• Tidak ada hasil yang ditemukan

TA : Rancang Bangun Sistem Informasi Pengolahan Data Perkembangan Kecerdasan Siswa di Sekolah Dasar.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TA : Rancang Bangun Sistem Informasi Pengolahan Data Perkembangan Kecerdasan Siswa di Sekolah Dasar."

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)

DATA PERKEMBANGAN KECERDASAN SISWA DI

SEKOLAH DASAR

Oleh :

Nama : NI MADE WIDNYANAWATI

NIM : 00.41010.0232

Program : S1 (Strata Satu)

Jurusan : Sistem Informasi

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER

SURABAYA

(2)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAKSI ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Pembatasan Masalah ... 3

1.4 Tujuan ... 3

1.5 Sistematika Penulisan ... 3

BAB II LANDASAN TEORI ... 5

2.1 Sistem Informasi Manajemen ... 5

2.2 Pendidikan ... 6

2.3 Dasar Pengembangan Kurikulum ... 6

2.4 Kecerdasan Intelektual (IQ) ... 9

2.5 Kecerdasan Emosional (EQ) ... 11

2.6 Kecerdasan Spiritual (SQ)... 12

2.7 Struktur Kecerdasan Dalam Perspektif Psikologi Spiritual….. 14

2.8 Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligence) ………. 15

2.9 Proses EvaluasiKenaikan ………. 18

(3)

2.10 Proses Evaluasi Kelulusan………. 21

2.11 Proses Evaluasi Kecerdasan ... 21

2.12 Metode Bacward Chaining ... 37

BAB III METODELOGI PENELITIAN ... 39

3.1. Metodelogi Penelitian ... 39

3.1.1 Analisis Sistem ... 39

3.1.2 Diagram Berjenjang ... 43

3.1.3 DFD ... 45

3.1.4 ERD ... 50

3.1.5 Struktur Database ... 53

3.1.6 Perancangan Antar Muka ... 65

3.1.7 Perancangan Rule ... 75

3.2. Prosedur Sistem ... 77

3.2.1 Proses Evaluasi Kenaikan ... 77

3.2.2 Proses Evaluasi Kelulusan ... 81

3.2.2 Proses Evaluasi Kecerdasan ... 83

3.3. Rancangan Evaluasi ... 85

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ... 87

4.1 Implementasi ... 87

4.1.1 Form Login ... 88

4.1.2 Form Menu Utama ... 88

4.1.3 Form Ganti Password ... 89

4.1.4 Form Karyawan ... 90

(4)

4.1.6 Form Aktifitas Siswa ... 92

4.1.7 Form Input Nilai ... 93

4.1.8 Form Perhitungan Raport ... 94

4.1.9 Form Koreksi Nilai ... 96

4.1.10 Form Perkembangan ... 97

4.1.11 Form Input Nilai Ujian Akhir ... 100

4.1.12 Form Evaluasi Kelulusan ... 101

4.1.13 Form Raport ... 103

4.1.14 Form Kecerdasan Siswa ... 103

4.2 Evaluasi ... 104

4.2.1 Proses Evaluasi Kenaikan ... 104

4.2.2 Proses Evaluasi Kelulusan ... 105

4.2.3 Proses Evaluasi Kecerdasan ... 105

BAB V PENUTUP ... 107

4.1 Kesimpulan ... 107

DAFTAR PUSTAKA ... 108

(5)

LANDASAN TEORI

Bab II berisi tentang landasan teori yang digunakan sebanyak 12 yaitu

Sistem Informasi Manajemen, Pendidikan, Dasar Pengembangan Kurikulum,

Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual, Struktur

Kecerdasan Dalam Perspektif Psikologi Spiritual, Kecerdasan Majemuk

digunakan untuk mengidentifikasi pengamatan yang akan dilakukan, Proses

Evaluasi Kenaikan digunakan dalam perhitungan kenaikan kelas, Proses Evaluasi

Kelulusan digunakan dalam perhitungan kelulusan, Proses Evaluasi Kecerdasan

digunakan dalam penelusuran balik terhadap data yang ada dengan menggunakan

Metode Backward Chaining.

2.1. Sistem Informasi Manajemen

Sistem Informasi Manajemen didefinisikan sebagai sebuah Computer Base

Information System (CBIS) yang memungkinkan informasi sampai ke tangan

penggunanya yang memiliki kebutuhan sejenis. Pengguna umumnya terbagi

sesuai struktur organisasi perusahaan. Informasinya menggambarkan kondisi

perusahaan atau sebagian aktifitas unit organisasi yang berhubungan dengan

kejadian di masa lalu, apa yang sedang berjalan saat ini, serta apa yang mungkin

dialami di masa mendatang. Keluaran informasi dapat berbentuk laporan periodik,

laporan khusus, atau simulasi matematis. Informasi ini akan dimanfaatkan baik

oleh manajer maupun bukan-manajer untuk proses pengambilan keputusan atas

problema perusahaan yang mereka hadapi. SIM sendiri biasanya dibagi menjadi

beberapa sub-sistem sesuai hirarki organisasi atau fungsional. Karena itu sering

(6)

ditemui Marketing Information System untuk aplikasi pemasaran, Financial

Information System untuk fungsi keuangan, Human Resource Information System

untuk aktifitas personalia, dan lain-lain. Keseluruhan sistem ini akan bermuara

untuk menghasilkan ikhtisar informasi ke dalam sub-sistem yang disebut

Executive Information System bagi para pimpinan tertinggi perusahaan.

2.2. Pendidikan

Pendidikan merupakan bagian Integral dalam pembangunan. Pendidikan

adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan,

pengajaran, dan latihan, bagi peranannya di masa yang akan datang. Tujuan

pendidikan adalah seperangkat hasil pendidikan yang tercapai oleh peserta didik

setelah diselenggarakannya kegitan pendidikan. Tujuan pendidikan tersusun

bertingkat, terdiri dari tujuan pendidikan nasional, tujuan institusional, tujuan

kurikuler, dan tujuan pembelajaran. Tujuan pendidikan nasional telah ditetapkan

dalam UU No 2 Th 1989 tentang sistem Pendidikan Nasional.

2.3. Dasar Pengembangan Kurikulum

Pengertian kurikulum adalah

1. Pendidikan yang harus ditempuh oleh siswa dalam jangka waktu tertentu

untuk memperolah jasa.

2. Sejumlah mata ajaran yang harus ditempuh oleh siswa untuk memperolah

pengetahuan.

3. Suatu program pendidikan yang disediakan untuk membelajarkan siswa.

(7)

5. Dalam UU No 2 Th 1989 dikemukakan, bahwa kurikulum adalah seperangkat

rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pengajaran serta cara yang

digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan.

Landasan Pengembangan kurikulum berdasarkan pada:

1. Filsafat pendidikan yang mengandung nilai-nilai dan cita-cita masyarakat

tentang manusia yang ideal, dan merupakan sumber tujuan pendidikan.

2. Lingkungan merupakan suatu ekosistem yang meliputi hubungan manusiawi,

lingkungan sosio cultural, lingkungan biologis, dan lingkungan geografis.

3. Kebutuhan pembangunan tersirat dalam tujuan pembangunan nasional, yakni

mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas dan pembangunan

ekonomi dalam upaya mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil dan

merata, mandiri, maju dan tangguh.

4. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berada dalam keseimbangan

yang dinamis dan efektif, dengan pembinaan sumber daya manusia tertuju

pada peningkatan kualitas, selaras dengan nilai-nilai, berpijak pada

peningkatan produktifitas, efisiensi, dan efektifitas.

Sedangkan komponen kurikulum terdiri dari:

1. Tujuan kurikulum yang bersumber pada tujuan pendidikan nasional.

2. Materi kurikulum adalah isi kurikulum berupa bahan kajian dan pelajaran.

3. Metode atau cara yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran.

4. Organisasi kurikulum, yang terdiri dari mata pelajaran terpisah, mata pelajaran

berkorelasi, bidang studi atau pengajaran, program yang berpusat pada anak,

core program dan eclektic program.

(8)

DEPNIKNAS tahun 2002 mengemukakan bahwa kurikulum berbasis

kompetensi memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa, baik secara individu

maupun klasikal.

2. Berorientasi pada hasil belajar dan keberagamaan.

3. Penyampaian pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang

bervariasi.

4. Guru bukan satu-satunya sumber belajar.

5. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar sebagai upaya untuk

pencapaian suatu kompetensi.

Sehingga karakteristik kurikulum berbasis kompetansi dapat diidentifikasi

sebagai berikut:

1. Sistem belajar dengan modul.

2. Menggunakan keseluruhan sumber belajar.

3. Pengalaman lapangan.

4. Strategi individu personal.

5. Kemudahan belajar dan belajar tuntas.

Sistem pembelajaran dengan modul adalah proses pembelajaran mengenai

satuan bahasan tertentu yang disusun secara sistematis, operasional dan terarah

untuk digunakan oleh peserta didik, disertai dengan pedoman penggunaannya

untuk para guru. Pada umumnya modul terdiri dari beberapa komponen, yaitu:

1. Lembar kegiatan peserta didik.

2. Lembar kerja.

(9)

4. Lembar soal.

5. Lembar jawaban.

6. Kunci Jawaban.

Berbagai komponen tersebut selanjutnya dikemas dalam format modul

yang terdiri dari:

1. Pendahuluan.

2. Tujuan pembelajaran.

3. Tes awal.

4. Pengalaman belajar.

5. Sumber belajar dan tes akhir.

Dengan demikian profil yang diharapkan dari lulusan Pendidikan Dasar

meliputi:

1. Tumbuh keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Tumbuh sikap beretika, sopansantun dan beradap.

3. Tumbuh penalaran yang baik, mau belajar, ingin tahu, senang membaca,

memiliki inovasi, berinisiatif dan bertanggung jawab.

4. Tumbuh kemampuan komunikasi sosial, tertib, sadar aturan, dapat bekerja

sama dengan teman, dapat berkompetensi.

5. Tumbuh kesadaran untuk menjaga kesehatan badan.

2.4. Kecerdasan Intelektual (IQ)

Kecerdasan seseorang sering kita ukur dengan tes IQ. Semakin tinggi tes

IQ kita maka kita dikatakan pinter, jika semakin rendah tes IQ kita maka kita

(10)

Cerdas tidaknya otak kita, sepertinya hanya ditentukan melalui test

kecerdasan yang populer dengan sebutan School Aptitude Test (SAT). Howard

Gardner, ahli psikologi Harvard School of Education, Amerika Serikat,

menyebutkan “cara berpikir IQ”: “bahwa orang itu entah cerdas atau tidak

terlahir secara demikian; bahwa tidak ada banyak hal yang dapat Anda lakukan

untuk mengubahnya; dan bahwa tes-tes itu dapat menunjukkan apakah Anda

termasuk orang cerdas atau bukan. Tes SAT untuk masuk perguruan tinggi,

berdasarkan pada pemahaman yang sama mengenai jenis bakat tunggal yang

menentukan masa depan Anda. Cara berpikir ini meresap kuat dalam

masyarakat”. (Sukidi,2002;37)

Tampak bahwa cara berpikir IQ yang cenderung linier, dan merupakan

derivasi dari aspek formal, berlogika Aristotelian serta matematik, seperti 2 + 2 =

4. cara pikir di luar kaidah ini dipandang sebagai tidak baku dan bahkan sering

kali dianggap salah.

Model kecerdasan IQ ini memang banyak diilustrasikan dengan

komputer yang memiliki tingakt IQ yang tinggi, karena dapat beroperasi cepat,

hampir tanpa kesalahan sama sekali. Kualitas (otak) kecerdasan manusia yang

memiliki tingkat IQ tinggi sering kali diumpamakan dengan tingkat kecanggihan

“kecerdasan” komputer. Tentu saja harus diakui bahwa otak manusia jelas jauh

lebih kompleks dibandingkan dengan komputer. Otak dapat difungsikan untuk

“berpikir secara rasional”, sedangkan komputer difungsikan untuk “mesin berpikir

secara mekanistik”.

Persepsi dan citra dikalangan masyarakat luas bahwa orang yang

(11)

menjanjikan. Sampai-sampai hal itu merasuk kuat ke dalam ingatan masyarakat:

mempunyai IQ tinggi menjamin kesuksesan hidup; sebaliknya , mempunyai IQ

sedang-sedang saja, apalagi rendah, begitu suram masa depan hidupnya.

2.5. Kecerdasan Emosional (EQ)

Bukan IQ satu-satunya parameter kesuksesan hidup. Ada faktor lain

untuk menjadi cerdas, yaitu kecerdasan emosional (EQ). Fakta konkret yang

dipaparkan oleh Goleman, IQ hanya menyumbangkan kira-kira 20 persen bagi

faktor-faktor yang menentukan sukses dalam hidup, sementara yang 80 persen

diisi oleh faktor-faktor kecerdasan lain. (Sukidi,2002;42)

Perhatian Goleman tertuju pada ciri-ciri lain, yaitu:

Kecerdasan Emosional (EQ) : kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan

bertahan menghadapi frustasi; mengendalikan dorongan hati; dan tidak

melebih-lebihkan kesenangan; mengatur suasana hati dan menjaga agar berempati dan

berdoa. Berbeda dengan IQ, yang penelitian mengenainya telah berumur hampir

seratus tahun atas ratusan ribu orang, kecerdasan emosional merupakan konsep

baru. Sampai sekarang, belum ada yang dapat mengemukakan dengan tepat sejauh

mana variasi yang ditimbulkannya atas perjalanan hidup atas perjalanan hidup

seseorang. Tetapi, data yang ada mengisyaratkan bahwa kecerdasan emosional

dapat sama ampuhnya, dan terkadang lebih ampuh dari IQ.” (Sukidi,2002;43)

Dengan paradigma kecerdasan emosional (EQ), emosi dapat diarahkan

pada kecerdasan:

(12)

Kedua, emosi tentu saja tidak cukup sekadar untuk dikenali, tetapi lebih lanjut

juga disadari eksistensi kehadirannya dalam mempengaruhi kehidupan emosional

kita.

Ketiga, kita lebih bisa mengelola, menguasai, dan bahkan mengendalikan emosi

kita.

Itulah sebabnya, paradigma EQ yang dikonstruksi Goleman lebih

mengacu pada kesadaran diri untuk mengendalikan emosi. Konsekuensi

negatifnya adalah orang biasanya selalu marah. Padahal, sikap

marah-marah justru mematikan nalar intelektual yang secara otomatis “membunuh”

potensi IQ dan EQ sekaligus. EQ dalam praktek kerja sehari-hari, begitu tampak

dan terasa: penuh motivasi dan kesadaran diri, empati, simpati, solidaritas tinggi

dan sarat kehangatan emosional dalam interaksi kerja. Sehingga begitu banyak

orang yang memiliki IQ sedang-sedang justru sukses salam hidup karena ternyata

dibekali dengan EQ yang tinggi. Sebaliknya banyak orang yang memiliki IQ

tinggi justru sering gagal dalam hidupnya, karena tingkat EQ yang dimiliki

rendah.

2.6. Kecerdasan Spiritual (SQ)

Kecerdasan Spiritual (SQ) merupakan riset terbaru jenis ”Q”. Segmen

terbesar umat di Indonesia baru mengenal SQ akhir-akhir ini saja: mulai dari

sekedar bisik-bisik SQ itu apa sih, sampai memasuki perbincangan serius tentang

kecerdasan spiritual di Indonesia.

Disamping faktor belum tersosialisasinya wacana kecerdasan spiritual

(13)

yang masih istimewa (luxurious) dalam blantika pemikiran intelektual, didunia

sekalipun. Padahal, “SQ is then necessary foundation for the effective functioning

of both IQ and EQ. It is our ultimate intellgence”, kata ahli psikologi terkemuka

abad ini, Danah Zohar dan Ian Marshall yang mempopulerkan kecerdasan

spiritual pada awal millennium baru melalui karyanya SQ, Spiritual Intelligence,

The Ultimate Intelligence, (London: Bloomsbury, 2000).

Spiritual Intelligence (SQ, Spiritual Quotient) adalah paradigma

kecerdasan spiritual. Artinya, segi dan ruang spiritual kita bisa memancarkan

cahaya spiritual (spiritual light) dalam bentuk kecerdasan spiritual. (Sukidi, 2002;

49)

Dari sudut pandang psikologi, kecerdasan spiritual justru mengejutkan

kita, karena ternyata sudut pandang psikologi memberitahu kita bahwa ruang

spiritual (spiritual space) pun memiliki arti kecerdasan. Logika sederhananya

(common sense): diantara kita bisa saja ada orang yang tidak cerdas secara

spiritual, dengan ekspresi keberagamaannya yang monolitik, eksklusif, dan

introleran, yang sering kali berakibat pada korban konflik atas nama agama.

Begitu juga sebaliknya, diantara kita bisa juga ada orang yang cerdas secara

spiritual sejauh orang itu mengalir dengan penuh kesadaran, dengan sikap jujur

dan terbuka, inklusif, dan bahkan pluralis dalam beragama ditengah pluralitas

(14)

2.7. Struktur Kecerdasan Dalam Perspektif Psikologi Spiritual

Setelah memetakan tiga paradigma kecerdasan, yakni kecerdasan

intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ), dan kecerdasan spiritual (SQ), akan

direkonstruksikan pola relasi dan struktur antara IQ, EQ, dan SQ.

Pada relasi ini mengandaikan terjadinya relasi positif antara IQ, EQ, dan

SQ, meskipun tetap mengakui adanya defferensiasi, karena sesungguhnya segi

deferensiasi IQ, EQ, dan SQ inilah yang akan memberikan kontribusi pemetaan

struktural (structural mapping) antara ketiganya dalam struktur kepribadian kita.

Potensi kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual itu ada dalam

keseluruhan diri kita sebagai manusia.

Dari sudut pandang produk kecerdasan dan kebahagian, kecerdasan

intelektual (IQ) lebih mengacu pada intellectual happiness (kebahagian dan

bahkan kepuasan intelektual-material); sementara kecerdasan emosional (EQ)

lebih mengacu pada emotional happiness (kebahagian secara insting-emosional);

sedangkan kecerdasan spiritual akan menghasilkan spiritual happiness

(kebahagian spiritual).

Struktur kecerdasan dapat diringkas dalam model struktur kecerdasan

antara IQ, EQ dan SQ seperti berikut ini:

Struktur Kecerdasan IQ, EQ, dan SQ

Perspektif Jenis kecerdasan

IQ EQ SQ

Psikologi Modern Otak (mind) Emosi (body) Jiwa (soul)

Model Berpikir Seri Asosiatif Unitif

Al-Qur’an ‘Aql Nafs Qalb

Kebahagian Material Instingtif Rahaniah Produk Kecerdasan Rasional Emosional Spiritual

(15)

Gambar 2.1 menjelaskan bahwa Kecerdasan intelektual (IQ) berada di

wilayah otak (brain) kita, yang karenanya terkait dengan kecerdasan otak, rasio,

nalar-intelektual. Kecerdasan emosional (EQ) mengambil wilayah disekitar emosi

diri kita, yang karenanya lebih mengembangkan emosi supaya menjadi cerdas,

tidak cenderung marah. Sedangkan, kecerdasan spiritual (SQ) mengambil tempat

seputar jiwa, hati (yang merupakan wilayah spirit), yang kareananya dikenal

sebagai the soul’s intelligence: kecerdasan jiwa, hati, yang menjadi hakikat sejati

kecerdasan spiritual. Dari sudut model berpikir, cara berpikir model kecerdasan

intelektual (IQ) cenderung seri, sementara kecerdasan emosional (EQ) bersifat

assosiatif, dan kecerdasan spiritual (SQ) lebih bersifat unitif (menyatukan).

2.8. Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligence)

Dengan teori Kecerdasan Majemuk, ruang lingkup potensi manusia

melampaui batas nilai IQ. Menurut Gardner kecerdasan lebih berkaitan dengan

kapasitas(1) memecahkan masalah dan (2) menciptakan produk di lingkungan

yang kondusif dan alamiah. Kecerdasan majemuk dibagi menjadi sembilan

bagian. (Thomas Armstrong, 2000;2)

Kecerdasan majemuk adalah spektrum yang berwajah plural; mulai dari :

1. Kecerdasan linguistik

Kecerdasan linguistik adalah kemampuan menggunakan kata secara efektif,

baik secara lisan (misalnya, pendongeng, orator atau politisi) maupun tertulis

(misalnya , sastrawan, penulis drama, editor, wartawan). Kecerdasan ini

(16)

atau bunyi bahasa, sematik atau makna bahasa, dimensi pragmatik atau

penggunaan praktis bahasa.

2. Kecerdasan logika matematika

Kemampuan menggunakan angka dengan baik (misalnya, ahli matematika,

akuntan pajak, ahli statistik) dan melakukan penalaran yang benar (misalnya,

sebagai ilmuwan, pemrogram komputer, atau ahli logika). Kecerdasan ini

meliputi kepekaan pada pola dan hubungan logis, dan abstraksi-abstaksi lain.

3. Kecerdasan spasial

Kemampuan untuk mempersepsi dunia spasial-visual secara akurat (misalnya,

sebagai pemburu, pramuka, pemandu) dan mentransformasikan persepsi dunia

spasial-visual tersebut (misalnya, decorator interior, arsitek, seniman atau

penemu). Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada warna , garis, bentuk, ruang,

dang hubungan antar unsur tersebut.

4. Kecerdasan kinestetis-jasmani

Keahlian menggunakan seluruh tubuh untuk mengekspresikan ide dan

perasaan (misalnya, sebagai actor, pemain pantomime, atlet, atau penari) dan

ketrampilan menggunakan tangan untuk menciptakan atau mengubah sesuatu

(misalnya, sebagai perajin, pematung, ahli mekanik, dokter bedah).

Kecerdasan ini meliputi kemampuan-kemampuan fisik yang spesifik, seperti

koordinasi, keseimbangan, ketrampilan, kekuatan, kelenturan, dan kecepatan

maupun kemampuan menerima rangsangan (proprioceptive) dan hal yang

(17)

5. Kecerdasan musical

Kemampuan menangani bentuk-bentuk musical, dengan cara mempersepsi

(misalnya, sebagai penikmat musik), membedakan (misalnya, sebagai kritikus

musik), menubah (misalnya sebagai komposer), dan mengekspresikan

(misalnya, sebagai penyanyi). Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada irama,

pola titinada atau melodi, warna nada atau warna suara suatu lagu.

6. Kecerdasan interpersonal

Kemampuan memersepsi dan membedakan suasana hati, maksud motivasi

serta perasaan orang lain. Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada ekspresi

wajah, suara, gerak-isyarat; kemampuan membedakan berbagai macam tanda

tersebut dengan tindakan pragmatis tertentu (misalnya, mempengaruhi

sekelompok orang untuk melakukan tindakan tertentu).

7. Kecerdasan ekstrapersonal

Kemampuan memahami diri sendiri dan bertindak berdasarkan pemahaman

tersebut. Kecerdasan ini meliputi kemampuan memahami diri yang akurat

(kekuatan dan keterbatasan diri); kesadaran akan suasana hati, maksud,

motivasi, temperamen, dan keinginan, serta kemampuan berdisiplin diri,

memahami dan menghargai diri.

8. Kecerdasan naturalis

Keahlian mengenali dan mengategorikan spesies-flora dan fauna-

dilingkungan sekitar. Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada fenomena alam

lainnya (misalnya, formasi awan dan gunung-gunung) dan bagi mereka yang

dibesarkan di lingkungan perkotaan, kemampuan membedakan benda tak

(18)

9. Kecerdasan eksistensial

Kemampuan ini lebih menyangkut kepekaan dan kemampuan seseorang untuk

menjawab persoalan-persoalan terdalam eksistensi atau keberadaan manusia.

Orang tidak puas hanya menerima keaadaannya, keberadaanya secara

otomatis, tetapi mencoba menyadarinya dan mencari jawaban yang terdalam.

Anak yang menonjol dengan kemampuan eksistensial akan mempersoalkan

keberadaanya di tengah alam raya yang besar ini.

Poin-poin kunci dalam teori Kecerdasan Majemuk antara lain:

1. Setiap orang memiliki kesembilan kecerdasan.

2. Orang pada umumnya dapat mengembangkan setiap kecerdasan sampai pada

tingkat penguasaan yang memadai.

3. Kecerdasan-kecerdasan umumnya bekerja bersamaan dengan cara yang

kompleks.

4. Ada banyak cara untuk menjadi cerdas dalam setiap kategori.

2.9. Proses Evaluasi Kenaikan

Proses evaluasi kenaikan dilakukan setiap semester 2 Akhir,

variabel-variabel yang mempengaruhi proses evaluasi kenaikan adalah variabel-variabel

Npsemesteran yaitu nilai akhir dari setiap mata pelajaran yang ada, dan

syarat-syarat yang digunakan untuk menentukan kenaikan siswa. Tahap-tahap proses

kenaikan siswa adalah:

1. Proses Kalkulasi Nilai

Proses kalkulasi nilai dilakukan setiap periode rapot. Pada proses

(19)

menggunakan persamaan 2.1 , Nilai Kokurikuler setiap siswa juga dihitung

rata-ratanya dengan menggunakan persamaan 2.2. Jika periode raport Sisipan maka

untuk mencari nilai akhir dari siswa variabel N yang digunakan adalah nilai UTS

dengan persamaan 2.3. Jika periode raport Akhir maka untuk mencari nilai akhir

dari siswa variabel N yang digunakan adalah nilai UAS dengan persamaan 2.4.

Persamaan 2.1

Persamaan 2.2

Persamaan 2.3

Persamaan 2.4

Keterangan:

NPsisipan : Nilai Akhir pelajaran yang dimasukkan ke raport sisipan.

NPsemesteran : Nilai Akhir pelajaran yang dimasukkan ke raport

semesteran.

FmtfAtauTss : adalah nilai formatif dan nilai tes sumatif.

N : adalah nilai ulangan pada periode berjalan. Untuk raport sisipan, maka

yang dimaksud dengan N adalah nilai UTS, dan jika untuk raport

semesteran yang masuk adalah UAS.

Fi : adalah nilai formatif yang ke-i.

Ti : adalah nilai tes sumatif yang ke-i

n

FmtfAtauTss =

Fi + Ti

i=1

n

Kokurikuler =

Fi + Ti

i=1

NPsisipan = FmtfAtauTss + Kokurikuler +2* N 4

(20)

Kokurikuler : merupakan nilai tugas siswa, bias berupa PR atau praktek

atau yang lainnya, selain nilai ulangan dan evaluasi periodik.

n : adalah jumlah data yang ada.

2. Proses Rata-rata Nilai Kelas

Proses rata-rata nilai kelas merupakan kelanjutan dari proses kalkulasi

nilai. Pada proses rata-rata nilai kelas dilakukan perhitungan untuk mencari nilai

rata-rata suatu mata pelajaran dan satu kelas dengan menggunakan persamaan 2.5.

Persamaan 2.5

Keterangan :

NR : adalah Nilai Rata-rata kelas per mata pelajaran

n : adalah jumlah data (siswa dalam satu kelas)

NP : adalah nilai akhir yang mau dimasukkan ke raport.

3. Proses Evaluasi Kenaikan Kelas

Proses Evaluasi Kenaikan Kelas merupakan kelanjutan dari proses rata-rata

nilai kelas. Syarat evaluasi kenaikan kelas adalah sebagai berikut:

NR >= 6

• Nilai Agama, Bahasa Indonesia, dan PPKN >= 6

• Nilai pelajaran < 6, maksimum 3 mata pelajaran.

Sewaktu-waktu jika dipandang perlu perubahan nilai bisa dilakukan yaitu

dengan merubah hasil proses kenaikan kelas. Dimana hanya orang-orang tertentu

saja yang bisa mengedit nilai tersebut.

n

NR =

NP

(21)

2.10. Proses Evaluasi Kelulusan

Proses evaluasi kelulusan dilakukan setiap semester 2 Akhir untuk kelas 6,

variabel-variabel yang mempengaruhi proses evaluasi kenaikan adalah variabel

F1 adalah nilai raport semester 1, F2 adalah nilai raport semester 2, N adalah nilai

ujian akhir, dan syarat-syarat yang digunakan untuk menentukan kekelulusan

siswa. Perhitungan nilai pada proses evaluasi kelulusan menggunakan

persamaan 2.6.

Persamaan 2.6

Keterangan :

F1 : adalah nilai raport semester 1 (kelas 6)

F2 : adalah nilai raport semester 2 (kelas 6)

N : adalah nilai ujian akhir sekolah

• Syarat kelulusan adalah: Nilai PPKN, BI, Matematika, IPA, and SO >= 4,01

(mata pelajaran yang dijadikan syarat kelulusan sewaktu-waktu visa berubah)

2.11. Proses Evaluasi Kecerdasan

Perhitungan proses evaluasi kecerdasan siswa datanya diperoleh dari

daftar pengamatan yang dilakukan oleh pihak sekolah. Pengamatan dibedakan

menjadi 3 kelompok yaitu IQ, EQ, dan SQ yang didalamnya terdapat beberapa

bidang pengamatan antara lain:

(22)

1. IQ

a. Bidang Science dan Teknologi (sains, MTK, sosial)

b. Komunikasi

2. EQ

a. Leadership

b. Sosialisasi

c. Potensi anak (pengembangan minat, bakat & ketrampilan khusus)

3. SQ

Religion of Aplication

Pengamatan disetiap bidang dibedakan menurut kelas, karena tidak semua

bidang diamati disetiap kelas antara lain:

Kelas 1

1. Bidang Religion of Aplication

a. do’a harian

b. baca Al qur’an

c. wudlu

d. sholat

e. adab & budi pekerti ( prilaku, tata cara , kal. Tayyibah )

f. kejujuran

2. Bidang Leadership

a. Tangggung jawab

b. Keberanian memimpin

c. Keberanian bertanggung jawab

(23)

e. Keberanian mengungkapkan

f. Keberanian mengambil keputusan

g. Inisiatif

h. Pengendalian diri

3. Bidang Komunikasi

a. Membaca bahasa Indonesia

b. Menulis bahasa Indonesia

c. Kosakata bahasa Indonesia

d. Membaca bahasa Inggris

e. Menulis bahasa Inggris

f. Kosakata bahasa Inggris

g. Membaca bahasa Jawa

h. Menulis bahasa Jawa

i. Kosakata bahasa Jawa

4. Bidang Sosialisi

a. Cara bergaul dan bertemu

b. Kemampuan untuk melibatkan diri dengan orang lain

c. Kemampuan untuk memotivasi diri

d. Cara bekerjasama dengan teman (team work)

e. Kemampuan dalam strategi

f. Mengenal flora dan fauna

5. Bidang Science dan Teknologi ( sains, MTK, sosial )

a. Berhitung

(24)

c. Sesuai kurikulum

6. Bidang Potensi anak ( Pengembangan minat, bakat & ketrampilan khusus )

a. Seni tari

b. Seni musik

c. Seni gambelan

d. Menggambar

e. Teater

f. Olahraga atletik

g. Olahraga tapak suci

h. Olahraga sepak bola

i. Panahan

j. Kriya patung

k. Kriya pahat

l. Kriya kolase

m. Kriya mosaik

Kelas 2

1. Bidang Religion of Aplication

a. do’a harian

b. baca Al qur’an

c. wudlu

d. sholat

e. adab & budi pekerti

(25)

2. Bidang Leadership

a. Tangggung jawab

b. Keberanian memimpin

c. Keberanian bertanggung jawab

d. Keberanian tampil / beragumentasi

e. Keberanian mengungkapkan

f. Keberanian mengambil keputusan

g. Inisiatif

h. Pengendalian diri

3. Bidang Komunikasi

a. Membaca (sambaung, indah) bahasa Indonesia

b. Vocabulary ( menyapa ) bahasa Indonesia

c. Basic Conversation bahasa Indonesia

d. Membaca (sambung, indah) bahasa Inggris

e. Vocabulary ( menyapa ) bahasa Inggris

f. Basic Conversation bahasa Inggris

g. Membaca (sambaung, indah) bahasa Jawa

h. Vocabulary ( menyapa ) bahasa Jawa

i. Basic Conversation bahasa Jawa

4. Bidang Sosialisi

a. Cara bergaul dan bertemu

b. Kemampuan untuk melibatkan diri dengan orang lain

c. Kemampuan untuk memotivasi diri

(26)

e. Kemampuan dalam strategi

f. Mengenal flora dan fauna

5. Bidang Science dan Teknologi ( sains, MTK, sosial )

a. Berhitung

b. Logika

c. Sesuai kurikulum

6. Bidang Potensi anak ( Pengembangan minat, bakat & ketrampilan khusus )

a. Seni tari

b. Seni musik

c. Seni gambelan

d. Menggambar

e. Teater

f. Olahraga atletik

g. Olahraga tapak suci

h. Olahraga sepak bola

i. Panahan

j. Kriya patung

k. Kriya pahat

l. Kriya kolase

m. Kriya mosaik

Kelas 3

1. Bidang Religion of Aplication

a. do’a harian

(27)

c. bersuci

d. adab & budi pekerti

e. kejujuran

2. Bidang Leadership

a. Tangggung jawab

b. Keberanian memimpin

c. Keberanian bertanggung jawab

d. Keberanian tampil / beragumentasi

e. Keberanian mengungkapkan

f. Keberanian mengambil keputusan

g. Inisiatif

h. Pengendalian diri

3. Bidang Komunikasi

a. Bercerita bahasa Indonesia

b. Menulis bahasa Indonesia

c. Vocab bahasa Indonesia

d. Greeting bahasa Indonesia

e. Pidato bahasa Indonesia

f. Kosakata ( krama ) bahasa Indonesia

g. Bercerita bahasa Inggris

h. Menulis bahasa Inggris

i. Vocab bahasa Inggris

j. Greeting bahasa Inggris

(28)

l. Kosakata ( krama ) bahasa Inggris

m. Bercerita bahasa Jawa

n. Menulis bahasa Jawa

o. Vocab bahasa Jawa

p. Greeting bahasa Jawa

q. Pidato bahasa Jawa

r. Kosakata ( krama ) bahasa Jawa

4. Bidang Sosialisi

a. Cara bergaul dan bertemu

b. Kemampuan untuk melibatkan diri dengan orang lain

c. Kemampuan untuk memotivasi diri

d. Cara bekerjasama dengan teman (team work)

e. Kemampuan dalam strategi

f. Mengenal flora dan fauna

g. Kemampuan untuk hidup diluar rumah

5. Bidang Science dan Teknologi ( sains, MTK, sosial )

a. Berhitung

b. Logika

c. Sesuai kurikulum

6. Bidang Potensi anak ( Pengembangan minat, bakat & ketrampilan khusus )

a. Seni gambelan

b. Menggambar

c. Teater

(29)

e. Olahraga tapak suci

f. Olahraga sepak bola

g. Panahan

h. Kriya patung

i. Kriya pahat

j. Kriya kolase

k. Kriya mosaik

Kelas 4

1. Bidang Religion of Aplication

a. Ayat pilihan

b. Baca tulis Al qur’an

c. Sholat wajib

d. Puasa wajib

e. Adab & budi pekerti

f. Kejujuran

2. Bidang Leadership

a. Tangggung jawab

b. Keberanian memimpin

c. Keberanian bertanggung jawab

d. Keberanian tampil / beragumentasi

e. Keberanian analisa

f. Inisiatif

(30)

3. Bidang Komunikasi

a. Bercerita bahasa Indonesia

b. Menulis bahasa Indonesia

c. Conversation bahasa Indonesia

d. Kosakata ( krama ) bahasa Indonesia

e. Bercerita bahasa Inggris

f. Menulis bahasa Inggris

g. Conversation bahasa Inggris

h. Kosakata ( krama ) bahasa Inggris

i. Bercerita bahasa Jawa

j. Menulis bahasa Jawa

k. Conversation bahasa Jawa

l. Kosakata ( krama ) bahasa Jawa

4. Bidang Sosialisi

a. Cara bergaul dan bertemu

b. Kemampuan untuk melibatkan diri dengan orang lain

c. Kemampuan untuk memotivasi diri

d. Cara bekerjasama dengan teman (team work)

e. Kemampuan dalam strategi

f. Mengenal flora dan fauna

g. Kemampuan untuk hidup diluar rumah

h. Kesukaan terhadap alam

(31)

5. Bidang Science dan Teknologi ( sains, MTK, sosial )

a. Berhitung

b. Logika

c. Kemampuan untuk berpikir logis dan rasional

d. Sesuai kurikulum

6. Bidang Potensi anak ( Pengembangan minat, bakat & ketrampilan khusus )

a. Seni tari

b. Seni musik

c. Seni gambelan

d. Menggambar

e. Teater

f. Olahraga atletik

g. Olahraga tapak suci

h. Olahraga sepak bola

i. Panahan

j. Kriya patung

k. Kriya pahat

l. Kriya kolase

m. Kriya mosaik

Kelas 5

1. Bidang Religion of Aplication

a. Ayat pilihan

b. Baca, tulis Al qur’an

(32)

d. Sholat sunnah

e. Puasa wajib

f. Adab & budi pekerti ( prilaku, tata cara , kal. Tayyibah )

g. Kejujuran

2. Bidang Leadership

a. Tangggung jawab

b. Keberanian memimpin

c. Keberanian bertanggung jawab

d. Keberanian tampil / beragumentasi

e. Keberanian analisa

f. Inisiatif

g. Kontrol

h. Evaluasi

i. Pengendalian diri

3. Bidang Komunikasi

a. Menulis bahasa Indonesia

b. Diskusi bahasa Indonesia

c. Pidato bahasa Indonesia

d. Kosakata ( krama ) bahasa Indonesia

e. Menulis bahasa Inggris

f. Diskusi bahasa Inggris

g. Pidato bahasa Inggris

h. Kosakata ( krama ) bahasa Inggris

(33)

j. Diskusi bahasa Jawa

k. Pidato bahasa Jawa

l. Kosakata ( krama ) bahasa Jawa

4. Bidang Sosialisi

a. Cara bergaul dan bertemu

b. Kemampuan untuk melibatkan diri dengan orang lain

c. Kemampuan untuk memotivasi diri

d. Cara bekerjasama dengan teman (team work)

e. Kemampuan dalam strategi

f. Mengenal flora dan fauna

g. Kemampuan untuk hidup diluar rumah

h. Kesukaan terhadap alam

i. Kemampuan dalam toleransi

5. Bidang Science dan Teknologi ( sains, MTK, sosial )

a. Berhitung

b. Logika

c. Kmampuan untuk berpikir logis dan rasional

d. Sesuai kurikulum

6. Bidang Potensi anak ( Pengembangan minat, bakat & ketrampilan khusus )

a. Seni tari

b. Seni musik

c. Seni gambelan

d. Menggambar

(34)

f. Olahraga atletik

g. Olahraga tapak suci

h. Olahraga sepak bola

i. Panahan

j. Kriya patung

k. Kriya pahat

l. Kriya kolase

m. Kriya mosaik

Kelas 6

1. Bidang Religion of Aplication

a. Ayat pilihan

b. Baca, tulis Al qur’an

c. Sholat wajib

d. Sholat sunnah

e. Puasa wajib

f. Puasa sunnah

g. adab & budi pekerti ( prilaku, tata cara , kal. Tayyibah )

h. kejujuran

2. Bidang Leadership

a. Tangggung jawab

b. Keberanian memimpin

c. Keberanian bertanggung jawab

d. Keberanian tampil / beragumentasi

(35)

f. Inisiatif

g. Kontrol

h. Evaluasi

i. Pengendalian diri

3. Bidang Komunikasi

a. Menulis bahasa Indonesia

b. Diskusi bahasa Indonesia

c. Pidato bahasa Indonesia

d. Kosakata ( krama ) bahasa Indonesia

e. Menulis bahasa Inggris

f. Diskusi bahasa Inggris

g. Pidato bahasa Inggris

h. Kosakata ( krama ) bahasa Inggris

i. Menulis bahasa Jawa

j. Diskusi bahasa Jawa

k. Pidato bahasa Jawa

l. Kosakata ( krama ) bahasa Jawa

4. Bidang Sosialisi

a. Cara bergaul dan bertemu

b. Kemampuan untuk melibatkan diri dengan orang lain

c. Kemampuan untuk memotivasi diri

d. Cara bekerjasama dengan teman (team work)

e. Kemampuan dalam strategi

(36)

g. Kemampuan untuk hidup diluar rumah

h. Kesukaan terhadap alam

i. Kemampuan dalam toleransi

5. Bidang Science dan Teknologi ( sains, MTK, sosial )

a. Berhitung

b. Logika

c. Kemampuan untuk berpikir logis dan rasional

d. Sesuai kurikulum

6. Bidang Potensi anak ( Pengembangan minat, bakat & ketrampilan khusus )

a. Seni tari

b. Seni musik

c. Seni gambelan

d. Menggambar

e. Teater

f. Olahraga atletik

g. Olahraga tapak suci

h. Olahraga sepak bola

i. Panahan

j. Kriya patung

k. Kriya pahat

l. Kriya kolase

(37)

2.12. Metode Backward Chaining

Pada proses evaluasi kecerdasan, informasi kecerdasan siswa di

tampilkan dalam bentuk grafik. Jika grafik tersebut diklik, maka penelusuran

balik data akan dilakukan dengan menggunakan Metode Backward Chaining.

Backward Chaining memulai identifikasinya dengan membuat sebuah hipotesa

terlebih dahulu, dan kemudian akan dibuktikan benar atau tidaknya hipotesa yang

dibuat tersebut. Backward Chaining kadang kala disebut sebagai “object driven”,

karena sistemnya mulai dengan sebuah hipotesa yang kemudian dibuktikan. Jadi

interpreter kaidah mulai menguji kaidah sebelah kanan yaitu then, kemudian akan

melacak bukti-bukti yang mendukung hipotesa awal. Jika cocok, maka basis data

akan mencatat kondisi yang mendukung kesimpulan tersebut. Proses ini terus

berulang untuk mencocokkan kaidah sebelah kanan. Keadaan di atas terus

berlangsung sampai hipotesa terbukti kebenarannya.

Adapun sistem pelacakan yang sering digunakan dalam proses

penelusuran atau pelacakan untuk mendukung kedua sistem pengambilan

keputusan tersebut adalah:

1. Depth First Search

Pelacakan depth first bermula dari node akar dan bergerak ke bawah

(menurun) ke tingkat yang berurutan. Dengan lain perkataan, node anak atau

node keturunannya dilahirkan oleh node orang tua atau pendahulunya. Proses

ini berlangsung terus sampai solusi ditemukan atau jika menemui jalan buntu

ia melacak ke belakang (backtraking). Proses ini merupakan pelacakan node

yang paling dalam. Jika keadaan tujuan tidak tercapai dengan node ini, maka

(38)

dimana sudah ada jalan lain yang bisa ditempuh. Proses terus berlangsung ke

arah bawah, kekiri kekanan sampai tujuan tercapai.

1

2 11

5

3 12

4

14

7

6 13 15 16

8

9

EQ Root Node

(Start)

Gambar2.2 Depth First Search

2. Breadth First Search

Pelacakan Beardth first menguji semua node dalam pohon pelacakan mulai

node akar. Node yang ada pada setiap tingkat seluruhnya diuji sebelum pindah

ke tingkat berikutnya.

1

2 4

6

5 8 9 10

3

7 Root Node

(Start)

Level 1

Level 2

Level 3

(39)

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab III berisi tentang analisa sistem dan perancangan sistem yang akan

dibuat yaitu meliputi metodelogi penelitian, Prosedur Sistem dan Rancangan

Evaluasi.

3.1 Model Penelitian

Model Penelitian berisi tentang Analisa sistem seperti penggambaran

dokumen flow serta bagan dari perkembangan kecerdasan siswa, Diagram

berjenjang, Penggambaran DFD dan ERD, Struktur database, Perancangan antar

muka dan Perancangan rule.

3.1.1 Analisis sistem

Dalam analisis sistem digambarkan dalam beberapa dokumen flow yang

yaitu:

1. Dokumen flow pembuatan bank data

Data karyawan

Data siswa

Data karyawan Data siswa

Masukkan ke arsip Mengisi

formulir karyawan

Karyawan Siswa Administrasi

Mengisi formulir pendaftaran

Bank Data

Arsip siswa Arsip

karya wan

Buat bank data per kelas

Arsip Bank Data

A

Gambar 3.1 Dokumen flow pembuatan bank data

(40)

2. Dokumen flow proses absensi siswa

Wali kelas

Catat absensi

Bank Data Bank Data

A

B

Gambar 3.2 Dokumen flow proses absensi siswa

3. Dokumen flow proses aktifitas siswa

Menyiapk an form aktifitas

Form aktifitas

Administrasi Guru

Form aktifitas

Catat aktifitas

siswa

Data aktifitas siswa

C

(41)

4. Dokumen flow proses pencatatan nilai

Menyiapkan form ulangan dan form ujian akhir

Form ulangan

Form ulangan Administrasi Guru

Data kurikulum

Form ujian

akhir Form ujian

akhir

Form ujian akhir Siswa

Lembar jaw ujian akhir

Rekap nilai ujian akhir Catat

nilai Mengikuti

ujian akhir

Lembar jaw ujian akhir Form ulangan

Lembar jawaban Lembar

jabawan Mengikuti ulangan

Rekap nilai Catat

nilai

Rekap nilai Catat nilai ke bank data Wali kelas

Bank Data U

U

UA

UA

D

Rekap nilai

ujian akhir E

(42)

5. Dokumen flow proses pembuatan raport

Hitung nilai akhir dari masing2 siswa

dan rata2 kelas

Data aktifitas siswa Raport yang sudah

di tanda tangani wali kwlas

Raport yang sudah di tanda tangani kepala sekolah Raport

Siswa Wali kelas Kepala sekolah

Data kenaikan

Data kenaikan

Jika ada koreksi Tidak

Ya

Data koreksi kenaikan

Buat koreksi kenaikan Bank Data

Bank Data Data koreksi kenaikan

Jika semester 2 dan kls<6 Ya

Tidak

B D

Gambar 3.5 Dokumen flow proses pembuatan raport

6. Dokumen flow proses kelulusan siswa

Rekap nilai ujian akhir

Hitung nilai kelulusan

Data kelulusan

Wali kelas Kepala sekolah

Data kelulusan Bank Data

Jika ada koreksi

Buat koreksi kelulusan

Data koreksi kelulusan

Ya Tidak Data koreksi

kelulusan B

D

E

(43)

Dari dari Gambar 3.1 sampai 3.6 dapat dilihat terlalu banyak proses yang

dilakukan secara manual, sehingga sangat besar kemungkinan terjadinya

kesalahan. Supaya lebih mudah akan dibuat sistem informasi terkomputerisasi.

Proses terkomputerisasi akan dimulai dengan menginputkan data-data yang akan

diarsipkan seperti data kurikulum, data siswa dan data karyawan. Data lain yang

harus diinputkan lagi adalah data aktifitas siswa, data nilai dan data absen. Dalam

hal perhitungan nilai sampai menjadi raport, pihak wali kelas tidak perlu

melakukannya secara manual lagi, baik untuk perhitungan kenaikan ataupun

kelulusan. Pada data raport berisi kesimpulan dari data aktifitas siswa. Namun,

dalam sistem terkomputerisasi ini akan digunakan model untuk membedakannya,

yaitu dalam 3 kategori IQ, EQ, dan SQ. Poin-poin yang termasuk dalam tiga

kategori tersebut diambil dari kurikulum. Bagan dari proses perkembangan

kecerdasan siswa dapat dilihat pada gambar 3.7.

Kalkulasi Nilai

Evaluasi kenaikan

Evaluasi kelulusan

Evaluasi kecerdasan Input : Data nilai dan absensi

Input : Data aktifitas

Output : Raport

Output : Perkembangan kecerdasan

Gambar 3.7 Bagan proses perkembangan kecerdasan siswa

3.1.2 Diagram berjenjang

Diagram berjenjang merupakan bagan yang menggambarkan urutan

proses-proses yang ada dalam sistem dan digunakan untuk mempersiapkan

penggambaran data flow diagram ke level-level lebih dibawah lagi. Diagram

(44)

44

Siswa

1

Proses Maintenance

1.1

Proses data login

1.4

Proses data karyawan

1.3

Proses data kelas

1.2

Proses data siswa

1.5

Proses data pelajaran

1.6

Proses klasifikasi

4.1

Proses evaluasi kenaikan

4.2

Proses evaluasi kelulusan

4.3

Proses backup nilai

4

Proses Akhir Periode

2.1

Proses absesnsi

2.2

Input nilai

2.3

Pencatatn aktifitas

2.4

Proses eva kecerdasan

3.6

Pembuatan lap pelajaran

2

Proses Transaksi

Gambar 3.8 Diagrma berjenjang sistem informasi kecerdasan siswa

3.1

Pembuatan raport

3.2

Pembuatan lap kecerdasan

3

Proses Laporan

3.3

Pembuatan lap kenaikan

3.4

Pembuatan lap kelulusan

3.5

Pembuatan lap klasifikasi

(45)

3.1.3 DFD

Data flow diagram (DFD) merupakan perangkat yang digunakan pada

metodologi pengembangan sistem yang terstruktur. DFD dapat menggambarkan

seluruh kegiatan-kegiatan yang terdapat pada sistem secara jelas. Selain itu DFD

juga mampu menggambarkan komponen-komponen dan aliran-aliran data antar

komponen yang terdapat pada sistem yang akan dikembangkan. DFD dari sistem

perkembangan kecerdasan siswa dapat dilihat pada gambar 3.9 sampai

gambar3.17.

Data Guru

Data kepala sekolah Hasil koreksi kenaikan

Koreksi k enaikan Hasil koreksi kelulusan Koreksi k elulusan

Laporan Pelajaran Laporan Klasifikas i

Maintenance Data Pelajaran

Maintanance Data Klasifikasi

Hasil Penelusuran Raport Laporan Kecerdasan

Input Syarat Kelulusan Input Syarat Kenaikan Input Data Ujian Akhir Input Data Aktifitas

Input Data Absen Input Data Nilai

Laporan Kelulusan Laporan Kenaikan

Laporan Kecerdasan Raport Laporan Kecerdasan

Data Siswa

0

Sistem Informasi Perkembangan Kec erdasan

Siswa

+ Siswa

Kepala Sekolah

Guru

Kurikulum

(46)

[Data Guru]

[Data kepala sekolah]

Data klasifikasi

[Koreksi kenaikan] [Hasil koreksi kenaikan]

Data karyawan

Data Siswa

Data Lulus

[Koreksi kelulusan]

[Hasil koreksi kelulusan] Data aktifitas

Simpan Aktifitas Data karyawan Data karyawan

Simpan Karyawan

Simpan backup lulus Simpan backup kelulusan

Simpan backup raport

Simpan backup nilai Simpan backup absen

Simpan backup kelas

Data raport Data lulus Data Raport

Simpan absens i Data absensi

Data kelulus an

Data nilai Simpan nilai ujian akhir Simpan nilai

Data kelas Data pelajaran

Data klasifikasi

Data klasifikasi Simpan klasifikasi

Data siswa

Data Siswa Simpan siswa

Data pelajaran

Data pelajaran Simpan pelajaran

Data pelajaran

Data pelajaran Simpan pelajaran

Data kelas

Data kelas Simpan kelas

Simpan sub pelajaranSimpan siswa

Simpan Login

Data Klasifikasi Simpan Klasifikasi

[Laporan Kenaikan] [Laporan Kecerdasan]

[Laporan Kelulusan]

[Input Syarat Kenaikan] [Input Syarat Kelulusan] [Hasil Penelusuran]

[Input Data Ujian Akhir]

[Laporan Kecerdasan] [Raport]

[Input Data Nilai] [Input Data Aktifitas]

[Input Data Absen]

[Laporan Pelajaran] [Laporan Klasifikasi]

[Maintenance Data Pelajaran] [Maintanance Data Klasifikasi]

[Raport] [Laporan Kecerdasan] [Data Siswa]

Siswa

Kepala Sekolah Guru

Kurikulum 1

Proses Maintenance

+

2

Proses Transaks i

+

3

Proses Laporan

+

4

Proses Akhir Periode

+

1 siswa

2 ortu 4 login

5 kelas

6 mp

7 submp

8 mpkls

9 klasifikasi

10 sub_kla

11 absen

13 nilai

14 raport

15 kelulus an

16 lulus

17 his_kelas

18 his_absen

19 his_nilai

20 his_raport

21 his_kelulusan 22 his_lulus 3 karyawan

12 aktifitas

(47)

[Data Guru]

[Data kepala sekolah] [Simpan kelas]

[Simpan Klasifikas i] [Simpan klasifikasi] [Simpan pelajaran] [Simpan pelajaran]

[Simpan sub pelajaran] [Simpan siswa]

Data siswa Data karyawan

[Simpan Karyawan]

[Simpan Login]

[Simpan siswa]

[Data Siswa]

[Maintanance Data Klasifikasi] [Maintenance Data Pelajaran] 1.1

Proses Data Login

1.2

Proses Data Siswa

1.3 Proses Data

Kelas

1.4

Proses Data Karyawan

1.5

Proses Data Pelajaran

1.6 Proses Data

Klasifikasi

Siswa

Kurikulum

9 klasifikasi

4 login

2 ortu

7 submp

5 kelas

6 mp

8 mpkls

1 siswa

10 sub_kla

3 karyawan

Kepala Sekolah Guru

Gambar 3.11 DFD level 1 Proses Maintenance

[Data klasifikasi]

Data siswa Data karyawan

Data siswa Data karyawan

Data kelas Data kelas

Data siswa Data karyawan Data kelas

Data siswa

Data karyawan

Data kelas

[Simpan absensi]

[Data karyawan]

[Data kelas] [Data siswa]

[Data ak tifitas] [Simpan Ak tifitas] Data nilai

[Data pelajaran] [Data pelajaran]

[Simpan nilai] [Simpan nilai ujian akhir] [Input Data Ujian Akhir]

[Hasil Penelusuran]

[Data klasifikasi]

[Input Data Nilai] [Input Data Absen]

[Input Data Aktifitas]

2.1

Proses Abs ensi

2.2

Proses Nilai 2.3

Pencatatan Aktifitas

2.4 Proses Evaluasi Kecerdasan+

2.5

Input Ujian akhir

Guru

5 kelas

6 mp

8 mpkls

1 siswa

10 sub_kla

13 nilai

15 kelulus an

11 absen

3 karyawan

12 aktifitas

(48)

[Data kelas ]

Data pelajaran Data pelajaran

Data kelas Data karyawan

Data siswa Data pelajaran

Data kelas Data karyawan

Data siswa

Data pelajaran Data kelas Data karyawan

Data siswa [Data Siswa]

Data lulus [Data lulus]

[Data klasifikasi] [Data karyawan]

[Data pelajaran]

[Data pelajaran]

[Laporan Kecerdasan] [Raport]

[Data raport]

Data klasifik asi

[Data Klasifikasi] [Laporan Kelulusan]

[Laporan Kecerdasan] [Laporan Kenaikan]

[Laporan Klasifikasi] [Laporan Pelajaran]

[Laporan Kecerdasan] [Raport]

3.1

Proses Pembuatan Raport

3.2

Proses Laporan Kecerdasan

3.3

Proses Laporan Kenaikan

3.4

Proses Laporan Kelulusan

3.5

Proses Laporan Mata Pelajaran

3.6

Proses Klasifikasi Siswa

Kurikulum

Guru

Kepala Sekolah

9 klasifikasi

5 kelas

6 mp

8 mpkls

1 siswa

10 sub_kla

16 lulus

14 raport

3 karyawan

Gambar 3.13 DFD level1 Proses Laporan

Data siswa

[Koreksi kenaik an]

[Hasil koreksi kenaikan]

Data karyawan [Data karyawan] [Data Siswa]

[Data Lulus]

Data Raport [Data Raport]

Data kelas

Data nilai [Data nilai]

Data Kelulusan Data Pelajaran

[Data kelulusan]

[Data pelajaran]

[Koreksi kelulusan]

[Hasil koreksi kelulusan]

[Simpan backup lulus]

[Simpan backup nilai] [Input Syarat Kelulusan]

[Input Syarat Kenaikan]

[Data kelas]

[Simpan backup raport]

[Simpan backup absen] [Simpan backup kelulusan]

[Simpan backup kelas] [Data absensi] 4.1

Proses Kenaikan

+

4.2

Proses Kelulusan

+

4.3

Proses Bac kup Data Guru

Kepala Sekolah

6 mp

5 kelas

13 nilai

15 kelulus an

11 absen

14 raport

17 his_kelas

18 his_absen

19 his_nilai 20 his_raport

21 his_kelulusan

22 his_lulus

16 lulus

1 siswa

3 karyawan

(49)

Data siswa Kalkulasi nilai

Update nilai raport [Data Raport] [Data Pelajaran]

[Data Siswa] [Data kelas] [Data karyawan]

[Koreksi kenaik an] [Hasil koreksi kenaikan] [Data nilai]

Nilai Rata

[Input Syarat Kenaikan] Guru

5 kelas

13 nilai

14 raport

6 mp

1 siswa

3 karyawan

Kepala Sekolah

4.1.1

Proses Kalkulasi Nilai

4.1.2 Proses Rata

Nilai

4.1.3

Proses Akhir

4.1.4 Proses Korek si

Nilai

Gambar 3.15 DFD level 2 Proses Kenaikan

Data kelulus an [Data Lulus]

[Data kelulusan] [Data pelajaran]

[Data kelas] [Data karyawan]

[Data siswa]

[Input Syarat Kelulusan]

[Hasil koreksi kelulusan] [Koreksi kelulusan]

Guru

6 mp

15 kelulus an

Kepala

Sekolah 16 lulus

5 kelas 3 karyawan

1 siswa

4.2.1

Proses Perhitungan Kelulusan

4.2.2

Proses Koreks i Nilai Kelulus an

(50)

Data aktifitas Data klasifikasi

Data kelas Data siswa

[Data karyawan]

[Data siswa] [Data kelas]

[Data klasifikasi] [Data aktifitas]

[Hasil Penelusuran]

Data yang ditelusur

Guru

12 aktifitas

5 kelas

3 karyawan

1 siswa

2.4.1

Proses Pengelompokan

Data

2.4.2

Proses Penelusuran Data

10 sub_kla

Gambar 3.17 DFD level 2 Proses Evaluasi Kecerdasan

3.1.4 ERD

Entity relationship diagram (ERD) digunakan untuk menggambarkan

pemrosesan dan hubungan data-data yang digunakan dalam sistem. ERD juga

menunjukkan struktur keseluruhan kebutuhan data dari pemakai. Dalam ERD

data-data tersebut digambarkan dengan menggunakan simbol entity. Dalam

perancangan sistem ini penulis membuat beberapa entity yang saling terkait untuk

menyediakan data-data yang dibutuhkan oleh sistem, baik itu untuk ERD

(51)

51

Gambar 3.18 ERD Conceptual

Reference_2

Reference_11 Reference_18

Reference_19 Key_1 <pi> tgl_a Key_1 <pi>

karyawan

<pi> VA1 VA1

Key_1 <pi>

login

Key_1 <pi>

thn_ajaran

Key_1 <pi> mpkls

kodempkls kls namamp

<pi> VA1 VA1 VA1

<M>

Key_1 <pi>

submp

Key_1 <pi> nilai Key_1 <pi>

kelulusan

Key_1 <pi>

raport Key_1 <pi>

his_nilai

Key_1 <pi>

his_absen

Key_1 <pi>

(52)

52

Gambar 3.19 ERD Physical

FK_LOGIN_REFERENCE_KARYAWAN FK_SISWA_REFERENCE_ORT U

FK_AKT IFIT A_REFERENCE_KARYAWAN

FK_RAPORT _REFERENCE_KELAS

FK_RAPORT _REFERENCE_KARYAWAN

FK_NILAI_REFERENCE_KARYAWAN FK_RAPORT _REFERENCE_NILAI

FK_RAPORT _REFERENCE_SISWA

FK_RAPORT _REFERENCE_MP

FK_KELULUSA_REFERENCE_MP

FK_LULUS_REFERENCE_KELULUSA FK_SUB_KLA_REFERENCE_KLASIFIK

(53)

3.1.5 Struktur Database

Setelah melalui tahapan-tahapan yang ada, maka dapat dibentuk struktur

database yang nantinya akan digunakan untuk menyimpan data-data maintenace

(54)

1. Tabel Siswa

Nama : siswa

Fungsi : Untuk menyimpan data siswa

Tabel 3.1 Tabel Siswa

Nama Tipe Data Panjang Constraint Keterangan

nis Varchar 10 PK Nomer induk siswa

angkt Varchar 10 Angkatan

sts Varchar 10 Status (Aktif & Tidak Aktif)

nama Varchar 50 Nama siswa

panggilan Varchar 20 Panggilan siswa

jenis_k Varchar 20 Jenis kelamin

tempat Varchar 20 Tempat lahir

tgl Varchar 10 Tanggal lahir

bln Varchar 10 Bulan lahir

thn Varchar 10 Tahun lahir

alamat Varchar 100 Alamat siswa

agama Varchar 20 Agama

telp Varchar 15 Telepon

kota Varchar 20 Kota asal

asal_tk Varchar 20 Asal TK

alamat_tk Varchar 100 Alamat TK

anak_ke Varchar 2 Anak ke-

jum_sdr Varchar 2 Jumlah sSaudara

sermh_k_a Varchar 20 Serumah dengan kakek ayah sermh_n_a Varchar 20 Serumah dengan nenek ayah sermh_k_i Varchar 20 Serumah dengan kakek ibu sermh_n_i Varchar 20 Serumah dengan nenek ibu sermh_o_a Varchar 20 Serumah dengan om ayah sermh_t_a Varchar 30 Serumah dengan tante ayah sermh_o_i Varchar 30 Serumah dengan om ibu sermh_t_i Varchar 30 Serumah dengan tante ibu

prenatal_n Varchar 30 Prenatal normal

prenatal_s Varchar 30 Prenatal sungsang prenatal_u Varchar 30 Prenatal kalung usus

prenatal_i Varchar 30 Prenatal ibu terinfeksi penyakit

natal_n Varchar 30 Natal normal

natal_c Varchar 30 Natal caesar

natal_cup Varchar 30 Natal cup / tang

natal_k Varchar 30 Natal ketuban pecah

dua_thn_p Varchar 30 Dua tahun pertama (Asi / Bukan asi)

dua_thn_k Varchar 30 Dua tahun kedua (Asi / Bukan asi)

sosialisasi_k Varchar 50 Sosialisasi dengan keluarga sosialisasi_l Varchar 50 Sosialisasi di luar keluarga

kesukaan Varchar 50 Kesukaan

tidak_suka Varchar 50 Tidak suka

sakit Varchar 50 Sakit dua tahun terakhir

photo Varchar 50 Letak photo

(55)

2. Tabel Ortu

Nama : ortu

Fungsi : Untuk menyimpan data orang tua

Tabel 3.2 Tabel Ortu

Nama Tipe Data Panjang Constraint Keterangan

induk_ortu Varchar 20 PK Induk ortu

nama_a Varchar 50 Nama ayah

tempat_a Varchar 50 Tempat lahir ayah

tgl_a Varchar 10 Tanggal lahir ayah

bln_a Varchar 10 Bulan lahir ayah

thn_a Varchar 10 Tahun lahir ayah

alamat_rmh_a Varchar 100 Alamat rumah ayah

kota_a Varchar 30 Kota asal ayah

telp_a Varchar 15 Telp rumah ayah

pekerjaan_a Varchar 50 Pekerjaan ayah

jabatan_a Varchar 50 Jabatan ayah

alamat_kntr_a Varchar 100 Alamat kantor ayah

kota_kntr_a Varchar 50 Kota kantor ayah

telp_kntr_a Varchar 15 Telepon ayah

pdd_akhir_a Varchar 20 Pendidikan Trakhir ayah

agama_a Varchar 15 Agama ayah

penghasilan_a Varchar 50 Penghasilan ayah

nama_i Varchar 50 Nama ibu

tempat_i Varchar 50 Tempat lahir ibu

tgl_i Varchar 10 Tanggal lahir ibu

bln_i Varchar 10 Bulan lahir ibu

thn_i Varchar 10 Tahun lahir ibu

alamat_rmh_i Varchar 100 Alamat rumah ibu

kota_i Varchar 50 Kota rumah ibu

telp_i Varchar 15 Telepon rumah ibu

pekerjaan_i Varchar 50 Pekerjaan ibu

jabatan_i Varchar 50 Jabatan ibu

alamat_kntr_i Varchar 100 Alamat kantor ibu

kota_kntr_i Varchar 50 Kota kantor ibu

telp_kntr_i Varchar 15 Telepon kantor ibu

pdd_akhir_i Varchar 50 Pendidikan terakhir ibu

agama_i Varchar 15 Agama ibu

penghasilan_i Varchar 50 Penghasilan ibu

induk_w Varchar 20 Induk wali

nama_w Varchar 50 Nama wali

tempat_w Varchar 50 Tempat lahir wali

tgl_w Varchar 10 Tanggal lahir wali

bln_w Varchar 10 Bulan lahir wali

thn_w Varchar 10 Tahun lahir wali

alamat_ w Varchar 100 Alamat rumah wali

kota_w Varchar 50 Kota rumah wali

telp_w Varchar 15 Telepon rumah wali

pekerjaan_w Varchar 50 Pekerjaan wali

jabatan_w Varchar 50 Jabatan wali

alamat_kntr_w Varchar 100 Alamat kantor wali

kota_kntr_w Varchar 50 Kota kantor wali

telp_kntr_w Varchar 15 Telepon kantor wali

pdd_akhir_w Varchar 50 Pendidikan terakhir wali

(56)

3. Tabel Karyawan

Nama : karyawan

Fungsi : Untuk menyimpan data karyawan

Tabel 3.3 Tabel Karyawan

Nama Tipe Data Panjang Constraint Keterangan

nip Varchar 20 PK Nomer induk karyawan

sts Varchar 10 Status (Aktif & Tidak

Aktif)

nama Varchar 50 Nama

alamat Varchar 100 Alamat

tempat Varchar 50 Tempat lahir

tgl Varchar 10 Tanggal lahir

bulan Varchar 10 Bulan lahir

tahun Varchar 10 Tahun lahir

kota Varchar 50 Kota rumah

telp Varchar 15 Telepon

j_kelamin Varchar 20 Jenis kelamin

agama Varchar 15 Agama

status Varchar 50 Status (Menikah &

Belum menikah)

nama_a Varchar 50 Nama ayah

nama_i Varchar 50 Nama ibu

kegiatan Varchar 100 Kegiatan yang pernah

ditempuh

pengalaman Varchar 100 Pengalaman kerja

pdd_sltp Varchar 10 Pendidikan yang telah

ditempuh

pdd_diploma Varchar 10 Pendidikan yang telah

ditempuh

pdd_s1 Varchar 10 Pendidikan yang telah

ditempuh

pdd_s2 Varchar 10 Pendidikan yang telah

ditempuh

pdd_s3 Varchar 10 Pendidikan yang telah

ditempuh

ktp Varchar 20 Nomer ktp

ijasah Varchar 20 Jumlah ijasah

transkrip Varchar 50 Jumlah IPK

pencaker Varchar 50 Nomer pencaker

skkb Varchar 20 Nomer SKKB

piagam Varchar 50 Jumlah piagam

sertifikat Varchar 50 Jumlah sertifikat

(57)

4. Tabel Login

Nama : login

Fungsi : Untuk menyimpan data login

Tabel 3.4 Tabel Login

Nama Tipe Data Panjang Constraint Keterangan

nip Varchar 20 PK,FK Nomer induk karyawan

password Varchar 10 PK Password

stastus Varchar 10 Status (Admin & User)

pwd Varchar 10 Password Edit

5. Tabel Kelas

Nama : kelas

Fungsi : Untuk menyimpan data kelas

Tabel 3.5 Tabel Kelas

Nama Tipe Data Panjang Constraint Keterangan

kls Varchar 1 PK Kelas

jkls Varchar 20 PK Jenis Kelas

nip Varchar 20 Nomer induk karyawan

nis Varchar 10 PK,FK Nomer Induk Siswa

6. Tabel Mata Pelajaran

Nama : mp

Fungsi : Untuk menyimpan data mata pelajaran

Tabel 3.6 Tabel Mata Pelajaran

Nama Tipe Data Panjang Constraint Keterangan

kodemp Varchar 5 PK Kode Mata Pelajaran

(58)

7. Tabel Sub Mata Pelajaran

Nama : submp

Fungsi : Untuk menyimpan data sub mata pelajaran

Tabel 3.7 Tabel Sub Mata Pelajaran

Nama Tipe Data Panjang Constraint Keterangan

kodesub Varchar 5 PK Kode sub pelajaran

kodemp Varchar 5 FK Kode mata pelajaran

namamp Varchar 30 Nama sub pelajaran

8. Tabel Mata Pelajaran Perkelas

Nama : mpkls

Fungsi : Untuk menyimpan data mata pelajaran per kelas

Tabel 3.8 Tabel Mata Pelajaran Perkelas

Nama Tipe Data Panjang Constraint Keterangan

kls Varchar 1 Kelas

kodesub Varchar 5 FK Kode sub pelajaran

kodempkls Varchar 5 PK Kode Mata Pelajaran

namamp Varchar 30 Nama Mata Pelajaran

9. Tabel klasifikasi

Nama : klasifikasi

Fungsi : Untuk menyimpan data klasifikasi kecerdasan

Tabel 3.9 Tabel Klasifikasi

Nama Tipe Data Panjang Constraint Keterangan

kdklsf Varchar 1 PK Kode Klasifikasi

jnsklsf Varchar 2 PK Jenis Klasifikasi

(59)

10.Tabel sub klasifikasi

Nama : sub_kla

Fungsi : Untuk menyimpan data sub klasifikasi kecerdasan

Tabel 3.10 Tabel SubKlasifikasi

Nama Tipe Data Panjang Constraint Keterangan

kdklsf Varchar 1 PK,FK Kode Klasifikasi

jnsklsf Varchar 2 PK,FK Jenis Klasifikasi

subklsf Varchar 10 PK Sub Klasifikasi

kls Varchar 1 PK Kelas

nmklsf Varchar 200 Nama Klasifikasi

11.Tabel Absen

Nama : absen

Fungsi : Untuk menyimpan data absensi siswa

Tabel 3.11 Tabel Absen

Nama Tipe Data Panjang Constraint Keterangan

Tgl_absen Varchar 15 PK Tanggal Absen

kls Varchar 1 FK Kelas

jkls Varchar 20 FK Jenis Kelas

sem Varchar 20 Semester

ket Varchar 50 Keterangan Absensi

nis Varchar 10 PK,FK Nomer Induk Siswa

nip Varchar 20 FK Nomer induk

(60)

12.Tabel aktifitas

Nama : aktifitas

Fungsi : Untuk menyimpan data aktifitas

Tabel 3.12 Tabel Aktifitas

Nama Tipe Data Panjang Constraint Keterangan

thn_ajaran Varchar 10 PK Tahun ajaran

subklsf Varchar 10 PK,FK Sub klasifikasi

nil Numeric 9 Nilai

sem Varchar 1 Semester

pro Varchar 20 Proses (Sisipan, Akhir)

nis Varchar 10 PK,FK Nomer Induk Siswa

kls Varchar 1 PK,FK Kelas

jkls Varchar 20 FK Jenis Kelas

tgl Varchar 15 PK Tanggal

jam Varchar 10 PK Jam aktifitas

kdklsf Varchar 1 PK,FK Kode klasifikasi

jnsklsf Varchar 2 PK,FK Jenis klasifikasi

ket Varchar 200 Keterangan

nip Varchar 20 FK Nomer Induk karyawan

13.Tabel nilai

Nama : nilai

Fungsi : Untuk menyimpan data nilai siswa

Tabel 3.13 Tabel Nilai

Nama Tipe Data Panjang Constraint Keterangan

nis Varchar 10 PK,FK Nomer Induk Siswa

kodempkls Varchar 5 PK,FK Kode Pelajaran

tgl Varchar 15 Tanggal

sts Varchar 3 PK Status Nilai

nil numeric 9 Nilai

kls Varchar 1 FK Kelas

jkls Varchar 20 FK Jenis Kelas

sem Varchar 1 PK Semester

kd Varchar 2 Kode

nip Varchar 10 FK Nomer induk

(61)

14.Tabel raport

Nama : raport

Fungsi : Untuk menyimpan data raport

Tabel 3.14 Tabel Raport

Nama Tipe Data Panjang Constraint Keterangan

nis Varchar 10 PK,FK Nomer Induk Siswa

sem Varchar 1 PK,FK Semester

kls Varchar 1 FK Kelas

jkls Varchar 20 FK Jenis Kelas

kodemp Varchar 5 PK,FK Kode Pelajaran

nilakhir numeric 9 Nilai Akhir

rtnilkls numeric 9 Nilai rata-rata kelas

status Varchar 10 PK Status (Sisipan &

Akhir)

nip Varchar 10 FK Nomer Induk

Karyawan

15.Tabel kelulusan

Nama : kelulusan

Fungsi : Untuk menyimpan data nilai ujian akhir siswa

Tabel 3.15 Tabel Kelulusan

Nama Tipe Data Panjang Constraint Keterangan

nis Varchar 10 PK,FK Nomer Induk Siswa

kodemp Varchar 5 PK,FK Kode Pelajaran

nilakhir1 numeric 9 Nilai Akhir Semester 1

nilakhir2 numeric 9 Nilai Akhir Semester 2

niluakhir numeric 9 Nilai Akhir Ujian

kls Varchar 1 FK Kelas

Gambar

Gambar 3.1 Dokumen flow pembuatan bank data
Gambar 3.2 Dokumen flow proses absensi siswa
Gambar 3.5 Dokumen flow proses pembuatan raport
Gambar 3.8 Diagrma berjenjang sistem informasi kecerdasan siswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 angka 14 dalam Trianto (2011, h.67) menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini

Desain motif yang dihasilkan antara lain:.. Pengembangan pertama yaitu batik kopi mengalami perubahan desain namun masih masih jelas terlihat secara keseluruhan mengarah

Selain itu kesibukan orang tua, kurang sosialisasi dari pemerintah serta budaya setempat yang masih mengandalkan dukun menjadi faktor yang mempengaruhi kepatuhan

Preventive maintenance adalah suatu kegiatan atau tindakan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan pada semua bagian kendaraan.. Pada umumnya tahapan dari pada

Substitusi ransum komersil dengan tepung ampas kelapa yang diberikan pada ayam kampung dapat dilakukan sampai tingkat 30 % tanpa mengurangi performa

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh intensitas penggunaan facebook terhadap aktivitas belajar siswa kelas VII SMPN

Sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber dari Anggaran