BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jati (Tectona grandis Linn. F) termasuk famili Vebenaceae pada mulanya merupakan tanaman hutan tidak sengaja ditanam dan tumbuh liar di dalam hutan bersama jenis tanaman lainnya. Di alam, tanaman jati tumbuh sebagai tanaman campuran serta tumbuh di daerah yang mempunyai perbedaan musim basah dan kering yang tegas.
Tanaman jati (T. grandis Linn. F) merupakan produk penting dari kehutanan yang batangnya dapat dijadikan sebagai bahan baku industri. Menurut Cordes (1992), kayu jati banyak diminati karena memiliki sifat fisik yang baik, yaitu antara lain : Sangat keras, tetapi mudah dalam pengerjaannya karena kayu jati mudah dibelah, tahan terhadap beban (sangat stabil atau Vast) dan sangat awet. Kayu jati yang kering, memliki bobot yang ringan, sehingga mudah dalam pengangkutan. Kayu jati yang dibuat untuk perkakas/furnitur hampir tidak memerlukan perlakuan khusus agar membuatnya menjadi awet/tahan lama/tidak cepat rusak.
Perbanyakan tanaman jati dengan stek dewasa ini telah berkembang dengan pesat. Sebagian besar perusahaan negara dan swasta telah menggunakan bahan tanam stek sebagai bahan tanam atau untuk peremajaan. Pertumbuhan tanaman stek lebih seragam dan memiliki sifat genetik yang sama dengan induknya. Sistem perakaran tanaman stek juga cukup kokoh menyerupai tanaman semaian. Dalam perbanyakan tanaman secara vegetatif atau menggunakan stek, pembentukan akar
merupakan faktor awal yang paling penting dalam pertumbuhan tanaman, tetapi dengan cara ini sukar terjadi pembentukan akar. Masalah ini memang dapat diatasi dengan pemberian hormon tumbuh, yang tujuannya untuk merangsang keluarnya akar (Anonymous, 1992).
Menurut Heddy (1998) Istilah zat pengatur tumbuh mencakup hormon tumbuhan (alami) dan senyawa-senyawa buatan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Nama senyawa tersebut dapat pula menyertakan kegiatan fisiologisnya seperti zat tumbuh daun, zat tumbuh akar dan sebagainya. Golongan dari zat-zat yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman dengan cara memuaskan disebut pengatur pertumbuhan. Dimana zat organik ini mempunyai keaktifannya jauh berlipat dibandingkan dengan konsentrasinya, hanya dalam jumlah kecil mempunyai daya pengaruh fisiologis yang besar (setyati, 1995).
diperhatikan kosentrasi yang digunakan, Jika kosentrasinya terlalu tinggi dapat mengakibatkan kematian bagi tanaman. Setiap tanaman yang akan distimulir pertumbuhan dalam menerima rangsangan terhadap zat pengatur tumbuh sintetik yang berbeda-beda, pada kosentrasi yang terlalu rendah kurang berperan sebagaimana mestinya, sedangkan pada kosentrasi yang terlalu tinggi akan bersifat racun bagi tanaman.
Mekanisme penggunaan zat pengatur tumbuh dapat dilakukan dengan menyemprotkan ke daun, tetapi dapat juga mencelupkan stek kedalam larutan zat pengatur tumbuh tersebut. Dewasa ini penggunaan zat pengatur tumbuh maju dengan pesat, terbukti dengan semakin banyaknya produk-produk yang dihasilkan. Sebutan untuk zat pemacu pertumbuhan tanaman bermacam-macam, ada yang menyebut dengan sebutan pengatur zat tumbuh, zat pengatur tumbuh, perangsang pertumbuhan, pengatur pertumbuhan tanaman, hormon tumbuh, stimulan dan lain-lain (Lingga, 1991).
Konsentrasi auksin yang digunakan pada perendaman stek berbeda-beda, tergantung jenis tanaman dan jenis auksin yang digunakan. Umumnya untuk penyetekan tanaman buah digunakan konsentrasi 100 ppm dengan lama perendaman 1 - 2 jam. Selain hormon tumbuh sulit tersedia di tempat yang mudah dijangkau oleh para pembudidaya tanaman di pedesaan, harganya juga relatif sangat tinggi (Heddy, 1998).
pertumbuhan akar pada stek tanaman. Sehingga diharapkan pada stek pucuk jati ini dapat memperoleh hasil yang lebuh baik dalam hal persentase hidup stek dan pertumbuhan tanaman. Hormon yang terdapat dalam tanaman jumlahnya hanya sedikit. Oleh karena itu, perlu adanya penambahan zat atau hormon yang mendukung pertumbuhan akar maupun batang tanaman, misalnya : pada pembuatan stek, tanpa pemberian hormon atau zat perangsang tumbuh akar pada stek akan tumbuh agak lama, dan dengan penambahan hormon pada luka maupun media, maka akar pada stek akan tumbuh lebih cepat (Chaerani, 1997).
1.2 Rumusan Masalah
Kebutuhan akan bibit jati dapat dipenuhi dengan cara generatif maupun vegetatif. Perbanyakan tanaman jati secara generatif belum dapat memenuhi kebutuhan, karena jumlah biji yang berkualitas masih terbatas dan perolehan genetik yang dicapai kurang optimal. Salah satu alternatif untuk memecahkan masalah tersebut adalah dengan stek pucuk. Secara umum keuntungan perbanyakan tanaman secara vegetatif adalah bibit dapat diperoleh dalam jumlah dan waktu yang diinginkan lebih cepat, sifat genetik yang diturunkan sama dengan induknya, dan kemampuan tumbuhnya relatif seragam. Selain ZPT juga dapat menentukan keberhasilan stek, harganya juga relatif mahal dan sulit didapatkan dikalangan pedesaan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk menjawab permasalahan tersebut dengan pemberian larutan urin sapi sebagai pengganti ZPT dan lama perendaman stek yang berbeda dapat mempengaruhi persentase keberhasilan stek, sehingga nantinya dapat bermanfat bagi penangkar bibit dan pembudidaya tanaman.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan stek pucuk jati (T. grandis Linn. F) yang direndam dalam konsentrasi larutan urin sapi dan lama perendaman stek.
1.4 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan dan informasi tentang perbanyakan tanaman jati secara vegetatif dengan pemberian konsentrasi larutan urin sapi dan lama perendaman yang tepat untuk pertumbuhan dan perkembangan stek pucuk jati. Disamping itu penelitian ini diharapkan memberi wawasan baru tentang upaya pemanfaatan urin sapi sebagai pengganti ZPT yang mempunyai fungsi sama, yakni merangsang pertumbuhan akar pada stek pucuk jati. Dan untuk menambah ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang budidaya jati dengan menggunakan stek pucuk jati.
1.5 Hipotesis
1. Terjadi interaksi antara pemberian konsentrasi larutan urin sapi dan lama perendaman terhadap pertumbuhan stek pucuk jati (T. grandis Linn. F). 2. Dengan pemberian konsentrasi larutan urin sapi dengan konsentrasi larutan
0%, 25%, 50%, 75%, dan 100% akan memberikan pengaruh yang berbeda pada pertumbuhan stek pucuk jati (T. grandis Linn. F).
3. Lama perendaman stek selama 30 menit, 60 menit dan 90 menit akan berpengaruh terhadap pertumbuhan stek pucuk jati (T. grandis Linn. F).
PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN URIN SAPI DAN
LAMA PERENDAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN STEK
PUCUK JATI (
Tectona grandis
Linn. F)
SKRIPSI
OLEH
ACHMAD SUSANTO NIM 03740008
PROGRAM STUDI KEHUTANAN
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN – PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN URIN SAPI DAN
LAMA PERENDAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN STEK
PUCUK JATI (
Tectona grandis
Linn. F)
SKRIPSI
Diajukan kepada
Universitas Muhammadiyah Malang untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program Sarjana Kehutanan
OLEH
ACHMAD SUSANTO NIM 03740008
PROGRAM STUDI KEHUTANAN
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN – PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Judul : Pengaruh Konsentrasi Larutan Urin Sapi dan Lama Perendaman terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Jati (Tectona grandis Linn. F)
Nama : Achmad Susanto
Nim/Nirm : 03740008
Jurusan/Prog. Studi : Kehutanan
Skripsi oleh Achmad Susanto ini telah dipertahankan
di depan dewan penguji
pada tanggal 21 Juli 2010
Dewan Penguji
Drs. Amir Syarifuddin, MP., Penguji I Tatag Mutaqin, S. Hut., Penguji II
Ir. Joko Triwanto, MP., Penguji III Ir. Nandang Rahayu, MP., Penguji IV
Mengesahkan, Mengetahui,
Dekan Ketua Jurusan Kehutanan
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Achmad Susanto
Nim/Nirm : 03740008
Jurusan/Prog. Studi : Kehutanan
Fakultas : Pertanian - Peternakan
menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar
merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau
pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan,
maka saya bersedia dikenakan sanksi atas perbuatan tersebut.
Malang, Juli 2010
Yang membuat pernyataan,
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 6 Januari 1983 di sebuah Kota
kecil yang terkenal dengan aduan sapi dan tapenya, yaitu
Bondowoso, Jawa timur, sebagai putra pertama bapak H. Moch
Adam dan ibu Hj. Siti Nur Sundari dari 2 bersaudara.
Penulis telah menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar Negeri (SDN)
Dabasah IV pada tahun 1996, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri (SLTPN
1) pada tahun 1999, Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) pada tahun 2003. Pada
tahun yang sama, penulis melanjutkan pendidikan di Jurusan Kehutanan Fakultas
ABSTRACT
Achmad Susanto (03740008). PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN URIN SAPI DAN LAMA PERENDAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN STEK PUCUK JATI (Tectona grandis Linn. F). Di bawah bimbingan Ir. Joko Triwanto, MP dan Ir. Nandang Rahayu MP.
Kata Kunci : konsentrasi larutan urin sapi, lama perendaman, stek pucuk jati Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan stek pucuk jati (Tectona grandis Linn. F) dari pemberian konsentrasi larutan urin sapi dan lama perendaman stek.
Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) yang disusun secara faktorial, terdiri dari dua faktor dan diulang tiga kali, dimana : Faktor pertama adalah konsentrasi larutan urin sapi (L) yang terdiri lima level : L0 tanpa urine sapi 0% (kontrol), L1 konsentrasi larutan urin sapi 25 %, L2 konsentrasi larutan urin sapi 50 %, L3 konsentrasi larutan urin sapi 75 %, L4 konsentrasi larutan urin sapi 100 %. Faktor kedua adalah lama perendaman (M) dengan 3 level yaitu : M1 lama perendaman selama 30 menit, M2 lama perendaman selama 60 menit, M3 lama perendaman selama 90 menit, maka terdapat 15 kombinasi perlakuan, setiap kombinasi perlakuan terdiri dari 20 stek pucuk jati, 5 tanaman stek diambil sebagai tanaman contoh, sehingga dalam penelitian ini terdapat 900 stek.
Parameter pengamatan yang digunakan terdiri dari : tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, Persentase pertumbuhan stek, panjang akar bobot basah dan bobot kering tanaman. Pengamatan dilakukan pada 7 hst sampai 56 hst (hari setalah tanam) dengan frekuensi 7 hari sekali. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan uji Duncan pada taraf 5% untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan yang dicobakan.
Hasil analisisi ragam menunjukkan, bahwa tidak terjadi interaksi kombinasi perlakuan antara konsentrasi larutan urin sapi (L) dan lama perendaman stek (M) terhadap pertumbuhan tinggi stek, jumlah daun, diameter, persentase stek, bobot basah dan bobot kering tanaman. Pada pengamatan tinggi stek berpengaruh nyata pada lama perendaman stek 35 hst. Pengamatan diameter dan jumlah daun berpengaruh nyata pada konsentrasi larutan urin sapi 14 hst dan 21 hst, sedangkan pada lama perendaman pada jumlah daun berpengaruh sangat yata pada 0 hst – 35 hst. Pengamatan persentase stek berpengaruh nyata pada pemberian larutan urin. Analisis ragam konsentrasi larutan urin sapi pada bobot kering berpengaruh nyata, sedangkan pada panjang akar, bobot basah dan bobot kering tidak berpengaruh nyata pada lama perendaman stek.
ABSTRACT
Achmad Susanto (03740008). EFFECT OF COW URIN SOLUTION CONCENTRATION AND IMMERSION LENGTH ON THE FORMULATION TO TEAK TREE INOCULATION BUD (Tectona grandis Linn. F.). advisor: Ir. Joko Triwanto, MP, Co-advisor: Ir. Nandang Rahayu MP.
Keyword: cow urin solution concentration, immersion time, teak bud inoculation
This research was conducted to determine the effect of cow urin solution concentration treatment to teak bud inoculation (Tectona grandis Linn. F.)
This research use randomized block design (RBD) arranged in a factorial, consisting of two factors and three replications. The first factor is the cow urin solution concentration (L) consisting of five level: L0 with cow urin 0% (control), L1 cow urin solution concentration 25%, L2 cow urin solution concentration 50%, L3 cow urin solution concentration 75% and L4 teak bud inoculation 100%. The second factor is the immersion duration (M) with three levels, namely: M1 immersion duration 30, M2 immersion duration 60 minutes, M3 immersion duration 90. Therefore there are 15 combinations of treatments. Each treatment combination consisted of 20 teak bud inoculation, teak bud inoculation were taken as examples of plants and this research will use the 900 inoculation .
Observation parameters used consisted of the following: plant height, stem diameter, leaf number, percentage seedling growth, root length, wet weight and dry weight of plants. Observations were made in seven days after transplanting (DAT) to 56 DAT with a frequency of 7 days. The data obtained were processed using Duncan test at 5% level to determine differences among the treatments that were experimented.
The analysis of variance show there is no interaction between cow urin solution concentration treatment (L) combined inoculation immersion (M) towards inoculation growth, leaf number, diameter, percentage of cuttings, fresh weight and dry weight of plants. In observations of cuttings significantly higher at 35 dap soaking cuttings. Observation of the diameter and number of leaves significantly affected cow urin concentrations 14 and 21 DAT, and for immersion duration to leaves number have real effect at 0 – 35 DAT. Inoculation percent observations has significant effect to urin solution treatment. Analysis of variance of of cow urin concentrations significantly affect the dry weight, whereas the root length, wet weight and dry weight did not affect significantly to inoculation immersion.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang selalu
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga skripsi yang berjudul ” Pengaruh
Konsentrasi Larutan Urin Sapi dan Lama Perendaman terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Jati ( Tectona grandis Linn. F) dapat selesai.
Skripsi ini ditulis dari hasil penelitian yang dilakukan penulis dan diajukan
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan strata satu (S-1) pada
Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian - Peternakan Universitas Muhammadiyah
Malang.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada yang terhormat :
1. Dekan Fakultas Pertanian - Peternakan yang telah memberikan ijin untuk
melaksanakan penelitian skripsi.
2. Bapak Ir. Nandang Rahayu, MP., selaku Ketua Jurusan Kehutanan dan Dosen
Pembimbing II yang telah bersedia mengarahkan, membimbing dan
memberikan dorongan kepada penulis selama penulisan skripsi ini.
3. Bapak Ir. Joko Triwanto, MP., selaku Dosen Pembimbing I yang telah bersedia
membimbing, meluangkan waktu untuk saling berdiskusi dan senantiasa selalu
memberikan motivasi pada penulis.
4. Bapak Drs. Amir Syarifuddin, MP., selaku Dosen Wali dan Penguji I yang
telah memberikan saran dalam penulisan skripsi ini.
5. Bapak Tatag Mutaqin, S. Hut., selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan
6. Pimpinan KPH Bondowoso beserta staf yang telah memberikan perijinan dan
memberikan petunjuk dalam proses penanaman stek di persemaian petak 65C.
7. Bapak, Ibu, Adik Santi dan Yudi di Bondowoso terima kasih atas do’anya serta
dukungan baik moril maupun materiil yang selama ini diberikan kepada
penulis.
8. Teman - teman angkatan 2003, 2004, 2005, 2006 dan semua pihak yang telah
memberikan suport kepada penulis terutama (Nisma, Nova, Irvan, Ardi dan
Agung) dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena
keterbatasan kemampuan penulis. Untuk itu segala saran dan koreksi dari pembaca
sangat diharapkan demi perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini. Besar harapan
penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi semua pihak.
Malang, Juli 2010
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR GAMBAR ...
DAFTAR LAMPIRAN ... BAB I PENDAHULUAN ...
1.1 Latar Belakang ... 1.2 Rumusan Masalah ... 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 1.4 Kegunaan Penelitian ... 1.5 Hipotesis ...
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 2.1 Klasifikasi Tanaman Jati ... 2.2 Deskrisi Tanaman Jati ... 2.3 Sebaran Alam ... 2.4 Sarat Tumbuh ...
2.4.1 Iklim ... 2.4.2 Lahan... 2.5 Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif ... 2.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Stek ...
2.6.1 Faktor Lingkungan ... 2.6.2 Faktor Dalam ... 2.7 Media Tumbuh ...
2.7.1 Pupuk Kandang ... 2.7.2 Pasir ... 2.7.3 Top Soil ... 2.8 Urin Sapi ...
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN ... . 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian... 3.2. Bahan dan Peralatan Penelitian... 3.3. Metode Penelitian... 3.4. Pelaksanaan Penelitian...
3.4.1 Asal Semai ...
3.4.2 Persiapan Media... 3.4.3 Pemanenan Pucuk... 3.4.4 Pemberian Perlakuan... 3.4.5 Waktu dan Metode Penanaman Stek... 3.4.6 Pemeliharaan... 3.5. Pengamatan dan Pengolahan Data...
3.5.1 Waktu Pengamatan... 3.5.2 Pengolahan Data...
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN…... 4.1 Hasil ... 4.1.1 Tinggi Stek Pucuk...………... 4.1.2 Diameter Batang... 4.1.3 Jumlah Daun ...……...
4.1.4 Persentase Pertumbuhan Stek, Panjang Akar, Berat Basah, Berat Kering... 4.2 Pembahasan ...
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 5.1 Kesimpulan ... 5.2 Saran ...
DAFTAR TABEL
Tabel
2.1 Jenis Kandungan Zat Hara pada Beberapa Kotoran Ternak Padat dan Cair...
3.1 Kombinasi Perlakuan Antara Konsentrasi Larutan Urin Sapi dan Lama Perendaman………...
4.1 Rerata Tinggi Stek Pucuk Jati (cm) Akibat Perlakuan Konsentrasi Larutan Urin Sapi dan Lama Perendaman Stek pada Berbagai Umur Pengamatan (hst)..
4.2 Rerata Diameter Stek Pucuk Jati (cm) Akibat Perlakuan Konsentrasi Larutan
Urin Sapi dan Lama Perendaman Stek pada Berbagai Umur Pengamatan (hst).. ...
4.3 Rerata Jumlah Daun Stek Pucuk Jati (helai) Akibat Perlakuan Konsentrasi Larutan Urin Sapi dan Lama Perendaman Stek pada Berbagai Umur
Pengamatan (hst) ...
4.4 Persentase Pertumbuhan Stek Setelah 30 hari Setelah Tanam (hst), Rerata Panjang Akar Stek (cm), Rerata Bobot Basah (gram) dan Rerata Bobot Kering Stek(gram)...
Hal
20
22
29
31
32
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
3.2 Denah Percobaan... 22
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1a Analisis Ragam Tinggi Stek Pucuk Jati (cm) Akibat Perlakuan Konsentrasi Larutan Urin Sapi dan Lama Perendaman Stek ...
1b Analisis Ragam Diameter Stek Pucuk Jati (cm) Akibat Perlakuan Konsentrasi Larutan Urin Sapi dan Lama Perendaman Stek ...
2a Analisis Ragam Jumlah Daun Stek Pucuk Jati (helai) Akibat Perlakuan
Konsentrasi Larutan Urin Sapi dan Lama Perendaman Stek ...
2b Persentase Pertumbuhan Stek Setelah 30 hari Setelah Tanam (hst) ...
3a Analisis Ragam Panjang Akar Stek Pucuk Jati (helai) Akibat Perlakuan
Konsentrasi Larutan Urin Sapi dan Lama Perendaman Stek ...
3b Analisis Ragam Bobot Basah Stek Pucuk Jati (helai) Akibat Perlakuan
Konsentrasi Larutan Urin Sapi dan Lama Perendaman Stek ...
3c Analisis Ragam Bobot Kering Stek Pucuk Jati (helai) Akibat Perlakuan
Konsentrasi Larutan Urin Sapi dan Lama Perendaman Stek ...
4 Dokumentasi hasil Penelitian ... Hal
48
48
49
49
50
50
50
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, 1994. Aneka Jenis Media Tanam dan Penggunaanya. Penebar Swadaya.
Bogor.
Anonymous, 1980. Pedoman Pembuatan Tanaman. Direktorat Jenderal Kehutanan.
Direktorat Reboisasi dan Rehabilitasi. Jakarta.
__________, 1992. Pedoman Pembuatan dan Penanaman Stump Jati. Perum
Perhutani. Jakarta.
__________, 2002. Jati Plus Perhutani Unggulan. Pusbang SDH, Cepu.
__________, 2007. Pedoman Pembuatan Stek Jenis-Jenis Dipteroskarpa Dengan
Koffco System. Badan Litbang Kehutanan dan Komatsu Jica. Bogor.
Chaerani. 1997. Efektifitas Air Kemih Sapi Pada Stek Batang Pacing. Balai
Penelitian Tanaman Rempah dan Obat.
Cordes, J. W. H. 1992. Hutan Jati di Jawa. Yayasan Manggal Syilvia Lestari Biro
Jasa Konsultasi Perencanaan Hutan. Malang.
Dwiwarni, I. 1989. Pengaruh Urine Sapi dan Pupuk Daun Terhadap Pertumbuhan
Stek Panili. Balittro.
Dwijoseputro. 1990. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. PT. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.
Hardjowigeno, S. 1992. Ilmu Tanah. Media Sarana Perkasa. Jakarta
Heddy, S. 1998. Hormon Tumbuhan. CV. Rajawali, Jakarta.
Ismajana, H,1999. Bud Grafting Jati. Warta Pusbanghut Januari 1999 No. 01.
Pusbanghut, Cepu.
Kaosa-ard A. 1999. Teak (Tectona grandis Linn. F) Domecticaation end Breeding.
Teaknet Publication No. 5/1999. Teaknet Asia Pasific. Yangoon.
Kusumo, S. 1990. Zat Pengatur Tumbuh Tanaman. Yasguna Anggota IKAPI.
Bogor.
Lingga, 1991. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya Anggota IKAPI.
Jakarta.
Mulyani. 1999. Kandungan Bahan Organik Dalam Tanah. PT. Meltan Putra,
Jakarta.
49
Puspitasari, D. 2000. Pengelolaan Kebun Pangkas Jati. Pusbang SDH. Warta
Pusbanghut, Cepu.
Setyamidjaya. 1986. Pupuk dan Pemupukan. CV. Simplek. Jakarta.
Setyati, H. 1995. Pengantar agronomi, PT. Gramedia, Jakarta.
Suprijadi dan Harsono. 1985. Pengaruh Urine Sapi dan Pupuk KandangTerhadap
Pertumbuhan Tanaman Sawi. Universitas Lampung. Lampung.
Sumarna, Y. 2002. Budidaya Jati. Penebar Swadaya. Jakarta
Sutejo, M. 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. PT. Rineka Cipta. Jakarta.
Syarif, E. S. 1989. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
Wudianto, R. 1998. Membuat Stek, Cangkok dan Okulasi. Penebar Swadaya,
49
Herawan, T., dan Y. Husnaeni, 1996. Teknik Rejuvenasi Menggunakan Metoda Rendaman Cabang Dalam Air pada Jenis A. mangium, E. deglupta, E. urophylla dan P. falcataria.
Kartiko, H.P., 2000. Membina Kebun Pangkas Sebagai Sumber Bibit Untuk Hutan Keluarga dan Hutan Klon. Konifera No. 2 Tahun XV/2000. Balai Penelitian Kehutanan Pemantang Siantar.
Widodo. A. S. 2006. Peranan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) dalam Pertumbuhan dan
Perkembangan Tumbuhan. Jogjakarta. http://blog.
360.yahoo.com /blog/slideshow.html. (Diakses Desember 2006)
Heddy, S. 1989. Hormon tumbuhan. Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang. Rajawali Jakarta.