• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kualitas Pintu Komposit Produksi di PT. Corinthian Industries Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kualitas Pintu Komposit Produksi di PT. Corinthian Industries Indonesia"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

KUALITAS PINTU KOMPOSIT PRODUKSI

PT. CORINTHIAN INDUSTRIES INDONESIA

ANNYSE MEIGA SINAGA

DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Kualitas Pintu Komposit Produksi PT. Corinthian Industries Indonesia adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Desember 2013

Annyse Meiga Sinaga

(4)

ABSTRAK

ANNYSE MEIGA SINAGA. Kualitas Pintu Komposit Produksi PT. Corinthian Industries Indonesia. Dibimbing oleh Prof. Dr. Ir. Muh. Yusram Massijaya, MS.

Pintu yang terbuat dari kayu merupakan jenis yang paling umum dan paling banyak dipakai dari dulu hingga sekarang. Daun pintu yang terbuat dari kayu merupakan pilihan favorit, sebab bahan ini terkenal awet dan kuat. Selain itu, kayu merupakan bahan yang tidak lekang oleh zaman walaupun trend terus berganti. Jumlah penduduk yang terus tumbuh berimplikasi pada naiknya kebutuhan rumah. Hal ini berimpilakasi positif pula pada meningkatnya kebutuhan akan daun pintu kayu. Layaknya benda investasi, sudah sepantasnya pintu kayu dirawat. Untuk itu juga para produsen pintu kayu harus memperhatikan kualitas dari pintu kayu yang dihasilkan sebelum didistribusikan ke tangan konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas daun pintu yang dihasilkan serta ketertarikan konsumen dan calon konsumen terhadap model pintu yang dihasilkan PT. Corinthian Industries Indonesia. Informasi dari penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi perusahaan yang bersangkutan bagaimana meningkatkan kualitas daun pintu yang dihasilkan. Hasil pengujian berupa pengujian fisis dan mekanis. Nilai bending strength, pengujian rendam air panas dan rendam air dingin menunjukkan nilai sesuai standar yang digunakan oleh perusahaan (EN-204) dengan nilai delaminasi rata-rata dibawah 10% dan nilai bending strength rata-rata 39.08 N/mm2 atau > 20 N/mm2.

Kata kunci: pintu, kualitas pintu komposit

ABSTRACT

The door which is made of wood is commonly known and used from past until now. It is the favorite choice because of it’s durable and strength. Beside it, wood is a kind of material that never loss eventhough in changing trend nowadays. The increasing of people growth contributes the high need of house. This matter has a positive implication to the high need of the door. Like an investement, it’s a must to take care of wooden door. Therefore, the producer of wooden door must take care of the door’s quality before distribute it. The goal of this research is to know the quality of the door and the consumer’s or its candidate’s interest to the door model which is produced by PT. Corinthian Industries Indonesia. The writer hopes this research’s information can give some benefits for the company in increasing the quality of produced doors. The test results are physical and mechanical test.. Bending strength value, hot water soaking test, and cold water soaking test show standard value which is used by the company (EN-204) with the rate of delamination value is under 10% and the rate of bending strength value is 39.08N/mm2 or >20N/mm2.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan

pada

Departemen Hasil Hutan

KUALITAS PINTU KOMPOSIT PRODUKSI PT. CORINTHIAN INDUSTRIES INDONESIA

ANNYSE MEIGA SINAGA

DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(6)

ABSTRAK

ANNYSE MEIGA SINAGA. Kualitas Pintu Komposit Produksi PT. Corinthian Industries Indonesia. Dibimbing oleh Prof. Dr. Ir. Muh. Yusram Massijaya, MS.

Pintu yang terbuat dari kayu merupakan jenis yang paling umum dan paling banyak dipakai dari dulu hingga sekarang. Daun pintu yang terbuat dari kayu merupakan pilihan favorit, sebab bahan ini terkenal awet dan kuat. Selain itu, kayu merupakan bahan yang tidak lekang oleh zaman walaupun trend terus berganti. Jumlah penduduk yang terus tumbuh berimplikasi pada naiknya kebutuhan rumah. Hal ini berimpilakasi positif pula pada meningkatnya kebutuhan akan daun pintu kayu. Layaknya benda investasi, sudah sepantasnya pintu kayu dirawat. Untuk itu juga para produsen pintu kayu harus memperhatikan kualitas dari pintu kayu yang dihasilkan sebelum didistribusikan ke tangan konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas daun pintu yang dihasilkan serta ketertarikan konsumen dan calon konsumen terhadap model pintu yang dihasilkan PT. Corinthian Industries Indonesia. Informasi dari penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi perusahaan yang bersangkutan bagaimana meningkatkan kualitas daun pintu yang dihasilkan. Hasil pengujian berupa pengujian fisis dan mekanis. Nilai bending strength, pengujian rendam air panas dan rendam air dingin menunjukkan nilai sesuai standar yang digunakan oleh perusahaan (EN-204) dengan nilai delaminasi rata-rata dibawah 10% dan nilai bending strength rata-rata 39.08 N/mm2 atau > 20 N/mm2.

Kata kunci: pintu, kualitas pintu komposit

ABSTRACT

The door which is made of wood is commonly known and used from past until now. It is the favorite choice because of it’s durable and strength. Beside it, wood is a kind of material that never loss eventhough in changing trend nowadays. The increasing of people growth contributes the high need of house. This matter has a positive implication to the high need of the door. Like an investement, it’s a must to take care of wooden door. Therefore, the producer of wooden door must take care of the door’s quality before distribute it. The goal of this research is to know the quality of the door and the consumer’s or its candidate’s interest to the door model which is produced by PT. Corinthian Industries Indonesia. The writer hopes this research’s information can give some benefits for the company in increasing the quality of produced doors. The test results are physical and mechanical test.. Bending strength value, hot water soaking test, and cold water soaking test show standard value which is used by the company (EN-204) with the rate of delamination value is under 10% and the rate of bending strength value is 39.08N/mm2 or >20N/mm2.

(7)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan

pada

Departemen Hasil Hutan

KUALITAS PINTU KOMPOSIT PRODUKSI

PT. CORINTHIAN INDUSTRIES INDONESIA

ANNYSE MEIGA SINAGA

DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(8)
(9)
(10)

Judul Skripsi : Kualitas Pintu Komposit Produksi di PT. Corinthian Industries Indonesia

Nama : Annyse Meiga Sinaga NIM : E24090097

Disetujui oleh

Prof Dr Ir Muh.Yusram Massijaya,MS Dosen Pembimbing

Diketahui oleh,

Prof Dr Ir I Wayan Darmawan, MSc. Ketua Departemen

(11)

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala kasih sayang dan karunia-Nya sehingga penulis dapat merampungkan karya ilmiah ini dengan judul Kualitas Pintu Komposit Produksi PT. Corinthian Industries Indonesia.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung.Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Muh. Yusram Massijaya, MS selaku dosen pembimbing, Ibu Dr. Ir. Arum Wulandari, MS selaku dosen penguji sidang dan bapak Dr. Ir. Jajang Ssuryana, M.Sc selaku ketua sidang serta seluruh dosen, laboran dan karyawan Departemen Hasil Hutan Fakultas Kehutanan IPB yang telah banyak memberi bimbingan, saran dan bantuan yang sangat berharga dan bermanfaat. Terima kasih kepada Bapak Suwito, Mba Lia serta seluruh karyawan bagian quality control dan bagian produksi di PT. Corinthian Industries Indonesia yang telah membantu selama proses pengumpulan data.

Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada segenap keluarga atas segala doa dan dukungannya. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan seperjuangan THH 46 terkhusus dedek Rizka Yuni dan wanita-wanita tangguh OMDA IKANMASS serta happyhomers yang senantiasa memberikan dorongan dan motivasi.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

(12)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

TINJAUAN PUSTAKA 1

Meranti Merah 1

Sapele 2

Sambungan Kayu 2

Perekat EPI (Emulsion Polymer Isocyanate) 2

METODE 3

Lokasi dan Waktu Penelitian 3

Alat 3

Bahan 3

Jenis Data 3

Prosedur Pengujian 3

HASIL DAN PEMBAHASAN 5

Hasil dan Pembahasan 5

SIMPULAN DAN SARAN 9

Kesimpulan 9

Saran 9

DAFTAR PUSTAKA 10

RIWAYAT HIDUP 11

LAMPIRAN 12

DAFTAR TABEL

1 Hasil pengujian water test 6

(13)

DAFTAR GAMBAR

1 Pengujian slam tes frame pintu 4

2 Pengujian kebocoran air pada pintu berkaca 4

3 Nilai bending strength contoh uji 7

4 Nilai delaminasi rendam air dingin conmtoh uji 8

5 Nilai delaminasi rendam air panas contoh uji 9

DAFTAR LAMPIRAN

1 Hasil Bending strength 12

2 Hasil delaminasi rendam air dingin 13

3 Hasil delaminasi rendam air panas 14

4 Proses produksi 15

(14)

1

PENDAHULUAN

Jumlah penduduk yang terus meningkat berimplikasi pada naiknya kebutuhan akan rumah sebagai tempat untuk berteduh. Di indonesia dengan jumlah populasi 241 juta jiwa dan angka pertumbuhan penduduk 1,3 persen per tahun, maka kebutuhan manusia akan rumah baru mencapai 729 ribu unit per tahun. Hal ini berdampak pada meningkatnya kebutuhan akan daun pintu. Daun pintu merupakan suatu penghubung antara satu ruangan ke ruangan yang lainnya. Pada umumnya bahan baku pembuatan daun pintu yang paling banyak diminati oleh konsumen adalah kayu. Kayu menjadi komoditi pilihan masyarakat karena tekstur dan warna yang menarik. Produksi kayu yang bisa dimanfaatkan sangat sedikit menyebabkan perusahaan atau produsen pintu melakukan inovasi dalam pemanfaatan kayu dengan sebaiknya dengan melakukan laminasi dan memanfaatkan papan komposit. Agar tidak mengecewakan para konsumen perusahaan perlu melakukan pengujian terhadap produk pintu yang telah diproduksi.

Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data sekunder dan peninjauan lapang yang dilakukan di PT. Corinthian Industries Indonesia. Perusahaan ini menghasilkan berbagai macam model pintu berdasarkan permintaan pembeli. Model pintu yang dimiliki perusahaan ini sekitar 600 model pintu. Pengujian yang dapat dilakukan untuk mengetahui kualitas dari pintu yang dihasilkan dengan melakukan pengujian komponen pintu dan pengujian produk pintu. Dalam penelitian ini dilakukan pengujian delaminasi, uji banting produk pintu, uji kebocoran kaca, dan uji patah. Penelitian ini dilakukan untuk melihat kualitas dari pintu dan komponen pintu yang dihasilkan PT. Corinthian Industries Indonesia. Produk pintu yang dihasilterbagi berdasarkan permintaan pembeli. Pembeli dikelompokkan menjadi empat yang masing-masing telah memiliki model dan jenis pintu tertentu. Pembeli itu yaitu JW USA, Hooden JW UK (Inggris) , Skantrae (Belanda), dan Australia. Jeld Wen USA (Amerika) memiliki kriteria pintu dengan bahan kayu Red oak; Hooden Jeld Wen UK (Inggris) memiliki kriteria dengan bahan baku White oak dan berstandar FSC (Forest Stewardship Council), Skantrae merupakan pembeli dari Belanda memiliki kriteria dengan bahan baku kayu Pinus radiata dan sapeli dan berstandar FSC dan KOMO, sedangkan pembeli dari Australia memiliki kriteria dengan bahan baku kayu Merbau dan Meranti

TINJAUAN PUSTAKA

Meranti Merah

(15)

2

dibedakan, umumnya putih kekuningan, sampai coklat sangat muda. Meranti merah memiliki BJ antara 0.30-0.86 dan rata-rata 0.52. meranti merah mempunyai kelas awet III-IV dan kelas kuat III-IV. Meranti merah biasa digunakan untuk vinir dan kayu lapis, perabot rumah tangga, bahan bangunan, kayu perkapalan, daun pintu dan jendela, alat musik, dan peti pengepak.

Sapele

Sapele (Entandrophragma cylindricum) dari famili Meliaceae, merupakan salah satu kayu yang paling diinginkan di Eropa yang digunakan untuk bahan baku pembuatan daun pintu, jendela, dan lantai. Selain itu Sapele juga banyak digunakan untuk bahan furniture, kayu Sapele dapat menjadi pengganti yang baik untuk kayu mahoni. Sapele memiliki tekstur yang halus dan warna coklat kemerahan. Ciri yang dapat diperlihatkan pada penampangnya garis serat yang tidak terputus dan sering berubah arah dalam jarak yang tidak tentu. Kekuatan sapele setara dengan kayu dari pohon jati.

Sambungan Kayu

Menurut Wirjomartono (1977) diacu dalam Hidayat (2005) sambungan adalah lokasi sederhana yang menghubungkan dua bagian atau lebih menjadi satu dengan bentuk tertentu pada ujung pelekatannya. Ada empat macam alat sambung yang umum digunakan seperti pasak, baut, paku, sekrup dan perekat. Efisiensi sambungan yang paling tinggi adalah dengan menggunakan perekat. Secara garis besar, sambungan menggunakan perekat terbagi menjadi dua kelompok yaitu antar kayu dan sambungan kayu dengan material lainnya (Thelandersson et al.2003). Finger joint merupakan salah satu contoh papan hasil sambungan yang menngunakan perekat dengan profil jari pada kedua ujungnya yang direkat satu dengan yang lain melalui ikatan ujung (end-gluing).

Perekat EPI (Emulsion Polymer Isocyanate)

Perekat merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan dalam pembuatan produk pintu. Pemilihan jenis dan banyaknya perekat yang dibutuhkan sangat penting untuk diperhatikan. Salah satu jenis perekat yang umum digunakan yaitu isosianat. Faherty dan Williamson (1999), mengemukakan bahwa perekat dipilih lebih kuat dan mempunyai ketahanan yang lebih besar daripada kayu yang direkat.

Perekat isosianat mempunyai reaktifitas, kekuatan ikatan dan daya tahan yang tinggi, serta merupakan perekat yang tidak berbasis formaldehida (Kawai et al. 1998). Perekat isosianat juga memiliki sifat toleransi yang tinggi terhadap kadar air, suhu pengempaan rendah, sifat fisis dan mekanis serta daya tahan panel yang lebih baik (Galbraith dan Newman 1992; Petrie 2004).

(16)

3 dibandingkan larutan lain yang digunakan sebagai perekat. Rowell (2005) yang menyatakan bahwa semakin tinggi kadar padatan tertentu, maka keteguhan rekat papan yang dihasilkan semakin meningkat karena semakin banyak molekul penyusun perekat yang bereaksi dengan kayu saat perekatan.

METODE

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di PT. Corinthian Industries Indonesia Bogor, Jawa Barat. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2013- Juli 2013.

Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu stopwatch, oven, kaliper, kamera dan alat tulis.

Bahan

. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah produk pintu produksi PT. Corinthian Industries Indonesia. Perekat yang digunakan merupakan jenis perekat merek dagang Dorus SL 8488. Perekat ini didistribusikan oleh PT. Henkel Adhesive Technologies. Perekat tersebut termasuk ke dalam jenis perekat EPI (Emulsion Polymer Isocyanate).

Jenis Data

Data yang dikumpulkan berupa data primer dan sekunder. Data diperoleh melalui pengamatan dan pengujian langsung dilapangan serta wawancara dengan pihak perusahaan. Data yang diperlukan adalah kegiatan yang mencakup proses produksi, pengujian dan pengemasan produk pintu dan bahan baku yang digunakan.

Prosedur Pengujian

Proses Produksi

Tahapan proses produksi daun pintu jenis di PT. Corinthian Industries Indonesia dapat dilihat dalam lampiran.

Slam Test (Uji Banting)

(17)

4

test dicatat secara akurat dan amati secara fisik apa yang terjadi pada pintu. Isi kolom keterangan jika ditemukan kerusakan pada pintu dan tulis dibagian mananya. Tulis tindakan yang akan lakukan (Corrective Action), misal pintu dibongkar.

Gambar 1 Pengujian Slam test pada frame pintu

Water Test (Uji kebocoran kaca)

Pengujian ini hanya dilakukan untuk pintu eksterior yang menggunakan kaca. Pengujian dihentikan apabila telah ditemukan tanda kebocoran pada pintu. Produk dinyatakan lulus test secara maksimal apabila tidak ditemukan kebocoran sampai pada titik 35 - 40 menit (250 PSI/2.5).

(18)

5

Pengujian Bending Strength

Contoh uji berukuran (25 x 50 x 500) mm diuji dengan menngunakan uji bending manual di PT. Corinthian. Dilakukan selama 3-7 menit dengan beban terpusat berada ditengah bentang papan. Pengujian dilakukan sampai contoh uji mengalami kerusakan. Nilai bending strength dihitung dengan

rumus :

Pengujian delaminasi yang dilakukan ada 2 jenis pengujian yaitu D3 dan D4. Standart pengujian yang digunakan digunakan mengacu pada prosedur dan standart EN-204. Untuk pengujian D3, Sampel komponen yang sudah dilaminating disimpan selama 7 hari pada suhu normal 23˚C. Sampel direndam dalam air bersuhu 20˚C selama 4 hari kemudian Sampel disimpan selama 7 hari pada suhu normal 23˚C dan dilakukan test pada sampel. Pengujian D4, setelah dilaminating sampel uji disimpan selama 7 hari pada suhu normal 23˚C lalu direndam dalam air bersuhu 100˚C selama 6 jam. Setelah itu sampel direndam dalam air bersuhu 20˚C selama 2 jam.. Hasil pengujian D3 dan D4 dikonversii dalam dalam bentuk persen (%) dengan rumus;

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dan Pembahasan

.

(19)

6

Untuk warna pintu yang dihasilkan jenis pintu paint hanya untuk pintu skantrae yang berwarna putih.

Water Test (Uji kebocoran)

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui ketahanan produk yang dihasilkan terhadap cuaca dengan curah hujan yang ekstrem pada produk pintu yang dipasang kaca. Pengujian dilakukan dengan memberikan air dengan tekanan 250psi selama 40 menit. Hasil pengujian terhadap sampel pintu yang diambil secara acak dapat dilihat tidak terjadinya kebocoran pada kaca pintu ataupun rembesan air pada sisi rekatan dan sambungan penempelan kaca.

Tabel 1 Hasil pengujian water test

TIME

(20)

7 Tabel 2 Hasil pengujian slam test

TANGGAL WAKTU

Bending Strength ( Uji Kekuatan Lentur)

Nilai pengujian patah yang diperoleh sesuai dengan standar yaitu lebih dari 20 N/mm2. Hasil pengujian terendah dan tertinggi yaitu 21.9 N/mm2 dan 49 N/mm2. Nilai rataan selengkapnya disajikan pada lampiran.

.

Note : jenis kayu yang digunakan Sapele; jenis perekat DORUS SL 8488 + H R72-7357 15%

(LEM Henkel); pressure 170 psi

Gambar 3 Nilai bending strength contoh uji

Keteguhan patah merupakan ukuran kemampuan benda untuk menahan beban lentur maksimal sampai saat benda tersebut mengalami kerusakan (Bowyer et al. 2007). Hasil pengujian nilai bending strength uji patah berkisar antara 21.9-49 N/mm2, nilai rata-rata 39.08N/mm2. Herawati (2007) menyatakan bahwa nilai MOR tidak hanya dipengaruhi oleh ukuran kayu uji, tetapi juga kondisi contoh uji

0

(21)

8

tersebut terutama adanya cacat kayu. Cacat yang dapat mengurangi kekuatan kayu, antara lain mata kayu, sudut miring, retak atau pecah, dan adanya kayu tekan atau kayu tarik (Tsoumis 1991). Umumnya jenis kayu yang memiliki kerapatan tinggi cenderung kekuatannya semakin meningkat karena kerapatan dan kekuatan patah suatu bahan berbanding lurus (Bowyer at al. 2007).

Delaminasi (D3) Air Dingin

Nilai delaminasi rendam dingin balok lamiasi pada sampel uji yaitu terendah 0% dan tertinggi 3.7% dengan rata-rata delaminasi adalah 2.7%. Nilai rataan selengkapnya disajikan dalam Tabel 5 pada lampiran.

Gambar 4 Nilai delaminasi rendam air dingin contoh uji

Pengujian delaminasi dilakukan untuk melihat faktor ketahanan perekat terhadap tekanan pengembangan dan penyusutan akibat adanya kelembaban dan panas yang tinggi (Vick 1999). Delaminasi rata-rata dari contoh uji 2.7% tidak melebihi standar EN 204 yang mensyaratkan nilai delaminasi dengan perendaman air dingin maksimal 10% seperti terlihat pada gambar 4. Maka contoh uji memenuhi standar tersebut. Artinya perekat EPI yang digunakan tahan terhadap pengembangan dan penyusutan sampel uji dalam kondisi suhu rendah.

Delaminasi (D4) Air panas

Hasil delaminasi rendam air panas dengan nilai delaminasi terendah sampai tertinggi secara berurutan adalah 0% dan 3.49%. Dengan rata-rata delaminasi 1.35%. Nilai rataan selengkapnya disajikan pada Tabel 6 pada lampiran.

0.0%

(22)

9

Gambar 5 Nilai delaminasi rendam panas contoh uji

Berdasarkan hasil pengujian delaminasi panas nilai delaminasi dari sampel uji berkisar antara 0%-3.49% dengan nilai rata-rata 1.35%. mengacu pada standar EN-204 yang mengisyaratkan nilai maksimum delaminasi panas sebesar 5% maka sampel uji memeuhi standar. Ekawati (1998) menyatakan bahwa nilai delaminasi dipengaruhi oleh bidang geser, jenis perekat, dan interaksi keduanya. Ikatan perekat merupakan faktor penentu baik tidaknya konstruksi lapisan-lapisan pembentuk papan laminasi.

SIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Pintu hasil produksi PT. Corinthian Industries Indonesia memiliki kualitas yang baik. Dengan hasil pengujian produk sesuai dengan standar yang diberikan dan pintu yang dihasilkan tahan terhadap cuaca yang ekstrim seperti angin dan hujan. Untuk komponen yang digunakan dalam pembuatan pintu memenuhi standar EN-204 dengan uji rendam air panas dan rendam air dingin.

Saran

(23)

10

DAFTAR PUSTAKA

Al-Rasyid H, Marfuah H, Wijayakusumah, Hendarsyah D. 1991. Vademikum Dipterocarpaceae. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, , Departemen Kehutanan. Jakarta.

Bowyer JL, Haygreen JG. 2007. Forest Produst and Wood Science an Introduction 5th Edition . Lowa: Lowa State University Press/ Ames.

Ekawati D. 1998. pengaruh jenis perekat dan pengaturan letak kayu meranti (shorea spp) serta kelapa (Cocos nucifera) terhadap sifat fisis mekanis balok lamina contoh kecil bebas cacat [skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Faherty KF, Williamson TG. 1999. Wood Engineering and Construction Handbook. New York: McGraw-Hill Inc.

Galbraith CJ, Newman WH. 1992. Reaction Mechanism and Effect with MDI Isocyanate Binde for Wood Composites. Di dalam: Plackett DV Dunningham EA, complier. Proceedings of the pasific Rim Bio-based Composites Symposium. Rotorua New Zealand.

Herawati E. 2007. Karakteristik Balok Laminasi dari Kayu Laminasi dari Kayu Mangium [editorial]. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Hidayat, W. 2005. Analisis biaya produksi kayu sambungan jari (finger joint

stick): studi kasus di cv. gapura mas bogor-jawa barat [skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Kawai S, Umemura K, Sasaki H, Matsuo K, 1998. Effects of Formulation of Isocyanate Resins on the Properties of Particleboard. Di dalam: Plackett DV Dunningham EA, compiler. Proceedings of the Pasific Rim Bio-based Composites Symposium. Bogor.

Petrie EM. 2004. Reactive Polyurethane Adhesive for Bonding Wood. [diunduh

2013 oktober 06]. Tersedia pada :

www.specialchem4adhesives.com/resource/article/.

Rowell, R.M. 2005. Handbook of Wood Chemistry and Wood Composites. CRC Press. New York.

Ruhendi, S dan Y.S. Hadi. 1997. Perekat dan Perekatan. Jurusan Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Universitas Winaya Mukti. Bandung.

Thelandersson S, Larsen H.J. 2003. Timber Engineering. England: John Willey and Sons, LTD.

Tsoumis G. 1991. Science and Technology of Wood. Structure, Properties, Utilization. Van Nostrand Reinhold. New York.

(24)

11

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Medan pada 06 Mei 1991. Penulis merupakan anak ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Johanson Sinaga (alm) dan Ibu Mariana Sontaria Tambunan. Pendidikan penulis yaitu Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) Perguruan Kristen Immanuel Medan, Sekolah Dasar (SD) RK Budi Mulia Pematangsiantar, Sekolah Menengah Pertama (SMP) RK Cinta Rakyat Pematangsiantar. Tahun 2009 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Purba dan pada tahun yang sama penulis lulus Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) di Institut Pertanian Bogor dan diterima di Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan.

Selama perkuliahan, selain mengikuti kegiatan akademis penulis juga berpartisipasi dalam organisasi kemahasiswaan yaitu Organisasi himpunan profesi mahasiswa (Himpro) DHH yang bernama Himpunan Mahasiswa Hasil Hutan (Himasiltan) sebagai anggota, Persekutuan Mahasiswa Kristen IPB (PMK) komisi kesenian, Organisasi Mahasiwa Daerah (OMDA) Siantar dan sekitarnya.

(25)

12

LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil pengukuran bending strength Bending Strength

No. Contoh Uji (N/mm2)

1 49.0

2 21.9

3 27.0

4 37.2

5 28.7

6 45.6

7 40.6

8 32.1

9 40.6

10 30.4

11 33.8

12 37.2

13 40.6

14 40.6

15 49.0

16 45.6

17 38.9

18 40.6

19 40.6

20 42.2

21 47.3

22 49.0

23 38.9

24 40.6

(26)

13 Lampiran 2 Hasil pengukuran delaminasi rendam air dingin

D3 (Rendam Dingin)

No. Contoh Uji Delaminasi Rata-rata

1 8.5%

(27)

14

Lampiran 3 Hasil pengukuran delaminasi rendam air panas

D4 (Rendam Panas)

No. Contoh Uji Delaminasi (%) rata-rata

(28)

15

Lampiran 4 Proses Produksi Pintu

Rail dan stile dirangkai menjadi pintu

Pengecatan dasar

Pengamplasan permukaan cat dasar Pengecatan akhir

Pengecekan PDI (Pre Delivey

Inspection)

Pengemasan pintu Pengiriman

Dilakukan pengamplasan

Proses membuang profil yang rusak atau membuat lubang sambungan

Penyambungan panel dan rail

Pengujian kadar air

Penyerutanpapan

Penyortiran

Pembuatan mata sambungan dan penyambungan bilah kayu

Pembelahan di mesin finger joint

Penggabungan core dan outer

Pengampelasan

Pemotongan stile Pemotongan rail

Pembuatan lubang pasak

(29)

16

Lampiran 5 Dokumentasi pengujian kualitas produk berbagai model pintu

F/CROFT GL DXP 2570 DXP 2070

DXP 2370 DXP 2370 Oak DXP 2070 MERANTI

(30)

17

Gamma PE 02 DIE 4030 DIE 5160

6 P RED OAK FITZROY G.CLR GAMMA TU 07

Gambar

Gambar 1 Pengujian Slam test pada frame pintu
Tabel  1 Hasil pengujian water test
Tabel 2 Hasil pengujian slam test
Gambar 4  Nilai delaminasi rendam air dingin contoh uji

Referensi

Dokumen terkait

Hal yang dapat dilakukan perusahaan adalah melakukan penyeimbangan lintasan, untuk mengetahui kapasitas produksi optimum yang mampu dihasilkan, dengan

Hasil estimasi perhitungan dengan metode Lean Six Sigma untuk pengendalian kualitas produk pintu kayu setelah perbaikan dapat dilihat pada Tabel

1) Melakukan identifikasi awal untuk mengetahui keadaan lokasi, peralatan dan produk batako dan paving yang dihasilkan oleh home industri. Kegiatan dilaksanakan dengan

Pengendalian kualitas merupakan hal yang harus dilakukan oleh sebuah perusahaan agar produk yang dihasilkan dapat bersaing di pasar. Ngudi Lestari 1 dalam

Hasil ini menunjang penelitian sebelumnya oleh (Mulyani, 2016) yang menguji pengaruh kualitas bahan baku dan proses produksi terhadap kualitas produk dengan

Dari hasil pengujian yang telah dilakukan sebelumnya, maka dapat kesimpulan bahwa hipotesis yang menyatakan diduga bahwa diduga variabel harga dan kualitas produk berpengaruh

yang menjadi faktor utama sebuah kualitas produk dihasilkan, menciptakan metode baru dalam usaha menjaga dan meningkatkan kualitas produk, inovasi serta perbaikan

Pengujian kualitas: Pengujian kualitas harus dilakukan pada setiap tahap produksi sediaan solida untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkan memenuhi standar kualitas yang