SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR –FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEPUTUSAN NASABAH DALAM MEMILIH ASURANSI
SYARIAH DI KOTA MEDAN
OLEH
ANGGI RININDA ADRIANI
090501130
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of service, religious, profit sharing, and promotion of the decision in choosing the Takaful customers in the city of Medan.
This study took a sample of 43 people who became customers in Takaful Insurance General Insurance. Methods of data collection in this study was a questionnaire. Methods of data analysis using quantitative descriptive method and multiple linear regression analysis.
The results showed that service factors have a positive and significant impact on customer decisions in choosing Islamic insurance in the city of Medan. Religious factors have a positive and significant impact on customer decisions in choosing Islamic insurance in the city of Medan. Profit Sharing Factors having a positive and significant influence on the decision in choosing the Takaful customers in the city of Medan. Promotional factors have a negative impact and no significant effect on the decision in choosing the Takaful customers in the city of Medan.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelayanan, religius, profit sharing, dan promosi terhadap keputusan nasabah dalam memilih asuransi syariah di Kota Medan.
Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 43 orangyang menjadi nasabah dalam Asuransi Takaful General Insurance. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuisioner. Metode analisis data menggunakan metode deskriptif kuantitatif dan analisis regresi linear berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor pelayanan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan nasabah dalam memilih asuransi syariah di kota Medan. Faktor religius mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan nasabah dalam memilih asuransi syariah di kota Medan. Faktor Profit Sharing mempunyai pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap keputusan nasabah dalam memilih asuransi syariah di kota Medan. Faktor promosi mempunyai pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap keputusan nasabah dalam memilih asuransi syariah di kota Medan.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala
karunia, rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul: “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEPUTUSAN NASABAH DALAM MEMILIH ASURANSI SYARIAH DI
KOTA MEDAN” dengan semangat, do’a dan perjuangan tanpa lelah.
Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi, dan doa dari
berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan
ini penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada
1. Teristimewa rasa hormat penulis kepada orang tua terutama Ayahanda
Syaiful Bahri Lubis, SH dan Ibunda Dra. Ninta Gandana Purba, Msi yang
telah memberikan semangat dan do’a agar penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini, serta abangda Fanda Syahputra Lubis, ST dan Iqbal Adrian
Lubis, S.Mb serta adik Ishfan Azmi Ananda Lubis yang membantu dan
memberi semangat penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M. Ec, Ak sebagai Dekan Fakultas
3. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec, selaku Ketua Departemen Ekonomi
Pembangunan Universitas Sumatera Utara dan Bapak Drs. Syahrir Hakim
Nasution, M.Si selaku Sekretaris Departemen Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, PhD selaku Ketua Program Studi S1
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
5. Ibu Ilyda Sudarjad, MSi selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan
bimbingannya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Seluruh staf pengajar Departemen Ekonomi Pembangunan yang telah
banyak memberikan ilmu dan pengetahuan kepada penulis yang bermanfaat
untuk masa yang akan datang dan staf Administrasi Fakultas Ekonomi
Pembangunan.
7. Untuk Muhammad Haviz Lubis, S.Stp yang tidak pernah berhenti
menyemangati penulis, mendoakan penulis, dan memotivasi penulis untuk
menyelesaikan skripsi.
8. Untuk sahabat – sahabat penulis Emil, Syelli, Reny, Dita, Isma, Suci, Dhea,
Dewi, Tika, Debby, Echa dan Farahdita yang membantu dan memberikan
semangat.
Semoga kebaikan dan keikhlasan yang telah mereka perbuat menjadi amal
shaleh dan mendapat imbalan yang sepantasnya dari Allah SWT, Amin.Penulis
telah berusaha semaksimal mungkin demi kesempurnaan penulisan skripsi ini
penulis. Untuk itu penulis sangat mengharapkan saran maupun kritik yang
membangun sehingga penulis dapat memperbaiki kesalahan di lain kesempatan.
Medan, Mei 2013
Penulis
(Anggi Rininda
A)
NIM:
DAFTAR ISI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Asuransi ... 6
2.2 Latar Belakang Berdirinya Asuransi Syariah ... 8
2.3 Perbedaan Asuransi Syariah dan Konvensional ... 13
2.4 Produk Asuransi Syariah ... 16
2.5 Mekanisme Asuransi Syariah ... 24
2.6 Prinsip-Prinsp Asuransi Syariah ... 24
2.7 Perkembangan Asuransi Syariah ... 30
2.8 Landasan Hukum Dalam Asuransi Syariah ... 33
2.9 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Nasabah 35 2.10 landasan Terdahulu ... 37
2.11 Kerangka Konseptual ... 39
2.12 Hipotesis ... 40
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 51
4.1.2 Visi dan Misi……….. 53 4.1.2.1 Visi PT Asuransi Takaful General
Insurance……… 53 4.1.2.2 Misi Visi PT Asuransi Takaful General Insurance……… 53 4.1.3 Tujuan Perusahaan………. 53 4.2 Karakteristik Responden……… 53
4.3 Analisis Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Nasabah Dalam Memilih Asuransi Syariah di Kota
Medan………. . 55
4.4 Analisis Statistik Penelitian………. 61
4.4.1 Uji Asumsi Klasik……… 61
4.5 Analisis Regresi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Keputusan Nasabah Dalam Memilih Asuransi Syariah… 67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ... 72 5.2 Saran ... 72
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbedaan Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional ... 15
Tabel 4.1. Karakteristik Responden Penelitian ... 54
Tabel 4.2 Info Asuransi Takaful General Insurance ... 54
Tabel 4.3 Lama Berasuransi di Asuransi Takaful General Insurance ... 55
Tabel 4.4 Variabel Pelayanan... ... 56
Tabel 4.5 Variabel Agama ... 57
Tabel 4.6 Variabel Profit Sharing ... 59
Tabel 4.7 Variabel Promosi ... 50
Tabel 4.8 Hasil Uji Nilai Tolerence dan VIF ... 66
DAFTAR GAMBAR
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of service, religious, profit sharing, and promotion of the decision in choosing the Takaful customers in the city of Medan.
This study took a sample of 43 people who became customers in Takaful Insurance General Insurance. Methods of data collection in this study was a questionnaire. Methods of data analysis using quantitative descriptive method and multiple linear regression analysis.
The results showed that service factors have a positive and significant impact on customer decisions in choosing Islamic insurance in the city of Medan. Religious factors have a positive and significant impact on customer decisions in choosing Islamic insurance in the city of Medan. Profit Sharing Factors having a positive and significant influence on the decision in choosing the Takaful customers in the city of Medan. Promotional factors have a negative impact and no significant effect on the decision in choosing the Takaful customers in the city of Medan.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelayanan, religius, profit sharing, dan promosi terhadap keputusan nasabah dalam memilih asuransi syariah di Kota Medan.
Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 43 orangyang menjadi nasabah dalam Asuransi Takaful General Insurance. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuisioner. Metode analisis data menggunakan metode deskriptif kuantitatif dan analisis regresi linear berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor pelayanan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan nasabah dalam memilih asuransi syariah di kota Medan. Faktor religius mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan nasabah dalam memilih asuransi syariah di kota Medan. Faktor Profit Sharing mempunyai pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap keputusan nasabah dalam memilih asuransi syariah di kota Medan. Faktor promosi mempunyai pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap keputusan nasabah dalam memilih asuransi syariah di kota Medan.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Masyarakat sudah menyadari akan pentingnya perlindungan finansial pada masa
mendatang dan pada masa yang tidak ditentukan. Banyak masyarakat yang sudah
melindungi dirinya sendiri, properti, pendidikan, kesehatan dengan asuransi.
Dalam pandangan ekonomi, asuransi merupakan metode untukmengurangi resiko
dengan jalan memindahkan dan mengkombinasikan ketidakpastianakan adanya
kerugian keuangan.Dengan adanya resiko-resiko kerugian yang dapat timbul,
maka melalui lembaga asuransi dapat dialihkan untuk mengatasinya yaitu dengan
memberikan ganti kerugian apabila resiko itu benar-benar terjadi.(Sastrawidjaja
dan Endang, 1997).
Pada asuransi syariah setiap peserta sejak awal bermaksud saling menolong dan
melindungi satu dengan yang lain dengan menyisihkan dananya sebagai iuran
kebijakan yang disebut Tabarru. Jadi sistem ini tidak menggunakan pengalihan
resiko (risk transfer) di mana tertanggung harus membayar premi, tetapi lebih
merupakan pembagian resiko (risk sharing) di mana para peserta saling
menanggung kemudian akad yang digunakan dalam asuransi syariah harus selaras
dengan hukum islam (syariah), artinya akad yang dilakukan harus terhindar
gharar (penipuan), maysir (perjudian), riba, zhulm (penganiayaan), risywah
(suap), disamping itu investasi dana harus pada objek yang halal-thoyyibah bukan
barang haram dan maksiat
.
Jika dalam mekanismekonvensional menggunakaninstrument profit sharing (bagi hasil).
Bagi hasil menurut terminologi asing dikenal dengan profit sharing.Profit sharing
dalam kamus ekonomi diartikan pembagian laba. Secara definitif profit sharing
diartikan: “distribusi beberapa bagian dari laba pada para 15 pegawai dari suatu
perusahaan”. Serta promosi yang merupakan faktor penentu bagi minat nasabah,
apakah produk yang dipasarkan dapat diterima oleh masyarakat luas atau tidak.
Produk asuransi syariah telah diperkenalkan pada tahun 1994.Perusahaan asuransi pelopor asuransi berbasis syariah itu sendiri adalah asuransi Takaful yang berdiri pada tahun 1994.Asuransi syariah berkembang pesat pada tahun 2008 yang ditandai dengan banyaknya pemilik modal yang berani melakukan investasi.Selain itu, perusahaan asuransi pun banyak menambah produk asuransi syariah ke dalam tawaran produk mereka.
Keberhasilan sistem dalam asuransi syariah didukung oleh kualitas dan pelayanan
yang diberikan oleh perusahaan tersebut, sehingga faktor-faktor pengambilan
keputusan dari nasabah dalam menggunakan asuransi syariah sangat penting
diperhatikan demi kelangsungan dan tetap eksisnya lembaga tersebut. Diminati
atau tidaknya suatu lembaga dapat diketahui dengan faktor-faktor yang sifatnya
psikologis yang menyangkut aspek-aspek perilaku, sikap dan selera.Bukan hanya
faktor psikologis saja, ada banyak faktor yang mendorong masyarakat untuk
memilih asuransi syariah.Faktor-faktor masyarakat dalam menggunakan jasa
layanan asuransi adalah pelayanan, religius, profit sharing dan promosi.
Otoritas Jasa Keuangan
Keuangan Non Bank (IKNB) ini terbilang pesat.Industri asuransi syariah memiliki daya tarik. Pada 2003 aset
asuransi syariah mencapai Rp 326 miliar dan meningkat menjadi Rp 15,9 triliun
pada tahun 2013 atau tumbuh 48% di kuartal 3 (Medan Bisnis, 2014).
Perkembangan asuransi syariah di Kota Medan cukup signifikan, hal ini
dikemukakan oleh Bapak Joni dari pihak Takaful Umum cabang setia budi
medan. Di kota Medan tidak hanya masyrakat muslim yang menggunakan
asuransi syariah tetapi masyarakat non-muslim juga menggunakan asuransi
syariah. Hal ini menunjukan perkembangan bagi perusahaan asuransi syariah
karena sudah banyak menggunakan jasa layanan perusahaan asuransi tersebut.
Keberhasilan perusahaan asuransi syariah yang ada di kota Medan tidak
bisa luput dari peran serta masyarakat yang memiliki kesadaran yang cukup tinggi
akan pentingnya berasuransi. Maka, untuk mengetahui respon masyarakat yang
sebenarnya terhadap keberadaan asuransi syariah dan untuk mengetahui
faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan masyarakat dalam memilih
asuransi syariah dibutuhkan suatu penelitian yang lebih intensif dan mendalam.
Hal inilah yang kemudian melatar belakangi penulis untuk meneliti lebih lanjut
dengan mengajukan judul penelitian “Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Keputusan Nasabah Dalam Memilih Asuransi Syariah di
Kota Medan”.
1.2. Perumusan Masalah
1. Apakah pelayanan berpengaruh terhadap keputusan nasabah dalam
memilih asuransi syariah d Kota Medan?
2. Apakah religius berpengaruh terhadap keputusan nasabah dalam memilih
asuransi syariah d Kota Medan?
3. Apakah profit sharing berpengaruh terhadap keputusan nasabah dalam
memilih asuransi syariah d Kota Medan?
4. Apakah promosi berpengaruh terhadap keputusan nasabah dalam memilih
asuransi syariah d Kota Medan?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah pelayanan berpengaruh terhadap keputusan
nasabah dalam memilih asuransi syariah di Kota Medan.
2. Untuk mengetahui apakah religius Untuk mengetahui apakah pelayanan
berpengaruh terhadap keputusan nasabah dalam memilih asuransi syariah
di Kota Medan.
3. Untuk mengetahui apakah profit sharing berpengaruh terhadap keputusan
nasabah dalam memilih asuransi syariah di Kota Medan.
4. Untuk mengetahui apakah promosi berpengaruh terhadap keputusan
nasabah dalam memilih asuransi syariah di Kota Medan.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Penulis mendapatkan jawaban atas keingintahuan penulis terhadap hasil
memilih asuransi syariah di Kota Medan. Penulis berharap selain
menemukan faktor-faktor yang mempengaruhinya penelitian ini dapat
menambah pengetahuan dan keterampilan penulis dalam membuat sebuah
penelitian.
2. Penulis juga berharap penelitian ini dapat bermanfaat dalam bidang
akademis. Hasil maupun metode dalam penelitian ini diharapkan berguna
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Asuransi
Asuransi berasal dari bahasa Belanda, assurantie, yang dalam hukum Belanda
disebut Verzekering yang artinya pertangggungan.Dari peristilahan assurantie
kemudian timbul istilah assuradeur bagi penanggung, dan geassureede bagi
tertanggung (Yafie, 1982).
Perusahaan asuransi merupakan lembaga keuangan non bank yang mempunyai
peranan yang tidak jauh berbeda dari bank. Asuransi adalah salah satu bentuk
pengendalian risiko yang dilakukan dengan cara mengalihkan (transfer) risiko
dari suatu pihak ke pihak lain (dalam hal ini adalah perusahaan asuransi) (Amrin,
2011).
Perkembangan perusahaan asuransi di Indonesia mengalami perkembangan yang
cukup signifikan setelah pemerintah mengeluarkan deregulasi pada tahun 1980an
dan diperkuat dengan keluarnya UU No. 2 Tahun 1992 tentang Usaha
Perasuransian. Dengan adanya deregulasi tersebut, pemerintah memberikan
kemudahan dalam hal perijinan, sehingga mendorong tumbuhnya
perusahaan-perusahaan baru, dan pada gilirannya akan meningkatkan hasil produksi nasional
(Ispratiwi, 2013).
Dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 dalam pasal 1 ayat (1)
undang-undang tersebut disebutkan bahwa asuransi adalah perjanjian antara dua pihak
atau lebih dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri dengan tertanggung
karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau
tanggungjawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita
tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti atau untuk
memberikan suatu peristiwa yang tidak pasti atau untuk memberikan suatu
pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang
dipertanggungkan (Sudarsono, 2003).
Menurut Janwari (2005) terdapat lima unsur asuransi, yaitu :
1. Perjanjian yang mendasari terbentuknya perikatan antara dua pihak yang
sekaligus terjadinya hubungan keperdataan.
2. Premi berupa sejumlah uang yang sanggup dibayarkan oleh tertanggung
kepada penanggung.
3. Adanya ganti rugi dari penanggung kepada tertanggung jika terjadi klaim
atau masa perjanjian selesai.
4. Adanya suatu peristiwa yang tidak tertentu yang adanya suatu resiko yang
memungkinkan datang atau tidak ada resiko.
5. Pihak-pihak yang membuat perjanjian, yakni penanggung dan tertanggung.
Dari pengertian diatas, dalam asurasi terdapat dua pihak yang bersangkutan, yaitu:
1. Pihak yang mempunyai kesanggupan untuk menanggung atau menjamin
yang disebut dengan “penanggung”
2. Pihak yang akan mendapatkan ganti rugi jika menderita suatu musibah
sebagai akibat dari suatu peristiwa yang belum tentu terjadi, yang kemudian
2.2. Latar Belakang Berdirinya Asuransi Syariah
Asuransi syariah sudah ada sejak pada zaman Rasulullah yang disebut Aqilah.
Menurut Thomas Patrick (2001) dalam bukunya Dictionary of Islam, hal ini sudah
menjadi kebiasaan suku Arab sejak zaman dulu bahwa jika ada satu anggota
terbunuh oleh anggota suku lain, pewaris korban akan dibayar sejumlah uang
darah (diyat) sebagai kompensasi oleh saudara terdekat dari pembunuh. Saudara
terdekat pembunuh yang disebut Aqilah, harus membayar uang darah atas nama
pembunuh.
Kelahiran asuransi syariah di Indonesia tidak lepas dari peran bank-bank syariah.
Dengan beroperasinya bank-bank syariah dirasakan pula kebutuhan akan jasa
asuransi yang berlandaskan syariah. Hal ini yang diperakarsai olehIkatan
Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) melalui Yayasan Abdi Bangsa, Bank
Muamalat Indonesia Tbk, dan Perusahaan Asuransi Tugu Mandiri sepakat
mendirikan asuransi takaful dengan menyusun Tim Pembentukan Asuransi
Takaful Indonesia (TEPATI) pada tanggal 27 Juli 1993 (Training & Development
Department, 2002).
Pada tanggal 25 Agustus 1994 akhirnya berdiri secara resmi.Pendirian ini
dilakukan secara resmi di Puri Agung Room Hotel Syahid Jakarta.Dan izin
operasional asuransi diperoleh dari Departemen Keuangan melalui Surat
Keputusan Nomor Kep-385/KMK.017/1994 tertanggal 4 Agustus 1994 (Janwari,
2005).
Walaupun asuransi syariah belum terlalu banyak dikenal seperti halnya bank
dengan bank syariah. Perbankan syariah memiliki kaitan yang cukup erat dengan
asuransi syariah. Semakin besar perkembangan perbankan syariah, maka akan
berdampak positif terhadap perkembangan asuransi syariah. Pada tahun 2009,
perbankan syariah masih menguasai lebih dari 90% pasar syariah di
Indonesia.Sedangkan asuransi syariah baru memiliki market share di bawah 5%
(Republika Online, 2009).
Saat ini, Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang mempunyai jumlah
operator asuransi syariah yang cukup banyak. Berdasarkan data Dewan Syariah
Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN MUI), terdapat 49 pemain asuransi
syariah di Indonesia yang telah mendapatkan rekomendasi syariah. Mereka terdiri
40 operator asuransi syariah, tiga reasuransi syariah , dan enam broker asuransi
dan reasuransi syariah dimana perusahaan benar-benar secara penuh beroperasi
sebagai perusahaan asuransi syariah ada tiga, yaitu Asuransi Takaful Keluarga,
Asuransi Takaful Umum, dan Asuransi Mubarakah (Amrin, 2011).
Perkembangan asuransi syari’ah dalam lingkup nasional bisa dikatakan
cukupsignifikan, dilihat dari pertambahan premi dari tahun ketahun dan
bertambahnya perusahaan asuransi konvensional yang membuka unit layanan
syari’ah.Pada tahun 2006, tercatat premi yang dikumpulkan sebesar Rp 497 miliar
dengan asset Rp 917 miliar. Pada tahun berikutnya, yakni tahun 2007,
pertambahan premi yang diperoleh sebesar Rp 703 miliar menjadi Rp 1,2 triliun
dengan pertambahan total asset sebesar Rp 983 miliar menjadi Rp 1,9 triliun. Data
dari Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) menyebutkan, tingkat
sementara asuransi konvensional hanya 22,7 persen.
Melihat perkembangan asuransi syariah dari tahun-ketahun yang mengalami
peningkatan yang cukup pesat, hal ini membuat sejumlah perusahaan asuransi
konvensional membuka unit layanan syariah. Berdasarkan rekomendasi yang
dikeluarkan oleh DSN MUI sampai dengan tanggal 21 Agustus 2007, tercatat ada
47 perusahaan yang telahmendapatkan izin membuka unit layanan syariah .
Sedangkan menurut pemaparan Mohammad Shaifie Zein , selaku Ketua AASI
periode 2008-2011, mengatakanbahwa “kini terdapat 38 perusahaan yang telah
memiliki unit syariah. (Zein, 2009)
Asuransi syari'ah menurut Dewan Syariah Nasional No.21/DSN-MUI/X/2001
adalah usaha untuk saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah
orang melalui investasi dalam bentuk aset dan atau tabarru' yang memberikan
pola pengembalian untuk menghadapi resiko/bahaya tertentu melalui akad yang
sesuai dengan syariah (Fatwa-fatwa Dewan Syariah Nasional, 2006).
Asuransi syariah juga mengarah kepada berdirinya sebuah masyarakat yang tegak
diatas saling membantu dan menopang, karena setiap muslim terhadap muslim
lainnya sebagaimana sebuah bangunan yang saling menguatkan sebagian kepada
sebagian yang lain (Dewi, 2004).
Keberadaan asuransi syariah juga selaras dengan firman Allah SWT yang
diterjemahkan sebagai berikut:
“Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat
siksaan-Nya” (Surat Al-Maidah ayat 2)
“….Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki
kesukaran bagimu….” (Q.S, al-Baqarah 2:185)
“ dan kami telah menjadikan untukmu dibumi keperluan-keperluan hidup,
dan (kami menciptakan pula) makhluk-makhluk yang kamu sekali-kali
bukan memberi rezeki kepadanya.” (Q.S, Al-Hijr, 15:20).
Pendirian asuransi syariah, khususnya di Indonesia didasarkan beberapa alasan
(Janwari. 2005), yaitu:
1. Landasan syariah
Dengan asuransi syariah umat islam telah berupaya menghindarkan diri dari dari
perolehan harta (ganti rugi) dengan jalan yang tidak dibenarkan oleh Syara’ ,
seperti jalan riba mengandung unsur gharar dan maysir. Hal ini disebabkan ganti
rugi dalam asuransi konvensional memiliki tiga unsur tersebut, sementara dalam
asuransi syariah ketiga unsur tersebut dilarang dan diganti berdasarkan pedoman
syariah.
2. Landasan yuridis
Pada landasan ini, asuransi syariah telah ikut serta dalam mengembangkan dunia
perasuransian. Khusus di Indonesia, keberadaan asuransi syariah sebagai sebuah
badan usaha di bidang perasuransian ini dilegalisir oleh Persetujuan Departemen
Kehakiman Republik Indonesia Nomor: C2-18.286.MT.01.01 Th. 94 tertanggal
dari Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor: 247/KMK.017/1995
tertanggal 5 Mei 1994.
3. Landasan filosofis
Dalam landasan ini dimaksudkan bahwa asuransi syariah merupakan salah satu
solusi bagi pihak-pihak yang hendak mengatasi musibah atau bencana yang bisa
terjadi sewaktu-waktu.
Melihat perkembangan asuransi syariah dari tahun-ketahun yang mengalami
peningkatan, hal ini membuar sejumlah perusahaan asuransi konvensional
membuka unit layanan syariah. Berdasarkan rekomendasi yang dikeluarkan oleh
DSN MUI sampai dengan tanggal 21 Agustus 2007, tercatat ada 47 perusahaan
yang telah mendapatkan izin membuka unit layanan syariah (Ali, 2008).
Mohammad Shaifie Zein selaku ketua Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia
(AASI) periode 2008-2011 mengatakan bahwa “kini terdapat 38 perusahaan yang
telah memiliki unit syariah dimana tiga perusahaan lainya adalah perusahaan
murni syariah, Di tahun ini industri asuransi syariah pun akan semakin ramai.
Pasalnya diperkirakan tiga perusahaan syariah akan membuka unit syariah pada
tahun 2009” (Zein, 2009).
Definisi asuransi syari'ah menurut Dewan Syariah Nasional (DSN) adalah usaha
untuk saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang melalui
investasi dalam bentuk aset dan atau tabarru' yang memberikan pola
pengembalian untuk menghadapi resiko /bahaya tertentu melalui akad yang sesuai
Asuransi syariah dikenal juga dengan namatakaful berasal darikata
kafala-yakfulu-kafaalatan yang secara etimologi berarti menjaminatau saling
menanggung, sedangkan dalam pengertian muamalah berartisaling memikul risiko
di antara sesama orang sehingga antara satu danyang lain menjadi penanggung
atas risiko yang lain. Hal itu dikenaldengan sistem sharing of risk.(Amrin, 2006).
Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa Asuransi syariah prinsip dasarnya adalah
dasar syariat yang saling toleran terhadap sesama manusia untuk menjalin
kebersamaan dalam meringankan bencana yang dialami peserta.Prinsip ini sesuai
dengan firman Allah SWT dalam surat Al Maidah ayat 2, yang artinya :
"Dan saling tolong menolonglah dalam kebaikan dan ketaqwaan dan
jangan saling tolong menolong dalam dosa dan permusuhan".
2.3.Perbedaan asuransi syariah dan konvensional
Sebagaimana telah dikemukakan bahwasannya asuransi syariah adalah asuransi
yang berlandaskan atau mengacu pada syariat islam. Sedangkan asuransi
konvensional mengacu pada sistem kapitalis (Sudarsono, 2003). Sebagaimana
No. Asuransi Syariah Asuransi Konvensional
1. Prinsip akad asuransi syariah adalah takafuli (tolong menolong).
Akad asuransi konvensional bersifat tadabuli (jual beli antara nasabah dengan perusahaan).
2. Dana yang terkumpul dari nasabah perusahaan asuransi syariah (premi) diinvestasikan berdasarkan syariah dengan sistem bagi hasil (mudharabah).
Pada asuransi konvensional investasi dana dilakukan pada sembarang sektor dengan sistem bunga.
3. Premi yang terkumpul diperlakukan tetap sebagai dana milik nasabah. Perusahaan hanya sebagai pemegang amanah untuk mengelolanya.
Pada asuransi konvensional, premi menjadi milik perusahaan dan perusahaanlah yang memiliki otoritas penuh untuk menetapkan kebijakan pengelolaan dana tersebut.
4. Bila ada peserta yang terkena musibah untuk pembayaran klaim nasabah dana diambilkan dari rekening tabarru’(dana sosial) seluruh peserta yang sudah diikhlaskan untuk keperluan tolong menolong.
Dalam asuransi konvensional dana pembayaran klaim diambil dari rekening milik perusahaan.
5. Keuntungan investasi di bagi dua antara nasabah selaku pemilik dana dengan perusahaan selaku pengelola dengan prinsip bagi hasil.
Pada asuransi konvensional keuntungan sepenuhnya menjadi milik perusahaan. Jika tidak ada klaim nasabah tak memperoleh apa-apa.
6. Adanya Dewan Pengawas Syariah dalam perusahaan asuransi syariah yang merupakan suatu keharusan. Dewan ini berperan dalam mengawasi manajemen produk serta kebijakan investasi supaya senantiasa sejalan dengan syariat Islam.
2.4. Produk asuransi syariah
Berdasarkan UU Nomor 2 Tahun 1992, dapat diketahui asuransi jiwa adalah
perjanjian antara dua belah pihak atau lebih dengan mana pihak penanggung
mengikatkan diri dengan tertanggung dengan menerima premi asuransi untuk
memberikan pembayaran kepada tertanggung didasarkan atas meniggal atau
hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.Dan sejalan dengan UU Nomor 22
Tahun 1992, asuransi syariah terdiri dari dua jenis, yaitu:
1. Asuransi syariah umum (asuransi kerugian)
2. Asuransi syariah keluarga (asuransi jiwa)
Asuransi syariah umum adalah bentuk asuransi syariah yang memberikan
perlindungan dalam menghadapi bencana atau kecelakaan atas harta milik
nasabah asuransi syariah. Sedangkan asuransi keluarga adalah bentuk asuransi
syariah yang memberikan perlindungan dalam menghadapi musibah kematian dan
kecelakaan atas diri nasabah( Basyir,1996).
Menurut Janwari (2005), asuransi syariah umum merupakan bentuk perlindungan
syariah untuk perorangan, perusahaan, yayasan, lembaga atau badan hukum
lainnya. Asuransi ini ditawarkan sebagai upaya untuk menghadapi kemungkinan
terjadinya bencana, seperti kebakaran, kehilangan, kerusakan dan kemalangan
lainnya yang menimpa harta benda atau barang yang dimiliki nasabah.Sedangkan
asuransi syariah keluarga hanya ditawarkan kepada perorangan. Asuransi syariah
keluarga merupakan bentuk perlindungan kepada perorangan yang ingin
menyediakan sejumlah uang sebagai cadangan dana untuk ahli warisnya
Kedua jenis asuransi tersebut dibuat menjadi dua perusahaan yang terpisah di
Indonesia, yaitu PT. Asuransi Takaful Keluarga (asuransi jiwa) dan PT. Asuransi
Takaful’ah Umum (asuransi kerugian).Kedua perusahaan tersebut berada di
bawah PT. Syarikat Takaful Indonesia. Adapun aturan-aturan umum kedua jenis
asuransi syariah tersebut.(Basyir. 1996) Bentuk asuransi keluarga syariah adalah:
1. Peserta asuransi bebas memilih salah satu jenis atau produk asuransi
keluarga yang ada, umur peserta 18-50 tahun, masa klaim berakhir sebelum
mencapai umur 60 tahun.
2. Perusahaan dan peserta asuransi mengadakan perjanjianmudharabah(bagi
hasil), sekaligus dinyatakan hak dan kewajiban antara kedua belah pihak.
3. Setiap peserta asurans akan menyerahkan premi asuransi sesuai dengan
kemampuan peserta, tetapi tidak boleh kurang dari jumlah minimal yang
ditetapkan perusahaan asuransi.
4. Setiap premi yang dibayarkan peserta dibagi ke dalam dua rekening, yaitu
rekening peserta dan rekening derma (tabarru’ atau charity account), yang
persentase kedua rekening ditentukan sesuai kelompok umur peserta dan
jangka waktu pertanggung.
5. Uang angsuran (premi) oleh perusahaan asuransi akan disatukan dalam
“Kumpulan Dana Peserta”, yang selanjutnya diinvestasikan dalam
pembiayaan proyek yang sesuai syariah.
6. Keuntungan yang diperoleh dari investasi tersebut akan dibagi dengan
7. Keuntungan bagian peserta akan dikreditkan ke dalam rekening peserta dan
rekening derma secara proposional.
Sedangkan bentuk asuransi umum (kerugian) syariah dilakukan menurut aturan
sebagai berikut:
1. Peserta dapat terdiri dari perorangan, perusahaan, lembaga atau yang
lainnya.
2. Perjanjian kerjasama antara perusahaan asuransi dengan peserta asuransi
syariah umum berdasarkan prinsip mudharabah.
3. Besarnya nominal premi tergantung pada jenis asuransi yang dipilih.
Setoran premi dilakukan sekaligus pada awal kontrak dan jangka waktu
pertanggungan adalah satu tahun, dan harus diperbaharui jika kontrak
hendak diperpanjang untuk tahun berikutnya.
4. Premi asuransi dikumpulkan dalam satu kumpulan dana yang kemudian
diinvestasikan pada proyek-proyek atau pembiayaan lainnya sesuai syariat
islam.
5. Keuntungan dari hasil investasi akan dikreditkan ke dalam kumpulan dana
peserta.
6. Jika terjadi musibah terhadap harta benda peserta yang diasuransikan, maka
perusahaan asuransi akan membayarkan ganti rugi atau santunan kepada
peserta tersebut dengan dana yang diambil dari kumpulan dana peserta
7. Biaya yang diperlukan oleh perusahaan asuransi diambil dari kumpulan
dana peserta. Jika masih terdapat kelebihan dana akan dibayarkan kepada
peserta dan perusahaan asuransi menurut prinsip mudharabah.
Adapun produk-produk asuransi syariah dapat dikemukakann sebagai berikut
(Janwari.2005) :
1. Produksi Asuransi Umum:
a. Asuransi Kendaraan Bermotor
Dalam asuransi kendaraan bermotor, asuransi syariah memberikan perlindungan
terhadap kerugian pada kendaraan bermotor yang disebabkan karena mengalami
musibah kecelakaan serta tanggungjawab hukum kepada pihak ketiga.
b. Asuransi Kebakaran
Asuransi syariah memberikan perlindungan terhadap harta benda (bangunan,
mesin, peralatan/perlengkapan, atau persediaan barang), serta gangguan usaha dari
kerugian yang diakibatkan oleh kebakaran, kejatuhan pesawat terbang, ledakan
gas, dan sambaran petir.
c. Asuransi Risiko Pembangunan
Asuransi syariah memberikan perlindungan terhadap kerugian atau kerusakan
pada proyek pembangunan yang sedang berjalan sehubungan dengan
pekerjaan-pekerjaan konstruksi, konstruksi pabrik termasuk atas peralatan atau mesin-mesin
d. Asuransi Risiko Pemasangan
Asuransi syariah memberikan perlindungan terhadap kerugian atau kerusakan
pada pekerjaan pemasangan mesin, peralatan mekanis, dan berbagai jenis
konstruksi baja.
e. Asuransi Mesin
Asuransi syariah memberikan perlindungan terhadap kerugian atau kerusakan
yang sifatnya tidak terduga dan tiba-tiba secara fisik pada mesin-mesin berikut
peralatannya selama pengoperasian, seperti boiler, lift, dan genset.
f. Asuransi Peralatan Elektronik
Asuransi syariah memberikan perlindungan terhadap kerugian atau kerusakan
pada barang elektronik.
g. Asuransi Pengangkutan
Asuransi syariah memberikan perlindungan terhadap kerugian atau kerusakan
yang sedang pengiriman akibat terjadinya risiko yang disebabkan alat
pengangkutnya mengalami musibah atau kecelakaan.
h. Asuransi Rangka Kapal
Asuransi syariah memberikan perlindungan terhadap kerugian pada rangka kapal
dan mesin kapal, biaya tambang, risiko perang serta tanggungjawab hukum
terhadap pihak ketiga dan berbagai risiko lainnya.
i. Asuransi Pengangkutan Uang
Asuransi syariah memberikan perlindungan terhadap kerugian atas uang atau
benda yang disamakan denga uang yang sedang dalam perjalanan dari tempat
j. Syariah Gabungan
Asuransi syariah memberikan perlindungan terhadap kerugian pada harta benda
serta akibat timbulnya tanggung jawab hukum terhadap pihak ketiga, baik untuk
industry, perdagangan maupun kegiatan lainnya.
k. Asuransi Kecelakaan Diri
Asuransi syariah memberikan perlindungan terhadap kerugian financial dan
santunan akibat kecelakaan yang diderita oleh peserta, yang mengakibatkan
meninggal dunia, menderita cacat badan atau penggantian biaya perawatan dan
pengobatan.
l. Asuransi Penyimpanan Uang
Asuransi syariah memberikan perlindungan terhadap kerugian dan
kehilanganuang di dalam penyimpanan sebagai akibat dari pencuian dan
perampokan atau tindakan kekerasan.
m. Asuransi Tanggung Gugat
Asuransi syariah memberikan perlindungan terhadap timbulnya tanggungjawab
hukum kepada pihak ketiga.
n. Asuransi Kebongkaran
Asuransi syariah memberikan perlindungan terhadap kerugian yang diakibatkan
oleh pencurian yang didahului dengan kekerasan atau pembongkaran.
o. Asuransi Lainnya
Seperti asuransi pemilik dan penghuni rumah, asuransi kehilangan keuntungan
akibat kerusakan mesin, asuransi kehilangan keuntungan akibat kebakaran,
2. Produk Asuransi Syariah Keluarga:
a. Asuransi Dana Investasi
Asuransi syariah memberikan kesempatan kepada peserta untuk bekal hidup di
hari tua.Bila peserta masih hidup sampai masa kontrak berakhir, maka
pembayaran klaim dari rekening tabungan peserta dan porsi bagi hasil. Tetapi jika
peserta meninggal dunia saat masa kontrak belum berakhir maka pembayaran
klaim berupa rekening tabungan peserta, porsi bagi hasil, dan dana kebajikan dari
tabungan tabbaru’
b. Asuransi Dana Siswa
Asuransi syariah memberikan kesempatan pada peserta untuk mempersiapkan
dana pendidikan bagi anak.
c. Asuransi Dana Haji
Asuransi syariah memberikan kepada peserta asuransi untuk mempersiapkan dana
untuk menunaikan ibadah haji.
d. Asuransi al-Khairat
Asuransi syariah memberikan perlindungan risiko finansial apabila peserta
meninggal dunia dalam masa perjanjian.
e. Asuransi Kesehatan
Asuransi memberikan kesempatan kepada peserta yang bermaksud menyediakan
dana santunan rawat inap dan operasi bila peserta sakit.
f. Asuransi Majelis Taklimumrah
Asuransi syariah memberikan kesempatan kepada peserta untuk mempersiapkan
g. Asuransi Wisata dan Umrah
Asuransi memberikan persiapan dana kepada peserta untuk wisata dan
menunaikan ibadah umrah.
h. Asuransi Perjalanan Haji
Asuransi memberikan persiapan dana kepada peserta selama di perjalanan dalam
menunaikan ibadah haji.
i. Asuransi Kecelakaan Diri
Asuransi memberikan dana kepada peserta untuk santunan kepada dirinya apabila
peserta cacat setelah musibah atau santunan bagi ahli warisnya bila peserta
meninggal dunia dalam masa perjanjian.
2.5. Mekanisme Asuransi Syariah
A.Takaful Keluarga
Terdapat dua sistem yang digunakan dalam asuransi takaful keluarga, yaitu:
- Sistem pengelolaan dana dengan unsure tabungan, yang mana
dalam -sistem ini pegelolaan dana pada setiap premi takaful yang
diterima akan dimasukkan ke dalam rekening tabungan dan
rekening tabbaru’ (Antonio. 1999).
- Sistem Pengelolaan dana tanpa unsur tabungan
B. Takaful Umum
Setiap premi yang diterima aka dimasukkan ke dalam rekening khusus yaitu
rekening yang diniatkan untuk tolong-menolong dan digunakan untuk membayar
klaim kepada peserta apabila tejadi musibah atas harta benda atau pun peserta
Pada asuransi takaful keluarga, kumpulan dana peserta diinvestasikan ke dalam
pembiayaan proyek yang mana hasil dari proyek tersebut akan dibagi sesuai
dengan perjanjian mudharabah yang disepakati oleh peserta dan perusahaan
asuransi syariah.
2.6. Prinsip-prinsip asuransi syariah
Adapun prinsip asuransi syariah menurut Amrin (2011) yaitu:
1. Prinsip Tauhid
Dimana dalam niatan dasar ketika berasuransi syariah adalah tauhid,
mengharapkan keridaan Allah SWT.Jika dilihat dari sisi perusahaan, asas yang
digunakan dalam berasuransi syariah bukanlah semata-mata meraih keuntungan
dari peluang pasar, namun untuk keridaan Allah SWT. Sedangkan dari sisi
nasabah, berasuransi syariah adalah bertujuan untuk bertransaksi dalam bentuk
tolong menolong yang berlandaskan asas syariah dan bukan semata-mata mencari
“perlindungan” apabila terjadi musibah. Dalam hal ini Allah SWT berfirman
sebagaimana diterjemahkan:
“dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka
menyembah-Ku” (QS.51:56)
2. Prinsip Keadilan
Asuransi syariah tidak boleh mendzaliminasabah dengan hal-hal yang menyulitka
dan merugikan nasabah. Perusahaan asuransi memiliki peluang besar dalam
melakukan ketidakadilan, seperti adanya unsur dana hangus karena pembatalan
kepesertaan di tengah jalan oleh nasabah. Pada asuransi syariah, dana
investasinya.Bahkan beberapa perusahaan asuransi syariah menyerahkan ke
lembaga kesejahteraan umat seperti lembaga zakat, infak, dan sedekah ketika
terdapat dana saving nasabah yang telah mengundurkan diri atau terputus di
tengah jalan dan tidak mengambilnya kendatipun telah dihubungi pihak
perusahaan.
“Hai orang-orang beriman, hendaklah kamu menjadi orang-orang yang
selalu menegakkan kebenaran karena Allah, menjadi saksi dengan adil
.Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong
kamu untuk berlaku tidak adil, karena adil itu lebih dekat kepada takwa.
Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah maha mengetahuiapa
yang kamu kerjakan” (QS. Al-Maidah/5:80)
3. Prinsip Tolong - Menolong
Dimana sesama pesertabertabarru untuk kepentingan nasabah lainnya yang
tertimpa musibah. Seseorang yang masuk asuransi, sejak awal harus mempunyai
niat dan motivasi untuk membantu dan meringankan beban temannya yang pada
suatu ketika mendapatkan musibah atau kerugian.
4. Prinsip Amanah
Perusahaan dituntut untuk amanah dalam segala hal seperti mengelola dana premi
dan proses klaim. Demikian juga dengan nasabah, perlu amanah dalam aspek
risiko yang menimpanya. Yang artiannya nasabah mengada-ada sesuatu yang
seharusnya tidak klaim menjadi klaim yang tentunya akan merugikan nasabah
lainnya. Dan transaksi yang amanah membawa pelakunya mendapatkan surga.
“Seseorang pebisnis yang jujur lagi amanah, (kelak akan dikumpulkan di
akhirat) bersama para nabi, shiddiqin, dam syuhada” (HR.Turmudzi)
5. Prinsip Saling Rida
Nasabah rida dananya dikelola perusahaan asuransi syariah yang amanah dan
professional demikian juga dengan perusahaan asuransi syariah ridamenerima
amanah yang diamanatkan nasabah dalam mengelola premi mereka.Karena
menolong, bekerjasama dan bertransaksi dengan ikhlas dan rida.
6. Prnsip menghindari riba
Riba merupakan bentuk transaksi yang harus dihindari karena sebatil-batilnya
transaksi muamalah.Sistem operasional syariah juga harus menerapkan konsep
sharing of risk yang bertumpu pada akad tabarru’, sehingga menghilangkan
unsure riba pada pemberian manfaat asuransi syariah (klaim) kepada nasabah.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang bathil,kecuali dengan jalan perniagaan yang
berlaku dengan sukasama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu
membunuh dirimu Sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayangkepadamu”.(QS.an-Nisa’:29)
7. Prinsip Menghindari Maisir
Asuransi jika dikelola secara konvensional akan memunculkan unsure maisir
(judi). Karena seseorang bias jadi membayar premi hingga belasan kali namun
tidak pernah klaim. Di sisi lain ada nasabah yang baru satu kali membayar premi
lalu klaim. Karena konsep dasar asuransi konvensional adalah transfer of risk
milik perusahaan dan ketika membayar klaim pun dari rekening perusahaan.
Sehingga perusahaan dapat untung besar jika premi banyak dan klaim sedikit atau
pun sebaliknya.
8. Prinsip Menghindari Gharar
Gharar adalah ketidakjelasan, berbicara mengenai risiko, yang artiannya berbicara
tentang ketidakjelasan karena risiko bisa terjadi atau pun tidak terjadi. Dalam
asuransi konvensional jika ada risiko, maka akan mendapatkan klaim namun jika
tidak ada maka tidak mendapatkan klaim. Sedangkan dalam asuransi syariah
ketidakjelasan tidak menjadi gharar melainkan harus diwaspadai karena apabila
terjadi, sesama nasabah akan saling membantu terhadap nasabah lainnya yang
tertimpa musibah, yang diambil dari dana tabarru’ yang dikelola oleh perushaan
asuransi syariah (bukan dari dana perusahaan).
9. Prinsip Menghindari Risywah
Dalam menjalankan bisnis, baik pihak perusahaan asuransi syariah maupun
nasabah harus menjauhkan diri dari risywah atau sogok menyogok.Karenarisywah
pasti menguntungkan satu pihak dan merugikan pihak lainnya.
10. Berserah Diri dan Ikhtiar
Sebagai hamba Allah SWT yang mendapatkan amanah sebagai khalifah di muka
bumi.Manusia diwajibkan memanfaatkan rezeki yang telah dititipkan oleh-Nya
untuk kemaslahatan (manfaat) bagi umat manusia.
11. Saling Bertanggung Jawab
Seluruh peserta asuransi berjanji saling bertanggung jawab antara satu sama lain.
Rasulullah Saw yang dijadikan landasan dalam prinsip saling bertanggung jawab
adalah:
“Setiap kamu adalah pemikul tanggung jawab dan setiap kamu
bertanggung jawab terhadap orang-orang yang di bawah tanggung
jawabmu” (HR. Bukhari dan Muslim)“Seseorang tidak dianggap beriman
sehingga ia mengasihi saudaranya sebagaimana ia mengasihi dirinya
sendiri” (HR. Bukhari)
12. Saling Melindungi dan Berbagi Kesusahaan
Peserta asuransi satu sama lain saling melindungi dari kesusahaan dan bencana
karena keselamatan dan keamanan merupakan keperluan pokok bagi semua orang.
Allah SWT berfirman dalam surat Quraisy mengenai pemberian janji keselamatan
dari ancaman terhadap kelaparan dan bencana. Pada prinsip tadhamun
islamimenyatakan bahwa yang kuat menjadi pelindng yang lemah .
2.7. Perkembangan asuransi syariah
Menurut Muhaimin Iqbal (2008), hingga Januari 2008 di Indonesia sudah ada tiga
perusahaan yang full asuransi syariah, 32 cabang asuransi syariah, dan 3 cabang
reasuransi syariah. Pertumbuhan premi industri bisa menembus Rp 1 trilun tahun
ini.Rencana masuknya asuransi raksasa di pasar asuransi syariah diharapkan
mendukung pencapaian target itu.
Perolehan premi industri asuransi syariah tanah air diperkirakan kembali
mengulang prestasi tahun lalu dengan tumbuh sebesar 60%-70%.pada 2006,
industri asuransi syariah membukukan pertumbuhan premi sebesar 73% dengan
pesat, kontribusi terhadap total industri baru mencapai 1,11% per 2006 dan
diperkirakan meningkat ke posisi 1.33% tahun ini. Hal itu tidak terlepas dari
jumlah pelaku industri asuransi syariah yang masih terbatas dan baru
menunjukkan peningkatan dalam dua tahun terakhir.
a. Kendala Dalam Perkembangan Asuransi Syariah (Janwari. 2005)
1. Kelambanan Birokrasi
Lembaga keuangan syariah seperti halnya asuransi syariah masih dirasa asing bagi
para birokrat.Belum pahamnya birokrat dengan dan belum terbiasanya birokrat
dalam menggunakan jasa keuangan syariah dapat menyebabkan kelambanan
dalam menyelesaikan persoalan birokrasi.
2. Kurangnya Sumber Daya Manusia
Asuransi syariah merupakan barang baru bagi masyarakat Indonesia. Oleh karena
itu ketika asuransi syariah muncul, masyarakat tidak siap untuk mengembangkan
perusahaan sehingga perusahaan asuransi syariah terkesan agak lamban
3. Lemahnya Respon Masyarakat
Penyebab lemahnya respon masyarakat terhadap asuransi adalah kekecewaan
terhadap dunia perasuransian khususnya asuransi konvensional karena manajemen
di asuransi konvensional baik dalam ganti rugi yang diterima maupun dalam
jaminan masa depannya sebagai peserta asuransi.
4. Lemahnya Sosialisasi
Masyarakat belum terlalu banyak mengenal asuransi syariah, baik dalam hal
prinsip operasional dan produk yang ditawarkannya, maupun dalam hal
mengalami kesulitan ketika akan berhubungan dengan asuransi syariah. Kesulitan
inilah yang menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan asuransi syariah.
5. Kurangnya Modal
Modal yang dimiliki perusahaan asuransi syariah saat ini masih sangat terbatas.
6. Lemahnya Masyarakat untuk Menjadi Marketer
Lemahnya minat masyarakat menjadi pemasar kemungkinan besar disebabkan
karena gaji yang diperoleh sedikit bila dibandingkan dengan menjadi pemasar di
asuransi konvensional. Hal ini meyebabkan terhambatnya proses sosialisasi
asuransi syariah terhadap masyarakat dan rekrutmen masyarakat menjadi nasabah
asuransi syariah.
7.Kurangnya Sarana dan Prasarana (Husen. 1996)
Sarana prasarana asuransi syariah masih dianggap kurang. Perusahaan asuransi
syariah masih tampak kerepotan dalam membuka cabang di daerah-daerah dan
masih sulit mencari lokasi dan medirikan bangunan sebagai kantor dan juga masih
sulit menyediakan perangkat lunak guna untuk operasional perusahaan asuransi.
b. Strategi Pengembangan Asuransi Syariah
1. Struktur permodalan yang kuat sangat dibutuhkan untuk
mengangkat industri asuransi syariah. Dengan modal yang kuat
perusahaan asuransi syariah akan dapat melaksanakan
fungsi-fungsi yang semestinya, antara lain edukasi pasar melalui berbagai
media komunikasi untuk menjelaskan keberadaan asuransi syariah,
pengembangan produk secara berkelanjutan, back-up keuangan
yang kokoh untuk membangkitkan kepercayaan publik.
2. Untuk Mengatasi kekurangan SDM yang Profesional dapat diatasi
dengan akan mendorong peningkatan kuantitas dan kualitas SDM
asuransi syariah melalui beberapa program sertifikasi.
3. Untuk memasyarakatkan dan meningkatkan asuransi syariah maka
LKS harus mengembangkan teknologi informasi yang terdepan,
serta meningkatkan promosi dan sosialisasi di segala lapisan
masyarakat.
2.8. Landasan Hukum Dalam Asuransi Syariah
Peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan pemerintah mengenai asuransi
syariah, yaitu (Dewi, 2004):
1. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
426/KMK.06/2003 tentang Perizinan Usaha dan Kelembagaan Perusahaan
Asuransi dan Perusahaan Reasuransi.
2. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 424/KMK.06/2003
tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi.
3. Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan Nomor Kep. 4499/LK/2000
tentang Jenis, Penilaian, dan Pembatasan Investasi Perusahaan Syariah dan
Perusahaan Reasuransi dengan Sistem Syariah.
Dan ada pula landasan hukum asuransi syariah menurut syariat agama
1. Al-Quran
Terdapat ayat-ayat Al-Quran mengenai nilai-nilai dasar dalam asuransi:
“ Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
hendaklah setiap diri memerhatikan apa yang telah dibuat untuk hari esok
(masa depan). Dan bertakwalah kepada Allah sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui yang kamu kerjakan” (QS. al-Hasyr (59) )
“… Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki
kesukaran bagimu…” (QS. al-Baqarah (2) )
“ yang telah member makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar
dan mengamankan mereka dari ketakutan” (QS. al-Quraisy (106) )
“Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan
izin Allah…” (QS. al-Taghaabun (64) )
2. Sunnah Nabi Saw (Ali, 2004)
a. Hadis tentang Aqilah
b. Hadis tentang Anjuran Menghilangkan Kesulitan Seseorang
c. Hadis tentang Anjuran Meninggalkan Ahli Waris yang Kaya
d. Hadis tentang Mengurus Anak Yatim
e. Hadis tentang Menghindari risiko
f. Hadis tentang Piagam Madina
3. Ijtihad
a. Fatwa Sahabat
b. Ijma
2.9. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Nasabah
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan seseorang memilih asuransi
syariah adalah:
1. Faktor Pelayanan
Definisi pelayanan yaitu suatu kegiatan yang menolong menyediakan segala apa
yang diperlukanorang lain atau konsumendengan penampilan produk yang
sebaik-baiknya sehingga diperoleh kepuasan pelanggan dan usaha pembelian yang
berulang-ulang.Salah satu model kualitas jasa yang paling populer dan hingga ini
masih dijadikan acuan dalam riset pemasaran adalah disimpulkan bahwa terdapat
lima dimensi SERVQUAL sebagai berikut (Rambat Lupiyoadi dan Hamdani.
2006):
a. Berwujud (Tangible)
b. Keandalan (Reliability)
c. Ketanggapan (Responsiveness)
d. Jaminan dan Kepastian (Assurance)
e. Empati
2. Faktor Religius
Religiusmerupakan faktor pengetahuan dan pengalaman keberagamaan yang
mendorong seseorang untuk melakukan suatu tindakan ekonomi.Indikator ini
memiliki dua dimensi, yaitu dimensi pemahaman produk dan ketaatan terhadap
agama. (Kadir. 2003):
a)Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan
keinginan dan kebutuhan.
b) Ketaatan terhadap agama merupakan tingkat kesadaran dan ketaatan seseorang
melakukan apa yang diyakini dalam melaksanakan apa yang diajarkan dalam
agama yang telah mereka anut. Karena kesadaran ini merupakan awal dari
ekspresi isi dalam kehidupan praktis sebagai pangkal proses perilaku ekonomi
religius.
3. Faktor Profit Sharing (Bagi Hasil)
Bagi hasil dalam bahasa asing (Inggris) dikenal dengan profit sharing.Profit
sharing dalam kamus ekonomi diartikansebagai pembagian laba.Profit sharing
diartikan sebagai distribusi secara syari’ah prinsip bagi hasil (profit sharing)
berdasarkan pada kaidah Mudharabah.Dimana perusahaan akan bertindak sebagai
Mudharib (Pengelola dana) sementara nasabah sebagai
ShahibulMaal(penyandang dana) (Antonio. 2001).
4. Faktor Promosi
Secara definisi promosi adalah kegiatan yang ditujukan untuk mempengaruhi
konsumen agar mereka dapat menjadi kenal akan produk yang ditawarkan oleh
perusahaan kepada mereka dan kemudian mereka menjadi senang lalu membeli
produk tersebut (Gitosudarmo. 1997). Promosi merupakan sarana untuk menarik
dan mempertahankan nasabah.Promosi merupakan bagian dari pemasaran
(Kasmir.2005). Dalam promosi hal yang perlu di perhatikan adalah pemilihan
bauran promosi (promotion mix), yang terdiri dari (Rambat Lupiyoadi dan A.
1. Iklan (Advertising)
2. Promosi Penjualan (Sales Promotion)
3. Hubungan Masyarakat (Public Relation)
4. Informasi dari mulut ke mulut (Word Of Mouth)
5. Surat pemberitahuan langsung (Direct Mail)
2.10. Landasan Terdahulu
1. Penelitian Ismoyo Parwoto (2011)
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Parwoto (2011) dengan judul
“PENGARUH TINGKAT INVESTASI TERHADAP MINAT NASABAH
ASURANSI PENDIDIKAN (Studi pada AJB BUMIPUTERA 1912 Unit Usaha
Syariah) “ adalah untuk mengetahui tingkat investasi dari tahun ke tahun, untuk
mengetahui minat nasabah dalam asuransi syariah pendidikan pada AJB
Bumiputera 1912, dan untuk menjelaskan tingkat pengaruh investasi terhadap
minat nasabah AJB Bumiputera 1912 unit usaha syariah periode 2009-2011.
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dan metode analisis uji regresi
linier sederhana.
2. Penelitian M. Fida Fariz Ashidiqi (2011)
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ashidiqi (2011) dengan judul
“ANALISISFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN
ASURANSI PADA PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE KANTOR
CABANG TAMAN SISWA (STUDI KASUS PADA PRULINK ASSURANCE
SYARIAH ACCOUNT)” adalah untuk menganalisis pengaruh pendapatan, premi
dan regiulitas nasabah secara bersama-sama dalam asuransi syariah, untuk
menganalisis pengaruh pendapatan terhadap permintaan pada asuransi syariah,
untuk menganalisis pengaruh premi asuransi terhadap permintaan asuransi
syariah, dan untuk menganalisis pengaruh regiulitas terhadap permintaan pada
Kerangka Konseptual
Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan pada bagan 1 dibawah :
Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Nasabah Dalam Memilih Asuransi Syariah di Kota Medan
Asuransi
Asuransi Konvensional
Asuransi Syariah
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Nasabah dalam Memilih
Asuransi Syriah
1. Faktor Pelayanan 2. Faktor
Religius 3. Faktor Profit
Sharing 4. Faktor
Hipotesis
Sesuai dengan judul dan permasalahan yang diambil, maka hipotesis yang diambil
adalah:
1. Pelayananmerupakan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan
nasabah dalam memilih asuransi syariah di Kota Medan.
2. Religius merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan nasabah
dalam memilih asuransi syariah di Kota Medan.
3. Profit Sharingmerupakan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan
nasabah dalam memilih asuransi syariah di Kota Medan.
4. Promosi merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan nasabah
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif karena dalam penelitian
kuantitatif masalah yang dibawa peneliti harus sudah jelas dan selanjutnya dibuat
rumusan masalah kemudian jawaban dari rumusan masalah tersebut disebut
hipotesis, maka hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban sementara terhadap
rumusan masalah peneltian (Sugiyono, 2013)
.Menurut Moh. Nazir (2003), tujuan penelitian kasus ini adalah untuk
memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat – sifat serta
yang khas dari kasus, atau status dari individu, yang kemudian dari sifat –
sifatdiatas akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum. Oleh karena itu, hasil
penelitian ini diharapkan mampu memberikan suatu gambaran yang utuh dan
terorganisir dengan baik tentang kompetensi – kompetensi tertentu, sehingga
dapat memberikan hasil yang valid dalam penelitian ini.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian akan dilakukan di Kota Medan pada Asuransi Takaful General
Insurance cabang Setia Budi Medan.
3.3. Batasan Operasional
Agar penelitian lebih terarah dan terpusat, maka penulis perlu menggunakan
pembatasan masalah anatara lain sebagai berikut:
1. Penelitian ini dilakukan di Asuransi Takaful General Insurance cabang
3.4. Definisi Operasional
Untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman pengertian maka penulis
memberikan beberapa penjelasan istilah sebagai berikut:
1. Asuransi syariah adalah Suatu bentuk kegiatan saling memikul resiko di
antara sesama manusia sehingga antara satu dengan lainnya menjadi
penanggung atas risiko yang lainnya.
2. Keputusan Nasabah adalah faktor – faktor yang mempengaruhi nasabah
melakukan pengambilan keputusan atas sesuatu hal sesuai pilihan pribadi.
Dalam hal ini peneliti mengangkat analisa faktor – faktor yang
mempengaruhi keputusan nasabah dalam memilih asuransi syariah di Kota
Medan..
3. Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam
interaksi langsung antara perusahaan dan nasabah dimana perusahaan
berperan sebagai penyedia kepuasan bagi nasabah.
4. Religius adalah salah satu faktor yang mempengaruhi nasabah dalam
memilih asuransi syariah dimana mereka berpegang kepada aturan agama
atau prinsip-prinsip syariah.
5. Profit Sharingadalah distribusi beberapa bagian dari laba pada para pegawai
dari suatu perusahaan.
6. Promosi adalah kegiatan yang ditujukan untuk mempengaruhi konsumen
agar mereka dapat menjadi kenal akan produk yang ditawarkan oleh
perusahaan kepada mereka dan kemudianmereka menjadi senang lalu
3.5. Populasi dan sampel penelitian
Populasi adalah keseluruhan subyek/obyek penelitian.Sedangkan sampel adalah
sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Populasi merupakan totalitas dari
semua obyek atau individu yang akan diteliti yang mana memiliki karakteristik
tertentu, jelas dan lengkap. Sedangkan sampel merupakan bagian dari populasi
yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu,
jelas, dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi. (Hasan,2002)
Populasi dalam penelitian ini adalah nasabah dalam Asuransi Takaful General
Insurance cabang Setia Budi Kota Medan.Karena besarnya populasi nasabah dan
keterbatasan waktu peneliti maka hanya beberapa sampel dari populasi yang
dijadikan responden dalam penelitian ini. Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini adalah Probability Sampling yang merupakan suatu sampel yang
dipilih sedemikian rupa dari populasi sehingga masing-masing anggota populasi
memiliki probabilitas atau peluang yang samauntuk dijadikan sampel. Simple
Random Sampling merupakan bagian dari probability sampling yang merupakan
pengambilan sampel dari populasi secara acak tanpa memperhatikan strata yang
ada dalam populasi dan setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama
untuk dijadikan sampel (Suharyadi, 2004).
Adapun besar sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan Metode Slovin.
Menurut Slovin dalam pengantar metode penelitian (Sevilla, 1993), besarnya
sampel dapat diperoleh dengan rumus:
� = �
�= 1100
1 + 1100(0,15)2
= 42,71 (dibulatkan menjadi 43 orang)
3.6. Jenis data
Jenis data dalam penelitian adalah subjek dari mana data tersebut diperoleh.Jenis
data dalam penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder.Data primer
adalah data yang diperoleh dari sumber pertama, yaitu data yang diperoleh
langsung dari nasabah di Asuransi Takaful General Insurance.Data sekunder
diperoleh dari dinas terkait atau instansi yang terkait dengan penelitian seperti
laporan keuangan nasional dari Asuransi Takaful Indonesia dan
penelitian-penelitian terdahulu tentang asuransi syariah.
3.7.Metode Pengumpulan Data
Adapun mengenai teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
kuisioner. Penyebaran kuisioner merupakan suatu proses interaksi untuk
mendapatkan informasi secara langsung dari informan, metode ini digunakan
untuk menilai keadaan seseorang dan merupakan pokok dari suatu penelitian,
karena tanpa interview melalui kuisioner maka akan kehilangan informasi yang
valid dari orang yang menjadi sumber data utama dalam penelitian. Sedangkan
tujuan dari kuisioner ini adalah untuk mendapatkan informasi yang terkait tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan nasabah dalam memilih asuransi
syariah.Dalam pelaksanaannya, peneliti akan memberikan kuisioner langsung
kepada para nasabah yang ada di Asuransi Takaful General Insurance Cabang
Setia Budi di Kota Medan. Hal ini dilakukan guna mendapatkan hasil atau data
faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan nasabah dalam memilih asuransi
syariah.Kuisioner yang digunakan bentuknya tertutup, yakni dibaca dan diisi
menurut pilihan yang terdapat dalam kuisioner.
Setelah data didapatkan maka selanjutnya dilakukan analisis regresi linear
berganda. Persamaannya di notasikan sebagai berikut :
Dimana :
Y11 = Keputusan nasabah dalam memilih asuransi syariah
A = Nilai konstanta
b1 s/d b4 = Koefisien regresi
x11 = Pelayanan
x12 = Religius
x13 = Profit Sharing
x14 = Promosi
ε = Standart Error
3.8. Test Goodness of Fit
Untuk pengujian hipotesis dilakukan Test Goodness of Fit yang disebut juga
dengan uji keselarasan atau uji kelayakan.Menurut Karl Pearson apabila hasil
pengkuran menunjukkan adanya keselarasan antara nilai yang teramati dengan
frekuensi teoritisnya atau nilai harapannya, maka hipotesa kerjanya (hipotesa nol)
diterima, begitu pula sebaliknya (Suharyadi, 2004). Macam-macam Test
Goodness ofFit sebagai berikut:
1. Nilai t hitung (Uji Parsial)
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel
independen secara parsial berpengaruh sinifikan terhadap variabel dependen
(Priyatno, 2008).
Jika t hitung < t tabel atau Sig>0.05 ; H0 diterima dan H1 ditolak
Jika t hitung > t tabel atau Sig <0.05 ;H0ditolak dan H1 diterima
H0: Pelayanan, religius, profit sharing, dan promosisecara parsial tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap keputusan nasabah dalam memilih asuransi
syariah.
H1: Pelayanan, religius,profit sharing, dan promosisecara parsial memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap keputusan nasabah dalam memilih asuransi
syariah.
2. Nilai F hitung (Uji Simultan)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui secara bersama-sama apakahvariabel
bebas berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap variabel terikat.
Jika F hitung< F tabel atau Sig> 0.05 ; H0 diterima dan H1 ditolak
Jika F hitung > F tabel atau Sig <0.05 ;H0ditolak dan H1 diterima
H0: Pelayanan, religius,profit sharing, dan promosisecara serempak tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan nasabah dalam memilih
H1: Pelayanan, religius, profit sharing, dan promosisecara serempak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap keputusan nasabah dalam memilih asuransi
syariah.
3. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar hubungan dari
beberapa variabel dalam pengertian yang lebih jelas. Koefisien determinasi akan
menjelaskan seberapa besar perubahan atau variasi suatu variabel bisa dijelaskan
oleh perubahan atau variasi pada variabel yang lain.Semakin besar nilai R2
tersebut berarti semakin kuat kemampuan variabel independen menjelaskan
variabel dependen.Dalam bahasa sehari-hari adalah kemampuan variabel bebas
untuk berkontribusi terhadap variabel tetapnya dalam satuan persentase (Wahyu
Ario Pratomo & Paidi Hidayat, 2010).
Nilai koefisien ini antara 0 dan 1, jika hasil lebih mendekati angka 0 berarti
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
amat terbatas.Tapi jika hasil mendekati angka 1 berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen (Suharyadi, 2004).
3.9. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik
Pendugaan dengan metode kuadrat terkecil (ordinary least square)memiliki
beberapa persyaratan untuk memperoleh the best linear unbiased
estimated(BLUE) sehingga dilakukan uji asumsi klasik, namun pada penelitian ini
penelitian dengan data time series. Hal ini dikemukakan oleh Supranto (2005)
bahwa otokorelasi merupakan korelasi antara anggota seri observasi yang disusun
menurut urutan waktu. Sehingga pada penelitian ini sebelum dilakukan uji regresi
linier berganda akan dilakukan uji penyimpangan asumsi klasik yaitu :
a. Asumsi Multikolinieritas
Menurut Ragner Frish dalam Supranto (2005) istilah kolinieritas sendiri berarti
hubungan linear tunggal, sedangkaan kolinieritas ganda (multicollinearity)
menunjukkan adanya lebih dari satu hubungan linear yang sempurna.Selanjutnya
dikemukakan pula oleh Sulianto (2011) bahwa uji multikolinieritas bertujuan
untuk menguji apakah dalam model regresi yang terbentuk terdapat korelasi yang
tinggi atau sempurna di antara variabel bebas atau tidak.
Untuk mendeteksi adanya multikolinieritas dapat ditinjau dari beberapa hal
berikut (Wahyu Ario Pratomo & Paidi Hidayat, 2010) :
1. Nilai R2tinggi tetapi nilai t statistik sangat kecil atau bahkan tidak ada variabel
bebas yang signifikan maka hal ini menunjukkan adanya gejala
multikolinieritas.
2. Jika nilai VIF tidak lebih dari 10 maka model tidak mengandung
multikolineieritas. Misalnya variabel yang seharusnya memiliki pengaruh
(koefisien) positip, namun hasil estimasi menunjukkan hasil negatip.
Jika masalah multikolinieritas tidak terpenuhi maka dapat dilakukan beberapa
metode untuk mengatasinya.Metode-metode yang dapat dilakukan adalah sebagai