PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT)
TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA
(STUDI TENTANG DIKLAT PADA GURU TK DI KABUPATEN ASAHAN)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Pada Departemen Ilmu Administrasi Negara
Disusun Oleh: KHAINUR RAHMAN
110903114
DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
ABSTRAK
PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT) TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA
(Studi tentang Diklat Pada Guru TK di Kabupaten Asahan)
Nama : Khainur Rahman
NIM : 110903114
Departemen : Ilmu Administrasi Negara
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Pembimbing : Prof. Dr Marlon Sihombing MA
Salah satu cara yang dapat dilakukan dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja adalah dengan melalui pengembangan pegawai yaitu dengan melakukan pendidikan dan pelatihan (Diklat). Pentingnya pendidikan dan pelatihan bukanlah semata-mata bagi para peserta yang bersangkutan saja, tetapi juga merupakan keuntungan bagi instansi yang bersangkutan. Perhatian pada program Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) sangatlah penting untuk meningkatkan produktivitas kerja yang bermaksud setiap guru TK terampil dan memiliki prakarsa dalam melaksanakan pekerjaan yakni membina dan mendidik siswa TK sesuai karakter bangsa, maupun dalam menyelesaikan masalah-masalah yang berhubungan dengan pekerjaan.
Penelitian ini dilakukan pada Guru TK di Kabupaten Asahan. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif, dengan jumlah populasi sebanyak 126 orang, dan yang menjadi sampel dalam penelitian ini sebanyak 20% dari jumlah populasi yaitu sebanyak 25 orang. Metode pengumpulan data dilakukan dengan bantuan metode angket dimana jawaban responden diukur dengan menggunakan skala likert yaitu pemberian nilai numerikal dimana setiap skor yang diperoleh akan memiliki tingkat pengukuran ordinal. Nilai numerik tersebut dianggap sebagai objek dan selanjutnya melalui proses transformasi yang ditempatkan kedalam interval.
Data yang diperoleh pada penelitian ini diolah dengan menggunakan teknik analisis data korelasi product moment, dari persamaan tersebut hasil perhitungan yang didapat 0,82 dimana hubungan antara variabel X dan variabel Y berada pada kategori sangat kuat.
KATA PENGANTAR
Pertama-tama saya memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang
Maha Esa karena berkat kasih dan karunia-Nya, akhirnya saya bisa menyelesaikan
sebuah karya ilmiah dengan judul “ Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)
Terhadap Produktivitas Kerja (Studi tentang Diklat pada Guru TK di Kabupaten
Asahan”.
Skripsi ini merupakan laporan yang diperlukan untuk melengakapi
persyaratan melengkapi gelar sarjana serta sebagai wahana untuk melatih diri dan
mengembangkan wawasan berfikir dalam penulisan skripsi ini.
Dalam penulisan skripsi ini,penulis sangat banyak menerima saran dan
dukungan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung,
sehingga semangat penulis tetap terjaga hingga akhirnya skripsi ini selesai
dikerjakan. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak
terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M. Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Rasudyn Ginting, M. Si., selaku Ketua Departemen Ilmu
Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Elita Dewi, M.SP, selaku Sekretaris Departemen Ilmu
Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
4. Prof. Dr Marlon Sihombing. MA selaku dosen pembimbing yang telah membantu saya mengerjakan proses pengerjaan skripsi hingga
selesai. Terimakasih Pak atas masukan dan sarannya.
5. Seluruh Dosen Departemen Ilmu Administrasi Negara. Terimakasih
atas ilmu yang telah anda berikan kepada saya selama masa
perkuliahan dikampus.
6. Untuk Kak Dian dan Kak Mega yang telah banyak membantu masalah administrasi di kampus.
7. Kepada kedua orang tua saya tercinta, ayah (Drs. Ramlan) dan
mamak (Heriarti Arnar) yang selalu mendoakan penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini dengan kesabaran telah memberikan
dukungan yang sangat meningkatkan semangat baik dukungan moril
maupun materil.
8. Buat adik saya Nur Khairiah dan Aldhiya Rozak terimakasih buat semangat dan dukungannya selama ini. Semoga apa yang adik
cita-citakan tercapai dan menjadi kebanggaan bagi keluarga.
Terimakasih buat kebersamaan yang telah kita jalani, semoga suatu
saat kita bisa bertemu kembali.
10.Buat kelompok magang Desa Indra Yaman (Felix G, Josua Sitinjak, Sheila Ramani, Dewi Anggiati, Adyndda Fathia Ilham, Hanindita, Depi Dahniar, Daniel Simangunsong, Sampai Anugrah, Novita Sinaga, Erlita Sinaga). Terimakasih buat kerjasama Kelompok kita yang baik, semoga kita semua sukses kedepannya.
11.Buat senior-senior saya di Administrasi Negara Niko Sitompul, Martin Sitompul, Agri Dwi Purnama, Muda Nasution, Fahmi Nasution, Adit Coro, Rizki Gembul, Ivri Golden Girsang, Dedi Sembiring, dan Husni Pratama,. Terimakasih buat kebersamaan selama dikampus, semoga saya bisa menyusul kalian semua di dunia
kerja
12.Buat adik-adik saya di Administrasi Negara Yenny Silitonga, Elysa
Minarni, Ryantina Samosir, Widya, Sonya Oktaviani, Nesya Pratiwi, Iman Kandias, Budi, Iga Belinda, Rahmat, Wiro, Andi, Niko, Anggi, Samuel, Yohansen, serta adik-adik yang lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Terimakasih telah menjadi junior yang
baik..
13.Buat abang satu kontrakkan saya Lukmanul Hakim Rambe, Aulia Sumantri, M. Irfan Islami Rambe, Terina kasih atas kebersamaan kita selama saya berproses menjalani kuliah ini, kalianlah yang
menjadi keluargaku di perantauan ini. Terima kasih atas
dunia kerja, dan buat M. Arif Zulhan terima kasih atas kebersamaan kita salama ini yang tinggal di satu rumah.
14.IMDIAN, tempat saya dan rekan seperjuangan berproses. Berproses untuk memahami hebatnya kekuatan ketika bersatu dalam jaya.” AN
SATU AN JAYA”.
15.Tim Futsal Mifta Toha (Felix G, Daniel, Gideon dan Sampai Anugerah) IMDIAN CUP selalu runner-up.
Penulis telah berupaya secara maksimal dalam menyelesaikan skripsi
ini, namun penulis menyadari bahwa banyak kekurangan baik dari segi isi
maupun tata bahasa yang digunakan, untuk itu penulis memohon maaf atas kurang
sempurnanya skripsi ini dan kiranya skripsi ini bermanfaat bagi yang
membacanya.
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah turut membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Medan, 29 Juni 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 4
1.4 Manfaat Penelitian ... 5
1.5 Kerangka Teori ... 5
1.5.1 Pendidikan dan Pelatihan ... 6
1.5.1.1 Pengertian Pendidikan dan Pelatihan ... 6
1.5.1.2 Pengertian Pengembangan Sumber Daya Manusia ... 8
1.5.1.3 Tujuan Pengembangan Sumber Daya Manusia ... 8
1.5.1.4 Langkah Pengembangan Sumber Daya Manusia ... 9
1.5.2 Produktivitas Kerja ... 12
1.5.2.1 Pengertian Produktivitas Kerja ... 12
1.5.2.1 Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja ... 13
1.5.3 Hubungan Diklat dengan Produktivitas Kerja ... 17
1.6 Hipotesis ... 17
1.7 Definisi Konsep ... 18
1.7 Definisi Operasional ... 18
2.1 Bentuk Penelitian ... 21
2.2 Lokasi Penelitian ... 21
2.3 Populasi dan Sampel ... 21
2.3.1 Populasi ... 21
2.3.2 Sampel ... 22
2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 22
2.5 Teknik Penentuan Skor ... 23
2.6 Teknik Analisa Data ... 24
2.6.1 Koefisien Korelasi Product Moment ... 24
2.6.2 Uji “t” ... 25
2.6.3 Koefisien Determinan ... 26
BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ... 27
3.1 Sejarah Singkat Dinas Pendidikan Kabupaten Asahan ... 27
3.2 Visi, Misi, Tujuan Dinas Pendidikan Kabupaten Asahan ... 28
3.3 Tugas, Fungsi, Struktur Dinas Pendidikan Kabupaten Asahan ... 61
BAB IV PENYAJIAN DATA ... 68
4.1 Karakteristik Responden ... 68
4.2 Deskripsi Data Variabel Penelitian ... 72
4.2.1 Pendidikan dan Pelatihan (Variabel X) ... 72
4.2.2 Produktivitas Kerja (Variabel Y) ... 88
BAB V ANALISIS DATA ... 101
5.1 Klasifikasi Data ... 101
5.1.1 Pendidikan dan Pelatihan (Variabel X) ... 102
5.1.2 Produktivitas Kerja (Variabel Y) ... 103
5.2 Pengujian Hipotesa ... 104
5.2.2 Uji Signifikan (Uji “t”) ... 106
5.2.3 Koefisien Determinasi ... 108
5.3 Interpretasi Data ... 108
5.3.1 Pendidikan dan Pelatihan ... 109
5.3.2 Produktivitas Kerja ... 114
5.3.3 Pengaruh Diklat Terhadap Produktivitas Kerja ... 118
BAB VI PENUTUP ... 120
6.1 Kesimpulan ... 120
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kategori Jawaban Responden untuk Masing-masing Variabel ... 24
Tabel 2.2 Interpretasi Koefisien Korelasi Product Moment ... 25
Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 68
Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Usia ... 69
Tabel 4.3 Distribusi Responden Pendidikan ... 70
Tabel 4.4 Distribusi Responden Lama Bekerja ... 71
Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Responden Tentang Waktu Penyelenggaraan Diklat ... 73
Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden Tentang Waktu yang Telah Ditetapkan ... 74
Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden Tentang Instruktur Mampu Menyampaikan Materi Diklat Dengan Baik ... 75
Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Responden Tentang Instruktur Dalam Mentransferkan Ilmu yang Dimilikinya Mendorong Peserta Untuk Memahami dan Menguasai Materi yang Disampaikan ... 76
Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Responden Tentang Setelah Mengikuti Diklat Dapat Meningkatkan Keterampilan ... 77
Tabel 4.10 Distribusi Jawaban Responden Tentang Setelah Mengikuti Diklat Dapat Membentuk Kepribadian Sebagai Tenaga Pendidik ... 78
Tabel 4.11 Distribusi Jawaban Responden Tentang Materi yang Disampaikan Instruktur Sesuai Dengan Bidang Tugas dan Fungsi Organisasi ... 79
Tabel 4.12 Distribusi Jawaban Responden Tentang Materi yang Disampaikan Instruktur Menjadi Kebutuhan Peserta Diklat ... 80
Tabel 4.14 Distribusi Jawaban Responden Tentang Kurikulum Diklat Mencakup
Kompetensi Pedagogik, Kepribadian dan Sosial ... 82
Tabel 4.15 Distribusi Jawaban Responden Tentang Metode yang Digunakan
Sesuai Bagi Gaya Belajar Peserta ... 83
Tabel 4.16 Distribusi Jawaban Responden Tentang Ice Breaking Sering
Digunakan Guna Menghilangkan Kejenuhan ... 84
Tabel 4.17 Distribusi Jawaban Responden Tentang Fasilitas yang Digunakan Saat
Diklat Sudah Lengkap dan Memadai ... 85
Tabel 4.18 Distribusi Jawaban Responden Tentang Pengaruh Kelengkapan
Fasilitas Diklat Terhadap Kelancaran Pelaksanaannya ... 86
Tabel 4.19 Distribusi Jawaban Responden Tentang Pengelola Diklat Sudah
Mengoptimalkan Diklat Dalam Mencapai Sasaran ... 87
Tabel 4.20 Distribusi Jawaban Responden Tentang Pengelola Diklat
Menyelenggarakan Diklat Secara Sistematis ... 88
Tabel 4.21 Distribusi Jawaban Responden Tentang Tugas dan Tanggung Jawab
yang Diberikan Sesuai Dengan Kemampuan ... 89
Tabel 4.22 Distribusi Jawaban Responden Tentang Bertanggung Jawab Dalam
Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini ... 90
Tabel 4.23 Distribusi Jawaban Responden Tentang Sering Mangkir Bekerja ... 91
Tabel 4.24 Distribusi Jawaban Responden Tentang Prestasi dan Kinerja Didukung
Oleh Tingkat Kehadiran yang Optimal ... 92
Tabel 4.25 Distribusi Jawaban Responden Tentang Selalu Tepat Waktu Dalam
Tabel 4.26 Distribusi Jawaban Responden Tentang Dalam Mengisi Waktu
Senggang Anda Dengan Menyusun Program Belajar Anak Usia Dini
Untuk Memudahkan Pekerjaan Anda Sebagai Guru TK ... 94
Tabel 4.27 Distribusi Jawaban Responden Tentang Mampu Membimbing Anak-
Anak Dengan Baik Dalam Proses Belajarnya ... 95
Tabel 4.28 Distribusi Jawaban Responden Tentang Selalu Memperhatikan
Kualitas Pekerjaan Dibandingkan Kuantitas ... 96
Tabel 4.29 Distribusi Jawaban Responden Tentang Bekerjasama Dengan Baik
Dengan Guru Lainnya Dalam Meningkatkan Kualitas Anak
Pendidikan Usia Dini ... 97
Tabel 4.30 Distribusi Jawaban Responden Tentang Melibatkan Semua Pihak
Untuk Bekerjasama Dalam Mencapai Tujuan ... 98
Tabel 4.31 Distribusi Jawaban Responden Tentang Selalu Berusaha Memikirkan
Cara Agar Hasil Kerjanya Lebih Baik ... 99
Tabel 4.32 Distribusi Jawaban Responden Tentang Mempunyai Target Kinerja
yang Harus Dicapai Dalam Satu Periode ... 100
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Klasifikasi Jawaban Responden Untuk
Variabel X ... 103
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Klasifikasi Jawaban Responden Untuk
Variabel Y ... 103
ABSTRAK
PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT) TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA
(Studi tentang Diklat Pada Guru TK di Kabupaten Asahan)
Nama : Khainur Rahman
NIM : 110903114
Departemen : Ilmu Administrasi Negara
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Pembimbing : Prof. Dr Marlon Sihombing MA
Salah satu cara yang dapat dilakukan dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja adalah dengan melalui pengembangan pegawai yaitu dengan melakukan pendidikan dan pelatihan (Diklat). Pentingnya pendidikan dan pelatihan bukanlah semata-mata bagi para peserta yang bersangkutan saja, tetapi juga merupakan keuntungan bagi instansi yang bersangkutan. Perhatian pada program Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) sangatlah penting untuk meningkatkan produktivitas kerja yang bermaksud setiap guru TK terampil dan memiliki prakarsa dalam melaksanakan pekerjaan yakni membina dan mendidik siswa TK sesuai karakter bangsa, maupun dalam menyelesaikan masalah-masalah yang berhubungan dengan pekerjaan.
Penelitian ini dilakukan pada Guru TK di Kabupaten Asahan. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif, dengan jumlah populasi sebanyak 126 orang, dan yang menjadi sampel dalam penelitian ini sebanyak 20% dari jumlah populasi yaitu sebanyak 25 orang. Metode pengumpulan data dilakukan dengan bantuan metode angket dimana jawaban responden diukur dengan menggunakan skala likert yaitu pemberian nilai numerikal dimana setiap skor yang diperoleh akan memiliki tingkat pengukuran ordinal. Nilai numerik tersebut dianggap sebagai objek dan selanjutnya melalui proses transformasi yang ditempatkan kedalam interval.
Data yang diperoleh pada penelitian ini diolah dengan menggunakan teknik analisis data korelasi product moment, dari persamaan tersebut hasil perhitungan yang didapat 0,82 dimana hubungan antara variabel X dan variabel Y berada pada kategori sangat kuat.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut UU Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara. Hal ini bertjuan sebagai kaderisasi bangsa demi
generasi berkarakter yang akan datang dan diharapkan dapat membawa bangsa
dan negara Indonesia lebih maju yang tanggap globalisasi dan modernisasi.
Dalam prosesnya, pendidikan akan membutuhkan waktu yang lama karena
sifatnya harus bertahap dan tidak praktis. Maka dari itu pendidikan perlu
dikenalkan kepada anak bangsa mulai dari usia dini untuk memudahkan
pembentukan karakter secara laten.
Pendidikan anak prasekolah merupakan bentuk transisi perkembangan
anak dari lingkungan keluarga kepada lingkungan sekolah. Masa transisi ini
merupakan masa yang cukup sulit namun menyenangkan bagi anak, karena
kesiapan pada setiap anak dalam melalui masa transisi ini berbeda-beda, hal ini
juga dipengarui oleh dukungan dari keluarga pengasuh si anak itu sendiri, dimana
dukungan orangtua dalam membimbing anak secara informal sangat dibutuhkan
untuk mendukung bimbingan yang diperoleh anak dari pendidikan prasekolah
Taman Kanak-Kanak merupakan wadah yang disediakan untuk anak
berusia 4-6 tahun. Selain itu pendidikan TK juga dapat memperluas pengalaman
sosial dan intelektual anak. Tujuan pendidikan prasekolah seperti Taman
Kanak-Kanak (TK) adalah untuk memberikan stimulasi dan bimbingan terhadap
kebutuhan fisik dan pertumbuhannya, serta meningkatkan kemampuan intelektual
dan hubungan sosial sebagai persiapan untuk masuk ke jenjang yang lebih tinggi.
Untuk mentransformasikan kemampuan tersebut juga dibutuhkan kemampuan
khusus (soft skill) pendidik atau guru Taman Kanak-kanak sebagai agen
pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, serta pendidikan anak
usia dini agar dalam prosesnya berjalan efektif dalam penanaman kemapuan dan
ketrampilan anak. Adapun kemampuan khusus pendidik atau guru TK adalah :
1. Mengidentifikasi dan melibatkan diri dalam bidangkawasan anak usia dini
2. Mengetahui dan menjunjung tinggi standar etika dan nilai-nilai profesi lain
3. Menggunakan secara kontinuitas, pembelajaran kolaboratif dalam praktek
pengajaran yang ditampilkan
4. Mengintegrasikan pengetahuan, refleksi, dan presfektif kritis dalam
pendidikan anak usia dini
5. Memberikan perhatian dalam memberitahu anjuran pada anak dan profesi.
Maka dari itu Pemerintah Kabupaten Asahan menanggapi perkembangan
zaman dalam membentuk karakter anak bangsa memfokuskann perhatian pada
peningkatan kualitas pendidik atau guru TK dalam rangka pembentukan karakter
bangsa secra laten dimulai pendidikan anak usia dini. Dalam fokus perhatiannya
Pemerintah Kabupaten Asahan menyelenggarakan Pendidikan dan Pelatihan
produktivitas dalam proses belajar-mengajar siswa Taman Kanak-kanak di
Kabupaten Asahan, khususnya dalam pola belajar anak yang tanggap dengan
globalisasi dan modernisasi sesuai dengan yang diharapkan institusi atau
organisasi Sekolah formal Pendidikan Anak Usia Dini atau Taman Kanak-kanak
dimana guru-guru tersebut melaksanakan proses belajar-mengajar. Diklat ini
dilaksanakan bertujuan rmenigkatkan kompetensi guru TK sebagai pendidik demi
produktivitas belajar siswa TK dengan target secara Nasional dijelaskan dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 yang mengatur Standar Nasional
Pendidikan.
Perhatian pada program Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)
sangatlah penting untuk meningkatkan produktivitas kerja yang bermaksud setiap
guru TK terampil dan memiliki prakarsa dalam melaksanakan pekerjaan yakni
membina dan mendidik siswa TK sesuai karakter bangsa, maupun dalam
menyelesaikan masalah-masalah yang berhubungan dengan pekerjaan.
Sebagaimana mestinya guru TK harus mengikuti prosedur, peraturan dan
kebijakan dalam melaksanakan pekerjaan, namun guru TK juga harus tanggap dan
terampil melihat kebijakan dan prosedur dimana dalam situasi tertentu hal tersebut
berbeda dengan masalah yang ada dilapangan. Setelah program pelatihan itu
dilaksanakan diharapkan adanya peningkatan produktivitas kerja guru TK di
dalam menjalankan tugasnya, serta dapat menambah keterampilan dan
pengetahuan agar dapat menjalankan dan menyelesaikan pekerjaan yang
diberikan kepadanya. Program pelatihan dianggap membawa manfaat yang cukup
meningkatkan efisiensi, efektifitas dan produktivitas kerja dalam melaksanakan
pekerjaannya.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Terhadap Produktivitas Kerja Studi Tentang Diklat Pada Guru TK di Kabupaten Asahan“.
1.2. Perumusan Masalah
Untuk dapat memudahkan dalam penelitian ini dan agar penelitian
ini memiliki arah yang jelas dalam menginterproduktivitaskan fakta dan data ke
dalam penulisan skripsi, maka terlebih dahulu dirumuskan permasalahannya.
Adapun permasalahan yang diajikan dalam penelitian ini adalah: “Seberapa Besar Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Terhadap Produktivitas Guru TK di Kabupaten Asahan ?”
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui Pendidikan dan Pelatihan Guru TK di
Kabupaten Asahan.
2. Untuk mengetahui Produktivitas Kerja Guru TK di Kabupaten
Asahan.
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Pendidikan dan
Pelatihan (DIKLAT) terhadap Produktivitas Kerja Guru TK di
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Bagi penulis secara subjektif adalah sebagai suatu tahapan untuk melatih
dan mengembangkan kemampuan berfikir secara sistematis dan teoritis
dalam memecahkan suatu permasalahan secara objektif dan kritis melalui
suatu karya ilmiah sehingga diperoleh suatu kesimpulan yang bersifat
teruji dan berguna
2. Bagi mahasiswa lainnya sebagi khasanah ilmiah untuk penelitian lainnya.
3. Bagi FISIP-USU khususnya Departemen Ilmu Administrasi Negara
sebagai bahan referensi, bahan kajian dan bahan perbandingan bagi
mereka yang memerlukannya dan orang-orang yang tertarik dengan
pemasalahan ini.
1.5 Kerangka Teori
Dalam rangka menyusun penelitian ini dan untuk mempermudah penulis
didalam menyelesaikan penelitian ini, maka diperlukan suatu landasan berfikir
yang dijadikan pedoman untuk menjelaskan masalah yang sedang disorot.
Pedoman tersebut disebut kerangka teori. Menurut Sugiyono (2005 : 55)
menyebutkan landasan teori perlu ditegakkan agar penelitian itu mempunyai dasar
yang kokoh dan bukan sekedar perbuatan coba-coba. Dengan demikian yang
1.5.1 Pendidikan dan Pelatihan
1.5.1.1 Pengertian Pendidikan dan Pelatihan
Pendidikan dan Pelatihan menurut Cahyono (2012) adalah suatu kegiatan
organisasi yang bertujuan untuk dapat memperbaiki sikap, tingkah laku
ketrampilan dan pengetahuan pegawai sesuai dengan keinginan organisasi”.
Menurut Sri Hardiati (2001 :64) : Pendidikan dan pelatihan mengandung beberapa
tahapan diantaranya yaitu:
a. Tahap penilaian (asesment)
b. Tahap pelaksanan (implementation)
c. Tahap evaluasi (evaluation)
Dengan diberikanya pendidikan dan pelatihan kepada Pegawai secara
otomatis maka pengetahuanya akan bertambah dan dapat memperbaiki hasil
pekerjanya yang selama ini masih kurang sehinga akan meningkatkan
produktivitas kerjanya pada catatan instansi. Pendapat diatas didukung oleh
Admodiwiro (2002:35) “Proses penyelengaran belajar mengajar dalam rangka
meningkatkan kemampuan pegawai negeri sipil”. Dengan demikian dapat kita
katakan bahwa konsep pendidikan dan pelatihan berfokus kepada peningkatan
atau perbaikan penyempurnan pengetahuan, ketrampilan sikap dan prilaku
seorang pegawai. Pendidikan dan Pelatihan diberikan untuk merangsang
produktivitas kerja pegawai dalam menjalankan aktivitas kerjanya, sehinga tujuan
akan mudah tercapai.
Menurut Notoatmodjo (2003:28) Pendidikan dan pelatihan adalah
merupakan upaya untuk mengembangkan sumber daya manusia, terutama untuk
Hasibuan (2003:9) pendidikan dan pelatihan merupakan proses peningkatan
keterampilan kerja baik tekhnis maupun manajerial. Pendidikan berorientasi pada
teori, dilakukan dalam kelas, berlangsung lama dan biasanya menjawab why.
Sedangkan pelatihan berorientasi di lapangan, berlangsung singkat dan biasanya
menjawab how. Simamora (2001 :28-290), mengemukakan tujuan utama
pelatihan secara luas yaitu :
1. Memutakhirkan keahlian para pegawai sejalan dengan perubahan
teknologi.
2. Mengurangi waktu belajar bagi para pegawai baru untuk menjadi
kompeten dalam pekerjan.
3. Membantu memecahkan permasalahan.
4. Mempersiapkan pegawai untuk promosi. Mengorientasikan pegawai
terhadap organisasi.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
pendidikan dan pelatihan pegawai merupakan suatu keterampilan - keterampilan
dan pengetahuan berdasarkan aktivitas kerja yang sesungguhnya terinci dan rutin
agar dapat menjalankan dan menyelesaikan pekerjan yang diberikan kepada
pegawai. Tujuan Diklat pegawai tersebut akan tercapai apabila telah sesuai
dengan kriteria yang dikemukakan Simamora, yakni:
a. Metode Diklat : Metode pelatihan yang cocok untuk gaya belajar
para peserta
b. Isi pendidikan dan pelatihan (Diklat) : Apakah isinya relevan dan
sejalan dengan kebutuhan pelatihan
mempunyai sikap dan ketrampilan dalam menyampaikan materi
dan mendorong peserta untuk belajar.
1.5.1.2 Pengertian Pengembangan Sumber Daya Manusia
Notoadmojo (2002:21) mengemukakan dua pengertian pengembangan
sumber daya manusia. Secara makro, pengembangan sumber daya manusia
(human resources development) adalah suatu proses peningkatan kualitas atau
kemampuan manusia dalam rangka mencapai suatu tujuan pembangunan bangsa.
Secara mikro, pengembangan sumber daya manusia adalah suatu proses
perencanaan pendidikan, pelatihan dan pengelolaan tenaga atau karyawan untuk
mencapai suatu hasil yang optimal dapat berupa jasa maupun benda atau uang.
1.5.1.3 Tujuan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Notoadmojo (2003:20) mengatakan pengembangan sumber daya manusia
baik secara makro maupun secara mikro pada hakikatnya adalah merupakan
upaya untuk merealisasikan semua kebutuhan-kebutuhan manusia yakni :
kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan jaminan keamanan, kebutuhan sosial,
kebutuhan akan pengakuan dan penghargaan, serta kebutuhan akan kesempatan
untuk mengembangkan diri. Kebutuhan untuk mengembangkan diri merupakan
kebutuhan yang paling tinggi bagi setiap orang. Realisasi pengembangan diri ini
bermacam-macam bentuk, antara lain melalui pendidikan yang lebih tinggi atau
pelatihan-pelatihan peningkatan kemampuan. Dalam suatu organisasi, kesempatan
untuk meningkatkan kemampuan melalui pendidikan atau pelatihan, baik bergelar
atau pun non gelar merupakan usaha untuk memberikan kesempatan bagi
1.5.1.4 Langkah-Langkah Pengembangan Sumber Daya Manusia
a. Pendidikan dan pelatihan (Diklat)
Pendidikan dan pelatihan adalah merupakan upaya untuk mengembangkan
sumber daya manusia, terutama untuk mengembangkan kemampuan intelektual
dan kepribadian manusia. Pendidikan dan pelatihan menurut Notoadmojo
(2003:28) adalah merupakan upaya untuk mengembangkan sumber daya manusia,
terutama untuk mengembangkan kemampuan intelektual ketrampilan manusia.
Notoadmojo (2003:30) mengatakan pentingnya program pendidikan dan pelatihan
bagi suatu organisasi disebabkan beberapa alasan. Pertama, sumber daya manusia
atau pegawai yang menduduki suatu jabatan dalam organisasi, belum tentu
mempunyai kemampuan yang sesuai dengan persyaratan yang diperlukan dalam
jabatan tersebut ( the right man on the right place). Kedua, dengan adanya
kemajuan ilmu dan teknologi maka jabatan-jabatan yang dulu belum diperlukan,
sekarang diperlukan. Maka diperlukan penambahan atau peningkatan kemampuan
yang diperlukan oleh jabatan tersebut. Ketiga, promosi sebagai salah satu cara
untuk mengembangkan sumber daya manusia harus diberikan kepada pegawai
yang telah memiliki kecakapan untuk jabatan yang lebih tinggi. Keempat, dimasa
pembangunan ini organisasi-organisasi, baik pemerintah maupun swasta, merasa
terpanggil untuk melaksanakan pelatihan-pelatihan bagi karyawan atau
pegawainya agar diperoleh efektivitas dan efisiensi kerja sesuai dengan masa
pembangunan.
Pada garis besarnya dibedakan adanya dua macam metode atau
pegawai, yakni :
1. Metode di luar pekerjaan (off the job site), pendidikan dan pelatihan
dengan menggunakan metode ini berarti pegawai sebagai peserta diklat ke
luar sementara dari kegiatan atau pekerjaannya. Kemudian mengikuti
pendidikan dan pelatihan, dengan menggunakan teknik-teknik belajar
mengajar seperti lazimnya. Pada umumnya metode ini mempunyai dua
macam teknik, yaitu :
- Teknik presentasi informasi, dengan menyajikan informasi, yang
tujuannya mengintroduksikan pengetahuan, sikap dan keterampilan
baru kepada para peserta yang nantinya akan diadopsi oleh peserta
pendidikan dan pelatihan (Diklat) di dalam pekerjaannya nanti. Yang
termasuk kedalam teknik ini antara lain adalah ceramah biasa, teknik
diskusi, teknik peniruan perilaku dan teknik magang.
- Metode-metode simulasi merupakan suatu peniruan karakteristik atau
perilaku tertentu dari dunia riil sedemikian rupa sehingga peserta diklat
dapat merealisasikan seperti keadaan sebenarnya di tempat kerja.
Metode-metode simulasi ini mencakup simulator alat-alat, studi kasus,
permainan peranan, teknik penyelesaian berbagai macam masalah.
2. Metode di dalam pekerjaan (on the job site), pelatihan ini berbentuk
penugasan pegawai-pegawai baru kepada pegawai yang sudah
berpengalaman untuk membimbing atau mengerjakan kepada para
pegawai baru. Para pegawai baru ini diharapkan dapat memberikan suatu
contoh-contoh pekerjaan yang baik, dan memperlihatkan penanganan
pegawai baru tersebut setelah pelatihan berakhir. Cara ini bisa disebut
sebagai mentoring. Cara ini dianggap sangat ekonomis dan efisien karena
tidak perlu membiayai para trainers dan trainee. Setelah berakhirnya
pendidikan dan pelatihan, seyogiyanya dilakukan evaluasi terhadap proses
dan hasilnya. Evaluasi terhadap proses mencakup organisasi
penyelenggaraan diklat dan penyampaian materi diklat. Sedangkan
evaluasi terhadap hasil mencakup evaluasi sejauh mana materi yang
diberikan itu dapat secara formal dalam arti dengan mengedarkan
kuisioner yang harus diisi oleh para peserta diklat. Tetapi juga dapat
dilakukan secara formal, yakni melakukan diskusi antara peserta dengan
panitia.
b. Kegiatan non-diklat
Ada banyak kegiatan pengembangan yang dapat dilakukan atau diikuti
baik secara mandiri maupun secara organisasi oleh instansinya atau pihak luar
instansinya. Kegiatan pengembangan sumber daya manusia secara mandiri dapat
berupa :
1. Membaca buku teks, referensi dan media cetak lainnya.
2. Menonton program pendidikan dan pelatihan melalui TV, Video, atau
media proyeksi lainnya.
3. Mendengar siaran radio, kaset, atau media terekam lainnya.
4. Melalui komputer atau internet.
5. Menulis buku, refrensi ataupun artikel.
6. Kegiatan pengembangan sumber daya manusia yang diorganisasi oleh
pameran (expose), studi banding dan wisata karya.
c. Motivasi
Hasibuan (2005:95) mengatakan motivasi adalah pemberian daya
penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang , agar mereka
mau bekerjasama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya
upayanya untuk mencapai kepuasan. Motivasi mempersoalkan bagaimana
caranya mendorong gairah kerja bawahan, agar mereka mau bekerja keras
dengan memberikan semua kemampuan dan keterampilannya untuk
mewujudkan tujuan perusahaan. Karena pada dasarnya perusahaan bukan
saja mengharapkan karyawan yang “mampu, cakap dan terampil”. Tetapi
yang terpenting mereka mau bekerja giat dan berkeinginan untuk
mencapai hasil kerja yang optimal. Kemampuan, kecakapan dan
keterampilan karyawan tidak ada artinya bagi perusahaan, jika mereka
tidak mau bekerja keras mempergunakan kemampuan, kecakapan dan
keterampilan yang dimilikinya.
1.5.2 Produktivitas Kerja
1.5.2.1 Pengertian Produktivitas Kerja
Produktivitas menurut Dewan Produktivitas Nasional mempunyai
pengertian sebagai sikap mental yang selalu berpandangan bahwa mutu kehidupan
hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari
ini. Pada dasarnya produktivitas kerja belum semata-mata diajukan untuk
mendapatkan hasil kerja sebanyak-banyaknya, melainkan kualitas kerja penting
oleh individu yaitu bagaimana seseorang melaksanakan pekerjaannya atau unjuk
kerja (job Performance).Memahami konsep dan teori produktivitas secara baik
dapat dilakukan dengan cara membedakannya dari efekivitas dan efisiensi.
Efektivitas dapat didefinisikan sebagai tingkat ketepatan dalam memilih atau
menggunakan suatu metode untuk melakukan sesuatu (efektif = do right tings).
Efisiensi dapat diartikan sebagai tingkat ketepatan dan berbagai kemudahan dalam
melakukan sesuatu (efisiensi = do things right).”.
Produktivitas memilki dua dimensi, dimensi pertama adalah efektivitas
yang mengarah kepada pencapaian unjuk kerja yang maksimal yaitu pencapaian
target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas, dan waktu, dan yang kedua yaitu
efisiensi yang berkaitan dengan upaya membandingkan input dengan realisasi
penggunaannya atau bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan (Umar, 2004) .
Berdasarkan hasil penelitian, (Timpe, 1989 : 110-112) berhasil menjaring
karakteristik kunci profil pegawai yang produktif. Karakteristik yang dimaksud
adalah sebagai berikut:
1. Lebih dari sekedar memenuhi kualifikasi pekerjaan.
2. Bermotivasi tinggi.
3. Mempunyai orientasi pekerjaan.
4. Dewasa.
5. Dapat bergaul dengan efektif.
1.5.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja
Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja pegawai menurut
1. Menyangkut kualitas dan kemampuan kondisi pegawai
Kualitas dan kemampuan fisik dipengaruhi oleh tingkat pendidikan,
latihan, motivasi kerja dari pegawai yang bersangkutan. Pemupukan
motivasi dan sifat kerja yang harus selalau berorientasi pada
produktivitas membutuhkan teknik-teknik tertentu antara lain
menciptakan iklim dan lingkungan kerja yang menyenangkan.
Adapun kemampuan yang harus dimiliki seorang guru TK sebagai
tenaga pendidik menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
yang mengatur Standar Nasional Pendidikan Bab VI mengenai Standar
Pendidik dan Tenaga kependidikan, Bagian Kesatu tentang Pendidik,
Pasal 28 Ayat 3, menyebutkan bahwa kompetensi yang harus dimiliki
guru sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah, serta pendidikan anak usia dini, termasuk di dalamnya guru
TK
meliputi :
a. Kompetensi Pedagogik
“Kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang
meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya.”
“Kepribadian pendidik yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan
berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak
mulia.”
c. Kompetensi Profesional
“Kemampuan pendidik dalam penguasaan materi pembelajaran
secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing
peserta didik memperoleh kompetensi yang ditetapkan.”
d. Kompetensi Sosial
“Kemampuan pendidik berkomunikasi dan berinteraksi secara
efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat.”
Selain kompetensi di atas, terdapat pula beberapa keterampilan yang perlu
dikuasai guru TK menurut Janice J. Beaty (1994) yaitu :
a. Memelihara keselamatan kelas (Maintaining a safe a classroom)
b. Memelihara kesehatan kelas (Maintaining a healthy classroom)
c. Membangun lingkungan belajar (Establishing a learning
environment)
d. Meningkatkan Keterampilan fisik (Advancing physical skills)
e. Meningkatkan Keterampilan komunikasi (Advancing communication
skills)
f. Meningkatkan Keterampilan kreativitas (Advancing creative skills)
g. Menumbuhkan konsep diri positif (Building a positive self-concept)
h. Memperkenalkan keterampilan sosial (Promoting social skills)
j. Memperkenalkan peran serta keluarga (Promoting family
involvement)
k. Menyediakan pengelolaan program (Providing program management)
l. Menanamkan sikap profesionalisme (Promoting professionalism)
2. Sarana pendukung
Sarana pendukung digunakan untuk meningkatkan produktivitas kerja
pegawai dapat dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu :
a. Menyangkut tempat mereka kerja termasuk teknologi, tingkat
kesehatan dan keselamatan dalam lingkungan kerja itu sendiri.
b. menyangkut kesejahteraan seluruh pegawai yang tercermin dalam
sistem pengupahan dan jaminan sosial.
Untuk mengetahui produktivitas kerja dari setiap karyawan maka perlu
dilakukan sebuah pengukuran produktivitas kerja. Pengukuran produktivitas
tenaga kerja menurut sistem pemasukan fisik per orang atau per jam kerja orang
ialah diterima secara luas, dengan menggunakan metode pengukuran waktu
tenaga kerja (jam, hari atau tahun). Pengukuran diubah ke dalam unit-unit pekerja
yang diartikan sebagai jumlah kerja yang dapat dilakukan dalam satu jam oleh
pekerja yang bekerja menurut pelaksanakan standar (Muchdarsyah Sinungan ,
2005: 262.). Adapun dimensi produktivitas kerja menurut Sinungan adalah :
a. Tanggung jawab
b. Kehadiran
d. Mutu pekerjaan
e. Kerjasama
f. Kehandalan
1.5.3 Hubungan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) dengan Produktivitas Kerja
Pelatihan pada pegawai Flippo (1980 : 2) yang menyebutkan: “Pendidikan
dan latihan dapat meningkatkan produktivitas kerja dalam kuantitas maupun
kualitas. Kecakapan yang lebih tinggi dapat meningkatkan hasil dan dapat
menghasilkan kualitas yang baik”.
Dalam hal ini pendidikan dan pelatihan (DIKLAT) yang dilaksanakan
pemerintah kabupaten asahan menuntut kualitas guru TK sebagai pendidik seperti
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi professional dan
kompetensi sosial yang menunjang produktivitas kerja sebagai tenaga pendidik
sesuai visi dan misi pendidikan yang tertuang pada Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 dengan tujuan mencerdaskan kehidupan
bangsa sebagai kaderisasi sumber daya manusia.
1.6 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban atau dugaan sementara tentang suatu
rumusan masalah penelitian yang kebenarannya perlu diuji dan dibuktikan melalui
penelitian. Suatu hipotesis dapat dianggap benar apabila disertai dengan
fakta-fakta dan bukti-bukti yang nyata. Adapun hipotesis yang penulis kemukakan
1. Hipotesis Nol (Ho)
Bahwa tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan antara Pendidikan
dan Pelatihan terhadap Produktivitas Kerja Guru TK di Kabupaten Asahan.
2. Hipotesis Kerja (Ha)
Bahwa Pendidikan dan Pelatihan memberi pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap Produktivtas Kerja Guru TK di Kabupaten Asahan.
1.7 Definisi Konsep
Adapun definisi konsep dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Pendidikan dan Pelatihan adalah adalah suatu kegiatan organisasi yang
bertujuan untuk dapat memperbaiki sikap, tingkah laku, ketrampilan dan
pengetahuan pegawai sesuai dengan keinginan organisasi.
b. Produktivitas Kerja adalah efektivitas yang mengarah kepada pencapaian
unjuk kerja yang maksimal yaitu pencapaian target yang berkaitan dengan
kualitas, kuantitas, dan waktu, dan yang kedua yaitu efisiensi yang
berkaitan dengan upaya membandingkan input dengan realisasi
penggunaannya atau bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan.
1.8 Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan uraian dari konsep yang sudah
dirumuskan dalam bentuk indikator-indikator agar lebih memudahkan dalam
dalam penelitian ini yaitu :
1. Variabel bebas (X) Keberhasilan Pendidikan dan Pelatihan dengan
indikator, sebagai berikut :
a. Waktu pelaksanaan
Waktu pelaksanaan diklat adalah kesesuaian pelaksanaan diklat dengan
waktu yang telah ditetapkan.
b. Kemampuan instruktur
Instruktur adalah seseorang yang dapat ditugasi memberikan fasilitas
dalam agenda pembelajaran diklat, menguasai materi dan mampu
mentransfer ilmu pengetahuan kepada peserta diklat.
c. Peserta
Peserta diklat adalah pegawai yang telah memenuhi syarat untuk
mengikuti pendidikan dan pelatihan yang dilakukan dalam suatu
organisasi
d. Isi diklat/Materi diklat
Materi diklat adalah yang digunakan tenaga pengajar saat kegiatan diklat
berlangsung dimana materi harus sesuai dengan tujuan pelatihan dengan
tingkat kinerja untuk mengembangkan aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik tenaga kerja terhadap tugas pekerjaannya.
e. Kurikulum diklat
Kurikulum diklat merupakan suatu cara sistematis yang dapat memberikan
deskripsi secara luas serta dapat mengkondisikan penyelenggaraan
pendidikan dan pelatihan untuk mengembangkan aspek kognitif, dan
f. Metode diklat
Metode pelatihan pendidikan diklat merupakan suatu cara sistematis yang
dapat memberikan deskripsi secara luas serta dapat mengkondisikan
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan untuk mengembangkan aspek
kognitif, dan psikomotorik tenaga kerja terhadap tugas pekerjaannya.
g. Fasilitas diklat
Merupakan saran dan prasarana diklat yang merupakan alat bantu dan
fasilitas penunjang yang digunakan untuk menjamin efektivitas agenda
pembelajaran. Sarana dan prasarana diklat pelatihan dari instansi lain
dengan memperhatikan kesesuaian standar persyaratan setiap jenis jenjang
dan program diklat serta jumlah peserta diklat.
h. Pengelola diklat
Pengelola diklat adalah orang-orang yang mengoptimalkan seluruh
komponen diklat untuk mencapai sasaran diklat secara efektif dan efisien.
2. Variabel (Y) Produktivitas Kerja dengan indikator, sebagai berikut :
a. Tanggung jawab
b. Kehadiran
c. Pemanfaatan waktu
d. Mutu pekerjaan
e. Kerjasama
BAB II
METODE PENELITIAN
2.1 Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian yang penulis gunakan adalah bentuk penelitian
korelasional, yaitu penelitian yang tujuannya adalah untuk melihat adakah
pengaruh dan seberapa besar pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel
terikat (Y). Dan untuk memperkuat hipotesis tersebut, maka penulis menggunakan
analisis kuantitatif sehingga diharapkan dapat menjelaskan apakah ada pengaruh
pendidikan dan pelatihan (Diklat) terhadap produktivitas kerja guru TK di
kabupaten Asahan.
2.2 Lokasi Penelitian
Adapun yang menjadi lokasi penelitian ini adalah Kantor Dinas
Pendidikan Kabupaten Asahan
2.3 Populasi dan Sampel 2.3.1 Populasi
Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian yang dapat berupa
manusia, benda, hewan, tumbuhan, gejala, nilai test, atau peristiwa sebagai
sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian. Adapun
yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah Guru TK yang Ada di
2.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Pengambilan sebagian itu dimaksudkan sebagai refresentatif
dari seluruh populasi, sehingga kesimpulan juga berlaku bagi keseluruhan
populasi.
Menurut Arikunto, bila populasi kurang dari 100 orang, maka diambil
keseluruhannya, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Selanjutnya jika populasi lebih dari 100 orang, maka dapat diambil 10-15 persen
atau 20-25 persen sampel atau lebih. Penulis mengambil sampel penelitian
sebanyak 30 persen dari populasi penelitian yakni berjulah 38 orang.
2.4 Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder, dimana
dalam pengumpulan data dilakukan dengan cara:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh melalui pengamatan langsung terhadap
gejala-gejala yang dapat diamati dari objek penelitian. Cara-cara yang dilakukan
adalah:
a) Angket (kuesioner), yaitu mengajukan pertanyaan secara tertutup
yang disebarkan kepada guru TK di Kabupaten Asahan, Sumatera
Utara.
b) Metode wawancara (interview), yaitu mengadakan tanya jawab
langsung kepada pihak-pihak yang terkait dan memiliki relevansi
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang mendukung data primer yang diperoleh dari:
a) Penelitian kepustakaan yang bersumber dari buku-buku.
b) Dokumentasi dari Dinas Pendidikan Kabupaten Asahan Sumatera
Utara dan sumber-sumber lainnya yang berkaitan dengan masalah
penelitian.
2.5 Teknik Penentuan Skor
Untuk menganalisa data yang diperoleh, dianalisis dengan analisis
kuantitatif dengan melihat korelasi antara variabel X dengan variabel Y. Teknik
penentuan skor dalam penelitian ini adalah dengan memakai skala ordinat untuk
menilai secara umum jawaban dari angket. Adapun penentuan skor adalah:
Jawaban a diberi skor 5
Jawaban b diberi skor 4
Jawaban c diberi skor 3
Jawaban d diberi skor 2
Jawaban e diberi skor 1
Untuk penentuan klasifikasi jawaban variable didasarkan atas skala interval
dengan terlebih dahulu menghitung panjang kelas (p) yang ditentukan dengan:
s banyakkela
g ren
p tan ….
Rentang = skor maksimum – skor minimum
Sehingga dapat diketahui kategori jawaban responden untuk masing-masing
variabel, yaitu:
Kategori jawaban responden.
2.6 Teknik Analisis Data
2.6.1 Koefisien Korelasi Product Moment
Selanjutnya untuk mengetahui hubungan antara variable digunakan
analisis korelasi Product Moment sebagaiman disebutkan Sugiyono dengan rumus
sebagai berikut:
X = Skor variabel bebas (Pendidikan dan Pelatihan / DIKLAT)
Y = Skor Variabel terikat (Produktivitas Kerja)
Untuk mengetahui adanya hubungan yang tinggi, sedang atau rendah
antara kedua variabel berdasarkan nilai r (koefisien korelasi) digunakan penafsiran
atau interpretasi angka sebagai berikut:
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
diperoleh berarti atau tidak dan bagaimana tingkat hubungannya melalui tabel
korelasi. Tabel korelasi menentukan batas-batas r yang signifikan. Bila nilai r
tersebut signifikan, artinya hipotesis alternatif (Ha) diterima.
2.6.2 Uji “t”
Untuk menguji keberartian koefisien antara variable, digunakan uji
statistic t dengan rumus:
(Sutrisno hadi,2001:365) Kriteria pengujian adalah:
- jika harga t hitung < t tabel maka hipotesis alternatif ditolak.
2.6.3 Koefisien Determinan
Selanjutnya untuk mengetahui besarnya hubungan variable bebas dengan
variable terikat, maka digunakan uji determinasi (D) dimana :
r 2x100% D xyKeterangan:
D = Koefisien Determinan
BAB III
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
3.1 Sejarah Singkat Dinas Pendidikan Kabupaten Asahan
Nama Dinas Pendidikan Kabupaten Asahan yang saat ini berdiri berasal
dari gabungan 2 nama lembaga dinas yaitu :
1. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Asahan
2. Departemen Pendidikan Nasaional Kabupaten Asahan
Pada tahun 2001 dengan adanya otonomi daerah maka 2 lembaga tersebut yakni
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Asahan, dan Departemen
Pendidikan Nasaional Kabupaten Asahan dilebur menjadi satu, yaitu Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Asahan. Sebelum tahun 2001 Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Asahan tunduk penuh kepada Pemerintah
Kabupaten Asahan. Sedangkan Departemen Pendidikan Nasional tunduk kepada
Menteri Pendidikan Nasional.
o Perubahan nama dua lembaga menjadi satu nama tersebut tertuang
pada Peraturan Daerah Kabupaten Asahan No. 4 tahun 2013
tentang pembentukan dan susunan Organisasi. Dinas Daerah
Kabupaten Asahan. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten
Asahan No. 6 tahun 2008 tentang susunan organisasi dinas-dinas di
lingkungan Kabupaten Asahan nama Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan berubah menjadi Dinas Pendidikan Kabupaten
Kabupaten Asahan mulai dari otonomi daerah sampai saat ini
adalah :
Drs. H. Sofyan, MM. Mulai menjabat pada tahun 2001-2003
Drs. H. Mahendra. Mulai menjabat pada tahun 2003-2008
Drs. H. Ismail. Mulai menjabat pada tahun 2008-2009
Drs. H. Bambang Bulyanto, M.Pd. Mulai menjabat pada tahun 2009-2010
Drs. H. Zainal Aripin Sinaga. Mulai menjabat pada tahun 2010-2012
Drs. H. Ismail. Mulai menjabat pada tahun 2012 sampai sekarang
3.2 Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategis dan Kebijakan Dinas Pendidikan Kabupaten Asahan
Visi dan Misi Dinas Pendidikan Kabupaten Asahan
Pembangunan bidang pendidikan di Kabupaten Asahan merupakan
bagian dari pencapaian RPJMD Kabupaten Asahan 2010-2015. Karena itu
perumusan Visi dan Misi Dinas Pendidikan Kabupaten Asahan harus mengacu
pada pencapaian visi dan misi Bupati Asahan dan RPJMD Kabupaten Asahan .
Disamping itu, juga harus tetap berpedoman pada tiga pilar kebijakan pemerintah
di bidang pendidikan, yaitu (1) pemerataan dan perluasan akses; (2) peningkatan
mutu, relevansi dan daya saing; dan (3) penguatan tata kelola, akuntabilitas, dan
citra publik.
Kehidupan global yang penuh persaingan dan kompetitif harus disikapi
oleh setiap pengambil kebijakan pendidikan atau pemangku kepentingan
(stakeholder) pendidikan. Kehidupan global yang ditandai dengan “dunia tanpa
(borderless information), masyarakat ilmu pengetahuan (knowledge society), dan
masyarakat mega kompetisi (mega competition society), memerlukan sumber
daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas dihasilkan
melalui suatu sistem pendidikan yang berkualitas. Sistem pendidikan yang
berkualitas harus direncanakan dan dikelola secara profesional, yang diawali
dengan perumusan visi dan misi yang tepat berdasarkan kemampuan dan
dukungan sumber daya yang tersedia. Penetapan rumusan visi dan misi Dinas
Pendidikan Kabupaten Asahan juga disesuaikan dengan tuntutan era globalisasi
dengan segenap dampak yang diakibatkannya.
Disamping itu, pendidikan bukan hanya membentuk manusia yang cerdas
dan memiliki intelektual yang tinggi, tetapi sekaligus manusia yang memiliki
keunggulan dalam budaya, akhlak mulia, dan budi pekerti. Karena itu, perumusan
visi dan misi Dinas Pendidikan Kabupaten Asahan dilakukan dengan tetap
memperhatikan keseimbangan antara kecerdasan intelektual, kecerdasan
emosional, dan kecerdasan spiritual. Pendidikan diharapkan menghasilkan
manusia yang cerdas, memiliki karakter, menyadari hakikat keberadaan dirinya,
keberadaan llingkungannya, dan keberadaan bangsanya.
Untuk mewujudkan progam pembangunan pendidikan seperti yang telah
1. Visi Dinas Pendidikan Kabupaten Asahan :
Visi tersebut memberikan gambaran mengenai harapan masa depan yang
ingin dicapai yakni Mewujudkan Masyarakat Asahan yang cerdas dalam
arti “ sempurna perkembangan akal budinya sehingga mampu untuk
berpikir dan mengerti, cerdas dimaksudkan bahwa masayarakat memiliki
pendidikan dan pengetahuan yang cukup untuk mampu berperan sebagai
problem solver, yang akan membawa kehidupan ke arah yang lebih baik,
sehingga mandiri, dalam pengertian memiliki kemampuan untuk
memanfaatkan potensi dirinya menjadi lebih produktif , mampu bersaing
dan berperan serta dalam pembangunan yang pada akhirnya semua yang
dimiliki harus dilandasi keimanan dan ketaqwaan Terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
Pembangunan pendidikan di Kabupaten Asahan mengarahkan dan
menekankan pendidikan sebagai motor penggerak menuju masyarakat
mandiri. Arah pembentukan masyarakat mandiri ini diikuti oleh proses
transformasi dalam budaya masyarakat yang menandai suatu perubahan
dari masyakat melalui pengembangan potensinya sebagai sumber daya
melalui pendidikan. Perkembangan ini diharapkan dapat diwujudkan baik
melalui pendidikan formal, non-formal, maupun informal.
TERWUJUDNYA MASYARAKAT ASAHAN YANG CERDAS DAN
MANDIRI DILANDASI KEIMANAN DAN KETAQWAAN TERHADAP
2. Misi Dinas Pendidikan Kabupaten Asahan
Sejalan dengan yang telah difokuskan tersebut, visi Dinas Pendidikan
Kabupaten Asahan tersebut dikemas dalam beberapa Misi sebagai berikut:
Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan ajaran agama yang dianut
dan nilai-nilai budaya sehingga menjadi sumber kearifan bertindak dalam
diri peserta didik Formal, Non Formal dan Informal.
Menyelenggarakan Program Pendidikan Anak Usia Dini, Wajib Belajar 9
Tahun dan menyiapkan Program Wajib Belajar 12 Tahun serta pendidikan
Non Formal dan Informal ;
Meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik dan tenaga kependidikan;
Meningkatkan mutu sarana dan prasarana pendidikan melalui 3 (tiga) pilar
kekuatan, yaitu pemerintah, partisipasi masyarakat, Dunia Usaha dan
Dunia Industri;
Meningkatkan kualitas/mutu lulusan setiap jenjang pendidikan berbasis
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
Meningkatkan pembinaan terhadap Lembaga Kursus dan Pelatihan (
LKP ) serta penuntasan masyarakat buta aksara;
3. Tujuan Dinas Pendidikan Kabupaten Asahan
Tujuan di dalam Renstra merupakan penjabaran dari visi dan misi yang
akan dicapai oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Asahan, yang dilengkapi dengan
rencana sasaran yang hendak dicapai dan berfungsi sebagai panduan dalam
Tujuan dalam Rencana Strategis Dinas Pendidikan Kabupaten Asahan
Tahun 2011 – 2015, harus lebih tajam dari misi, tetapi masih cukup luas untuk
dapat mendorong lahirnya kreatifitas dan inovasi untuk mencapainya bagi semua
unit kerja yang ada di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Asahan, termasuk
satuan pendidikan. Dengan mengacu pada visi dan misi, maka tujuan Dinas
Pendidikan Kabupaten Asahan dirumuskan sebagai berikut:
Misi Pertama : Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan ajaran agama yang
dianut dan nilai-nilai budaya sehingga menjadi sumber kearifan bertindak dalam
diri peserta didik Formal, Non Formal dan Informal, memiliki tujuan:
Menanamkan budi pekerti dan akhlaq mulia melalui pendidikan
formal,non formal dan informal,
Memfilterrisasi budaya – budaya luar yang negatif akibat kemajuan
IPTEK
Menghasilkan peserta didik yang santun, sosial dan berbudaya dalam
hidup bermasyarakat.
Misi Kedua : Menyelenggarakan Program Pendidikan Anak Usia Dini, Wajib
Belajar 9 Tahun dan menyiapkan Program Wajib Belajar 12 Tahun serta
pendidikan Non Formal dan Informal, memiliki tujuan:
Memperluas dan meratanya akses pendidikan dengan cara memperbesar
daya tampung setiap tingkat satuan pendidikan Formal, Non Formal dan
Informal;
Menuntaskan Wajib Belajar 9 Tahun dan siap memasuki Wajar Dikdas 12
Misi Ketiga: Meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan, memiliki tujuan:
Bertambahnya tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang profesional
dan handal, yang mampu menguasai dan mengelola informasi;
Diterapkannya proses pembelajaran yang bermutu dan berkualitas;
Misi Keempat: Meningkatkan mutu sarana dan prasarana pendidikan melalui 3
(tiga) pilar kekuatan, yaitu pemerintah, partisipasi masyarakat, Dunia Usaha dan
Dunia Industri, memiliki tujuan:
Meningkatnya kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana pendidikan
dalam mendukung proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, dan
menyenangkan;
Terciptanya iklim pembelajaran yang kondusif;
Misi Kelima: Meningkatkan kualitas/mutu lulusan setiap jenjang pendidikan
berbasis Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, memiliki tujuan:
Meningkatkan daya saing lulusan untuk melanjutkan pendidikan pada
jenjang pendidikan yang lebih tinggi;
Terserapnya lulusan di dunia kerja atau dunia industri;
Meningkatkan pelaksanaan Proses Belajar Mengajar yang disesuaikan
dengan Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi.
Misi Keenam: Meningkatkan pembinaan terhadap Lembaga Kursus dan Pelatihan
Meningkatnya kualitas program peningkatan kecakapan hidup (life skill)
dan keterampilan bagi masyarakat;
Meningkatnya kualitas layanan program kesetaraan dan program
keaksaraan dengan jumlah warga belajar yang semakin sedikit;
Memperkecil angka buta aksara melalu program / kegiatan penuntasan
buta aksara.
4. Sasaran, Strategi, dan Kebijakan
Setiap program/kegiatan yang disusun dalam Rencana Strategis harus
memuat sasaran, strategi, dan kebijakan untuk mencapai program/kegiatan yang
bersangkutan. Tujuan yang bersifat umum dan kualitatif, merupakan instrumen
yang paling praktis dalam mengarahkan semua usaha menuju perubahan yang
dikehendaki. Rumusan tujuan memberikan arahan pada perumusan sasaran yang
bersifat kuantitatif. Sasaran merupakan pernyataan kuantitatif dari suatu hal
tertentu yang yang akan dicapai dalam kurun waktu tertentu. Strategi merupakan
cara, kiat atau teknik yang akan dilakukan dengan memanfaatkan sumber daya
yang ada untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Strategi
disusun sedemikian rupa agar dapat terfokus pada elemen-elemen kunci.
Sedangkan kebijakan ditetapkan agar program dan kegiatan tidak menyimpang
dari koridor aturan-aturan yang ada. Untuk menjaga sinergisitas pembangunan,
maka perumusan strategi juga harus mempertimbangkan berbagai kebijakan
nasional. Selain adanya berbagai kebijakan yang sudah berlaku sesuai peraturan
perundang-undangan, diperlukan sejumlah kebijakan spesifiik untuk mencapai
Di dalam suatu Rencana Strategis, ada suatu jalinan benang merah yang
saling terkait antara visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, dan
program/kegiatan. Jalinan benang merah tersebut dikembangkan berdasarkan tiga
pilar pembangunan bidang pendidikan yang ditetapkan pemerintah, yaitu: (1)
pemerataan dan perluasan akses; (2) peningkatan mutu, relevansi dan, daya saing;
dan (3) penguatan tata kelola, akuntabilitas, dan citra publik. Pola
pengembangannya ditetapkan berdasarkan jenjang pendidikan dan kelompok
kegiatan sesuai Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendidikan Kabupaten Asahan,
yaitu Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK,
Pendidikan Non Formal (PNF), Pendidikan Informal, Peningkatan Mutu
Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PMPT),
Secara khusus, sasaran, strategi, dan kebijakan Dinas Pendidikan
Kabupaten Asahan hingga tahun 2011 – 2015 seperti yang dijelaskan di atas dapat
dipaparkan sebagai berikut:
1. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Pemerataan dan Perluasan Akses Pendidikan
Sasaran :
Penambahan jumlah lembaga PAUD Non Formal (kelompok
Bermain)
Pada akhir tahun 2015 setiap kecamatan memiliki 1 TK Negeri
Penambahan daya tampung pada TK Negeri dan TK Swasta.
Mendorong pendirian PAUD (Kelompok Bermain) yang
disediakan oleh Pemkab;
Pemberdayaan Lembaga PAUD Non Formal yang ada
(penambahan peserta didik),
Insentif rintisan PAUD diprioritaskan untuk 107 lembaga di Desa
Percontohan
Pengembangan model TK-SD Satu Atap
Pembangunan RKB pada TK yang sudah beroperasional
Peningkatan Mutu, Relevansi dan Daya Saing
Sasaran :
Pengadaan Alat Permainan Edukatif (APE) Dalam dan Luar,
lembaga setiap tahun
Peningkatan kualifikasi Tutor PAUD menjadi S1
Memberikan dukungan dana untuk program khusus (MAGANG)
Memberikan Tunjangan atau insentif untuk Tutor PAUD Non
Formal
Mengadakan Diklat Tutor PAUD tingkat dasar
Bimbingan Teknis (Bimtek) peningkatan kompetensi guru TK
Pemberdayaan Gugus TK 5 gugus setiap tahun.
Strategi :
Peningkatan kualifikasi Tutor PAUD diprioritaskan yang sudah
Pemberian insentif Tutor PAUD diberikan untuk Tutor dengan
kualifikasi minimal SMA dan sudah bertugas minimal 1 tahun
Diklat PAUD tingkat dasar untuk Tutor yang belum pernah mengikuti
Diklat,
Tutor inti diberdayakan menjadi Tutor Diklat PAUD tingkat dasar,
Musyawarah Pamong Kelompok PAUD / Focus Group Discussion
(FGD) diikuti oleh Tutor dari lembaga yang telah memiliki izin
operasional,
Kebijakan :
Pemberian insentif operasional diprioritaskan untuk Lembaga PAUD
yang sudah memiliki izin operasional Dinas Pendidikan Kabupaten
Asahan dan sudah berjalan minimal 1 tahun dan jumlah warga belajar
2. Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun
2.1. Pendidikan SD/MI.
a) Pemerataan dan Perluasan Akses
Sasaran :
Menurunkan rata-rata rasio jumlah siswa dengan rombel dan
mengurangi sekolah yang menerapkan doble sift dengan
penambahan RKB SD/MI
Peningkatan standar sarana dan prasarana sekolah sesuai dengan
Permendiknas No 24 tahun 2007, dengan cara pengadaan
meubiler SD Negeri dan Swasta, peningkatan mutu sarana SD
Pemberian beasiswa siswa miskin setiap tahun,
Strategi :
Di daerah berpenduduk padat dan lahan terbatas
dibangun RKB bertingkat,
RKB diprioritaskan di daerah perkotaan dan pada
sekolah yang menerapkan double sift.
Kebijakan
Prioritas kebutuhan RKB di setiap kecamatan yang tersebar di 25
Kecamatan
a) Peningkatan Mutu Relevansi dan Daya Saing
Sasaran :
Sampai tahun 2015 pengadaan sarana perpustakaan SD,
pembangunan ruang dan sarana perpustakaan, dan rehabilitasi
ruang perpustakaan
Setiap tahun dilakukan :
Seleksi peserta olimpiade MIPA jenjang SD/MI di 25 kecamatan,
Lomba olimpiade MIPA
Bimtek MIPA SD/MI,
Pemberian beasiswa berprestasi,
Pemberian dukungan dana kompetisi tingkat provinsi dan tingkat
Diadakannya LCT, Lomba Sekolah Sehat, dan Lomba Wawasan
Wiyata Mandala,
Dilakukan pembangunan ruang dan sarana laboratorium IPA,
Mulai tahun pelajaran 2011/2012, pelajaran Muatan Lokal SD
sudah menggunakan standar acuan yang telah ditetapkan
Pemerintah Kabupaten Asahan
Pada akhir tahun 2015, ada satu SDN dengan status dan
menggunakan pembelajaran berbasis ICT,
Strategi :
Pembangunan sarana perpustakaan SD di prioritaskan untuk SDN,
Dukungan dana kompetisi tingkat provinsi dan nasional diprioritaskan
untuk olimpiade mata pelajaran,
Pembangunan Laboratorium IPA di prioritaskan pada SD yang
diproyeksikan menjadi SD SSN di tahun 2015 dan SD yang
diproyeksikan menjadi SD SBI,
Pemenuhan kebutuhan ICT pada sekolah yang diproyeksikan menjadi
SBI.
b) Peningkatan Tata Kelola, Akuntabilitas, dan Pencitraan Publik
Sasaran :
Sampai tahun 2015, pengelolaan perencanaan pendidikan SD
Sampai tahun 2015 terjadinya peningkatan kapasitas
kepemimpinan kepala sekolah dan dukungan pegawai
administrasi,
Strategi :
Dilakukan dalam bentuk Bimtek peningkatan kapasitas manajerial
kepala sekolah tingkat dasar dan lanjutan, serta pemberdayaan KKKS
SD Negeri,
Workshop dilalakukan dengan proses On the Job Training,
Dibutuhkan fasilitator khusus untuk penyusunan RKS
Kebijakan :
Bimtek dan workshop khusus pada SD Negeri,
Pemenuhan kebutuhan pegawai SD/MI dilakukan dengan cara
rekrutmen baru dan pemerataan distribusi pegawai yang sudah ada.
2.2. SMP/MTs
a) Pemerataan dan Perluasan Akses
Sasaran :
Sampai tahun 2015:
Pengadaan USB SMP,
Penambahan RKB SMP,
Pengadaan Meubiler SMP,
Pengadaan Ruang Penunjang Lainnya,