• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA KRIMINOLOGIS TERHADAP KEJAHATAN CAROK (Studi di Pengadilan Negeri Sampang Madura)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISA KRIMINOLOGIS TERHADAP KEJAHATAN CAROK (Studi di Pengadilan Negeri Sampang Madura)"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada mulanya istilah carok hanyalah suatu permainan dengan menggunakan senjata sebagai tanda keberanian. Namun dalam perkembangannya carok mulai mengalami pergeseran makna dan nilai. Carok saat ini lebih sering dilakukan dengan cara-cara licik yang memanfaatkan kelemahan atau kelengahan korbannya, seperti menikam musuhnya dari belakang (istilah yang dipakai oleh orang Madura disebut “nyelep”, atau dengan cara menghadang musuh di jalan kemudian membunuhnya).

Carok bukan lagi sebagai suatu pertarungan tanding yang ideal, yang dilakukan dengan cara saling berhadapan satu lawan satu atau kelompok satu dengan kelompok lain yang didahului dengan perjanjian terlebih dahulu. Carok dalam pengertian saat ini lebih merupakan suatu upaya berencana untuk membunuh, setidaknya hendak melukai korban atau lawannya, dengan maksud melampiaskan rasa dendam atau sakit hati akibat dipermalukan di muka umum oleh si korban. Anehnya terkadang pelampiasan dendam tidak hanya tertuju kepada pelaku, keluarganya atau bahkan kerabatnya meski kerabat jauh.

(2)

2 dalam hal melanggar aturan-aturan yang telah ditetapkan dalam KUHP yaitu Pasal 340 tentang pembunuhan berencana.

Dalam kenyataanya penegakan hukum pidana yang dilakukan selama ini masih dirasakan masyarakat belum dapat memberikan pengaruh yang luas sebagai upaya untuk menekan tingkat kejatan di Madura. Data kriminalitas (carok) selama kurun 10 tahun terakhir di wilayah hukum Polwil Madura menunjukkan angka 2.048 kasus.1 Menurut Latief Wiyata dalam hasil penelitiannya, ancaman sanksi hukum pidana dalam perkara carok ada kecenderungan tidak diterapkan secara konsisten, bahkan terkesan sangat ringan, terutama jika pelaku atau keluarganya melakukan upaya “nabang” yakni melakukan pendekatan dengan penegak hukum agar hukumannya menjadi ringan.2

Berdasarkan hasil observasi pendahuluan dari penulis (Wawancara dengan Hakim) di wilayah kabupaten Sampang, pernah terjadi carok di kantor Pengadilan Negeri Sampang. Korbannya adalah terdakwa (pelaku carok) yang baru saja keluar dari ruang sidang pengadilan. Motifnya adalah balas dendam, sebagai akibat terdakwa melakukan perbuatan carok. Pelakunya adalah keluarga musuhnya sendiri. Kejadian tersebut sesungguhnya di lingkungan masyarakat Sampang sudah dianggap biasa, yang menjadi luar biasa adalah tempat kejadian perkara (TKP) nya justru di gedung pengadilan.3

Fakta demikian, menurut asumsi penulis disebabkan adanya pemahaman masyarakat Madura bahwa perbuatan carok bukanlah suatu tindakan tercela, tetapi lebih didasarkan kepada penyelesaian secara hukum. Artinya, dalam benak mereka

1 Wiyata, Latief, 2002, Carok, Konflik Kekerasan dan Harga Diri Orang Madura , LKIS,

Jogyakarta,, halaman 3 2 Ibid, halaman 148

(3)

3 dalam hukum islam yang mereka yakini pembunuh haruslah dihukum mati. Oleh karena hukum negara belum mampu menegakkan hukum itu, maka diselesaikan menurut cara mereka.

Jika demikian, maka sesungguhnya patut untuk dijadikan dasar pertimbangan dalam menyusun langkah penanggulangan lebih lanjut. Sebab dalam kriminologi dikenal teori tentang pencegahan kejahatan jenis abolisionistik, yaitu penanggulangan kejahatan dengan mencari data dan fakta faktor penyebabnya (kriminogen) kemudian disusunlah langkah-langkah konkrit untuk mengurangi atau meniadakan faktor-faktor kriminogen tersebut.

B. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini mengangkat bebarapa rumusan masalah terkait dengan asumsi yang telah dikemukakan, yaitu sebagai berikut :

1. Apa faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya perbuatan carok ?;

2. Bagaimana idealnya penanggulangan perbuatan carok berdasarkan hasil penelitian faktor kriminogen tersebut ?.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian dalam skripsi ini memiliki tujuan antara lain sebagai beriktu : 1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya perbuatan carok; 2. Untuk mengetahui bagaimana idealnya penanggulangan perbuatan carok

berdasarkan hasil penelitian faktor kriminogen tersebut. D. Manfaat atau Kegunaan

(4)

4 1. Secara Teoritis

a. Secara teoritis keilmuan, terutama bagi ilmu pengetahuan hukum pidana dan kriminologi, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi kontribusi pengembangan wawasan pemikiran akademis, bidang Ilmu hukum Pidana dan Kriminologi pada khususnya dan ilmu pengetahuan hukum pada umumnya;

b. Sebagai referensi dalam pengembangan ilmu hokum khususnya bidang ilmu kriminologi terhadap perbuatan carok sehingga menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya yang lebih luas dan konprehenshif.

2. Secara Praktis

a. Secara praktis, khususnya bagi kalangan penegak hukum, (polisi, jaksa, hakim dan petugas Lembaga Pemasyarakatan (LP), diharapkan sebagai bahan masukan bahwa dalam penanganan carok dibutuhkan keseriusan, konsistensi dan kekonsekuenan, serta ketajaman wawasan dan analisisnya , terutama pengetahuan dan pemahaman dasar dari aspek-aspek penyebab (kriminogen), perbuatan carok sehingga dalam penegakan hukumnya akan berjalan lebih efektif dan optimal.

b. Bagi penulis, diharapkan sebagai wadah mengaplikasikan ilmu yang sudah dipelajari , sekaligus sebagai salah satu syarat memperoleh gelar kesarjanaa Strata 1 (S-1) bidang ilmu hokum.

E. Metode Penelitian

(5)

5 a) Metode Pendekatan

Rencana (desain penelitian) adalah suatu rencana tentang cara melakukan penelitian. Oleh karenanya desain penelitian bertalian erat dengan proses penelitian.4 Penelitian ini menggunakan penelitian lapangan (field research) terhadap faktor-faktor kriminogen perbuatan carok dan upaya penanggulangannya, sehingga dengan kata lain penelitian ini adalah penelitian empirik. Penelitian ini didisain secara kualitatif deskriptif analitis. Dengan alasan sebagai berikut :

Penelitian ini mendiskripsikan data mengenai bentuk perbuatan carok di wilayah hukum Polres Sampang Madura, kemudian dianalisis apakah perbuatan tersebut memenuhi unsur tindak pidana. Di samping itu juga memaparkan serta menganalisis mengenai pengetahuan, pemahaman, persepsi, pandangan dan reaksi masyarakat terhadap perbuatan carok. Tidak ketinggalan pula dalam penelitian ini akan diidentifikasi serta dianalisis mengenai faktor-faktor penyebab perbuatan carok, serta upaya yang dilakukan masyarakat dalam menyelesaikan sengketa carok.

Dalam penelitian ini, penulis sendiri adalah alat pengumpul data utama. Hal ini diyakini bahwa penulis dapat berhubungan dengan responden atau obyek lainnya, dan mampu memahami gejala dan fenomena yang terjadi di lapangan.

Penelitian ini menganalisis fenomena yang ditemukan dalam data tanpa campur tangan terhadap sumber data

Dalam penelitian hukum Empirik, faktor yang pokok terutama adalah studi lapangan (field research). Demikian halnya dalam meneliti tentang kejahatan, dalam

(6)

6 Kriminologi secara umum, menurut Soedjono Dirdjosisworo dikenal tiga cara pendekatan, yaitu pendekatan deskriptif, pendekatan kausal dan pendekatan normatif.5

Pendekatan Deskriptif, yaitu memberikan gambaran tentang kejahatan dan

pelakunya melalui pengamatan (observasi) dan pengumpulan fakta-fakta kejahatan dan pelakunya, seperti jenis-jenis kejahatan, frekuensinya, jenis kelamin, umur serta ciri-ciri lainnya. Pendekatan Deskriptif ini dapat pula diartikan sebagai observasi terhadap kejahatan dan penjahat sebagai gejala sosial, sehingga disebut juga pendekatan phenomenologi atau sitomatologi.

Pendekatan Kausal atau Etiologis, yaitu pendekatan dengan menggunakan

metode interpretasi terhadap fakta-fakta yang diperoleh, guna ditemukan faktor penyebabnya. Pendekatan kausal ini juga dapat berupa suatu interpretasi tentang fakta yang dapat digunakan untuk mencari sebab musabab kejahatan baik secara umum maupun dalam kasus-kasus individual. Pendekatan ini disebut sebagai etiologi kriminal.

Pendekatan Normatif, yaitu melakukan telaah atau pengkajian terhadap

fakta-fakta yang ditemukan berdasarkan aspek hukumnya, apakah fakta-fakta-fakta-fakta itu merupakan suatu kejahatan atau tidak. Sehingga diharapkan dengan pendekatan normatif ini kriminologi berperan dalam proses kriminalisasi dan de-kriminalisasi dalam rangka pembaharuan hukum pidana.

Berkenaan dengan metode pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini, adalah menggunakan metode pendekatan Empirik dengan melakukan penelitian dari aspek Kriminologis (Etiologi kriminal). Dalam pendekatan Kriminologis ini, penulis

5 Dirdjosisworo, Soedjono, 1994, Sinopsis Kriminologi Indonesia

, Bandung, PT. Mandar

(7)

7 melakukan kajian dari aspek causa (faktor penyebab) perbuatan carok, sebagai bahan analisis menuju kepada kebenaran asumsi yang telah dirumuskan penulis.

2. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis memilih lokasi di wilayah hukum Pengadilan Negeri Sampang Madura, kebetulan perbuatan carok ini, umumnya terdapat di wilayah tersebut.

3. Sumber Data

Dalam penelitian ini, langkah-langkah yang ditempuh adalah melakukan pengumpulan data, yakni data yang dikumpulkan berupa data primer dan sekunder.

a. Data Primer adalah data yang diperoleh dengan melakukan pengamatan maupun studi lapangan secara langsung kepada responden.

Data primer ini diperoleh dengan penelitian lapangan ke Pengadilan Negeri Sampang Madura.

b. Data Sekunder adalah data yang diperoleh melalui penelaahan buku-buku literatur secara teoritis, berbagai peraturan perundangan yang berlaku, majalah, artikel / karya ilmiah atau seringkali disebut dengan “studi kepustakaan”.

Menurut Winarno Surakhmad, yang dimaksud dengan studi kepustakaan adalah : “Pengumpulan bahan-bahan yang harus digali dari kepustakaan, misalnya arsip-arsip, dokumen-dokumen, majalah-majalah ilmiah, buku-buku dan sebagainya”.6

Dalam hal ini penulis mencoba mengungkapkan teori-teori yang diambil dari buku-buku dan peraturan perundan-undangan yang relevan dengan pokok permasalahan, yaitu literatur-literatur khususnya bidang Kriminologi, majalah, koran serta peraturan perundangan yang berkaitan dengan masalah yang dibahas, di samping

(8)

8 itu referensi tentang peraturan perundangan seperti Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP).

4. Teknik Pengumpulan Data

Selanjutnya dalam pengumpulan data, penulis melakukan berbagai teknik pengumpulan data, yang tersusun berdasarkan urutan langkah kegiatan berupa : Pertama, melakukan Dokumentasi, yaitu pencatatan terhadap data-data / dokumen

tertentu dari suatu obyek yang ada, sehingga diperoleh data dan informasi yang realistik guna membahas permasalahan yang telah dirumuskan.

Mengenai “dokumentasi” ini Roni Hanitidjo Soemitro memberikan pengertian bahwa, “Dokumentasi adalah pencatatan yang dilakukan secara sengaja dan sistematis mengenai data-data maupun dokumen untuk kemudian dilakukan pentabelan”.7

Dalam dokumentasi ini penulis melakukan pencatatan secara sistematis dan teratur dari sumber data primer Pengadilan Negeri Sampang tentang : Bentuk-bentuk perbuatan carok, Kualifikasi pelaku maupun korban (pendidikan, tingkat ekonomi, dan status sosial), waktu dan tempat kejadian perkara, latar belakang atau penyebabnya, akibat atau kerugian yang ditimbulkan, dan upaya-upaya penegakan hukum secara penal maupun non penal.

Selanjutnya langkah Kedua, penulis melakukan observasi, yaitu pengamatan secara langsung terhadap suatu gejala yang nampak di lokasi penelitian, yang berguna sebagai bahan kajian untuk dikaji dan dibahas sesuai dengan rujukan teori dan peraturan perundangan.

7 Soemitro, Roni Hanitidjo, 1993,Metode Penelitian Hukum

, Jakarta, PT. Ghalia Indonesia,

(9)

9 Menurut Winarno Surahmad bahwa yang dimaksud dengan observasi adalah “penelitian di luar kepustakaan, seperti di tengah-tengah masyarakat atau di dalam laboratorium, dan lain-lain”.8

Dalam observasi ini penulis melakukan peninjauan dan pengamatan langsung ke lokasi-lokasi yang terutama yang nyata-nyata terjadi carok, sebagaimana diperoleh informasi dari studi dokumentasi.

Kemudian langkah terakhir atau Ketiga, yakni melakukan Wawancara (interview), yaitu suatu cara untuk memperoleh data, dengan mengadakan tanya jawab dengan responden.

Menurut Rony Hanitidjo Soemitro, yang dimaksud dengan wawancara (interview) adalah: “Suatu proses tanya jawab secara lisan dimana dua orang atau lebih berhadapan secara fisik. Dalam proses ini ada dua pihak yang menempati kedudukan yang berbeda, satu pihak sebagai pencari informasi atau penanya atau disebut interviewer, sedangkan pihak yang lain sebagai pemberi informasi atau disebut informan atau responden”.9

Mengenai siapa saja yang diwawancarai diuraikan dalam sub bab populasi dan sampel.

5. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi menurut Roni Hanitijo Sumitero, adalah seluruh obyek atau individu atau gejala atau kejadian yang akan diteliti. Jika populasi sangat luas dan tidak mungkin untuk meneliti keseluruhan cukup diambil sebagian saja untuk diteliti sebagai sampel.10

(10)

10 Dalam penelitian kualitatif, sampel penelitian tidak dilihat dari besarnya jumlah sampel dalam mewakili populasi, tapi lebih pada luas cakupan, luas informasi yang dibutuhkan sesuai dengan masalah yang dikaji. Sampel penelitian akan berkembang mengikuti karakteristik unsur-unsur yang terdapat dalam fokus penelitian, sehingga jumlah dan jenis sumber yang dijadikan sampel tidak dapat ditetapkan secara pasti sebelum penelitian dilakukan. Dengan demikian metode yang dipakai dalam penentuan sampel adalah teknik “purpossive sampling” yaitu pemilihan sekelompok subyek didasarkan atas ciri-ciri dan sifat-sifat tertentu yang berhubungan erat dengan ciri-ciri dan sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya.

Dengan menggunakan metode “purpossive sampling”, maka dalam penelitian ini dipilih sampel untuk mewakili populasi. Terutama disebabkan karena banyaknya jumlah kasus, pelaku, dan korban, maka dipilihlah sampel dengan didasarkan pada tujuan tertentu, sebagaimana digariskan oleh Ronny Hanitijo Sumitro haruslah dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut : a). harus didasarkan pada ciri-ciri, sifat-sifat atau karakteristik tertentu yang merupakan ciri utama dari populasi; b). subyek yang diambil sebagai sampel harus benar-benar merupakan subyek yang paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi; dan c). penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan teliti dalam studi pendahuluan.11

Oleh karena itu, maka penulis memilih sampel berdasarkan kriteria di atas (yang memenuhi syarat di atas), sehingga penulis melakukan wawancara/interview dengan sampel populasi yaitu :

a. Beberapa orang pelaku (Mat Juhri, Subah dan Khodiri) b. Para Keluarga Korban (Masykur, Syamsul dan Bahrul Alim)

(11)

11 c. Hakim di Pengadilan Negeri Sampang(Syaifuddi Zuhri, SH)

d. Tokoh agama (KH. Alawy Muhammad) 6. Teknik Analisa Data

Dalam melakukan analisa data, penulis menggunakan teknik analisa diskriptif analisis, yaitu menurut Winarno Surakhmad metode diskriptif analitis adalah : “memusatkan diri pada data yang bersifat aktual, kemudian data yang ada tersebut, dikumpulkan, disusun, dijelaskan, dan diinterpretasi serta kemudian dianalisa”.12

Dengan metode deskriptif analisis ini, penulis melakukan langkah-langkah berupa pengumpulkan data-data lapangan, disusun secara sistematis, kemudian pengolahan data-data hasil yang diperoleh dalam penelitian lapangan dilakukan dengan cara memadukan atau menarik hubungan / korelasi dengan yang apa yang diperoleh dari studi kepustakaan (teori-teori, doktrin maupun ketentuan hukum), yang tujuannya adalah mendapatkan kesimpulan jawaban permasalahan yang telah dikemukakan.

F. Sistematika Penulisan

Dalam penelitian ini disusun kerangka sistematika penulisanke dalam 4 (empat) Bab, yaitu :

Bab 1 : berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan

Bab II : berisi tentang tinjauan pustaka, yaitu gambaran teori-teori dan Landasan yuridis mengenai pokok permasalahan yang dikaji.

Bab III : berisi tentang hasil penelitian sekaligus permasalahan yang ditetliti yaitu : faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya perbuatan carok,

(12)

12 dan penanggulangan perbuatan carok berdasarkan hasil penelitian factor kriminogen tersebut.

(13)

PENELITIAN TUGAS AKHIR

SKRIPSI

ANALISA KRIMINOLOGIS TERHADAP KEJAHATAN CAROK

(Studi di Pengadilan Negeri Sampang Madura)

Oleh :

ADE SETIAWAN SELAMET EDOWARDO

07400007

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

FAKULTAS HUKUM

(14)
(15)
(16)
(17)

LEMBAR PENGESAHAN

UNGKAPAN PRIBADI :

“Tiada Sesuatu yang Tak Mungkin, karena yang Mungkin itu Pasti Mungkin”

Motto :

(18)

ABSTRAKSI

Nama : ADE SETIAWAN SELAMET EDOWARDO

NIM : 07400007

Program Studi : Ilmu Hukum

Fakultas : Hukum

Judul : Analisa Krimionologis Terhadap Kejahatan Carok (Studi di Pengadilan Negeri Sampang)

Pembimbing : Haris Thofly, SH MHum DR. Tongat, SH MH

Carok adalah perbuatan yang dikategorikan kejahatan atau tindak pidana. Carok telah memenuhi unsur melanggar KUHP pasal 340. Carok merupakan fenomena menarik karena sulit diberantas. Oleh karenanya perlu dilakukan penelitian agar didapat formulasi ideal bagaimana menanggulanginya. Skripsi ini mengangkat rumusan masalah yaitu apa saja factor penyebab carok, dan bagaimana idealnya menanggulangi carok. Setelah dilakukan penelitian ternyata diperoleh hasil kesimpulan bahwa Faktor penyebab kejahatan pembunuhan (carok) adalah karena cemburu istri, balas dendam, sengketa warisan, konflik antar desa, taruhan kerapan sapi, konflik tanah, tuduhan santet, rebutan lahan parker, sengketa bedak pasar, konflik pilkada, akibat main hakim sendiri dalam kasus curanmor, dan puutusan pidana yang ringan. Sedangkan upaya penanggulangan kejahatan pembunuhan (perbuatan carok) berdasarkan factor penyebab terjadinya adalah : Perbaikan kehidupan ekonomi masyarakat Madura. Perbaikan tingkat pendidikan masyarakat. Penerapan hukum pidana yang optimal. Saran-saran yang dapat direkomendasikan adalah hendaknya dilakukan penelitian yang lebih komprehenship dan lebih luas, artinya dari berbagai aspek seperti pendekatan budaya dan pendekatan agama. Sehingga diharapkan mampu menjadi sebuah solusi yang multi disiplin ilmu. Dan khususnya para penegak hukum hendaknya dalam menangani kasus pembunuhan (perbuatan carok) sebaiknya memaksimalkan ancaman pidananya sebagaimana ketentuan hokum KUHP.

Mengingat salah satu penyebab tingginya angka kejahatan tersebut karena rendahnya hukuman pidananya.

(19)

ABSTRACT

Name : ADE SETIAWAN Selamet EDOWARDO NIM : 07400007

Title : Analysis of Crimes Against Kriminologis Carok (Studies in Sampang District Court)

Supervisor : Haris Thofly, SH MHum DR. Tongat, SH MH

Carok is categorized as acts of crime or criminal offenses. Carok fulfill the elements of violating Penal Code section 340. Carok is an interesting phenomenon because it is difficult to eradicate. Therefore, research is needed in order to obtain the ideal

formulation how to mitigate them. This thesis raised the formulation of the problem, namely what factors cause carok, and how to cope ideally carok. After the study was obtained by the conclusions that the factors causing the crime of murder (duel) is because a jealous wife, revenge, inheritance disputes, the conflict between villages, betting bull racing, land conflicts, accusations of witchcraft, fight land parker, disputes powder market, electoral conflicts , due to vigilantism in the case curanmor and criminal puutusan light. While efforts to reduce the crime of murder (deeds carok) based factor causes are: Improving the economic life of the Madurese. Improvement of the level of public education. Optimal application of criminal law.

Suggestions that could be recommended is that more research should be done

komprehenship and wider, meaning that various aspects such as cultural approach and a religious approach. So it is expected to become a multi-disciplinary solutions. And especially the law enforcement agencies should be in homicide (carok act) should maximize the criminal threats as the legal provisions of the Criminal Code. Considering one of the causes of the high crime rate because of the low criminal penalties.

(20)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim

Syukur alhamdulillah ke hadirat Allah SWT Tuhan sekalian alam, yang telah memberikan limpahan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita masih senantiasa diberi kenikmatan berupa kesehatan sehingga dapat melakukan aktifitas sehari-hari sebagai sebuah amalan ibadah. Syukur pula khususnya atas terselesaikannya tugas akhir skripsi ini dengan baik dan tepat waktu sesuai dengan yang direncanakan.

Tugas akhir ini sesungguhnya sebagai salah satu syarat memperoleh gelar kesarjanaan Strata 1 (satu) di bidang ilmu hukum, sengaja dipilih judul tugas akhir dengan “Analisa Kriminologis Terhadap Kejahatn Carok (Studi di Pengadilan negeri Sampang)”, dengan tujuan diharapkan mampu memberikan masukan yang berharga bagi pengembangan akademis berupa pengayaan wawasan praktis, dan terutama bagi para penegak hukum dan masyarakat sebagai upaya menciptakan keteraturan dan ketertiban hukum.

Dalam hal ini saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

1. Bapak Drs Muhadjir Effendy, MAP selaku Rektor UMM

2. Bapak DR Sulardi SH MSi selaku Dekan Fakultas Hukum UMM

3. Bapak DR Tongat, SH MH selaku Pembantu Dekan I, yang telah memberikan motivasi dan dorongan untuk dapat menyelesaikan studi dengan cepat.

4. Bapak Haris Thofly, SH MHum, selaku pembimbing I, yang telah dengan kesabarannya membimbing dan mengarahkan penulisan hukum ini. 5. Bapak DR Tongat, SH MH, selaku pembimbing II, yang telah

melakukan pembimbingan dengan tulus sehingga terselesaikannya tugas akhir ini.

Akhirnya kami sebagai manusia hamba Allah menyadari akan kelemahan dan kekhilafan, sehingga mohon maaf apabila dalam penyajian tugas akhir ini banyak kekurangan, dan segala kritik maupun saran sangat kami hargai guna kesempurnaan dari tulisan ini.

Malang, 31 Agustus 2015

(21)

DAFTAR ISI

A. Tinjauan Konseptual mengenai Kriminologi, Kriminolgis dan Kriminalistik ……….. 12

B. Tinjauan teoritis mengenai Kejahatan atau Tindak Pidana ………14

C. Macam-macam / Bentuk-bentuk Kejahatan ……….. D. Teori Causa / Penyebab Kejahatan ……….. 18

E. Tinjauan Teoritis Mengenai Penanggulangan Kejahatan ………. 23

BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 26

A. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya Carok ... 26

B. Upaya Penanggulangan Carok ………... 32

BAB IV : PENUTUP ... 36

A. Kesimpulan ... 36

B. Saran-saran ... 37

(22)

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Arief, Barda Nawawi, 1996, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana, Bandung, Citra Aditya

Atmasasmita, Romli, SH. LLM., 1992, Teori dan Kapita selecta Kriminologi, Bandung, Penerbit PT.Tarsito

Chazawi, Adami, 2001, Pelajaran Hukum Pidana, Biro Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, Malang

Depdikbud, 1988, Kamus Umum Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka

Dirdjosisworo, Soedjono, 1983, Penanggulangan Kejahatan, Bandung, Penerbit Alumni

..., 1986, Bunga Rampai Kriminologi, Jakarta, Bina Aksara ..., 1994, Sinopsis Kriminologi Indonesia, Bandung, PT.

Mandar Madju

Hurwist, Stephen, 1986, Kriminologi, Jakarta, Penerbit Bina Aksara

Imron D.Z., 1992, Menggusur Carok : Sebuah Fenomena Masyarakat, Sins Pustaka, Jakarta

Kusumah, Mulyana, W., Tanpa Tahun, Kejahatan Dan Penyimpangan, Jakarta, Yayasan LBH Indonesia

..., 1982, Analisa Kriminologi Tentang Kejahatan Kekerasan, Jakarta, PTGhalia Indonesia

..., 1984, Kriminologi Masalah Kejahatan, Suatu Perngantar Ringkas, Bandung, Armico

Nasution, M.A. 1996, Metode Penelitian Naturalistik, Tarsito, Bandung

Noach, Simanjuntak dan Pasaribu, 1984, Kriminologi, Bandung, Penerbit Tarsito Nurjaya, I. Nyoman, 1998, Wanita dan Kejahatan Dalam Wacana

Bio-Psiko-Kriminologik, Majalah Hukum Trisakti nomor 29 tahun XXII, Oktober 1998

Poerwadarminto, 1990, Kamus Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta

Purniati dan Kemal Darmawan, 1994, Mazhab dan Penggolongan Teori dalam Kriminologi, Bandung, Citra Aditya Bakti

(23)

Sadhi Astuti, Made, 1997, Pemidanaan terhadap Anak sebagai Pelaku Tindak Pidana, Malang, Laboratorium IKIP Malang

Safioeddin, 1977, Kamus Bahasa Madura-Indonesia, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta Sahetapy, 1982, Satu Studi Khusus Mengenai Ancaman Pidana Mati terhadap

Pembunuhan Berencana, CV Rajawali, Jakarta

Sahetapy dan Marjono, 1989, Parados Kriminologi, Rajawali, Jakarta Soekamto, 1987, Sosiologi Dalam Masyarakat, Rajawali, Jakarta

Soemitro, Roni Hanitidjo, 1993, Metode Penelitian Hukum, Jakarta, PT. Ghalia Indonesia

Soeryono Soekanto,1993, Faktor-faktor yang mempengaruhi Penegakan Hukum, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta

Soesilo, R, 1981, Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP), Politeia, Bogor ..., 1995, Kriminologi, Pengetahuan tentang Sebab-sebab Kejahatan, Bogor,

Politeia

Surahmad, Winarno, 1981, Paper, Skripsi, Thesis dan Disertasi, Jakarta,Tersto Sutherland, Edwin H., and Donald R. Cressey, 1973, Principles of Criminology,

Bandung, Alumni

Weda, Made Darma, 1995, Kriminologi, Surabaya, Rajawali Press

Widiyanti, Ninik dan Yulius Waskita, 1987, Kejahatan Dalam Masyarakat dan Pencegahannya, Jakarta, Bina Aksara

Wignyosubroto, S. 1983, Carok : Suatu Studi Cara Penyelesaian Sengketa di Tengah Masyarakat yang sedang berkembang, Lembaga Penelitian Unair, Surabaya Windu, Marsana, 1992, Kekuasaan dan Kekerasan menurut Johan Galtung,

Jogyakarta, Kanisius

Referensi

Dokumen terkait

(2011:13) objek penelitian merupakan variabel yang diteliti baik berupa peristiwa, tingkah laku, aktivitas atau gejala-gejala sosial lainnya. Obyek penelitian adalah

seteliti mungkin tentang manusia, keadaan atau gejala-gejala lainnya ” 5).. menyeluruh mengenai proses pertimbangan apakah yang dipakai hakim dalam mengadili terdakwa

yang didakwakan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU).. 3) Muatan yang paling penting dalam penelantaran rumah tangga yaitu bahwa perbuatan/delik yang dilakukan tersebut masuk

1. Penanggulangan terhadap tindak kejahatan oleh preman juga.. 64 dapat dimulai dari tindakan kita sehari-hari. Tanpa disadari, kita mungkin sering melakukan tindakan

Sifat penelitian ini adalah deskriptif analitis yang ditujukan untuk menggambarkan secara tepat, akurat dan sistematis gejala-gejala hukum terkait pertanggungjawaban pidana

Sedangkan menurut Doyles Fryer minat atau interest adalah gejala psikis yang berkaitan dengan obyek atau aktifitas yang menstimulasi perasaan senang pada individu

49 Menurut Hadari Nawawi populasi adalah keseluruhan obyek penelitian yang terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuhan, gejala, nilai tes, atau peristiwa sebagai sumber

Sifat penelitian ini adalah deskriptif analitis yang ditujukan untuk menggambarkan secara tepat, akurat dan sistematis gejala-gejala hukum terkait pertanggungjawaban pidana