• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada PT. Multi Structure Duri-Riau

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada PT. Multi Structure Duri-Riau"

Copied!
120
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT. MULTI

STRUCTURE DURI-RIAU

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pada Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis

Disusun oleh: OKTAVIA MEGASARI

110907047

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS

HALAMAN PERSETUJUAN

Hasil skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dan diperbanyak oleh: Nama : OKTAVIA MEGASARI

NIM : 110907047

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis

Judul : Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT. Multi Structure Duri-Riau.

Medan, Juli 2015 Dosen Pembimbing Ketua Program Studi

M.Arifin Nasution,S.Sos, MSP Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA NIP: 197910052005011002 NIP: 195908161986011001

Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

(3)

Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini. Skripsi yang berjudul Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada PT. Multi Structure Duri-Riau ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan untuk mendapatkan gelar sarjana dari Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan, dorongan serta motivasi dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung, baik dalam pengumpulan data dan bahan pengkajian pembahasan. Maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof.Dr. Marlon Sihombing selaku ketua Jurusan Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Arifin Nasution selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis, Fakultas Ilmu sosial dan ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk membimbing, mengarahkan, member dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Siswaty Saragi selaku staff pada jurusan Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis

4. Seluruh dosen pengajar Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis.

5. Kedua orang tua, kakak, abang dan adik ku yang selalu memberikan semangat dan dukungan.

(4)

7. Teman-teman tercinta : Asih, Uli, Lia, Elta, Donita, Vina, Rosa, Rani, dan Herman yang telah mendukung, membantu, dan memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Teman-teman Administrasi Niaga/Bisnis 2011, terutama untuk kelas A. Terima kasih atas saat-saat menyenangkan di kelas.

Semoga segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dalam penyusunannya. Oleh karena itu, penulis meminta maaf sebesar-besarnya apabila terjadi kesalahan tulisan baik yang disengaja maupun tidak. Harapan penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang ingin melakukan penelitian serupa.

Medan, Juli 2015

(5)

ABSTRAK

Pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja bagi karyawan sangatlah penting karena bertujuan untuk menciptakan sistem keselamatan dan kesatuan kerja dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka mengurangi kecelakaan. Keselamatan dan Kesehatan Kerja apabila telah terpenuhi maka akan menyebabkan karyawan bekerja dengan segenap kemampuannya, sehingga produktifitas meningkat.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh kesehatan dan keselamatan kerja terhadap produktivitas karyawan di PT. Multi Structure Duri-Riau.

Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode penelitian asosiatif dengan menggunakan analisis data kuantitatif. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 orang responden, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan menggunakan data primer dan data sekunder.

Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa Variabel keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap variabel produktivitas kerja. Hal ini terbukti dengan hasil perhitungan SPSS yang menyatakan bahwa F hitung = 512,277 lebih besar dari nilai F tabel = 3,938 , dan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,916 yang menunjukkan hubungan keselamatan dan kesehatan kerja dengan produktivitas kerja karyawan pada PT. Multi Structure Duri-Riau mempunyai hubungan yang sangat kuat. Berdasarkan uraian tersebut dapat di simpulkan, Ho ditolak dan dengan demikian dinyatakan

bahwa pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja berpengaruh terhadap produktivitas kerja pada karyawan PT. Multi Stucture Duri-Riau.

(6)

ABSTRACT

Implementation of health and safety programs for employees is very important because it aims to create a unified system of safety and work with the involvement of elements of management, labor, working conditions and environment are integrated in order to reduce accidents. Occupational Health and Safety have been met if it will cause the employees to work with all his ability, so that productivity is increased.

The purpose of this study was to analyze the influence of occupational health and safety on the productivity of employees at PT. Structure Multi-Duri Riau.

Research methodology in this research is the method of associative research using quantitative data analysis. The samples used in this study were as many as 100 respondents, data collection techniques used is to use primary data and secondary data.

Results of this study indicate that the safety and health variables significantly influence and positive impact on work productivity variable. This is evidenced by the results of calculations SPSS stating that F count = 512.277 is greater than the value of F table = 3.938, and the value of the correlation coefficient (r) of 0.916 which shows the relationship health and safety and work productivity of employees at PT. Structure Multi-Duri Riau have a very strong relationship. Based on these descriptions can be concluded, Ho is rejected and thus stated that the implementation of the Health and Safety at work affect the productivity of the employees of PT. Stucture Multi-Duri Riau.

(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL I

LEMBAR PENGESAHAN II

KATA PENGANTAR III

ABSTRAK IV

DAFTAR ISI

V

DARTAR TABEL

VI

DAFTAR GAMBAR

VII

DAFTAR LAMPIRAN

VIII

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang………..………

1

1.2Batasan Masalah……….…..

5

1.3 Rumusan Masalah……….…………

(8)

1.4 Tujuan Penelitian……….………. 6

1.5 Manfaat Penelitian………….………

6

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia………..…

8

2.1.1 Peranan Manajemen Sumber Daya Manusia………...…….

9

2.2 Produktivitas Kerja………..

10

2.3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja………...………...…… 12

2.3.1 Tujuan dan Manfaat K3………...……

16

2.4 Penelitian Terdahulu………..…..

18

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian………..……….

25

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian………..………..………

25

3.3 Populasi dan Sampel………...……..……….

(9)

3.3.1 Populasi………..………..………...

26

3.3.2 Sampel………..………..

26

3.4 Hipotesis……….………

27

3.5 Defenisi Konsep……….………

28

3.6 Defenisi Operasional……….……….

30

3.6.1 Operasionalisasi Variabel Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) (Variabel ..……….…….

30

3.6.2 Operasional Variabel Produktivitas Kerja Karyawan (Variabel Y)………..….……….…

34

3.7 Teknik Pengumpulan Data………...………….….

35

3.7.1 Data Primer………..……….…….

36

3.7.2 Data Sekunder………...……….

37

3.8 Teknik Analisis Data………...………...

(10)

3.8.1 Uji Validitas………..……….

37

3.8.2 Uji Reabilitas………..………

38

3.8.3 Uji Asumsi Klasik………..………

39

3.8.3.1 Uji Normalitas………

39

3.8.4 Analisis Regresi Linear Sederhana………

39

3.8.5 Pengujian Hipotesis………

40

3.8.5.1 Uji T………

40

3.8.5.2 Uji F………...

41

3.8.6 Koefisien Determinasi……….... 41

3.8.7 Koefisien Korelasi………..

42

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian………

(11)

4.1.1 Profil PT. Multi Stucture Duri-Riau………. 44

4.1.2 Struktur Organisasi………

52

4.1.3 Pembagian Kerja………...

55

4.2 Penyajian Data………...

59

4.2.1 Karakteristik Responden………..

59

4.2.1.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………

60

4.2.1.2 Responden Berdasarkan Usia………...

61

4.2.1.3 Responden Berdasarkan Lama Bekerja………. 62

4.2.1.4 Responden Berdasarkan Status Pernikahan…..

63

4.2.2 Analisis Deskriptif………

64

4.2.2.1 Deskripsi Data Variabel Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (X)………...

65

(12)

Kerja (Y)………

79

4.3 Analisis Data……….

89

4.3.1 Uji Validitas………..

89

4.3.2 Uji Reabilitas……….

90

4.3.3 Uji Asumsi Klasik……….

92

4.3.3.1 Uji Normalitas……… 92

4.3.4 Analisis Regresi Linear Sederhana………

93

4.3.5 Pengujian Hipotesis………..…….

94

4.3.5.1 Analisis Ujia Parsial (Uji-t)……… 94

4.3.5.2 Analsis Uji Simultan (Uji F)………..

95

4.3.6 Koefisien Determinasi R2 (R-Square)……… 96

4.3.7 Koefisien Korelasi………..

(13)

4.4 Pembahasan……….

99

4.4.1 Tingkat Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada

PT. Multi Structure Duri-Riau………... 99

4.4.2 Tingkat Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT. Multi

Structure Duri-Riau………... 100

4.4.3 Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT. Multi

Structure Duri-Riau………... 101

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan………

103

5.2 Saran………..

104

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Laporan Kecelakaan kerja PT. Jamsostek selama periode 2007-2011…2

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu……… 19

Tabel 3.1 Operasional Variabel Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) (Variabel X)………31

Tabel 3.2 Operasional Variabel Produktivitas Kerja (Variabel Y)………34

Tabel 3.3 Skor Penilaian………37

Tabel 3.4 Koefisien Korelasi Product Moment…….………43

Tabel 4.1 Bidang-Bidang Pekerjaan PT. Multi Structure Duri-Riau……….46

Tabel 4.2 Visi dan Misi PT. Multi Structure Duri-Riau………48

Tabel 4.3 Sasaran dan Kebijakan PT. Multi Structure Duri-Riau……….50

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………...60

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia………..61

Tabel 4.6 Distribusi Tanggapan Responden Mengenai K3………..66

Tabel 4.7 Distribusi Tanggapan Responden Mengenai Produktivitas Kerja……79

Tabel 4.8 Validitas Instrumen………..89

Tabel 4.9 Uji Reabilitas K3……….91

Tabel 4.10 Uji Reabilitas Produktivitas Kerja……….91

Tabel 4.11 Regresi Linear Sederhana……….93

Tabel 4.12 Uji Parsial (Uji-t)………94

Tabel 4.13 Hasil Uji Simultan (Uji F)………..96

(15)
(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Logo Perusahaan PT. Multi Structure Duri Riau………45

Gambar 4.2 Struktur Organisasi Departemen Construction Bagian Piping…...54

Gambar 4.3 Data Responden Berdasarkan Lama Bekerja………..62

Gambar 4.4 Data Responden Berdasarkan Status Pernikahan………...63

(17)

ABSTRAK

Pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja bagi karyawan sangatlah penting karena bertujuan untuk menciptakan sistem keselamatan dan kesatuan kerja dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka mengurangi kecelakaan. Keselamatan dan Kesehatan Kerja apabila telah terpenuhi maka akan menyebabkan karyawan bekerja dengan segenap kemampuannya, sehingga produktifitas meningkat.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh kesehatan dan keselamatan kerja terhadap produktivitas karyawan di PT. Multi Structure Duri-Riau.

Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode penelitian asosiatif dengan menggunakan analisis data kuantitatif. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 orang responden, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan menggunakan data primer dan data sekunder.

Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa Variabel keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap variabel produktivitas kerja. Hal ini terbukti dengan hasil perhitungan SPSS yang menyatakan bahwa F hitung = 512,277 lebih besar dari nilai F tabel = 3,938 , dan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,916 yang menunjukkan hubungan keselamatan dan kesehatan kerja dengan produktivitas kerja karyawan pada PT. Multi Structure Duri-Riau mempunyai hubungan yang sangat kuat. Berdasarkan uraian tersebut dapat di simpulkan, Ho ditolak dan dengan demikian dinyatakan

bahwa pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja berpengaruh terhadap produktivitas kerja pada karyawan PT. Multi Stucture Duri-Riau.

(18)

ABSTRACT

Implementation of health and safety programs for employees is very important because it aims to create a unified system of safety and work with the involvement of elements of management, labor, working conditions and environment are integrated in order to reduce accidents. Occupational Health and Safety have been met if it will cause the employees to work with all his ability, so that productivity is increased.

The purpose of this study was to analyze the influence of occupational health and safety on the productivity of employees at PT. Structure Multi-Duri Riau.

Research methodology in this research is the method of associative research using quantitative data analysis. The samples used in this study were as many as 100 respondents, data collection techniques used is to use primary data and secondary data.

Results of this study indicate that the safety and health variables significantly influence and positive impact on work productivity variable. This is evidenced by the results of calculations SPSS stating that F count = 512.277 is greater than the value of F table = 3.938, and the value of the correlation coefficient (r) of 0.916 which shows the relationship health and safety and work productivity of employees at PT. Structure Multi-Duri Riau have a very strong relationship. Based on these descriptions can be concluded, Ho is rejected and thus stated that the implementation of the Health and Safety at work affect the productivity of the employees of PT. Stucture Multi-Duri Riau.

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Era industrialisasi yang ditandai oleh pertumbuhan dan perkembangan sektor industri pasti akan menggunakan teknologi maju diberbagai sektor kegiatan. Penerapan teknologi canggih tersebut di satu pihak memacu pembangunan ekonomi memasuki era industrialisasi, namun dipihak lain apabila tidak ditangani secara berencana dan terpadu, dapat meningkatkan kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, ergonomi bahkan peningkatan pengangguran

Masalah perlindungan tenaga kerja akan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya industrialisasi dan teknologi. Kondisi demikian tentunya menuntut perusahaan agar perlindungan tenaga kerja dapat semakin mantap ditinjau dari produktifitas, kesehatan kerja dan keselamatan kerja dalam bekerja yang dapat berpengaruh pada produktifitas kerja. Untuk mencapai produktifitas yang tinggi tidaklah mudah karena perusahaan juga menghadapi kendala antara lain berhubungan dengan sumber daya manusia. Manusia adalah faktor yang penting dalam proses produksi karena sumber daya manusia merupakan asset yang penting dalam suatu perusahaan. Suatu proses produksi yang tidak lancar kerena kecelakaan kerja akan mengakibatkan berkurangnya efisiensi.

(20)

Di Indonesia, angka kecelakaan kerja menunjukkan angka yang sangat mengkhawatirkan. Bahkan menurut penelitian International Labor Organization (ILO) Indonesia menempati urutan ke 52 dari 53 negara dengan manajemen K3 yang buruk. Padahal biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan akan sangat besar apabila terjadi kecelakaan di tempat kerja (Hanggraeni, 2012;172).

Berdasarkan data PT. Jamsostek jumlah kecelakaan dalam 5 tahun terakhir berfluktuasi. Adapun mengenai rincian jumlah kasus kecelakaan selama tahun 2007-2011 dapat dijabarkan pada tabel berikut :

Tabel 1.1 Laporan Kecelakaan Kerja PT. Jamsostek selama periode 2007-2011.

Sumber : Jamsostek, http://www.jamsostek.co.id/ di unduh pada 22 Januari 2015

(21)

di simpulkan bahwa aspek keselamatan dan kesehatan kerja di Negara kita kurang mendapat perhatian.

Pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja bagi karyawan sangatlah penting karena bertujuan untuk menciptakan sistem keselamatan dan kesatuan kerja dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka mengurangi kecelakaan. Jika perusahaan dapat menurunkan tingkat dan beratnya kecelakaan kerja, penyakit dan hal-hal yang berkaitan dengan stress, serta mampu meningkatkan kualitas kehidupan kerja para pekerjanya, perusahaan akan semakin efektif.

Peningkatan-peningkatan terhadap hal ini akan menghasilkan meningkatnya produktifitas karena menurunnya hari kerja yang hilang, meningkatnya efisiensi dan kualitas pekerja yang lebih berkomitmen, menurunnya biaya-biaya kesehatan dan asuransi, tingkat kompensasi pekerja dan pembayaran langsung yang lebih rendah karena menurunnya pengajuan klaim, fleksibilitas dan adaptabilitas yang besar sebagai akibat dari meningkatnya partisipasi dan rasa kepemilikan dan rasio seleksi tenaga kerja yang lebih baik karena meningkatnya citra perusahaan. Kesehatan dan Keselamatan Kerja apabila telah terpenuhi maka akan menyebabkan karyawan bekerja dengan segenap kemampuannya, sehingga produktifitas meningkat.

(22)

Multi Structure Duri Riau sekarang ini lebih berfokus pada proyek pemipaan yang bekerja dibawah kontrak dengan PT. Chevron Pasific Indonesia.

Pemipaan merupakan pekerjaan yang akan selalu ditemukan dalam sebuah proyek migas baik itu pembuatan line baru, pemeliharaan serta perbaikan pipa. Dalam penanganan proyek pemipaan, karyawan langsung berhadapan dengan bahaya kerja. Beberapa bahaya kerja yang di hadapi oleh karyawan adalah serangan dari binatang berbisa yang ada di sekitar area kerja dikarenakan karyawan bekerja di area yang dulunya adalah hutan sehingga masih terdapat berbagai binatang berbisa di sekitar area pekerjaan, adanya Hidrogen Sulfida yang bisa saja terhirup karyawan apabila ada pipa gas dilokasi pengeboran minyak dan gas yang mengalami kebocoran, percikan api saat melakukan pengelasan pada pipa minyak ataupun pipa gas yang mengalami kebocoran, dan suara bising di area kerja yang di sebabkan oleh proses pengelasan pipa.

(23)

1.2 Batasan Masalah

Untuk membatasi ruang lingkup penelitian yang terlalu luas dan menghindari kesimpangsiuran dalam menganalisis penelitian, maka peneliti membatasi masalah yang akan diteliti. Adapun batasan masalah yang diteliti adalah penelitian ini dilakukan pada karyawan yang bekerja dilapangan bagian Piping PT.Multi Structure Duri.

1.3 Rumusan Masalah

Kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang terjadi pada karyawan dapat memberikan dampak yang buruk bagi karyawan dan perusahaan. Bagi karyawan, kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat menurunkan produktivitas kerja sekaligus menurunkan pendapatan yang diterimanya. Sedangkan bagi perusahaan, dapat mengakibatkan menurunnya jumlah produksi serta memberikan citra yang kurang baik terhadap kualitas dan kapasitas perusahaan. Pelaksanaan program keselamatan kerja dari perusahaan akan membuat karyawan merasa aman dan nyaman dalam bekerja, sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan dan perusahaan akan sangat terbantu dalam mencapai tujuannya. Dengan demikian, yang menjadi rumusan masalah penelitian ini adalah:

1. Bagaimana tingkat pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja di PT. Multi Structure Duri-Riau ?

2. Bagaimana tingkat produktivitas kerja karyawan pada PT. Multi Structure Duri-Riau ?

(24)

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja pada PT. Multi Structure Duri-Riau.

2. Untuk mengetahui produktivitas kerja karyawan pada PT. Multi Structure Duri-Riau.

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kesehatan dan keselamatan kerja terhadap produktivitas karyawan di PT. Multi Structure Duri-Riau.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai pertimbangan bagi pihak manajemen sumber daya manusia pada PT. Multi Structure Duri-Riau dalam membantu mengidentifikasi bagaimana keselamatan dan kesehatan kerja akan berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan.

2. Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan mengenai pengaruh kesehatan dan kesehatan kerja terhadap produktivitas karyawan.

(25)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia

Suatu organisasi atau instansi pasti memerlukan sumber daya manusia dalam melakukan aktivitasnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan semakin kompleksnya organisasi, maka akan mendorong manajemen untuk semakin memperhatikan keberadaan sumber daya manusia karena unsur sumber daya manusia merupakan unsure yang sangat penting dalam setiap organisasi. Oleh sebab itu, keberhasilan atau kegagalan organisasi dalam mencapai tujuannya amat ditentukan oleh kemampuannya dalam mengelola sumber daya manusia yang ada dengan sebaik-baiknya. (Saydam, 2000;25).

Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa sumber daya manusia dalam organisasi bukan dianggap hanya sebagai alat produksi semata saja, tetapi sumber daya manusia adalah asset yang perlu dipelihara, baik fisik maupun mental spiritualnya, sehingga mereka senantiasa dapat memberikan kontribusinya untuk kemajuan organisasi atau perusahaan.

(26)

Pemeliharaan terhadap sumber daya manusia perlu dilakukan karena keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan sangat ditentukan oleh sumbangsih yang di berikan para karyawannya. Sumber daya manusia yang di kelola dengan baik dapat mewujudkan keseimbangan antara kebutuhan karyawan dengan tuntutan dan kemampuan organisasi perusahaan. Keseimbangan tersebut merupakan kunci utama perusahaan agar dapat berkembang secara produktif dan wajar. Perkembangan usaha dan organisasi sangat bergantung pada produktivitas tenaga kerja yang ada di perusahaan. ( mondy, 2008;191).

2.1.1 Peranan Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) merupakan bagian dari manajemen keorganisasian yang memusatkan perhatian pada unsur manusia. Unsur manusia (Man) ini berkembang menjadi suatu bidang ilmu khusus untuk mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu dan dapat memberikan kepuasan bagi semua pihak (Jackson, Schuler, & Werner, 2011;12).

Manjemen sumber daya manusia penting bukan hanya bagi manajer di bagian HR departemen, tetapi juga penting bagi semua manajer di semua bagian. Hal ini bertujuan agar para manajer tersebut mampu menerapkan pengelolahan sumber daya manusia yang baik dan benar (Hanggraeni, 2012;5).

(27)

ada dalam organisasi untuk dapat berkontribusidalam pencapaian rencana strategis organisasi (Dessler, 2006;5). Salah satu aktivitas sumber daya manusia adalah kesehatan dan keselamatan kerja yang dapat melindungi pekerja dari bahaya di tempat kerja serta dapat meningkatkan produktivitas kerjanya (Jackson, Schuler, & Werner, 2011;13).

2.2 Produktivitas Kerja

Produktivitas merupakan suatu aspek yang penting bagi perusahaan karena apabila tenaga kerja dalam perusahaan mempunyai kerja yang tinggi, maka perusahaan akan memperoleh keuntungan dan hidup perusahaan akan terjamin. Usaha peningkatan produktivitas harus direncanakan secara baik dan sistematis, sehingga berhasil apabila diaplikasikan kedalam suatu perusahaan (Gomes, 2003;159).

Produktivitas menurut Drs. Basir (2004;136) adalah ukuran dari output hasil berupa barang dan jasa relative terhadap input-input tenaga kerja, bahan baku dan peralatan. Klingner & Nanbaldian dalam Gomes 2003;160 menyatakan bahwa produktivitas merupakan fungsi perkalian dari usaha pegawai (effort), yang didukung dengan motivasi yang tinggi, dengan kemampuan pegawai (ability).

(28)

produk yang lebih banyak dibandingkan dengan karyawan lain dalam waktu yang sama.

Mengingat pentingnya peranan manusia dalam suatu perusahaan, yang apabila salah memanfaatkan tenaga kerja manusia tersebut akan dapat menimbulkan masalah yang sangat rumit, yang justru bisa menghancurkan tujuan perusahaan yang bersangkutan. Untuk itu, tenaga kerja manusia sangat perlu mendapatkan perhatian yang khusus karena pemakaian tenaga kerja manusia secara efektif merupakan kunci dari produktivitas (Ardana, Mujiati & Utama, 2012;269).

Produktivitas tenaga kerja dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya adalah tingkat pemenuhan kebutuhan akan rasa aman, keselamatan (safety) dan kesehatan yang diberikan perusahaan kepada karyawannya. Peningkatan produktivitas tidak akan tercapai jika dalam proses kerjanya terjadi kecelakaan atau kerusakan yang dapat mengakibatkan kualitas menurun dan kapasitas produksi tidak tercapai. Oleh sebab itu keselamatan dan kesehatan kerja berperan penting dalam menjamin keamanan dalam proses produksi, sehingga produktivitas kerja karyawan dapat tercapai (Ridley, 2008;57)

Adapun alat ukur produktrivitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengacu pada teori Dessler (2006;64). Menurutnya faktor-faktor yang digunakan dalam pengukuran produktivitas kerja meliputi :

 Kuantitas kerja adalah merupakan suatu hasil yang dicapai oleh

(29)

 Kualitas kerja adalah merupakan suatu standar hasil yang berkaitan

dengan mutu dari suatu produk yang dihasilkan karyawan. Dalam hal ini merupakan suatu kemampuan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya secara teknis dengan perbandingan standart yang ditetapkan oleh perusahaan.

 Ketepatan waktu merupakan tingkat suatu aktivitas diselesaikan

pada awal waktu yang dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain. Ketepatan waktu diukur dari persepsi karyawan terhadap suatu aktivitas yang diselesaikan diawal waktu sampai menjadi output.

2.3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(30)

Keselamatan dan kesehatan kerja sangat berkaitan dengan upaya pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja dan memiliki jangkauan berupa terciptanya masyarakat dan lingkungan kerja yang aman, sehat, dan sejahtera. Banyaknya kasus kecelakaan yang terjadi di tempat kerja dapat menimbulkan dampak negatif, tidak saja bagi perusahaan bahkan merugikan manusia.

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan ilmu dan seni dalam pengelolaan hazard (bahaya) dan risiko agar tercipta kondisi tempat kerja yang aman dan sehat. ILO telah menetapkan bahwa penerapan K3 sangat penting guna memberikan perlindungan bagi para pekerja dari bahaya penyakit dan kecelakaan yang dapat ditimbulkan di tempat kerja (Hanggraeni, 2012;176)

Kecelakaan kerja serta penyakit akibat kerja bisa berdampak negatif bagi perusahaan, karena akan mengurangi efisiensi perusahaan. Oleh karena itu, untuk meningkatkan produktivitas peralatan dan tenaga kerja, pertimbangan keselamatan dan kesehatan kerja harus diadakan oleh pimpinan perusahaan (Drs. Bennet Silalahi, 1985;84).

Pengertian keselamatan dan kesehatan kerja (K3) mengacu pada kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis pekerja yang merupakan hasil dari lingkungan yang diberikan oleh perusahaan. Jika suatu perusahaan melakukan pengukuran keamanan dan kesehatan yang efektif, maka semakin sedikit pegawai yang akan mengalami dampak penyakit jangka pendek atau jangka panjang akibat bekerja di perusahaan tersebut (Jackson, Schuler, & Werner, 2011;267)

(31)

cedera punggung, serta kondisi-kondisi lain yang merupakan akibat dari lingkungan kerja yang tidak sehat.

Kondisi psikologis pekerja mencakup gejala-gejala kesehatan mental yang buruk dan kejenuhan pada pekerjaan, termasuk kelesuhan, kelelahan emosional, menutup diri, bingung akan tugas dan peran, tidak mempercayai orang lain, tidak pernah memperhatikan, mudah marah, dan kecenderungan merasa bingung atas sesuatu hal. Kondisi-kondisi tersebut merupakan akibat dari tekanan ditempat kerja dan kualitas kehidupan kerja yang buruk.

Untuk meningkatkan keselamatan kesehatan kerja terdapat banyak upaya yang dapat digunakan oleh pihak perusahaan. Beberapa diantaranya adalah (Jackson, Schuler, & Werner, 2011;289) :

1. mengukur dan mengawasi. 2. pencegahan kecelakaan. 3. pencegahan penyakit. 4. manajemen tekanan, 5. program kesehatan.

Dessler (2003;83) mengatakan bahwa program keselamatan dan kesehatan kerja diselenggarakan karena tiga alasan pokok, yaitu:

(32)

penderitaan karyawan dan keluarganya yang mengalami kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

2. Hukum. Dewasa ini terdapat berbagai peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang keselamatan dan kesehatan kerja, dan hukuman yang telah ditetapkan terhadap pihak-pihak yang melanggar cukup berat. Berdasarkan peraturan perundang-undangan itu, perusahaan dapat dikenakan denda, dan para supervisor dapat ditahan apabila ternyata tidak bertanggung jawab atas kecelakaan dan penyakit fatal. 3. Ekonomi. Adanya alasan ekonomi karena biaya yang dipikul

perusahaan dapat jadi cukup tinggi sekalipun kecelakaan dan penyakit yang terjadi kecil saja. Asuransi kompensasi karyawan ditujukan untuk memberi ganti rugi kepada pegawai yang mengalami kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

2.3.1 Tujuan dan Manfaat K3

Tujuan utama penerapan K3 adalah untuk mengurangi atau mencegah kecelakaan yang mengakibatkan cedera atau kerugiam materi. Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja antara lain : (Drs. M. Yani 2012; 164)

1. Untuk mencapai derajat keselamatan dan kesehatan tenaga kerja yang setinggi-tingginya.

2. Sebagai upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit dan kecelakaan akibat kerja.

(33)

4. Perawatan dan mempertinggi efisiensi dan daya produktivitas tenaga manusia.

5. Pemberantasan kelelahan kerja dan penglipat ganda kegairahan serta kenikmatan kerja.

6. Selain itu juga dapat memberikan perlindungan bagi masyarakat sekitar suatu perusahaan agar terhindar dari bahaya limbah bahan-bahan proses industrialisasi yang bersangkutan.

Hakikat dan tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja yaitu bahwa faktor K3 berpengaruh langsung terhadap efektivitas kerja pada tenaga kerja dan juga berpengaruh terhadap efisiensi produksi dari suatu perusahaan industry, sehingga dengan demikian mempengaruhi tingkat pencapaian produktivitasnya. Karena pada dasarnya tujuan K3 adalah untuk melindungi para tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan dan untuk menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif sehingga upaya pencapaian produktivitas yang semaksimalnya dari suatu perusahaan dapat lebih terjamin (Ridley, 2008;54)

Selain itu manfaat penerapan program keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan menurut Mondy (2008;87) antara lain :

1. Pengurangan Absentisme

(34)

menyebabkan berkurangnya karyawan yang tidak masuk karena alasan cedera dan sakit akibat kerja.

2. Pengurangan Biaya Klaim Kesehatan

Karyawan yang bekerja pada perusahaan yang benar-benar memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja karyawannya kemungkinan untuk mengalami cedera atau sakit akibat kerja adalah kecil, sehingga semakin kecil pula kemungkinan klaim pengobatan/kesehatan dari mereka.

3. Pengurangan Turnover Pekerja

Perusahaan yang menerapkan program K3 mengirim pesan yang jelas pada pekerja bahwa manajemen menghargai dan memperhatikan kesejahteraan mereka, sehingga menyebabkan para pekerja menjadi merasa lebih bahagia dan tidak ingin keluar dari pekerjaannya.

4. Peningkatan produktivitas

Perusahaan yang menerapkan program K3 dengan baik dapat mendorong karyawannya untuk bekerja lebih maksimal dalam menyelesaikan pekerjaannya, sehingga dengan kondisi kerja dan program K3 yang baik dapat menjadikan karyawan senang dalam bekerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas kerja.

(35)

adanya program keselamatan dan kesehatan kerja akan memberikan jaminan rasa aman dan nyaman bagi setiap pekerja, sehingga dapat mengakibatkan peningkatan produktivitas kerja bagi karyawan maupun perusahaan.

2.4 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa pelaksanaan program K3 di setiap perusahaan merupakan hal yang sangat penting dilakukan. Faktor dari program K3 tersebut dapat mempengaruhi produktivitas kerja karyawan yang akan berdampak pada keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya.

Dalam penelitian ini, penulis mencoba mengambil rujukan dari beberapa penelitian sebelumnya yang mempunyai bahasan penelitian yang kurang lebih sama dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan informasi lebih mengenai topik penelitian yang akan dilakukan. Adapun penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat pada tebel berikut :

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

(36)
(37)

sih Kerja,

(38)
(39)
(40)
(41)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2002:203), “Metode penelitian adalah cara yang

digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya”. Sedangkan

menurut Sugiyono (2007:1), “Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah

untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.

Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode penelitian asosiatif dengan menggunakan analisis data kuantitatif. Penelitian permasalahan asosiatif adalah penelitian yang bertujuan menganalisis hubungan suatu variabel dengan variabel lainnya (Juliandi, 2013:90).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

lokasi atau tempat peneliti akan melakukan penelitian adalah di PT. Multi Structure Duri-Riau Jl. Raya Duri-Dumai, KM 4,5 Kulim Duri. Alasan peneliti memilih lokasi ini adalah karena peneliti ingin mengetahui pengaruh program keselamatan dan kesehatan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan PT. Multi Structure tersebut.

Waktu penelitian ini akan dilakukan pada bulan April 2015.

(42)

3.3.1 Populasi

Populasi merupakan totalitas dari seluruh unsur yang ada dalam sebuah wilayah penelitian (azuar Juliandi & irfan, 2013;50). Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah karyawan yang bekerja di bagian Piping pada PT. Multi Structure yang kesehariannya berhadapan langsung dengan pekerjaan beresiko tinggi yang erat kaitannya dengan masalah K3. Dimana jumlah dari seluruh karyawan bagian Piping yang ada di PT. Multi Structure Duri adalah 144 orang.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah wakil-wakil dari populasi. teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik simple random sampling (sampel acak sederhana) yaitu sebuah proses sampling yang dilakukan sedemikian rupa sehingga setiap satuan sampling yang ada dalam populasi mempunyai peluang yang sama untuk dipilih ke dalam sampel (Ating dan Sambas, 2006:71). Peneliti menggunakan teknik ini sebab sampelnya refresentatif atau mewakili populasi, dan proporsional dengan prosesnya sederhana, serta disesuaikan dengan keadaan objek penelitian dalam penerimaan penyebaran sampel.

Untuk menentukan besarnya sampel dari populasi yang ada, digunakan rumus Slovin menurut Hussein Umar (2002:146) yaitu:

n = N +Ne2

(43)

n = ukuran sampel N = ukuran populasi

e = tingkat kesalahan dalam memilih anggota sampel yang di tolerir (tingkat kesalahan yang diambil dalam sampling ini adalah sebesar 10%)

berdasarkan rumus diatas, maka jumlah sampel dari penelitian ini adalah :

n =

+ x , 2

= 97 dibulatkan menjadi 100 orang.

3.4 Hipotesis

Berdasarkan pada pokok permasalahan, tujuan penelitian, dan model analisis yang telah dijelaskan maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H0 : pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja tidak

berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan .

H1 : pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja

berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan.

3.5 Defenisi Konsep

(44)

1. Keselamatan Kesehatan Kerja mengacu pada kondisi fisik dan psikologis pekerja yang merupakan hasil dari lingkungan yang diberikan oleh perusahaan. Jika suatu perusahaan melakukan pengukuran keamanan dan kesehatan yang efektif, maka semakin sedikit pegawai yang akan mengalami dampak penyakit jangka pendek atau jangka panjang akibat bekerja di perusahaan tersebut. Strategi atau upaya untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja yang efektif dapat dilihat dari 5 (lima) dimensi (Jackson, Schuler & Werner, 2011;289) :

a. Mengukur dan mengawasi. Dalam rangka upaya meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja, maka suatu pencegahan kecelakaan serta penyakit akibat kerja harus dimulai dari mengukur mengidentifikasi bahaya atau risiko yang dapat muncul dalam lingkungan kerja. Setelah itu baru dilakukan pengawasan dan penilaian terhadap bahaya tersebut.

b. Pencegahan kecelakaan. Merancang lingkungan kerja denganbaik merupakan salah satu upaya terbaik untuk mencegah dab meningkatkan keselamatan kerja.

(45)

d. Manajemen tekanan. Program manajemen dalam memberikan program yang dirancang untuk membantu pegawai dalam menghadapi tekanan terkait dengan pekerjaan merupakan strategi untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja. Program ini diharapkan dapat mengurangi tekanan yang dialami oleh pegawai.

e. Program kesehatan. Perusahaan-perusahaan semakin berfokus untuk menjaga pagawainya tetap sehat. Dengan meningkatkan kesehatan pegawainya, perusahaan dapat mengurangi pengeluaran dan meningkatkan keuntungan mereka.

2. Produktivitas kerja merupakan pengukuran output berupa barang atau jasa dalam hubungannya dengan input yang berupa karyawan, modal, materi atau bahan baku dan peralatan. Alat ukur produktivitas yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada teori Dessler (2006;64). Faktor-faktor yang digunakan dalam pengukuran produktivitas dapat dilihat dari 3 (tiga) dimensi:

a. Kuantitas kerja adalah merupakan suatu hasil yang dicapai oleh karyawan dalam jumlah tertentu dengan perbandingan standart yang ada atau ditetapkan oleh perusahaan.

(46)

c. Ketepatan waktu merupakan tingkat suatu aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain. Ketepatan waktu diukur dari persepsi karyawan terhadap suatu aktivitas yang diselesaikan diawal waktu sampai menjadi output.

3.6 Defenisi Operasional

Penelitian ini memiliki variable-variabel yang akan diteliti yang bersifat saling mempengaruhi. Dalam hal ini variable-variabel ini dapat juga disebut sebagai objek penelitian. Varibel dalam penelitian ini meliputi dua variabel inti, yaitu Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sebagai variabel bebas (variabel X) dan produktivitas kerja karyawan sebagai variabel terikat (variabel Y). Variabel-variabel tersebut akan diuraikan sebagai berikut:

3.6.1 Operasionalisasi Variabel Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) (Variabel X)

(47)

Tabel 3.1 Operasional Variabel Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

(Variabel X)

Variabel Indicator Ukuran Skala

(48)

keselamatan kerja

atau talkshow tentang kesehatan dengan mengundang pakar kesehatan sebagai

(49)

pembicara

 Mengadakan acara

gathering party untuk seluruh karyawan sebagai strategi efektif lain untuk mengelola tekanan kerja

Program kesehatan

 Penawaran imunisasi

gratis bagi para karyawan dan keluarga

 Menyediakan sarana

olahraga sebagai usaha untuk meningkatkan program kebugaran fisik

 Menyediakan asuransi

kesehatan

Ordinal

(50)

3.6.2 Operasional Variabel Produktivitas Kerja Karyawan (Variabel Y) Untuk mengukur produktivitas kerja karyawan, maka dapat digunakan beberapa indikator menurut Gery Dessler (1997:513), yaitu: (1) kualitas hasil kerja, (2) kuantitas hasil kerja, (3) disiplin kerja, dan (4) kerja lembur.

Operasionalisasi variabel produktivitas kerja karyawan (variabel Y) secara lebih rinci dapat dilihat penjabarannya pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.2 Operasional Variabel Produktivitas Kerja

(Variabel Y)

Variabel Indikator Ukuran Skala Pengukuran

 Hasil yang dicapai

(51)

 Standar hasil kerja  Keterampilan dan

kecakapan kerja Ketepatan

Waktu

 Datang ke tempat

kerja tepat waktu  Menyelesaikan

pekerjaan tepat waktu

 Tidak

menunda-nunda pekerjaan

Ordinal

Sumber : Hameed dan Amjad dalam Atika Puspita, 2012;36.

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Sekaran (2006;60) mengemukakan bahwa pengumpulan data dapat menggunakan data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer mengacu pada informasi yang diperoleh dari tangan pertama oleh peneliti yang berkaitan dengan variabel minat untuk tujuan spesifik studi. Sumber data sekunder mengacu pada informasi yang dikumpulkan dari sumber yang telah ada.

(52)

3.7.1 Data Primer

Data primer dalam penelitian ini dikumpulkan langsung dari sumber informasi, dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan melalui kuesioner kepada responden penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi responden penelitian adalah karyawan PT. Multi Structure bagian Piping yang pekerjaannya langsung berhadapan dengan risiko tinggi yang berkaitan dengan masalah K3.

Tipe skala yang digunakan untuk mengukur kedua variabel pada penelitian ini adalah skala ordinal, selain itu peneliti juga menggunakan skala nominal yang hanya dibatasi untuk data informasi responden. Penggunaan skala ordinal dalam penelitian ini dikarenakan peneliti ingin mengetahui seberapa kuat responden setuju atau tidak setuju dengan pernyataan nyang ada dalam kuesioner melalui skala likert atau skala 5 titik (Umar, 2011;70).

(53)

Tabel 3.3 Skor Penilaian

Keterangan Alternatif Jawaban Bobot Sangat tidak setuju / tidak pernah 1 tidak setuju / hampir tidak pernah 2 Kurang setuju / kadang-kadang 3

Setuju / sering 4

Sangat setuju / selalu 5

Sumber : Sekaran, 2006;32. Research Methods for Business

3.7.2 Data Sekunder

Data sekunder yang dikumpulkan dalam penelitian ini diperoleh dari catatan atau dokumentasi perusahaan, informasi dari jurnal-jurnal atau bahan-bahan kepustakaan yang berhubungan dengan topik penelitin yang dibahas, yaitu melalui studi pustaka maupun situs internet.

3.8 Teknik Analisis Data 3.8.1 Uji Validitas

(54)

(≥0,5) dan untuk Barlett Test of Sphericity dikatakan valid

apabilanilainya sesuai dengan atau kurang dari 0,05 (≤0,05) (Santoso

dan Ashari, 2005;125)

3.8.2 Uji Reabilitas

Reabilitas adalah pengukuran dibuktikan dengan menguji konsistensi dan stabilitas. Konsistensi menunjukkan seberapa baik item-item yang mengukur sebuah konsep bersatu menjadi sebuah kumpulan (sekaran, 2006;40). Uji reabilitas dalam penelitian ini menggunakan koefisien alpha cronbach, dimana semakin tinggi koefisien maka instrument pengukurannya semakin baik. Semakin dekat koefisien reliabilitas dengan 1,0 maka pengukuran yang digunakan semakin baik, namun secara umum keandalan kurang dari 0,60 dianggap buruk, keandalan dalam kisaran 0,70 bisa diterima dan lebih dari 0,80 adalah baik. (Sekaran, 2006;182).

r

11

=

[

�−

] [1 −

��2ἰ

�2

]

keterangan :

r11 = Reabilitas Instrument

n = Banyak Butir Pertanyaan

� � = Varians Total

(55)

3.8.3 Uji Asumsi Klasik 3.8.3.1 Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Metode yang dapat dipakai untuk normalitas antara lain: Analisis Grafik dan Analisis Statistik. Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara analisis statistik. Dalam penelitian ini penulis melakukan uji normalitas dengan melihat hasil nilai Skewness-Kurtosis yang didapat melalui statistik deskriptif.Dengan membandingkan antara nilai Statistic Skewness dibagi dengan Std Error Skewness atau nilai Statistic Kurtosis dibagi dengan Std Error Kurtosis.Dimana jika skor berada antara -2 dan 2 maka distribusi data normal.

3.8.4 Analisis Regresi Linear Sederhana

Regresi sederhana berdasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variable independen dengan satu variable dependen (Sugiono, 2012:270). Adapun persamaan umum regresi linear sederhana adalah:

Y=a + bX

Keterangan:

(56)

A = Harga produktivitas bila pendidikan dan pelatihan = 0 (harga konstan).

B = Angka arah atau koefisien regresi yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel produktivitas yang didasarkan pada variabel pendidikan dan pelatihan. Bila b(+) maka naik, dan bila (-) maka terjadi penurunan.

3.8.5 Pengujian Hipotesis 3.8.5.1 Uji T

Juliandi (2013:176), uji statistik t digunakan untuk mengukur seberapa jauh pengaruh variabel bebas secara individual dalam menerangkan variabel terikat. Apabila peneliti bermaksud menganalisis regresi parsial (sebuah variabel bebas dengan sebuah variabel terikat).Pengujian dilakukan dengan menggunakan signifikan level 0,05

(α =5%). Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan

kriteria:

1. Jika signifikan > 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak signifikan). Ini berarti secara parsial variabel independen tidak mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.

2. Jika signifikan ≤ 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi

(57)

3.8.5.2 Uji F

Menurut Juliandi (2013:175), untuk menganalisis apakah hipotesis diterima atau ditolak, maka dapat dilihat dari Uji F yakni pada nilai probabilitasnya.

Kriteria/Penolakan Hipotesis adalah sebagai berikut :

a. Tolak H0jika nilai probabilitas hipotesis adalah ≤ probabilitas yang ditetapkan sebesar 0.05 (Sig.≤ α0,05).

b. Terima H0 jika nilai probabilitas yang dihitung > probabilitas yang ditetapkan sebesar 0.05 (Sig.>α0,05).

3.8.6 Koefisien Determinasi

Koefisien Determinasi digunakan dengan cara mengkuadrankan koefisien yang ditemukan. Teknik koefisiensi determinasi berapa persen variabel X memiliki pengaruh terhadap variabel Y ( Sugiono, 2006:215).

Rumus:

KD= (rxy) x 100% Keterangan:

KD = Koefisien Determinasi

(58)

3.8.7 Koefisien Korelasi

Koefesien korelasi Product Moment digunakan untuk mengetahui korelasi variabel X terhadap variabel Y.Menggunakan bantuan statistik SPSS. Dari hasil perhitungan tersebut akan memperhatikan tiga kemungkinan, yaitu:

1. Koefisen korelasi yang diperoleh sama dengan nol (r =0) berarti hubungan kedua variabel yang diuji tidak ada.

2. Koefisien korelasi yang diperoleh positif (r = +) artinya kenaikan nilai variabel yang lain dan kedua variabel memiliki hubungan positif dan apabila Koefisien korelasi yang di peroleh negative (r = -) artinya kedua variabel negatif dan menunjukan meningkatnya variabel yang satu diikuti menurunnya variabel lain.

(59)

Tabel 3.4

Koefisien Korelasi Product Moment

Dengan nilai r xy yang diperoleh, kita dapat melihat secara langsung melalui table korelasi yang menguji apakah nilai r yang kita peroleh tersebut berarti atau tidak, table korelasi ini mencantumkan batas-batas r yang signifikan tertentu, dalam hal ini signifikan 5% bila nila r yang signifikan artinya hipotesis dapat diterima.

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00-0,19 Sangat Rendah

0,20-0,39 Rendah

0,40-0,59 Sedang

0,60-0,79 Kuat

(60)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini peneliti akan memaparkan tentang gambaran umum perusahaan dan hasil temuan dilapangan yang diperoleh peneliti melalui metode survey dengan menggunakan instrument Kuesioner. Analisis dalam hasil temuan penelitoan ini dengan menggunakan alat bantu SPSS (Statistical Package for Social Science) untuk menghasilkan interpretasi data. Dalam penelitian ini jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 100 responden yang merupakan karyawan PT. Multi Structure Duri bagian Piping.

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1 Profil PT. Multi Structure Duri

(61)

Gambar 4.1. Logo Perusahaan PT.Multi Structure . Sumber : PT.Multi Structure.

Untuk meningkatkan kompetensi perusahaan, PT. Multi Structure melakukan pengembangan usaha di bidang industri manufacture yang mendukung usaha jasa konstruksi. Pada saat ini unit-unit usaha tersebut telah menjadi profit center sendiri dengan terbentuknya anak-anak perusahaan PT.Multi Structure yaitu:

a. Multi Prima Beton (2005) – Manufaktur Readymix dan Precast Concrete

b. PT.Multi Structure Sarana (2006) – Manufaktur Hotmix serta trading

c. PT Tripatra Selaras (2006) Supply bahan bakar.

(62)

Bidang-bidang usaha PT.Multi Structure terdiri dari tiga bidang usaha yaitu; Bidang konstruksi, Bidang Pengadaan dan Perdagangan, dan Bidang Enginering.

Bidang Kegiatan

a. Bidang Konstruksi PT. Multi Structure menawarkan proyek-proyek seperti pembangunan jalan, jembatan, irigasi, pemipaan, dermaga , jalan rel dan sebagainya.

b. Bidang Pengadaan dan Perdagangan

PT. Multi Structure tidak hanya membangun, tetapi juga membantu menyediakan material, peralatan dan sumber daya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan. c. Bidang engineering PT. Multi Structure juga memiliki

sumber daya manusia yang kompeten di bidang sipil dalam menyelesaikan dan merencanakan masalah-masalah dalam konstruksi.

(63)

PT. Multi Structure berkantor pusat di Jakarta dengan wilayah operasi mencakup empat wilayah besar di Indonesia yaitu, Sulawesi, Kalimantan, Jawa dan Sumatera.Selain itu perusahaan PT. Multi Structure juga mengembangkan sayap operasinya ke luar wilayah Indonesia dengan mendirikan satu anak perusahaan khusus menangani berbagai pekerjaan jasa konstruksi di luar negeri.

Salah satu kantor cabang PT.Multi Structure berlokasi di Duri, Riau dimana memiliki 3 office yaitu; MS office Kulim, MS office SLN dan MS office HO. PT.Multi Structure Duri Riau, saat ini memiliki kontrak kerja dengan beberapa perusahan seperti perusahaan PT. Chevron Pasific Indonesia.

(64)

atwork, Departemen Survey, Departemen SCM, Departemen Business Development, Departemen Document Control, Departemen LogisticAlbes, Departemen Engineer, Departemen Mekanik, Departemen Trainee,Team HO dan Departemen Asset.

Visi, Misi, Nilai-nilai dan Kebijakan-kebijakan Perusahaan

Visi Misi

Menjadi Perusahaan swasta nasional terdepan di industri jasa kontruksi, berkembang secara berkesinambungan, memberikan kesejahteraan kepada karyawan, pengurus, pemegang saham serta stake holder lainnya melalui komitmen terhadap CSR (Cotporate Social Responsibility) dan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance).

a. Pemberdayaan Maksimal dari lima pilar usaha konstruksi: Pemasaran, Operasional, Keuangan, Sumber Daya Manusia dan Informasi.

b. Menyamakan persepsi diantara manajemen untuk mempertahankan nilai-nilai perusahaan dan mencapai tujuan bersama

(65)

budaya perusahaan

d. Penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengambilan keputusan dan tata kelola perusahaan yang baik

(Good Corporate

Governance)

e. Peningkatan kompetisi di era globalisasi lewat kerjasama

f. dengan perusahaan kontraktor nasional maupun internasional.

Tabel 4.2. Visi dan Misi PT.Multi Structure. Sumber : PT. Multi Structure

(66)

Sasaran Kebijakan a. Memastikan penyelesaian

seluruh proyek tepat waktu, spesifikasi dan biaya.

b. Mengurangi angka Losses (Kehilangan Waktu Kerja) akibat kecelakaan kerja.

c. Ketaatan terhadap peraturan di bidang QHES.

d. Ramah lingkungan, pelaksanaan program lingkungan berjalan sesuai rencana.

e. Mengurangi tingkat keluhan pelanggan dengan sasaran untuk mencapai produk tanpa cacat (zero

defect) melalui

perencanaan yang baik.

f. Memberikan pelayanan produk dan jasa yang lebih

a. Mencapai kepuasan pelanggan dengan cara memenuhi persyaratan pelanggan yang telah disepakati,persyaratan hukum yang berlaku dan persyaratan lainnya di bidang QHES (Quality Health Enviroment & Safety)

b. Menjadi perusahaan konstruksi terkemuka, yang dikenal atas pemberian pelayanan yang professional, berkomitmen terhadap pencegahan pencemaran linkungan dan tidak ada Losses karena kecelakaan kerja dan masalah kesehatan.

(67)

pada pelanggan melalui pelaksanaan

training/pelatihan yang teratur untuk karyawan PT.Multi Structure.

g. Meningkatkan penjualan dan keuntungan PT.Multi Structure untuk peningkatan kesejahteraan karyawan dan pengurus, serta nilai tambah bagi pemegang saham.

d. Manajemen perusahaan akan memastikan ketersediaan sumber daya yang tepat dan mencukupi untuk menjalankan kebijakan dan program-program QHES ini sebagai satu prioritas dengan cara: Memastikan terlaksananya peningkatan berkesinambungan (Continual Inprovement) pada proses-proses yang ada dalam pelaksanaan Sistem Manajemen QHES PT.Multi Structure, oleh seluruh pemilik proses.

Tabel 4.3. Sasaran dan Kebijakan PT. Multi Structrure. Sumber : PT. Multi Structure Duri-Riau.

4.1.2 Struktur Organisasi

(68)

Struktur organisasi menggambarkan urutan jabatan dalam perusahaan mulai dari yang tertinggi sampai pada yang terendah. Fungsi dari di terapkannya struktur organisasi supaya setiap karyawan bekerja sesuai dengan tugas dan wewenang masing-masing sesuai dengan ketentuan pada struktur organisasi tersebut, dan dapat mempertanggung jawabkan hasil kerjanya terhadap atasannya.

Struktur organisasi akan membantu pimpinan dalam menentukan suatu alur kerja yang teratur dan terarah dimana setiap bagian dapat bekerjasama secara harmonis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan karyawan. Struktur organisasi yang baik akan memudahkan karyawan untuk mengetahui kepada siapa masing-masing individu bertanggung jawab dan sampai sejauh mana tanggung jawab dan tugas yang dibebankan kepada mereka.

Struktur organisasi suatu perusahaan belum tentu sama dengan struktur organisasi perusahaan lainnya walupun perusahaan tersebut bergerak di bidang yang sama. Struktur organisasi perusahaan disusun berdasarkan strategi perusahaan, sesuai dengan keadaan dan kebutuhan perusahaan yang bersangkutan.

(69)

Piping Supervisor baik dibidang Backbone maupun Share Facility. Setiap Piping Supervisor dibantu oleh assisten yang dikenal dengan General Foreman. Dan dalam melaksanakan tugasnya, para Piping Supervisor dan General Foreman di bantu oleh Foreman, Welder, Pipe Fitter, helper, dan Operator.

Adapun struktur organisasi dari departemen Construction – HO Area 8 yaitu sebagai berikut:

Departement Construction – HO Area 8

PT. Multi Structure

Piping Crew Duri HO - OU

Area Superintendent

Assistant Coordinator

(70)

Gambar 4.2. Struktur Organisasi Departemen Construction – HO Area 8 Bagian Piping. Sumber : Departemen Construction-HO Area 8 PT.Multi Structure Duri-Riau.

4.1.3 Pembagian Kerja Area Superintendent

 Mengkoordinir seluruh pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

 Bertanggung jawab atas seluruh pelaksanaan proyek dari

awal sampai selesai.

 Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan kontrak.

 Memotivasi seluruh stafnya agar bekerja sesuai dengan

ketentuan dan sesuai dengan tugasnya masing-masing.

Assistant Coordinator

(71)

 Membantu Area Superintendent dalam melaksanakan

pekerjaannya.

 Membuat laporan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan

dan yang akan dilaksanakan.

 Bertanggung jawab atas penyelenggaraan administrasi di

lapangan.

 Memeriksa pembukuan arsip-arsip selama pelaksanaan

proyek.

 Memeriksa kemajuan apakah pekerjaan sesuai dengan

perencanaan.

Admin Piping

 Membuat laporan daily activity setiap bidang yang ada di

departemen Construction.

 Membuat laporan OAT (On-line Appointment Tool) khusus

untuk bidang Piping Backbone yang bekerja di lokasi.  Membuat laporan daily work plan seluruh bidang yang ada

di departemen construction.

 Membantu administrasi keperluan karyawan bidang Piping,

(72)

Construction Superintendent

 Bertanggung jawab atas urusan teknis yang ada di

lapangan.

 Memberikan cara-cara penyelesaian atas usul-usul

perubahan desain dari lapangan berdasarkan persetujuan pihak pemberi perintah kerja, sedemikian rupa sehingga tidak menghambat kemajuan pelaksanaan di lapangan.  Melakukan pengawasan terhadap hasil kerja apakah sesuai

dengan dokumen kontrak.

Piping Supervisor

 Bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan crew di

lapangan.

 Membuat planning pekerjaan

 Melakukan Scooping (pengecekan lokasi kerja sebelum

pekerjaan dilaksanakan)

 Membuat Request Material yang diperlukan untuk

mendukung terlaksananya pekerjaan.  Mempersiapkan dokumen / SOP.

 Membuat laporan bulanan mengenai pekerjaan yang telah

di kerjakan.

 Membuat Progress atas pekerjaan yang telah di kerjakan.

(73)

 Mengkoordinir pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

 Melaksanakan kegiatan sesuai dengan dokumen kontrak.

 Memotivasi crew yang ada dilapangan agar mampu bekerja

dengan tingkat efisiensi dan efektivitas yang tinggi.

 Membantu Piping Supervisor dalam melaksanakan tugas

dan tanggung jawabnya.

Foreman

 Mempersiapkan dokumen kerja.

 Melakukan pengecekan area kerja.  Mengawasi crew yang bekerja.

Welder

 Melakukan tag pipe terhadap pipa yang akan di joint.

 Mengelas pipa.

 Menggerinda pipa yang telah di las.

 Melakukan house keeping (membersihkan area pekerjaan)

setelah pekerjaan selesai dikerjakan.

Pipe Fitter

 Memotong pipa.

(74)

 Menyetel pipa.

Helper

 Membantu pekerjaan Operator, Welder, Pipe Fitter dalam

melaksanakan tugasnya.

 Membantu mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan dalam

melaksanakan pekerjaan.

Operator Driver

 Mengoperasikan alat, unit Truck, dan Foco Truck.

4.2 Penyajian Data

(75)

a. Bagian pertama : berisikan pertanyaan mengenai identitas responden yang terdiri dari 4 pertanyaan.

b. Bagain kedua : berisikan pertanyaan dari masing-masing variabel, yaitu variabel Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang terdiri dari 23 pertanyaan dan variabel Produktivitas Kerja Karyawan terdiri dari 15 pertanyaan.

4.2.1 Karakteristik Responden

Data identitas responden mencakup distribusi menurut jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, dan lama bekerja. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka identitas responden dapat diuraikan sebagai berikut:

4.2.1.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Gambaran umum mengenai responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No. Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

1. Pria 97 97

2. Wanita 3 3

Jumlah 100 100

Sumber: Hasil Penelitian Data Kuesioner, 2015.

(76)

lebih besar dibanding karyawan perempuan yang bekerja di PT. Multi Structure Bagian Piping. Hal ini disebabkan karena pekerjaan yang dilaksanakan dibagian pemipaan (Piping) merupakan pekerjaan berat yang erat kaitannya dengan bahaya kerja. Selain itu dalam proses pemipaan biasanya laki-laki dianggap lebih berkompeten daripada perempuan.

4.2.1.2 Responden Berdasarkan Usia

Gambaran umum mengenai responden berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.5

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

No. Usia Frekuensi Persentase (%)

1. ≤ 25 tahun 11 11

2. > 25 tahun – 30 tahun 29 29 3. > 30 tahun – 40 tahun 37 37 4. > 40 tahun – 50 tahun 23 23

Jumlah 100 100

Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuesioner 2015

(77)

responden adalah yang berusia > 30 - 40 Tahun dan > 25 – 30 tahun, karena pada usia tersebut termasuk dalam usia produktif. Perusahaan lebih mempercayai karyawan pada usia produktif, karena karyawan yang bekerja dalam usia produktif dapat melakukan pekerjaannya dengan maksimal. Selain itu secara umum memiliki kondisi fisik yang lebih kuat, sehingga dapat melakukan tugas berat, dan dapat memaksimalkan produktivitas perusahaan.

4.2.1.3 Berdasarkan Lama Bekerja

Data responden berdasarkan lamanya bekerja seorang karyawan dipilih untuk mengetahui apakah responden tersebut memiliki masa kerja yang sudah cukup lama ataukah masih baru. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Gambar 4.3 Data Responden Berdasarkan Lama Bekerja. Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner 2015

Data Responden Berdasarkan Lama Bekerja

n=100

(78)

Berdasarkan data diatas, responden yang bekerja < 2 tahun sebanyak 20 orang dengan persentase sebesar 20%, karyawan yang bekerja 2-4 tahun sebanyak 18 orang dengan persentase 18%, karyawan yang bekerja 4-6 Tahun 39 orang dengan persentase 39%, dan karyawan yang bekerja > 6 Tahun sebanyak 23 orang dengan persentase 23%. Dengan demikian dapat dilihat bahwa mayoritas masa kerja karyawan yaitu antara 4-6 tahun karena usia karyawan di dominasi oleh karyawan yang berusia 30 – 40 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian karyawan sudah cukup lama bekerja diperusahaan.

4.2.1.4 Berdasarkan Status Pernikahan

Gambar 4.4 Data Responden Berdasarkan Status. Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner 2015.

Dari hasil Pengolahan kuesioner di dapatkan data responden pada karyawan Bagian Piping PT. Multi Structure diketahui responden

68% 32%

Data Responden Berdasarkan

Status n=100

Menikah

Gambar

Tabel 1.1 Laporan Kecelakaan Kerja PT. Jamsostek selama periode 2007-
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Tabel 3.1 Operasional Variabel Program Keselamatan dan
Tabel 3.2 Operasional Variabel Produktivitas Kerja
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa pada pernyataan 3, 4, dan 5 sebagian besar responden menjawab sangat setuju 53,3% dari 60 responden menunjukkan bahwa terdapat pengaruh

Pada pertanyaan butir 5 (Jam kerja yang ditetapkan perusahaan membantu dalam meningkatkan kinerja Saudara) sebanyak 14 (16,6%) responden menjawab sangat setuju, sebanyak 49

Pada item pertanyaan pertama sebagian responden menjawab setuju sebanyak 56 responden (56 %) bahwa responden setuju bahwa persepsi karyawan PT Puri Wira Mahkota Semarang selama ini

Pada pernyataan kedelapan dari 55 responden, sebanyak 7 responden dengan persentasi 12,73% responden menyatakan sangat setuju bahwa saya susah tidur karena stress terhadap

Dari mayoritas responden sebanyak 23% menjawab setuju, dan 19% menjawab sangat setuju dapat diartikan penilaian rata-rata responden menyatakan bahwa Saya bekerja

Pada pertanyaan pertama, sebanyak 8 orang responden yang menyatakan sangat setuju dengan alasan bahwa bekerja di perusahaan ini dapat menambah pemasukan keluarga untuk

Dapat diketahui bahwa responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 19 orang dengan persentase sebesar 63%, untuk responden yang menjawab setuju sebanyak 11 orang

Pertanyaan nomor 5 dapat diketahui bahwa tidak ada responden yang memilih sangat tidak setuju, kurang setuju dan sangat setuju, 43 responden yang menjawab netral