SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR PERIKANAN TERHADAP KESEJAHTERAAN NELAYAN BELAWAN
OLEH
LEONARDO NAINGGOLAN 120501161
PROGRAM STUDI STRATA-1 EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN
Nama : Leonardo Nainggolan
PERSETUJUAN
NIM : 120501161
Departemen : Ekonomi Pembangunan Konsentrasi : Ekonomi Perbankan
Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Pembiayaan Sektor Perikanan terhadap Kesejateraan Nelayan Belawan
Tanggal: _____________ Dosen Pembimbing
NIP.197304081998021001 Wahyu Ario Pratomo,SE,M.Ec
Penguji I Penguji II
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN
Nama : Leonardo Nainggolan
PERSETUJUAN PERCETAKAN
NIM : 120501161
Departemen : Ekonomi Pembangunan Konsentrasi : Ekonomi Perbankan
Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Pembiayaan Sektor Perikanan terhadap Kesejateraan Nelayan Belawan
Tanggal, _____________ Ketua Program Studi
NIP.19710503 200312 1 003 Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, Ph.D
Tanggal,______________ Ketua Departemen
NIP.197304081998021001
LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawahini menyatakan dengan sesungguhnya
bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Pengaruh Pembiayaan Sektor
Perikanan terhadap Kesejateraan Nelayan Belawan” adalah benar hasil karya tulis
saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban
akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga,
dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau
dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika
penulisan ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam
skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan,10November2015
Penulis,
Leonardo Nainggolan
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana pengaruh kredit, modal, dan kepemilikan kapal terhadap kesejahteraan nelayan di Kecamatan Medan Belawan.Penelitian ini menggunakan data primer dengan kuesioner dan interview terhadap 50 responden dan data sekunder dengan mencari sumber dari buku, internet atau lembaga informasi lain. Metodeanalisis yang digunakanadalahanalisisregresi linier berganda.
Hasilanalisisregresimenunjukkan bahwa secara variabel kredit, modal berpengaruh tidak signifikan terhadap kesejahteraan nelayan di KecamatanMedan Belawan, sedangkan variabel kepemilikan kapal memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kesejahteraan nelayan di KecamatanMedan Belawan. Dengan nilai R2 sebesar 0,135 berarti 13,5% merupakan penjelas terhadap variabel dependen. Sedangkan sisanya 86,5% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dijelaskan dalam model analisis penelitian ini.
ABSTRACT
This research aims to analyze how the influence of credit, capital, and ownership
of the ship towards the welfare of fishermen in district Medan Belawan. The
research of using primary data by questionnaire and interview against the 50
respondents and secondary data by looking for sources from books, the internet
or other information agencies. Methods of analysis used was multiple linear
regression analysis.
The results of the regression analysis show that variable in credit, capital
effect insignificant against the welfare of fishermen in district Medan Belawan,
while the ship's ownership variables have significant effects against the welfare of
fishermen in district Medan Belawan. With a value of R2 of 0,135 means 13.5% is
the dependent variables against identifiers. While the rest of 86,5% explained by
other variables that are not described in this research analysis model.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah dan penyertaan-Nya
dalam penyelesaian skripsi ini. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Departemen Ekonomi Pembangunan
pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa pengerjaan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak. Teristimewa untuk kedua orang tua terkasih,
ayahanda P. Nainggolan dan ibunda M. Br. Panjaitan beserta seluruh keluargaku
yang senantiasa memberikan doa,dukungan dan kasih yang begitu berharga
kepada penulis.
Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, Mec.Ac selaku Dekan Fakultas Ekonomi
...Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Wahyu Ario Pratomo, S.E, M.Ec. selaku Ketua Departemen Ekonomi
...Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan
...Bapak Drs.Syahrir Hakim Nasution, M.Si., selaku sekretaris Departemen S1
...Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara.
3. ..Bapak Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, Ph.D., selaku Ketua Program Studi S1
...Ekonomi Pembangunan, dan Bapak Paidi Hidayat, SE, M.Si., selaku
,,,,,..sekretarisProgram Studi S1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan
4. ..BapakWahyu Ario Pratomo, S.E, M.Ec., selaku Dosen Pembimbing yang
konsisten dalammengarahkan penulis melalui pemikiran dan waktu yang
telah diberikansampai pada penyelesaian skripsi ini.
5. ..BapakDr. Rujiman, MA, dan Bapak Paidi Hidayat, SE,M.Si., selaku Dosen
Pembaca dan Penilai yangtelah memberikan petunjukdan saran bagi penulis
dalam penyempurnaanskripsi ini.
6. ..Seluruh Dosen, Staf dan Pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
...SumateraUtara. Terutama Pak Murbanto dan Pak Coky yang menjadi sumber
...teladan dan inspirasi.
7. ..Masyarakat Nelayan di Kecamatan Medan Belawan yang telah bersedia
memberi waktudan tenaga dalam menyediakan informasi penelitian yang
penulis butuhkan.
8. ..Keluargaku Wilson, Dani, Yosua yang telah memberikudoa dan semangat.
9. Anak-anak futsal EP group C yang mengisi waktu luang Lucky, Irwansyah,
Ridho
10. Seluruh teman penulis di EP’12, Sandro, Saut, Josep, Ali.Amri, Farizi, Jhon
Denis yang selalu bersama saat suka dan duka.
..Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini memberikan manfaat kepada
pembaca dan peneliti selanjutnya.
Medan,10November2015
Penulis
i
2.1.1 Pengertian Masyarakat ... 8
2.1.2 Pesisir laut ... 9
2.1.3 Kehidupan masyarkat pesisir ... 9
2.1.4 Pola Pemungkiman ... 10
2.1.5 Kesejahteraan sosial ... 11
2.1.6 Kesejahteraan nelayan ... 12
ii
4.3.3 Responden menurut Kepemilikan kapal………... . 36
4.3.4 Responden menurut Pendapatan………. ... 39
4.3.5 Responden menurut Pendidikan………. 40
4.3.6 Responden menurut Alat tangkap……….. 41
4.4 Metode Analisis……….... 43
4.4.1 Koefisien determinan……… . 43
4.4.2 Uji signifikasi simultan(Uji F)……….. . 44
4.4.3 Uji signifikasi individual(Uji T)………. 45
4.5 Analisis Linear Berganda……… . 45
4.6 Uji Asumsi Klasik……… 42
4.6.1 Uji normalitas……….... . 43
4.6.2 Uji heterokedastisitas………. 44
4.6.3 Uji Multikolinearitas………. . 46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 49
5.1 Kesimpulan……… 49
5.2 Saran………. 50
DAFTAR PUSTAKA ... 54
iii
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
4.1 Status kepemilikan rumah di Medan Belawan ... 33
4.2 Data kredit perikanan tahun 2010-2015 ... 34
4.3 Pengguna kredit di Medan Belawan ... 35
4.4 Responden menurut modal di Medan Belawan……….. 36
4.5 Kepemilikan kapal di Medan Belawan……… 37
4.6 Crostab antara kepemilikan kapal dan pendapatan……. 37
4.7 Tabel chi-squere kepemilikan kapal dan pendapatan….. 37
4.8 Pendapatan nelayan di Medan Belawan……….. 39
4.9 Responden dilihat dari pendidikan……….. 40
4.10 Responden dilihat dari alat tangkap……… 41
4.11 Crostab antara alat tangkap dan pendapatan…………. . 42
4.12 Tabel chi-squere alat tangkap dan pendapatan………… 42
4.13 Uji Koefisien determinasi……… 43
4.14 Uji Signifikasi simultan F………. 44
4.15 Uji T………. 45
4.16 Uji Multikolinearitas………. 48
iv DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1 Kerangka Konseptual ... 21
v DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
1 Kuisoner Penelitian ... 56 2 Data-data perikanan dari tahun 2010-2015……… 58
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana pengaruh kredit, modal, dan kepemilikan kapal terhadap kesejahteraan nelayan di Kecamatan Medan Belawan.Penelitian ini menggunakan data primer dengan kuesioner dan interview terhadap 50 responden dan data sekunder dengan mencari sumber dari buku, internet atau lembaga informasi lain. Metodeanalisis yang digunakanadalahanalisisregresi linier berganda.
Hasilanalisisregresimenunjukkan bahwa secara variabel kredit, modal berpengaruh tidak signifikan terhadap kesejahteraan nelayan di KecamatanMedan Belawan, sedangkan variabel kepemilikan kapal memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kesejahteraan nelayan di KecamatanMedan Belawan. Dengan nilai R2 sebesar 0,135 berarti 13,5% merupakan penjelas terhadap variabel dependen. Sedangkan sisanya 86,5% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dijelaskan dalam model analisis penelitian ini.
ABSTRACT
This research aims to analyze how the influence of credit, capital, and ownership
of the ship towards the welfare of fishermen in district Medan Belawan. The
research of using primary data by questionnaire and interview against the 50
respondents and secondary data by looking for sources from books, the internet
or other information agencies. Methods of analysis used was multiple linear
regression analysis.
The results of the regression analysis show that variable in credit, capital
effect insignificant against the welfare of fishermen in district Medan Belawan,
while the ship's ownership variables have significant effects against the welfare of
fishermen in district Medan Belawan. With a value of R2 of 0,135 means 13.5% is
the dependent variables against identifiers. While the rest of 86,5% explained by
other variables that are not described in this research analysis model.
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Indonesia dikenal dengan sebutan negara kepulauan(Archipelago Countries)
yang terdiri dari ribuan pulau besar dan kecil, memiliki potensi alam yang
berlimpah. Potensi alam Indonesia yang terdiri dari 80% per laut dan sisanya
berupa daratan 20% belum dimanfaatkan secara optimal. Potensi perikanaan
Indonesia baru di eksploitasi sebesar 16% berupa penangkapan ikan dan
pengambilan hasil-hasil perikanan lainnyadari perairan, sedangkan usaha
budidaya masih sangat terbatas sepertipada pembudidayaan udang di tambak,
penanaman rumput laut danpada dekade terakhir ini terdapat pembudidayaan
kerang mutiara danlobster yang dilakukan oleh pengusaha-pengusaha besar
dangan teknologi modern.
Usaha di bidang perikanan yang dilakukan oleh nelayan-nelayan kecil merupakan
kegiatan ekonomi di bidang pertanian yang paling riskankarena nelayan
menghadapi berbagai kondisi yang merupakan faktor penentu dalam usahanya.
Selain faktor alam seperti musim-musimtangkap dan musim-musim peceklik
karena tidak dapat melaut akibatangin kencang, juga faktor yang paling dominan
adalah kondisi sosial ekonomi nelayan yang sebagian besar tidak punya kemapuan
finansial untuk dapat menggunakan alat tangkap dan teknologi yang lebih
baikuntuk menangkap dan mengolah hasil tangkapan ikan sehinggamemperoleh
keuntungan yang lebih baik, nelayan tidak memiliki agunanuntuk dapat
2
yang memiliki tanah garapan untuk agunan,karena nelayan menangkap ikan di
laut lepas yang tidak dapat dijadikanagunan sementara harga alat-alat
penangkapan ikan yang baik tidak terjangkau dengan kemampuan nelayan.
Sistem penangkapan dengan menggunakan alat penangkapan yang belum
memadai adalah salah satu kondisi penyebab kesejahteraan nelayan sulit dapat
meningkatkan, dipihak lain langkah pemerintah dalam bentuk program yang
dilaksanakan, belum memberikan hasil yang dapatmemberikan tingkat
kesejahteraan nelayan meningkat.Kondisi marginal yang melekat pada para
nelayan menjadikan mereka tetap dalam posisi yang terjepit dan menjadikan
mereka tidak dapatbertindak sebagai seorang pebisnis dan lebih banyak memilih
sebagai buruh-buruh nalayan yang bekerja di kapal-kapal nelayan yang
dimilikioleh segelintir juragan yang berasal dari luar tempat mereka
tinggal,mereka hanya memperoleh imbalan upah harian tanpa
memperhatikanupah minimum provinsi yang ada.
Kondisi marginal yang dimiliki tersebutcenderung memanfaatkan apa yang
dapat dijadikan usaha yang mudah untuk dapat bertahan hidup bersama
keluarganya untuk hari ini, diantaranya dengan mengambil karang di laut untuk
dijadikan kapur dengan harga yang rendah, mereka tidak ada pilihan yang lebih
baik, mereka mengambil karang setiap hari dengan volume yang relatifdengan
tanpa ada alternatif pencaharian karena tidak memiliki keterampilan yang
memadai.
Masyarakat nelayan selama ini dianggap sebagai kelompok masyarakat
3
melanda kehidupan nelayan disebabkan oleh faktor yang kompleks
faktor-faktor tersebut tidak hanya berkaitan dengan fluktuasi musim-musim ikan,
keterbatasan sumberdaya manusia, modal serta akses, jaringan pedagang ikan
yang eksploitatif terhadap nelayan sebagai produsen, tetapi juga disebabkan
oleh dampak negatif modernisasi perikanan yang mendorong terjadi pengurasan
sumberdaya laut secara berlebihan. Hasil-hasil studi tentang tingkat kesejahteraan
hidup dikalangan masyarakat nelayan telah menunjukanbahwa kemiskinan dan
kesenjangan sosial-ekonomi atau ketimpangan pendapatan merupakan persoalan
krusial yangdihadapi nelayan dan tidak mudah untuk diatasi (Satria, 2002).
Perangkap kemiskinan yang melanda kehidupan nelayan disebabkan oleh
faktor-faktor yang kompleks.Faktor-faktor tersebut tidak ada berkaitan dengan
fluktuasi musim-musim ikan,keterbatasan sumber daya manusia,modal serta
akses,jaringan perdagangan ikan yang eksploitatif terhadap nelayan sebagai
produsen tetapi juga disebabkan oleh dampak negatif dari modernisasi
perikananan yang mendorong terjadinya pengurasan sumber daya laut secara
berlebihan (Kusnadi,2002).
Menurut Syahrizal (2011), masyarakat nelayan merupakan kelompok masyarakat
yang mempunyai kelompok miskin dengan persentase lebih besar. Wilayah
Indonesia yang terdiri dari banyak pulau memiliki banyak wilayah pantai hampir
di sepanjang pantai Indonesia hidup keluarga-keluarga nelayan yang hidup dalam
kemiskinan. Mereka umumnya bekerja sebagai buruh nelayan, orang-orang yang
4
Program pembiayaan bagi usaha kecil menegah berupa Kredit Usaha
Rakyat(KUR) serta Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE)hingga kini masih sulit
untuk dijangkau oleh nelayan,dana KUR yang tersedia di beberapa bank
pelaksana hingga kini masih rendah terserap untuk kegiatan sub sektor perikanan.
Hal tersebut dikarenakan usaha perikanan dinilai tidak memenuhi syarat
perbankan seperti jaminan tambahan berupa agunan sulit dipenuhi serta
persyaratan administrasi dan prosedur pengajuan usulan pembiayaan yang rumit
dan birokratis.Selama ini para nelayan terutama nelayan tradisional merasa
kesulitan untuk memperoleh modal dari sektor formal maka mereka mencari cara
lain yaitu dengan memanfaatkan fasilitas yang diberikan oleh lembaga informal.
Bagi nelayan atau petani ikan yang taraf hidupnya masih rendah, perkreditan
mempunyai peranan yang sangat penting. Hal ini mengingat kondisi nelayan yang
pada umumnya dihadapkan pada beberapa persoalan yaitu dalam hal pengusahaan
produksi, pengawetan, pengangkutan, pemasaran, modal dan lain-lain. Sehingga
keuntungan-keuntungan dari hasil kenaikan produksinya masih jauh daripada
keuntungan pihak lain, jadi belum dapat dinikmatiatau dirasakan oleh para
nelayan. Untuk meningkatkan kesejahteraan, maka nelayan harus meningkatkan
pendapatan dengan cara meningkatkan hasil produksi. Namun untuk
meningkatkan hasil produk tentunya nelayan membutuhkan modal karena modal
merupakan aspek penting dalam kegiatan suatu usaha (Eni et al., 2011).
Perikanan sebagai salah satu subsektor pertanian mempunyai peranan penting
dalam pembangunan nasional yaitu menghasilkan bahan pangan protein hewani,
5
meningkatkandevisa melalui peningkatan ekspor hasil perikanan, meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan nelayan, menciptakan kesempatan kerja, serta
menunjang pembangunan daerah (Dinas Perikanan, 2000 : 2).
Sulitnya keadaan yang dialami oleh nelayan ini dirasakan oleh nelayan
Kecamatan Medan Belawan dengan tingkat kehidupan yang tidak layak apalagi
masalah sulitnya mendapatkan kredit juga merupakan suatu faktor bagi nelayan
dalam memperbaiki tingkat kesejahteraan nelayan, Padahal di Kecamatan Medan
terdapat penduduk pada tahun 2012 sebesar 95.506 jiwa yang terdiri dari 6
kelurahan dan sekitar 21.000 jiwa berkerja sebagai nelayan yang masih sangat
sulit mendapatkan kredit dari lembaga formal.Adanya kredit ini diharapkan akan
berdampak pada pengembangan usaha perikanan dan ekonomi rumahtangga
nelayan, meningkatkan kemampuan nelayan untuk menangkap ikan, dan melalui
tambahan modal yang diperoleh, nelayan diharapkan mampu meningkatkan
penggunaan faktor-faktor produksi sehingga mampu meningkatkan produktivitas
hasil tangkapan. Penelitian ini akan melihat dampak kebijakan kredit terhadap
pengembangan usaha perikanan dan ekonomi bagi nelayan di Kecamatan Medan
6 1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka peneliti
mencoba merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perkembangan pembiayaan sektor perikanan oleh perbankan di
Sumatera Utara?
2. Bagaimanadampak pengaruh setelah adanya pembiayaan kredit sektor
perikanan pada kesejahteraan nelayan?
3. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi nelayan mengambil
pembiayaan kredit perbankan Sumut?
1.3Tujuan Penelitian
1. Untuk menganalisis perkembangan pembiayaan kepada nelayan yang
lakukan oleh perbankan di Belawan.
2. Untuk menganalisis pengaruh kredit terhadap kesejahteraan nelayan di
Belawan.
3. Untuk menganalisis faktor-faktor yang mepengaruhi nelayan mengambil
pembiayaan perbankan di Belawan .
1.4Manfaat penelitian
1. Sebagai studi literatur tambahan pengetahuan bagi mahasiswa Fakultas
Ekonomi dan Bisnis terutama Ekonomi Pembangunan Universitas
Sumatera Utara.
2. Masukan atau tambahan bagi peneliti-peneliti yang akan meneliti judul
penelitian yang sejenis.
7
4. Menyelesaikan penelitianya dan mengetahui apa keuntungan pembiayaan
kredit bagi nelayan
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Landasan Teori
2.1.1 Pengertian Masyarakat
Menurut Paul B.Horton masyarakat adalah sekumpulan manusia yang relatif
mandiri yang hidup bersama-sama cukup lama yang mendiami suatu
wilayahtertentu memiliki kebudayaan yang sama dan melakukan sebagian besar
kegiatan dalam kelompok itu.Pada bagian lain,Horton mengemukakan bahwa
masyarakat adalah suatu oraganisasi manusia yang saling berhubungan satu sama
lainya .Adapun pengertian masyarakat menurut para ahli yaitu:
1.Peter L.Berger
Masyarakat adalah suatu keseluruhan kompleks hubungan manusia yang luas
sifatnya keseluruhan yang kompleks sendiriberarti bahwa keseluruhan itu terdiri
dari beberapa bagian-bagian yang membentuk suatu kesatuan.
2.Mansur Fakih
Masyarakat adalah suatu sistem yang terdiri dari atas bagian-bagian yang saling
berkaitandan masing-masing bagian secara terus menerus mencari keseimbangan
(equilibrium)dan harmoni.
3. Marx
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang mempunyai kebiasaaan ,tradisi dan
9
4.Harold J .Laski
Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang hidupdan bekerja sama untuk
mencapai terkabulnya keinginan mereka
2.1.2Pesisir/Laut
Sebuah desa pantai atau laut yang sebagian besar penduduknya adalah masyarakat
nelayan. Adapun menurut para ahli defenisi dari pesisir yaitu:
1.Soegiarto(1976)
Pesisir adalah daerah pertemuan antara darat dan laut ke arah darat meliputi
bagian daratan baik kering maupun terendam air yang masih seperti pasang
surut,angin lautdan perembesan air asin sedangkan kearah laut meliputi bagian
laut yang masih dipengaruhi olehproses-prosesalami yang terjadi di daratseperti
sedimentasidan aliran air tawar maupun yang disebabkan oleh kegiatan manusia
di darat seperti penggundulan hutan dan pencemaran.
2.Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No.10/MEN/2002 Tentang
pedoman Umum Perencanaan Pengelolahan Laut
Wilayah pesisir didefenisikan sebagai wilayah peralihan antara ekosistem darat
dan lautyang saling berinteraksi dimana kearah laut 12 mildari garis pantai untuk
provinsi sepertiga dari wilayahlaut itu(kewenangan provinsi) untuk
kapubaten/kota dan kearah darat batas administrasi kapubaten/kota.
2.1.3Kehidupan Masyarakat Pesisir
Masyarakat pesisir adalah masyarakat yang tinggal dan hidup di wilayah
pesisir.Wilayah ini adalah wilayah transisi yang menandai tempat perpindahan
10
sebagian besar penduduknya bermata pencaharian dengan menangkap ikan di laut
dengan arti sekelompok terpenting bagi eksistensi masyarakat pesisir yang
mempunyai peran besar dalam mendorong kegiatan ekonomi wilayah dan
pembentukan struktur sosial budaya masyarakat pesisir.Masyarakat nelayan
merupakan kelompok masyarakat yang pekerjaannya adalah menangkap ikan
sebahagian hasil tangkapanya tersebut di konsumsiuntuk keperluan rumah atau di
jual seluruhnya.Biasanya istri dari nelayan mempunyai peran dalam urusan
jual/beli ikan dan bertanggung jawab mengurus domestik rumah tangga.Kegiatan
melaut dilakukan setiap hari kecuali pada musim barat,musim terang bulan atau
malam jumat(libur kerja).Kapan waktu keberangkatan dan kepulangan melaut
umumnyaditentukan oleh jenis dan kualitas alat tangkap biasanya nelayan akan
berangkatke laut pada sore hari setelah ashar dan kembali mendaratpada pagi hari.
Tingkat produktivitas perikanan tidak hanya menentukan fluktuasi kegiatan
eoknomi perdangangan desa-desa pesisir tetapi juga mempengaruhi pola
konsumsi penduduknya.Pada saat tingkat penghasilan besar gaya hidup nelayan
cenderung boros dan sebaliknya ketika pacekliktiba mereka mengecangkan ikat
pinggangbahkan tidak jarang mereka menjual barang-barang yang mereka miliki
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari hari.
2.1.4Pola Pemukiman Nelayan
Kampung-kampung Nelayan yang padat tidak hanya membatasi keleluasaan gerak
penduduknya tetapi juga menyumbang terhadap pemeliharaan terhadap keamanan
kampung dari ganguan pencuri.Pada wilayah tempat tinggal mereka banyak
11
marak peredarannya apalagi di kawasan yang akan saya teliti di Perkampungan
Nelayan di Belawan yang baru-baru ini saya mendengar infomasinya di media
sosial saat ini.
Menurut Mubyarto(1984) nelayan dapat dibedakan yaitu:
1. Nelayan pemilik adalah nelayan yang memiliki kapal atau perahu atau
kapal penangkap ikandan dia sendiri ikut serta atau tidak kelaut untuk
memperoleh hasil laut.
2. Nelayan juragan adalah nelayan yang membawa kapal orang lain tetapi ia
tidak memiliki kapal untuk melaut.
3. Nelayan buruh adalah nelayan yang hanya memiliki factor sumber daya
manusia tetapi ia tidak memiliki kapal.
2.1.5Kesejahteraan Sosial
Kehidupan masyarakat yang lebih baik sedangkan menurut rumusan UU
Indonesia no 6 Tahun 1974 tentang ketentuan-ketentuan pokok kesehjateraan
pasal2 ayat 1 adalahkesejahteraan sosial adalah suatu tata kehidupan dan
penghidupan sosial materi maupun spiritualyang diliputi oleh rasa
keselamatan,kesusilaan dan ketentraman lahir dan batin yang memungkinkanbagi
setiap warga negara untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan
jasmani,rohani dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri,keluarga serta masyarakat
dengan menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia(HAM) serta kewajiban manusia
sesuai dengan Pancasila. Salah satu ciri ilmu kesejahteraan sosial adalah upaya
12
tingkat individu,kelompok maupun masyarakat(Adi,1994:3-5). Dan dibawah
terdapat pengertian kesejahteraan menurut para ahli yaitu:
1.Artur Dunham
Kesejahteraan dapat didefenisikansebagai kegiatan-kegiatan yang terorganisasi
dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan dari segi sosial melalui pemberian
bantuan kepada orang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan didalam beberapa
bidang seperti kehidupan keluarga dan anak,kesehatan ,penyesuaian sosial,waktu
senggang, standart-standart kehidupan sosial dan hubungan-hubungan
sosial.Pelayanan kesejahteraan sosial member perhatian utama terhadap
individu,kelompok dan komunitas dan kesatuan pendudukyang lebih
luas,pelayanan ini mencakup pemeliharaan atau perawatan,penyembuhan atau
pencegahan.
2.Harold L.Wilensky dan Charles N.Lebeaux
Kesejahteraan adalahsuatu sistem yang terorganisirdari usaha-usaha pelayanan
dan lembaga sosialuntuk membantu individu-individu atau kelompokdalam
mencapai tingkat hidup serta kesehatan yang memuaskan.Maksudnya agar
individurelasi-relasi sosialnyamemperoleh kesempatan seluas-luasnya untuk
mengembangkan kemampuan-kemampuan serta meningkatkan kesejahteraan
sebagai manusia sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
2.1.6Kesejateraan Nelayan
Kegiatan atau kehidupan nelayan yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya
dengan tidak mengalami kekurangan ataupun hidup didalam kemiskinan, tingkat
13
perbandingan antara Indeks harga(IT) yang diterima nelayan dan indeks harga
yang di bayar nelayan(IB).
���= ��
��
Keterangan:
IT=(Indeks pergerakan hargapaket komoditas yang dihasilkan oleh nelayan di
bandingkan dengan tahun dasar).
IB=(Indeks pergerakan harga paket komoditas yang dikeluarkan oleh nelayan dan
biaya produksi dan biaya penambahan modal dibandingkan dengan tahun
dasar
NTN(Nilai Tukar Nelayan)
Indikator kesehjateraan bagi nelayan dengan arti bahwa:
1. NTN>100 berarti bahwa harga produksi naik lebih besar daripada kenaikan
harga konsumsinya artinya pendapatan nelayan naik lebih besar daripada
pengeluarannya atau surplus
2. NTN=100 memiliki arti bahwa kenaikan harga produksi sama dengan kenaikan
harga konsumsiimpas.
3.NTN<100 memiliki arti bahwa kenaikan harga produksi lebih rendah
14
Menurut Badan Pusat Statistik(2005),indikator yang digunakan untuk menunjukan
tingkat kesejahteraanmasyarakat yaitu:
1. Pendapatan
2. Komsumsi
3. Keadaan tempat tinggal
4. Fasilititas tempat tinggal
5. Kesehatan anggota keluarga
6. Kemudahan mendapatkan pendidikan
7. Kemudahan mendapatkan fasilitas transportasi
2.1.7Pembiayaan
Menurut berbagai literatur yangada sebagai berikut, Menurut UU No.10 Tahun
1998, Pembiayaan adalah penyediaan uang tagihanyang dapat dipersamakan
dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank/non bank yang
mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang tagihan tersebut
setelah jangka waktu yang telah ditentukan.
A. Prinsip Pemberian Kredit
Dalam pemberian pembiayaan atau kredit dikenal dengan istilah 5C yaitu:
a. Character; pemberian kredit adalah atas dasar kepercayaan yaitu adanya
keyakinan dari pihak Bank atau pemberi kredit bahwa peminjam memiliki
moral, watak, ataupun sifat pribadi yang positif, kooperatif,dan juga penuh
rasa tanggung jawab dalam kehidupan pribadi sebagai manusia, anggota
15
b. Capacity; yaitu suatu penilaian kepada calon debitur mengenai kemampuan
melunasi kewajiban-kewajibannya dari kegiatan usaha yang dilakukannya atau
kegiatan usaha yang akan dilakukan yang akan dibiayai oleh kredit dari Bank.
c. Capital; yaitu jumlah dana atau modal sendiri yang dimiliki oleh calon debitur.
d. Collateral; yaitu barang-barang jaminan yang diserahkan oleh peminjam
atau debitur sebagai jaminan atas kredit yang diterimanya.
B. Penggolongan pembiayaan atau kredit
Menurut Siamat (1999), kredit digolongkan ke dalam 6 bentuk yaitu:
1. Penggolongan kredit berdasarkan jangka waktu (maturity), antara lain:
a. Kredit jangka pendek (short-term loan
b. Kredit jangka menengah
).
(medium-term loan
c. Kredit jangka panjang (
)
long-term loan
2. Penggolongan kredit berdasarkan barang jaminan ( ).
collateral
a. Kredit dengan jaminan (
), antara lain:
secured loan
b. Kredit tanpa jaminan (
).
unsecured loan
3. Kredit berdasarkan segmen usaha, seperti otomotif, farmasi, tekstil, ).
makanan, konstruksi dan sebagainya.
4. Penggolongan kredit berdasarkan tujuannya, antara lain:
a. Kredit komersil (commercial loan
memperlancar kegiatan usaha nasabah di bidang perdagangan.
), yaitu kredit yang diberikan untuk
b. Kredit konsumtif (consumer loan
memenuhi kebutuhan debitur yang bersifat konsumtif.
16
c. Kredit produktif (productive loan
rangka membiayai kebutuhan modal kerja debitur sehingga dapat memperlancar
produksi.
), yaitu kredit yang diberikan dalam
5. Penggolongan kredit menurut penggunaannya, antara lain:
a. Kredit modal kerja (working capital credit
diberikan oleh Bank untuk menambah modal kerja debitur. ), yaitu kredit yang
b. Kredit investasi (invesment credit
bank kepada perusahaan untuk digunakan melakukan investasi dengan ), yaitu kredit yang diberikan oleh
membeli barang-barang modal.
c. Kredit non kas (non cash loan
C. Resiko Pembiayaan atau Kredit
), yaitu kredit yang diberikan kepada
nasabah yang hanya boleh ditarik apabila suatu transaksi yang telah
diperjanjikan telah direalisasikan atau efektif.
Menurut Peraturan Bank Indonesia No. 5/8/PBI/2003 tentang Penerapatan
Manajemen Risiko Bagi Bank Umum, menyatakan bahwa risiko kredit diartikan
sebagai risiko yang timbul sebagai akibat kegagalancounterpartydalam memenuhi
kewajibannya. Risiko kredit berkaitan dengan pihak peminjam tidak dapat atau
tidak mau memenuhi kewajiban untuk membayar kembali dana yang dipinjamnya
secara penuh pada saat jatuh tempo atau sesudahnya. Pinjaman yang dimaksud
adalah aktiva produktif bank, yakni alokasi dana bank yangditempatkan pada
pihak lawan transaksi atau peminjam atau debitur, dimana peminjam
17
Pengembalian dana dari peminjam adalah berupa pokok pinjaman ditambah
bunga.
Berdasarkan counterparty, risiko kredit dapat dibagi menjadi tiga kelompok
yaitu:
1. Risiko kredit pemerintahan (sovereign credit risk
Risiko kredit pemerintahan berhubungan dengan Pemerintah suatu negara yang
tidak mampu membayar pokok dan bunga pinjamannya pada saat jatuh tempo,
terutama pinjaman bilateral antarnegara.
)
2. Risiko kredit korporat (corporate credit risk
Risiko kredit korporat adalah risiko gagal bayar dari perusahaan yang
menerbitkan surat utang, gagal bayar dari perusahaan yang telahpenyertaan
modal. Risiko korporat lebih berisiko dan lebih sering )
terjadi dalam bank.
3. Risiko kredit konsumen (retail customer credit risk
Risiko kredit konsumen adalah risiko kredit yang terkait dengan ketidakmampuan
debitur perorangan dalam menyelesaikan pembayaran kreditnya. )
D. Lembaga Pembiayaan atauKredit
Badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaaan
dana atau barang modal dengan tidak menarik dana secara langsung sedangkan
perusahaan pembiayaan adalah badan usaha yang didirikan khusus melakukan
kegiatan termasuk dalam bidang usaha pembiayaan.
18
Bank konvensional dan bank syariah sedangkan non-bank adalah
koperasi,lembaga simpan pinjam,LPS (Lembaga Penjamin
Simpanan).Pembiayaan sering digunakan untuk aktivitas kredit karena
berhubungan dengan pendapatan khususnya masyarakat nelayan.Berdasarkan
UU.No.7.Tahun1992yang dimaksud pembiayaan adalah penyediaan uang atau
tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkantujuan atau kesepakatan
pinjam meminjam antara bank atau non bank dengan pihak lain yang mewajibkan
pihak peminjamuntuk melunasi utangnya sesuai jangka waktu tertentu ditambah
dengan sejumlah bunga sedangan menurut PP.No.9.Tahun1995 tentang
pelaksanaan simpan pinjamoleh koperasi,pengertian adalah penyediaan uang atau
tagihanyang dapatdipersamakan dengan itu berdasarkan kesepakatan persetujuan
pinjam meminjam antara koperasi dengan pihak lain yang mewajibkan pihak lain
untuk melunasi hutang atas pinjamannya setelah jangka waktu yang telah
ditentukan.
2.2Peneliti Terdahulu
Peneliti menemukan beberapa peneliti terdahulu dengan skripsi:
1. Dewi Nur Asih(2008) dengan judul “Analisis Kebijakan Kredit terhadap
Pengembangan Usaha Perikanan Nelayan Tradisional di Kabupaten Tojo
Una-UNA”,menggunakan sumber data primer dan sekunder dengan metode model
analisis dampak kebijakan pembiayaan kredit terhadap pengembangan usaha
perikanan dan ekonomi rumah tangga nelayan tradisional menggunakan
19
Kredit yang diberikan kepada nelayan tradisional pada kebijakan pengembangan
perikanan melalui kredit memberikan dampak positif .Hal ini terlihat dari
peningkatan pendapatan nelayan sebesar Rp.8.192.450/nelayan/tahun dimana
masing masing nelayan memperoleh manfaat sebesar Rp.7.933.950/tahun dari
peningkatan produksi sebesar4.928 ton/nelayan/tahun, dan hasil pendugaan model
rumah tangga nelayan menunjukan bahwa nilai kredit yang diterima masyarakat
nelayan tradisional dipengaruhi oleh pendapatan rumah tangga dari kegiatan
perikanan,produksi nelayan,umur perahu dan komsumsi total rumah tangga.
2. Karina Shinta Utami mahasiswi fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret
Surakarta dengan judul skripsi “Pengaruh Pemberian Kredit KUD MINA
terhadap Pendapatan Nelayan Tradisional Kota Tegal”.
Kesimpulan :
1. Variabel modal sendiri berpengaruh positif terhadap pendapatan nelayan
maka hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi modal maka pendapatan
nelayan akan semakin besar .
2. Variabel ukuran kapal berpengaruh positif terhadap pendapatan nelayan
semakin besar ukuran kapal nelayan maka pendapatan nelayan akan
semakin besar .
3. Variabel kredit berpengaruh positif terhadap pendapatan nelayan maka
semakin nelayan mendapatkan kredit maka pendapatan nelayan semakin
20
4. Variabel jumlah tenaga kerja berpengaruh negatif terhadap pendapatan
nelayan maka semakin besar atau sedikitnya jumlah tenaga kerja tidak ada
pengaruhnya terhadap pendapatan nelayan.
3. Ari Syofwan (2009) mahasiswa ekonomi USU dengan judul”Peran Kredit
Usaha Rakyat (KUR) terhadap Pengembangan UMK Kecamatan Gebang
Kabupaten Langkat.
Kesimpulan:
1. Variabel modal (X1) berpengaruh positif terhadap pendapatan pengusaha
mikro dan kecil pengaruh bernilai positif atau dapat dikatakan bahwa
semakin tinggi modal akan semakin tinggi tingkat pendapatan yang
didapatkan.
2. Variabel modal setelah Kredit Usaha Rakyat (KUR) terhadap tingkat
pendapatan yang berpengaruh positif atau dapat dikatakan semakin tinggi
Kredit Usaha Rakyat (KUR) maka akan semakin tinggi pula tingkat
pendapatan yang didapatkan pengusaha Usaha Mikro dan Kecil dimana
setiap kenaikan modal Kredit Usaha Rakyat (KUR) pendapatan usaha akan
21 2.3Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
2.4Hipotesis
Menurut Sugiyono (2012:96), hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap
rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah
dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang
diberikan baru didasarkan pada teori. Hipotesis dirumuskan atas dasar kerangka
pikir yang merupakan jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan.
Hipotesis ada dua yaitu hipotesis nol (Ho) dan hipotesis statistik (Ha). Hipotesis
nol adalah hipotesis negatif yang menyangkal jawaban sementara yang dirancang
oleh peneliti yang harus diuji kebenarannya dengan analisa statistik. Sedangkan
hipotesis statistik adalah rumusan hipotesis yang akan diuji kebenarannya melalui
perhitungan statistik. Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual
maka peneliti menetapkan hipotesis di dalam penelitian adalah:
Modal(x2)
Kepemilikan kapal(x3)
Kesejahteraan nelayan(y)
22
1. Variabel kredit (X1) bepengaruh positif terhadap kesehjateraan nelayan
(Y) di Belawan.
2. Variabel modal (X2) berpengaruh positif terhadap kesejahteraan nelayan
(Y) di Belawan.
3. Variabel kepemilikan kapal (X3) berpengaruh positif terhadap
kesejahteraan nelayan di Belawan.
BAB III
23 3.1. Jenis Penelitian dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder data primer diperoleh
melalalui wawancara terhadap masyarakat nelayan Belawan dengan menggunakan
daftar pertanyaan (kuisoner) sedangkan data sekunder diperoleh dari berbagai
sumberseperti dokumen atau publikasi dari instansi terkait.Penelitian ini
menggunakan metode studi kasus.Teknik penggambilan sampel dengan cara
Purposive Sampleyaitu pengambilan sample berdasarkan subyektif peneliti yang
berkaitan dengan tujuan penelitian dengan tujuan penelitian(Soepeno,
2007).Sampel yang akan diambil sebanyak 50 orang dengan diambil nelayan di
Belawan.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada masyarakat nelayan yang berada di Belawan,Medan
sedangkan waktu penelitian ini dilakukan pada Juli 2015 sampai dengan Oktober
2015
3.3 Defenisi Operasional
Defenisi operasional dalam penelitian ini adalah :
1. Kesehjateraan Nelayan (Y)
Merupakan suatu tingkat kehidupan masyarakat nelayan dalam memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari dalam keluarga diukur dengan pendapatanya
per/bulan.
24
Merupakan suatu pembiayaan yang dilakukan oleh pihak atau lembaga
perbankan atau non perbankan kepada seseorang dalam suatu keperluan
usaha dan dapat diukur dengan pinjaman diukur dengan uang (Rp).
Dummy:
d1= memakai kredit (1)
d2 = tidak memakai kredit (0)
3. Variabel modal (X2)
Merupakan biaya pribadi yang digunakan oleh nelayan dalam menjalankan
kegiatan melautnya dengan diukur dengan uang (Rp)
4.Variabel kepemilikan kapal(x3)
Merupakan suatu media yang digunakan untuk melaut
Dummy:
d1 = milik sendiri(1)
d2=milik orang lain(sewa)(0)
3.4 Skala Pengukuran Varibel
Menurut Soegiono(2012:111) “Skala Guttman akan didapat jawaban yang
tegas dari respoden yaitu ya-tidak ; benar-tidak; pernah-tidak pernah; positif atau
negatif. Data yang diperoleh dapat berupa data interval atau rasio dikhotomi(dua
alternatif). Penelitian ini dilakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas
terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan kepada responden.
25 3.5.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2012:115),’Populasi adalah wilayah
generalisasi terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulan”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh nelayan yang berada
pada pemungkiman yang sama di Belawan.
3.5.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2012:116) “sampel adalah sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.Sampel dalam penelitian ini
adalah nelayan yang tinggal di Belawan.
Menurut Supramono dan Haryanto (2003 ; 63), alternatif formula yang dapat
digunakan untuk menentukan sampel pada populasi yang sulit diketahui adalah
sample unidentified. Dengan sampel yang saya ambil dengan kriteria 25 nelayan
yang memakai kredit dan 25 yang memakai kredit
� =(��
2)(�)(�) �2
keterangan :
n = jumlah sampel
Za = nilai tabel Z untuk a 5% (z tabel dengan tingkat signifikansi tertentu)
p = estimasi proporsi populasi yang sesuai kriteria sampel
q = 1-p (proporsi populasi yang tidak sesuai kriteria sampel)
d = penyimpangan yang ditolerir
26 n =(1,4
2)(0,5)(0,5)
0,12 = 49,0 3.6Jenis Dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah :
1. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden yang
dipilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan cara
memberikan kuesioner dan melakukan wawancara.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber lainnya
yang telah mendapatkan informasi terlebih dahulu seperti data perusahaan,
jurnal, buku-buku pendukung, penelusuran internet dan lainnya.
3.7Metode Pengumpulan Data
1. Kuesioner
Memberikan daftar pertanyaan kepada pelanggan yang telah ditetapkan
sebagai sampel atau responden penelitian.
2. Studi dokumentasi
Dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mempelajari data-data yang
diperoleh dari berbagai macam buku pendukung, jurnal dan informasi
dari internet yang berhubungan dengan penelitian.
27 3.8.1 Metode Analisis Deskriptif
Menurut Sugiyono (2012:105) menyatakan definisi metode deskriptif
analisis sebagai berikut:
Metode Deskriptif Analisis merupakan metode penelitian dengan cara
mengumpulkan data-data sesuai dengan yang sebenarnya kemudian data
data tersebut disusun, diolah dan dianalisis untuk dapat memberikan
gambaran mengenai masalah yang ada.
3.8.2 Analisis Linear Berganda Sederhana
Analisis berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
variabel independen (X) yang terdiri dari variabelkredit (X1), modal (X2) terhadap
variabel dependen (Y) yaitu kesejahteraan nelayan.
Persamaan regresi berganda sederhana yang digunakan adalah :
Y’ = a + b1X1+ b2X2+b3X3+e
Keterangan:
Y = Variabel dependen (nilai yang diprediksikan)
b0 = Intersep/konstanta
X1,X2.X3 = Variabel independen dengan X1= Kredit;X2=Modal;X3=Kepemilikan
kapal
d1i = kredit; 1 =jika menggunakan 0 = jika tidak
d3i =kapal:1=milik sendiri 0=orang lain (sewa
b1,b2 = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)
e= standard error
28 3.9.1 Uji Serentak/Simultan (Uji F)
Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak, digunakan
statistik F (uji F). Jika Fhitung < Ftabel , maka Ho diterima atau Ha ditolak,
sedamgkan Fhitung > Ftabel , maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jika tingkat signifikan
dibawah 0,005 maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Model hipotesis yang digunakan dalam uji F hitung ini adalah:
H0 : b1, b2= 0, artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif
dari variabel independen (X1, X2, X3) yaitu modal,kredit,
kepemilikan kapal terhadap kesejahteraan nelayan (Y).
H0 : b1, b2 ≠ 0, artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang positif dari
variabel independen (X1, X2,X3) yaitu modal, kredit, dan
kepemilikan kapal terhadap kesehjahteraan nelayan (Y).
Nilai Fhitung dapat diperoleh dangan menggunakan software SPSS. Selanjutnya
nilai Fhitung akan dibandingkan dengan Ftabeldengan tingkat kesalahan (α=5%) dan
derajat kebebasan (df) = (n-k), (k-1).
Kriteria pengambilan keputusannya adalah:
H0 diterima jika Fhitung< Ftabel pada α = 5%
H0 ditolak jika Fhitung> Ftabel pada α = 5%
3.9.2 Uji Parsial (Uji-t)
Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan
statistik t (uji-t). Jika thitung< ttabel, maka H0 diterima atau Ha ditolak, sedangkan
jika thitung> ttabel, maka H0 ditolak atau Ha diterima. Jika tingkat signifikan dibawah
29
Uji-t digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh antara variabel X
dan Y, apakah modal (X1),kredit(X2),dan kepemilikan kapal(X3)terhadap variabel
kesejahteraan nelayan (Y) secara terpisah atau parsial.Variabel independen
dikatakan berpengaruh terhadap variabel dependen dapat dilihat dari probabilitas
variabel independen dibandingkan dengan tingkat kesalahannya (α). Jika
probabilitas variabel independen lebih besar dari tingkat kesalahannya (α) maka
variabel independen tidak berpengaruh, tetapi jika probabilitas variabel
independen lebih kecil dari tingkat kesalahannya (α) maka variabel independen
tersebut berpengaruh terhadap variabel dependen.
Dengan Model pengujiannya adalah
Ho : bi = 0
Artinya variabel independen yaitu modal, kredit dan kepemilikan
kapalsecara parsial tidak berpengaruh positif terhadap kesehjateraan
nelayan (Y).
Ho : bi ≠ 0
Artinya variabel independen yaitu berupamodal,kredit,dan kepemilikan
kapal secara parsial berpengaruh positif kesehjateraan nelayan (Y).
Kriteria pengambilan keputusan :
Ho diterima jika thitung < ttabel pada a=5%
Ho ditolak jika thitung > ttabel pada a=5%
3.9.3 Koefisien Determinan (R2)
Koefisien determinan (R2) pada intinya mengukur seberapa besar
30
berkisar antara nol sampai dengan satu (0<R2<1). Jika R2 semakin besar
(mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel independen (X1,
X2,X3) adalah besar terhadap variabel dependen (Y). Hal ini berarti model yang
digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel independen yang
diteliti terhadap variabel dependen. Sebaliknya, jika R2 semakin mengecil
(mendekati nol) maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel independen (X1,
X2,X3) terhadap variabel dependen (Y) semakin kecil. Hal ini berarti model yang
digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel independen yang
diteliti terhadap variabel dependen.
3.10Uji Asumsi Klasik 3.10.1 Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk melihat model regresi, apakah variabel
independen dan variabel dependen memiliki distribusi normal atau tidak. Uji
normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan grafik dan pendekatan
kolmogrof smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% , yang artinya
variabel residul berdistribusi normal (Situmorang dan Lufti, 2012:107).
3.10.2 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu adanya ketidaksamaan
varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Prasyarat yang
harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya gejala
heteroskedastisitas. Cara menganalisis asumsi heteroskedastisitas dengan melihat
31
pola tertentu yang teratur maka mengindikasikan adanya heteroskedastisitas.
Sedangkan jika tidak ada pola yang jelas titik-titiknya menyebar diatas dan
dibawah angka nol pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
3.10.3 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas yaitu adanya hubungan linear antar
variabel independen dalam model regresi. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala
multikolinearitas dapat dilihat dari besarya nilai tolerance dan VIF (Variance
Inflation Factor) melalui aplikasi SPSS. Nilai umum yang dapat dipakai adalah
32 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian 4.1.1 Letak Geografis
Kota Medan Belawan terletak antara 3º 46’ 06’’ Lintang Utara dan 98º 40´
57’’ Bujur Timur dengan luas wilayah Kecamatan Medan Belawan adalah 26,25
km2 degan persentase 9,90% dari luas wilayah Sumatera Utara .Kecamatan
Medan Belawan berbatasan dengan sebagai berikut:
1. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang.
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang.
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Medan Marelan dan Kecamatan
Medan Labuhan.
4. Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka.
4.1.2 Kependudukan
Pembangunan kependudukan dilaksanakan dengan mengindahkan
kelestarian sumber daya alam dan fungsi lingkungan hidup sehingga mobilitas dan
persebaran penduduk tercapai optimal.Mobilitas dan persebaran penduduk yang
optimal, berdasarkan pada adanya keseimbangan antara jumlah penduduk dengan
daya dukung dan daya tmpung lingkungan. Persebaran penduduk yang tidak
didukung oleh lingkungan dan pembangunan akan menimbulkan masalah sosial
yang kompleks, dimana penduduk menjadi beban bagi lingkungan maupun
33
Pada tahun 2013, penduduk Kota Medan Belawan mencapai 92.680 orang
dengan perempuan sekitar 47.105 dan laki-laki 49.175.( BPS Kota Medan, Data
Penduduk Desember 2013.)
4.1.3 Jumlah Nelayan di Belawan
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik di Kecamatan Medan Belawan
terdapat 4165 nelayan baik nelayan tambak maupun nelayan laut(BPS dalam
angka 2014)
4.1.4.Kondisi Nelayan di Belawan.
Dari penelitian yang saya lakukan saya menemukan kehidupan nelayan yang
sulit untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan tinggal yang memprihatinkan
dengan kepemilikan rumah yang menjadi milih sendiri atau sewa.
Tabel 4.1
Status Kepemilikan Rumah Nelayan di Belawan
Milik sendiri Sewa Menumpang
37 nelayan 13 nelayan -
Sumber : Hasil Penelitian, Agustus (2015)
Kebanyakan dari nelayan memiliki rumah sendiri namun rumah nelayan
tersebut tak layak huni karena rata-rata keadaan rumah mereka sangat kumuh
34 4.2 Pertanyaan Data Sekunder
4.2.1 Perkembangan Kredit Sektor Perikanan oleh Lembaga Perbankan
Dapat dilihat dari tabel 4.2 yang menjelasakan perkembangan kredit sektor
perikanan di Sumatera Utara dari tahun 2010-2015.
TABEL 4.2
DATA KREDIT PERIKANAN di SUMATERA UTARA
2010-2015
TAHUN JUMLAH KREDIT(Rp)/(Dalam
Miliar)
2010 Rp 1.901.096.880.070
2011 Rp 1.840.703.049.732
2012 Rp 2.277.416.454.410
2013 Rp. 2.569.007.564.962
2014 Rp. 3.616.407.776.664
2015 (bulan 1-8) Rp 2.690.318.573.775
Sumber:Data olahan Bank Indonesia 2010-2015
Dari data tersebut bahwa dapat dilihat bahwa kredit dari tahun 2012-2014
mengalami peningkatan berarti lembaga perbankan sebagai pihak pemberi kredit
memberikn kredit sehingga pihak perbankan peduli kepada kehidupan nelayan
agar kehidupan nelayan dapat lebih baik lagi.
4.2.2Dampak Pengaruh Kredit Bagi kesejahteraan Nelayan
Dampak pengaruh kredit kepada usaha nelayan memang menunjukan perubahan
35
dengan nelayan yang tidak menggunakan kredit karena masyarakat mungkin tidak
melaut akibat kapal tidak ada bahan bakar dan itu akan menghambat nelayan
mendapatkan pendapatan yang mau memenuhi kebutuhan hidupnya.namun itu
menurut pendapat dari responden pendapatan naik namun mereka lupa akan
membyar kredit tersebut karena banyaknya kebutuhan mereka sehingga kurang
untuk menutupi biaya kredit.
4.3 Karakteristik Responden
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 50 responden.dengan 25
responden yang memakai kredit dan 25 yang tidak memakai kredit. Dengan
karakteristik responden yang berkaitan dengan kredit,modal,dan kepemilikan
kapal.
4.3.1 Responden Menurut Kredit
Kredit yang didapatkan dari suatu lembaga perbankan atau non-perbankan
merupakan suatu tolak ukur bagi nelayan apakah mampu memanfaatkan dengan
syarat ketentuan yang dipertimbangkan dengan besarnya bunga dari kredit
tersebut.
TABEL 4.3
Pengguna Kredit di Kecamatan Medan Belawan
Memakai kredit Tidak memakai kredit
25 nelayan 25 nelayan
36 4.2.2 Responden Menurut Modal
Modal yang di punya oleh nelayan berasal dari individu lain atau lembaga lain
modal sangat penting bagi nelayan untuk menjalankan usaha menangkap ikan dan
memenuhi kebutuhan hidup.
TABEL 4.4
Responden menurut Modal
di Kecamatan Medan Belawan tahun 2015
Jumlah Modal Jumlah responden Persentase(%)
Rp 5.000.000 19 orang 76%
Rp 7.000.000 1 orang 4%
Rp 8.000.000 2 orang 8%
Rp 10.000.000 1 orang 4%
Rp 20.000.000 2 orang 8%
JUMLAH 25 orang 100%
Sumber : Hasil Penelitian, Agustus (2015)
4.3.3 Responden Menurut Kepemilikan kapal
Biasanya dalam melaut nelayan memerlukan kapal sebagai sarana untuk
menangkap ikan jadi dalam hal ini komponen kapal sangatlah berpengaruh
terhadap kemajuan nelayan dalam menangkap ikan apalagi hal ini mendukung
37
TABEL 4.5
Kepemilikan kapal di Kecamatan Medan Belawan Tahun 2015
Kepemilikan kapal Jumlah responden Persentase(%)
Memiliki kapal 34 nelayan 68%
Tidak memiliki
kapal(Sewa)
16 nelayan 32%
JUMLAH 50 nelayan 100%
38
Tabel 4.6
crostab variabel pendapatan dan kepemilikan kapal
Tabel 4.7
Pearson Chi-Square 29.167a 18 .046
Likelihood Ratio 36.516 18 .006
Linear-by-Linear Association 5.675 1 .017
N of Valid Cases 50
Pendapatan(Rp) Kepemilikan kapal Total Sewa kapal Kapal sendiri
39
Dilihat dari data tabel dapat diketahui bahwa variabel pendapatan (Y) dan
kepemilikan kapal(x3) bahwa pada pendapatan 1.000.000 dan 1.500.000 terdapat
5 responden yang memiliki tidak memiliki kapal lebih besar daripada yang
lain,sedangkan pada pendapatan Rp.2.500.000 ada 9 responden yang
menggunakan kapal dalam melaut dapat disimpulkan bahwa orang yang memiliki
kapal akan mempengaruhi pendapatan mereka
4.3.4 Responden Menurut Pendapatan
Pendapatan sangatlah menjadi patokan bagi para nelayan apakah nelayan tersebut
dikatakan sejahtera apa tidak karena pendapatan merupakan hasil yang didapat
nelayan dalam bentuk uang saat menjual hasil tangkapan setelah melaut di
pelelangan ataupun menjual ke pasar secara langsung tanpa melalui perantara dari
pihak manapun.
TABEL 4.8
Pendapatan Nelayan di Kecamatan Medan Belawan tahun 2015
Pendapatan (Rp) Jumlah Responden Persentasi(%)
Rp.600.000-1.000.000 9 orang 18%
Rp.1.100.000-1.500.000 9 orang 18%
Rp.1.600.000-2.000.000 14 orang 28%
Rp.2.100.000-2.500.000 16 orang 32%
Rp.5.000.000 2 orang 4%
Jumlah 50 orang 100%
40
Pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata nelayan di
Kecamatan Medan Belawan memiliki penghasilan antara Rp.1.600.000-
Rp.2.500.000 yang saya kira masih sangat rendah yang memiliki tingkat
pengeluaran yang sangat tinggi.
4.3.5 Responden Menurut Pendidikan
Pendidikan merupakan suatu jenjang untuk mendapatkan ilmu dari lembaga
formal sekolah dan melihat sejauh mana seseorng mampu menamatkan pendidika
nya.
TABEL 4.9
Tingkat Pendidikan Terakhir nelayan di kecamatan Medan Belawan
2015
Jenjang Pendidikan Jumlah Persentase(%)
Tidak tamat - 0%
SD 20 40%
SMP 20 40%
SMA/SMK 8 16%
Perguruan Tinggi 2 4%
TOTAL 50 100%
Sumber : Hasil Penelitian, Agustus (2015)
Dapat disimpulkan bahwa di Kecamatan Medan Belawan tamatan pendidikan yan
g terakhirnya adalah tamatan SD dan tamatan SMP dengan masing-masing 20 res
41
4.3.5 Responden Menurut Alat Tangkap Melaut
Setiap nelayan pasti punya alat tangkap yang biasanya digunakan untuk melaut
biasanya alat tersebut sudah menjadi kebiasaan dalam melaut sehingga lebih
maksimal dalam mendapatkan tangkapannya
Tabel 4.10 Alat Tangkap yang digunakan
Alat Tangkap Jumlah Persentase
Jaring 38 76%
Pancing 7 14%
Lainnya 5 10%
TOTAL 50 100%
42 Tabel 4.11
Crosstab pendapatan dan alat tangkap
Tabel 4.12 Chi -squere
Pendapatan(Rp) Alat tangkap melaut Total Jaring Pancing Lain-lain
Rp.600.000 1 0 0 1
Pearson Chi-Square 35.323a 36 .501
Likelihood Ratio 31.997 36 .659
Linear-by-Linear Association .165 1 .684
43
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa nelayan di Kecamatan Medan Bela
wan kebanyakan menggunakan jaring dalam menangkap hasil tangkapan dengan 7
6 % menggunakan jaring sedangkan 14 % menggunakan pancing sedangkan lain-l
ain ada 10 % dengan menggunakan alat bubu kepiting.
4.4 Metode Analisis
Ketepatan fungsi regresi dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari Goodness
of Fitnya.Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur dari nilai koefisien
determinasi, nilai statistik F dan nilai statistik T.
4.4.1 Koefisien Determinan
Koefisien determinasi ini digunakan untuk menjelaskan seberapa
besarpengaruh variabel-variabel bebas memiliki pengaruh terhadap variabel
terikatnya. Dari hasil perhitungandapat diketahui bahwa koefisien determinasi
(R2) yang diperoleh sebesar 0.135.Hal ini menunjukan bahwa variabel
kredit,modal dan kepemilikan kapal dapat menerangkan 13,5% dalam variasi
kesejahteraan nelayan dan sisanya senilai 86.5% dijelasakan oleh variabel lain
yang tidak dimasukan dalam metode analisis dalam penelitian ini
Tabel 4.13
44 4.4.2Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Uji F digunakan untuk membuktikan apakah variabel independen (kredit,
modal,dan kepemilikan kapal) secara bersama-sama (simultan) mempunyai
pengaruh yang signifikan baik positif maupun negatif terhadap variabel
dependennya (kesejahteraan nelayan).
Dengan kriteria sebagai berikut :
Ho diterima jika
F
hitung< Ftabelpada � = 5%Ha diterima jika
F
hitung> Ftabelpada � = 5%Nilai
F
hitungdapat diperoleh dengan menggunakan SPSS versi 21 dapat dilihatdalam tabel berikut :
Ho diterima jika
F
hitung (2.4) < Ftabel(2.79) pada � = 5% berarti variabel kredit,modal dan kepemilikan kapal tidak berpengaruh secara serentak terhadap variabel
kesejahteraan nelayan (y)
a. Dependent Variable: Kesejahteraan
45 4.4.3 Uji Signifikan Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t dilakukan untuk menguji kesejahteraan berpengaruh terhadap
kredit,modal dan kepemilikan kapal.
Dengan kriteria sebagai berikut dibandingkan dengan nilai signifikasi hasil SPSS
Ho diterima jika
t
hitung< ttabelpada � = 5%Ha diterima jika
t
hitung> ttabelpada � = 5%Nilai
t
hitungselanjutnya akan ttabel, dan tingkatkesalahan � = 5%Tabel 4.15
Hasil Regresi Linear Berganda
Dari tabel 4.13 dapat dijelaskan bahwa variabel kredit = -0,836, variabel
modal = 0,096variabel kepemilikan kapal = 2,498 sig = 0,016 t.tabel =df (n –4) =
46 (2,02)
Model Unstandardized Coefficients Standardi zed
(Constant) 1352941,176 309467,701 4,372 ,000 Kredit -546714,290 653881,306 -,208 -,836 ,407 Modal ,006 ,062 ,020 ,096 ,924 KepemilikanK
apal
46 4.5 Analisis Regresi Linear Berganda
Berdasarkan pada Tabel 4.13 dapat diketahui konstanta dan koefisien regresi linier
berganda setiap variabel sehingga dapat dibentuk suatu persamaan sebagai berikut
: Y = 4,372–0,836X1 +0,096X2 + 2,498X3
Dari persamaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
a. Variabel kredit memiliki hasil perhitungan uji t diperoleh nilai t hitung sebesar
-0,836< dari 2,02 (t tabel) artinya menunjukan bahwa ada kecenderungan
nelayan yang mendapatkan kredit mengalami kesulitan pembayarannya.Hal
tersebut ditandai dengan adanya pengaruh negatif antara nelayan yang
mendapatkan kredit dan tidak mendapatkan kredit yang tidak signifikan.
b. Variabel modal memiliki hasil perhitungan uji t diperoleh nilai t hitung sebesar
0,096< 2,02 (t tabel) artinya menunjukan bahwa menunjukan ada
kecenderungan dengan didukung oleh temuan di lapangn menunjukan rendah
nya modal yang di terima oleh nelayan tidak digunakan secara produktif
misalnya dengan membeli kapal atau memperbaiki dengan baik malah modal
tersebut digunakan untuk operasional seperti bahan bakar dan komsumsi
rumagh tangga. .
c. Variabel kepemilikan kapalmemiliki hasil perhitungan uji t diperoleh nilai t
hitung diperoleh nilai t hiung sebesar 2,498> 2,02 (t tabel) artinya menunjukan
dengan semakin adanya kapal maka pendapatan nelayan akan semakin tinggi
47 4.6Uji Asumsi Klasik
4.6.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,variabel
pengganggu atau residual berdistribusi normal.Berdasarkan hasilpengolahan
data dengan program SPSS , dapat diinformasikan tentangkeberadaan
normalitas yang diperoleh. Untuk melihat normalitas residual
penulismenganalisis grafik histogram yang membandingkan antara data
observasi dengandistribusi yang mendekati distribusi normal.
Gambar 4.1
Histogram Uji Normalitas
Berdasarkan tabel 5.4 menunjukkan bahwa variabel menunjukkan
pola distribusi normal. Hal ini ditunjukkan oleh distribusi data tersebut tidak
48 4.6.2 Uji Multikolinearitas
Tujuan uji ini adalah untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya variabel bebas (independen model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi diantara variabel bebas) tidak terjadi multikolineritas jika variabel
bebas saling berkorelasi maka variabel ini tidak ortogonal adalah variabel yang
nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan nol.
Tabel 4.16 Uji multikolinearitas
Kriteria Pengambilan Keputusan
Melihat nilai toleransi:
1. Tidak terjadi multikolinearitas , jika nilai toleransi > 0,1.
2. Terjadi multikolinearitas ,jika nilai toleransi < 0.1.
Melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor)
1. Tidak terjadi multikolinearitas jika nilai VIF < 5
Coefficientsa
49
2.Terjadi multikolinearitas jika nilai VIF > 5
Dapat diperoleh dari tabel 4.14:
1.Variabel kredit memiliki nilai tolerance sebesar (0,305)> 0,1 maka variabel ini
tidak terjadi multikolinearitas.
2.Variabel modal memiliki nilai tolerance sebesar (0,422)> 0,1 maka variabel ini
tidak terjadi multikolinearitas.
3.Variabel kepemilikan kapal memiliki nilai tolerance sebesar (0,524)> 0,1 maka
variabel ini tidak terjadi multikolinearitas.
Berdasarkan nilai VIF:
1. Variabel kredit memiliki nilai VIF sebesar (3.277)<5.00 maka tidak terjadi
multikolinearitas.
2. Variabel modal memiliki nilai VIF sebesar (2.371)<5.00 maka tidak terjadi
multikolinearitas.
3.Variabel kepemilikan kapal memiliki nilai VIF sebesar (1.907)<5.00 maka
tidak terjadi multikolinearitas.
4.6.3 Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas pada prinsipnya ingin menguji apakah sebuah grup
mempunyai varians yang berbeda di antara anggota grup tersebut. Pada penelitian
ini, cara yang digunakan untuk mendeteksi heterokedastisitas ini dilakukan
dengan memakai pendekatan statistik melalui Uji Glejser. Hasil pengolahan data