• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT) TERHADAP KINERJA GURU DI SMP NEGERI 1 BAJO KABUPATEN LUWU SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT) TERHADAP KINERJA GURU DI SMP NEGERI 1 BAJO KABUPATEN LUWU SKRIPSI"

Copied!
159
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT) TERHADAP KINERJA GURU DI SMP NEGERI 1 BAJO

KABUPATEN LUWU

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada jurusan Teknologi Pendidikan

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidkan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

AKHIDA IDHAM 10531215915

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN 2020

i

(2)

ii

(3)

iii

(4)

iv

(5)

v

(6)

MOTO DAN PERSEMBAHAN

Moto:

“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”. (QS. ArRa’d : 11)

“Kamu tidak bisa kembali dan mengubah masa lalu jika kamu tetap membuat kesalahan yang sama, maka dari itu tataplah masa depan untuk berbuat yang lebih baik lagi”. (Akhida Idham)

Persembahan:

Skirpsi ini adalah bagian dari ibadahku kepada Allah SWT, karena kepadaNyalah kami menyembah dan kepadaNyalah kami mohon pertolongan.

Sekaligus ungkapan terima kasihku kepada:

Bapak danIbuku sebagai inspirasi dan motivasi dalam hidupku, yang selalu mendukung baik dari segi moril ataupun material dan yang telah memberikan kasih

sayangnya sejak kecil hingga saat ini, Kakak dan Adikku yang selalu memberikan semangat, dukungan serta do’anya untukku.

vi

(7)

ABSTRAK

Akhida Idham 2020. Pengaruh Pendidikandan Pelatihan (Diklat) Terhadap Kinerja Guru di SMP Negeri 1 Bajo Kabupaten Luwu. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Teknologi Pendidikan. Pembimbing (1) Sukmawati, Pembimbing (2) Syarifuddin Cn. Sida.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja guru di SMP Negeri 1 Bajo Kabupaten Luwu.

penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menunjukkan hubungan yang bersifat sebab akibat. Populasi penelitian ini sebanyak 42 orang dan sampel sebanyak 30 orang sebagai responden dengan teknik pengambilan sampel yang dilakukan secara purpossive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, angket,dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis statistik deskriptif dengan menggunakan presentase dan untuk analisis statistic inferensial menggunakan uji normalitas data, analisis korelasi product moment, dan analisis regresi linear sederhana. berdasarkan hasil analisis data penelitian tentang pengaruh pendidikan dan pelatihan (DIKLAT) terhadap kinerja guru di SMP Negeri 1 Bajo Kabupaten Luwu tentang hasil analisis kolerasi product moment diperoleh r-hitung sebesar 0,345. Sehingga dikatakan dalam koefisien korelasi 0,345 berada pada interval 0,20-0,399 dengan tingkat hubungan rendah, maka dari itu hasil analisis product moment dinyatakan tidak ada hubungan antara pendidikan dan pelatihan (DIKLAT) terhadap kinerja guru di SMP Negeri 1 Bajo Kabupaten Luwu, karena r-hitung (0,345) lebih kecil dari pada r-tabel (0,361) maka dapat disimpulkan bahwa H0 yang berbunyi tidak ada pengaruh pendidikan dan pelatihan (DIKLAT) terhadap kinerja guru di SMP Negeri 1 Bajo Kabupaten Luwu diterima dan H1 yang berbunyi ada pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja guru di SMP Negeri 1 Bajo Kabupeten Luwu diterima.

Kata Kunci: Pendidikan dan pelatihan (DIKLAT), Kinerja Guru

vii

(8)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Syukur Alhamdulillah segala puji bagi Allah Yang Maha kuasa atas limpahan nikmat kasih sayang-Nya. Sehingga saya masih mampu menimbah ilmu yang telah menetes kedunia termasuk kedalam firman-NyaYarfa‟illahu alladziina amanu minkum walladzinautul „ilma darajat. Amin.

Muara rahmat kasih-Nya mudah-mudahan senantiasa tercurah kepangkuan Nabi Muhammad SAW. Sang Pembebas Kebodohan. Dengan selalu mengikuti dan menjalankan ajaran beliau, semoga kita termasuk umatnya yang kelak mendapatkan syafa‟atul „udzma fi yaum al makhsyar.

Dalam penyusunan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan (DIKLAT) Terhadap Kinerja Guru di SMP Negeri 1 Bajo Kabupeten Luwu”. Penulis menghadapi berbagai kesulitan kerana terbatasnya kemampuan penulis dan rumitnya objek pembahasan. Dalam pengantar sederhana ini, dengan kerendahan hati saya ucapkan banyak terima kasih kepada Ayahanda Idham, SE. dan Ibunda Haera, selaku orang tua saya yang tercinta, yang telah bersusah payah memberikan dukungan moral maupun material dan arahan selama proses penyusunan Skripsi ini, dan ucapan terima kasih yang tak terhingga pula kepada: Prof.Dr.

H.Ambo Asse,M.Ag., selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Erwin

viii

(9)

Akib, S.Pd.,M.Pd.,Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, Dr. Muhammad Nawir, M. Pd., selaku ketua Jurusan Teknologi Pendidikan, Nasir, S.Pd, M.Pd selaku sekertaris Jurusan Teknologi Pendidikan, Dr. Sukamwati, M.Pd. selaku pembimbing 1 yang telah mendidik dan memberikan bimbingan selama penyusunan skripsi ini, Dr. Syarifuddin Cn. Sida, M.Pd, selaku pembimbing II yang telah mendidik dan memberikan bimbingan selama penyusunan skripsi ini, Idham,S.E, Kepala Sekolah dan seluruh guru serta staf SMP Negeri 1 Bajo Kabupaten Luwu yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian, Adikku Magfirah Idham yang selalu ada dan yang paling tau perjuangan ku sampai ketitik ini, Sepupuku Ummul Khaeriah dan Kak Fahrul Fahmi yang juga ikut jadi saksi perjuanganku, Sahabat-sahabatku Norma, Najmawati, NurAzizah, Ikhwana dan Andi Yulia Khaerani yang selalu sabar mendengar dan menguatkan saya, teman-temanku Armawati dan Sitti Rahma, yang selalu membangkitkan semangatku di saat saya mulai putus asa dan selalu mendampingi dalam pengurusan di kampus dan Nunu Prayoghi, yang bersedia meluangkan waktunya untuk membantu saya dalam penyusunan skripsi ini. Seluruh teman-teman Kelas A Teknologi Pendidkan dan seluruh teman-teman Teknologi Pendidikan Angkatan 2015.

Paling tidak, nama-nama diatas sangat berperan penting dalam mendukung terselesaikannya Skirpisi ini. Semoga jasa-jasa mereka bernilai ibadah dan senantiasa mendapat pahala dan rahmat dari Allah Subhanahu WaTa‟ala.

ix

(10)

Kelemahan dan kekurangan pembuatan Skripsi ini sekaligus mengundang berbagai pihak untuk memberikan saran dan kritik terhadap pribadi saya.

Akhir kata, semoga apa yang saya susun ini bias memberikan manfaat dan inspirasi.

Aamiin.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Makassar, Agustus 2020

Akhida Idham

x

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

SURAT PERNYATAAN ... iv

SURAT PERJANJIAN ... v

MOTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka ... 6

B. Penelitian Terdahulu ... 21

xi

(12)

C. Kerangka Pikir ... 22

D. Hipotesis Penelitian ... 25

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 26

B. Desain Penelitian ... 26

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 27

D. Definisi Operasional Variabel ... 28

E. Instrumen Penelitian... 30

F. Teknik Pengumpulan Data ... 31

G. Teknik Analisis Data ... 32

BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian ... 37

B. Pembahasan ... 52

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 57

B. Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 58

LAMPIRAN ... 60 RIWAYAT HIDUP ...

xii

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir ... 26 Gambar 3.1 Model Desain Penelitian ... 27

xiii

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Keadaan Populasi ... 28

Tabel 3.2 Keadaan Sampel ... 29

Tabel 3.3 Pedoman Interpresentasi Kofisien Korelasi ... 37

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis kelamin ... 40

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 41

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 41

Tabel 4.4 Pedoman Analisis Data Variabel X ... 43

Tabel 4.5 Rangkuman Hasil Analisis Rata-rata Variabel X ... 45

Tabel 4.6 Rangkuman Analisis Data Variabel Kinerja Guru ... 46

Tabel 4.7 Rangkuman Hasil Analisis Rata-rata Variabel Kinerja Guru ... 49

Tabel 4.8 Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas Data Sig 5% ... 50

Tabel 4.9 Pedoman Hasil Pengujian Korelasi Product Moment Sig 5% ... 51

Tabel 4.10 Rangkuman Hasil Analisis Regrasi Linear Sederhana ... 52

xiv

(15)

BAB 1

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi telah membawa perubahan pada hampir semua aspek kehidupan manusia dimana berbagai permasalahan hanya dapat dipecahkan dengan upaya penguasaan dan peningkatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Selain manfaat bagi kehidupan manusia di satu sisi perubahan tersebut juga telah membawa manusia ke dalam era persaingan global yang semakin ketat. Agar mampu berperan dalam persaingan global, maka sebagai bangsa kita perlu terus mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. Oleh karena itu, peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan kenyataan yang harus dilakukan secara terencana, terarah, intensif, efektif dan efisien dalam proses pembangunan.

Ada dua faktor yang dapat menjelaskan mengapa upaya perbaikan mutu pendidikan selama ini kurang atau tidak berhasil. Pertama, strategi pembangunan pendidikan selama ini lebih bersifat input oriented. Strategi yang demikian lebih bersandar kepada asumsi bahwa bila mana semua input pendidikan telah dipenuhi, seperti penyediaan buku-buku (materi ajar) dan alat belajar lainnya, penyediaan sarana pendidikan, pelatihan guru dan tenaga kependidikan lainnya, maka secara otomatis lembaga pendidikan (sekolah) akan dapat menghasilkan output (keluaran)

1

(16)

yang bermutu sebagai mana yang diharapkan. Ternyata strategi input-output yang diperkenalkan oleh teori education production function (Hanushek, 1979,1981) tidak berfungsi sepenuhnya di lembaga pendidikan (sekolah), melainkan hanya terjadi dalam institusi ekonomi dan industri.

Kedua, pengelolaan pendidikan selama ini lebih bersifat macro-oriented, diatur oleh jajaran birokrasi di tingkat pusat. Akibatnya, banyak faktor yang diproyeksikan di tingkat makro (pusat) tidak terjadi atau tidak berjalan sebagaimana mestinya di tingkat mikro (sekolah). Atau dengan singkat dapat dikatakan bahwa komleksitasnya cakupan permasalahan pendidikan, seringkali tidak dapat terpikirkan secara utuh dan akurat oleh birokrasi pusat.

Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Bajo merupakan salah satu sekolah/instansi yang memerlukan perhatian khusus terhadap tenaga pendidik, salah satu kebijakan yang diperlukan oleh pemerintah, untuk meningkatkan efektivitas Pegawai Negeri Sipil, yaitu dengan menyelenggarakan Pendidikan dan Pelatihan sesuai dengan golongan dan jabatan dari seorang pegawai. Pendidikan dan Pelatihan merupakan kegiatan dalam memperbaiki mutu, pengembangan sikap dan tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan pegawai.

Peraturan mengenai Diklat Pegawai Negeri Sipil, diatur dalam Pasal 31 Undang-undang No. 43 Tahun 1999, dimana bahwa untuk mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya sehingga adanya pengaturan dan penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan sesuai jabatan Pegawai Negeri Sipil.

Sebagai pendukung dari defenisi tersebut, dalam Pasal 1 Peraturan Pemerintah

(17)

Nomor 101 Tahun 2000 mengenai Pendidikan dan Pelatihan jabatan, disebutkan bahwa Pendidikan dan Pelatihan yang selanjutnya disebut Diklat adalah proses penyelenggaraan belajar mengajar dalam rangka meningkatkan kemampuan Pegawai Negeri Sipil.

Berdasarkan ovservasi awal yang dilakukan pada bulan januari di SMP Negeri 1Bajo Kabupaten Luwu, sebagian guru sudah menunjukkaan kinerja yang baik dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Akan tetapi ada pula guru yang tanpa adanya persiapan yang matang dan kurangnya penguasaan terhadap materi ajar sehinnga hanya sekedar menyampaikan materi. Maka peneliti berpandangan bahwa ada hal yang menjadi faktor sehingga terjadi hal seperti itu. Untuk dapat meningkatkan kinerja guru tersebut maka sangat penting untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan (DIKLAT) guru.

Dengan adanya pelatihan-pelatihan yang diikuti oleh guru-guru, diharapkan guru akan lebih paham dengan dunia kerja, dapat mengembangkan kompotensi dan kepribadiannya, penampilan kerja individu, mengembangkan karir, sehingga guru akan menjadi lebih berkompoten. Berdasarkan informasi yang peneliti terima dari SMP Negeri 1 Bajo Kabupaten Luwu, guru-guru yang sudah mengikuti pendidikan dan pelatihan yaitu 70%.

Beradarkan hal tersebut yang telah dijbarkan, maka peneliti tertarik untuk melakukan suatu penelitian dengan judul “Pengaruh Pendidikan Dan Pelatihan (DIKLAT) Terhadap Kinerja Guru Di SMP Negeri 1 Bajo Kabupaten Luwu”.

(18)

B. RumusanMasalah

Berdsarkan permasalahan yang dikemukakan pada latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

Bagaimana Pengaruh dan Pedidikan (DIKLAT) Terhadap Kinerja Guru Di SMP Negeri 1 Bajo Kabupaten Luwu.

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan adapun tujuan dalam penelitian ini adalah:

Untuk mengetahui pendidikan dan pelatihan (DIKLAT) Terhadap Kinerja Guru Di SMP Negeri 1 Bajo Kabupaten Luwu.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis

Untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang telah diajukan dalam penelitian ini dan pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman yang lebih luas.

(19)

b. Bagi guru

Hasil penelitian ini diharapakan dapat memberikan sumbangan pemekirian dan dapat di jadikan bahan masukan bagi guru di SMP Negeri 1 Bajo Kabupaten Luwu.

c. Bagi Sekolah

Dengan adanya pendidikan dan pelatihan (DIKLAT) ini dapat meningkatkan kinerja guru di SMP Negeri 1 Bajo Kabupaten Bajo.

d. Bagi Peneliti

Memperdalam pengetahuan dan wawasan mengenai pengaruh pendidikan dan pelatihan (DIKLAT) serta mengetahui sejauh mana pengaruh pendidikan dan pelatihan (DIKLAT) terhadap kinerja guru di SMP Negeri 1 Bajo Kabupaten Luwu.

(20)

6 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Pendidikan dan Pelatihan

Ada beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli yang berkaitan dengan pendidikan dan pelatihan. Notoatmodjo (1992) mengemukakan bahwa pendidikan dan pelatihan adalah merupakan upaya untuk pengembangan sumber daya manusia, terutama untuk pengembangan aspek kemampuan intelektual kepribadian manusia. Penggunaan istilah pendidikan dan pelatihan dalam suatu institusi atau organisasi biasanya disatukan menjadi diklat (pendidikan dan pelatihan).

Simanjuntak mengemukakan bahwa pendidikan dan pelatihan merupakan salah satu faktor penting dalam pengembangan sumber daya manusia. Pendidikan dan pelatihan tidak saja menambah pengetahuan, akan tetapi juga meningkatkan keterampilan bekerja, dengan demikian meningkatkan produktivitas bekerja.

Sedangkan Michael J. Jucius dalam Moekijat (1991 : 2) menjelaskan istilah latihan untuk menunjukkan setiap proses untuk mengembangkan bakat, keterampilan dan kemampuan pegawai guna menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan tertentu.

(21)

Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pengembanan sumber daya manusia dalam suatu organisasi adalah peningkatan kemampuan pegawai yang dalam penelitian ini dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan dalam rangka mencapai tujuan secara efisien dan efektif hubungannya dengan kinerja.

Robinson, Graigh, dan Gardner dalam Karoma (2007:55), merumuskan pendidikan dan pelatihan adalah proses kegiatan pembelajaran untuk mengembangkan pola perilaku seseorang dalam bidang pengetahuan, keterampilan atau sikap untuk mencapai standar yang diharapkan; pengalihan pengetahuan dan keterampilan dari seseorang kepada orang lain; teknik dan pengaturan untuk memelihara dan melaksankan pembelajaran.The Trainer’s library dalam Karoma (2007:56), pendidikan dan pelatihan adalah seluruh kegiatan yang didesain untuk membantu meningkatkan pegawai memperoleh pengetahuan, keterampilan dan meningkatkan sikap, perilaku yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.

Nadler, Steven, dan James dalam Karoma (2007:56), pelatihan adalah pengalaman pembelajaran yang disiapkan oleh organisasi untuk meningkatkan kinerja dan efektivitas pekerjaan pegawai pada saat sekarang. Kinerja diartikan meningkatnya prestasi kerja yang lebih efisien dan efektif bagi dirinya sendiri maupun organisasi. Konsep Lembaga Administrasi Negara, pelatihan lebih menekankan pada proses peningkatan kemampuan seseorang individu dalam melaksanakan tugasnya.

(22)

Peraturan Pemerintah no 101 tahun 2000, tentang diklat, pendidikan dan pelatihan adalah proses penyelenggaraan pembelajaran dalam rangka meningkatkan kemampuan PNS. Pengembangan adalah pembelajaran yang tidak ada kaitannya dengan pekerjaan, meskipun mungkin saja mempunyai beberapa pengaruh baik pada pekerjaan sekarang maupun yang akan datang (Atmodiwirio dalam Karoma, 2007:56).

Pendidikan adalah suatu proses pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekumpulan manusia yang diwariskan dari satu generasi ke generasi selanjutnya melalui pengajaran, pelatihan, dan penelitian (Maxmanroe,2019).

Tujuan pendidikan dan pelatihan adalah meningkatkan pengetahuan, keahlian dan/atau keterampilan serta pembentukan kepribadian PNS, sasarannya adalah tersedianya PNS yang memiliki kualitas tertentu guna memenuhi salah satu persyaratan untuk diangkat dalam jabatan tertentu dan memiliki kompetensi beberapa pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya (Atmodiwirio dalam Karoma, 2007:57).

Pelatihan merupakan kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan, keahlian, kompetensi, sebagai hasil dari pengajaran dan latihan keahlian dan pengetahuan yang berhubungan dengan penggunaan keahlian yang spesifik. Penataran/pelatihan merupakan bagian dari program pendidikan yang menyangkut proses pembelajaran dan meningkatkan keterampilan atau kemampuan seseorang atau sekelompok orang

(23)

di luar sistem pendidikan yang berlaku dengan waktu yang relatif singkat dan dengan metode yang lebih mengutamakan praktek dari pada teori. Hal ini sesuai dengan pendapat Notoadmodjo (1998:25) pengertian latihan adalah “bagian dari suatu proses pendidikan yang tujuannya untuk meningkatkan kemampuan atau keterampilan khusus seseorang atau sekelompok orang”. Sedangkan Udayana (2001:21) latihan merupakan program yang diharapkan guna memelihara dan memperbaiki kinerja dan pekerjaan yang sekarang. Jadi pendidikan dan latihan adalah proses dan teknik pembelajaran untuk memperbaiki kinerja dalam pekerjaan yang diembannya sekarang.

Notoadmojo (1992:30) menyatakan pendidikan dan pelatihan adalah suatu proses yang akan menghasilkan suatu perubahan perilaku. Secara konkrit perubahan perilaku itu berbentuk peningkatan kemampuan. Kemampuan ini mencakup kemampuan kognitif, afektif maupun psikomotor.

Masnur Muslich (2007:13) penataran adalah pengalaman dalam mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan dalam rangka pengembangan dan/atau peningkatan kompetensi dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik, baik pada tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional, maupun internasional. Tujuan pendidikan dan pelatihan adalah sebagai upaya meningkatkan gairah, inovatif, kreatif, kompetitif, dan mampu mengembangkan kegiatan pembelajaran yang produktif (Depdiknas, 2001: 1).

(24)

Program pendidikan dan pelatihan guru adalah salah satu program yang direncanakan bagi para guru untuk meningkatkan kualitas pengajaran sesuai dengan bidangnya. Para guru diberikan pelatihan dalam cara mengajar, pembuatan rencana belajar mengajar yang lebih efektif dan menarik minat siswa dan hal-hal lain yang dapat meningkatkan kualitas dan kemampuan para guru. Istilah-istilah kegiatan pelatihan, hampir bersamaan makna, manfaatnya, maupun prosesnya, yaitu:

pendidikan, pelatihan dan pengembangan. Lembaga Administrasi Negara dalam Karoma (2007:55), menyatakan pendidikan dan pelatihan jabatan Pegawai Negri Sipil yang selanjutnya disebut Diklat. Diklat adalah penyelenggaraan proses pembelajaran dalam rangka meningkatkan kemampuan Pegawai Negeri Sipil dalam melaksanakan tugasnya.

Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan pendidikan dan pelatihan adalah mengikuti penataran yang berkaitan dengan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional yang pernah diikuti oleh guru.Kompetensi pedagogik merupakan kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam menjalankan tugas keguruannya yang berkaitan dengan kemampuan atau bekal guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Berdasarkan standar sertifikasi guru kompetensi pedagogik guru meliputi:

1) Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan, 2) Pemahaman standar peserta didik,

3) Pengembangan kurikulum atau silabus, 4) Perencanaan pembelajaran,

5) Pelaksanaan pembelajaran,

(25)

6) Pemanfaatan teknologi pembelajaran, 7) Evaluasi pembelajaran,

8) Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan potensi peserta didik.

Jamal Ma‟mur Asmani (2009:60).

Seorang guru harus memiliki kompetensi pedagogik yang terdiri dari 8 kompetensi di atas, jika guru mempunyai pemahaman terhadap landasan pembelajaran guru akan memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik bagi peserta didik serta guru dapat menetapkan berbagai pendekatan, metode, strategi dan teknik pembelajaran sehingga dapat menumbuhkan semangat belajar siswa. Seorang guru harus memahami karakteristik peserta didik baik secara fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, sosial, emosional dan intelektual sehingga dapat membantu dalam pengembangan kurikulum yang berlaku melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan prinsip-prinsip dan tujuan yang diharapkan.

Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan subtansi keilmuan yang mengenai materi serta penguasaan terhadap struktur dan metode keilmuannya. Terdapat seperangkat tugas yang harus dilaksanakan oleh seorang guru berhubungan dengan profesinya sebagai pengajar, tugas guru ini sangat berkaitan dengan kompetensi profesionalnya. Hakikat profesi guru merupakan suatu profesi, yang berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang pendidikan. Walaupun pada kenyataannya masih terdapat hal-hal tersebut di luar

(26)

bidang kependidikan. Kompetensi merupakan daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan.

Soetjipto dan Raflis Kosasi (1999:20) guru yang memiliki kompetensi profesional perlu menguasai antara lain:

1) Disiplin ilmu pengetahuan sebagai sumber bahan pelajaran, 2) Bahan ajar yang diajarkan,

3) Pengetahuan tentang karakteristik siswa,

4) Pengetahuan tentang filsafat dan tujuan pendidikan,

5) Pengetahuan serta penguasaan metode dan model mengajar, 6) Penguasaan terhadap prinsip-prinsip teknologi pembelajaran,

7) Pengetahuan terhadap penilaian, dan mampu merencanakan, memimpin guna kelancaran proses pendidikan.

Tuntunan atas berbagai kompetensi ini mendorong guru untuk memperoleh informasi yang dapat memperkaya kemampuan agar tidak mengalami ketinggalan dalam kompetensi profesionalnya. Dengan kompetensi profesional tersebut, dapat diduga berpengaruh pada proses pengelolaan pendidikan sehingga mampu melahirkan keluaran pendidikan yang bermutu, keluaran yang bermutu dapat dilihat pada hasil langsung pendidikan yang berupa nilai yang dicapai siswa dan dapat juga dilihat dari dampak pengiring yakni di masyarakat, selain itu salah satu unsur pembentuk kompetensi profesional guru adalah tingkat komitmennya terhadap profesi guru dan didukung kemampuan menggunakan nalar.

(27)

2. Kinerja Guru

a. Pengertian Kinerja

Kinerja merupakan kegiatan yang dijalankan oleh tiap-tiap individu dalam kaitannya untuk mencapai tujuan yang sudah direncanakan. Berkaitan dengan hal tersebut terdapat beberapa definisi mengenai kinerja. Smith dalam (Mulyasa, 2005: 136) kinerja adalah “output drive from processes, human or otherwise”. Kinerja merupakan hasil atau keluaran dari suatu proses.

Dikatakan lebih lanjut oleh Mulyasa bahwa kinerja atau performance dapat diartikan sebagai prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, hasil- hasil kerja atau unjuk kerja.

Kinerja merupakan suatu konsep yang bersifat universal yang merupakan efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawannya berdasarkan standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Karena organisasi pada dasarnya dijalankan oleh manusia maka kinerja sesungguhnya merupakan perilaku manusia dalam menjalankan perannya dalam suatu organisasi untuk memenuhi standar perilaku yang telah ditetapkan agar membuahkan tindakan serta hasil yang diinginkan.

Prawirasentono (1999: 2):

“Performance adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral ataupun etika”.

(28)

Dessler (1997: 513) pengertian kinerja hampir sama dengan prestasi kerja ialah perbandingan antara hasil kerja aktual dengan standar kerja yang ditetapkan. Dalam hal ini kinerja lebih memfokuskan pada hasil kerja.

Dari beberapa pengertian tentang kinerja tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah prestasi kerja yang telah dicapai oleh seseorang. Kinerja atau prestasi kerja merupakan hasil akhir dari suatu aktifitas yang telah dilakukan seseorang untuk meraih suatu tujuan.

Pencapaian hasil kerja ini juga sebagai bentuk perbandingan hasil kerja seseorang dengan standar yang telah ditetapkan. Apabila hasil kerja yang dilakukan oleh seseorang sesuai dengan standar kerja atau bahkan melebihi standar maka dapat dikatakan kinerja itu mencapai prestasi yang baik.

Kinerja yang dimaksudkan diharapkan memiliki atau menghasilkan mutu yang baik dan tetap melihat jumlah yang akan diraihnya. Suatu pekerjaan harus dapat dilihat secara mutu terpenuhi maupun dari segi jumlah yang akan diraih dapat sesuai dengan yang direncanakan.

b. Pengertian Kinerja Guru

Kinerja guru mempunyai spesifikasi tertentu. Kinerja guru dapat dilihat dan diukur berdasarkan spesifikasi atau kriteria kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru. Berkaitan dengan kinerja guru, wujud perilaku yang dimaksud adalah kegiatan guru dalam proses pembelajaran. Berkenaan dengan standar kinerja guru Sahertian sebagaimana dikutip Kusmianto (1997:

(29)

49) dalam buku panduan penilaian kinerja guru oleh pengawas menjelaskan bahwa:

“Standar kinerja guru itu berhubungan dengan kualitas guru dalam menjalankan tugasnya seperti: (1) bekerja dengan siswa secara individual, (2) persiapan dan perencanaan pembelajaran, (3) pendayagunaan media pembelajaran, (4) melibatkan siswa dalam berbagai pengalaman belajar, dan (5) kepemimpinan yang aktif dari guru”.

UU Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 39 ayat (2), menyatakan bahwa pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.

Keterangan lain menjelaskan dalam UU No. 14 Tahun 2005 Bab IV Pasal 20 (a) tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa standar prestasi kerja guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya, guru berkewajiban merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran. Tugas pokok guru tersebut yang diwujudkan dalam kegiatan belajar mengajar merupakan bentuk kinerja guru.

Pendapat lain diutarakan Soedijarto (1993) menyatakan ada empat tugas gugusan kemampuan yang harus dikuasai oleh seorang guru.

Kemampuan yang harus dikuasai oleh seorang guru, yaitu: (1) merencanakan

(30)

program belajar mengajar; (2) melaksanakan dan memimpin proses belajar mengajar; (3) menilai kemajuan proses belajar mengajar; (4) membina hubungan dengan peserta didik. Sedangkan berdasarkan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Menengah dijabarkan beban kerja guru mencakup kegiatan pokok: (1) merencanakan pembelajaran; (2) melaksanakan pembelajaran; (3) menilai hasil pembelajaran; (4) membimbing dan melatih peserta didik; (5) melaksanakan tugas tambahan.

Kinerja guru dapat dilihat saat dia melaksanakan interaksi belajar mengajar di kelas termasuk persiapannya baik dalam bentuk program semester maupun persiapan mengajar. Berkenaan dengan kepentingan penilaian terhadp kinerja guru. Georgia Departemen of Education telah mengembangkan teacher performance assessment instrument yang kemudian dimodifikasi oleh Depdiknas menjadi Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG). Alat penilaian kemampuan guru, meliputi: (1) rencana pembelajaran (teaching plans and materials) atau disebut dengan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran); (2) prosedur pembelajaran (classroom procedure); dan (3) hubungan antar pribadi (interpersonal skill).

Proses belajar mengajar tidak sesederhana seperti yang terlihat pada saat guru menyampaikan materi pelajaran di kelas, tetapi dalam melaksanakan pembelajaran yang baik seorang guru harus mengadakan persiapan yang baik agar pada saat melaksanakan pembelajaran dapat terarah sesuai tujuan

(31)

pembelajaran yang terdapat pada indikator keberhasilan pembelajaran. Proses pembelajaran adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh seorang guru mulai dari persiapan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran sampai pada tahap akhir pembelajaran yaitu pelaksanaan evaluasi dan perbaikan untuk siswa yang belum berhasil pada saat dilakukan evaluasi.

Dari berbagai pengertian di atas maka dapat disimpulkan definisi konsep kinerja guru merupakan hasil pekerjaan atau prestasi kerja yang dilakukan oleh seorang guru berdasarkan kemampuan mengelola kegiatan belajar mengajar, yang meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran dan membina hubungan antar pribadi (interpersonal) dengan siswanya.

c. Faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Kinerja dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Malthis dan Jackson (2001: 82) dalam Wikipedia, ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja.

“Faktor-faktor yang memengaruhi kinerja individu tenaga kerja, yaitu:

1) Kemampuan mereka.

2) Motivasi.

3) Dukungan yang diterima.

4) Keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan.

5) Hubungan mereka dengan organisasi”.

Penjelasan lain mengenai faktor yang berpengaruh terhadap kinerja dijelaskan oleh Mulyasa. Mulyasa (2007: 227) sedikitnya terdapat sepuluh

(32)

faktor yang dapat meningkatkan kinerja guru, baik faktor internal maupun eksternal:

“Kesepuluh faktor tersebut adalah: (1) dorongan untuk bekerja, (2) tanggung jawab terhadap tugas, (3) minat terhadap tugas, (4) penghargaan terhadap tugas, (5) peluang untuk berkembang, (6) perhatian dari kepala sekolah, (7) hubungan interpersonal dengan sesama guru, (8) MGMP dan KKG, (9) kelompok diskusi terbimbing serta (10) layanan perpustakaan”.

Selanjutnya pendapat lain juga dikemukakan oleh Surya (2004: 10) tentang faktor yang mempengaruhi kinerja guru.

“Faktor mendasar yang terkait erat dengan kinerja profesional guru adalah kepuasan kerja yang berkaitan erat dengan kesejahteraan guru.

Kepuasan ini dilaterbelakangi oleh faktorfaktor: (1) imbalan jasa, (2) rasa aman, (3) hubungan antar pribadi, (4) kondisi lingkungan kerja, (5) kesempatan untuk pengembangan dan peningkatan diri”.

Berdasarkan penjelasan yang dikemukakan diatas, faktor-faktor yang menentukan tingkat kinerja guru dapat disimpulkan antara lain: (1) tingkat kesejahteraan (reward system); (2) lingkungan atau iklim kerja guru; (3) desain karir dan jabatan guru; (4) kesempatan untuk berkembang dan meningkatkan diri; (5) motivasi atau semangat kerja; (6) pengetahuan; (7) keterampilan dan; (8) karakter pribadi guru.

d. Penilaian kinerja guru

Penilian kinerja guru merupakan suatu proses yang bertujuan untuk mengetahui atau memahami tingkat kinerja guru satu dengan tingkat kinerja guru yang lainnya atau dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan.

Hani Handoko (1994: 135) menjelaskan bahwa, “penilaian prestai kerja (performance appraisal) adalah proses melalui mana organisasi-organisasi

(33)

mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan”. Penilaian kinerja pada dasarnya merupakan faktor kunci guna mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien, karena adanya kebijakan atau program yang lebih baik atas sumber daya manusia yang ada dalam organisasi.

Terdapat berbagai model instrumen yang dapat dipakai dalam penilaian kinerja guru. Namun demikian, ada dua model yang paling sesuai dan dapat digunakan sebagai instrumen utama, yaitu skala penilaian dan lembar observasi atau penilaian. Skala penilaian mengukur penampilan atau perilaku orang lain melalui pernyataan perilaku dalam suatu kontinum atau kategori yang memiliki makna atau nilai. Observasi merupakan cara mengumpulkan data yang biasa digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses 22 terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati baik dalam situasi yang alami sebenarnya maupun situasi buatan. Tingkah laku guru dalam mengajar, merupakan hal yang paling cocok dinilai dengan observasi.

Menilai kinerja guru adalah suatu proses menentukan tingkat keberhasilan guru dalam melaksanakan tugas-tugas pokok mengajar dengan menggunakan patokan-patokan tertentu. Bagi para guru, penilaian kinerja berperan sebagai umpan balik tentang berbagai hal seperti kemampuan, kelebihan, kekurangan dan potensinya. Bagi sekolah hasil penilaian para guru sangat penting arti dan perannya dalam pengambilan keputusan.

(34)

e. Manfaat Penilaian Kinerja Guru

Penilaian kinerja guru memiliki manfaat bagi sebuah sekolah karena dengan penilaian ini akan memberikan tingkat pencapaian dari standar, ukuran atau kriteria yang telah ditetapkan sekolah. Sehingga kelemahan- kelemahan yang terdapat dalam seorang guru dapat diatasi serta akan memberikan umpan balik kepada guru tersebut. Mangkupawira (2001: 224), manfaat dari penilaian kinerja karyawan adalah: (1) perbaikan kinerja; (2) penyesuaian kompensasi; (3) keputusan penetapan; (4) kebutuhan pelatihan dan pengembangan; (5) perencanaan dan pengembangan karir; (6) efisiensi proses penempatan staf; (7) ketidakakuratan informasi; (8) kesalahan rancangan pekerjaan; (9) kesempatan kerja yang sama; (10) tantangan- tantangan eksternal; (11) umpan balik pada SDM.

Sedangkan Mulyasa (2007: 157) menjelaskan tentang manfaat penilaian tenaga pendidikan:

“Penilaian tenaga pendidikan biasanya difokuskan pada prestasi individu, dan peran sertanya dalam kegiatan sekolah. Penilaian ini tidak hanya penting bagi sekolah, tetapi juga penting bagi tenaga kependidikan yang bersangkutan. Bagi para tenaga kependidikan, penilaian berguna sebagai umpan balik terhadap berbagai hal, kemampuan, ketelitian, kekurangan dan potensi yang pada gilirannya bermanfaat untuk menentukan tujuan, jalur, rencana, dan pengembangan karir. Bagi sekolah, hasil penilaian prestasi tenaga kependidikan sangat penting dalam mengambil keputusan berbagai hal, seperti identifikasi kebutuhan program sekolah, penerimaan, pemilihan, pengenalan, penempatan, promosi, sistem imbalan dan aspek lain dari keseluruhan proses pengembangan sumber daya manusia secara keseluruhan”.

Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa penilaian kinerja penting dilakukan oleh suatu sekolah untuk perbaikan kinerja guru itu sendiri

(35)

maupun untuk sekolah dalam hal menyusun kembali rencana atau strategi baru untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Penilaian yang dilakukan dapat menjadi masukan bagi guru dalam memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya. Selain itu penilaian kinerja guru membantu guru dalam mengenal tugas-tugasnya secara lebih baik sehingga guru dapat menjalankan pembelajaran seefektif mungkin untuk kemajuan peserta didik dan kemajuan guru sendiri menuju guru yang profesional.

Penilaian kinerja guru tidak dimaksudkan untuk mengkritik dan mencari kesalahan, melainkan sebagai dorongan bagi guru dalam pengertian konstruktif guna mengembangkan diri menjadi lebih profesional dan pada akhirnya nanti akan meningkatkan kualitas pendidikan peserta didik. Hal ini menuntut perubahan pola pikir serta perilaku dan kesediaan guru untuk merefleksikan diri secara berkelanjutan.

B. Penelitian Terdahulu

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Murniati pada tahun 2016 yang berjudul Pengaruh Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap Kinerja Guru Di SMK Negeri 1 Bungoro Kabupaten Pangkep diperolah hasil penelitian bahwa pendiklatan di SMK Negeri 1 Bungoro Kabupaten Pangkep ada hubungan yang signifikan antara pendiklatan terhadap kinerja guru di SMK Negeri 1 Bungoro Kabupaten Pangkep.

Penelitian dilakukan oleh I Ketut Dartha pada tahun 2010 dengan judul Pengaruh Pendidkan dan Pelatihan (DIKLAT) Terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil Pada Sekretariat Daerah Kota Malang diperoleh hasil variabel pendiklatan

(36)

berpengaruh secara signifikan terhadap pengaruh kinerja pegawai negeri sipil pada sekretariat kota malang.

Penelitian dilakukan oleh Nuraeni pada tahun 2019 dengan judul Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Kinerja Di SMK Kabupaten Cirebon diperoleh hasil bahwa ada pengaruh terhadap kinerja di SMK Kabupaten Cirebon.

C. Kerangka Pikir

Peran penting guru dalam proses pendidikan adalah salah satu yang tidak dapat terbantahkan, guru merupakan subyek pembawa nilai dan norma budaya yang menduduki sentral dalam pendidikan. Guru sebagai ujung tombak pendidikan yang langsung berada di garis depan berhadapan dengan peserta didik dituntut untuk memiliki kompetensi yang memadai. Pentingnya tugas guru dalam pendidikan sehingga seorang guru dituntut untuk memiliki kinerja yang baik.

Kinerja guru dalam proses pembelajaran merupakan kemampuan guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar yang memiliki keahlian mendidik dalam rangka pembinaan peserta didik untuk tercapainya institusi pendidikan. Seorang guru harus memiliki kinerja yang baik terutama pada saat proses pembelajaran berlangsung. Guru diharapkan memiliki ilmu yang cukup sesuai bidangnya, pandai berkomulikasi mengasuh dan menjadi belajar yang baik bagi peserta didiknya untuk tubuh dan berkembang menjadi dewasa.

Pentingnya tugas guru dalam pendidikan sehingga seorang guru dituntut untuk memiliki kinerja yang baik. Namun pada kenyataannya kinerja guru di SMP

(37)

Negeri 1 Bajo masih rendah. Masalah tersebut menarik perhatian penulis untuk mengadakan penelitian untuk mengetahui pengaruh pendidikan dan pelatihan (DIKLAT) terhdap kinerja guru di Smp Negeri 1 Bajo Kabupaten Luwu.

Pendidikan dan pelatihan merupakan usaha peningkatan kemampuan, kepandaian, keterampilan pengetahuan di lapangan pekerjaan bagi guru, oleh karena itu dengan pendidikan dan pelatihan diperoleh kemampuan dan menghasilkan perubahan perilaku. Secara konkrit perubahan perilaku itu berupa peningkatan kognitif, afektif maupun psikomotor, bahkan dengan pendidikan dan pelatihan diperoleh guru tetap muda dalam semangat pengetahuan dan keterampilan, di samping itu meningkatkan gairah inovatif, kreatif, kompetitif dan mampu mengembangkan kegiatan pembelajaran yang produktif, sehingga dengan kegiatan pendidikan dan pelatihan ini pula guru memperoleh bekal agar lebih mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran, melaksanakan kurikulum atau garis-garis besar program pembelajaran dan wawasan mengenai perkembangan pembelajaran dalam penyelenggaraan pendidikan.

Seorang guru yang mengikuti pendidikan dan pelatihan akan memperoleh pengalaman pembelajaran yang disiapkan untuk meningkatkan kinerja dan efektivitas pekerjaan, kinerja yang dimaksud adalah meningkatnya kerja guru yang lebih efisien dan efektif bagi dirinya maupun sekolah. Keterampilanketerampilan melaksanakan pembelajaran yang dimiliki oleh seorang guru tidak saja diperoleh melalui pendidikan formal, tetapi juga dapat diperoleh melalui mengikuti

(38)

pendidikan, pelatihan dan pengalaman mengajar guru yang berhubungan dengan kompetensi pedadogik dan kompetensi profesional guru.

Untuk itu, variabel bebas yang akan peneliti kaji yaitu pendidikan dan pelatihan dan variabel terikatnya yaitu kinerja guru. Adapun yang menjadi indikator untuk variabel pendidikan dan pelatihan yaitu menurut pendapat Bangun yang telah diuraikan pada tinjauan pustaka sebelumnya, ada empat tingkat penilaian pendidikan dan pelatihan yaitu: a) Reaksi, b) Pembelajaran, c)Perilaku, d) Hasil pelatihan.

Sedangkan yang menjadi indikator untuk variabel kinerja guru yaitu Supardi mengtakan bahwa kinerja guru juga dapat ditunjukkan dari seberapa besar kompetensi-kompetensi yang dipersyartakan dipenuhi. Ada empat kompentensi guru yaitu: a) Kompetensi pedagogik, b) Kompetensi kepribadian, c) Komptensi sosial, d) Komptensi profesional.

(39)

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan kerangka pikir berikut:

GAMBAR 2.1. Bagan Kerangka Pikir

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, karena jawaban yang diberikan baru berdasarkan teori-teori yang relevan belum didasarkan pada fakta-fakta emperis yang diperoleh melalui pengumpulan data (Sugiyono,2008:51).

H0 : Tidak ada pengaruh pendidikan dan pelatihan (DIKLAT) terhadap kinerja guru di SMP Negeri 1 Bajo.

H1: Ada pengaruh pedidikan dan pelatihan (DIKLAT) terhadap kinerja guru di SMP Negeri 1 Bajo.

SMP Negeri 1 Bajo Kabupaten Luwu

Pendidikan dan Pelatihan (X)

1. Reaksi

2. Pembelajaran (Pengetahuan) 3. Hasil Perilaku 4. Hasil Pelatihan

Kinerja Guru (Y) 1. Kompetensi

Pedagogik 2. Kompetensi

Keperibadian 3. Kompetensi

Sosial 4. Kompetensi

Profesional

(40)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif yang menggunakan metode ex-post facto. Metode ex-post facto merupakan penelitian yang variabel-variabel bebasnya telah terjadi perlakuan atau treatment tidak dilakukan pada saat penelitian berlangsung, sehingga penelitian ini biasanya dipisahkan dengan penelitian eksperimen (Samsuddin,2011:164).

B. Desain Penelitian

Dalam penelitian kuantitatif/positivistik, yang dilandasi pada suatu asumsi bahwa suatu gejala itu dapat diklasifikasikan, dan hubungan gejala bersifat kasual (sebab akibat), maka peneliti dapat melakukan penelitian dengan memfokuskan kepada beberapa variabel saja. Pola hubungan antara variabel yang akan diteliti tersebut selanjutnya disebut sebagai paradigma penelitian.

Jadi paradigma penelitian ini adalah paradigma sederhana yang terdiri atas satu varibel independen dan dependen. Hal ini dapat di gambarkan seperti pada gambar

GAMBAR 3.1. Model Desain Penelitian

Keterangan:

X : Diklat Y : Kinerja guru

Sumber: Sugiyono (2017:79) Y

X

26

(41)

C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generelisasi yang terdiri atas objek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu, Sugiyono (2015:117). Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bajo, Jl. Pendidikan No.19 Kecamatan bajo, Kabupaten Luwu. Dengan populasi seluruh guru di SMP Negeri 1 Bajo yang berjumlah 42 orang.

TABEL 3.1. Keadaan populasi

No Jenis Kelamin Jumlah Guru

1. Laki-laki 11 Orang

2. Perempuan 31 Orang

Jumlah Keseluruhan 42 Orang

Sumber: Tata usaha SMP Negeri 1 Bajo

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, Sugiyono (2015: 118). Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Purposive sampling adalah salah satu teknik sampling non random sampling di mana peneliti menentukan pengambilan sampel dengan cara menetapkan ciri-ciri khusus yang sesuai dengan tujuan penelitian sehingga diharapkan dapat menjawab permasalahan penelitian. Anwar Hidayat (2017). Sampel dalam penelitian ini dapat dilihat dalam table berikut:

(42)

TABEL 3.2. Keadaan Sampel

Sumber: Tata Usaha SMP Negeri 1 Bajo D. Definisi Operasional Variabel

Defenisi operasional variabel merupakan batasan-batasan yang digunakan untuk menghindari perbedaan interpretasi terhadap variabel yang dikaji, maka dikemukakan defenisi operasional variabel penelitian sebagai berikut:

1. Pendidikan Dan Pelatihan (DIKLAT)

Pendidikan dan pelatihan merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan, pengetahuan serta keterampilan guru dalam melaksanakan tugas pekerjaannya sesuai dengan tugas dan wewenangnya. Adapun yang menjadi indikator-indikator pendidikan dan pelatihan yaitu:

1) Reaksi, merupakan penilaian atas pelatihan dilakukan untuk melihat reaksi peserta pelatihan bagaimana mereka melakukan pekerjaannya. Reaksi peserta latihan dapat diukur dengan keinginan dan manfaat yang diperoleh dari hasil pelatihan.

2)Pembelajaran (Pengetahuan) merupakan pemahaman peserta setelah menerima pembahasan dari para pengajar/narasumber, pada tingkat pembelajaran akan

No Nama Guru Jenis Kelamin Jumlah

1. Guru Diklat Laki-laki 8 Orang

Perempuan 22 Orang

Jumlah Keseluruhan 30 Orang

(43)

dinilai seberapa baik peserta pelatihan memahami konsep- konsep atau teori- teori materi pelatihan.

3) Perilaku merupakan perubahan perilaku setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan yang bertujuan untuk mengukur kinerja peserta pelatihan dalam melaksanakan tugasnya. Keberhasilan guru dalam melaksanakan tugasnya menunjukkan bahwa program pelatihan berhasil.

4) Hasil pelatihan merupakan tingkat penilaian paling tinggi yaitu dengan mengukur pengaruh pelatihan terhadap pencapaian tujuan organisasi, sampai dimana program pendidikan dan pelatihan tersebut telah mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan secara nyata berdampak pada kinerja.

2. Kinerja Guru

Guru adalah kemampuan seorang guru dalam melaksanakan tugas pembelajaran di sekolah dan bertanggung jawab atas peserta didik dibawah bimbingannya dengan meningkatkan prestasi belajar peserta didik.

Adapun yang menjadi indikator-indikator kinerja guru, yaitu:

1) Kompetensi Pedagogik adalah kemampuan mengolah pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai kemampuan yang dimilikinya.

(44)

2) Kompetensi kepribadian adalah kepribadian yang mantap, skill dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia.

3) Kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.

4) Kompetensi professional adalah dalam menguasai pengetahuan bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan budaya yang diampunya meliputi penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu .

E. Instrumen Penelitian

Adapun instrument penelitian dalam penelitian ini yaitu daftar pertanyaan merupakan salah satu instrument yang berisikan pertanyaan-pertanyaan yang bertujuan untuk mengumpulkan dan menggali suatu informasi yang biasanya digunakan untuk peneltian. Dalam daftar pertanyaan, peneliti akan memberikan daftar-daftar pertanyaan di kertas atau dokumen dan responden hanya perlu mengisi setelah itu memberikannya kembali kepada peneliti. Adapun jenis daftar pertanyaan yang digunakan adalah pertanyaan tertutup. Kelebihan dari pertanyaan tertutup adalah proses pengolahan datanya mudah karena jawaban tidak terlalu banyak sehingga hanya memerlukan waktu yang sedikit. Namun, dengan memberikan pertanyaan tertutup, responden bebas untuk mengutarakan pendapatnya karena

(45)

pilihan jawabannya sudah ditentukan.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dibutuhkan karena dapat menentukan keberhasilan suatu penelitian. Kualitas data yang diperoleh ditentukan oleh alat pengumpul data yang valid dan reliable. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Observasi

Teknik ini digunakan untuk mengamati secara langsung mengenai permasalahan yang diteliti yaitu pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja guru di SMP Negeri 1 Bajo Kabupaten Luwu. Teknik ini digunakan untuk memperoleh data dengan melakukan pengamatan langsung pada lokasi penelitian.

2. Angket (Kuesioner)

Sugiyono (2012:142) merupakan teknik data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Dalam penelitian yang akan dilakukan, angket atau kusioner yang digunakan untuk memperoleh data tentang kinerja guru. Skala pengukuran yang digunakan pada uji coba sebelum penelitian pada kuesioner/angket adalah skala likert sehingga pilihan yang tersedia untuk menjawab kuesioner adalah variabel yang diukur di jabarkan menjadi indicator variabel kemudian indicator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Adapun jumlah responden yang diberi angket penelitian sebanyak 30 orang responden berdasarkan sampel yang telah

(46)

ditentukan dengan pernyataan sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.

3. Wawancara

Wawancara merupakan sebuah dialog yang dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh informasi dari informan yang berkompeten terhadap masalah yang diteliti dengan menggunakan teknik wawancara terpimpin dengan membawa sederetan pertanyaan lengkap dan terperinci. Informan dalam penelitian ini adalah kepala SMP Negeri 1 Bajo.

4. Dokumentasi

Teknik ini digunakan dalam rangka megumpulkan dokumen-dokumen yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam rangka melengkapi data yang dibutuhkan seperti: data gambar lokasi penelitian, visi-misi sekolah, struktur organisasi serta profil sekolah dan sertifikat pendidik di SMP Negeri 1 Bajo Kabupaten Luwu.

G. Teknik Analisis Data

Berdasarkan permasalahan dan tujuan peneliti yang diajukan mengenai pengaruh pendidikan dan pelatihan (Diklat) terhadap kinerja guru di SMP Negeri 1 Bajo, maka teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial, sebagai berikut:

1. Analisis Statistik Deskriptif

Tekenik analisis deskriptif merupakan jenis analisis data yang dimaksudkan untuk mengungkapkan atau mendeskripsikan keadaan atau

(47)

karakteristik masing-masing variabel penelitian secara tunggal dengan menggunakan analisis distribusi frekuensi, persentase, dan rata -rata (mean), standar deviasi dan perhitungan interval.

2. Analisis Statistik Inferensial a. Uji Normalitas Data

Untuk mengetahui kenormalan suatu data tentang pendidikan dan pelatihan (Variabel X) dan kinerja guru (variabel Y) yang telah dikumpulkan, maka dilakukan suatu uji normalitas data. Uji normalitas data ini menggunakan rumus Chi Kuadrat oleh Sugiyono (2014: 250) dengan rumus:

Dimana :

X2= Chi kuadrat

= Frekuensi yang di observasi ℎ= Frekuensi yang diharapkan

Kriteria pengujian ini dilakukan dengan membandingkan harga Chi Kuadrat hitung dengan Chi Kuadrat Tabel. Bila harga Chi Kuadrat hitung lebih kecil atau sama dengan harga Chi Kuadrat tabel (Xh2 ≤ Xt2

), maka distribusi dinyatakan normal dan apabila lebih besar (>) dinyatakan tidak normal.

= ( − ℎ )

(48)

b. Analisis Regresi Linear Sederhana

Analisis regresi linear sederhana digunakan untuk mengetahui pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja guru di SMP Negeri 1 Bajo. Menurut Sugiyono (2014: 237), rumus analisis regresi linear sederhana sebagai berikut:

Ŷ = X

Dimana :

Ŷ =Subjek/nilai dalam variabel dependen yang diprediksikan =Harga Y bila X = 0 (harga konstan)

= Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila b ( + ) maka naik, dan bila ( - ) maka terjadi penurunan.

X = Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu Untuk regresi linier sederhana digunakan Uji-F melalui table Anova.

Hipotesisnya adalah:

H0 : a: β = 0, melawan.

H1 : a ≠ 0 atau β ≠ 0

Kriteria pengujian adalah bilamana Fhitung lebih besar dari Ftabel pada taraf signifikan 5% maka H0 ditolak yang menyatakan bahwa pendidikan dan pelatihan berpengaruh terhadap kinerja guru, maka perlu pengujian lanjutan, begitu pula sebaliknya apabila Fhitung lebih kecil dari Ftabel pada taraf signifikan 5% maka H0 diterima yang menyatakan bahwa pendidikan dan pelatihan tidak berpengaruh terhadap kinerja guru.

+

(49)

c. Analisis Korelasi Product Moment

Uji korelasi Product Moment digunakan untuk menguji pengaruh variabel pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja guru di SMK Negeri 1Bungoro Kabupaten Pangkep. Untuk keperluan ini, digunakan rumus korelasi Product Moment oleh Sugiyono (2014: 212), yaitu:

Dimana :

rxy = Koefisien korelasi x = Nilai variabel X y = Nilai variabel Y n = Jumlah data

Selanjutnya, pengujian koefisien korelasi dengan menguji hipotesis, yaitu H0 : ρ = 0 lawan H1 : ρ ≠ 0. Kriteria pengujian adalah ada pengaruh yang signifikan jika nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel pada sampel (N) tertentu pada taraf signifikan 5% demikian pula sebaliknya. Untuk mengetahui besarnya pengaruh antara kedua variabel maka digunakan tabel interprestasi nilai r dariSugiyono (2014: 214), yaitu

(50)

Tabel 3.3. Pedoman Interprestasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat kuat

Sedangkan derajat kesalahan atau derajat bebas (db) untuk menguji F tersebut pada alpa (α) = 0,05 persen. Oleh karena itu, dalam rangka keperluan analisis data maka digunakan alat bantu teknik analisis data SPSS.

(51)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

1. Gambran Umum SMP Negeri 1 Bajo Kebupaten Luwu a. Sejarah Singkat SMP Negeri 1 Bajo Kabupeten Luwu

Sejalan dengan perekembangan masyarakat yang sangat pesat masyarakat memerlukan berbagai fasilitas yang akan mendukung terpenuhinya kebutuhan dalam berbagai bidang. Terutama bidang pendidikan merupakan suatu kebutuhan mendesak dari masyarakat, karena pendidikan akan dapat membawa manusia kepada kehidupan yang berperadaban. SMP Negeri 1 Bajo di dirikan pada tanggal 1 agustus 1965, yang pada awalnya merupakan kelas filial dari SMP Negeri Belopa

Hingga saat ini SMP Negeri 1 Bajo Kabupaten Luwu telah mengalami 4 kali perubahan nama yaitu:

1. Pada tahun 1965 bernama SMP Filial Belopa

2. Pada tanggal 4 januari 1977 menjadi SMP Negeri Bajo 3. Pada tanggal 1 maret 1997 menjadi SLTPN Bajo

4. Pada tanggal 1 juni 2004 menjadi SMP Negeri 1 Bajo hingga sekarang.

SMP Negeri 1 Bajo Kabupaten Luwu terletak di pusat kecamatan bajo yang beralamatkan di JL. Pendidikan no 19 Kelurahan bajo, Kecamatan Bajo, Kabupaten luwu.

37

(52)

b. Visi dan Misi 1. Visi:

“UNGGUL DALAM MUTU BERLANDASKAN IMTAQ DAN BUDAYA BANGSA”

Dengan Indikator :

a. Unggul dalam perolehan Nilai Ujian Akhir Nasional dan bersaing dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB)

b. Unggul dalam lomba Olimpiade Sains Nasional (OSN) c. Unggul dalam Lomba Mipas

d. Unggul dalam olahraga 2. Misi:

a. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif, sehingga setiap siswa berkembang secara optimal sesuai dengan bakat dan potensi yang dimiliki

b. Meningkatakan mutu pendidikan sesuai dengan tuntunan masyarakat dan perkembangan IPTEK

c. Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga sekolah

d. Mendorong dan membantu siswa untuk mengenali bakat dan potensi dirinya agar dapat dikembangkan secara optimal

(53)

e. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang di anut dan terhadap budaya bangsa, sehingga dapat menjadi sumber kearipan dan bertindak ke seluruh warga sekolah

f. Meningkatkan potensi dalam bidang ekstrakurikuler sesuai potensi yang dimiliki

g. Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga sekolah

h. Mewujudkan sekolah yang beriman sesuai dengan wawasan wiyata mandala

2. Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini berjumlah 30 orang guru SMP Negeri 1 Bajo Kabuaten Luwu. Untuk memahami lebih jauh mengenai responden penelitian, terlebih dahulu penulis menganalisis karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, umur dan pendidikan terkahir. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat table 4.1, 4.2 dan 4.3.

Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Frekuensi (f) Persentase (%)

1 Laki-Laki 8 26,67

2 Perempuan 22 73‟33

Jumlah 30 100,00

Sumber: Hasil Olah Data Angket Penelitian Tahun 2020

(54)

Hasil olah data tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa responden laki-laki sebanyak 8 orang atau 26,67 persen sedangkan responden perempuan sebanyak 22 orang atau 73,33 persen.

Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

No Umur Frekuensi Persentase (%)

1 37-42 4 13,34

2 43-48 12 40,00

3 49-54 8 26,66

4 55-60 6 20,00

Jumlah 30 100,00

Sumber: Hasil Olah Data Angket Penelitian 2020 Hasil olah data tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden berumur 37 – 42 tahun yaitu sebanyak 4 orang atau 13, 34 persen. Umur 43-48 tahun sebanyak 12 orang atau 40,00 persen, umur 49-54 tahun sebanyak 8 orang atau 26,66 persen, dan umur 55-60 tahun sebanyak 6 orang atau 20,00 persen,

Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir No Pendidikan Terakhir Frekuensi (f) Persentase (%) 1 S1 25 83,33

2 S2 5 16,67

Jumlah 30 100,00

Sumber: Hasil Olah Data Angket Penelitian 2020

(55)

Hasil olah data tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini sebagian besar berpendidikan S1 yaitu sebanyak 25 orang atau sebesar 83,33 persen, dan S2 sebanyak 5 orang atau 16,67 persen.

3. Hasil Analisis Data

Untuk mengetahui pengaruh pendidikan dan pelatihan (Diklat) terhadap kinerja guru di SMP Negeri 1 Bajo Kabupaten Luwu digunakan instrumen angket sebagai teknik pengumpulan data untuk variabel X dan Y. Selanjutnya, dalam pengujian hipotesis maka dilakukan uji kuntitatif menggunakan rumus-rumus statistik serta perangkat lunak komputer dengan program Statistical Product Standar Solution (SPSS.20) yang dianggap relevan untuk analisis data yang bertujuan untuk

mengetahui tingkat pengaruh variabel pendidikan dan pelatihan (X) terhadap kinerja guru (Y) sebagaimana yang telah dikemukakan sebelumnya.

a. Analisis Statistik Deskriptif

Untuk mengetahui tingkat pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja guru di SMP Negeri 1 Bajo Kabupaten Luwu, maka kedua variabel dibuatkan tabel distribusi frekuensi dan persentase. Variabel pendidikan dan pelatihan (variabel X) dengan menggunakan kategori sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan tidak baik. Sedangkan, variabel kinerja guru (variabel Y) diukur dengan kategori sangat tinggi, tinggi, cukup tinggi, rendah, dan sangat rendah.

1) Variabel Pendidikan dan Pelatihan (Variabel X)

Analisis deskriptif pendidikan dan pelatihan dimaksudkan untuk mengetahui gambaran pendidikan dan pelatihan guru di SMP Negeri 1 Bajo

(56)

Kabupaten Luwu. Data yang disajikan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh melalui angket penelitian yang terkait dengan variabel pendidikan dan pelatihan sebagaimana tertera pada lampiran 4. Pada variabel pendidikan dan pelatihan terdapat empat indikator yaitu reaksi, pembelajaran (pengetahuan), perilaku dan hasil pelatihan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4 Rangkuman Analisis Data Per Indikator Variabel Pendidikan dan Pelatihan (X)

No Indikator N N % Kategori

1 Reaksi 217 240 90,41 Sangat Baik

2 Pembelajaran (Pengetahuan) 698 840 83,09 Sangat Baik

3 Perilaku 194 240 80,83 Baik

4 Hasil Pelatihan 387 480 80,62 Baik

Jumlah 1496 1800 83,11 Sangat Baik Sumber: Hasil Olah Data Angket Tahun 2020

Berdasarkan analisis data seperti yang tertera pada tabel 4.4, indikator pendidikan dan pelatihan dapat diuraikan sebagai berikut:

a) Reaksi berada pada kategori sangat baik dengan tingkat persentase sebesar 90,41 persen. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara dengan Bapak Kepala SMP Negeri 1 Bajo Kabupaten Luwu, pada tanggal 16 Maret 2020 menyatakan bahwa:

”pendidikan dan pelatihan (Diklat) yang diikuti guru selama ini dapat dikatakan

(57)

sangat bagus dan dapat memberi manfaat terhadap kinerja guru di SMP Negeri 1 Bajo Kabupaten Luwu”.

b) Pembelajaran (pengetahuan) berada pada kategori sangat baik dengan tingkat persentase 83,09 persen. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara dengan Kepala SMP Negeri 1 Bajo, Kabupaten Luwu, pada tanggal 16 Maret 2020 yang menyatakan bahwa:

“Dengan mengikuti pendidikan dan pelatihan guru dapat mereview kembali pengetahuan dan pemahaman guru yang pernah didapatkan tetapi karena terpendam beberapan tahun sehingga guru bisa kembali menggali potensinya.

Selain itu dengan mengikuti pendidikan dan pelatihan guru dapat mendapatkan suatu ilmu atau pengetahuan baru sesuai dengan perkembangan zaman dan teknologi”.

c) Perilaku berada pada kategori baik dengan tingkat persentase 80,83 persen. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara dengan Kepala SMP Negeri 1 Bajo, Kabupaten Luwu, pada tanggal 16 Maret 2020 yang menyatakan bahwa:

“Dari hasil pendidikan dan pelatihan terjadi perubahan terutama dalam hal perilaku guru dalam proses pembelajaran, materi pembelajaran serta metode pembelajaran dan setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan guru akan lebih bersemangat dan lebih taat dalam melaksanakan tugasnya, hal ini dikarenakan guru tersebut sudah diberikan pemahaman mengenai tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang guru”.

d) Hasil Pelatihan berada pada kategori baik dengan tingkat persentase 80,62 persen.

Hasil pelatihan dapat meliputi penerapan hasil pelatihan serta peningkatan kinerja setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan. Berdasarkan hasil wawancara dengan

Gambar

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir .................................................................
GAMBAR 2.1. Bagan Kerangka Pikir
GAMBAR 3.1. Model Desain Penelitian
TABEL 3.1. Keadaan populasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Variabel daya ungkit dalam peningkatan cakupan pengobatan masal filariasis di Kabupaten Bandung melalui pendekatan sistem dinamik adalah dengan menurunkan dampak negatif

Evaluasi Implementasi Program Pemberdayaan Sosial Bagi Wanita Rawan Sosial Ekonomi di Kecamatan Trucuk Kabupaten Klaten Tahun 2016, Skripsi, Jurusan Ilmu Administrasi

Dalam halaman utama admin terdapat beberapa menu yang digunakan admin untuk mengelola aplikasi akademik fitur yang terdapat pada halaman admin yaitu data statis, data

Pendidikan keagamaan merupakan pondasi yang kokoh dan sangat penting keberadaannya, dan jika hal itu tertanam serta terpatri dalam setiap insan sejak dini, hal ini merupakaan

Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras.. tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter,

Seksi Sumber Daya Industri dan Sarana Prasarana Industri mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan penyebaran industri ke seluruh

tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak. terpisahkan dari Peraturan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan waktu tunggu yang bermakna antara peresepan elektronik dengan peresepan konvensional (p=0.000), tidak