BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dengan meluasnya gagasan bahwa rakyat harus diikutsertakan dalam proses Politik maka Partai Politik telah lahir, dan berkembang menjadi penghubung penting antara rakyat dan pemerintah. Bahkan Partai Politik dianggap sebagai perwujudan atau lambang negara modern. oleh karena itu, hampir semua negara demokrasi maupun komunis, negara maju maupun negara berkembang memiliki Partai Politik. Namun bentuk dan fungsi Partai Politik di berbagai negara berbeda satu sama lain sesuai dengan sistem Politik yang diterapkan negara itu. Gagasan mengenai partisipasi Politik rakyat melalui Partai Politik di negara-negara yang menerapkan sistem Politik demokrasi, memiliki dasar budaya Politik dan ideologi yang kuat bahwa rakyat berhak ikut serta menentukan seseorang yang akan menjadi pemimpin mereka, dan untuk menentukan isi kebijakan umum yang mempengaruhi kehidupan mereka.1
Secara umum dapat dikatan bahwa Partai Politik adalah suatu kelompok yang terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan cita-cita yang sama. Tujuan kelompok ini ialah untuk memperoleh kekuasaan Politik dan merebut kedudukan Politik - ( biasanya ) dengan cara konstitusional – untuk melaksanakan kebijaksanaan-kebijaksanaan mereka. 2
1 Ramlan Surbakti, 1992, Memahami Ilmu Politik, Gramedia Widiasarana Indonesia, jakarta, Hal. 115
Partai-Partai Politik dalam sejarah perkembangannya berkaitan dengan moderenisasi masyarakat barat, dan dalam bentuk yang berbeda-beda telah menjadi alat moderenisasi di wilayah-wilayah yang sedang berkembang. Sebagaimana pendapat Apter ( 1993 ) yang mencatat bahwa Partai Politik adalah kekuatan yang krisis bagi moderenisasi di semua masyarakat kontemporer dengan pola moderenisasi tertentu yang dipergunakan oleh masing-masing masyarakat yang sering ditentukan oleh Partai-Partainya. 3
Dilihat dari sudut demokrasi prosedur ala Schumpeterian, Pilkada Langsung telah berhasil mencapai tujuan-tujuan dasarnya, yakni pertama, menghasilkan pimpinan daerah melalui sebuah mekanisme pemilihan yang demokratis-bebas, adil dan nir kekerasan. Kedua., dilihat dari sudut kepentingan adanya rotasi kepemimpinan lokal secara reguler, Pilkada langsung merupakan kelanjutan dari praktek pemilihan sebelumnya, tapi sekaligus telah meletakan dasar baru bagi sebuah mekanisme pertukaran elit secara reguler. Pilkada langsung merupakan kelanjutan karena tradisi pemilihan kepala daerah sudah berlangsung dalam kurun waktu yang cukup panjang. Ketiga, Pilkada langsung telah meletakan fondasi baru bagi berlangsungnya proses pendidikan Politik warga secara lebih luas. Pilkada langsung telah menjadi salah ajang penting pendidikan mengenai Politik sebagai sebuah ”kontestasi” dan mengenai kenormalan dari ”kalah” dan ”menang” dalam sebuah proses kontestasi yang jujur dan adil.4
3Syahrial syarbaini, Rusdianta, Doddy wihardi, 2011, Pengetahuan Dasar Ilmu Politik, Ghalia, Jakarta, Hal. 132
Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah secara langsung (selanjutnya: disebut Pilkada Langsung) diatur dalam UU No. 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 56 jo Pasal 119 dan Peraturan Pemerintah (PP) No. 6/2005 tentang Tata Cara Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Merupakan agenda baru pemerintah bagi masyarakat daerah untuk menentukan pemimpinnya sendiri, sebagaimana pemerintah telah sukses melaksanakan agenda besar dalam hal ini pemilihan Presiden dan Wakil Presiden secara langsung pada tahun 2004 kemarin.5
Selanjutnya Berkaitan dengan pencalonan, Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, Pasal 59 ayat (2) berbunyi, ”Partai Politik atau gabungan Partai Politik dapat mendaftarkan pasangan Calon apabila memenuhi persyaratan perolehan sekurang-kurangnya 15% (lima belas persen) dari jumlah kursi DPRD atau 15% (lima belas persen) dari akumulasi perolehan suara sah dalam pemilihan umum anggota DPRD di daerah yang bersangkutan”. Pasal 59 ayat (2) ini kewenangan parpol atau gabungan parpol. Sekaligus syarat untuk mengajukan Calon pada pilkada nantinya.6
Mengenai mekanisme pencalonan, ayat 1, 3, dan 5 Pasal 37 PP No. 6 tahun 2005 mengatur bahwa :
a. Partai Politik atau gabungan Partai Politik hanya dapat mengusulkan 1 (satu ) pasangan Calon.
5 http://student-research.umm.ac.id/index.php/twinning_program/article/view/6440 diakses tanggal 25 Mei 2013
b. Partai Politik atau gabungan Partai Politik sebelum menetapkan pasangan Calon wajib membuka kesempatan yang seluas-luasnya bagi bakal Calon perseorangan yang memenuhi syarat untuk dilakukan penyaringan sebagai bakal Calon;
c. Proses penyaringan bakal Calon sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dilakukan secara demokratis dan transparan sesuai dengan mekanisme yang berlaku dalam Partai Politik atau gabungan Partai Politik.7
Dalam pemilihan kepala daerah secara langsung disetiap daerah sering kita mendengar istilah koalisi Politik. Koalisi adalah persekutuan, gabungan atau aliansi beberapa unsur, dimana dalam kerjasamanya, masing-masing memiliki kepentingan sendiri. Aliansi seperti ini mungkin bersifat sementara atau berasas manfaat. Dalam pemerintahan dengan sistem parlementer. Sebuah pemerintahan koalisi adalah sebuah pemerintahan yang tersusun dari koalisi beberapa Partai. 8
Pada negara yang menganut sistem multi Partai, koalisi telah menjadi keharusan sebagai hal yang wajib dilakukan bagi Partai pemenang pemilu. Hal ini di dasari bahwa jumlah masa akan terpecah pada banyak simpul-Partai. Pun dengan negara penganut Presidensial multiPartai seperti Indonesia. Pemenang pemilu sebagai aktor yang berkuasa mengendalikan semuanya (the winner take all) memerlukan koalisi agar pemerintahannya menjadi kuat dengan legitimasi
Partai koalisi lain.9
7 Peraturan Pemerintah Pepublik Indonesia Nomor 6 Tahun 2005, Tentang
Pemilihan,Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, arkola, surabaya , Hlm 25
8http://id.wikipedia.org/wiki/koalisi diakses tanggal 22 Mei 2013
Sementara itu berkaitan dengan koalisi antar Partai, regulasi pilkada
sebenarnya tidak mengatur aturan mainnya secara jelas. Baik UU maupun PP
tentang pilkada bahkan tidak menggunakan istilah “koalisi” Partai meskipun
hakikat pencalonan oleh “gabungan Partai” adalah koalisi. Seperti dikemukakan
sebelumnya, pasangan Calon kepala daerah dan Wakil kepala daerah diajukan
oleh Partai atau gabungan Partai. Dalam kaitan ini, Pasal 42 PP No. 6 tahun 2005
yang mengatur pencalonan oleh Partai atau gabungan Partai, antara lain hanya
menyebut dua persyaratan penting, yakni pertama, kewajiban “menyerahkan surat
pencalonan yang ditandatangani oleh pimpinan Partai Politik atau para pimpinan
Partai Politik yang bergabung di daerah pemilihan”, dan kedua, “kesepakatan
tertulis antarPartai Politik yang bergabung untuk menCalonkan pasangan Calon”
yang jelasnya bahwa total perolehan kursi/suara minimal Partai-Partai yang
bergabung itu tidak kurang dari 15 persen.10
Berbagai kecenderungan proses dan hasil pilkada, merupakan bahan kajian yang menarik untuk diteliti. Kecenderungan proses pencalonan dan koalisi antar Partai dalam mengajukan kandidat atau pasangan Calon adalah salah satu fenomena paling menarik di balik penyelenggaraan pilkada di Indonesia.
Wacana koalisi bukanlah barang baru dalam perPolitikan Indonesia, tahun 1999, pernah terbentuk Poros Tengah, hasil koalisi beberapa Partai Politik yang dimotori PAN dan PPP. Koalisi ini secara fenomenal sukses menaikkan Abdurahman Wahid sebagai Presiden pertama era reformasi. Namun usia
10http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/2308/SKRIPSI%20MAU%20DI%20P
kemassifan dan kesolidan Poros Tengah ternyata hanya seumur jagung. Kemudian tahun 2004 terbentuk Koalisi Kebangsaan untuk mendukung pasangan Calon Presiden (Capres)–Calon Wakil Presiden (Cawapres) Megawati Soekarnoputri– Hasyim Muzadi dan Koalisi Kerakyatan untuk mendukung pasangan capres– cawapres Susilo Bambang Yudhoyono–Jusuf Kalla. Tetapi, kedua koalisi ini pun dalam perkembangannya tidaklah solid dan massif bahkan cenderung mencair.11
Begitupun yang terjadi di Kota Malang saat ini, dinamika Politik yang
terjadi dalam pemilukada Kota Malang menghasilkan koalisi parpol yang
menarik. Terdapat beberapa parpol yang secara resmi mencalonkan Wali Kota
dan Calon Wali Kota. Ada enam pasangan yang bakal bertarung dalam pemilihan
kepala daerah (Pilkada) Kota Malang yang akan digelar pada 23 mei mendatang.
Keenam pasangan yang sudah mendaftar ke KPU Kota Malang itu adalah Dwi
Cahyono-Muh Nur Udin dan Ahmad Mujais-Yunar Mulyadari jalur perseorangan.
Sri Rahayu-Priyatmoko ( PDIP ), Heri Pudji Utami-Sofyan Edy Djarwoko (
Partai Golkar-PAN ), Moch Anton-Sutiaji ( PKB-Gerindra ), dan Agus
Dono-Arif HS ( Partai Demokrat-PKS-HANURA).12
Dari koalisi partai politik yang mengusung pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Malang terlihat adanya koalisi parpol besar-besaran yang mengusung pasangan Agus Dono dengan pasangannya Arif HS. Partai pengusungpun tidak tanggung-tanggung yang terdiri dari partai-partai besar yang
11 http://www.ranahdamai.org/berita/artikel-kamu/faktor-determinan-koalisi-Partai-Politik.html diakses tanggal 25 Mei 2013
menguasai indonesia, diantaranya Partai Demokrat yang kita ketahui bahwa partai Demokrat yang memenangkan pemilu pada tahun 2009 dan berhasil menjadikan SBY sebagi presiden, partai PKS yang pada pemilu di indonesia selalu memasuki 10 besar partai penguasa dalam pemilu begitu pula dengan partai Hanura yang kita kenal memiliki sosok Wiranto yang berpengaruh dan sudah dikenal masyarakat. Namun yang terjadi dalam pilkada Kota Malang tahun 2013 koalisi Partai besar ini tidak mampu memenangkan pasangan yang di usungnya, koalisi ini kalah bersaing dengan koalisi Partai lain yakni koalisi Partai Gerindra dan PKB.
Koalisi antara PKB dan Gerinda menarik untuk diteliti bagaimana partai ini dalam merumuskan strategi-strategi memenangkan Pilkada di Kota Malang dan faktor-fator apa yang mempebgaruhinya.
B. Rumusan Masalah
1. Faktor apa saja yang menjadi penentu kemenangan koalisi partai Gerindra dan PKB dalam pemilu kada kota Malang th 2013?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini, antara lain :
1. Untuk mengetahui faktor penentu kemenangan koalisi partai Gerindra dan PKB dalam pemilu kada kota Malang th 2013.
D. Manfaat penelitian
Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan ini, maka diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat teoritis
a. Dengan adanya penulisan ini diharapkan dapat mengembangkan keilmuan pemerintahan.
b. Bagi penulis, penelitian ini dapat memperluas pengetahuan tentang penerapan ilmu yang didapat selama perkuliahan.
2. Manfaat praktis
a. Hasil penelitian ini nantinya diharapakan dapat menjadi rekomendasi bagi perbaikan kinerja koalisi partai antara Gerindra dan PKB dalam mengawali pasangan AJI di pemeriintahan.
Konsep adalah bagian vital dari metedologi penelitian, karena apabila konsep penelitian dibangun secara “asal-asalan” maka akan mengacaukan bagian vital lainnya. Konsep juga dibangun dengan maksud agar masyarakat akademik atau masyarakat ilmiah maupun konsumen penelitian memahami apa yang dimaksud dengan pengertian variabel, indikator, parameter maupun skala pengukuran yang dikehendaki peneliti dalam penelitiannya. 13
Dalam penelitian ini, definisi konsep sangatlah penting agar penelitian yang dilakukan tidak kabur tetapi akan lebih terarah.
1. Faktor penentu kemenangan partai dalam Pemilu
Guna mencapai tujuan jangka panjang dan antara, partai politik
membutuhkan strategi yang bersifat jangka panjang maupun jangka
menengah. Strategi partai dapat dibedakan dalam beberapa hal.14
Diantaranya :
1. Strategi yang terkait dengan penggalangan dan mobilisasi massa
dalam pembentukan opini ataupun selama periode pemilihan umum.
Strategi itu penting dilakukan untuk memenangkan perolehan suara
yang mendukung kemenangan suatu partai politik ataupun kandidat
yang diusungnya.
2. Strategi partai politik untuk berkoalisi dengan partai lain. cara ini
dimungkinkan sejauh partai yang diajak berkoalisi itu konsisten
13 Burhan Bungin, 2001, Metedologi PenelitianSosial, Airlangga University Press, Surabaya, Hlm. 73
dengan ideologi partai politik yang mengajak berkoalisi dan tidak
hanya mengejar tujuan praktis, yakni pemilu.
3. Strategi partai politik dalam mengembangkan dan memberdayakan
organisasi partai politik secara keseluruhan, mulai dari strategi
penggalangan dana, pemberdayaan anggota dan kaderisasi,
penyempurnaan mekanisme pemilihan anggota serta pemimpin partai
dan sebagainya.
4. Partai politik membutuhkan strategi umum untuk bisa terus menerus
menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan, seperti peraturan
pemerintah, lawan politik, masyarakat, LSM, pers dan media, serta
kecendrungan di level global.
2. Koalisi Partai
membangun dan memperkuat oposisi bagi Partai-Partai yang mempunyai kursi di parlemen namun tidak ikut memerintah.15
3. Partai Politik
Menurut UU No.2 Tahun 2008 tentang Partai Politik, Partai Politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan Politik anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.16
4. Pemilihan Kepala Daerah
Penyelenggaraan pemilihan umum ( pemilu ) yang meliputi pemilu meliputi Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, pemilu kepala daerah, dan pemilu anggota DPR, DPD, dan DPRD, merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, jujur, dan adil. Dengan kata lain perkataan, penyelenggaraan pemilu yang didasarkan pada asas “luber” dan “jurdil” tersebut diharapkan dapat terl;aksana dengan baik, lancar, dan sukses.17
F. Definisi Operasional
15 http://www.ranahdamai.org/berita/artikel-kamu/faktor-determinan-koalisi-Partai-Politik.html diakses pada tanggal 23 Mei 2013
16 http://hitamandbiru.blogspot.com/2012/07/pengertian-tujuan-dan-fungsi-Partai.html diakses pada tanggal 23 Mei 2013
Definisi operasional adalah memberikan pengertian terhadap konstruk atau variable dengan menspesifikasikan kegiatan atau tindakan yang diperlukan peneliti untuk mengukur atau memanipulasinya. Definisi operasional ini merupakan jembatan antara tingkat konseptual yang bersifat teoritis dengan tingkat pengamatan yang bersifat empiris. Sehingga kemudian keduanya bisa dicari titik temunya.18
Berdasarkan pada masalah penelitian dan tujuan penelitian, maka definisi operasional dari penelitian ini adalah membahas mengenai koalisi Partai pengusung Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Malang dalam pemilukada tahun 2013 yang mencakup:
1. Faktor basis massa dan elit PKB 2. Touring wali limo
3. Tim pemenangan partai Gerindra 4. Faktor sosok prabowo
G. Metode Penelitian
Dalam rangka memperoleh data yang valid terhadap permasalahn yang dikemukakan, maka penulis menggunakan penelitian, yaitu :
1. Jenis penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus dengan metode deskriptif. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki, dengan menggambarkan/melukiskan keadaan objek penelitian pada saat
sekarang, berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Metode deskriftif memusatkan perhatiannya pada penemuan fakta-fakta (fact finding) sebagaimana keadaan sebenarnya.19
2. Sumber Data
Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder.
1. Primer
Data primer adalah datayang diambil dari sumber data primer atau sumber pertama di lapangan.20
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder.21
3. Teknis Pengumpulan Data 1. Observasi
Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu utamanya selain pancaindra lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, dan kulit. Oleh karena itu, observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata serta dibantu dengan pancaindra lainnya.22
2. Wawancara
19 H. Hadari Nawawai, H. Mimi Martini, 1996, Penelitian Terapan, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, Hlm. 73
20 Burhan Bungin, 2001, Metedologi Penelitian Sosial, Airlangga University Press, Surabaya, Hlm. 128
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.23
3. Dokumenter
Metode dokumenter adalah salah satu metode metode pengumpulan data yang digunakan dalam metodologi penelitian sosial. Pada intinya metodologi dokumenter adalah metode yang digunakan untuk menelusuri data historis.24
4. Subyek Penelitian
Yang menjadi subjek penelitian terkait penelitian ini adalah : 1. Komisioner KPU Kota Malang Zaenudin. ST
2. Ketua umum DPC partai Gerindra Drs. H. Sjafi’i, SH, Msi 3. Tim pemenangan Pemilukada Gerindra Yudho Prihanto. SH 5. Lokasi penelitian
Lokasi yang dipilih penyusun untuk melakukan penelitian dalam rangka mendapatkan bahan penelitian dan informasi adalah DPC partai Gerindra Jl. Setaman No. 15 kota Malang, DPC partai PKB Jl. Ketapang No.2 kota Malang, dan KPU kota Malang Jl. Bantaran 6 kota Malang.
23 Lexy J. Moleong, 2010, Metodologi Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, Hlm. 186
6. Analisa data
Metode penelitian kualitatif adalah penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna ( perspektif subyek ) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian.25
Data yang telah dikumpulkan akan dianalisis dengan tahapan analisa data kualitatif, proses analisa data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan sebagainya. Langkah berikutnya ialah reduksi data yang dilakukan dengan jalan melakukan abstraksi. Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses dan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada di dalamnya. 26
i
( Studi Kasus Partai Politik Gerindra Dan PKB kota Malang )
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai Persyaratan Untuk
Memperoleh Gelar Sarjana (S-1)
Disusun Oleh:
Lalu Syamsul Hidayat
07230038
JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYA MALANG
i Nama : Lalu Syamsul Hidayat
NIM : 07230038
Fakultas : Ilmu Sosial Ilmu Politik Jurusan : Ilmu Pemerintahan
Disetujui Untuk Diuji Dihadapan Sidang Dewan Penguji Skripsi
Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Drs. Jainuri M. Si Drs. H. Achmadur Rifa’i, Msi
Mengetahui,
Ketua Jurusan
Dekan FISIP UMM Ilmu Pemerintahan
ii Telah Dipertahankan Dihadapan
Sidang Dewan Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang
Pada:
Hari : Rabu
Tanggal : 31 Juli 2013 Jam : 12.15 WIB
Tempat : Jurusan Ilmu Pemerintahan
Dewan Penguji
1. Drs. Jainuri M. Si ( )
2. Drs. H. Achmadur Rifa’i, Msi ( )
3. Hevi Kurnia Hardani, MA. Gov ( )
4. Salahuddin, M. Si ( )
Mengesahkan Dekan
Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang
iii Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Lalu Syamsul Hidayat Tempat/Tgl Lahir : Masbagik, 16 Juli 1989 NIM : 07230038
Jurusan : Ilmu Pemerintahan Fakultas : Ilmu Sosial Ilmu Politik
Menyatakan Bahwa Karya Ilmiah/Skripsi dengan judul :
FAKTOR PENENTU KEMENANGAN KOALISI PARTAI PENGUSUNG PASANGAN CALON AJI DALAM PEMILU KADA KOTA MALANG TAHUN 2013 ( Studi kasus partai politik Gerindra Dan PKB Kota Malang ) Adalah bukan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya.
Demmikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi akademik sebagaimana berlaku.
Mengetahui,
Ketua Jurusan Malang, 24 Juli 2013
Ilmu Pemerintahan Yang Menyatakan
iv Nama : Lalu Syamsul Hidayat
NIM : 07230038
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan : Ilmu Pemerintahan
Judul Skripsi : FAKTOR PENENTU KEMENANGAN KOALISI PARTAI PENGUSUNG PASANGAN CALON AJI
DALAM PEMILU KADA KOTA MALANG TAHUN 2013 (Studi Kasus Partai Politik Gerindra dan PKB Kota Malang)
Pembimbing : 1. Drs. Jainuri M. Si
2. Drs. H. Achmadur Rifa’i, Msi Konsultasi Skripsi :
Tanggal Paraf Dosen Pembimbing Keterangan
Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Tanggal Selesai Bimbingan Skripsi : 23 Juli 2013
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Drs. Jainuri M.Si Drs. H. Achmadur Rifa’i, Msi
Mengetahui,
Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan
v
Bismillahirrahmaanirrahiim Assalamu’alaikum. Wr. Wb.
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat dan salam penyusun haturkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya yang telah berjuang demi tegaknya agama Islam. Dengan ini penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul : “FAKTOR PENENTU KEMENANGAN KOALISI PARTAI PENGUSUNG PASANGAN CALON AJI DALAM PEMILU KADA KOTA MALANG TAHUN 2013 ( Studi kasus partai politik Gerindra Dan PKB Kota Malang )”.
Skripsi ini tersusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Sarjana (S1) di Universitas Muhammadiyah Malang. Melalui kata pengantar ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Rektor Universitas Muhammadiya Malang Bapak Dr. Muhadjir Effendy, M. AP beserta jajarannya;
2. Segenap Pimpinan FISIP: Dekan FISIP Dr. Wahyudi, M. Si; Pembantu Dekan Drs. Asep Nurjaman, M. Si; Drs. Sulismadi, M. Si; Drs. Abdullah Masmuh, M. Si;
3. Segenap Pimpinan Jurusan Ilmu Pemerintahan: Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan Dr. Tri Sulistyaningsih, M. Si dan Pimpinan Laboratorium Ilmu Pemerintahan: Drs.Krishno Hadi ,MA;
4. Dosen pembimbing: Drs. Jainuri M.Si sebagai dosen pembimbing I, dan Drs. H. Achmadur Rifa’i, M.Si sebagai dosen pembimbing II, terima kasih atas dukungan dan arahan keduanya sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini;
5. Bapak dan Ibu Dosen Pengajar dilingkungan FISIP UMM, khususnya Dosen Jurusan Ilmu Pemerintahan, terimakasih untuk ilmu pengetahuan dan pengalaman yang telah diberikan;
6. Seluruh staf pegawai administrasi Universitas Muhammadiyah Malang, khususnya TU FISIP UMM;
7. Ketua Umum DPC Partai PKB Kota Malang H. Sjafi’i, dan tim pemenangan pasangan AJI dari Partai Gerindra Yudho Prihanto dan orang-orang yang terkait didalamnya, terimakasih atas kerjasamanya dan juga pemberian data-data untuk penyusunan skripsi ini;
Tak lupa pula skripsi ini penulis persembahkan untuk :
vi 3. Getar, Anggie, Muji, Alan, ricky, Bagus, Gesit, Pohan, Dar. Terima
kasih semua atas doa dan dukungannya;
4. Terimakasi kepada Ikabama UMM yang menjadi tempat penulis berkreasi di bidang musik dan telah memberikan pengalaman di bidang organisasi.
5. Band Blasting Maggots, Bul-bul and The Good Government, Uncle Bob. Terima kasih atas semua pengalaman -pengalaman yang sudah di berikan.
Penyusun menyadari akan adanya kekurangan, maka masukan dan saran merupakan ide cerdas atas suatu kesempurnaan. Sebuah pengharapan yang muncul, semoga tulisan sederhana ini bisa bermanfaat bagi penulis sendiri dan bermanfaat untuk penelitian-penelitian selanjutnya.”AAMIIN”. Billahi Fii Sabililhaq, Fastabiqul Khairat.
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb
Malang, 24 Juli 2013
vii
Lembar Persetujuan ... i
Lembar Pengesahan ... ii
Lembar Pernyataan ... iii
Berita Acara Bimbingan Skripsi ... iv
Kata Pengantar ... v
Abstraksi ... vii
Abstract ... ix
Daftar Isi ... xi
Daftar Bagan ... xiii
Daftar Tabel ... xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian... 8
D. Manfaat Penelitian ... 8
E. Definisi Konsep ... 8
F. Definisi Operasional ... 11
G. Metode Penelitian ... 12
1. Jenis Penelitian ... 12
2. Sumber Data ... 13
a. Data Primer ... 13
viii
b. Wawancara ... 13
c. Dokumentasi ... 14
4. Subyek Penelitian ... 14
5. Lokasi Penelitian ... 14
6. Analisis Data ... 15
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Partai Politik ... 16
1. Fungsi Partai Politik ... 21
2. Tipologi Partai Politik ... 23
B. Koalisi Partai ... 29
C. Pilkada Langsung ... 34
D. Faktor Penentu Kemenangan Koalisi Partai Dalam Pilkada ... 38
BAB III DESKRIPSI WILAYAH A.Gambaran Umum Kota Malang ... 41
1. Keadaan Geografi ... 41
2. Penduduk dan Sosiologi ... 41
B. Gambaran Umum KPU Kota Malang ... 43
1. Profil KPU ... 43
2. Visi dan Misi ... 47
3. Komisioner KPU Kota Malang ... 49
C. Partai Pengusung Caslon Wali Kota ... 49
ix
D. Gambaran Umum PKB ... 57
1. Sejarah berdirinya Partai ... 57
2. Visi dan Misi ... 60
3. Misi DPC Partai PKB Kota Malang ... 61
4. Struktur Organisasi DPC PKB Kota Malang ... 62
5. Program Kerja DPC Partai PKB Kota Malang ... 64
E. PKB dan Gerindra Dalam Pemilu Kada Kota Malang 2013 ... 67
BAB IV PEMBAHASAN 1. Faktor Penentu Kemenangan Koalisi Partai Gerindra dan PKB ... 67
a. Pembentukan Tim Pemenangan ... 69
b. Citra Sebagai Reprsentasi Wong Cilik ... 72
c. Pendekatan Religius Ziarah Wali ... 74
d. Faktor Basis Massa NU dan Elit PKB Solid ... 77
e. Terpecahnya Pendukung PDIP ... 80
f. Faktor Sosok Prabowo Dibalik Partai Gerindra ... 83
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 86
B. Saran ... 87
Daftar Pustaka ... 89
DAFTAR BAGAN Bagan 1:Strukur Organisasi Partai Gerindra Kota Malang ... 56
x
DAFTAR TABEL
xi 1. Surat keterangan ijin penelitian skripsi dari KPU Kota Malang
xii
BUKU-BUKU :
Burhan Bungin, 2001, Metedologi Penelitian Sosial, Surabaya, Airlangga University Press.
Firmanzah, 2008, Mengelola Partai politik, Jakarta ,Yayasan Obor Indonesia. Gregorius Sahdan, Muhtar Habbodin, 2009, Evaluasi Kritis Penyelenggaraan Pilkada di Indonesia, Yogyakarta, The Idonesian Power For Democracy ( IPAD ).
Hadari Nawawai, H. Mimi Martini, 1996, Penelitian Terapan, Yogyakarta, Gadjah Mada University Press.
Ramlan Surbakti, 1992, Memahami Ilmu Politik, Jakarta, Gramedia Widiasarana Indonesia, jakarta,
Lexy J. Moleong, 2010, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya
Syahrial syarbaini, Rusdianta, Doddy wihardi, 2011, Pengetahuan Dasar Ilmu Politik, Jakarta ,Ghalia.
Suharizal, 2011, Pemilukada Regulasi, Dinamika, dan Konsep Mendatang, Jakarta, PT RajaGrafindo Persada.
Pusat Studi Universitas MuhammadiyahMalang, 2010, Jurnal Konstitusi, Jakarta, Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia
PERUNDANG-UNDANGAN
Peraturan Pemerintah Pepublik Indonesia Nomor 6 Tahun 2005, Tentang
Pemilihan,Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala
xiii http://cutrahardhikas.blogspot.com/2011/05/5-pertimbangan-penting-dalam.html http://dpd.go.id/2009/05/koalisi-parpol-dan-koherensi-Politik-pembangunan-daerah/
http://elevanyusmanto66.blogspot.com/2012/03/koalisi.html
http://groups.yahoo.com/group/ppam_ti_2008/message/329
http://hitamandbiru.blogspot.com/2012/07/pengertian-tujuan-dan-fungsi-Partai.html
http://hizbut-tahrir.or.id/2009/04/30/koalisi-parpol-islam-dan-parpol-sekuler-dalam-pandangan-islam/
http://id.wikipedia.org/wiki/koalisi
http://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_kualitatif
http://khanifidris.blogspot.com/2012/06/koalisi-adalah-sebuah-pengelompokan.html
http://m.kpud-baliprov.go.id/?&x=i&i=1
http://news.detik.com/read/2012/06/28/084710/1952748/10/6-faktor-yang-mempengaruhi-merosotnya-elektabilitas-partai-islam
http://politik.kompasiana.com/2013/02/26/inilah-lima-faktor-dominan-pilkada-jawa-barat-537268.html
http://Politik.kompasiana.com/2012/03/29/kesempatan-perseorangan-dan-gabungan-parpol-445864.html
http://putrinyaperwirafisip09.web.unair.ac.id/artikel_detail4794Analisis%20Hubu nga %20InternasionalKonseptualisasi%20dan%20Operasionalisasi.html
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/2308/SKRIPSI%20MA U%20DI%20PRINT.docx?sequence=1