(Eksperimen di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 22 Kota Serang)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh : Fajar Fitri Rahayu
NIM: 107013000861
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
i
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar bahasa Indonesia siswa pada pokok bahasan unsur intrinsik naskah drama. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 22 Kota Serang tahun ajaran 2011-2012. Penelitian pada skripsi ini menggunakan metode penelitian quasi eksperimen. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kontrol group pretest-posttest design, yaitu kelompok pertama diberi perlakuan (kelompok eksperiemen) yaitu kelas VIII B, dan kelompok kedua tidak diberikan perlakuan (kelompok kontrol) yaitu kelas VIII A. Metode tersebut didukung dengan teknik-teknik pengumpulan data meliputi angket dan tes. Dari hasil pengolahan data yang didapat langkah selanjutnya diklasifikasikan dan diolah sehingga menghasilkan data akhir dengan thit > ttab yaitu 2.46 > 2.00 yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor posttest kelompok eksperimen dengan rata-rata skor posttest kelompok kontrol. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nihil (Ho) ditolak, ini mengandung pengertian bahwa pembelajaran inkuiri berpengaruh pada hasil belajar bahasa Indonesia siswa kelas VIII SMP Negeri 22 Kota Serang pada pokok bahasan unsur intrinsik naskah drama.
ii
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, Shalawat serta salam semoga dilimpahkan
kepada Nabi Besar Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak
kesulitan dan hambatan. Namun berkat pertolongan Allah SWT dan bantuan dari
berbagi pihak akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Nurlena Rifa’i, MA., Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;
2. Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;
3. Dra. Hindun, M.Pd., Sekretaris Jurusan dan penasihat akademik
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia;
4. Nuryati Djihadah, M.Pd., MA., Dosen pembimbing yang telah
bersedia meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan
penulis dalam menyusun skripsi ini;
5. Seluruh dosen, staf dan karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
iii
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah mempermudah penulis
mencari referensi;
7. Seluruh staf SMP Negeri 22 Kota Serang, khususnya kepala sekolah,
H. Suwardi, S.Pd., M.Pd., yang telah membantu dan memfasilitasi
kegiatan ini. Guru bidang studi bahasa Indonesia, Yis Puji Astuti,
S.Pd., yang telah membantu penulis dalam penelitian skripsi ini;
8. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang dengan bersusah payah telah
mengasuh dan mendidik penulis hingga dapat menyelesaikan kuliah
di UIN, serta adik-adikku tersayang, Rifki Firmansyah, Iyas
Mukhlasin, dan Aini Apriyanita Dewi yang telah membantu dan
mendukung keberhasilan belajar penulis;
9. Sahabat-sahabat yang telah memberikan motivasi dan meluangkan
waktunya untuk mendengarkan keluhan-keluhan penulis ketika
menghadapi kejenuhan dalam penulisan skripsi dan teman-teman
kelas B PBSI angkatan 2007 yang telah berbagi pengalaman kepada
iv
Jakarta, 23 November 2011
v
LEMBAR PENGESAHAN ... i
LEMBAR PERNYATAAN ... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQOSAH ... iii
ABSTRAK ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Pembatasan Masalah ... 5
D. Perumusan Masalah... 5
E. Tujuan Penelitian ... 5
F. Manfaat Penelitian ... 6
G. Sistematika Penulisan ... 7
BAB II : LANDASAN TEORI A. Hakikat Inkuiri ... 9
1. Pengertian Inkuiri ... 9
2. Macam-macam Metode Inkuiri ... 12
3. Ciri Utama Pembelajaran Inkuiri ... 13
4. Langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri ... 15
5. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Inkuiri ... 17
B. Belajar ... 19
1. Pengertian Belajar ... 19
2. Pengertian Hasil Belajar ... 22
3. Faktor-Faktor yanga Mempengaruhi Hasil Belajar... 23
4. Pengertian Drama ... 26
C. Hasil Penelitian yang Relevan ... 27
E. Kerangka Berpikir ... 28
F. Pengajuan Hipotesis ... 29
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN A Tempat dan Waktu Penelitian ... 30
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 30
C. Variabel Penelitian ... 31
D. Metode Penelitian ... 31
E. Teknik Pengumpulan Data ... 34
F. Prosedur Penelitian ... 35
G. Instrumen Penelitian ... 36
vi
D. Interpretasi Data ... 74
E. Pembahasan ... 76
BAB V : PENUTUP A. Simpulan ... 80
B. Saran-saran ... 80
DAFTAR PUSTAKA ... 81
vii
Tabel 3.3 Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen ... 41
Tabel 3.4 Interpretasi Tingkat Kesukaran ... 42
Tabel 3.5 Interpretasi Daya Pembeda ... 43
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Bahasa Indonesia Kelompok Eksperimen ... 54
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Bahasa Indonesia Kelompok Kontrol ... 56
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Bahasa Indonesia Kelompok Eksperimen ... 58
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Bahasa Indonesia Kelompok Kontrol ... 60
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Pretest ... 62
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Posttest ... 63
Tabel 4.7 Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Pretest ... 65
Tabel 4.8 Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Posttest ... 66
Tabel 4.9 Persentase Angket Nomor 1 ... 68
Tabel 4.10 Persentase Angket Nomor 2 ... 68
Tabel 4.11 Persentase Angket Nomor 3 ... 69
Tabel 4.12 Persentase Angket Nomor 4 ... 70
Tabel 4.13 Persentase Angket Nomor 5 ... 70
Tabel 4.14 Persentase Angket Nomor 6 ... 71
Tabel 4.15 Persentase Angket Nomor 7 ... 72
Tabel 4.16 Persentase Angket Nomor 8 ... 72
Tabel 4.17 Persentase Angket Nomor 9 ... 73
viii
Perhitungan Taraf Kesukaran Instrumen Tes ... 101
Perhitungan Daya Pembeda ...103
Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Tes ...105
Soal Instrumen Tes yang Digunakan dalam Penelitian ...105
Angket ...110
RPP Kelas Eksperimen ...111
Uji Normalitas Data Hasil Pretest Kelompok Eksperimen ...123
Uji Normalitas Data Hasil Posttest Kelompok Eksperimen ...126
Uji Normalitas Data Hasil Pretest Kelompok Kontrol ...129
Uji Normalitas Data Hasil Posttest Kelompok Kontrol ...132
Uji Homogenitas Data Hasil Pretest ...135
Uji Homogenitas Data Hasil Posttest ...136
Uji Hipotesis Dua Rata-Rata Hasil Pretest ...137
Uji Hipotesis Dua Rata-Rata Hasil Posttest ...138
Tabel 0-Z ...139
Tabel Nilai t ...140
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Selama bertahun-tahun, metode mengajar bahasa di sekolah masih
menggunakan pengajaran informatif, yaitu guru berbicara atau bercerita
sedangkan peserta didik mendengarkan dan mencatat. Namun, sejak beberapa
tahun terakhir hingga saat ini, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia
telah terus-menerus berusaha memperbaiki mutu pendidikan Indonesia dengan
cara membiayai program-program pengembangan pendidikan untuk mencapai
tujuan pendidikan nasional dalam upaya menciptakan sumber daya manusia yang
bermutu dan berakhlak.
Dalam mencapai tujuan pendidikan nasional, diperlukan seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran yang dikenal
sebagai kurikulum. Saat ini sedang dikembangkan Kurikulum Tingkat Satuan
Terpadu yang sering kita sebut KTSP yang mengharapkan kegiatan pembelajaran
dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental
dan fisik melalui interaksi antara peserta didik, guru, lingkungan, dan sumber
belajar lainnya yang dapat mendukung pengembangan kompetensi peserta didik.
Pengalaman tersebut dapat terwujud melalui proses belajar mengajar yang
potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan tuntutan
lingkungan.
Ceramah adalah salah satu metode yang seringkali digunakan dalam
proses belajar mengajar oleh guru atau pendidik di sekolah. Metode ceramah
merupakan metode yang memberikan penjelasan secara sepihak oleh guru tentang
materi pembelajaran tertentu kepada peserta didik. Guru hanya berperan sebagai
fasilitator yang bertujuan agar peserta didik mengetahui dan memahami materi
pelajaran tertentu dengan cara menyimak dan mendengarkan. Peranan guru dalam
metode ceramah sangat aktif dan dominan sedangkan peserta didik hanya
mendengarkan saja. Tentu saja proses belajar mengajar yang didominasi oleh guru
akan menghambat perkembangan peserta didik. Metode ceramah menyebabkan
peserta didik berperan pasif, karena hanya mendengarkan penjelasan guru tanpa
ikut terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Hal itu akan membatasi daya
ingat peserta didik terhadap materi yang disampaikan oleh guru. Banyak sekali
kelemahan-kelamahan yang dimiliki oleh metode ceramah, di antaranya:
1. Kurangnya respon siswa pada saat belajar,
2. Masih sedikit pendidik yang menjadi pembicara yang baik,
3. Pendidik harus menguasai pokok pembicaraannya,
4. Proses pembelajaran cenderung kurang menarik,
5. Pelajar hanya dapat memanfaatkan indera pendengarannya.
Tugas utama seorang guru adalah mengajar dan mendidik. Sebagai
dorongan pada peserta didik. Namun, tidak berarti guru harus memonopoli peserta
didik dalam proses pembelajaran. Dari beberapa fakta yang dilihat menunjukkan
bahwa masih banyak guru yang mengajar dengan metode ceramah sehingga guru
dijadikan sebagai pusat pengajaran. Guru dianggap maha tahu sedangkan peserta
didik hanya dapat mendengarkan dan mencatat apa yang dibicarakan oleh guru.
Peserta didik seharusnya ikut berperan aktif dalam proses pengajaran karena pada
hakikatnya setiap peserta didik sudah memiliki pengetahuan awal dan persepsi
pada saat proses pengajaran berlangsung. Peserta didik dapat mengembangkan
kreativitas dan pengetahuannya dengan cara terlibat langsung dalam proses
pembelajarannya.
Salah satu metode pembelajaran yang perlu ditingkatkan dan
dikembangkan adalah metode pembelajaran inkuiri. Metode pembelajaran inkuiri
menempatkan siswa sebagai subjek belajar bukan lagi sebagai objek belajar yang
hanya bisa mendengar dan mencatat tanpa ikut terlibat langsung dalam proses
pembelajaran. Metode ini merupakan bentuk pendekatan pembelajaran yang
berorientasi kepada siswa yang berperan sangat dominan dalam proses
pembelajaran. Pembelajaran inkuiri menekankan kepada proses mencari dan
menemukan. Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung. Peran siswa dalam
strategi ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran. Sedangkan
guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa dalam proses belajar.
Metode pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang
menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses
berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
dengan judul “Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Bahasa
Indonesia Siswa Pada Pokok Bahasan Unsur Intrinsik Naskah Drama di SMP
Negeri 22 Kota Serang”
B. Identifikasi Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dapat
diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:
1. Hambatan-hambatan apa yang ada dalam pembelajaran drama?
2. Metode pembelajaran apa yang digunakan dalam proses pembelajaran
drama?
3. Bagaimana proses pembelajaran inkuiri?
4. Apa kelebihan dan kekurangan pembelajaran inkuiri?
5. Bagaimana hasil belajar drama dengan menggunakan pembelajaran
inkuiri?
6. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar drama?
7. Apa pengertian drama?
8. Apa unsur-unsur yang membentuk drama?
9. Apa peran guru dalam menerapkan berbagai model pengajaran yang dapat
meningkatkan hasil belajar siswa?
10.Apakah masih ada guru yang beranggapan bahwa ia adalah pusat dari
C. Pembatasan Masalah
Agar masalah tidak terlalu luas, maka dalam penelitian ini penulis
membatasi masalah penelitian yaitu:
1. Pengaruh pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar bahasa
Indonesia siswa kelas VIII pada pokok bahasan unsur intrinsik naskah
drama di SMP Negeri 22 Kota Serang.
2. Pengamatan dan penelitian terbatas pada siswa kelas VIII A sebagai
kelas kontrol dan kelas VIII B sebagai kelas eksperimen di SMP
Negeri 22 Kota Serang.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut:
“Bagaimanakah pengaruh pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar
bahasa Indonesia pada pokok bahasan unsur intrinsik naskah drama pada siswa
kelas VIII B SMP Negeri 22 Kota Serang?”
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran
inkuiri terhadap hasil belajar bahasa Indonesia pada pokok bahasan unsur intrinsik
F. Manfaat penelitian
Semua hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat kepada semua pihak yang terkait secara khusus. Manfaat
penelitian ini, yaitu:
1. Manfaat Teoretis
a. Membantu guru dalam upaya menentukan metode, strategi, dan
model pengajaran yang efektif untuk meningkatkan hasil belajar
siswa.
b. Untuk menambah khasanah konsep tentang pembelajaran inkuiri
dan aspek-aspek lain yang berkaitan dengan hasil belajar siswa.
c. Menjadi pertimbangan guru dalam mengajar dengan menggunakan
model pembelajaran yang baik dari strategi persiapan mengajar
maupun kendala-kendala yang dihadapi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
1) Meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar.
2) Memberikan suasana nyaman pada saat proses belajar
berlangsung.
3) Meningkatkan gairah belajar siswa.
4) Melatih siswa agar lebih kreatif dan mandiri dalam belajar
meningkatkan sikap positif siswa untuk berpikir runtut, kritis,
dan sistematis dalam usaha pemecahan masalah.
5) Merangsang otak siswa dalam memahami masalah dan cara
menyelesaikannya.
6) Memperoleh prestasi atau hasil belajar yang bagus.
b. Bagi Sekolah
1) Sebagai bahan masukan sekolah mengenai metode pembelajaran
inkuiri dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan
2) Dapat memberikan dorongan semangat yang positif dalam proses
belajar mengajar, khususnya pembelajaran bahasa Indonesia pada
unsur intrinsik naskah drama.
c. Bagi Peneliti, Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
ilmu pengetahuan dengan terjun langsung ke lapangan dan
memberikan pengalaman belajar yang menumbuhkan kemampuan
dan ketrampilan meneliti serta pengetahuan yang lebih mendalam
terutama pada bidang yang dikaji.
G.Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
Bab I merupakan pendahuluan yang menjadi pengantar umum kepada
tulisan. Dalam bab ini dikemukakan: Latar Belakang Masalah, Identifikasi
Masalah, Pembatasan Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat
Bab II membahas tentang kajian teoretis yang meliputi: Hakikat Inkuiri,
Pengertian Inkuiri, Macam-macam Metode Inkuiri, Ciri Utama Pembelajaran
Inkuiri, Langkah-langkah Pembelajaran Inkuiri, Kelebihan dan Kekurangan
Pembelajaran Inkuiri, Pengertian Belajar, Pengertian Hasil Belajar, Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Hasil Belajar, Pengertian Drama, Kerangka Berpikir, dan
Pengajuan Hipotesis.
Bab III membahas tentang metode penelitian skripsi yang meliputi:
Tujuan dan Waktu Penelitian, Populasi dan Sampel Penelitian, Variabel
Penelitian, Metode Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Prosedur Penelitian,
Instrumen Penelitian, dan Teknik Analisis Data.
Bab IV membahas tentang hasil penelitian dan Pembahasan yang meliputi:
Profil SMP Negeri 22 Kota Serang, Deskripsi Data, Interpretasi Data, dan
Pembahasan.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Hakikat inkuiri 1. Pengertian Inkuiri
Inkuiri berasal dari bahasa Inggris inquiry yangn secara harfiah berarti penyelidikan. Carin dan Sund (1975) mengemukakan bahwa inquiri adalah the process of investigating a problem. Adapun Piaget menyatakan bahwa inkuiri merupakan metode yang mempersiapkan peserta didik pada situasi untuk
melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin
melakukan sesuatu, mangajukan pertanyaan-pertanyaan, dan mencari jawaban
sendiri, serta menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain,
membandingkan apa yang ditemukannya dengan yang ditemukan peserta didik
lain.1 Peserta didik diberikan hak penuh dalam proses pembelajaran. Ia dituntut
untuk dapat menemukan sendiri jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
yang disampaikan oleh guru.
“Kuslan Stone (Dahar,1991) mendefinisikan model inkuiri sebagai
pengajaran guru dan anak mempelajari peristiwa-peristiwa dan gejala-gejala
ilmiah dengan pendekatan dan jiwa para ilmuwan.”2 Tujuan utama dari
pembelajaran inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir. Jadi dalam
1
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional; Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, (Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, 2009), h. 108
2
pembelajaran inkuiri bukan hanya guru yang dapat mempelajari dan menelaah
materi pembelajaran melainkan peserta didik juga dituntut untuk dapat berpikir
kritis dalam menemukan jawaban yang pasti.
“Pengajaran berdasarkan inkuiri adalah suatu strategi yang berpusat pada
siswa di mana kelompok-kelompok siswa dihadapkan pada suatu persoalan atau
mencari jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan di dalam suatu prosedur dan
struktur kelompok yang digariskan secara jelas (Hamalik, 1991)”.3 Peran guru
dalam pembelajaran inkuiri adalah sebagai penanya. Kemampuan peserta didik
untuk setiap pertanyaan yang diajukan oleh guru merupakan sebagian dari proses
berpikir.Kunci inkuiri adalah menanyakan atau mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang signifikan.4
Wilson (Trowbridge, 1990) menyatakan bahwa model inkuiri adalah
sebuah model proses pengajaran yang berdasarkan atas teori belajar dan perilaku.
Inkuiri merupakan suatu cara mengajar murid-murid bagaimana belajar dengan
menggunakan keterampilan, proses, sikap, dan pengetahuan berpikir rasional
(Bruce & Bruce, 1992). Senada dengan pendapat Bruce & Bruce , Cleaf (1991)
menyatakan bahwa inkuiri adalah salah satu strategi yang digunakan dalam kelas
yang berorientasi proses. Inkuiri merupakan sebuah strategi pengajaran yang
berpusat pada siswa, yang mendorong siswa untuk menyelidiki masalah dan
menemukan informasi. Proses tersebut sama dengan prosedur yang digunakan
3
Ibid 4
Moh. Amin, Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan Menggunakan Metode
oleh ilmuwan sosial yang menyelidiki masalah-masalah dan menemukan
informasi. 5
“Inkuiri sebenarnya merupakan prosedur yang biasa dilakukan oleh
ilmuwan atau orang dewasa yang memiliki motivasi tinggi dalam upaya
memahami fenomena alam, memperjelas pemahaman, dan menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari (Herbank, Budnitz, Chiapetta&Adams).”6 Dengan kata lain,
inkuiri adalah suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan
melakukan observasi dan eksperimen untuk mencari jawaban dari suatu
permasalahan.
Senada dengan pendapat Trowbridge, Amien (1987) dan Roestiyah (1998)
mengatakan bahwa inkuiri adalah suatu perluasan proses discovery yang
digunakan dalam cara yang lebih dewasa. Sebagai tambahan pada proses
discovery, inkuiri mengandung proses mental yang lebih tinggi tingkatannya,
misalnya merumuskan masalah, merancang eksperimen, melakukan eksperimen,
mengumpulkan dan menganalisis data, menarik kesimpulan, menumbuhkan sikap
objektif, jujur, hasrat ingin tahu, terbuka dan sebagainya.7
Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa inkuiri
merupakan suatu proses yang ditempuh peserta didik untuk memecahkan masalah,
merencanakan eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan
menganalisis data, dan menarik kesimpulan. Jadi, dalam model inkuiri ini peserta
5
Ida Bagus Putrayasa, “Pembelajaran Bahasa Indonesia..., h. 2 6
Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi, Proses Pembelajaran; Kreatif dan Inovatif dalam Kelas, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya, 2010), h. 85
7
didik terlibat secara mental maupun fisik untuk memecahkan suatu permasalahan
yang diberikan guru. Dengan demikian, siswa akan terbiasa bersikap seperti para
ilmuwan sains, yaitu teliti, tekun/ulet, objektif/jujur, kreatif, dan menghormati
pendapat orang lain. Dengan meningkatkan pembelajaran inkuiri di sekolah
diharapkan akan dapat meningkatkan hasil belajar dan motivasi peserta didik.
Dalam pembelajaran inkuiri kemampuan berpikir dan aktivitas peserta didik di
sekolah lebih diutamakan. Mengembangkan kemampuan intelektual sebagai
bagian dari proses mental.
Metode pembelajaran inkuiri bertujuan untuk menolong siswa agar dapat
mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan berpikir. Hal itu dilakukan
dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan dan mendapatkan jawaban atas dasar
rasa ingin tahu mereka. Dalam pembelajaran inkuiri, siswa tidak hanya berperan
sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka
berperan untuk menemukan sendiri dari materi pelajaran yang mereka pelajari.
2. Macam-Macam Metode Inkuiri
Sund and Trowbridge (1973) mengemukakan tiga macam metode inkuiri
sebagai berikut:8
1. Inquiry terpimpin (Guide inquiry); peserta didik memperoleh pedoman sesuai dengan yang dibutuhkan. Pedoman-pedoman tersebut biasanya
berupa pertanyaan-pertanyaan yang membimbing. Pendekatan ini
8
digunakan terutama bagi para peserta didik yang belum berpengalaman
belajar dengan metode inkuiri.
2. Inquiry bebas (Free inquiry), pada inkuiri bebas peserta didik melakukan penelitian sendiri bagaikan seorang ilmuan. Pada
pengajaran ini peserta didik harus dapat mengidentifikasikan dan
merumuskan berbagai topik permasalahan yang hendak diselidiki.
3. Inquiry bebas yang dimodifikasi (Modified free inquiry); pada inkuiri ini guru memberikan permasalahan atau problem dan kemudian
peserta didik diminta untuk memecahkan permasalahan tersebut
melalui pengamatan, eksplorasi, dan prosedur penelitian.
Dari ketiga macam metode inkuiri tersebut, penulis memilih metode
inkuiri terpimpin (Guide inquiry) karena dalam proses pembelajaran di kelas guru masih membimbing dan mengarahkan peserta didik dalam menemukan dan
memecahkan permasalahan.
3. Ciri Utama Pembelajaran Inkuiri
Strategi pembelajaran merupakan rancangan tindakan (rangkaian kegiatan)
termasuk rancangan penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber
dayaatau kekuatan dalam pembelajaran.9 Untuk mencapai hasil dari tujuan metode
pembelajaran inkuiri maka dibutuhkan strategi. Strategi pembelajaran inkuiri
adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir
9
secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban yang
sudah pasti dari suatu permasalahan yang dipertanyakan.10
Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama strategi pembelajaran inkuiri.
Di anataranya:11
a. Strategi pembelajaran inkuiri menekankan pada aktivitas siswa secara
maksimal untuk mencari dan menemukan. Inkuiri menempatkan siswa
sebagai subjek belajar.
b. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan
menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan,
sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief).
c. Tujuan penggunaan penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah
mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan
kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian
dari proses mental.
Jadi, ciri utama strategi pembelajaran inkuiri adalah menekankan dan
mengarahkan aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan
jawaban sendiri dari suatu permasalahan untuk mengembangkan kemampuan
berpikir siswa secara sistematis, logis, dan kritis.
10
Ibid ., h. 303 11
4. Langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri
Terdapat beberapa langkah yang dapat diperhatikan dalam proses
pembelajaran inkuiri di antaranya:
a. Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim
pembelajaran yang responsif.12 Pada langkah ini guru diharapkan dapat
mengondisikan siswa agar siap melaksanakan proses pembelajaran.
Orientasi merupakan langkah yang sangat penting, karena pada
langkah ini guru merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir
positif sehingga siswa mau menggunakan kemampuannya untuk
memecahkan masalah. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam
tahapan orientasi adalah:
1) Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang dapat dicapai
oleh siswa.
Contohnya ketika guru masuk ke dalam kelas, setelah berdoa ia
akan menyampaikan topik yang akan dipelajari pada saat itu.
2) Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh
siswa untuk mencapai tujuan.
3) Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar untuk
memberikan motivasi terhadap siswa.
b. Merumuskan Masalah
12
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu
persoalan yang mengandung teka-teki.13 persoalan yang disampaikan
oleh guru haruslah yang dapat menantang siswa untuk memecahkan
teka-teki tersebut sehingga mendorong siswa mencari jawaban yang
tepat. Permasalahan tersebut dapat berupa tugas mengidentifikasi
tokohtokoh yang terdapat dalam naskah drama.
c. Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang
sedang dikaji.14 Salah satu cara guru untuk mengembangkan
kemampuan berhipotesis siswa adalah dengan cara mengajukan
pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan
jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut. Di sinilah guru
membantu siswa, mendorong melakukan kegiatan belajar untuk
mencari informasi berkaitan dengan permasalahan yang diajukan guru.
Jawaban guru atas pertanyaan siswa hanya berkisar ya atau tidak, karena dalam model inkuiri ini siswa sendiri yang menemukan
jawaban permasalahan yang diberikan oleh guru.
d. Mengumpulkan Data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang
dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Proses
pengumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam
13
Ibid., 14
belajar, akan tetapi juga membutuhkan kemampuan dan ketekunan
siswa dalam berpikir. Pada tahap ini siswa mengidentifikasi beberapa
kemungkinan jawaban/menarik kesimpulan. Selanjutnya, guru
mengumpulkan hasil penyelidikan/eksperimen untuk menjawab
teka-teki atau permasalahan yang diajukan oleh guru. Caranya dengan
menyuruh siswa untuk menunjukkan hasil pekerjaan mereka.
e. Menguji Hipotesis
Menguji hipotesis adalah menentukan jawaban yang dianggap diterima
sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan
pengumpulan data. Yang terpenting pada tahap ini adalah keyakinan
peserta didik atas jawaban yang dia berikan. Jawaban yang dia berikan
bukan hanya berdasarkan pendapatnya, melainkan juga harus didukung
oleh data yang telah ditemukan.
f. Merumuskan Kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang
diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.
5. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Inkuiri
Metode Pembelajaran Inkuiri merupakan model pembelajaran yang
banyak dianjurkan, karena model ini memiliki beberapa keunggulan, di antaranya:
a. Metode ini merupakan model pembelajaran yang menekankan pada
pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara
seimbang, sehingga pembelajaran melalui modeli ini dianggap lebih
b. Metode ini dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai
dengan gaya belajar mereka.
c. Metode ini merupakan model pembelajaran yang dianggap sesuai
dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap
belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya
pengalaman.
d. Keuntungan lain adalah metode pembelajaran ini dapat melayani
kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya,
siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat
oleh siswa yang lemah dalam belajar.
Selain memiliki keunggulan, model pembelajaran inkuiri juga mempunyai
kelemahan, di antaranya:
a. Jika metode ini digunakan sebagai metode pembelajaran, maka akan
sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
b. Metode ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena
terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
c. Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu
yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan
waktu yang telah ditentukan.
d. Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa
menguasai materi pelajaran, maka metode ini akan sulit
Pembelajaran inkuri memiliki keunggulan yakni lebih banyak
menguntungkan peserta didik karena dalam proses pembelajarannya inkuiri lebih
menekankan pada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik
peserta didik secara seimbang sehingga apa yang dipelajari peserta didik di kelas
akan lebih mudah dipahami dan diingat.
B. Belajar
1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan, dan bukan suatu hasil atau
tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni
mengalami.15 Pengalaman merupakan sumber dari keterampilan, dengan
mengalami proses pembelajaran secara langsung dapat mengembangkan
kompetensi peserta didik.
Seringkali kata belajar didefinisikan sebagai perubahan yang secara relatif
berlangsung lama pada masa berikutnya yang diperoleh kemudian dari
pengalaman-penglaman. Namun, dalam bahasa sederhana kata belajar dimaknai
sebagai menuju ke arah yang lebih baik dengan cara sistematis.16 Banyak sekali
pendapat-pendapat para ahli yang berbicara tentang pendidikan. Hampir semua
ahli telah mencoba merumuskan dan menafsirkan tentang belajar. Perumusan dan
tafsiran tersebut tentunya berbeda satu sama lain.
15
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta, PT Bumi Aksara, 2010), h. 27 16
Di kalangan psikolog terdapat keberagaman cara dalam mendefinisikan
tentang makna belajar. Namun baik secara eksplisit maupun implisit, pada
akhirnya memiliki kesamaan makna. Salah satu definisi yang nyaris disepakaati
bersama adalah bahwa belajar merupakan sebuah proses perubahan perilaku atau
pribadi berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu.17 Perubahan-perubahan
perilaku tersebut terjadi karena intensitas pengalaman , praktik, atau latihan yang
sering dilakukan di sekolah sehingga perubahan perkembangan kepribadian
peserta didik bukan terjadi secara kebetuan melainkan terjadi dari hasil belajar.
Perubahan-perubahan itu menuju ke arah positif, sesuai dengan apa yang
diharapkan oleh guru dan dapat berpengaruh baik terhadap kelangsungan
hidupnya kelak.
Sedangkan dalam buku Psikologi (Pengantar Pemahaman diri dan
lingkungan) yang ditulis oleh Zikri Neni Iska, belajar adalah proses perubahan
dari belum mampu menjadi sudah mampu, terjadi dalam jangka waktu tertentu.
Perubahan yang terjadi harus secara relatif bersifat menetap (permanen) dan tidak
hanya terjadi pada prilaku yang saat ini nampak, tetapi kemungkinan terjadi pada
masa mendatang. Perubahan-perubahan tersebut terjadi karena pengalaman.
Ada orang yang beranggapan belajar itu adalah semata-mata
mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk
informasi atau materi pelajaran. Biasanya orang yang beranggapan seperti itu,
akan bangga ketika ia telah mampu menyebutkan kembali secara lisan (verbal)
sebagian informasi yang terdapt dalam buku teks. Di samping itu, ada pula yang
17
beranggapan bahwa belajar sebagai latihan belaka seperti latihan membaca dan
menulis. Sedangkan jika kita renungkan baik-baik kita akan mengetahui bahwa
sesungguhnya belajar adalah merupakan kegiatan yang berproses dan sebagai
unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis jenjang
pendidikan.18 Hal itu dapat diartikan bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian
tujuan pendidikan itu sangat bergantung pada proses belajar yang beralngsung
antara guru dan siswa di dalam kelas.
Belajar menurut pendapat tradisional adalah menambah dan
mengumpulakan sejumlah pengetahuan, dalam hal ini yang dipentingkan adalah
pendidikan intelektual. Sedangakan menurut para ahli pendidikan modern yang
merumuskan perbuatan belajar adalah sebagai berikut: 19
a) Hilgard dan Bower, dalam buku Theories of Learning (1975) mengemukakan, “Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku
seseorang terhadap suatu situasi tertentu yang disebabkan oleh
pengalamannya secara berulang-ulang dalam situasi itu, di mana
perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar
kecendrungan respons pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan
sesaat seseorang.
b) Gagne, dalam buku The Condition of Learning (1977) menyatakan bahwa: “Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersam-sama
18
Abdul Rahman Shaleh. Psikologi ;Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam, (Jakarta: Kencana Perdana Media Group, h. 206
19
dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga
perbuatannya berubah dari waktu sesudah ia mengalami situasi tadi.
c) Morgan, dalam buku Introduction to Psychologi (1978) mengemukakan: Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap
dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau
pengalaman.
Dari definisi-definisi yang dijelaskan di atas dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah suatu perubahan dalam tingkah laku yang lebih baik atau mungkin
juga lebih buruk malalui latihan dan pengalaman selama proses belajar
berlangsung.
2. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar atau sering disebut juga Prestasi belajar. Kata prestasi berasal
dari Bahasa Belanda prestatie, kemudian di dalam Bahasa Indonesia disebut prestasi, diartikan sebagai hasil usaha. Prestasi banyak digunakan di dalam
berbagai bidang dan diberi pengertian sebagai kemampuan, keterampilan, sikap
seseorang dalam menyelesaikan suatu hal.
Hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang.20 Hasil
belajar seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik dalam bentuk penguasaan
pengetahuan, keterampilan berpikir, maupun keterampilan motorik.
20
Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,
sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan.21 Hasil-hasil belajar tersebut mencakup
kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Dari uraian di atas dapat diambil pengertian yang cukup sederhana. Hasil
belajar adalah hasil atau sesuatu yang diperoleh berupa kesan-kesan yang
mengakibatkan perubahan tingkah laku, baik dalam bentuk keterampilan berpikir
maupun keterampilan motorik sebagai hasil dari aktivitas atau proses dalam
belajar.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Perolehan hasil belajar antarsiswa tidak sama karena banyak faktor
yang mempengaruhi proses belajar. Faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan
menjadi tiga macam, yaitu:22
a. Faktor internal
Faktor internal adalah faktor yang terdapat di dalam diri siswa yang
meliputi:
1)Faktor fisiologis
Secara umum kondisi fisiologis seperti kesehatan yang prima, tidak
dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani,
dan sebagainya, semuanya akan membantu dalam proses dan hasil
belajar. Siswa yang dalam keadaan kurang sehat dan kekurangan
21
Agus Suprijono, Cooperatif Learning: Teori Aplikasi Paikem, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2009), h. 5
22
gizi pada umumnya cenderung cepat lelah dan capek, cepat
mengantuk, dan akhirnya tidakmudah menerima pelajaran.
2)Faktor psikologis
Setiap peserta didik pada dasarnya memiliki kondisi psikologis
yang berbeda-beda dan ini akan berpengaruh pada proses dan hasil
belajarnya masing-masing. Beberapa faktor yang termasuk ke
dalam psikologis antara lain meliputi
a) Intelegensi
Intelegensi merupakan kemampuan peserta didik dalam
menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara
cepat dan efektif, kemampuan menggunakan konsep abstrak
secara efektif, dan kemampuan memahami pertalian-pertalian
dan belajar dengan sangat cepat.
b) Perhatian
Keaktifan peserta didik yang terfokus keapada suatu objek.
Oleh karena itu, guru harus memberikan objek-objek yang
menarik agar mendapat perhatian penuh dari peserta didik.
c) Minat dan bakat
Minat dan bakat berkaitan dengan keinginan dan kemampuan
peserta didik untuk belajar.
Motif dan motivasi akan mendorong peserta didik untuk
melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran
tercapai.
e) Kognitif dan daya nalar.
Daya nalar siswa pada umumnya berbeda-beda satu sama lain
sehingga hasil belajar yang didapat pun berbeda pula.
b. Faktor eksternal (faktor yang terdapat dari luar diri siswa ) yang
meliputi lingkungan sosial dan nonsosial.
1) Lingkungan sosial meliputi lingkungan sekolah, keluarga, dan
masyarakat sekitar rumah dan sekolah.
2) Lingkungan nonsosial meliputi gedung sekolah beserta saran dan
prasarananya, faktor cuaca, dan alat-alat atau media belajar siswa.
c. Faktor instrumental berupa sarana untuk mencapai tujuan belajar yang
telah direncanakan. Faktor-faktor ini berupa kurikulum, sarana dan
fasilitas, dan guru. Adapun faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil
belajar adalah faktor pendekatan belajar (approach to learning), yaitu jenis upaya bealajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang
digunakan siswa untuk melakukan kegiatan dalam mempelajari materi
4. Pengertian Drama
Berdasarkan etimologis istilah drama berasal dari kata dramoi (bahasa Yunani) yang berarti menirukan.23 Istilah drama ini kemudian berkembang
menjadi suatu cerita (karangan) yang dipertunjukkan di atas pentas oleh para
pelaku dengan perbuatan-perbuatan. Naskah drama adalah suatu cerita drama
dalam bentuk dialog atau dalam bentuk tanya jawab antar pelaku. Sedangkan
penyajiannya melalui dialog dan gerak para pelaku dari sebuah panggung kepada
penoton. Sama halnya dengan karya sastra lain seperti cerpen, novel, dan puisi,
drama pun dibentuk dari dua unsur yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.
Unsur intrinsik adalah hal-hal yang berada di dalam diri karya sastra (drama)
sedangkan unsur ekstrinsik adalah hal-hal yang berada di luar karya sastra yang
meliputi latar belakang sosial, politik, dan sejarah penulisan naskah drama.
Drama merupakan karya sastra yang dipentaskan. Dalam pementasan
drama didukung oleh tokoh, watak, dialog, latar, alur, pesan, dan amanat yang
merupakan unsur intrinsik dari drama. Tokoh merupakan seseorang yang menjadi
pelaku cerita. Ciri khas drama berbentuk dialog. Dialog yang ditulis oleh
pengarang naskah drama adalah dialog yang akan diucapkan di atas panggung.
Latar diciptakan untuk menggerakkan emosi penonton. Latar meliputi latar
tempat, waktu, dan ruang. Drama berisi konflik yang disajikan dalam bentuk
dialog. Alur cerita merupakan rentetan peristiwa dari awal sampai akhir cerita.
Seseorang harus menjiwai watak tokoh sebelum memerankan drama. Ketika
memerankan drama, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Setiap kata harus
23
diucapkan dengan jelas. Gerak-gerik dan ekspresi wajah (mimik) sesuai dengan
karakter tokoh yang diperankan.
C. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian pengaruh metode inkuiri terhadap hasil belajar siswa yang telah
dilakukan oleh:
1. Ida Farida pada skripsi dengan judul Pengaruh Pendekatan Inkuiri
Terbimbing (structured inquiry) terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa pada Sub Konsep Difusi dan Osmosis di MAN 11 Lebak Bulus. Diperoleh
kesimpulan bahwa terdapat pengaruh pendekatan inkuiri terstruktur
(struktured inquiry) terhadap hasil belajar siswa pada sub konsep difusi dan osmosis.24
2. Wiwi Aliyah pada skripsi dengan judul Pengaruh Pembelajaran Penemuan
Terbimbing terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Zat dan Wujudnya
(Studi Kasus MTs Al-Muawanah Curug-Tangerang). Berdasarkan
penelitian yang dilakukan, terjadi peningkatan hasil belajar pada konsep
zat dan wujudnya. Skor rerata pretes sebelum dilakukan pembelajaran penemuan terbimbing adalah 43,5 dan setelah dilakukan pembelajaran
penemuan terbimbing, skor rerata postest menjadi 66 dengan N Gain berada dalam kategori sedang 0,38. Hal ini menunjukkan bahwa hasil
24
belajar siswa pada konsep zat dan wujudnya meningkat melalui
pembelajaran penemuan terbimbing.25
3. Siti Rukoiyah pada skripsi dengan judul Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Kelas VII SMP Negeri 12 Semarang pada Materi Pokok Segi
Empat Melalui Metode Inkuiri Bersifat Open Ended Tahun Pelajaran 2006/2007. Dapat disimpulkan bahwa Melalui metode pembelajaran
inkuiri bersifat open ended dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 12 Semarang pada materi pokok segi empat. Peningkatan
hasil belajar ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan hasil tes evaluasi
pada setiap siklus. Pada siklus I nilai rata-rata kelasnya mencapai 75,5 dan
siklus II meningkat menjadi 77,32. Sedangkan ketuntasan klasikal pada
siklus I yaitu 77,3 % belum memenuhi indikator keberhasilan. Namun
pada siklus II ketuntasan klasikal meningkat menjadi 86,4 % dan sudah
memenuhi indikator keberhasilan. 26
D. Kerangka Berpikir
Salah satu penyebab kurangnya hasil belajar bahasa Indonesia di sekolah
pada umumnya terletak pada penerapan metode pengajaran yang kurang tepat. Hal
ini menyebabkan peserta didik kurang aktif dan kurang termotivasi dalam proses
pembelajaran. Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan
25
Wiwi Aliyah, Pengaruh PembelajaranPenemuan Terbimbing terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Zat dan Wujudnya (Studi Kasus MTs Al-Muawanah Curug-Tangerang). (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2010).
26
menerapkan metode inkuiri karena inkuiri lebih menekankan pada keaktifan
peserta didik dalam proses pembelajaran.
Metode pembelajaran inkuiri dapat berpengaruh terhadap hasil belajar
bahasa Indonesia siswa. Hal ini disebabkan dalam pelaksanaan inkuiri peserta
didik dapat lebih aktif dan terlibat langsung dalam usaha memperoleh
pengetahuan dan pemahaman teori-teori berdasarkan kegiatan yang telah
dilakukan.
Keberhasilan metode pembelajaran inkuiri didukung oleh kemampuan
guru dalam bertanya dan bergantung pada motivasi peserta didik dalam mengikuti
kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu, metode inkuiri dapat mempengaruhi
hasil belajar peserta didik.
E. Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan deskripsi teoretis dan kerangka berpikir, maka hipotesis yang
diajukan oleh penulis adalah Apakah ada pengaruh dari penerapan metode
pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar bahasa Indonesia siswa pada pokok
bahasan unsur intrinsik naskah drama.
h = Tidak ada pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap hasil belajar
bahasa Indonesia siswa.
ha = Ada pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap hasil belajar
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 22 Kota Serang pada semester
Ganjil, yaitu bulan Maret-September 2011.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian27. Populasi merupakan
wilayah yang terdiri dari subjek dan objek yang mempunyai karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, dianalisis, dan
ditarik kesimpulannya.
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa
SMPN 22 Kota Serang Banten. Populasi target penelitian ini adalah siswa
kelas VIII (delapan) A dan B SMP Negeri 22 Kota Serang. Sampel yang
diambil adalah siswa kelas VIII A sebagai kelas kontrol dan siswa kelas
VIII B sebagai kelas eksperimen.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.28 Sampel
pada penelitian ini tidak menggunakan seluruh siswa kelas VIII, tetapi
hanya sebagian saja. Pengambilan sampel dilakukan secara representatif
27
Suharsimi, Arikunto, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi VI), (Jakarta:PT Rineka Cipta, 2006), Cet. IV, h. 130.
28
(mewakili populasi). Pengambilan sampel yang representatif diperlukan
teknik pengambilan sampel yang tepat.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara
random sederhana (Simple Random Sederhana). Pengambilan anggota
sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata
yang ada dalam populasi.
C. Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi perhatian suatu
penelitian.29 Variabel adalah suatu karakteristik yang memiliki dua atau lebih nilai
atau sifat yang berdiri sendiri-sendiri. Variabel dalam penelitian ini adalah:
a) Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi suatu kejadian.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengaruh metode
pembelajaran inkuiri.
b) Variabel terikat yaitu variabel sebagai akibat dari variabel bebas.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar Bahasa
Indonesia siswa kelas VIII.
D. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian quasi eksperimen. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian
kontrol group pretest-posttest design, yaitu kelompok pertama diberikan perlakuan (kelompok eksperimen), dan kelompok kedua tidak diberikan perlakuan
29
(kelompok kontrol), kedua kelompok tersebut dilakukan pretest terlebih dahulu dan kemudian diberikan posttest.
Pretest dilakukan untuk mengetahui sejauhmana materi atau bahan pelajaran yang akan diajarkan tersebut dapat dikuasai peserta didik, sedangkan posttest
dilakukan untuk mengetahui apakah semua peserta didik sudah mengatahui materi
penting yang harus dikuasai.
1). Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah desain
jenis posttes-only control design. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R). Kelompok pertama diberi
perlakuan (X) dan kelompok yanng lain tidak diberi perlakuan. Kelompok
yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang
tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol.
Pengaruh adanya perlakuan (treatment) adalah (O1:O2)
Tabel 3.1
Skema Desain Nonrandomized Pretest and Posttest Control Group Design
Kelas Pretes Perlakuan Postes
Eksperimen O1 X1 O2
Kontrol O1 X2 O2
Keterangan:
O2= Tes akhir (postes) untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol
XI= Perlakuan pembelajaran inkuiri
X2= Perlakuan pembelajaran konvensional
b). Pengajuan Hipotesis
Pengajuan hipotesis menggunakan uji-t pada taraf signifikan α=0.05
=
�
− �
12
� �
�
1
1
+
1
�
2Dengan
� �
=
�1−1 �1+(�2−1)�2�1+�2−2
Keterangan:
�1
: Rata-rata data kelompok eksperimen
��†2
: Rata-rata data kelompok kontrol
� �: Nilai deviasi gabungan
�1: Banyaknya data kelompok eksperimen
�2: Banyaknya data kelompok kontrol
�1: Varians data kelompok eksperimen
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data dan informasi yang valid, penulis
menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, diantaranya:
1. Sumber Data
Menurut Suharsimi Arikunto sumber penelitian adalah subjek dari mana
data diperoleh30. sumber data penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP
Negeri 22 Kota Serang, guru, serta lingkungan yang mendukung pelaksanaan
penelitian.
2. Jenis Data
Data yang diambil adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data
kuantitatif diperoleh dari tes hasil belajar sedangkan data kualitatif diperoleh
dari angket dan lembar observasi.
3. Cara Pengambilan Data
a. Tes Hasil Belajar
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok (Arikunto,
2002: 127). Tes dalam penelitian ini merupakan tes prestasi atau
achievement test, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu (Arikunto, 2002: 128). Dalam
penelitian ini, tes digunakan untuk mengukur hasil belajar bahasa
Indinesia siswa pada pokok bahasan unsur intristik naskah drama dengan
30
menggunakan metode inkuiri. Metode tes yang digunakan adalah pre test
dan post test.
b. Lembar Observasi
Observasi merupakan kegiatan pemusatan perhatian terhadap
sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Dalam
penelitian ini observasi digunakan untuk mengetahui hasil pembelajaran
siswa pada aspek psikomotorik. Selain itu Observasi juga dilakukan
untuk mendapatkan data dengan mengadakan kunjungan langsung ke
tempat penelitian dan mengamati keadaan sekolah, sarana, dan prasarana
serta melihat proses belajar mengajar di kelas. Khususnya di SMP
Negeri 22 Kota Serang, Banten.
c. Angket
Angket yaitu teknik pengumpulan data yang dibutuhkan dengan
memberikan beberapa pertanyaan untuk memperoleh sejumlah data
tertulis dari sejumlah siswa untuk mengetahui tanggapan siswa
terhadap pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan
metode pembelajaran inkuiri.
F. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini terdiri dari tahap persiapan, tahap uji coba, dan
tahap pelaksanaan penelitian.
1. Tahap persiapan
b. Membuat kisi-kisi instrumen penelitian berdasarkan indikator dan
ranah kognitif yang digunakan.
c. Menyusun instrumen penelitian.
2. Tahap Uji Coba
a. Instrumen diuji cobakan pada siswa kelas IX SMP Negeri 22 Kota
Serang.
b. Memberi skor dan menganalisis hasil tes uji coba, untuk menentukan
instrumen yang akan digunakan pada akhir penelitian.
3. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode inkuiri pada siswa
kelas VIII B SMP Negeri 22 Kota Serang.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen utama yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam
yaitu, tes hasil belajar dan angket. Tes hasil belajar diberikan untuk mengukur
tingkat pemahaman siswa terhadap konsep-konsep dalam topik yang diajarkan.
Sedangkan angket digunakan untuk melengkapi data penelitian. Angket
digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa pada setiap tahapan pembelajaran
selama menggunakan metode pembelajaran inkuiri.
1. Validitas
Validitas tes merupakan ukuran yang menyatakan keshahihan suatu
instrumen sehingga mampu mengukur apa yang hendak diukur.31 Uji validitas tes
yang digunakan adalah uji validitas isi (content validity) dan uji validitas yang dihubungkan dengan kriteria (criteria related validity). Untuk mengetahui uji validitas isi tes, dilakukan judgement terhadap butir-butir soal yang dilakukan oleh dosen pembimbing.
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat.
Dengan demikian, untuk mengetahui validitas yang dihubungkan dengan kriteria
digunakan uji statistik, yakni teknik korelasi Pearson Product Moment, yaitu:32
2 2
2
2 X N Y Y
X N
Y X XY
N rxy
Keterangan :
R = koefisien korelasi antara variabel X dan Y, dua variabel yang dikorelasikan
X = skor tiap butir soal
Y = skor total tiap butir soal
N = jumlah siswa
31
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 65.
32
Setelah harga koefisien korelasi diperoleh, maka dilakukan uji signifikansi
untuk mengukur keberartian korelasi berdasarkan distribusi kurva normal dengan
menggunakan statistik uji-t dengan rumus:
2
1
2
xy xy h itun g
r n r t
dimana:
t hitung = nilai hitung koefisien validitas
rxy = koefisien korelasi tiap butir soal
n = jumlah responden
Kemudian hasil di atas dibandingkan dengan nilai t-tabel pada signifikansi
5% (α = 0,05) dan derajat kebebasan (dk) = n - 2. Kaidah keputusannya:
Jika t hitung> t tabel berarti valid, sebaliknya;
Jika t hitung< t tabel berarti tidak valid.
Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran indeks korelasinya
(r) sebagai berikut:33
33
Tabel 3.2 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,80-1,00 Sangat tinggi
0,60-0,80 Tinggi
0,40-0,60 Cukup
0,20-0,40 Rendah
0,00-0,20 Sangat rendah
2. Reliabilitas Instrumen
Perhitungan reliabilitas tes pada penelitian ini dilakukan untuk
menunjukan bahwa instrumen penelitian ini dapat dipercaya, yaitu konsisten atau
tetap meski telah diujikan berkali-kali. Suharsimi Arikunto menyatakan bahwa
suatu tes dapat mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat
memberikan hasil yang tetap. Untuk mengetahui reliabilitas instrumen pada
penelitian ini menggunakan rumus KR-20 sebagai berikut:34
22 11
1 s
pq s
k k r
dimana:
11
r = koefisien reliabilitas internal seluruh item.
p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
34
q = proporsi subjek yang menjawab item salah
q1p
Σ pq = jumlah hasil perkalian p dan qk = banyaknya item
s = standar deviasi dari tes
Untuk mengetahui keberartian koefisien reliabilitas dilakukan uji-t, dengan
rumus:
2
1
2
xy xy hitung
r n r t
dimana:
t hitung = nilai hitung koefisien validitas
rxy = koefisien korelasi tiap butir soal
n = jumlah responden
Kemudian hasil di atas dibandingkan dengan nilai t dari tabel pada
signifikansi 5% (α = 0,05) dan derajat kebebasan (dk) = n - 2. Jika thitung> ttabel
maka instrumen dikatakan baik dan dapat dipercaya.
Jika instrumen itu reliabel, maka dilihat kriteria penafsiran indeks
Tabel 3.3 Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen
Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas
0,00 r 0,20 Kecil
0,20 r 0,40 Rendah
0,40 r 0,70 Sedang
0,70 r 0,90 Tinggi
0,90 r 1,00 Sangat Tinggi
3. Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran suatu butir soal adalah proporsi dari keseluruhan siswa
yang menjawab benar pada butir soal tersebut. Tingkat kesukaran dihitung dengan
menggunakan persamaan:35
JS B P
Keterangan:
P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
35
Adapun tolak ukur menginterpretasikan tingkat kesukaran butir soal yang
[image:54.595.124.524.113.428.2]diperoleh digunakan tabel 3.4 berikut:36
Tabel 3.4 Interpretasi Tingkat Kesukaran
Indeks Tingkat Kesukaran Kriteria Tingkat Kesukaran
0,00 – 0,30 Sukar
0,30 – 0,70 Sedang
0,70 – 1,00 Mudah
4. Daya Pembeda
Daya pembeda adalah kemampuan suatu butir soal untuk membedakan
siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dengan siswa yang kemampuannya
rendah. Rumus yang digunakan untuk menentukan daya pembeda soal uraian
sama dengan soal pilihan ganda yaitu:37
B B
A A
J
B
J
B
DP
Keterangan:
DP = Indeks daya pembeda satu butir soal tertentu
BA = Banyaknya kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
36
Ibid., h. 210. 37
BB = Banyaknya kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar
JA = Banyaknya peserta kelas atas
JB = Banyaknya peserta kelompok bawah
Setelah indeks daya pembeda diketahui, maka harga tersebut
[image:55.595.134.525.88.566.2]diinterpretasikan pada kriteria daya pembeda sebagai berikut:38
Tabel 3.5 Interpretasi Daya Pembeda
Indeks Daya Pembeda Kriteria Daya Pembeda
Negatif Sangat buruk, harus dibuang
0,00 – 0,20 Jelek (poor)
0,20 – 0,40 Cukup (satisfactory)
0,40 – 0,70 Baik (good)
0,70 – 1,00 Baik sekali (excellent)
H. Teknik Analisis Data
Karena didalam teknik pengumpulan data terdapat dua buah data yang
berbeda yaitu data yang diperoleh dari instrumen tes dan non tes, maka terdapat
dua buah teknik analisis data. Data yang dihasilkan dari instrumen tes akan
38
dianalisis dengan menggunakan analisis uji t. Sedangkan data yang dihasilkan dari
instrumen nontes akan dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif.
1. Analisis Data Kuantitatif
Data tes yang diperoleh melalui instrumen penelitian diolah dan dianalisis
agar hasilnya dapat menjawab pertanyaan peneliti dan menguji hipotesis. Sebelum
melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian prasyarat analisis
data, yaitu uji normalitas dan homogenitas untuk mengetahui apakah data yang
diperoleh terdistribusi normal dan mempunyai ragam yang homogen atau tidak.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis data sebagai berikut:
a. Pengujian Prasyarat Analisis Data Kuantitatif 1) Uji Normalitas
Uji normalitas adalah pengujian terhadap normal tidaknya sebaran data yang
akan dianalisis. Teknik yang digunakan untuk menguji normalitas dalam
penelitian ini adalah uji Chi-Kuadrat.
Adapun langkah-langkah uji normalitas adalah sebagai berikut:39
a) Mencari skor terbesar dan terkecil
b) Mencari nilai Rentangan (R)
terkecil
skor
terbesar
skor
R
c) Mencari Banyaknya Kelas (BK)
39
N Log
BK13,3 (Rumus Sturgess)
d) Mencari nilai panjang kelas (i)
BK R i
f) Membuat tabulasi dengan tabel penolong
No. Kelas Interval f Nilai Tengah (xi) 2
i
x f.xi
2
.xi f
Jumlah Σ f = - - Σ f.xi= Σ 2
.xi f =
h) Mencari rata-rata (mean)
n x f x
ij) Mencari simpangan baku (standard deviasi)
1
. 2 2
n n
x f x
f n
s i i
k) Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara:
1. Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri batas interval pertama dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor-skor kanan kelas interval
ditambah 0,5.
2. Mencari nilai Z-score untuk batas kelas interval dengan rumus:
s
x Kelas Batas
3. Mencari luas 0–Z dari tabel kurva normal dari 0–Z dengan
menggunakan angka-angka untuk batas kelas.
4. Mencari luas tiap kelas interval dengan cara mengurangkan
angka-angka 0-Z, yaitu angka-angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka-angka
baris kedua dikurangi baris ketiga dan begitu seterusnya, kecuali
untuk angka yang berbeda pada baris paling tengah ditambahkan
dengan angka pada baris berikutnya.
5. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan luas tiap interval dengan jumlah responden.
l) Mencari chi-kuadrat hitung (χ2hitung)
k
i fe
fe fo
1
2 2
m) Membandingkan χ2hitung dengan χ2tabel untuk α = 0,05 dan derajat
kebebasan (dk) = n-1, dengan kriteria:
Jika χ2
hitung≥χ2tabel, artinya Distribusi Data Tidak Normal dan
Jika χ2hitung ≤χ2tabel, artinya Data Berdistribusi Normal.
2) Uji Homogenitas
Setelah kelas diuji kenormalannya maka setelah itu kelas diuji
[image:58.595.135.522.90.467.2]setiap variabel memiliki varians yang homogen.40 Teknik yang digunakan untuk
uji homogenitas pada penelitian ini adalah dengan uji Bartlett.
Adapun langkah-langkah uji homogenitas dengan Bartlet, yaitu:41
a) Masukkan angka-angka statistik untuk pengujian homogenitas pada tabel
penolong
Kelompok dk (n-1) Si LogSi dk.LogSi
Σ = Σ (n-1) =