• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sosial Ekonomi Keluarga dan Hubungannya dengan Prestasi Belajar Anak di SMK Telkom Sandhy Putra Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Sosial Ekonomi Keluarga dan Hubungannya dengan Prestasi Belajar Anak di SMK Telkom Sandhy Putra Medan"

Copied!
150
0
0

Teks penuh

(1)

SOSIAL EKONOMI KELUARGA

DAN HUBUNGANNYA DENGAN PRESTASI BELAJAR ANAK DI SMK TELKOM SANDHY PUTRA MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

Universitas Sumatera Utara

OLEH: PONIMAN

110902070

DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

HALAMAN PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan oleh:

Nama : Poniman

Nim : 110902070

Judul : Sosial Ekonomi Keluarga dan Hubungannya dengan Prestasi

Belajar Anak di SMK Telkom Sandhy Putra Medan

Medan, Juli 2015

PEMBIMBING

(Dra. Tuti Atika, M.S.P) NIP.19630117 198803 2 001

KETUA DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

(Hairani Siregar, S.Sos, M.S.P) NIP. 19710927199801 2 001

DEKAN

FAKUTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL Nama : Poniman

Nim : 110902070

ABSTRAK

(Skripsi ini terdiri dari: 6 bab, 127 halaman, 34 kepustakaan, 6 tabel, serta lampiran)

Skripsi ini diajukan guna memenuhi syarat meraih gelar sarjana Ilmu

Kesejahteraan Sosial, dengan judul “Sosial Ekonomi Keluarga dan

Hubungannya dengan Prestasi Belajar Anak di SMK Telkom Sandhy Putra Medan”.

Dalam belajar banyak sekali faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, salah satunya adalah latar belakang sosial ekonomi orang keluarga anak. Semakin tinggi latar belakang sosial ekonomi keluarga anak, semakin tinggi pula prestasi belajar yang dicapai. Tujuan dari penelitian ini yaitu: (1) Untuk mengetahui prestasi belajar anak (siswa) di SMK Telkom Sandhy Putra Medan. (2) untuk mendeskripsikan dan menganalisis latar belakang sosial ekonomi keluarga anak (siswa) di SMK Telkom Sandhy Putra Medan. (3) Untuk mendeskripsikan dan menganalisis hubungan yang terjadi diantara sosial ekonomi keluarga dan hasil prestasi belajar anak di SMK Telkom Sandhy Putra Medan.

Analisis dalam penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif deskriptif. Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan, menganalisis, dan menafsirkan data dari informan penelitian, yaitu Latar Belakang Sosial Ekonomi Keluarga dan Prestasi Belajar Anak di SMK Telkom Sandhy Putra Medan.. Informan dalam penelitian ini adalah 6 orang siswa kelas XI SMK Telkom Sandhy Putra Medan yang dipilih berdasarkan prestasi disekolah baik dari nilai akademik (raport) maupun hasil olimpiade yang pernah diikuti oleh siswa tersebut. Maka ditentukan yaitu siswa-siswi yang berstatus juara umum dari masing-masing jurusan.

Hasil penelitian ini adalah: (1) Latar belakang sosial ekonomi keluarga anak (siswa) SMK Telkom Sandhy Putra Medan sebagian besar tergolong dalam kategori menengah keatas. (2) Prestasi belajar siswa SMK Telkom Sandhy Putra Medan tergolong dalam kategori tinggi. (3) terdapat hubungan yang signifikan antara latar belakang sosial ekonomi keluarga dengan prestasi belajar anak di SMK Telkom Sandhy Putra Medan.

(4)

UNIVERSITY OF NORTH SUMATRA

FACULTY OF SOCIAL AND POLITICAL SCIENCE DEPARTMENT OF SOCIAL WELFARE Name: Poniman

Nim: 110902070

ABSTRACT

(This thesis consists of 6 chapters, 127 pages, 34 libraries, 6 tables, and attachment)

This thesis put forward in order to qualify a bachelor's degree of Social Welfare, with the title " The Socioeconomic of Families and The Relation to the Child Study Achievement in Vocational High School of Telkom Sandhy Putra Medan".

In learning a lot of factors that affect student achievement, one of which is socio-economic background the child's family. The higher the socio-economic background of the child, the higher the achievement of learning achieved. The purpose of this study are: (1) To determine the learning achievement of children (students) at SMK Telkom Medan Putra Sandhy. (2) to describe and analyze the socio-economic background of children (students) at SMK Telkom Medan Putra Sandhy. (3) To describe and analyze the relationship between the family and the socio-economic results of learning achievement of children in SMK Telkom Medan Putra Sandhy.

Analysis of the research used in this research is descriptive qualitative data analysis. Descriptive analysis is used to describe, analyze, and interpret data from research informants, the Socio-Economic Background Family and Children's Achievement in SMK Telkom Medan Putra Sandhy .. informants in this study were 6 class XI student of SMK Telkom Medan Putra selected Sandhy better school achievement based on academic grades (report cards) as well as the results of the Olympics have been followed by the student. Then determined that students with the status of the overall winner of each department.

Results of this study are: (1) socio-economic background of children (students) SMK Telkom Medan Putra Sandhy mostly belonging to the middle and upper categories. (2) Student achievement SMK Telkom Medan Putra Sandhy classified in the high category. (3) there is a significant relationship between socio-economic background and academic achievement of children in SMK Telkom Medan Putra Sandhy.

(5)

KATA PENGANTAR

Bissmillahhirrahmanirrahim...

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas rakhmat

dan anugerah-Nya penulis mendapat kesempatan untuk menyelesaikan studi di

Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP USU dan atas pertolongan-Nya pula

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai jadwal. Serta Shalawat dan salam

ke pangkuan Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia ke

jalan yang benar. Adapun judul skripsi ini adalah “Sosial Ekonomi Keluarga dan Hubungannya dengan Prestasi Belajar Anak di SMK Telkom Sandhy Putra Medan”. Skripsi ini disusun untuk diajukan sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Sosial pada Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial pada

Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas Sumatera Utara.

Selama penyusunan skripsi ini, penulis menyadari akan sejumlah

kekurangan dan kelemahan, untuk itu penulis membuka diri untuk saran dan kritik

yang dapat membangun guna perbaikan di masa yang akan datang.

Skripsi ini saya persembahkan terkhusus untuk kedua orang tua yang

(6)

memberikan dukungan berupa motivasi dan materi, serta keluarga yang telah

mendukung penulis selama penulisan skripsi ini.

Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada

semua pihak yang membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini, dan secara

khusus penulis menghanturkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

2. Ibu Hairani Siregar, S.Sos, M.S.P, selaku Ketua Departemen Ilmu

Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara

3. Ibu Dra. Tuti Atika, M.S.P, selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia membimbing dan memberi dukungan dalam

penyelesaian skripsi ini, serta telah bersedia mendidik dan

membagi ilmunya kepada saya.

4. Seluruh Dosen Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP USU yang telah

memberikan ilmu kepada penulis baik dalam perkuliahan dan

kehidupan sehari-hari.

5. Seluruh staff pendidikan dan administrasi FISIP USU terkhusus

buat Bu Zuraidah dan Kak Debby.

6. Seluruh jajaran SMK Telkom Sandhy Putra Medan, Bpk. Ir. Januar

selaku Kepala Sekolah, Bpk. M. Yusuf, S.Kom selaku Wakil

Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan yang sangat membantu saya

selama proses penelitian, dan seluruh Wakil Kepala Sekolah SMK

(7)

terima kasih juga kepada seluruh guru SMK Telkom Sandhy Putra

Medan karena telah membimbing saya sejak berstatus sebagai

siswa di sekolah tersebut hingga saya menjadi sarjana.

7. Para informan yang sudah bersedia meluangkan waktunya

melakukan wawancara dalam penelitian skripsi untuk penulis.

Kepada Madnur Syahri Hasibuan, Amalia Tamarizka Sihombing,

Gracia Cristanty D. Situmorang, Sarah Bianca Pradini, Ribka

Elisabeth Sihotang, dan Eka Arapenta Ginting.

8. Sahabat saya sejak masa SMK dulu hingga sekarang yang selalu

setia berteman dengan saya. Terkhusus Agus Syahputra, M.

Syafrin Hamdani Nasution, dan Ridwansyah. Juga sahabat baru

yang tak kalah setianya kepada saya Satria Oktavia dan Dicky

Ramadhan. Semoga kalian cepat nyusul ya broo..!

9. Terima kasih buat sahabat yang tidak akan tergantikan

PASKOMDA (Paskibra SMK Telkom Medan) mulai dari

Angkatan I hingga Angkatan IX. Dari Paskomdalah saya

mengetahui seluruh isi Kota Medan, terima kasih atas pengalaman

yang telah diberikan, dan yang pasti Paskomda yang terus

memberikan support kepada saya untuk bersemangat mengerjakan

skripsi ini.

10.Terkhusus saya ucapkan terima kasih kepada adik-adik junior saya

di Paskomda M. Wira Yudha Tama, Rizky Caturiantono C,

M.Rifky Adrian, Luthfi Haikal, Alwi Arfizein, M. Suwanda, dan

(8)

11.Terima kasih buat sahabat IPM (Ikatan Paskibra Medan) yang terus

setia membuat gebrakan baru untuk kepaskibraan di Kota Medan.

12.Buat teman TERDEKAT dan TERBAIK selama perkuliahan di

KesSos Alm. Nur Ajie, Diella Almira Nasution, Dina Rahmiana,

Siti Mahyardani Nst, Dina Rizky Triyanti, Adistilia Pradita,

Adelina Puspita Devi, M. Iqbal, Ecko Syahputra, Teuku M. Haikal

Chalik, Amar Yusuf Nasution, dan Fajar Hasibuan yang setia

setiap saat untuk menghibur penulis dalam cara apapun.

13.Buat teman seperjuangan sesama stambuk 2011 di KesSos Neysa

Rasenta Munthe, Stephanie Dwiyanti Siahaan, Mesya Ayu

Ningsih, Dadan Nasution, Cindy Charina Sembiring, Herianna

Bangun, Anugerah Mubarak Dalimunthe, Halim, Pipin Kesuma

Wardanie, Chairi Firnanda, Elvana Togatorop, Muhammad Fikri,

Noni Gulo, Ria Sapta, Tika Juntak, William Sonalawa, Gabriel

Manalu, Reno Pumadiansyah, Indra Fauji Hasibuan, Erlia Puji

Astuti, dan teman-teman KesSos lainnya yang tidak tersebutkan

namanya, terimakasih atas waktu kebersamaannya dan

memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini. Viva KesSos~

14.Buat teman-teman di SMK Telkom Medan dulu, terkhusus alumni

TKJ 1 Angkatan XVII terima kasih tetap saling mendukung

walaupun kita sudah saling berjauhan keberadaanya.

15.Buat teman-teman di SMPN 1 Bagan Sinembah, terkhusus buat

(9)

Halawa, Aditya Jesica, dan lainnya semoga kita bisa jumpa

kembali..amin.

16.Buat teman-teman di SDN 004 Bukit Datuk, terkhusus Agus

Susanto, Aisyah, Arsi Susanti, Fitriyanti, Sri, Saenah, dan lainnya

semoga kita bisa reunian lagi ya di kampung kita tercinta.

17.Buat orang-orang yang tidak tersebutkan namanya yang telah

mendukung dan membantu dalam menyelesaikan skripsi ini,

penulis mengucapkan terima kasih banyak dan sukses buat kita

semua. Amin ya Allah.

Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari masih terdapat

kekurangan dalam skripsi ini, untuk itu sangat diharapkan saran dan kritik guna

menyempurnakannya agar kedepan penulis dapat lebih baik lagi. Penulis berharap

semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Sekian dan terima kasih.

Medan, Juli 2015

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR BAGAN ... xii

LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 ... Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 ... Peru musan Masalah ... 9

1.3 ... Tujua n dan Manfaat Penelitian... 10

1.3.1 ... Tujua n Penelitian ... 10

1.3.2 ... Manf aat Penelitian... 10

1.4 ... Siste matika Penulisan ... 11

(11)

2.1 ... Kons

ep Sosial Ekonomi ... 12

2.1.1 ... Peng

ertian Sosial Ekonomi ... 12

2.1.2 ... Fakto

r Penentu Sosial Ekonomi ... 14

2.1.3 ... Fakto

r Penghambat Sosial Ekonom ... 21

2.2 ... Kons

ep Keluarga ... 22

2.2.1 ... Peng

ertian Keluarga ... 22

2.2.2 ...

Ciri-Ciri Keluarga ... 25

2.2.3 ... Fung

si Keluarga ... 26

2.3 ... Kons

ep Belajar ... 30

2.3.1 ... Peng

ertian Belajar... 30

2.3.2 ... Fakto

r-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Belajar ... 34

2.3.3 ... Prinsi

(12)

2.3.4 ... Prest

asi Belajar ... 49

2.4 ... Hubu ngan Sosial Ekonomi Keluarga dengan Prestasi Belajar Anak ... 51

2.5 ... Kera ngka Pemikiran ... 53

2.6 ... Defin isi Konsep ... 57

BAB III METODE PENELITIAN ... 58

3.1 ... Tipe Penelitian ... 58

3.2 ... Loka si Penelitian ... 58

3.3 ... Infor man ... 59

3.3.1 ... Infor man Utama ... 59

3.3.2 ... Infor man Kunci ... 60

3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 60

3.5. Teknik Analisis Data ... 61

(13)

4.1 ... Profi

SMK Telkom Sandhy Putra Medan ... 62

4.2 ... Sejar

ah Berdirinya SMK Telkom Sandhy Putra Medan ... 63

4.3 ... Letak

Geografis ... 64

4.3.1 ... Pema

nfaatan Pekarangan Sekolah ... 65

4.3.2 ... Pema

nfaatan Gedung Sekolah ... 66

4.4 ... Kead

aan Sekolah ... 69

4.4.1 ... Visi

dan Misi Sekolah ... 70

4.4.2 ... Depa

rtemen/Bidang Keahlian ... 70

4.4.3 ... Tena

ga Pengajar... 71

4.5 ... Kead

aan Siswa... 73

4.1.1 ... Prest

asi Siswa-Siswi SMK Telkom Sandhy Putra Medan ... 76

(14)

5.1 ... Hasil

Penelitian ... 80

5.1.1 ... Infor

man Utama ... 81

5.1.2 ... Infor

man Kunci ... 112

5.2 ... Anali

sis Sosial Ekonomi Keluarga ... 118

5.3 ... Anali

sis Faktor-Faktor Anak Berprestasi dalam Belajar... 121

BAB VI PENUTUP ... 124 6.1 ... Kesi

mpulan ... 124

6.2 ... Saran ... 125

DAFTAR PUSTAKA ... 126

(15)

Tabel 4.1 Distribusi Pekarangan SMK Telkom Sandhy Putra Medan ... 66

Tabel 4.2 Pemanfaatan Gedung Sekolah ... 68

Tabel 4.3 Sarana/Fasilitas Pendukung Pembelajaran di Sekolah ... 69

Tabel 4.4 Data Diri Pengajar/Guru di SMK Telkom Sandhy Putra Medan .. 72

Tabel 4.5 Distribusi Siswa Menurtu Jenis Kelamin dan Agama... 75

Tabel 4.6 Prestasi Siswa SMK Telkom Sandhy Putra Medan Tahun

2014/2015 ... 77

(16)

Bagan Alur Pikiran ... 56

Bagan Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Baru... 78

(17)

1) Daftar Pertanyaan Wawancara

2) Surat Keputusan Komisi Pembimbing Penulisan Proposal Peneltian/ Peneltian

Skripsi

3) Surat ACC Judul Proposal/ Penulisan Skripsi

4) Berita Acara Seminar Proposal Peneltian

5) Surat Izin Penelitian

6) Surat Balasan Izin Penelitian dari Kepala SMK Telkom Sandhy Putra Medan

7) Lembar Kegiatan Bimbingan Proposal Penelitian/ Penulisan Skripsi

(18)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL Nama : Poniman

Nim : 110902070

ABSTRAK

(Skripsi ini terdiri dari: 6 bab, 127 halaman, 34 kepustakaan, 6 tabel, serta lampiran)

Skripsi ini diajukan guna memenuhi syarat meraih gelar sarjana Ilmu

Kesejahteraan Sosial, dengan judul “Sosial Ekonomi Keluarga dan

Hubungannya dengan Prestasi Belajar Anak di SMK Telkom Sandhy Putra Medan”.

Dalam belajar banyak sekali faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, salah satunya adalah latar belakang sosial ekonomi orang keluarga anak. Semakin tinggi latar belakang sosial ekonomi keluarga anak, semakin tinggi pula prestasi belajar yang dicapai. Tujuan dari penelitian ini yaitu: (1) Untuk mengetahui prestasi belajar anak (siswa) di SMK Telkom Sandhy Putra Medan. (2) untuk mendeskripsikan dan menganalisis latar belakang sosial ekonomi keluarga anak (siswa) di SMK Telkom Sandhy Putra Medan. (3) Untuk mendeskripsikan dan menganalisis hubungan yang terjadi diantara sosial ekonomi keluarga dan hasil prestasi belajar anak di SMK Telkom Sandhy Putra Medan.

Analisis dalam penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif deskriptif. Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan, menganalisis, dan menafsirkan data dari informan penelitian, yaitu Latar Belakang Sosial Ekonomi Keluarga dan Prestasi Belajar Anak di SMK Telkom Sandhy Putra Medan.. Informan dalam penelitian ini adalah 6 orang siswa kelas XI SMK Telkom Sandhy Putra Medan yang dipilih berdasarkan prestasi disekolah baik dari nilai akademik (raport) maupun hasil olimpiade yang pernah diikuti oleh siswa tersebut. Maka ditentukan yaitu siswa-siswi yang berstatus juara umum dari masing-masing jurusan.

Hasil penelitian ini adalah: (1) Latar belakang sosial ekonomi keluarga anak (siswa) SMK Telkom Sandhy Putra Medan sebagian besar tergolong dalam kategori menengah keatas. (2) Prestasi belajar siswa SMK Telkom Sandhy Putra Medan tergolong dalam kategori tinggi. (3) terdapat hubungan yang signifikan antara latar belakang sosial ekonomi keluarga dengan prestasi belajar anak di SMK Telkom Sandhy Putra Medan.

(19)

UNIVERSITY OF NORTH SUMATRA

FACULTY OF SOCIAL AND POLITICAL SCIENCE DEPARTMENT OF SOCIAL WELFARE Name: Poniman

Nim: 110902070

ABSTRACT

(This thesis consists of 6 chapters, 127 pages, 34 libraries, 6 tables, and attachment)

This thesis put forward in order to qualify a bachelor's degree of Social Welfare, with the title " The Socioeconomic of Families and The Relation to the Child Study Achievement in Vocational High School of Telkom Sandhy Putra Medan".

In learning a lot of factors that affect student achievement, one of which is socio-economic background the child's family. The higher the socio-economic background of the child, the higher the achievement of learning achieved. The purpose of this study are: (1) To determine the learning achievement of children (students) at SMK Telkom Medan Putra Sandhy. (2) to describe and analyze the socio-economic background of children (students) at SMK Telkom Medan Putra Sandhy. (3) To describe and analyze the relationship between the family and the socio-economic results of learning achievement of children in SMK Telkom Medan Putra Sandhy.

Analysis of the research used in this research is descriptive qualitative data analysis. Descriptive analysis is used to describe, analyze, and interpret data from research informants, the Socio-Economic Background Family and Children's Achievement in SMK Telkom Medan Putra Sandhy .. informants in this study were 6 class XI student of SMK Telkom Medan Putra selected Sandhy better school achievement based on academic grades (report cards) as well as the results of the Olympics have been followed by the student. Then determined that students with the status of the overall winner of each department.

Results of this study are: (1) socio-economic background of children (students) SMK Telkom Medan Putra Sandhy mostly belonging to the middle and upper categories. (2) Student achievement SMK Telkom Medan Putra Sandhy classified in the high category. (3) there is a significant relationship between socio-economic background and academic achievement of children in SMK Telkom Medan Putra Sandhy.

(20)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara yang sangat kaya di dunia yang ditandai

dengan melimpahnya Sumber Daya Alam (SDA) maupun Sumber Daya Manusia

(SDM). Dilihat dari letak geografisnya, Indonesia terletak pada posisi yang sangat

strategis, yang seharusnya sebagai modal untuk menjadi bangsa yang maju dan

sejahtera. Untuk mewujudkan suatu bangsa yang maju dan sejahtera dibutuhkan

Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki kemampuan dan kualitas.

Salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan dan kualitas Sumber

Daya Manusia (SDM) adalah melalui jalur pendidikan. Pendidikan membentuk

karakter kepercayaan diri yang pada akhirnya melahirkan individu-individu yang

berkualitas. Pendidikan diyakini mampu meningkatkan daya produktifitas

individu sehingga setiap individu mampu melahirkan daya fikir yang kreatif dan

inovatif.

Lebih lanjut, pendidikan adalah kunci untuk meningkatkan kesejahteraan

dan martabat bangsa. Tak salah jika pendidikan kita sebut sebagai pilar pokok

dalam pembangunan bangsa. Tinggi-rendah derajat suatu bangsa bisa dilihat dari

mutu pendidikan yang diterapkannya. Pendidikan yang tepat dan efektif akan

melahirkan anak-anak bangsa yang cerdas, bermoral, memiliki etos kerja dan

inovasi yang tinggi.

Sebagaimana tujuan pendidikan berdasarkan UUD 1945 pasal 31 ayat 1

(21)

Tujuan pendidikan nasional juga tertuang dalam Undang-Undang Republik

Indonesia No. 20 tahun 2003 pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

menyatakan bahwa: Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri

dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab

Mengingat pentingnya pendidikan dalam kehidupan, maka seluruh

komponen pendidikan seperti : kurikulum, guru, siswa, sarana sekolah dan

fasilitas sekolah, lingkungan keluarga dan peran orang tua menjadi sangat

strategis dalam pencapaian prestasi belajar anak. Dalam penelitian ini, yang

dimaksud dengan prestasi belajar adalah: (1) Prestasi yang dinilai dari hasil ranah

kognitif (akal) yaitu berdasarkan nilai yang diperoleh oleh anak dalam belajar

seperti nilai raport dan hasil perlombaan dan olimpiade ataupun cerdas cermat; (2)

prestasi yang dinilai dari ranah afektif (rasa/sikap/perilaku/akhlak), dan; (3) ranah

psikomotorik (keterampilan) seperti prestasi di bidang olahraga, seni, dan

lain-lain.

Sejalan dengan perkembangan masyarakat saat ini, pendidikan banyak

mengalami berbagai hambatan. Salah satu hambatan yang sangat menarik yaitu

berkenaan dengan peningkatan mutu pendidikan yang disebabkan rendahnya

prestasi belajar generasi bangsa Indonesia. Sistem pendidikan Indonesia kurang

memperhatikan potensi anak secara dominan. Sistem pendidikan Indonesia

menekankan agar anak yang bersekolah harus memiliki kemampuan yang sama.

(22)

menjadi individu yang luar biasa dalam prestasinya. Dengan begitu tidak ada

pengelompokan anak-anak bodoh, melainkan anak-anak yang berpotensi sesuai

dengan bidang keahlian.

Berdasarkan harian Kompas.com - Indonesia sejak zaman kemerdekaan

berusaha memberikan layanan pendidikan yang baik untuk masyarakat. Semua itu

terbukti dari prestasi yang sudah diraih hingga saat ini. Namun, di balik itu

banyak masalah belum terselesaikan. Selain berita baik mengenai prestasi

Indonesia sejak dulu, ada pula berita buruknya,” ujar Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan pada acara Silaturahmi dengan kepala

Dinas Pendidikan, Senin (1/12/2014) di kantor Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan (Kemendikbud).

Melihat kondisi di lapangan, prestasi yang dihasilkan siswa-siswa

Indonesia yang berlomba di dunia internasional maupun nasional belum

sebanding dengan jumlah anak-anak Indonesia yang bersekolah, baik dari tingkat

SD, SMP, DAN SMA/SMK. Keburukan itu terlihat dari rendahnya prestasi anak

didik Indonesia yang berdasarkan nilai Ujian Nasional. Berdasarkan pada harian

kompas tertanggal 24 Mei 2013, nilai rata-rata ujian nasional tingkat SMA/MA

tahun 2012/2013 dibandingkan dengan tahun 2011/2012 turun dari 7,7 menjadi

6,35. Tingkat kelulusan juga turun dari 99,50% menjadi 99,48%. Adapun untuk

tingkat SMK dari 1.106.140 siswa peserta terdapat 601 siswa yang tidak lulus.

Siswa tidak lulus tersebut sebagian besar berasal dari Provinsi Aceh, Maluku,

Papua, Maluku Utara, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara. Selain itu, pada

(23)

siswanya 849 orang. Sebaliknya, terdapat 15.000 sekolah yang siswanya 100%

lulus, dengan jumlah siswa 1,3 juta orang.

Data yang diterbitkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan

(Balitbang) Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)

menyebutkan “tahun ini nilai rata-rata UN mengalami penurunan dari 6,35 di

tahun ajaran 2012/2013 menjadi 6,12 di tahun ajaran 2013/2014.

(http://m.beritasatu.com/pendidikan/nilairata-rataujiannasional.html, diakses

pada tanggal 10 Maret 2015 pukul 10.31 WIB).

Berbeda dengan kondisi di Provinsi Sumatera Utara kelulusan siswa untuk

Ujian Nasional tingkat SMA/MA/dan SMK se-Sumut sebanyak 561 siswa dari

203.309 peserta ujian dinyatakan tidak lulus. Sumut pada tahun ajaran 2013/2014

hanya mampu mencapai nilai rata-rata UN dengan total 7,70. Dari 33

Kabupaten/Kota se-Sumut, daerah yang paling banyak tidak lulus UN SMA/MA

adalah Kabupaten Batubara sebanyak 225 orang dari 3.031 peserta dan disusul

Dairi 118 orang dari 2.824 peserta. Untuk tingkat SMK daerah terbanyak tidak

lulus UN adalah Kabupaten Nias 89 orang dari 117 peserta dan Mandailing Natal

89 orang dari 188 peserta ujian (http://hariansib.co/mobile/, diakses pada tanggal

10 Maret 2015 Pukul 10.49 WIB).

Tingkat kelulusan UN siswa SMA dan SMK Kota Medan tahun 2014

cukup tinggi, dimana kelulusan SMA mencapai 99.95%, sedangkan tingkat

kelulusan SMK mencapai 99.89%. Dari total siswa SMA yang mengikuti Ujian

Nasional yakni 24.648 orang siswa yang tidak lulus sebanyak 13 orang atau

(24)

sebanyak 19 orang atau 0.11% (http://disdik.pemkomedan.go.id/web/berita/100.

Diakses pada tanggal 10/03/2015 pukul 20.18).

Untuk perwakilan sekolah dari Kota Medan sendiri, peneliti menyajikan

data dari SMK Telkom Sandhy Putra Medan. Sekolah ini selalu menjadi

barometer pendidikan untuk tingkat SMK di Kota Medan. Untuk bidang

Teknologi, Informasi dan Komunikasi (TIK) SMK Telkom Sandhy Putra Medan

menjadi sekolah yang terbaik. Hal ini dibuktikan dengan konsistensi pihak

sekolah dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas sehingga sekolah ini

memiliki prestasi yang gemilang. Tak jarang siswanya selalu menjadi perwakilan

olimpiade tingkat SMK baik se-Kota Medan, se-Sumut dan bahkan hingga tingkat

nasional. Bukan sekedar di bidang akademik saja, sekolah ini juga memiliki

beragam ekstrakurikuler dengan prestasi yang membanggakan.

Selain itu SMK Telkom Sandhy Putra Medan selalu meluluskan 100%

siswanya setiap tahunnya. Sekolah ini juga medapatkan nilai rata-rata UN yang

bagus. Di tahun 2010, SMK Telkom Sandhy Putra Medan menjadi sekolah

kejuruan dengan nilai rata-rata Ujian Nasioanal Tertinggi di Kota Medan. Begitu

pula pada tahun 2012, yaitu dengan rincian nilai rata-rata untuk mata pelajaran

Bahasa Indonesia (7,32), Bahasa Inggris (8,59), Matematika (9,09), dan Produktif

(8,47). Tidak hanya itu saja, sekolah ini juga sangat memberikan kontribusi

kepada siswanya yaitu dengan meluluskan siswanya di berbagai perguruan tinggi

di Indonesia seperti USU, UNAN, UNBRAW, UNSIYAH, UNRI, dan lain-lain.

(http://id.m.wikipedia.org/wiki/SMK_Telkom_Medan. Diakses pada tanggal 10

(25)

Namun dibalik prestasi yang membanggakan tersebut, belum mewakili

siswa seluruhnya. Masih banyak beberapa masalah yang ada dan belum mampu

teratasi dengan baik. Contohnya saja masih ada siswa yang Drop Out (DO). Hal

ini dadasarkan karena siswa tersebut tidak mampu mengikuti peraturan sekolah

yang ketat dan banyak pelanggaran lain yang dilakukan siswa selama proses

belajar mengajar, seperti melawan guru, tidak masuk sekolah tanpa keterangan,

dan lain sebagainya.

Membahas masalah pendidikan dan prestasi belajar tentunya ada kunci

keterikatan didalamnya. Dalam pendidikan tentu prestasi belajar itu ada faktor

yang mempengaruhi, yaitu faktor internal yang berasal dari dalam diri anak yang

menyangkut psikologis dan fisiologis, serta faktor eksternal yang berasal dari luar

diri anak yang menyangkut kondisi lingkungan sosial dan lingkungan nonsosial .

Faktor eksternal salah satunya yaitu sosial ekonomi keluarga. Sosial ekonomi

keluarga berperan penting dalam pemenuhan sarana dan prasarana pembelajaran.

Dengan begitu, anak yang berasal dari keluarga sosial ekonomi tinggi dapat

dengan mudah memenuhi kebutuhan tersebut sehingga akan menjadi motivasi

dalam belajar yang pada akhirnya anak dapat meningkatkan prestasi belajar. Dan

ini tentu menjadi kebalikan dari anak yang berasal dari keluarga sosial ekonomi

rendah rentan tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Status ekonomi orang tua berpengaruh terhadap perbedaan perilaku

peserta didik. Anak didik yang berasal dari keluarga yang memiliki harta yang

berlimpah akan berbeda perilakunya dengan anak didik yang berasal dari keluarga

(26)

dipahami bahwa fasilitas belajar yang lengkap hanya merupakan salah satu faktor

penunjang bagi anak didik dalam melakukan proses pembelajaran. Dalam

kenyataannya, terjadi kesenjangan yang semakin sulit dipertemukan di negeri ini,

khususnya kesenjangan dalam bidang kemampuan ekonomi keluarga.

Pada zaman modern sekarang ini, ekonomi menjadi faktor penentu apakah

seorang anak berprestasi atau tidak. Anak yang memiliki keluarga dengan

ekonomi tinggi akan bergantung pada kemampuan ekonomi keluarga untuk

memenuhi fasilitas belajarnya. Berbeda dengan anak pada zaman dahulu, banyak

anak berprestasi tanpa latar belakang ekonomi keluarga yang tinggi. Anak pada

zaman dahulu banyak berprestasi karena memiliki daya dorong dalam diri untuk

bisa maju dengan fasilitas seadanya dan tidak menjadi ketergantungan kepada

keluarga.

Hal tersebut dapat dilihat berdasarkan hasil penelitian sebelumnya

mengenai hubungan keterkaitan antara sosial ekonomi keluarga dengan prestasi

belajar anak adalah sebagai berikut:

1. Skripsi karya Sri Wahyuni dengan judul “Hubungan Status Sosial Ekonomi

Orang Tua dan Pemanfaatan Media Belajar dengan Prestasi Belajar Pada

Siswa Kelas XI SMA Batik 2 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011”,

menyatakan bahwa: Status sosial ekonomi orang tua secara empiris

memiliki hubungan yang sangat signifikan dengan prestasi belajar yang

dicapai seorang anak. Untuk meningkatkan prestasi belajar maka status

sosial ekonomi orang tua harus dinaikan. Semakin tinggi pendidikan orang

(27)

anaknya untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu di dalam masyarakat

maupun lingkungan sekolah selain itu Orang tua yang memiliki status sosial

ekonominya berkecukupan akan cenderung menyekolahkan anak-anaknya

sampai keperguruan tinggi. Disamping itu pemberian fasilitas belajar juga

cukup. Sebaliknya keluarga yang mempunyai status sosial ekonomi rendah

mereka mempunyai kecenderungan kurang memperhatikan anak-anaknya,

apalagi memberikan fasilitas belajar yang memadai. Jadi dengan adanya

fasilitas yang memadai ataupun sarana dan prasarana yang memadai dalam

belajar, akan mendorong anak untuk lebih giat belajar sehingga akan

mencapai prestasi belajar yang tinggi.

2. Skripsi karya Frengky D. Hutajulu dengan judul “Pengaruh Kondisi Sosial

Ekonomi Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Geografi Siswa Kelas XI

IPS SMS Negeri 1 Siantar Narumonda T.A 2012/2013”, menyatakan

bahwa: terdapat pengaruh yang signifikan antara kondisi sosial ekonomi

orang tua terhadap prestasi belajar geografi siswa dengan hasil perhitungan

koefisien korelasi seherhana yaitu korelasi produk moment antara variabel

X terhadap variabel Y diketahui bahwa r (hitung) sebesar 0,601. Apabila

nilai ini dibandingkan dengan r (tabel) pada taraf signifikan 5% dengan

sampel 100 untuk mencari r (tabel) maka r (tabel) sebesar 0,195.

Berdasarkan ketentuan apabila nilai r (hitung) lebih besar dari nilai r (tabel)

atau 0,601 > 0,195 dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara sosial

ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar.

(28)

prestasi-belajar-geografi-kelas-xi-ips-di-sma-n-1-siantar-narumonda-kabupaten-toba-samosir-ta-20122013-28896.html diakses pada tanggal 20

Maret pukul 10.30 WIB).

Namun, kenyataan berbeda telah terjadi terhadap anak didik pada zaman

sekarang. Dalam suatu kondisi tertentu ada anak yang berprestasi tetapi berasal

dari keluarga dengan ekonomi keluarga yang rendah, ada anak yang tidak

berprestasi dan bahkan menjadi preman disekolah padahal anak tersebut berasal

dari keluarga dengan ekonomi tinggi. Serta ada seorang anak yang tidak begitu

berprestasi dan cenderung memiliki nilai standar KKM (Kriteria Ketuntasan

Minimum) dan sebagian dari mereka juga memiliki catatan hitam di sekolah. Hal

tersebut tentunya menjadi pekerjaan rumah bagi setiap insan pendidikan di negeri

ini. Bentuk loyalitas terus dituntut dan harus ditanamkan untuk mendukung dan

memajukan pendidikan Bangsa Indonesia

Atas dasar uraian latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian mengenai bagaimana hubungan keterkaitan antara sosial

ekonomi keluarga dengan pendidikan anak yang dituangkan dalam tulisan

berbentuk skripsi dengan judul: “Sosial Ekonomi Keluarga dan Hubungannya

dengan Prestasi Belajar Anak di SMK Telkom Sandhy Putra Medan.”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut: “Bagaimana hubungan

sosial ekonomi keluarga dengan prestasi belajar anak di SMK Telkom Sandhy

(29)

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dirumuskan, maka

penelitian ini bertujuan untuk:

a. Mengetahui prestasi belajar siswa-siswi di sekolah SMK Telkom Sandhy

Putra Medan.

b. Mengetahui hubungan sosial ekonomi keluarga dengan prestasi belajar

anak di SMK Telkom Sandhy Putra Medan.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan dalam rangka:

a. Sebagai bahan referensi dalam rangka pengembangan konsep-konsep dan

teori-teori sosial ekonomi masyarakat, konsep belajar, masalah-masalah

dalam belajar, serta penurunan minat belajar siswa di sekolah.

b. Sebagai bahan pemecahan dalam menyelesaikan masalah-masalah yang

berhubungan dengan prestasi belajar siswa di sekolah dan pengembangan

model pembinaan terhadap siswa di sekolah.

c. Sebagai bahan referensi dalam pelaksanaan penelitian dalam bidang yang

berkaitan dengan hubungan antara sosial ekonomi dengan prestasi belajar

(30)

1.4 Sistematika Penulisan

Rencana dan hasil penelitian ini akan dilaporkan menurut sistematika

penulisan sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah,

tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisikan uraian dan teori-teori yang berkaitan dengan

masalah dan objek penelitian, kerangka pemikiran, dan definisi

konsep.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini berisikan tipe penelitian, informan, teknik pengumpulan

data, dan teknik analisis data.

BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini berisikan gambaraan umum lokasi penelitian yang

berhubungan dengan masalah objek yang akan diteliti.

BAB V : ANALISIS DATA

Bab ini berisikan uraian data yang diperoleh dari hasil penelitian

dan analisinya.

BAB VI : PENUTUP

Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran atas penelitian

(31)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Sosial Ekonomi 2.1.1 Pengertian Sosial Ekonomi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata sosial berarti berkenaan

dengan masyarakat (KBBI, 2002:1454). Menurut Departemen Sosial, kata sosial

adalah segala sesuatu yang dipakai sebagai acuan dalam berinteraksi antar

manusia dalam konteks masyarakat atau komunitas, sebagai acuan berarti sosial

bersifat abstrak yang berisi simbol-simbol berkaitan dengan pemahaman terhadap

lingkungan, dan berfungsi untuk mengatur tindakan-tindakan yang yang

dimunculkan oleh individu-individu sebagai anggota suatu masyarakat. Sehingga

dengan demikian, sosial haruslah mencakup lebih dari seorang individu yang

terikat pada satu kesatuan interaksi, karena lebih dari seorang individu berarti

terdapat hak dan kewajiban dari masing-masing individu yang saling berfungsi

saru dengan lainya (http://www.depsos.go.id/ diakses pada tanggal 10 Maret 2015

pukul 21.15 WIB).

Santrock (2007:282), status sosial ekonomi sebagai pengelompokan

orang-orang berdasarkan kesamaan karakteristik pekerjaan dan pendidikan ekonomi.

Status sosial ekonomi menunjukan ketidaksetaraan tertentu. Secara umum

anggota masyarakat memiliki (1) pekerjaan yang bervariasi prestisenya, dan

beberapa individu memiliki akses yang lebih besar terhadap pekerjaan berstatus

(32)

beberapa individu memiliki akses yang lebih besar terhadap pendidikan yang

lebih baik dibanding orang lain; (3) sumber daya ekonomi yang berbeda; (4)

tingkat kekuasaan untuk mempengaruhi institusi masyarakat. Perbedaan dalam

kemampuan mengontrol sumber daya dan berpartisipasi dalam ganjaran

masyarakat menghasilkan kesempatan yang tidak setara.

Menurut Soekanto, sosial ekonomi adalah posisi seseorang dalam

masyarakat berkaitan dengan orang lain dalam arti lingkungan pergaulan,

prestasinya, dan hak-hak serta kewajibannya dalam hubungannya dengan sumber

daya. Menurut Abdulsyani sosial ekonomi adalah kedudukan atau posisi

seseorang dalam kelompok manusia yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi,

pendapatan, tingkat pendidikan, jenis rumah tinggal, dan jabatan dalam

organisasi.

Untuk mengukur kondisi rill sosial ekonomi seseorang atau sekelompok

rumah tangga, dapat dilihat dari kebutuhan hidup manusia secara menyeluruh.

Dalam laporan PBB I berjudul Report on International Definition and

Measurement of Standart and Level Living, badan dunia tersebut menetapkan 12

jenis komponen yang harus digunakan sebagai dasar untuk memperkirakan

kebutuhan manusia, meliputi:

1. Kesehatan

2. Makanan dan gizi

3. Kondisi pekerjaan

4. Situasi kesempatan kerja

5. Konsumsi dan tata hubungan aggregative

(33)

7. Perumahan, termasuk fasilitas-fasilitas perumahan

8. Sandang

9. Rekreasi dan hiburan

10.Jaminan sosial

11.Kebebasan manusia (siagian, 2012:74)

Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

pengertian status sosial ekonomi dalam penelitian ini adalah kondisi suatu

keluarga atau orang tua yang diukur dengan tingkat pendidikan, tingkat

pendapatan, pemilikan kekayaan atau fasilitas serta jenis pekerjaan.

2.1.2 Faktor-Faktor yang Menentukan Sosial Ekonomi

Ada beberapa faktor yang dapat menentukan tinggi rendahnya sosial

ekonomi orang tua di masyarakat, diantaranya tingkat pendidikan, jenis pekerjaan,

tingkat pendapatan, kondisi lingkungan tempat tinggal, pemilikan kekayaan, dan

partisipasi dalam aktivitas kelompok dari komunitasnya. Dalam hal ini uraiannya

dibatasi hanya 4 faktor yang menentukan yaitu tingkat pendidikan, pendapatan,

dan kepemilikan kekayaan, dan jenis pekerjaan.

1. Tingkat Pendidikan

Sejak masa kolonialisme, pendidikan dianggap sebagai faktor penting

untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa. Masyarakat Indonesia yang biasa

dikenal dengan penduduk pribumi pada masa kolonial mendapat kesempatan

untuk menyekolahkan anak-anaknya, meskipun masih banyak keterbatasan karena

adanya pembedaan perlakuan dalam masyarakat, adanya perbedaan jenjang

(34)

untuk memperoleh pekerjaan lebih sedikit sehingga berdampak pada pendapatan

yang mempengaruhi kesejahteraan (http://id.m.wikipedia.org/wiki/sosial_ekonomi

diakses pada tanggal 13 April 2015 pukul 19.36 WIB).

Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 pasal 1, pendidikan diupayakan untuk

mewujudkan individu agar dapat mengembangkan potensi dirinya dengan bekal

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan adalah aktifitas dan usaha untuk

meningkatkan kepribadian dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya,

yaitu rohani (fikiran, cipta, rasa, dan hati nurani) serta jasmani (panca indera dan

keterampilan-keterampilan).

Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 pasal 3, pendidikan bertujuan untuk

“Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia

seutuhnya, yaitu manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan

jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan bertanggung jawab

kemasyarakatan dan kebangsaan”. Untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan

diselenggarakan melalui jalur pendidikan sekolah (pendidikan formal) dan jalur

pendidikan luar sekolah (pendidikan non formal). Jalur pendidikan sekolah

(pendidikan formal) terdapat jenjang pendidikan sekolah, jenjang pendidikan

sekolah pada dasarnya terdiri dari pendidikan prasekolah, pendidikan dasar,

(35)

Dalam penelitian ini tingkat pendidikan orang tua dilihat dari jenjang

pendidikan formal terakhir yang ditempuh oleh orang tua anak. Selain itu,

pendidikan informal yang pernah diikuti berupa kursus dan lain-lain. Karena

tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap jenis pekerjaan dan tentunya juga

pendapatan yang diperoleh.

2. Pendapatan

Pendapatan adalah jumlah semua hasil suatu pekerjaan yang yang diterima

oleh kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya yang diwujudkan dalam

bentuk uang dan barang. Menurut Sumardi dalam Yerikho (2007) mengemukakan

bahwa pendapatan yang diterima oleh penduduk akan dipengaruhi oleh tingkat

pendidikan yang ditempuh. Dengan pendidikan yang tinggi mereka akan dapat

memperoleh kesempatan yang lebih luas untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih

baik disertai pendapatan yang lebih besar. Sedangkan bagi penduduk yang

berpendidikan rendah akan menadapat pekerjaan dengan pendapatan yang kecil.

Menurut Gustiyana (2003), pendapatan dapat dibedakan menjadi dua yaitu

pendapatan usaha tani dan pendapatan rumah tangga. Pendapatan merupakan

pengurangan dari penerimaan dengan biaya total. Pendapatan rumah tangga yaitu

pendapatan yang diperoleh dari kegiatan usaha tani ditambah dengan pendapatan

yang berasal dari kegiatan diluar usaha tani. Pendapatan usaha tani adalah selisih

antara pendapatan kotor (output) dan biaya produksi (input) yang dihitung dalam

per bulan, per tahun, per musim tanam. Pendapatan luar usaha tani adalah

pendapatan yang diperoleh sebagai akibat melakukan kegiatan diluar usaha tani

(36)

Berdasarkan dari pendapatan keluarga, maka dapat di golongkan didalam

kedudukan sosial ekonomi rendah, sedang, dan tinggi :

a. Golongan Ekonomi Rendah

Golongan masyarakat berpenghasilan rendah yaitu masyarakat yang

menerima pendapatan lebih rendah dari keperluan untuk memenuhi tingkat

hidup yang minimal.

b. Golongan Ekonomi Sedang

Golongan masyarakat berpenghasilan sedang yaitu masyarakat yang dapat

memenuhi kebutuhan hidup namun hanya pas-pasan. Menjadikan

pendidikan sebagai acuan kehidupan.

c. Golongan Ekonomi Tinggi

Golongan masyarakat berpenghasilan tinggi yaitu masyarakat yang dapat

memenuhi kebutuhan hidup baik kebutuhan jangaka pendek maupun

jangka panjang tanpa ada rasa khawatir. Menjadikan pendidikan bukan

sebagai acuan kehidupan, menjadikan budaya dalam keluarga untuk

menjaga marwah.

Siagian (2012:69-72), Pendapatan sosial ekonomi orang tua dapat

merumuskan indikator kemiskinan yang representatif. Keyakinan tersebut muncul

karena pendapatan merupakan variabel yang secara langsung mempengaruhi

apakah seseorang atau sekelompok orang akan mampu atau tidak mampu

memenuhi kebutuhan hidupnya agar dapak hidup secara layak sebagai manusia

yang memiliki harkat dan martabat. Bank Dunia sendiri menetapkan indikator

kemiskinan sebesar US$ 2 perhari perorang dan untuk yang benar-benar miskin

(37)

Melihat kondisi pasar, mahalnya suatu barang yang akan dikonsumsi maka

peneliti menetapkan acuan besaran pendapatan dan pengeluaran dalam suatu

rumah tangga perbulannya adalah sebagai berikut:

a. Pendapatan:

1. Pendapatan ekonomi bawah : < Rp. 5.000.000

2. Pendapatan ekonomi menengah : Rp. 5.000.000 – Rp. 10.000.000

3. Pendapatan ekonomi tinggi : > Rp. 10.000.000

b. Pengeluaran:

1. Pengeluaran rendah : < Rp. 1.000.000

2. Pengeluaran menengah : Rp. 1.000.000 – Rp. 5.000.000

3. Pengeluaran tinggi : > Rp. 5.000.000

(http://media.unpab.ac.id/ diakses pada tanggal 15 Maret 2015 pukul 16.15 Wib).

3. Pemilikan Kekayaan atau Fasilitas

Pemilikan kekayaan atau fasilitas adalah kepemilikan barang berharga

yang memiliki nilai tinggi dalam suatu rumah tangga. Kepemilikan kekayaan atau

fasilitas tersebut diantaranya:

a. Barang-barang berharga

Kepemilikan kekeyaan yang bernilai ekonomis dalam berbagai bentuk dan

ukuran seperti perhiasan, televisi, kulkas dan lain-lain dapat menunjukkan

adanya pelapisan dalam masyarakat.

b. Jenis-jenis kendaraan pribadi

Kendaraan pribadi dapat digunakan sebagai alat ukur tinggi rendahnya

(38)

akan merasa lebih tinggi tingkat taraf ekonominya dari pada orang yang

mempunyai sepeda motor.

Dalam penelitian ini, kepemilikan kekayaan yaitu yang mencakup harta

benda yang dimiliki oleh orang tua anak berupa harta yang tidak bergerak berupa

mobil, kendaraan bermotor dan harta yang tidak bergerak sepeerti tanah, sawah,

rumah, dan lain-lain yang digunakan untuk membiayai pendidikan anak.

4. Jenis Pekerjaan

Pekerjaan akan menentukan status sosial ekonomi karena dari bekerja

segala kebutuhan akan dapat terpenuhi. Pekerjaan tidak hanya mempunyai nilai

ekonomi namun usaha manusia untuk mendapatkan kepuasan dan mendapatkan

imbalan atau upah, ber upa barang dan jasa dalam memenuhi kebutuhan

hidupnya. Pekerjaan seseorang akan mempengaruhi kemampuan ekonominya,

untuk itu bekerja merupakan suatu keharusan bagi setiap individu sebab dalam

bekerja mengandung dua segi, kepuasan jasmani dan terpenuhinya kebutuhan

hidup. (http://digilib.unimed.ac.id/publik/UNIMED-Undergraduate-22748 diakses

pada tanggal 14 April 2015 pukul 08.46 WIB).

Menurut Manginsihi (2013:15), pekerjaan adalah kegiatan yang dilakukan

oleh orang tua anak untuk mencari nafkah. Pekerjaan yang ditekuni oleh setiap

orang berbeda-beda, perbedaan itu akan menyebabkan perbedaan tingkat

penghasilan dari yang rendah sampai pada tingkat yang tinggi, tergantung pada

pekerjaan yang ditekuninya. Contoh pekerjaan berstatus sosial ekonomi rendah

(39)

Kemudian menurut pedoman ISCO (International Standart Clasification

of Oecupation) pekerjaan diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Profesional ahli teknik dan ahli jenis

b. Kepemimpinan dan ketatalaksanaan

c. Administrasi tata usaha dan sejenisnya

d. Jasa

e. Petani

f. Produksi dan operator alat angkut

Dari berbagai klasifikasi pekerjaan diatas, orang akan dapat memilih

pekerjaaan yang sesuai dengan kemampuan dan ketrampilan yang dimilikinya.

Dalam masyarakat tumbuh kecenderungan bahwa orang yang bekerja akan lebih

terhormat di mata masyarakat, artinya lebih dihargai secara sosial dan ekonomi.

Jadi, untuk menentukan status sosial ekonomi dalam keluarga yang dilihat

dari jenjang pekerjaan, maka jenis pekerjaan tersebut dapat diberi batasan sebagai

berikut:

a. Pekerjaan yang berstatus tinggi, yaitu tenaga ahli teknik dan ahli jenis,

pemimpin ketatalaksanaan dalam suatu instansi baik pemerintah maupun

swasta, tenaga administrasi tata usaha.

b. Pekerjaan yang berstatus sedang, yaitu pekerjaan di bidang penjualan dan

jasa.

c. Pekerjaan yang berstatus rendah, yaitu petani dan operator alat

(40)

5. Kesehatan

Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) kesehatan ialah suatu keadaan

sejahtera dari bada jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup

produktif secara sosial dan ekonomis. Selanjutnya kesehatan juga merupakan

suatu keadaan fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan

penyakit kelemahan. Pada dasarnya kesehatan itu meliputi tiga aspek, antara lain :

1. Kesehatan fisik terwujud apabila seseorang tidak merasa dan mengeluh

sakit

2. Tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit

3. Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami tampak sakit

Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penanggulangan dan pencegahan

gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan, dan atau

perawatan. Adapun yang menjadi indicator dalam pemenuhan kesehatan yaitu:

a. Kemampuan untuk membeli obat-obatan

b. Kemampuan untuk berobat ke dokter

c. Kemampuan pemenuhan kebutuhan spiritual

2.1.3 Faktor Penghambat Sosial Ekonomi Keluarga

a. Sumber penghasilan

Penghasilan keluarga dapat diperoleh dari beberapa sumber untuk

memenuhi kebutuhan hidup keluarga, diantaranya sumber penghasilan

tetap sebagai imbalan jasa dari pekerjaan tetap dan sumber penghasilan

tambahan yang merupakan hasil usaha sampingan. Jadi, apabila

(41)

tidak ada akan membuat sebuah keluarga kesulitan dalam memenuhi

kebutuhannya.

b. Besarnya Penghasilan

Yang dimaksud adalah besarnya pemasukan uang, barang-barang atau

harta kekayaan yang dapat dipakai oleh seluruh keluarga untuk memenuhi

kebutuhan keluarga itu sendiri. Sebagaimana dijelaskan dalam suatu teori

bahwa unsur-unsur dan faktor-faktor yang mempengaruhi sosial ekonomi

keluarga adalah sumber penghasilan.

c. Jumlah Anggota Keluarga

Jumlah orang-orang yang menjadi tanggung jawab suatu keluarga atau

rumah tangga dipenuhi kebutuhan hidupnya, semakin banyak jumlah

anggota keluarga berarti semakin banyak pula kebutuhan yang harus

dicukupi atau nilai kebutuhan bertambah besar. Oleh sebab itu,

penghasilan keluarga dituntut mampu mencukupi kebutuhan anggota

keluarga.

d. Penggunaan Penghasilann Keluarga

Mengatur ekonomi keluarga agar kebutuhan dari masing-masing anggota

keluarga terpenuhi, maka harus teliti memilih antara kebutuhan primer dan

kebutuhan sekunder serta kebutuhan pelengkap lainnya. Semua itu harus

disesuaikan dengan kemampuan penghasilan keluarga yang diperoleh,

sehingga tidak terjadi pemborosan. Untuk itu, gunakanlah prinsip seperti

dahululukan kebutuhan mana yang penting, kebutuhan mana yang

mendesak, dan kebutuhan mana yang memiliki sifat lebih penting dan

(42)

2.2 Konsep Keluarga 2.2.1 Pengertian Keluarga

Dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia Modern secara harfiah keluarga

berarti sanak saudara: kaum kerabat, orang seisi rumah, anak bini. Dalam kamus

Oxford Learner’s Pocket Dictionary, keluarga berasal dari kata famiy yang

berarti:

a. Group consisting of one or two parents and their children (kelompok yang

terdiri dari satu atau dua orang tua dan anak-anak mereka);

b. Group consisting of one or two parents, their children, and close relations

(kelompok yang terdiri dari satu atau dua orang tua, anak-anak mereka,

dan kerabat-kerabat dekat);

c. All the people descendend from the same ancestor (semua keturunan dari

nenek moyang yang sama).

Konsep keluarga ideal tentu diawali dari sebuah pernikahan atau

perkawinan yang sah dan diakui. Dalam membentuk sebuah keluarga yang diikat

dalam perkawinan yang sah dan diakui hendaknya sesuai dengan syarat-syarat

yang berlaku, baik syarat dalam agama maupun dalam hukum negara. Keluarga

adalah kelompok kecil yang memiliki pemimpin dan anggota, mempunyai

pembagian tugas dan kerja, serta hak dan kewajiban bagi masing-masing

anggotanya. Keluarga adalah tempat pertama dan yang paling utama dimana

anak-anak belajar. Dari kelurga, mereka mempelajari sifat-keyakinan, sifat-sifat mulia,

komunikasi dan interaksi sosial, serta keterampilan hidup.

Keluarga dengan sistem konjungal, menekankan pada pentingnya

(43)

cenderung dianggap lebih penting daripada ikatan dengan orangtua (Sunarto,

2004:63). Keluarga juga dapat didefinisikan sebagai suatu kelompok dari

orang-orang yang disatukan oleh ikatan-ikatan perkawinan, darah, atau adopsi,

merupakan susunan rumah tangga sendiri, berinteraksi dan berkomunikasi satu

sama lain yang menimbulkan peranan-peranan sosial bagi suami istri, ayah dan

ibu, putra dan putri, saudara laki-laki dan perempuan, serta pemelihara

kebudayaan bersama.

Definisi lain mengatakan bahwa, keluarga adalah sekelompok orang yang

diikat oleh perkawinan atau darah, biasanya meliputi ayah, ibu dan anak atau

anak-anak. Berdasarkan penjelasan di atas, maka terdapat beberapa bentuk atau

tipe keluarga, yaitu:

1. Keluarga inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri dari Ayah,

Ibu, dan Anak-anak.

2. Keluarga besar (Extended Family) adalah keluarga Inti ditambah dengan

sanak saudara, misalnya : nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu,

paman, bibi, dan sebagainya.

3. Keluarga brantai (Serial Family) adalah keluarga yang terdiri dari satu

wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu

keluarga inti.

4. Keluarga Duda / Janda (Single Family) adalah keluarga yang terjadi

karena perceraian atau kematian.

5. Keluarga berkomposisi (Camposite) adalah keluarga yang perkawinannya

(44)

6. Keluarga Kabitas (Cahabitasion) adalah dua orang menjadi satu tanpa

pernikahan tapi membentuk suatu keluarga.

2.2.2 Ciri-Ciri Keluarga

Keluarga pada dasarnya merupakan suatu kelompok yang terbentuk dari

suatu hubungan seks yang tetap, untuk menyelenggarakan hal-hal yang berkenaan

dengan keorangtuaan dan pemeliharaan anak. Adapun ciri-ciri dari sebuah

keluarga di dalam masyarakat adalah sebagai berikut:

1. Unit terkecil dari masyarakat.

2. Terdiri atas 2 orang atau lebih.

3. Adanya ikatan perkawinan atau pertalian darah.

4. Hidup dalam satu rumah tangga .

5. Di bawah asuhan seseorang kepala rumah tangga.

6. Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga.

7. Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing.

8. Diciptakan untuk mempertahankan suatu kebudayaan.

Bugges dan Locke juga mengemukakan terdapatnya 4 karakteristik

keluarga yang terdapat pada semua keluarga, yaitu:

1. Keluarga adalah susunan orang-orang yang disatukan oleh ikatan-ikatan

perkawinan, darah, atau adopsi. Pertalian antara suami dan isteri adalah

perkawinan dan hubungan antara orang tua dan anak biasanya adalah

karah, dan kadangkala adopsi.

2. Anggota-anggota keluarga ditandai dengan hidup bersama di bawah satu

atap dan merupakan susunan satu rumah tangga atau jika mereka

(45)

3. Keluarga merupakan kesatuan dari orang-orang yang berinteraksi dan

berkomunikasi yang menciptakan peranan-peranan sosial bagi si suami

dan isteri, ayah dan ibu, putra-putri, saudara laki-laki dan saudara

perempuan. Peranan-peranan tersebut dibatasi oleh masyarakat, tetapi

masing-masing keluarga diperkuat oleh kekuatan melalui

sentimen-sentimen, yang sebahagian merupakan tradisi dan sebahagian lagi

emosional, yang menghasilkan pengalaman.

4. Keluarga adalah pemelihara suatu kebudayaan bersama, yang diperoleh

pada hakekatnya dari kebudayaan umum, tetapi dalam suatu masyarakat

yang kompleks masing-masing keluarga mempunyai ciri-ciri yang

berlainan dengan keluarga lainnya (Suhendi, 2001:32)

2.2.3 Fungsi Keluarga

Ahmad Tafsir dkk. (2004) melihat bahwa fungsi pendidik dalam keluarga

harus dilakukan untuk menciptakan keharmonisan baik di dalam maupun di luar

keluarga itu. Apabila terjadi disfungsi peran keluarga, maka akan terjadi krisis di

dalam keluarga. Oleh karena itu, para orang tua harus menjalankan fungsi sebagai

pendidik dalam keluarga dengan baik, khususnya ayah sebagai pemimpin dalam

keluarga. Fungsi pendidik di keluarga di antaranya: 1) fungsi biologis, 2) fungsi

ekonomi, 3) fungsi kasih sayang, 4) fungsi pendidikan, 5) fungsi perlindungan, 6)

fungsi sosialisasi anak, 7) fungsi rekreasi, 8) fungsi status keluarga, dan 9) fungsi

agama.

Sementara Samsul Nizar (2002) menyatakan bahwa dalam

(46)

fungsi keluarga. Selanjutnya ia membagi fungsi keluarga menjadi delapan fungsi,

yaitu: 1) fungsi keagamaan, 2) funsi cinta kasih, 3) fungsi reproduksi, 4) fungsi

ekonomi, 5) funsi pembudayaan, 6) fungsi perlindungan, 7) fungsi penidikan dan

sosial, serta 8) fungsi pelestarian lingkungan.

1. Fungsi Agama

Fungsi agama dilaksanakan melalui penanaman milai-nilai keyakinan

berpa iman dan takwa. Penanaman keimanan dan takwa mengajarkan

kepada anggota keluarga untuk selalu menjalankan perintah Tuhan Yang

Maha Esa dan menjauhi larangan-Nya. Pembelajaran dapat dilaksanakan

dengan metode pembiasaan dan peneladanan. Fungsi religius ini sangat

erat kaitannya dengan fungsi edukatif, sosialisasi, dan protektif.

2. Fungsi Biologis

Fungsi biologis adalah fungsi pemenuhan kebutuhan agar keberlangsungan

hidupnya tetap terjaga termasuk secara fisik. Maksudnya pemenuhan

kebutuhan yang berhubungan dengan jasmani manusia. Kebutuhan dasar

manusia untuk terpenuhinya kecukupan makanan, pakaian, tempat tinggal.

Kebutuhan biologis lainnya yaitu berupa kebutuhan seksual yang berfungsi

untuk menghasilkan keturunan (regenerasi).

3. Fungsi Ekonomi

Fungsi ekonomi berhubungan dengan bagaimana pengaturan penghasilan

yang diperoleh untuk memenuhi kebutuhan dalam rumah tangga. Seorang

istri harus mampu mengelola keuangan yang diserahkan suaminya dengan

baik. Utamakan pemenuhan kebutuhan yang bersifat prioritas dalam

(47)

mencukupi kebutuhan keluarga termasuk memfasilitasi kebutuhan anak

dalam bersekolah.

4. Fungsi Kasih Sayang

Fungsi kasih sayang menyatakan bagaimana setiap anggota keluarga harus

menyayangi satu sama lain. Suami hendaknya mencurahkan kasih

5. Fungsi Pendidikan

Dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik dan menyekolahkan anak

untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak bila kelak

dewasa.

6. Fungsi Sosialisasi anak. Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini

adalah bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota

masyarakat yang baik.

7. Fungsi Perlindungan. Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi

anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik sehingga anggota keluarga

merasa terlindung dan merasa aman.

8. Fungsi Perasaan. Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara

instuitif merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain

dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga.

Sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan

keharmonisan dalam keluarga.

9. Fungsi Religius. Tugas keluarga dalam fungsi ini adalah memperkenalkan

dan mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan

(48)

ada keyakinan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan lain

setelah di dunia ini.

10. Fungsi Ekonomis. Tugas kepala keluarga dalam hal ini adalah mencari

sumber-sumber kehidupan dalam memenuhi fungsi-fungsi keluarga yang

lain, kepala keluarga bekerja untuk mencari penghasilan, mengatur

penghasilan itu, sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi

kebutuhan-kebutuhan keluarga.

11. Fungsi Rekreatif. Tugas keluarga dalam fungsi rekreasi ini tidak harus

selalu pergi ke tempat rekreasi, tetapi yang penting bagaimana

menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga sehingga dapat

dilakukan di rumah dengan cara nonton TV bersama, bercerita tentang

pengalaman masing-masing, dan sebagainya.

Dari berbagai fungsi di atas terdapat 3 fungsi pokok keluarga terhadap

keluarga lainnya, yaitu :

1. Asih adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan,

pada anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan

berkembang sesuai usia dan kebutuhannya.

2. Asuh adalah menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar

kesehatannya selalu terpelihara sehingga memungkinkan menjadi

anak-anak sehat baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.

3. Asah adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, mengasah

kemampuan dan potensi yang dimiliki, sehingga anak siap menjadi

(49)

2.3 Konsep Belajar 2.3.1 Pengertian Belajar

Untuk memahami tentang pengertian belajar di sini akan diawali dengan

mengemukakan beberapa definisi tentang belajar. Ada beberapa pendapat para

ahli tentang definisi belajar. Cronbach, Harold Spears dan Geoch dalam Sadirman

A.M (2005:20) sebagai berikut :

1. Cronbach memberikan definisi :

“Learning is shown by a change in behavior as a result of experience”.

“belajarnya adalah memperlihatkan perubahan dalam perilaku sebagai

hasil dari pengalaman”.

2. Harold Spears memberikan batasan :

“Learning is to observe, to read, to initiate, to try something themselves,

to listen, to follow direction”. Belajar adalah mengamati, membaca,

berinisiasi,mencoba sesuatu sendiri, mendengarkan, mengikuti

petunjuk/arahan.

3. Geoch, mengatakan :

“Learning is a change in performance as a result of practice”. Belajar

adalah perubahan dalam penampilan sebagai hasil belajar.

Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar itu senantiasa

merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan

misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain

sebagainya. Juga belajar itu akan lebih baik kalau si subyek melakukannya.

Belajar sebagai kegiatan individu sebenarnya merupakan rangsangan-rangsangan

(50)

kegiatan belajar yang dilakukan oleh seorang individu dapat dijelaskan dengan

rumus antara individu dan lingkungan.

Selaras dengan pendapat diatas, Thursan Hakim (2000:1) mengemukakan

bahwa belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan

perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas

tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan,

pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain. Hal ini berarti bahwa

peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang diperlihatkan dalam

bentuk bertambahnya kualitas dan kuantitas kemampuan seseorang dalam

berbagai bidang. Dalam proses belajar, apabila seseorang tidak mendapatkan

suatu peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan, maka orang tersebut

sebenarnya belum mengalami proses belajar atau dengan kata lain ia mengalmi

kegagalan di dalam proses belajar.

Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan

kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin

dicapai. Untuk eningkatkan prestasi belajar yang baik perlu diperhatikan kondisi

internal dan eksternal. Kondisi interenal adalah kondisi atau situasi yang ada

dalam diri siswa, seperti kesehatan, keterampilan, kemampuan dan sebagainya.

Kondisi eksternal adalah kondisi yang ada di luar diri pribadi manusia, missalnya

ruang belajar yang bersihk, sara dan prasarana belajar yang memadai.

Belajar merupakan alat utama bagi peserta didik dalam mencapai tujuan

pembelajaran sebagai unsur proses pendidikan di sekolah. Menurut Slameto

(51)

memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi individu dengan

lingkungannya.

Moeslichatoen mengemukakan bahwa belajar dapat diartikan sebagai

proses yang membuat terjadinya proses belajar dan perubahan itu sendiri

dihasilkan dari usaha dalam proses belajar. Cronbach menyatakan bahwa belajar

adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman. Sedangkan Geoch juga

mengemukakan bahwa belajar adalah perubahan dalam performansi sebagai hasil

dari praktek (Hadis, 2006:60).

Hasibuan (2007:49-51) belajar dapat didefinisikan , “Suatu usaha atau

kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang,

mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan,

keterampilan, dan sebagainya”. Dari pengertian tersebut dapat diambil

kesimpulan:

1. Belajar adalah suatu usaha, perbuatan yang dilakukan secara

sunguh-sungguh dengan sistematis, mendayagunakan semua potensi yang dimiliki,

baik fisik, mental serta dana, panca indra, otak dan anggota tubuh lainnya,

demikian pula aspek-aspek kejiwaan seperti inteligensi, bakat, motivasi,

minat, dan sebagainya.

2. Belajar bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri antar lain ting

Gambar

Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
+2

Referensi

Dokumen terkait

Objek tidak ada (tanah musnah), subjek diketahui, sertipikat tidak ada lagi dan dokumen pada Kantor Pertanahan masih ada, maka kebijakan yang diambil adalah hak atas tanah dan

For instance, most wildlife researchers have observed that Japanese black bears, deers, and wild boars consume the acorns of beech trees in autumn, however, they

Diharapkan bagi bidan dapat meningkatkan asuhan kebidanan secara continuity of care dalam melakukan pelayanan yang lebih berkualitas, memberikan informasi tentang

Dalam merencanakan struktur gedung yang berada di wilayah yang terdapat intensitas gempa, sebaiknya menggunakan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) dan

Kelompok pertama, kelompok masyarakat yang belum memiliki kesadaran atau kepedulian dalam pengelolaan air limbah. Kelompok ini masih menjadi mayoritas di Kabupaten

Dari ketiga formulasi variasi jumlah asam sitrat dan asam tartrat dan natrium bikarbonat berpengaruh terhadap kadar air, kecepatan alir, sudut diam dan waktu

Apabila nanti saya membuka usaha saya akan membuka usaha fashion dengan brand Blanc, saya akan membuka usaha ini di Kota Bandung karena merupaka kota destiny

Program Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Universitas Negeri Yogyakarta yang dilaksanakan pada semester khusus tahun 2015 merupakan program yang bertujuan memberikan