SEBAGAI MEDIA TRANSFER DATA (Studi Kasus : Orang Tua dan Anak)
Nama : Nurhadi
NIM : 07.41010.0338
Program : S1 (Strata Satu) Jurusan : Sistem Informasi
SEKOLAH TINGGI
MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA
2013
STIKOM
SEBAGAI MEDIA TRANSFER DATA (Studi Kasus : Orang Tua dan Anak)
TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai salah syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana Komputer
Oleh : Nama : Nurhadi NIM : 07.41010.0338 Program : S1 (Strata Satu) Jurusan : Sistem Informasi
SEKOLAH TINGGI
MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA
2013
STIKOM
"Keajaiban hanya akan datang pada mereka yang pantang menyerah" Ivankov, One Piece.
STIKOM
iv
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 4
1.3 Pembatasan Masalah ... 4
1.4 Tujuan ... 5
1.5 Sistematika Penulisan ... 5
BAB II LANDASAN TEORI ... 7
2.1 Alarm ... 7
2.2 Global Positioning System (GPS)... 9
2.3 Location Based Service (LBS)... 9
2.4 Android ... 10
2.5 GPS (Global Positioning System) dengan Android Location-Based API ... 12
2.6 GPS Tidak Bisa Aktif Langsung dari Program ... 13
2.7 Menggunakan layanan SMS pada Aplikasi Android ... 14
2.8 UML (Unified Modelling Language) ... 15
STIKOM
v
3.1 Identifikasi Permasalahan ... 20
3.2 Pemodelan Sistem Informasi ... 21
3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 25
3.4 Analisa Kebutuhan ... 27
3.5 Analisa Sistem ... 28
3.5.1 Use Case Diagram ... 28
3.5.2 Activity Diagram ... 31
3.5.3 State Diagram ... 43
3.5.4 Sequence Diagram ... 46
3.6 Perancangan Desain Sistem ... 60
3.6.1 Deployment Diagram ... 60
3.6.2 Component Diagram ... 61
3.6.3 Class Diagram ... 63
3.6.4 Desain Input Output ... 72
3.7 Perancangan Uji Coba ... 84
BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI... 86
4.1 Kebutuhan Sistem ... 86
4.2 Pembuatan Program ... 90
4.3 Implementasi Sistem ... 91
4.4 Uji Coba ... 101
4.4 Evaluasi ... 109
STIKOM
vi
5.1 Kesimpulan ... 111 5.2 Saran ... 112 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
STIKOM
vii
Tabel 3.1 Rancangan Uji Coba Fitur ... 84
Tabel 3.2 Rancangan Uji Coba Koneksi Internet atau SMS Sebagai Media Transfer Data ... 85
Tabel 4.1 Kebutuhan Perangkat Keras Smartphone Android ... 87
Tabel 4.2 Kebutuhan Perangkat Keras Server ... 88
Tabel 4.3 Spesifikasi kebutuhan perangkat lunak pada sisi server ... 89
Tabel 4.4 Hasil Uji Coba Fitur Peringatan Pelanggaran ... 104
Tabel 4.5 Hasil Uji Coba Fitur Menampilkan Riwayat Lokasi ... 108
Tabel 4.6 Hasil Uji Coba Fitur Menampilkan Lokasi Setiap Terjadi Perpindahan Lokasi ... 108
Tabel 4.7 Hasil Uji Coba Fitur Mengubah Koneksi dari Internet menjadi SMS ... 109
STIKOM
viii
Gambar 2.1 Pembahasan Cara Mengaktifkan GPS ... 13
Gambar 3.1 Skema Penelitian ... 18
Gambar 3.2 Diagram Skema Monitoring Keberadaan tanpa Pelanggaran ... 22
Gambar 3.3 Diagram Skema Monitoring Keberadaan dengan Pelanggaran .. 23
Gambar 3.4 Diagram Skema Monitoring Keberadaan Melihat Riwayat Perpindahan Lokasi Anak ... 24
Gambar 3.4 Diagram Skema Monitoring Keberadaan Mode Tracking ... 25
Gambar 3.5 Identifikasi Aktor ... 28
Gambar 3.6 Identifikasi Use Case ... 29
Gambar 3.7 Use-Case Diagram Monitoring Keberadaan ... 30
Gambar 3.8 Activity Diagram Pendaftaran Anak ... 31
Gambar 3.9 Activity Diagram Membuat DataMonitoring ... 33
Gambar 3.10 Activity Diagram Mengisi DataMonitoring ... 34
Gambar 3.11 Activity Diagram Menerima peringatan ... 36
Gambar 3.12 Activity Diagram Pengiriman yang Dilakukan Service Anak .. 37
Gambar 3.13 Activity Diagram Pengiriman Melalui internet ... 38
Gambar 3.14 Activity Diagram Melihat Riwayat Lokasi Anak ... 39
Gambar 3.15 Activity Diagram Mencatat Perpindahan Lokasi ... 40
Gambar 3.16 Activity Diagram Mengontrol Mode Tracking ... 41
Gambar 3.17 Activity Diagram Mengontrol Status Monitoring ... 43
Gambar 3.18 State Diagram Anak ... 44
Gambar 3.19 State Diagram DataMonitoring ... 45
STIKOM
ix
Gambar 3.21 Sequence Diagram Menandai lokasi ... 49
Gambar 3.22 Sequence Diagram Menerima Peringatan ... 51
Gambar 3.23 Sequence Diagram Pengiriman Melalui Internet ... 52
Gambar 3.24 Sequence Diagram Melihat Riwayat Lokasi Anak ... 54
Gambar 3.25 Sequence Diagram Mencatat Perpindahan Lokasi Anak ... 55
Gambar 3.26 Sequence Diagram Mengontrol Mode Tracking ... 57
Gambar 3.27 Sequence Diagram Mengontrol Status Monitoring ... 59
Gambar 3.28 Deployment Diagram Sistem Monitoring Keberadaan ... 61
Gambar 3.29 Component Diagram Sistem Monitoring Keberadaan ... 62
Gambar 3.30 Class Diagram Monitoring Keberadaan (Server) ... 63
Gambar 3.31 Class Diagram Monitoring Keberadaan (Orang Tua) ... 65
Gambar 3.32 Class Diagram Monitoring Keberadaan (Anak) ... 67
Gambar 3.33 Class Diagram Entity Relationship Monitoring Keberadaan .... 68
Gambar 3.34 Class OrangTua ... 69
Gambar 3.35 Class Anak ... 69
Gambar 3.36 Class DataMonitoring ... 70
Gambar 3.37 Class Lokasi ... 70
Gambar 3.38 Class Peringatan ... 71
Gambar 3.39 Class Pelanggaran ... 71
Gambar 3.40 Rancangan Tampilan Menu Utama ... 72
Gambar 3.41 Rancangan Tampilan Daftar Anak ... 74
Gambar 3.42 Rancangan Tampilan Daftar Anak Long Click ... 75
STIKOM
x
Gambar 3.44 Rancangan Tampilan Daftar Monitoring ... 77
Gambar 3.45 Rancangan Tampilan Daftar Monitoring Long Click ... 78
Gambar 3.46 Rancangan Tampilan Pendaftaran Monitoring ... 79
Gambar 3.47 Rancangan Tampilan Setting ... 81
Gambar 3.48 Rancangan Tampilan Peta ... 82
Gambar 4.1 Blok Diagram Implementasi dan Evaluasi ... 86
Gambar 4.2 Form Utama ... 94
Gambar 4.3 Form Daftar Anak ... 95
Gambar 4.4 Form Daftar Anak Saat Tekan Lama ... 96
Gambar 4.5 Form Pendaftaran Anak ... 97
Gambar 4.6 Form Daftar Monitoring ... 98
Gambar 4.7 Form Daftar Monitoring Saat Tekan Lama ... 98
Gambar 4.8 Form Pendaftaran Monitoring ... 99
Gambar 4.9 Form Peta ... 100
Gambar 4.10 Pelanggaran pada Anak Ade dengan DataMonitoring Kantor .. 102
Gambar 4.11 Tidak Terjadi Pelanggaran pada Anak Afrizal ... 103
Gambar 4.12 Pelanggaran pada Anak Soffan ... 103
Gambar 4.13 Tidak Terjadi Pelanggaran pada Anak Adam ... 104
Gambar 4.14 Riwayat Lokasi Anak Ade ... 106
Gambar 4.15 Riwayat Lokasi Anak Afrizal ... 106
Gambar 4.16 Riwayat Lokasi Anak Soffan ... 107
Gambar 4.17 Riwayat Lokasi Anak Adam ... 107
STIKOM
i
Kesibukan orang tua membuat perhatian mereka kepada anaknya berkurang. Sehingga Kadang orang tua tidak tau aktifitas anaknya. Bahkan mereka tidak tau anaknya sedang ada dimana. Untuk itu diperlukan suatu sistem monitoring keberadaan. Agar orang tua tidak perlu selalu melihat lokasi anaknya, sistem harus bisa mengirim pesan peringatan apabila anak berada pada lokasi yang tidak diinginkan orang tua.
Kualitas transfer data sangatlah dibutuhkan dalam proses monitoring. Karena proses monitoring sendiri melibatkan sedikitnya dua device yang saling terhubung koneksi. Dan tentunya pertukaran pesan kedua device tersebut sangat sering terjadi. Untuk itu sistem monitoring memakai sedikitnya dua koneksi sebagai media transfer data.
Dengan aplikasi monitoring keberadaan smartphone ini, orang tua dapat mengetahui apabila anak berada di tempat yang tidak dinginkan orang tua dan dapat mengetahui apabila anak tidak berada di tempat yang seharusnya pada jam tertentu. Sehingga besar kemungkinan orang tua dapat segera mengantisipasi sesuatu yang tidak diinginkan terjadi pada anak. Dan kekhawatiran pesan tidak sampai berkurang, karena sistem menggunakan dua koneksi.
Kata kunci: Monitoring, Koneksi, Penculikan, Lokasi, Orang Tua, Anak.
STIKOM
1 1. Latar Belakang Masalah
Alat monitoring keberadaan sangatlah banyak dijumpai, contohnya : alat monitoring keberadaan kendaraan bermotor, alat monitoring keberadaan orang, alat monitoring keberadaan paket dan lain-lain. Sebenarnya alat yang digunakan sebagai alat monitoring keberadaan itu sama, yaitu GPS (Global Positioning System). Saat ini GPS sangat banyak ditemui pada perangkat bergerak seperti smartphone. Oleh karena itu tidak jarang para developer aplikasi pada smartphone menciptakan alat monitoring keberadaan menggunakan smartphone. Namun belum ditemui alat monitoring keberadaan yang menggunakan dua layanan koneksi untuk dipakai sebagai media transfer data.
Kualitas transfer data sangatlah dibutuhkan dalam proses monitoring. Karena proses monitoring sendiri melibatkan sedikitnya dua device yang saling terhubung koneksi. Dan tentunya pertukaran pesan kedua device tersebut sangat sering terjadi. Tidak jarang sebuah sistem yang terdiri dari beberapa aplikasi atau device tidak bisa digunakan, karena koneksi dari device atau aplikasi yang satu ke yang lain terputus.
Alat monitoring keberadaan smartphone bisa dipakai oleh orang tua untuk memonitor anaknya, mengingat kesibukan orang tua membuat perhatian mereka kepada anaknya berkurang. Sehingga Kadang orang tua tidak tau aktifitas anaknya. Bahkan mereka tidak tau anaknya sedang ada dimana. Sehingga tidak
STIKOM
jarang anak-anak sekarang sering pergi ke tempat-tempat yang tidak sepatutnya. lebih parah lagi adalah terjadinya penculikan anak.
"Dari tahun ke tahun, penculikan terus meningkat. Tidak hanya di kota, di desa juga ada. Data kami, tahun 2008 ada 72 kasus. Tahun 2009 ada 102 kasus. 2010 sampai Mei sudah mencapai 97 kasus," kata Sekjen Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait, kepada detikcom, Rabu (2/6/2010). Dilihat dari data Komnas Perlindungan Anak yang menunjukkan pada tahun 2010 total terjadinya penculikan anak adalah 111 dan total pada tahun 2011 adalah 120, menunjukkan bahwa sampai tahun 2011 tiap tahun terjadinya penculikan anak terus meningkat. Jika ditotal dari tahun 2008 sampai 2011 terjadinya penculikan anak dari data Komnas Perlindungan Anak adalah 405. Angka 405 tidaklah sedikit. Seandainya salah satu keluarga atau kerabat kita menghilang, apa yang akan kita rasakan? Dan itu telah dirasakan oleh 405 lebih keluarga.
Dengan memonitor keberadaan anak, orang tua bisa mengetahui keberadaan anaknya. Sehingga mereka dapat mencegah atau melarang anaknya untuk berada di tempat yang tidak dinginkan mereka. Dan dengan memonitor keberadaan anak, orang tua bisa langsung mengetahui atau setidaknya lebih cepat merespon apabila terjadi penculikan terhadap anaknya.
Namun memonitor keberadaan anak, tidak selalu dilakukan dengan cara selalu melihat lokasi anak. Orang tua juga butuh waktu untuk kerja. Dan sangatlah susah ketika orang tua harus kerja dan selalu melihat lokasi anaknya.
Untuk itu diperlukan suatu sistem monitoring keberadaan yang bisa memakai sedikitnya dua koneksi sebagai media transfer data. Dan mengingat
STIKOM
orang tua tidak perlu selalu melihat lokasi anaknya, sistem harus bisa mengirim pesan peringatan apabila anak berada pada lokasi yang tidak diinginkan orang tua. Android adalah salah satu platform yang bekerja sebagai sistem operasi pada smartphone. Smartphone pada umumnya menyediakan layanan sms beserta aplikasinya. Aplikasi sms yang sudah ada pada smartphone menggunakan layanan sms dan memakai port sms default. Biasanya port sms default hanya bisa digunakan untuk mengirim sms dan tidak untuk menerima. Oleh sebab itu ketika developer aplikasi smartphone pihak ketiga ingin membuat aplikasi menggunakan layanan sms, maka mereka menggunakan port tertentu yang bukan port default. Secara otomatis aplikasi yang tidak menggunakan port sms default, maka aplikasi tersebut tidak berhubungan langsung dengan aplikasi sms dari vendor. Berbeda dengan smartphone yang berplatform Android, port sms default pada sistem operasi android dapat diakses oleh aplikasi-aplikasi buatan pihak ketiga, baik pengiriman sms maupun penerimaan sms. Sehingga pengiriman sms oleh aplikasi default smartphone dapat ditangkap oleh aplikasi pihak ketiga. Google adalah pembuat sekaligus pemilik platform Android, peta digital yang dipakai oleh sistem monitoring ini adalah peta digital milik google yaitu google map API, sehingga tingkat kompatibilitas peta digital dan platform Android tidak perlu diragukan lagi. Oleh karena itu Sistem monitoring keberadaan smartphone dapat memakai smartphone berplatform Android sebagai environment jalannya sistem.
Dengan adanya aplikasi ini, orang tua dapat mengetahui apabila anak berada di tempat yang tidak dinginkan orang tua dan dapat mengetahui apabila anak tidak berada di tempat yang seharusnya pada jam tertentu. Sehingga besar kemungkinan orang tua dapat segera mengantisipasi sesuatu yang tidak diinginkan
STIKOM
terjadi pada anak. Dan kekhawatiran pesan tidak sampai berkurang, karena sistem menggunakan dua koneksi.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan tugas akhir ini adalah bagaimana membuat aplikasi yang mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Memberikan peringatan kepada orang tua apabila anaknya berada pada lokasi yang tidak diinginkan orang tua.
2. Mengirim lokasi anak setiap terjadi perpindahan lokasi anak. 3. Menghasilkan riwayat lokasi anak.
4. Menggunakan koneksi internet atau sms sebagai media transfer data.
3. Batasan Masalah
Dalam penyusunan tugas akhir ini memiliki batasan masalah sebagai berikut:
1. Menggunakan bahasa permrograman Java pada platformandroid SDK, sehingga aplikasi hanya berjalan pada smartphoneandroid.
2. Sistem tidak bisa mendeteksi apakah pembawa smartphone adalah anak yang sedang dimonitor keberadaanya.
3. Global Positioning System (GPS) pada smartphone anak harus hidup.
STIKOM
4. Tujuan
Sesuai dengan permasalahan yang ada, tujuan dari pembuatan tugas akhir ini adalah dihasilkan aplikasi yang mempunyai fungsi sebagai berikut: 1. Memberikan peringatan kepada orang tua apabila anaknya berada pada lokasi
yang tidak diinginkan orang tua.
2. Mengirim lokasi anak setiap terjadi perpindahan lokasi anak. 3. Menghasilkan riwayat lokasi anak.
4. Menggunakan koneksi internet atau sms sebagai media transfer data.
5. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan di dalam memahami persoalan dan pembahasannya, maka penulisan laporan dibuat dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini merupakan penduhuluan dari karya tulis tugas akhir yang membahas mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan, dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan teori yang mendukung pokok pembahasan tugas akhir yang meliputi Alarm, Global Positioning System (GPS), Location Based Service (LBS), Android, Membaca GPS (Global Positioning System) dengan Android Location-Based API, GPS Tidak Bisa Aktif Langsung dari Program, Menggunakan layanan SMS pada Aplikasi Android, dan UML.
STIKOM
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan mengenai metode penelitian yang terdiri atas Identifikasi Permasalahan, Pemodelan Sistem Informasi, Pengumpulan Data, Analisis Kebutuhan, Perancangan Desain Sistem, Perancangan Perangkat Lunak, Perancangan Uji Coba.
BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Bab ini menjelaskan tentang implementasi program, berisi blok diagram implementasi program dan hasil implementasi program yang terdiri atas Menentukan Kebutuhan Sistem, Pembuatan Program, Implementasi, Uji Coba Aplikasi, Evaluasi Sistem.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini dibahas mengenai kesimpulan dari pembuatan sistem monitoring keberadaan anak terkait dengan tujuan dan permasalahan yang ada serta saran yang bermanfaan dalam pengembangan program di waktu mendatang.
STIKOM
7
2.1 Alarm
Alarm secara umum dapat didefinisikan bunyi peringatan atau pemberitahuan.Alarm telah dipatenkan pada tahun 1853 oleh Pendeta Russell Paus Augustus(1819-1858) dari Somerville(Karen, 1992).
2.1.1 Perkembangan Generasi Alarm A. Generasi Awal
Di jaman dahulu, banyak orang yang mempunyai sistem alarm local yang simpel untuk mengontrol bell dan sirene(Petruzzellis, 1994).Peningkatan teknologi alarm anti pencuri dan alarm anti kebakaran mulai terjadi sejak awal 1880-an saat Chauncey McCulloh dari Baltimore mendirikan sebuah sistem pembagian jaringan sirkuit tunggal menjadi beberapa bagian yang dihubungkan ke stasiun pusat untuk menghemat biaya penghubungan jaringan.
Selanjutnya, alat deteksi bahaya terus berkembang. Di awal 1880-an, seorang insinyur dan perancang lokomotif bernama Frederick Grinnel secara radikal membuat sistem keamanan kebakaran dengan mematenkan teknologi percikan (api) yang dapat terbuka ketika di sekelilingnya terjadi suhu panas yang ekstrem untuk menghindari terjadinya kebakaran besar. Kemudian, muncul teknologi ionisasi di mana teknologi yang digunakan adalah mendeteksi asap dan sensor gerakan yang dapat mendeteksi gerakan mencurigakan untuk mengaktifkan alarm keselamatan, meningkatkan detektor panas, dan mengaktifkan sensor
STIKOM
magnetik pada pintu dan jendela rumah ataupun gedung perkantoran untuk menghindari bahaya pencurian.
B. Generasi Internet
Teknologi internet merevolusi sistem keamanan komunikasi dan kemampuan pengawasan jarak jauh.Sejak era komunikasi digital pada tahun 1970-an, pemberian sinyal melalui stasiun pusat telah memberikan kontribusi terhadap teknologi komunikasi.Teknologi semakin berkembang dan memunculkan teknologi nirkabel yang terhubung melalui koneksi IP di lebih dari 97 negara di dunia.Konvergensi komunikasi internet dan digital membuat pengawasan video pada stasiun pusat menjadi lebih baik dan rinci kepada setiap pengguna alarm.Peralatan deteksi berkembang semakin baik dengan sensor yang dapat diandalkan dan mampu memberikan sinyal keamanan dengan lebih sensitif.
Impian yang direalisasikan oleh para pelopor seperti Gamewell dan Holmes lebih dari 150 tahun yang lalu telah membawa perkembangan sistem alarm modern menuju level yang lebih tinggi terhadap keamanan dan keselamatan publik yang tidak pernah ada dalam industri sebelumnya. Generasi masa kini dapat menikmati teknologi keselamatan yang dapat melindungi kehidupan mereka melalui alarm keselamatan.
Alarm mempunyai beberapa jenis, diantaranya :Alarm rumah, Alarm mobil, Alarm kebakaran, Alarm banjir, Alarm gempa, Alarm bayi, Alarm komputer, Alarm online, Alarm telepon genggam, Alarm jam, Sirine, Klakson.
STIKOM
2.2 Global Positioning System (GPS)
GPS adalah satu-satunya sistem satelit navigasi global untuk penentuan lokasi, kecepatan, arah, dan waktu yang telah beroperasi secara penuh di dunia saat ini (Wireless Glossary of Terms, 2012). GPS menggunakan konstelasi 27 buah satelit yang mengorbit bumi, dimana sebuah GPS receiver menerima informasi dari tiga atau lebih satelit tersebut untuk menentukan posisi. GPS receiver harus berada dalam line-of-sight (LoS) terhadap keempat satelit tersebut untuk menentukan posisi, sehingga GPS hanya ideal untuk digunakan dalam outdoor positioning.
GPS menyediakan posisi dengan ketepatan akurasi hingga 15 meter, yang berarti jika GPS receiver memberikan koordinat terhadap suatu lokasi tertentu, maka boleh diharapkan lokasi sebenarnya berada dalam radius 15 meter dari koordinat tertentu (El-Rabbany,2002). Ketepatan GPS bergantung daripada lokasi GPS receiver-nya dan halangan terhadap sinyal satelit GPS. Meski secara umum, GPS menawarkan tingkat ketelitian 15 meter, namun akurasi ini dapat ditingkatkan dengan berbagai teknik, seperti Assisted GPS (A-GPS), Differential GPS (D-GPS), atau Wide Area Augmentation System (WAAS). Pada kenyataan di lapangan, akurasi dapat bervariasi sesuai keadaan.
2.3 Location Based Service (LBS)
Merupakan suatu layanan yang bereaksi aktif terhadap perubahan entitas posisi sehingga mampu mendeteksi letak objek dan memberikan informasi layanan sesuai dengan letak objek yang telah diketahui tersebut. Informasi ini dapat diakses menggunakan piranti mobile melalui jaringan Internet dan seluler
STIKOM
serta memanfaatkan kemampuan penunjuk lokasi pada piranti mobile (Riyanto, 2009).
2.4 Android
Android adalah sistem operasi untuk selular atau tablet pc yang berbasis linux. Android menyediakan platform terbuka bagi para pengembang untuk menciptakan aplikasi mereka sendiri untuk digunakan oleh bermacam-macam piranti bergerak (mobile) (Yopa, 2011).
Awalnya, Google Inc. membeli android Inc. pendatang baru yang membuat peranti lunak untuk perangkat ponsel. Kemudian untuk mengembangkan android, dibentuklah Open Handset Alliance, konsorsium dari 34 perusahaan peranti keras, piranti lunak, dan telekomunikasi, termasuk Goolge, HTC, Intel, Motorola, Qualcom, T-Mobile dan Nvidia (Yopa, 2011).
2.4.1 Jenis-Jenis dan varian Android:
a) Android versi 1.1 pada 9 maret 2009, Google Merilis android versi 1.1. Android versi ini dilengkapi dengan pembaruan estetis pada aplikasi, jam, Voice Search(pencarian suara), pengiriman pesan dengan Gmail, dan pemberitahuan email.
b) Android versi 1.5 (cupcake) pada pertengahan maret 2009. Terdapat beberapa pemberharuan termasuk juga penambahan beberapa fitur dalam ponsel versi ini yakni kemampuan merekam dan menonton video dengan modus kamera, mengunggah video ke youtube dan gambar picasa langsung dari telepon, dukungan Bluetooth A2DP, kemampuan terhubung
STIKOM
secara otomatis ke headset Bluetooth, animasi layar, dan keyboard pada layar yang dapat disesuaikan dengan sistem.
c) Android versi 1.6 (Donut) dirilis pada September dengan menampilkan proses pencarian yang lebih baik dibanding sebelumnya, penggunaan baterai indikator dan kontrol applet VPN. Fitur lainnya adalah galeri yang memungkinkan pengguna untuk memilih foto yang akan dihapus, kamera, camcorder dan galeri yang diintegrasikan; CDMA/EVDO, 802.1x, VPN, Gestures dan text to speech engine; kemampuan dial kontak; teknologi pengadaan resolusi VWGA; teknologi text to change speech.
d) Android versi 2.0/2.1 (Eclair) dirilis pada 3 desember 2009. Perubahan yang dilakukan adalah pengoptimalan hardware, peningkatan google maps 3.1.2, perubahan UI dengan browser barudan dukungan HTML5. Daftar kontak yang baru, dukungan flash untuk kamera 3.2 MP, digital zoom, dan mengadakan kompetisi aplikasi terbaik(killer apps).
e) Android versi 2.2 (Froyo: Frozen yoghurt) dirilis pada mei 2010. Perubahan yang dilakukan berupa penambahan dukungan terhadap adobe flash 10.1, kecepatan kinerja dan aplikasi 2 sampai 5 kali lebih cepat, integrasi V8 engine script yang dipakai google chrome yang digunakan untuk mempercepat kemampuan rendering pada browser, pemasangan aplikasi dalam SDCard, kemampuan wifihostspot portable, dan kemampuan auto update pada aplikasi android market.
f) Android versi 2.3 (Gingerbread) dirilis pada 6 desember 2010. Perubahan umum yang dilakukan adalah meningkatkan kemampuan permainan(gaming). Peningkatan fungsi copy paste, layar antar muka di
STIKOM
desain ulang, dukungan format video VP8 dan WebM, efek audio baru(reverb,equalization,bass boost), dukungan kemampuan Near Field Communication (NFC), dan dukungan jumlah kamera yang lebih dari satu.
2.5 GPS (Global Positioning System) dengan Android Location-Based API Android LBS dapat membaca lokasi smartphone dari GPS dan lokasi dapat kita lihat sebagai longitude, latitude dan waktu pembacaan lokasi. Untuk bisa membuat aplikasi berbasis lokasi maka sangatlah dibutuhkan pengetahuan tentang bagaimana Android LBS dapat membaca GPS dan apa saja fungsi dari LBS (Dimarzio, 2008: 212).
2.5.1 Elemen-elemen Penting dari LBS
LBS memiliki beberapa element penting, namun ada dua element penting yang perlu dipelajari (Meier, 2010:246). Dua element penting dan fungsinya adalah:
1.) Location Manager, berfungsi sebagai penghubung ke servis LBS. Dan dengan terhubung ke service LBS, maka aplikasi dapat mengambil lokasi pada waktu itu juga, aplikasi juga dapat melakukan tracking, menyetting pemberitahuan apabila masuk ke suatu area yang sudah ditentukan, dan dapat mengetahui location providers yang sedang aktif.
2.) Location Providers, berfungsi sebagai representasi salah satu dari berbagai provider yang dipakai untuk pengambilan lokasi.
STIKOM
2.6 GPS Tidak Bisa Aktif Langsung dari Program
Banyak dari forum mengatakan bahwa GPS tidak bisa diaktifkan dari program, GPS hanya bisa diaktifkan dari Setting Android sendiri. Salah satu pembahasan tentang cara mengaktifkan GPS dari program yang diakses dari http://stackoverflow.com/questions/4721449/enable-gps-programatically-like-tasker pada tanggal 27 Februari 2013 pukul 23:00 dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 2.1 Pembahasan Cara Mengaktifkan GPS
Pada gambar 2.1 terlihat bahwa beberapa komentar mengatakan bahwa tidak ada code yang bersifat legal dari google pada android untuk mengaktifkan GPS langsung.
STIKOM
2.7 Menggunakan layanan SMS pada Aplikasi Android
Android menyediakan fungsi sms yang bisa dipakai aplikasi melalui SMS Manager. Dengan menggunakan SMS Manager kita bisa menggantikan aplikasi sms default android untuk mengirim pesan sms, menerima pesan sms yang masuk, atau digunakan sebagai media transfer data (Meier, 2010:399). 2.7.1 Mengirim SMS dari Application Menggunakan Intents and the Native
Client
Banyak keadaan yang memungkinkan aplikasi android mengirim sms dengan cara termudah. Cara termudah untuk melakukan pengiriman SMS adalah dengan menjalankan activity dengan menggunakan sebuah intent dengan action “Intent.ACTION_SENDTO”. Tambahkan nomor target sms yang dituju sesuai skema intent data. Tambahkan juga pesan yang mau dikirim dengan memasukkanya ke dalam intent menggunakan extra sms_body. Berikut adalah source code mengirim sms menggunakan activity :
Intent smsIntent = new Intent(Intent.ACTION_SENDTO, Uri.parse("sms:55512345"));
smsIntent.putExtra("sms_body", "Press send to send me"); startActivity(smsIntent);
2.7.2 Mengirim SMS Secara Manual
Pengiriman SMS pada android menggunakan SmsManager. Kita bisa mendapatkan referensi dari SMS Manager menggunakan method SmsManager.getDefault. Seperti yang ditunjukkan pada code di bawah ini :
SmsManager smsManager = SmsManager.getDefault();
STIKOM
Untuk bisa mengirim sms secara manual, dalam manifest harus di sepesikasikan uses-permission. Seperti dibawah ini :
<uses-permission android:name="android.permission.SEND_SMS"/> Sedangkan contoh code pengiriman sms secara manual adalah sebagai berikut : smsManager.sendTextMessage(noHp, null, pesan, null, null);
2.8 UML (Unified Modelling Language)
UML adalah keluarga notasi grafis yang didukung oleh meta-model tunggal, yang membantu pendeskripsian dan desain sistem perangkat lunak, khususnya sistem yang dibangun menggunakan pemrograman berorientasi obyek.
UML merupakan standar yang relatif terbuka yang dikontrol oleh OMG (Object Management Group), sebuah konsursium terbuka yang terdiri dari banyak perusahaan. OMG dibentuk untuk membuat standar-standar yang mendukung interoperabilitas, khususnya interoperabilitas sistem berorientasi obyek. OMG mungkin lebih dikenal dengan standar-standar CORBA (Common Object Request Broker Architecture).
UML lahir dari penggabungan banyak bahasa pemodelan grafis berorientasi obyek yang berkembang pesat pada akhir 1980-an dan awal 1990. Sejak kehadirannya pada 1997, UML menghancurkan menara Babel tersebut dan menjadi sejarah (Fowler, 2004: 1-2).
Tujuan UML diantaranya adalah :
1. Memberikan model yang siap pakai, bahasa pemodelan visual yang ekspresif untuk mengembangkan dan saling menukar model dengan mudah dan dimengerti secara umum.
STIKOM
2. Memberikan bahasa pemodelan yang bebas dari berbagai bahasapemrograman dan proses rekayasa.
3. Menyatukan praktek-praktek terbaik yang terdapat dalam pemodelan.
Untuk membuat suatu model, UML memiliki diagram grafis sebagai berikut:
a. Business Use Case Model. b. Activity Diagram.
c. Use Case Model.
d. Behavior Diagram antara lain Sequence Diagram.
e. Implementation Diagram, meliputi Component Diagram dan Deployment Diagram.
f. Generate Code.
Diagram-diagram tersebut diberi nama berdasarkan sudut pandang yang berbeda-beda terhadap sistem dalam proses analis atau rekayasa.
Dibuatnya berbagai jenis diagram diatas karena:
a. Setiap sistem yang kompleks lebih baik jika dilakukan pendekatan melalui himpunan berbagai sudut pandang yang kecil yang satu sama lain hampir saling bebas (independent). Sudut pandang tunggal senantiasa tidak mencukupi untuk melihat isi sistem yang lebih besar dan kompleks.
b. Diagram yang berbeda-beda tersebut dapat menyatakan tingkatan yang berbeda-beda dalam proses rekayasa.
c. Tujuan adanya diagram-diagram tersebut adalah agar model yang dibuat semakin mendekati realitas.
STIKOM
Diagram-diagram ini ditambah dengan kemampuan dokumentasi sebagai artifacts utama UML. Data-flow diagram dan tipe diagram lain yang tidak terdapat dalam UML tidak termasuk dalam paradigma object-oriented. Activity diagram dan collaboration diagram yang terdapat dalam UML menggantikan data-flow diagram. Activity diagram juga sangat bermanfaat untuk membuat workflow.
STIKOM
18
Dalam bab ini akan dibahas mengenai perencanaan dan pembuatan sistem yang berhubungan dengan proses monitoring, serta pengiriman peringatan hasil monitoring. Metode penelitian ini menjelaskan tentang langkah-langkah yang akan dilakukan, seperti pada diagram alir dibawah ini:
Pengumpulan Data
Gambar 3.1 Skema Penelitian Pemodelan Sistem
Informasi
Studi Lapangan Studi Literatur
Perancangan Desain Sistem
Perancangan Uji Coba Analisa Kebutuhan
Identifikasi Permasalah
Analisa Sistem
STIKOM
Tahap identifikasi masalah, merupakan langkah awal dari penelitian ini, karena tahap ini diperlukan untuk mengetahui masalah yang ada. Berdasarkan perumusan masalah yang telah dibuat pada tahap sebelumnya.
Tahap pemodelan sistem informasi adalah tahapan yang dilakukan setelah melakukan identifikasi masalah. Masalah yang sudah diidentifikasi akan dimodelkan kedalam bentuk gambar.
Pada tahap selanjutnya yaitu pengumpulan data melalui studi lapangan dan studi pustaka. Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data dan informasi untuk lebih mengetahui mengenai permasalahan yang diteliti. Studi lapangan ini menggunakan dua metode yaitu dengan metode observasi dan metode wawancara. Studi literatur dilakukan untuk mendapatkan dasar-dasar referensi yang kuat bagi peneliti dalam menerapkan suatu metode yang digunakannya.
Setelah itu tahap analisis mengidentifikasi dan menganalisa kebutuhan dari pengguna. Tujuan dari analisis adalah untuk memahami domain dari masalah dan tanggung jawab sistem dengan memahami bagaimana pengguna akan menggunakan sistem. Tahap ini berkonsentrasi pada apa yang menggambarkan sistem ini bukan bagaimana melakukannya.
Tahap desain sistem mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakai sistem dan untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap. Desain sistem harus dapat mendukung tujuan utama sesuai dengan pada tahap identifikasi permasalahan.
Perancangan program dan implementasi program yang sudah siap akan dilakukan pada tahap ini, dengan kriteria adalah program mudah digunakan dan program mudah dipahami oleh pemakai. Perancangan program ini mengacu pada
STIKOM
perancangan sistem yang telah kita buat. Pada tahap ini perlu dijelaskan mengenai pemakaian program pada calon user. Pada tahap kesimpulan dan evaluasi ini berisi kesimpulan mengenai semua tahapan yang telah dilalui serta saran yang berkenaan dengan hasil yang telah dicapai.
3.1 Identifikasi Permasalahan
"Dari tahun ke tahun, penculikan terus meningkat. Tidak hanya di kota, di desa juga ada. Data kami, tahun 2008 ada 72 kasus. Tahun 2009 ada 102 kasus. 2010 sampai Mei sudah mencapai 97 kasus," kata Sekjen Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait, kepada detikcom, Rabu (2/6/2010). Sampai sekarang dilihat dari data Komnas Perlindungan Anak yang menunjukkan pada tahun 2010 total terjadinya penculikan anak adalah 111 dan total pada tahun 2011 adalah 120, menunjukkan bahwa sampai sekarang tiap tahun terjadinya penculikan anak terus meningkat. Jika ditotal dari tahun 2008 sampai 2011 terjadinya penculikan anak dari data Komnas Perlindungan Anak adalah 405. Angka 405 tidaklah sedikit. Seandainya salah satu keluarga atau kerabat kita menghilang, apa yang akan kita rasakan? Dan itu telah dirasakan oleh 405 lebih keluarga.
Identifikasi masalah yang ada adalah bagaimana memeperkecil nilai angka kehilangan atau penculikan anak. Sehingga diperlukan suatu sistem yang dapat memonitor keberadaan anak. Sistem ini terdiri dari 2 aplikasi. Dimana 2 aplikasi berupa mobile client. Orang tua bisa menandai lokasi-lokasi yang dilarang dan yang seharusnya. Dengan menandai lokasi maka apabila anak melanggar lokasi yang ditandai maka orang tua akan mendapatkan peringatan bahwa anak sedang melanggar. Setiap perpindahan lokasi dari anak bisa diketahui
STIKOM
oleh orang tua. Tidak hanya itu, orang tua juga bisa langsung memonitor perpindahan lokasi anak. Dengan demikian pengiriman lokasi dan peringatan diusahakan untuk tidak gagal, untuk meminimalisir kegagalan saat pengiriman maka ada dua media transfer data yang dipakai yaitu: internet dan sms.
3.2 Pemodelan Sistem Informasi
Model yang digunakan dalam pembuatan sistem ini merupakan model monitoring yang berjalan pada belakang layar.Dimana dalam proses monitoring, anak tidak tau bahwa dirinya sedang dimonitor keberadaannya.
Proses diawali dari orang tua yang membuat data monitoring dengan menandai lokasi seharusnya dan terlarang anak. Penandaan tersebut dilanjutkan dengan sistem mengirim lokasi yang sudah ditandai kepada alat monitoring, yaitu smartphone yang dipegang anak. Aplikasi pada Smarphone anak menerima tanda tersebut, dan melakukan proses monitoring yang dilakukan pada background proses. Apabila terjadi pelanggaran, maka aplikasi pada smartphone anak akan mengirim peringatan ke aplikasi pada smartphone orang tua. proses pengiriman pun terjadi pada background proses. Aplikasi pada smartphone anak akan mencatat setiap perpindahan lokasi pada anak. Dengan ini dimungkinkan orang tua dapat melihat riwayat perpindahan lokasi anak. Orang tua juga bisa menghidupkan mode tracking. Dimana dengan mode ini maka orang tua dapat dengan langsung melihat setiap perpindahan anak. Gambaran dari sistem ini dapat dilihat pada Gambar 3.2, Gambar 3.3, Gambar 3.4, dan Gambar 3.5.
STIKOM
Gambar 3.2 Diagram Skema Monitoring Keberadaan tanpa Pelanggaran Aplikasi merupakan environment penting dalam proses monitoring. Dengan bantuan GPS yang ada pada smartphone aplikasi dapat menentukan, apakah anak sedang melanggar lokasi yang sudah ditandai dalam data monitoring. Tidak hanya GPS tapi aplikasi ini juga memanfaatkan 2 koneksi, yaitu koneksi Internet dan SMS sebagai media untuk transfer data. Dimana proses transfer data adalah hal yang penting, dengan melihat bahwa sistem ini terdiri dari 2 aplikasi yang terpisah, dengan jarak tak terbatas.
STIKOM
Gambar 3.3 Diagram Skema Monitoring Keberadaan dengan Pelanggaran Dengan aplikasi ini, orang tua dapat memonitor lokasi anaknya. Sehingga orang tua dapat dengan cepat mengantisipasi apabila ada sesuatu yang tidak inginkan terjadi akibat pelanggaran lokasi anak seperti yang terjadi pada gambar 3.3. Pelanggaran dari anak akan membuat aplikasi pada smartphone anak mengirim peringatan. Dengan peringatan inilah orang tua dapat segera mengetahui pelanggaran dari anaknya.
STIKOM
Gambar 3.4 Diagram Skema Monitoring Keberadaan Melihat Riwayat Perpindahan Lokasi Anak
Orang tua dapat melihat riwayat perpindahan lokasi anak. Dimana riwayat perpindahan lokasi anak sendiri didapat dari aplikasi pada smartphone anak. Aplikasi pada smartphone anak mencatat setiap perpindahan lokasi dan akan mengirim daftar pencatatan itu apabila orang tua ingin melihat riwayat perpindahan lokasi anak.
STIKOM
Gambar 3.4 Diagram Skema Monitoring Keberadaan Mode Tracking
Mode Tracking dipakai saat orang tua ingin melihat langsung setiap perpindahan lokasi anak. Dengan mode tracking pengiriman lokasi dan waktu anak dikirim secara terus menerus sampai mode ini berhenti. Diharapkan dengan mode tracking ke khawatiran orang tua terhadap anaknya lebih berkurang.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan kegiatan untuk mengumpulkan dan mempelajari bahan – bahan yang berhubungan dengan permasalahan yang akan dibahas dalam tugas akhir ini, menyimpulkan pengetahuan yang diperoleh, kemudian mendokumentasikan hasilnya. Tujuannya agar dapat diketahui proses
STIKOM
bisnis dan prosedur yang terlibat, data – data yang ada, dan informasi – informasi lainnya sehingga lebih mudah dalam menyelesaikan tahapan selanjutnya. Pada tahap ini dilakukan pengumpulan fakta dan data dengan melakukan :
3.4.1 Studi Lapangan
Studi Lapangan adalah penelitian yang dilakukan dalam kehidupan yang sebenarnya. Studi lapangan ini dilakukan secara langsung terhadap tingkat keakurasian GPS, proses transfer data dari media internet dan sms. Adapun metode pengumpulan data dengan menggunakan :
a Metode Observasi
Yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara menggunakan langsung fitur pendukung aplikasi pada smartphone berplatform android dengan merk yang berbeda. Adapun data yang terkait ialah :
i Tingkat keakuratan GPS
ii Tingkat keberhasilan Pengiriman data 3.4.2 Studi Literatur
Studi Literatur merupakan suatu kegiatan untuk mengumpulkan dan mempelajari bahan – bahan literatur yang berhubungan dengan permasalahan yang di bahas di tugas akhir ini. Untuk keperluan tugas akhir ini, informasi didapatkan dari buku, jurnal, artikel di internet. Pada studi literatur ini ada beberapa tahapan yang dilakukan untuk memperoleh informasi – informasi yang berkaitan dengan penelitian tugas akhir ini, yaitu :
i Mempelajari desain sistem berorientasi objek dan UML secara umum yang bertujuan untuk mendapatkan dasar teori yang akan digunakan sebagai landasan berpikir pada penelitian tugas akhir ini secara keseluruhan.
STIKOM
ii Mempelajari Library API yang bersangkutan dengan tugas akhir ini seperti Google Map API dan Android API.
iii Mempelajari media informasi baik cetak atau elektrik yang membahas panduan wisata yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi apa saja yang terkandung di dalamnya. Sehingga menghasilkan desain sistem informasi yang dapat diimplementasikan.
3.4 Analisa Kebutuhan
Analisis kebutuhan digunakan untuk mengetahui dan membandingkan antara pengetahuan yang didapatkan pada saat studi lapangan dengan bahan – bahan literatur yang berkaitan dengan aplikasi monitoring keberadaan, dan menentukan kebutuhan – kebutuhan yang harus ada dalam sistem. Data dan informasi yang diperlukan tersebut diperoleh dari berbagai sumber terkait untuk memberikan masukan yang lengkap bagi pengembangan sistem informasi. Berikut menunjukkan kebutuhan – kebutuhan terhadap sistem yang didapat dari hasil analisa kebutuhan.
i Dibutuhkan sistem yang dapat menandai lokasi-lokasi yang dilarang dan lokasi-lokasi yang seharusnya pada jam tertentu.
ii Dibutuhkan sistem yang dapat memberikan peringatan kepada orang tua apabila anaknya berada di lokasi yang dilarang orang tua.
iii Dibutuhkan sistem yang dapat memberikan peringatan kepada orang tua apabila anaknya tidak berada di lokasi yang seharusnya pada jam tertentu. iv Dibutuhkan sistem yang dapat menampilkan riwayat perpindahan lokasi anak.
STIKOM
v Dibutuhkan sistem yang dapat mengirim lokasi anak, setiap terjadi perpindahan lokasi anak.
3.5 Analisa Sistem
Analisa sistem dapat mendukung tujuan utama sesuai dengan pada tahap identifikasi permasalahan. Pada tahap analisa sistem terdapat beberapa diagram yang menjelaskan alur kerja dari sistem monitoring, antara lain: Use-Case Diagram, Activity Diagram, dan Sequence Diagram.
3.5.1 Use-Case Diagram
Use case diagram menggambarkan interaksi antara use case dan actor. Use case diagram menggambarkan requirement sistem yang akan dibangun. Use case memberikan spersifikasi fungsi – fungsi yang ditawarkan oleh sistem dari perspektif user, sedangkan aktor adalah sebuah peran yang bisa dimainkan oleh pengguna dalam interaksinya dengan sistem.
A. Mengidentifikasi Actor
[image:39.595.46.548.167.735.2]Aktor menggambarkan seseorang atau apa saja yang berhubungan dengan sistem yang sedang dibangun. Ada 3 tipe aktor : pengguna sistem, sistem lain yang berhubungan dengan sistem yang sedang dibangun. Dalam sistem ini Actor dapat diidentifikasi seperti pada Gambar 3.5.
Gambar 3.5 Identifikasi Aktor
STIKOM
1 Orang Tua
Orang tua merupakan orang yang memonitor dalam sistem ini. Dimana dalam memonitor, sistem sendiri yang banyak bekerja, orang tua hanya menandai dan melihat peringatan pelanggara saja. Proses lainnnya dikerjakan oleh sistem sendiri.
2 Service Anak
Service Anak merupakan aktor yang berupa sistem. Sistem yang berjalan pada background process. Dimana service ini akan menerima setiap data yang dikirim oleh aplikasi pada smartphone orang tua dan melakukan kegiatan monitoring. Selama Service Anak hidup maka selama itu proses monitoring berjalan.
B. Mengidentifikasi Use Case
[image:40.595.47.549.88.733.2]Use Case adalah bagian tingkat tinggi dari fungsional sistem. Dengan kata lain, Use Case menggambarkan bagaimana seseorang menggunakan sistem (Sholiq, 2006). Untuk mengidentifikasi Use Case, dapat kita lakukan dengan menjawab pertanyaan : apa yang masing – masing aktor kerjakan dalam sistem. Berikut ini merupakan use case yang telah didapatkan berdasarkan kebutuhan sistem yang dapat dilihat pada Gambar 3.6.
Gambar 3.6 Identifikasi Use Case
STIKOM
C. Menggambarkan ke dalam Use Case Diagram
Use Case Diagram menyajikan interaksi antara Use Case dan Aktor (Sholiq, 2006). Use Case dan Aktor menggambarkan ruang lingkup sistem yang sedang dibangun. Use Case meliputi semua yang ada dalam sistem, sedangkan aktor meliputi semua yang ada di luar sistem.
Kemampuan sistem untuk dapat berinteraksi dengan pengguna dapat digambarkan pada use-case diagram seperti pada Gambar 3.7.
Gambar 3.7 Use-Case Diagram Monitoring Keberadaan
STIKOM
3.5.2 Activity Diagram
Setelah Use Case Diagram, berikut adalah Activity Diagram yang dihasilkan dari use case diagram.
A. Activity Diagram Pendaftaran Anak
[image:42.595.44.540.197.736.2]Activity Diagram Pendaftaran Anak adalah activity yang pertama kali dilakukan. Karena sebelum membuat dan melakukan monitoring, Orang tua harus mendaftarkan anak terlebih dahulu. Activity ini menggambarkan proses pendaftaran Anak. Gambar 3.8 adalah gambar activity diagram pendaftaran anak.
Gambar 3.8 Activity Diagram Pendaftaran Anak
STIKOM
Dalam gambar 3.8 digambarkan bahwa Activity diagram pendaftaran anak dimulai ketika orang tua memilih menu mendaftarkan anak, aplikasi menampilkan daftar anak. Orang tua memilih registrasi anak dan memasukkan data anak. Aplikasi pada smartphone orang tua menyimpan data anak tersebut dan mengirim permintaan lokasi anak. Hal ini untuk memastikan bahwa gps pada smartphone masih bisa digunakan.
Aplikasi smartphone pada anak menerima permintaan lokasi, menyimpan data anak, mengambil lokasi smartphone dari gps dan mengirimnya ke aplikasi pada smartphone orang tua. aplikasi pada smartphone orang tua menerima lokasi anak, menyimpan lokasi dan merubah status anak menjadi aktif. Aplikasi pada smartphone orang tua juga memperbarui daftar anak pada tampilan daftar anak.
B. Activity Diagram Membuat DataMonitoring
Activity Diagram Membuat DataMonitoring menggambarkan alur aktivitas saat orang tua menandai lokasi menggunakan sistem ini. Di bawah ini adalah gambar dari Activity Diagram Membuat DataMonitoring.
STIKOM
Gambar 3.9 Activity Diagram Membuat DataMonitoring
Membuat data monitoring dimulai saat orang tua memilih daftar monitoring. Aplikasi pada smartphone orang tua menampilkan daftar monitoring. Orang tua memilih pendaftaran monitoring dan mengisi data monitoring. Data monitoring yang diisi oleh orang tua disimpan di dalam database oleh aplikasi pada smartpone orang tua, dan dikirim ke aplikasi pada smartphone anak. Aplikasi pada smartphone anak menerima, menyimpan data monitoring anak dan mengirim konfirmasi aktif data monitoring.
STIKOM
Setelah aplikasi pada smartphone orang tua menerima konfirmasi aktif aplikasi langsung mengubah status data monitoring menjadi aktif. Daftar monitoring yang sedang tampil diperbarui dengan diubahnya status monitoring. C. Activity Diagram Mengisi Data Monitoring
[image:45.595.50.512.299.732.2]Activity diagram mengisi data monitoring adalah activity yang berjalan pada saat activity data monitoring berjalan. Dengan kata lain activity diagram mengisi data monitoring adalah rangkaian activity yang dilakukan pada activity mengisi data monitoring dilakukan yang berada pada activity diagram membuat data monitoring. Gambar 3.10 adalah gambar mengisi data monitoring.
Gambar 3.10 Activity Diagram Mengisi DataMonitoring
STIKOM
Pada waktu orang tua mengisi data monitoring hal pertama yang dilakukan adalah mengisi attribute-attribute data monitoring. Tapi pada waktu menandai lokasi, orang tua diberi dua pilihan, yaitu: menandai dari peta atau menandai melalui lokasi smartphone orang tua sendiri. Ketika orang tua memilih menandai melalui peta, aplikasi langsung menampilkan peta dan orang tua memilih lokasi dengan menunjuk lokasi pada peta. Selanjutnya peta langsung memberikan lokasi yang sudah ditunjuk orang tua. Beda saat orang tua memilih lokasi sesuai dengan lokasi smartphone orang tua sendiri, aplikasi langsung mengambil lokasi orang tua.
D. Activity Diagram Menerima Peringatan
Activity Diagram Menerima Peringatan menggambarkan aktivitas menerima peringatan pelanggaran dari aplikasi pada smartphone anak. Aplikasi anak mencocokkan datamonitoring dengan keadaan smartphone anak.
Saat terjadi pelanggaran maka peringatan akan dikirim ke aplikasi pada smartphone orang tua. Dimana yang diterima oleh aplikasi pada smarphone orang tua sebenarnya adalah pesan SMS yang di dalamnya berisi data peringatan. Ketika SMS di terima maka isi dari SMS itu di ubah menjadi pesan data. Saat aplikasi menerima pesan data maka aplikasi langsung merubah pesan data tersebut ke dalam bentuk peringatan. Dimana dalam peringatan tersebut berisi data monitoring yang juga ada data lokasi. Dari lokasi tersebut maka saat peringatan ditekan aplikasi akan langsung menampilkan halaman peta yang berisi pelanggaran anak. Di bawah ini adalah gambar activity diagram menerima peringatan.
STIKOM
Gambar 3.11 Activity Diagram Menerima peringatan
STIKOM
E. Activity Diagram Pengiriman yang Dilakukan Service Anak
Activity Diagram ini menjelaskan aktifitas pengiriman yang dilakukan oleh aplikasi pada smartphone anak. Dimana media transfer default adalah internet. Dan ketika internet mati atau pengiriman gagal maka media diganti oleh sms. Gambar 3.12 adalah gambar activity diagram pengiriman yang dilakukan Service Anak.
Gambar 3.12 Activity Diagram Pengiriman yang Dilakukan Service Anak
STIKOM
F. Activity Diagram Pengiriman Melalui Internet
Activity Diagram ini adalah suatu aktifitas khusus. Dimana saat smartphone anak sedang menghidupkan paket data internet, maka pengiriman akan langsung menggunakan internet. Di bawah ini adalah gambar activity diagram pengiriman melalui internet.
Gambar 3.13 Activity Diagram Pengiriman Melalui internet
Activity pengiriman melalui internet yang berjalan di server hanya meneruskan pesan yang dikirim. Aplikasi server memisahkan pesan menjadi key penerima dan pesan itu sendiri. Setelah dipisah pesan langsung dikirim ke key penerima.
G. Activity Diagram Melihat Riwayat Lokasi Anak
Activity Diagram ini menggambarkan kegiatan saat orang tua ingin melihat riwayat Lokasi dari anak. Dimana saat orang tua ingin melihat riwayat tentang anak maka aplikasi pada smartphone orang tua mengirim permintaan untuk riwayat Orang tua kepada aplikasi anak.
STIKOM
Aplikasi background service yang berjalan pada smartphone anak menerima permintaan riwayat lokasi anak. Pada saat itu aplikasi langsung mengirim semua riwayat lokasi pada anak. Dimana semua riwayat itu didapat dari proses pencatatan perpindahan lokasi anak. Ketika aplikasi pada smartphone orang tua mendapatkan riwayat lokasi anak, maka semua perpindahan lokasi yang terjadi pada anak akan diperlihatkan pada peta. Activity diagram ini dapat dilihat pada gambar 3.14.
Gambar 3.14 Activity Diagram Melihat Riwayat Lokasi Anak
STIKOM
H. Activity Diagram Mencatat Perpindahan Lokasi Anak
Activity Diagram ini menggambarkan kegiatan saat aplikasi background service mencatat perpindahan lokasi anak. Dimana sebelum menyimpan, aplikasi mencocokkan dulu dengan lokasi sebelumnya apakah sama atau tidak. Jika sama maka lokasi yang sekarang tidak disimpan, dan jika tidak maka lokasi yang sekarang disimpan ke dalam Database. Gambar Activity diagram ini dapat dilihat pada gambar 3.15.
Gambar 3.15 Activity Diagram Mencatat Perpindahan Lokasi
STIKOM
I. Activity Diagram Mengontrol Mode Tracking
Activity diagram ini adalah proses saat orang tua ingin melihat lokasi anaknya dan perpindahan anak secara real time. Acitvity ini dapat dilihat pada gambar 3.16.
Gambar 3.16 Activity Diagram Mengontrol Mode Tracking
STIKOM
Activity ini dimulai dengan orang tua memilih menu peta dan menekan tombol start tracking. Saat tombol start yang ditekan oleh orang tua, aplikasi pada smartphone orang tua mengirim permintaan aktif tracking. Permintaan aktif diterima oleh aplikasi pada smartphone anak, yang selanjutnya aplikasi anak mengubah status tracking pada aplikasi anak dan mengirim konfirmasi aktif tracking ke aplikasi pada smartphone orang tua. Aplikasi pada smartphone orang tua mengubah status tracking dan memperbarui tampilan daftar monitoring.
Saat status tracking aktif, aplikasi anak mengirim setiap perubahan lokasi smartphone anak. Setiap perubahan lokasi anak bisa langsung dilihat dalam peta.
J. Activity Diagram Mengontrol Status Monitoring
Activity Diagram Mengontrol Status Monitoring adalah activity dimana orang tua bisa menghidupkan dan mematikan proses monitoring pada anak. Untuk melakukan proses controlling orang tua bisa melakukannya melalui smartphone orang tua. Gambar Activity Diagram Mengontrol Status Monitoring dapat dilihat pada Gambar 3.17.
STIKOM
Gambar 3.17 Activity Diagram Mengontrol Status Monitoring 3.5.3 State Diagram
Terlihat dari Activity diagram bahwa ada beberapa objek yang mempunyai status. Status dari objek tersebut bisa berubah oleh beberapa event. Perubahan status dari objekdigambarkan dalam bentuk state diagram.
A. State Diagram Anak
Anak adalah objek yang memiliki tracking. Status tracking menentukan apakah anak dalam keadaan di tracking atau tidak. Perubahan state banyak terjadi akibat kondisi dari konfirmasi. State diagram anak dapat dilihat pada Gambar 3.18
STIKOM
.
Gambar 3.18 State Diagram Anak
Pada state diagram tracking, digambarkan bahwa saat terjadi pendaftaran anak, status tracking langsung menjadi tidak aktif. Status tracking menjadi aktif apabila terjadi konfirmasi aktif tracking. Dan tidak aktif kembali apabila terjadi konfirmasi tidak aktif.
B. State Diagram DataMonitoring
DataMonitoring adalah objek yang memiliki memiliki status aktif dan tidak aktif. Status monitoring akan menentukan bahwa anak akan dilakukan monitoring sesuai datamonitoring yang berstatus aktif. Gambar state diagram datamonitoring dapat dilihat pada gambar 3.19.
STIKOM
Gambar 3.19 State Diagram DataMonitoring
Pada state diagram datamonitoring langsung menjadi tidak aktif ketika proses pendaftaran berhasil. Dan akan menjadi aktif kembali apabila ada konfirmasi aktif. Dan kembali menjadi tidak aktif apabila ada konfirmasi non aktif. Datamonitoring juga bisa menjadi tidak aktif apabila terjadi pelanggaran anak. Daftar ulang menyebabkan status datamonitoring menjadi monitoring belum terdaftar.
STIKOM
3.5.4 Sequence Diagram
Untuk melihat tahap demi tahap kejadian masing – masing use case pada use case diagram, maka dapat digunakanlah sequence diagram. Diagram ini akan menjelaskan interaksi objek – objek yang disusun dalam suatu urutan waktu. Sequence diagram memperlihatkan tahap demi tahap apa yang seharusnya terjadi untuk menghasilkan sesuatu didalam use case.
A. Sequence Diagram Pendaftaran Anak
Pada sequence diagram pendaftaran anak terdapat beberapa objek yang berinteraksi antara lain SistemMonitoring, DaftarAnak, SenderPendaftaranAnak, Koneksi, BackgroundService, ReceiverKonfirmasi, Binder, DatabaseManagerOrtu, dan Handler. Dimana interaksi tersebut terjadi pengiriman objek entiti, objek- entiti tersebut adalah Anak. Gambar Sequence Diagram Pendaftaran Anak dapat dilihat pada gambar 3.20.
STIKOM
Gambar 3.20 Sequence Diagram Pendaftaran Anak
STIKOM
Proses interaksi dimulai saat sistem monitoring pada smartphone orang tua menampilkan daftar anak. Dan ketika orang tua memilih menambahkan anak, maka aplikasi langsung mengirim pendaftaran ke aplikasi smartphone anak yang diikuti dengan pengiriman data anak. Selanjutnya proses interaksi terjadi setelah pengiriman, aplikasi smartphone orang tua menerima konfirmasi pendaftaran anak, yang diikuti objek entity anak. Objek entity anak yang diterima lalu disimpan pada database aplikasi pada smartphone orang tua.
B. Sequence Diagram Membuat Data Monitoring
Pada sequence diagram menandai lokasi terdapat beberapa objek yang berinteraksi antara lain tanda lokasi, gps manager, peta, dan koneksi. Dimana interaksi tersebut terjadi pengiriman objek entiti, dan objek-objek tersebut adalah data monitoring dan pesan data. Sequence diagram menandai lokasi dapat dilihat Gambar 3.21.
STIKOM
Gambar 3.21 Sequence Diagram Menandai lokasi
STIKOM
Proses interaksi antar objek terjadi saat orang tua membuat data monitoring. Data monitoring yang dibuat lalu dikirim melalui objek pesan data ortu. Pengiriman oleh aplikasi pada smartphone orang tua dilanjutkan dengan proses aplikasi pada smartphone anak menerima pesan yang sudah dikirim. Pesan yang berisi text bertipe json, yang bisa diconvert menjadi objek entity PesanData. Objek entity PesanData tersebut lalu dicasting ke dalam bentu objek entiti DataMonitoring, yang selanjutnya disimpan pada database aplikasi anak.
C. Sequence Diagram Menerima Peringatan
Pada Sequence Diagram ini terdapat beberapa objek yang berinteraksi antara lain MonitoringUtama, DatabaseManagerAnak, DataMonitoring, GpsManager, Peringatan, PesanData, SenderPesanDataAnak, Koneksi. Sekaligus melibatkan beberapa objek entity, seperti DataMonitoring dan Lokasi. Sequence diagram menerima peringatan dapat dilihat pada gambar 3.22.
STIKOM
Gambar 3.22 Sequence Diagram Menerima Peringatan
STIKOM
Proses interaksi dimulai saat objek monitoring utama pada aplikasi pada smartphone anak mengirim mengecek pelanggaran. Dan saat pelanggaran terjadi maka objek monitoring utama mengirim peringatan dengan lokasi pelanggaran dari hasil pelanggaran tersebut. Peringatan dikirim dengan menjadikan objek peringatan sebagai pesan data. Pesan data dikirim melalui sender pengiriman Pesan Data. Pesan data yang dikirim lalu diterima aplikasi pada smartphone orang tua, dan langsung menjadikannya peringatan yang berisi lokasi pelanggaran. Dengan adanya lokasi pelanggaran, maka orang tua dapat melihat peringatan dalam bentuk tampilan peta.
D. Sequence Diagram Pengiriman Melalui Internet
Pada Sequence Diagram ini terdapat beberapa objek yang berinteraksi antara lain SistemMonitoringInternet, Koneksi. Pada interaksi ini tidak diikuti dengan pengiriman objek entiti. Gambar Sequence Diagram Pengiriman Melalui Internet dapat dilihat pada gambar 3.23.
Gambar 3.23 Sequence Diagram Pengiriman Melalui Internet
Proses interaksi sangatlah sedikit, karena pada proses ini, objek koneksi hanya meneruskan pesan yang dikirim dari aplikasi pada smartphone anak ke aplikasi pada smartphone orang tua.
STIKOM
E. Sequence Diagram Melihat Riwayat Lokasi Anak
Pada Sequence Diagram ini terdapat beberapa objek yang berinteraksi antara lain SistemMonitoring, DaftarAnak, SenderRequest, Koneksi, BackgroundService, ReceiverRiwayatLokasiAnak, Anak, Peta. Interaksi ini melibatkan objek entiti anak, lokasi. Gambar sequence diagram melihat riwayat lokasi anak dapat dilihat pada gambar 3.24.
STIKOM
Gambar 3.24 Sequence Diagram Melihat Riwayat Lokasi Anak
STIKOM
Proses interaksi terjadi saat orang tua ingin melihat riwayat lokasi anak, dimana objek anak dikirim beserta permintaan riwayat lokasi anak ke aplikasi pada smartphone anak. Setelah aplikasi pada smartphone anak menerima permintaan, maka aplikasi mengambil data-data lokasi yang telah disimpan dalam database manager. Dan mengirim objek objek lokasi dalam bentuk array list ke aplikasi pada smartphone orang tua.
Aplikasi yang orang tua yang menunggu objek-objek lokasi riwayat, menampilkan peta. Dimana lokasi-lokasi riwayat yang dulu pernah di request ditampilkan dalam peta tersebut. Saat aplikasi pada smartphone orang tua menerima objek-objek lokasi yang dikirim. Maka objek-objek tersebut dapat langsung ditampilkan dalam peta.
F. Sequence Diagram Mencatat Perpindahan Lokasi Anak
[image:66.595.44.510.473.725.2]Pada Sequence Diagram ini terdapat beberapa objek yang berinteraksi antara lain MonitoringUtama, GpsManager, dan DatabaseManagerAnak. Gambar sequence diagram mengirim riwayat lokasi anak dapat dilihat pada gambar 3.25.
Gambar 3.25 Sequence Diagram Mencatat Perpindahan Lokasi Anak
STIKOM
Proses interaksi terjadi saat monitoring utama menerima lokasi dari gps manager. Dan monitoring utama memanggil fungsi cek riwayat lokasi pada yang berada pada objek monitoring utama sendiri. Apabila lokasi adalah lokasi yang baru maka lokasi yang baru didapat disimpan ke database manager anak.
G. Sequence Diagram Mengontrol Mode Tracking
Pada Sequence Diagram ini terdapat beberapa objek yang berinteraksi antara lain SistemMonitoring, Peta, SenderRequest, Koneksi, BackgroundService, ReceiverLokasiAnak. Dan melibatkan objek entity anak dan lokasi. Gambar Sequence Diagram Mengontrol Mode Tracking dapat dilihat pada gambar 3.26.
STIKOM
Gambar 3.26 Sequence Diagram Mengontrol Mode Tracking
STIKOM
Proses interaksi terjadi saat orang tua ingin mengaktifkan mode tracking. Sistem menampilkan daftar anak, dan pada daftar anak ini orang tua dapat mengaktifkan mode tracking. Saat mengaktifkan daftar anak langsung mendaftarkan ke daftar tunggu konfirmasi mode tracking sekaligus mengirim permintaan mode tracking. Permintaan yang diterima langsung di konfirmasi dan mengubah mode tracking pada anak menjadi aktif. Dengan mengaktifkan mode tracking maka setiap perpindahan lokasi akan dikirim.
H. Sequence Diagram Mengontrol Status Monitoring
Pada Sequence Diagram ini terdapat beberapa objek yang berinteraksi antara lain SistemMonitoring, DaftarAnak, SenderRequesrt, Koneksi, ReceiverKonfirmasi, Binder, Handler. Dan melibatkan objek entity Anak. Gambar sequence diagram mengontrol status monitoring dapat dilihat pada gambar 3.27.
STIKOM
Gambar 3.27 Sequence Diagram Mengontrol Status Monitoring
STIKOM
Proses interaksi terjadi saat aplikasi pada smartphone orang tua menampilkan daftar anak. Saat mengubah status monitoring pada daftar anak, maka daftar anak langsung mendaftarkan untuk menunggu konfirmasi aktif monitoring sekaligus mengirim permintaan aktif monitoring. Aplikasi pada smartphone anak menerima dan langsung mengubah status monitoring pada database manager. Setelah mengubah status pada database manager, maka anak langsung mengirim konfirmasi dan diterima oleh aplikasi pada smartphone anak. Selanjutnya daftar anak menerima dimuat ulang saat konfirmasi diterima.
3.6 Perancangan Desain Sistem
Model desain merupakan bentuk abstraksi dari penerapan (implementasi) suatu sistem perangkat lunak (Suhedar, 2002). Model desain digunakan untuk menyusun desain sistem agar kita bisa mengetahui bahwa desain sistem tersebut dibuat sebaik mungkin.
3.6.1 Deployment Diagram
Dari konsep dan analisa sistem, dapat digambarkan bahwa sistem terdiri dari beberapa aplikasi dan beberapa device. Untuk itu, perlu gambaran di device mana aplikasi-aplikasi di deploy. Deployment diagram memberikan gambaran tentang device mana aplikasi-aplikasi di deploy. Gambar 3.26 adalah deployment diagram dari sistem monitoring keberadaan.
STIKOM
Gambar 3.28 Deployment Diagram Sistem Monitoring Keberadaan
Deployment diagram gambar 3.28 menggambarkan bahwa sistem monitoring keberadaan terdiri dari tiga device dan tiga aplikasi. Aplikasi monitoring keberadaan (anak) dideploy pada device smartphone anak. Aplikasi monitoring keberadaan (orang tua) di deploy pada device smartphone orang tua. Dan aplikasi monitoring keberadaan (server) di deploy pada device server.
3.6.2 Component Diagram
Karena sistem monitoring keberadaan terdiri dari tiga aplikasi maka perlu digambarkan bagaimana tiga aplikasi tersebut terhubung. Dimana pada component diagram sistem monitoring keberadaan, satu aplikasi adalah satu komponen dan saling terhubung dengan aplikasi atau komponen yang lain. Gambar 3.29 menggambarkan component diagram dari sistem monitoring keberadan anak.
STIKOM
Gambar 3.29 Component Diagram Sistem Monitoring Keberadaan
Component diagram pada gambar 3.29 menggambarkan tiga aplikasi atau komponen yang saling terhubung. Seperti dijelaskan sebelumnya untuk menjaga proses transfer data dalam sistem ini, maka sistem monitoring keberadaan ini menggunakan dua koneksi yang dipakai oleh sistem monitoring keberadaaan anak, yaitu: koneksi internet dan sms. Komponen monitoring keberadaan (anak) dan monitoring keberadaan (orang tua) terhubung oleh koneksi sms. Komponen monitoring keberadaan (anak) dan monitoring keberadaan (server) terhubung oleh koneksi internet. Dan komponen monitoring keberadaan (orang tua) dan monitoring keberadaan (server) juga terhubung oleh koneksi sms.
STIKOM
3.6.3 Class Diagram
Class Diagram atau diagram kelas digunankan untuk menunjukkan interaks