• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pupuk Daun Organik terhadap Peningkatan Pertumbuhan Bibit Jabon (Anthocephalus cadamba Roxb. Miq.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Pupuk Daun Organik terhadap Peningkatan Pertumbuhan Bibit Jabon (Anthocephalus cadamba Roxb. Miq.)"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PUPUK DAUN ORGANIK TERHADAP

PENINGKATAN PERTUMBUHAN BIBIT JABON

(

Anthocephalus cadamba

Roxb. Miq.)

ANINDITA JULIAN

DEPARTEMEN SILVIKULTUR FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Pupuk Daun Organik terhadap Peningkatan Pertumbuhan Bibit Jabon (Anthocephalus cadamba Roxb. Miq.) adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(3)

ABSTRAK

ANINDITA JULIAN. Pengaruh Pupuk Daun Organik terhadap Peningkatan Pertumbuhan Bibit Jabon (Anthocephalus cadamba Roxb. Miq.). Dibimbing oleh ARUM SEKAR WULANDARI.

Tanaman jabon yang berkualitas baik dapat diperoleh dengan menambahkan unsur hara pada tanaman tersebut melalui pemupukan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan jabon dengan aplikasi pupuk daun organik X. Penelitian dilakukan di rumah kaca ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL). Pupuk daun organik X diaplikasikan pada bibit jabon 2 minggu sekali selama 16 minggu. Peubah yang diamati ialah tinggi, diameter, berat basah pucuk dan akar, berat kering pucuk dan akar, panjang akar, nisbah pucuk akar dan indeks mutu bibit. Hasil penelitian menunjukkan dari 9 peubah yang diamati terdapat 3 peubah yang berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan bibit jabon, yaitu: tinggi, berat basah dan kering pucuk. Aplikasi pupuk daun organik X dengan konsentrasi 0.4% dapat meningkatkan pertumbuhan tinggi bibit jabon yaitu 10.62 cm (peningkatannya 20.14%), berat basah pucuk seberat 8.24 g (peningkatannya 66.13%) dan berat kering pucuk seberat 1.26 g (peningkatannya 72.60%)

Kata kunci: Anthocephalus cadamba, pertumbuhan, pupuk daun organik

ABSTRACT

ANINDITA JULIAN. The effect of organic leaf fertilizer on the increasing growth of Anthocephalus cadamba seeds. Supervised by ARUM SEKAR WULANDARI.

Jabon with good quality can be gained by adding nutrient to plant through fertilizer. This research aims to increase the growth of jabon through the application of X organic leaf fertilizer. The research was conducted in greenhouse with using the randomized complete design (RAL). X organic leaf fertilizer applied to jabon seeds every 2 weeks during the 16 weeks. The variables are height, diameter, fresh weight of shoot and root, dry weight of shoot and root, length of root, root shoot ratio and seed quality index. The results showed that 3 variables out of 9 variables are significantly affected to the growth of jabon seeds, such as height, fresh weight and dry weight of shoot. The application of X organic leaf fertilizer with 0.4% concentration can increase 10.62 cm height of jabon seeds (20.14%), 8.24 grams fresh weight of shoot (66.1%) and 1.26 grams dry weight of shoot (72.60%).

(4)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan

pada

Departemen Silvikultur

ANINDITA JULIAN

DEPARTEMEN SILVIKULTUR FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2013

PENGARUH PUPUK DAUN ORGANIK TERHADAP

PENINGKATAN PERTUMBUHAN BIBIT JABON

(5)

Judul Skripsi : Pengaruh Pupuk Daun Organik terhadap Peningkatan Pertumbuhan Bibit Jabon (Anthocephalus cadamba Roxb. Miq.)

Nama : Anindita Julian NIM : E44062843

Disetujui oleh

Dr Ir Arum Sekar Wulandari, MS Pembimbing

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Nurheni Wijayanto, MS Ketua Departemen

(6)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2012 ini ialah Pengaruh Pupuk Daun Organik terhadap Peningkatan Pertumbuhan Bibit Jabon (Anthocephalus cadamba Roxb. Miq.).

Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr Ir Arum Sekar Wulandari, MS selaku pembimbing yang telah banyak memberi saran. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, seluruh keluarga, sahabat serta teman-teman, atas segala doa, dukungan, motivasi dan kasih sayangnya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penulisan karya ilmiah ini. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Penulis berharap karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi semua pihak yang membutuhkan pada umumnya.

Bogor, Februari 2013

(7)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 2

METODE 2

Waktu dan Tempat Penelitian 2

Alat dan Bahan 3

Metode Penelitian 3

Pengamatan dan Pengambilan Data 3

Analisis Data 4

HASIL DAN PEMBAHASAN 5

Hasil 5

Pembahasan 10

SIMPULAN DAN SARAN 12

Simpulan 12

Saran 12

DAFTAR PUSTAKA 12

LAMPIRAN 14

(8)

DAFTAR TABEL

1 Rekapitulasi hasil sidik ragam pengaruh penyemprotan pupuk daun organik X terhadap bibit jabon selama 16 minggu pengamatan 5

2 Pengaruh penyemprotan pupuk daun organik X terhadap pertumbuhan tinggi bibit jabon selama 16 minggu pengamatan 7

3 Pengaruh penyemprotan pupuk daun organik X terhadap pertumbuhan diameter bibit jabon di rumah kaca selama 16 minggu pengamatan 7

4 Pengaruh penyemprotan pupuk daun organik X terhadap berat basah pucuk dan akar, dan berat kering pucuk dan akar bibit jabon 8

5 Pengaruh penyemprotan pupuk daun organik X terhadap panjang akar bibit jabon di rumah kaca selama 16 minggu pengamatan 9

6 Pengaruh penyemprotan pupuk daun organik X terhadap nisbah pucuk

akar bibit jabon selama 16 minggu pengamatan 9

7 Pengaruh penyemprotan pupuk daun organik X terhadap indeks mutu

bibit jabon selama 16 minggu pengamatan 9

8 Kandungan unsur hara pupuk daun organik X 10

DAFTAR GAMBAR

1 Pertumbuhan tinggi bibit jabon yang diberi perlakuan penyemprotan pupuk daun organik X selama 16 minggu pengamatan 6

2 Perbedaan tinggi bibit jabon yang diberi perlakuan penyemprotan pupuk daun organik X selama 16 minggu pengamatan 6

3 Perbedaan besar diameter bibit jabon yang diberi perlakuan penyemprotan pupuk daun organik X selama 16 minggu pengamatan 7

4 Perbandingan akar bibit jabon yang telah dipanen 8

DAFTAR LAMPIRAN

1 Layout susunan bibit jabon di rumah kaca (K= kontrol; 3x= 0.3%; 4x=

0.4%; 5x= 0.5%; 6x= 0.6%) 14

2 Kriteria penilaian sifat-sifat kimia tanah 14

3 Hasil analisis kandungan unsur hara yang terkandung dalam pupuk

(9)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kebutuhan kayu di Indonesia setiap tahun meningkat seiring dengan meningkatnya pembangunan masyarakat. Hampir setengahnya masuk ke industri pembuatan kayu lapis atau plywood. Pada era 70-an, 100% industri kayu mengandalkan hutan alam sebagai sumber pasokan. Namun, laju kerusakan hutan alam yang mencapai 2,87 juta ha per tahun membuat pasokan kayu berkurang tajam. Untuk memenuhi kebutuhan kayu tersebut industri kayu harus beralih pada kayu hasil budidaya, yaitu kayu yang berasal dari hutan tanaman dan hutan rakyat. Kebutuhan kayu nasional Indonesia yang mencapai lebih dari 60 juta m3/tahun memberikan peluang bisnis yang semakin besar bagi petani dan industri untuk mencari jenis-jenis kayu cepat tumbuh (fast growing species) dengan rotasi tebang yang pendek. Kayu cepat tumbuh harus memenuhi beberapa persyaratan antara lain waktu masak tebang atau panen relatif pendek, pengelolaan relatif mudah, persyaratan tempat tumbuh tidak rumit, hasil kayu multiguna, permintaan pasar terus menerus, mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu, memiliki nilai produk akhir yang tinggi dan bisa diolah luas seperti kayu gergajian, plywood, kayu lapis atau veneer (Halawane et al. 2011).

Jabon (Anthocephalus cadamba) merupakan jenis pohon cepat tumbuh dan berpotensi untuk dikembangkan dalam pembangunan hutan tanaman, hutan rakyat, maupun tujuan lainnya seperti: penghijauan, reklamasi lahan bekas tambang, dan pohon peneduh (Mulyana et al. 2011). Kayu jabon termasuk dalam kayu ringan yang dapat digunakan untuk papan, peti, tripleks, dan korek api (Tantra 1980). Selain itu kayu jabon dapat digunakan untuk cetakan beton, mainan anak-anak dan pulp (Brik 2003).

Ketinggian optimal yang menunjang produktivitas jabon adalah kurang dari 500 m dpl. Kondisi lingkungan tumbuh yang dibutuhkan jabon adalah tanah lempung, podsolik cokelat, dan aluvial lembab yang biasanya terpenuhi di daeerah pinggir sungai, daerah peralihan antara tanah rawa, dan tanah kering yang kadang-kadang tergenangi air. Selain ketinggian optimal dan kondisi lingkungan yang menunjang pertumbuhan jabon, ketersediaan unsur hara juga merupakan hal yang penting dalam menunjang pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman sehingga dapat menghasilkan kualitas tanaman yang baik.

Tanaman membutuhkan unsur hara baik unsur hara makro dan mikro selama pertumbuhannya. Penambahan unsur hara dapat dilakukan dengan pemberian pupuk. Pupuk merupakan bahan yang ditambahkan ke dalam tanah (pupuk akar) ataupun tanaman (pupuk daun) untuk menyediakan unsur hara yang penting bagi pertumbuhan tanaman. Penggolongan pupuk umumnya berdasarkan pada sumber bahan yang digunakan, cara pengaplikasian, bentuk, dan kandungan unsur haranya.

(10)

yang digunakan untuk memasok bahan organik, memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah (Balittanah 2006).

Berdasarkan bentuknya pupuk organik dibagi dua yaitu cair dan padat. Pupuk organik cair merupakan salah satu jenis pupuk buatan yang saat ini banyak beredar di pasaran. Pupuk organik dihasilkan melalui proses fermentasi dengan memanfaatkan berbagai jenis mikroorganisme alami yang bermanfaat bagi aktivitas fisik, kimia dan biologi tanah. Pupuk organik mempunyai komposisi kandungan unsur hara yang lengkap, tetapi jumlah tiap jenis unsur hara tersebut rendah. Keuntungan utama menggunakan pupuk organik adalah dapat memperbaiki kesuburan kimia, fisik dan biologis tanah, selain sumber hara bagi tanaman (Suriadikarta dan Setyorini 2005).

Pupuk organik cair diaplikasikan pada tanaman dengan cara penyemprotan melalui daun. Menurut Lingga dan Marsono (2011), kelebihan pemberian pupuk melalui daun dibandingkan dengan pemberian pupuk melalui tanah ialah penyerapan pupuk lebih efisien, jumlah pupuk yang diberikan lebih sedikit, tidak menimbulkan kerusakan pada sistem perakaran tanaman, kelarutan pupuk daun lebih baik dibandingkan dengan pupuk akar, pemberiannya lebih merata dan dapat memenuhi kebutuhan tanaman akan hara. Di samping itu ada beberapa kelemahan pemberian pupuk melalui daun (Muhadjir et al. 1989), yaitu unsur hara yang diberikan terbatas, konsentrasi atau dosis yang tinggi dapat menyebabkan keracunan (fitotoksik), mudah tercuci oleh air terutama pada musim hujan. Hara yang dibutuhkan tanaman relatif sedikit dan bersifat berkelanjutan, sehingga pupuk daun diberikan lebih sering dengan dosis yang rendah (Lingga dan Marsono 2011).

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan bibit jabon dengan aplikasi pupuk daun organik X. Pupuk daun organik X merupakan pupuk yang masih dalam tahap uji coba, belum mempunyai nama dan belum beredar di pasaran.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang pengaruh penyemprotan pupuk daun organik X terhadap pertumbuhan bibit jabon dan merekomendasikan konsentrasi pupuk daun organik X yang tepat untuk meningkatkan pertumbuhan bibit jabon.

METODE

Waktu dan Tempat Penelitian

(11)

Alat dan Bahan

Media tanam yang digunakan dalam penelitian ini ialah campuran tanah dan arang sekam dengan perbandingan 2:1. Media tanah dibersihkan dari kotoran kemudian dikeringudarakan. Selanjutnya media tanah dan arang sekam dicampur dalam bak, dan dimasukkan dalam polibag berukuran 20 cm x 20 cm. Setelah itu, media tanam disiram dengan air hingga jenuh.

Penyiapan bibit

Bibit jabon yang digunakan memiliki tinggi antara 5–7 cm. Bibit diperoleh dari penjual bibit di jalan Cangkrang Dramaga, Bogor.

Pemindahan bibit ke media tanam baru

Penanaman dilakukan pada saat sore hari, di saat matahari sudah berkurang sinarnya. Media tanam yang sudah ditempatkan dalam polibag diberi lubang dengan ranting untuk membuat lubang tanam. Plastik pembungkus bibit jabon dilepaskan dengan hati-hati, kemudian bibit jabon dipidahkan ke media tanam baru dengan volume yang lebih besar hingga bagian akarnya terbenam. Bibit kemudian disiram secara hati-hati.

Aplikasi pupuk daun

Berdasarkan informasi dari produsen, pemberian pupuk daun organik X tidak perlu dibarengi dengan pemberian pupuk akar. Pupuk disemprotkan pada daun tanaman dengan menggunakan sprayer. Penyemprotan dilakukan setiap dua minggu sekali selama empat bulan. Konsentrasi pupuk yang diberikan pada tanaman ialah 0% (kontrol), 0.3%, 0.4%, 0.5% dan 0.6% (v/v).

Pemeliharaan

Bibit jabon diletakkan dalam rumah kaca sesuai dengan layout rancangan percobaan yang digunakan (Lampiran 2). Penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari. Jika terasa masih basah maka penyiraman tidak dilakukan.

Pengamatan dan Pengambilan Data

Peubah yang diamati pada penelitian ini adalah pertambahan tinggi dan diameter bibit, berat basah, berat kering tanaman, panjang akar, nisbah pucuk akar (NPA) dan indeks mutu bibit (IMB).

Tinggi bibit (cm)

(12)

mistar mulai dari pangkal batang yang sudah ditandai terlebih dahulu dengan spidol hingga titik tumbuh pucuk.

Diameter bibit (mm)

Pengukuran diatemer bibit dilakukan dengan menggunakan kaliper, diukur pada pangkal batang yang sudah ditandai sama seperti pada pengukuran tinggi. Pengukuran dilakukan pada awal dan selanjutnya tiap empat minggu sekali selama 16 minggu.

Berat Basah Tanaman

Pengukuran dilakukan pada akhir pengamatan. Sampel tanaman yang dipotong bagian pucuk dan akarnya dibungkus kertas secara terpisah, kemudian ditimbang berat basahnya dengan menggunakan timbangan.

Panjang Akar

Pengukuran dilakukan pada akhir pengamatan dengan menggunakan penggaris, dimulai dari pangkal akar hingga akar terpanjang.

Berat Kering Tanaman

Pengukuran dilakukan pada akhir pengamatan. Sampel tanaman yang sudah dipotong bagian pucuk dan akarnya dibungkus kertas secara terpisah, kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 70°C selama 96 jam. Selanjutnya dilakukan penimbangan untuk mendapatkan data berat kering pucuk dan berat kering akar. Nisbah Pucuk Akar

Nisbah pucuk akar ditentukan dengan membandingkan bobot kering pucuk dengan bobot kering akar.

Indeks Mutu Bibit (IMB)

Ketahanan bibit apabila dipindahkan ke lapangan dapat diketahui dengan menghitung nilai indeks mutu bibit (IMB). Berikut formula untuk menghitungnya (Dickson et al. 1960):

( )

Analisis Data

Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini ialah rancangan acak lengkap (RAL) dengan satu faktor yaitu pemberian pupuk daun organik X. Pupuk daun organik X diaplikasikan pada daun jabon dengan lima perlakuan. Setiap perlakuan diulang sebanyak 10 kali dan setiap ulangan terdiri atas empat bibit jabon, sehingga jumlah unit percobaan adalah sebanyak 200 bibit.

(13)

Untuk mengetahui pengaruh perlakuan yang diberikan terhadap peubah yang diamati, dilakukan analisis ragam yang diperoleh dari pengolahan data dengan menggunakan program SAS 9.1. Selanjutnya jika ada pengaruh yang berbeda dalam masing-masing perlakuan, maka dilakukan uji berganda Duncan pada taraf kepercayaan 95%. Model rancangan acak lengkap (RAL) pada penelitian ini menggunakan rumus umum (Mattjik dan Sumertajaya 2006):

i 1, 2, 3,…, 1, 2, 3,…,

Yij = pengamatan pada perlakuan konsentrasi pupuk ke-i dan ulangan ke-j

Rekapitulasi hasil sidik ragam pengaruh penyemprotan pupuk daun organik terhadap peubah pertambahan tinggi, pertambahan diameter, berat basah/kering pucuk dan akar, panjang akar, nisbah pucuk akar dan IMB dapat dilihat pada Tabel 1. Perlakuan penyemprotan pupuk daun organik berpengaruh nyata pada peubah tinggi, berat basah dan kering pucuk.

Pertumbuhan tinggi bibit jabon

Pertumbuhan tinggi bobot jabon selama 16 minggu pengamatan dengan penyemprotan pupuk daun organik X dapat dilihat pada Gambar 1 dan 2. Pada setiap perlakuan, bibit jabon mengalami peningkatan tiap minggunya dan perlakuan penyemprotan pupuk daun organik pada bibit jabon memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan kontrol.

Tabel 1 Rekapitulasi hasil sidik ragam pengaruh penyemprotan pupuk daun organik X terhadap bibit jabon selama 16 minggu pengamatan

No Parameter F-value Pr>F

(14)

Perlakuan penyemprotan pupuk daun organik X berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi bibit jabon. Untuk mengetahui jenis perlakuan yang berbeda nyata pada perlakuan pemberian dosis pupuk daun organik X maka dilakukan uji berganda Duncan (Tabel 2).

Gambar 1 Pertumbuhan tinggi bibit jabon yang diberi perlakuan penyemprotan pupuk daun organik X selama 16 minggu pengamatan

(15)

Aplikasi pupuk daun organik X dapat meningkatkan pertumbuhan tinggi bibit jabon. Konsentrasi pupuk daun organik X sebesar 0.4%, 0.5% dan 0.6% memberikan peningkatan tinggi yang sama pada bibit jabon.

Pertumbuhan diameter bibit jabon

Penyemprotan pupuk daun organik X tidak memberikan peningkatan diameter bibit jabon (Tabel 3 dan Gambar 3). Aplikasi pupuk daun organik X memberikan pertumbuhan diameter yang sama dengan kontrol.

Tabel 3 Pengaruh penyemprotan pupuk daun organik X terhadap pertumbuhan diameter bibit jabon di rumah kaca selama 16 minggu pengamatan

Konsentrasi pupuk (%) Pertumbuhan diameter (mm)

Angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan perlakuan tidak berbeda nyata pada selang kepercayaan 5%

Gambar 3 Perbedaan besar diameter bibit jabon yang diberi perlakuan penyemprotan pupuk daun organik X selama 16 minggu pengamatan

Tabel 2 Pengaruh penyemprotan pupuk daun organik X terhadap pertumbuhan tinggi bibit jabon selama 16 minggu pengamatan

(16)

Berat basah/kering pucuk dan akar bibit jabon

Penyemprotan pupuk daun organik X berpengaruh nyata terhadap berat basah dan kering pucuk bibit jabon, sedangkan perlakuan pupuk daun organik tidak berpengaruh nyata terhadap berat basah dan kering akar bibit jabon. Bibit jabon yang diberi pupuk daun organik X menunjukkan berat basah dan kering pucuk yang lebih tinggi dibandingkan dengan bibit jabon tanpa perlakuan pupuk daun organik X (kontrol) (Tabel 4).

Bibit jabon yang diberi perlakuan pupuk daun organik X dengan konsentrasi 0.4% menunjukkan nilai berat basah dan kering pucuk yang paling tinggi dengan peningkatan sebesar 66.13% dan peningkatan berat kering pucuk sebesar 72.60% terhadap kontrol, sedangkan bibit jabon yang tidak diberikan perlakuan pupuk daun organik X (kontrol) memiliki nilai yang paling kecil, baik itu berat basah/kering pucuk dan berat basah/kering akar, dibandingkan dengan perlakuan lainnya.

Gambar 4 Perbandingan akar bibit jabon yang telah dipanen

Tabel 4 Pengaruh penyemprotan pupuk daun organik X terhadap berat basah pucuk dan akar, dan berat kering pucuk dan akar bibit jabon

Konsentrasi pupuk (%)

Pucuk Peningkatan (%) Akar Peningkatan (%)

Berat basah (g)

(17)

Panjang akar bibit jabon

Penyemprotan pupuk daun organik X tidak berpengaruh nyata terhadap panjang akar bibit jabon. Bibit jabon pada semua perlakuan memiliki panjang akar berkisar antara 24.75 – 29.25 (Tabel 5).

Nisbah pucuk akar bibit jabon

Penyemprotan pupuk daun organik X tidak berpengaruh nyata terhadap nisbah pucuk akar bibit jabon. Bibit jabon pada semua perlakuan memiliki nilai NPA antara 2.33 – 2.69 (Tabel 6).

Indeks mutu bibit

Penyemprotan pupuk daun organik X tidak berpengaruh nyata terhadap indeks mutu bibit jabon. Nilai indeks mutu bibit jabon pada semua perlakuan berkisar antara 0.20 – 0.30 (Tabel 7).

Kandungan unsur hara pupuk

Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa pupuk daun organik X tersebut memiliki kandungan unsur K yang sangat tinggi yaitu sebesar 148.18 %, selain itu juga mengandung unsur N yang sangat tinggi dan unsur P yang sangat rendah (Tabel 8).

Tabel 5 Pengaruh penyemprotan pupuk daun organik X terhadap panjang akar bibit jabon di rumah kaca selama 16 minggu pengamatan

Konsentrasi pupuk (%) Rata-rata panjang akar (cm)

0.0 25.38a

0.3 25.25a

0.4 29.25a

0.5 28.63a

0.6 24.75a

Tabel 7 Pengaruh penyemprotan pupuk daun organik X terhadap indeks mutu bibit jabon selama 16 minggu pengamatan

Konsentrasi pupuk (%) Indeks mutu bibit

0.0 0.20

0.3 0.21

0.4 0.30

0.5 0.20

0.6 0.27

Tabel 6 Pengaruh penyemprotan pupuk daun organik X terhadap nisbah pucuk akar bibit jabon selama 16 minggu pengamatan

Konsentrasi pupuk (%) Rata-rata nisbah pucuk akar

0.0 2.33

0.3 2.35

0.4 2.56

0.5 2.44

(18)

Pembahasan

Tanaman memerlukan unsur hara, baik unsur hara makro dan mikro. Unsur hara makro merupakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah banyak, seperti: C, H, O, N, P, K, Ca, Mg dan S; sedangkan unsur hara mikro merupakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah sedikit, seperti Fe, Mn, Cu, Zn, Mo, B, Cl, Ni. Ketersedian unsur hara makro dan mikro yang tidak lengkap akan menghambat proses pertumbuhan, perkembangan dan produktivitas suatu tanaman. Untuk melengkapi ketersedian unsur hara tersebut dapat dilakukan dengan pemberian pupuk pada tanaman. Pupuk organik cair selain dapat memerbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah, membantu meningkatkan produksi tanaman, meningkatkan kualitas produk tanaman, mengurangi penggunaan pupuk anorganik dan sebagai alternatif pengganti pupuk kandang (Indrakusuma 2000). Pemberian pupuk daun yang bersifat organik pada bibit jabon dilakukan untuk mengurangi kerusakan lingkungan dan dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman.

Aplikasi pupuk daun organik X dapat meningkatkan pertumbuhan bibit jabon. Konsentrasi pupuk daun organik X sebesar 0.4%, 0.5% dan 0.6% memberikan hasil yang sama dalam meningkatkan pertumbuhan bibit jabon. Penggunaan konsentrasi yang lebih rendah (0.4%) memberikan hasil yang sama dalam meningkatkan pertumbuhan bibit jabon dibandingkan dengan konsentrasi yang lebih tinggi (0.5% dan 0.6%), sehingga dianjurkan untuk diaplikasikan di lapangan dengan menggunakan konsentrasi 0.4%. Hal ini lebih untung secara ekonomis, karena dengan konsentrasi yang lebih kecil maka jumlah tanaman yang dapat diberi pupuk akan lebih banyak pula.

Pemberian pupuk daun organik X dapat meningkatkan pertumbuhan karena adanya penambahan unsur hara. Apabila daun diberi pupuk dengan konsentrasi yang tepat dan unsur hara yang diberikan dapat terserap sempurna maka akan merangsang pembelahan sel sehingga dapat meningkatkan tinggi tanaman. Jumlah daun berperan penting dalam proses fotosintesis dan absorbsi makanan dari luar. Pemberian pupuk akan lebih efektif melalui daun daripada melalui media. Hal ini disebabkan daun mampu menyerap pupuk sekitar 90% sedangkan akar mampu menyerap pupuk sekitar 10% (Triwanto dan Syarifudin 2003). Walaupun demikian, berdasarkan Lingga dan Marsono (2011) pupuk akar umumnya mengandung unsur makro lebih banyak, dan pupuk daun mengandung unsur mikro lebih banyak sehingga pupuk akar dan daun lebih baik diaplikasikan secara

Tabel 8 Kandungan unsur hara pupuk daun organik X*

No Unsur hara Nilai (%)

(19)

bersamaan. Berdasarkan informasi produsen, pupuk daun organik X dapat diaplikasikan pada daun dan kandungannya sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan tanaman. Hasil analisis pupuk daun organik X jika dibandingkan dengan kriteria penilaian sifat kimia tanah Hardjowigeno (2003), menunjukkan bahwa kandungan unsur hara dari pupuk daun organik X termasuk rendah sehingga kurang memenuhi kebutuhan unsur hara tanaman. Secara keseluruhan kualitas dan penampakan dari bibit jabon kurang bagus. Hal tersebut dilihat dari warna daun yang kurang hijau, dan daun yang mudah rontok. Hal ini menunjukkan perlakuan pupuk daun organik X untuk bibit jabon masih kurang untuk menyuplai kebutuhan hara sehingga perlu ditambah dengan aplikasi pupuk akar agar unsur hara yang dibutuhkan saat pertumbuhan dapat terpenuhi. Pupuk daun organik X memiliki kandungan unsur K yang sangat tinggi. Unsur K berfungsi untuk meningkatkan kerja enzim, mentranslokasi gula dan pati dan menghambat perkembangan penyakit pada tanaman. Namun unsur hara ini dapat berfungsi optimal pada tanaman saat masa generatif, sehingga kurang efektif jika diberikan pada tanaman yang masih berada dalam masa vegetatif. Kandungan unsur hara N pupuk daun organik X juga cukup tinggi, namun hal tersebut belum dapat meningkatkan pertumbuhan jabon lebih tinggi karena kandungan unsur Mg dan Fe dalam pupuk ini sangat sedikit. Unsur Mg merupakan bagian dari klorofil sehingga berhubungan langsung dengan proses penting fotosintesis (Wijaya 2008). Makin tinggi penyerapan K, maka makin rendah penyerapan Mg, jadi bersifat antagonistis dengan K (Rosmarkam dan Yuwono 2002). Unsur Fe merupakan bagian dari enzim-enzim tertentu dan merupakan bagian dari protein yang berfungsi sebagai pembawa elektron pada fase terang fotosintesis dan respirasi (Lakitan 2008).

Pertumbuhan tinggi dan diameter mempengaruhi berat basah dan kering pucuk, karena pucuk tanaman terdiri dari bagian tanaman yang terletak pada bagian atas dari media tanamnya. Apabila pertumbuhan tinggi dan diameter mengalami peningkatan, maka berat basah dan kering bagian pucuk juga meningkat. Berat kering tanaman merupakan indikator yang umum digunakan untuk mengetahui baik atau tidaknya pertumbuhan bibit, karena berat kering tanaman dapat menggambarkan efisiensi proses fisiologis di dalam tanaman yaitu proses fotosintesis, respirasi, translokasi dan penyerapan air serta mineral (Handayani 2009). Pada penelitian ini penyemprotan pupuk daun organik X berpengaruh nyata terhadap berat basah dan kering pucuk bibit jabon.

(20)

NPA yang memenuhi kriteria semai yang baik yang dapat dipindahkan ke lapangan.

Selain NPA, indeks mutu bibit juga merupakan salah satu indikator dalam menentukan pertumbuhan dan kualitas bibit di lapangan. Berdasarkan Roller dalam Santoso (2006), semai yang tumbuh baik untuk ditanam di lapangan adalah semai yang memiliki MB ≥ 0.09. Pada penelitian ini penyemprotan pupuk daun organik X tidak berpengaruh nyata pada peubah IMB, namun kelima perlakuan MB ≥ 0.09 y ng memenuhi kriteria semai baik dan layak ditanam, sehingga diharapkan dapat beradaptasi dengan baik di lapangan.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Penyemprotan pupuk daun organik X dapat meningkatkan pertumbuhan bibit jabon. Konsentrasi yang paling baik untuk meningkatkan pertumbuhan jabon ialah konsentrasi 0.4%.

Saran

Pupuk daun organik X mengandung unsur K sangat tinggi sehingga kurang tepat jika diaplikasikan pada bibit jabon yang masih dalam fase vegetatif. Aplikasi pupuk daun organik X harus dibarengi dengan pupuk akar untuk memenuhi kandungan unsur hara yang diperlukan oleh tanaman.

DAFTAR PUSTAKA

[Brik] Badan Revitalisasi Industri Kehutanan. 2003. Kelompok Rimba Campuran/Kelompok Komersil Dua. http://brikonline.com. [22 Juli 2012]. [Balittanah] Balai Penelitian Tanah. 2006. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati.

Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian, Jawa Barat. http://balittanah.litbang.deptan.go.id. [22 Juli 2012].

Dickson A, Leaf AL, Hosner JF. 1960. Quality appraisal of white spruce and white pine seedling stocks in nurseries. Chron 36(1):10-13.

Duryea ML, Brown GN. 1984. Seedling physiology and reforestation success. Proceeding of The Physiology Working Group Technical Session. Boston (US): DR W Junk Publisher.

(21)

Handayani M. 2009. Pengaruh dosis pupuk NPK dan kompos terhadap pertumbuhan bibit salam (Eugenia polyantha Wight) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Hardjowigeno S. 2003. Ilmu Tanah. Bogor (ID): Akademika Pressindo.

Indrakusuma. 2000. Proposal Pupuk Organik Cair Supra Alam Lestari. Yogyakarta (ID): PT Surya Pratama Alam

Krisnawati H, Kallio M, Kanninen M. 2011. Anthocephalus cadamba Miq.: Ekologi, Silvikultur dan Produktivitas. Bogor (ID): CIFOR.

Lakitan, B. 2008. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta (ID): PT Raja Grafindo.

Lingga P, Marsono. 2011. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.

Mansur I, Tuheteru FD. 2010. Kayu Jabon. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.

Mattjik AA, Sumertajaya IM. 2006. Perancangan Percobaan. Ed ke-2. Bogor (ID): IPB Press.

Mestika R. 2007. Penggunaan fungi mikoriza arbuskula (FMA) dan vermikompos untuk meningkatkan pertumbuhan stek pucuk jati muna (Tectona grandis Linn. F) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Mokany K, Raison RJ, Prokushin NS. 2006. Critical analysis of root:shoot rations in terrestrial biomes. Journal Global Change Biology 12:84-96.

Muhadjir F, Darmijati S, Ratna F. 1989. Peranan pupuk daun dan zat pengatur tumbuh tanaman pangan. Bul Agron. Ed khusus:82-77.

Mulyana D, Asmarahman C, Fahmi I. Panduan Lengkap Bisnis dan Bertanam Kayu Jabon. 2011. Jakarta (ID): Agromedia.

Pratiwi. 2003. Prospek pohon jabon untuk pengembangan hutan tanaman. Balai Penelitian Kehutanan 4:62-66.

Rosmarkam A, Yuwono NW. 2002. Ilmu kesuburan tanah. Yogyakarta (ID): Kanisius.

Sari LP. 2002. Pengaruh media campuran tanah latosol dan kompos dengan menggunakan beberapa jenis tumbuhan obat terhadap pertumbuhan semai Gmelina arborea Linn. [skripsi] Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Santoso B. 2006. Produktivitas dan kualitas benih jati muna. Di dalam: Mahfudz, Nirsatmanto A, Fauzi MA, editor. Prosiding Pertemuan Forum Komunikasi Jati V; 2006 Apr 12; Yogyakarta, Indonesia. Yogyakarta (ID): Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Tanaman. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Departemen Kehutanan. hlm 49-53.

Suriadikarta DA, Setyorini. 2005. Baku Mutu Pupuk Organik, dalam Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Jawa Barat (ID): Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian, Departemen Pertanian.

Tantra IGM. 1980. Flora Pohon Indonesia. Bogor (ID): Balai Penelitian Hutan. Triwanto J, Syarifudin A. 2007. Pupuk daun dan media tumbuh pada anggrek

cattleya. Jurnal Tropika 6(2): 203-209.

Uyun YS. 2006. Penggunaan cendawan mikoriza arbuskular (CMA) untuk meningkatkan pertumbuhan semai jati (Tectona grandis Linn. F) pada limbah media tumbuh jamur tiram (Pleurotus sp.) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

(22)

Lampiran 1 Layout susunan bibit jabon di rumah kaca (K= kontrol; 3x= 0.3%;

Lampiran 2 Kriteria penilaian sifat-sifat kimia tanah No Sifat Tanah Satuan Sangat

(23)

Lampiran 3 Hasil analisis kandungan unsur hara yang terkandung dalam pupuk daun organik X

(24)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Malang pada tanggal 5 Juli 1988, sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan Ir H Akhmad Julian Sukrishna dan Hj Altingiana Ayuningsih, SPd. Penulis melaksanakan pendidikan di SMA Plus YPHB Bogor dan tamat pada tahun 2006, lalu melanjutkan pendidikan ke Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) di tahun yang sama dan masuk mayor Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan tahun 2007. Pada tingkat tiga, penulis memilih untuk menekuni bidang Silvikultur.

Penulis telah mengikuti Praktek Pengenalan Ekosistem Hutan (PPEH) di jalur Sancang-Kamojang, Jawa Barat, melaksanakan Praktek Pengelolaan Hutan di Hutan Pendidikan Gunung Walat, KPH Cianjur, dan Taman Nasional Halimun Salak, dan melaksanakan Praktek Kerja Profesi di KPH Pasuruan Perum Perhutani Unit II Jawa Timur. Selama menjalani pendidikan di Departemen Silvikultur, penulis menjadi asisten praktikum untuk mata kuliah Ilmu Hama Hutan tahun 2011 dan 2012, dan asisten praktikum untuk mata kuliah Perlindungan Hutan pada tahun 2011.

Gambar

Tabel 1  Rekapitulasi hasil sidik ragam pengaruh penyemprotan pupuk daun organik X terhadap bibit jabon selama 16 minggu pengamatan
Gambar 1  Pertumbuhan tinggi bibit jabon yang diberi perlakuan penyemprotan pupuk daun organik X
Gambar 3 Perbedaan besar diameter bibit jabon yang diberi perlakuan penyemprotan pupuk daun organik X selama 16 minggu pengamatan
Tabel 4  Pengaruh penyemprotan pupuk daun organik X terhadap berat basah pucuk dan akar, dan berat kering pucuk dan akar bibit jabon
+2

Referensi

Dokumen terkait

Jumlah murid yang mendapatkan nilai dalam kategori memuaskan adalah 14 orang murid dengan persentase 42,42% dan jumlah murid yang mendapatkan nilai dalam

Hubungan yang baik antara sesama karyawan membuat saya merasa nyaman dalam melaksanakan pekerjaan saya.... Tanggapan mengenai kinerja

word of mouth secara simultan juga berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat untuk perpindahan merek (brand switching ) pada konsumen pengguna produk kosmetik Pixy di

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa Suroso Daladi Hadisiswoyo sebagai seniman yaitu dalam bidang vokal tembang dengan segala kemampuan yang Ia miliki telah

Skripsi ini berjudul “Analisis Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (PP No. 71 Tahun 2010) Pada Pemerintah Kota Pangkalpinang”, dengan menyadari segala

yang digunakan oleh seseorang guru maka pembelajaran akan semakin baik. Berdasarkan gambar di atas, maka dapat peneliti jelaskan

Kedua proses ini akan menghasilkan biji kopi berkualitas yang terlihat dari menurunnya nilai cacat biji kopi pada saat menjual kepada konsumen (PT Nestle) yang akan

Berdasarkan hal tersebut, akan diadakan pengumpulan data yang diperlukan kemudian dijabarkan dalam bentuk tabel, gambar dan desain gambar dan maket dan dianalisa untuk