• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Jam Kerja Dan Jaminan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Terhadap Stres Kerja Karyawan Pada Pt Karya Tanah Subur Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Jam Kerja Dan Jaminan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Terhadap Stres Kerja Karyawan Pada Pt Karya Tanah Subur Medan"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

Medan, 2016

Kepada Yth, Bapak/Ibu Karyawan PT Karya Tanah Subur

di Medan

Perihal : Permohonan Menjadi Responden Penelitian Dengan Hormat, Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : PAMELA NAPITUPULU NIM : 110521156

Saya adalah mahasiswa Jurusan Manajemen Universitas Sumatera Utara. Saat ini sedang melakukan penelitian dengan judul penelitian adalah :“Pengaruh Jam Kerja dan Jaminan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Stres Kerja Karyawan pada PT Karya Tanah Subur Medan”

Saya memohon kesediaan Bapak/Ibu untuk berpartisipasi mengisi kuesioner ini. Saya menyadari permohonon ini sedikit banyak akan mengganggu ketenangan/kegiatan Bapak/Ibu. Saya akan menjamin kerahasiaan dari semua jawaban/opini yang telah Bapak/Ibu berikan. Penelitian ini semata-mata hanya digunakan untuk kepentingan penyelesaian skripsi saya, dan hanya ringkasan dari analisis yang akan dipublikasikan. Atas kesediaan dan partisipasi Bapak/Ibu untuk mengisi dan mengembalikan kuesioner ini saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya.

Hormat Saya,

(2)

PETUNJUK PENGISIAN ANGKET:

1. Berikanlah jawaban singkat pada bagian pertanyaan identitas responden yang membutuhkan jawaban tertulis Bapak/Ibu

2. Berikanlah tanda checklist (√) pada kolom yang Bapak/Ibu anggap Setuju dengan jawaban pada Bapak/Ibu.

Identitas Responden Nama : Umur :

Jenis Kelamin : □ Pria □ Wanita

(3)

JAM KERJA(X1)

No Pernyataan

Sangat Setuju

(SS)

Setuju (S)

Kurang Setuju

(KS)

Tidak Setuju (TS)

Sangat Tidak Setuju (STS) 1. Bapak/ibu telah memahami

pekerjaan yang akan dilakukan

2. Perusahaan memberikan job description yang jelas kepada anda 3. Bapak/ibu dapat menetapkan

waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan

4. Perusahaan memberikan beban kerja yang dapat anda selesaikan 5. Bapak/ibu dapat membagi jumlah

waktu kerja

6. Bapak/ibu dapat mengkoordinir pekerjaan yang akan dilakukan 7 Bapak/ibu dapat menyelesaikan

pekerjaan dengan tepat waktu 8 Bapak/ibu terbiasa menyelesaikan

(4)

JAMINAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA(X2)

No Pernyataan

Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Kurang Setuju (KS) Tida k Setuj u (TS) Sangat Tidak Setuju (STS)

1. Sistem pengamanan terhadap penggunaan peralatan kerja di

perusahaan tempat Bapak/Ibu/Saudara bekerja sudah

sesuai standar dalam rangka memperlancar proses kerja karyawan

2 Ketersediaan peralatan untuk mengantisipasi kecelakaan kerja di perusahaan sudah sesuai dengan ketentuan sehingga mampu

mendukung kerja Bapak/Ibu/Saudara dan tidak

membahayakan keselamatan karyawan

3 Bapak/ibu telah memiliki asuransi kesehatan dari perusahaan

4 Perusahaan membiayai kesehatan keluarga karyawan

5 Ketersediaan kotak P3K dan posisi klinik yang mudah dijangkau meningkat rasa aman dalam diri bapak/ibu.

(5)

STRES KERJA(Y)

No Pernyataan

Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Kuran g Setuju (KS) Tidak Setuju (TS) Sangat Tidak Setuju (STS) 1. Saya sering marah karena beban

pekerjaan yang berlebihan.

2. Saya lebih mudah tersinggung saat beban kerja yang berlebihan.

3. Saya tidak mampu konsentrasi dalam mengerjakaan kerjaan yang diberikan.

4. Saya merasa hasil kerjaan saya kurang memuaskan karena stress. 5. Saya merasa letih dengan beban

kerja yang diberikan.

6. Saya sering sakit karna Beban kerja yang berlebihan.

7. Saya merasa jam istirahat kurang karena beban kerja berlebihan.

8. Saya susah tidur karena stress terhadap beban kerja yang berlebihan.

9. Saya lebih banyak menkonsumsi rokok saat beban pekerjaan meningkat

(6)

Medan, 2016

Kepada Yth, Bapak/Ibu Karyawan PT Karya Tanah Subur

di Medan

Perihal : Permohonan Menjadi Responden Penelitian Dengan Hormat, Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : PAMELA NAPITUPULU NIM : 110521156

Saya adalah mahasiswa Jurusan Manajemen Universitas Sumatera Utara. Saat ini sedang melakukan penelitian dengan judul penelitian adalah :“Pengaruh Jam Kerja dan Jaminan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Stres Kerja Karyawan pada PT Karya Tanah Subur Medan”

Saya memohon kesediaan Bapak/Ibu untuk berpartisipasi mengisi kuesioner ini. Saya menyadari permohonon ini sedikit banyak akan mengganggu ketenangan/kegiatan Bapak/Ibu. Saya akan menjamin kerahasiaan dari semua jawaban/opini yang telah Bapak/Ibu berikan. Penelitian ini semata-mata hanya digunakan untuk kepentingan penyelesaian skripsi saya, dan hanya ringkasan dari analisis yang akan dipublikasikan. Atas kesediaan dan partisipasi Bapak/Ibu untuk mengisi dan mengembalikan kuesioner ini saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya.

Hormat Saya,

(7)

PETUNJUK PENGISIAN ANGKET:

1. Berikanlah jawaban singkat pada bagian pertanyaan identitas responden yang membutuhkan jawaban tertulis Bapak/Ibu

2. Berikanlah tanda checklist (√) pada kolom yang Bapak/Ibu anggap Setuju dengan jawaban pada Bapak/Ibu.

Identitas Responden Nama : Umur :

Jenis Kelamin : □ Pria □ Wanita

(8)

JAM KERJA(X1)

No Pernyataan

Sangat Setuju

(SS)

Setuju (S)

Kurang Setuju

(KS)

Tidak Setuju (TS)

Sangat Tidak Setuju (STS) 1. Bapak/ibu telah memahami

pekerjaan yang akan dilakukan

2. Perusahaan memberikan job description yang jelas kepada anda 3. Bapak/ibu dapat menetapkan

waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan

4. Perusahaan memberikan beban kerja yang dapat anda selesaikan 5. Bapak/ibu dapat membagi jumlah

waktu kerja

6. Bapak/ibu dapat mengkoordinir pekerjaan yang akan dilakukan 7 Bapak/ibu dapat menyelesaikan

pekerjaan dengan tepat waktu 8 Bapak/ibu terbiasa menyelesaikan

(9)

JAMINAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA(X2)

No Pernyataan

Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Kurang Setuju (KS) Tida k Setuj u (TS) Sangat Tidak Setuju (STS)

1. Sistem pengamanan terhadap penggunaan peralatan kerja di

perusahaan tempat Bapak/Ibu/Saudara bekerja sudah

sesuai standar dalam rangka memperlancar proses kerja karyawan

2 Ketersediaan peralatan untuk mengantisipasi kecelakaan kerja di perusahaan sudah sesuai dengan ketentuan sehingga mampu

mendukung kerja Bapak/Ibu/Saudara dan tidak

membahayakan keselamatan karyawan

3 Bapak/ibu telah memiliki asuransi kesehatan dari perusahaan

4 Perusahaan membiayai kesehatan keluarga karyawan

5 Ketersediaan kotak P3K dan posisi klinik yang mudah dijangkau meningkat rasa aman dalam diri bapak/ibu.

(10)

STRES KERJA(Y)

No Pernyataan

Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Kuran g Setuju (KS) Tidak Setuju (TS) Sangat Tidak Setuju (STS) 1. Saya sering marah karena beban

pekerjaan yang berlebihan.

2. Saya lebih mudah tersinggung saat beban kerja yang berlebihan.

3. Saya tidak mampu konsentrasi dalam mengerjakaan kerjaan yang diberikan.

4. Saya merasa hasil kerjaan saya kurang memuaskan karena stress. 5. Saya merasa letih dengan beban

kerja yang diberikan.

6. Saya sering sakit karna Beban kerja yang berlebihan.

7. Saya merasa jam istirahat kurang karena beban kerja berlebihan.

8. Saya susah tidur karena stress terhadap beban kerja yang berlebihan.

9. Saya lebih banyak menkonsumsi rokok saat beban pekerjaan meningkat

(11)

DAFTAR PUSTAKA Buku :

Arikunto, S. 2010. Prosedur penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi Revisi). Jakarta : Rineka Cipta

Darmawan, Deni. 2006. Dasar-dasar Teknologi Informasi dan Komunikasi, Upi Press,Bandung.

Fathoni, Abdurrahmat. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Rineka Cipta, Jakarta.

Ghani, Mohammad A. 2003. Sumber Daya Manusia Perkebunan Dalam Perspektif. Ghalia, Jakarta.

Ghozali, Imam, 2006. Aplikai Analisis Multivarite dengan SPSS, Cetakan Keempat,Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Gibson dan Ivanevich, 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia.Alih Bahasa Sandi. Cetakan keenam. Penerbit Salemba Empat.

Handoko T. Hani, 2000. Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia, Edisi II, Cetakan Keempat Belas, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

_________ 2008. Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi, Cetakan Kesepuluh, Yogyakarta: BPFE.

Husni, Lalu. 2005. Hukum Ketenagakerjaan Indonesia . Edisi Revisi. Cetakan Kelima. Raja Grafindo Persada: Jakarta.

Komaruddin, 2006, Pengembangan dan Pelatihan, Kappa-Sigma, Bandung. Kosasih, Sabariah, 2009. Manajemen Operasi Internasional, Edisi Pertama, Mitra

WacanaMedia, Jakarta.

Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi.Jakarta : Erlangga

Mangkunegara, A.A. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. PT Remaja Rosda Karya, Bandung.

(12)

Mathis, Robert L dan Jhon H. Jackson, 2002.Manajemen Sumber Daya Manusia, Buku 1, Salemba Empat, Jakarta

___________, 2006.Human Resource Management, alih bahasa. Salemba Empat, Jakarta.

Robbins, Stephen P. 2006. Perilaku Organisasi, Konsep, Kontroversi, Aplikasi, Alih Bahasa Hadyana Pujaatmaka dan Benyamin Molan, Jakarta: Prenhallindo

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian, Alfabeta, Jakarta.

Sunyoto, Danang, 2013. Perilaku Konsumen, CAPS (Center of Academy Publishing Service), Yogyakarta.

Su’ud, Hassan., 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan V, Pena, Banda Aceh.

Yager 2004.Creative Time Management. PT. Bhuana Ilmu Populer , Jakarta. Yuli, Sri budi 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. UMM Press, Malang Jurnal :

Amelia Kartika Sari (2013) Pengaruh Jam Kerja dan Disiplin Kerja Terhadap

Stres Kerja Karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Iikandar Muda Medan. Jurnal Manajemen SDM.

Kurniawan (2009).Pengaruh Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

Karyawan Terhadap Kinerja Karyawan.Jurnal Manajemen SDM.

Imatama, Zuhrina. 2006. Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan di

Lembaga Pendidikan Perkebenan (LPP) Kampus Medan.Medan : Program

Strata-1 Jurusan Manajemen Universitas Sumatera Utara

Nurhendar, Siti. 2007. Pengaruh Stres Kerja dan Semangat Kerja terhadap

Kinerja Pegawati Bagian Produksi Pada CV. Aneka Ilmu Semarang.Jurnal

Ekonomi dan Bisnis.Volume 7, No.3.

Verenny Damayanti Nasution (2012). Pengaruh Jam Kerja dan Jaminan

Keamanan Kerja Terhadap Stres Kerja Karyawan Pada PT. Kuala Jaya Samudra Kuala Tanjung.Jurnal Manajemen SDM.

Internet :

(13)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian

Menurut Sugiyono (2005:11) berdasarkan tingkat eksplanasinya jenis penelitian ini termasuk penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih untuk mempelajari, mendeskripsi, mengungkapkan dan melihat pengaruh antar variabel yang terumus pada hipotesis penelitian.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada PT Karya Tanah Subur Medan di Jl. K.L. Yos Sudarso Blok D-2 Mabar Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April sampai dengan selesaiJuni 2016.

3.3 Batasan Operasional Variabel

Batasan operasional dilakukan untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan dalam penelitian yang dilakukan. Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka penelitian ini dibatasi pada variable sebagai berikut:

1. Variabel bebas (X) terdiri atas jam kerja (X1) dan jaminan keselamatan kerja dan kesehatan (X2).

2. Variabel terikat (Y) adalah stress kerja. 3.4 Definisi Operasional Variabel

(14)

memberikan dan menuntun arah penelitian bagaimana cara mengukur suatu variabel.

Tabel 3.1 Operasional Variabel Variabel Defenisi

Operasional

Dimensi Indikator Skala

Jam Kerja (X1)

jumlah jam yang digunakan atau dibutuhkan untuk merampungkan suatu pekerjaan karyawan PT Karya Tanah Subur Medan 1. pengurusan waktu kerja yang efektif 2. penggunaan waktu kerja yang efektif a. memahami pekerjaan yang dilaksanakan b. menetapkan waktu selesai pekerjaan a. Mengkoordinir masa, waktu kegiatan dijalankan b. Membiasakan diri dengan waktu kerja efektif (tepat waktu) Likert Jaminan keselamat an dan kesehatan kerja (X2

) Melindungi pekerja/buruh guna mewujudkan kinerja yang optimal pada PT

(15)

Stres Kerja (Y) kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berfikir dan kondisi seseorang karyawan PT Karya Tanah Subur Medan

1. Indikator pada psikologis 2. Indikator pada

fisik

3. Indikator pada prilaku

a. Cepat tersinggung b. Banyak

melamun a. Mudah lelah

fisik

b. Problem tidur a. Merokok

berlebihan b. Prilaku makan

yang tidak normal

Likert

Sumber : Su’ud (2007:137), Sunyoto (2013:240), Robbins (2006:105)) diolah penulis.

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel bebas dan terikat menggunakan skala likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi yang dijabarkan menjadi indikator variabel dan dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen dengan menghadapkan responden terhadap pernyataan kemudian memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan. Dalam melakukan penelitian terhadap variabel-variabel yang akan diuji, pada setiap jawaban akan diberi skor (Sugiyono, 2005:86). Skala Likert menggunakan lima tingkatan jawaban yang dapat berbentuk seperti ditunjukkan pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

No Pernyataan Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

(16)

3.6 Populasi dan sampel 3.6.1. Populasi

Populasi adalah generalisasi yang terdiri atas subjek atau objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik suatu kesimpulan (Sugiyono, 2005:72). Populasi penelitian ini adalah semua karyawan tetap pada PT. Karya Tanah Subur yang berjumlah 120 orang Tabel 3.3).

Tabel 3.3

Bagian-Bagian Struktur Organisasi

No Bagian Populasi

1 Bagian Logistik/pengadaan 16 orang 2 Bagian Karyawan Pabrik 104 orang

Jumlah 120 Orang

Sumber: Data diolah

3.6.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2005:73). Penentuan jumlah sampel yang diambil sebagai responden menggunakan rumus slovin pada Umar (2004:108) sebagai berikut :

� = �

1 +� (�)2

Keterangan rumus: n = ukuran sampel N = jumlah populasi

e = tingkat kesalahan dalam pengambilan sampel Maka jumlah sampel adalah:

� = 120

(17)

� = 120

1 + 120 (0,1) 2

�= 54,54 orang dibulatkan menjadi 55 �����

Metode pengambilan sampel menggunakan metode Simple Random

Sampling, yaitu dengan memilih orang atau unit yang paling mudah dijumpai.

Menurut Sugiyono (2004:77), Simple Random Sampling adalah setiap elemen dari populsi mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi anggota sampel, yaitu seluruh PT Karya Tanah Subur Medan mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi responden.

3.7Jenis Data

Dalam penelitian yang dilakukan, peneliti menggunakan dua jenis data untuk membantu memecahkan masalah, yaitu:

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari responden secara langsung yang dikumpulkan melalui survei lapangan dengan menggunakan alat pengumpulandata tertentu yang dibuat secara khusus untuk itu Kuncoro (2003:127). Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data primer adalah seluruh data yang diperoleh dari kuesioner dan wawancara kepada sejumlah responden yaitu karyawan yang dijadikan sampel.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data-data yang berisikan informasi dan teori-teori yang digunakan untuk mendukung penelitian.Peneliti memperoleh data sekunder dari buku, jurnal dan internet yang dapat dijadikan sebagai referensi.

(18)

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

c. Daftar kuesioner

Pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan melalui daftar pertanyaan pada responden yang terpilih dengan harapan mereka akan memberi respon atas daftar pertanyaan tersebut. Jenis kuesioner adalah kuesioner tertutup.Kuesioner ditentukan berdasarkan teori-teori tentang masing-masing variable yang telah dikumpulkan. Teori-teori tersebut akan dirangkum menjadi indikator-indikator dan dari indikator-indikator tersebut pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner akan ditentukan. Kuesioner tertutup adalah kuesioner yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih jawaban pada kolom yang sudah disediakan dengan memberi tanda checklist.Jawaban tersebut selanjutnya diberi skor dengan skala Likert. d. Studi dokumentasi

Mengumpulkan dan mempelajari informasi yang bersumber dari buku-buku dan internet untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan penelitian ini. 3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas

3.9.1 Uji Validitas

(19)

diukur Kuncoro, (2003:151).Uji validitas ini dilakukan kepada 30 karyawan PT Karya Tanah Subur Medan.

Uji validitas dimaksudkan untuk menguji ketepatan item-item dalam kuesioner, apakah item-item yang ada mampu menggambarkan dan menjelaskan variabel yang diteliti.

Hasil kuesioner dari responden akan diolah menggunakan perangkat lunak SPSS. Uji validitas memiliki kriteria sebagai berikut:

a. Jika r hitung> r tabel, maka pernyataan tersebut valid b. Jika r hitung< r tabel, maka pernyataan tersebut tidak valid

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Jam_Kerja1 87.97 116.792 .414 .919

Jam_Kerja2 88.20 114.303 .399 .921

Jam_Kerja3 88.10 111.403 .559 .917

Jam_Kerja4 88.20 112.717 .609 .916

Jam_Kerja5 88.23 115.909 .393 .920

Jam_Kerja6 88.37 115.757 .474 .919

Jam_Kerja7 88.17 111.523 .620 .916

Jam_Kerja8 88.23 112.254 .588 .917

K3_1 88.20 111.752 .723 .914

K3_2 88.17 112.971 .504 .918

K3_3 88.37 116.309 .399 .920

K3_4 88.50 110.121 .636 .916

K3_5 88.37 116.447 .424 .919

K3_6 88.20 114.924 .603 .917

(20)

Stres_Kerja2 88.23 111.151 .619 .916

Stres_Kerja3 88.17 113.937 .543 .917

Stres_Kerja4 88.33 115.126 .450 .919

Stres_Kerja5 88.27 108.754 .751 .913

Stres_Kerja6 88.03 112.654 .617 .916

Stres_Kerja7 87.97 115.206 .488 .918

Stres_Kerja8 88.20 114.786 .614 .917

Stres_Kerja9 87.93 111.651 .592 .916

Stres_Kerja10 88.27 108.064 .662 .915

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 16

Tabel 3.4 menunjukan bahwa semua butir pernyataan memiliki nilai

Corrected Item Total Correlation lebih besar dari nilai > rtabel(0.36). dengan

demikian semua butir pernyataan dinyatakan valid dan koesioner dapat dilanjutkan pada tahap pengujian realibilitas.

3.9.2Uji Reabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan menunjukkan konsistensi di dalam mengukur gejala yang sama. Pertanyaan yang telah dinyatakan valid dalam uji validitas, maka akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:

1. Jika r

alpha positif atau > dari r tabel maka pertanyaan reliable. 2. Jika r

alpha negatif atau < dari r tabel maka pertanyaan tidak reliable.

Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai

(21)

Tabel 3.5 Hasil Uji Reabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.920 24

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 16

Dari hasil pengolahan data dapat dilihat pada Tabel 3.4Cronbach Alpha sebesar 0,920 Karena Cronbach Alpha diatas 0,80 maka seluruh butir pernyataan adalah realiabel.

3.10. Teknik Analisis Data

3.10.1 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh responden penelitian.Kuesioner ini berisikan tentang karakteristik responden, dan deskriptif variabel untuk mendapatkan informasi yang relevan.

3.10.2. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu akan dilakukan pengujian terjadinya penyimpangan terhadap asumsi klasik. Dalam asumsi klasik terdapat beberapa pengujian yang harus dilakukan, yakni Uji Normalitas, Uji Linieritas, Uji Multikolinieritas, Uji Heteroskedastisitas Ghozali, (2006:45).

1. Uji Normalitas

(22)

berdistribusi normal.Uji normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan uji

Klomogorov-Smirnov (Godness of Fit)Ghozali, (2006:45).Pengujian dilakukan

untuk mengetahui apakah distribusi frekuensi hasil pengamatan sesuai dengan

Expected Normal Freguents distribusi.Dalam uji Klomogorov-Smirnov yang

diperbaiki adalah nilai signifikan (sig) dengan nilai χ pada taraf 5%.Berikut ini

probabilitas untuk menentukan apakah distribusi tersebut normal atau tidak normal.

Kriteria pengambilan kesimpulan adalah :

a. Nilai sig / probabilitas < 0,05 maka distribusi tidak normal. b. Nilai sig / probabilitas > 0,05 maka distribusi normal 2. Uji Multikolinieritas

Artinya variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS. Tolerance mengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya.Nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai Tolerance > 1 atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinearitas (Situmorang, 2008:104).

3. Uji Heteroskedastisitas

(23)

heteroskedastisitas.Heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji Glejser dengan pengambilan keputusan jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadinya heteroskedastisitas.Jika probabilitas signifikannya diatas tingkat kepercayaan 5% dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.

Dasar analisisnya adalah sebagai berikut:

a) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

b) Jika ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.10.3. Analisis Regresi Linier Berganda

Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis regresi linier berganda. Persamaan yang digunakan adalah:

Y = a + b

1X1 + b2X2 + e Keterangan:

Y = Stres kerja a = Konstanta b

1b2 = Koefisien regresi X

1 =Skor dimensi jam kerja X

(24)

3.10.4. Pengujian Hipotesis Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh jam kerja dan jaminan keamanan dan kesehatan kerja terhadap stres kerja maka dilakukan pengujian dengan menggunakan:

1. Uji Signifikan Simultan (Uji-F)

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat.

Kriteria pengujiannya adalah:

H0 : b1;b2= 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

H0 : b1;b2≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Kriteria pengambilan keputusannya adalah: H0 diterima jika Fhitung< Ftabel pada α = 5% H0 ditolak jika Fhitung>Ftabel pada α = 5% 2. Uji Signifikan Parsial (Uji-t)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu variabel bebas secara parsial (individual) terhadap variasi variabel terikat. Kriteria pengujiannya adalah :

(25)

H0 : b1 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Kriteria pengambilan keputusannya adalah: H0 diterima jika thitung< ttabel pada α = 5% H0 ditolak jika thitung> ttabelpada α = 5% 3. Koefisien Determinan (R2)

(26)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1Hasil Analisis Deskriptif 4.1.1. Karakteristik Responden

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Berikut ini adalah tabulasi mengenai karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin yang berjumlah 55 orang, di distribusikan sebagai berikut :

Tabel IV.1

Distribusi Jawaban Berdasarkan Jenis Kelamin No jenis Kelamin Jumlah Persentasi

1 laki-laki 42 76,36%

2 Perempuan 13 23,64%

Jumlah 55 100%

Sumber : Data diolah

Pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa mayoritas jenis kelamin laki-laki sebesar 76,36%, Perempuan sebesar 23,64%

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Berikut ini adalah tabulasi mengenai karakteristik responden berdasarkan usia yang berjumlah 55 orang, di distribusikan sebagai berikut :

Tabel IV.2

Distribusi Jawaban Berdasarkan Usia No Usia Jumlah Persentasi

1 < 21 Tahun - -

2 21-30 Tahun 30 54,54%

3 31-40 Tahun 19 34,54%

4 41-50 tahun 6 10,02%

5 > 50 Tahun 0 0%

(27)

Sumber : Data diolah

Pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa mayoritas usia, 21-30 tahun 54,54%. Lalu diikuti usia 31-40 sebesar 34,54% dan 41-50 tahun 10,02%

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Berikut ini adalah tabulasi mengenai karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan yang berjumlah 54 orang, di distribusikan sebagai berikut :

Tabel IV.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan No

Tingkat

Pendidikan Jumlah Persentasi

1 SMA 18 32,73%

2 D3 25 45,45%

3 S1 12 21,82%

Jumlah 55 100.00%

Sumber : Data diolah

(28)

a. Distribusi jawaban Responden Variabel Jam Kerja Tabel IV.4

Distribusi Jawaban Responden Variabel Jam Kerja (X1)

No. STS TS KS S SS

Jumlah

rata-rata

F % F % F % F % F %

1 1 1.82% 8 14.55% 17 30.91% 23 41.82% 6 10.91% 190 3.45

2 0 0.00% 10 18.18% 21 38.18% 18 32.73% 6 10.91% 185 3.36

3 3 5.45% 7 12.73% 23 41.82% 19 34.55% 3 5.45% 177 3.22

4 2 3.64% 11 20.00% 17 30.91% 18 32.73% 7 12.73% 182 3.31

5 2 3.64% 9 16.36% 17 30.91% 22 40.00% 5 9.09% 184 3.35

6 1 1.82% 13 23.64% 11 20.00% 21 38.18% 9 16.36% 189 3.44

7 1 1.82% 8 14.55% 23 41.82% 19 34.55% 4 7.27% 182 3.31

8 3 5.45% 7 12.73% 16 29.09% 22 40.00% 7 12.73% 188 3.42 Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah)

Pada tabel 4.4 dapat dilihat bahwa:

1. Pada pernyataan pertama dari 55 responden, sebanyak 23 responden dengan persentasi 41,82% menyatakan setuju bahwa adanya bapak/ibu telah memahami pekerjaan yang akan dilakukan, 17 responden dengan persentasi 30,91% responden menyatakan kurang setuju, 8 responden dengan persentasi 14,55% responden menyatakan tidak setuju, 6 responden dengan persentasi 11,11% responden menyatakan sangat setuju dan 1 responden dengan persentasi 1,85% responden menyatakan sangat tidak setuju artinya bapak/ibu telah memahami pekerjaan yang akan dilakukan.

(29)

dengan persentasi 18,18% responden menyatakan tidak setuju, 18 responden dengan persentasi 31,48% responden menyatakan setuju, 6 responden dengan persentasi 11,11% responden menyatakan sangat setuju dan 0 responden dengan persentasi 0% responden menyatakan sangat tidak setuju artinya perusahaan memberitahukan job description kepada karyawan.

3. Pada pernyataan ketiga dari 55 responden, sebanyak 7 responden dengan persentasi 12,73% responden menyatakan tidak setuju bahwabapak/ibu menetapkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan, 19 responden dengan persentasi 34,55% responden menyatakan setuju, 23 responden dengan persentasi 41,82% responden menyatakan kurang setuju, 3 responden dengan persentasi 5,45% responden menyatakan sangat setuju dan 3 responden dengan persentasi 5,45% responden menyatakan sangat tidak setuju artinya karyawan dapat menetapkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan.

(30)

5. Pada pernyataan kelima dari 55 responden, sebanyak 17 responden dengan persentasi 30,91% responden menyatakan kurang setuju bahwa bapak/ibu dapat membagi jumlah waktu kerja, 9 responden dengan persentasi 16,36% responden menyatakan tidak setuju, 22 responden dengan persentasi 40% responden menyatakan setuju, 2 responden dengan persentasi 3,64% responden menyatakan sangat tidak setuju dan 5 responden dengan persentasi 9,09% responden menyatakan sangat setuju artinya bapak/ibu dapat membagi jumlah waktu kerja.

6. Pada pernyataan keenam dari 55 responden, sebanyak 11 responden dengan persentasi 20,% responden menyatakan kurang setuju bahwa bapak/ibu dapat mengkoordinir pekerjaan yang akan dilakukan, 13 responden dengan persentasi 23,64% responden menyatakan tidak setuju, 21 responden dengan persentasi 38,16% responden menyatakan setuju, 9 responden dengan persentasi 16,36% responden menyatakan sangat setuju dan 1 responden dengan persentasi 1,82% responden menyatakan sangat tidak setuju artinya bapak/ibu dapat mengkoordinir pekerjaan yang akan dilakukan.

(31)

persentasi7,27% responden menyatakan sangat setuju artinya bapak/ibu dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu.

8. Pada pernyataan kedelapan dari 55 responden, sebanyak 16 responden dengan persentasi 29,09% responden menyatakan kurang setuju bahwa bapak/ibu menyelesaikan pekerjaan dengan efektif, 7 responden dengan persentasi 12,73% responden menyatakan tidak setuju, 22 responden dengan persentasi 40% responden menyatakan setuju, 7 responden dengan persentasi 12,73% responden menyatakan sangat setuju dan 3 responden dengan persentasi 5,45% responden menyatakan sangat tidak setuju artinya bapak/ibu dapat menyelesaikan pekerjaan dengan efektif.

[image:31.595.88.541.446.618.2]

b. Distribusi jawaban Responden Variabel Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Tabel IV.5

Distribusi Jawaban Responden Variabel K3 (X2)

No. STS TS KS S SS jumlah

rata-rata

F % F % F % F % F %

1 3 5.45% 9 16.36% 14 25.45% 24 43.64% 5 9.09% 184 3.35

2 2 3.64% 11 20.00% 19 34.55% 21 38.18% 2 3.64% 175 3.18

3 2 3.64% 13 23.64% 18 32.73% 17 30.91% 5 9.09% 175 3.18

4 5 9.09% 9 16.36% 17 30.91% 19 34.55% 5 9.09% 175 3.18

5 4 7.27% 12 21.82% 16 29.09% 21 38.18% 2 3.64% 170 3.09

6 1 1.82% 10 18.18% 22 40.00% 19 34.55% 3 5.45% 178 3.24 Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)

Pada tabel 4.5 dapat dilihat bahwa:

(32)

responden menyatakan setuju, 14 responden dengan persentasi 24,45% responden menyatakan kurang setuju, 9 responden dengan persentasi 16.36% responden menyatakan tidak setuju dan 3 responden dengan 5,45% responden menyatakan sangat tidak setuju artinya sistem pengamanan peralatan ditempat kerja bapak/ibu sudah sesuai dengan standar untuk mempermudah dalam pekerjaan.

2. Pada pernyataan kedua dari 55 responden, sebanyak 2 responden dengan persentasi 3,64% menyatakan sangat setujuketersedian peralatan untuk mengantisipasi kecelakaan kerja, 21 responden dengan persentasi 38,18% responden menyatakan setuju, 19 responden dengan persentasi 34.55% responden menyatakan kurang setuju, 11 responden dengan persentasi 20. % responden menyatakan tidak setuju dan 2 responden dengan persentasi 3.64% responden menyatakan sangat tidak setuju artinya perusahaan memiliki ketersediaan peralatan yang cukup untuk mengantisipasi kecelakaan kerja. 3. Pada pernyataan ketiga dari 55 responden, sebanyak 5 responden dengan

(33)

4. Pada pernyataan keempat dari 55 responden, sebanyak 5 responden dengan persentasi 9.09% menyatakan sangat setujuperusahaan membiayai kesehatan keluarga karyawan, 19 responden dengan persentasi 34,55% responden menyatakan setuju, 17 responden dengan persentasi 30.91% responden menyatakan kurang setuju, 9 responden dengan persentasi 16.36% responden menyatakan tidak setuju dan 5 responden dengan persentasi 9.09% responden menyatakan sangat tidak setuju artinya karyawan setuju kesehatan keluarga ditanggung oleh perusahaan.

5. Pada pernyataan kelima dari 55 responden, sebanyak 2 responden dengan persentasi 3,64% menyatakan sangat setujuketersediaan kotak P3K dan klinik mudah dijangkau oleh karyawan 21 responden dengan persentasi 38.18% responden menyatakan setuju, 16 responden dengan persentasi 29.09% responden menyatakan kurang setuju, 12 responden dengan persentasi 22.82% responden menyatakan tidak setuju dan 4 responden dengan persentasi 7.27% responden menyatakan sangat tidak setuju artinya karyawan setuju ketersediaan kotak P3K dan klinik dapat dijangkau oleh karyawan.

(34)

persentasi1.82% responden menyatakan sangat tidak setuju artinya karyawan kurang setuju asuransi kesehatan memberikan pelayanan yang baik.

[image:34.595.67.562.202.426.2]

c. Distribusi jawaban Responden Variabel Stres Kerja Tabel IV.6

Distribusi Jawaban Responden Variabel Stres Kerja

No. STS TS KS S SS jumlah

rata-rata

F % F % F % F % F %

1 3 5.45% 9 16.36% 14 25.45% 24 43.64% 5 9.09% 184 3.35 2 1 1.82% 12 21.82% 19 34.55% 18 32.73% 5 9.09% 179 3.25 3 2 3.64% 8 14.55% 19 34.55% 20 36.36% 6 10.91% 185 3.36 4 1 1.82% 11 20.00% 17 30.91% 19 34.55% 7 12.73% 185 3.36 5 3 5.45% 9 16.36% 19 34.55% 21 38.18% 3 5.45% 177 3.22 6 0 0.00% 7 12.73% 24 43.64% 21 38.18% 3 5.45% 185 3.36

7 2 3.64% 8 14.55% 18 32.73% 24 43.64% 3 5.45% 183 3.33 8 3 5.45% 5 9.09% 22 40.00% 18 32.73% 7 12.73% 186 3.38 9 3 5.45% 10 18.18% 16 29.09% 23 41.82% 3 5.45% 178 3.24 10 7 12.73% 9 16.36% 20 36.36% 17 30.91% 2 3.64% 163 2.96

Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (data diolah) Pada tabel 4.6 dapat dilihat bahwa:

1. Pada pernyataan pertama dari 55 responden, sebanyak 5 responden dengan persentasi 9,09% menyatakan sangat setuju saya sering marah karena beban kerja yang berlebihan, 24 responden dengan persentasi 43,64% responden menyatakan setuju, 14 responden dengan persentasi 25,45% responden menyatakan kurang setuju, 9 responden dengan persentasi 16,36% responden menyatakan tidak setuju dan 3 responden dengan persentasi 5,45% responden menyatakan sangat tidak setuju artinya karyawan lebih sering marah karena beban kerja yang berlebihan.

(35)

tersinggung karena beban kerja yang berlebihan, 18 responden dengan persentasi 32,73% responden menyatakan setuju, 19 responden dengan persentasi 34,55% responden menyatakan kurang setuju, 12 responden dengan persentasi 22,82% responden menyatakan tidak setuju dan 1 responden dengan persentasi 1,82% responden menyatakan sangat tidak setuju artinya karyawan setuju lebih mudah tersinggung karena beban kerja yang berlebihan.

3. Pada pernyataan ketiga dari 55 responden, sebanyak 6 responden dengan persentasi 10,91% responden menyatakan sangat setuju saya tidak mampu kosentrasi, 20 responden dengan persentasi 36,36% responden menyatakan setuju, 19 responden dengan persentasi 34,55% menyatakan kurang setuju, 8 responden dengan persentasi 14,55% responden menyatakan tidak setuju dan 2 responden dengan persentasi 3,64% responden menyatakan sangat tidak setuju artinya karyawan setuju dan kurang setuju tidak dapat konsentrasi dalam mengerjakan kerjaan yang dilakukan.

(36)

5. Pada pernyataan kelima dari 55 responden, sebanyak 3 responden dengan persentasi 5,45% responden menyatakan sangat setuju bahwa saya merasa letih dengan beban kerja yang diberikan, 21 responden dengan persentasi 38,18% responden menyatakan setuju, 19 responden dengan persentasi 34,55% responden menyatakan kurang setuju, 9 responden dengan persentasi 16,36% responden menyatakan tidak setuju dan 0 responden dengan persentasi 0% responden menyatakan sangat tidak setuju artinya karyawan mudah lebih dengan beban kerja yang banyak.

6. Pada pernyataan keenam dari 55 responden, sebanyak 3 responden dengan persentasi 5,45% responden menyatakan sangat setuju saya sering sakit karena beban kerja yang banyak, 21 responden dengan persentasi 38,18% responden menyatakan setuju, 24 responden dengan persentasi 43,64% responden menyatakan kurang setuju, 7 responden dengan persentasi 12,73% responden menyatakan tidak setuju dan 0 responden dengan persentasi 0% responden menyatakan sangat tidak setuju artinya karyawan setuju dan kurang setuju karyawan sering sakit akibat beban kerja yang berlebihan.

(37)

persentasi 3,64% responden menyatakan sangat tidak setuju artinya karyawan kurang istirahat dikarenakan beban kerja yang berlebihan.

8. Pada pernyataan kedelapan dari 55 responden, sebanyak 7 responden dengan persentasi 12,73% responden menyatakan sangat setuju bahwa saya susah tidur karena stress terhadap beban kerja, 18 responden dengan persentasi 32,73% responden menyatakan setuju, 22 responden dengan persentasi 40% responden menyatakan kurang setuju, 5 responden dengan persentasi 9,09% responden menyatakan tidak setuju dan 3 responden dengan persentasi 5,45% responden menyatakan sangat tidak setuju artinya karyawan susah tidur akibat beban kerja yang berlebihan.

9. Pada pernyataan kesembilan dari 55 responden, sebanyak 3 responden dengan persentasi 5,45% responden menyatakan sangat setuju bahwa saya lebih banyak mengkomsumsi rokok akibat beban kerja yang berlebihan, 23 responden dengan persentasi 41,82% responden menyatakan setuju, 16 responden dengan persentasi 29,09% responden menyatakan kurang setuju, 10 responden dengan persentasi 18,18% responden menyatakan tidak setuju dan 3 responden dengan persentasi 5,45% responden menyatakan sangat tidak setuju artinya karyawan lebih banyak mengkonsumsi rokok akibat beban kerja yang berlebihan.

(38)

responden menyatakan kurang setuju, 9 responden dengan persentasi 16,36% responden menyatakan tidak setuju dan 7 responden dengan persentasi 12,73% responden menyatakan sangat tidak setuju artinya terdapat beberapa karyawan sering tidak selera makan akibat beban kerja men

4.2Teknik Analisis Data 4.2.1 Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2012;160) uji normalitas bertujuan apakah dalam model regresi variabel dependen dan variabel independen mempunyai kontribusi atau tidak. model regresi yang baik adalah data yang berdistribusi normal atau mendekati normal. Ada dua cara mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak adalah menggunakan analisis grafik dengan melihat histogram dan normal plot sedangkan analisis statistik dilakukan dengan menggunakan uji statistik non parametric Kolmogorov- Smirnov (K-S).

1. Analisis Grafik

(39)

Sumber :Hasil Pengolahan Data SPSS 16.0 Gambar IV.1

Pengujian Normalitas Histogram

[image:39.595.170.448.173.358.2]
(40)

Sumber :Hasil Pengolahan Data SPSS Gambar IV.2

Pengujian Normalitas P-P Plot

Pada gambar 4.2 P-P plot terlihat bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan cenderung mengikuti arah garis diagonal.Hal ini menunjukkan bahwa data yang dipergunakan dalam penelitian ini memenuhi asumsi normalitas sehingga layak untuk diuji dengan model regresi.

2. Analisis Statistik

[image:40.595.230.408.175.373.2]
(41)
[image:41.595.162.453.189.437.2]

tidak berdistribusi normal. Berikut ini pengujian normalitas yang didasarkan dengan uji statistik nonparametik Kolmogorv-Smirnov (K-S).

Tabel IV.7

Uji Kolmogrov Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 55

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 2.95110322

Most Extreme Differences Absolute .100

Positive .100

Negative -.065

Kolmogorov-Smirnov Z .741

Asymp. Sig. (2-tailed) .642

a. Test distribution is Normal.

Sumber :Hasil Pengolahan Data SPSS

Berdasarkan Tabel 4.7 terlihat bahwa nilai Asymp.Sig.(2-tailed) adalah 0,642, ini berarti nilainya diatas nilai signifikan 0.05.dengan kata lain variabel tersebut berdistribusi normal.

b. Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2012;105) Uji Multikolinieritas bertujuan menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas.

Multikolinearitas terjadi jika ada hubungan linear yang sempurna atau hampir

(42)

Kriteria pengujian menurut Ghozali (2012;105) adalah:

[image:42.595.90.535.251.384.2]

1) Besarnya Tolerance value <0,10 atauVIF> 10 :terjadi multikolenearitas 2) Besarnya Tolerance value >0,10 atauVIF<10 :tidak terjadi multikolenearitas

Tabel IV.8

Hasil Uji Nilai Tolerance dan VIF

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 1.513 1.787 .847 .401

K3 .435 .150 .270 2.904 .005 .308 3.243

Jam_Kerja .856 .115 .692 7.445 .000 .308 3.243

a. Dependent Variable: Stres_kerja

Hasil Pengolahan Data SPSS (2017)

Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa:

1. Nilai VIF dari nilai jam kerja dan jaminan keselataman dan kesehatan lebih besar atau dibawah 10 (VIF<5) yaitu 3.243 ini berarti tidak terkena multikolinieritas antara variabel independen dalam model regresi.

2. Nilai Tolerance dari jam kerja dan jaminan keselamatan dan kesehatan kerja lebih besar dari 0,1 yaitu 0,308 ini berarti tidak terdapat multikolinieritas antar variabel independen dalam model regresi,

c. Uji heterokedastisitas

(43)

pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang

homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

Kriteria pengambilan keputusan menurut Ghozali (2012;139) adalah:

1) Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentuyang teratur lebih gelombang menyebar kemudian menyempit maka grafik mengindikasikan telah terjadi Heteroskedastisitas.

2) Jika tidak ada pola yang jelas serta titik–titik yang menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbuY maka tidak terjadi Heteroskedastisitas.

Dasar analisis adalah tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas, sedangkan jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, yaitu:

(44)

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2017) Gambar IV.3

Pengujian Heteroskedastisitas Scatterplot

Berdasarkan Gambar 4.3 dapat terlihat bahwa tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka berdasarkan metode grafik tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. 2. Analisis Statistik

[image:44.595.185.448.164.328.2]
(45)
[image:45.595.134.471.166.310.2]

Tabel IV.9

Hasil Uji Glejer Heteroskedetisitas

Hasil Pengolahan Data SPSS 16.0

Berdasarkan Tabel 4.9 varaibel Independent (Jam kerja dan Jaminan keselamatan dan kesehatan kerja) mempengaruhi variabel dependent absolute Ut

(AbsUt). Hal ini terlihat dari nilai signifikan X1 dan X2 (0,140), (0.498) diatas

0,05 jadi disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedestisitas. 4.2.2. Analisis Begresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda menurut Sugiyono (2012:277) digunakan oleh peneliti untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai prediktor dimanipulasi (dinaikan turunkan nilainya) diperlukanguna mengetahui koefisien koefisien regresi serta signifikansi sehingga dapat dipergunakan untuk menjawab hipotesis. Adapun bentuk umum persamaan regresi linear berganda menurut Sugiyono (2012:277) sebagai berikut:

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.121 1.017 1.103 .275

K3 .128 .085 .363 1.498 .140

Jam_Kerja -.045 .065 -.165 -.682 .498

(46)

Y = a +b1 X 1 + b2 X2 + e Dimana:

Y = Stress kerja a = Konstanta

b = Koefisien regresi X1 = Jam kerja

X2 = Jaminan keselamatan dan kesehatan kerja e = Disturbance error (variabel pengganggu)

Tabel IV.10

Analisis Regresi Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.513 1.787 .847 .401

K3 .435 .150 .270 2.904 .005

Jam_Kerja .856 .115 .692 7.445 .000

a. Dependent Variable: Stres_kerja

Hasil Pengolahan Data SPSS 16.0

Berdasarkan Tabel 4.10 maka persamaan analisis regresi linear berganda dalam penelitian ini adalah:

Y = 1.513 + 0,856 X1+ 0,435 X2

[image:46.595.133.482.356.510.2]
(47)

d. Konstanta (a) = 1.513 ini menunjukkan harga constant, dimana jika variabel jam kerja (X1), dan jaminan keselamatan dan kesehatan kerja (X2)= 0, maka stress kerja (Y) = 1.513

e. Koefisien X1 (b1) = 0,856 ini berarti bahwa variabel jam kerja (X1) berpengaruh positif terhadap stress kerja, atau dengan kata lain jika jam kerja (X1) ditingkatkan sebesar satu-satuan, maka stress kerja akan bertambah sebesar 0,856. Koefesien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara variabel jam kerja dengan stress kerja, semakin meningkat jam kerja maka akan semakin meningkat pula stress kerja.

f. Koefisien X2 (b2) = 0,435, ini berarti bahwa variabel jaminan keselamatan dan kesehatan kerja (X2) berpengaruh positif terhadap stress kerja, atau dengan kata lain jika jaminan keselamatan dan kesehatan kerja (X2) ditingkatkan sebesar satu-satuan, maka stress kerja akan bertambah sebesar 0,435. Koefesien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara variabel jaminan keselamatan dan kesehatan kerja dengan stress kerja, semakin meningkat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja maka akan semakin meningkat pula stress kerja.

4.3.Uji Hipotesis

4.3.1 Uji F (Simultan)

(48)

Kriteria pengujiannya menurut Sugiyono (2012: 190) adalah:

H0 : b1;b2= 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Ha : b1;b2≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Kriteria pengambilan keputusannya menurut Sugiyono (2012: 190) adalah: H0 diterima jika Fhitung< Ftabelpada α = 5%

Ha ditolak jika Fhitung>Ftabel pada α = 5%

Tabel IV.11

Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji-F)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 2927.895 2 1463.948 161.870 .000a

Residual 470.287 52 9.044

Total 3398.182 54

a. Predictors: (Constant), Jam_Kerja, K3

b. Dependent Variable: Stres_kerja

Hasil Pengolahan SPSS (2017)

Pada Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa hasil perolehan Fhitung pada kolom F yakni sebesar 161.870 dengan tingkat signifikansi = 0.000, lebih besar dari nilai Ftabel yakni 3,14, dengan tingkat kesalahan α = 5%, atau dengan kata lain Fhitung> Ftabel (161.870> 3,18).

[image:48.595.118.506.336.469.2]
(49)

jaminan keselamatan kerja) secara serempak adalah signifikan terhadap variabel terikat (stress kerja).

4.3.2. Uji t (Parsial)

Menurut Sugiono (2012: 183), uji stastistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen Pengujian dilakukan dengan menggunakan

significance level 0,05 (α = 5%).

Kriteria pengambilan keputusan adalah:

H0:bi=0,artinya variabel independen secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Ha:bi≠ 0,artinya variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Tabel IV.12

Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji-t)

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.513 1.787 .847 .401

K3 .435 .150 .270 2.904 .005

Jam_Kerja .856 .115 .692 7.445 .000

a. Dependent Variable: Stres_kerja

Hasil Pengolahan SPSS (2017)

[image:49.595.131.484.480.650.2]
(50)

1. Variabel Jam Kerja (X1)

Nilai thitung variabel jam kerja adalah 7.445 dan nilai ttabel 2.00 maka thitung> ttabel (7.445 > 2.00) sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel jam kerja berpengaruh positif dan signifikan (0,00< 0,05) secara parsial terhadap stress kerja karyawan.

2. Variabel Jaminan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (X2)

Nilai thitung variabel promosi adalah 2.904 dan nilai ttabel 2.00 maka thitung> ttabel (2.904> 2.00) sehingga dapat disimpulkan bahwa jaminan keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh positif dan signifikan (0,005 < 0,05) secara parsial terhadap stress kerja karyawan.

4.4Koefisien Determinasi (R2)

(51)
[image:51.595.169.458.164.237.2]

Tabel 4.13

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .928a .862 .856 3.007

a. Predictors: (Constant), Jam_Kerja, K3

b. Dependent Variable: Stres_kerja

Hasil Pengolahan SPSS (2017)

Berdasarkan Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa:

1. R = 0,928 berarti hubungan antara variabel jam kerja (X1), dan jaminan keselamatan dan kesehatan kerja (X2) terhadap stress kerja (Y) sebesar 92,8%. Artinya hubungannya sangat erat.

2. Nilai AdjustedR Square sebesar 0,856 berarti 85,6% variabel stress kerja (Y) dapat dijelaskan oleh variabel jam kerja (X1), dan jaminan keselamatan dan kesehatan kerja (X2). Sedangkan sisanya 14,4% dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

3. Standard Error of Estimated (Standar Deviasi) artinya mengukur variasi dari

nilai yang diprediksi. Dalam penelitian ini standar deviasinya sebesar 3,007. Semakin kecil standar deviasi berarti model semakin baik.

4.5.Hasil dan Pembahasan

4.5.1 Pengaruh Jam Kerja terhadap Stress Kerja

(52)

thitung (7.445) yang lebih besar dari nilai ttabel (2,00) dengan tingkat signifikansi 0.00. Hal ini sesua dengan penelitian Sari (2013) dari hasil penelitiannya yang berjudul Pengaruh jam kerja dan disiplin kerja terhadap stres kerja karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Iikandar Muda Medan.. Hasil penelitiannya adalah jam kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap stress kerja.

Menurut Komaruddin (2006 : 235) analisa jam kerja adalah proses untuk menetapkan jumlah jam kerja orang yang digunakan atau dibutuhkan untuk merampungkan suatu pekerjaan dalam waktu tertentu. Menurut Fathoni (2006:176) salah satu faktor penyebab stres kerja adalah beban kerja yang sulit dan berlebihan, Beban kerja yang sulit dan berlebihan menyebabkan karyawan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menyelesaikannya. Jam kerja yang tinggi mengurang waktu istirahat karyawan hal inilah yang dapat menyebabkan stress kerja.

Berdasarkan distribusi jawaban responden jam kerja yang paling dominan ada pada pernyataan ketiga bapak/ibu dapat menetapan waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan dan terdapat toleransi yang baik antar rekan kerja sebesar 41,82% menyatakan setuju dikarenakan karyawan dapat menetapkan waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan akan tetapi saat beban kerja meningkat waktu yang dibutuhkan akan lebih lama sehingga dapat menyebabkan stress kerja.

4.5.2. Pengaruh Jaminan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(53)

kerja. Hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien regresi yang bernilai positif 0,435 dan nilai thitung (2.904) yang lebih besar dari nilai ttabel (2.00) dengan tingkat signifikansi 0.005.Hal ini sesuai dengan penelitian kurniawan (2009) yang berjudul Pengaruh program keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kinerja karyawan. Hasil penelitian adalah jaminan keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap stress kerja.

Mathis dan Jackson (2002:245), Keselamatan adalah merujuk pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cedera yang terkait dengan pekerjaan.Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum fisik, mental dan stabilitas emosi secara umum.Menurut Handoko (2008: 201), mengatakan “ada dua kategori penyebab stress, yaitu Stress on the job dan Stress of the job”.Stress

of the jobadalah suatu kondisi dimana pegawai mengalami suatu tekanan dari luar

pekerjaannya.Salah satu penyebabnya adalah kekhawatiran finansial. Kekhawatiran finansial salah satunya adalah jaminan K3, yang dimana kesehatan dan keselamatan karyawan ditanggung perusahaan dengan bekerja sama dengan perusahaan asuransi sebagai pihak ketiga. Apabila sewaktu-waktu karyawan mengalami kecelakaan kerja, dan tidak terdapat jaminan yang akan mempertanggungjawabkan kecelakaan dan kesehatan atas dirinya, maka akan timbul stress kerja pada diri karyawan tersebut.

(54)
(55)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

1. Berdasarkan Uji-F, secara serempak (simultan) jam kerja dan jaminan keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap stress kerja karyawan pada PT Karya Tanah Subur Medan.

2. Berdasarkan uji-t jam kerja secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap stress kerja dan jaminan keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap stress kerja pada PT Karya Tanah Subur Medan.

3. Dari hasil analisis koefisien determinasi diperoleh nilai Adjusted R Square sebesar 0,856 hal ini berarti 85,6% variabel stress kerja dapat dijelaskan oleh variabel jam kerja dan jaminan keselamatan dan kesehatan kerja sedangkan sisanya sebesar 14,4% dapat dijelaskan oleh varaibel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini seperti gaji, kompensasi, dan sebagainya

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis dapat memberikan saran sebagai berikut :

(56)

2. Jaminan keselamtan dan kesehatan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap stress kerja, oleh karena itu perusahaan disarankan meningkatkan jaminan keselamatan dan kesehatan terhadap seluruh pegawai yang terdaftar diperusahaan.

(57)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jam Kerja

2.1.1. Pengertian Jam Kerja

Jam Kerja adalah waktu untuk melakukan pekerjaan, dapat dilaksanakan siang hari dan/atau malam hari. Merencanakan pekerjaan-pekerjaan yang akan datang merupakan langkah-langkah memperbaiki pengurusan waktu. Apabila perencanaan pekerjaan belum dibuat dengan teliti, tidak ada yang dapat dijadikan panduan untuk menentukan bahwa usaha yang dijalankan adalah selaras dengan sasaran yang ingin dicapai.Dengan adanya pengurusan kegiatan-kegiatan yang hendak dibuat, sesorang itu dapat menghemat waktu dan kerjanya Su’ud, (2007:132).

Menurut Komaruddin(2006 : 235) analisa jam kerja adalah proses untuk menetapkan jumlah jam kerja orang yang digunakan atau dibutuhkan untuk merampungkan suatu pekerjaan dalam waktu tertentu.

Jam kerja merupakan bagian paling umum yang harus ada pada sebuah perusahaan. Jam kerja karyawan umumnya ditentukan oleh pemimpin perusahaan berdasarkan kebutuhan perusahaan , peraturan pemerintah, kemampuan karyawan bersangkutan.

(58)

batasan waktu kerja maksimal, dan pemberian waktu istirahat , serta kompensasi pelampauan dari ketentuan tersebut.

Menurut Su’ud (2007:131), ada kaitan antara psikologi dan pekerjaan. Pekerjaan pada tingkat bawahan merasakan gaji yang dibayar adalah untuk membeli waktu mereka.Bagaimanapun, pihak pengurusan pada organisasi besar mencoba mengadakan kebebasan waktu bekerja kepada pekerjaan bagian atasan.Cara ini didapati menimbulkan tanggung jawab akibat desakan waktu dan memberikan pencapaian prestasi kerja yang lebih baik.

Menurut Su’ud (2007:134) mendukung pandangan ini dengan mengaitkannya dengan aplikasi administrasi bahwa sistem file yang baik dan mempunyai tempat penyimpanan semua hal-hal yang ada sangkut paut dengan keperluannya adalah suatu cara untuk menjadi lebih teratur. Susunan kegiatan yang teratur adalah kunci pengurusan waktu kerja yang baik.

2.1.2. Pengaturan Jam Kerja

(59)

tenaga kerja yang dipekerjakan tergantung kepada keperluan, ada yang mengikuti permintaan pasar atau memelihara tenaga kerja yang konstan.Dua-duanya menimbulkan konsekwensi terhadap biaya tenaga kerja (labor cost). Untuk tenaga kerja yang didasarkan pada permintaan produk akan cenderung menjadi biaya tenaga kerja yang bersifat variabel (variabel cost), sedangkan kebijaksanaan untuk tenaga kerja yang konstan cenderung menjadi biaya hidup (fixed cost).

Menurut Undang-Undang No 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, khususnya pasal 77 sampai dengan 85.Pasal 77 ayat 1, UU No.13/2003 mewajibkan setiap pengusaha untuk melaksanakan ketentuan jam kerja. Ketentuan jam kerja ini telah diatur pasal 77 ayat 2, UU No. 13/2003 yaitu:

1. 7 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu untuk 6 hari kerja dalam satu minggu.

2. 8 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu untuk 5 hari kerja dalam 1 minggu

Pasal 78 ayat 1, UU No.13/2003 mewajibkan pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh melebihi waktu kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 ayat 2 harus memenuhi syarat:

1. Ada persetujuan perkerja/buruh yang bersangkutan

2. Waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling banyak 3 jam dalam 1 hari dan 14 jam dalam 1 minggu.

(60)

1. Istirahat antara jam kerja, sekurang-kurangnya setengah jam setelah bekerja selama 4 (empat) jam terus menerus dan waktu istirahat tersebut tidak termasuk jam kerja

2. Istirahat mingguan 1 (satu) hari untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu atau 2 (dua) hari untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu; 3. Cuti tahunan, sekurang-kurangnya 12 (dua belas) hari kerja setelah

pekerja/buruh yang bersangkutan bekerja selama 12 (dua belas) bulan secara terus menerus;

4. Istirahat panjang sekurang-kurangnya 2 (dua) bulan dan dilaksanakan pada tahun ketujuh dan kedelapan masing-masing 1 (satu) bulan bagi pekerja/buruh yang telah bekerja selama 6 (enam) tahun secara terus-menerus pada perusahaan yang sama dengan ketentuan pekerja/buruh tersebut tidak berhak lagi atas istirahat tahunannya dalam 2 (dua) tahun berjalan dan selanjutnya berlaku untuk setiap kelipatan masa kerja 6 (enam) tahun.

Menurut Su’ud (2007:134) kriteria–kriteria pengurusan waktu kerja yang efektif sebagai berikut:

1. Memahami sepenuhnya pekerjaan yang akan di laksanakan 2. Memberi keutamaan kerja menurut kepentingan

3. Mendelegasikan pekerjaan-pekerjaan yang banyak 4. Mengawasi masalah berulah supaya tidak terjadi lagi 5. Menetapkan masa selesainya pekerjaan

(61)

7. Senantiasa menyadari nilai waktu dalam setiap perkerjaan yang dikerjakan 8. Mencatat hal-hal yang perlu dikerjakan di masa depan

9. Membentuk daftar penggunaan waktu kerja

10.Menilai keberhasilan kerja berdasarkan objektif pekerjaan 11.Mempunyai system arsip penyimpanan informasi yang lengkap

Menurut Su’ud (2007:137),kriteria penggunaan waktu kerja yang efektif sebagai berikut:

1. Membiasakan diri dengan metode penggunaan waktu yang efektif

2. Semasa rapat-rapat yang diadakan supaya mencoba membuat kesimpulan tentang:

a. Masalah-masalah yang dibicarakan b. Keputusan-keputusan yang dibuat c. anggung jawab yang diberikan 3. Yakin dalam membuat keputusan

4. Menggunakan waktu senggang untuk menyiapkan pekerjaan-pekerjaan yang belum selesai

5. Mengatur hal-hal yang hendak dikerjakan sebelumnya memulai suatu kunjungan atau perjalanan

6. Melibatkan pemimpin setempat dalam kegiatan-kegiatan yang dijalankan. 7. Menggunakan sumber yang tersedia untuk menjalankan kerja

8. Mengkoordinir masa, waktu kegiatan dijalankan.

2.2. Jaminan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3)

(62)

Menurut Mathis dan Jackson (2002:245), Keselamatan adalah merujuk pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cedera yang terkait dengan pekerjaan.Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum fisik, mental dan stabilitas emosi secara umum.Menurut Mathis dan Jackson (2006:412), Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah kegiatan yang menjamin terciptanya kondisi kerja yang aman, terhindar dari gangguan fisik dan mental melalui pembinaan dan pelatihan, pengarahan dan kontrol terhadap pelaksanaan tugas dari para karyawan dan pemberian bantuan sesuai dengan aturan yang berlaku, baik dari lembaga pemerintah maupun perusahaan dimana mereka bekerja.

Menurut Yuli (2005:209),menyatakan bahwa setiap perusahaan mempunyai tugas ganda yakni disamping memperoleh profit bagi perusahaan juga mempunyai tanggung jawab sosial terhadap lingkungan intern perusahaan. Lingkungan internal perusahaan antara lain adanya jaminan keamanan dalam bekerja dan upah yang layak. Bila hal ini telah dapat dicapai maka akan memberikan peluang bisnis ke depan yang lebih baik sehingga perusahaan akan lebih survive dalam menghadapi berbagai tantangan yang ada.

(63)

masalah.Kemudian perlindungan terhadap masyarakat di sekitar lingkungan perusahaan agar terbebas dari polusi dan limbah produksi.

Menurut Yuli(2005:214), apabila perusahaan dapat melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja dengan baik maka perusahaan akan dapat memperoleh manfaat sebagai berikut :

1. Meningkatkan produktivitas karena menurunnya jumlah hari kerja yang hilang.

2. Meningkatnya efisiensi dan kualitas pekerja yang lebih komitmen. 3. Menurunnya biaya-biaya kesehatan dan asuransi

4. Tingkat kompensasi pekerja dan pembayaran langsung yang lebih rendah karena menurunnya pengajuan klaim.

5. Fleksibilitas dan adaptabilitas yang lebih besar sebagai akibat dari partisipasi dan ras kepemilikan.

6. Rasio seleksi tenaga kerja yang lebih baik karena meningkatnya citra perusahaan.

7. Dan kemudian perusahaan juga dapat meningkatkan keuntungannya secara substansial.

(64)

Program Jamsostek lahir dan dilegitimasi dalam Undang-undang No.3 Tahun 1992 yang meliputi :

1. Jaminan Kecelakaan Kerja 2. Jaminan Kematian

3. Jaminan Hari Tua

4. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

Jamsostek merupakan instrumen atau alat untuk mencegah dan mengurangi risiko yang mungkin terjadi pada karyawan. Program Jamsostek harus diimplementasikan perusahaan karena memiliki konsekuensi hukum apabila dilanggar.

Menurut Husni (2005 : 131) dalam pasal 86 ayat 1 Undang-undang No.13 Tahun 2003 menyebutkan bahwa setiap pekerja / buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas :

a. Keselamatan dan kesehatan kerja b. Moral dan kesusilaan

c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama.

(65)

menimbulkan bahaya kecelakaan sehingga potensi bahaya dapat dieliminir. Ditinjau dari segi keilmuan, keselamatan dan kesehatan kerja dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja ditempat kerja.

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) harus diterapkan dan dilaksanakan di setiap tempat kerja (perusahaan). Tempat kerja adalah setiap tempat yang didalamnya terdapat 3 (tiga) unsur, yaitu :

1. Adanya suatu usaha, baik itu usaha yang bersifat ekonomi maupun usaha sosial.

2. Adanya sumber bahaya.

3. Adanya tenaga kerja yang bekerja di dalamnya, baik secara terus-menerus maupun hanya sewaktu-waktu.

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu spesialisasi tersendiri, karena didalam pelaksanaannya disamping dilandasi oleh peraturan perundang-undangan juga dilandasi oleh ilmu-ilmu tertentu, terutama ilmu teknik dan medik. Demikian pula keselamatan dan kesehatan kerja merupakan masalah yang mengandung banyak aspek, misalnya ; hukum, ekonomi maupun sosial.

(66)

kerja, dan ditunjuk oleh pimpinan atau pengurus perusahaan maupun Departemen Tenaga Kerja. Sedangkan yang bertugas mengawasi atas ditaati atau tidak peraturan perundang-undangan di bidang keselamatan dan kesehatan kerja ini menurut Husni (2005:133)adalah :

1. Pegawai pengawas keselamatan dan kesehatan kerja yaitu pegawai teknis berkeahlian khusus dari Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja.

2. Ahli keselamatan dan kesehatan kerja yaitu tenaga teknis berkeahlian khusus dari luar Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja. 2.2.2. Tujuan Jaminan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3)

Tujuan utama dari keselamatan dan kesehatan kerja adalah untuk sedapat mungkin memberikan kondisi kerja yang aman dan sehat kepada setiap karyawan dan untuk melindungi sumber daya manusia. MenurutYuli (2005:213), kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dibuat dengan tujuan sebagai berikut:

1. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatan dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidupnya

2. Menjamin keselamatan kerja dari setiap orang yang berada di tempat kerja.

3. Menggunakan sumber-sumber produksi dan dipergunakan secara aman dan efisien.

(67)

1. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keamanan dan kesehatan kerja baik secara fisik, sosial dan psikologis.

2. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja yang digunakan sebaiknya seefektif mungkin.

3. Agar semua hasil produksi dipelihara keamananya

4. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai.

5. Agar meningkat kegairahan, keserasian kerja dan partisipasi kerja.

6. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau kondisi kerja.

7. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.

2.2.3.Faktor-Faktor Yang MempengaruhiJaminan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3)

Sebelum menguraikan usaha-usaha dalam meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja maka akan diuraikan mengenai penyebab terjadinya kecelakaan kerja. Menurut Mangkunegara (2001:162) terdapat beberapa hal yang menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja, yaitu sebagai berikut:

a. Keadaan tempat lingkungan kerja yang terdiri dari:

1. Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya kurang diperhitungkan keamanannya.

2. Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak.

(68)

1. Pergantian udara di ruang kerja yang tidak baik (ruang kerja yang kotor, berdebu dan berbau tidak en ak)

2. Suhu udara yang tidak dikondisikan pengaturannya. c. Pengaturan penerangan yang terdiri dari:

1. Pengaturan dan penggunaan sumber cahaya yang tidak tepat 2. Ruang kerja yang kurang cahaya, remang-remang.

d. Pemakaian peralatan yang terdiri

Gambar

Tabel 3.1 Operasional Variabel
Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert
Tabel 3.3 Bagian-Bagian Struktur Organisasi
Tabel 3.4  Hasil Uji Validitas
+7

Referensi

Dokumen terkait

terdapat 7 responden (10,0%) menjawab Sangat Setuju (SS), 52 responden (74,3%) Setuju (S), dan 11 responden (15,7) Kurang Setuju (KS), serta tidak ada responden yang

Pada pernyataan keempat ’ Gaji yang saya terima di perusahaan ini seimbang dengan karyawan lain dengan beban kerja yang sama’, terdapat 17 responden (25%) menjawab sangat setuju,

Sedangkan hasil penelitian variable disiplin kerja pada pernyataan tingkat kehadiran merupakan prosedur perusahaan juga banyak dipilih oleh responden itu dikarenakan di setiap

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, beban kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja, stress kerja berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap

kesehatan hanya 55% dan yang tidak 34%. Kerjasama Antara Perusahaan dengan Instansi Pemerintah Daerah Dalam Melindungi K3 di Perusahaan PT. Karya Tanah Subur. No.. Dari Tabel 5

Selain beban kerja, stress kerja juga berpengaruh terhadap kinerja karyawan, karena stres yang berlebihan akan mengakibatkan seseorang menjadi susah untuk bekerja secara optimal serta

Peran Mediasi Stres Kerja Pada Pengaruh Konflik Pekerjaan- Keluarga Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan.. E-Jurnal Manajemen,

Berdasarkan distribusi jawaban responden tentang variabel stres kerja X2sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden dengan nilai tertinggi menyatakan setuju sebanyak 42