• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBAIKAN SISTEM PRODUKSI UNTUK PENINGKATAN KUALITAS DAN KAPASITAS PRODUKSI HOME INDUSTRI PAVING DAN BATAKO DI KABUPATEN MALANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERBAIKAN SISTEM PRODUKSI UNTUK PENINGKATAN KUALITAS DAN KAPASITAS PRODUKSI HOME INDUSTRI PAVING DAN BATAKO DI KABUPATEN MALANG"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

218 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk

DI KABUPATEN MALANG

Erwin Rommel1, Rini Pebri Utari2, Yunan Syaifullah3, Ernawan Setyono4

1,2,4

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang

3

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang

Jalan.Raya Tlogomas 246 Malang 65144 Telp. (0341) 464318 – 319 pes 130 e-mail: 1)erwin67pro@gmail.com, 2)rinifebriutari@gmail.com 3)ayunna44@yahoo.com

Abstrak

Permasalahan yang terjadi pada beberapa home industri paving dan batako di Kabupaten Malang antara lain kualitas produksi dan produktivitas yang masih rendah, pengelolaan usaha yang masih tradisional dan kekeluargaan, kesulitan pemasaran produk karena belum ada sistem promosi dan area pemasaran yang masih terbatas. Home Industri yang menjadi mitra dari kegiatan pengabdian masyarakat adalah CV Tunas Asri di desa Purwoasri Kecamatan Singosari Kabupaten Malang dan UD.Sinar Indah di desa Ngenep Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang. Terbatasnya kualitas skill pekerja dan pemahaman pengelola tentang usaha paving dan batako menjadi kendala utama. Selain itu peralatan produksi yang masih sederhana dan sudah banyak yang rusak menjadi persoalan pada kedua mitra ini. Kegiatan yang telah dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut antara lain; melakukan pendampingan kepada pekerja home industri tentang pembuatan batako dan paving, pendampingan tentang tata kelola usaha kepada pemilik dan pengelola home industri, bantuan peralatan penunjang produktivitas home industri, pembuatan modul pembuatan batako dan paving, memperluas area pemasaran dengan pembuatan media promosi usaha home industry (cetak brosur, website, on-line shopping). Hasil yang sudah diperoleh dari kegiatan ini antara lain ; (1) terjadi peningkatan kualitas produk sesuai standar SNI baik untuk produk batako dan paving (2) terjadi peningkatan kapasitas produk lebih dari dua kalinya. (3) terjadinya peningkatan skill pada pekerja home industri paving dan batako, dan (4) terciptanya lingkungan kerja yang sehat, bersih dan rapi.

Kata kunci: Home Industri, batako dan paving, kualitas produksi 1. PENDAHULUAN

Pemakaian paving-blok sebagai material penutup permukaan bangunan dan batako sebagai dinding selama 20 tahun terakhir semakin banyak dipergunakan. Teknik produksi massal yang semakin berkembang membuat paving dan batako semakin mudah didapatkan dan terjangkau oleh masyarakat. Namun, hingga saat ini pembuatan batako dan paving-block yang banyak dilakukan di Indonesia dengan sistem pressing manual maupun memakai mesin tekan hidrolis belum ada keseragaman hasil serta tidak mudah untuk dikontrol kualitasnya. Maraknya pembangunan perumahan menjadikan industri batako dan paving banyak kian berkembang. Paving block dapat menjadi salah satu alternative sebagai dasar saluran drainase karena memilki sifat-sifat yang cocok dengan konsep drainase yang baik. Dengan paving block sebagai dasar saluran drainase, maka diharapkan akan diperoleh saluran drainase yang mampu meresapkan air, tidak mudah tererosi, mudah dan praktis dalam pengerjaan, awet, mudah dalam perawatan, dan relatif ekonomis. [2] Menurut the Precast Concrete and Kerb Association (2005), menyebutkan bahwa penggunaan paving dengan konsep CBBPS (Concrete Block Permeable Pavement Consept) [3] memiliki keuntungan ekonomis yaitu dapat meminimalkan biaya pemeliharaan drainase karena dapat mengurangi beban kerja permukaan drainase, mengurangi aliran air limpasan pada jalan, mengoptimalkan penggunaan lahan karena masih menyimpan persediaan air tanah.

Home industri yang dijadikan obyek pada penelitian ini adalah home industri Tunas Asri di Desa Purwoasri Kecamatan Singosari Kabupaten Malang yang dirintis oleh Kelompok Karang Taruna dengan dibantu oleh program PNPM Mandiri tahun 2012, dan home industri Sinar Indah di Desa Ngenep Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang yang sudah berdiri tahun1986.

(2)

Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 219 Gambar 1. Home Industri Batako “Tunas Asri”

Produksi paving blok maupun batako yang dilakukan oleh kedua home industri belum memiliki standar kerja dan memenuhi standar produksi menurut Standar Nasional Indonesia (SNI). Jenis paving yang banyak diproduksi adalah paving press manual yang digunakan untuk pemakaian non-struktural; seperti taman, trotoar, halaman rumah dan penggunaan lainnya yang tidak memerlukan ketahanan beban yang besar dan masuk kedalam kelas mutu C dan D.

Gambar 2. Home Industri Paving “Sinar Indah”

Selian itu, alat pencetak dan press paving dan batako pada home industri Tunas Asri mengalami kerusakan, sehingga mengurangi produktivitas. Proses produksi yang dilakukan secara manual dengan sistem tumbuk membuat kualitas hasil produksi belum maksimal. Demikian juga dengan home industri Sinar Indah, mesin produksi dibuat dan dimodifikasi oleh pemilik sendiri namun untuk proses pressing paving maupun batako belum maksimal. Proses pembuatan paving pada home industri dilakukan dengan cara mencampur pasir dan semen dengan cara manual dan belum sesuai dengan proporsi yang tepat, proses pencampuran dilakukan oleh pekerja dengan menggunakan cangkul kemudian setelah bahan menyatu ditambahkan air dan dimasukkan kedalam cetakan. Cetakan yang dimiliki oleh usaha ini sekitar 10-20 buah cetakan dan selanjutnya dilakukan proses pengepresan dengan ditumbuk-tumbuk. Kemudian dikeluarkan dari cetakan dan diletakkan diatas papan untuk proses pengeringan. Untuk proses pengendalian kualitas produksi paving dan batako belum dilakukan dan belum mengikuti standar pengujian SNI. Proses pengujian hanya dilakukan sebatas memukul menggunakan palu, menjatuhkan ke tanah dan di periksa apakah mengalami keretakan. Para pekerja juga belum mengetahui apakah paving hasil produksi mereka masuk ke dalam mutu kelas A, B, C, atau D yang dipersyaratkan oleh SNI. Pemasaran paving blok dan batako yang dilakukan oleh kedua home industri ini masih sangat terbatas hanya sekitar desa, dari mulut ke mulut dan belum ada mitra kerja. Selain itu lokasi dan area kerja masih belum teratur, belum adanya papan informasi lokasi sehingga masyarakat belum mengenal home industri tersebut. Konsumen atau pembeli banyak dari warga sekitar desa ataupun kalangan pengusaha perumahan di daerah sekitar

(3)

220 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk

2. METODE PELAKSANAAN

Upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada home industri batako dan paving dilakukan beberapa tahapan pelaksanaan, antara lain ;

1) Melakukan identifikasi awal untuk mengetahui keadaan lokasi, peralatan dan produk batako dan paving yang dihasilkan oleh home industri. Kegiatan dilaksanakan dengan metode wawancara kepada pemiliki usaha dan pekerja tentang bagaimana proses produksi batako dan paving yang telah dilaksanakan serta kendala-kendala yang dihadapi.

2) Membuat modul tata cara pembuatan dan standar baku pengujian batako dan paving untuk digunakan oleh pekerja home industri sehingga dapat menjadi acuan dalam produksi batako dan paving blok yang baik.

3) Memberikan bantuan peralatan-peralatan yang dibutuhkan, antara lain ; perbaikan mesin, pemberian peralatan baru yang disesuaikan dengan kebutuhan home industri sehingga proses produksi dapat lebih meningkat.

4) Memberikan pendampingan mengenai prosedur baku dalam pembuatan batako dan paving kepada pekerja home industri. Evaluasi keberhasilan pada kegiatan pendampingan ini dilakukan dengan melihat praktek langsung pembuatan batako dan paving oleh pekerja. 5) Memberikan pendampingan mengenai tata cara pengujian kualitas batako dan paving yang

sesuai standar SNI. Kegiatan ini bekerjasama dengan Laboratorium Pengujian Beton Universitas Muhammadiyah Malang.

6) Memberikan bantuan untuk meningkatkan teknik pemasaran seperti pembuatan brosur, penyebaran melalui media cetak, mencari mitra kerja dan menitipkan hasil produk melalui toko-toko bangunan serta promosi melalui media on-line atau website masing-masing home industri.

7) Pendampingan pengelolaan manajemen organisasi pada usaha paving dan batako. Pendampingan dilakukan kepada pemilik dan pengelola usaha paving dan batako yang mencakup aspek; pengelolaan keuangan, strategi promosi dan penjualan, penataan tempat usaha dan peningkatan pelayanan kepada konsumen. Hal ini bertujuan agar kepuasan konsumen dan kepuasan pekerja meningkat sehingga produktivitas juga bisa bertambah.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Pendampingan Pembuatan Produk

Pembuatan modul dan standar baku batako didasarkan peraturan dan tata cara pembuatan bata beton berdasarkan SNI 03-0349-1989. Modul dibuat secara ringkas, komunikatif dan dilengkapi gambar agar mudah dipelajari dan dipahami oleh para pekerja home industri. Selanjutnya modul diberikan oleh tim pengabdian kepada pemilik untuk didistribusikan kepada pekerja. Modul ini akan dipakai sebagai acuan untuk pembuatan paving dan batako dimasing-masing home industri. Selanjutnya dilakukan pendampingan pembuatan paving dan batako kepada pekerja melalui workshop singkat dengan pedoman modul dan standar baku yang telah diberikan. Adapun hasil dari pendampingan pembuatan batako adalah para pekerja mampu memproduksi batako dengan proporsi bahan dan campuran yang sesuai dengan SNI yaitu perbandingan semen, pasir dan abu batu sebesar 1:3:5. Sebelum pendampingan, pekerja membuat campuran dengan proporsi beragam dan coba-coba, misal dengan perbandingan 1:1:5 (1 semen : 1 abu batu : 5 pasir) atau 1:1:8 (1 semen: 1 abu batu : 8 pasir). Selain itu, para pekerja dapat mengetahui langkah-langkah produksi yang tepat sehingga dapat bekerja dengan efektif.

(4)

Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 221 3.2 Pendampingan Pemasaran Produk

Proses pemasaran produk selama ini, hanya berkisar di lokasi tempat home industri paving dan batako tersebut atau melalui informasi dari satu warga kepada warga lainnya. Home industri belum memiliki papan nama sebagai informasi kepada konsumen, sehingga perlu dilakukan pendampingan untuk pemasaran produk yang dihasilkan. Kegiatan yang dilakukan pemasangan papan nama, penyebaran brosur, mencari mitra kerja dan menitipkan hasil produk melalui toko-toko bangunan serta promosi melalui media online atau website.

Setelah melakukan pendampingan pemasaran, diperoleh dampak hasil penjualan yang meningkat oleh home industri, produk yang terjual mengalami peningkatan setelah adanya pendampingan. Dalam sekali produksi perhari mampu menghasilkan sekitar 140-150 buah batako dengan 2 orang pekerja. Kualitas produk yang dihasilkan lebih baik yang dilihat dari struktur lebih kokoh dan bentuk yang lebih simetris.

3.3 Pengaturan dan perbaikan lokasi kerja

Pengaturan lokasi kerja yang dimaksud adalah pengaturan tata letak proses produksi, hasil produksi, display produk, transaksi pembelian dan tempat istirahat para pekerja. Sedangkan perbaikan lokasi dilakukan dengan merapikan dan membersihkan lokasi secara berkala, dan melakukan pengecatan ulang dinding home industri.

Hasil dan dampak dari pengaturan lokasi kerja adalah lingkungan dan lokasi kerja lebih sehat sehingga pekerja lebih senang dan giat untuk melakukan produksi, pekerja dapat bekerja secara efektif, penyimpanan dan penataan hasil produksi secara rapi sehingga lingkungan kerja lebih teratur, adanya tempat display produk memudahkan konsumen untuk melihat dan menarik minat untuk membeli.

Gambar 4. Penataan produk batako dan paving siap jual 3.4 Pendampingan Teknis dan Peralatan.

Pada home industri Tunas Asri dilakukan penambahan peralatan mixer beton untuk mengaduk bahan pembuatan batako secara masinal agar proses produksi lebih maksimal. Sebelumnya alat

(5)

222 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk

(diameter 80 cm dan tinggi 40 cm) dapat meningkat dua kalinya dibanding sebelumnya, dimana sekarang produksi batako dapat dilakukan sampai 200 batako/hari dengan adanya mesin pengaduk. Pemberian alat mixer tersebut tidak hanya untuk meningkat kapasitas produksi batako, tetapi juga untuk meningkatkan kualitas produksi karena pencampuran bahan dapat lebih merata dan homogen.

Gambar 5. Alat mixer yang telah berfungsi baik

Sedangkan pada home industri Sinar Indah dilakukan perbaikan alat pressing paving yang sebelumnya pada kondisi rusak. Perbaikan dilakukan dengan memberikan bantuan alat tambahan pompa hidrolis dan motor penggerak listrik sebelumnya memakai motor penggerak diesel. Kosekuensi nya kebutuhan listrik pada home industri tersebut harus dilakukan penambahan daya hingga 1300 watt. Proses produksi pada home industri Sinar Indah menjadi lebih efektif dengan jumlah produksi maksimal dapat mencapai 430 m2/hari dengan biaya produksi sebesar Rp 32.000/m2

paving atau Rp 727,-/paving. Sebagai perbandingan biaya produksi sebelumnya dengan memakai motor diesel adalah sebesar Rp 32.145/m2 tetapi jumlah produksi hanya 300 m2/hari.

Gambar 6. Modifikasi mesin press paving dengan motor penggerak listrik

3.5 Produktivitas dan cash flow

Perbaikan proses produksi yang dilakukan pada home industri batako Tunas Asri dengan penggunaan alat mixer masinal untuk mengaduk bahan baku menjadikan kualitas maupun kuantitas produk lebih baik dan meningkat. Waktu kerja yang relatif singkat dan produktivitas produksi batako juga semakin meningkat sehingga biaya produksi batako juga mengalami penurunan sebesar Rp.1500/pcs,- dan harga jual masih kompetitif dipasaran yakni sebesar Rp.4000/pcs. Keuntungan bersih pengelola home industry setelah dikurangi biaya produksi, biaya pemasaran dan upah tenaga kerja diperoleh sebesar Rp. 18.250.000 /bulan, seperti terlihat pada Tabel-1.

(6)

Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 223 Tabel-1 : Cash flow dan produktivitas batako “Tunas Asri”

Tahun 2017 /Bulan Jumlah Produksi (pcs) Jumlah Penjualan (pcs) Biaya produksi (Rp) Total penjualan (Rp) Keuntungan (Rp) Februari 5200 4680 7.800.000 18.720.000 10.920.000 Maret 5200 4900 7.800.000 19.600.000 11.800.000 April 5500 5200 8.250.000 20.800.000 12.550.000 Mei 6000 6100 9.000.000 24.400.000 15.400.000 Juni 6000 6400 9.000.000 25.600.000 16.600.000 Juli 6500 6600 9.750.000 26.400.000 16.650.000 Agustus 6500 7000 9.750.000 28.000.000 18.250.000

Tabel-2 : Cash flow dan produktivitas paving “Sinar Indah”

Gambar 7. Jumlah produksi dan penjualan batako “Tunas Asri”

Sedangkan produksi paving “Sinar Indah” belum bisa maksimal, dikarenakan peralatan yang digunakan untuk berproduksi masih memakai motor diesel sehingga biaya produksi relatif tinggi. Produksi hanya dilakukan jika ada pesanan dari konsumen. Bahan dasar yang digunakan, jumlah dan komposisi campuran nya masih belum sesuai standar dikarenakan faktor harga jual yang harus bersaing dengan harga pasar. Berdasarkan perhitungan biaya produksi paving sebesar Rp. 30.200/m2,- dan harga jual sebesar Rp. 45.000/m2.

Tahun 2017 /Bulan Jumlah Produksi (m2) Jumlah Penjualan (m2) Biaya produksi (Rp) Total penjualan (Rp) Keuntungan (Rp) Februari 390 300 12.480.000 15.000.000 2.520.000 Maret 400 320 12.800.000 14.400.000 1.600.000 April 410 375 13.120.000 16.875.000 3.755.000 Mei 420 425 13.440.000 19.125.000 5.685.000 Juni 420 475 13.440.000 21.375.000 7.935.000 Juli 430 500 13.760.000 22.500.000 8.740.000

(7)

224 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk

Gambar 8. Jumlah produksi dan penjualan paving “Sinar Indah”

Setelah modifikasi mesin press dengan motor penggerak listrik biaya produksi mengalami kenaikan sebesar Rp.32.000,- tetapi harga jual semakin kompetitif dipasaran dan meningkat sebesar Rp.49.000/m2 dengan kualitas paving yang dihasilkan meningkat menjadi mutu-B dari sebelumnya

hanya sampai mutu C atau D. Keuntungan bersih pengelola paving terus meningkat sampai mencapai Rp 8.740.000/bulan setelah dikurangi biaya produksi meliputi ; biaya listrik, gaji pekerja, pembelian bahan semen pasir, pembuatan dan perawatan paving, seperti terlihat pada Tabel-2.

KESIMPULAN

Perbaikan sistem produksi yang dilakukan pada home industri paving dan batako dipengaruhi oleh kualitas bahan baku dan kualitas pekerja serta sistem pemasaran yang luas.

Tindakan perbaikan yang harus dilakukan antara lain. ; perbaikan standar baku pembuatan produk paving dan batako berdasarkan SNI, peralatan yang mendukung harus memakai sistem masinal, peningkatan skill pekerja dalam penggunaan alat produksi, dan sistem pemasaran produk yang harus beralih kepada sistem on-line

DAFTAR PUSTAKA

[1] Anonim, SK SNI T – 04 – 1990 – F, Tata Cara Pemasangan Blok Beton Terkunci Untuk

Permukaan Jalan, DPU.

[2] Anonim, 1980, Specification for Precast Concrete Batako dan paving Blocks.

[3] Australian Masonry Conference,1978, CMAA Award For Excellence, Sydney, The Concrete

Masonry Association Of Australia, Precast Concrete.

[4] Direktorat Pembinaan Jalan Kota, 1991, Tata Cara Pemeliharaan Perkerasan Kaku (Rigid

Pavement),.

[5] Darwin Amir, 1987, Blok Asbuton Sebagai Bahan Alternatif Untuk Konstruksi Perkerasan, PT. Sarana Karya, Bina Marga, Majalah Jalan no: 053.

[6] Peraturan tentang bata beton untuk pasangan dinding. Standar Nasional Indonesia

03-0349-1989

[7] ILO. Modul Pelatihan Pembuatan ubin atau Batako dan paving Blok dan Batako, Kantor Perburuhan Internasional: Jakarta

Gambar

Gambar 2. Home Industri Paving “Sinar Indah”
Gambar 4. Penataan produk batako dan paving siap jual  3.4   Pendampingan Teknis dan Peralatan
Gambar 5. Alat mixer yang telah berfungsi baik
Gambar 7. Jumlah produksi dan penjualan batako “Tunas Asri”
+2

Referensi

Dokumen terkait

Hal tersebut terlihat dari hasil tes kemampuan siswa dalam menulis narasi pada siklus I mencapai nilai rata-rata kelas 65,37 (C) dengan persentase ketuntasan belajar 50%,

Berdasarkan PPIUG 1983, Bab I pasal 1 ayat 3, beban angin adalah semua beban yang bekerja pada gedung atau bagian gedung yang disebabkan oleh selisih dalam tekanan

(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana di

“Material culture as a study is based upon the obvious fact that the existence of a man-made object is concrete evidence of the presence of a

Gangguan-gangguan (interference) pada Spektrofotometri Serapan Atom adalah peristiwa-peristiwa yang menyebabkan pembacaan absorbansi unsur yang dianalisis menjadi lebih kecil

Karena keberadaannya juga sangat penting dalam mencapai tujuan pendidikan, maka pemenuhan standar kualifikasi dan kompetensi standar yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri

Model perulangan perilaku maupun tindakan dan interaksi antara para pelaku (aktor) baik itu punggawa, pemimpin kapal, dan sawi dalam kelompok nelayan ikan

Adapun tujuan dari teknik modeling adalah untuk meningkatkan motivasi siswa dalam belajar dengan cara meniru tingkah laku model yang memiliki kedisiplinan belajar