SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
TERJADINYA PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK
(
AUDITOR SWITCHING
) PADA PERUSAHAAN MAKANAN
DAN MINUMAN(
FOOD AND BEVERAGES
) YANG
TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA
OLEH
PRIMA SURANTA SEMBIRING 080503108
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
i
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya
bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Terjadinya Pergantian Kantor Akuntan Publik (Auditor Switching) Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman(Food And Beverages) Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban
akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga,
dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau
dituliskan sumbernya dengan jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika
penulisan ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam
skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, Februari 2015
NIM. 080503108
ii
ABSTRAK
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA
PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK (AUDITOR SWITCHING)
PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN(FOOD AND
BEVERAGES) YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menguji pengaruh persentase perubahan return on asset (ROA),ukuran kantor akuntan publik (auditor size),dan opini audit yang dikeluarkanterhadap pergantian kantor akuntan publik (auditor switching)pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009 hingga 2011.
Populasi penelitian ini sebanyak 19 perusahaan makanan dan minuman. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling, sehingga diperoleh 15 perusahaan sampel untuk 3 tahun pengamatan (2009 - 2011) dengan 45 unit analisis. Data penelitian diperoleh dari laporan keuangan yang telah diaudit, laporan auditor independen, dan laporan tahunan dari
perusahaan sampel yang diunduh dari website BEI yait
analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial dengan metode regresi logistik.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persentase perubahan return on asset (ROA),ukuran kantor akuntan publik (auditor size),dan opini audit yang dikeluarkan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pergantian kantor akuntan publik (auditor switching)
iii
ABSTRACT
THE ANALYSIS OF FACTORS THATAFFECTING AUDITORS SWITCHING AT FOOD AND BEVERAGES COMPANYLISTEDIN INDONESIA STOCK
EXCHANGE
The goals of this research is to analyze and to examine the influence of retun on assets (ROA)’s change Percentage,auditor size,and auditor opinion to the auditor switching at food and beverages company listed on Indonesia Stock Exchange between 2009 to 2011.
The population of this research are 19 manufacture companies. Sampling method that used in this research is purposive sampling, so obtained 15 company samples for 3 years (2009-2011) with 45 analysis units by accessing the financial statement of auditee, independent audit report, and annual report on website www.idx.co.id. Analysis data technique that is used in this research is descriptive statistics analysis and inferencial statistics analysis with logistic regression method.
The results of this research indicate that retun on assets (ROA)’s change Percentage,auditor size,and auditor opinion don’t have significant influence to to the auditor switching at food and beverages company listed on Indonesia Stock Exchange.
iv KATA PENGANTAR
Segala puji hormat dan syukur kepada Allah Bapa, Tuhan Kristus, dan Roh
Kudus yang telah memberikan kemampuan kepada peneliti untuk dapat
menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih Yesus Kristus untuk setiap
penyertaan-Mu dan kasih-penyertaan-Mu untuk setiap detail pengerjaan skripsi ini
Skripsi ini berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Pergantian Kantor Akuntan Publik (Auditor Switching) Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman(Food And Beverages) Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia” disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
Utara.
Selama penulisan skripsi ini, peneliti telah banyak menerima bimbingan,
saran, motivasi serta dukungan doa dari berbagai pihak. Maka dari itu,pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak,
yaitu :
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ak, CA selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, S.E, MAFIS, Ak, CPA selaku Ketua
Departemen Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM, Ak. selaku
Sekretaris Departemen Akuntansi.
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi S1
Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak. selaku Sekretaris Program
Studi S1 Akuntansi.
4. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, S.E, MAFIS, Ak, CPAselaku Dosen
Pembimbing yang telah memberikan perhatian dan waktunya untuk
membimbingdan mengarahkan peneliti dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Bapak Drs. Syamsul Bahri TRB, MM selaku Dosen Pembaca yang telah
v 6. Orangtua Peneliti yang terkasih, alm.Sopan Sembiringdan Rosmita br Surbakti,
kakak sayaNia Pulina Ita br Sembiring dan Salsalina Noverimta br
Sembiring,kalian inspirasi terbesar ku. Untuk teman-teman saya Rio, Angga,
Lita, Henry, Rizky, Adrian, Ema, Andrea, Kak Theresia, Bang Elvis, Samuel,
Bansus, Andre, Yudhis, Jefri, Kristina, Moia, Artina, Rani, Ludrio, Imanuel
terima kasih buat motivasi dan dukungannya. Juga teman-teman seperjuangan
Tamam, Frederina, Marwan, Kak Sarah, Putri, Anastasya, Razi, Andi, Oliv
kalian luar biasa!. Dan teman teman CC(Campus Concern) serta orang orang
yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu yang telah menjadi motivator
dan pendoa sehingga penulis dapat menyelesaikan pengerjaan skripsi ini.
Akhir kata, peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki
ketidaksempurnaan, untuk itu peneliti sangat mengharapkan masukan dan saran
untuk kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita
semua. Terima kasih.
Medan, Februari 2015
NIM. 080503108
vi
2.1.3. Peraturan Pemerintah Indonesia Mengenai Rotasi Wajib Auditor 13 2.1.4. Auditor Switching... 14
2.1.5. Opini Audit(Audit Opinion)... 16
2.1.6. Persentase Perubahan ROA(Return on Asset) ... 19
2.1.7 Ukuran KAP(Auditor Size) ... 21
2.2. Penelitian Terdahulu ... 24
vii
2.4. Hipotesis Penelitian ... 29
2.4.1 Pengaruh Persentase Perubahan Return On Asset (ROA) Terhadap Pergantian Kantor Akuntan Publik(Auditor Switching)... 29
2.4.2 Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) terhadap Pergantian Kantor Akuntan Publik(Auditor Switching)... 30
2.4.3 Pengaruh Opini Audit terhadap terhadap Pergantian Kantor Akuntan Publik (Auditor Switching)... 31
BAB IIIMETODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ... 33
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 33
3.3. Jenis Data dan Sumber Data ... 35
3.4. Metode Pengumpulan Data ... 36
3.5. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian ... 36
3.5.1. Variabel Bebas (Independent Variable) ... 36
3.5.1.1. variabel Opini Audit ... 36
3.5.1.2. variabel Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) ... 37
3.5.1.3. Variabel Persentase Perubahan Return On Asset(ROA) . 38 3.5.2. Variabel Terikat (Dependent Variabel) ... 38
3.6. Metode Analisis Data ... 39
3.6.1. Statistik Deskriptif ... 40
3.6.2. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 40
3.6.2.1. Uji Multikolinearitas... 40
3.6.2.2. Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit) ... 41
3.6.2.3. Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square) ... 41
3.6.2.4.Menguji Kelayakan Model Regresi ... 42
viii BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskriptif Penelitian... 44
4.2. Analisis Hasil Penelitian ... 44
4.2.1.Statistik Deskriptif ... 44
4.2.2.Pengujian Model ... 48
4.2.2.1. Hasil Uji Multikolinearitas ... 48
4.2.2.2. Menguji kelayakan Model Regresi (Goodness of Fit) .... 49
4.2.2.3.Menguji Model Keseluruhan Model (Overall Fit Model) ... 51
4.2.2.4.Uji Koefisien Determinasi... 54
4.2.3. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 55
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian ... 57
4.3.1. Pengaruh PersentasePerubahan ROA Terhadap Pergantian Kantor Akuntan Publik ... 57
4.3.2. PengaruhUkuran Kantor Akuntan Publik Terhadap Pergantian Kantor Akuntan Publik ... 58
4.3.3. Pengaruh Opini AuditTerhadap Pergantian Kantor Akuntan Publik ... 60
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 61
5.2. Keterbatasan ... 62
5.3. Saran ... 62
ix DAFTAR TABEL
No. Tabel Halaman
Tabel 2.1 Ringkasan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan
AuditorSwitching...
27
Tabel 3.1 Daftar Populasi dan Perusahaan Sampel ... 35
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Variabel-Variabel Penelitian... 45
Tabel 4.2 Statistik Frekuensi Variabel Penelitian
... 46
Tabel 4.3 Statistik Frekuensi Variabel Auditor Switching
... 46
Tabel 4.4 Statistik Frekuensi Variabel Opini Audit
... 47
Tabel 4.5 Statistik Frekuensi Variabel Ukuran Kantor Akuntan Publik
... 48
Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinearitas
... 49
Tabel 4.7 Hasil UjiHosmer and Lemeshow Goodness of fit
... 50
Tabel 4.8 Hasil Uji Overall Fit Model -2 LogLikelihood Awal
... 51
Tabel 4.9Hasil Uji Overall Fit Model -2 LogLikelihood Akhir
... 52
Tabel 4.10Hasil Uji Koefesien Determinasi... 55
x DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Halaman
xi DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Halaman
Lampiran 1 Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria ... 67
Lampiran 2 Sampel Penelitian ... 68
Lampiran 3 Data Sampel Perusahaan ... 69
ii
ABSTRAK
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA
PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK (AUDITOR SWITCHING)
PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN(FOOD AND
BEVERAGES) YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menguji pengaruh persentase perubahan return on asset (ROA),ukuran kantor akuntan publik (auditor size),dan opini audit yang dikeluarkanterhadap pergantian kantor akuntan publik (auditor switching)pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009 hingga 2011.
Populasi penelitian ini sebanyak 19 perusahaan makanan dan minuman. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling, sehingga diperoleh 15 perusahaan sampel untuk 3 tahun pengamatan (2009 - 2011) dengan 45 unit analisis. Data penelitian diperoleh dari laporan keuangan yang telah diaudit, laporan auditor independen, dan laporan tahunan dari
perusahaan sampel yang diunduh dari website BEI yait
analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial dengan metode regresi logistik.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persentase perubahan return on asset (ROA),ukuran kantor akuntan publik (auditor size),dan opini audit yang dikeluarkan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pergantian kantor akuntan publik (auditor switching)
iii
ABSTRACT
THE ANALYSIS OF FACTORS THATAFFECTING AUDITORS SWITCHING AT FOOD AND BEVERAGES COMPANYLISTEDIN INDONESIA STOCK
EXCHANGE
The goals of this research is to analyze and to examine the influence of retun on assets (ROA)’s change Percentage,auditor size,and auditor opinion to the auditor switching at food and beverages company listed on Indonesia Stock Exchange between 2009 to 2011.
The population of this research are 19 manufacture companies. Sampling method that used in this research is purposive sampling, so obtained 15 company samples for 3 years (2009-2011) with 45 analysis units by accessing the financial statement of auditee, independent audit report, and annual report on website www.idx.co.id. Analysis data technique that is used in this research is descriptive statistics analysis and inferencial statistics analysis with logistic regression method.
The results of this research indicate that retun on assets (ROA)’s change Percentage,auditor size,and auditor opinion don’t have significant influence to to the auditor switching at food and beverages company listed on Indonesia Stock Exchange.
1 BAB I
PENDAHULUAN
Di bagian pendahuluan akan dijelaskan aspek penelitian yang terdiri dari
latarbelakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan
penelitian.Masing-masing penjelasan adalah sebagai berikut:
1.1 Latar Belakang Masalah
Profesi akuntan timbul dan berkembang seturut dengan majunya
perusahaan-perusahaan yang ada pada umumnya.Seiring dengan perkembangan
perusahaan tersebut, maka perusahaan akan menginginkan laporan keuangan
yang wajar.Laporan keuangan adalah suatu media utama yang dapat digunakan
mengkomunikasikan informasi keuangan kepada entitas diluar
perusahaan.Laporan keuangan yang dapat diandalkan merupakan hal yang
dibutuhkan oleh perusahaan dan stakeholder karena merupakan salah satu
pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
Laporan keuangan yang disusun oleh pihak manajemen sendiri berpotensi
dipengaruhi oleh kepentingan kepentingan pribadi.Sementara pihak eksternal
perusahaan yang menggunakan laporan keuangan sebagai sumber informasi
perusahaan berkepentingan untuk memperoleh laporan keuangan yang dapat
dipercayai.Karenanya dibutuhkan profesi akuntan publik sebagai profesi yang
2 dianggap sebagai pihak yang tidak terikat kepentingan pada pihak manajemen
atau pun stake holder sehingga dianggap mampu bertindak sebagai jembatan
antara kedua pihak. Tugas seorang akuntan publik sebagai pihak yang
independen yang akan memberikan penilaian terhadap kewajaran laporan
keuangan yang disajikan oleh manajemen perusahaan.Independensi merupakan
kunci utamabagi profesi akuntan publik. Independensi ini mutlak harus ada pada
diri auditorketika ia menjalankan tugas pengauditan yang mengharuskan ia
memberi penilaian ataskewajaran laporan keuangan kliennya.
Sikap independensi bermakna bahwa auditortidak mudah dipengaruhi,
sehingga auditor akan melaporkan apa yang ditemukannyaselama proses
pelaksanaan audit. Menurut Arens et al (2008:133)menyatakan bahwa
independensi akuntan publik mencakup dua aspek, yaitu:(1)independence in fact, dan (2) independence in appearance. Independence in factberarti Kemampuan auditor untuk mengambil sudut pandang yang tidak bias dalam pelaksanaan jasa profesional.Sedangkanindependence in appearance berarti kemampuan auditor untuk mempertahankan sudut pandang yang tidak bias dimata orang lain.
Perusahaan pada umumnya menginginkan opini dari auditor yang
menguntungkan pihak perusahaan karena stakeholder akan mengambil
keputusaan yang berdasar pada laporan keuangan yang telah diaudit dan
diberikan opini oleh auditor.Teoh(1992:1) mengatakan “Perusahaan yang
berjalan dengan baik tentunya menginginkan auditor memberikan opini Wajar
Tanpa Pengecualian atas laporan keuangannya”.Teoh(1992:2) juga mengatakan
3 Perusahaan yang sedang berkembang akan cenderung beralih dariKantor
Akuntan Publik yang lebih prestisius/memiliki nama besar. Peralihan ini
cenderung diakibatkan karena stakeholder lebih menyukai perusahaan yang
diaudit oleh Kantor Akuntan Publikyang memiliki nama besar karena laporan
keuangan yang diaudit oleh Kantor Akuntan Publikyang prestisius dianggap
lebih reliable dalam mengambil keputusan.
Agar perusahaan klien dapat menghasilkan laporan keuangan yang
berkualitasserta untuk menjaga independensinya maka harus dilakukan rotasi
auditor. Adanyaperaturan di Indonesia yang mengatur tentang rotasi auditor
yang dituangkan dalamPeraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
17/PMK.01/2008 pasal 3,mengharuskan perusahaan mengganti auditornya
secara mandatory untuk mengurangiterjadinya penurunan independensi dan
kualitas audit terkait dengan pelaporankeuangan perusahaan.
Adanya kewajiban rotasi auditor tersebut menimbulkan perilaku
perusahaanuntuk melakukan penggantian Kantor Akuntan Publik.Perusahaan dalam melakukan penggantian Kantor Akuntan Publiksecara voluntary dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu penggantianmanajemen, opini
audit, kesulitan keuangan perusahaan, ukuran Kantor Akuntan Publik,
persentaseperubahan ROA, dan ukuran perusahaan klien.
Fenomena mengenai penggantian auditor atau Kantor Akuntan Publik
memang sangat menarik untuk dikaji, hal ini dikarenakan banyak faktor yang
4 auditor atauKantor Akuntan Publik. Faktor-faktor tersebut dapat dipengaruhi
oleh faktor klien maupun faktor yangberasal dari auditor.
Rotasi kantor akuntan publik (penggantian KAP)bisa bersifat mandatory karena peraturan yang mengharuskan tetapi juga bisa secara voluntary.
Perusahaan yang melakukan penggantian Kantor Akuntan Publik secara
voluntaryterkadang disebabkan disebabkan karena Kantor Akuntan Publik yang terdahulu bertindakkonservatif dan tidak sejalan dengan kepentingan
manajemen perusahaan, sehinggaperusahaan melakukan penggantian Kantor
Akuntan Publiksecara voluntary. Penggantian Kantor Akuntan
Publikdisebabkan karena perusahaan ingin mencari Kantor Akuntan Publik
yang dapat memenuhikepentingannya. Terjadinya pergantian Kantor Akuntan
Publikakan mempengaruhi pihak eksternal perusahaan termasuk investor
sehingga perlu diketahui apa faktor faktor yang mempengaruhi terjadinya
pergantian Kantor Akuntan Publik.
Penelitian ini telah pernah dilakukan oleh peneliti peneliti lainnya
sepertiHudaib dan Cooke (2005),Trisnawati dan Wijaya (2009),Prastiwi dan
Wilsya (2009),Sinarwati (2010), Chadeganietal (2011) diIran,Pratitis(2012),
Juliantari dan Rasmini (2013), Suyono et al(2013),Khasanah dan Nahumury (2013), Kistini dan Nahumury (2014), Aprillia (2013).
Penelitian ini mengacu pada penelitian yang telah dilakukan oleh
Trisnawati dan Wijaya (2009), Pratitis (2012),Aprillia (2013),Khasanah dan
Nahumury (2013).Variabel dalam penelitian ini menggunakan sebagian
5 (2009),Pratitis (2012),Aprillia (2013),Khasanah dan Nahumury
(2013).Variabel-variabel yang digunakan ialah persentase perubahan
ROA(return on asset),ukuran Kantor Akuntan Publik (auditor size),dan opini audit(audit opinion).Ada beberapa variabel yang telah diteliti oleh
peneliti-peneliti sebelum nya yang tidak dimasukkan didalam peneliti-penelitian ini. Misalnya
audit fee, hal ini dikarenakan karena di Indonesia data audit fee sulit untuk didapatkan.
Motivasi penelitian ini adalah untuk menguji penelitian dariTrisnawati
dan Wijaya (2009),Pratitis (2012),Aprillia (2013),Khasanah dan Nahumury
(2013) atas faktor-faktor yang mempengaruhi tejadinya pergantian Kantor
Akuntan Publik (KAP) pada perusahaan di Indonesia khususnya pada
perusahaan food & beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia(BEI).
1.2 Rumusan Masalah
Banyak penelitian mengenai auditor switching yang telah dialakukan tetapi memberikan hasil yang berbeda-beda. Misalnya Chadegani et al(2011) yang menemukan bahwa hanya ukuran Kantor Akuntan Publik yang berdampak
signifikan terhadap pergantian Kantor Akuntan Publik.Sedangkan menurut
Juliantari dan Rasmini (2013) menemukan bahwa opini audit(audit opinion)bukanlah hal yang signifikan yang mempengaruhi terjadinya pergantian
Kantor Akuntan Publik (KAP).
Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini mencoba menguji kembali
6 untukmelakukan auditor switching.Berdasarkan pemaparan latar belakang yang telahdikemukakan sebelumnya, penelitian ini akan menguji hubungan opini
audit(audit opinion), persentase perubahanReturn On Asset(ROA), ukuranKantor Akuntan Publik(auditor size) dengan auditor switching.
Perumusan masalah yang akanditeliti diantaranya :
1. Apakah Return on Assets(ROA)berpengaruh terhadap pergantian Kantor Akuntan Publik (auditor switching)pada perusahaan
makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) selama periode 2009-2011?
2. Apakah Ukuran Kantor Akuntan Publik(auditor size) berpengaruh terhadap pergantian Kantor Akuntan Publik(auditor switching)pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) selama periode 2009-2011?
3. Apakah Opini Audit(audit opinion) berpengaruh terhadap pergantian Kantor Akuntan Publik (auditor switching)pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) selama periode 2009-2011?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan penelitian
7
1. Menganalisis dan menguji mengenai pengaruh persentase
perubahan Return On Asset (ROA) terhadap keputusan
perusahaan di Indonesia untuk melakukan auditor switching.
2. Menganalisis dan mengujimengenai pengaruh opini audit(audit
opinion) terhadap keputusan perusahaan di Indonesia untuk
melakukan auditor switching.
3. Menganalisis dan mengujimengenai pengaruh ukuran Kantor
Akuntan Publik (auditor size) terhadap keputusan perusahaan di
Indonesia untuk melakukan auditor switching.
1.3.2 Manfaat penelitian
Dari hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan
manfaat bagi berbagai pihak, antara lain:
1. Bagi Profesi Akuntan Publik
Menjadi bahan informasi untuk profesi akuntan publik tentang
auditor switching yang dilakukan perusahaan.
2. Bagi Regulator
Menjadi salah satu sumber bagi pembuat regulasi yang berkaitan
dengan praktik auditor switchingoleh perusahaan go public.
3. Bagi Akademisi
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan
pandangan dan wawasan terhadap pengembangan mengenai
8
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini dapat dijadikan sumber referensi dan informasi
untuk kemungkinan penelitian yang akan dilakukan selanjutnya
9 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
Pada bagian ini akan menerangkan mengenai adanya landasan teori yang
digunakan untuk penjabaran teori dan argumentasi yang nantinya digunakan
untuk melandasi, memperkuat dan membantu dalam memecahkan masalah
penelitian serta perumusan hipotesis. Adapun landasan teori yang digunakan
dalam penelitian ini adalah teori agensi,teori tentang penggantian Kantor Akuntan
Publik (Auditor Switching). Ditunjang pula oleh undang-undang nomor 5 tahun 2011, peraturan menteri keuangan Republik Indonesia nomor17/PMK.01/2008
tentang “jasa akuntan publik” pasal 3.
2.1.1 Teori Agensi (Agency Theory )
Menurut Jansen dan Meckling (1976:5) mengungkapkan bahwa
hubungan keagenan ialah suatu kontrak di mana satu atau lebih orang (principal) melibatkan orang lain (agent) untuk melakukan beberapa layanan atas nama mereka dan kemudian mendelegasikan sebagian kewenangan pengambilan keputusan kepada agen tersebut.Dimana dalam hal ini pemilik atau shareholder dikatakan sebagai principal dan pihak manajemen disebut sebagai agent.
Disini dapat disimpulkan bahwa para pemilik perusahaan atau
pemegang saham memang menunjuk manajemen yang dimaksudkan untuk
10 Masalah agensi disebabkan oleh adanya perbedaan kepentingan dan
informasi asimetri antara principal dan agent.Di satu pihak shareholders
menginginkan pada hasil keuangan yang bertambah atau investasi mereka
dalam hal ini pendapatan dividen yang besar. Namun di lain pihak,
manajemen menginginkan adanya tambahan kompensasi ataupun bonus
sehingga dapat menambah kepuasan mereka.
Masalah asimetri informasi yang muncul dalam hubungan agensi
dapat juga dikatakan sebagai ketidak lengkapan informasi, yaitu saat tidak
semua kondisi diketahui oleh kedua belah pihak. Untuk mengurangi adanya
asimetri informasi tersebut, ada solusi yang dapat ditempuh yaitu
melakukan perikatan dengan auditor untuk mengevaluasi kinerja manajer
atau memberikan insentif kepada manajer, misalnya saham, agar
kepentingan investor dan manajer bisa sejalan.
Dalam teori agensi,auditor independen berperan sebagai penengah
kedua belah pihak (agent danprinciple) yang berbeda kepentingan. Auditor
independen juga berfungsi untukmengurangi biaya agensi yang timbul dari
perilaku mementingkan diri sendirioleh agen (manajer).Teori agensi
mengasumsikan bahwa semua individu bertindak untukkepentingan mereka
sendiri.Seperti yang telah disebutkan sebelumnya,prinsipal diasumsikan
hanya tertarik pada pengembalian keuangan yang diperoleh dari investasi
mereka di perusahaan tersebut sedangkan agen diasumsikan akan menerima
kepuasan tidak hanya dari kompensasi keuangan tetapi juga dari tambahan
11 melakukan auditor switching karena adanya ketidaksepakatan atas praktik akuntansi tertentu, maka agen akan pindah ke auditor yang dapat bersepakat
dengan agen.
2.1.2 Teori Trade-Off
Teori ini muncul sebagai turunan dari teori agensi.Dimana dikatakan
dalam teori agensi akan ada 2 pihak yang memiliki kepentingan dalam
perusahaan yaitu principal dalam hal ini ialah pemilik perusahaan dan
agency dalam hal ini ialah manajemen.Ketika dua pihak ini memiliki kepentingan masing masing akan timbul biaya monitoring yang muncul
akibat adanya biaya yang timbul untuk mengawasi masing masing
kepentingan baik itu kepentingan pemilik maupun kepentingan
manajer.Masalah agensi dapat terjadi karena free cash flow yaitu kelebihan
kas atas jumlah yang dibutuhkan untuk mendanai investasi yang positif.Hal
isi dikarenakan pihak manajemen yang enggan untuk mengambil
resiko.Keberadaan free cash flow yang terlalu banyak akan mempengaruhi
perilaku manajer sehingga muncul keputusan keputusan yang tidak
mencerminkan kepentingan pemegang saham.Untuk mengatasi hal ini,
digunakanlah utang.Karena utang dapat mengontrol kinerja manajer dan
sebagai ancaman bagi manajer untuk bekerja lebih keras. Timbulnya utang
nantinya akan menimbulkan interest atau bunga.Hal ini akan mempengaruhi
laporan keuangan dimana akan muncul interest dan utang didalamnya. Dalam hal ini teori trade off yaitu teori pengorbanan menunjukan bahwa
12 biaya monitoring dalam hal ini jasa Kantor Akuntan Publik (KAP) atau akan
ditimbulkan utang sebagai penyelesaian masalah agensi tersebut.Kedua
penyelesaian ini akan berpengaruh terhadap return on asset (ROA).
2.1.3 Peraturan Pemerintah Indonesia Mengenai Rotasi Wajib Auditor.
Ketika muncul keraguan terhadap independensi auditor yang menjadi
perdebatan, isu ini menjadi penting ketika independensi merupakan hal yang
sangat berkaitan dengan pemberian jasa audit oleh auditor. Menghadapi
masalah ini,pemerintah Indonesia selaku regulator telah mengeluarkan
peraturan yang berkaitan dengan audit tenure (masa jabatan dari KAP
dalam memberikan jasa audit terhadap kliennya) dan menetapkan
peraturan-peraturan yang membahas mengenai pergatian KAP secara wajib.Aturan ini
bertindak sebagai pengatur dan fasilitator kepentingan dari semua pihak,
baik pihak auditor, pihak perusahaan, dan pihak eksternal.
Di Indonesia, pergantian KAP dan auditor bersifat mandatory
(wajib)dengan ditetapkannya peraturan oleh pemerintah yaitu Keputusan
Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 359/KMK.06/2003 pasal 2
tentang “jasa akuntan publik”. Peraturan tersebut merupakan perubahan atas
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 423/KMK.06/2002, yang mengatur
bahwa pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas
dapat dilakukan oleh KAP paling lama untuk 5 (lima) tahun buku
berturut-turut dan oleh seorang akuntan publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku
13 Kemudian peraturan tersebut diperbaharui dengan dikeluarkannya
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
17/PMK.01/2008tentang “jasa akuntan publik” antara lain yaitu:
1. Pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu
entitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf a
dilakukan oleh KAP paling lama untuk 6 (enam) tahun buku
berturut-turut dan oleh seorang akuntan publik paling lama untuk
3 (tiga) tahun buku berturut-turut.
2. Akuntan publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
menerima kembali penugasan audit umum untuk klien
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setelah 1 (satu) tahun buku
tidak memberikan jasa audit umum atas laporan keuangan klien
tersebut.
3. Jasa audit umum atas laporan keuangan dapat diberikan kembali
kepadaklien yang sama melalui KAP sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) setelah1 (satu) tahun buku tidak diberikan melalui KAP
tersebut.
Akibat dikeluarkannya peraturan-peraturan diatas, maka timbul
perilakuperusahaan untuk melakukan auditor switching. Jika pergantian audit berfokuspada auditor, maka perusahaan akan melakukan auditor
14 pergantian audit berfokus padaklien, maka perusahaan akan melakukan
auditor switching berdasarkan kondisi kondisi perusahaan klien
(pertumbuhan perusahaan klien, kondisi keuangan perusahaan klien dan
lain-lain).
2.1.4 Auditor Switching
Auditor Switching merupakan pergantian kantor akuntan publik yang
dilakukan oleh perusahaan. Hal ini dilakukan baik itu secara sukarela
maupun secara wajib yang dikarenakan adanya peraturan dari
pemerintah.Terjadinya pergantian kantor akuntan publik ini dikarenakan
adanya beberapa faktor penyebab baik itu dari pihak perusahaan sebagai
klien dari kantor akuntan publik atau pun faktor dari kantor akuntan publik
itu sendiri.
Chadeganiet al (2011:353) menyebutkan ada faktor faktor memiliki kemungkinan yang menyebabkan terjadinya pergantian kantor akuntan
publik antara lain opini audit yang dikeluarkan oleh auditor,ukuran
perusahaan,ukuran KAP(auditor size),finansial distress,biaya audit,dan
pergantian manajemen.
Landasan teoritis mengenai auditor switching didasarkan pada teori
agensi.Teori keagenan yang dikembangkan oleh Jensen dan Meckling
15 principal yangmenggunakan agent untuk melaksanakan jasa yang menjadi kepentinganprincipal.Adanya konflik kepentingan antara agent dan
principal dapat menyebabkan kemungkinan agen tidak melakukan hal hal
sesuai dengan kepentingan principal yang mana hal ini akan memicu
timbulnya biaya keagenan (agency cost). Dalam teori agensi auditor independen berperan sebagai penengah antara konflik antara principle dan agent.Auditor independen dengan fungsinya sebagai penengah juga
berfungsi secara tidak langsung sebagai pengurang biaya keagenan (agency cost).
Selain karena kewajiban untuk mengganti auditor secara berkala maka
kemungkinan pergantian auditor ada dua yaitu auditor mengundurkan diri
atau klien memecat auditor nya, namun fokus utama yang harus dilihat ialah
apa alasan alasan yang menyebabkan terjadinya kemungkinan kemungkinan
tersebut.
2.1.5Opini Audit(Audit Opinion)
Opini audit dapat didefenisikan sebagai pendapat yang diberikan oleh
akuntan publik dalam rangka menilai kewajaran laporan keuangan klien.
Dalam Standar Profesional Akuntan Publik (2001)dijelaskan bahwa
tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen adalah untukmenyatakan pendapat tentang kewajaran mengenai semua hal yang material,posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai denganakuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
16
1. Laporan audit yang berisi pendapat wajar tanpa
pengecualian(unqualified opinion report).
Laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian ini
dikeluarkan bila kondisi kondisi berikut terpenuhi:
a. Semua laporan (neraca,laporan laba rugi,laporan laba ditahan,
dan laporan arus kas) sudah termasuk dalam laporan keuangan.
b. Ketiga standar umum telah dipatuhi dalam semua hal yang
berkaitan dengan penugasan.
c. Bukti audit yang cukup memadai telah terkumpul,dan auditor
telah melaksanakan penugasan audit ini dengan cara yang
memungkinkannya untuk menyimpulkan bahwa ketiga standar
pekerjaan lapangan telah dipenuhi.
d. Laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Yang juga berarti
bahwa pengungkapan yang memadai telah tercantum dalam
catatan kaki dan bagian bagian lain dalam laporan keuangan.
e. Tidak terdapat situasi yang membuat auditor merasa perlu
untuk menambahkan sebuah paragraf penjelasan atau
modifikasi kata-kata dalam laporan audit.
2. Laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian dengan
paragraf penjelas atau modifikasi kata-kata(unqualified opinion report with explanatory language).
17 a. Tidak ada aplikasi yang konsisten dari prinsip prinsip akuntansi
yang berlaku umum.
b. Keraguan substansial mengenai going concern.
c. Auditor setuju dengan penyimpangan dari prisip akuntansi yang
dirumuskan.
d. Penekanan pada suatu hal atau masalah.
e. Laporan yang melibatkan auditor lain.
3. Laporan yang berisi pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion).
Laporan pendapat wajar dengan pengecualian dapat diterbitkan
akibat pembatasan ruang lingkup audit atau kelalaian untuk
mematuhi prinsip akuntansi yang berlaku umum.
4. Laporan yang berisi pendapat tidak wajar (adverse opinion).
Pendapat tidak wajar digunakan hanya bila auditor yakin bahwa
laporan keuangan secara keseluruhan mengandung salah saji yang
material atau menyesatkan sehingga tidak menyajikan secara wajar
posisi keuangan atau hasil operasi dan arus kas sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum.
5. Menolak memberikan pendapat (disclaimer of opinion).
Menolak memberikan pendapat diterbitkan apabila auditor tidak
dapat meyakinkan dirinya sendiri bahwa laporan keuangan secara
keseluruhan telah disajikan secara wajar.Kebutuhan untuk menolak
18 lingkup audit atau hubungan yang tidak independen antara auditor
dengan kliennya.
Opini audit yang dikeluarkan oleh kantor akuntan publik biasanya
mempengaruhi perusahaan dalam rangka menetapkan langkah perusahaan
apakah tetap memakai jasa kantor akuntan publik tersebut atau
menggantinya.
Hal ini dikarenakan perusahaan mengaharapkan opini yang
dikeluarkan oleh kantor akuntan publik ialah opini wajar tanpa
pengecualian (unqualified).Ketika opini yang dikeluarkan oleh kantor
akuntan publik yang dipakai jasanya oleh perusahaan adalah opini diluar
opini unqualified,ada kecenderungan perusahaan untuk mengganti kantor akuntan publik yang dipakai agar opini yang dikeluarkan sesuai dengan
kehendak perusahaan.Manajemen akan memberhentikan auditornya atas
opini yang tidak diharapkan perusahaan atas laporan keuangannya dan
berharap untuk mendapatkan auditor yang lebih lunak.
Davidsonet al(2005:1)berpendapat bahwa terkadang perusahaan melakukan opinion shopping untuk keuntungan perusahaan.Mengapa
Perusahaan melakukan opini shopping? Hal ini dikarenakan adanya hipotesis yang dikenal dengan istilah hipotesis “self-fulfilling prophecy”. Hipotesis ini mengatakan bahwa ketika opini yang dikeluarkan oleh
auditor melaporkan laporan bukan unqualified opinion atau bahkan mengeluarkan laporan audit going concern maka resiko kebangkrutan
19 shoppingialah untuk mencegah efek yang terjadi ketika mereka memperoleh laporan keuangan unclean.Mathieu Luypaert et al (2012)
menemukan bahwa laporan auditor yang unclean memberikan efek negatif semisal menurunnya harga saham perusahaan dan menurunnya
kemampuan perusahaan untuk meminjam dana dari kreditur. Oleh
karenanya untuk mencegah hal hal ini perusahaan terkadang melakukan
opinion shopping dengan cara mengganti Kantor Akuntan Publik yang
mereka pakai.
Selain itu hal ini juga berkaitan dengan teori lain yaitu signaling theory.Yang mana teori ini berpendapat bahwa informasi yang
dipublikasikan sebagai suatu pengumuman dalam hal ini ialah opini audit
dan laporan audit dari kantor akuntan publikakan memberikan signal bagi
investor dalam pengambilan keputusan investasi.Oleh karenanya
perushaan membutuhkan opini yang bersih dan laporan keuangan yang
baik untuk menarik investor berinvestasi.
2.1.6 Persentase Perubahan ROA(Return on Asset)
ROA (Return on Asset) didefinisikan sebagai rentabilitas ekonomi
yangmengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba pada
masa lalu,kemudian diproyeksikan ke masa depan untuk melihat
kemampuan perusahaanmenghasilkan laba pada masa-masa mendatang.
ROA diperoleh dari total aset(kekayaan) yang dipunyai perusahaan setelah
20 perubahan ROA (Return on Assets) dapat dikatakan merupakan salahsatu indikator keuangan perusahaan untuk melihat prospek bisnis
perusahaantersebut. Semakin tinggi nilai persentase perubahan ROA(Return on Assets) yang dihasilkan berartisemakin efektif pengelolaan aset yang
dimiliki perusahaan.
Ketika ROA(Return on Assets) perusahaan dijadikan suatu indikasi kemampuan perusahaan untuk berkembang dimana ROA (Return on
Assets)adalah acuan prospek bisnis perusahaan, perusahaan dengan perubahan persentase ROA(Return on Assets)yang meningkat dari tahun ketahun cenderung membuat perusahaan tidak mengganti kantor akuntan
publik yang mereka pakai.Namun ketika perubahan persentase ROA(Return on Assets)menurun maka perusahaan memiliki kemungkinan untuk
mengganti kantor akuntan publiknya karena perusahaan mengalami
kesulitan keuangan yang mana mereka butuh kantor akuntan publik yang
mamapu membantu mereka unutk mengatasi hal ini. Hal lain yang terjadi
ketika perusahaan mengalami penurunan persentase ROA(Return on Assets) maka perusahaan yang mana sedang mengalami penurunan efektifitas dan
prospek kedepannya tentunya sedang mengalami kesulitan keuangan yang
mana menjadi salah satu alasan auditor switchingjuga bisa disebabkan karena perusahaan sudah tidak lagi memiliki kemampuan untuk membayar
biaya audit yang dibebankan oleh KAP yang diakibatkan penurunan
21 2.1.7Ukuran KAP(Auditor Size)
Ukuran KAP dalam penelitian ini merupakan besar kecilnya KAP
yangdibedakan dalam dua kelompok, yaitu KAP yang berafiliasi dengan big four danKAP yang tidak berafiliasi dengan big four. Ukuran KAP biasanya dikaitkan dengankualitas audit. Dengan demikian, diperkirakan bahwa
dibandingkan dengan KAP kecil, KAPbesar mempunyai kemampuan yang
lebih baik dalam melakukan audit, sehinggamampu menghasilkan kualitas
audit yang lebih tinggi.Lennox(1999:781) menemukan korelasi yang positif
antara kualitas audit dengan besarnya kantor akuntan publik.Perusahaan
tentu nya akan lebih memilih KAP dengan kualitas yanglebih baik untuk
meningkatkan kualitas laporan keuangan dan untuk meningkatkan reputasi
perusahaan di mata pemakai laporan keuangan,karena laporan audit dari
kantor akuntan yang besar dalam hal ini big four lebih disukai /lebih dipercaya untuk investor .
Namun pergantian KAP dari non big four menjadi KAP big four tentu
memiliki konsekuensi yaitu pada biaya yang akan ditimbulkan yaitu biaya
untuk memakai jasa dari KAP big four tentu lebih besar jika dibandingkan
dengan KAP non big four. Oleh karenanya perlu dilihat bahwa biaya yang dikeluarkan oleh pihak perusahaan harus lebih kecil dari manfaat atau
keuntungan ketika mereka mengganti KAP yang mereka pakai dari non big
22 Penelitian yang dilakukah DeAngelo(1981) berfokus pada konsep dimana
kantor akuntan publik yang lebih besar laporan yang lebih akurat karena
Kantor akuntan publik yang besar akan mengalami “kerusakan“ yang lebih
besar pada reputasi mereka ketika laporan yang mereka keluarkan tidak
akurat.Alternatif lain dari konsep ini ialah teori “deep pocket “. Teori ini menyatakan bahwa auditor dengan resiko yang lebih besar tehadap reputasi
nya ketika memaparkankan laporan keuangan memiliki beban lebih untuk
mengeluarkan laporan keuangan yang akurat.Kantor akuntan publik yang
besar, memiliki resiko yang lebih besar dari ligitasi dan memiliki tuntuntan
untuk mengeluarkan laporan keuangan yang akurat.Kerugian yang mungkin
timbul dari resiko tersebut ialah tuntutan hukum dan pinalti dari
ligitasi.Kantor akuntan publik yang besar juga lebih banyak menerima kritik
dan lebih mudah terkena ligitasi tetapi tetap memiliki permintaan yang
banyak atas jasa mereka.
Investor sangat bergantung pada laporan keuangan yang
dikeluarkan oleh kantor akuntan publik dan opini audit untuk membuat
keputusan.Ketika laporan keuangan dan opini yang dikeluarkan tersebut
salah,investor bisa saja menuntut auditor. Karenanya auditor dituntut
untutk mampu membatasi manager manager yang opportunis agar
melaporkan penerimaan yang sesuai dengan kenyataan.Beberapa hasil
studi menunjukkan bahwa kemampuan auditor untuk membatasi
manajemen penerimaan tersebut ditentukan oleh kualitas audit. Hal ini
23 tinggi kualitas audit,semakin kecil kemungkinan manipulasi
penerimaan,dan semakin besar kredibilitas dari laporan keuangan yang
dikeluarkan. Karenanya,kualitas audit merupakan salah satu faktor yang
membatasi apakah manager sebuah perusahaan melakukan manipulasi
penerimaan.
Namun,kualitas audit sulit untuk diukur dan banyak peneliti
memakai batasan proksi pada penelitian mereka. Contohnya,DeAngelo
(1981) dan Lennox(1999) menemukan bahwa kualitas kantor akuntan
publik berkaitan positif dengan ukuran kantor akuntan publik itu sendiri
atau posisi saham dari kantor akuntan publik itu sendiri. Kantor akuntan
publik yang besar memiliki lebih banyak sumber daya dan mereka lebih
memiliki keinginan atau bahkan kebutuhan untuk melindungi reputasi
nya,karenanya mereka melakukan jasa audit yang lebih baik dibanding
dengan kantor akuntan publik yang kecil.
Walaupun banyak batasan atau proksi yang digunakan,kebanyakan
peneliti secara umum setuju bahwa ukuran atau nama besar dari kantor
akuntan publik adalah suatu indikator yang sesuai dan pantas untuk
kualitas audit dimana kantor akuntan publik yang besar seharusnya dapat
24 2.2 Penelitian Terdahulu
Fokus dari penelitian yang dilakukan Hudaib dan Cooke (2005) ialah
pengaruh dari opini audi,audit fee,ukuran auditor dan pengaruhnya terhadap pergantian auditor.Hudaib, M. dan Cooke (2005) menemukan bahwa opini audit
qualified, tipe auditor dalamhal ini ukuran auditorberpengaruh terhadap pergantian kantor akuntan.
Trisnawati dan Wijaya (2009) meneliti mengenai pengaruh pengaruh
variabel opini auditor, ukuran KAP, persentase perubahan ROA dan kesulitan
keuangan perusahan terhadap pergantian auditor. PenelitianTrisnawati dan Wijaya
(2009) menunjukan bahwa hanya ukuran KAP yang berpengaruh terhadap
pergantian auditor sedangkan variabel lainnya tidak berpengaruh terhadap
pergantian auditor.
Penelitian oleh Prastiwi dan Wilsya (2009) memfokuskan penelitian pada
pengaruh ukuran KAP, ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, dan masalah
keuangan perusahaan terhadap pergantian auditor. Hasil penelitian Prastiwi dan
Wilsya (2009) menunjukkan bahwa hanya ukuran KAP yang mempengaruhi
perubahan auditor sedangkan ukuran perusahaan,pertumbuhan perusahaan dan
masalah keuangan perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap pergantian
auditor.
Sinarwati (2010) melakukan penelitian mengenai perpindahan
KantorAkuntan Publik yang dilakukan oleh perusahaan manufaktur yang terdaftar
25 penelitianmemberikan bukti empiris bahwa hanya variabel pergantian manajemen
danfinancial distress yang mempengaruhi perusahaan berpindah Kantor
AkuntanPublik.
Penelitian Chadegani et al pada tahun 2011bertujuan meneliti faktor-faktor
yang memepengaruhi terjadinya pergantian kantor akuntan publik pada
perusahaan yang terdaftar di bursa efek teheran di Iran. Penelitian ini menemukan
bahwa hanya variabel ukuran kantor akuntan publik (KAP) yang memiliki
pengaruh terhadap terjadinya pergantian kantor akuntan publik pada perusahaan
perusahaan tersebut dan faktor-faktor lain seperti opini audit, pergantian
manajemen,financial distress, perubahan biaya audit dan ukuran klien tidak berpengaruh signifikan.
Penelitian Pratitis (2012) menemukan bahwa pergantian kantor akuntan
publik (KAP) dipengaruhi oleh ukuran KAP yang dipakai oleh perusahaan itu
sendiri sedangkan faktor lain seperti ukuran klien dan financial distress tidak
memiliki pengaruh yang signifikan.
Penelitian Juliantari dan Rasmini (2013) menghasilkan temuan
bahwaukuran KAP dan ukuran perusahaan klien berpengaruh pada pergantian
auditor sedangkan opini audit tahun sebelumnya dan pergantian manajemen tidak
berpengaruh pada pergantian auditor.
26 kompetisi antar KAP, dan audit tenureyang memiliki pengaruh terhadap pergantian auditor. Sedangkan ukuran KAP, audit feetidak memiliki pengaruh.
Khasanah dan Nahumury (2013) melakukan penelitian dengan variabel
opini audit,management turnover,kesulitan keuangan perusahaan, persentase
perubahan ROA, pertumbuhan perusahaan dan ukuran KAP. Penelitian Khasanah
dan Nahumury (2013) menemukan bahwa opini audit,management
turnover,kesulitan keuangan perusahaan, persentase perubahan ROA,
pertumbuhan perusahaan memiliki pengaruh terhadap pergantian auditor.
Sedangkan ukuran KAP tidak memiliki pengaruh.
Penelitian oleh Kistini dan Nahumury (2014) dengan variabel ukuran KAP,
kesulitan keuangan perusahaan, institutional ownership, dan pergantian manajemen menghasilkan temuan bahwa hanya ukuran KAP yang memiliki
pengaruh terhadap pergantian auditor sedangkan variabel kesulitan keuangan
perusahaan, institutional ownership, dan pergantian manajemen tidak berpengaruh.
Aprillia (2013) melakukan penelitan yang berfokus pada pengaruh variabel
kesulitan keuangan perusahan, kepemilikan publik, pergantian manajemen dan
ukuran KAP terhadap pergantian auditor. Penelitan yang dilakukan Aprillia
(2013) menunjukkan bahwa pergantian manajemen, kepemilikan publik,kesulitan
keuangan perusahaan dan ukuran KAP secara simultan berpengaruh terhadap
pergantian auditor. Hanya variabel ukuran KAP saja yang secara parsial
berpengaruh terhadap pergantian auditor sedangkan variabel pergantian
manajemen, kepemilikan publik, dan kesulitan keuangan perusahaantidak
27 Penelitian terdahulu di atas kemudian diringkas dalam Tabel 2.1 berikut
ini :
Tabel 2.1
Ringkasan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan Auditor Switching
Peneliti (tahun)
Variabel yang diuji dalam Penelitian Auditor Switching Signifikan Tidak signifikan
Hudaib, M. dan Cooke (2005) Opini audit Audit fee
Ukuran KAP
Trisnawati dan Wijaya (2009) Ukuran KAP
Persentase perubahan ROA Opini audit
Kesulitan keuangan
Prastiwi dan Wilsya (2009) Ukuran KAP
Ukuran perusahaan Pertumbuhan perusahaan Msalah keuangan perusahaan
Sinarwati (2010) Pergantian Manajemen Opini audit
Financial Distress Ukuran KAP
Chadegani et al (2011) Ukuran KAP
Pratitis (2012) Ukuran KAP Ukuran Klien
Financial distress
Juliantari dan Rasmini (2013) Ukuran KAP
Opini audit tahun sebelumnya
Ukuran perusahaan Pergantian manajemen
Suyono et al (2013)
Kondisi keuangan
perusahaan Ukuran KAP
28 Kistini dan Nahumury (2014) Ukuran KAP
Kesulitan keuangan perusahaan
Institutional ownership Pergantian manajemen
Aprillia (2013) Ukuran KAP
Pergantian manajemen Kepemilikan publik Kesulitan keuangan perusahaan
Sumber: Review dari beberapa artikel.
2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini ialah mengenai analis pengaruh
return on asset,ukuran KAP, dan opini audit yang dikeluarkan oleh auditor
terhadap auditor switching. Gambar 2.1 akan menunjukan kerangka konseptual untuk pengembangan hipotesis dalam penelitian ini.Penelitian ini mengacu pada
penelitian yang dilakukan oleh Trisnawati dan Wijaya (2009),Pratitis
(2012),Aprillia (2013),Khasanah dan Nahumury (2013).Variabel-variabel yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu,variabel independen return on asset (ROA) ,
ukuran KAP,dan opini audit yang dikeluarkan oleh auditor.Sedangkan variabel
dependen yang digunakan ialah pergantian kantor akuntan publik (auditor
29 Gambar 2.1 kerangka konseptual
H1
H2
H3
2.4 Hipotesis
2.4.1 Pengaruh Persentase Perubahan Return On Asset (ROA) Terhadap Pergantian Kantor Akuntan Publik(Auditor Switching)
Return on Asset merupakan salah satu alat ukur yang dapat digunakan
sebagai suatu ukuran untuk melihat reputasi klien.Selain itu perubahan
persentase ROA dari tahun ke tahun dapat juga digunakan sebagai alat ukur
atau indikator kondisi perusahaan terutama kondisi keuangan nya serta
melihat prospek perusahaan kedepannya. Semakin tinggi nilai ROA dapt
dikatakan berarti semakin efektif pengelolaan aktiva yang dimiliki
perusahaan dan semakin baik pula prospek bisnisnya. Perusahaan yang Persentase Perubahan
ROA (X1)
Ukuran Kantor Akuntan Publik(X2)
Opini Audit (X3)
Pergantian Kantor Akuntan Publik(Auditor
30 mengalami penurunan ROA dari tahun ke tahun biasa nya akan mengganti
auditor nya dikarenakan penurunan kinerja yang dialamai perusahaan yang
mengakibatkan menurunnya prospek bisnis perusahaan.Hal ini berarti
perusahaan mengalami penurunan kondisi keuangan.Biasanya perusahaan
akan mencari audior lain yang dapat menyembunyikan kondisi ini agar tetap
dapat menjaga reputasi perusahaan.
Hipotesis untuk perubahan persentase ROA(return on asset) adalah :
H1: Perubahan Persentase ROA (Return On Asset) berpengaruh positif terhadapauditor switching.
2.4.2 Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) terhadap Pergantian Kantor Akuntan Publik(Auditor Switching).
Manajer dari suatu perusahaan biasanya akan mencari kantor akuntan
publik yang ternama karena laporan yang dikeluarkan oleh KAP ternama
biasa dianggap memiliki kualitas yang tinggi dan lebih disukai oleh pihak
investor sebagai pihak yang memakai laporan keuangan dan dianggap
memiliki kredibilitas yang lebih dalam laporan yang dikeluarkan oleh KAP
yang memiliki nama besar.
Faktor pengalaman dan reputasi serta kredibilitas yang dimiliki oleh
KAP dengan nama besar mengakibatkan perusahaan lebih memilih untuk
menggunakan KAP yang memiliki nama besar dibanding KAP yang
31 memiliki reputasi yang baik oleh pengguna laporan keuangan terutama
investor.KAP yang besar juga pastinya akan mempertahaankan reputasi nya
dilingkungan bisnis sehingga akan terus berusaha menjaga reputasi nya
dengan cara menjaga independensinya.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa perusahaan
akan lebih cenderung memilih untuk menggunakan jasa KAP besar atas
dalam kasus ini disebut big-four.Sehingga ketika perusahaan sudah
menggunakan jasa KAP besar akan cenderung tetap menggunakannya dan
tidak beralih ke KAP dengan reputasi yang lebih rendah (KAP kecil) atau
cenderung tidak melakukan pergantian KAP.
Sehingga hipotesis untuk ukuran KAP adalah :
H2: Ukuran KAP berpengaruh positif terhadap auditor switching.
2.4.3 Pengaruh Opini Audit terhadap terhadap Pergantian Kantor Akuntan Publik(Auditor Switching).
Opini audit merupakan informasi yang sangat bermanfaat bagi
pengguan laporan keuangan eksternal semisal investor dan masyarakat luas
terutama dalam hal keputusan untuk berinvestasi. Opini audit yang kurang
diminati oleh klien seperti opini qualified, adverse of opinion dan disclaimer dianggap akan memberikan reputasi yang buruk pada perusahaan yang
nantinya akan mengakibatkan efek dimana nilai perusahaan terutama saham
perusahaan dapat turun nilainya nantinya.Perusahaan sebagai klien lebih
32 (unqualified). Oleh karenanya perusahaan akan berusaha untuk menghindari opini opini yang tidak disukai seperti opini qualified, adverse of opinion dan
disclaimer tersebut.
Ketika mendapat opini diatas maka perusahaan terutama pihak
manajemen akan berfikir untuk mengganti auditornya dengan auditor yang
dianggap dapat memberikan opini yang lebih disukai. Sedangkan ketika
perusahaan mendapat opini yang sesuai dengan keinginan nya yaitu opini
wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) perusaan akan mempertahan kan auditornya dan cenderung tidak akan mengganti auditor yang mengaudit
perusahaan tersebut.
Dari uraian di atas dapat dirumuskan hipotesis untuk opini audit
adalah :
33 BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian sebab akibat
(causal research). Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis dan merupakan penelitian yang menjelaskan fenomena dalam bentuk hubungan antar
variabel. Tujuan utama dari penelitan ini adalah mengidentifikasikan hubungan
sebab akibat antara berbagai variabel.Hubungan sebab-akibat yang dimaksud
adalah dapat berbentuk hubungan korelasional atau saling hubungan, sumbangan
atau kontribusi suatu variabel terhadap variabel lainnya. Penelitian kausal
komparatif merupakan penelitian ex post facto, yaitu tipe penelitian terhadap data
yang dikumpulkan setelah terjadinya suatu fakta atau peristiwa. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan penekanan pada pengujian
teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan angka dan melakukan
analisis data dengan prosedur statistik. Tujuan dalam penelitian ini adalah
pengujian hipotesis dan menjelaskan hubungan variabel-variabel yang diteliti
yaitu ukuran kantor akuntan publik, persentase perubahan ROA, opini yang
dikeluarkan auditor, sebagai variabel independen dan variabel dependennya
adalah pelaksanaan auditor switching.
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah sekelompok entitas yang lengkap yang dapat berupa orang,
34 suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan
masalah penelitian. Populasi pada penelitian ini adalah 19 perusahaan dari sektor
Food and Beverages yang terdaftar di BEI pada tahun 2009 sampai dengan 2011.
Menurut Erlina (2011), “Sampel adalah bagian populasi yang digunakan
untuk memperkirakan karakteristik populasi”. Dengan demikian sampel lebih
kecil dari populasi. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan teknik
purposive sampling, yaitu metode pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria
tertentu (Erlina, 2011).
Hasil penelitian yang menggunakan sampel, maka kesimpulannya akan
diberlakukan untuk populasi. Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk
pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu.
Kriteria yang digunakan dapat berdasarkan perimbangan (judgement) atau
berdasarkan kuota tertentu. Adapun kriteria-kriteria sampel yang ditentukan oleh
peneliti adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) selama periode pengamatan.
2. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit selama
periode 2009-2011.
3. Perusahaan tidak mengalami delisting selama periode pengamatan.
Berdasarkan kriteria tersebut, maka sampel dalam penelitian ini adalah
sebanyak 15 perusahaan dari 19 perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar
35 Tabel 3.1
Daftar Populasi dan Perusahaan Sampel
Daftar Sampel Penelitian
Sumber : Indonesia Stock Exchange (IDX), diolah peneliti (2013)
3.3 Jenis Datadan Sumber Data
Data dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif yang diukur dalam skala
numerik. Sumber data penelitian ini merupakan data sekunder, berupa laporan
tahunan yang dipublikasikan di Pusat Referensi Pasar Modal Bursa Efek Indonesia.
Data sekunder merupakan data yang telah diolah dan disajikan kembali. Data
No Kode Nama Perusahaan Kriteria Sampel
36
sekunder adalah data yang sudah tersedia oleh pihak lain sehingga tidak perlu lagi
dikumpulkan secara langsung dari sumbernya oleh peneliti.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data untuk penelitian ini dilakukan dengan dua tahap. Tahap
pertama adalah melakukan studi pustaka dengan cara mengumpulkan jurnal,
buku-buku, skripsi terdahulu, serta bahan lain yang berhubungan dengan judul
yang sedang diteliti. Tahap kedua yang dilakukan peneliti adalah mengumpulkan
data sekunder yaitu laporan tahunan perusahaan yang diperoleh dari situs
3.5 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian
3.5.1 Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel independen ialah variabel yang mempengaruhi variabel
dependen baik secara positif maupun secara negatif . Variabel independen
yang digunakandalam penelitian ini adalah opini audit, persentase
perubahan ROA,dan ukuran KAP
3.5.1.1 Variabel Opini Audit
Opini audit merupakan pernyataan pendapat yang diberikan oleh
auditordalam menilai kewajaran atas laporan keuangan perusahaan
37 Variabel opini audit menggunakan variabel dummy. Jika perusahaan klienmenerima opini selain wajar tanpa pengecualian
(unqualified) maka diberikannilai 0. Sedangkan jika perusahaan klien menerima opini wajar tanpapengecualian (unqualified), maka
diberikan nilai 1.
3.5.1.2 Variabel Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP)
Ukuran KAP dalam penelitian ini merupakan besar kecilnya
KAP yang dibedakan dalam dua kelompok, yaitu KAP yang
berafiliasi dengan big four dan KAP yang tidak berafiliasi dengan big four. Variabel ukuran KAP menggunakan variabel dummy. Jika
sebuah perusahaan diaudit oleh KAP big four maka diberikan nilai 1. Sedangkan jika sebuah perusahaan diaudit oleh KAP non big four,
maka diberikan nilai 0 Adapun auditor yang termasuk dalam
kelompok the big fouryaitu (berdasarkan alphabet):
1. Deloitte Touche Tohmatsu (Deloitte) yang berafiliasi dengan
Hans Tuanakotta Mustofa & Halim; Osman Ramli Satrio &
Rekan; Osman Bing Satrio & Rekan.
2. Ernst & Young (EY) yang berafiliasi dengan Prasetio,
Sarwoko & Sandjaja; Purwantono, Sarwoko & Sandjaja.
3. Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG) yang berafiliasi
dengan Siddharta Siddharta & Widjaja.
4. PricewaterhouseCoopers (PwC) yang berafiliasi dengan
38 3.5.1.3 Variabel Persentase Perubahan Return On Asset(ROA)
Persentase perubahan ROA (Return on Assets) merupakan salah
satuindikator keuangan perusahaan untuk melihat prospek bisnis
perusahaan tersebut.Semakin tinggi nilai persentase perubahan ROA
yang dihasilkan berarti semakinefektif pengelolaan aset yang dimiliki
perusahaan. Dalam penelitian ini variabelpersentase perubahan ROA
dihitung dengan membagi selisih antara ROA tahuntertentu dan tahun
sebelumnya dengan ROA tahun sebelumnya itu
kemudianmengalikannya dengan 100%. Adapun caramenghitungnya
sebagai berikut :
ROA = ����−����−1
����−1
X 100%
Keterangan:
ROA = persentase perubahan ROA periode t dari periode t-1
ROAt = ROA pada periode t
ROAt-1 = ROA pada periode t-1
3.5.2 Variabel Terikat (Dependent Variabel)
Variabel terikat (dependent variabel) adalah variabel yang
besarnya tergantung dari variabel bebas dan diukur untuk menetukan
ada tidaknya pengaruh (kriteria) dari variabel bebas terhadap variabel
39 variabel ini ialah auditor switching. Auditor switching merupakan perpindahan auditor (KAP) yang dilakukan oleh perusahaan klien.
Variabel auditor switching menggunakan variabel dummy. Jika perusahaan klien mengganti auditornya, maka diberikan nilai 1.
Sedangkan jika perusahaan klien tidak mengganti auditornya, maka
diberikan nilai 0.
3.6 Metode Analisis Data
Penyelesaian penelitian ini dengan menggunakan teknik analisis kuantitatif.
Analisis kuantitatif dilakukan dengan cara menganalisis suatu permasalahan yang
diwujudkan dengan kuantitatif. Dalam penelitian ini, analisis kuantitatif dilakukan
dengan cara mengkuantifikasi data-data penelitian sehingga menghasilkan
informasi yang dibutuhkan dalam analisis.
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi
logistik (logistic regression). Alasan penggunaan alat analisis regresi logistik (logistic regression) adalah karena variabel dependen bersifat dikotomi (melakukan auditor switching dan tidak melakukan auditor switching). Asumsi
normal distribution tidak dapat dipenuhi karena variabel bebas merupakan campuran antara variabel kontinyu (metrik) dan kategorial (non-metrik). Dalam
hal ini dapat dianalisis dengan regresi logistik (logistic regression) karena tidak perlu asumsi normalitas data pada variabel bebasnya.Teknik analisis regresi
40 bebasnya (Ghozali, 2006:225). Selain itu, regresi logistik juga mengabaikan uji
heteroscedary. Tahapan dalam pengujian dengan menggunakan uji regresi logistik
(logistic regression) dapat dijelaskan sebagai berikut:
3.6.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan deskripsi suatu data
yang dilihat dari rata-rata (mean), standar deviasi (standard deviation), dan maksimum-minimum. Mean digunakan untuk memperkirakan besar
rata-rata populasi yang diperkirakan dari sampel. Standar deviasi digunakan
untuk menilai dispersi rata-rata dari sampel. Maksimum-minimum
digunakan untuk melihat nilai minimum dan maksimum dari populasi. Hal
ini perlu dilakukan untuk melihat gambaran keseluruhan dari sampel yang
berhasil dikumpulkan dan memenuhi syarat untuk dijadikan sampel
penelitian.
3.6.2 Pengujian Hipotesis Penelitian
3.6.2.1 Uji Multikolinearitas
Seperti yang telah dijelaskan di atas dimana dalam regresi logistik
uji normalitas dan uji heteroscedarytidak diperlukan maka uji yang
dibutuhkan hanya uji multikolinearitas.Uji multikolinearitas bertujuan
untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antara
variabel-variabel bebasnya sehingga hubungan antar variabel-variabel tersebut
menggangu variabel respon. Multikolinearitas dapat dilihat dengan
41 adanya multikolinearitas antar variabel adalah nilai yang tinggi yaitu
lebih besar dari 0,95.
3.6.2.2 Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit)
Langkah pertama adalah menilai overall fit model terhadap data.
Beberapa test statistik diberikan untuk menilai hal ini. Statistik yang digunakan berdasarkan pada fungsi likelihood. Likelihood L dari
model adalah probabilitas bahwa model yang dihipotesiskan
menggambarkan data input. Untuk menguji maka L ditransformasikan
menjadi -2LogL. Penurunan likelihood (-2LL) menunjukkan model
regresi yang lebih baik atau dengan kata lain model yang
dihipotesiskan fit dengan data.Dengan alpha (α) 5%, cara menilai
model fit ini adalah sebagai berikut:
1. Jika nilai -2LogL < 0,05 maka berarti bahwa model fit dengan data.
2. Jika nilai -2LogL > 0,05 maka yang berarti bahwa model tidak fit dengan data.
Adanya pengurangan nilai antara -2LogL awal (initial-2LL
function) dengan nilai -2LogL pada langkah berikutnya menunjukkan bahwa model yang dihipotesiskan fit dengan data (Ghozali, 2006).
3.6.2.3 Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square)
42 estimasi likelihood dengan nilai maksimum kurang dari 1 (satu) sehingga sulit diinterpretasikan. Nagelkerke’s R square merupakan
modifikasi dari koefisien Cox dan Snell untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 (nol) sampai 1 (satu). Hal ini dilakukan
dengan cara membagi nilai Cox dan Snell’s R2 dengan nilai maksimumnya. Nilai Nagelkerke’s R2 dapat diinterpretasikan seperti nilai R2 pada multiple regression. Nilai yang kecil berarti kemampuan
variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti
variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
3.6.2.4 Menguji Kelayakan Model Regresi
Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Hosmer and Lemeshow’s Goodness
of Fit Test menguji bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model (tidak ada perbedaan antara model dengan data sehingga model
dapat dikatakan fit). Jika nilai statistic Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test sama dengan atau kurang dari 0,05, maka berarti ada perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya
sehingga Goodness fit model tidak baik karena model tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Jika nilai statistik Hosmer and