• Tidak ada hasil yang ditemukan

TA : Pembuatan Media Interaktif Wisata Cagar Budaya Dengan Teknik Load Movie.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TA : Pembuatan Media Interaktif Wisata Cagar Budaya Dengan Teknik Load Movie."

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

TROWULAN DENGAN TEKNIK LOAD MOVIE

Nama : Amir Syarifuddin Jauhari NIM : 08.51016.0056

Program : D4 (Diploma Empat) Jurusan : Komputer Multimedia

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA

2013

STIKOM

(2)

v

media interaktif tentang peninggalan-peninggalan bersejarah yang terdapat di Trowulan, sebagai wisata cagar budaya dan sebagai salah satu media promosi, dengan menggunakan teknik loadMovie. Informasi yang akan disajikan dalam media interaktif ini nantinya akan berupa tulisan, gambar dan video, disertai dengan animasi-animasi yang menarik, serta dengan menggunakan teknik loadMovie. Teknik loadMovie singkatnya merupakan penggabungan dan penyusunan beberapa layer dalam satu frame, yang dapat berasal dari file eksternal, guna mendapatkan animasi yang optimal dan output yang ringan, sehingga akan sangat menguntungkan bagi para pengguna / user. Dalam media interaktif ini akan membahas tentang peninggalan-peninggalan sejarah dan cagar budaya di daerah Trowulan, yang berupa candi-candi, makam para raja, museum, serta pendopo agung. Trowulan merupakan salah satu kawasan wisata yang tepat untuk melihat sejarah kejayaan masa lalu di Indonesia, karena seperti yang telah kita ketahui, Indonesia pada jaman dahulu mempunyai suatu kerajaan bernama kerajaan Majapahit yang sangat besar, dan ibukota kerajaan Majapahit tersebut tidak lain adalah Trowulan. Namun patut untuk disayangkan, banyak yang kurang berminat untuk menjadikan kawasan Trowulan sebagai tempat untuk berwisata dan rekreasi, oleh karena itu pembuatan media interaktif ini sangatlah penting, yaitu sebagai media promosi wisata cagar budaya Trowulan, dan diharapkan dengan adanya media interaktif ini dapat mempengaruhi minat user yang menggunakannya untuk berwisata ke lokasi-lokasi wisata dan cagar budaya di Trowulan.

Kata Kunci: Media Interaktif, Trowulan, Load Movie

STIKOM

(3)

viii

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Batasan Masalah... 3

1.4 Tujuan ... 3

1.5 Manfaat ... 4

BAB II LANDASAN TEORI ... 5

2.1 Cagar Budaya ... 5

2.2 Objek Wisata ... 6

2.3 Cagar Budaya Sebagai Objek Wisata ... 7

2.4 Trowulan ... 7

2.5 Media... 8

2.6 Multimedia ... 9

2.7 Media Interaktif ... 10

2.8 Keutamaan Media Interaktif ... 11

STIKOM

(4)

ix

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA ... 15

3.1 Tahap Perencanaan (Planning) ... 15

3.1.1 Metode Pengumpulan Data ... 16

3.1.2 Sumber Data ... 17

3.1.3 Teknik Pengumpulan Data ... 17

3.1.4 Teknik Analis Data ... 18

3.2 Tahap Analisa... 18

3.2.1 Studi Eksisting ... 19

3.2.2 Segmenting, Targeting, Positioning ... 22

3.2.3 Analisa Keyword ... 23

3.2.4 Analisa Warna ... 25

3.2.5 Analisa Tipografi ... 27

3.2.6 Analisa Audio ... 27

3.3 Tahap Desain atau Perancangan... 28

3.4 Tahap Publikasi ... 30

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA ... 33

4.1 Tipografi ... 34

4.2 Implementasi Desain ... 34

4.2.1 Desain Video Intro ... 35

4.2.2 Desain Layout Menu Utama ... 35

STIKOM

(5)

x

4.5 Teknik ... 40

4.6 Implementasi Sistem ... 42

4.6.1 Kebutuhan Komputer Minimal ... 42

4.6.2 Action Script ... 43

4.7 Publikasi ... 43

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 46

5.2 Saran-saran ... 47

DAFTAR PUSTAKA ... 48

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 50

STIKOM

(6)

1 1.1 Latar Belakang

Banyak peninggalan bersejarah yang kurang dikenal di masyarakat. Hal ini dapat disebabkan karena kurangnya promosi pada peninggalan tersebut. Beberapa diantaranya adalah cagar budaya di kawasan Trowulan, Mojokerto. Kurang dikenalnya peninggalan-peninggalan bersejarah tersebut dapat menyebabkan kurangnya pengetahuan dan wawasan masyarakat pada peninggalan tersebut. Jika terus menerus dibiarkan, akan dapat menyebabkan masyarakat lupa pada sejarahnya sendiri. Tujuan penelitian ini diarahkan pada pembuatan media interaktif tentang peninggalan bersejarah yang terdapat di Trowulan sebagai cagar budaya dengan menggunakan teknik load movie.

Pembuatan media interaktif dapat digunakan untuk berbagai kepentingan, misalnya sebagai media promosi atau pembelajaran. Jika dibandingkan dengan media lain, media interaktif yang menggunakan software interaktif akan terlihat jauh lebih menarik, karena selain disertai dengan tampilan animasi yang beragam, media interaktif flash dapat juga ditambahkan dengan keterangan-keterangan yang berupa tulisan, gambar, dan juga video, sehingga pengguna / user merasa terhibur dan informasi yang disajikan akan lebih jelas tersampaikan. Penyebaran media interaktif software interaktif sebagai media promosi sangatlah efektif, karena dapat disebarkan langsung melalui CD, market atau pasar-pasar operating system ponsel, dan juga melalui website/internet.

STIKOM

(7)

Informasi yang akan disajikan dalam media interaktif ini nantinya akan berupa tulisan, gambar dan video, disertai dengan animasi-animasi yang menarik, serta dengan menggunakan teknik loadMovie. Teknik loadMovie singkatnya merupakan penggabungan dan penyusunan beberapa layer dalam satu frame, yang dapat berasal dari file eksternal, guna mendapatkan animasi yang optimal dan output yang ringan, sehingga akan sangat menguntungkan bagi para pengguna /

user.

Dalam media interaktif ini akan membahas tentang peninggalan-peninggalan sejarah dan cagar budaya di daerah Trowulan, yang berupa candi-candi, makam para raja, museum, serta pendopo agung. Trowulan merupakan salah satu kawasan wisata yang tepat untuk melihat sejarah kejayaan masa lalu di Indonesia. Karena seperti yang telah kita ketahui, Indonesia pada jaman dahulu mempunyai suatu kerajaan bernama kerajaan Majapahit yang sangat besar, bahkan wilayahnya sampai mencapai ke luar negeri. Dan ibukota kerajaan Majapahit tersebut tidak lain adalah Trowulan.

Namun patut untuk disayangkan, banyak yang kurang berminat untuk menjadikan kawasan Trowulan sebagai tempat untuk berwisata dan rekreasi, oleh karena itu pembuatan media interaktif ini sangatlah penting, yaitu sebagai media promosi wisata cagar budaya Trowulan, dan diharapkan dengan adanya media interaktif ini dapat mempengaruhi minat user yang menggunakannya untuk berwisata ke lokasi-lokasi wisata dan cagar budaya di Trowulan.

STIKOM

(8)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka perumusan masalah dalam pembuatan media interaktif ini yaitu: “Bagaimana membuat Media Interaktif lokasi wisata peninggalan-peninggalan bersejarah di Trowulan sebagai cagar budaya dengan menggunakan teknik load movie?”

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam pembuatan media interaktif ini adalah sebagai berikut:

1. Peninggalan bersejarah dalam penelitian ini meliputi candi-candi yang ada di Trowulan, kuburan para raja dan ratu terdahulu, dan juga museum Trowulan. 2. Penggunaan teknik load movie ditekankan pada efek animasi dan beberapa

informasi pendukung pada info dan gambar.

1.4 Tujuan

Tujuan pembuatan media interaktif ini adalah untuk membuat media interaktif tentang peninggalan-peninggalan bersejarah yang terdapat di daerah Trowulan dengan menggunakan teknik loadMovie.

STIKOM

(9)

1.5 Manfaat

Secara Teoritis

1. Dapat menjadi rujukan, bahan kajian, atau referensi dalam pembuatan media interaktif dengan teknik load movie. Khususnya bagi kalangan akademisi. 2. Menjadi sebuah media yang merangkum informasi seputar lokasi-lokasi

wisata cagar budaya di daerah Trowulan. Secara Praktis

1. Dapat menjadi salah satu media promosi untuk lokasi wisata cagar budaya di daerah Trowulan.

2. Dapat ikut membantu melestarikan lokasi-lokasi wisata cagar budaya yang terdapat pada media interaktif ini.

3. Dapat membuat wisatawan menjadi tertarik untuk berwisata ke Trowulan.

STIKOM

(10)

5

Pada bab ini, akan dijelaskan mengenai pengertian dan juga teori-teori tentang istilah-istilah yang akan digunakan, seperti pengertian dari cagar budaya, objek wisata, cagar budaya sebagai objek wisata, trowulan, multimedia, interaktif, keutamaan media interaktif, peranan media interaktif terhadap cagar budaya/objek wisata, teknik load movie dan juga kelebihan dari load movie.

2.1 Cagar Budaya

Menurut UU No. 11 tahun 2010 tentang cagar budaya, cagar budaya adalah warisan budaya bersifat kebendaan berupa Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, Struktur Cagar Budaya, Situs Cagar Budaya, dan Kawasan Cagar Budaya di darat dan/atau di air yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan melalui proses penetapan.

Benda Cagar Budaya adalah benda alam dan/atau benda buatan manusia, baik bergerak maupun tidak bergerak, berupa kesatuan atau kelompok, atau bagian-bagiannya, atau sisa-sisanya yang memiliki hubungan erat dengan kebudayaan dan sejarah perkembangan manusia. Bangunan Cagar Budaya adalah susunan binaan yang terbuat dari benda alam atau benda buatan manusia untuk memenuhi kebutuhan ruang berdinding dan/atau tidak berdinding, dan beratap. Struktur Cagar Budaya adalah susunan binaan yang terbuat dari benda alam dan/atau benda buatan manusia untuk memenuhi kebutuhan ruang kegiatan yang

STIKOM

(11)

menyatu dengan alam, sarana, dan prasarana untuk menampung kebutuhan manusia. Situs Cagar Budaya adalah lokasi yang berada di darat dan/atau di air yang mengandung Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, dan/atau Struktur Cagar Budaya sebagai hasil kegiatan manusia atau bukti kejadian pada masa lalu. Kawasan Cagar Budaya adalah satuan ruang geografis yang memiliki dua Situs Cagar Budaya atau lebih yang letaknya berdekatan dan/atau memperlihatkan ciri tata ruang yang khas.

2.2 Objek Wisata

Menurut Chafid Fandeli (2000), obyek wisata adalah perwujudan daripada ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya serta sejarah bangsa dan tempat atau keadaan alam yang mempunyai daya tarik untuk dikunjungi wisatawan. Sedangkan obyek wisata alam adalah obyek wisata yang daya tariknya bersumber pada keindahan sumber daya alam dan tata lingkungannya. Dalam dunia kepariwisataan, segala sesuatu yang menarik dan bernilai untuk dikunjungi dan dilihat, disebut atraksi atau lazim pula dinamakan objek wisata (Nyoman S. Pendit, 1999).

Sebuah objek wisata yang baik harus dapat mendatangkan wisatawan sebanyak-banyaknya, menahan mereka dilokasi tersebut dalam waktu yang cukup lama dan dapat memberi kepuasan kepada wisatawan yang datang berkunjung atau dapat menarik wisatawan yang telah berkunjung untuk datang kembali ke lokasi tersebut.

STIKOM

(12)

2.3 Cagar Budaya Sebagai Objek Wisata

Bangunan ataupun situs cagar budaya, dapat dijadikan sebagai objek wisata sejarah, sekaligus tempat pembelajaran yang tepat bagi siswa sekolah (antaranews.com). Dengan menjadikan cagar budaya sebagai objek wisata, pemerintah, wisatawan dan bangunan atau situs cagar budaya tersebut akan banyak mendapatkan keuntungan, diantaranya adalah:

1. Bangunan ataupun situs cagar budaya tersebut bias menjadi asset wisata budaya dan sejarah

2. Bangunan ataupun situs cagar budaya tersebut dapat lebih terawat karena mendapat tanggung jawab dan perhatian lebih dari pemerintah

3. Pemerintah akan dapat memperoleh pemasukan retribusi dari pengunjung atau wisatawan, yang bisa digunakan untuk membiayai perawatan bangunan tersebut

4. Pengunjung ataupun wisatawan akan dapat mengetahui sejarah objek wisata tersebut dan dapat ikut membantu untuk melestarikannya

2.4 Trowulan

Trowulan adalah sebuah kecamatan yang terletak di kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, letaknya tepat di tengah-tengah kabupaten Mojokerto dan kabupaten Jombang. Trowulan merupakan sebuah situs kota yang luasnya hampir mencapai 100 km2. Di kecamatan ini terdapat banyak sekali situs-situs peninggalan bersejarah yang berupa candi, arca, gerabah, artefak, serta pemakaman peninggalan masa kerajaan Mojopahit. Menurut Roni Khoiron dalam situsnya

STIKOM

(13)

(http://jejakwisata.com/), pada jaman dahulu, Trowulan adalah pusat peradaban atau ibukota dari kerajaan Majapahit. Jejaknya sampai sekarang banyak ditemukan tersebar di seluruh penjuru kota. Tak kurang dari 24 candi, petirtaan dan makam kuno bertebaran di kota ini. Sejak tahun 2009 Trowulan bahkan telah dicalonkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO. Beberapa situs/objek wisata yang berada di Trowulan diantaranya adalah, candi wringin lawang, candi brahu, candi gentong, kolam segaran, makam putri cempa, museum, candi bajang ratu, candi tikus, dan banyak lainnya.

2.5 Media

Kata “media” berasal dari kata latin, merupakan bentuk jamak dari kata

“medium”. Secara harfiah kata tersebut mempunyai arti perantara atau pengantar.

Menurut Heinich, (1993) media merupakan alat saluran komunikasi. Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata "medium" yang secara harfiah berarti "perantara" yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver). Heinich mencontohkan media ini seperti film, televisi, diagram, bahan tercetak (printed materials), komputer, dan instruktur. Contoh media tersebut bisa dipertimbangkan sebagai media pembelajaran jika membawa pesan-pesan (messages) dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Heinich juga mengaitkan hubungan antara media dengan pesan dan metode (methods).

STIKOM

(14)

2.6 Multimedia

Multimedia adalah penggunaan komputer untuk menyajikan dan menggabungkan teks, suara, gambar, animasi dan video dengan alat bantu dan koneksi sehingga pengguna dapat bernavigasi, berinteraksi, berkarya dan berkomunikasi. Istilah multimedia sendiri berasal dari dua buah kata yaitu multi dan media, kata multi berarti banyak atau lebih dari satu, sedangkan kata media berarti alat/sarana/piranti komunikasi melalui lebih dari satu media komunikasi untuk menyampaikan informasi. Sedangkan untuk pengertian multimedia komputer yaitu sarana atau piranti komunikasi berbasis komputer untuk penyampaian suatu informasi.

Definisi atau makna lain dari multimedia, yaitu dengan menempatkannya dalam konteks, seperti yang dijelaskan Hofstetter (2001), multimedia adalah pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio, gambar bergerak (video dan animasi) dengan menggabungkan link dan tool yang memungkinkan pemakai melakukan navigasi, berinteraksi, berkreasi dan berkomunikasi (Suyanto dari Hoffstetter, 2003:21). Kelebihan Inilah yang menyebabkan tampilan multimedia lebih dinamis dan menyenangkan bagi user.

Menurut Maroebeni (2008), Multimedia dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu multimedia content production dan multimedia communication. Multimedia content production menggunakan dan memproses beberapa media yang berbeda untuk menyampaikan informasi atau menghasilkan produk multimedia atau penggunaan sejumlah teknologi yang berbeda yang memungkinkan untuk menggabungkan media dengan cara yang baru untuk tujuan komunikasi. Dalam

STIKOM

(15)

kategori ini media yang digunakan diantaranya adalah media teks, audio, video, animasi, gambar, interaktif, dan efek khusus. Sedangkan multimedia communication, menggunakan media massa seperti televisi, radio, internet, cetak, music, atau game untuk mempublikasikan/menyiarkan material advertising, hiburan, pendidikan, berita, dan lain-lain.

2.7 Media Interaktif

Segala macam bentuk hubungan antara pengguna/user dengan media, dapat dikatakan sebagai media interaktif. Media interaktif tidak dibatasi oleh media elektronik, atau media digital. Menurut Wandah Wibawanto dalam situsnya (http://www.wandah.org), permainan papan tulis, gamebooks, adalah beberapa contoh media interaktif. Buku dengan daftar isi sederhana atau index, dapat juga digolongkan interaktif karena tidak adanya mekanisme kontrol non-linier dari media, tapi dapat juga digolongkan bukan interaktif karena kemampuan pembaca yang langsung membaca berkelanjutan sehingga tidak membutuhkan daftar isi. Disebut media dikarenakan memiliki unsur audio-visual (termasuk animasi). Disebut interaktif karena media ini dirancang dengan melibatkan respon pemakai secara aktif. Karena itu, media ini dapat berupa CD, maka dapat dikelompokkan sebagai bahan ajar e-Learning (Arsyad, 2002).

STIKOM

(16)

2.8 Keutamaan Media Interaktif

Secara umum manfaat yang dapat diperoleh adalah info yang ditampilkan lebih menarik, lebih interaktif, jumlah waktu untuk belajar di lapangan dapat dikurangi, proses pengaplikasiannnya dapat dilakukan di mana dan kapan saja. Sebagai komponen sistem komunikasi dan informasi, pemilihan dan penggunaan komponen lain dalam multimedia interaktif harus diperhatikan, seperti tujuan, materi, strategi dan juga evaluasi. Keutamaan media interaktif diantaranya adalah: 1. Dapat memiliki lebih dari satu unsur media yang dapat diubah-ubah,

misalnya menggabungkan unsur audio dan unsur visual.

2. Bersifat interaktif, dalam pengertian memiliki kemampuan untuk mengakomodasi respon pengguna.

3. Bersifat mandiri, memberi kemudahan dan kelengkapan konten sehingga pengguna dapat menggunakan media interaktif tanpa bimbingan dari orang lain.

4. Mampu memperkuat respon pengguna dengan cepat dan dengan interval yang singkat, serta mampu mengontrol laju kecepatan informasi yang ingin didapatkan oleh pengguna.

5. Mampu memberikan kesempatan adanya partisipasi dari pengguna dalam bentuk respon, baik berupa jawaban, pemilihan, keputusan, percobaan dan lain-lain.

Adapun kelebihan media interaktif menurut Maroebeni (2008), diantaranya adalah, yang pertama, penggunanya bisa berinteraksi dengan komputerm karena dalam media interaktif terdapat menu-menu khusus yang dapat diklik oleh user

STIKOM

(17)

untuk memunculkan informasi berupa audio, visual maupun fitur lain yang diinginkan oleh pengguna. Kemudian yang kedua adalah menambah pengetahuan. Pengetahuan di sini adalah informasi/materi yang dirancang kemudahannya dalam media Interaktif bagi pengguna. Kelebihan ketiga adalah tampilan audio visual yang menarik. Kemenarikan di sini utamanya karena sistem interaksi yang tidak dimiliki oleh media cetak (buku) maupun media elektronik lain (film TV, audio).

2.9 Peranan Media Interaktif terhadap Cagar Budaya/Objek Wisata

Pada umumnya, media interaktif dapat membantu objek wisata ataupun cagar budaya untuk dipromosikan ke khalayak, karena dapat membantu wisatawan dalam mencari data ataupun informasi seputar objek wisata yang akan mereka kunjungi. Menurut Ismayanti (2011), kegunaan media interaktif terhadap objek wisata bagi wisatawan adalah:

1. Wisatawan dapat mencari informasi obyek wisata dan akomodasi tentang destinasi dari mana saja dan kapan saja.

2. Biaya relatif murah sehingga keterbatasan dana promosi dan lemahnya jaringan pemasaran yang sering menjadi kendala dapat diatasi.

3. Akses yang mudah, wisatawan dapat menjalankan media dari rumah, kantor, restoran dan berbagai tempat yang memiliki komputer.

4. Informasi yang disebarkan selalu terkini (up to date) dan rinci, sehingga wisatawan dapat memiliki banyak referensi sebelum mengunjungi lokasi wisata.

STIKOM

(18)

5. Memperpendek rantai distribusi melalui pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, karena seluruh informasi dan upaya komunikasi dilakukan melalui bentuk layanan telematika/digital.

2.10 Load Movie

Menurut Rubberduck (2009), Load movie (loadMovie) adalah salah satu script yang terdapat dalam action script 2 dan 3, yang berfungsi untuk membuat link dengan file flash ataupun gambar eksternal yang berada di luar file utama. Load movie (loadMovie/loadMovieNum) digunakan untuk membuka file swf eksternal ke dalam movie. Dengan menggunakan action/teknik ini, file flash dipastikan berukuran jauh lebih kecil dan pengeksekusiannya pun dapat lebih cepat. Penggunaan load movie dapat menggunakan dua cara, yaitu load movie file flash (*.swf) dengan level atau dengan target. Ketika menggunakan level, action loadMovie berubah menjadi loadMovieNum. Sedangkan ketika menggunakan target, action tetap tidak berubah. loadMovieNum adalah script yang digunakan untuk menampilkan file berformat swf, jpeg, gif, dan png ke dalam sebuah swf dengan level kedalaman (depth) yang dapat diatur. Penulisannya:

“loadMovieNum (url, depth);”. Yang dimaksud dengan url adalah lokasi dimana

file yang diinginkan untuk diload disimpan, misalnya saja file yang ingin diload

adalah file bernama “Tes.swf” dan berlokasi di desktop, maka pada url dituliskan

C:\Users\Nama User\Desktop\Tes.swf. Sedangkan yang dimaksud dengan depth adalah level kedalaman file tersebut untuk diload, level dapat diisi dengan angka mulai dari 0 hingga tak terhingga, semakin banyak angka yang ditulis, maka

STIKOM

(19)

semakin di atas lah posisi file tersebut akan di load. Sebagai contoh, file dengan depth 10, akan selalu berada di atas file dengan depth 5, dan seterusnya.

2.10.1 Keutamaan Load Movie

Teknik Load movie mempunyai banyak kelebihan, menurut Mursyid dalam situsnya (http://mmursyidpw.com) beberapa kelebihan menggunakan metode load movie diantaranya adalah :

1. Menjaga agar file Flash tetap kecil karena membagi satu movie Flash menjadi beberapa file kecil.

2. Mempercepat proses aplikasi, karena teknik ini melakukan pengambilan data dari file eksternal atau di luar file utama.

3. Mempermudah proses pengeditan, karena jika ada konten yang salah pengubahan konten hanya dilakukan pada file itu sendiri tanpa harus mengubah keseluruhan program.

4. Jika program tersebut diperuntukkan untuk internet (html) maka pengguna internet bisa men-download hanya animasi Flash yang mereka inginkan dengan waktu yang cukup singkat.

STIKOM

(20)

15

BAB III

METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA

Pada laporan tugas akhir BAB III ini, menjelaskan tentang metodologi dan perancangan karya dalam proses pembuatan CD pembelajaran interaktif ini. Pada bab ini terdapat penjelasan konsep atau pokok pikiran utama yang menjadi dasar rancangan karya yang akan dibuat. Metode penelitian yang digunakan dalam proses pembuatan CD interaktif ini dilakukan dengan menggunakan sistem SDLC (System Development Life Cycle) dimana SDLC adalah sebuah proses pengembangan software yang digunakan oleh analis sistem, untuk mengembangkan sebuah sistem informasi dengan melalui beberapa tahapan atau langkah-langkah. Tahapan-tahapan yang digunakan dalam SDLC antara lain adalah planning atau perencanaan, analisa, desain, implementasi (build and coding), testing atau pengujian, dan pemeliharaan (maintenance).

3.1 Tahap Perencanaan (Planning)

Planning / perencanaan, perencanaan yang matang sangatlah diperlukan untuk pembuatan CD Interaktif ini, perencanaan dalam hal ini meliputi desain dan teknik yang akan digunakan serta penyesuaian terhadap konten dan STP audience. Studi kelayakan tentang metode yang digunakan dalam proses pengumpulan data juga dilakukan, yang meliputi metode pengumpulan data, sumber data, teknik pengumpulan data, dan teknik analisa data.

STIKOM

(21)

3.1.1 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan mengidentifikasi dan membuat alur perancangan yang akan dilaksanakan, agar dalam proses pencarian data tidak terjadi penyimpangan dalam mengemukakan tujuan yang ingin dicapai. Dalam tahap ini, rancangan perencanaan yang dilakukan dalam pembuatan tugas akhir ini dapat dilihat dalam diagram metodelogi perancangan berdasarkan metode SDLC berikut ini:

Gambar 3.1 Diagram alur metode perancangan berdasarkan SDLC

STIKOM

(22)

3.1.2 Sumber Data

Setelah membuat bagan alur perancangan dalam pengumpulan data, hal yang perlu diperhatikan dalam studi kelayakan adalah sumber data. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini sebagian besar merupakan data-data yang sudah matang atau telah diolah sebelumnya, data diperoleh dengan mengambil data-data laporan, catatan, kajian dan penelitian terdahulu yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas. Sumber data tersebut diantaranya diperoleh dari buku literasi, jurnal ilmiah, dokumentasi penelitian, dan pada website.

3.1.3 Teknik Pengumpulan Data

Dalam proses pembuatan CD interaktif ini, teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan menggunakan tiga cara, yaitu: studi pustaka, wawancara, dan observasi.

1. Studi pustaka, yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan membaca dan mempelajari buku literatur, majalah, artikel, dan informasi terdahulu sebagai bahan tinjauan pustaka yang berkaitan dengan permasalahan yang terdapat pada pembuatan CD interaktif ini.

2. Wawancara, yaitu pengumpulan data dengan cara melakukan kegiatan tanya jawab pada pihak-pihak terkait, yang mempunyai wawasan dan pengetahuan tentang data-data yang berhubungan dengan objek penelitian, dalam hal ini pihak yang dimaksud diantaranya adalah warga sekitar dan penjaga atau juru kunci situs wisata.

STIKOM

(23)

3. Observasi, yaitu kegiatan pengamatan serta pengumpulan data yang dilakukan pada lokasi-lokasi wisata. Data yang diperoleh berupa foto dan video yang nantinya akan digunakan dalam pembuatan CD interaktif ini.

3.1.4 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data pada proses pembuatan CD interaktif ini menggunakan metode kualitatif, yaitu metode pembahasan yang mengolah data tanpa menghitung data angka, serta menganalisis dan membahas permasalahan dalam bentuk kalimat atau kata-kata yang kemudian dilakukan analisa guna mendapatkan suatu kesimpulan.

3.2 Tahap Analisa

Tujuan dari analisa sistem adalah untuk menentukan dan mengetahui lebih jelas masalah-masalah yang ada, dalam upaya memperbaiki sistem. Sehingga diharapkan dengan dilakukannya analisa sistem, maka permasalahan yang ada akan dapat teratasi dan menghasilkan suatu sistem yang sempurna. Adapun langkah-langkah yang dilakukan diantaranya adalah: studi eksisting, analisa STP (Segementation, Targeting, Positioning), analisa keyword, analisa warna, dan analisa typografi.

STIKOM

(24)

3.2.1 Studi Eksisting

Dalam pembuatan CD Interaktif ini, dilakukan proses studi eksisting, yaitu kegiatan menganalisa karya ataupun media yang telah ada sebelumnya, yang masih berhubungan dengan karya yang dibuat. Karya atau media yang dianalisa secara tidak langsung dapat dianggap sebagai kompetitor atau pesaing terhadap media interaktif yang akan diproduksi. Dalam kegiatan studi eksisting ini diambil beberapa kompetitor untuk dianalisa kelebihan (Strength), kekurangan (Weakness), kesempatan (Opportunity) dan ancaman (Threat), dari masing-masing kompetitor. Kompetitor-kompetitor yang diambil menjadi studi eksisting adalah situs website dan media interaktif, diantaranya adalah situs Trowulan Travel Guide dan situs Wisata Mojokerto:

1. Virtual Tourist, adalah salah satu situs online yang menyediakan informasi tentang lokasi-lokasi wisata di dunia, salah satunya adalah lokasi-lokasi di daerah Trowulan, website ini dapat diakses melalui alamat: http://www.virtualtourist.com, sedangkan untuk melihat lokasi wisata dan cagar budaya di daerah Trowulan, dapat diakses melalui alamat: http://www.virtualtourist.com/travel/Asia/Indonesia/East_Java_Province/Tro wulan-1203997/TravelGuide-Trowulan.html

STIKOM

(25)

Tabel 3.1 Hasil analisa SWOT virtual tourist:

Gambar 3.2 Tampilan virtual tourist

STIKOM

(26)

2. Wisata mojokerto, adalah salah satu situs / web yang menyediakan informasi tentang objek-objek pariwisata di kota dan kabupaten Mojokerto. Situs ini beralamatkan di: http://wisata.mojokerto.web.id

Tabel 3.2 Hasil analisa SWOT wisata mojokerto: Gambar 3.3 Tampilan Wisata Mojokerto

STIKOM

(27)

Berikut adalah tabel analisa SWOT pembuatan CD pembelajaran interaktif yang akan dibuat:

Strength Weakness Opportunity Threat a. Tampilan yang

interaktif b. Aplikasi mudah

dipahami c. Disertai media

media berupa

foto dan video

d. Disertai efek

animasi

a. Media pembelajaran interaktif yang

masih belum

teruji

b. Desain alur

interaktif yang sederhana

a. Menarik minat

user

b. Belum banyak

media sejenis di pasaran

a. Persaingan dengan produk sejenis lainnya

yang telah

beredar

3.2.2 Segmenting, Targeting, Positioning

Pembagian segmentasi, target audien dan posisi karya sangat diperhatikan agar karya yang akan dihasilkan dapat sesuai dan diterima oleh kondisi masyarakat sekitar, yang secara tidak langsung dapat membuat produk lebih efektif dan efisien. Pembagian STP pada CD interaktif ini dibagi dalam dua segmen, yaitu segmentasi secara demografis dan geografis.

1. Demografis:

a. Usia = 15- 40 Tahun.

b. Jenis kelamin = Laki-laki, perempuan. 2. Geografis:

a. Daerah = Perkotaan.

b. Kepadatan = Kota (pusat kota).

Tabel 3.3 analisa SWOT Media Interaktif Wisata Cagar budaya Trowulan

STIKOM

(28)

3. Target audien media belajar interaktif ini yaitu masyarakat tengah kota pada umumnya, dan khususnya para turis ataupun wisatawan yang ingin mendapatkan informasi tentang lokasi cagar wisata Trowulan.

4. Positioning, media interaktif ini diposisikan sebagai media yang memberikan informasi terperinci yang disertai media gambar dan video bagi masyarakat mengenai wisata cagar budaya di daerah Trowulan, yang secara tidak langsung dapat meningkatkan potensi wisata di daerah Trowulan.

3.2.3 Analisa Keyword

Keyword adalah sebuah kata kunci yang nantinya akan dijadikan sebagai

dasar atau acuan desain di dalam sebuah karya. Keyword secara tidak langsung dapat membedakan dan dapat menjadikan sebuah ciri khas antar karya satu dengan karya lainnya. Dalam media interaktif ini, keyword yang digunakan adalah Classic. Penentuan keyword ini berdasarkan atas pengkajian-pengkajian terhadap

STP yang telah ditentukan sebelumnya. Keyword Classic ini sendiri dapat

diartikan sebagai klasik, kuno, dan tua, yang sangat mewakili dan sesuai untuk tema dari media interaktif yang mengangkat tentang wisata cagar budaya Trowulan ini. Untuk diagram alur keyword CD interaktif ini, dijabarkan dalam gambar 3.4.

STIKOM

(29)

STIKOM

(30)

Gambar 3.4 Diagram alur keyword yang digunakan

Berdasarkan hasil analisa dari STP yang telah ada, yaitu dari segmentasi demografis dan geografis serta ditambah dengan Trowulan sebagai cagar wisata, dapat ditarik keyword berupa Instant, Eksklusif, Simple, Calm, Old fashioned, dan elegan. Keyword-keyword ini pun dikerucutkan kembali sehingga membperoleh keyword akhir “Classic”. Di sini Classic dapat diartikan tua, nostalgic, namun juga elegan dan tasteful.

3.2.4 Analisa Warna

Menurut Baswendro dalam situsnya (http://www.residena.com), warna yang memiliki sifat classic adalah warna dari keluarga coklat. Warna cokelat memiliki sifat yang kalem, hangat, teduh, dan alami. Secara psikologis, warna cokelat dapat membuat suasana lebih alami, klasik, dan eksotis. Warna ini identic dengan kematangan usia dan nilai seni tinggi sehingga warna ini banyak terdapat pada benda-benda seni dan benda-benda antik. Warna cokelat juga memiliki beberapa

STIKOM

(31)

variasi warna dengan makna tersendiri. Warna cokelat moka memiliki kesan hangat dan dapat memperlembut suasana. Warna cokelat kopi memiliki sifat country dan alami. Warna taupe atau cokelat keabuan dapat memberikan kesan

teduh yang melelapkan Berdasarkan teori warna pada color chart Kobayashi, warna yang sesuai dengan analisis diatas dan sesuai dengan keyword, mengarah pada daerah classic.

Gambar 3.5 Diagram warna chart Kobayashi

Warna-warna dengan sifat classic terdiri atas warna coklat, coklat muda, coklat tua, dan crème. Warna-warna tersebut menunjukkan sifat antik, klasik, nostalgic, dan kenangan, yang sangat mendukung dan sesuai dalam penggunaan

desain dan tema media Interaktif Wisata Cagar Budaya Trowulan ini.

STIKOM

(32)

3.2.5 Analisa Tipografi

Tipografi merupakan suatu ilmu dalam memlilih dan menata huruf dengan pengaturan penyebaran pada ruang-ruang yang tersedia, sehingga dapat menolong pembaca untuk mendapatkan kenyamanan membaca semaksimal mungkin (Sinai:2010). Berdasarkan keyword classic, jenis font yang akan digunakan dalam media interaktif ini, berjenis Roman dengan nama JSL-Ancient dan berjenis Script dengan nama JSL-Ancient Italic. Roman merupakan jenis font yang memiliki ketebalan dan ketipisan yang kontras pada garis-garis hurufnya. Kesan yang ditimbulkan adalah klasik, anggun, lemah gemulai, dan feminine. Sedangkan Script merupakan jenis huruf yang menyeruoai goresan tangan yang dikerjakan dengan pena, kuas atau pensil tajam dan biasanya miring ke kanan. Kesan yang ditimbulkan adalah sifat pribadi dan akrab.

3.2.6 Analisa Audio

Audio merupakan unsur yang penting dalam media interaktif, karena audio itu sendiri merupakan kelebihan yang dimiliki oleh media interaktif. Penggunaan audio yang dipilih, disesuaikan dengan keyword classic, yaitu musik bertemakan instrumental. Dan karena konten dari media interaktif ini adalah Trowulan, yang berlokasi di pulau jawa, Indonesia, maka akan dipilih musik yang bertemakan instrumental jawa.

STIKOM

(33)

3.3 Tahap Desain atau Perancangan

Tahap desain atau perancangan merupakan salah satu tahapan yang penting dalam pembuatan suatu karya. Pada tahap ini, terdapat beberapa teknis perancangan yang diperlukan untuk menerjemahkan metode perancangan yang telah dibuat. Teknis perancangan yang diperlukan, diantaranya adalah: ide, konsep, alur perancangan aplikasi, dan layout.

1. Ide awal dalam pembuatan media interaktif ini terdorong akibat kurang diminatinya daerah trowulan sebagai tempat rekreasi karena kurangnya promosi yang dilakukan. Dibuatnya CD Interaktif ini juga bertujuan mengingatkan kepada para audience tentang peninggalan-peninggalan masa lalu dari kerajaan Mojopahit, dan agar para pengunjung dapat menjaga dan ikut melestarikan tempat-tempat wisata di daerah Trowulan..

2. Desain yang akan digunakan pada CD Interaktif ini bertemakan klasik, disertai dengan alunan musik instrumental jawa. Media interaktif ini juga akan disertai beberapa animasi seperti, animasi button, dan animasi konten. CD Interaktif ini selain berisikan informasi dan gambar, juga disertai video sebagai pelengkap dan penambah informasi yang lebih akurat karena berwujud audio visual. Teknik yang digunakan adalah teknik loadMovie, yaitu teknik pemanggilan file eksternal agar mempercepat panjalanan program, meminimalkan ukuran file, serta mempermudah penyusunan program.

3. Alur rancangan aplikasi menjelaskan alur atau tahap-tahap yang akan dilakukan user saat menjalankan aplikasi CD interaktif ini, Pada alur

STIKOM

(34)

rancangan CD Interaktif Wisata Cagar Budaya Trowulan, ditunjukkan pada diagram berikut:

4. Layout yang dimaksud disini adalah tatanan item dan konten yang ditempatkan pada posisi tertentu untuk membentuk suatu desain yang sesuai dengan keyword dan bersifat user-friendly. Untuk layout utama pada media interaktif ini akan didominasi oleh peta, mengingat wilayah Trowulan yang luas dan banyaknya lokasi cagar wisata di dalamnya. Sedangkan untuk layout konten akan ditata sebuah kertas kuno sebagai tampilan utama. Berikut merupakan sketsa layout yang akan digunakan pada media interaktif ini:

[image:34.595.46.547.156.702.2]

Gambar 3.6 Alur rancangan aplikasi

Gambar 3.7 Sketsa layout

STIKOM

(35)

3.4 Tahap Publikasi

Tahap publikasi merupakan tahap perancangan kemasan atau packaging yang digunakan sebagai sarana promosi suatu karya. Desain dan konten harus memberikan informasi yang jelas tentang apa saja kandungan yang terdapat pada media interaktif, serta dapat membuat konsumen penasaran tentang isi media tersebut, sehingga media interaktif yang diproduksi bisa dikenal, menarik minat konsumen dan diterima oleh masyarakat luas. Tahap publikasi pada media interaktif ini meliputi perancangan poster, cover box CD, dan cover cakram CD. 1. Poster.

a. Konsep desain dan warna yang digunakan, disesuaikan dengan keyword classic, yang bersifat tua, kuno, dan nostalgic. Background yang

digunakan bertekstur kertas kuno, ditambah dengan tambahan efek vignette untuk memfokuskan audience pada konten di tengah dan untuk

menimbulkan kesan klasik. Penempatan situs cagar budaya seperti candi wringin lawing, candi brahu, pendopo agung, dibuat berjajar melingkar, bertempat pada satu lingkaran untuk menimbulkan kesan bahwa terdapat banyak cagar wisata di daerah Trowulan, namun tetap dalam satu kesatuan utuh, dan juga untuk mewakili isi dari media interaktif ini. serta ditambahkan tulisan judul dan logo-logo pendukung yang kesemuanya bernuansakan klasik. Sketsa poster dapat dilihat pada gambar berikut:

STIKOM

(36)

Gambar 3.8 Sketsa poster 2. Cover box CD.

a. Konsep desain cover box CD bagian depan, hampir sama dengan konsep pada desain poster. Konsep desain cover box CD bagian belakang lebih menunjukkan lokasi-lokasi wisata cagar budaya Trowulan. Sketsa cover box dapat dilihat pada gambar berikut:

STIKOM

(37)

Gambar 3.9 Sketsa cover box 3. Cover cakram CD

[image:37.595.39.550.115.724.2]

Desain pada cover cakram CD hamper sama dengan desain pada cover box bagian depan, hanya saja ada pemotongan atau cropping pada bagian-bagian tertentu karena layout CD berbentuk lingkaran. Sketsa cover cakram CD dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 3.10 Sketsa cover cakram CD

STIKOM

(38)

33

BAB IV

IMPLEMENTASI KARYA

Pada Bab IV laporan tugas akhir ini menjelaskan tentang proses dan latar belakang pembuatan desain serta implementasi CD Interaktif ini. Desain yang diterapkan dirancang dengan berdasarkan keyword dan analisa warna yang telah dilakukan sebelumnya pada Bab III. Keyword yang digunakan adalah Classic.

Pendekatan warna yang digunakan dalam CD interaktif ini adalah menggunakan warna yang tergolong dalam warna classic, yang dapat diartikan tua, kuno, elegan, dan sederhana.

Adapun tahapan-tahapan dalam pembuatan website ini, meliputi implementasi desain, tipografi, audio, video dan implementasi sistem.

Gambar 4.1 Gambar chart diagram warna Kobayashi berdasarkan keyword

STIKOM

(39)

4.1 Tipografi

Jenis huruf yang dominan digunakan pada karya tugas akhir ini adalah huruf bernama JSL Ancient dan JSL Ancient Italic, yang diperoleh dari situs fonts2u.com. Jenis huruf ini menyerupai sebuah tulisan yang dihasilkan oleh

mesin ketik tua dengan tingkat readibilitas / keterbacaan yang masih jelas. Kedua jenis huruf tersebut juga bersifat kuno dan berdasarkan pada keyword yaitu classic. Kedua huruf tersebut juga mempunyai lisensi free for commercial use

yang artinya dapat secara bebas digunakan untuk kepentingan biasa maupun komersil.

4.2 Implementasi Desain

Pada Sub bab implementasi desain ini berisi mengenai latar belakang pembuatan desain yang diterapkan dalam CD interaktif Wisata Cagar Budaya Trowulan. Desain yang dihasilkan dibuat sesuai dengan keyword dan analisa warna yang teah dilakukan sebelumnya. Sehingga, desain yang dihasilkan sesuai dengan target audien, serta dapat membawa audien kepada suasana yang diinginkan. Implementasi desain ini meliputi desain video intro, dan layout media interaktif ini.

Gambar 4.2 Jenis huruf JSL Ancient Normal dan JSL Ancient Italic

STIKOM

(40)

4.2.1 Desain Video Intro

Desain video diawali dengan tampilan sebuah dinding yang terbuat dari batu bata, hal ini untuk memberikan kesan lampau atau klasik, lalu diikuti dengan hancurnya dinding itu dan munculnya logo kabupaten Mojokerto, karena lokasi Trowulan bertempat di kabupaten Mojokerto. Video dilanjutkan dengan zooming logo, lalu diakhiri dengan efek fade-out sebagai transisi untuk melanjutkan ke konten utama media interaktif. Pada pjok kanan bawah juga disertakan Berikut merupakan screenshot atau cuplikan dari video intro media interaktif ini.

4.2.2 Desain Layout Menu Utama

Secara umum desain layout atau tatanan item-item pada media interaktif ini dibuat sederhana agar bersifat user-friendly atau mudah dikenali dan mudah digunakan oleh pengguna media interaktif ini. Pada tampilan utama didominasi oleh latar bergambar peta wilayah Trowulan disertai dengan ikon-ikon lokasi wisata yang mewakili lokasi wisata cagar budaya yang ada di Trowulan itu sendiri. Pada pojok kiri atas terdapat sebuah lampu minyak dengan nyala yang redup, agar menambah kesan kuno dan klasik.

Gambar 4.3 Desain video intro

STIKOM

(41)

Pada bagian utama media interaktif ini, jika mouse diarahkan pada salah satu ikon lokasi wisata yang terdapat pada peta, maka akan muncul animasi berupa gambar yang akan mengikuti pergerakan mouse jika diarahkan ke lokasi wisata lain, gambar yang ditampilkan pun akan menyesuaikan dengan ikon lokasi wisata tersebut, misal jika mouse diarahkan pada ikon museum, maka gambar yang muncul adalah museum, dan seterusnya.

Untuk pilihan menu dan button atau tombol, disajikan dalam bentuk ikon-ikon, diantaranya adalah:

1. Ikon tempat lokasi wisata: Ikon ini mewakili lokasi wisata yang bertempat pada titik tersebut, dan jika di klik akan menuju ke konten selanjutnya, yang berisi informasi tentang lokasi tersebut. Misalnya, ikon candi wringin

Gambar 4.4 Desain layout menu utama

STIKOM

(42)

lawing jika di klik maka akan menuju ke konten mengenai candi wringin lawing, ikon kolam segaran jika di klik maka akan menuju ke konten mengenai kolam segaran, dst. Ikon-ikon ini dianimasikan bergerak-gerak agar menjadi pusat perhatian bagi audience untuk mengklik ikon tersebut. 2. Lampu minyak: selain sebagai pelengkap suasana, jika lampu ini di klik

maka akan muncul animasi fade-out yang diakhiri dengan keluarnya aplikasi.

3. Batu bata: pada pojok kiri bawah terdapat animasi bergerak ikon batu bata dengan tanda tanya. Ikon ini sengaja dianimasikan gerakan dan scalingnya agar menjadi pusat perhatian bagi audience untuk mengklik ikon ini, dan jika ikon ini di klik maka akan muncul menu bantuan yang dianimasikan, yang isinya merupakan kumpulan ikon-ikon yang terdapat pada CD interaktif ini, yang menjelaskan tentang fungsi ikon-ikon tersebut.

4.2.3 Desain layout Konten

Desain layout konten ini akan muncul di saat salah satu ikon lokasi wisata yang ada pada tampilan utama di klik. Pada tampilan awal bagian konten ini, akan diawali dengan munculnya animasi transisi yang berupa gulungan kertas kuno, yang diikuti dengan munculnya animasi titel lokasi wisata di bagian tengah atas. Tampilan pada konten ini berlatar lokasi wisata pada konten ini sendiri, dengan bergayakan kuno, ditambah dengan selembar kertas kuno di tengah-tengah halaman sebagai tempat munculnya informasi, gambar, ataupun video yang akan

STIKOM

(43)

disajikan, dan beberapa ikon ataupun button lain di bawah kertas kuno tersebut. Item-item ataupun button yang ada pada konten ini diantaranya adalah:

1. Ikon batu prasasti: merupakan ikon informasi lokasi wisata. Jika ikon ini di klik, maka akan muncul informasi mengenai lokasi wisata pada konten tersebut.

2. Ikon foto: merupakan ikon kumpulan gambar lokasi wisata. Jika ikon ini di-klik maka, akan muncul kumpulan foto-foto tentang lokasi wisata pada konten tersebut, sebagai tambahan, akan muncul dua buah batu sebagai tombol next dan previous, untuk berpindah dari foto satu ke foto selanjutnya, ataupun foto sebelumnya.

3. Ikon batu dengan tombol play: merupakan ikon video lokasi wisata. Jika ikon ini diklik, maka akan muncul video tentang lokasi wisata konten tersebut yang telah di embed dengan video player yang berasal dari program flash sendiri.

4. Ikon peta: merupakan ikon kembali. Jika ikon ini di klik, maka pengguna akan kembali ke tampilan utama, untuk dapat memilih konten selanjutnya.

STIKOM

(44)

4.3 Audio

Musik latar yang digunakan pada media interaktif ini bertemakan instrumental jawa, dengan nada dan irama yang menimbulkan kesan dan suasana kuno, historis, dan klasik, yang sangat sesuai dengan tema dan keyword media interaktif ini.

4.4 Video

Pada media interaktif ini, terdapat video-video yang berisikan lokasi-lokasi wisata cagar budaya di Trowulan dan dapat dijumpai pada konten video. Video telah digabungkan dengan video player yang berasal dari flash, yang mempunyai tombol play, stop, pause, seek, volume, previous dan fast forward. Isi/konten pada video ini hanyalah sebuah overview lokasi wisata yang diambil dari beberapa angle, dan ditambah dengan subtitle yang menjelaskan secara ringkas tentang

Gambar 4.5 Desain layout konten

STIKOM

(45)

konten video tersebut. Sesuai dengan tema dan keyword klasik, video-video yang terdapat pada media interaktif ini disajikan dengan tampilan klasik, hal ini ditandai dengan pengubahan warna atau color grading yang dilakukan saat proses pengeditan video menjadi warna-warna klasik seperti coklat muda dan coklat tua.

4.5 Teknik

Teknik yang paling utama yang digunakan dalam pembuatan media interaktif ini adalah teknik load movie. Teknik ini merupakan teknik yang menggunakan action script 2.0 ataupun 3.0, yang berfungsi untuk “memanggil” atau meload konten swf eksternal. Penulisan script untuk teknik ini adalah: loadMovieNum (“direktori/nama file.swf”, depth);.

Pada media interaktif ini diawali dengan efek video intro yang diakhiri dengan penulisan actionscript load movie pada akhir timelinenya yang bertuliskan loadMovieNum (“indeks.swf”,0) yang artinya, saat user mencapai frame dengan

script tersebut, maka secara otomatis media interaktif ini akan meload file eksternal swf dengan nama “indeks.swf”, dengan depth 0, yang berarti file indeks

akan di load pada bagian terbawah.

Gambar 4.6 Perbandingan video sebelum dan sesudah pengeditan

STIKOM

(46)

Dilanjutkan dengan file “intro.swf” yang disisipkan script load movie untuk meload file “main.swf” dengan depth 1, yang kurang lebih dilakukan dengan cara yang sama seperti sebelumnya, dan teknik ini terus dan selalu digunakan sampai akhir program.

4.6 Implementasi Sitem

Tahap implementasi sistem dalam pembuatan media interaktif ini bertujuan untuk mengkaji rangkaian sistem yang terkandung dalam media interaktif, baik software yang digunakan hingga spesifikasi hardware yang harus dipenuhi.

Tujuan kedua adalah untuk melakukan ujicoba mengenai perangkat lunak sistem (software) maupun perangkat keras (hardware) sebagai sarana media yang digunakan untuk mengolah atau menjalankan media interaktif yang telah diproduksi.

Gambar 4.7 Tampilan script load movie

STIKOM

(47)

4.6.1 Kebutuhan Komputer Minimal

Perkembangan teknologi khususnya di bidang komputer sangatlah cepat, pengguna komputer pun beralih pada komputer dengan spesifikasi baru. Namun masih banyak juga pengguna komputer saat ini yang masih menggunakan komputer dengan spesifikasi lama. Berdasarkan hasil ujicoba pada media interaktif yang telah diproduksi, diperoleh data bahwa sistem komputer yang harus dipenuhi untuk dapat menjalankan media interaktif ini dengan lancar adalah komputer yang minimal memenuhi kebutuhan sistem sebagai berikut:

1. CPU Intel Dual Core / AMD Athlon 2. Memory 512 MB

3. CD-Rom Drive

4. Sistem Operasi Mac OS atau Windows XP 5. Adobe Flash Player 9.0

6. Monitor SVGA dengan resolusi 1024x768

4.6.2 Action Script

Pembuatan media Interaktif ini menerapkan bahasa pemrograman action script 2.0 pada tombol-tombol button dan pada layer-layer tertentu sebagai

perintah animasi. Beberapa rumus action script 2.0 yang digunakan pada media interaktif ini diantaranya adalah:

1. Menampilkan media dengan kondisi layar penuh, digunakan pada layer: onEnterFrame {fscommand (“fullscreen”, true);}

STIKOM

(48)

2. Menghentikan pada frame tertentu, dapat digunakan pada button dan layer: stop();

3. Untuk berpindah ke frame tertentu, digunakan pada button: 4. on (release){gotoAndPlay(//nomor frame yang akan dituju);}

5. Untuk melakukan perintah keluar dari program, digunakan pada button: on (release){fscommand(“quit”,true);}

6. Untuk memuat eksternal file berekstensi swf: loadMovieNum (“tempat file”, depth);

4.7 Publikasi

Publikasi yang dimaksudkan pada sub bab ini adalah implementasi atau hasil akhir desain dari poster, cover box CD, dan cover cakram CD media interaktif Wisata Cagar Budaya Trowulan. Untuk poster, konsep desain dan warna yang digunakan, disesuaikan dengan keyword classic, yang bersifat tua, kuno, dan nostalgic. Background yang digunakan bertekstur kertas kuno, ditambah dengan

tambahan efek vignette untuk memfokuskan audience pada konten di tengah dan untuk menimbulkan kesan klasik. Penempatan situs cagar budaya seperti candi wringin lawing, candi brahu, pendopo agung, dibuat berjajar melingkar, bertempat pada satu lingkaran, yang mempunyai pusat logo kabupaten Mojokerto. Hal tersebut untuk menimbulkan kesan bahwa terdapat banyak cagar wisata di daerah Trowulan, namun tetap dalam satu kesatuan yang utuh, dan juga untuk mewakili isi dari media interaktif ini. serta ditambahkan tulisan judul dan logo-logo pendukung yang kesemuanya bernuansakan klasik. Sedangkan untuk konsep

STIKOM

(49)

desain cover box CD dan cover cakram CD, hampir mempunyai gaya desain yang sama dengan poster, hanya ada sedikit penambahan dan perubahan ukuran untuk menyesuaikan dengan konten. Gambar desain poster, cover box CD, dan cover cakram CD media interaktif wisata cagar budaya trowulan ini dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 4.8 Poster media Interaktif Wisata Cagar Budaya Trowulan

STIKOM

(50)
[image:50.595.43.541.130.689.2]

Gambar 4.9 Cover box CD Interaktif Wisata Cagar Budaya Trowulan

Gambar 4.10 Cover cakram CD Interaktif Wisata Cagar Budaya Trowulan

STIKOM

(51)

46

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan perancangan, analisa, implementasi, dan evaluasi, kesimpulan yang dapat ditarik dari tugas akhir pembuatan media interaktif wisata cagar budaya Trowulan dengan teknik loadmovie adalah:

1. Untuk membuat media interaktif lokasi wisata peninggalan bersejarah di Trowulan sebagai cagar budaya, diperlukan konten yang memuat tentang sejarah lokasi tersebut dan diperlukan informasi mendukung yang berupa keterangan, gambar, dan juga video.

2. Untuk membuat media interaktif dengan teknik loadmovie, diperlukan file-file pendukung berupa file-file yang berekstensi *.swf, yang tersusun dan terorganisir dalam folder-folder agar lebih mudah dalam memanajemen file-file tersebut.

5.2 Saran-saran

Beberapa saran yang dapat dijadikan masukan sebagai pengembangan dalam penelitian yang akan datang, diantaranya adalah:

1. Dalam pembuatan program dengan menggunakan teknik loadmovie, penataan

folder yang berisikan konten untuk “dipanggil” harus diperhatikan, agar lebih

mudah dalam pemrosesan konten tersebut.

STIKOM

(52)

2. Pemback-upan data harus selalu dilakukan, yaitu dengan cara mengkopi data-data ke dalam media penyimpanan portable seperti harddisk eksternal ataupun flashdisk, guna mengantisipasi rusak atau hilangnya data.

3. Dalam membuat program dengan menggunakan program Flash, fitur auto-save hendaknya selalu diaktifkan, untuk mengantisipasi adanya hal-hal yang

tidak diinginkan seperti listrik padam, komputer hanged, dsb.

4. Dalam pengambilan data di lapangan, relasi yang baik dengan masyarakat sekitar harus dibangun demi mempermudah proses pengambilan data.

5. Media interaktif ini mempunyai potensi untuk dapat dikembangkan dan dioptimalkan pada OS (Operating System) Android.

STIKOM

(53)

48

DAFTAR PUSTAKA

Adityawan S, Arief dan Tim Litbang Concept. 2010. Tinjauan Desain Grafis. Jakarta: PT Concept Media.

Arsad, Arfial. 1984. Nirmana Dwimatra (Desain Dasar Dwimatra). Yogyakarta: Penerbit Andi.

Azhar, Arsyad. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers

Ery Baswendoro, Dias. 2012. Mengenal Warna dan Maknanya. http://residena.com/artikel/2012/31/mengenal-warna-dan-maknanya.

Diakses Januari 2013.

Fadly, Arief. 2011. Pemanfaatan Media CD Interaktif Terhadap Hasil Belajar. http://www.techforedu.org/2011/09/pemanfaatan-media-cd-interaktif.html. Diakses Maret 2012.

Fandeli, Chafid. 2000. Pengusahaan Ekowisata. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Heinich, R, dkk. 1993. Instructional Media and New Technology of Instruction. New York: Mcmillan Publishing.

Hidayatullah, Priyanto. 2008. Making Educational Animation using Flash. Bandung: Penerbit Informatika.

Ismayanti. 2011. Pengantar Pariwisata. Jakarta: Grasindo.

Jarot. 2009. Buku Pintar Menguasai Multimedia. Jakarta: Mediakita.

Khoiron, Roni. 2011. Trowulan: The Center of Majapahit Masterpiece. http://jejakwisata.com/your-destination/destination-and-attraction/137-trowulan-the-center-of-majapahit-masterpiece.html. Diakses Oktober 2011.

Mayer, Richard E. 2001. Multimedia Learning. New York: Cambridge University Press.

STIKOM

(54)

Maroebeni. 2008. Perkembangan Multimedia dan CD Interaktif. https://maroebeni.wordpress.com/2008/11/05/perkembangan-multimedia-dan-cd-interaktif/. Diakses Maret 2012.

Mursyid, M. 2011. Menggunakan Actionscript Loadmovie Level dan Loadmovie Target pada Flash. http://mmursyidpw.com/tik/menggunakan-actionscript-loadmovie-level-dan-loadmovie-target-pada-flash/. Diakses Oktober 2011.

Nugroho, Eko. 2008. Pengenalan Teori Warna. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Pendit, Nyoman S. 1999. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: PT.

Pradnya Paramita.

Rubberduck. loadMovieNum. http://warungflash.com/2009/08/loadmovienum/. Diakses Oktober 2011.

Sinai, Arthur. 2010. Tipografi, arti dan fungsinya. http://helliumworks.blogspot.com/2010/12/tipografi-arti-dan-fungsinya.html Diakses Januari 2013.

Suyanto, M. 2003. Multimedia alat untuk meningkatkan keunggulan bersaing. Yogyakarta: Penerbit Andi.

The Deathstar. 2008. Penerapan Action Script dalam Flash. http://starsaver.wordpress.com/2008/04/11/penerapan-actionscript-dalam-flash/. Diakses Oktober 2011.

Wahana komputer. 2010. Panduan Praktis Adobe Flash CS4 untuk Pembuatan Animasi Interaktif. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Wibawanto, Wandah. 2013. Interactive Multi Media. http://www.wandah.org/interactive-multi-media.php/. Diakses Januari 2013.

STIKOM

Gambar

Gambar 3.1 Diagram alur metode perancangan berdasarkan SDLC
Gambar 3.7 Sketsa layout
Gambar 3.10 Sketsa cover cakram CD
Gambar 4.10 Cover cakram CD Interaktif Wisata Cagar Budaya Trowulan

Referensi

Dokumen terkait

Banyak kebijakan pangan yang justru paradok dengan kebijakan diversifikasi konsumsi pangan, seperti adanya kebijakan raskin, kebijakan produksi beras yang dominan dan

Pada hari Senin, 27 Februari 2017 pukul 11.15 WIB peneliti menuju ke lokasi penelitian yang ke dua yaitu MI Al-Ifadah Kaliwungu Ngunut Tulungagung. Peneliti

relatif lama, akibat yang ditimbulkan dari pencemaran lingkungan hidup juga tidak dapat dirasakan secara langsung sehingga korban seringkali tidak merasa menjadi korban

Pada Gambar 6a menunjukkan bahwa dalam simulasi ETAP nilai tegangan disisi sumber dari penyulang Cengkong Abang setelah dilakukan rekonfigurasi dengan penyulang

menginginkan bilangan acak dalam jumlah yang banyak, maka nilai m hendaknya sebesar 2 b dengan b adalah jumlah bit pada komputer yang akan digunakan...

Riset ini bertujuan untuk menguji tingkat pengungkapan wajib dalam laporan keuangan pemerintah daerah dengan faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu legislatif size,

Pada website ini disediakan sebuah aplikasi pendaftaran peserta kerja praktek berbasis web yang dapat membantu bagi para mahasiswa yang ingin mendaftarkan diri

Review yang dilakukan oleh Jenkin (2001) terhadap penelitian- penelitian yang dilakukan di Eropa menunjukkan bahwa penelitian tentang guru, siswa, buku