Kw2 dan Pemilu)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai Persyaratan untuk Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)
Oleh :
Endah Kartika Cahyawati 201110040311331
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
KONSTRUKSI MARKETING POLITIK JOKO WIDODO
MELALUI IKLAN KOMERSIAL
(Analisis Semiotika Pada Iklan Bintang Toedjoe Masuk Angin Versi Kw2 dan Pemilu)
SKRIPSI
DISUSUN OLEH :
ENDAH KARTIKA CAHYAWATI 201110040311331
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii
BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI ... iv
ABSTRAKSI ... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
2.1 Media Massa dan Konstruksi Realitas ... 10
2. 1.1 Media Massa dan Konstruksi Realitas ... 10
2. 1.2 Strategi Media Massa Melakukan Konstruksi Realitas ... 11
2.2 Konstruksi Pencitraan Politik ... 12
2.3 Politik Pencitraan, Media dan Realitas Buata ... 13
2.4 Politik Pencitraan Melalui Iklan ... 15
2.5 Komunikasi Periklanan ... 16
2.6 Iklan ... 18
2.7 Iklan Televisi dan ElementDidalamnya ... 21
2.8 Fungsi-fugsi Iklan ... 22
2.9 Iklan Komersial ... 23
2.10 Iklan Politik ... 24
2.11 Strategi Komunikasi Melalui Iklan Politik ... 25
2.12 Warna ... 28
2.13 Teknik Pengambilan Gambar ... 29
2.14 Pergerakan Gambar ... 30
2.16 Tanda dan Makna ... 37
2.17 Bahasa, Tanda, dan Makna ... 38
3. METODE PENELITIAN ... 40
3.1 Jenis Penelitian ... 40
3.2 Sumber Data Penelitian ... 41
3.2.1 Data Primer ... 41
3. 2.2 Data Skunder ... 41
3.3 Unit Analisis ... 42
3.4 Teknik Analisis Data ... 42
3. 4.1 Membuat Tabel Pemaknaan, Tabel Verbal dan Non Verbal ... 44
3.4.2 Mengidentifikasi Tanda-Tanda yang Terdapat Dalam Iklan ... 44
3. 4.3 Menginterpretasi dan Menganalisis Tanda Dalam Iklan ... 45
3.4.4 Memaknai Konstruksi Pesan Politik Dalam Iklan Pershot ... 45
3.4.5 Memaknai Konstruksi Pesan Politik Secara Keseluruhan ... 45
4. DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN ... 46
4.1 Profil Bintang Toedjoe Masuk Angin ... 46 4.1.1 Sekilas Tentang Iklan Bintang Toedjoe Masuk Angin ... 46
4. 1.2 Sekilas Tentang Iklan Bintang Toedjoe Masuk Angin Versi KW2... 47
4. 1.3 Sekilas Tentang Iklan Bintang Toedjoe Masuk Angin Versi Pemilu... 48
4.2 PT. Bintang Toedjoe ... 48
4. 2.1 Sejarah PT. Bintang Toedjoe Masuk Angin ... 48
4.2.2 Tujuan PT. Bintang Toedjoe Masuk Angin ... 50
4. 2.3 Manufacturing dan Distribution PT. Bintang Toedjoe ... 51
4.2.4 Produk PT. Bintang Toedjoe ... 52
4.3 PT. Kalbe Farma ... 56
4.4 Sinopsis Iklan ... 59 4.4.1 Iklan Bintang Toedjoe Masuk Angin Versi KW2 ... 59
4.4.2 Iklan Bintang Toedjoe Masuk Angin Versi Pemilu ... 60
4.5 Tokoh Dalam Iklan ... 62
5. ANALISIS DATA ... 64
5.1 Sajian dan Analisis Data Berdasarkan Triangle of MeaningTheory .... 64
5. 1.1. Analisis Iklan Bintang Toedjoe Masuk Angin Versi KW2 ... 64
5.1.1.1 Strategi Politik Kemiripan Sosok JokowiPada Iklan ... 64
5.1.1.2 Pengenalan Sosok Jokowi Pada Iklan ... 86
5.1. 1.3 Strategi Politik yang Dipaparkan Melalui Isyarat Pada Iklan ... 111
5.2 Pembahasan ... 131
5.2.1 Interpretasi Tanda ... 131
6. PENUTUP ... 138
6.1 Kesimpulan ... 138
6.2 Saran Peneliti ... 139
6.2.1 Saran Akademis ... 139
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Asosiasi Suasana Oleh Warna... 28
Tabel 2.2 Jenis Tanda dan Cara Kerjanya ... 36
Tabel 3.1 Analisis Verbal dan Non Verbal ... 44
Tabel 3.2 Identifikasi tanda ... 44
Tabel 3.3 Interpretasi Ikon, Indeks, dan Simbol ... 45
Tabel 5.1 Analisis Verbal dan Non Verbal Shot 4 versi KW2 ... 65
Tabel 5.2 Identifikasi Tanda Pada shot 4 versi KW2 ... 66
Tabel 5.3 Interpretasi Ikon, Indeks, Simbol Shot 4 versi KW2 ... 67
Tabel 5.4 Analisis Verbal dan Non Verbal Shot 12 versi KW2 ... 73
Tabel 5.5 Identifikasi Tanda Pada shot 12 versi KW2 ... 74
Tabel 5.6 Interpretasi Ikon, Indeks, Simbol shot 12 versi KW2 ... 75
Tabel 5.7 Analisis Verbal dan Non Verbal Shot 2 versi Pemilu .... 76
Tabel 5.8 Identifikasi Tanda Pada shot 2 versi Pemilu ... 78
Tabel 5.9 Interpretasi Ikon, Indeks, Simbol shot 2 versi Pemilu .... 79
Tabel 5.10 Analisis Verbal dan NonVerbal Shot 7 versi Pemilu ... 83
Tabel 5.11 Identifikasi Tanda Pada shot 7 versi Pemilu ... 84
Tabel 5.12 Interpretasi Ikon, Indeks, Simbol Shot 7 versi Pemilu .. 85
Tabel 5.13 Analisis Verbal dan Non Verbal Shot 6 versi KW2 ... 87
Tabel 5.14 Identifikasi Tanda Pada shot 6 versi KW2 ... 88
Tabel 5.15 Interpretasi Ikon, Indeks, Simbol shot 6 versi KW2 ... 88
Tabel 5.16 Analisis Verbal dan Non Verbal Shot 21 versi KW2 .... 92
Tabel 5.17 Identifikasi Tanda Pada shot 21 versi KW2 ... 93
Tabel 5.18 Interpretasi Ikon, Indeks, Simbol shot 21 versi KW2 ... 94
Tabel 5.19 Analisis Verbal dan Non Verbal Shot 10 versi KW2 .... 97
Tabel 5.20 Identifikasi Tanda Pada shot 10 versi KW2 ... 98
Tabel 5.21 Interpretasi Ikon, Indeks, Simbol shot 10 versi KW2 .... 99
Tabel 5.22 Analisis Verbal dan Non Verbal Shot 3 versi Pemilu ... 102
Tabel 5.23 Identifikasi Tanda Pada shot 3 versi Pemilu ... 104
Tabel 5.24 Interpretasi Ikon, Indeks, Simbol Shot 3 versi Pemilu .. 104
Tabel 5.25 Analisis Verbal dan Non Verbal Shot 14 versi Pemilu .. 107
Tabel 5.26 Identifikasi Tanda Pada shot 14 versi Pemilu ... 108
Tabel 5.27 Interpretasi Ikon, Indeks, Simbol Shot 14 versi Pemilu 109 Tabel 5.28 Analisis Verbal dan Non Verbal Shot 7 versi KW2 ... 112
Tabel 5.29 Identifikasi Tanda Pada shot 7 versi KW2 ... 113
Tabel 5.30 Interpretasi Ikon, Indeks, Simbol shot 7 versi KW2 .... 113
Tabel 5.31 Analisis Verbal dan Non Verbal Shot 22 versi KW2 ... 116
Tabel 5.32 Identifikasi Tanda Pada shot 22 versi KW2 ... 117
Tabel 5.33 Interpretasi Ikon, Indeks, Simbol shot 22 versi KW2 ... 118
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Konstruksi Pencitraan Politik... 13
Gambar 2.2 Segitiga Makna... ... 35
Gambar 4.1 Bintang Toedjoe Masuk Angin Versi Kw2 ... 47
Gambar 4.2 Bintang Toedjoe Masuk Angin Versi Pemilu... 48
Gambar 4.3 Extra Joss... 52
Gambar 4.4 E-Juss... 54
Gambar 4.5 Komix... 54
Gambar 4.6 Puyer 16... 55
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Media massa merupakan bagian terpenting bagi kehidupan setiap
manusia dimana media massa merupakan tempat untuk berinteraksi manusia
dengan dunia luar. Media massa memiliki beragam bentuk mulai dari media
cetak berupa surat kabar, majalah, tabloid dan buku teks. Media massa juga
berupa elektronik yaitu televisi, radio, handphone dan internet. Media cetak
dan elektronik memiliki fungsi yang sama yaitu untuk menyampaikan
informasi kepada khalayak umum.
Alex Sobur (2011) mengatakan bahwa pekerjaan media pada
hakikatnya ialah mengkonstruksi realitas, isi media menurutnya adalah hasil
para pekerja media mengkonstruksi berbagai realitas yang dipilih. Sehingga
segala tanda dan simbol yang ada di dalam iklan tidak lain ialah upaya dalam
mengkonstruksi realitas.
Salah satu hal yang dapat membuat media massa tetap bertahan adalah
adanya iklan disetiap tampilannya yang menjadi pemasukan utama sebuah
media massa. Iklan dibuat oleh suatu perusahan dan instansi tertentu yang
menginginkan informasi produk maupun jasanya diketahui oleh khalayak
umum dalam bentuk informasi yang persuasif. Perusahan dan instansi
menganggap bahwa media massa adalah tempat yang cocok untuk beriklan,
dan sebaliknya iklan dapat menjadi keuntungan sendiri bagi media massa,
2
Agar khalayak dapat mengenal produk dan membuat mereka tertarik
untuk membeli, pemasar berlomba-lomba untuk mengenalkan produknya
kepada khalayak tujuan, salah satu cara yang digunakan pemasar untuk
memasarkan produknya ialah melalui periklanan. Dengan menggunakan
iklan, pemasaran/pengiklan berusaha menyampaikan informasi,
fungsionalitas, citra produk dan informasi penting lainnya yang dianggap
perlu diketahui oleh khalayak (Kolther, 1997: 114-115).
Media massa berupa media elektronik yaitu televisi dirasa lebih
efektif untuk beriklan, karena setiap orang atau khalayak pasti menonton
iklan yang ditayangankan di televisi. Beriklan melalui televisi juga mampu
memberikan dampak dan memberi pengaruh yang kuat bagi khalayak umum
yang menerima pesan dari iklan tersebut.
Kemunculan iklan dalam media massa menunjukkan bahwa iklan
adalah salah satu bentuk komunikasi, seperti yang diungkapkan Klepper.
Klepper (1986) berpendapat bahwa iklan berasal dari bahasa Latin, ad-vere
yang berarti mengoperkan pikiran dan gagasan kepada pihak lain. Pendapat
tersebut menandakan bahwa iklan adalah salah satu bentuk komunikasi.
Menurut Sutisna (2001), iklan yang dirancang harus memperhatikan
simbol dan tanda yang akan digunakan untuk menyampaikan pengertian
kepada konsumen. Jadi tanda dan simbol yang disampaikan kepada khalayak
haruslah hal yang telah dimengerti dan dikenal oleh khalayak. Tanda ini dapat
dilihat melalui tanda konvensional yaitu yang diciptakan oleh manusia, tanda
3
(ekspresi, kalimat, dan lain-lain) adalah tanda verbal sedangkan gesture
adalah contoh tanda non-verbal.
Iklan sebagai alat komunikasi yang telah menjadi bagian dari
kehidupan masyarakat didunia. Misalnya, sejak bangun tidur sudah bisa
melihat produk iklan, baik di televisi maupun surat kabar. Iklan memang
sudah menjadi hal yang biasa dan bahkan bisa menjadi virus dalam
kehidupan manusia sehari-hari, seperti kalimat hidup enggan mati pun segan.
Iklan selain sebagai media komunikasi juga sebagai media promosi.
Media promosi dalam iklan sering digunakan untuk menyampaikan
informasi tentang produk atau jasa yang disebut media periklanan. Iklan bisa
diklasifikasikan menurut tujuannya yaitu, untuk memberikan informasi,
membujuk dan mengingatkan. Inti dari periklanan adalah untuk
menggundang daya tarik konsumen dan mendorong konsumen sehingga
bertindak untuk melakukan kegiatan periklanan. Dengan demikian, secara
umum dapat dikatakan bahwa tujuan periklanan adalah untuk meningkatkan
penjualan yang menguntungkan.
Dalam prespektif marketing, iklan menjadi bentuk penyampaian pesan
yang memiliki kekuatan yang sengat penting sebagai alat pemasaran yang
menjual barang, memberikan pelayanan, serta gagasan atau ide-ide melalui
saluran tertentu dalam bentuk yang persuasif. Iklan dalam prespektif PR,
iklan merupakan media kampanye yang dimaksudkan untuk membentuk citra
yang diinginkan perusahaan dalam membentuk (wish image,dalam hal ini
4
Iklan bisa digunakan untuk membentuk citra jangka panjang sebuah
produk dan juga untuk menggerakkan penjualan cepat. Iklan merupakan cara
efesien untuk mendapatkan konsumen yang secara geografis tersebar di
berbagai pelosok. Iklan haruslah dilaksanakan dalam skala cukup besar untuk
membuat kesan yang efektif terhadap pasarnya. Masalah dana iklan
tergantung pada media yang dipilihnya, tentunya iklan melalui televisi
membutuhkan anggaran yang besar, dibandingkan iklan surat kabar, radio,
brosur, pamflet, poster, dan lain-lain yang bisa dilaksanakan dengan anggaran
kecil.
Iklan partai politik memiliki dua sisi. Pertama, iklan partai politik
ingin menarik hati masyarakat agar memilih suatu partai seperti menjual
produk, kedua, dapat bersifat mengubah perilaku masyarakat. Dengan
demikian, iklan partai poltik dapat menjadi iklan komersial dan non
komersial.
Iklan kampanye politik merupakan media komunikasi politik baru
yang muncul karena dinamika demokratisasi yang disebabkan oleh cepatnya
proses reformasi sejak lengsernya presiden Soeharto. Kebutuhan akan bentuk
komunikasi politik yang lebih bersifat masal ini telah dimulai dan dianggap
penting oleh partai-partai politik lama maupun baru sebagai sarana mobilisasi
dukungan pemilih ketika bertarung memperebutkan suara pada saat pemilu.
Iklan memiliki beragam jenis, mulai dari iklan cetak, iklan elektronik,
iklan komersial, iklan politik, dan sebagainya. Namun dewasa ini iklan
5
dengan adanya unsur-unsur politik di dalamnya. Iklan komersial yang
dijadikan ajang menciptakan image dan pencitraan oleh para calon presiden
dan wakilnya menjadi sebuah perbincangan publik di era ini. Berkaitan
dengan ini Iklan Bintang Toedjoe Masuk Angin versi KW2 dan versi Pemilu,
membuat iklan dengan ide yang kreatif dengan menampilkan bintang iklan
yang mirip dengan sosok aslinya. Iklan Bintang Toedjoe Masuk Angin versi
KW2 dan versi Pemilu merupakan iklan komersial yang didalamnya
menggandung politik. Iklan ini dirasa memanfaatkan kekuatan media massa
sebagai pendukung publisitasnya dan semakin meningkatkan popularitas
calon presiden tersebut.
Pencitraan pesan politik dalam Iklan Bintang Toedjoe Masuk Angin
versi KW2 dan versi Pemilu ditampilkan dalam gambar dan suara. Iklan
komersial ini menampilkan sosok yang sangat mirip dengan Presiden Joko
Widodo mulai dari bahasa non verbal yaitu baju yang dipakai oleh model
iklan tersebut sampai bahasa verbal yaitu kata-kata atau bahasa yang
disampaikan oleh model iklannya sangatlah mirip dengan Presiden Joko
Widodo. Menurut Peirce, tanda (representamen) adalah sesuatu yang dapat
mewakili sesuatu yang lain dalam batas-batas tertentu (1979:15). Tanda-tanda
dalam Iklan Bintang Toedjoe Masuk Angin versi KW2 dan versi Pemilu
tersebut dirasa sudah mewakili sosok Presiden Joko Widodo, dan peneliti
menganggap tayangan iklan tersebut adalah sebuah konstruksi.
Penelitian ini menarik untuk dianalisis dengan menggunakan metode
semiotika dengan tujuan selain untuk lebih mendeskripsikan isi yang tampak
6
dapat memahami isi dari kedua iklan tersebut. Dengan demikian pendekatan
analisis semiotika adalah salah satu perspektif yang dapat dijadikan sandaran
dalam membaca tanda-tanda yang terdapat dalam sebuah tanyangan iklan.
Dengan menganalisis iklan dari perpaduan audio dan visual, sebuah
tayangan iklan tidak selalu diartikan sama tergantung pada peminatnya.
Pentingnya perpaduan audio dan visual adalah untuk menjadikan analisis
semiotika sebagai sarana menganalisis peristiwa, kejadian yang dianggap
sebagai tanda dari proses komunikasi baik komunikasi verbal maupun non
verbal.
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Yadri Yaldi, 2010 berjudul
Konstruksi Pencitraan Capres Melalui Iklan Politik (Analisis Semiotika Iklan
Kampanye SBY-Boediono Versi “Profil Singkat” di TV menunjukkan
masalah bahwa konstruksi pada iklan partai politik didasarkan pada
kepiawaian tim kampanye dengan cerdik yang memanfaatkan kekuatan media
massa sebagai pendukung publisitanya, semakin memompa tingkat
popularitas. Berbagai kegiatan pencitraan yang dilakukan Susilo Bambang
Yudhoyono maupun iklan-iklan kampanye yang disebar melalui media cetak,
elektronik, spanduk, selebaran, baliho dan lain-lain, dirasa telah melahirkan “sihir” yang dahsyat terhadap seluruh lapisan masyarakat.
Penelitian iklan komersial ataupun iklan politik sebenarnya sudah
banyak dilakukan, namun masih banyak permasalahan yang bisa diangkat ke
dalam studi semiotika, salah satunya mengenai Konstruksi Marketing Politik
7
Bintang Toedjoe Masuk Angin versi KW2 dan versi Pemilu) dalam penelitian
ini.
Dalam penelitian Konstruksi Marketing Politik Joko Widodo Melalui
Iklan Komersial (Analisis Semiotika Pada Iklan Bintang Toedjoe Masuk
Angin versi KW2 dan versi Pemilu), peneliti mengganggap bahwa hal
tersebut merupakan kepentingan publik. Dalam hal ini, Blumper (1998: 54-5)
membuat tiga poin kunci. Pertama, sebagaimana dalam hal pemerintah,
terdapat pertanyaan mengenai kekuasaan dan kekuatan dalam komunikasi,
media diletakkan secara serupa. Kedua, Blumper berpendapat bahwa ‘kualitas hebat‘ tertentu terletak pada gagasan mengenai kepentingan publik. Ketiga,
‘gagasan mengenai kepentingan publik harus bekerja dalam dunia yang tidak
sempurna dan tidak murni’. Dari ketiga hal yang disebutkan oleh Blumler
tersebut dikesankan bahwa media menjadi kekuasaan dan kekuatan tersendiri
oleh partai politik atau pemerintah. Partai politik dan pemerintah menjadikan
media sebagai tempat untuk mengutarakan kepentingan pribadinya.
Dari latar belakang di atas peneliti tertarik untuk meneliti Konstruksi
Marketing Politik Joko Widodo Melalui Iklan Komersial (Analisis Semiotika
Pada Iklan Bintang Toedjoe Masuk Angin versi KW2 dan versi Pemilu).
Alasan kuat peneliti adalah ingin mengungkap tanda-tanda politik yang ada
pada Iklan Bintang Toedjoe Masuk Angin versi KW2 dan versi Pemilu
tersebut. Sebuah iklan komersial yang mengandung unsur-unsur politik di
dalamnya. Iklan komersial yang dirasa memiliki ide kreatif untuk memberikan
8
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu : “Bagaimana konstruksi marketing politik
Joko Widodo melalui iklan komersial Bintang Toedjoe Masuk Angin versi
KW2 dan versi Pemilu?”
1.3Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui konstruksi marketing politik
Joko Widodo melalui iklan komersial Bintang Toedjoe Masuk Angin versi
KW2 dan Pemilu yang menggunakan model Reza Srimulyadi melalui
identifikasi tanda-tanda verbal dan non verbal dalam iklan tersebut.
1.4Manfaat Penelitian
Suatu penelitian tentunya diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi berbagai pihak. Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu :
1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada
pengembangan ilmu pengetahuan di bidang Ilmu Komunikasi pada
umumnya, dan pemahaman konstruksi pesan politik pada iklan
komersial.
b. Penelitian ini diharapkan dapat membantu, memberikan tambahan,
masukan, dan pengetahuan kepada pihak-pihak terkait dengan
masalah yang diteliti, juga kepada berbagai pihak yang berminat
9
2. Manfaat Praktis
a. Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan penalaran dan
untuk mengetahui kemampuan penulis dalam memahami
konstruksi pesan politik pada iklan komersial.
b. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya refrensi dan literatur
masyarakat maupun mahasiswa untuk memahami konstruksi
marketing politik Joko Widodo melalui iklan komersial (Analisis
Semiotika Pada Iklan Bintang Toejoeh versi KW2 dan versi