• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Pengembangan Sistem Informasi Perbaikan Kualitas Pelayanan PT. Tulus Marisi dan Distribusi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perancangan Pengembangan Sistem Informasi Perbaikan Kualitas Pelayanan PT. Tulus Marisi dan Distribusi"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

PERBAIKAN KUALITAS PELAYANAN PT. TULUS MARISI

DAN DISTRIBUSI

TESIS

Oleh

RIKARDO HOTMAN SIAHAAN

097025006/TI

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PERANCANGAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

PERBAIKAN KUALITAS PELAYANAN PT. TULUS MARISI

DAN DISTRIBUSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Teknik

dalam Program Studi Teknik Industri pada Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

Oleh

RIKARDO HOTMAN SIAHAAN

097025006/TI

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Telah diuji pada

Tanggal : 27 Desember 2013

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Ir. Humala L. Napitupulu, DEA

Anggota : Dr. Ir. Nazaruddina, MT

Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng

Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE

(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa tesis yang berjudul:

PERANCANGAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PERBAIKAN KUALITAS PELAYANAN PT. TULUS MARISI DAN DISTRIBUSI adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.

Medan, Desember 2013

(5)

ABSTRAK

PT. Tulus Marisi adalah perusahaan swasta yang bergerak di bidang pendistribusian pupuk. Perusahaan mendistribusikan pupuk-pupuk tersebut untuk wilayah, Aceh, Pekanbaru, Jambi, Padang. Untuk memudahkan pendistribusian produk perusahaan telah menyediakan gudang pupuk dan menunjuk agen-agen pemasaran di daerah-daerah tersebut. PT. Tulus Marisi mengalami permasalahan pelayanan informasi. Sebab dalam pelaksanaan operasinya pengelolaan informasi masih dilakukan dengan cara manual, hal ini memiliki banyak kelemahan, di mana area pemasaran yang luas membuat perusahaan merencanakan dan mengendalikan permintaan dengan tepat. Sehingga penelitian ini dilakukan untuk mengetahui variabel-variabel yang mempengaruhi kepuasan pelayanan.

Hasil yang diperoleh secara eksternal dengan berdasarkan uji regresi, variabel reliability memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan distributor adalah 0,423. Hal ini membuat variabel reliability menjadi fokus perancangan pada penelitian ini. Variabel reliability mempunyai analisis deskriptif, yaitu kemudahan akses secara integral antara distributor. Hasil yang diperoleh secara internal yang memiliki hubungan cukup kuat dengan kepuasan karyawan PT Tulus Marisi adalah variabel fasilitas/peralatan dengan nilai korelasi 0,413. hubungan antara variabel terikat Y1 (kepuasan DC terhadap pelayanan) dengan variabel terikat Y2 (kepuasan karyawan PT. Tulus Marisi) memiliki korelasi yang cukup erat, yaitu sebesar 0,701. Artinya, antara Y1 dan Y2 juga memberikan nilai yang kuat dan saling mempengaruhi.

Berdasarkan hasil analisis dan deskriptif, untuk meningkatkan kepuasan terhadap pelayanan karyawan PT Tulus Marisi dan Distributor Center dapat dilakukan dengan strategi perbaikan pada fasilitas/peralatan yang digunakan. Merancang sistem informasi permintaan pupuk PT Tulus Marisi ke setiap DC di masing-masing daerah dengan menerapkan model yang diinginkan sesuai dengan sistem rancangan yang berbasis web diharapkan mampu mengatasi faktor- faktor yang mempegaruhi kepuasan pelayanan.

Kata Kunci: Kepuasan pelayanan, sistem informasi, Strategi Perbaikan

(6)

ABSTRACT

PT. Tulus Marisi is a private company the engaged in the fertilizer industry. The company distribute the fertilizer to Aceh, pekanbaru, Jambi, Padang. To ease the distribution of fertilizer, the company has been providing fertilizer’s warehouse and leading enterprise agencies in these areas. PT. Tulus Marisi is having problems of information services. For the implementation operasional, information management is still use manually system. It has many flaws which makes a wide area of marketing planning and controling the companies request appropriately, with the result is conducted to determine. So the research is conducting to know the affect of Variabels that affect service’s satisfaction.

Results obtained externally by the test based on regression, variable reliability has a significant effect on distributor satisfaction is 0.423. This keeps the focus of the design variable reliability in this study. Variable reliability have descriptive analysis, the ease of access integrally between distributors. Results obtained internally that have a strong enough relationship with employee satisfaction is a variable PT. Tulus Marisi facilitie/equipment with a value of 0.413 correlation. relationship between the dependent variable Y1 (DC satisfaction with services) with dependent variable Y2 (Marisi PT.Tulus employee satisfaction) has a fairly close correlation is equal to 0.701. This means that between Y1 and Y2 also provide strong value and influence each other

Based on the analysis and descriptive , to increase employee satisfaction with the services of PT. Tulus Marisi and Distributor Center can do with improvement strategies in facilities/equipment used. Designing information systems PT. Tulus Marisi fertilizer demand to every DC in each region by applying the desired models according to the design of a web-based system is expected to address the factors that mempegaruhi service satisfaction.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan usulan penelitian ini dengan judul Perancangan Pengembangan Sistem Informasi Perbaikan Kualitas Pelayanan PT. Tulus Marisi dan Distributor. Keakuratan dan kesesuaian data menjadi berkurang dimana sangat diperlukan dalam menunjang kegiatan operasional baik di perusahaan maupun di agen-agen di daerah pemasaran. Untuk itu maka perlu dilakukan pengembangan sistem informasi persediaan berbasis web yang dapat menjangkau agen di daerah–daerah pemasaran. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan masukan untuk PT. Tulus Marisi dalam rangka menghadapi persaingan yang sangat cepat dan kompentitif, sehingga dibutuhkan informasi tepat waktu, tepat jumlah dan tepat mutu ditentukan oleh kinerja jaringan perusahaan dengan para pemasoknya (suppliers).

Penulis sadar bahwa masih terdapat kelemahan dan kekurangan pada penelitian ini karena keterbatasan dan kemampuan sumber daya yang ada, maka dalam kesempatan ini penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun sebagai upaya kesempurnaan penelitian ini. Semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi perusahaan dan bagi kita semua untuk kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi.

Terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran penelitian ini, terutama bimbingan dan arahan dari dosen pembimbing yang senantiasa memberikan masukan demi kelancaran penelitian ini.

Medan, Desember 2013

(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 30 Oktober 1972 di Palembang sebagai anak kedua dari lima bersaudara dari pasangan Drs V. Siahaan dan R Br. Tambunan. Pada tahun 1985 penulis menyelesaikan pendidikan tingkat sekolah dasar di SD Negeri Center Medan. Kemudian melanjutkan pendidikan tingkat Sekolah Menengah Pertama di SMP Puteri Cahaya Medan. Pada tahun 1988 melanjutkan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 12 Medan. Pada tahun 1991 memulai pendidikan di jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Industri ST INTEN Bandung dan selesai tahun 1996.

Pada tahun 2009 kembali melanjutkan pendidikan di Magister Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara dengan bantuan BPPS.

Sekarang penulis bekerja sebagai dosen di Yayasan UDA-ISTP Medan sebagai ketua Jurusan D3-Manajemen Informatika ISTP dan beberapa Universitas swasta di Medan.

.

Hormat Penulis

(9)

DAFTAR ISI

2.6 Analisis dan Desain Sistem Informasi Secara Terperinci ... 28

2.7 Perancangan Model ... 30

2.8 Perancangan Basis Data ... 33

2.9 Model Entity-Relationship ... 33

2.10 Persediaan ... 36

(10)

2.12 Tujuan Persediaan ... 39 Metodologi Penelitian ... 62

4.4 ...

5.5 Perancangan Sistem Informasi Pengiriman dan Permintaann Pupuk ... 81

5.6 Analisa Sistem Usulan ... 82

5.7 Rancangan Struktur Basis Data (Database) ... 88

5.8 Perancangan Diagram Alir Data ... 89

5.8.1 Diagram Konteks ... 89

5.8.2 Penjelasan Proses Diagram Konteks Sistem Permintaan Pupuk yang Dirancang ... 93

(11)

5.10 Spesifikasi Basis Data ... 96

5.11 Perancangan ... 100

5.12 Tampilan Form yang Dihasilkan ... 104

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 111

6.1 Kesimpulan ... 111

6.2 Saran ... 112

DAFTAR PUSTAKA ... 113

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Hal

1.1 Data Jumlah Permintaan dan Pengiriman Produk Grand Phosmag

(Sak) dari PT. Tulus Marisi ... 2

2.1 Teori Sistem Umum dan Disain Sistem Informasi ... 28

2.2 Simbol DFD ... 31

3.1 Dosis Pemupukan untuk Tanaman Grand Phosmag ... 52

3.2 Dosis Pemupukan Pupuk Super TS-412 ... 55

3.3 Keunggulan Pupuk Organik Cair TS – 412 ... 60

4.1 Pedoman Penilaian Koefisien Korelasi r ... 70

5.1 Uji Hipotesis Secara Parsial ... 77

5.2 Uji Hipotesis Secara Simultan ... 77

5.3 Penentuan Variabel yang Akan Dirancang ... 77

5.4 Keterangan Diagram Use Case Pemesanan Barang ... 78

5.5 Penentuan Variabel yang akan Dirancang untuk Eksternal ... 79

5.6 Keterangan Diagram Use Case Pemesanan Barang ... 83

5.7 Keterangan Diagram Use Case Permintaan Barang ... 84

5.8 Keterangan Activity Diagram Pemesanan Pupuk ... 85

5.9 Keterangan Activity Diagram Pupuk Masuk ... 86

5.10 Keterangan Activity Diagram Pupuk Keluar ... 86

5.11 Keterangan Activity Diagram Laporan ... 86

5.12 Keterangan Field Permintaan ... 97

5.13 Keterangan Field Pengambilan ... 97

5.14 Keterangan Field Work Order ... 98

(13)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Hal

1.1 Pengiriman Pupuk Grand Phosmag PT. Tulus Marisi dan Demand

di DC Aceh ... 3

1.2 Pengiriman Pupuk Grand Phosmag PT. Tulus Marisi dan Demand di DC Pekanbaru ... 3

1.3 Pengiriman Pupuk Grand Phosmag PT. Tulus Marisi dan Demand di DC Jambi ... 4

1.4 Pengiriman Pupuk Grand Phosmag PT. Tulus Marisi dan Demand di DC Padang ... 4

3.6 Proses Pengolahan Pupuk Organik Granular/cair ... 50

3.7 Grand Phosmag ... 51

(14)

3.9 Pupuk MG Primer ... 56

3.10 Pupuk Organik Cair TS – 412 ... 58

3.11 Struktur Organisasi PT.Tulus Marisi Medan ... 61

4.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian ... 64

4.2. Kerangka Konseptual ... 65

5.1. Kerangka Konseptual Hubungan Antara Variabel Kualitas Pelayanan ... 75

5.7. Pembuatan ERD (Entity Relationship Diagram ... 88

5.8 Diagram Konteks Sistem Permintaan Pupuk yang Dirancang ... 90

(15)
(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Hal

1 Kuesioner Kualitas Eksternal…...………... 115

2 Uji Validitas Dan Reliabilitas Kuesioner……...……... 118

3 Rekapitulasi Jawaban Responden... 120

4 Output SPSS Uji Regresi... 122

5 Analisis Deskriptif... 123

6 Kuesioner Kualitas Eksternal... 127

(17)

ABSTRAK

PT. Tulus Marisi adalah perusahaan swasta yang bergerak di bidang pendistribusian pupuk. Perusahaan mendistribusikan pupuk-pupuk tersebut untuk wilayah, Aceh, Pekanbaru, Jambi, Padang. Untuk memudahkan pendistribusian produk perusahaan telah menyediakan gudang pupuk dan menunjuk agen-agen pemasaran di daerah-daerah tersebut. PT. Tulus Marisi mengalami permasalahan pelayanan informasi. Sebab dalam pelaksanaan operasinya pengelolaan informasi masih dilakukan dengan cara manual, hal ini memiliki banyak kelemahan, di mana area pemasaran yang luas membuat perusahaan merencanakan dan mengendalikan permintaan dengan tepat. Sehingga penelitian ini dilakukan untuk mengetahui variabel-variabel yang mempengaruhi kepuasan pelayanan.

Hasil yang diperoleh secara eksternal dengan berdasarkan uji regresi, variabel reliability memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan distributor adalah 0,423. Hal ini membuat variabel reliability menjadi fokus perancangan pada penelitian ini. Variabel reliability mempunyai analisis deskriptif, yaitu kemudahan akses secara integral antara distributor. Hasil yang diperoleh secara internal yang memiliki hubungan cukup kuat dengan kepuasan karyawan PT Tulus Marisi adalah variabel fasilitas/peralatan dengan nilai korelasi 0,413. hubungan antara variabel terikat Y1 (kepuasan DC terhadap pelayanan) dengan variabel terikat Y2 (kepuasan karyawan PT. Tulus Marisi) memiliki korelasi yang cukup erat, yaitu sebesar 0,701. Artinya, antara Y1 dan Y2 juga memberikan nilai yang kuat dan saling mempengaruhi.

Berdasarkan hasil analisis dan deskriptif, untuk meningkatkan kepuasan terhadap pelayanan karyawan PT Tulus Marisi dan Distributor Center dapat dilakukan dengan strategi perbaikan pada fasilitas/peralatan yang digunakan. Merancang sistem informasi permintaan pupuk PT Tulus Marisi ke setiap DC di masing-masing daerah dengan menerapkan model yang diinginkan sesuai dengan sistem rancangan yang berbasis web diharapkan mampu mengatasi faktor- faktor yang mempegaruhi kepuasan pelayanan.

Kata Kunci: Kepuasan pelayanan, sistem informasi, Strategi Perbaikan

(18)

ABSTRACT

PT. Tulus Marisi is a private company the engaged in the fertilizer industry. The company distribute the fertilizer to Aceh, pekanbaru, Jambi, Padang. To ease the distribution of fertilizer, the company has been providing fertilizer’s warehouse and leading enterprise agencies in these areas. PT. Tulus Marisi is having problems of information services. For the implementation operasional, information management is still use manually system. It has many flaws which makes a wide area of marketing planning and controling the companies request appropriately, with the result is conducted to determine. So the research is conducting to know the affect of Variabels that affect service’s satisfaction.

Results obtained externally by the test based on regression, variable reliability has a significant effect on distributor satisfaction is 0.423. This keeps the focus of the design variable reliability in this study. Variable reliability have descriptive analysis, the ease of access integrally between distributors. Results obtained internally that have a strong enough relationship with employee satisfaction is a variable PT. Tulus Marisi facilitie/equipment with a value of 0.413 correlation. relationship between the dependent variable Y1 (DC satisfaction with services) with dependent variable Y2 (Marisi PT.Tulus employee satisfaction) has a fairly close correlation is equal to 0.701. This means that between Y1 and Y2 also provide strong value and influence each other

Based on the analysis and descriptive , to increase employee satisfaction with the services of PT. Tulus Marisi and Distributor Center can do with improvement strategies in facilities/equipment used. Designing information systems PT. Tulus Marisi fertilizer demand to every DC in each region by applying the desired models according to the design of a web-based system is expected to address the factors that mempegaruhi service satisfaction.

(19)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Ketersediaan informasi bisnis tepat waktu, akurat dan mencukupi adalah inti dari sistem informasi. Informasi merupakan bagian integral dari proses yang membuat semua kegiatan mulai dari supplier sampai kepada pelanggan dapat diintegrasikan dan dilaksanakan secara real time. Hasil nyata dari pemanfaatan teknologi informasi ialah proses transaksi yang semakin cepat dengan biaya yang semakin kecil.

Suatu sistem informasi dapat didefenisikan secara teknis sebagai set komponen yang saling berhubungan dalam menjalankan fungsi-fungsi pengumpulan atau penerimaan, penyampaian, penyimpan, dan pendistribusian informasi dalam suatu organisasi.

Produk dengan daur hidup yang singkat dan harapan pelanggan yang semakin meningkat akan harga, kecepatan respon, inovasi dan fleksibilitas produk mendorong banyak perusahaan untuk memfokuskan perhatian pada kepuasan pelayanan.

PT. Tulus Marisi adalah perusahaan swasta yang bergerak di bidang pendistribusian pupuk. Perusahaan yang didirikan pada tanggal 22 September 1998 oleh bapak Tulus Sitorus, SE. Perusahaan berlokasi di Jl.Sukabumi Lama, Gg. III Km. 11,5 Medan – Binjai.

(20)

1. Kelompok pupuk dari pabrik pemasok di luar perusahaan meliputi pupuk NPK, pupuk Urea, pupuk Borate, pupuk Acid, Rock Phosphate, pupuk Kieserit, pupuk KCI, pupuk TSP, dan berbagai jenis pupuk lainnya.

2. Kelompok Pupuk dari pabrik sendiri meliputi Grand Phosmag, Super TS-412, Pupuk Organik Granular ( POG), dan Pupuk Organik Cair (POC).

Perusahaan mendistribusikan produk–produk tersebut untuk wilayah, Aceh, Pekanbaru, Jambi, Padang. Untuk memudahkan pendistribusian produk perusahaan telah menyediakan gudang pupuk dan menunjuk agen-agen pemasaran di daerah–daerah tersebut. Data jumlah permintaan produk Grand Phosmag dalam periode Maret 2012 sampai dengan Februari 2013 dapat dilihat pada Tabel 1.1 dan Gambar 1.1 s.d. 1.4.

Tabel 1.1. Data Jumlah Permintaan dan Pengiriman Produk Grand Phosmag (Sak) dari PT.Tulus Marisi

(21)

1. Distribution Center untuk daerah Aceh.

Periode Pengiriman PT. Tulus Marisi Periode Demand DC Aceh

Gambar 1.1 Pengiriman Pupuk Grand Phosmag PT Tulus Marisi dan Demand di DC Aceh.

2. Distribution Center untuk daerah Pekanbaru.

0

Periode Pengiriman PT. Tulus Marisi Periode Demand DC Pekanbaru

(22)

3. Distribution Center untuk daerah Jambi.

Periode Pengiriman PT. Tulus Marisi Periode Demand DC Jambi

Gambar 1.3 Pengiriman Pupuk Grand Phosmag PT Tulus Marisi dan Demand di DC Jambi.

4. Distribution Center untuk daerah Padang.

0

Periode Pengiriman PT. Tulus Marisi Periode Demand DC Padang

(23)

Gambar 1.1 s.d. 1.4 menunjukkan bahwa permintaan pupuk Grand Phosmag di Distribution Center (DC) Aceh, Pekanbaru, Jambi dan Padang mengalami fluktuasi. Lambatnya waktu proses yang diperoleh dalam hal pemesanan, permintaan, dan pendistribusian dari perusahaan pusat ke agen-agen di daerah-daerah pemasaran sebagai akibat dari sistem pengolahan data secara manual. Input data yang dilakukan masih dengan pencatatan satu persatu, yaitu menggunakan sistem pencatatan konvensional yaitu buku catatan dan nota. Hal tersebut menimbulkan kesulitan yang sering dialami oleh perusahaan baik di pusat maupun agen-agen di daerah pemasaran baik dalam hal pemesanan, permintaan, dan pendistribusian. Keakuratan dan kesesuaian data menjadi berkurang dimana sangat diperlukan dalam menunjang kegiatan operasional baik di perusahaan maupun di agen-agen di daerah pemasaran.

Oleh karena itu, perencanaan suatu sistem informasi berbasis web dapat menjadi salah satu solusi perusahaan dalam menyelesaikan permasalahan pencatatan proses kegiatan yang masih menggunakan pencatatan manual. Diharapkan dengan adanya perbaikan sistem tersebut, PT. Tulus Marisi dapat menanggapi permasalahan yang ada di setiap DC dalam menjalankan proses pendistribusian pupuk secara lebih efektif. maka pelaksanaan proses pendistribusian permintaan perlu untuk menilai kinerja dari sistem usulan dengan menggunakan sistem informasi berbasis web.

1.2. Perumusan Masalah

(24)

Tulus Marisi, yang diindikasikan sistem yang masih belum efektif dalam memberikan waktu proses yang cepat dengan mengandalkan sistem pengolahan data dan informasi secara manual. Sehingga perlu dilakukan analisis untuk mengetahui factor-faktor yang menyebabkan waktu proses lambat agar dapat dilakukan tindakan perbaikan dengan merancang sistem informasi berbasis web.

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, tujuan penelitian untuk mendukung perancangan sistem informasi permintaaan dalam sistem rantai pasok adalah:

1. Menganalisis faktor-faktor yang memiliki hubungan yang signifikan terhadap kepuasan di masing-masing DC. Informasi sebagai masukan pada perancangan sistem informasi dalam pengelolaan permintaan dan pendistribusian pupuk dengan mengandalkan sistem pengolahan data dan informasi.

2. Merancang sistem informasi permintaan pupuk Grand Phosmag PT Tulus Marisi ke setiap DC di masing-masing daerah dengan menerapkan model yang diinginkan sesuai dengan sistem rancangan yang berbasis web.

1.4. Manfaat Hasil Penelitian

(25)

Penelitian ini dapat menjadi kesempatan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan pengalaman selama proses penelitian dan penulisan laporan, khususnya dalam sistem informasi.

2. Bagi pihak Perusahaan.

Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk pengembangan sistem informasi permintaan.

3. Bagi Institusi pendidikan.

Penelitian ini dapat menjadi referensi untuk pengembangan sistem informasi berbasis web dan pendistribusian pupuk.

1.5. Batasan Masalah

Penelitian ini dilaksanakan Pada PT.Tulus Marisi Medan dan Distribusi Center Aceh, Pekanbaru, Jambi dan Padang. Batasan masalah agar tujuan penelitian tercapai, yaitu:

1. Penelitian dilakukan pada karyawan PT.Tulus Marisi dan Distributor center karena waktu proses yang cenderung mengalami keterlambatan.

2. Rancangan yang diusulkan adalah merancang sistem informasi distribusi berbasis web.

(26)

1.6. Asumsi –asumsi

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini ialah:

1. Struktur organisasi tetap dan tanggung jawab dari masing- masing telah berjalan sesuai dengan tugas dan pokoknya.

(27)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Manajemen Rantai Pasokan

2.1.1 Pengertian Manajemen Rantai Pasokan

Rantai Pasok adalah upaya-upaya yang dilakukan oleh perusahaan secara terintegrasi untuk meningkatkan efesiensinya melalui mata rantai supplier yang terkait, mulai dari supplier awal (raw material supplier) hingga pelanggan akhir (end customer). Upaya ini dilakukan dengan meningkatkan komunikasi dan kerjasama yang lebih baik dalam setiap kaitan rantai perusahaan, yang terlibat dalam penciptaan produk (Sobarsa, 2009: p.110).

(28)

sering dibutuhkan oleh pabrik. Informasi tentang status pengiriman bahan baku sering dibutuhkan oleh perusahaan yang mengirim maupun yang akan menerima.bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir. Perusahaan-perusahaan tersebut biasanya termasuk supplier, pabrik, distributor, toko atau retailer, serta perusahaan-perusahaan pendukung seperti perusahaan jasa logistik.

Tujuan utama Manajemen Rantai Pasokan adalah memuaskan konsumen secara terpadu melalui:

1. Kualitas yang tinggi (the right quality). 2. Biaya yang rendah (the low quality). 3. Kecepatan pelayanan (the quick response).

Pada Gambar 2.1 memberikan ilustrasi sebuah rantai pasok yang sederhana. Sebuah rantai pasok akan memiliki komponen-komponen yang biasanya disebut chaneel. Misalnya ada raw material, transportasi, manufaktur, pergudangan, distributor, retil, dan konsumen terakhir (Hugos, 2006).

. Gambar 2.1. Model Rantai Pasok

(29)

1. Mengembangkan komunikasi dengan banyak supplier (many supplier). Strategi ini dipilih untuk merespon konsumen yang meminta harga yang rendah untuk produk-produk tertentu.

2. Mengembangkan komunikasi dengan sedikit supplier. Strategi ini dipilih untuk menjalin hubungan jangka panjang dengan supplier sehingga tercipta saling ketergantungan antara produsen dan supplier.

3. Mengintegrasikan supplier ke dalam perusahaan. Strategi ini dipilih untuk menghilangkan ketidakpastian sepanjang jalur produksinya baik kearah belakang (backward integration) ataupun ke arah depan (forward integration). Strategi ini dilakukan dengan membeli perusahaan supplier atau perusahaan customernya.

4. Mengembangkan kombinasi sedikit supplier dengan vertical integration

yang disebut sebagai network. Perusahaan selain membeli supplier inti juga mengembangkan hubungan dengan supplier-nya untuk mendapatkan kepastiannya dalam pasokan bahan penunjangnya.

5. Mengembangkan komunikasi bayangan dengan supplier-supplier yang dibutuhkan dengan berbagai supplier yang memiliki berbagai spesialisasi dengan tujuan mengantisipasi permintaan customer yang berbeda beda.

Untuk meningkatkan dan mencapai rantai pasok yang efektif, perusahaan harus mengambil keputusan secara individu atau kolektif sehubungan dengan aksi perusahaan dalam 5 (lima) pendorong utama rantai pasok (Hugos, 2006), yaitu:

(30)

Barang apa yang diinginkan pasar? Berapa banyak barang tertentu harus diproduksi dan kapan? Aktivitas ini mencakup master production Schedules (MPS) yang berhubungan dengan kapasitas produksi, keseimbangan batas kerja, pengendalian kualitas, dan pemeliharaan peralatan.

2. Persediaan (Inventory).

Persediaan apa yang harus distok di setiap level rantai pasok? Berapa banyak persediaan bahan baku, barang setengah jadi, atau barang jadi? Tujuan utama persediaan adalah berperan sebagai penyangga (buffer) dalam ketidakpastian dalam rantai pasok. Bagaimanapun juga, memiliki persediaan barang bisa mengakibatkan besarnya biaya, sehingga harus diketahui tingkat persediaan barang yang optimal dan titik pemesan kembali.

3. Lokasi (Location).

Dimana seharusnya lokasi fasilitas untuk produksi dan penyimpanan barang? Dimana lokasi yang paling efesien untuk produksi dan penyimpanan barang? Apakah fasilitas yang sekarang masih bisa digunakan atau harus membangun yang baru? Setelah keputusan dibuat maka dapat ditentukan jalur yang memungkinkan bagi pergerakan barang melalui pengiriman ke pelanggan akhir.

4. Transportasi (Transportasi).

Bagaimana persediaan dipindahkan dari satu lokasi rantai pasok ke lokasi lain.

(31)

Berapa banyak data yang harus dikumpulkan dan berapa banyak informasi yang harus dibagi? Informasi yang tepat waktu dan akurat berperan penting bagi koordinasi dan pengambilan keputusan yang lebih baik.

Kombinasi yang tepat dari kemampuan menanggani dan efisiensi di setiap pendorong dapat meningkatkan rantai pasok, sementara secara simultan menurunkan biaya persediaan dan operasional seperti Gambar 2.2 berikut.

Gambar 2.2. Kerangka 5 (lima) pendorong utama rantai pasok

Menurut Indrajit dan Djokopranoto (2002), Manajemen Rantai Pasokan adalah suatu sistem tempat organisasi menyalurkan barang produksi dan jasanya kepada para pelanggannya. Rantai ini juga merupakan jaringan atau jejaring dari berbagai

(32)

organisasi yang saling berhubungan yang mempunyai tujuan yang sama, yaitu sebaik mungkin menyelenggarakan pengadaan atau penyaluran barang tersebut.

Manajemen Rantai Pasokan adalah serangkaian pendekatan yang diterapkan untuk mengintegrasikan supplier, pengusaha, gudang (warehouse) dan tempat penyimpanan lainnya secara efisien sehingga produk yang dihasilkan dan didistribusikan dengan kuantitas yang tepat, lokasi yang tepat dan waktu yang tepat untuk memperkecil biaya dan memuaskan kebutuhan pelanggan (Levi, 1999).

Manajemen Rantai Pasokan adalah modifikasi praktek tradisional dari manajemen logistik yang bersifat adversial (pola-pola yang mementingkan pihak-pihak secara individual dan bukan mengacu kepada kinerja kepada keseluruhan) ke arah koordinasi dan kemitraan antar pihak-pihak yang terlibat. Koordinasi dan kolaborasi antar perusahaan sangat diperlukan pada rantai pasok karena perusahaan-perusahaan yang berada pada suatu rantai pasok pada intinya ingin memuaskan konsumen akhir yang sama, mereka harus bekerjasama untuk membuat produk yang murah, mengirimkannya tepat waktu, dan dengan kualitas yang bagus. Hanya dengan kerja sama antara elemen-elemen pada rantai pasok tujuan tersebut akan bisa dicapai.

2.2. Sistem

(33)

Sistem dapat bersifat abstrak dan bersifat fisik, sistem abstrak yaitu sistem susunan teratur gagasan atau konsep yang saling tergantung. Sebagai contoh sebuah sistem teologi adalah susunan gagasan mengenai Tuhan, manusia dan sebagainya. Sistem fisik yaitu serangkaian unsur yang saling kerjasama untuk tujuan tertentu Gordon, 1999).

Sistem adalah Seperangkat atau komponen yang saling bergantung atau berinteraksi satu dengan lain menurut pola tertentu dan membentuk satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu (Sinulingga, 2008). Defenisi tersebut menjelaskan karakteristik sebuah sistem yaitu seperangkat elemen yang membentuk satu kesatuan (unity), mempunyai hubungan fungsional (functional relationship) dan kesatuan tujuan. Dan masing-masing komponen memiliki fungsi masing-masing tetapi terintegrasi dalam satu kesatuan yang utuh.

2.2.1. Defenisi Informasi.

(34)

Sumber informasi adalah data. Data merupakan kenyataan yang menggambarkan kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian (event) adalah sesuatu yang terjadi pada saat tertentu. Informasi diperoleh setelah data mentah diproses atau diolah seperti terlihat pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3. Transformasi Data menjadi Informasi

Agar informasi yang dihasilkan lebih berharga, maka informasi harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Informasi harus akurat sebagai pendukung pihak manajemen dalam mengambil keputusan.

2. Informasi harus relevan dan benar-benar terasa manfaatnya bagi penggunanya.

3. Informasi harus tepat waktu sehingga tidak ada keterlambatan pada saat dibutuhkan.

Kegunaan informasi adalah untuk mengurangi ketidakpastian dalam proses pengambilan keputusan tentang suatu keadaan. Informasi yang digunakan dalam suatu sistem informasi umumnya digunakan untuk beberapa kegunaan. Nilai dari sebuah informasi ditentukan dari dua hal, yaitu manfaat dan biaya untuk

Penyimpa

(35)

mendapatkanya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkan informasi tersebut.

2.3 Defenisi Sistem Informasi

(36)

Gambar 2.4 Fungsi dari Sistem Informasi

Tujuan sistem informasi adalah menghasilkan informasi yang berguna bagi pemakai, maka informasi harus didukung oleh tiga pilar sebagai berikut: tepat kepada orangnya atau releven (relevance), tepat waktu (timeliness) dan tepat nilainya atau akurat (accurate) (Jogiyanto, 2008).

Keluaran yang tidak didukung oleh ketiga pilar ini tidak dapat dikatakan sebagai informasi yang berguna, tetapi merupakan sampah (garbage), seperti Gambar 2.5 berikut.

(37)

2.4. Sistem Informasi Manajemen

2.4.1 Manajemen.

Manajemen dapat diartikan sebagai proses memanfaatkan berbagai sumber data yang tersedia untuk mencapai suatu tujuan. Manajemen juga dapat dimaksudkan sebagai suatu sistem kekuasaan dalam suatu organisasi agar orang-orang menjalankan pekerjaan (Laudon, 2007). Umumnya para manajer harus memiliki kepemimpinan yang bertanggungjawab dan harus bekerja lebih dari sekedar mengelola hal yang sudah ada dan dapat menciptakan produk dan jasa baru, bahkan membentuk kembali organisasi dari waktu ke waktu. Bagian penting dari tanggung jawab manajemen adalah kerja kreatif yang disebabkan oleh pengetahuan dan informasi baru. Jenis-jenis sumber daya informasi terdiri dari:

1. Perangkat keras komputer. 2. Perangkat lunak komputer. 3. Spesialis informasi.

4. Pemakai. 5. Fasilitas. 6. Database. 7. Informasi.

Dalam upaya memanfaatkan sumber daya manajemen tersebut, para manager perusahaan memutuskan untuk menggunakan informasi untuk mencapai keunggulan kompentitif, dan setiap elemen-elemen tersebut sebagai sumber daya informasi. Seorang manajer jasa informasi dapat berperan sebagai Chief Information Officer

(38)

2.4.2.Sistem Informasi Manajemen

Sistem informasi manajemen adalah jaringan prosedur pengolahan data yang dikembalikan dalam suatu organisasi dan disatukan apabila dipandang perlu dengan maksud memberikan data kepada manajemen setiap waktu diperlukan. Baik data yang bersifat intern maupun yang bersifat ekstern untuk dasar pengambilan keputusan dalam rangka mencapai tujuan organisasi (Laudon, 2005: p.58-59).

Sistem informasi manajemenadalah serangkaian sub-sistem informasi yang menyeluruh dan terkoordinasi dan secara rasional terpadu yang mampu mentransformasi data sehingga menjadi informasi lewat serangkaian cara guna meningkatkan produktivitas yang sesuai dengan gaya dan sifat manajer atas dasar kriteria mutu yang telah ditetapkan. Sistem informasi manajemen dikoordinasi secara terpusat untuk menjamin bahwa data yang diproses secara otomasi dikembangkan dan dioperasikan dengan cara terencana dan terkoordinasi (Scott, 1997).

(39)

Sistem informasi manajemen meningkatkan produktivitas dan mampu melaksanakan tugas rutin dalam penyiapan dokumen lebih efektif, dan mampu memberikan layanan terbaik bagi organisasi eksternal dan individu dan mampu memberikan peringatan dini tentang masalah internal dan ancaman eksternal, dapat juga meningkatkan berbagai kesempatan membantu proses manajemen yang normal, serta mampu meningkatkan kemampuan manajemen untuk mengatasi masalah tak terduga.

(40)

manajemen. Umumnya sistem informasi manajemen tergantung pada data yang berasal dari hasil pemprosesan transaksi sebagai gerbang inputnya.

Sesuai dengan makna istilahnya, sistem informasi manajemen harus ditinjau dengan pendekatan sistem. Hal ini berarti menajemen itu sendiri yang proses informasinya berlangsung harus dilihat sebagai sistem, dalam hal ini “total system”. Dengan demikian, sistem informasi manajemen merupakan salah satu subsistem dari sekian banyak subsistem yang tercakup oleh total sistem tersebut. Dalam prosesnya menuju tujuan yang telah ditetapkan organisasi, manajemen sebagai total sistem selain dipengaruhi oleh subsitem, yaitu faktor-faktor di luar sistem.

Meskipun pada subsistem dalam suatu organisasi dengan manajemennya itu terdapat fungsionalisasi dan spesialisasi, keseluruhan subsistem harus bergerak menuju satu arah, yaitu yang sudah ditetapkan untuk dicapai. Karena dampak subsistem ini besar sekali dalam keseluruhan sistem, maka gerak subsistem perlu diawasi sehingga tidak menyeleweng dari jalur. Dan setiap manajer bertanggungjawab terhadap setiap gejala yang datang dari luar. Disinilah diperlukan informasi yang harus dikelola secara sistematis karena sistem informasi bukan saja diperlukan secara efektif dan efisien dari puncak organisasi ke bawah secara timbal balik, tetapi juga keluar organisasi secara timbal balik.

2.4.3 Tujuan Sistem Informasi Manajemen

(41)

SIM yang baik dapat digunakan untuk memonitor penjualan harian disetiap daerah pemasaran, untuk membandingkannya dengan angka-angka persediaan pada masing-masing daerah, untuk meninjau jadwal produksi setiap pabrik,dan memberikan laporan harian yang memperlihatkan apakah produksi harus dikurangi atau ditingkatkan, dan apakah harus diturunkan untuk meningkatkan permintaan. dalam praktek, tentunya SIM dapat lebih memadai memonitor informasi dari fungsi-fungsi yang lebih banyak lagi (Gasperz, 1988).

2.4.4. Karakteristik Sistem Informasi Manajemen

Berikut karakteristik SIM guna mendapatkan sinyal yang lebih dini tentang keberadaan dan kondusi SIM di organisasi (Subatri, 2003):

1. SIM membantu manajer secara terstruktur pada tingkat operasional dan tingkat kontrol saja. Meskipun demikian, SIM dapat digunakan pula sebagai alat untuk perencanaan bagi staf yang sudah senior.

2. SIM didesain untuk memberikan laporan operasional sehari-hari sehingga dapat member informasi untuk mengontrol operasi tersebut dengan lebih baik.

3. SIM sangat bergantung pada keberadaan data organisasi secara keseluruhan, serta bergantung pada alur informasi yang dimiliki oleh organisasi tersebut.

(42)

5. SIM biasanya berorientasi pada data yang sudah terjadi atau data yang sedang terjadi, bukan data yang akan terjadi, seperti forecasting.

6. SIM juga berorientasi pada data di dalam organisasi di bading data dari luar organisasi. Oleh karena itu, informasi yang dibutuhkan oleh SIM adalah informasi yang sudah diketahui formatnya serta relative stabil. 7. SIM biasanya tidak fleksibel karena bentuk laporan-laporan yang

dihasilkan banyak sudah dipersiapkan sebelumnya. Beberapa SIM memiliki kemampuan agar manajer dapat membuat laporannya sendiri, tetapi data yang dibutuhkan manajer tersebut telah ada dan sudah disiapkan lebih dahulu.

8. Sebagaimana problematika yang disebutkan diatas, SIM membutuhkan perencanaan yang sangat matang dan panjang, sambil memperhitungkan perkembangan organisasi dimasa mendatang.

2.5. Business Process Re-Enginering (BPR)

(43)

(http:/ (workflow) dan proses-proses dalam sebuah organisasi. sekelompok tugas-tugas yang saling berhubungan secara logis, dilaksanakan untuk mencapai sebuah hasil bisnis yang jelas (Daven ports ,1990).

Re-engineering atau "rekayasa ulang" adalah dasar dari perkembangan-perkembangan (Cross-functional team), contohnya telah banyak dikenal karena perannya dalam perancangan ulang tugas-tugas fungsional yang terpisah menjadi proses-proses lintas-fungsional yang lengkap. Dalam kerangka kerja untuk penaksiran dasar terhadap misi dan tujuan, perancangan ulang memfokuskan kepada proses bisnis organisasi langkah-langkah dan prosedur yang mengendalikan bagaimana digunakan untuk memproduksi barang dan jasa yang memenuhi kebutuhan pelanggan dan pasar yang khusus. Proses bisnis dapat disusun kembali menjadi aktivitas-aktivitas spesifik, diukur, dimodelkan dan diperbaiki. Dapat pula dirancang ulang secara keseluruhan atau dieliminasi sekaligus. Perancangan ulang mengidentifikasikan, menganalisa, dan merancang ulang proses inti bisnis organisasi dengan tujuan untuk mencapai hasil maksimal dalam ukuran kinerja kritis seperti

biaya, kualitas, jasa dan kecepatan.

(44)

dramatis jika prosesnya sendiri tidak efisien dan tertinggal. Untuk alasan itu, perancangan ulang memfokuskan pada merancang kembali proses secara keseluruhan untuk mencapai keuntungan maksimal bagi organisasi dan pelanggan. Hal ini berbeda dengan proses yang memfokuskan pada peningkatan fungsional atau incremental saja.

2.5.1 Business Process Diagram (BPD)

Business Process Modeling Notation (BPMN) merupakan notasi yang menggambarkan langkah-langkah logis dalam proses bisnis. Notasi ini dirancang untuk mengkoordinasikan urutan proses yang mengalir di antara pengguna aktivitas yang berbeda. BPMN memiliki keunggulan yaitu (http:/

1. BPMN merupakan notasi untuk memodelkan standar proses yang diterima secara internasional sehingga dapat dimengerti oleh setiap organisasi. 2. BPMN digunakan untuk semua metodologi dalam memodelkan proses. 3. BPMN menciptakan jembatan standar yang mengurangi perbedaan antara

proses bisnis dan implementasinya.

Business Process Diagram merupakan diagram yang mengacu pada teknik

flowchart yang dirancang sehingga semua aktivitas dapat mengambil tempat selama proses berlangsung. Elemen-elemen yang digunakan dalam Business process diagram adalah sebagai berikut (http:

(45)

2.6 Analisis Sistem dan Desain Sistem Informasi Secara Terinci

Analisis sistem sangat tergantung pada teori sistem umum sebagai sebuah landasan konseptual. Tujuannya adalah untuk memperbaiki berbagai fungsi di dalam sistem yang sedang berjalan agar lebih efektif, mengubah sasaran sistem yang sedang berjalan, merancang/mengganti output yang sedang digunakan, untuk mencapai tujuan yang sama dengan perangkat input yang lain (Ladjamudin, 2005).

Perancangan sistem yang terperinci merupakan tahapan penyusunan dari sistem informasi manajemen berupa rencana program komputer. Tujuan dari desain sistem yang terinci adalah menyajikan uraian yang terinci untuk pengolahan dan operasi dalam sebuah sistem. Dalam penelitian tesis ini pembuatan desain terinci dititikberatkan pada pengembangan basis data, perancangan keluaran berupa informasi.

(46)

dengan kebutuhan sistem. Perancangan file masuk dalam perancangan basis data, yang diawali dengan merancang diagram hubungan antara entitas.

2.7. Perancangan Model

Analisis sistem dapat mendesain model dari sistem informasi yang diusulkan dalam bentuk physical system dan logical model.

2.7.1 Physical System

Sketsa dari physical system dapat menunjukan kepada user bagaimana sistem secara fisik akan diterapkan.Bagan alir sistem (system flowchart) merupakan alat yang tepat digunakan untuk menggambarkan physicalsystem (Ladjamudin, 2005). Bagan alir sistem merupakan alat berbentuk grafik yang dapat digunakan untuk menunjukkan urutan kegiatan dari sistem informasi berbasis Komputer. Simbol- simbol bagan alir sistem ini menunjukkan secara tepat arti fisiknya.

2.7.2. Logical Model

(47)

pengembangan sistem yang terstruktur dan merupakan dokumentasi sistem yang baik (Jogianto, 2005.

2.8 Perancangan Basis Data

Basis data adalah sekumpulan file-file, tabel-tabel yang saling berhubungan satu dengan yang lain yang disimpan secara bersama –sama pada suatu media dengan cara meminimalkan proses redudansi yang tidak perlu (kerangkapan data), data disimpan dengan cara-cara tertentu sehingga mudah untuk digunakan/atau ditampilkan kembali. Data disimpan tanpa mengalami ketergantungan dengan program yang akan menggunakannya dan data disimpan sedemikian rupa sehingga proses penambahan, pengambilan dan modifikasi data dapat dilakukan dengan mudah dan terkontrol (Sutanta, 2004).

Pemanfaatan basis data dilakukan untuk memenuhi sejumlah tujuan sebagai berikut:

1. Kecepatan dan kemudahan (Speed).

Pemanfaatan database memungkinkan kita untuk dapat menyimpan data, melakukan manipulasi terhadap data maupun menampilkan data tersebut dengan lebih mudah dan cepat.

2. Keakuratan (Accuracy).

(48)

3. Ketersediaan (Availability).

Pertumbuhan data baik dari sisi jumlah maupun jenisnya sejalan dengan waktu akan semakin membutuhkan ruang penyimpanan yang besar. Padahal tidak semua data itu selalu dibutuhkan. Karena itu dapat memilah adanya data utama, data transaksi, data histori hingga data kadaluarsa.

4. Efisiensi ruang penyimpanan (Space).

Karena keterkaitan yang erat antara kelompok data dalam sebuah basis data, maka redudansi data pasti akan selalu ada. Banyaknya redudansi ini tentu akan memperbesar ruang penyimpanan yang harus disediakan baik di memori utama maupun memori sekunder.

2. Keamanan (Security).

Sebuah sistem yang besar dan serius membuthkan aspek keamanan yang ketat. Dengan begitu, kita dapat menentukan siapa saja yang boleh menggunakan basis data beserta objek apa saja didalamnya dan menentukan jenis-jenis operasi apa saja yang terdapat didalamnya.

6. Pemakaian secara bersama.

(49)

sama diubah oleh banyak pemakai pada saat bersamaan atau kondisi deadlock yaitu banyak pemakai yang saling menunggu untuk menggunakan data.

7. Kelengkapan (Completeness).

Lengkap atau tidaknya data yang kita kelola dalam sebuah database bersifat relatif, baik terhadap kebutuhan pemakai maupun terhadap waktu

2.9 Model Entity-Relationship

Model Entity-Relationship didasarkan pada persepsi dari sebuah dunia nyata yang terdiri dari sekumpulan objek, disebut entiti dan relasi diantar objek-objek tersebut (Sutanta, 2004).

2.9.1. Konsep Dasar

Terdapat tiga notasi dasar yang bekerja pada model Entity-Relationship yaitu:

entity sets, relationship sets, dan attributes.

a. Entity Sets.

Sebuah entiti adalah sebuah “benda” (thing) atau “objek” (object) di dunia nyata yang dapat dibedakan dari semua objek lainnya. Entity sets

(50)

b. Relationship Sets.

Relationship adalah hubungan diantara beberapa entity. Misal relasi yang menghubungkan antar Toni dengan rekening 142-099999. Relasi ini menunjukkan bahwa Toni adalah nasabah yang mempunyai nomor rekening 142-099999. Relationship set adalah sekumpulan relasi yang mempunyai tipe yang sama.

c. Kunci Relasi (Relation Keys).

Nilai dari kunci relasi harus mengidentifikasikan sebuah baris yang unik didalam sebuah relasi. Kunci relasi terdiri dari satu atau lebih atribut-atribut relasi. Atribut-atribut-atribut dalam kunci relasi harus memiliki sifat sebagai berikut:

1. Untuk satu nilai hanya mengindentifikasikan satu baris dalam satu relasi.

2. Tidak memiliki subset yang juga merupakan kunci relasi. 3. Tidak dapat bernilai null.

d. Foreign Key.

Foreign Key juga banyak digunakan dalam perancangan. Sebuah

Foreign Key adalah sekumpulan atribut dalam suatu relasi (misal A) sedemikian sehingga kumpulan atribut ini bukan kunci relasi A tetapi merupakan kunci dari relasi lain.

(51)

Kardinalitas pemetaan atau rasio kardinalitas menunjukkan jumlah entity yang dapat dihubungkan ke satu entity lain dengan suatu relationship sets. Kardinalitas pemetaan meliputi (McFadden, 1985: p.34-36):

1. Hubungan satu ke satu (one to one).

Yaitu satu entity dalam A dihubungkan dengan maksimum satu entity dalam.

2. Hubungan satu ke banyak (one to many).

Yaitu satu entity dalam A dihubungkan dengan sejumlah entity dalam B. Satu entity dalam B dihubungkan dengan maksimum satu entity dalam A.

3. Hubungan banyak ke satu (many to one).

Yaitu satu entity dalam A dihubungkan dengan maksimum satu entity dalam B. Satu entity dalam B dapat dihubungkan dengan sejumlah entity dalam A.

4. Hubungan banyak ke banyak (many to many).

(52)

BAB 3

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

3.1 Sejarah PT. Tulus Marisi

PT. Tulus Marisi merupakan sebuah perusahaan pupuk yang bergerak di bidang distributor pupuk yang berdiri pada tanggal 22 September 1998. Perusahaan ini memiliki kantor pusat yang beralamat di Jl. Multatuli Komp. Ruko Multatuli Blok F No. 19 Medan. Sedangkan Pabrik yang berlokasi di Medan dengan nama PT. Agro Tani Marisi beralamat JL. Sukabumi Lama, Gg. III km. 11,5 Medan–Binjai. Sedangkan yang beralokasi di Aceh dengan nama CV. Sahabat Tani Mandiri Desa Krueng, Lam Kareung I Indrapuri-Aceh Besar, dapat dilihat pada Gambar 3.1 s.d. 3.5.

(53)

Gambar 3.2 Alat Pengadukan

(54)

kieserite, pupuk organik dan pupuk phoshate ± 30.000 ton/tahun dalam bentuk granular dan 4.000 liter/tahun dalam bentuk cair.

Gambar 3.3 Kapasitas Pupuk Kieserite

(55)

Gambar 3.4 Distributor Center Sahabat Tani Mandiri Indrapuri, Aceh Besar

(56)

Pabrik pengolahan pupuk ini memiliki luas bangunan 5.000 M². Kapasitas pupuk kieserite, pupuk organik dan pupuk phosphate ± 50.000 ton/tahun dalam bentuk granular dan 6.0 liter/tahun dalam bentuk cair, seperti Gambar 3.6. Proses produksi di PT. Tulus Marisi dibagi atas 2 bagian, yaitu:

2. Trading Pupuk. 1. Pupuk NPK. 2. Pupuk Urea. 3. Pupuk Borate. 4. Pupuk Acid . 5. Rock Phosphate. 6. Pupuk Kieserit. 7. Pupuk KCI. 8. Pupuk TSP.

9. Berbagai jenis pupuk lainnya. 3. Produksi Pupuk sendiri.

a. Grand Phosmag. b. Super TS-412.

c. Pupuk Organik Granular ( POG). d. Pupuk Organik Cair (POC).

(57)

melebihi waktu yang telah dijanjikan perusahaan kepada konsumen sehingga sering terjadi keluhan dari pihak konsumen. Bila perusahaan menjanjikan produk akan dikirim dalam waktu 1 bulan, seringkali perusahaan mengirimkan setelah lebih dari 1 bulan. Sumber utama dari keterlambatan ini adalah kurang baiknya aliran informasi antar departemen sehingga sering terjadi kesalahan dalam pengambilan keputusan yang berakibat pada keterlambatan penyelesaian produk.

Gambar 3.6 Proses Pengolahan Pupuk Organik Granular/Cair

3.2 Jenis –jenis Produksi Pupuk PT.Tulus Marisi

3.2.1 Grand Phosmag

(58)

dengan kesuburan tanah. Fosfat merupakan penyusun komponen setiap sel hidup dan cenderung lebih banyak pada biji dan titik tumbuh. Agar Fosfat (P) dapat sampai dengan lebih cepat dan efektif, dibutuhkan Magnesium (Mg), maka kami memproduksi pupuk yang dinamakan Grand Phosmag, seperti Gambar 3.7. Manfaat Pupuk Grand Phosmag terhadap tanah dan tanaman antara lain:

a. Meningkatkan jumlah kandungan hara fospat (P) dan magnesium (Mg) dalam tanah.

b. Meningkatkan pembentukan buah, bunga dan biji. c. Meningkatkan perkembangan akar.

d. Meningkatkan kualitas hasil tanaman.

Gambar 3.7 Grand Phosmag Keunggulan Pupuk Grand Phosmag, yaitu:

a. Mudah larut dalam tanah.

(59)

c. Satu jenis pupuk terdapat 2 unsur hara Fosfat (P) dan Magnesium (Mg) sehingga dapat menghemat cost/biaya tenaga kerja.

d. Mempercepat penyerapan Fosfat dan Magnesium untuk Palawija, Holtikultura, tanaman kelapa sawit dan tanaman lainnya.

3.2.2 Super TS – 412

Pupuk Super TS–412 diproduksi dengan memiliki kandungan 2 unsur hara yaitu fospat (P) dan magnesium (Mg). Magnesium juga memegang peranan penting dalam transportasi fospat (P) pada tanaman. Dengan demikian kandungan fospat (P) dalam tanaman dapat dinaikkan dengan menambah unsur magnesium (Mg).

Pupuk Super TS–412 sangat cocok untuk tanaman palawija, holtikultura dan tanaman perkebunan karena memiliki fospat yang cepat larut dan lambat larut. Manfaat Pupuk Super TS–412 terhadap tanah dan tanaman antara lain:

a. Meningkatkan jumlah kandungan hara fospat (P) dan magnesium (Mg) dalam tanah.

b. Meningkatkan pembelahan sel dan pembentukan lemak dan albumin. c. Meningkatkan pembentukan buah, bunga dan biji.

d. Meningkatkan perkembangan akar halus dan akar rambut. e. Meningkatkan kualitas hasil tanaman.

(60)

b. Berbentuk granul berwarna hitam yang homogen sehingga mudah diaplikasi dan tidak berdebu.

c. Satu jenis pupuk terdapat 2 unsur hara fospat (P) dan magnesium (Mg) sehingga dapat menghemat cost/biaya tenaga kerja.

d. Mempercepat penyerapan fospat dan magnesium untuk palawija holtikultura, tanaman kelap sawit dan tanaman lainnya.

Kandungan Unsur Hara Super TS–412 pada Gambar 3.8 dan Grand Phosmag

adalah:

1. 24% P2O5 (Phosphate).

2. 10% MgO (Magnesium Oksida). 3. 29% CaO (Calcium Oksida). 4. 2% S (Sulfur).

(61)

Secara umum dosis pemupukan untuk tanaman dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut.

Tabel 3.2. Dosis Pemupukan Pupuk Super TS-412 SERELLIA DAN PALAWIJA

Hara Makro Magnesium (MgO) merupakan unsur hara esensial yang sangat dibutuhkan dalam pembentukan hijau daun (chlorifil) dan sebagai co-faktor hampir pada seluruh enzim dalam proses metabolisme tanaman seperti proses fotosintesa, pembentukan sel, pembentukan protein, pembentukan pati, transfer energi serta mengatur pembagian dan distribusi karbohidrat keseluruhan jaringan tanaman.

(62)

Gambar 3.9 Pupuk MG Primer

3.2.3.1. Gejala Defisiensi Mg

Adapun gejala defisiensi Mg adalah sebagai berikut:

1. Defisiensi Mg pada tanaman secara umum berasosiasi dengan nilai pH tanah < 5. Koreksi defisiensi Mg pada tanah-tanah masam sangat sulit kecuali pH tanah dinaikkan. Jika tanah bereaksi masam dan ketersediaan Mg rendah, maka penggunaan MG PRIMER merupakan pendekatan terbaik dalam mengoreksi defisiensi Mg.

(63)

3.2.3.2. Manfaat MG PRIMER

Adapun manfaat Mg terhadap tanaman dan tanah antara lain: a. Menghasilkan klorofil dengan sempurna.

b. Meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi.

c. Meningkatkan kadar minyak pada buah sawit dan lainnya

d. Meningkatkan pH tanah dan memperbaiki struktur tanah akibat pemberian pupuk kimia.

e. Ketersediaan kandungan hara, fosfor dalam tanah.

(64)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian tindakan (action research), karena merupakan penelitian yang dilakukan dengan tujuan mendapatkan temuan-temuan praktis untuk keperluan pengambilan keputusan.

4.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Tulus Marisi yang bergerak di bidang pengolahan dan penjualan pupuk. Perusahaan beralokasi di Jl. Sukabumi lama, gg.III km. 11,5 Medan–Binjai.

4.3. Metodologi penelitian

4.3.1. Populasi dan Sample

(65)

4.3.2. Tahapan Penelitian

Penelitian ini mengembangkan pendekatan sistem approach dan modular approach. Sistem approach memperhatikan sistem informasi sebagai suatu kesatuan integrasi dari masing-masing kegiatan atau aplikasinya dan menekankan pada pencapaian sasaran keseluruhan. Modular approach berusaha memecah sistem yang rumit menjadi beberapa modul yang sederhana sehingga akan lebih mudah dipahami dan dikembangkan, sistem juga akan dikembangkan sesuai waktu yang direncanakan, mudah dipahami oleh pemakai dan mudah dipelihara sehingga mampu memecahkan masalah dengan penerapan langsung di dunia nyata.

Diagram alir metodologi penelitian yang dilakukan dalam pemecahan masalah dalam penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.1.

4.3.3. Kerangka Konseptual dan Definisi Operasional

(66)

Gambar : 4.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian Studi

Pengujian Instrumen Perumusan

Kerangka

Pengumpula n data

Tujuan Studi

Perancangan Sistem Informasi

a. Rancangan Struktur b. Rancangan Database c. Diagram Relasi

Scripting dan desain tampilan Web

(67)

Efficiency

Gambar 4.2. Kerangka Konseptual Hubungan Antar Variabel Kualitas Pelayanan

Kualitas informasi (quality of information) sangat dipengaruhi dan ditentukan oleh variabel–variabel sebagai berikut:

1. Variabel-variabel kualitas pelayanan eksternal. a. Accuracy (akurat).

(68)

memiliki kelengkapan yang baik (completeness), kebenaran (correctness), dan keamanan (security).

b. Timeliness (tepat waktu).

Berbagai proses dapat diselesaikan dengan tepat waktu, laporan-laporan yang dibutuhkan dapat disampaikan tepat waktu. c. Efficiency (efisien).

Efisiensi merupakan seberapa besar sumber yang digunakan untuk mendapatkan atau menghasilkan suatu informasi.

d. Reliability (dapat dipercaya).

Informasi yang handal, konsisten, dan berasal dari sumber yang dapat dipercaya, meliputi kejelasan informasi, ketepatan pencatatan dokumen tentang permintaan, konsistensi petugas dalam melayani. 2. Variabel-variabel kualitas pelayanan internal.

a. Variabel fasilitas/perangkat.

Fasilitas/perangkat adalah fasilitas yang disediakan perusahaan untuk mendukung pekerjaan yang meliputi peralatan kerja dan fasilitas teknologi informasi.

b. Variabel Proses Bisnis.

Proses bisnis didefenisikan sebagai proses atau procedur yang berkaitan dengan tugas manajemen serta keselarasan tujuan.

c. Variabel Sumber Daya Manusia.

(69)

petugas dalam melayani pelanggan yang meliputi kerja sama team, komunikasi,pelatian serta penghargaan dan pengakuan.

4.3.4. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Wawancara dan diskusi terhadap pihak perusahaan mengenai permasalahan yang diteliti dan memperoleh dokumen perusahaan.

2. Kuesioner, yang digunakan untuk mengukur variabel-variabel yang diteliti terhadap sistem informasi yang digunakan saat ini.

Pengujian Instrumen Penelitian.

Menurut Sinulingga (2011: 192), validitas data merupakan ukuran yang mengacu kepada derajad kesesuaian antara data yang dikumpulkan dan data sebenarnya dalam sumber data. Data yang valid akan diperoleh apabila instrumen pengumpulan data juga valid. Uji validitas pada penelitian ini dilakukan dengan rumus korelasi product moment yang dikembangkan oleh Pearson, yaitu:

(70)

Uji reliabilitas berkenaan dengan derajad konsistensi dan stabilitas data yang dihasilkan dari proses pengumpulan data dengan menggunakan instrumen tersebut (Sinulingga, 2011: 205-217). Metode pengujian untuk mengukur reliabilitas instrumen yang penilaiannya menggunakan skor dalam rentangan tertentu, misalnya 1 sampai 5, dapat menggunakan koefisien Alpha Cronbach, dengan rumus:

r

11 =

= Reliabilitas instrumen (koefisien Alpha Cronbach).

Σ 2

i

σ = Jumlah variansi butir pertanyaan.

2 i

σ = variansi total.

Instrumen pengumpul data dikatakan reliabel atau diindikasikan memiliki realibiltas tinggi apabila uji Alpha Cronbach memberikan koefisien lebih besar dari r kritis.

4.3.5. Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan berbagai cara, sebagai berikut:

(71)

2. Melakukan wawancara secara langsung dengan pihak yang terkait dalam proses manajemen.

3. Melakukan penelusuran berbagai dokumen data yang terkait kode pupuk, nama pupuk, type, merk, jumlah dan berbagai dokumen yang terkait dengan kegiatan proses lainnya.

Data yang diperoleh dalam penelitian ini secara garis besar terdiri dari dua jenis data, yaitu:

1. Data primer meliputi alur informasi persediaan yang ada dan lain-lain. 2. Data sekunder meliputi dokumen-dokumen permintaan. Dokumen

permintaan adalah format database yang berkaitan dengan permintaan perusahaan baik data pokok maupun data transaksi.

4.3.6. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak untuk mengetahui teknik analisis yang akan dilakukan (statistik parametrik atau non parametrik). Uji normalitas yang digunakan yaitu uji kolgomorov smirnov

dengan bantuan program SPSS versi 19.

4.3.7. Analisis Korelasi

(72)

menunjukkan arah hubungan apakah searah atau berlawanan. Persamaan yang digunakan untuk melihat koefisien korelasi yaitu:

Keterangan:

= Koefisisen korelasi. = Jumlah data.

(73)

BAB 5

ANALISIS DATA DAN PERANCANGAN

5.1 Uji Validitas

Untuk mengetahui item pertanyaan mana yang tidak memiliki validitas yang memadai maka batas minimum r adalah 0,30. Bila dalam sebuah kuesioner ada item pertanyaan yang mendapat koefisien korelasi < 0,30 maka pertanyaan tersebut diperbaiki atau dihilangkan dari kuesioner. Dalam penelitian ini, uji validitas dilakukan dengan menggunakan software SPPS versi 19. Perhitungan validitas dapat dilihat pada Lampiran 2.

Pada Lampiran 2 dapat dilihat bahwa seluruh item pertanyaan memiliki nilai

correlated item-total correlation rhitung > rtabel sehingga semua item pertanyaan

dinyatakan valid dan dapat digunakan sebagai instrumen penelitian, serta dapat dilakukan langkah berikutnya yaitu uji reliabilitas.

5.2 Uji Reliabilitas

(74)

bahwa instrumen kuesioner ini memiliki konsistensi yang baik dan akan menghasilkan data yang konsisten.

5.3 Analisis Data

Analisis data penelitian terdiri dari beberapa tahapan untuk menjawab tujuan penelitian yaitu uji regresi dan uji hipotesis.

5.3.2 Uji Regresi

Uji Regresi digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara variabel-variabel dependen terhadap variabel independen. Uji Regresi dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 19, dengan hasil dapat dilihat pada Lampiran 4. Besarnya koefisien regresi antara variabel dependen dan independen ditunjukkan pada Gambar 5.1.

Persamaan regresi yang dapat dibentuk dari output SPSS pada Lampiran 4 yaitu:

... (5.1)

(75)

Efficiency

Gambar 5.1. Kerangka Konseptual Hubungan Antar Variabel Kualitas Pelayanan (Sumber: Pengolahan Data 2013)

Persamaan regresi untuk penilaian kualitas pelayanan internal yang dapat dibentuk dari output SPSS pada Lampiran 5 yaitu:

(76)

korelasi 0,413 sehingga untuk meningkatkan kualitas pelayanan internal perlu mempertimbangkan perbaikan pada fasilitas/peralatan yang digunakan.

Sedangkan untuk hubungan antara variabel terikat Y1 (kepuasan DC terhadap pelayanan) dengan variabel terikat Y2 (kepuasan karyawan PT. Tulus Marisi) memiliki korelasi yang cukup erat, yaitu sebesar 0,701. Artinya, antara Y1 dan Y2 juga memberikan nilai yang kuat dan saling mempengaruhi.

5.3.3 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan untuk memberikan jawaban atas dugaan sementara mengenai hubungan variabel independen accuracy (X1), timeliness (X2),

efficiency (X3), dan reliability (X4) dengan variabel dependen sebagai kepuasan DC

terhadap pelayanan permintaan (Y1), serta hubungan antara variabel independen

fasilitas/peralatan (X5), proses bisnis (X6) dan sumber daya manusia (X7) dengan

(77)

Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa semua variabel layanan internal yang meliputi variabel fasilitas/perangkat, proses bisnis dan sumber daya manusia, memiliki hubungan yang signifikan terhadap kepuasan karyawan, baik secara parsial maupun secara bersama-sama.

5.3.4 Analisis Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis kualitas dari setiap variabel penelitian melalui frekuensi jawaban responden. Statistik deskriptif menunjukkan gambaran umum atas jawaban responden terhadap variabel penelitian dan indicator variabel sehingga menunjukkan persepsi responden terhadap variabel tersebut. Analisis deskriptif mengenai jawaban responden dapat dilihat pada Lampiran 5.

Secara umum persepsi responden terhadap pernyataan yang ada di butir-butir pertanyaan variabel independen menunjukkan skor rata-rata antara poin 3,41–3,79. Artinya responden berpersepsi antara netral dan setuju dengan pernyataan-pernyataan yang ada.

1. Variabel Accuracy.

Dari jawaban responden terhadap masing-masing butir pertanyaan variabel accuracy dapat dilihat pada Lampiran 5. Indikator yang paling lemah pada variabel ini adalah butir pertanyaan 1 dan 4 yaitu mengenai kelengkapan informasi permintaan pupuk dan jaminan kerahasiaan informasi dengan total skor sebesar 116.

(78)

Dari jawaban responden terhadap masing-masing butir pertanyaan variabel timeliness dapat dilihat pada Lampiran 5. Indikator yang paling lemah pada variabel ini adalah butir pertanyaan 5 yaitu mengenai ketepatan waktu perolehan informasi sistem permintaan pupuk dengan total skor sebesar 117.

3. Variabel Efficiency.

Dari jawaban responden terhadap masing-masing butir pertanyaan variabel efficiency dapat dilihat pada Lampiran 5. Indikator yang paling lemah pada variabel ini adalah butir pertanyaan 9 yaitu mengenai jumlah waktu yang dibutuhkan untuk medapatkan informasi sistem permintaan pupuk dengan total skor sebesar 127.

4. Variabel Reliability.

Dari jawaban responden terhadap masing-masing butir pertanyaan variabel reliability dapat dilihat pada Lampiran 5. Indikator yang paling lemah pada variabel ini adalah butir pertanyaan 13 yaitu kemudahan akses secara integral antara distributor dan gudang produksi dengan total skor sebesar 125.

5. Variabel Hasil kepuasan DC terhadap pelayanan.

(79)

Lampiran 5. Indikator yang paling lemah pada variabel ini adalah butir pertanyaan 17 dengan total skor sebesar 121.

5.4 Penentuan Fokus Rancangan

Dalam menentukan fokus perancangan, dua hal penting yang perlu diperhatikan adalah nilai regresi antar variabel dependen dengan independen dan analisis deskriptif mengenai jawaban responden. Berdasarkan analisis regresi, variabel reliability memiliki pengaruh paling besar terhadap kepuasan DC terhadap pelayanan yaitu sebesar 0,423. Variabel lain yang juga cukup besar berpengaruh terhadap adalah variabel timeliness sebesar 0,359.

Tabel 5.5 menunjukkan rangkuman hasil variabel-variabel dependen regresi, uji hipotesis dan analisis deskriptif mengenai indikator terlemah dari variabel-variabel dependen dan independen. Dari pertimbangan ketiganya akan dirangkum sebuah solusi rancangan yang mampu memperbaiki variabel-variabel independen guna meningkatkan kepuasan DC terhadap pelayanan.

5.5 Perancangan Sistem Informasi Pengiriman dan permintaan Pupuk

Langkah-langkah dalam membuat uraian prosedur mengacu pada prosedur yang ada pada sistem persediaan pupuk sebagai berikut:

1. Permintaan pupuk.

(80)

langsung ke supplier yang dituju untuk melakukan pemesanan barang, agar barang yang diminta dapat langsung di setujui dan dikirim.

2. Pupuk Masuk.

Supplier mengirimkan pupuk disertai dengan surat jalan dan retur pupuk, setelah pesanan yang diterima maka dilakukan pengecekan dahulu apakah pupuk yang dikirim sesuai dengan pesanan atau apakah ada pupuk yang rusak. Jika ada yang tidak sesuai dengan pesanan maka akan di buat retur yang dicatat di dalam surat jalan.

3. Pupuk Keluar.

Bagian gudang menerima surat permintaan barang dari bagian penjualan untuk meminta barang dari gudang, karena kekosongan barang pada display mini Mart. Setelah di setujui pada bagian gudang, di buatlah surat keluar barang yang akan di terima pada bagian penjualan beserta barang yang diminta pada bagian penjualan.

4. Permintaan Pupuk.

Bagian gudang melakukan cek terhadap pupuk yang terdapat di gudang, setelah dilakukan pengecekan pupuk masuk dan barang keluar, dibuatlah kartu stock permintaan barang agar dapat mengetahui pupuk mana saja yang ingin di pesan.

5. Pembuatan Laporan.

(81)

5.6 Analisa Sistem Usulan

Gambar 5.2 menunjukkan perancangan sistem perangkat lunak di deskripsikan dengan model analisis menggunakan diagram use case serta dilanjutkan dengan model desain. Analisis digunakan untuk pemetaan awal mengenai perilaku yang isyaratkan sistem aplikasi ke dalam elemen-elemen pemodelan. Untuk membantu perancangan dan melengkapi dokumentasi yang diperlihatkan pada Tabel 5.6 dan 5.7.

(82)

Tabel 5.7 Keterangan Diagram Use Case Permintaan Barang Nama use

case

Use Case Permintaan Barang

Deskripsi

Singkat

Bagian gudang dapat mengakses form–form yang terdapat dalam aplikasi permintaan pupuk.

Aktor Bagian gudang. Tindakan

utama

User bagian gudang dapat mengakses input data pupuk, input data supplier, transaksi PO, transaksi barang masuk, transaksi barang keluar, laporan, persediaan, cetak surat permintaan dan cetak surat keluar barang.

Gambar 5.3 dan Tabel 5.8 menunjukkan diagram blok pemesanan pupuk serta keterangan dari gambar.

Gambar

Tabel 1.1.  Data Jumlah Permintaan dan Pengiriman Produk Grand
Gambar 1.2   Pengiriman   Pupuk Grand Phosmag PT Tulus Marisi dan
Gambar 1.4   Pengiriman   Pupuk Grand Phosmag PT Tulus Marisi dan
Gambar 2.1. Model Rantai Pasok
+7

Referensi

Dokumen terkait

Merancang Rekam Kesehatan Elektronik dilihat dari sisi data medis pasien (rancangan input dan output) pada sistem informasi dokter keluarga berbasis Web di

Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki kelemahan sistem informasi akuntansi persediaan perusahaan dengan merancang sistem baru yang berbasis komputer agar perusahaan

Tujuan penulisan Laporan Akhir ini adalah untuk sistem penggajian manual yang digunakan pada perusahaan PT Ladang Makmur dan merancang suatu sistem akuntansi penggajian

optimasi penjadwalan kapal untuk pengiriman pupuk curah yang dapat meminimumkan total.. biaya transportasi dengan memperhatikan demand di masing-masing

Dengan adanya rancangan sistem ini diharapkan dapat digunakan untuk membangun sistem informasi sebagai media penyimpanan data distribusi dan laporan

Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki kelemahan sistem informasi akuntansi persediaan perusahaan dengan merancang sistem baru yang berbasis komputer agar perusahaan

Pada lingkungan perangkat keras, Sistem Distribusi Aqua Berbasis Android di PT. Indah Permai dijalankan pada lingkungan sebagai berikut. Perangkat Android 1)

Sehingga dalam proses ini, Purchasing Department mengajukan permintaan barang kepada supplier dengan menyesuaikan permintaan yang telah diajukan oleh masing-masing departemen di PT