No. 086/UN40.7.DL/LT/2014
ANALISIS PENERAPAN BAGI HASIL DI BAITUL MAAL WAT
TAMWIL BERDASARKAN MANFAATNYA BAGI NASABAH
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi
Disusun Oleh:
LIA ARLIANTI 0906510
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
ANALISIS PENERAPAN BAGI HASIL DI BAITUL MAAL WAT
TAMWIL BERDASARKAN MANFAATNYA BAGI NASABAH
Oleh
Lia Arlianti
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Lia Arlianti 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Februari 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
Lia Arlianti, 2014
Analisis penerapan bagi hasil di Baitul Maal Wat Tanwil berdasarkan manfaatnya bagi nasabah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
ANALISIS PENERAPAN BAGI HASIL DI BAITUL MAAL WAT TAMWIL BERDASARKAN MANFAATNYA BAGI NASABAH
Penulis : Lia Arlianti (0906510)
Pembimbing : 1. Dr. Arim, S.E., M.Si., Ak
2. Elis Mediawati, S.Pd., S.E., M.Si
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui penerapan bagi hasil yang ada di BMT, (2) persepsi nasabah mengenai keberadaan BMT, dan (3) pengaruhnya pada kehidupan ekonomi.
Penelitian dilakukan di beberapa Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) yang ada di Bandung. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif melalui wawancara dan pengumpulan dokumentasi yang dipublikasikan. Analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan. Teknik pengujian kredibilitas data yang digunakan adalah triangulasi sumber dan triangulasi teori.
Penelitian ini menghasilkan gambaran pengetahuan sistem bagi hasil dimana ternyata para nasabah tersebut telah mengetahui ketentuan distribusi bagi hasil bahkan sebelum mereka menjadi nasabah di BMT, hal tersebut menunjukkan bahwa sistem ekonomi syariah telah dikenal oleh masyarakat luas, selain itu bagi hasil yang ada pada BMT telah sesuai dengan ketentuan yang ada dimana porsinya ditentukan saat akad dengan cara nasabah peminjam dana bersepakat dengan pengurus BMT dan jumlah bagi hasilnya diambil dari jumlah keuntungan setiap bulannya.
Lia Arlianti, 2014
Analisis penerapan bagi hasil di Baitul Maal Wat Tanwil berdasarkan manfaatnya bagi nasabah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
musyarakah yang artinya kerjasama usaha dimana kedua belah pihak sama-sama
memberikan modal dan pembagian keuntungannya dan kerugian dibagi dengan sistem bagi hasil berdasarkan porsi modal yang diberikan. Selain dalam hal pembiayaan mereka juga menatakan bahwa BMT membantu apabila memiliki kebutuhan yang mendesak seperti pinjaman dalam akad rahn dimana pihak peminjam tidak dikenakan bagi hasil, hal ini berkaitan dengan peran BMT dalam kegiatan sosialnya sehingga keberadannya dapat dirasakan oleh masyarakat luas.
Dalam hal pengaruhnya di masyarakat kelebihan BMT adalah telah mampu menjadi lembaga yang mendatangkan pengaruh baik khususnya untuk kemajuan ekonomi masyarakat kecil seperti yang tergambar dalam persepsi nasabah mengenai BMT. kekurangan yang sampai saat ini terlihat yaitu terbatasnya dana untuk pembiayaan yang ada di BMT dikarenakan belum adanya kerjasama dengan perbankan karena sampai saat ini sumber dana dari BMT adalah dari simpanan nasabah BMT itu sendiri sehingga jumlahnya terbatas.
Kata Kunci: Bagi hasil, persepsi nasabah, peranan BMT
Lia Arlianti, 2014
Analisis penerapan bagi hasil di Baitul Maal Wat Tanwil berdasarkan manfaatnya bagi nasabah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
THE ANALYSIS OF COSTUMERS’ PERCEPTIONS OF BAITUL MAAL WAT
TAMWIL EXISTENCE FROM SHARING PROFIT ASPECT
By: Lia Arlianti (0906510)
Supervisors: 1. Dr. Arim, S.E., M.Si., Ak
2. Elis Mediawati, S.Pd., S.E., M.Si
This research is aimed at discovering (1) the implementation of sharing profit
on the BMT of each costumer, (2) costumers’ perceptions of the BMT existence of each costumer, (3) the effect of its existence of the costumers’ economy aspects.
This research is conducted in some Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) in Bandung. This research meet the characteristic of descriptive qualitative studies trough interview and some published documents. The data is analyzed by using data reduction, data display, and conclusion drawing. Moreover, the source triangulation and theories triangulation is used to check the credibility of the data.
The result revealed the description of the costumers’ knowledge of sharing
profit system. Actually, the costumers has already known the terms of sharing profit’s distribution before they become the BMT costumer. It indicated that the society had
known about the syariah system. Besides, the sharing profit’s system conducts by the
Lia Arlianti, 2014
Analisis penerapan bagi hasil di Baitul Maal Wat Tanwil berdasarkan manfaatnya bagi nasabah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
It is also has some positve effects for the costumers. BMT has become an institution with lots of positive aspects among citizens, especially to increase the
economic life of suburb citizens as stated in costumer’s perception of BMT. However, the lackness of BMT itself is seen in the lack of its capital, since BMT does not have a coorporationm with bank industries
Keywords: sharing profit, costumers’ perceptions, BMT role
Lia Arlianti, 2014
Analisis penerapan bagi hasil di Baitul Maal Wat Tanwil berdasarkan manfaatnya bagi nasabah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lia Arlianti, 2014
Analisis penerapan bagi hasil di Baitul Maal Wat Tanwil berdasarkan manfaatnya bagi nasabah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lia Arlianti, 2014
Analisis penerapan bagi hasil di Baitul Maal Wat Tanwil berdasarkan manfaatnya bagi nasabah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.2.5.3 Conclusion Drawing/ verification………...41
3.2.6 Pengujian Kredibilitas Data………...42
3.2.6.1 Triangulasi Sumber………..42
3.2.6.2 Triangulasi Teori……….43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 44
4.1 Hasil Penelitian………..44
4.1.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian………44
4.2 Hasil Penelitian………..47
4.2.1 Penerapan Bagi Hasil di BMT………...………...47 4.2.2 Persepsi Nasabah Mengenai BMT………...65
4.2.3 Peranan BMT……….………..80
4.3 Uji Kredibilitas………..89 4.3.1 Triangulasi Sumber………..89
4.3.2 Triangulasi Teori………..94
4.4 Pembahasan………..106 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 113
5.1 Simpulan………..113
5.2 Saran………114
Lia Arlianti, 2014
Analisis penerapan bagi hasil di Baitul Maal Wat Tanwil berdasarkan manfaatnya bagi nasabah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Daftar Narasumber Wawancara………..45
Tabel 4.2 Hasil Reduksi dan Pengkodean Catatan Lapangan ke
dalam Kategori “Penerapan Bagi Hasil di BMT”………...61 Tabel 4.3 Hasil Reduksi dan Pengkodean Catatan Lapangan ke dalam
Kategori “Persepsi Nasabah BMT”……….77 Tabel 4.4 Hasil Reduksi dan Pengkodean Catatan Lapangan ke dalam
Kategori “Pengaruh Keberadaan BMT”……….86
Tabel 4.5 Triangulasi Sumber Penerapan Bagi Hasil yang
Berlaku di BMT………...89
Tabel 4.6 Triangulasi Sumber Persepsi Nasabah Mengenai
BMT...91 Tabel 4.7 Triangulasi Sumber Peranan dari BMT...93
Tabel 4.8 Triangulasi Teori Penerapan Bagi Hasil
yang Berlaku di BMT………...94
Tabel 4.9 Triangulasi Teori Persepsi Nasabah Mengenai
Lia Arlianti, 2014
Analisis penerapan bagi hasil di Baitul Maal Wat Tanwil berdasarkan manfaatnya bagi nasabah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.10 Triangulasi Teori Peranan dari BMT...105
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Alur operasional BMT………...9
Gambar 2.2 Skema al-Musyarakah………...………...18
Gambar 2.3 Skema al-Mudharabah………………21
Lia Arlianti, 2014
Analisis penerapan bagi hasil di Baitul Maal Wat Tanwil berdasarkan manfaatnya bagi nasabah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lembar Keputusan Sidang 2. Formulir Frekuensi Bimbingan
3. Formulir Revisi Seminar 4. Formulir Perbaikan
5. Surat Izin Penelitian Universitas Pendidikan Indonesia 6. Surat Bukti Penelitian dari Instansi
7. Identitas Informan
8. Daftar Pertanyaan - Jawaban
9. Dokumen Syarat Menjadi Nasabah dan Hak&Kewajiban Anggota
Lia Arlianti, 2014
Lia Arlianti, 2014
Analisis penerapan bagi hasil di Baitul Maal Wat Tanwil berdasarkan manfaatnya bagi nasabah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lia Arlianti, 2014
Analisis penerapan bagi hasil di Baitul Maal Wat Tanwil berdasarkan manfaatnya bagi nasabah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lia Arlianti, 2014
Analisis penerapan bagi hasil di Baitul Maal Wat Tanwil berdasarkan manfaatnya bagi nasabah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.2.5.3 Conclusion Drawing/ verification………...41
3.2.6 Pengujian Kredibilitas Data………...42
3.2.6.1 Triangulasi Sumber………..42
3.2.6.2 Triangulasi Teori……….43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 44
4.1 Hasil Penelitian………..44
4.1.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian………44
4.2 Hasil Penelitian………..47
4.2.1 Penerapan Bagi Hasil di BMT………...………...47 4.2.2 Persepsi Nasabah Mengenai BMT………...65
4.2.3 Peranan BMT……….………..80
4.3 Uji Kredibilitas………..89 4.3.1 Triangulasi Sumber………..89
4.3.2 Triangulasi Teori………..94
4.4 Pembahasan………..106 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 113
5.1 Simpulan………..113
5.2 Saran………114
Lia Arlianti, 2014
Analisis penerapan bagi hasil di Baitul Maal Wat Tanwil berdasarkan manfaatnya bagi nasabah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Daftar Narasumber Wawancara………..45
Tabel 4.2 Hasil Reduksi dan Pengkodean Catatan Lapangan ke
dalam Kategori “Penerapan Bagi Hasil di BMT”………...61 Tabel 4.3 Hasil Reduksi dan Pengkodean Catatan Lapangan ke dalam
Kategori “Persepsi Nasabah BMT”……….77 Tabel 4.4 Hasil Reduksi dan Pengkodean Catatan Lapangan ke dalam
Kategori “Pengaruh Keberadaan BMT”……….86
Tabel 4.5 Triangulasi Sumber Penerapan Bagi Hasil yang
Berlaku di BMT………...89
Tabel 4.6 Triangulasi Sumber Persepsi Nasabah Mengenai
BMT...91 Tabel 4.7 Triangulasi Sumber Peranan dari BMT...93
Tabel 4.8 Triangulasi Teori Penerapan Bagi Hasil
yang Berlaku di BMT………...94
Tabel 4.9 Triangulasi Teori Persepsi Nasabah Mengenai
Lia Arlianti, 2014
Analisis penerapan bagi hasil di Baitul Maal Wat Tanwil berdasarkan manfaatnya bagi nasabah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.10 Triangulasi Teori Peranan dari BMT...105
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Alur operasional BMT………...9
Gambar 2.2 Skema al-Musyarakah………...………...18
Gambar 2.3 Skema al-Mudharabah………………21
Lia Arlianti, 2014
Analisis penerapan bagi hasil di Baitul Maal Wat Tanwil berdasarkan manfaatnya bagi nasabah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lembar Keputusan Sidang 2. Formulir Frekuensi Bimbingan
3. Formulir Revisi Seminar 4. Formulir Perbaikan
5. Surat Izin Penelitian Universitas Pendidikan Indonesia 6. Surat Bukti Penelitian dari Instansi
7. Identitas Informan
8. Daftar Pertanyaan - Jawaban
9. Dokumen Syarat Menjadi Nasabah dan Hak&Kewajiban Anggota
Lia Arlianti, 2014
Lia Arlianti, 2014
Analisis penerapan bagi hasil di Baitul Maal Wat Tanwil berdasarkan manfaatnya bagi nasabah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Berkembangnya berbagai lembaga keuangan saat ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan masyarakat akan lembaga keuangan yang bisa mendukung perekonomian
mereka. Lembaga keuangan tersebut diharapkan bisa menyokong seluruh bagian masyarakat, mulai dari kalangan atas, menengah, sampai bawah. Dalam keadaan
seperti ini muncullah BMT (Baitul Maal wat Tamwil) yang dirasa bisa mendukung perekonomian masyarakat kalangan bawah dalam rangka meningkatkan derajat hidup mereka. BMT dijalankan dengan landasan syariah, oleh sebab itu aspek ekonomi
yang dijalankan harus sesuai dengan kaidah Islam. BMT juga berperan sebagai lembaga keuangan non bank syariah yang berperan sebagai jalan untuk
menghidupkan masjid sebagai pusat ekonomi umat sehingga masyarakat yang selama ini bergantung terhadap rentenir bisa terbantu dengan adanya BMT-BMT yang berdiri di tengah kalangan masyarakat.
Berdasarkan catatan sejarah Baitul Mal merupakan lembaga keuangan pertama pada zaman Rasulullah, pada saat itu fungsinya adalah untuk menyimpan
harta kekayaan negara dari zakat, infaq, shadaqah, pajak, dan rampasan perang. Selain itu ada pula Baitut Tamwil yang didirikan untuk menampung dana-dana dari
2
Lia Arlianti, 2014
Analisis penerapan bagi hasil di Baitul Maal Wat Tanwil berdasarkan manfaatnya bagi nasabah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menghasilkan keuntungan. Kemudian Baitut Tamwil inilah yang berkembang pesat di
Timur Tengah.
Lembaga keuangan syariah yang pertama muncul di Indonesia juga bernama
Baitul Mal yang biasanya terdapat di masjid atau pesantren sebagai lembaga
keuangan untuk menampung dana-dana zakat, infaq, dan shadaqah. Sama halnya dengan di Timur Tengah Baitul Mal di Indonesia pun banyak digunakan sebagai penampung dana-dana dari masyarakat untuk diinvestasikan dengan sistem bagi hasil
pada suatu usaha, atau membiayai perdagangan lainnya yang akan menghasilkan keuntungan.
Menurut Alma dan Priansa (2009:17) BMT sebagai lembaga keuangan mikro syariah mengalami perkembangan yang pasang surut. Pada tahun 1990-an jumlah BMT mencapai 3.000 unit. Namun, pada bulan Desember 2005, jumlah BMT yang
aktif diperkirakan mencapai 2.017 unit. Menurut perkiraan Pusat Inkubasi Usaha Kecil (PinBuk), sampai dengan pertengahan tahun 2006, diperkirakan jumlah BMT
mengalami peningkatan kembali hingga mencapai sekitar 3.200 unit. Diperkirakan jumlah BMT di Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya karena di Bandung saja menurut Dinas Koperasi Kota Bandung per April 2012 pada
wawancara yang dilakukan oleh Neneng Nurhasanah et al dalam Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora (2012:367) jumlah
3
Lia Arlianti, 2014
Analisis penerapan bagi hasil di Baitul Maal Wat Tanwil berdasarkan manfaatnya bagi nasabah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengingat koperasi syariah akan menjadi salah satu tulang punggung perekonomian
Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam.
Perkembangan BMT juga didukung dengan digunakannya sistem bagi hasil, menurut Muhammad (2005) pada Jurnal Keuangan dan Perbankan Vol. 15, No. 3,
September 2011, prinsip utama yang harus dikembangkan oleh bank syariah dalam kaitannya dengan manajemen dana adalah bahwa bank syariah harus mampu memberikan bagi hasil kepada penyimpan dana minimal sama dengan atau lebih
besar dari suku bunga yang berlaku di bank konvensional, dan mampu menarik bagi hasil dari debitur yang lebih rendah dari pada bunga yang diberlakukan di bank
konvensional. Dalam praktiknya bagi hasil diharapkan dapat lebih menarik nasabah lebih banyak sehingga bisa bersaing dengan prinsip bunga yang berlaku pada lembaga keuangan konvensional. Dalam jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 7, No.2,
2007: 189-204 oleh Haryadi disebutkan bahwa minat masyarakat terhadap lembaga keuangan syariah cukup besar mengingat adanya anggapan bahwa lembaga keuangan
syariah merupakan lembaga yang ideal karena menggunakan prinsip syariah. Persepsi nasabah terhadap lembaga keuangan cukup beragam, baik mengenai pelayanannya, kemudahan untuk memperoleh akses pendanaan, maupun mengenai produk yang
ditawarkan.
Berdasarkan latar belakang di atas maka penelti mencoba menganalisis
4
Lia Arlianti, 2014
Analisis penerapan bagi hasil di Baitul Maal Wat Tanwil berdasarkan manfaatnya bagi nasabah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
keberadaan BMT dalam penelitian yang berjudul “Analisis Penerapan Bagi Hasil di
Baitul Maal Wat Tamwil Berdasarkan Manfaatnya Bagi Nasabah”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah : 1. Bagaimana penerapan bagi hasil yang berlaku di BMT?
2. Bagaimana persepsi nasabah mengenai BMT? 3. Bagaimana peranan dari BMT?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini
1. Untuk mengetahui penerapan bagi hasil yang ada di BMT 2. Untuk mengetahui persepsi nasabah mengenai BMT
3. Untuk mengetahui peran BMT bagi kehidupan ekonomi
1.4 Kegunaan Penelitian
Kegunaan yang diperoleh dari penelitian ini: 1. Kegunaan Praktis
Untuk memahami peranan BMT dalam masyarakat khususnya untuk para
nasabahnya sehingga bisa dilihat pengaruhnya dalam peran memajukan perekonomian masyakat.
5
Lia Arlianti, 2014
Analisis penerapan bagi hasil di Baitul Maal Wat Tanwil berdasarkan manfaatnya bagi nasabah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya dalam membandingan BMT dalam menjalankan peranannya di masyarakat, sehingga setelah membaca
Lia Arlianti, 2014
Analisis penerapan bagi hasil di Baitul Maal Wat Tanwil berdasarkan manfaatnya bagi nasabah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah persepsi dari nasabah mengenai keberadaan BMT dilihat dari segi bagi hasil. Penelitian ini akan dilakukan pada beberapa BMT di
Bandung.
Penelitian ini diarahkan kepada nasabah dari BMT karena nasabah sendiri
yang merupakan orang-orang yang memiliki pengalaman langsung dengan bagi hasil pada lembaga tersebut. Selain itu juga peneliti akan melakukan penelitian pada pihak-pihak yang dinilai dapat memberikan keterangan lebih dalam mengenai penelitian ini.
Peneliti mengambil studi kasus penelitian pada dimana merupakan lembaga yang menerapkan bagi hasil pada operasionalnya.
3.2 Metode Penelitian
3.2.1 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dimana penelitian yang
dilakukan berdasarkan paradigma, strategi, dan implementasi model secara kualitatif. Istilah penelitian kualitatif dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang temuan-
33
Lia Arlianti, 2014
Analisis penerapan bagi hasil di Baitul Maal Wat Tanwil berdasarkan manfaatnya bagi nasabah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bodgan dan Taylor dalam Basrowi dan Suwandi (2008:21) mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang- orang dan perilaku yang dapat diamati. Menurut mereka, pendekatan ini diarahkan pada latar belakang dan individu tersebut
secara holistik (utuh). Jadi, dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi kedalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai
bagian dari suatu keutuhan.
Sependapat dengan definisi tersebut, Kirk dan Miller dalam Basrowi dan Suwandi (2008: 21) mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu
dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasnnya sendiri dan berhubungan dengan orang-
orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan hasil penelitian yang jelas
secara deskriptif yang berasal dati kata- kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.
3.2.2 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
34
Lia Arlianti, 2014
Analisis penerapan bagi hasil di Baitul Maal Wat Tanwil berdasarkan manfaatnya bagi nasabah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menurut Lofland dan Lofland dalam Basrowi dan Suwandi (2008:169) sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya
adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.
Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data
primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan pertama), sementara data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada. Data primer yang digunakan peneliti merupakan hasil dari wawancara pada
seorang narasumber yang berpengalaman di bidang koperasi syariah dan koperasi konvensional , sehingga data yang didapat dapat dipercaya. Dalam penelitian ini data
primer yang akan didapatkan merupakan hasil dari wawancara pada informan yang akan dipilih adalah sebagai berikut:
1. Nasabah dari beberapa BMT di Bandung yaitu BMT Baitul Muttaqin, BMT Silih Aping, BMT Al Barokah, dan BMT KOSAMA MUI
2. Pihak internal dari BMT seperti Ketua dan Manajer
3. Dewan Pimpinan Harian Bidang Ekonomi MUI Kota Bandung yang merupakan pihak yang memberikan pengarahan pada BMT-BMT di Bandung pada
umumnya.
35
Lia Arlianti, 2014
Analisis penerapan bagi hasil di Baitul Maal Wat Tanwil berdasarkan manfaatnya bagi nasabah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kebutuhan, seperti ada kemungkinan sulitnya menemui informan karena kesibukan sehingga akan dialihkan kepada informan lain yang pengetahuannya sama dengan
informan tersebut.
Sedangkan data sekunder yang didapat oleh peneliti berasal dari buku atau
referensi tertulis lainnya, penelitian-penelitian terdahulu, dan profil lembaga yang terkait yang bisa menjadi acuan dalam penelitian ini. Data sekunder sangat berperan
penting dalam penelitian ini mengingat perlu adanya sumber lainnya untuk verifikasi data yang didapat dari informan
3.2.2.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data sangat penting dilakukan dan harus sesuai dengan standar yang ada karena tujuannya adalah untuk mendapatkan data yang akan
mendukung penelitian ini. Teknik yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi.
3.2.2.2.1 Pengumpulan Data dengan Wawancara
a. Pengertian wawancara
36
Lia Arlianti, 2014
Analisis penerapan bagi hasil di Baitul Maal Wat Tanwil berdasarkan manfaatnya bagi nasabah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
question and responses, resulting in communication and joint construction of
meaning about a particular topic”. Wawancara adalah merupakan pertemuan dua
orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya-jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.
b. Wawancara berstruktur
Estenberg dalam Sugiyono (2010:233) mengemukakan wawancara terstruktur
(structured interview) digunakan sebagai teknik pengumpulan data bila peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu, dalam melakukan wawancara pewawancara telah menyiapkan instrumen penelitian
berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini, setiap responden diberi pertanyaan yang sama dan pengumpul data mencatatnya. Dengan wawancara terstruktur ini pula, peneliti dapat
menggunakan beberapa pewawancara sebagai pengumpul data. Tentunya, pengumpul data tersebut harus diberi training agar mempunyai kemampuan yang sama.
c. Wawancara tak berstruktur
Menurut Sugiyono (2012:74) wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah
tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan
37
Lia Arlianti, 2014
Analisis penerapan bagi hasil di Baitul Maal Wat Tanwil berdasarkan manfaatnya bagi nasabah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam penelitian ini penulis akan melakukan wawancara kepada pihak-pihak yang terkait. Pihak-pihak tersebut adalah nasabah dari BMT, Direktur Klinik
Konsultasi Bisnis UKM di MUI Jawa Barat, serta pihak lain yang terkait.
Untuk mendukung proses wawancara ini penulis menggunakan alat-alat yang
bisa mempermudah proses wawancara sehingga hasilnya valid dan bisa dipertanggungjawabkan. Berikut ini adalah alat-alat tersebut:
a. Buku catatan : fungsinya adalah untuk mencatat hal-hal penting saat wawancara
berlangsung, dengan kemajuan teknologi buku catatan ini tidak saja diartikan secara langsung sebuah buku namun bisa juga berupa note book, computer yang
berukuran kecil, atau laptop.
b. Alat rekam : alat rekam ini digunakan saat proses wawancara fungsinya adalah
sebagai pembantu apabila terjadi kesalahan dalam mencatat atau terlewat dalam mencatat maka hasil rekaman ini bisa diperdengarkan kembali sehingga hasil wawancara menjadi valid.
c. Camera : fungsinya adalah untuk mendokumentasikan proses wawancara dengan
narasumber, hal ini untuk membuktikan bahwa proses wawancara benar-benar
terjadi dan bisa menjadi bukti yang valid.
38
Lia Arlianti, 2014
Analisis penerapan bagi hasil di Baitul Maal Wat Tanwil berdasarkan manfaatnya bagi nasabah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1) Penerapan bagi hasil yang ada di BMT 2) Persepsi mengenai BMT bagi nasabah
3) Peranan BMT yang nasabah rasakan
Informasi yang didapat dalam wawancara akan dicatat oleh penulis, kemudian
akan dipilih data-data yang diperlukan atau tidak. Jika ada keraguan maka akan ditanyakan kembali pada narasumber untuk memastikan kebenaran data.
3.2.2.2.2 Pengumpulan Data dengan Dokumen
Dalam Sugiyono (2012:82) disebutkan bahwa dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau
karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, ceritera, biografi, peraturan, dan kebijakan. Dokumen yang
berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa, dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film, dan lain-lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi
dan wawancara dalam penelitian kualitatif.
Dokumen pada penelitian ini merupakan pendukung dari observasi dan wawancara. Peneliti dapat menggunakan dokumen sebagai alat bantu yang valid
39
Lia Arlianti, 2014
Analisis penerapan bagi hasil di Baitul Maal Wat Tanwil berdasarkan manfaatnya bagi nasabah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
satunya adalah daftar dari nasabah yang bisa mendukung ketepatan dalam pemilihan narasumber saat wawancara.
3.2.3 Sampel Penelitian
Menurut Moleong (2012:223) teknik sampling dalam penelitian kualitatif
berbeda dengan kuantitatif, pada penelitian kuantitatif sampel dipilih dari populasi sehingga dapat digunakan untuk mengadakan generalisasi. Dalam penelitian kualitatif menurut Lincoln dan Guba (1985:200) dalam Moleong (2012:224) sampling adalah
menjaring sebanyak mungkin informasi dari berbagai macam sumber. Oleh sebab itu dalam penelitian kualitatif tidak ada sampel acak namun disebut sebagai sampel
bertujuan (purposive sample).
Menurut Moleong (2012:224) salah satu ciri dari sampel bertujuan adalah
pemilihan dilakukan berakhir jika sudah terjadi pengulangan maksudnya disini jumlah sampel ditentukan oleh pertimbangan-pertimbangan informasi yang diperlukan. Jika maksudnya memperluas informasi, dan jika tidak ada lagi informasi
yang dapat dijaring, maka penarikan sampel sudah dapat diakhiri. Jadi, kuncinya disini ialah jika sudah mulai terjadi pengulangan informasi, maka penarikan sampel
sudah harus dihentikan.
40
Lia Arlianti, 2014
Analisis penerapan bagi hasil di Baitul Maal Wat Tanwil berdasarkan manfaatnya bagi nasabah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Nasution (1988) dalam Sugiyono (2012:60) menyatakan bahwa dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai
instrumen penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian,
hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan
tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya.
Dalam penelitian kualitatif instrumen utamanya adalah peneliti sendiri, namun selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan akan dikembangkan instrumen penelitian sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi
data dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui observasi dan wawancara. Peneliti akan terjun ke lapangan sendiri, baik pada grand tour question,
tahap focused and selection, melakukan pengumpulan data, analisis dan membuat kesimpulan.
3.2.5 Teknik Analisis Data
Nasution dalam Sugiyono (2012:88) menyatakan bahwa melakukan analisis data adalah pekerjaan yang sulit, memerlukan kerja keras. Analisis memerlukan daya
41
Lia Arlianti, 2014
Analisis penerapan bagi hasil di Baitul Maal Wat Tanwil berdasarkan manfaatnya bagi nasabah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diikuti untuk mengadakan analisis, sehingga setiap peneliti harus mencari sendiri metode yang dirasakan cocok dengan sifat penelitiannya. Bahan yang sama bisa
diklasifikasikan lain oleh peneliti yang berbeda.
3.2.5.1 Data Reduction (Reduksi Data)
Dalam Sugiyono (2012:92) disebutkan bahwa data yang diperoleh di lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti
telah dikemukakan, semakin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data
melalui reduksi data.
Data yang direduksi merupakan data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan narasumber serta dokumen-dokumen yang ditemukan di lapangan. Agar data
yang disajikan tidak terlalu banyak maka data tersebut akan direduksi sebelum disajikan.
3.2.5.2 Data Display (Penyajian Data)
42
Lia Arlianti, 2014
Analisis penerapan bagi hasil di Baitul Maal Wat Tanwil berdasarkan manfaatnya bagi nasabah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola
hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami.
Penyajian data hasil dari observasi, wawancara, dan dokumen akan lebih baik apabila disajikan dalam bentuk table agar mudah dianalisis dan dipahami dalam
pembacaannya.
3.2.5.3 Conclusion Drawing/ verification
Langkah selnjutnya dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan
Huberman dalam Sugiyono (2012:99) adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila
tidak menemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal,
didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali kelapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dipaparkan merupakan kesimpulan yang kredibel.
Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang telah ditetapkan diawal, namun juga tidak. Oleh
karena itu dalam penelitian kualitatif memiliki rumusan masalah yang berubah pada saat peneliti terjun kelapangan.
43
Lia Arlianti, 2014
Analisis penerapan bagi hasil di Baitul Maal Wat Tanwil berdasarkan manfaatnya bagi nasabah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.2.6.1 Triangulasi Sumber
Menurut Patton (1987) dalam Moleong (2010:330) triangulasi dengan sumber
berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif.
Beberapa hal yang dapat dilakukan penulis adalah dengan jalan:
1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara, hal ini
sangat diperlukan karena dengan membandingkan kedua data tersebut akan diketahui apakah berbanding lurus atau terbalik sehingga dapat teruji validitasnya;
2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi. Pernyataan seseorang bisa saja berbeda sesuai dengan dimana tempat orang itu berada, dengan membandingkan apa yang
dikatakan seseorang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi akan mencerminkan kebenaran dari pernyataan yang ia berikan;
3. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Hasil wawancara yang ada akan lebih valid apabila dibandingkan dengan dokumen yang ada, oleh karena itu agar data yang didapatkan dari hasil
44
Lia Arlianti, 2014
Analisis penerapan bagi hasil di Baitul Maal Wat Tanwil berdasarkan manfaatnya bagi nasabah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.2.6.2 Triangulasi Teori
Menurut Patton (1987) dalam Moleong (2010:331) triangulasi jenis ini
dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan perspektif lebih dari satu teori dalam membahas permasalahan yang dikaji. Oleh karena itu dalam melakukan jenis
triangulasi ini, peneliti harus memahami teori-teori yang digunakan dan keterkaitannya dengan permasalahan yang diteliti sehingga mampu menghasilkan
Lia Arlianti, 2014
Analisis penerapan bagi hasil di Baitul Maal Wat Tanwil berdasarkan manfaatnya bagi nasabah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan:
1. Penerapan bagi hasil yang diterapkan BMT sudah sesuai dengan ketentuan yang ada dimana pihak BMT dan nasabah pembiayaan bersepakat satu sama lain dalam menentukan besarnya persentase bagi hasil. Pembagian keuntungan bukan
berdasarkan jumlah modal yang dipinjam melainkan berdasarkan jumlah keuntungan yang didapatkan setiap bulan sehingga tidak memberatkan nasabah
pembiayaan.
2. Persepsi nasabah mengenai keberadaan BMT sangat positif. Persepsi tersebut timbul karena fungsi BMT sebagai penghimpun dan penyalur dana telah berjalan
dengan baik. Fungsi BMT sebagai penyalur dana dirasakan oleh nasabah pembiayaan yang menilai bahwa BMT membantu dalam perkembangan usaha.
Selain itu pelayanan yang baik menjadi salah satu faktor yang menimbulkan persepsi baik tersebut.
3. Dalam pengaruhnya terhadap perkembangan ekonomi para nasabah BMT sendiri
114
Lia Arlianti, 2014
Analisis penerapan bagi hasil di Baitul Maal Wat Tanwil berdasarkan manfaatnya bagi nasabah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bantuan BMT dan dengan perkembangan tersebut menyebabkan bertambahnya penghasilan dari para pemiliknya sehingga bisa meningkatkan taraf hidupnya.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti memiliki saran yang bisa berguna
bagi BMT dan penelitian selanjutnya. Adapun saran tersebut adalah: 1. Praktis
Keterbatasan jumlah kas dari BMT merupakan salah satu kekurangan yang ada
pada BMT karena sumber dana BMT berasal dari jumlah simpanan dari nasabahnya sendiri, maka alangkah lebih baik apabila BMT bekerja sama dengan
perbankan syariah dalam mendapatkan dana yang lebih besar sehingga keperluan para nasabah yang ingin meminjam dana tercukupi dan tidak perlu berebut.
2. Teoritis
Bagi peneliti selanjutnya penelitian bisa dilanjutkan dengan memperluas penelitian ke cakupan yang lebih luas seperti tingkat provinsi sehingga bisa
Lia Arlianti, 2014
Analisis penerapan bagi hasil di Baitul Maal Wat Tanwil berdasarkan manfaatnya bagi nasabah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Alex Sobur. (2003). Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Seria.
Alma, Buchari dan Donni Juni Priansa. (2009). Manajemen Bisnis Syariah. Bandung : Alfabeta
Al-Qardhawi, Yusuf. (2002). Bunga Bank Haram. Jakarta: Akbar Media Eka Sarana
Buchori, Nur S. (2009). Koperasi Syariah. Sidoarjo:Mashun
Ekonomi Syariah. (2010). Tujuan Sistem Koperasi Syariah. [online] Tersedia: http://www.koperasisyariah.com [18 November 2012]
Hanurawan, Fattah. (2007). Pengantar Psikologi Sosial. Malang : Universitas Negeri Malang
Haryadi, (2007). “Persepsi Masyarakat Terhadap Perbankan Syariah”. Jurnal
Hendry. Metode Pengumpulan Data. [online] Tersedia:
http://teorionline.wordpress.com [18 November 2012]
Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2014). Tersedia: http://kbbi.web.id/persepsi. [3 Maret 2014]
King, A. Laura. (2007). Psikologi Umum. Jakarta : Salemba
Muhammad Ridwan. (2011). Manajemen Baaitul Maal wa Tamwil (BMT). Yogyakarta: UII Press.
Moleong, Lexy J. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Nurhasanah, Neneng. et al. (2012). “Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan
PKM: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora”. Jurnal
Perwataatmadja, Karnaen A. dan Hendri Tanjung. (2007). Bank Syariah: Teori,
Lia Arlianti, 2014
Analisis penerapan bagi hasil di Baitul Maal Wat Tanwil berdasarkan manfaatnya bagi nasabah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Philip Kotler, and Kevin Lane Keller. (2012). Marketing Management, 14th Edition.
New Jersey: Prentice Hall Published
Rivai, Veithzal dan Andria Permata Veithzal. (2008). Islamic Financial Management. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Suwandi, Basrowi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta : Rineka Cipta
Sugiyono. (2009). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta
Sugiyono. (2010). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta
Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta
Susana, Erni dan Annisa. (2010). “Pelaksanaan dan Sistem Bagi Hasil Pembiayaan Al Mudharabah Pada bank Syariah”. Jurnal
Syafi’i Antonio, Muhammad. (2001). Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema Insani
Wahyuningsih, Tri. (2012). “Koperasi Syariah, Alternatif Peningkatan Kesejahteraan
Masyarakat Di Bumi “Emas” Bupolo”. Jurnal.