SOSIAL EKONOMI KELUARGA
DAN HUBUNGANNYA DENGAN PRESTASI BELAJAR ANAK DI SMK TELKOM SANDHY PUTRA MEDAN
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
Universitas Sumatera Utara
OLEH: PONIMAN
110902070
DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL
HALAMAN PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan oleh:
Nama : Poniman
Nim : 110902070
Judul : Sosial Ekonomi Keluarga dan Hubungannya dengan Prestasi
Belajar Anak di SMK Telkom Sandhy Putra Medan
Medan, Juli 2015
PEMBIMBING
(Dra. Tuti Atika, M.S.P) NIP.19630117 198803 2 001
KETUA DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL
(Hairani Siregar, S.Sos, M.S.P) NIP. 19710927199801 2 001
DEKAN
FAKUTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL Nama : Poniman
Nim : 110902070
ABSTRAK
(Skripsi ini terdiri dari: 6 bab, 127 halaman, 34 kepustakaan, 6 tabel, serta lampiran)
Skripsi ini diajukan guna memenuhi syarat meraih gelar sarjana Ilmu
Kesejahteraan Sosial, dengan judul “Sosial Ekonomi Keluarga dan
Hubungannya dengan Prestasi Belajar Anak di SMK Telkom Sandhy Putra Medan”.
Dalam belajar banyak sekali faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, salah satunya adalah latar belakang sosial ekonomi orang keluarga anak. Semakin tinggi latar belakang sosial ekonomi keluarga anak, semakin tinggi pula prestasi belajar yang dicapai. Tujuan dari penelitian ini yaitu: (1) Untuk mengetahui prestasi belajar anak (siswa) di SMK Telkom Sandhy Putra Medan. (2) untuk mendeskripsikan dan menganalisis latar belakang sosial ekonomi keluarga anak (siswa) di SMK Telkom Sandhy Putra Medan. (3) Untuk mendeskripsikan dan menganalisis hubungan yang terjadi diantara sosial ekonomi keluarga dan hasil prestasi belajar anak di SMK Telkom Sandhy Putra Medan.
Analisis dalam penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif deskriptif. Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan, menganalisis, dan menafsirkan data dari informan penelitian, yaitu Latar Belakang Sosial Ekonomi Keluarga dan Prestasi Belajar Anak di SMK Telkom Sandhy Putra Medan.. Informan dalam penelitian ini adalah 6 orang siswa kelas XI SMK Telkom Sandhy Putra Medan yang dipilih berdasarkan prestasi disekolah baik dari nilai akademik (raport) maupun hasil olimpiade yang pernah diikuti oleh siswa tersebut. Maka ditentukan yaitu siswa-siswi yang berstatus juara umum dari masing-masing jurusan.
Hasil penelitian ini adalah: (1) Latar belakang sosial ekonomi keluarga anak (siswa) SMK Telkom Sandhy Putra Medan sebagian besar tergolong dalam kategori menengah keatas. (2) Prestasi belajar siswa SMK Telkom Sandhy Putra Medan tergolong dalam kategori tinggi. (3) terdapat hubungan yang signifikan antara latar belakang sosial ekonomi keluarga dengan prestasi belajar anak di SMK Telkom Sandhy Putra Medan.
UNIVERSITY OF NORTH SUMATRA
FACULTY OF SOCIAL AND POLITICAL SCIENCE DEPARTMENT OF SOCIAL WELFARE Name: Poniman
Nim: 110902070
ABSTRACT
(This thesis consists of 6 chapters, 127 pages, 34 libraries, 6 tables, and attachment)
This thesis put forward in order to qualify a bachelor's degree of Social Welfare, with the title " The Socioeconomic of Families and The Relation to the Child Study Achievement in Vocational High School of Telkom Sandhy Putra Medan".
In learning a lot of factors that affect student achievement, one of which is socio-economic background the child's family. The higher the socio-economic background of the child, the higher the achievement of learning achieved. The purpose of this study are: (1) To determine the learning achievement of children (students) at SMK Telkom Medan Putra Sandhy. (2) to describe and analyze the socio-economic background of children (students) at SMK Telkom Medan Putra Sandhy. (3) To describe and analyze the relationship between the family and the socio-economic results of learning achievement of children in SMK Telkom Medan Putra Sandhy.
Analysis of the research used in this research is descriptive qualitative data analysis. Descriptive analysis is used to describe, analyze, and interpret data from research informants, the Socio-Economic Background Family and Children's Achievement in SMK Telkom Medan Putra Sandhy .. informants in this study were 6 class XI student of SMK Telkom Medan Putra selected Sandhy better school achievement based on academic grades (report cards) as well as the results of the Olympics have been followed by the student. Then determined that students with the status of the overall winner of each department.
Results of this study are: (1) socio-economic background of children (students) SMK Telkom Medan Putra Sandhy mostly belonging to the middle and upper categories. (2) Student achievement SMK Telkom Medan Putra Sandhy classified in the high category. (3) there is a significant relationship between socio-economic background and academic achievement of children in SMK Telkom Medan Putra Sandhy.
KATA PENGANTAR
Bissmillahhirrahmanirrahim...
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas rakhmat
dan anugerah-Nya penulis mendapat kesempatan untuk menyelesaikan studi di
Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP USU dan atas pertolongan-Nya pula
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai jadwal. Serta Shalawat dan salam
ke pangkuan Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia ke
jalan yang benar. Adapun judul skripsi ini adalah “Sosial Ekonomi Keluarga dan Hubungannya dengan Prestasi Belajar Anak di SMK Telkom Sandhy Putra Medan”. Skripsi ini disusun untuk diajukan sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Sosial pada Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial pada
Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Sumatera Utara.
Selama penyusunan skripsi ini, penulis menyadari akan sejumlah
kekurangan dan kelemahan, untuk itu penulis membuka diri untuk saran dan kritik
yang dapat membangun guna perbaikan di masa yang akan datang.
Skripsi ini saya persembahkan terkhusus untuk kedua orang tua yang
memberikan dukungan berupa motivasi dan materi, serta keluarga yang telah
mendukung penulis selama penulisan skripsi ini.
Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini, dan secara
khusus penulis menghanturkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara
2. Ibu Hairani Siregar, S.Sos, M.S.P, selaku Ketua Departemen Ilmu
Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara
3. Ibu Dra. Tuti Atika, M.S.P, selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia membimbing dan memberi dukungan dalam
penyelesaian skripsi ini, serta telah bersedia mendidik dan
membagi ilmunya kepada saya.
4. Seluruh Dosen Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP USU yang telah
memberikan ilmu kepada penulis baik dalam perkuliahan dan
kehidupan sehari-hari.
5. Seluruh staff pendidikan dan administrasi FISIP USU terkhusus
buat Bu Zuraidah dan Kak Debby.
6. Seluruh jajaran SMK Telkom Sandhy Putra Medan, Bpk. Ir. Januar
selaku Kepala Sekolah, Bpk. M. Yusuf, S.Kom selaku Wakil
Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan yang sangat membantu saya
selama proses penelitian, dan seluruh Wakil Kepala Sekolah SMK
terima kasih juga kepada seluruh guru SMK Telkom Sandhy Putra
Medan karena telah membimbing saya sejak berstatus sebagai
siswa di sekolah tersebut hingga saya menjadi sarjana.
7. Para informan yang sudah bersedia meluangkan waktunya
melakukan wawancara dalam penelitian skripsi untuk penulis.
Kepada Madnur Syahri Hasibuan, Amalia Tamarizka Sihombing,
Gracia Cristanty D. Situmorang, Sarah Bianca Pradini, Ribka
Elisabeth Sihotang, dan Eka Arapenta Ginting.
8. Sahabat saya sejak masa SMK dulu hingga sekarang yang selalu
setia berteman dengan saya. Terkhusus Agus Syahputra, M.
Syafrin Hamdani Nasution, dan Ridwansyah. Juga sahabat baru
yang tak kalah setianya kepada saya Satria Oktavia dan Dicky
Ramadhan. Semoga kalian cepat nyusul ya broo..!
9. Terima kasih buat sahabat yang tidak akan tergantikan
PASKOMDA (Paskibra SMK Telkom Medan) mulai dari
Angkatan I hingga Angkatan IX. Dari Paskomdalah saya
mengetahui seluruh isi Kota Medan, terima kasih atas pengalaman
yang telah diberikan, dan yang pasti Paskomda yang terus
memberikan support kepada saya untuk bersemangat mengerjakan
skripsi ini.
10.Terkhusus saya ucapkan terima kasih kepada adik-adik junior saya
di Paskomda M. Wira Yudha Tama, Rizky Caturiantono C,
M.Rifky Adrian, Luthfi Haikal, Alwi Arfizein, M. Suwanda, dan
11.Terima kasih buat sahabat IPM (Ikatan Paskibra Medan) yang terus
setia membuat gebrakan baru untuk kepaskibraan di Kota Medan.
12.Buat teman TERDEKAT dan TERBAIK selama perkuliahan di
KesSos Alm. Nur Ajie, Diella Almira Nasution, Dina Rahmiana,
Siti Mahyardani Nst, Dina Rizky Triyanti, Adistilia Pradita,
Adelina Puspita Devi, M. Iqbal, Ecko Syahputra, Teuku M. Haikal
Chalik, Amar Yusuf Nasution, dan Fajar Hasibuan yang setia
setiap saat untuk menghibur penulis dalam cara apapun.
13.Buat teman seperjuangan sesama stambuk 2011 di KesSos Neysa
Rasenta Munthe, Stephanie Dwiyanti Siahaan, Mesya Ayu
Ningsih, Dadan Nasution, Cindy Charina Sembiring, Herianna
Bangun, Anugerah Mubarak Dalimunthe, Halim, Pipin Kesuma
Wardanie, Chairi Firnanda, Elvana Togatorop, Muhammad Fikri,
Noni Gulo, Ria Sapta, Tika Juntak, William Sonalawa, Gabriel
Manalu, Reno Pumadiansyah, Indra Fauji Hasibuan, Erlia Puji
Astuti, dan teman-teman KesSos lainnya yang tidak tersebutkan
namanya, terimakasih atas waktu kebersamaannya dan
memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini. Viva KesSos~
14.Buat teman-teman di SMK Telkom Medan dulu, terkhusus alumni
TKJ 1 Angkatan XVII terima kasih tetap saling mendukung
walaupun kita sudah saling berjauhan keberadaanya.
15.Buat teman-teman di SMPN 1 Bagan Sinembah, terkhusus buat
Halawa, Aditya Jesica, dan lainnya semoga kita bisa jumpa
kembali..amin.
16.Buat teman-teman di SDN 004 Bukit Datuk, terkhusus Agus
Susanto, Aisyah, Arsi Susanti, Fitriyanti, Sri, Saenah, dan lainnya
semoga kita bisa reunian lagi ya di kampung kita tercinta.
17.Buat orang-orang yang tidak tersebutkan namanya yang telah
mendukung dan membantu dalam menyelesaikan skripsi ini,
penulis mengucapkan terima kasih banyak dan sukses buat kita
semua. Amin ya Allah.
Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari masih terdapat
kekurangan dalam skripsi ini, untuk itu sangat diharapkan saran dan kritik guna
menyempurnakannya agar kedepan penulis dapat lebih baik lagi. Penulis berharap
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Sekian dan terima kasih.
Medan, Juli 2015
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR BAGAN ... xii
LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN... 1
1.1 ... Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 ... Peru musan Masalah ... 9
1.3 ... Tujua n dan Manfaat Penelitian... 10
1.3.1 ... Tujua n Penelitian ... 10
1.3.2 ... Manf aat Penelitian... 10
1.4 ... Siste matika Penulisan ... 11
2.1 ... Kons
ep Sosial Ekonomi ... 12
2.1.1 ... Peng
ertian Sosial Ekonomi ... 12
2.1.2 ... Fakto
r Penentu Sosial Ekonomi ... 14
2.1.3 ... Fakto
r Penghambat Sosial Ekonom ... 21
2.2 ... Kons
ep Keluarga ... 22
2.2.1 ... Peng
ertian Keluarga ... 22
2.2.2 ...
Ciri-Ciri Keluarga ... 25
2.2.3 ... Fung
si Keluarga ... 26
2.3 ... Kons
ep Belajar ... 30
2.3.1 ... Peng
ertian Belajar... 30
2.3.2 ... Fakto
r-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Belajar ... 34
2.3.3 ... Prinsi
2.3.4 ... Prest
asi Belajar ... 49
2.4 ... Hubu ngan Sosial Ekonomi Keluarga dengan Prestasi Belajar Anak ... 51
2.5 ... Kera ngka Pemikiran ... 53
2.6 ... Defin isi Konsep ... 57
BAB III METODE PENELITIAN ... 58
3.1 ... Tipe Penelitian ... 58
3.2 ... Loka si Penelitian ... 58
3.3 ... Infor man ... 59
3.3.1 ... Infor man Utama ... 59
3.3.2 ... Infor man Kunci ... 60
3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 60
3.5. Teknik Analisis Data ... 61
4.1 ... Profi
SMK Telkom Sandhy Putra Medan ... 62
4.2 ... Sejar
ah Berdirinya SMK Telkom Sandhy Putra Medan ... 63
4.3 ... Letak
Geografis ... 64
4.3.1 ... Pema
nfaatan Pekarangan Sekolah ... 65
4.3.2 ... Pema
nfaatan Gedung Sekolah ... 66
4.4 ... Kead
aan Sekolah ... 69
4.4.1 ... Visi
dan Misi Sekolah ... 70
4.4.2 ... Depa
rtemen/Bidang Keahlian ... 70
4.4.3 ... Tena
ga Pengajar... 71
4.5 ... Kead
aan Siswa... 73
4.1.1 ... Prest
asi Siswa-Siswi SMK Telkom Sandhy Putra Medan ... 76
5.1 ... Hasil
Penelitian ... 80
5.1.1 ... Infor
man Utama ... 81
5.1.2 ... Infor
man Kunci ... 112
5.2 ... Anali
sis Sosial Ekonomi Keluarga ... 118
5.3 ... Anali
sis Faktor-Faktor Anak Berprestasi dalam Belajar... 121
BAB VI PENUTUP ... 124 6.1 ... Kesi
mpulan ... 124
6.2 ... Saran ... 125
DAFTAR PUSTAKA ... 126
Tabel 4.1 Distribusi Pekarangan SMK Telkom Sandhy Putra Medan ... 66
Tabel 4.2 Pemanfaatan Gedung Sekolah ... 68
Tabel 4.3 Sarana/Fasilitas Pendukung Pembelajaran di Sekolah ... 69
Tabel 4.4 Data Diri Pengajar/Guru di SMK Telkom Sandhy Putra Medan .. 72
Tabel 4.5 Distribusi Siswa Menurtu Jenis Kelamin dan Agama... 75
Tabel 4.6 Prestasi Siswa SMK Telkom Sandhy Putra Medan Tahun
2014/2015 ... 77
Bagan Alur Pikiran ... 56
Bagan Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Baru... 78
1) Daftar Pertanyaan Wawancara
2) Surat Keputusan Komisi Pembimbing Penulisan Proposal Peneltian/ Peneltian
Skripsi
3) Surat ACC Judul Proposal/ Penulisan Skripsi
4) Berita Acara Seminar Proposal Peneltian
5) Surat Izin Penelitian
6) Surat Balasan Izin Penelitian dari Kepala SMK Telkom Sandhy Putra Medan
7) Lembar Kegiatan Bimbingan Proposal Penelitian/ Penulisan Skripsi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL Nama : Poniman
Nim : 110902070
ABSTRAK
(Skripsi ini terdiri dari: 6 bab, 127 halaman, 34 kepustakaan, 6 tabel, serta lampiran)
Skripsi ini diajukan guna memenuhi syarat meraih gelar sarjana Ilmu
Kesejahteraan Sosial, dengan judul “Sosial Ekonomi Keluarga dan
Hubungannya dengan Prestasi Belajar Anak di SMK Telkom Sandhy Putra Medan”.
Dalam belajar banyak sekali faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, salah satunya adalah latar belakang sosial ekonomi orang keluarga anak. Semakin tinggi latar belakang sosial ekonomi keluarga anak, semakin tinggi pula prestasi belajar yang dicapai. Tujuan dari penelitian ini yaitu: (1) Untuk mengetahui prestasi belajar anak (siswa) di SMK Telkom Sandhy Putra Medan. (2) untuk mendeskripsikan dan menganalisis latar belakang sosial ekonomi keluarga anak (siswa) di SMK Telkom Sandhy Putra Medan. (3) Untuk mendeskripsikan dan menganalisis hubungan yang terjadi diantara sosial ekonomi keluarga dan hasil prestasi belajar anak di SMK Telkom Sandhy Putra Medan.
Analisis dalam penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif deskriptif. Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan, menganalisis, dan menafsirkan data dari informan penelitian, yaitu Latar Belakang Sosial Ekonomi Keluarga dan Prestasi Belajar Anak di SMK Telkom Sandhy Putra Medan.. Informan dalam penelitian ini adalah 6 orang siswa kelas XI SMK Telkom Sandhy Putra Medan yang dipilih berdasarkan prestasi disekolah baik dari nilai akademik (raport) maupun hasil olimpiade yang pernah diikuti oleh siswa tersebut. Maka ditentukan yaitu siswa-siswi yang berstatus juara umum dari masing-masing jurusan.
Hasil penelitian ini adalah: (1) Latar belakang sosial ekonomi keluarga anak (siswa) SMK Telkom Sandhy Putra Medan sebagian besar tergolong dalam kategori menengah keatas. (2) Prestasi belajar siswa SMK Telkom Sandhy Putra Medan tergolong dalam kategori tinggi. (3) terdapat hubungan yang signifikan antara latar belakang sosial ekonomi keluarga dengan prestasi belajar anak di SMK Telkom Sandhy Putra Medan.
UNIVERSITY OF NORTH SUMATRA
FACULTY OF SOCIAL AND POLITICAL SCIENCE DEPARTMENT OF SOCIAL WELFARE Name: Poniman
Nim: 110902070
ABSTRACT
(This thesis consists of 6 chapters, 127 pages, 34 libraries, 6 tables, and attachment)
This thesis put forward in order to qualify a bachelor's degree of Social Welfare, with the title " The Socioeconomic of Families and The Relation to the Child Study Achievement in Vocational High School of Telkom Sandhy Putra Medan".
In learning a lot of factors that affect student achievement, one of which is socio-economic background the child's family. The higher the socio-economic background of the child, the higher the achievement of learning achieved. The purpose of this study are: (1) To determine the learning achievement of children (students) at SMK Telkom Medan Putra Sandhy. (2) to describe and analyze the socio-economic background of children (students) at SMK Telkom Medan Putra Sandhy. (3) To describe and analyze the relationship between the family and the socio-economic results of learning achievement of children in SMK Telkom Medan Putra Sandhy.
Analysis of the research used in this research is descriptive qualitative data analysis. Descriptive analysis is used to describe, analyze, and interpret data from research informants, the Socio-Economic Background Family and Children's Achievement in SMK Telkom Medan Putra Sandhy .. informants in this study were 6 class XI student of SMK Telkom Medan Putra selected Sandhy better school achievement based on academic grades (report cards) as well as the results of the Olympics have been followed by the student. Then determined that students with the status of the overall winner of each department.
Results of this study are: (1) socio-economic background of children (students) SMK Telkom Medan Putra Sandhy mostly belonging to the middle and upper categories. (2) Student achievement SMK Telkom Medan Putra Sandhy classified in the high category. (3) there is a significant relationship between socio-economic background and academic achievement of children in SMK Telkom Medan Putra Sandhy.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara yang sangat kaya di dunia yang ditandai
dengan melimpahnya Sumber Daya Alam (SDA) maupun Sumber Daya Manusia
(SDM). Dilihat dari letak geografisnya, Indonesia terletak pada posisi yang sangat
strategis, yang seharusnya sebagai modal untuk menjadi bangsa yang maju dan
sejahtera. Untuk mewujudkan suatu bangsa yang maju dan sejahtera dibutuhkan
Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki kemampuan dan kualitas.
Salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan dan kualitas Sumber
Daya Manusia (SDM) adalah melalui jalur pendidikan. Pendidikan membentuk
karakter kepercayaan diri yang pada akhirnya melahirkan individu-individu yang
berkualitas. Pendidikan diyakini mampu meningkatkan daya produktifitas
individu sehingga setiap individu mampu melahirkan daya fikir yang kreatif dan
inovatif.
Lebih lanjut, pendidikan adalah kunci untuk meningkatkan kesejahteraan
dan martabat bangsa. Tak salah jika pendidikan kita sebut sebagai pilar pokok
dalam pembangunan bangsa. Tinggi-rendah derajat suatu bangsa bisa dilihat dari
mutu pendidikan yang diterapkannya. Pendidikan yang tepat dan efektif akan
melahirkan anak-anak bangsa yang cerdas, bermoral, memiliki etos kerja dan
inovasi yang tinggi.
Sebagaimana tujuan pendidikan berdasarkan UUD 1945 pasal 31 ayat 1
Tujuan pendidikan nasional juga tertuang dalam Undang-Undang Republik
Indonesia No. 20 tahun 2003 pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
menyatakan bahwa: Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab
Mengingat pentingnya pendidikan dalam kehidupan, maka seluruh
komponen pendidikan seperti : kurikulum, guru, siswa, sarana sekolah dan
fasilitas sekolah, lingkungan keluarga dan peran orang tua menjadi sangat
strategis dalam pencapaian prestasi belajar anak. Dalam penelitian ini, yang
dimaksud dengan prestasi belajar adalah: (1) Prestasi yang dinilai dari hasil ranah
kognitif (akal) yaitu berdasarkan nilai yang diperoleh oleh anak dalam belajar
seperti nilai raport dan hasil perlombaan dan olimpiade ataupun cerdas cermat; (2)
prestasi yang dinilai dari ranah afektif (rasa/sikap/perilaku/akhlak), dan; (3) ranah
psikomotorik (keterampilan) seperti prestasi di bidang olahraga, seni, dan
lain-lain.
Sejalan dengan perkembangan masyarakat saat ini, pendidikan banyak
mengalami berbagai hambatan. Salah satu hambatan yang sangat menarik yaitu
berkenaan dengan peningkatan mutu pendidikan yang disebabkan rendahnya
prestasi belajar generasi bangsa Indonesia. Sistem pendidikan Indonesia kurang
memperhatikan potensi anak secara dominan. Sistem pendidikan Indonesia
menekankan agar anak yang bersekolah harus memiliki kemampuan yang sama.
menjadi individu yang luar biasa dalam prestasinya. Dengan begitu tidak ada
pengelompokan anak-anak bodoh, melainkan anak-anak yang berpotensi sesuai
dengan bidang keahlian.
Berdasarkan harian Kompas.com - Indonesia sejak zaman kemerdekaan
berusaha memberikan layanan pendidikan yang baik untuk masyarakat. Semua itu
terbukti dari prestasi yang sudah diraih hingga saat ini. Namun, di balik itu
banyak masalah belum terselesaikan. Selain berita baik mengenai prestasi
Indonesia sejak dulu, ada pula berita buruknya,” ujar Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan pada acara Silaturahmi dengan kepala
Dinas Pendidikan, Senin (1/12/2014) di kantor Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud).
Melihat kondisi di lapangan, prestasi yang dihasilkan siswa-siswa
Indonesia yang berlomba di dunia internasional maupun nasional belum
sebanding dengan jumlah anak-anak Indonesia yang bersekolah, baik dari tingkat
SD, SMP, DAN SMA/SMK. Keburukan itu terlihat dari rendahnya prestasi anak
didik Indonesia yang berdasarkan nilai Ujian Nasional. Berdasarkan pada harian
kompas tertanggal 24 Mei 2013, nilai rata-rata ujian nasional tingkat SMA/MA
tahun 2012/2013 dibandingkan dengan tahun 2011/2012 turun dari 7,7 menjadi
6,35. Tingkat kelulusan juga turun dari 99,50% menjadi 99,48%. Adapun untuk
tingkat SMK dari 1.106.140 siswa peserta terdapat 601 siswa yang tidak lulus.
Siswa tidak lulus tersebut sebagian besar berasal dari Provinsi Aceh, Maluku,
Papua, Maluku Utara, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara. Selain itu, pada
siswanya 849 orang. Sebaliknya, terdapat 15.000 sekolah yang siswanya 100%
lulus, dengan jumlah siswa 1,3 juta orang.
Data yang diterbitkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan
(Balitbang) Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)
menyebutkan “tahun ini nilai rata-rata UN mengalami penurunan dari 6,35 di
tahun ajaran 2012/2013 menjadi 6,12 di tahun ajaran 2013/2014.
(http://m.beritasatu.com/pendidikan/nilairata-rataujiannasional.html, diakses
pada tanggal 10 Maret 2015 pukul 10.31 WIB).
Berbeda dengan kondisi di Provinsi Sumatera Utara kelulusan siswa untuk
Ujian Nasional tingkat SMA/MA/dan SMK se-Sumut sebanyak 561 siswa dari
203.309 peserta ujian dinyatakan tidak lulus. Sumut pada tahun ajaran 2013/2014
hanya mampu mencapai nilai rata-rata UN dengan total 7,70. Dari 33
Kabupaten/Kota se-Sumut, daerah yang paling banyak tidak lulus UN SMA/MA
adalah Kabupaten Batubara sebanyak 225 orang dari 3.031 peserta dan disusul
Dairi 118 orang dari 2.824 peserta. Untuk tingkat SMK daerah terbanyak tidak
lulus UN adalah Kabupaten Nias 89 orang dari 117 peserta dan Mandailing Natal
89 orang dari 188 peserta ujian (http://hariansib.co/mobile/, diakses pada tanggal
10 Maret 2015 Pukul 10.49 WIB).
Tingkat kelulusan UN siswa SMA dan SMK Kota Medan tahun 2014
cukup tinggi, dimana kelulusan SMA mencapai 99.95%, sedangkan tingkat
kelulusan SMK mencapai 99.89%. Dari total siswa SMA yang mengikuti Ujian
Nasional yakni 24.648 orang siswa yang tidak lulus sebanyak 13 orang atau
sebanyak 19 orang atau 0.11% (http://disdik.pemkomedan.go.id/web/berita/100.
Diakses pada tanggal 10/03/2015 pukul 20.18).
Untuk perwakilan sekolah dari Kota Medan sendiri, peneliti menyajikan
data dari SMK Telkom Sandhy Putra Medan. Sekolah ini selalu menjadi
barometer pendidikan untuk tingkat SMK di Kota Medan. Untuk bidang
Teknologi, Informasi dan Komunikasi (TIK) SMK Telkom Sandhy Putra Medan
menjadi sekolah yang terbaik. Hal ini dibuktikan dengan konsistensi pihak
sekolah dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas sehingga sekolah ini
memiliki prestasi yang gemilang. Tak jarang siswanya selalu menjadi perwakilan
olimpiade tingkat SMK baik se-Kota Medan, se-Sumut dan bahkan hingga tingkat
nasional. Bukan sekedar di bidang akademik saja, sekolah ini juga memiliki
beragam ekstrakurikuler dengan prestasi yang membanggakan.
Selain itu SMK Telkom Sandhy Putra Medan selalu meluluskan 100%
siswanya setiap tahunnya. Sekolah ini juga medapatkan nilai rata-rata UN yang
bagus. Di tahun 2010, SMK Telkom Sandhy Putra Medan menjadi sekolah
kejuruan dengan nilai rata-rata Ujian Nasioanal Tertinggi di Kota Medan. Begitu
pula pada tahun 2012, yaitu dengan rincian nilai rata-rata untuk mata pelajaran
Bahasa Indonesia (7,32), Bahasa Inggris (8,59), Matematika (9,09), dan Produktif
(8,47). Tidak hanya itu saja, sekolah ini juga sangat memberikan kontribusi
kepada siswanya yaitu dengan meluluskan siswanya di berbagai perguruan tinggi
di Indonesia seperti USU, UNAN, UNBRAW, UNSIYAH, UNRI, dan lain-lain.
(http://id.m.wikipedia.org/wiki/SMK_Telkom_Medan. Diakses pada tanggal 10
Namun dibalik prestasi yang membanggakan tersebut, belum mewakili
siswa seluruhnya. Masih banyak beberapa masalah yang ada dan belum mampu
teratasi dengan baik. Contohnya saja masih ada siswa yang Drop Out (DO). Hal
ini dadasarkan karena siswa tersebut tidak mampu mengikuti peraturan sekolah
yang ketat dan banyak pelanggaran lain yang dilakukan siswa selama proses
belajar mengajar, seperti melawan guru, tidak masuk sekolah tanpa keterangan,
dan lain sebagainya.
Membahas masalah pendidikan dan prestasi belajar tentunya ada kunci
keterikatan didalamnya. Dalam pendidikan tentu prestasi belajar itu ada faktor
yang mempengaruhi, yaitu faktor internal yang berasal dari dalam diri anak yang
menyangkut psikologis dan fisiologis, serta faktor eksternal yang berasal dari luar
diri anak yang menyangkut kondisi lingkungan sosial dan lingkungan nonsosial .
Faktor eksternal salah satunya yaitu sosial ekonomi keluarga. Sosial ekonomi
keluarga berperan penting dalam pemenuhan sarana dan prasarana pembelajaran.
Dengan begitu, anak yang berasal dari keluarga sosial ekonomi tinggi dapat
dengan mudah memenuhi kebutuhan tersebut sehingga akan menjadi motivasi
dalam belajar yang pada akhirnya anak dapat meningkatkan prestasi belajar. Dan
ini tentu menjadi kebalikan dari anak yang berasal dari keluarga sosial ekonomi
rendah rentan tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Status ekonomi orang tua berpengaruh terhadap perbedaan perilaku
peserta didik. Anak didik yang berasal dari keluarga yang memiliki harta yang
berlimpah akan berbeda perilakunya dengan anak didik yang berasal dari keluarga
dipahami bahwa fasilitas belajar yang lengkap hanya merupakan salah satu faktor
penunjang bagi anak didik dalam melakukan proses pembelajaran. Dalam
kenyataannya, terjadi kesenjangan yang semakin sulit dipertemukan di negeri ini,
khususnya kesenjangan dalam bidang kemampuan ekonomi keluarga.
Pada zaman modern sekarang ini, ekonomi menjadi faktor penentu apakah
seorang anak berprestasi atau tidak. Anak yang memiliki keluarga dengan
ekonomi tinggi akan bergantung pada kemampuan ekonomi keluarga untuk
memenuhi fasilitas belajarnya. Berbeda dengan anak pada zaman dahulu, banyak
anak berprestasi tanpa latar belakang ekonomi keluarga yang tinggi. Anak pada
zaman dahulu banyak berprestasi karena memiliki daya dorong dalam diri untuk
bisa maju dengan fasilitas seadanya dan tidak menjadi ketergantungan kepada
keluarga.
Hal tersebut dapat dilihat berdasarkan hasil penelitian sebelumnya
mengenai hubungan keterkaitan antara sosial ekonomi keluarga dengan prestasi
belajar anak adalah sebagai berikut:
1. Skripsi karya Sri Wahyuni dengan judul “Hubungan Status Sosial Ekonomi
Orang Tua dan Pemanfaatan Media Belajar dengan Prestasi Belajar Pada
Siswa Kelas XI SMA Batik 2 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011”,
menyatakan bahwa: Status sosial ekonomi orang tua secara empiris
memiliki hubungan yang sangat signifikan dengan prestasi belajar yang
dicapai seorang anak. Untuk meningkatkan prestasi belajar maka status
sosial ekonomi orang tua harus dinaikan. Semakin tinggi pendidikan orang
anaknya untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu di dalam masyarakat
maupun lingkungan sekolah selain itu Orang tua yang memiliki status sosial
ekonominya berkecukupan akan cenderung menyekolahkan anak-anaknya
sampai keperguruan tinggi. Disamping itu pemberian fasilitas belajar juga
cukup. Sebaliknya keluarga yang mempunyai status sosial ekonomi rendah
mereka mempunyai kecenderungan kurang memperhatikan anak-anaknya,
apalagi memberikan fasilitas belajar yang memadai. Jadi dengan adanya
fasilitas yang memadai ataupun sarana dan prasarana yang memadai dalam
belajar, akan mendorong anak untuk lebih giat belajar sehingga akan
mencapai prestasi belajar yang tinggi.
2. Skripsi karya Frengky D. Hutajulu dengan judul “Pengaruh Kondisi Sosial
Ekonomi Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Geografi Siswa Kelas XI
IPS SMS Negeri 1 Siantar Narumonda T.A 2012/2013”, menyatakan
bahwa: terdapat pengaruh yang signifikan antara kondisi sosial ekonomi
orang tua terhadap prestasi belajar geografi siswa dengan hasil perhitungan
koefisien korelasi seherhana yaitu korelasi produk moment antara variabel
X terhadap variabel Y diketahui bahwa r (hitung) sebesar 0,601. Apabila
nilai ini dibandingkan dengan r (tabel) pada taraf signifikan 5% dengan
sampel 100 untuk mencari r (tabel) maka r (tabel) sebesar 0,195.
Berdasarkan ketentuan apabila nilai r (hitung) lebih besar dari nilai r (tabel)
atau 0,601 > 0,195 dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara sosial
ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar.
prestasi-belajar-geografi-kelas-xi-ips-di-sma-n-1-siantar-narumonda-kabupaten-toba-samosir-ta-20122013-28896.html diakses pada tanggal 20
Maret pukul 10.30 WIB).
Namun, kenyataan berbeda telah terjadi terhadap anak didik pada zaman
sekarang. Dalam suatu kondisi tertentu ada anak yang berprestasi tetapi berasal
dari keluarga dengan ekonomi keluarga yang rendah, ada anak yang tidak
berprestasi dan bahkan menjadi preman disekolah padahal anak tersebut berasal
dari keluarga dengan ekonomi tinggi. Serta ada seorang anak yang tidak begitu
berprestasi dan cenderung memiliki nilai standar KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimum) dan sebagian dari mereka juga memiliki catatan hitam di sekolah. Hal
tersebut tentunya menjadi pekerjaan rumah bagi setiap insan pendidikan di negeri
ini. Bentuk loyalitas terus dituntut dan harus ditanamkan untuk mendukung dan
memajukan pendidikan Bangsa Indonesia
Atas dasar uraian latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai bagaimana hubungan keterkaitan antara sosial
ekonomi keluarga dengan pendidikan anak yang dituangkan dalam tulisan
berbentuk skripsi dengan judul: “Sosial Ekonomi Keluarga dan Hubungannya
dengan Prestasi Belajar Anak di SMK Telkom Sandhy Putra Medan.”
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut: “Bagaimana hubungan
sosial ekonomi keluarga dengan prestasi belajar anak di SMK Telkom Sandhy
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dirumuskan, maka
penelitian ini bertujuan untuk:
a. Mengetahui prestasi belajar siswa-siswi di sekolah SMK Telkom Sandhy
Putra Medan.
b. Mengetahui hubungan sosial ekonomi keluarga dengan prestasi belajar
anak di SMK Telkom Sandhy Putra Medan.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan dalam rangka:
a. Sebagai bahan referensi dalam rangka pengembangan konsep-konsep dan
teori-teori sosial ekonomi masyarakat, konsep belajar, masalah-masalah
dalam belajar, serta penurunan minat belajar siswa di sekolah.
b. Sebagai bahan pemecahan dalam menyelesaikan masalah-masalah yang
berhubungan dengan prestasi belajar siswa di sekolah dan pengembangan
model pembinaan terhadap siswa di sekolah.
c. Sebagai bahan referensi dalam pelaksanaan penelitian dalam bidang yang
berkaitan dengan hubungan antara sosial ekonomi dengan prestasi belajar
1.4 Sistematika Penulisan
Rencana dan hasil penelitian ini akan dilaporkan menurut sistematika
penulisan sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisikan uraian dan teori-teori yang berkaitan dengan
masalah dan objek penelitian, kerangka pemikiran, dan definisi
konsep.
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini berisikan tipe penelitian, informan, teknik pengumpulan
data, dan teknik analisis data.
BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Bab ini berisikan gambaraan umum lokasi penelitian yang
berhubungan dengan masalah objek yang akan diteliti.
BAB V : ANALISIS DATA
Bab ini berisikan uraian data yang diperoleh dari hasil penelitian
dan analisinya.
BAB VI : PENUTUP
Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran atas penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Sosial Ekonomi 2.1.1 Pengertian Sosial Ekonomi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata sosial berarti berkenaan
dengan masyarakat (KBBI, 2002:1454). Menurut Departemen Sosial, kata sosial
adalah segala sesuatu yang dipakai sebagai acuan dalam berinteraksi antar
manusia dalam konteks masyarakat atau komunitas, sebagai acuan berarti sosial
bersifat abstrak yang berisi simbol-simbol berkaitan dengan pemahaman terhadap
lingkungan, dan berfungsi untuk mengatur tindakan-tindakan yang yang
dimunculkan oleh individu-individu sebagai anggota suatu masyarakat. Sehingga
dengan demikian, sosial haruslah mencakup lebih dari seorang individu yang
terikat pada satu kesatuan interaksi, karena lebih dari seorang individu berarti
terdapat hak dan kewajiban dari masing-masing individu yang saling berfungsi
saru dengan lainya (http://www.depsos.go.id/ diakses pada tanggal 10 Maret 2015
pukul 21.15 WIB).
Santrock (2007:282), status sosial ekonomi sebagai pengelompokan
orang-orang berdasarkan kesamaan karakteristik pekerjaan dan pendidikan ekonomi.
Status sosial ekonomi menunjukan ketidaksetaraan tertentu. Secara umum
anggota masyarakat memiliki (1) pekerjaan yang bervariasi prestisenya, dan
beberapa individu memiliki akses yang lebih besar terhadap pekerjaan berstatus
beberapa individu memiliki akses yang lebih besar terhadap pendidikan yang
lebih baik dibanding orang lain; (3) sumber daya ekonomi yang berbeda; (4)
tingkat kekuasaan untuk mempengaruhi institusi masyarakat. Perbedaan dalam
kemampuan mengontrol sumber daya dan berpartisipasi dalam ganjaran
masyarakat menghasilkan kesempatan yang tidak setara.
Menurut Soekanto, sosial ekonomi adalah posisi seseorang dalam
masyarakat berkaitan dengan orang lain dalam arti lingkungan pergaulan,
prestasinya, dan hak-hak serta kewajibannya dalam hubungannya dengan sumber
daya. Menurut Abdulsyani sosial ekonomi adalah kedudukan atau posisi
seseorang dalam kelompok manusia yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi,
pendapatan, tingkat pendidikan, jenis rumah tinggal, dan jabatan dalam
organisasi.
Untuk mengukur kondisi rill sosial ekonomi seseorang atau sekelompok
rumah tangga, dapat dilihat dari kebutuhan hidup manusia secara menyeluruh.
Dalam laporan PBB I berjudul Report on International Definition and
Measurement of Standart and Level Living, badan dunia tersebut menetapkan 12
jenis komponen yang harus digunakan sebagai dasar untuk memperkirakan
kebutuhan manusia, meliputi:
1. Kesehatan
2. Makanan dan gizi
3. Kondisi pekerjaan
4. Situasi kesempatan kerja
5. Konsumsi dan tata hubungan aggregative
7. Perumahan, termasuk fasilitas-fasilitas perumahan
8. Sandang
9. Rekreasi dan hiburan
10.Jaminan sosial
11.Kebebasan manusia (siagian, 2012:74)
Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
pengertian status sosial ekonomi dalam penelitian ini adalah kondisi suatu
keluarga atau orang tua yang diukur dengan tingkat pendidikan, tingkat
pendapatan, pemilikan kekayaan atau fasilitas serta jenis pekerjaan.
2.1.2 Faktor-Faktor yang Menentukan Sosial Ekonomi
Ada beberapa faktor yang dapat menentukan tinggi rendahnya sosial
ekonomi orang tua di masyarakat, diantaranya tingkat pendidikan, jenis pekerjaan,
tingkat pendapatan, kondisi lingkungan tempat tinggal, pemilikan kekayaan, dan
partisipasi dalam aktivitas kelompok dari komunitasnya. Dalam hal ini uraiannya
dibatasi hanya 4 faktor yang menentukan yaitu tingkat pendidikan, pendapatan,
dan kepemilikan kekayaan, dan jenis pekerjaan.
1. Tingkat Pendidikan
Sejak masa kolonialisme, pendidikan dianggap sebagai faktor penting
untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa. Masyarakat Indonesia yang biasa
dikenal dengan penduduk pribumi pada masa kolonial mendapat kesempatan
untuk menyekolahkan anak-anaknya, meskipun masih banyak keterbatasan karena
adanya pembedaan perlakuan dalam masyarakat, adanya perbedaan jenjang
untuk memperoleh pekerjaan lebih sedikit sehingga berdampak pada pendapatan
yang mempengaruhi kesejahteraan (http://id.m.wikipedia.org/wiki/sosial_ekonomi
diakses pada tanggal 13 April 2015 pukul 19.36 WIB).
Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 pasal 1, pendidikan diupayakan untuk
mewujudkan individu agar dapat mengembangkan potensi dirinya dengan bekal
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan adalah aktifitas dan usaha untuk
meningkatkan kepribadian dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya,
yaitu rohani (fikiran, cipta, rasa, dan hati nurani) serta jasmani (panca indera dan
keterampilan-keterampilan).
Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 pasal 3, pendidikan bertujuan untuk
“Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia
seutuhnya, yaitu manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan
jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan bertanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan”. Untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan
diselenggarakan melalui jalur pendidikan sekolah (pendidikan formal) dan jalur
pendidikan luar sekolah (pendidikan non formal). Jalur pendidikan sekolah
(pendidikan formal) terdapat jenjang pendidikan sekolah, jenjang pendidikan
sekolah pada dasarnya terdiri dari pendidikan prasekolah, pendidikan dasar,
Dalam penelitian ini tingkat pendidikan orang tua dilihat dari jenjang
pendidikan formal terakhir yang ditempuh oleh orang tua anak. Selain itu,
pendidikan informal yang pernah diikuti berupa kursus dan lain-lain. Karena
tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap jenis pekerjaan dan tentunya juga
pendapatan yang diperoleh.
2. Pendapatan
Pendapatan adalah jumlah semua hasil suatu pekerjaan yang yang diterima
oleh kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya yang diwujudkan dalam
bentuk uang dan barang. Menurut Sumardi dalam Yerikho (2007) mengemukakan
bahwa pendapatan yang diterima oleh penduduk akan dipengaruhi oleh tingkat
pendidikan yang ditempuh. Dengan pendidikan yang tinggi mereka akan dapat
memperoleh kesempatan yang lebih luas untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih
baik disertai pendapatan yang lebih besar. Sedangkan bagi penduduk yang
berpendidikan rendah akan menadapat pekerjaan dengan pendapatan yang kecil.
Menurut Gustiyana (2003), pendapatan dapat dibedakan menjadi dua yaitu
pendapatan usaha tani dan pendapatan rumah tangga. Pendapatan merupakan
pengurangan dari penerimaan dengan biaya total. Pendapatan rumah tangga yaitu
pendapatan yang diperoleh dari kegiatan usaha tani ditambah dengan pendapatan
yang berasal dari kegiatan diluar usaha tani. Pendapatan usaha tani adalah selisih
antara pendapatan kotor (output) dan biaya produksi (input) yang dihitung dalam
per bulan, per tahun, per musim tanam. Pendapatan luar usaha tani adalah
pendapatan yang diperoleh sebagai akibat melakukan kegiatan diluar usaha tani
Berdasarkan dari pendapatan keluarga, maka dapat di golongkan didalam
kedudukan sosial ekonomi rendah, sedang, dan tinggi :
a. Golongan Ekonomi Rendah
Golongan masyarakat berpenghasilan rendah yaitu masyarakat yang
menerima pendapatan lebih rendah dari keperluan untuk memenuhi tingkat
hidup yang minimal.
b. Golongan Ekonomi Sedang
Golongan masyarakat berpenghasilan sedang yaitu masyarakat yang dapat
memenuhi kebutuhan hidup namun hanya pas-pasan. Menjadikan
pendidikan sebagai acuan kehidupan.
c. Golongan Ekonomi Tinggi
Golongan masyarakat berpenghasilan tinggi yaitu masyarakat yang dapat
memenuhi kebutuhan hidup baik kebutuhan jangaka pendek maupun
jangka panjang tanpa ada rasa khawatir. Menjadikan pendidikan bukan
sebagai acuan kehidupan, menjadikan budaya dalam keluarga untuk
menjaga marwah.
Siagian (2012:69-72), Pendapatan sosial ekonomi orang tua dapat
merumuskan indikator kemiskinan yang representatif. Keyakinan tersebut muncul
karena pendapatan merupakan variabel yang secara langsung mempengaruhi
apakah seseorang atau sekelompok orang akan mampu atau tidak mampu
memenuhi kebutuhan hidupnya agar dapak hidup secara layak sebagai manusia
yang memiliki harkat dan martabat. Bank Dunia sendiri menetapkan indikator
kemiskinan sebesar US$ 2 perhari perorang dan untuk yang benar-benar miskin
Melihat kondisi pasar, mahalnya suatu barang yang akan dikonsumsi maka
peneliti menetapkan acuan besaran pendapatan dan pengeluaran dalam suatu
rumah tangga perbulannya adalah sebagai berikut:
a. Pendapatan:
1. Pendapatan ekonomi bawah : < Rp. 5.000.000
2. Pendapatan ekonomi menengah : Rp. 5.000.000 – Rp. 10.000.000
3. Pendapatan ekonomi tinggi : > Rp. 10.000.000
b. Pengeluaran:
1. Pengeluaran rendah : < Rp. 1.000.000
2. Pengeluaran menengah : Rp. 1.000.000 – Rp. 5.000.000
3. Pengeluaran tinggi : > Rp. 5.000.000
(http://media.unpab.ac.id/ diakses pada tanggal 15 Maret 2015 pukul 16.15 Wib).
3. Pemilikan Kekayaan atau Fasilitas
Pemilikan kekayaan atau fasilitas adalah kepemilikan barang berharga
yang memiliki nilai tinggi dalam suatu rumah tangga. Kepemilikan kekayaan atau
fasilitas tersebut diantaranya:
a. Barang-barang berharga
Kepemilikan kekeyaan yang bernilai ekonomis dalam berbagai bentuk dan
ukuran seperti perhiasan, televisi, kulkas dan lain-lain dapat menunjukkan
adanya pelapisan dalam masyarakat.
b. Jenis-jenis kendaraan pribadi
Kendaraan pribadi dapat digunakan sebagai alat ukur tinggi rendahnya
akan merasa lebih tinggi tingkat taraf ekonominya dari pada orang yang
mempunyai sepeda motor.
Dalam penelitian ini, kepemilikan kekayaan yaitu yang mencakup harta
benda yang dimiliki oleh orang tua anak berupa harta yang tidak bergerak berupa
mobil, kendaraan bermotor dan harta yang tidak bergerak sepeerti tanah, sawah,
rumah, dan lain-lain yang digunakan untuk membiayai pendidikan anak.
4. Jenis Pekerjaan
Pekerjaan akan menentukan status sosial ekonomi karena dari bekerja
segala kebutuhan akan dapat terpenuhi. Pekerjaan tidak hanya mempunyai nilai
ekonomi namun usaha manusia untuk mendapatkan kepuasan dan mendapatkan
imbalan atau upah, ber upa barang dan jasa dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya. Pekerjaan seseorang akan mempengaruhi kemampuan ekonominya,
untuk itu bekerja merupakan suatu keharusan bagi setiap individu sebab dalam
bekerja mengandung dua segi, kepuasan jasmani dan terpenuhinya kebutuhan
hidup. (http://digilib.unimed.ac.id/publik/UNIMED-Undergraduate-22748 diakses
pada tanggal 14 April 2015 pukul 08.46 WIB).
Menurut Manginsihi (2013:15), pekerjaan adalah kegiatan yang dilakukan
oleh orang tua anak untuk mencari nafkah. Pekerjaan yang ditekuni oleh setiap
orang berbeda-beda, perbedaan itu akan menyebabkan perbedaan tingkat
penghasilan dari yang rendah sampai pada tingkat yang tinggi, tergantung pada
pekerjaan yang ditekuninya. Contoh pekerjaan berstatus sosial ekonomi rendah
Kemudian menurut pedoman ISCO (International Standart Clasification
of Oecupation) pekerjaan diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Profesional ahli teknik dan ahli jenis
b. Kepemimpinan dan ketatalaksanaan
c. Administrasi tata usaha dan sejenisnya
d. Jasa
e. Petani
f. Produksi dan operator alat angkut
Dari berbagai klasifikasi pekerjaan diatas, orang akan dapat memilih
pekerjaaan yang sesuai dengan kemampuan dan ketrampilan yang dimilikinya.
Dalam masyarakat tumbuh kecenderungan bahwa orang yang bekerja akan lebih
terhormat di mata masyarakat, artinya lebih dihargai secara sosial dan ekonomi.
Jadi, untuk menentukan status sosial ekonomi dalam keluarga yang dilihat
dari jenjang pekerjaan, maka jenis pekerjaan tersebut dapat diberi batasan sebagai
berikut:
a. Pekerjaan yang berstatus tinggi, yaitu tenaga ahli teknik dan ahli jenis,
pemimpin ketatalaksanaan dalam suatu instansi baik pemerintah maupun
swasta, tenaga administrasi tata usaha.
b. Pekerjaan yang berstatus sedang, yaitu pekerjaan di bidang penjualan dan
jasa.
c. Pekerjaan yang berstatus rendah, yaitu petani dan operator alat
5. Kesehatan
Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) kesehatan ialah suatu keadaan
sejahtera dari bada jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomis. Selanjutnya kesehatan juga merupakan
suatu keadaan fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan
penyakit kelemahan. Pada dasarnya kesehatan itu meliputi tiga aspek, antara lain :
1. Kesehatan fisik terwujud apabila seseorang tidak merasa dan mengeluh
sakit
2. Tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit
3. Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami tampak sakit
Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penanggulangan dan pencegahan
gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan, dan atau
perawatan. Adapun yang menjadi indicator dalam pemenuhan kesehatan yaitu:
a. Kemampuan untuk membeli obat-obatan
b. Kemampuan untuk berobat ke dokter
c. Kemampuan pemenuhan kebutuhan spiritual
2.1.3 Faktor Penghambat Sosial Ekonomi Keluarga
a. Sumber penghasilan
Penghasilan keluarga dapat diperoleh dari beberapa sumber untuk
memenuhi kebutuhan hidup keluarga, diantaranya sumber penghasilan
tetap sebagai imbalan jasa dari pekerjaan tetap dan sumber penghasilan
tambahan yang merupakan hasil usaha sampingan. Jadi, apabila
tidak ada akan membuat sebuah keluarga kesulitan dalam memenuhi
kebutuhannya.
b. Besarnya Penghasilan
Yang dimaksud adalah besarnya pemasukan uang, barang-barang atau
harta kekayaan yang dapat dipakai oleh seluruh keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga itu sendiri. Sebagaimana dijelaskan dalam suatu teori
bahwa unsur-unsur dan faktor-faktor yang mempengaruhi sosial ekonomi
keluarga adalah sumber penghasilan.
c. Jumlah Anggota Keluarga
Jumlah orang-orang yang menjadi tanggung jawab suatu keluarga atau
rumah tangga dipenuhi kebutuhan hidupnya, semakin banyak jumlah
anggota keluarga berarti semakin banyak pula kebutuhan yang harus
dicukupi atau nilai kebutuhan bertambah besar. Oleh sebab itu,
penghasilan keluarga dituntut mampu mencukupi kebutuhan anggota
keluarga.
d. Penggunaan Penghasilann Keluarga
Mengatur ekonomi keluarga agar kebutuhan dari masing-masing anggota
keluarga terpenuhi, maka harus teliti memilih antara kebutuhan primer dan
kebutuhan sekunder serta kebutuhan pelengkap lainnya. Semua itu harus
disesuaikan dengan kemampuan penghasilan keluarga yang diperoleh,
sehingga tidak terjadi pemborosan. Untuk itu, gunakanlah prinsip seperti
dahululukan kebutuhan mana yang penting, kebutuhan mana yang
mendesak, dan kebutuhan mana yang memiliki sifat lebih penting dan
2.2 Konsep Keluarga 2.2.1 Pengertian Keluarga
Dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia Modern secara harfiah keluarga
berarti sanak saudara: kaum kerabat, orang seisi rumah, anak bini. Dalam kamus
Oxford Learner’s Pocket Dictionary, keluarga berasal dari kata famiy yang
berarti:
a. Group consisting of one or two parents and their children (kelompok yang
terdiri dari satu atau dua orang tua dan anak-anak mereka);
b. Group consisting of one or two parents, their children, and close relations
(kelompok yang terdiri dari satu atau dua orang tua, anak-anak mereka,
dan kerabat-kerabat dekat);
c. All the people descendend from the same ancestor (semua keturunan dari
nenek moyang yang sama).
Konsep keluarga ideal tentu diawali dari sebuah pernikahan atau
perkawinan yang sah dan diakui. Dalam membentuk sebuah keluarga yang diikat
dalam perkawinan yang sah dan diakui hendaknya sesuai dengan syarat-syarat
yang berlaku, baik syarat dalam agama maupun dalam hukum negara. Keluarga
adalah kelompok kecil yang memiliki pemimpin dan anggota, mempunyai
pembagian tugas dan kerja, serta hak dan kewajiban bagi masing-masing
anggotanya. Keluarga adalah tempat pertama dan yang paling utama dimana
anak-anak belajar. Dari kelurga, mereka mempelajari sifat-keyakinan, sifat-sifat mulia,
komunikasi dan interaksi sosial, serta keterampilan hidup.
Keluarga dengan sistem konjungal, menekankan pada pentingnya
cenderung dianggap lebih penting daripada ikatan dengan orangtua (Sunarto,
2004:63). Keluarga juga dapat didefinisikan sebagai suatu kelompok dari
orang-orang yang disatukan oleh ikatan-ikatan perkawinan, darah, atau adopsi,
merupakan susunan rumah tangga sendiri, berinteraksi dan berkomunikasi satu
sama lain yang menimbulkan peranan-peranan sosial bagi suami istri, ayah dan
ibu, putra dan putri, saudara laki-laki dan perempuan, serta pemelihara
kebudayaan bersama.
Definisi lain mengatakan bahwa, keluarga adalah sekelompok orang yang
diikat oleh perkawinan atau darah, biasanya meliputi ayah, ibu dan anak atau
anak-anak. Berdasarkan penjelasan di atas, maka terdapat beberapa bentuk atau
tipe keluarga, yaitu:
1. Keluarga inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri dari Ayah,
Ibu, dan Anak-anak.
2. Keluarga besar (Extended Family) adalah keluarga Inti ditambah dengan
sanak saudara, misalnya : nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu,
paman, bibi, dan sebagainya.
3. Keluarga brantai (Serial Family) adalah keluarga yang terdiri dari satu
wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu
keluarga inti.
4. Keluarga Duda / Janda (Single Family) adalah keluarga yang terjadi
karena perceraian atau kematian.
5. Keluarga berkomposisi (Camposite) adalah keluarga yang perkawinannya
6. Keluarga Kabitas (Cahabitasion) adalah dua orang menjadi satu tanpa
pernikahan tapi membentuk suatu keluarga.
2.2.2 Ciri-Ciri Keluarga
Keluarga pada dasarnya merupakan suatu kelompok yang terbentuk dari
suatu hubungan seks yang tetap, untuk menyelenggarakan hal-hal yang berkenaan
dengan keorangtuaan dan pemeliharaan anak. Adapun ciri-ciri dari sebuah
keluarga di dalam masyarakat adalah sebagai berikut:
1. Unit terkecil dari masyarakat.
2. Terdiri atas 2 orang atau lebih.
3. Adanya ikatan perkawinan atau pertalian darah.
4. Hidup dalam satu rumah tangga .
5. Di bawah asuhan seseorang kepala rumah tangga.
6. Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga.
7. Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing.
8. Diciptakan untuk mempertahankan suatu kebudayaan.
Bugges dan Locke juga mengemukakan terdapatnya 4 karakteristik
keluarga yang terdapat pada semua keluarga, yaitu:
1. Keluarga adalah susunan orang-orang yang disatukan oleh ikatan-ikatan
perkawinan, darah, atau adopsi. Pertalian antara suami dan isteri adalah
perkawinan dan hubungan antara orang tua dan anak biasanya adalah
karah, dan kadangkala adopsi.
2. Anggota-anggota keluarga ditandai dengan hidup bersama di bawah satu
atap dan merupakan susunan satu rumah tangga atau jika mereka
3. Keluarga merupakan kesatuan dari orang-orang yang berinteraksi dan
berkomunikasi yang menciptakan peranan-peranan sosial bagi si suami
dan isteri, ayah dan ibu, putra-putri, saudara laki-laki dan saudara
perempuan. Peranan-peranan tersebut dibatasi oleh masyarakat, tetapi
masing-masing keluarga diperkuat oleh kekuatan melalui
sentimen-sentimen, yang sebahagian merupakan tradisi dan sebahagian lagi
emosional, yang menghasilkan pengalaman.
4. Keluarga adalah pemelihara suatu kebudayaan bersama, yang diperoleh
pada hakekatnya dari kebudayaan umum, tetapi dalam suatu masyarakat
yang kompleks masing-masing keluarga mempunyai ciri-ciri yang
berlainan dengan keluarga lainnya (Suhendi, 2001:32)
2.2.3 Fungsi Keluarga
Ahmad Tafsir dkk. (2004) melihat bahwa fungsi pendidik dalam keluarga
harus dilakukan untuk menciptakan keharmonisan baik di dalam maupun di luar
keluarga itu. Apabila terjadi disfungsi peran keluarga, maka akan terjadi krisis di
dalam keluarga. Oleh karena itu, para orang tua harus menjalankan fungsi sebagai
pendidik dalam keluarga dengan baik, khususnya ayah sebagai pemimpin dalam
keluarga. Fungsi pendidik di keluarga di antaranya: 1) fungsi biologis, 2) fungsi
ekonomi, 3) fungsi kasih sayang, 4) fungsi pendidikan, 5) fungsi perlindungan, 6)
fungsi sosialisasi anak, 7) fungsi rekreasi, 8) fungsi status keluarga, dan 9) fungsi
agama.
Sementara Samsul Nizar (2002) menyatakan bahwa dalam
fungsi keluarga. Selanjutnya ia membagi fungsi keluarga menjadi delapan fungsi,
yaitu: 1) fungsi keagamaan, 2) funsi cinta kasih, 3) fungsi reproduksi, 4) fungsi
ekonomi, 5) funsi pembudayaan, 6) fungsi perlindungan, 7) fungsi penidikan dan
sosial, serta 8) fungsi pelestarian lingkungan.
1. Fungsi Agama
Fungsi agama dilaksanakan melalui penanaman milai-nilai keyakinan
berpa iman dan takwa. Penanaman keimanan dan takwa mengajarkan
kepada anggota keluarga untuk selalu menjalankan perintah Tuhan Yang
Maha Esa dan menjauhi larangan-Nya. Pembelajaran dapat dilaksanakan
dengan metode pembiasaan dan peneladanan. Fungsi religius ini sangat
erat kaitannya dengan fungsi edukatif, sosialisasi, dan protektif.
2. Fungsi Biologis
Fungsi biologis adalah fungsi pemenuhan kebutuhan agar keberlangsungan
hidupnya tetap terjaga termasuk secara fisik. Maksudnya pemenuhan
kebutuhan yang berhubungan dengan jasmani manusia. Kebutuhan dasar
manusia untuk terpenuhinya kecukupan makanan, pakaian, tempat tinggal.
Kebutuhan biologis lainnya yaitu berupa kebutuhan seksual yang berfungsi
untuk menghasilkan keturunan (regenerasi).
3. Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi berhubungan dengan bagaimana pengaturan penghasilan
yang diperoleh untuk memenuhi kebutuhan dalam rumah tangga. Seorang
istri harus mampu mengelola keuangan yang diserahkan suaminya dengan
baik. Utamakan pemenuhan kebutuhan yang bersifat prioritas dalam
mencukupi kebutuhan keluarga termasuk memfasilitasi kebutuhan anak
dalam bersekolah.
4. Fungsi Kasih Sayang
Fungsi kasih sayang menyatakan bagaimana setiap anggota keluarga harus
menyayangi satu sama lain. Suami hendaknya mencurahkan kasih
5. Fungsi Pendidikan
Dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik dan menyekolahkan anak
untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak bila kelak
dewasa.
6. Fungsi Sosialisasi anak. Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini
adalah bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota
masyarakat yang baik.
7. Fungsi Perlindungan. Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi
anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik sehingga anggota keluarga
merasa terlindung dan merasa aman.
8. Fungsi Perasaan. Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara
instuitif merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain
dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga.
Sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan
keharmonisan dalam keluarga.
9. Fungsi Religius. Tugas keluarga dalam fungsi ini adalah memperkenalkan
dan mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan
ada keyakinan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan lain
setelah di dunia ini.
10. Fungsi Ekonomis. Tugas kepala keluarga dalam hal ini adalah mencari
sumber-sumber kehidupan dalam memenuhi fungsi-fungsi keluarga yang
lain, kepala keluarga bekerja untuk mencari penghasilan, mengatur
penghasilan itu, sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan keluarga.
11. Fungsi Rekreatif. Tugas keluarga dalam fungsi rekreasi ini tidak harus
selalu pergi ke tempat rekreasi, tetapi yang penting bagaimana
menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga sehingga dapat
dilakukan di rumah dengan cara nonton TV bersama, bercerita tentang
pengalaman masing-masing, dan sebagainya.
Dari berbagai fungsi di atas terdapat 3 fungsi pokok keluarga terhadap
keluarga lainnya, yaitu :
1. Asih adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan,
pada anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan
berkembang sesuai usia dan kebutuhannya.
2. Asuh adalah menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar
kesehatannya selalu terpelihara sehingga memungkinkan menjadi
anak-anak sehat baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.
3. Asah adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, mengasah
kemampuan dan potensi yang dimiliki, sehingga anak siap menjadi
2.3 Konsep Belajar 2.3.1 Pengertian Belajar
Untuk memahami tentang pengertian belajar di sini akan diawali dengan
mengemukakan beberapa definisi tentang belajar. Ada beberapa pendapat para
ahli tentang definisi belajar. Cronbach, Harold Spears dan Geoch dalam Sadirman
A.M (2005:20) sebagai berikut :
1. Cronbach memberikan definisi :
“Learning is shown by a change in behavior as a result of experience”.
“belajarnya adalah memperlihatkan perubahan dalam perilaku sebagai
hasil dari pengalaman”.
2. Harold Spears memberikan batasan :
“Learning is to observe, to read, to initiate, to try something themselves,
to listen, to follow direction”. Belajar adalah mengamati, membaca,
berinisiasi,mencoba sesuatu sendiri, mendengarkan, mengikuti
petunjuk/arahan.
3. Geoch, mengatakan :
“Learning is a change in performance as a result of practice”. Belajar
adalah perubahan dalam penampilan sebagai hasil belajar.
Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar itu senantiasa
merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan
misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain
sebagainya. Juga belajar itu akan lebih baik kalau si subyek melakukannya.
Belajar sebagai kegiatan individu sebenarnya merupakan rangsangan-rangsangan
kegiatan belajar yang dilakukan oleh seorang individu dapat dijelaskan dengan
rumus antara individu dan lingkungan.
Selaras dengan pendapat diatas, Thursan Hakim (2000:1) mengemukakan
bahwa belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan
perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas
tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan,
pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain. Hal ini berarti bahwa
peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang diperlihatkan dalam
bentuk bertambahnya kualitas dan kuantitas kemampuan seseorang dalam
berbagai bidang. Dalam proses belajar, apabila seseorang tidak mendapatkan
suatu peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan, maka orang tersebut
sebenarnya belum mengalami proses belajar atau dengan kata lain ia mengalmi
kegagalan di dalam proses belajar.
Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan
kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin
dicapai. Untuk eningkatkan prestasi belajar yang baik perlu diperhatikan kondisi
internal dan eksternal. Kondisi interenal adalah kondisi atau situasi yang ada
dalam diri siswa, seperti kesehatan, keterampilan, kemampuan dan sebagainya.
Kondisi eksternal adalah kondisi yang ada di luar diri pribadi manusia, missalnya
ruang belajar yang bersihk, sara dan prasarana belajar yang memadai.
Belajar merupakan alat utama bagi peserta didik dalam mencapai tujuan
pembelajaran sebagai unsur proses pendidikan di sekolah. Menurut Slameto
memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi individu dengan
lingkungannya.
Moeslichatoen mengemukakan bahwa belajar dapat diartikan sebagai
proses yang membuat terjadinya proses belajar dan perubahan itu sendiri
dihasilkan dari usaha dalam proses belajar. Cronbach menyatakan bahwa belajar
adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman. Sedangkan Geoch juga
mengemukakan bahwa belajar adalah perubahan dalam performansi sebagai hasil
dari praktek (Hadis, 2006:60).
Hasibuan (2007:49-51) belajar dapat didefinisikan , “Suatu usaha atau
kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang,
mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan,
keterampilan, dan sebagainya”. Dari pengertian tersebut dapat diambil
kesimpulan:
1. Belajar adalah suatu usaha, perbuatan yang dilakukan secara
sunguh-sungguh dengan sistematis, mendayagunakan semua potensi yang dimiliki,
baik fisik, mental serta dana, panca indra, otak dan anggota tubuh lainnya,
demikian pula aspek-aspek kejiwaan seperti inteligensi, bakat, motivasi,
minat, dan sebagainya.
2. Belajar bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri antar lain ting