ANALISIS PRODUKTIVITAS DAN KELAYAKAN USAHA
BUDIDAYA TEBU DI LAHAN TEGALAN DENGAN
SISTEM KEPRASAN DI KABUPATEN MALANG JAWA
TIMUR
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Derajat Gelar S-2
Magister Agribisnis
Disusun oleh : MUHANDOYO NIM 201210390211009
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan
rahmat, taufik dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis
dengan judul “Analisis Produktivitas Dan Kelayakan Usaha Budidaya Tebu di
Lahan Tegalan dengan Sistem Keprasan di Kabupaten Malang Jawa Timur” yang
merupakan syarat dalam memperoleh gelar Magister Agribisnis di Program
Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang.
Pada kesempatan ini tak lupa penulis sampaikan ucapan terima kasih
kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Jabal Tarik Ibrahim, M.Si selaku Pembimbing Utama
dan Bapak Dr. Ir. Sutawi, MP selaku Pembimbing Pendamping yang telah banyak
meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan dan petunjuk dalam
penyusunan Tesis hingga selesai. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan
kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Anas Tain, MM selaku Ketua Jurusan Program Studi
Magister Agribisnis Universitas Muhammadyah Malang dan selaku Tim
Penguji Tesis.
2. Bapak Dr. Aries Sulistyo, M.Si selaku tim Penguji Tesis.
3. Bapak dan Ibu Dosen program Magister Agribisnis beserta seluruh Staff
Tata Usaha Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang.
4. Tim Tehnis Dinas Perkebunan Kabupaten Malang.
5. Kepala UPT Balai Penyuluhan Kecamatan Ngajum dan Wonosari
6. Pengurus, Karyawan dan Anggota Koperasi Unit Desa “Ngajum“
Kabupaten Malang.
7. Seluruh teman-teman Jurusan Magister Agribisnis UMM yang telah
membantu kelancaran penyusunan Tesis ini.
Penulis hanya dapat berdoa, semoga amalan beliau tersebut diatas
memperoleh balasan yang lebih baik dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa
Tesis ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu demi perbaikan penulis
dengan senang hati menerima kritik dan saran. Semoga Tesis ini dapat menambah
khasanah ilmu pengetahuan dan bermanfaat bagi mereka yang membutuhkan.
Malang, Juni 2014
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………... i
ABSTRAK ………. iii
DAFTAR ISI……….. iv
DAFTAR TABEL……….. vii
DAFTAR GAMBAR………. x
DAFTAR GRAFIK ……… xi
DAFTAR LAMPIRAN ……….. xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang……….. 1
1.2 Rumusan Masalah ………... 4
1.3 Tujuan Penelitian ……….. 4
1.4 Kegunaan Penelitian ……….. 5
1.5 Definisi Istilah ………... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka………... 7
2.1.1 Produktivitas ………... 7
2.1.2 Budidaya Tebu Keprasan………... 8
2.1.3 Fungsi Produksi………... 12
2.1.4 Analisis Fungsi Produksi Cobb Douglas……….. 18
2.1.5 Faktor Produksi Usaha Budidaya Tebu Keprasan……… 20
2.1.6 Penelitian Terdahulu………... 20
2.3 Hipotesis ……….... 34
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subyek, Obyek dan Tempat Penelitian ………... 35
3.2 Metode Penelitian ………... 36
3.2.1 Desain Penelitian ………... 36
3.2.2 Sumber Data dan Cara Menentukannya……… 36
3.2.3 Metode Penarikan Sample ……… 37
3.2.4 Rancangan Uji Hipotesis ……… 39
A. Analisis Fungsi Produksi Cobb Douglas ……… 39
1. Peranan Faktor-faktor Produksi terhadap Produktivitas ……….. 40 2. Analisis Nilai Produk Marginal………. 45
B. Analisis Ekonomi ……… 46
1. Analisis Biaya, Penerimaan, dan Keuntungan……... 46
2. Analisis Break Even Point (BEP) ……….. 47
3. Analisis Revenue Cost Ratio (R/C Ratio) …………. 48
3.2.5 Operasionalisasi Variabel ………... 49
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Wilayah ……….. 51
4.1.1 Deskripsi Daerah Penelitian ………. 51
4.1.2 Curah Hujan ………. 54
4.1.3 Luas Lahan Menurut Ekosistem……….. 55
4.1.4 Komoditi Utama Menurut Sub Sektor Petanian ………. 56
4.2.1 Jumlah Penduduk ………. 62
4.2.2 Karakteristik Sample Penelitian ……….. 63
4.3 Hasil Analisis dan Pengujian Hipotesis ……….. 65
4.3.1 Uji Kriteria Statistik ……… 65
4.3.2 Uji Kriteria Ekonometrika……….. 73
4.4 Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi ………. 75
4.5 Analisis Biaya, Penerimaan, dan Keuntungan ………. 78
4.6 Analisis Break Even Point (BEP) ………. 85
4.7 Analisis Revenue Cost Ratio (R/C Ratio) ……… 87
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ……….. 88
5.2 Saran ………. 88
DAFTAR PUSTAKA……… 90
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
1 Perkembangan Luas Areal Tanam, Produksi Tebu
dan Produksi Gula Kabupaten Malang Th 2009-2013 ... 3
2 Jumlah populasi dan Sample Pada Masing-masing Strata
di Kedua Kecamatan………... 39
3 Batas Wilayah Administrasi Kedua Kecamatan di Daerah
Penelitian……… 51
4 Rincian Desa di Kedua Wilayah Kecamatan di Daerah
Penelitian……… 52
5 Jarak Antara Kedua Kantor Kecamatan dengan Ibukota
Kabupaten Malang, Kota Malang, dan Ibukota Provinsi
JawaTimur ………. 52
6 Luas Lahan Menurut Ekosistem ……… 56
7 Data Input–Output Tanaman Pangan dan Holtikultura… 57
8 Data Input–Output Tanaman Perkebunan……… 57
9 Data Potensi Perikanan di Daerah Penelitian………. 60
10 Data Populasi Ternak di Daerah Penelitian……… 61
11 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur di
Daerah Penelitian……… 62
12 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di
14 Pengalaman Bertani Petani Sample di Daerah Penelitian ... 64
15 Tingkat Pendidikan Petani Sample di Daerah Penelitian… 65
16 Hasil Analisis Fungsi Produksi Cobb Douglas………….. 66
17 Hasil Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi
Dalam Usaha Budidaya Tebu di Daerah Penelitian MTT
2012/2013, MG 2013 ……… 75
18 Jumlah Biaya Tetap (TFC) Per Hektar Usaha Budidaya
Tebu di Daerah PenelitianMTT 2012/2013 ………. 80
19 Jumlah Biaya Tidak Tetap (TVC) Per Hektar Usaha
Budidaya Tebu di Daerah Penelitian MTT 2012/2013 ….. 81
20 Jumlah Biaya (TC) Usaha Budidaya Tebu Per Hektar di
Daerah Penelitian MTT 2012/2013……… 82
21 Penerimaan Usaha Budidaya Tebu per Hektar di Daerah
PenelitianMG 2013 ……… 84
22 Hasil Analisis Keuntungan Usaha Budidaya Tebu per
Hektar di Daerah Penelitian MG 2013 ……… 85
23 BEP Usaha Budidaya Tebu Per Hektar di Wilayah
Kecamatan Ngajum dan Kecamatan Wonosari Kabupaten
Malang MG 2013……… 86
24 Analisis R/C Ratio Usaha Budidaya Tebu Per Hektar di
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman
DAFTAR GRAFIK
Grafik Judul Halaman
1 Hubungan Fungsional Produksi Fisik dan Faktor Produksi 13
2 Tahapan Produksi Berhubungan Dengan hukum Kenaikan
Hasil yang Makin Berkurang ……… 15
3 Curah Hujan di Daerah Penelitian Tahun 2008-2012 ….. 55
4 Luas Areal Tanaman Tebu di Daerah Penelitian Tahun
2010-2013 ……….. 58
5 Produksi Tebu di Daerah Penelitian Tahun 2010-2013 … 59
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul
1 Populasi Petani Tebu Berdasarkan Strata Luas Lahan Tegalan di
Daerah Penelitian MTT 2012/2013
2 Daftar Sample Petani Tebu Berdasarkan Luas Lahan dan Strata
Kepemilikan di Daerah Penelitian MTT 2012/2013
3 Petani Sample Berdasarkan Umur, Pengalaman, dan Tingkat
Pendidikan di Daerah Penelitian Tahun 2013
4 Penggunaan Bibit Sulam, Pupuk Anorganik dan Organik Usaha
Budidaya Tebu di Daerah Penelitian MTT 2012/2013
5 Penggunaan tenaga Kerja Usaha Budidaya Tebu di Daerah
Penelitian MTT 2012/2013
6 Faktor Produksi dan Produksi Usaha Budidaya Tebu di Daerah
Penelitian MTT 2012/2013
7 Analisis Regresi Linear Berganda
8 Uji Normalitas
9 Uji Multikolinearitas
10 Uji Heteroskedasitas
11 Uji Autokorelasi
12 Analisis efisiensi Alokasi penggunaan Faktor-faktor Produksi
Usaha Budidaya Tebu di Daerah Penelitian MTT 2012/2013, MG
13 Jumlah Biaya Tetap (TFC) Usaha Budidaya Tebu di Daerah
Penelitian MTT 2012/2013
14 Biaya Pembelian Pupuk, Tenaga Kerja, Angkutan, dan Lain-lain
(TVC) Usaha Budidaya Tebu di Daerah Penelitian MTT 2012/2013
15 Analisis Penerimaan(Revenue)Usaha Budidaya Tebu di Daerah
Penelitian MG 2013
16 Perhitungan BEP Usaha Budidaya Tebu di Daerah Penelitian MG
2013
17 Perhitungan R/C ratio Usaha budidaya Tebu di Daerah Penelitian
MG 2013
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous (1992). Pembudidayaan Tebu Di Lahan Sawah Dan Tegalan. Jakarta: Penebar Swadaya.
Anonymous (2005). Landasan Teknis Budidaya Tebu Di Lahan Tegalan. Surabaya : Dinas Perkebunan Jawa Timur.
Anonymous (2005). Standar Karakteristik Pertumbuhan Agronomis Tebu. Surabaya: Dinas Perkebunan Jawa Timur.
Anonymous (2005). Pengelolaan Tebu Keprasan. Surabaya: Dinas Perkebunan Jawa Timur.
Anonymous (2005). Sosialisasi Program Akselerasi Peningkatan Produktivitas Gula Nasional Dan Pengembangan Tebu. Surabaya: Dinas Perkebunan Jawa Timur.
Anonymous (2005). Revitalisasi Industri Gula Jawa Timur. Surabaya : Dinas Perkebunan Jawa Timur.
Abimanyu, Y. (2004).Ekonomi Manajerial. Bogor: Ghalia Indonesia.
Agustina, E.S. (2010). Analisis Efisiensi Faktor Produksi dan Pendapatan Usahatani Tebu, Studi Kasus di Desa Banjarejo, Kecamatan Pagelaran
Kabupaten Malang.
( http://elibrary.ub.ac.id/bitstream/123456789/26408/5/analisis-efisiensi-faktor-
produksi-dan-pendapatan-usahatani-tebu-saccharum-officinarum-l-(ringkasan).pdf diakses pada tanggal 20 Januari 2014 )
Ajija, S.R., Sari, D.W., Setianto, R.H., dan Primanti, M.R. (2011). Cara Cerdas
Menguasai EViews. Jakarta: Salemba Empat.
Apriliani, D., Suwarto, dan Qonita, RR.A. (2013). Analisis Komparatif Usahatani Tebu Untuk Pembuatan Gula Pasir dan Gula Tumbu di kecamatan Dawe Kabupaten Kudus.E-Jurnal AGRISTA. Edisi 2 Vol 1 (2013).
Ariani, M., Askin, A., dan Hestina, J. (2006). Analisis Daya Saing Usahatani Tebu di Provinsi Jawa Timur. SOCA (Socio-Economic Of Agriculturre and Agribusiness). Vol. 6, No. 1 Februari 2006.
Daniels, M. (2001).Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Effendi, I. dan Oktariza, W. (2006). Manajemen Agribisnis Perikanan. Bogor: Penebar Swadaya.
Gunawan, M.A. (2013). Statistik Untuk Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Parama Publishing.
Hernanto (1991).Ilmu Usahatani.Edisi Tiga. Jakarta: Erlangga.
Muljadi, P. (1995). Evaluasi Proyek, Uraian Singkat dan Soal Jawab. Jakarta: Liberty.
Permadi, H. (1999). Teknik Analisis Regresi Teori dan Aplikasinya. Malang: Fakultas MIPA UM.
Qudratullah, M.F. (2012).Analisis Regresi Terapan Teori, Contoh Kasus, dan Aplikasi dengan SPSS. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Rahmat, M. (1999). Profil Tebu Rakyat di Jawa Timur. JAE Vol. II/ No. 2/ Okt 1992. Hal. 39–57.
Riduan dan Sunarto (2009).Pengantar Statistik Untuk Penelitian.Alfabeta.
Singarimbun, M. dan Effendi, S. (1981). Metode Penelitian Survey. Yogyakarta: LP3ES.
Soekartawi, Soeharjo, A., Dillon, J.L., dan Hardaker, J.B. (1984).Ilmu Usahatani Dan Penelitian Untuk Pengembangan Petani Kecil. Jakarta: UI Press.
Soekartawi (1990). Teori Ekonomi Produksi dengan Pokok Bahasan Analisis Fungsi Cobb Douglass.Jakarta: PT. Grafindo Persada.
Soekartawi (1995). Analisis Usahatani. Jakarta: Universitas Indonesia (UI –
Press).
Soekartawi (2001).Agribisnis –Teor dan Aplikasinya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Soekartawi (2003). Teori Ekonomi Produksi dengan Pokok bahasan Analisis Fungsi Cobb-Douglas. Jakarta: C.V. Rajawali
Sudjana (1992).Metode Statistik.Bandung.
Supranto J. (1993).Pengantar Statistik Ekonomi.Jakarta: LP3ES.
Supranto J. (1993). Metode Peramalan Kuantitatif Untuk perencanaan Ekonomi Dan Bisnis.Jakarta: PT.Rineka Cipta.
Susilowati, S.H. dan Timaprilla, N. (2009). Analisis Efisiensi Usahatani Tebu di Jawa Timur.Jurnal Littri 18(4): 162–17,Desember 2012.
Nuryanti, S. (2004). Usahatani Tebu Pada Lahan Sawah dan Tegalan di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Bogor: Pusat Analisis Sosaila ekonomi dan Kebijakan Pertanian.
Syakir, M., Deciyanto S., dan S. Damanik (2013). Analisa Usahatani Budidaya Tebu Intensif, Studi Kasus di Kabupaten Purbalingga. Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri 5(2),Oktober 2013:51−57.
Tjondrokusumo (1984). Diktat Pengantar Ilmu Pemasaran Jilid III. Malang: Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya.
Wibowo, E. (2012). Pola Kemitraan Antara Petani Tebu Rakyat Kredit (TRK) dan Mandiri (TRM) dengan Pabrik Gula Modjopanggoong Tulungagung. Jurnal Manajemen Agribisnis, Vol. 13, No. 1, Januari 2013
www.disbun.jatimprov.go.id/komoditi_tebu.php (diakses pada tanggal 5 Januari 2014)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Tebu merupakan tumbuhan sejenis rerumputan yang dikelompokkan
dalam famili gramineae. Seperti halnya padi dan termasuk kategori tanaman
semusim, tanaman tebu tumbuh membentuk anakan, mengelompokkan dalam
bentuk rumpun dan menghasilkan karbohidrat yang begitu tinggi. Tanaman tebu
membutuhkan waktu untuk menghasilkan produksi gula mencapai 11 - 12 bulan.
Rata-rata bobot tebu yang dapat dihasilkan melalui pengelolaan budidaya yang
baik dapat mencapai produktivitas tebu sekitar 1000 - 1200 ku/ha. Namun
dilapangan masih sering dijumpai pengelolaan tebu dengan tata cara yang tidak
baik sehingga produktivitas tebu yang dihasilkan menjadi rendah, kurang dari 700
ku/ha (Anonymous, 2005).
Kinerja industri gula nasional tidak terlepas dari situasi dan kondisi
industri gula di Jawa Timur, karena propinsi ini merupakan penghasil utama gula
di Indonesia. Sekitar 41% total produksi gula nasional berasal dari Jawa Timur
dan sekitar 44% area tebu Indonesia berada di Jawa Timur. Karena itu Jawa
Timur sebenarnya barometer industri gula nasional (Anonymous, 2005).
Berbagai penelitian terhadap komoditas tebu maupun gula sudah banyak
dilakukan, mengingat gula merupakan komoditas strategis dan sangat penting
peranannya bagi perekonomian Indonesia. Rahmat (1999) mendeskripsikan profil
tebu rakyat di Jawa Timur secara umum bahwa tebu telah diterima petani sebagai
adalah dengan jalan meningkatkan produksi gula dalam negeri. Hal ini karena
beberapa alasan yaitu (1) produksi gula dalam negeri masih dapat ditingkatkan
dengan jalan meningkatkan produksi dan produktivitasnya, (2) dapat menghemat
devisa negara, (3) terbukanya kesempatan kerja bagi masyarakat, (4) peningkatan
pendapatan masyarakat, (5) perbaikan struktur perekonomian masyarakat
setempat (Anonymous, 1995).
Usaha budidaya tebu yang dilakukan oleh petani cenderung melakukan
pengeprasan secara berulang. Seiring program akselerasi, maka produktivitas dan
kelayakan usahatani tebu di lahan kering atau tegal dengan sistem keprasan perlu
dikaji guna menyakinkan petani bahwa usaha budidaya tebu tersebut masih
dianggap sebagai sumber pendapatan keluarga dan secara finansial layak untuk
diusahakan.
Selaras dengan diberlakukannya tebu keprasan, petani diberi kelonggaran
untuk menanam tebu di lahan kering atau tegalan. Dorongan untuk mengelola
keprasan antara lain karena biaya pengelolaan berkurang, sedangkan keluaran
hasilnya hampir tidak turun,sebagai upaya mengatasi kelangkaan tenaga kerja dan
mengatasi makin terbatasnya lahan yang bisa ditanami tebu (Anonymous, 2005).
Fakta di lapangan menunjukkan bahwa usahatani tebu dengan sistem
pengeprasan lebih dari tiga kali masih menguntungkan dibanding dengan
budidaya tanaman baru (plane cane), karena sisten keprasan membutuhkan biaya
relatif lebih kecil. Ini karena terdapat penghematan dari biaya pembelian bibit dan
pengolahan tanah. Namun demikian, budidaya keprasan juga tidak selamanya
menguntungkan karena pada tingkat keprasan tertentu diperolehan produksi yang
sudah tidak menguntungkan seharusnya tanaman tersebut dibongkar dan diganti
dengan tanaman tebu baru, agar petani saat panen tidak mengalami kerugian.
Perkembangan luas areal tanaman tebu, produksi tebu, dan produksi gula
di Kabupaten Malang selama lima tahun terakhir, dari tahun 2009 sampai 2013
[image:21.595.114.509.241.380.2]adalah berikut ini:
Tabel 1. Perkembangan Luas Areal Tanam, Produksi Tebu, dan Produksi Gula Kabupaten Malang Tahun 2009 - 2013
Musim
Giling Luas Areal
Produksi
Tebu Rend.
Produksi Gula
( Tahun ) ( Ha ) ( Kw ) ( % ) ( Kw )
2009 30.987,56 26.897.912 7,3 1.970.488 2010 33.872 32.985.286 6,6 1.965.579 2011 42.421 33.324.406 7,6 2.519.325 2012 44.267 37.538.798 8,6 3.220.829 2013 44.317 38.600.499 7,3 2.817.836 Sumber: Distanbun Kabupaten Malang Tahun 2014
Dari tabel di atas, diketahui perkembangan untuk luas areal tanaman tebu
dari tahun 2009 sampai tahun 2013 rata-rata sebesar 9,27%, untuk produksi tebu
juga mengalami peningkatan rata-rata sebesar 9,79%. Perkembangan rendeman
secara keseluruhan dari tahun 2009 sampai tahun 2013 rata-rata sebesar 0,90%
meskipun di tahun 2009 ke tahun 2010 mengalami penurunan sebesar 9,59%
begitu juga dari tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 15,12%.
Sedangkan untuk perkembangan produksi gula secara keseluruhan mengalami
peningkatan rata-rata sebesar 10,65% meskipun di tahun 2012 ke tahun 2013
mengalami penurunan sebesar 13%, hal ini sebagai akibat adanya penurunan
rendeman tahun 2013. Selain itu, adanya penurunan rendeman ini menyebabkan
tebu yang ada di wilayah Kabupaten Malang pada saat panen yang seharusnya
Malang. Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa Kabupaten Malang
mempunyai potensi yang besar dalam menghasilkan komoditi gula.
Dari latar belakang diatas penulis ingin melakukan penelitian mengenai
“Analisis Produktivitas dan Kelayakan Usaha Budidaya Tebu di Lahan Tegalan dengan Sistem Keprasan di Kabupaten Malang Jawa Timur“.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka permasalahan usaha
budidaya tebu pada lahan tegalan dengan sistem keprasan dapat dirumuskan
sebagai berikut :
1. Bagaimana peranan faktor produksi luas lahan, bibit sulam, pupuk
anorganik, pupuk organik, tenaga kerja, pengalaman bertani, dan tingkat
pendidikan terhadap produktivitas tebu?
2. Apakah penggunaan faktor-faktor produksi dalam usaha budidaya tebu
sudah mencapai tingkat efisiensi?
3. Bagaimana tingkat kelayakan usaha budidaya tebu di lahan tegalan dengan
sistem keprasan, apakah layak untuk diusahakan?
1.3. Tujuan penelitian
Dalam penelitian ini, tujuan yang akan dicapai adalah untuk mengetahui :
1. Peranan faktor produksi luas lahan, bibit sulam, pupuk anorganik, pupuk
organik, tenaga kerja, pengalaman bertani, dan tingkat pendidikan
2. Tingkat efisiensi harga atau allocative efficiency penggunaan
masing-masing faktor produksi terhadap produktivitas tebu.
3. Kelayakan usaha budidaya tebu pada lahan tegalan dengan sistem
keprasan.
1.4. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai :
1. Bahan informasi dan pertimbangan bagi petani tentang faktor produksi
apa saja yang berperan terhadap produktivitas tanaman tebu dalam usaha
budidaya tebu di lahan tegalan dengan sistem keprasan.
2. Informasi bagi petani dalam melaksanakan efisiensi harga penggunaan
faktor-faktor produksi dalam budidaya tanaman tebu.
3. Bahan informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam rangka
pengembangan dan peningkatan produksi tebu di lahan tegalan dengan
sistem keprasan.
1.5. Definisi Istilah
1. Produktivitas adalah banyaknya produksi yang dihasilkan per satuan luas
pada suatu periode tertentu.
2. Budidaya tebu adalah upaya menciptakan kondisi fisik lingkungan
tanaman tebu, berdasarkan ketersediaan sumberdaya lahan, alat dan tenaga
yang memadai agar sesuai dengan kebutuhan pada fase pertumbuhan
3. Lahan tegalan adalah lahan yang mengandalkan air hujan untuk memenuhi
kebutuhan tanaman.
4. Sistem keprasan adalah suatu cara menumbuhkan kembali bekas tebu yang
telah ditebang, baik bekas tebu giling atau tebu bibitan.
5. Faktor produksi adalah input atau sarana yang digunakan untuk
menghasilkan barang/ produksi pada periode tertentu.
6. Produksi tebu adalah hasil fisik dari usaha budidaya tebu yang diperoleh
dalam satu kali periode proses produksi.
7. Kelayakan usaha adalah tingkat kesesuaian perbandingan antara
penerimaan dengan biaya yang dikeluarkan dalam satu periode tertentu
dalam kegiatan usaha budidaya tebu.
8. Penerimaan adalah jumlah produksi dikalikan dengan harga jual produksi
pada saat panen.
9. Biaya adalah korbanan yang di keluarkan dalam proses produksi.
10. Keuntungan adalah hasil bersih dari usaha yang merupakan selisih antara
penerimaan dengan biaya produksi pada suatu periode tertentu.
11. Rendemen adalah merupakan persentase perbandingan jumlah gula yang