• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KINERJA KARYAWAN DARI SUDUT PANDANG TEORI MOTIVASI MASLOW DI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH YOGYAKARTA (BMT Bangun Rakyat Sejahtera dan BMT Barokah Padi Melati)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KINERJA KARYAWAN DARI SUDUT PANDANG TEORI MOTIVASI MASLOW DI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH YOGYAKARTA (BMT Bangun Rakyat Sejahtera dan BMT Barokah Padi Melati)"

Copied!
243
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh:

YESTI SUBEKTI NPM: 20120730103

FAKULTAS AGAMA ISLAM PRODI MUAMALAT

(2)

i

(BMT Bangun Rakyat Sejahtera dan BMT Barokah Padi Melati)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.I) Strata Satu pada Prodi Muamalat Fakultas Agama Islam Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh: YESTI SUBEKTI NPM: 20120730103

FAKULTAS AGAMA ISLAM PRODI MUAMALAT

(3)

ii

Kepada Yth.

Dekan Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Setelah menerima dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka saya berpendapat bahwa skripsi saudara:

Nama : Yesti Subekti NPM : 20120730103

Judul :PENINGKATAN KINERJA KARYAWAN DARI SUDUT PANDANG TEORI MOTIVASI MASLOW DI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH YOGYAKARTA (BMT Bangun Rakyat Sejahtera dan BMT Barokah Padi Melati)

Telah memenuhi syarat untuk diajukan pada ujian akhir tingkat Sarjana pada Fakultas Agama Islam Prodi Muamalat Konsentrasi Ekonomi dan Perbankan Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Bersama ini saya sampaikan naskah skripsi tersebut, dengan harapan dapat diterima dan segera dimunaqasyahkan.

Atas perhatiannya diucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Pembimbing,

(4)

iii

TEORI MOTIVASI MASLOW DI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH YOGYAKARTA

(BMT Bangun Rakyat Sejahtera dan BMT Barokah Padi Melati) Yang dipersiapkan dan disusun oleh:

Nama : Yesti Subekti NPM : 20120730103

Telah dimunaqasyahkan di depan sidang munaqasyah Prodi Ekonomi dan Perbankan Islam pada tanggal 24 Agustus 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima.

Sidang Dewan Munaqyasah

Ketua Sidang : Dyah Pikanti Dwiwanti, S.E, MM (………...) Pembimbing : M. Sobar, SE.I, M.Sc. (………...) Penguji : Satria Utama, S.E.I., M.E.I. (………)

Yogyakarta, 24 Agustus 2016 Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Dekan,

(5)

iv Nama : Yesti Subekti

NPM : 20120730103

Program Studi : Ekonomi dan Perbankan Islam

Judul : PENINGKATAN KINERJA KARYAWAN DARI SUDUT PANDANG TEORI MOTIVASI MASLOW DI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH YOGYAKARTA

(BMT Bangun Derajat Sejahtera dan BMT Barokah Padi Melati)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini merupakan karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, 24 Agustus 2016 Yang membuat pernyataan

(6)

v

































6. Dan barangsiapa yang berjihad, Maka Sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan

(7)

vi

 Yang utama dari segalanya, sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Taburan cinta dan kasih sayang-Mu telah memberikan kekuatan, membekaliku dengan ilmu. Atas karunia serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya skripsi yang sederhana ini dapat terselesaikan. Sholawat dan salam selalu terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW.

 Ibunda Sri Handayani dan Ayahanda Triyono sebagai tanda bakti, hormat dan rasa terima kasih yang tiada terhingga kupersembahkan karya kecil ini kepada Ibu dan Ayah yang telah memberikan kasih sayang, segala dukungan dan cinta kasih yang tiada terhingga, dan mungkin tidak dapat kubalas hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan kata cinta dan persembahan. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat Ibu dan Ayah bahagia karena ku sadar, selama ini belum bisa berbuat yang lebih. Untuk Ibu dan Ayah yang selalu menyirami kasih sayang, selalu mendoakanku, selalu menasehatiku menjadi lebih baik.

Terima Kasih Ibu…… Terima Kasih Ayah…..

(8)

vii

persatu, terkhusus untuk saudara, sahabat, serta teman yang selama ini selalu memberi dukungan serta doa, selalu kasih masukan selama proses menyelesaikan skripsi ini, serta selalu mengingatkan untuk lebih semangat dan jangan pernah terpuruk.

 Semua temen-temen EPI UMY terkhusus untuk EPI C, temen seperjuangan terima kasih atas kebersamaannya selama ini. Semoga keluarga EPI C setelah selesai menempuh pendidikannya disini jangan saling melupakan, kita seperti keluaga dan tetap selalu berkomunikasi walaupun beberda-beda daerah nantinya.

(9)

viii

Alhamdulillah, puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT yang selalu memberikan rahmat, hidayah dan nikmat-Nya sehingga peneliti bisa menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul: PENINGKATAN KINERJA KARYAWAN DARI SUDUT PANDANG TEORI MOTIVASI MASLOW DI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH YOGYAKARTA (BMT Bangun Rakyat Sejahtera dan BMT BArokah Padi Melati) yang disusun sebagai syarat akademis dalam menyelesaikan studi program Sarjana (S1) jurusan Ekonomi dan Perbankan Islam pada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Peneliti menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, do’a, serta saran dari berbagai pihak. Maka, pada kesempatan ini

dengan segala kerendahan hati peneliti hendak menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Bambang Cipto, M.A selaku rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Bapak Dr. Mahli Zainnuddin Tago, M.Si. selaku Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

(10)

ix

5. Bapak M. Sobar, SE.I, M.Sc selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan banyak waktunya untuk memberikan saran, petunjuk dan bimbingan dengan penuh ketekunan dan kesabaran membimbing dan mengarahkan penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak, Ibu Dosen telah memberikan bekal ilmu pengetahuan sebagai dasar skripsi ini, dan untuk Pegawai TU terima kasih telah melancarkan segala persyaratan dalam skripsi ini.

7. Kepada Ibunda Sri Handayani dan Ayahanda Triyono yang menjadi motivasi, selalu mendoakan dan mensuport sehingga lebih bersemangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

8. Kakak tercinta Trisna Wulandari dan Dani Pandinata yang selalu mendoakan serta selalu memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Pak Wawan selaku Manajer serta seluruh karyawan BMT Bangun Rakyat Sejahtera dan Pak Hotma selaku manajer serta seluruh karyawan BMT Barokah Padi Melati yang telah bersedia menjadi responden dan telah bersedia direpotkan selama proses penelitian berlangsung.

(11)

x

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, namun penulis tetap berharap bahwa skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak.

Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.

Yogyakarta, 24 Agustus 2016 Penulis

(12)

xi

PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

ABSTRAK ... xx

ABSTRACT ... xxi

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ... xxii

BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Tinjauan Pustaka ... 9

(13)

xii

d. Teori X dan Y Mc Groger ... 20

2. Sumber Daya Manusia (SDM) Berbasis Syariah ... 22

3. Perkembangan Teori Hierarki Maslow Masa Kini ... 27

G. Kerangka Pemikiran ... 34

BAB II: METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian ... 35

B. Lokasi Penelitian ... 36

C. Sampel Penelitian ... 36

D. Teknik Pengumpulan Data ... 37

E. Indikator Penelitian ... 39

F. Jenis Data ... 41

BAB III: HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Obyek dan Subyek Penelitian ... 43

1. Gambaran Umum BMT Bangun Rakyat Sejahtera ... 43

2. Gambaran Umum BMT Barokah Padi Melati ... 54

B. Teori Abraham Maslow ... 63

C. Karakteristik Responden ... 68

D. Hasil dan Pembahasan Penelitian di BMT Bangun Rakyat Sejahtera dan BMT Barokah Padi Melati ... 76

1. Motivasi Karyawan ... 76

a. BMT Bangun Rakyat Sejahtera ... 76

(14)

xiii

b. Kinerja Karyawan BMT Barokah Padi Melati ... 149 BAB IV: PENUTUP

(15)

xiv

Pendidikan dan Status Karyawan Periode 2016 ... 52 Tabel 3.3 Perkembangan Posisi Keuangan 3 Tahun Terakhir BMT Bangun

Rakyat Sejahtera ... 53 Tabel 3.4 Perkembangan UsahaTahun 2014 BMT Bangun Rakyat Sejahtera .... 53 Tabel 3.5 Perkembangan Usaha Tahun 2015 BMT Bangun Rakyat Sejahtera .... 54 Tabel 3.6 Susunan Pengawas BMT Barokah Padi Melati ... 59 Tabel 3.7 Susunan Pengurus dan Pengelola 2013-2016 BMT Barokah Padi

Melati ... 59 Tabel 3.8 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Karyawan di BMT

Bangun Rakyat Sejahtera ... 69 Tabel 3.9 Data Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Karyawan

di BMT Bangun Rakyat Sejahtera ... 70 Tabel 3.10 Data Responden Berdasarkan Lama Menjadi Karyawan di BMT

Bangun Rakyat Sejahtera ... 71 Tabel 3.11 Data Responden Berdasarkan Pendapatan Karyawan BMT Bangun

(16)

xv

di BMT Barokah Padi Melati ... 74 Tabel 3.14 Data Responden Berdasarkan Lama Menjadi Karyawan di BMT

Barokah Padi Melati ... 75 Tabel 3.15 Data Responden Berdasarkan Pendapatan Karyawan Barokah Padi

(17)

xvi

Kinerja Karyawan Dari Sudut Pandang Teori Motivasi Maslow .... 34

Gambar 3.1 Sistem Operasional Lembaga Keuangan Syariah BMT BRS ... 46

Gambar 3.2 Struktur Organisasi BMT BRS ... 48

Gambar 3.3 Karyawan BMT BRS yang Berkeluarga ... 77

Gambar 3.4 Kecukupan Gaji yang Diberikan BMT BRS Kepada Karyawan untuk Kebutuhan Pokok. ... 78

Gambar 3.5 Penghasilan lain karyawan BMT BRS ... 79

Gambar 3.6 Pengeluaran Perbulan Karyawan BMT BRS ... 80

Grafik 3.7 Kesesuaian Gaji Karyawan dan Pengorbanannya di BMT BRS ... 81

Gambar 3.8 Berdasarkan Tempat Tinggal Karyawan BMT BRS... 82

Gambar 3.9 Seragam dari BMT BRS yang diberikan kepada Karyawan ... 83

Gambar 3.10 Kenyamanan Lingkungan Kerja di BMT BRS ... 85

Gambar 3.11 Fasilitas dari BMT BRS ... 86

Gambar 3.12 Ketersediaan Fasilitas Transportasi BMT BRS ... 87

Gambar 3.13 Fasilitas Kendaraan dari BMT BRS yang diberikan kepada Karyawan ... 88

(18)

xvii

Keluarga ... 93

Gambar 3.18 Kecukupan Waktu Karyawan BMT BRS untuk Bersosialisasi dengan Masyarakat Sekitar... 94

Gambar 3.19 Hubungan Antara sesama karyawan BMT BRS ... 95

Gambar 3.20 Hubungan Karyawan dengan Pimpinan BMT BRS ... 96

Gambar 3.21 Membantu Sesama Rekan Kerja di BMT BRS ... 97

Gambar 3.22 Kenyamanan Lingkungan Sosial di BMT BRS ... 98

Gambar 3.23 Tambahan Insentif yang diberikan kepada Karyawan BMT BRS Ketika ada Tambahan Jam Kerja ... 99

Gambar 3.24 Penghargaan Karyawan yang Berprestasi ... 100

Gambar 3.25 Penghargaan yang diberikan BMT Bangun Rakyat Sejahtera kepada Karyawan yang Mencapai Target ... 101

Gambar 3.26 Karyawan BMT BRS yang Merasa Ada Tekanan Saat Bekerja ... 102

Gambar 3.27 Karyawan BRS yang Bekerja Keras Tanpa Pengawasan... 103

Gambar 3.28 Karyawan BMT BRS yang Menyukai Hal Baru ... 104

Gambar 3.29 Karyawan BMT BRS yang Senang dengan Tantangan Baru pada Saat Bekerja ... 105

Gambar 3.30 BMT BRS Memberikan Kesempatan kepada Karyawan untuk Meningkatkan Prestasi ... 106

Gambar 3.31 Keinginan Karyawan untuk BMT BRS Maju dan Berkembang ... 108

Gambar 3.32 Karyawan BMT BPM yang Berkeluarga ... 111

Gambar 3.33 Kecukupan Gaji yang diberikan BMT BPM kepada Karyawan untuk KebutuhanPokok ... 112

Gambar 3.34 Penghasilan lain Karyawan BMT BPM ... 113

(19)

xviii

Gambar 3.39 Kenyamanan Lingkungan Kerja di BMT BPM ... 118

Gambar 3.40 Fasilitas dari BMT Barokah Padi Melati... 119

Gambar 3.41 Ketersediaan Fasilitas Transportasi BMT BPM... 120

Gambar 3.42 Fasilitas Kendaraan dari BMT BPM yang diberikan kepada Karyawan... 121

Gambar 3.43 Karyawan BMT BPM yang Menggunakan Jasa Asuransi ... 122

Gambar 3.44 Asuransi Karyawan yang dibiayai oleh BMT BPM... 123

Gambar 3.45 Efektif Jam Kerja di BMT BPM ... 124

Gambar 3.46 Kecukupan Waktu Karyawan BMT BPM Bersama Keluarga ... 125

Gambar 3.47 Kecukupan Waktu Karyawan BMT BPM untuk Bersosialisasi dengan Masyarakat ... 126

Gambar 3.48 Hubungan Antara Sesama Karyawan BMT BPM... 127

Gambar 3.49 Hubungan Karyawan dengan Pimpinan BMT BPM ... 128

Gambar 3.50 Membantu Sesama Rekan Kerja di BMT BPM ... 129

Gambar 3.51 Kenyamanan Lingkungan Sosial di BMT BPM ... 130

Gambar 3.52 Tambahan Insentif yang di berikan kepada karyawan BMT BPM ... 131

Gambar 3.53 Pemberian Penghargaan Karyawan yang Berprestasi dari pihak BMT BPM ... 132

Gambar 3.54 Penghargaan yang diberikan BMT BPM kepada Karyawan Mencapai Target ... 133

Gambar 3.55 Karyawan BMT BPM yang merasa Tekanan saat bekerja ... 134

Gambar 3.56 Karyawan BMT BPM Bekerja Tanpa Pengawasan ... 135

(20)

xix

Gambar 3.60 Keinginan Karyawan untuk BMT BPM Maju dan Berkembang .... 139 Gambar 3.61 Motivasi Karyawan BMT BRS dan BMT BPM

(21)

xx

fisiologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri. Pentingnya penelitian ini dikarenakan adapun menurunnya pendapatan pada tahun 2015 di BMT Bangun Rakyat Sejahtera dan BMT Barokah Padi Melati, untuk itu diperlukan penelitian mengenai bagaimana kinerja dan motivasi karyawan dengan bertujuan agar kinerja karyawan kedepannya lebih baik. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, data dikumpulkan dengan angket kuisioner dan wawancara, jumlah responden di BMT Bangun Rakyat Sejahtera 15 orang karyawan dan 1 orang manajer sedangkan di BMT Barokah Padi melati jumlah respondennya ada 6 orang karyawan dan 1 orang manajer. Kemudian hasil tersebut dideskripsikan dan ditarik kesimpulan. Hasil menunjukkan bahwa motivasi karyawan di BMT Bangun Rakyat Sejahtera mayoritas adalah kebutuhan aktualisasi diri sebanyak 33 persen, kebutuhan fisiologis 27 persen, kebutuhan sosial 27 persen, kebutuhan keamanan 13 persen, karyawan tidak menjadikan kebutuhan penghargaan sebagai motivasinya. Motivasi karyawan di BMT Barokah Padi Melati adalah kebutuhan sosial mencapai 67 persen dan kebutuhan aktualisasi diri 33 persen. Pada penelitian ini kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan serta kebutuhan penghargaan tidak menjadi motivasi karyawan BMT Barokah Padi Melati.

(22)

xxi

physiological need, security need, social need, appreciation need and self-actualization need. This research is significant because of the decrease income in 2015 at BMT Bangun Rakyat Sejahtera and BMT Barokah Padi Melati, so it is necessary to conduct a research on the performance and motivation of the employees so that their performance will be better. This research is qualitative, and the data were collected through questionnaire and interview.The respondents consist of 15 employees and 1 manager of BMT Bangun Rakyat Sejahtera, and 6 employees and 1 manager of BMT Barokah Padi. The findings were then

described and concluded. They show that the employees’ motivation at BMT

Bangun Rakyat Sejahtera mostly or 33 % refers to self-actualization, 27% of physiological need, 27% social need, 13% of security need, but appreciation is

not their motivation. Meanwhile, at BMT Barokah Padi Melati, the employees’

motivation consists of 67% of social need, and 33% of self-actualization need. Physiological need, security need, and appreciation need are not their motivation.

(23)

xxii

Skripsi ini berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 158/1987 dan 0543b/U/1987 tertanggal 22 Januari 1988.

1. Konsonan Tunggal

Huruf Arab

Nama Huruf Latin Nama

ا Alif tidak dilambangkan tidak dilambangkan

Bā’ B -

T -

ث Sā s (dengan titik diatas)

ج J m J -

ح Hā h (dengan titik dibawah)

خ Khā’ Kh -

(24)

xxiii

ز Zā’ Z -

س S n S -

ش Sy n Sy -

ص Sād .s s (dengan titik dibawah)

ض Dād .d d (dengan titik dibawah)

ط Tā’ .t t (dengan titik dibawah)

ظ Zā’ .z z (dengan titik dibawah)

ع ‘A n koma terbalik ke atas

Ga n G -

ف Fā’ F -

Qāf Q -

Kāf K -

ل Lām L -

(25)

xxiv

ه Hā’ H -

ء Hamzah ‘ Apostrof

Yā’ Y -

2. Konsonan Rangkap karena Syaddah ditulis rangkap

ةدد تم

Ditulis Muta’addidah

ةدع

Ditulis „iddah

3. Ta’ Marbūṭah di akhir kata a. Bila dimatikan tulis h

مكح

Ditulis ḥikmah

يزج

Ditulis Jizyah
(26)

xxv

مارك

ء يلوأا

c. Bila ta’ marbuṭah hidup atau dengan harakat, fathah, kasrah dan dammah ditulis t

رط لا ة كز

Ditulis Zak t al-fịtr

4. Vokal Pendek

ــــــــــــــــ faṭhạh Ditulis A

ــــــــــــــــ Kasrah Ditulis I

ــــــــــــــــ .dammah Ditulis U

5. Vokal Panjang

1. Faṭhạh +alif

ي ه ج

Ditulis

Ditulis J hiliyah

2. Faṭhạh + ya’ mati

سنت

Ditulis

(27)

xxvi 4. ḍammah + wawu mati

ضورف

Ditulis

Ditulis Fur d

6. Vokal Rangkap 1. Faṭhạh + ya’ mati

كنيب

Ditulis Ditulis

Ai

Bainakum

2. Faṭhạh + wawu mati

لوق

Ditulis Ditulis

Au

Qaul

7. Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata Dipisahkan dengan Apostrof

تنأأ

Ditulis a’antum

دعأ

Ditulis u’iddat
(28)

27

س ي لا

Ditulis al-Qiy s

b. Bila diikuti huruf Syamsiyyah ditulis dengan menggunakan huruf Syamsiyyah yang mengikutinya, serta menghilangkan huruf l (el)-nya

ء مسلا

Ditulis as –Sam ’

سمشلا

Ditulis asy- Syams

9. Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat Ditulis menurut bunyi atau pengucapannya.

ضور لا ىوذ

Ditulis Zawi al-furūḍ
(29)
(30)

keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri. Pentingnya penelitian ini dikarenakan adapun menurunnya pendapatan pada tahun 2015 di BMT Bangun Rakyat Sejahtera dan BMT Barokah Padi Melati, untuk itu diperlukan penelitian mengenai bagaimana kinerja dan motivasi karyawan dengan bertujuan agar kinerja karyawan kedepannya lebih baik. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, data dikumpulkan dengan angket kuisioner dan wawancara, jumlah responden di BMT Bangun Rakyat Sejahtera 15 orang karyawan dan 1 orang manajer sedangkan di BMT Barokah Padi melati jumlah respondennya ada 6 orang karyawan dan 1 orang manajer. Kemudian hasil tersebut dideskripsikan dan ditarik kesimpulan. Hasil menunjukkan bahwa motivasi karyawan di BMT Bangun Rakyat Sejahtera mayoritas adalah kebutuhan aktualisasi diri sebanyak 33 persen, kebutuhan fisiologis 27 persen, kebutuhan sosial 27 persen, kebutuhan keamanan 13 persen, karyawan tidak menjadikan kebutuhan penghargaan sebagai motivasinya. Motivasi karyawan di BMT Barokah Padi Melati adalah kebutuhan sosial mencapai 67 persen dan kebutuhan aktualisasi diri 33 persen. Pada penelitian ini kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan serta kebutuhan penghargaan tidak menjadi motivasi karyawan BMT Barokah Padi Melati.

(31)

This research aims to find out the motivation and performance of employees at BMT Bangun Rakyat Sejahtera and BMT Barokah Padi Melati using the point of view of Maslow’s Theory of Need of Hierarchy , using indicators of physiological need, security need, social need, appreciation need and self-actualization need. This research is significant because of the decrease income in 2015 at BMT Bangun Rakyat Sejahtera and BMT Barokah Padi Melati, so it is necessary to conduct a research on the performance and motivation of the employees so that their performance will be better. This research is qualitative, and the data were collected through questionnaire and interview.The respondents consist of 15 employees and 1 manager of BMT Bangun Rakyat Sejahtera, and 6 employees and 1 manager of BMT Barokah Padi. The findings were then described and concluded. They show that the

employees’ motivation at BMT Bangun Rakyat Sejahtera mostly or 33 % refers to self-actualization, 27% of physiological need, 27% social need, 13% of security need, but appreciation is not their motivation. Meanwhile, at BMT Barokah Padi Melati,

the employees’ motivation consists of 67% of social need, and 33% of self-actualization need. Physiological need, security need, and appreciation need are not their motivation.

(32)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hierarki kebutuhan dari Maslow merupakan suatu pernyataan luas tentang kebutuhan-kebutuhan manusia dan menyediakan sebuah kerangka dasar konseptual sebagai landasan untuk memahami kekuatan-kekuatan yang menyebabkan orang-orang berperilaku dengan cara tertentu dalam situasi tertentu, (Winardi, 1992: 136).

Abraham Harold Maslow merupakan salah seorang tokoh psikologi yang lahir di Brookolyn New York pada 1 April 1908 dan meninggal pada tahun 1970. Maslow merupakan pejuang psikologi humanistik yang akan berpengaruh terhadap teorinya. Abraham Maslow mengembangkan model Hierarki kebutuhan (1950) dan teori Hierarki Kebutuhan sampai saat ini tetap digunakan dalam memahami motivasi manusia, pelatihan manajemen dan pengembangan pribadi.

(33)

Abraham Maslow mengkonstruk teori motivasinya berdasarkan hierarki atau yang lebih dikenal dengan Maslow’s Needs Hierarchy Theory/ A Theory of Human Motivation. Menurut Maslow seorang yang berperilaku atau bekerja karena didorong oleh berbagai jenis kebutuhan, kebutuhan yang diinginkan seseorang itu berjenjang. Jika kebutuhan pertama dan kedua sudah terpenuhi, maka kebutuhan ketiga dan setrerusnya sampai tingkat kelima.

Maslow membagi kebutuhan tersebut ke dalam beberapa jenjang yaitu: Kebutuhan Fisiologis, Kebutuhan Keselamatan dan Keamanan, Kebutuhan Sosial, Kebutuhan Akan Penghargaan, Kebutuhan Aktualisasi Diri. Dengan demikian, sangat penting untuk memuaskan kebutuhan manusia. Dapat dilihat secara jelas pada lembaga atau perusahaan modern yang selalu memperhatikan kebutuhan karyawannya, selain itu juga memberikan perlindungan dan kesejahteraan pada karyawannya.

(34)

karena baik buruknya kinerja yang dicapai oleh karyawan akan berpengaruh pada kinerja dan keberhasilan perusahaan secara keseluruhan.

Permasalahan mengenai kinerja merupakan permasalahan yang akan selalu dihadapi oleh pihak manajemen perusahaan, karena itu manajemen perlu mengetahui fakor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan tersebut akan membuat manajemen perusahaan dapat mengambil berbagai kebijakan yang diperlukan, sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawannya agar sesuai dengan harapan perusahaan.

Karyawan yang bekerja tentunya tidak terlepas dari faktor yang mendorong karyawan untuk bekerja dengan tekun sehingga dapat tercapai tujuan perusahaan. Setiap karyawan belum tentu bersedia mengerahkan kinerja secara optimal, sehingga perlu adanya pendorong agar seseorang mau menggunakan seluruh potensinya untuk bekerja. Faktor pendorong tersebut adalah motivasi, motivasi untuk bekerja ini sangat penting bagi tinggi rendahnya produktivitas perusahaan. Oleh karena itu manajer harus selalu menciptakan motivasi kerja yang tinggi kepada karyawannya untuk meningkatkan prestasi kerja atau kinerja karyawannya.

(35)

dilakukan dengan kesungguhan. Struktur organisasi pada manajemen syariah juga sangat diperlukan, karena peran manusia tidak akan sama dalam kehidupan dunia. Kelebihan yang diberikan merupakan ujian dari Allah dan bukan digunakan untuk kepentingan sendiri. Dalam manajemen syariah juga memiliki sistem yang seluruh aturan kehidupan manusia yang bersumber dari Al-Qur’an dan Sunah Rasul. Pelaksanaan sistem yang konsisten akan melahirkan sebuah tatanan yang rapi, sebuah tatanan yang disebut sebagai manajemen yang rapi. Sebaliknya, jika menolak aturan atau sama sekali tidak memiliki keinginan mengaplikasikan aturan atau kehidupan, akan melahirkan kekacauan dalam kehidupan sekarang, atau kehidupan yang sempit serta kecelakaan di akhirat nanti (Hafiddhudin, 2003:5).

(36)

Motivasi yang diberikan oleh manajer kepada seluruh karyawan akan dapat mempengaruhi kinerja karyawan. Biasanya manajer selalu menyampaikan informasi baru tentang perkembangan kelembagaan serta motivasi kepada karyawannya setiap senin pagi atau pada saat apel pagi, selain pada kesempatan itu motivasi yang biasa diberikan pada saat diadakannya rapat atau meeting. Sedangkan BMT Barokah Padi Melati juga memiliki program rutin rapat yang dihadiri oleh seluruh karyawan dan manajer yang dilaksanakan pada hari sabtu minggu pertama setiap bulannya.

BMT Barokah Padi Melati memiliki progam rutin lainnya yang mendukung dan pemberian motivasi yaitu pengajian setiap dua bulan sekali, sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan setiap pengajian disampaikan oleh salah satu seorang karyawan secara bergiliran. Begitu pula di BMT Bangun Rakyat Sejahtera juga memiliki program rutin setiap hari yaitu tilawah Qur’an setiap

(37)

Motivasi juga diberikan secara langsung ketika karyawan menghadap manajer untuk keperluan tertentu, seperti karyawan yang melakukan kesalahan dalam menjalankan tugasnya disitulah manajer menyampaikan motivasi agar karyawan melaksanakan tugasnya lebih baik lagi. Motivasi ini diberikan kepada seluruh para karyawan.

Motivasi selanjutnya ialah implementasi muamalah (wawancara dengan Wawan Wikasno, Manajer BMT Bangun Rakyat Sejahtera tanggal 18 Februari 2015). Sejak berdirinya BMT Bangun Rakyat Sejahtera pada tahun 2002, tidak ada satupun karyawan yang keluar kecuali mengundurkan diri. Pada awal berdirinya BMT BRS tahun 2002 memiliki 3 tenaga kerja sebagai pengelola BMT BRS, adanya kemajuan untuk tenaga kerja hingga saat ini ditahun 2016 berjumlah 16 orang.

(38)

sedangkan capaiannya adalah 28.071.077.104. Target DP 3 adalah 26.889.222.413 dan capaiannya adalah 20.214.974.501.

BMT Barokaah Padi Melati perkembangannya bersifat fluktuatif. Pada tahun 2013 SHU bersihnya 9.621.464,78, tahun 2014 mengalami kenaikan hingga 30.535.858,28, tahun 2015 menurun SHU bersih hingga 5.633.516,85. Data tersebut diperoleh langsung dari manajer BMT Bangun Rakyat Sejahtera dan BMT Barokah Padi Melati. Dengan demikian peneliti merasa perlu adanya tinjauan lapangan untuk mengetahui lebih jauh mengenai perkembangan tersebut melalui motivasi Maslow.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti mencari solusi dan pemecahan masalah di lembaga berbasis syariah yaitu BMT Bangun Rakyat Sejahtera dan BMT Barokah Padi Melati. Peneliti memutuskan obyek penelitian di BMT tersebut karena perkembangan usahanya menurun dan tidak mencapai target pada tahun 2015 berdasarkan laporan keuangan yang berkaitan dengan kinerja karyawan dan motivasi karyawan yang diukur menggunakan sudut pandang teori motivasi Maslow. Sesuai dengan permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk meneliti tentang “Peningkatan Kinerja Karyawan Dari Sudut Pandang Teori

(39)

B. Rumusan Masalah

Setelah mengetahui uraian dari latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan pokok masalah yang dipandang relevan untuk dikaji secara luas dan mendalam yaitu:

“Bagaimana pengaruh variabel motivasi Maslow terhadap peningkatan

kinerja karyawan di BMT Bangun Rakyat Sejahtera dan BMT Barokah Padi Melati?”

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana variabel motivasi Maslow berpengaruh terhadap peningkatan kinerja karyawan di BMT Bangun Rakyat Sejahtera dan BMT Barokah Padi Melati.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini untuk:

1. Memberikan masukan pada manajemen BMT Bangun Rakyat Sejahtera dan Barokah Padi Melati terhadap peningkatan kerja karyawan.

(40)

E. Tinjauan pustaka

Beberapa kajian dan pembahasan dalam bentuk karya ilmiah mengenai motivasi kerja karyawan sudah bukan hal yang baru lagi. Beberapa karya ilmiah yang berkaitan dengan tema motivasi kerja karyawan sebagai bahan perbandingan skripsi penulis, antara lain yaitu:

No Penelitian Hasil penelitian

1. Alexander Evan Purnomo dan Widjojo Suprapto, (2015). “Analisa Motivasi Kerja dan Pelatihan Sumber Daya Manusia Untuk Peningkatan Kinerja Karyawan Pada PT. Musayu Primatama

Raya”.

Penelitian dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif.

Hasil dari penelitian adalah motivasi pegawai untuk bekerja rendah. Pekerja hanya sebatas mendapatkan gaji untuk memenuhi kebutuhan. Kinerja pegawai belum bisa memenuhi harapan perusahaan.

2. Caesar Oktavianda,

(2015) “Upaya Camat

Dalam Meningkatkan Motivasi Kerja Aparatur Pemerintah di Kantuor Camat Sungai Raya Kabupaten

Bengkayang”.

Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif.

Hasil dari penelitian adalah motivasi kerja pegawai yang masih tergolong rendah. Para pegawai tidak fokus pada pekerjaan yang dikerjakan, pegawai cepat bosan,

menurunnya semangat pegawai dalam melaksanakan tugas. Pegawai memiliki kebutuhan internal, berupa kebutuhan dasar, keamanan sosial, penghargaan dan

(41)

3. Rico Trymetha

Kurniawan, Ending Siti Astute dan Djamhur

Hamid, (2015). “Analisis

Peran Manajerial dalam Memotivasi Karyawan (Studi Kasus Pada CV. Mina Marga Utama

Malang”.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif.

Hasil penelitian ini adalah pemimpin atau manajer memberikan motivasi pada karyawannya dengan latar belakang yang berbeda-beda juga merupakan salah satu kendalanya. Orang yang memiliki skill juga berbeda dengan orang yang biasa-biasa saja dalam memberikan sebuah motivasi.

Manajer akan memberikan jaminan yang dibutuhkan baik secara fisik maupun psikologis untuk memenuhi kebutuhan karyawannya agar lebih termotivasi. 4. Gunawarman Hartono

dan Ratih Novalistya R,

(2006). “Pengukuran

Pengaruh Variabel Motivasi Maslow Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja Langsung

di PT SMII”.

Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif.

Hasil penelitian ini adalah kebutuhan fisiologis berpengaruh kuat diantara kebutuhan lainnya. Hal tersebut sesuai dengan tingkat penghasilan tenaga kerja langsung yang hanya dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok.

5. Marman dan Ida

Betanursanti. “Analisis

Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan PT Mitsuba Indonesia Pipe Parts Di

Bekasi Jawa Barat”.

Pada penelitian ini terdapat korelasi positif pengaruh motivasi karyawan terhadap produktivitas perusahaan manufaktur PT. Mitsuba Indonesia Pipe Parts. Pada

penelitian ini faktor yang berpengaruh hanya terdapat terdapat 3 variabel yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman dan

(42)

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian terdahulu antara lain: 1. Pada penelitian ini memiliki pokok permasalahan yang berbeda dengan

penelitian sebelumnya.

2. Data diperoleh berdasarkan kuisioner dan wawancara.

3. Penelitian ini dilakukan di lembaga keuangan syariah, lembaga keuangan syariah berbasis teori islam.

4. Pada penelitian ini MSDM (Manajemen Sumber Daya Manusia) berbasis syariah.

(43)

F. Kerangka Teori 1. Teori Motivasi

a. Teori Hierarki Abraham Maslow

Sumber: Maslow, 1970

Gambar 1.1 Hierarki Kebutuhan Maslow Kebutuhan Akan Aktualisasi Diri

kebutuhan untuk menggunakan kemampuan,skill, potensi, kebutuhan untuk berpedapat, memberikan penilaian dan kritik terhadap sesuatu

Kebutuhan Akan Rasa Harga Diri

Kebutuhan akan harga diri, kebutuhan dihormati dan dihargai orang lain.

Kebutuhan Sosial

Kebutuhan rasa memiliki, kebutuhan untuk diterima kelompok berafiliasi, berinteraksi, dan kebutuhan untuk mencintai dan dicintai

Kebutuhan Rasa Aman

Kebutuhan rasa aman, kebutuhan perlindungan dari ancaman, bahaya, pertentangan, dan lingkungan hidup

Kebutuhan Fisiologis

[image:43.612.136.554.200.624.2]
(44)

Abraham H. Maslow adalah pendekar tunggal dalam bidang motivasi yang menggunakan pendekatan kebutuhan. Menurut teori ini orang mengalami tingkat kebutuhan, yaitu: kebutuhan fisik (lapar dan haus), kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan untuk mewujudkan diri.

Berbagai kebutuhan ini dianggap tersusun dalam suatu hierarki sedemikian rupa, sehingga kebutuhan yang mendasar harus dipuaskan lebih dahulu sebelum timbulnya kebutuhan yang lebih tinggi. Manusia bekerja disebabkan adanya faktor kebutuhan yang tidak terpenuhi oleh dirinya sendiri. Hal ini menyebabkan manusia melakukan kerja sama dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya tersebut dengan memasuki suatu organisasi. Pada dasarnya menurut Maslow ada lima kebutuhan pegawai dalam organisasi yang disusun secara hierarkis (bertingkat), yaitu:

1) Kebutuhan Fisiologis

(45)

minat lain kecuali pada makanan. Bagi masyarakat sejahtera jenis kebutuhan ini umumnya telah terpenuhi. Ketika kebutuhan dasar ini terpuaskan, dengan segera kebutuhan lain (yang lebih tinggi tingkatnya) akan muncul dan mendominasi perilaku manusia (Maslow, 1970: 35).

2) Kebutuhan Rasa Aman Atau Keselamatan

Maslow berpendapat bahwa apabila kebutuhan fisiologis relative telah terpenuhi, maka akan muncul seperangkat kebutuhan baru yang kurang-lebih dapat kita kategorikan dalam kebutuhan akan keselamatan, yaitu keamanan, kemantapan, ketergantungan, perlindungan, bebas dari rasa takut, cemas dan kekalutan; kebutuhan akan struktur, ketertiban, hukum, batas-batas, kekuatan diri pelindung, dan sebagainya (Maslow, 1970: 39).

3) Kebutuhan Sosial

(46)

4) Kebutuhan Penghargaan

Maslow menemukan bahwa setiap orang memiliki dua kategori kebutuhan akan penghargaan, yakni: harga diri dan penghargaan dari orang lain. Harga diri meliputi kebutuhan akan kepercayaan diri, kompetensi, penguasaan, kecukupan, prestasi, ketidaktergantungan dan kebebasan. Penghargaan dari orang lain meliputi prestise, pengakuan, penerimaan, perhatian, kedudukan, nama baik serta penghargaan. Seseorang yang memiliki cukup harga diri akan lebih percaya diri serta lebih mampu sehingga lebih produktif. Sebaliknya jika harga dirinya kurang maka akan menyebabkan rasa rendah diri tidak berdaya, bahkan rasa putus asa serta perilaku yang neurotik. Harga diri yang paling stabil dan sehat, tumbuh dari penghargaan yang wajar dari orang lain, bukan karena nama harum, serta sanjungan kosong (Maslow, 1970: 39).

5) Kebutuhan Aktualisasi Diri

(47)

aktualisasi diri ini merupakan aspek terpenting dalam teori motivasi Maslow. Munculnya kebutuhan yang tanpa jelas ini biasanya berdasarkan suatu pemenuhan kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan keselamatan, cinta dan harga diri yang ada sebelumnya (Maslow, 1970: 46).

b. Teori McClelland “Tiga Kebutuhan”

Teori ini dikemukakan oleh David Mc Clelland beserta rekan-rekannya. Inti teori ini terletak pada pendapat yang mengatakan bahwa pemahaman tentang motivasi akan semakin mendalam apabila disadari bahwa setiap orang mempunyai tiga jenis kebutuhan, yaitu: “Need for Achievement

(nAch)”, “Need for Power (nPo)”, dan “Need for affiliation (nAff)”. 1) Motivasi untuk berprestasi (N-Ach)

Need for achievement (N-Ach) hasrat untuk meraih setinggi-tingginya prestasi dalam hidup adalah motivasi untuk berprestasi, seperti karyawan akan berusaha mencapai prestasi tertingginya untuk mencapai suatu tujuan. N-ach juga merupakan dorongan untuk mengungguli dengan cara bersaing untuk mencapai kesuksesan.

2) Motivasi untuk berkuasa (N-Pow)

N-Pow adalah motivasi terhadap kekuasaan. Menurut McClelland

(48)

mengendalikan dan mempengaruhi orang lain. Menurut McClelland kebutuhan kekuasaan sangat berhubungan dalam pencapaian posisi kepemimpinan, karena seorang pemimpin membutuhkan kekuasaan yang besar untuk dapat mengendalikan anggota atau rakyatnya agar dapat terwujud tujuannya sebagai seorang pemimpin. Contoh dari N-Pow adalah karyawan memiliki motivasi untuk berpengaruh terhadap lingkungannya dan memiliki karakter kuat untuk memimpin dan mempunyai ide serta hasrat untuk menang.

3) Motivasi untuk berafiliasi (N-Affil)

N-Affil adalah motivasi terhadap afiliasi. Kebutuhan akan afiliasi

adalah hasrat untuk berhubungan antara pribadi yang ramah dan akrab. Individu mempunyai keinginan untuk mempunyai hubungan yang erat atau bersahabat dengan pihak lain. Biasanya jika individu mempunyai afiliasi yang tinggi, dalam dia bekerja dapat berhasil atau sukses karena dalam pekerjaan membutuhkan interaksi sosial yang tinggi.

c. Teori Dua Faktor Herzberg

(49)

Faktor yang memotivasi (pemuas) dan faktor hygiene (faktor ketidakpuasan) masing-masing adalah sebagai berikut:

Pemuas:

1) Prestasi 2) Penghargaan 3) Pekerjaan itu sendiri 4) Tanggung jawab 5) Kenaikan pangkat 6) Perkembangan Ketidakpuasan:

1) Kebijaksanaan perusahaan 2) Pengawasan

3) Kondisi kerja

4) Hubungan dengan yang lain 5) Gaji

6) Status

7) Keamanan kerja 8) Kehidupan pribadi

Herzberg menggunakan istilah “higiene” dalam pengertian yang

(50)

Herzberg mengidentifikasi dan membandingkan dinamika higiene dan motivasi sebagaimana dijelaskan berikut:

Dinamika Higiene

Dasar psikologis kebutuhan higiene adalah menghindari resiko dari lingkungan kerja.

1) Sumber yang menimbulkan resiko jumlahnya tidak terbatas 2) Perbaikan higiene hanya berpengaruh jangka pendek 3) Kebutuhan higiene bersiklus secara alami

4) Kebutuhan higiene merupakan hal yang menentukan 5) Tidak ada jawaban akhir untuk kebutuhan higiene

Dinamika Motivasi

Dasar psikologis motivasi adalah kebutuhan perkembangan pribadi (Herzberg, 2006: 101).

1) Daya pendorong (motivator) untuk kepuasan jumlahnya terbatas

2) Kebutuhan motivator (daya pendorong) berpengaruh jangka panjang

3) Kebutuhan motivator (daya pendorong) tidak ada batasnya 4) Tidak ada jawaban untuk kebutuhan motivator (daya

(51)

Menurut Herzberg, higiene tidak bisa memotivasi dan jika hal ini digunakan untuk mencapai tujuan bisa jadi mengakibatkan hasil yang negatif dalam jangka panjang. Lingkungan yang sehat mencegah ketidakpuasan kerja, tetapi lingkungan yang demikian tidak dapat mengarahkan seseorang ke penyesuaian diri yang minimal, yaitu ketidakadaan kepuasan. Kebahagiaan “positif” kelihatannya membutuhkan pencapaian pertumbuhan psikologi

(Herzberg, 2006: 78).

Ada tiga kondisi psikologi yang penting yang sangat mempengaruhi kepuasan pekerja:

1) Pengalaman yang berarti terhadap pekerja itu sendiri 2) Tanggung jawab terhadap pekerjaan dan hasilnya 3) Pengetahuan tentang hasil dan umpan balik kinerja

Menurut Burke (2007) semakin banyak pekerjaan yang dirancang untuk meningkatkan kondisi ini semakin puas terhadap pekerjaan (Andjarwati, 2015: 50).

d. Teori X dan Y Mc Groger

(52)

Teori “X” mengatakan bahwa para manajer menggunakan asumsi

bahwa manusia mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1) Para pekerja pada dasarnya tidak senang bekerja dan apabila kemungkinan akan berusaha mengelaknya.

2) Karena para pekerja tidak senang bekerja, mereka harus dipaksa, diawasi atau diancam dengan berbagai tindakan punitif agar tujuan organisasi tercapai.

3) Para pekerja akan berusaha mengelakkan tanggung jawab dan hanya akan bekerja apabila menerima perintah untuk melakukan sesuatu. 4) Kebanyakan pekerja akan menempatkan pemuasan kebutuhan

fisiologis dan keamanan diatas faktor-faktor lain yang berkaitan dengan pekerjaanya dan tidak akan menunjukkan keinginan atau ambisi untuk maju.

Sebaliknya, menurut teori “Y” para manajer menggunakan asumsi

bahwa para pekerja memiliki ci-ciri:

1) Para pekerja memandang kegiatan bekerja sebagai hal yang alamiah seperti halnya beristirahat dan bermain.

2) Para pekerja akan berusaha melakukan tugas tanpa terlalu diarahkan dan akan berusaha mengendalikan diri sendiri.

(53)

4) Para pekerja akan berusaha menunjukkan kreativitasnya dan oleh karenanya akan berpendapat bahwa pengambilan keputusan merupakan tanggung jawab mereka juga dan bukan semata-mata tanggung jawab orang-orang yang menduduki jabatan manajerial.

2. Sumber Daya Manusia (SDM) Berbasis Syariah

SDM merupakan salah satu sumber daya yang terdapat dalam organisasi, meliputi semua orang yang melakukan aktivitas. Secara umum, sumber daya yang terdapat dalam suatu organisasi bisa dikelompokkan atas dua macam, yakni sumber daya manusia dan sumber daya non manusia. Sumber daya non manusia, seperti modal, mesin, teknologi, bahan-bahan dan lain-lain (Gomes, 1995: 1).

(54)

manusianya, dimana sumber daya manusia yang ada di lembaga keuangan syariah itu belum sepenuhnya paham dan menghayati arti dan fungsi SDM syariah yang benar-benar sesuai dengan ciri-ciri dan karakteristik yang allah kehendaki di dalam syariah islam (Rukiah, 2015: 108).

Sumber daya manusia yang handal berbasis syariah pada hakekatnya harus diletakkan di atas fondasi kesadaran spiritual (hamba Allah) dan rasional (khalifah Allah). Tidak ada pertentangan antara kesadaran spiritual dengan kesadaran rasional dalam ekonomi syariah. Sebagai hamba Allah, manusia menjadi makhluk yang taat yang senantiasa melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya dan sebagai khalifah Allah, manusia menjadi makhluk yang sukses dan berhasil melalui dukungan ilmu pengetahuan (Nuruddin, 2010: 36).

(55)

Berikut ini penjelasan manajemen syariah menurut Hafidhuddin dan Tanjung, (2003: 5):

a. Manajemen Syariah

1) Perilaku dalam manajemen syariah

Manajemen syariah merupakan perilaku yang terkait dengan nilai-nilai keamanan dan ketauhidan. Setiap kegiatan dalam manajemen syariah, diupayakan menjadi amal saleh yang bernilai abadi. Amal saleh merupakan amal perbuatan baik yang dilandasi iman, dengan beberapa persyaratan sebagai berikut:

a) Niat yang ikhlas karena Allah.

b) Tata cara pelaksanaan sesuai dengan syariat c) Dilakukan dengan kesungguhan

2) Struktur dalam manajemen syariah

Struktur organisasi dalam manajemen syariah juga sangat diperlukan. Dapat dijelaskan dalam Q.S. Al-An’am ayat 165:

                                       

“Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa di bumi dan Dia

(56)

Dalam ayat di atas dikatakan “Allah meninggikan seseorang di atas orang lain beberapa derajat”. Hal ini menjelaskan bahwa dalam

mengatur kehidupan dunia, peranan manusia tidak akan sama. Kelebihan yang diberikan (struktur yang berbeda-beda) merupakan ujian dari Allah dan bukan digunakan untuk kepentingan sendiri. Manajer yang baik mempunyai posisi penting dan strukturnya tinggi akan berusaha agar tidak ketinggian strukturnya akan menyebabkan kemudahan bagi orang lain dan memberikan kesejahteraan bagi orang lain.

3) Sistem dalam manajemen syariah

Sistem adalah seluruh aturan kehidupan manusia yang bersumber dari Al-Qur’an dan Sunah Rasul. Aturan tersebut berbentuk keharusan dan larangan melakukan sesuatu. Aturan tersebut dikenal sebagai hukum lima, yaitu: wajib, sunnah, mubah, makruh dan haram. Aturan itu dimaksudkan untuk menjamin keselamatan manusia sepanjang hidup mereka, baik yang menyangkut keselamatan agama, diri (jiwa dan raga), akal, harta benda, serta keselamatan nasab keturunan.

(57)

atau kehidupan, akan melahirkan kekacauan dalam kehidupan sekarang, atau kehidupan yang sempit serta kecelakaan di akhirat nanti. Dapat dijelaskan dalam Q.S. Thaahaa ayat 124-126:

                                                   

124. Dan Barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, Maka Sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam Keadaan buta".

125. Berkatalah ia: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam Keadaan buta, Padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?"

126. Allah berfirman: "Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, Maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamupun dilupakan". (QS. Ta Ha, 20: 124-126)

Berdasarkan manajemen model penilaian kinerja dalam suatu organisasi yang dicontohkan Dessler (2009) dalam Irawan, (2014) meliputi indikator sebagai berikut:

1) Kualitas kerja adalah akurasi, ketelitian dan bisa diterima atas pekerjaan yang dilakukan

(58)

3) Pengetahuan pekerjaan adalah keterampilan dan informasi praktis atau teknis yang digunakan pada pekerjaaan

4) Bisa diandalkan adalah sejauh mana seseorang karyawan bisa diandalkan atas penyelesaian dan tindaklanjut tugasnya

5) Kehadiran adalah sejauh mana karyawan tepat waktu, mengamati priode itirahat atau makan yang ditentukan dan catatan kehadiran secara keseluruhan

6) Kemandirian adalah sejauh mana pekerjaan yang dilakukan dengan atau tanpa pengawasan.

3. Perkembangan Teori Hierarki Maslow Masa Kini

Tidak dapat dipungkiri bahwa kehidupan modern telah membawa banyak manfaat dalam kehidupan manusia. Dampak positif perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan dapat dirasakan diberbagai bidang kehidupan manusia saat ini. Selain dampak positif juga banyak dampak negatif, perkembangan teknologi dan ilmu pengatahuan juga menghasilkan dampak negatif yang harus diwaspadai. Perkembangan teori hierarki Maslow pada masa kini menurut Setiawan,(2014) yaitu:

a. Kebutuhan Fisiologis

(59)

hanya ditentukan oleh variasi harga bahan makanan antarnegara, tetapi juga di picu oleh perbedaan cara hidup. Modernitas yang dimotori perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, serta sistem kapitalisme, membawa dampak negatif berupa budaya konsumerisme ke seluruh dunia. Globalisasi dan pasar bebas telah mendorong sistem ini keseluruh dunia.

Pengertian kebutuhan fisik sangat dipengaruhi oleh variasi cara hidup seseorang. Hal ini jelas berbeda dengan situasi ketika Maslow merumuskan pemikirannya mengenai kebutuhan fisik. Situasi dunia ketika pemikiran Maslow dibangun adalah dunia sedang bangkit dari krisis akibat perang yang dahsyat, sedangkan masa kini didominasi manusia yang menghadapi penyakit akibat akibat pola makan yang berlebih (walaupun masih ada fenomena kelaparan diberbagai pelosok) (Setiawan, 2014: 87).

(60)

berupa kelebihan konsumsi yang menyebabkan obesitas. Apa yang digambarkan WHO ini jelas menunjukkan ada situasi yang jauh berbeda yang dihadapi masyarakat dalam konteks kebutuhan fisik, antara saat pemikiran Maslow dibangun dengan situasi masa kini (Setiawan, 2014: 88).

b. Kebutuhan Rasa Aman

Mengingat faktor lingkungan sangat berpengaruh dalam pemenuhan kebutuhan rasa aman, maka perbedaan lingkungan pada saat pemikiran Maslow dibangun dan lingkungan masa kini layak dikaji lebih lanjut. Salah satu perbedaan besar tentu saja bahwa pada masa kini perang dengan skala sebesar Perang Dunia II sudah tidak ada.

Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan juga memberi dampak positif dalam banyak aspek kehidupan manusia, seperti: penanganan wabah penyakit lebih cepat dan baik, sistem antisipasi dan penanganan bencana alam yang lebih baik, penanganan kejahatan bersama diseluruh dunia melalui Interpol, perbaikan sarana transportasi yang lebih aman, dan lain-lain. Semua hal tersebut secara bersama telah mengakibatkan berkurangnya ancaman bahaya terhadap manusia.

(61)

sesuai dengan sistem dan kemampuannya masing-masing (Setiawan, 2014: 106).

Teknologi dan ilmu pengetahuan yang telah berkembang ternyata tidak mampu mengurangi kepastian hidup yang dihadapi oleh manusia. Modernitas tidak mampu mencegah bencana alam, namun hanya bisa meminimalkan resikonya. Modernitas juga tidak bisa menghilangkan kriminalitas secara keseluruhan. Saat ini perang memang sudah berkurang secara signifikan, namun bahaya baru di saat ini seperti narkoba dan ancaman perang nuklir justru menimbulkan ancaman baru yang tidak kalah mengerikan.

Banyak ancaman atas kehidupan manusia pada masa lalu yang memang telah berkurang melalui kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, namun modernitas juga banyak menimbulkan ancaman baru, seperti gelombang krisis ekonomi, terorisme, AIDS, narkoba, kerusakan alam, pemanasan global dan sebagainya merupakan ancaman baru dari modernism. Masalah pemenuhan kebutuhan rasa aman pada masa lalu dan masa sekarang tidak berkurang, namun hanya berubah bentuk.

c. Kebutuhan Sosial

(62)

dicintai dan kebutuhan akan perhatian oleh orang lain, karena manusia butuh bersosialisasi.

Pada saat perang Dunia I dan perang Dunia II telah membuat masyarakat sadar akan pentingnya penegakkan hukum, kesadaran atas kebebasan manusia sebagai bagian dari harkat dan martabatnya juga berkembang sangat pesat. Manusia bebas melakukan apa saja selama tidak melanggar hukum dan hukum telah mampu mengatur banyak hal yang berkaitan dengan hubungan antar manusia, misalnya solidaritas ekonomi seperti membantu orang miskin. Negara telah mengambil alih karena cukup bagi mereka untuk membayar pajak kemudian negara akan melakukan semua yang dibutuhkan kepada orang miskin. Begitu pula tanggung jawab sosial juga telah diambil alih oleh negara, seperti sekolah gratis dengan dukungan pemerintah secara berangsur mengurangi kebutuhan orang tua asuh dan seterusnya.

d. Kebutuhan Penghargaan

(63)

pemenuhan kebutuhan penghargaan diri, disbanding saat Maslow membangun teori ini pasca Perang Dunia II.

Sistem kapitalisme dunia modern berdampak pada merebaknya budaya konsumerisme diseluruh dunia. Produk-produk diciptakan bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan manusia, tetapi juga sebagai alat menopang gambaran diri atau gengsi. Gambaran diri dianggap sebagai penunjang jati diri. Memakai baju, aksesori, telepon genggam, mobil dan lainnya yang modelnya sudah tertinggal merupakan suatu hal yang memalukan banyak orang. Banyak orang merasa kehilangan harga dirinya ketika menggunakan barang-barang yang sudah ketinggalan zaman, walaupun masih layak pakai. Seakan-akan produk merupakan sebagai cermin dari gambaran dari empunya, padahal perkembangan teknologi sangat cepat sehingga produk dan model akan cepat berganti. Maka dari itu membangun harga diri seperti ini dibutuhkan penghasilan yang besar atau kerja keras secara terus menerus.

e. Kebutuhan Aktualisasi Diri

(64)

bisa menjelajah keseluruh pelosok dunia, tanpa harus bepergian secara fisik.

(65)

G. Kerangka Pemikiran

Kerangka berfikir dapat diajukan untuk penelitian yang berdasarkan teori dan telaah sementara dari peneliti. Berdasarkan latar belakang, permasalahan dan landasan teoritis yang telah diuraikan, maka dapat dikemukakan kerangka berfikir sebagai berikut:

Gambar 1.2 Model Kerangka Pemikiran Pada Penelitian Peningkatan Kinerja Karyawan dari Sudut Pandang Teori Motivasi Maslow

Kinerja Karyawan Teori Motivasi Maslow

(66)

BAB II

Metode Penelitian

Jenis penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian lapangan (field reseach) dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Menurut Denzine dan

Licon (2009), penelitian kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini peneliti menekankan sifat realitas yang terbangun secara sosial, hubungan erat antara peneliti dan subjek yang diteliti. Selain itu penelitian ini termasuk penelitian kualitatif deskriptif yaitu peneliti berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang (Noor, 2012: 34-35).

A. Obyek Penelitian

(67)

B. Lokasi Penelitian

Lokasi pada penelitian ini ada 2, yaitu:

1. BMT Bangun Rakyat Sejahtera di Jl. Timoho II Gg. Delima No. 2 Miliran Muja-muju Umbulharjo Yogyakarta 55162 Tlp/fax (0274) 550245

2. BMT Barokah Padi Melati di Jl.Bugisan No 23 Yogyakarta 55251

C. Sampel Penelitian

(68)

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dan informasi yang diperoleh dalam penelitian ini digunakan beberapa metode antara lain:

1. Observasi

Observasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dengan cara mengamati secara langsung bagaimana motivasi dan kinerja karyawan di BMT Bangun Rakyat Sejahtera dan BMT Barokah Padi Melati Yogyakarta. Menurut Nasution dalam Sugiyono (2010: 226), “Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai kenyataan yang diperoleh melalui observasi”.

2. Kuisioner atau Angket

(69)

3. Wawancara

(70)

4. Dokumentasi

Metode dokumentasi dapat diartikan sebagai suatu cara pengumpulan data yang diperoleh dari dokumen-dokumen yang ada atau catatan yang tersimpan, baik itu catatan transkip, buku, surat kabar dan lain sebagainya. Dokumentasi pada penelitian ini yaitu menelusuri dokumen-dokumen yang ada sangkut pautnya dengan obyek penelitian serta data lain ang berkaitan apa yang diteliti.

E. Indikator penelitian 1. Motivasi

Menurut Maslow seseorang yang bekerja karena didorong oleh berbagai jenis kebutuhan, kebutuhan yang diinginkan seseorang itu berjenjang. Jika kebutuhan pertama dan kedua sudah terpenuhi, maka aka nada kebutuhan ketiga dan seterusnya sampai kebutuhan kelima. Teori motivasi menurut Maslow memiliki lima indikator, yaitu: a. Kebutuhan Fisiologis dapat dilihat dari: Gaji, Kebutuhan makan,

Kebutuhan pakaian Kebutuhan tempat tinggal.

(71)

c. Kebutuhan Sosial dapat dilihat dari: Kecukupan waktu bersama keluarga, Sosialisasi dengan masyarakat, Hubungan informal, Bekerja sama, Kenyamanan lingkungan sosial

d. Kebutuhan Penghargaan dapat dilihat dari: Insentif, Penghargaan (pengakuan akan prestasi kerja)

e. Kebutuhan Aktualisasi Diri dapat dilihat dari: Bekerja lebih baik, Tantangan pekerjaan, Peningkatan prestasi, Bekerja untuk capai visi dan misi perusahaan

2. Kinerja

Berdasarkan variabel kinerja, penilaian kinerja dalam suatu organisasi memiliki indikator-indikatir sebagai berikut:

a. Kualitas dapat dilihat dari: Akurasi, Ketelitian, Bisa diterima atas pekerjaan yang dilakukan

b. Produktifitas dapat dilihat dari: Kuantitas, Efesiensi

c. Pengetahuan pekerjaan dapat dilihat dari: Keterampilan, Informasi praktis atau teknis yang digunakan pada pekerjaan

d. Bisa diandalkan dapat dilihat dari: Sejauh mana seorang karyawan bisa diandalkan atas penyelesaian dan tindak lanjut tugasnya e. Kehadiran dapat dilihat dari: Kedisiplinan

(72)

F. Jenis data

Jenis data yang dikumpulkan oleh peneliti ini berupa data primer. Data primer yang dimaksud adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (Sugiyono: 2010). Pada penelitian ini data primer yang diperoleh dari karyawan untuk melihat motivasinya dan manajer sebagai penilai kinerja karyawan.

1. Metode Analisis Data

Analisis dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif menggunakan model Miles dan Huberman yang dilakukan selama dilapangan. Aktivitas dalam analisis data (Sugiyono, 2010: 430), yaitu:

a) Reduksi Data (data reduction)

Reduksi data berati merangkum, memilih hal yang pokok, memfokuskan pada hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting dengan mencari tema dan polanya.

b) Penyajian Data (data display)

(73)

c) Penarikan Kesimpulan (conclusion drawing)

(74)

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Objek dan Subjek Penelitian

1. Gambaran Umum BMT Bangun Rakyat Sejahtera a. Sejarah BMT Bangun Rakyat Sejahtera

Proses pendirian BMT Bangun Rakyat Sejahtera didirikan berdasarkan hasil rapat terbatas tanggal 23 Mei 2002 di rumah Bapak Muhammad Ali yang dihadiri: Bapak Sasongko, Mujidin, Suranto, Anwarudin, Catur Sugiarto, dan Edi Sunarto menyepakati untuk

mendirikan lembaga keuangan Syari‟ah di Yogyakarta. Lembaga

Keuangan Syari‟ah didirikan dengan pola bertahap.

Pada tahap pertama, disepakati sepekan dari tanggal 24 s/d 31 Mei adalah penyiapan perangkat keras dan lunak guna operasional lembaga keuangan yang masih terbatas. Pada tahap ini yang bertanggung jawab atas penyediaan prasarana maupun sarana (perangkat lunak/keras) adalah Bapak Sasongko, Edi Sunarto, dan Suranto. Perangkat keras meliputi komputer, kantor dengan peralatannya. Sedangkan perangkat lunak meliputi sistem, prosedur, form-form funding maupun financing.

(75)

permanen system yang mendukung dan sumber daya manusia yang terampil.

Tahap ketiga adalah persiapan pengurusan pendirian Bank

Perkreditan Rakyat Syari‟ah. Pada tahap ini semua sisi harus dikuatkan terutama permodalan.

Tahap keempat adalah operasional BPR Syari‟ah. Pertemuan tanggal 16 September di rumah Bapak Sasongko yang dihadiri oleh calon pendiri menyepakati untuk mendirikan BMT telebih dahulu, kemudian jika sudah stabil segera direncanakan proses pendirian BPRS. Modal awal pendiri BMT sebesar Rp. 2.000.000, - (dimohon tunai atau diangsur maksimal 4 kali). Direncanakan juga awal November 2002 BMT ini bisa dioperasikan secara resmi. Nama BMT yang mau didirikan adalah BANGUN RAKYAT SEJAHTERA (BRS) dengan motto Menggalang Dana Menebar Barokah.

b. Visi, Misi dan Tujuan BMT Bangun Rakyat Sejahtera Visi BMT Bangun Rakyat Sejahtera

1) Menjadi Lembaga keuangan Micro syariah yang professional di bidangnya

2) Menjadi Lembaga Keuangan Micro syariah yang bermanfaat bagi banyak ummat

(76)

Misi BMT Bangun Rakyat Sejahtera

1) Menumbuhkan komunikasi yang baik dengan seluruh anggota 2) Senantiasa meningkatkan kualitas disemua aspek

kelembagaan

3) Senantiasa memperluas jaringan pasar

Tujuan BMT Bangun Rakyat Sejahtera

1) Memberikan kontribusi untuk menyelamatkan masyarakat dari rentenir

2) Mensejahterakan masyarakat

(77)

c. Sistem Operasional

Sistem operasional BMT Bangun Rakyat Sejahtera

[image:77.612.120.554.184.564.2]

Sumber: Wawan Wikasno, Presentasi BMT BRS 2009

Gambar 3.1 Sistem Operasional Lembaga Keuangan Syariah BMT Bangun Rakyat Sejahtera

PENDIRI

(Pemegang Saham)

LKS Lain

Simpanan

- Al-Wadi’ah Yad Dho a ah - Al-Wadi’ah A a ah - Al-Mudharabah Mutlaqah - Al-Mudharabah Muqoyadah

LKS PENYALURAN DANA Bagi Hasil Jual Beli Sewa Jasa - Musyarakah - Mudharabah

- Al Murabahah

(78)

1) Sistem Pengembangan

BMT Bangun Rakyat Sejahtera mengembangkan usahanya berawal dari lembaga pendidikan yaitu pada Yayasan Mulia. Sedangkan pada lingkungan pasar BMT BRS memulainya pada tahun 2007. Dalam pengembangan BMT BRS telah mengeluarkan produk-produk yang baru meningkatkan kualitas sumber daya insani (SDI) dan melakukan pemasaranlebih luas ke beberapa tempat/wilayah. Untuk rencana program pengembangan BMT Bangun Rakyat Sejahtera pada tahun 2010 adalah tabungan haji, grand opening cabang Wonosobo, sewindu BMT dan arisan motor. Adanya rencana pengembangan pada tahun 2010 diharapkan dapat mengembangkan BMT BRS kedepannya.

2) Sistem Pendapatan

Pendapatan BMT Bangun Rakyat Sejahtera berupa bagi hasil dari pembiayaan, jasa layanan online dan biaya administrasi.

3) Sistem Pertanggungjawaban

BMT Bangun Rakyat Sejahtera merupakan lembaga keuangan

mikro yang berbadan hukum koperasi syari‟ah. Modal yang dimiliki

bersumber dari anggota dan pinjaman bergulir syari‟ah dari pemerintah.

(79)

d. Struktur Organisasi BMT Bangun Rakyat Sejahtera

[image:79.612.151.589.157.382.2]

Sumber: Wawan Wikasno, presentasi BMT BRS 2009

Gambar 3.2 Struktur Organisasi BMT Bangun Rakyat Sejahtera

Job Description (Hak dan Kewajiban)

1) Rapat Anggota

a) Merupakan kekuasaan tertinggi

b) Menetapkan Anggaran Dasar (AD), Anggaran Rumah Tangga (ART) dan peraturan khusus

c) Menetapkan kebijakan umum, manajemen dan usaha BMT

d) Memilih, mengangkat dan memberhentikan pengurus dan pengawas

e) Menetapkan rencana kerja, rencana anggaran dan belanja BMT Rapat Anggota

Tahunan

Dewan Pengurus (Pendiri)

Dewan Pengawas Syariah Dewan Pengawas

Syari’ah

Manajer

Bag. Pembukuan Bag.Costumer

Service Bag.Teller

Bag. Marketing dan Lapangan Bag. Akuntansi

(80)

f) Mengesahkan laporan pengurus g) Mengesahkan laporan pengawas

h) Menetapkan pembagian Sisa Hasil Usaha 2) Pengurus

a) Dipilih dari rapat anggota

b) Bertanggungjawab kepada rapat anggota

c) Bersinergi dengan pengelola mengajukan rencana kerja serta rencana pendapatan dan anggaran belanja BMT

d) Melaksanakan rencana kerja yang sudah ditetapkan dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT)

3) Pengawas

a) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan BMT

b) Melaporkan hasil pengawasan secara tertulis kepada Rapat Anggota Tahunan (RAT)

4) Manajer

a) Sebagai penanggungjawab pelaksanaan harian kegiatan BMT b) Coordinator seluruh pengelola

5) Bagian Akuntansi

(81)

6) Bagian Marketing dan Lapangan

a) Memasarkan BMT Bangun Rakyat Sejahtera

b) Memasarkan produk BMT Bangun Rakyat Sejahtera c) Merekrut nasabah baru

d) Melakukan analisis terhadap Repayment Capasity 7) Bagian Teller

a) Melayani nasabah

b) Menghitung kas masuk dank as keluar c) Membuat buku nasabah

8) Bagian Costumer Service

a) Menfile aplikasi pembukuan deposito

b) Menfile break Deposito, registrasi pembukuan dan penutupan Deposito

c) Membuat laporan pemakaian Bilyet Deposito d) Alternative teller

e) Memberikan informasi terkait dengan pembiayaan 9) Bagian Pembukuan

a) Mengentry data transaksi b) Mengentry nasabah baru

(82)

10) Anggota

[image:82.612.140.524.280.602.2]

a) Mengikuti rapat anggota tahunan b) Mengetahui laporan keuangan c) Mendapatkan Bagi Hasil

Tabel 3.1 Kepengurusan BMT Bangun Rakyat Sejahtera Kepengurusan BMT Bangun Rakyat Sejahtera

Pengurus Ketua Ir. Suranto, MT

Sekretaris Dra. Basuki Abdurahman Bendahara Edi Sunarto, SE

Pengawas Ketua Ir. Cholid Mahmud

Wakil ketua Drs. Ahmad Agus Sofwan

Pengelola Manager Wawan Wikasno

Akuntansi & kabag operasional

Ribut Santoso Marketing lending Susilo

Widodo

Dwi Nur Asmara Langgeng P Marketing funding Septi Utami Putri

Teller Sri Wahyuni

Gambar

Gambar 1.1 Hierarki Kebutuhan Maslow
Gambar 3.1 Sistem Operasional Lembaga Keuangan Syariah BMT Bangun
Gambar 3.2 Struktur Organisasi BMT Bangun Rakyat Sejahtera
Tabel 3.1 Kepengurusan BMT Bangun Rakyat Sejahtera
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jenis penelitian kualitatif lapangan (field research) menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis yang digunakan deskriptif yaitu peneliti terjun

Kompetensi dalam karakteristik ini memiliki makna sebagai kualitas fisik, intelektual, emosional, sosial, dan moral yang harus dimiliki konselor untuk membantu

Tabel 4.30 Tabel Hasil Analisis 5 Cluster Fakultas Seni Rupa dan Desain Status Aktif 83 Tabel 4.31 Tabel Hasil Analisis Cobweb Status Aktif Fakultas Seni Rupa dan Desain85

Tahapan analisis pada pengembangan model sebagai skenario dalam pengelolaan limbah industri baja melalui pendekatan sistem meliputi: (a) analisis kebutuhan stakeholders, (b)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bauran pemasaran (produk, promosi, saluran distribusi, orang, bukti fisik, proses dan harga) terhadap penjualan sepeda

Syarikat S-Power Sendirian Berhad merupakan sebuah syarikat yang menghasilkan pelbagai barangan elektrik untuk pasaran tempatan. Ketua Pegawai Eksekutif Syarikat ialah

Dalam rangka pengembangan masyarakat berbasis dinamika internal, institusi sosial di lingkungan masyarakat penghuni rusunawa merupakan media partisipasi,

Penilaian tingkat kesehatan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menggunakan metode RGEC ini menunjukkan bahwa predikat kesehatan bank tersebut sesuai