• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Terhadap Produktivitas Kerja (Studi tentang Diklat pada Guru TK di Kabupaten Asahan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Terhadap Produktivitas Kerja (Studi tentang Diklat pada Guru TK di Kabupaten Asahan"

Copied!
139
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT)

TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA

(STUDI TENTANG DIKLAT PADA GURU TK DI KABUPATEN ASAHAN)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Pada Departemen Ilmu Administrasi Negara

Disusun Oleh: KHAINUR RAHMAN

110903114

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

ABSTRAK

PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT) TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA

(Studi tentang Diklat Pada Guru TK di Kabupaten Asahan)

Nama : Khainur Rahman

NIM : 110903114

Departemen : Ilmu Administrasi Negara

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Pembimbing : Prof. Dr Marlon Sihombing MA

Salah satu cara yang dapat dilakukan dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja adalah dengan melalui pengembangan pegawai yaitu dengan melakukan pendidikan dan pelatihan (Diklat). Pentingnya pendidikan dan pelatihan bukanlah semata-mata bagi para peserta yang bersangkutan saja, tetapi juga merupakan keuntungan bagi instansi yang bersangkutan. Perhatian pada program Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) sangatlah penting untuk meningkatkan produktivitas kerja yang bermaksud setiap guru TK terampil dan memiliki prakarsa dalam melaksanakan pekerjaan yakni membina dan mendidik siswa TK sesuai karakter bangsa, maupun dalam menyelesaikan masalah-masalah yang berhubungan dengan pekerjaan.

Penelitian ini dilakukan pada Guru TK di Kabupaten Asahan. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif, dengan jumlah populasi sebanyak 126 orang, dan yang menjadi sampel dalam penelitian ini sebanyak 20% dari jumlah populasi yaitu sebanyak 25 orang. Metode pengumpulan data dilakukan dengan bantuan metode angket dimana jawaban responden diukur dengan menggunakan skala likert yaitu pemberian nilai numerikal dimana setiap skor yang diperoleh akan memiliki tingkat pengukuran ordinal. Nilai numerik tersebut dianggap sebagai objek dan selanjutnya melalui proses transformasi yang ditempatkan kedalam interval.

Data yang diperoleh pada penelitian ini diolah dengan menggunakan teknik analisis data korelasi product moment, dari persamaan tersebut hasil perhitungan yang didapat 0,82 dimana hubungan antara variabel X dan variabel Y berada pada kategori sangat kuat.

(3)

KATA PENGANTAR

Pertama-tama saya memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang

Maha Esa karena berkat kasih dan karunia-Nya, akhirnya saya bisa menyelesaikan

sebuah karya ilmiah dengan judul “ Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)

Terhadap Produktivitas Kerja (Studi tentang Diklat pada Guru TK di Kabupaten

Asahan”.

Skripsi ini merupakan laporan yang diperlukan untuk melengakapi

persyaratan melengkapi gelar sarjana serta sebagai wahana untuk melatih diri dan

mengembangkan wawasan berfikir dalam penulisan skripsi ini.

Dalam penulisan skripsi ini,penulis sangat banyak menerima saran dan

dukungan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung,

sehingga semangat penulis tetap terjaga hingga akhirnya skripsi ini selesai

dikerjakan. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak

terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M. Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Rasudyn Ginting, M. Si., selaku Ketua Departemen Ilmu

Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Elita Dewi, M.SP, selaku Sekretaris Departemen Ilmu

Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

(4)

4. Prof. Dr Marlon Sihombing. MA selaku dosen pembimbing yang telah membantu saya mengerjakan proses pengerjaan skripsi hingga

selesai. Terimakasih Pak atas masukan dan sarannya.

5. Seluruh Dosen Departemen Ilmu Administrasi Negara. Terimakasih

atas ilmu yang telah anda berikan kepada saya selama masa

perkuliahan dikampus.

6. Untuk Kak Dian dan Kak Mega yang telah banyak membantu masalah administrasi di kampus.

7. Kepada kedua orang tua saya tercinta, ayah (Drs. Ramlan) dan

mamak (Heriarti Arnar) yang selalu mendoakan penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini dengan kesabaran telah memberikan

dukungan yang sangat meningkatkan semangat baik dukungan moril

maupun materil.

8. Buat adik saya Nur Khairiah dan Aldhiya Rozak terimakasih buat semangat dan dukungannya selama ini. Semoga apa yang adik

cita-citakan tercapai dan menjadi kebanggaan bagi keluarga.

(5)

Terimakasih buat kebersamaan yang telah kita jalani, semoga suatu

saat kita bisa bertemu kembali.

10.Buat kelompok magang Desa Indra Yaman (Felix G, Josua Sitinjak, Sheila Ramani, Dewi Anggiati, Adyndda Fathia Ilham, Hanindita, Depi Dahniar, Daniel Simangunsong, Sampai Anugrah, Novita Sinaga, Erlita Sinaga). Terimakasih buat kerjasama Kelompok kita yang baik, semoga kita semua sukses kedepannya.

11.Buat senior-senior saya di Administrasi Negara Niko Sitompul, Martin Sitompul, Agri Dwi Purnama, Muda Nasution, Fahmi Nasution, Adit Coro, Rizki Gembul, Ivri Golden Girsang, Dedi Sembiring, dan Husni Pratama,. Terimakasih buat kebersamaan selama dikampus, semoga saya bisa menyusul kalian semua di dunia

kerja

12.Buat adik-adik saya di Administrasi Negara Yenny Silitonga, Elysa

Minarni, Ryantina Samosir, Widya, Sonya Oktaviani, Nesya Pratiwi, Iman Kandias, Budi, Iga Belinda, Rahmat, Wiro, Andi, Niko, Anggi, Samuel, Yohansen, serta adik-adik yang lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Terimakasih telah menjadi junior yang

baik..

13.Buat abang satu kontrakkan saya Lukmanul Hakim Rambe, Aulia Sumantri, M. Irfan Islami Rambe, Terina kasih atas kebersamaan kita selama saya berproses menjalani kuliah ini, kalianlah yang

menjadi keluargaku di perantauan ini. Terima kasih atas

(6)

dunia kerja, dan buat M. Arif Zulhan terima kasih atas kebersamaan kita salama ini yang tinggal di satu rumah.

14.IMDIAN, tempat saya dan rekan seperjuangan berproses. Berproses untuk memahami hebatnya kekuatan ketika bersatu dalam jaya.” AN

SATU AN JAYA”.

15.Tim Futsal Mifta Toha (Felix G, Daniel, Gideon dan Sampai Anugerah) IMDIAN CUP selalu runner-up.

Penulis telah berupaya secara maksimal dalam menyelesaikan skripsi

ini, namun penulis menyadari bahwa banyak kekurangan baik dari segi isi

maupun tata bahasa yang digunakan, untuk itu penulis memohon maaf atas kurang

sempurnanya skripsi ini dan kiranya skripsi ini bermanfaat bagi yang

membacanya.

Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada semua pihak yang telah turut membantu penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Medan, 29 Juni 2015

Penulis

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Kerangka Teori ... 5

1.5.1 Pendidikan dan Pelatihan ... 6

1.5.1.1 Pengertian Pendidikan dan Pelatihan ... 6

1.5.1.2 Pengertian Pengembangan Sumber Daya Manusia ... 8

1.5.1.3 Tujuan Pengembangan Sumber Daya Manusia ... 8

1.5.1.4 Langkah Pengembangan Sumber Daya Manusia ... 9

1.5.2 Produktivitas Kerja ... 12

1.5.2.1 Pengertian Produktivitas Kerja ... 12

1.5.2.1 Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja ... 13

1.5.3 Hubungan Diklat dengan Produktivitas Kerja ... 17

1.6 Hipotesis ... 17

1.7 Definisi Konsep ... 18

1.7 Definisi Operasional ... 18

(8)

2.1 Bentuk Penelitian ... 21

2.2 Lokasi Penelitian ... 21

2.3 Populasi dan Sampel ... 21

2.3.1 Populasi ... 21

2.3.2 Sampel ... 22

2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 22

2.5 Teknik Penentuan Skor ... 23

2.6 Teknik Analisa Data ... 24

2.6.1 Koefisien Korelasi Product Moment ... 24

2.6.2 Uji “t” ... 25

2.6.3 Koefisien Determinan ... 26

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ... 27

3.1 Sejarah Singkat Dinas Pendidikan Kabupaten Asahan ... 27

3.2 Visi, Misi, Tujuan Dinas Pendidikan Kabupaten Asahan ... 28

3.3 Tugas, Fungsi, Struktur Dinas Pendidikan Kabupaten Asahan ... 61

BAB IV PENYAJIAN DATA ... 68

4.1 Karakteristik Responden ... 68

4.2 Deskripsi Data Variabel Penelitian ... 72

4.2.1 Pendidikan dan Pelatihan (Variabel X) ... 72

4.2.2 Produktivitas Kerja (Variabel Y) ... 88

BAB V ANALISIS DATA ... 101

5.1 Klasifikasi Data ... 101

5.1.1 Pendidikan dan Pelatihan (Variabel X) ... 102

5.1.2 Produktivitas Kerja (Variabel Y) ... 103

5.2 Pengujian Hipotesa ... 104

(9)

5.2.2 Uji Signifikan (Uji “t”) ... 106

5.2.3 Koefisien Determinasi ... 108

5.3 Interpretasi Data ... 108

5.3.1 Pendidikan dan Pelatihan ... 109

5.3.2 Produktivitas Kerja ... 114

5.3.3 Pengaruh Diklat Terhadap Produktivitas Kerja ... 118

BAB VI PENUTUP ... 120

6.1 Kesimpulan ... 120

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kategori Jawaban Responden untuk Masing-masing Variabel ... 24

Tabel 2.2 Interpretasi Koefisien Korelasi Product Moment ... 25

Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 68

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Usia ... 69

Tabel 4.3 Distribusi Responden Pendidikan ... 70

Tabel 4.4 Distribusi Responden Lama Bekerja ... 71

Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Responden Tentang Waktu Penyelenggaraan Diklat ... 73

Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden Tentang Waktu yang Telah Ditetapkan ... 74

Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden Tentang Instruktur Mampu Menyampaikan Materi Diklat Dengan Baik ... 75

Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Responden Tentang Instruktur Dalam Mentransferkan Ilmu yang Dimilikinya Mendorong Peserta Untuk Memahami dan Menguasai Materi yang Disampaikan ... 76

Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Responden Tentang Setelah Mengikuti Diklat Dapat Meningkatkan Keterampilan ... 77

Tabel 4.10 Distribusi Jawaban Responden Tentang Setelah Mengikuti Diklat Dapat Membentuk Kepribadian Sebagai Tenaga Pendidik ... 78

Tabel 4.11 Distribusi Jawaban Responden Tentang Materi yang Disampaikan Instruktur Sesuai Dengan Bidang Tugas dan Fungsi Organisasi ... 79

Tabel 4.12 Distribusi Jawaban Responden Tentang Materi yang Disampaikan Instruktur Menjadi Kebutuhan Peserta Diklat ... 80

(11)

Tabel 4.14 Distribusi Jawaban Responden Tentang Kurikulum Diklat Mencakup

Kompetensi Pedagogik, Kepribadian dan Sosial ... 82

Tabel 4.15 Distribusi Jawaban Responden Tentang Metode yang Digunakan

Sesuai Bagi Gaya Belajar Peserta ... 83

Tabel 4.16 Distribusi Jawaban Responden Tentang Ice Breaking Sering

Digunakan Guna Menghilangkan Kejenuhan ... 84

Tabel 4.17 Distribusi Jawaban Responden Tentang Fasilitas yang Digunakan Saat

Diklat Sudah Lengkap dan Memadai ... 85

Tabel 4.18 Distribusi Jawaban Responden Tentang Pengaruh Kelengkapan

Fasilitas Diklat Terhadap Kelancaran Pelaksanaannya ... 86

Tabel 4.19 Distribusi Jawaban Responden Tentang Pengelola Diklat Sudah

Mengoptimalkan Diklat Dalam Mencapai Sasaran ... 87

Tabel 4.20 Distribusi Jawaban Responden Tentang Pengelola Diklat

Menyelenggarakan Diklat Secara Sistematis ... 88

Tabel 4.21 Distribusi Jawaban Responden Tentang Tugas dan Tanggung Jawab

yang Diberikan Sesuai Dengan Kemampuan ... 89

Tabel 4.22 Distribusi Jawaban Responden Tentang Bertanggung Jawab Dalam

Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini ... 90

Tabel 4.23 Distribusi Jawaban Responden Tentang Sering Mangkir Bekerja ... 91

Tabel 4.24 Distribusi Jawaban Responden Tentang Prestasi dan Kinerja Didukung

Oleh Tingkat Kehadiran yang Optimal ... 92

Tabel 4.25 Distribusi Jawaban Responden Tentang Selalu Tepat Waktu Dalam

(12)

Tabel 4.26 Distribusi Jawaban Responden Tentang Dalam Mengisi Waktu

Senggang Anda Dengan Menyusun Program Belajar Anak Usia Dini

Untuk Memudahkan Pekerjaan Anda Sebagai Guru TK ... 94

Tabel 4.27 Distribusi Jawaban Responden Tentang Mampu Membimbing Anak-

Anak Dengan Baik Dalam Proses Belajarnya ... 95

Tabel 4.28 Distribusi Jawaban Responden Tentang Selalu Memperhatikan

Kualitas Pekerjaan Dibandingkan Kuantitas ... 96

Tabel 4.29 Distribusi Jawaban Responden Tentang Bekerjasama Dengan Baik

Dengan Guru Lainnya Dalam Meningkatkan Kualitas Anak

Pendidikan Usia Dini ... 97

Tabel 4.30 Distribusi Jawaban Responden Tentang Melibatkan Semua Pihak

Untuk Bekerjasama Dalam Mencapai Tujuan ... 98

Tabel 4.31 Distribusi Jawaban Responden Tentang Selalu Berusaha Memikirkan

Cara Agar Hasil Kerjanya Lebih Baik ... 99

Tabel 4.32 Distribusi Jawaban Responden Tentang Mempunyai Target Kinerja

yang Harus Dicapai Dalam Satu Periode ... 100

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Klasifikasi Jawaban Responden Untuk

Variabel X ... 103

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Klasifikasi Jawaban Responden Untuk

Variabel Y ... 103

(13)

ABSTRAK

PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT) TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA

(Studi tentang Diklat Pada Guru TK di Kabupaten Asahan)

Nama : Khainur Rahman

NIM : 110903114

Departemen : Ilmu Administrasi Negara

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Pembimbing : Prof. Dr Marlon Sihombing MA

Salah satu cara yang dapat dilakukan dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja adalah dengan melalui pengembangan pegawai yaitu dengan melakukan pendidikan dan pelatihan (Diklat). Pentingnya pendidikan dan pelatihan bukanlah semata-mata bagi para peserta yang bersangkutan saja, tetapi juga merupakan keuntungan bagi instansi yang bersangkutan. Perhatian pada program Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) sangatlah penting untuk meningkatkan produktivitas kerja yang bermaksud setiap guru TK terampil dan memiliki prakarsa dalam melaksanakan pekerjaan yakni membina dan mendidik siswa TK sesuai karakter bangsa, maupun dalam menyelesaikan masalah-masalah yang berhubungan dengan pekerjaan.

Penelitian ini dilakukan pada Guru TK di Kabupaten Asahan. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif, dengan jumlah populasi sebanyak 126 orang, dan yang menjadi sampel dalam penelitian ini sebanyak 20% dari jumlah populasi yaitu sebanyak 25 orang. Metode pengumpulan data dilakukan dengan bantuan metode angket dimana jawaban responden diukur dengan menggunakan skala likert yaitu pemberian nilai numerikal dimana setiap skor yang diperoleh akan memiliki tingkat pengukuran ordinal. Nilai numerik tersebut dianggap sebagai objek dan selanjutnya melalui proses transformasi yang ditempatkan kedalam interval.

Data yang diperoleh pada penelitian ini diolah dengan menggunakan teknik analisis data korelasi product moment, dari persamaan tersebut hasil perhitungan yang didapat 0,82 dimana hubungan antara variabel X dan variabel Y berada pada kategori sangat kuat.

(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut UU Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 pendidikan

adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa, dan negara. Hal ini bertjuan sebagai kaderisasi bangsa demi

generasi berkarakter yang akan datang dan diharapkan dapat membawa bangsa

dan negara Indonesia lebih maju yang tanggap globalisasi dan modernisasi.

Dalam prosesnya, pendidikan akan membutuhkan waktu yang lama karena

sifatnya harus bertahap dan tidak praktis. Maka dari itu pendidikan perlu

dikenalkan kepada anak bangsa mulai dari usia dini untuk memudahkan

pembentukan karakter secara laten.

Pendidikan anak prasekolah merupakan bentuk transisi perkembangan

anak dari lingkungan keluarga kepada lingkungan sekolah. Masa transisi ini

merupakan masa yang cukup sulit namun menyenangkan bagi anak, karena

kesiapan pada setiap anak dalam melalui masa transisi ini berbeda-beda, hal ini

juga dipengarui oleh dukungan dari keluarga pengasuh si anak itu sendiri, dimana

dukungan orangtua dalam membimbing anak secara informal sangat dibutuhkan

untuk mendukung bimbingan yang diperoleh anak dari pendidikan prasekolah

(15)

Taman Kanak-Kanak merupakan wadah yang disediakan untuk anak

berusia 4-6 tahun. Selain itu pendidikan TK juga dapat memperluas pengalaman

sosial dan intelektual anak. Tujuan pendidikan prasekolah seperti Taman

Kanak-Kanak (TK) adalah untuk memberikan stimulasi dan bimbingan terhadap

kebutuhan fisik dan pertumbuhannya, serta meningkatkan kemampuan intelektual

dan hubungan sosial sebagai persiapan untuk masuk ke jenjang yang lebih tinggi.

Untuk mentransformasikan kemampuan tersebut juga dibutuhkan kemampuan

khusus (soft skill) pendidik atau guru Taman Kanak-kanak sebagai agen

pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, serta pendidikan anak

usia dini agar dalam prosesnya berjalan efektif dalam penanaman kemapuan dan

ketrampilan anak. Adapun kemampuan khusus pendidik atau guru TK adalah :

1. Mengidentifikasi dan melibatkan diri dalam bidangkawasan anak usia dini

2. Mengetahui dan menjunjung tinggi standar etika dan nilai-nilai profesi lain

3. Menggunakan secara kontinuitas, pembelajaran kolaboratif dalam praktek

pengajaran yang ditampilkan

4. Mengintegrasikan pengetahuan, refleksi, dan presfektif kritis dalam

pendidikan anak usia dini

5. Memberikan perhatian dalam memberitahu anjuran pada anak dan profesi.

Maka dari itu Pemerintah Kabupaten Asahan menanggapi perkembangan

zaman dalam membentuk karakter anak bangsa memfokuskann perhatian pada

peningkatan kualitas pendidik atau guru TK dalam rangka pembentukan karakter

bangsa secra laten dimulai pendidikan anak usia dini. Dalam fokus perhatiannya

Pemerintah Kabupaten Asahan menyelenggarakan Pendidikan dan Pelatihan

(16)

produktivitas dalam proses belajar-mengajar siswa Taman Kanak-kanak di

Kabupaten Asahan, khususnya dalam pola belajar anak yang tanggap dengan

globalisasi dan modernisasi sesuai dengan yang diharapkan institusi atau

organisasi Sekolah formal Pendidikan Anak Usia Dini atau Taman Kanak-kanak

dimana guru-guru tersebut melaksanakan proses belajar-mengajar. Diklat ini

dilaksanakan bertujuan rmenigkatkan kompetensi guru TK sebagai pendidik demi

produktivitas belajar siswa TK dengan target secara Nasional dijelaskan dalam

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 yang mengatur Standar Nasional

Pendidikan.

Perhatian pada program Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)

sangatlah penting untuk meningkatkan produktivitas kerja yang bermaksud setiap

guru TK terampil dan memiliki prakarsa dalam melaksanakan pekerjaan yakni

membina dan mendidik siswa TK sesuai karakter bangsa, maupun dalam

menyelesaikan masalah-masalah yang berhubungan dengan pekerjaan.

Sebagaimana mestinya guru TK harus mengikuti prosedur, peraturan dan

kebijakan dalam melaksanakan pekerjaan, namun guru TK juga harus tanggap dan

terampil melihat kebijakan dan prosedur dimana dalam situasi tertentu hal tersebut

berbeda dengan masalah yang ada dilapangan. Setelah program pelatihan itu

dilaksanakan diharapkan adanya peningkatan produktivitas kerja guru TK di

dalam menjalankan tugasnya, serta dapat menambah keterampilan dan

pengetahuan agar dapat menjalankan dan menyelesaikan pekerjaan yang

diberikan kepadanya. Program pelatihan dianggap membawa manfaat yang cukup

(17)

meningkatkan efisiensi, efektifitas dan produktivitas kerja dalam melaksanakan

pekerjaannya.

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Terhadap Produktivitas Kerja Studi Tentang Diklat Pada Guru TK di Kabupaten Asahan“.

1.2. Perumusan Masalah

Untuk dapat memudahkan dalam penelitian ini dan agar penelitian

ini memiliki arah yang jelas dalam menginterproduktivitaskan fakta dan data ke

dalam penulisan skripsi, maka terlebih dahulu dirumuskan permasalahannya.

Adapun permasalahan yang diajikan dalam penelitian ini adalah: “Seberapa Besar Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Terhadap Produktivitas Guru TK di Kabupaten Asahan ?”

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui Pendidikan dan Pelatihan Guru TK di

Kabupaten Asahan.

2. Untuk mengetahui Produktivitas Kerja Guru TK di Kabupaten

Asahan.

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Pendidikan dan

Pelatihan (DIKLAT) terhadap Produktivitas Kerja Guru TK di

(18)

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Bagi penulis secara subjektif adalah sebagai suatu tahapan untuk melatih

dan mengembangkan kemampuan berfikir secara sistematis dan teoritis

dalam memecahkan suatu permasalahan secara objektif dan kritis melalui

suatu karya ilmiah sehingga diperoleh suatu kesimpulan yang bersifat

teruji dan berguna

2. Bagi mahasiswa lainnya sebagi khasanah ilmiah untuk penelitian lainnya.

3. Bagi FISIP-USU khususnya Departemen Ilmu Administrasi Negara

sebagai bahan referensi, bahan kajian dan bahan perbandingan bagi

mereka yang memerlukannya dan orang-orang yang tertarik dengan

pemasalahan ini.

1.5 Kerangka Teori

Dalam rangka menyusun penelitian ini dan untuk mempermudah penulis

didalam menyelesaikan penelitian ini, maka diperlukan suatu landasan berfikir

yang dijadikan pedoman untuk menjelaskan masalah yang sedang disorot.

Pedoman tersebut disebut kerangka teori. Menurut Sugiyono (2005 : 55)

menyebutkan landasan teori perlu ditegakkan agar penelitian itu mempunyai dasar

yang kokoh dan bukan sekedar perbuatan coba-coba. Dengan demikian yang

(19)

1.5.1 Pendidikan dan Pelatihan

1.5.1.1 Pengertian Pendidikan dan Pelatihan

Pendidikan dan Pelatihan menurut Cahyono (2012) adalah suatu kegiatan

organisasi yang bertujuan untuk dapat memperbaiki sikap, tingkah laku

ketrampilan dan pengetahuan pegawai sesuai dengan keinginan organisasi”.

Menurut Sri Hardiati (2001 :64) : Pendidikan dan pelatihan mengandung beberapa

tahapan diantaranya yaitu:

a. Tahap penilaian (asesment)

b. Tahap pelaksanan (implementation)

c. Tahap evaluasi (evaluation)

Dengan diberikanya pendidikan dan pelatihan kepada Pegawai secara

otomatis maka pengetahuanya akan bertambah dan dapat memperbaiki hasil

pekerjanya yang selama ini masih kurang sehinga akan meningkatkan

produktivitas kerjanya pada catatan instansi. Pendapat diatas didukung oleh

Admodiwiro (2002:35) “Proses penyelengaran belajar mengajar dalam rangka

meningkatkan kemampuan pegawai negeri sipil”. Dengan demikian dapat kita

katakan bahwa konsep pendidikan dan pelatihan berfokus kepada peningkatan

atau perbaikan penyempurnan pengetahuan, ketrampilan sikap dan prilaku

seorang pegawai. Pendidikan dan Pelatihan diberikan untuk merangsang

produktivitas kerja pegawai dalam menjalankan aktivitas kerjanya, sehinga tujuan

akan mudah tercapai.

Menurut Notoatmodjo (2003:28) Pendidikan dan pelatihan adalah

merupakan upaya untuk mengembangkan sumber daya manusia, terutama untuk

(20)

Hasibuan (2003:9) pendidikan dan pelatihan merupakan proses peningkatan

keterampilan kerja baik tekhnis maupun manajerial. Pendidikan berorientasi pada

teori, dilakukan dalam kelas, berlangsung lama dan biasanya menjawab why.

Sedangkan pelatihan berorientasi di lapangan, berlangsung singkat dan biasanya

menjawab how. Simamora (2001 :28-290), mengemukakan tujuan utama

pelatihan secara luas yaitu :

1. Memutakhirkan keahlian para pegawai sejalan dengan perubahan

teknologi.

2. Mengurangi waktu belajar bagi para pegawai baru untuk menjadi

kompeten dalam pekerjan.

3. Membantu memecahkan permasalahan.

4. Mempersiapkan pegawai untuk promosi. Mengorientasikan pegawai

terhadap organisasi.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa

pendidikan dan pelatihan pegawai merupakan suatu keterampilan - keterampilan

dan pengetahuan berdasarkan aktivitas kerja yang sesungguhnya terinci dan rutin

agar dapat menjalankan dan menyelesaikan pekerjan yang diberikan kepada

pegawai. Tujuan Diklat pegawai tersebut akan tercapai apabila telah sesuai

dengan kriteria yang dikemukakan Simamora, yakni:

a. Metode Diklat : Metode pelatihan yang cocok untuk gaya belajar

para peserta

b. Isi pendidikan dan pelatihan (Diklat) : Apakah isinya relevan dan

sejalan dengan kebutuhan pelatihan

(21)

mempunyai sikap dan ketrampilan dalam menyampaikan materi

dan mendorong peserta untuk belajar.

1.5.1.2 Pengertian Pengembangan Sumber Daya Manusia

Notoadmojo (2002:21) mengemukakan dua pengertian pengembangan

sumber daya manusia. Secara makro, pengembangan sumber daya manusia

(human resources development) adalah suatu proses peningkatan kualitas atau

kemampuan manusia dalam rangka mencapai suatu tujuan pembangunan bangsa.

Secara mikro, pengembangan sumber daya manusia adalah suatu proses

perencanaan pendidikan, pelatihan dan pengelolaan tenaga atau karyawan untuk

mencapai suatu hasil yang optimal dapat berupa jasa maupun benda atau uang.

1.5.1.3 Tujuan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Notoadmojo (2003:20) mengatakan pengembangan sumber daya manusia

baik secara makro maupun secara mikro pada hakikatnya adalah merupakan

upaya untuk merealisasikan semua kebutuhan-kebutuhan manusia yakni :

kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan jaminan keamanan, kebutuhan sosial,

kebutuhan akan pengakuan dan penghargaan, serta kebutuhan akan kesempatan

untuk mengembangkan diri. Kebutuhan untuk mengembangkan diri merupakan

kebutuhan yang paling tinggi bagi setiap orang. Realisasi pengembangan diri ini

bermacam-macam bentuk, antara lain melalui pendidikan yang lebih tinggi atau

pelatihan-pelatihan peningkatan kemampuan. Dalam suatu organisasi, kesempatan

untuk meningkatkan kemampuan melalui pendidikan atau pelatihan, baik bergelar

atau pun non gelar merupakan usaha untuk memberikan kesempatan bagi

(22)

1.5.1.4 Langkah-Langkah Pengembangan Sumber Daya Manusia

a. Pendidikan dan pelatihan (Diklat)

Pendidikan dan pelatihan adalah merupakan upaya untuk mengembangkan

sumber daya manusia, terutama untuk mengembangkan kemampuan intelektual

dan kepribadian manusia. Pendidikan dan pelatihan menurut Notoadmojo

(2003:28) adalah merupakan upaya untuk mengembangkan sumber daya manusia,

terutama untuk mengembangkan kemampuan intelektual ketrampilan manusia.

Notoadmojo (2003:30) mengatakan pentingnya program pendidikan dan pelatihan

bagi suatu organisasi disebabkan beberapa alasan. Pertama, sumber daya manusia

atau pegawai yang menduduki suatu jabatan dalam organisasi, belum tentu

mempunyai kemampuan yang sesuai dengan persyaratan yang diperlukan dalam

jabatan tersebut ( the right man on the right place). Kedua, dengan adanya

kemajuan ilmu dan teknologi maka jabatan-jabatan yang dulu belum diperlukan,

sekarang diperlukan. Maka diperlukan penambahan atau peningkatan kemampuan

yang diperlukan oleh jabatan tersebut. Ketiga, promosi sebagai salah satu cara

untuk mengembangkan sumber daya manusia harus diberikan kepada pegawai

yang telah memiliki kecakapan untuk jabatan yang lebih tinggi. Keempat, dimasa

pembangunan ini organisasi-organisasi, baik pemerintah maupun swasta, merasa

terpanggil untuk melaksanakan pelatihan-pelatihan bagi karyawan atau

pegawainya agar diperoleh efektivitas dan efisiensi kerja sesuai dengan masa

pembangunan.

Pada garis besarnya dibedakan adanya dua macam metode atau

(23)

pegawai, yakni :

1. Metode di luar pekerjaan (off the job site), pendidikan dan pelatihan

dengan menggunakan metode ini berarti pegawai sebagai peserta diklat ke

luar sementara dari kegiatan atau pekerjaannya. Kemudian mengikuti

pendidikan dan pelatihan, dengan menggunakan teknik-teknik belajar

mengajar seperti lazimnya. Pada umumnya metode ini mempunyai dua

macam teknik, yaitu :

- Teknik presentasi informasi, dengan menyajikan informasi, yang

tujuannya mengintroduksikan pengetahuan, sikap dan keterampilan

baru kepada para peserta yang nantinya akan diadopsi oleh peserta

pendidikan dan pelatihan (Diklat) di dalam pekerjaannya nanti. Yang

termasuk kedalam teknik ini antara lain adalah ceramah biasa, teknik

diskusi, teknik peniruan perilaku dan teknik magang.

- Metode-metode simulasi merupakan suatu peniruan karakteristik atau

perilaku tertentu dari dunia riil sedemikian rupa sehingga peserta diklat

dapat merealisasikan seperti keadaan sebenarnya di tempat kerja.

Metode-metode simulasi ini mencakup simulator alat-alat, studi kasus,

permainan peranan, teknik penyelesaian berbagai macam masalah.

2. Metode di dalam pekerjaan (on the job site), pelatihan ini berbentuk

penugasan pegawai-pegawai baru kepada pegawai yang sudah

berpengalaman untuk membimbing atau mengerjakan kepada para

pegawai baru. Para pegawai baru ini diharapkan dapat memberikan suatu

contoh-contoh pekerjaan yang baik, dan memperlihatkan penanganan

(24)

pegawai baru tersebut setelah pelatihan berakhir. Cara ini bisa disebut

sebagai mentoring. Cara ini dianggap sangat ekonomis dan efisien karena

tidak perlu membiayai para trainers dan trainee. Setelah berakhirnya

pendidikan dan pelatihan, seyogiyanya dilakukan evaluasi terhadap proses

dan hasilnya. Evaluasi terhadap proses mencakup organisasi

penyelenggaraan diklat dan penyampaian materi diklat. Sedangkan

evaluasi terhadap hasil mencakup evaluasi sejauh mana materi yang

diberikan itu dapat secara formal dalam arti dengan mengedarkan

kuisioner yang harus diisi oleh para peserta diklat. Tetapi juga dapat

dilakukan secara formal, yakni melakukan diskusi antara peserta dengan

panitia.

b. Kegiatan non-diklat

Ada banyak kegiatan pengembangan yang dapat dilakukan atau diikuti

baik secara mandiri maupun secara organisasi oleh instansinya atau pihak luar

instansinya. Kegiatan pengembangan sumber daya manusia secara mandiri dapat

berupa :

1. Membaca buku teks, referensi dan media cetak lainnya.

2. Menonton program pendidikan dan pelatihan melalui TV, Video, atau

media proyeksi lainnya.

3. Mendengar siaran radio, kaset, atau media terekam lainnya.

4. Melalui komputer atau internet.

5. Menulis buku, refrensi ataupun artikel.

6. Kegiatan pengembangan sumber daya manusia yang diorganisasi oleh

(25)

pameran (expose), studi banding dan wisata karya.

c. Motivasi

Hasibuan (2005:95) mengatakan motivasi adalah pemberian daya

penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang , agar mereka

mau bekerjasama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya

upayanya untuk mencapai kepuasan. Motivasi mempersoalkan bagaimana

caranya mendorong gairah kerja bawahan, agar mereka mau bekerja keras

dengan memberikan semua kemampuan dan keterampilannya untuk

mewujudkan tujuan perusahaan. Karena pada dasarnya perusahaan bukan

saja mengharapkan karyawan yang “mampu, cakap dan terampil”. Tetapi

yang terpenting mereka mau bekerja giat dan berkeinginan untuk

mencapai hasil kerja yang optimal. Kemampuan, kecakapan dan

keterampilan karyawan tidak ada artinya bagi perusahaan, jika mereka

tidak mau bekerja keras mempergunakan kemampuan, kecakapan dan

keterampilan yang dimilikinya.

1.5.2 Produktivitas Kerja

1.5.2.1 Pengertian Produktivitas Kerja

Produktivitas menurut Dewan Produktivitas Nasional mempunyai

pengertian sebagai sikap mental yang selalu berpandangan bahwa mutu kehidupan

hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari

ini. Pada dasarnya produktivitas kerja belum semata-mata diajukan untuk

mendapatkan hasil kerja sebanyak-banyaknya, melainkan kualitas kerja penting

(26)

oleh individu yaitu bagaimana seseorang melaksanakan pekerjaannya atau unjuk

kerja (job Performance).Memahami konsep dan teori produktivitas secara baik

dapat dilakukan dengan cara membedakannya dari efekivitas dan efisiensi.

Efektivitas dapat didefinisikan sebagai tingkat ketepatan dalam memilih atau

menggunakan suatu metode untuk melakukan sesuatu (efektif = do right tings).

Efisiensi dapat diartikan sebagai tingkat ketepatan dan berbagai kemudahan dalam

melakukan sesuatu (efisiensi = do things right).”.

Produktivitas memilki dua dimensi, dimensi pertama adalah efektivitas

yang mengarah kepada pencapaian unjuk kerja yang maksimal yaitu pencapaian

target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas, dan waktu, dan yang kedua yaitu

efisiensi yang berkaitan dengan upaya membandingkan input dengan realisasi

penggunaannya atau bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan (Umar, 2004) .

Berdasarkan hasil penelitian, (Timpe, 1989 : 110-112) berhasil menjaring

karakteristik kunci profil pegawai yang produktif. Karakteristik yang dimaksud

adalah sebagai berikut:

1. Lebih dari sekedar memenuhi kualifikasi pekerjaan.

2. Bermotivasi tinggi.

3. Mempunyai orientasi pekerjaan.

4. Dewasa.

5. Dapat bergaul dengan efektif.

1.5.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja

Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja pegawai menurut

(27)

1. Menyangkut kualitas dan kemampuan kondisi pegawai

Kualitas dan kemampuan fisik dipengaruhi oleh tingkat pendidikan,

latihan, motivasi kerja dari pegawai yang bersangkutan. Pemupukan

motivasi dan sifat kerja yang harus selalau berorientasi pada

produktivitas membutuhkan teknik-teknik tertentu antara lain

menciptakan iklim dan lingkungan kerja yang menyenangkan.

Adapun kemampuan yang harus dimiliki seorang guru TK sebagai

tenaga pendidik menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005

yang mengatur Standar Nasional Pendidikan Bab VI mengenai Standar

Pendidik dan Tenaga kependidikan, Bagian Kesatu tentang Pendidik,

Pasal 28 Ayat 3, menyebutkan bahwa kompetensi yang harus dimiliki

guru sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan

menengah, serta pendidikan anak usia dini, termasuk di dalamnya guru

TK

meliputi :

a. Kompetensi Pedagogik

“Kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang

meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan

pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan

pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai

potensi yang dimilikinya.”

(28)

“Kepribadian pendidik yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan

berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak

mulia.”

c. Kompetensi Profesional

“Kemampuan pendidik dalam penguasaan materi pembelajaran

secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing

peserta didik memperoleh kompetensi yang ditetapkan.”

d. Kompetensi Sosial

“Kemampuan pendidik berkomunikasi dan berinteraksi secara

efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga

kependidikan, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat.”

Selain kompetensi di atas, terdapat pula beberapa keterampilan yang perlu

dikuasai guru TK menurut Janice J. Beaty (1994) yaitu :

a. Memelihara keselamatan kelas (Maintaining a safe a classroom)

b. Memelihara kesehatan kelas (Maintaining a healthy classroom)

c. Membangun lingkungan belajar (Establishing a learning

environment)

d. Meningkatkan Keterampilan fisik (Advancing physical skills)

e. Meningkatkan Keterampilan komunikasi (Advancing communication

skills)

f. Meningkatkan Keterampilan kreativitas (Advancing creative skills)

g. Menumbuhkan konsep diri positif (Building a positive self-concept)

h. Memperkenalkan keterampilan sosial (Promoting social skills)

(29)

j. Memperkenalkan peran serta keluarga (Promoting family

involvement)

k. Menyediakan pengelolaan program (Providing program management)

l. Menanamkan sikap profesionalisme (Promoting professionalism)

2. Sarana pendukung

Sarana pendukung digunakan untuk meningkatkan produktivitas kerja

pegawai dapat dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu :

a. Menyangkut tempat mereka kerja termasuk teknologi, tingkat

kesehatan dan keselamatan dalam lingkungan kerja itu sendiri.

b. menyangkut kesejahteraan seluruh pegawai yang tercermin dalam

sistem pengupahan dan jaminan sosial.

Untuk mengetahui produktivitas kerja dari setiap karyawan maka perlu

dilakukan sebuah pengukuran produktivitas kerja. Pengukuran produktivitas

tenaga kerja menurut sistem pemasukan fisik per orang atau per jam kerja orang

ialah diterima secara luas, dengan menggunakan metode pengukuran waktu

tenaga kerja (jam, hari atau tahun). Pengukuran diubah ke dalam unit-unit pekerja

yang diartikan sebagai jumlah kerja yang dapat dilakukan dalam satu jam oleh

pekerja yang bekerja menurut pelaksanakan standar (Muchdarsyah Sinungan ,

2005: 262.). Adapun dimensi produktivitas kerja menurut Sinungan adalah :

a. Tanggung jawab

b. Kehadiran

(30)

d. Mutu pekerjaan

e. Kerjasama

f. Kehandalan

1.5.3 Hubungan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) dengan Produktivitas Kerja

Pelatihan pada pegawai Flippo (1980 : 2) yang menyebutkan: “Pendidikan

dan latihan dapat meningkatkan produktivitas kerja dalam kuantitas maupun

kualitas. Kecakapan yang lebih tinggi dapat meningkatkan hasil dan dapat

menghasilkan kualitas yang baik”.

Dalam hal ini pendidikan dan pelatihan (DIKLAT) yang dilaksanakan

pemerintah kabupaten asahan menuntut kualitas guru TK sebagai pendidik seperti

kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi professional dan

kompetensi sosial yang menunjang produktivitas kerja sebagai tenaga pendidik

sesuai visi dan misi pendidikan yang tertuang pada Undang-Undang Sistem

Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 dengan tujuan mencerdaskan kehidupan

bangsa sebagai kaderisasi sumber daya manusia.

1.6 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban atau dugaan sementara tentang suatu

rumusan masalah penelitian yang kebenarannya perlu diuji dan dibuktikan melalui

penelitian. Suatu hipotesis dapat dianggap benar apabila disertai dengan

fakta-fakta dan bukti-bukti yang nyata. Adapun hipotesis yang penulis kemukakan

(31)

1. Hipotesis Nol (Ho)

Bahwa tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan antara Pendidikan

dan Pelatihan terhadap Produktivitas Kerja Guru TK di Kabupaten Asahan.

2. Hipotesis Kerja (Ha)

Bahwa Pendidikan dan Pelatihan memberi pengaruh yang positif dan

signifikan terhadap Produktivtas Kerja Guru TK di Kabupaten Asahan.

1.7 Definisi Konsep

Adapun definisi konsep dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Pendidikan dan Pelatihan adalah adalah suatu kegiatan organisasi yang

bertujuan untuk dapat memperbaiki sikap, tingkah laku, ketrampilan dan

pengetahuan pegawai sesuai dengan keinginan organisasi.

b. Produktivitas Kerja adalah efektivitas yang mengarah kepada pencapaian

unjuk kerja yang maksimal yaitu pencapaian target yang berkaitan dengan

kualitas, kuantitas, dan waktu, dan yang kedua yaitu efisiensi yang

berkaitan dengan upaya membandingkan input dengan realisasi

penggunaannya atau bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan.

1.8 Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan uraian dari konsep yang sudah

dirumuskan dalam bentuk indikator-indikator agar lebih memudahkan dalam

(32)

dalam penelitian ini yaitu :

1. Variabel bebas (X) Keberhasilan Pendidikan dan Pelatihan dengan

indikator, sebagai berikut :

a. Waktu pelaksanaan

Waktu pelaksanaan diklat adalah kesesuaian pelaksanaan diklat dengan

waktu yang telah ditetapkan.

b. Kemampuan instruktur

Instruktur adalah seseorang yang dapat ditugasi memberikan fasilitas

dalam agenda pembelajaran diklat, menguasai materi dan mampu

mentransfer ilmu pengetahuan kepada peserta diklat.

c. Peserta

Peserta diklat adalah pegawai yang telah memenuhi syarat untuk

mengikuti pendidikan dan pelatihan yang dilakukan dalam suatu

organisasi

d. Isi diklat/Materi diklat

Materi diklat adalah yang digunakan tenaga pengajar saat kegiatan diklat

berlangsung dimana materi harus sesuai dengan tujuan pelatihan dengan

tingkat kinerja untuk mengembangkan aspek kognitif, afektif dan

psikomotorik tenaga kerja terhadap tugas pekerjaannya.

e. Kurikulum diklat

Kurikulum diklat merupakan suatu cara sistematis yang dapat memberikan

deskripsi secara luas serta dapat mengkondisikan penyelenggaraan

pendidikan dan pelatihan untuk mengembangkan aspek kognitif, dan

(33)

f. Metode diklat

Metode pelatihan pendidikan diklat merupakan suatu cara sistematis yang

dapat memberikan deskripsi secara luas serta dapat mengkondisikan

penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan untuk mengembangkan aspek

kognitif, dan psikomotorik tenaga kerja terhadap tugas pekerjaannya.

g. Fasilitas diklat

Merupakan saran dan prasarana diklat yang merupakan alat bantu dan

fasilitas penunjang yang digunakan untuk menjamin efektivitas agenda

pembelajaran. Sarana dan prasarana diklat pelatihan dari instansi lain

dengan memperhatikan kesesuaian standar persyaratan setiap jenis jenjang

dan program diklat serta jumlah peserta diklat.

h. Pengelola diklat

Pengelola diklat adalah orang-orang yang mengoptimalkan seluruh

komponen diklat untuk mencapai sasaran diklat secara efektif dan efisien.

2. Variabel (Y) Produktivitas Kerja dengan indikator, sebagai berikut :

a. Tanggung jawab

b. Kehadiran

c. Pemanfaatan waktu

d. Mutu pekerjaan

e. Kerjasama

(34)

BAB II

METODE PENELITIAN

2.1 Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang penulis gunakan adalah bentuk penelitian

korelasional, yaitu penelitian yang tujuannya adalah untuk melihat adakah

pengaruh dan seberapa besar pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel

terikat (Y). Dan untuk memperkuat hipotesis tersebut, maka penulis menggunakan

analisis kuantitatif sehingga diharapkan dapat menjelaskan apakah ada pengaruh

pendidikan dan pelatihan (Diklat) terhadap produktivitas kerja guru TK di

kabupaten Asahan.

2.2 Lokasi Penelitian

Adapun yang menjadi lokasi penelitian ini adalah Kantor Dinas

Pendidikan Kabupaten Asahan

2.3 Populasi dan Sampel 2.3.1 Populasi

Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian yang dapat berupa

manusia, benda, hewan, tumbuhan, gejala, nilai test, atau peristiwa sebagai

sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian. Adapun

yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah Guru TK yang Ada di

(35)

2.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Pengambilan sebagian itu dimaksudkan sebagai refresentatif

dari seluruh populasi, sehingga kesimpulan juga berlaku bagi keseluruhan

populasi.

Menurut Arikunto, bila populasi kurang dari 100 orang, maka diambil

keseluruhannya, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.

Selanjutnya jika populasi lebih dari 100 orang, maka dapat diambil 10-15 persen

atau 20-25 persen sampel atau lebih. Penulis mengambil sampel penelitian

sebanyak 30 persen dari populasi penelitian yakni berjulah 38 orang.

2.4 Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder, dimana

dalam pengumpulan data dilakukan dengan cara:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh melalui pengamatan langsung terhadap

gejala-gejala yang dapat diamati dari objek penelitian. Cara-cara yang dilakukan

adalah:

a) Angket (kuesioner), yaitu mengajukan pertanyaan secara tertutup

yang disebarkan kepada guru TK di Kabupaten Asahan, Sumatera

Utara.

b) Metode wawancara (interview), yaitu mengadakan tanya jawab

langsung kepada pihak-pihak yang terkait dan memiliki relevansi

(36)

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang mendukung data primer yang diperoleh dari:

a) Penelitian kepustakaan yang bersumber dari buku-buku.

b) Dokumentasi dari Dinas Pendidikan Kabupaten Asahan Sumatera

Utara dan sumber-sumber lainnya yang berkaitan dengan masalah

penelitian.

2.5 Teknik Penentuan Skor

Untuk menganalisa data yang diperoleh, dianalisis dengan analisis

kuantitatif dengan melihat korelasi antara variabel X dengan variabel Y. Teknik

penentuan skor dalam penelitian ini adalah dengan memakai skala ordinat untuk

menilai secara umum jawaban dari angket. Adapun penentuan skor adalah:

 Jawaban a diberi skor 5

 Jawaban b diberi skor 4

 Jawaban c diberi skor 3

 Jawaban d diberi skor 2

 Jawaban e diberi skor 1

Untuk penentuan klasifikasi jawaban variable didasarkan atas skala interval

dengan terlebih dahulu menghitung panjang kelas (p) yang ditentukan dengan:

s banyakkela

g ren

p tan ….

Rentang = skor maksimum – skor minimum

(37)

Sehingga dapat diketahui kategori jawaban responden untuk masing-masing

variabel, yaitu:

Kategori jawaban responden.

2.6 Teknik Analisis Data

2.6.1 Koefisien Korelasi Product Moment

Selanjutnya untuk mengetahui hubungan antara variable digunakan

analisis korelasi Product Moment sebagaiman disebutkan Sugiyono dengan rumus

sebagai berikut:

X = Skor variabel bebas (Pendidikan dan Pelatihan / DIKLAT)

Y = Skor Variabel terikat (Produktivitas Kerja)

(38)

Untuk mengetahui adanya hubungan yang tinggi, sedang atau rendah

antara kedua variabel berdasarkan nilai r (koefisien korelasi) digunakan penafsiran

atau interpretasi angka sebagai berikut:

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199

diperoleh berarti atau tidak dan bagaimana tingkat hubungannya melalui tabel

korelasi. Tabel korelasi menentukan batas-batas r yang signifikan. Bila nilai r

tersebut signifikan, artinya hipotesis alternatif (Ha) diterima.

2.6.2 Uji “t”

Untuk menguji keberartian koefisien antara variable, digunakan uji

statistic t dengan rumus:

(Sutrisno hadi,2001:365) Kriteria pengujian adalah:

- jika harga t hitung < t tabel maka hipotesis alternatif ditolak.

(39)

2.6.3 Koefisien Determinan

Selanjutnya untuk mengetahui besarnya hubungan variable bebas dengan

variable terikat, maka digunakan uji determinasi (D) dimana :

 

r 2x100% Dxy

Keterangan:

D = Koefisien Determinan

(40)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1 Sejarah Singkat Dinas Pendidikan Kabupaten Asahan

Nama Dinas Pendidikan Kabupaten Asahan yang saat ini berdiri berasal

dari gabungan 2 nama lembaga dinas yaitu :

1. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Asahan

2. Departemen Pendidikan Nasaional Kabupaten Asahan

Pada tahun 2001 dengan adanya otonomi daerah maka 2 lembaga tersebut yakni

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Asahan, dan Departemen

Pendidikan Nasaional Kabupaten Asahan dilebur menjadi satu, yaitu Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Asahan. Sebelum tahun 2001 Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Asahan tunduk penuh kepada Pemerintah

Kabupaten Asahan. Sedangkan Departemen Pendidikan Nasional tunduk kepada

Menteri Pendidikan Nasional.

o Perubahan nama dua lembaga menjadi satu nama tersebut tertuang

pada Peraturan Daerah Kabupaten Asahan No. 4 tahun 2013

tentang pembentukan dan susunan Organisasi. Dinas Daerah

Kabupaten Asahan. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten

Asahan No. 6 tahun 2008 tentang susunan organisasi dinas-dinas di

lingkungan Kabupaten Asahan nama Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan berubah menjadi Dinas Pendidikan Kabupaten

(41)

Kabupaten Asahan mulai dari otonomi daerah sampai saat ini

adalah :

 Drs. H. Sofyan, MM. Mulai menjabat pada tahun 2001-2003

 Drs. H. Mahendra. Mulai menjabat pada tahun 2003-2008

 Drs. H. Ismail. Mulai menjabat pada tahun 2008-2009

 Drs. H. Bambang Bulyanto, M.Pd. Mulai menjabat pada tahun 2009-2010

 Drs. H. Zainal Aripin Sinaga. Mulai menjabat pada tahun 2010-2012

 Drs. H. Ismail. Mulai menjabat pada tahun 2012 sampai sekarang

3.2 Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategis dan Kebijakan Dinas Pendidikan Kabupaten Asahan

Visi dan Misi Dinas Pendidikan Kabupaten Asahan

Pembangunan bidang pendidikan di Kabupaten Asahan merupakan

bagian dari pencapaian RPJMD Kabupaten Asahan 2010-2015. Karena itu

perumusan Visi dan Misi Dinas Pendidikan Kabupaten Asahan harus mengacu

pada pencapaian visi dan misi Bupati Asahan dan RPJMD Kabupaten Asahan .

Disamping itu, juga harus tetap berpedoman pada tiga pilar kebijakan pemerintah

di bidang pendidikan, yaitu (1) pemerataan dan perluasan akses; (2) peningkatan

mutu, relevansi dan daya saing; dan (3) penguatan tata kelola, akuntabilitas, dan

citra publik.

Kehidupan global yang penuh persaingan dan kompetitif harus disikapi

oleh setiap pengambil kebijakan pendidikan atau pemangku kepentingan

(stakeholder) pendidikan. Kehidupan global yang ditandai dengan “dunia tanpa

(42)

(borderless information), masyarakat ilmu pengetahuan (knowledge society), dan

masyarakat mega kompetisi (mega competition society), memerlukan sumber

daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas dihasilkan

melalui suatu sistem pendidikan yang berkualitas. Sistem pendidikan yang

berkualitas harus direncanakan dan dikelola secara profesional, yang diawali

dengan perumusan visi dan misi yang tepat berdasarkan kemampuan dan

dukungan sumber daya yang tersedia. Penetapan rumusan visi dan misi Dinas

Pendidikan Kabupaten Asahan juga disesuaikan dengan tuntutan era globalisasi

dengan segenap dampak yang diakibatkannya.

Disamping itu, pendidikan bukan hanya membentuk manusia yang cerdas

dan memiliki intelektual yang tinggi, tetapi sekaligus manusia yang memiliki

keunggulan dalam budaya, akhlak mulia, dan budi pekerti. Karena itu, perumusan

visi dan misi Dinas Pendidikan Kabupaten Asahan dilakukan dengan tetap

memperhatikan keseimbangan antara kecerdasan intelektual, kecerdasan

emosional, dan kecerdasan spiritual. Pendidikan diharapkan menghasilkan

manusia yang cerdas, memiliki karakter, menyadari hakikat keberadaan dirinya,

keberadaan llingkungannya, dan keberadaan bangsanya.

Untuk mewujudkan progam pembangunan pendidikan seperti yang telah

(43)

1. Visi Dinas Pendidikan Kabupaten Asahan :

Visi tersebut memberikan gambaran mengenai harapan masa depan yang

ingin dicapai yakni Mewujudkan Masyarakat Asahan yang cerdas dalam

arti “ sempurna perkembangan akal budinya sehingga mampu untuk

berpikir dan mengerti, cerdas dimaksudkan bahwa masayarakat memiliki

pendidikan dan pengetahuan yang cukup untuk mampu berperan sebagai

problem solver, yang akan membawa kehidupan ke arah yang lebih baik,

sehingga mandiri, dalam pengertian memiliki kemampuan untuk

memanfaatkan potensi dirinya menjadi lebih produktif , mampu bersaing

dan berperan serta dalam pembangunan yang pada akhirnya semua yang

dimiliki harus dilandasi keimanan dan ketaqwaan Terhadap Tuhan Yang

Maha Esa.

Pembangunan pendidikan di Kabupaten Asahan mengarahkan dan

menekankan pendidikan sebagai motor penggerak menuju masyarakat

mandiri. Arah pembentukan masyarakat mandiri ini diikuti oleh proses

transformasi dalam budaya masyarakat yang menandai suatu perubahan

dari masyakat melalui pengembangan potensinya sebagai sumber daya

melalui pendidikan. Perkembangan ini diharapkan dapat diwujudkan baik

melalui pendidikan formal, non-formal, maupun informal.

TERWUJUDNYA MASYARAKAT ASAHAN YANG CERDAS DAN

MANDIRI DILANDASI KEIMANAN DAN KETAQWAAN TERHADAP

(44)

2. Misi Dinas Pendidikan Kabupaten Asahan

Sejalan dengan yang telah difokuskan tersebut, visi Dinas Pendidikan

Kabupaten Asahan tersebut dikemas dalam beberapa Misi sebagai berikut:

 Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan ajaran agama yang dianut

dan nilai-nilai budaya sehingga menjadi sumber kearifan bertindak dalam

diri peserta didik Formal, Non Formal dan Informal.

 Menyelenggarakan Program Pendidikan Anak Usia Dini, Wajib Belajar 9

Tahun dan menyiapkan Program Wajib Belajar 12 Tahun serta pendidikan

Non Formal dan Informal ;

 Meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik dan tenaga kependidikan;

 Meningkatkan mutu sarana dan prasarana pendidikan melalui 3 (tiga) pilar

kekuatan, yaitu pemerintah, partisipasi masyarakat, Dunia Usaha dan

Dunia Industri;

 Meningkatkan kualitas/mutu lulusan setiap jenjang pendidikan berbasis

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;

 Meningkatkan pembinaan terhadap Lembaga Kursus dan Pelatihan (

LKP ) serta penuntasan masyarakat buta aksara;

3. Tujuan Dinas Pendidikan Kabupaten Asahan

Tujuan di dalam Renstra merupakan penjabaran dari visi dan misi yang

akan dicapai oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Asahan, yang dilengkapi dengan

rencana sasaran yang hendak dicapai dan berfungsi sebagai panduan dalam

(45)

Tujuan dalam Rencana Strategis Dinas Pendidikan Kabupaten Asahan

Tahun 2011 – 2015, harus lebih tajam dari misi, tetapi masih cukup luas untuk

dapat mendorong lahirnya kreatifitas dan inovasi untuk mencapainya bagi semua

unit kerja yang ada di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Asahan, termasuk

satuan pendidikan. Dengan mengacu pada visi dan misi, maka tujuan Dinas

Pendidikan Kabupaten Asahan dirumuskan sebagai berikut:

Misi Pertama : Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan ajaran agama yang

dianut dan nilai-nilai budaya sehingga menjadi sumber kearifan bertindak dalam

diri peserta didik Formal, Non Formal dan Informal, memiliki tujuan:

 Menanamkan budi pekerti dan akhlaq mulia melalui pendidikan

formal,non formal dan informal,

 Memfilterrisasi budaya – budaya luar yang negatif akibat kemajuan

IPTEK

 Menghasilkan peserta didik yang santun, sosial dan berbudaya dalam

hidup bermasyarakat.

Misi Kedua : Menyelenggarakan Program Pendidikan Anak Usia Dini, Wajib

Belajar 9 Tahun dan menyiapkan Program Wajib Belajar 12 Tahun serta

pendidikan Non Formal dan Informal, memiliki tujuan:

 Memperluas dan meratanya akses pendidikan dengan cara memperbesar

daya tampung setiap tingkat satuan pendidikan Formal, Non Formal dan

Informal;

 Menuntaskan Wajib Belajar 9 Tahun dan siap memasuki Wajar Dikdas 12

(46)

Misi Ketiga: Meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik dan tenaga

kependidikan, memiliki tujuan:

 Bertambahnya tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang profesional

dan handal, yang mampu menguasai dan mengelola informasi;

 Diterapkannya proses pembelajaran yang bermutu dan berkualitas;

Misi Keempat: Meningkatkan mutu sarana dan prasarana pendidikan melalui 3

(tiga) pilar kekuatan, yaitu pemerintah, partisipasi masyarakat, Dunia Usaha dan

Dunia Industri, memiliki tujuan:

 Meningkatnya kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana pendidikan

dalam mendukung proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, dan

menyenangkan;

 Terciptanya iklim pembelajaran yang kondusif;

Misi Kelima: Meningkatkan kualitas/mutu lulusan setiap jenjang pendidikan

berbasis Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, memiliki tujuan:

 Meningkatkan daya saing lulusan untuk melanjutkan pendidikan pada

jenjang pendidikan yang lebih tinggi;

 Terserapnya lulusan di dunia kerja atau dunia industri;

 Meningkatkan pelaksanaan Proses Belajar Mengajar yang disesuaikan

dengan Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi.

Misi Keenam: Meningkatkan pembinaan terhadap Lembaga Kursus dan Pelatihan

(47)

 Meningkatnya kualitas program peningkatan kecakapan hidup (life skill)

dan keterampilan bagi masyarakat;

 Meningkatnya kualitas layanan program kesetaraan dan program

keaksaraan dengan jumlah warga belajar yang semakin sedikit;

 Memperkecil angka buta aksara melalu program / kegiatan penuntasan

buta aksara.

4. Sasaran, Strategi, dan Kebijakan

Setiap program/kegiatan yang disusun dalam Rencana Strategis harus

memuat sasaran, strategi, dan kebijakan untuk mencapai program/kegiatan yang

bersangkutan. Tujuan yang bersifat umum dan kualitatif, merupakan instrumen

yang paling praktis dalam mengarahkan semua usaha menuju perubahan yang

dikehendaki. Rumusan tujuan memberikan arahan pada perumusan sasaran yang

bersifat kuantitatif. Sasaran merupakan pernyataan kuantitatif dari suatu hal

tertentu yang yang akan dicapai dalam kurun waktu tertentu. Strategi merupakan

cara, kiat atau teknik yang akan dilakukan dengan memanfaatkan sumber daya

yang ada untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Strategi

disusun sedemikian rupa agar dapat terfokus pada elemen-elemen kunci.

Sedangkan kebijakan ditetapkan agar program dan kegiatan tidak menyimpang

dari koridor aturan-aturan yang ada. Untuk menjaga sinergisitas pembangunan,

maka perumusan strategi juga harus mempertimbangkan berbagai kebijakan

nasional. Selain adanya berbagai kebijakan yang sudah berlaku sesuai peraturan

perundang-undangan, diperlukan sejumlah kebijakan spesifiik untuk mencapai

(48)

Di dalam suatu Rencana Strategis, ada suatu jalinan benang merah yang

saling terkait antara visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, dan

program/kegiatan. Jalinan benang merah tersebut dikembangkan berdasarkan tiga

pilar pembangunan bidang pendidikan yang ditetapkan pemerintah, yaitu: (1)

pemerataan dan perluasan akses; (2) peningkatan mutu, relevansi dan, daya saing;

dan (3) penguatan tata kelola, akuntabilitas, dan citra publik. Pola

pengembangannya ditetapkan berdasarkan jenjang pendidikan dan kelompok

kegiatan sesuai Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendidikan Kabupaten Asahan,

yaitu Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK,

Pendidikan Non Formal (PNF), Pendidikan Informal, Peningkatan Mutu

Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PMPT),

Secara khusus, sasaran, strategi, dan kebijakan Dinas Pendidikan

Kabupaten Asahan hingga tahun 2011 – 2015 seperti yang dijelaskan di atas dapat

dipaparkan sebagai berikut:

1. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Pemerataan dan Perluasan Akses Pendidikan

Sasaran :

 Penambahan jumlah lembaga PAUD Non Formal (kelompok

Bermain)

 Pada akhir tahun 2015 setiap kecamatan memiliki 1 TK Negeri

 Penambahan daya tampung pada TK Negeri dan TK Swasta.

(49)

 Mendorong pendirian PAUD (Kelompok Bermain) yang

disediakan oleh Pemkab;

 Pemberdayaan Lembaga PAUD Non Formal yang ada

(penambahan peserta didik),

 Insentif rintisan PAUD diprioritaskan untuk 107 lembaga di Desa

Percontohan

 Pengembangan model TK-SD Satu Atap

 Pembangunan RKB pada TK yang sudah beroperasional

Peningkatan Mutu, Relevansi dan Daya Saing

Sasaran :

 Pengadaan Alat Permainan Edukatif (APE) Dalam dan Luar,

lembaga setiap tahun

 Peningkatan kualifikasi Tutor PAUD menjadi S1

 Memberikan dukungan dana untuk program khusus (MAGANG)

 Memberikan Tunjangan atau insentif untuk Tutor PAUD Non

Formal

 Mengadakan Diklat Tutor PAUD tingkat dasar

 Bimbingan Teknis (Bimtek) peningkatan kompetensi guru TK

 Pemberdayaan Gugus TK 5 gugus setiap tahun.

Strategi :

 Peningkatan kualifikasi Tutor PAUD diprioritaskan yang sudah

(50)

 Pemberian insentif Tutor PAUD diberikan untuk Tutor dengan

kualifikasi minimal SMA dan sudah bertugas minimal 1 tahun

 Diklat PAUD tingkat dasar untuk Tutor yang belum pernah mengikuti

Diklat,

 Tutor inti diberdayakan menjadi Tutor Diklat PAUD tingkat dasar,

 Musyawarah Pamong Kelompok PAUD / Focus Group Discussion

(FGD) diikuti oleh Tutor dari lembaga yang telah memiliki izin

operasional,

Kebijakan :

Pemberian insentif operasional diprioritaskan untuk Lembaga PAUD

yang sudah memiliki izin operasional Dinas Pendidikan Kabupaten

Asahan dan sudah berjalan minimal 1 tahun dan jumlah warga belajar

2. Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun

2.1. Pendidikan SD/MI.

a) Pemerataan dan Perluasan Akses

Sasaran :

 Menurunkan rata-rata rasio jumlah siswa dengan rombel dan

mengurangi sekolah yang menerapkan doble sift dengan

penambahan RKB SD/MI

 Peningkatan standar sarana dan prasarana sekolah sesuai dengan

Permendiknas No 24 tahun 2007, dengan cara pengadaan

meubiler SD Negeri dan Swasta, peningkatan mutu sarana SD

(51)

 Pemberian beasiswa siswa miskin setiap tahun,

Strategi :

 Di daerah berpenduduk padat dan lahan terbatas

dibangun RKB bertingkat,

 RKB diprioritaskan di daerah perkotaan dan pada

sekolah yang menerapkan double sift.

Kebijakan

Prioritas kebutuhan RKB di setiap kecamatan yang tersebar di 25

Kecamatan

a) Peningkatan Mutu Relevansi dan Daya Saing

Sasaran :

 Sampai tahun 2015 pengadaan sarana perpustakaan SD,

pembangunan ruang dan sarana perpustakaan, dan rehabilitasi

ruang perpustakaan

Setiap tahun dilakukan :

 Seleksi peserta olimpiade MIPA jenjang SD/MI di 25 kecamatan,

 Lomba olimpiade MIPA

 Bimtek MIPA SD/MI,

 Pemberian beasiswa berprestasi,

 Pemberian dukungan dana kompetisi tingkat provinsi dan tingkat

(52)

 Diadakannya LCT, Lomba Sekolah Sehat, dan Lomba Wawasan

Wiyata Mandala,

 Dilakukan pembangunan ruang dan sarana laboratorium IPA,

 Mulai tahun pelajaran 2011/2012, pelajaran Muatan Lokal SD

sudah menggunakan standar acuan yang telah ditetapkan

Pemerintah Kabupaten Asahan

 Pada akhir tahun 2015, ada satu SDN dengan status dan

menggunakan pembelajaran berbasis ICT,

Strategi :

 Pembangunan sarana perpustakaan SD di prioritaskan untuk SDN,

 Dukungan dana kompetisi tingkat provinsi dan nasional diprioritaskan

untuk olimpiade mata pelajaran,

 Pembangunan Laboratorium IPA di prioritaskan pada SD yang

diproyeksikan menjadi SD SSN di tahun 2015 dan SD yang

diproyeksikan menjadi SD SBI,

 Pemenuhan kebutuhan ICT pada sekolah yang diproyeksikan menjadi

SBI.

b) Peningkatan Tata Kelola, Akuntabilitas, dan Pencitraan Publik

Sasaran :

 Sampai tahun 2015, pengelolaan perencanaan pendidikan SD

(53)

 Sampai tahun 2015 terjadinya peningkatan kapasitas

kepemimpinan kepala sekolah dan dukungan pegawai

administrasi,

Strategi :

 Dilakukan dalam bentuk Bimtek peningkatan kapasitas manajerial

kepala sekolah tingkat dasar dan lanjutan, serta pemberdayaan KKKS

SD Negeri,

 Workshop dilalakukan dengan proses On the Job Training,

 Dibutuhkan fasilitator khusus untuk penyusunan RKS

Kebijakan :

 Bimtek dan workshop khusus pada SD Negeri,

 Pemenuhan kebutuhan pegawai SD/MI dilakukan dengan cara

rekrutmen baru dan pemerataan distribusi pegawai yang sudah ada.

2.2. SMP/MTs

a) Pemerataan dan Perluasan Akses

Sasaran :

Sampai tahun 2015:

 Pengadaan USB SMP,

 Penambahan RKB SMP,

 Pengadaan Meubiler SMP,

 Pengadaan Ruang Penunjang Lainnya,

Gambar

Tabel 4.1 Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin
Tabel 4.2
Tabel 4.4
Tabel 4.6
+7

Referensi

Dokumen terkait

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ PENGARUH PENDIDIKAN, PELATIHAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN (Pada PT. Inti Sukses

1997 Motivasi Kerja dan Disiplin Kerja dalam Hubungannya dengan Produktivitas Kerja Pegawai di Lingkungan Kantor Pendidikan dan.. Pelatihan (Diklat) Propinsi Daerah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka permasalahan penelitian dibatasi pada masalah pada pengaruh Pendidikan/Pelatihan (Diklat) dan Lingkungan Kerja Non Fisik

Diklat Membantu Lebih Terlatih Dan Terampil Dalam Bekerja...88 Tabel 4.20 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Peningkatan Pengetahuan, Kemampuan Dan Keterampilan Dalam

Hasil analisis dari penelitian ini menunjukkan bahwa (1) pelatihan kerja, berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas; (2) pelatihan kerja, berpengaruh positif dan

1) Kesehatan merupakan faktor penting dalam meningkatkan produktivitas tenaga kerja, oleh karena itu pemerintah daerah diharapkan untuk memberi perhatian dalam hal

Setelah menarik kesimpulan, maka penulis memandang perlu memberikan saran-saran guna perbaikan pendidikan pelatihan guna meningkatkan produktivitas kerja

Kesimpulan observasi ini mengemukakan pendidikan serta pelatihan DIKLAT berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru; motivasi berdampak negatif dan signifikan pada kinerja