• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PERAWATAN PADA MESIN MOBIL KIA RIO TIPE SF DAN JB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III PERAWATAN PADA MESIN MOBIL KIA RIO TIPE SF DAN JB"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

PERAWATAN

PADA MESIN MOBIL KIA RIO TIPE SF DAN JB

3.1. Pengertian Perawatan

Perawatan adalah suatu proses perawatan semua perlengkapan meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian. Perawatan atau maintenance merupakan salah satu fungsi management produksi yang menyangkut persoalan sehari-hari dalam hal menjaga dan menjamin agar benda tetap berada dalam kondisi yang baik dan selalu siap digunakan. Untuk melengkapi perawatan perlu juga diketahui apa sebab dan akibatnya jika terjadi suatu kerusakan.

Banyak kemungkinan penyebab terjadinya kerusakan, namun pada umumnya disebabkan pada :

 Pengaruh keadaan cuaca (matahari, hujan, angin), sebagai contoh dapat disebutkan kerusakan pada isolasi kabel listrik, panas atau temperatur yang tinggi menyebabkan cepatnya kerusakan pada kabel-kabel listrik tersebut.  Proses pemakaian yang terus-menerus menimbulkan getaran-getaran,

gesekan-gesekan ataupun kotoran-kotoran yang dapat mengakibatkan kerusakan pada bagian mesin tersebut.

 Kelalaian, kesalahan yang dilakukan oleh pemilik genset dalam penggunaan, ataupun pemasangan dan memperbaiki mesin serta bagian lain dari genset.  Pengaruh kerusakan kecil pada salah satu bagian mesin yang dapat menjadi

(2)

 Pengaruh dari debu walaupun sangat halus, sering menyebabkan aus pada bagian-bagian yang di dalam mesin.

 Terlalu berlebihan dalam penggunaan atau kelebihan beban yang dapat menyebabkan overhoul.

Kerusakan-kerusakan yang terjadi pada genset akan menimbulkan berbagai macam dampak yang merugikan, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :

 Kecelakaan : jika terjadi overhoul dan terjadi ledakan atau hancurnya genset yang dapat mengakibatkan jatuhnya korban jiwa.

 Kebakaran : kabel listrik yang memijar atau terjadi arus pendek yang mengakibatkan terbakarnya kendaraan.

 Performance mesin menurun : akselerasi mesin yang makin turun mengakibatkan genset kurang maksimal dalam menghasilkan daya listrik.

3.2. Tujuan Perawatan

Tujuan Perawatan yang utama dapat di definisikan dengan jelas sebagai berikut: 1. Untuk memperpanjang usia kegunaan aset (yaitu setiap bagian dari suatu tempat

kerja, bangunan, dan isinya). Hal ini terutama penting di negara berkembang karena kurangnya sumber daya modal untuk pengganti.

2. Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi (jasa) dan mendapatkan laba investsai maksimum yang mungkin.

3. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktu misalnya, Unit cadangan, unit pemadam kebakaran, dan penyelamat.

(3)

Diagram Pembagian atau jenis-jenis pemeliharaan Pemeliharaan Pemeliharaan tak terencana Pemeliharaan terencana Pemeliharaan darurat Pemeliharaan korektif Pemeliharaan pencegahan Pengertian komponen monitor, yaitu pekerjaan yang timbul langsung dari pemeriksaan Reparsi moptor yang tidak ditemukan waktu pemeriksaan Overhaul terencana Pemeriksaan termasuk penyelesaian dan pelumasan Pemeliharaan waktu berhenti Lihat, rasakan,dengar Pemeliharaan waktu berjalan

(4)

Keterangan :

Pemeliharaan suatu kombinasi dari setiap tindakan untuk menjaga suatu barang dalam, atau untuk

memperbaikinya sampai kondisi yang diterima.

Pemeliharaan terencana Pemeliharaan yang diorganisasi dan dilakukan dengan pemikiran ke masa depan, pengendalian dan pencataatan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.

Pemeliharaan darurat Pemeliharaan yang perlu segera dilakukan untuk mencegah akibat yang serius.

Pemeliharaan Pencegahan Pemeliharaan yang dilakukan pada selang waktu yang ditentukan sebelumnya, atau terhadap kriteria lain yang diuraikan, dan dimaksudkan untuk mengurangi kemungkinan bagian lain tidak memenuhi kondisi yang bisa diterima.’ Pemeliharaan berjalan Pemeliharaan yang dapat dilakukan selama

mesin dipakai.

Pemeliharaan berhenti Pemeliharaan yang hanya dapat dilakukan selama mesin berhenti.

Pemeliharaan Korektif Pemeliharaan yang dilakukan untuk memperbaiki suatu bagian (termasuk penyetelan dan reparasi) yang telah berhenti untuk memenuhi suatu kondisi yang bisa diterima.

(5)

3.3 Metode Perawatan.

Suatu peralatan yang digunakan untuk melakukan proses produksi baik secara langsung maupun tidak langsung memerlukan suatu metode perawatan agar peralatan-peralatan tersebut dapat digunakan secara optimal.

Istilah-istilah dalam perawatan atau maintenance secara garis besar adalah pekerjaan yang dilakukan untuk menjaga atau memperbaiki setiap fasilitas agar tetap dalam keadaan yang dapat diterima menurut standar yang berlaku dalam tingkat biaya yang lebih relatif kecil.

1. Preventive Maintenance

Preventive maintenance adalah suatu kegiatan atau tindakan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan pada semua bagian kendaraan. Pada umumnya tahapan dari pada tindakan yang dilakukan dikenal dengan istilah FITCAL, yang terdiri dari :  Feel (merasakan)  Inspection (memeriksa)  Tighten (mengencangkan)  Clean (membersihkan)  Adjustment (menyetel)  Lubrication (melumasi)

Dengan melakukan tindakan FITCAL tersebut di atas maka jelaslah bahwa preventive maintenance merupakan salah satu “to keep the operation condition”.

Disamping itu, preventive maintenance yang dilakukan atau dilaksanakan dalam suatu waktu periode tertentu, maka pelaksanaan tersebut sudah merupakan suatu aspek yang efisien dalam bekerja. Jadi secara ekstrim dapat dikatakan bahwa

(6)

2. Routline Maintenance

Routline Maintenance adalah pekerjaan yang dilakukan secara rutin atau terus menerus seperti penggantian oli, penggantian air radiator, panggantian filter atau saringan. Pada hakekatnya sama dengan Preventive Maintenance.

3. Break Down Maintenance

Break Down Maintenance adalah pekerjaan maintenance yang dilakukan setelah terjadi kerusakan mesin, tetapi yang masih masuk ke dalam planning.

4. Predictive Maintenance

Predictive Maintenance adalah merupakan suatu perubahan bentuk baru dari Planed Maintenance dimana penggantian komponen atau suku cadang dilakukan lebih awal dari waktu terjadinya kerusakan secara prediksi.

5. Running Maintenance

Running Maintenance adalah merupakan Preventive Maintenance yang dilakukan pada saat mesin dan alat-alat menjalankan fungsinya (untuk mesin produksi).

6. Corrective Maintenance

Corrective Maintenance adalah pekerjaan maintenance yang merupakan

koreksi atau perbaikan terhadap suatu kerusakan yang telah terjadi.

7. Repair

Repair atau reparasi adalah suatu perbaikan (penggantian dan pemasangan

kembali) dari kerusakan yang terjadi, dengan maksud agar bagian-bagian yang rusak itu dapat dipakai lagi dalam keadaan kapasitas efisien semula. Disamping itu pula harus dipelajari semua kerusakan yang pernah terjadi guna menentukan tindakan-tindakan yang perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan yang sama.

(7)

8. Emergency Maintenance

Emergency Maintenance adalah pekerjaan maintenance yang dilakukan

karena terjadi kerusakan yang tidak diduga-duga.

9. Overhaul

Overhaul merupakan suatu aktifitas perawatan atau maintenance yang timbul sebagai berikut dari pemakain genset yang terus-menerus atau kelebihan beban dan untuk melaksanakan overhaul mesin harus dimatikan. Dengan adanya pemakaian yang terus-menerus, maka suatu mesin secara berangsur-angsur akan cenderung mengalami proses kerusakan yang tidak dapat dihindarkan.

Dalam pelaksanaan overhaul, tindakan-tindakan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

 Penghentian mesin

 Pembongkaran seluruh bagian mesin

 Membersihkan bagian-bagian mesin yang dibongkar

 Memperbaiki bagian mesin yang telah rusak dan yang baru mengalami gejala kerusakan

 Penggantian bagian mesin yang telah aus  Pemasangan kembali

 Penyetelan  Pengetesan mesin

Melihat tindakan-tindakan tersebut diatas maka untuk mengadakan overhaul perlu disediakan waktu khusus, konsentrasi serta tenaga yang cukup. Oleh karena itu overhaul memerlukan waktu yang cukup lama ( 3 hari ).

(8)

10.Down Time

Down Time adalah periode waktu dimana fasilitas keadaan yang tidak dapat dipakai atau diproduksi.

11.Availibility

Availibility adalah periode waktu dimana fasilitas dalam keadaan dapat beroperasi.

12. Maintenance Management

Maintenance Management penyusunan jadwal maintenance adalah suatu penetapan yang dilakukan atau dibutuhkan untuk melaksanakan maintenance. Jadi untuk melakukan maintenance telah ditetapkan menurut ketentuan yang dikeluarkan pabrik pembuat mesin tersebut, seperti berdasarkan waktu (jam).

13. Maintenance Schedule

Maintenance Schedule adalah suatu daftar yang menyeluruh yang

berisi kegiatan maintenance dan kejadian-kejadian yang menyertainya. 14. Planed Maintenance

Planed Maintenance adalah pengorganisasian pekerjaan maintenance

(9)

3.4 Perawatan Mesin Pada Mobil

KIA RIO Tipe SF Dan JB

Gambar 3.4.1 : Mobil KIA RIO Tipe SF dan JB

Gambar 3.4.2 : Mesin KIA RIO tipe SF dan JB

SUMBER : DOKUMENTASI PT. TRANSPORT NUSANTARA INDONESIA 3.4.1 Tahapan – Tahapan Perawatan

Pada perawatan mesin mobil ini akan dijelaskan perawatan terhadap mesin KIA RIO tipe SF dan JB dengan lifting Capacity machine 1600 and 1500 CC yang digunakan pada PT. Transportasi Nusantara Indonesia (PT.TNI).

(10)

Sebelum mesin KIA RIO tipe SF dan JB diberikan perawatan, mesin terlebih dahulu diperiksa dari performa mesin tersebut dilakukan pengecekan, pencatatan karakteristik mesin mobil sebelum melakukan perbaikan.

3.4.2 Bagian – bagian dari mesin mobil KIA RIO tipe SF dan JB

Mesin KIA RIO tipe SF dan JB terdiri dari beberapa bagian, yaitu : 1) Baut/mur pada manifold pemasukan dan pembuangan. 2) Slang dan sambungan – sambungan alat pendingin. 3) Pipa gas buang dan dudukannya.

4) Tutup tangki bahan bakar, saluran bahan bakar dan sambungannya. 5) Booster rem.

6) Pipa rem dan slang.

7) Tinggi permukaan minyak power steering. 8) Pengaturan roda (side slip).

9) Ball joint.

10) Tutup debu poros penggerak (untuk kendaraan penggerak roda depan). 11) Suspensi depan dan belakang.

12) Baut atau mur pada chasis dan body.

3.4.3 Cara kerja mesin KIA RIO tipe SF dan JB :

1. Pengencangan baut/mur pada manifold pemasukan dan pembuangan

 Gunakan kunci momen dengan urutan menyilang, periksa dan kencangkan baut-baut dan mur-mur manifold pemasukan dan pembuangan hingga momen sfesifikasi.

(11)

 Jika sulit sekali mencapai baut dikarenakan letaknya yang tersembunyi, momen baut tersebut tidkak perlu diperiksa asalkan baut-baut yang lain tidak terlalu kendor.

Baut manifold yang kurang kencang akan menyebabkan masuknya udara ke mesin berlebihan yang akan mengakibatkan kerja mesin kurang sempurna atau terjadinya kebocoran gas buang.

2. Memeriksa slang dan sambungan – sambungan alat pendingin

a. Dengan mesin dipanaskan, periksa apakah terdapat kebocoran pada bagian – bagian berikut :

 Radiator dan slang – slangnya  Pompa air dan slang – slangnya  Heater dan slang – slangnya

 Sumbat – sumbat penguras air pada radiator dan pada blok silinder Jika terdapat kebocoran, terlihat air atau karatan disekitar disekitar tempat tersebut.

(12)

b. Periksa semua slang karet kemungkinan retak atau menggelembung secara tidak normal.

c. Periksa semua klem slang kemungkinan salah pemasangannya.

d. Periksa apakah tinggi air pada tangki cadangan sesuai dengan spesifikasi.

3. Memeriksa pipa gas buang dan dudukannya

 Periksa gas buang kemunkinan terlalu berkarat, rusak atau rapuh.

 Periksa kemungkinan gelang –gelang karet 0 keluar, rusak atau kendor pemasangannya.

(13)

 Hidupkan mesin dan periksa kemungkinan pada masing – masing sambungannya.

4. Memeriksa tutup tangki bahan bakar, saluran bahan bakar dan sambungannya :

 Periksa kondisi pemasangan, kerusakan atau mungkin kebocoran yang ada pada komponen – komponen system bahan bakar.

5. Memeriksa booster rem

a. Dengan mesin dalam keadaan idling, periksa kerja pemompaan master silinder sebagai berikut :

(14)

 Jika pedal turun pada pertama kali tetapi berangsur – angsur meninggi setelah tekanan ke-2 dan ke-3 kali, pemompaan master silinder dalam keadaan baik.

 Jika tidak ada perubahan pada jarak cadangan pedal setelah penekanan ke-2 dan seterusnya, master silinder tidak bekerja dengan baik. Jika tidak terdapat jarak cadangan yang cukup, anda tidak bisa merasakan adanya perubahan yang berarti pada jarak cadangan.

SUMBER: http://masyhuri77.wordpress.com/mobil/

b. Periksa kerja booster rem sebagai berikut :

 Dengan mesin dalam keadaan mati, tekan pedal rem beberapa kali.

 Sementara pedal rem sedang ditekan, hidupkan mesin. Pedal rem harus turun sedikit pada saat mesin hidup.

(15)

 Jika tidak ada perubahan pada posisi pedal, booster tidak bekerja dengan baik.

c. Periksa kekedapan udara dari booster dan kekedapan hidrolik dari master silinder sebagai berikut :

 Dengan mesin hidup, tekan pedal rem. Pedal rem tetap ditekan, kemudian matikan mesin.

 Biarkan pedal ditekan selama 30 detik. Selama waktu ini pedal rem tidak boleh berubah.

 Jika pedal meninggi, kekedapan udara booster kurang baik.

 Jika pedal turun perlahan – lahan, terdapat kebocoran kecil pada master silinder atau minyak bocor dari suatu saluran.

(16)

6. Memeriksa pipa rem dan slang

a. Periksa saluran rem hidrolik kemungkinan bocor serta periksa keadaan pipa rem dan slang fleksibel. Jika ada kelainan, mintalah petunjuk pada instruktur dan lakukan perbaikan seperlunya.

b. Saluran – saluran hidrolis rem memegang peranan penting dalam menjaga kemampuan kerja rem sehingga mobil dapat berhenti dengan aman setiap saat. Karena itu, perhatian yang besar harus dicurahkan pada saluran – saluran rem

(17)

c. Lampu kerja harus digunakan untuk memeriksa saluran – saluran hidrolis agar terlihat dengan jelas.

d. Periksalah dengan teliti seluruh lingkaran slang fleksibel (360º) dan panjangnya.

e. Periksa bahwa terdapat jarak yang cukup antara pipa rem atau slang fleksibel dari bagian – bagian yang berputar atau yang berpinggiran runcing/tajam.

7. Memeriksa tinggi permukaan minyak power steering

a. Periksa sambungan saluran minyak hidrolis, rumah roda gigi kemudi dan pompa power steering kemungkinan ada minyak yang bocor atau merembes. Jika ada, perbaiki sesuai dengan petunjuk instruktur.

b. Periksa tinggi permukaan minyak menggunakan pengukur minyak yang bersatu dengan tutup, sbb :

 Pertama-tama, panaskan minyak pada 40º-80º dengan cara mesin dihidupkan pada putaran idle cepat, putar roda kemudi ke kiri atau ke kanan sampai penuh dan biarkan pada posisi tersebut untuk beberapa

(18)

detik. Ulangi pekerjaan ini beberapa kali sampai tangki cadangan (reservoir) terasa panas.

 Buka tutup tangki cadangan dan periksa tinggi permukaan minyak dengan pengukur minyaknya. Jika berada pada daerah HOT (panas), minyak cukup. Jika berada didaerah LOW (kurang), tambahkan minyak hingga tinggi yang telah ditentukan.

8. Memeriksa pengaturan roda (side slip)

a. Dengan menggunakan alat pengetes side slip, periksa side slip roda depan sebagai berikut :

 Pertama periksa semua tekanan angin ban menurut ukuran spesifikasi.  Perlahan-lahan jalankan kendaraan menuju tester.

 Baca penunjukan side slip pada saat kendaraan berada di atas tester.  Jika kendaraan mempunyai suspensi belakang model “Independent rear

suspension”, ulangi langkah ini untuk roda-roda belakang.

b. Jika besarnya side slip diluar harga spesifikasi yang ditentukan, perlu dilakukan pemeriksaan pengaturan roda (Wheel alignment) secara sempurna.

(19)

c. Jika menggunakan tester side slip yang portable, berilah balok kayu yang tingginya sama dengan tester di bawah roda yang sedang tidak di tes, agar kendaraan menjadi rata.

9. Memeriksa ball joint

Periksa getaran vertical ball joint sbb :

(20)

10.Memeriksa tutup debu poros penggerak (untuk kendaraan penggerak roda depan)

Dengan mata dan tangan, periksa tutup – tutup debu poros penggerak kemungkinan retak, rusak atau koyak. Periksa seluruh keliling tutup.

11.Memeriksa suspensi depan dan belakang

1.1.1Suspensi tipe strut machperson :

 Angkat bagian depan kendaraan dan tempatkan balok kayu dengan ketinggian 180-200 mm di bawah roda-roda depan.

 Turunkan kendaraan sampai terdapat setengah beban menumpu pegas-pegas koil depan. Berikan penopang pada kendaraan untuk pengaman.  Perhatikan bahwa roda-roda depan berada pada posisi lurus, lalu

ditahan dengan ganjalan.

 Gerakan lengan bawah ke atas dan ke bawah, da periksa bahwa tidak terdapat kebebasan yang terlalu besar dari ball joint.

1.1.2 Suspensi tipe wishbone :

 Angkat lengan bawah suspensi sampai ban lepas dari tanah.

 Gerakan ban ke atas dan ke bawah serta periksa bahwa tidak terdapat gerak yang berlebihan.

(21)

a. Periksa dengan teliti karet pelindung ball joint kemungkunan koyak atau kerusakan lainnya.

b. Jika gerak vertikal melebihi limit dikarenakan keausan ball joint atau karena karet pelindung koyak, ball joint harus diganti.

a. Periksa kemampuan dari peredam kejut (sok breaker) :

 Goyangkan ke atas dan ke bawah ujung depan kendaraan dan periksa bantingan kendaraan dapat segera diredam (dihilangkan ).

 Lakukan hal yang sama untuk ujung belakang kendaraan

(22)

b. Dengan kendaraan miring berada pada tempat yang rata, periksa kemungkinan penyebab kendaraan miring :

 Tekanan angin ban, mungkin berbeda – beda.  Ban atau roda yang berbeda-beda ukurannya.  Beban berat di satu sisi.

c. Jika kendaraan masih juga miring setelah dilakukan pemeriksaan dan perbaikan, mungkin terdapat masalah yang berhubungan dengan system suspensi, dan untuk itu dilakukan pemeriksaan berikut :

 Periksa lengan suspensi dan kemungkinan aus atau berkarat dan periksa bushing kemungkinan aus.

 Jika kendaraan terlalu miring, periksalah dengan teliti kemungkinan bushing aus, dengan cara mengungkitnya dengan tuas.

 Jika terdapat kelainan, hubungi instruktur dan lakukan perbaikan seperlunya.

(23)

d. Periksa bantalan roda depan dan belakang kemungkinan aus.

 Goncangkan roda pada arah vertikal dan periksa kelonggarannya kemungkinan berlebihan.

 Jika terdapat kelonggaran yang berlebihan, ulangi pemeriksaan dengan menekan pedal rem. Jika tidak terdapat kelonggaran pada saat pedal rem ditekan, kemungkinan penyebabnya adalah terlalu banyaknya kelonggaran aksial (thurst play) bantalan roda, untuk itu beban mula (pre-load) harus disetel kembali. Jika kelonggaran pada roda tidak berubah pada waktu pedal rem ditekan, maka kemungkinan penyebabnya adalah keausan atau terdapat kelonggaran pada ball joint atau pada bagian – bagian suspensi. Karena itulah system kelonggaran suspensi harus diperiksa.

 Jika terdapat kelonggaran (gerak bebas) yang berlebihan pada roda belakang (pada jenis kendaraan berpegas daun atau 4 link), kemungkinan penyebabnya adalah bantalan telah aus.

(24)

e. Putar masing – masing roda dan dengarkan suara dari bantalan. Jika terdengar suara yang aneh, kemungkinan karena bantalan aus. Mintalah penjelasan pada instructor anda.

 Hati-hati jangan dibingungkan dengan suara yang disebabkan oleh seretnya rem atau suara differential.

 Penyeretan rem yang kecil (kurang dari 1 kg dari tahanan putaran pada keliling roda), tidak akan mempengaruhi kemampuan kendaraan.

(25)

12.Mengencangkan baut atau mur pada chasis dan body

a. Periksa bahwa semua baut dan mur komponen chasis dikencangkan pada momen spesifikasi.

 Pengencangan baut dan mur tergantung pada beban tiap komponen. Karena itu perhatikan buku pedoman reparasi pada waktu melakukan pemeriksaan.

 Pada waktu memeriksa kekencangan mur-mur kastel lengan penghubung kemudi, spi-pen jangan dilepas dan gunakanlah kunci pas. Namun apabila mur berputar dengan mudah, spi-pen dilepas dan kencangkan mur hingga momen spesifikasi.

b. Bila perlu, periksa kekencangan komponen body berikut :  Sabuk pengaman

 Pengikat tempat duduk  Pintu dan kap mesin

 Pengikat tangki bahan bakar

(26)

1.2.1 Memeriksa kerja dari bagian – bagian body

a. Periksa pembukaan dan penutupan kap mesin sebagai berikut.

 Periksa bahwa kap mesin terloncat sedikit pada waktu tuas pembebas kunci kap mesin ditarik.

 Periksa bahwa kait pengaman masih dapat mencegah terlepasnya kap mesin.

 Buka penahan kap dan periksa bahwa kap terbuka dengan lembut.

 Tekan bagian depan kap mesin dan periksa apakah kap terkunci dengan aman.

(27)

 Periksa kemungkinan pengunci kap mesin kendor atau baut engselnya. Kalau perlu dikencangkan.

 Periksa engsel kap bekerja lembut tanpa suara. Bila perlu, lumasi engselnya

b. Periksa bahwa pengunci pintu bekerja dengan baik.

 Periksa pintu-pintu dapat dibuka dengan pegangan bagian dalam atau luar dan penguncian otomatis dapat mengunci dengan aman.

 Periksa bahwa pintu tidak dapat dibuka dari luar jika kunci otomatis dan tombol kunci atau tuas kunci pintu berada pada posisi mengunci.

(28)

SUMBER :

http://4.bp.blogspot.com/- YhbyU9s7CEQ/Te65um6MVJI/AAAAAAAAAgQ/UGkog4ox6WU/s1600/power-window-sml.jpg

 Periksa bahwa pintu-pintu dapat dikunci dan dibuka dengan otomatis dan anak kunci .

 Periksa bahwa pintu-pintu dapat dikunci tanpa menggunakan anak kunci.

(29)

 Periksa engsel pintu dan pengontrol apakah bekerja dengan baik. Tidak boleh ada suara aneh yang terdengar pada waktu pintu dibuka atau ditutup. Kalau perlu berikan pelumasan.

 Periksa bahwa engsel pintu, kunci dan pengait terpasang dengan benar serta tertutup rapat. Jika perlu penyetelan, mintalah petunjuk dari instruktur anda.

Gambar 3.4.3.23 Sketsa Engsel pintu

 Periksa pembukaan atau penguncian pintu belakang dan bagasi serta periksa kekendoran dengan cara seperti dilakukan pada pintu depan.

(30)

c. Periksa tempat duduk dapat digunakan dengan nyaman.

 Periksa bahwa tempat duduk meluncur dengan lembut ke depan dan ke belakang pada jalurnya serta dapat terkunci dengan aman pada lokasi manapun.

 Periksa bahwa sandaran tempat duduk dapat disetel pada posisi manapun juga.

 Periksa kekencangan baut-baut tempat duduk dan penyetel tempat duduk, kalau perlu dikencangkan kembali.

d. Periksa bahwa penghapus kaca ( wiper ) bekerja dengan baik.

 Dengan switch kontak ON (hidup), periksa bahwa gerakan wiper sesuai dengan posisi dari switch.

 Tekan switch wiper dan periksa bahwa air pembasuh menyemprot ke bagian kaca dengan tepat. Jika penyemprotan tidak mengenai sasaran dengan tepat, stel arah penyemprotan nozzle.

 Periksa bahwa wiper membersihkan kaca dengan baik. Jika rusak, gantilah karet wiper.

(31)

SUMBER:

http://www.greenlightautocare.com/shared/Library/encyclopedia/resourcecenter_ency clopedia_windshield1.asp

(32)

 Periksa mur-mur pengikat lengan wiper kiri dan kanan kemungkinan longgar, jika perlu dikencangkan.

 Isi kembali cairan wiper melalui lubang pengisi pada reservoir air pembasuh sehingga penuh..

Perbaikan bodi ketika harus melepas komponen wiper dan washer, pertama yang harus dilepas adalah wiper arm dengan cara melepaskan arm shaft lock nut lalu menekan poros ke dalam. Kemudian melepaskan baut yang menahan motor bracket pada bodi, lalu menarik unit motor wiper. Setelah itu melepas sambungan washer tube dari kabin kendaraan. Setelah itu melepas mounting bolt, lalu mengeluarkan motor wiper. Sebagai catatan, jangan melepas crank arm jika tidak perlu, karena dapat mengubah sudut auto stop. Jika harus dilepas, maka berilah tanda terlebih dahulu sehingga memudahkan saat pemasangan. Waktu memasang wiper linkage, perhatikanlah petunjuk memasang wiper arm shaft pada bodi, memasukkan shaft

(33)

bodi. Menyetel posisi berhenti dari wiper blade. Setelah itu mengencangkan wiper arm nut dengan torsi 1,0-1,6 kgm. Pada pemasangan juga perhatikan arah penyemprotan dari washer dengan menyetel pada ujung nozzle menggunakan kawat atau jarum

(34)

1.2.2 Cara Membuka Baut Roda

Kendorkan Baut Roda

Naikkan kendaraan dengan dongkrak

Membuka baut roda

Membuka ban

Pasang baut Pasang ban

Kencangkan baut roda sampai rapat

Jika terjadi gugus baut

Pasang baut

Kencangkan baut roda sampai rapat

Turunkan dongkrak

Kencangkan kembali sampai baut tidak bergerak

Snei atau ganti baut roda

(35)

3.5Langkah – Langka Sebelum Menjalankan Kendaraan. 3.5.1 Sebelum start (menghidupkan) mesin :

 Periksa sekitar kendaraan sebelum memasukinya.

 Setel posisi tempat duduk, sudut kemiringan sandaran, tinggi sandaran kepala dan tinggi roda kemudi/stir.

 Sesuaikan kaca spion luar dan dalam.  Kenakan sabuk pengaman.

Harap diingat setiap lampu peringatan, bila switch pengapian pada posisi ON dan periksalah pengukur bahan bakar untuk memastikan bahwa anda memiliki cukup bahan bakar.

3.5.2Pemeriksaan keamanan kendaraan sebelum melakukan perjalanan :

Adapun hal yang baik dalam melakukan pemeriksaan keamanan sebelum melakukan perjalanan, periksa beberapa menit seluruh kendaraan dapat membantu kepastian keamanan dalam perjalanan.

1. Pencegahan korosi dan perawatan pada kendaraan

Perawatan yang tepat terhadap kendaraan dapat membantu pencegahan korosi, ikutilah petunjuknya sebagai berikut :

 Cucilah kendaraan dengan teratur untuk menjaga kebersihan.

 Lubang-lubang saluran air pada pintu, roker panel dan rangka tidak boleh tersumbat.

 Gunakan sabun dengan air hangat untuk membersihkan serangga atau getah pohon.

(36)

Catatan :

Jangan menggunakan bensin atau pelarut keras yang mengandung racun atau yang dapat menimbulkan kerusakan.

3.Pemolesan kendaraan untuk menjaga keindahan serta sebagai pelindung cat :  Mencuci kendaraan kemudian keringkan.

 Gunakan pamelet yang baik.  Poleskan pada bagian chrome.

3.6 Perawatan Berkala

Tujuan dari perawatan berkala adalah untuk :  Penghematan bahan bakar

Life time atau umur kendaraan  Kenyamanan kendaraan  Keamanan

 Terpenuhinya warranty

 Terpenuhinya peraturan pemerintah mengenai kendaraan yang bebas polusi atau kendaraan dengan emisi gas buang yang aman.

3.6.1 Dalam Keadaan Darurat

1. Mesin tidak dapat berputar atau berputar dengan lambat :  Periksalah terminal baterai, harus bersih dan kencang.

 Bila terminal ok, nyalakan interior, bila redup dan padam pada saat dihidupkan tandanya baterai lemah, hal ini dapat dicoba dihidupkan dengan baterai pancingan atau jika transmisi manual dapat didorong bila baterai tidak dapat dihidupkan periksalah di bengkel.

(37)

2. Bila putaran normal tapi tidak dapat hidup :

 Periksalah konektor koil pengapian, distributor, busi dan pengapian.  Bila pemeriksaan pertama OK, periksa karburator yang kemungkinan

banjir karena dihidupkan secara berulang –ulang.

 Bila terjadi banjir karburator, hidupkanlah mesin dengan menginjak pedal gas secara penuh sampai mesin penuh, kemudian lepas.

 Bila tidak dapat hidup cara no.3 coba lepas busi yang sudah basah.  Bila hal tersebut belum berhasil bawalah ke bengkel.

3. Bila mesin mati tiba-tiba :

 Carilah tempat parkir yang aman untuk berhenti  Hidupkan lampu darurat

 Coba lagi hidupkan mesin

 Bila mesin tidak dapat dihidupkan kembali, maka coba lihat cara-cara mengatasi keadaan darurat.

4. Petunjuk mengendarai mesin kendaraan dalam berbagai kondisi :

 Sekalipun bantuan pengereman tidak berfungsi, rem masih bekerja tetapi anda harus menginjak pedal lebih kuat lagi dari kondisi normal.

 Kurangi kecepatan pada saat menikung, hindari melindas gundukan yang tinggi, benda bersudut tajam dari bagian yang berbahaya, hal ini guna mencegah kerusakan ban.

 Pencucian kendaraan atau pengendaraan di jalan yang banjir sehingga mengakibatkan rem basah, maka daya pengereman kurang baik, untuk pengerjaannya tekan pedal sedikit dan jalankan perlahan-lahan.

(38)

3.6.2 Perawatan Berkala Berdasarkan KM (Kilo Meter)

1. Perawatan 1000 km

Komponen Mesin :

 Setel celah katup

 Periksa semua tali kipas  Periksa air pendingin

 Setel putaran idle, idle tinggi dan campuran idle Chasis & Body :

 Periksa pedal kopling, pedal rem dan fungsi rem parkir  Periksa minyak rem

 Periksa roda kemudi dan lengan penghubung kemusi (steering linkage)  Kencangkan mur dan baut pada chasis dan bodi.

2. Perawatan 5000 km

Komponen Mesin :

 Ganti oli mesin

 Periksa air pendingin mesin  Periksa baterai

 Periksa saringan bahan bakar  Periksa saringan udara

 Periksa saat pengapian dan sudut Dwell

Chasis & Body :

 Periksa pedal kopling (jenis kabel), pedal rem dan fungsi rem  Periksa kondisi dan keausan ban serta tekanan angin

(39)

Komponen Mesin :

 Ganti oli mesin

 Ganti saringan oli mesin  Periksa air pendingin mesin  Periksa baterai

 Periksa busi

 Periksa kabel pengapian

 Periksa rotor dan tutup distributor  Periksa distributor

 Periksa saat pengapian dan dwell angle  Periksa saringan bahan bakar

 Periksa saringan udara

 Setel putaran idle, putaran idle tinggi

Chasis & Body :

 Periksa pedal kopling, pedal rem dan fungsi rem  Periksa tromol dan pelapis rem

 Periksa pads dan piringan rem  Periksa minyak rem

 Periksa roda kemudi dan lengan penghubung kemudi  Periksa minyak power steering

 Periksa ball joint

 Periksa oli transmisi dan oli differential

(40)

 Periksa semua lampu, klakson, penghapus dan pembasuh kaca depan (weeper).

4. Perawatan 15.000 km

Komponen Mesin :

 Ganti oli mesin

 Periksa air pendingin mesin  Periksa baterai

 Periksa saringan bahan bakar  Periksa saringan udara  Periksa saat pengapian Chasis & Body :

 Periksa pedal kopling  Periksa minyak rem

 Periksa kondisi dan keausan ban serta tekanan anginnya 5. Perawatan 20.000 km

Komponen Mesin :

 Setel celah katup  Periksa tali kipas  Ganti oli mesin

 Ganti saringan oli mesin

 Periksa selang-selang system pendingin dan persambungannya.  Ganti air pendingin

 Periksa pipa knalpot dan kedudukannya  Periksa baterai

(41)

 Periksa kabel-kabel pengapian  Periksa rotor dan tutup distributor  Ganti CDI

 Periksa saat pengapian  Ganti saringan udara  Ganti saringan bahan bakar

 Setel putaran idle, idle tinggi dan campuran idle Chasis & Body

 Periksa pedal kopling, pedal rem dan fungsi rem parkir  Periksa tromol dan pelapis sepatu rem

 Periksa saringan piring  Periksa minyak rem  Ganti minyak rem

 Periksa selang dan pipa saluran minyak rem  Periksa minyak power steering

 Periksa roda kemudi dan lengan penghubung kemudi  Periksa ball joint

(42)

Gambar

Diagram  Pembagian atau jenis-jenis pemeliharaan                                                                   Pemeliharaan Pemeliharaan tak terencana Pemeliharaan terencana  Pemeliharaan darurat Pemeliharaan korektif Pemeliharaan pencegahan Pengertian
Gambar 3.4.1 : Mobil KIA RIO Tipe SF dan JB
Gambar 3.4.3.23 Sketsa Engsel pintu

Referensi

Dokumen terkait

Preventive maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan – kerusakan yang tidak terduga dan menemukan kondisi

Menurut Patrick (2002), preventive maintenance merupakan kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan yang tidak

Kegiatan perawatan corrective maintenance yaitu tindakan perawatan yang dilakukan ketika terjadi kerusakan mesin sedangkan preventive maintenance yaitu tindakan yang

Preventive Maintenance merupakan strategi maintenance yang dilakukan perusahaan dengan tujuan agar dapat mencegah terjadinya kerusakan pada peralatan atau mesin

Preventive maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan yang tidak terduga dan menentukan kondisi atau

Preventive Maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan yang tidak terduga dan menentukan kondisi atau

Tindakan perbaikan yang dapat dilakukan untuk meminimalisasi kerusakan yang dialami pada saat proses produksi adalah preventive maintenance seperti penjadwalan

Preventive maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan yang tidak terduga dan menemukan kondisi atau keadaan yang