• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Pupuk DAP (Diamonium Fosfat) terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Manis di Latosol Dramaga.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efektivitas Pupuk DAP (Diamonium Fosfat) terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Manis di Latosol Dramaga."

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

NURUL FITRIANIS NAINI

DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2015

(2)
(3)
(4)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Efektivitas Pupuk DAP (Diamonium Fosfat) terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Manis di Latosol Dramaga adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Februari 2015

Nurul Fitrianis Naini

(5)
(6)
(7)

ABSTRAK

Nurul Fitrianis Naini. Efektivitas Pupuk DAP (Diamonium Fosfat) terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Manis di Latosol Dramaga. Dibimbing oleh LILIK TRI INDRIYATI dan BUDI NUGROHO

Latosol merupakan tanah yang bereaksi masam dan umumnya tersebar di wilayah yang bercurah hujan tinggi. Usaha yang diperlukan untuk meningkatkan kemasaman tanah dan meningkatkan unsur hara terutama P yaitu pengapuran, pemberian bahan organik, dan pemupukan N dan P pada Latosol. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh pupuk diamonium fosfat (DAP) pada pertumbuhan dan produksi jagung manis di Latosol Darmaga. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok dengan 8 perlakuan dan 3 ulangan yaitu kontrol, NPK-std, dan beberapa dosis DAP (0.5 DAP, 0.75 DAP, 1.0 DAP, 1.25 DAP, 1.5 DAP, dan 1.75 DAP). Selanjutnya, hasil percobaan disisik ragam dan diuji lanjut dengan Uji Wilayah Berganda Duncan. Variabel yang diukur pada penelitian ini yaitu pertumbuhan tinggi dan keliling batang tanaman, perbaikan sifat kimia tanah (N-total, P-tersedia, K-dd, Ca-dd, dan Mg-dd), serapan N, P, K serta produksi tanaman. Perlakuan dosis DAP dan NPK-std nyata meningkatkan serapan N, P, dan K serta produksi tanaman jagung manis, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap keseluruhan parameter sifat kimia tanah (pH, N-total, P-tersedia, K-dd, Ca-dd, dan Mg-dd). Produksi jagung manis tertinggi terdapat pada perlakuan dosis 1.75 DAP. Nilai RAE (Relative Agronomic Effectiveness) terhadap hasil produksi tongkol jagung manis tanpa kelobot tertinggi terdapat pada perlakuan 1.75 DAP yaitu sebesar 107.25 %. Hasil analisis ekonomi menunjukkan bahwa perlakuan NPK-std memiliki nilai R/C paling tinggi daripada perlakuan DAP.

(8)

ABSTRACT

Nurul Fitrianis Naini. The Effectiveness of DAP (Diammonium Phosphate) Fertilizer on growth and Production of Sweet Corn (Zea mays L) in Latosol Dramaga. Supervised by LILIK TRI INDRIYATI and BUDI NUGROHO

Latosol is one of acidic soil in the tropics. Efforts are needed to increase soil acidity and nutrient especially fosfor (P) among other things through liming, organic materials application, and N and P fertilization on Latosol. The aim of this study was to evaluate the effect of compound fertilizer of Diammonium Phosphate (DAP) on the growth and production of sweet corn in Latosol Dramaga. The experimental design used was a rendomized complete block design with eight treatments and three replications, that were control, NPK-std, 0.5 DAP, 0.75 DAP 1.0 DAP, 1.25 DAP, 1.5 DAP, 1.75 DAP. Variables measured in this study were the high growth, stemgirth of sweet corn plants, soil chemical properties (pH, N-total, available P, exchangeable K, Ca, and Mg), N and P uptake, and plant production. The treatment of dosage of DAP and NPK-std significantly increased nutrient uptake and production of sweet corn. However, these treatments did not significantly affect the overall parameter of the soil chemical properties. The highest production of sweet corn was achieved by the treatment of 1.75 DAP. The highest value of RAE of sweet corn unhusked cob was 1.75 DAP treatment (107.25%). The result of economic analysis of sweet corn farming indiated that the treatment of NPK had the highest R/C value.

(9)

DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2015

NURUL FITRIANIS NAINI

EFEKTIFITAS PUPUK DAP (DIAMONIUM FOSFAT)

TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN

(10)
(11)

Judul Skripsi : Efektivitas Pupuk DAP (Diamonium Fosfat) terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Manis di Latosol Dramaga.

Nama : Nurul FitrianisNaini NIM : A14100042

Disetujui oleh

Dr Ir Lilik Tri Indriyati, MSc. Pembimbing I

Dr Ir Budi Nugroho, MSi. Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Baba Barus,MSc. Ketua Departemen

(12)

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkatrahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Judul yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2014 ini ialah Efektivitas Pupuk DAP (Diamonium Fosfat) terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Manis di Latosol Dramaga

Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr. Ir. Lilik Tri Indriyati, M.Sc.selaku dosen pembimbing skripsi yang senantiasa memberikan bimbingan, nasihat, ilmu yang bermanfaat, serta motivasi yang positif kepada penulissehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini. Terima kasih kepada Dr. Ir. Budi Nugroho, M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi kedua atas bimbingan dan berbagai saran dalam penyempurnaan penulisan skripsi.

Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Ir. Arief Hartono, M.Sc.Agrselaku dosen pengujiatas kritik, saran dan masukan dalam perbaikan skripsi ini.

2. Seluruh staf Laboratorium dan staf Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

3. Seluruh staf Kebun Cikabayan Institut Pertanian Bogor yang membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian di lapang.

4. Kedua orang tua dan keluarga atas dukungan moril maupun materiil yang tiada tara, doa dan harapan mereka senantiasa menjadi motivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi.

5. Arif Rahmatullah, Yanuar Azhari, Wahyuning Titah, Nia Liani, M. Rizki Fauzi, Yosi Amalia, Lutfia Nursetya yang membantu penulis dalam melakukan penelitian ini.

6. Sahabat-sahabat penulis yaitu Denadia Mutty, Qonita Muhlisa, Dessy Yanti, Rindang Purba, Erlangga Ryansha, Esa Pratiwi, Ria Novitasari, Ajeng Febrina, Dea Astylia, Zarina, Dwi Septiana, Linda Kuswardini, Fitri Maisesi, dan Rara Indah yang senantiasa menemani dan mendukung penulis selama masa perkuliahan berlangsung

7. Seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam penelitian yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga karya ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi pihak yang membacanya.

Bogor, Februari 2015

(13)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... x

PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang ... 1

Tujuan ... 2

BAHAN DAN METODE ... 2

Tempat dan Waktu Penelitian ... 2

Pelaksanaan Percobaan ... 2

Analisis Laboratorium ... 3

Analisis Statistik ... 3

Analisis RAE (Relative Agronomic Effectiveness)... 4

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 5

Karakteristik Latosol dari Dramaga ... 5

Pengaruh Pemberian Pupuk DAP terhadap Sifat Kimia Tanah ... 6

Pengaruh Pemberian Pupuk DAP terhadap Pertumbuhan Tinggi dan Lingkar Batang Jagung Manis ... 7

Pengaruh Pemberian Pupuk DAP terhadap Kadar N dan P Jagung Manis ... 8

Pengaruh Pemberian Pupuk DAP terhadap Serapan N dan P Jagung Manis ... 9

Pengaruh Pemberian Pupuk DAP terhadap Efisiensi N dan P Jagung Manis ... 10

Pengaruh Pemberian Pupuk DAP terhadap Produksi Jagung Manis ... 10

Pengaruh Pemberian Pupuk DAP terhadap Nilai RAE (Relative Agronomic Effectiveness) pada Produksi Tongkol tanpa Kelobot Jagung Manis ... 12

Analisis Ekonomi Usahatani ... 13

KESIMPULAN DAN SARAN ... 17

Kesimpulan ... 17

Saran ... 17

DAFTAR PUSTAKA ... 18

LAMPIRAN ... 20

(14)

DAFTAR TABEL

1. Perlakuan Pupuk DAP dan NPK-std yang Diberikan Per Petak Perlakuan ... 3 2. Analisis Awal Sifat Kimia Latosol dari Dramaga... 5 3. Hasil Analisis Pupuk Diamonium Fosfat ... 6 4. Pengaruh Pemberian Pupuk DAP dan NPK-std terhadap Kandungan N-total,

P-tersdia, K-dd, Ca-dd, dan Mg-dd ... 6 5. Pengaruh Pemberian Pupuk Pupuk DAP dan NPK-std terhadap Kadar

N dan P Jagung Manis ... 9 6. Pengaruh Pemberian Pupuk Pupuk DAP dan NPK-std terhadap Serapan Hara

N dan P Jagung Manis ... 9 7. Pengaruh Pemberian Pupuk Pupuk DAP dan NPK-std terhadap Efisiensi

N dan P Jagung Manis ... 10 8. Pengaruh Pemberian Pupuk Pupuk DAP dan NPK-std terhadap Bobot Basah

dan Bobot Kering Brangkasan Atas Tanaman Jagung Manis ... 11 9. Pengaruh Pemberian Pupuk DAP dan NPK-std terhadap Rerata Hasil

Tongkol tanpa Kelobot Jagung Manis ... 12 10. Analisis Ekonomi Budidaya Jagung Manis per 36 m² Februari 2014 -

Mei 2014 di Desa Cikabayan, Dramaga, Bogor ... 15 11.Analisis Ekonomi Budidaya Jagung Manis per haFebruari 2014 -

Mei 2014 di Desa Cikabayan, Dramaga, Bogor ... 16

DAFTAR GAMBAR

1.Pengaruh Pertumbuhan Pupuk DAP atau NPK-std terhadap Pertumbuhan

Tinggi Tanaman Jagung Manis Pada Umur 4, 6, 8, 10 MST ... 8 2.Pengaruh Pertumbuhan Pupuk DAP atau NPK-std terhadap Lingkar

Batang Tanaman Jagung Manis Pada Umur 4, 6, 8, 10 MST ... 8 3. Pengaruh Pemberian Pupuk DAP atau NPK-std terhadap Bobot Tongkol

dengan Kelobot dan Bobot Tongkol dan Kelobot... 11 4.Pengaruh Pertumbuhan Beberapa Dosis DAP terhadap Bobot Tongkol

Tanpa Kelobot Jagung Manis... 12

DAFTAR LAMPIRAN

1. Analisis Awal Latosol Dramaga ... 20 2. Analisis kandungan Bahan Organik ... 20 3. Kategori Kandungan Kecukupan Hara yang Diserap Oleh Tanaman

(15)

5. Persyaratan Mutu Pupuk Diamonium Fosfat menurut Badan Standarisasi

Nasional (2005) ... 22

6. Hasil Uji Pupuk DiamoniumFosfat (2013)... 22

7. Hasil Analisis Ragam Pengaruh DAP atau NPK-std pada N-total tanah ... 23

8. Hasil Analisis Ragam Pengaruh DAP atau NPK-std pada P-tersedia tanah ... 23

9. Hasil Analisis Ragam Pengaruh DAP atau NPK-std pada K-dd tanah ... 23

10. Hasil Analisis Ragam Pengaruh DAP atau NPK-std pada Ca-dd tanah ... 23

11. Hasil Analisis Ragam Pengaruh DAP atau NPK-std pada Mg-dd tanah ... 23

12. Hasil Analisis Ragam Pengaruh DAP atau NPK-std pada Kadar N Jagung Manis ... 24

13. Hasil Analisis Ragam Pengaruh DAP atau NPK-std pada Kadar P Jagung Manis ... 24

14. Hasil Analisis Ragam Pengaruh DAP atau NPK-std pada Serapan N Jagung Manis ... 24

15. Hasil Analisis Ragam Pengaruh DAP atau NPK-std pada Serapan P Jagung Manis ... 24

16. Hasil Analisis Ragam Pengaruh DAP atau NPK-std pada Efisiensi N Jagung Manis ... 24

17. Hasil Analisis Ragam Pengaruh DAP atau NPK-std pada Efisiensi P Jagung Manis ... 24

18. Hasil Analisis Ragam Pengaruh DAP atau NPK-std pada Bobot Basah Brangkasan Atas Jagung Manis ... 24

19. Hasil Analisis Ragam Pengaruh DAP atau NPK-std pada Bobot Kering Brangkasan Atas Jagung Manis ... 25

20. Hasil Analisis Ragam Pengaruh DAP atau NPK-std pada Bobot Tongkol dengan Kelobot Jagung Manis ... 25

21. Hasil Analisis Ragam Pengaruh DAP atau NPK-std pada Bobot Tongkol tanpa Kelobot Jagung Manis ... 25

22. Hasil Analisis Ragam Pengaruh DAP atau NPK-std pada Tinggi Jagung Manis Umur 10 MST ... 25

23. Hasil Analisis Ragam Pengaruh DAP atau NPK-std pada Lingkar Batang Jagung Manis Umur 10 MST ... 25

24. Analisis Input-output Budidaya Jagung Manis per 36 m² Februari 2014 - Mei 2014 di Desa Cikabayan, Dramaga, Bogor ... 26

25. Analisis Ekonomi Budidaya Jagung Manis per 36 m² Februari 2014 - Mei 2014 di Desa Cikabayan, Dramaga, Bogor ... 27

26. Grafik Kisaran Curah Hujan dan Suhu Rata-Rata pada Bulan Januari 2014sampai Mei 2014 di Dramaga Bogor Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ... 28

(16)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia memiliki luas lahan masam sebesar 102.8 juta ha. Salah satu tanah yang bereaksi masam di Indonesia adalah Latosol yang memiliki pH 4.5-5.5 (Subagyo et al. 2004). Ditinjau dari segi kesuburan fisik dan luasannya, Latosol memiliki potensi yang besar untuk dijadikan lahan pertanian. Latosol merupakan jenis tanah yang memiliki kadar liat 60%, memiliki konsistensi gembur, dan berstruktur remah sampai gumpal (Buol et al. 1980). Tanah ini menempati area seluas 70.52 juta ha atau 40% dari daratan Indonesia (Puslitbangtanak 2003; Rija

et al. 2007).

Beberapa permasalahan Latosol untuk lahan pertanian yaitu tingkat kemasaman yang tinggi, keracunan alumunium (Al) dan besi (Fe) serta kekurangan hara terutama fosfor (P). Unsur Al dan Fe yang banyak larut pada tanah masam akan mudah mengikat P sehingga unsur P kurang tersedia (Herviyanti et al. 2012). Selain itu, Latosol umumnya terdapat di daerah yang beriklim basah dengan curah hujan 300-1000 mm/tahun (Subagyo et al. 2004), sehingga memiliki potensi yang tinggi terdapat kehilangan Nitrogen akibat pencucian (leaching) oleh air hujan. Oleh karena itu, pengelolaan kesuburan tanah masam seperti Latosol perlu mendapat perhatian.

Upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kesuburan Latosol yaitu dengan pemupukan untuk meningkatkan unsur hara di dalam tanah dan peningkatan produksi tanaman (Gaiser et al. 1997). Pemberian bahan organik diperlukan untuk memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah serta meningkatkan jumlah dan aktivitas mikroba tanah. Selain itu, pengapuran juga merupakan hal yang penting untuk menetralisir kemasaman tanah pada tanah Latosol (Djuniwati

et al. 2003; Hsieh dan Hsieh 1990). Pemupukan N dan P menggunakan pupuk diamonium fosfat (DAP) dinilai mempunyai lebih banyak keunggulan dibandingkan dengan penggunaan pupuk tunggal seperti Urea dan SP-36. Pupuk DAP merupakan pupuk majemuk buatan yang mengandung 18% N dan 46% P2O5,

lebih efisien dalam penggunaannya, tidak higroskopis, cepat tersedia bagi tanaman, serta lebih larut dalam air dibandingkan pupuk SP-36 yang memiliki kelarutan rendah dan bereaksi relatif lambat (Jones 1982; Novizan 2002). Menurut Mubarak (2013) pupuk DAP merupakan sumber fosfor dan nitrogen yang sangat baik dan telah terbukti dapat meningkatkan hasil tanaman. Selain itu, pupuk DAP yang berbentuk butiran halus diproduksi menggunakan asam fosfat dengan biaya produksi yang relatif murah.

(17)

Tujuan

Berdasarkan latar belakang tersebut, tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh pupuk diamonium fosfat (DAP) pada pertumbuhan dan produksi jagung manis di Latosol Dramaga.

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Februari 2014 hingga Juli 2014 yang diawali dengan percobaan lapang di kebun percobaan University Farm Cikabayan IPB. Jenis Tanah yang digunakan adalah Latosol. Analisis tanah dan tanaman dilakukan di Laboratorim Kimia dan Kesuburan Tanah, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian IPB, Kampus IPB Dramaga.

Pelaksanaan Percobaan

Pengolahan lahan dilakukan dengan menggunakan traktor tangan kemudian dibuat petakan dengan ukuran 3 x 4 m2 disiapkan sebanyak 24 petak untuk 8 perlakuan dan3 ulangan.Delapan perlakuan tersebut adalah: Kontrol; NPK standar (NPK-std campuran pupuk tunggal Urea (45% N), SP-36 (36% N), dan KCl (60% K2O)); beberapa dosis Diamonium Fosfat (DAP) yang diuji yaitu 0.5

DAP, 0.75 DAP, 1.0 DAP, 1.25 DAP, 1.5 DAP, dan 1.75 DAP. NPK-std merupakan pupuk konvensional, diberikan sebagai pembanding terhadap pupuk DAP yang diuji. Dosis pupuk NPK-std tersebut terdiri dari pupuk Urea sebesar 250 kg/ha (112.5 kg N/ha), SP-36 sebesar 150 kg/ha (54 kg P2O5/ha), dan KCl

sebesar 200 kg/ha (120 kg K2O/ha). Dosis masing-masing pupuk DAP dan pupuk

NPK standar untuk setiap perlakuan disajikan pada Tabel 1.

Kapur (CaCO3) dan kotoran sapi sebagai pupuk dasar masing-masing

diberikan dengan dosis 2500 kg/ha atau 3 kg/petak dan 2500 kg/ha atau 8 kg/petak. Kapur diberikan dengan cara ditabur kemudian diaduk rata dengan tanah, sedangkan bahan organik diberikan pada setiap jalur tanam dan diaduk. Tujuan pemberian kapur dan bahan organik adalah untuk menetralisir kemasaman tanah, meningkatkan humus, dan menjamin pertumbuhan tanaman agar tetap baik (Djuniwati et al. 2003).

(18)

Penjarangan tanaman dilakukan pada umur 14 hari setelah tanam dengan menyisakan satu tanaman jagung per lubang.

Tabel 1. Perlakuan Pupuk DAP dan NPK-std yang Diberikan Per Petak Perlakuan

No Perlakuan DAP Urea SP-36 KCl

Variabel pertumbuhan vegetatif yang diamati yaitu tinggi tanaman dan lingkar batang tanaman umur 4, 6, 8, dan 10 Minggu Setelah Tanam (MST) dengan mengambil 10 contoh tanaman per petak. Pengukuran tinggi tanaman jagung dilakukan dengan mengukur tinggi tanaman dari permukaan tanah sampai ujung daun terpanjang. Pengukuran lingkar batang tanaman dengan menggunakan meteran yang dililitkan pada batang tanaman jagung. Batas pengukuran lingkar batang ditandai dengan penanda khusus. Panen jagung dilakukan setelah mencapai matang konsumsi yaitu saat jagung berumur 11 MST. Pada saat panen dilakukan pengamatan jumlah tongkol jagung per petak, bobot tongkol dengan kelobot dan bobot tongkol tanpa kelobot per petak.

Analisis Laboratorium

Analisis kadar hara daun dilakukan pada saat jagung manis mencapai vegetatif maksimum dengan cara mengambil helai daun ke-3,-4,-5 dari tiga tanaman bagian dalam petak secara acak. Contoh daun ke-3,-4,-5 dibersihkan dan dikeringkan pada suhu 65º selama 1-2 hari, kemudian daun dihaluskan untuk selanjutnya dilakukan analisis untuk menetapkan kadar hara meliputi: Nitrogen (%), Fosfor (%), dan kalium (%) daun dengan metode pengabuhan basahdengan larutan ekstrak H2SO4 dan H2O2.

Setelah panen dilakukan pengambilan contoh tanah secara komposit dengan mengambil lima titik secara acak pada masing-masing petak. Selanjutnya contoh tanah tersebut dibawa ke Laboratorium untuk dikering udarakan dan dilakukan analisis tanah, yang meliputi : pH H2O (1:1), N-total tanah (metode

Kjeldahl; Black 1965), P-tersedia (ekstraksi Bray I; Black 1965), Basa (K, Ca, dan Mg) dapat dipertukarkan (ekstraksi 1 N NH4OAc pH 7,0; Black 1965)

Analisis Statistik

Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan faktor tunggal. Percobaan ini terdiri dari 8 perlakuan dengan tiga kali ulangan, sehingga diperoleh 24 satuan percobaan. Analisis variasi data

Analysis of Variance (ANOVA) dilakukan dengan menggunakan selang

(19)

berpengaruh nyata, maka dilakukan uji Wilayah Berganda Duncan (Duncan’s

Multiple Range Test (DMRT)) pada taraf α = 5% dengan menggunakan software SAS for windows ver 9.1.3.

Analisis RAE (Relative Agronomic Effectiveness)

Penilaian efektivitas pupuk DAP dibandingkan dengan pupuk Standar, dilakukan dengan menghitung RAE (Relative Agronomic Effectiveness). Perhitungan RAE dapat menunjukkan perbandingan persentase hasil produksi yang diperoleh pada perlakuan pemupukan yang sedang diuji dengan perlakuan pupuk standar dan kontrol. Adapun rumus perhitungan RAE yaitu sebagai berikut :

RAE (%) =� � � � � −� � �

(20)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Latosol dari Darmaga

Berdasarkan kriteria sifat kimia tanah (Pusat Penelitian Tanah 2005, Lampiran 4), Latosol dari Darmaga memiliki pH tergolong sangat masam; C-organik, KTK dan kadar N-total tergolong rendah; Ca-dd, K-dd, dan Mg-dd tergolong sedang; serta P-tersedia, KB dan kejenuhan Al tergolong tinggi. Sifat kimia Latosol dari Darmaga ditunjukkan pada Tabel 2.

Tabel 2. Analisis Awal Sifat Kimia Latosol dari Darmaga

Unsur Kimia Satuan Nilai

pH (H2O) 1:1 4.20

Hasil penelitian Hartono (2004) menunjukkan bahwa tingginya Al-dd dapat meningkatkan energi pengikatan fosfor khususnya pada tanah yang mempunyai kandungan liat tinggi seperti Latosol dan Ultisol. Kadar Al-dd yang tinggi dalam tanah dapat mengakibatkan pengikatan ion-ion fosfat seperti H2PO4

-oleh Al menjadi bentuk senyawa yang sukar larut, sehingga P-tersedia menjadi rendah atau tidak tersedia bagi tanaman (Djuniwati et al., 2003; Sanyal et al., 1993). Rendahnya pH dapat mengakibatkan rendahnya unsur basa (Ca, Mg, dan K) di dalam tanah. Oleh karena itu, peluang kehilangan unsur hara akibat pencucian menjadi lebih besar karena kemampuan tanah dalam menjerap unsur-unsur yang tersedia bagi tanaman rendah. Hasil analisis awal sifat kimia Latosol menunjukkan bahwa tanah yang digunakan memiliki tingkat kesuburan yang relatif rendah, sehingga perlu dilakukan pengapuran dan pemberian bahan organik untuk menjamin pertumbuhan tanaman agar dapat tumbuh dengan baik.

Karakteristik Pupuk DAP (Diamonium Fosfat)

Berdasarkan Badan Standardisasi Nasional dengan nomor SNI 02-2858-2005 mengenai definisi pupuk damonium fosfat (DAP), pupuk DAP merupakan pupuk majemuk buatan, berbentuk butiran, sebagai sumber hara nitrogen dan fosfat dengan rumus kimia (NH4)2HPO4. Hasil analisis pupuk diamonium fosfat

pada Tabel 3 menunjukkan bahwa kadar nitrogen total, kadar fosfor sebagai P2O5

(21)

Tabel 3.Hasil Analisis Pupuk Diamonium Fosfat

No. Jenis Uji Satuan Kadar

1. Kadar unsur hara nitrogen sebagai organik %b/b 0.74

2. Kadar unsur hara nitrogen sebagai NH4 %b/b 17.56

3. Kadar unsur hara nitrogen sebagai NO3 %b/b 0.31

Kehalusan lolos 80 mesh Tyler %b/b 2.05

Kehalusan lolos 25 mesh Tyler %b/b 71.72

Pengaruh Pemberian Pupuk DAP terhadap Sifat Kimia Tanah

Hasil analisis ragam (Lampiran 7, 8, 9, 10, dan 11) menunjukkan bahwa perlakuan pupuk tidak berpengaruh nyata terhadap kadar N-total, P-tersedia, K-dd, Ca-dd, dan Mg-dd tanah. Pengaruh pupuk DAP dan NPK-std terhadap N-total, P-tersedia, dan K-dd disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Pengaruh Pemberian Pupuk DAP dan NPK-std terhadap N-total, P-tersedia, K-dd, Ca-dd, dan Mg-dddalam Tanah

Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda pada

taraf α = 5% dengan Uji Wilayah Berganda Duncan (Duncan’s Multiple Range Test)

Kandungan N-total, P-tersedia, Ca-dd tanah dari keseluruhan petak percobaan (Tabel 4) cenderung meningkat dibandingkan N-total, P-tersedia, dan Ca-dd dalam tanah awal (Tabel 2). Hal ini diduga disebabkan oleh adanya pengaruh perlakuan dasar yaitu pemberian bahan organik yang dapat meningkatkan kandungan hara seperti N-total, P-tersedia, dan K-dd dalam tanah (Rachman et al., 2008) dan pengapuran dapat menetralisir kemasaman tanah serta meningkatkan kandungan Ca-dd dalam tanah (Hsieh dan Hsieh, 1990).

(22)

meningkatkan jumlah serapan N tanaman. Selain itu, diduga juga akibat adanya pencucian (leaching) akibat curah hujan yang tinggi selama masa pertumbuhan jagung manis. Menurut Apricio et al. (2008) kehilangan nitrat (NO3-) akan

semakin meningkat seiring peningkatan aplikasi pupuk. Pada proses nitrifikasi akan menghasilkan nitrat yang tidak dapat diikat oleh koloid tanah yang pada umumnya bermuatan negatif, sehingga nitrat dapat hilang melalui perkolasi maupun aliran permukaan dan ketersediaan nitrogen di dalam tanah menurun.

Tabel 4 menunjukkan bahwa nilai P-tersedia tanah tertinggi terdapat pada perlakuan kontrol. Hal ini diduga karena unsur fosfor yang dapat diserap tanaman pada perlakuan kontrol rendah sehingga mengakibatkan tingginya P-tersedia yang tertinggal di dalam tanah dan akhirnya menjadi residu tanah. Tabel 4 juga menunjukkan bahwa pemberian pupuk DAP dan NPK-std tidak berpengaruh nyata dalam meningkatkan K-dd.

Berdasarkan data pada Tabel 4 terlihat pula bahwa NPK-std mempunyai nilai P-tersedia yang cenderung lebih besar daripada DAP. DAP memiliki karekteristik yang lebih larut air dan cepat tersedia bagi tanaman dibandingkan pupuk SP-36 pada perlakuan NPK-std yang bereaksi lebih lambat dalam tanah (Jones, 1982; Novizan, 2002), sehingga tanaman lebih mudah menyerap unsur yang terkandung dalam pupuk DAP dan meninggalkan hara P yang lebih sedikit didalam tanah dibandingkan NPK-std. Selain itu, karakteristik pupuk DAP yang lebih larut air memiliki peluang lebih besar tercucinya unsur hara akibat curah hujan yang tinggi selama masa pertumbuhan jagung manis.

Pengaruh Pemberian Pupuk DAP terhadap Pertumbuhan Tinggi dan Lingkar Batang Jagung Manis

Hasil analisis ragam (Lampiran 22 dan 23) menunjukkan bahwa pemberian pupuk DAP dan NPK-std tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi dan lingkar batang jagung manis pada umur 10 MST. Gambar 1 dan Gambar 2 menunjukkan hubungan pengaruh pupuk DAP dan NPK-std terhadap tinggi dan lingkar batang jagung manis. Tinggi dan lingkar batang jagung manis cenderung meningkat seiring penambahan dosis DAP pada umur 4, 6, 8, dan 10 MST.

Gambar 1 dan 2 menunjukkan bahwa pupuk DAP efektif dalam meningkatkan tinggi dan lingkar batang jagung manis dibandingkan kontrol. Dosis 1.75 DAP mampu meningkatkan tinggi dan lingkar batang jagung manis paling tinggi dibandingkan NPK-std dan perlakuan lainnya. Hal ini diduga hara pada dosis 1.75 DAP paling tinggi dan lebih tinggi dibandingkan NPK-std dan perlakuan dosis lainnya. Semakin tinggi unsur hara yang diberikan maka semakin tinggi unsur yang tersedia dan dapat diserap tanaman sehingga pertumbuhan tanaman semakin meningkat.

(23)

tanaman jagung manis hanya diawal masa penanaman. Data curah hujan dan Suhu udara dari Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (2014) curah hujan bulanan di wilayah Darmaga pada bulan Februari 2014 sampai Mei 2014 (Lampiran 26) berkisar antara 800-1400 mm/bulan. Kondisi ini diduga memperbesar peluang tercucinya unsur hara yang terdapat dalam pupuk DAP sehingga penambahan dosis pupuk DAP menjadi tidak efektif.

Gambar 1. Pengaruh Pemberian Pupuk DAP atau NPK-std terhadap Tinggi Jagung Manis pada umur 4, 6, 8, dan 10 MST

Gambar 2.Pengaruh Pemberian Pupuk DAP atau NPK-std terhadap Lingkar Batang Jagung Manis pada umur 4, 6, 8, dan 10

Pengaruh Pemberian Pupuk DAP terhadap Kadar N dan P Jagung Manis

Hasil analisis ragam (Lampiran 12 dan 13) menunjukkan bahwa perlakuan pupuk DAP atau NPK-std berpengaruh nyata terhadap kadar N dan P daun jagung manis. Hasil uji Duncan pengaruh pupuk DAP dan NPK-std terhadap kadar N dan P daun jagung manis disajikan pada Tabel 5.

(24)

yang memiliki sifat lebih larut air dibandingkan NPK-std sehingga penyerapan N dan P oleh tanaman menjadi tidak efektif karena besarnya peluang pencucian akibat adanya curah hujan yang tinggi sehingga kandungan N dan P pada perlakuan 1.0 DAP lebih rendah daripada NPK-std (Jones 1982; Novizan 2002).

Tabel 5. Pengaruh Pemberian Pupuk DAP dan NPK-std terhadap Kadar N dan P Jagung Manis

Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda pada

taraf α = 5% dengan Uji Wilayah Berganda Duncan (Duncan’s Multiple Range Test)

Pengaruh Pemberian Pupuk DAP terhadap Serapan N dan P Jagung Manis

Hasil analisis ragam (Lampiran 14 dan 15) menunjukkan bahwa perlakuan pupuk DAP atau NPK-std berpengaruh nyata terhadap serapan N dan P jagung manis. Uji Duncan pengaruh pupuk DAP dan NPK-std terhadap serapan N dan P tanaman jagung manis disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6 menunjukkan bahwa semakin meningkat pemberian pupuk NPK-std dan dosis pupuk DAP cenderung meningkatkan serapan N dan P pada tanaman. Pada perlakuan dosis 1.75 DAP mempunyai serapan N dan P yang nyata lebih tinggi daripada perlakuan lainnya. Hal ini diduga disebabkan oleh meningkatnya ketersediaan nitrogen dan fosfor dalam tanah dengan meningkatnya dosis DAP dapat membantu mempercepat penyediaan hara dalam tanah dan serapan oleh jagung manis.

Tabel 6. Pengaruh Pemberian Pupuk DAP dan NPK-std terhadap Serapan Hara N dan P Jagung Manis

Perlakuan Serapan N Serapan P

... g/petak ...

Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda pada

(25)

Pengaruh Pemberian Pupuk DAP terhadap Efisiensi N dan P Jagung Manis

Hasil analisis ragam (Lampiran 16 dan 17) menunjukkan bahwa pemberian pupuk DAP atau NPK-std tidak berpengaruh nyata terhadap efisiensi N dan P jagung manis. Pengaruh pupuk DAP dan NPK-std terhadap efisiensi N dan P tanaman jagung manis disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7 menunjukkan bahwa pemberian pupuk NPK-std memiliki nilai efisiensi N dan P yang lebih tinggi daripada perlakuan 1.0 DAP yang memliki dosis setara dengan NPK-std. Hal ini diduga disebabkan oleh karakteristik pupuk DAP yang memiliki sifat lebih larut air dibandingkan NPK-std dapat memperbesar peluang pencucian akibat adanya curah hujan yang tinggi, sehingga efisiensi penyerapan N dan P pada perlakuan 1.0 DAP menjadi lebih rendah dibandingkan NPK-std (Jones 1982; Novizan 2002).

Tabel 7. Pengaruh Pemberian Pupuk DAP dan NPK-std terhadap Efisiensi N dan P Jagung Manis

Perlakuan Efisiensi N Efisiensi P

... % ...

Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda pada

taraf α = 5% dengan Uji Wilayah Berganda Duncan (Duncan’s Multiple Range Test)

Pengaruh Pemberian Pupuk DAP terhadap Produksi Jagung Manis

Hasil analisis ragam (Lampiran 18 dan 19) menunjukkan bahwa pemberian pupuk (DAP atau NPK-std) berpengaruh nyata meningkatkan bobot basah dan bobot kering brangkasan atas jagung manis. Pengaruh pemberian pupuk DAP dan NPK-std terhadap bobot basah dan bobot kering brangkasan atas jagung manis disajikan pada Tabel 8.

(26)

Tabel 8. Pengaruh Pemberian DAP dan NPK-std terhadap Bobot Basah dan Bobot Kering Brangkasan Atas Tanaman .

Perlakuan

Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda pada

taraf α = 5% dengan Uji Wilayah Berganda Duncan (Duncan’sMultiple Range Test)

Hasil analisis ragam (Lampiran 20 dan 21) menunjukkan bahwa pemberian pupuk DAP dan NPK-std tidak berpengaruh nyata terhadap bobot tongkol dengan kelobot dan bobot tongkol tanpa kelobot. Pengaruh pemberian pupuk DAP dan NPK-std terhadap bobot tongkol dengan kelobot dan tanpa kelobot disajikan pada Gambar 4. Dosis 1.75 DAP mempunyai bobot tongkol dengan kelobot dan bobot tongkol tanpa kelobot jagung manis tertinggi yaitu masing-masing rata-rata sebesar 6.18 kg/petak dan 4.28 kg/petak.

Gambar 3. Pengaruh Pemberian Pupuk DAP atau NPK-std terhadap Bobot Tongkol dengan Kelobot dan Bobot Tongkol dan Kelobot

Hubungan antara dosis DAP terhadap bobot tongkol tanpa kelobot jagung manis disajikan pada Gambar 5. Gambar tersebut menunjukkan bahwa dengan adanya peningkatan dosis DAP cenderung meningkatkan produksi bobot tongkol tanpa kelobot jagung manis. Produksi maksimum jagung manis dicapai pada dosis DAP mencapai 0.3424 kg/petak atau 342.4 g/petak. Dosis maksimum DAP adalah 253% dari dosis rekomendasi DAP yaitu 1.0 DAP sebesar 135.37 g/petak.

(27)

Gambar 4. Hubungan Beberapa Dosis DAP terhadap Bobot tongkol tanpa Kelobot Jagung manis.

Pengaruh Pemberian Pupuk DAP terhadap Nilai RAE (Relative Agronomic Effectiveness) pada Produksi Tongkol tanpa Kelobot Jagung Manis

Perhitungan nilai RAE (Relative Agronomic Effectiveness) dilakukan untuk mengetahui keefektifan pemberian pupuk DAP, terhadap hasil rerata tongkol tanpa kelobot jagung manis dibandingkan perlakuan pupuk standar (NPK-std). Pengaruh pemberian pupuk DAP dan NPK-std terhadap rata-rata hasil tongkol tanpa kelobot jagung manis dengan perhitungan RAE disajikan pada Tabel 9.

Pemberian dosis 1.0 DAP memiliki nilai RAE lebih rendah bila dibandingkan perlakuan Standar (NPK-std). Nilai RAE tertinggi dicapai pada perlakuan 1.75 DAP, dimana terjadi peningkatan sebesar 7.26 % dari perlakuan Standar. Tabel 7 menunjukkan bahwa pupuk DAP mulai menunjukkan pengaruhnya secara signifikan dibandingkan pupuk NPK-std pada saat pemberian dosis DAP lebih dari 1.5 DAP yaitu 1.75 DAP. Oleh karena itu, pemberian dosis 1.0 DAP yang setara dengan dosis NPK-std tidak lebih efektif bila dibandingkan dengan perlakuan standar (NPK-std), dimana terjadi penurunan nilai RAE sebesar 32.26 %.

Tabel 9. Pengaruh Pemberian Pupuk DAP dan NPK-std terhadap Rerata Hasil Tongkol tanpa Kelobot Jagung Manis

Perlakuan Rerata Tongkol Jagung

tanpa Kelobot (Kg/petak) RAE(%)

(28)

Analisis Ekonomi Usahatani

Analisis ekonomi usahatani yang dilakukan pada penelitian ini adalah penerimaan dan biaya yang mempengaruhi keuntungan yang diterima petani. Analisis penerimaan dan biaya budidaya jagung manis di Cikabayan, Desa Babakan, Kec. Dramaga, Kab. Bogor disajikan pada Tabel 10.

Keuntungan adalah total penerimaan dikurangi total biaya. Total penerimaan adalah harga jagung manis (Rp kg-1) dikali dengan produksi jagung manis (kg). Total biaya adalah biaya tetap (benih jagung manis, kapur dan bahan organik) ditambah dengan biaya variabel. Biaya variabel yang dihitung terdiri dari pupuk Urea, SP-36, KCl, DAP, dan tenaga kerja. Benih jagung manis yang dibutuhkan untuk masing-masing perlakuan yaitu 0.063 kg per 36 m2 dengan harga Rp 15 0000 kg-1, sedangkan kapur dan bahan organik yang dibutuhkan untuk masing-masing perlakuan sebesar 9 kg dan 24 kg per 36 m2. Biaya tenaga kerja ditentukan dari biaya persiapan lahan, bahan organik yang digunakan pemberian kapur dan bahan organik, penanaman, perawatan, pemupukan hingga masa panen jagung manis. Penentuan biaya tenaga kerja dihitung berdasarkan waktu penyelesaian masing-masing perkerjaan tersebut. Selama masa pengerjaan, tiap-tiap perlakuan memiliki kisaran waktu penyelesaian dan biaya pengerjaan yang berbeda. Petani di daerah Darmaga diberikan upah sebesar Rp 5 000 per jam setiap perlakuan. pada perlakuan 1.75 DAP akan lebih membutuhkan waktu lama dan biaya yang lebih besar untuk panen daripada perlakuan 0.5 DAP seperti yang telah disajikan pada Lampiran 24 dan 25 .

Tabel 10 menunjukkan analisis ekonomi budidaya jagung manis per 36 m² Februari 2014 sampai Mei 2014 di Cikabayan, Desa Babakan, Kec. Dramaga, Kab. Bogor. Lahan yang digunakan oleh masing-masing perlakuan adalah seluas 36 m². Pada perlakuan 1.75 DAP dan NPK-std produksi yang diperoleh lebih tinggi dibandingkan perlakuan lainnya yaitu masing-masing sebesar 18.55kg dan 17.43 kg, namun pupuk DAP, Urea dan tenaga kerja yang diperlukan pada perlakuan 1.75 DAP lebih banyak dibandingkan dengan perlakuan lainnya, sehingga total biaya yang harus dikeluarkan juga lebih besar dibandingkan perlakuan lainnya yaitu sebesar Rp 45 815. Total biaya yang dibutuhkan pada perlakuan NPK-std relatif sama dengan perlakuan 1.0 DAP, namun laba (keuntungan) pada perlakuan NPK-std lebih besar dibandingkan dengan dosis rekomendasi DAP yaitu 1.0 DAP maupun 1.75 DAP. Hal ini dikarenakan jumlah produksi jagung manis pada perlakuan NPK-std lebih tinggi dibandingkan 1.0 DAP, sehingga total penerimaan pada perlakuan NPK-std lebih tinggi dibandingkan 1.0 DAP yaitu sebesar Rp 52 290 dengan harga jual jagung manis di tingkat petani pada tahun 2014 adalah sebesar Rp 3 000 kg-1.

Tabel 11 menunjukkan analisis ekonomi budidaya jagung manis per HaFebruari 2014 sampai Mei 2014 di Cikabayan, Desa Babakan, Kec. Dramaga, Kab. Bogor. Analsis ekonomi budidaya jagung manis per Ha dihitung dengan asumsi lahan yang dapat ditanami jagung manis adalah sebesar 80% dari total lahan per Ha. Perlakuan NPK-std mempunyai nilai laba paling besar daripada perlakuan DAP yaitu sebesar Rp 2 552 222.

(29)
(30)

Tabel 10. Analisis Ekonomi Budidaya Jagung Manis per 36 m² Februari 2014 - Mei 2014 di Desa Cikabayan, Drarmaga, Bogor.

Perlakuan Kontrol 0.5 DAP 0.75 DAP 1.0 DAP 1.25 DAP 1.5 DAP 1.75 DAP NPK-std

Penerimaan / Revenue

Jagung Manis (kg) 7.45 14.39 11.84 13.95 13.76 14.78 18.55 17.43

Harga per kilogram (Rp) 3 000 3 000 3 000 3 000 3 000 3 000 3 000 3 000

Total penerimaan (Rp) (A) 22 350 43 170 35 520 41 850 41 280 44 340 55 650 52 290

Biaya / Cost (Rp)

Benih Jagung Manis 9 450 9 450 9 450 9 450 9 450 9 450 9 450 9 450

Kapur 2 250 2 250 2 250 2 250 2 250 2 250 2 250 2 250

Bahan Organik 1 200 1 200 1 200 1 200 1 200 1 200 1 200 1 200

Pupuk Urea 925 1 375 1 825 2 300 2 750 3 200 2 250

Pupuk SP-36 1 620

Pupuk KCl 2 160 2 160 2 160 2 160 2 160 2 160 2 160

Pupuk DAP 1 600 2 400 3 280 4 080 4 880 5 680

Tenaga Kerja 13 750 19 375 19 375 20 625 20 625 21 875 21 875 21 875

Total Cost (Rp) (B) 26 650 36 960 38 210 40 790 42 065 44 565 45 815 40 805

Laba / Profit (Rp)(A-B) -4 300 6 210 -2 690 1 060 -785 -225 9 835 11 485

(31)

Tabel 11. Analisis Ekonomi Budidaya Jagung Manis per ha Februari 2014 - Mei 2014 di Desa Cikabayan, Dramaga, Bogor.

Perlakuan Kontrol 0.5 DAP 0.75 DAP 1.0 DAP 1.25 DAP 1.5 DAP 1.75 DAP NPK-std

Penerimaan / Return

Jagung Manis (kg) 1 655.56 3 197.78 2 631.11 3 100.00 3 057.78 3 284.44 4 122.22 3 873.33

Harga per kilogram (Rp) 3 000 3 000 3 000 3 000 3 000 3 000 3 000 3 000

Total penerimaan (Rp) (A) 4 966 667 9 593 333 7 893 333 9 300 000 9 173 333 9 853 333 12 366 667 11 620 000

Biaya / Cost (Rp)

Benih Jagung Manis 2 100 000 2 100 000 2 100 000 2 100 000 2 100 000 2 100 000 2 100 000 2 100 000

Kapur 500 000 500 000 500 000 500 000 500 000 500 000 500 000 500 000

Bahan Organik 266 667 266 667 266 667 266 667 266 667 266 667 266 667 266 667

Pupuk Urea 205 556 305 556 405 556 511 111 611 111 711 111 500 000

Pupuk SP-36 360 000

Pupuk KCl 480 000 480 000 480 000 480 000 480 000 480 000 480 000

Pupuk DAP 355 556 533 333 728 889 906 667 1 084 444 1 262 222

Tenaga Kerja 3 055 556 4 305 556 4 305 556 4 583 333 4 583 333 4 861 111 4 861 111 4 861 111

Total Cost (Rp) (B) 5 922 222 8 213 333 8 491 111 9 064 444 9 347 778 9 903 333 10 181 111 9 067 778

Laba / Profit (Rp) (A-B) -955 556 1 380 000 -597 778 235 556 -174 444 -50 000 2 185 556 2 552 222

R / C rasio 0.84 1.17 0.93 1.03 0.98 0.99 1.21 1.28

(32)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Pemberian pupuk DAP atau NPK-std tidak berpengaruh nyata dalam meningkatkan semua parameter yang diamati yaitu perbaikan sifat kimia tanah (N-total, P-tersedia, K-dd, Ca-dd, dan Mg-dd), pertumbuhan (tinggi dan lingkar batang), produksi (bobot tongkol dengan kelobot dan bobot tongkol tanpa kelobot), dan efisiensi N dan P jagung manis. Namun, berpengaruh nyata meningkatkan kadar N dan P, serapan N dan P, serta bobot basah dan bobot kering brangkasan atas jagung manis.

2. Perlakuan 1.0 DAP tidak berpengaruh nyata dalam meningkatkan semua parameter yang diamati bila dibandingkan dengan NPK-std. Hal ini didukung dengan nilai RAE pada perlakuan 1.0 DAP yang memiliki nilai lebih rendah dibandingkan dengan NPK-std yaitu sebesar 67.74 %. Oleh karena itu, pemberian dosis 1.0 DAP yang setara dengan dosis NPK-std tidak lebih efektif bila dibandingkan dengan perlakuan konvensional (NPK-std).

3. Hasil analisis ekonomi menunjukkan bahwa perlakuan NPK-std memiliki nilai R/C paling tinggi daripada perlakuan DAP. Sehingga penggunaan pupuk NPK-std paling layak untuk digunakan dan pemberian pupuk DAP belum dapat menggantikan penggunaan pupuk konvensional (NPK-std).

Saran

(33)

DAFTAR PUSTAKA

Apricio V, Costa JL, Zamora M. 2008. Nitrate Leaching Assessment in aLong-term Experiment Under Supplemantary Irrigation in Humid Argentina. Agricultural Water Management Vol.95, pp.1361-1372

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. 2014.Kisaran Curah Hujan Bulanan dan Suhu Rata-Rata Bulanan pada Bulan Januari 2014 sampai Mei 2014 di Darmaga, Bogor. Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika, Bogor

Badan Standardisasi Nasional. 2005. Pupuk Diamonium Fosfat. Jakarta.

Black CA. 1965. Methods of Soil Analysis. Part 2. Chemical and microbiological properties. Ed. Soc. Agron. Inc. Publ. Wisconsin. USA. 1582 pp.

Buol SW, Hole FD, and Cracken RJ.. 1980. Soil Genesis and Classification. The IOWA State University Press, Ames.

ColeandCV, and Jackson ML. 1950. Solubility Equilibrium Constant of Dihydroxy Alumunium Dhydrogen Phosphate relating to a Mechanism of Phosphate Fixation in Sols. Soil Sci. Soc. Am. Proc. 15:84-9

Djuniwati S, Hartono A, dan Indriyati LT. 2003. The effect of organic matter (Pueraria javanica) and rock phospate on the growth and P-uptake of corn plant (Zea mays) in Andisol Pasir Sarongge. Jurnal Tanah dan Lingkungan. 5(1):17-22.

Gaiser T, Oehl F, and Stahr K. 1997. Effect of mulch material from agroforestry trees on nutrient uptake and nutrient balance of maize. In: Renard, G., Neef, A., Becker, K., von Oppen, M. (Eds.), Soil Fertility Management in West African Land Use Systems. Margraf Verlag, Weikerheim, Germany, pp. 273–279.

Hartono A. 2004. Relationship between exchangeable alumunium and phosphorus sorption parameters of Indonesian acid soils. Jurnal Tanah dan Lingkungan. 6(2):70-74

Herviyanti, F. Ahmad, Darmawan, Gusnidar, dan Amrizal, S. 2012. Pengaruh pemberian bahan humat dari ekstrak batu bara muda (Suubbituminus) dan pupuk P terhadap sifat kimia ultisol serta produksi tanaman jagung (zea mays L.). Jurnal Solum. 9(1): 15-24

Hsieh SC. and Hsieh CF. 1990. The use of organic matter in crop production. Paper presented at Seminar on “The Use of Organic Fertilizer in Crop

Production” at Sowweon, South Korea. 18-24

(34)

Jones US. 1982. Fertilizers and soil fertility. Reston (VA): Reston Publishing Company. 421 p.

Kennedy IR. 1992. Acid soil and acid rain. England. Research Studies Press LTD. ISBN 0-86380-124-2

Leiwakabessy FM, dan Sutandi A. 2004. Pupuk dan Pemupukan.Bogor.Institut Pertanian Bogor.

Mubarak YA. 2013. Optimum Operating Conditions for Production of Crystalline Monoamonium Phosphate Form Granulated Diammonium Phosphate.

Department of Chemical Engineering, Faculty of Engineering and Technology, University of Jordan, Amman 11942, Jordan. Vol 38, pp. 777-786

Noor A. 2005. Peranan fosfat alam dan kombinasi bakteri pelarut fosfat dengan pupuk kandang dalam meningkatkan serapan hara dan hasil kedelai.

Jurnal Tanah dan Lingkungan.7(2):41-47

Novizan. 2002. Petunjuk Pemupukan Efektif. Agro Media Pustaka. Jakarta

Paiman A, dan Armando YG. 2010. Potensi fisik dan kimia lahan marjinal untuk pengembangan pengusahaan tanaman melinjo dan karet di Provinsi Jambi.

Akta Agrosia. 13(1):89-97

Pusat Penelitian Tanah. 2005. Jenis dan macam tanah di Indonesia untuk keperluan survey dan pemetaan tanah daerah transmigrasi. Pusat Penelitian Tanah. Bogor.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat (Puslitbang-tanak). 2003. Pencemaran Bahan Agrokimia Perlu Diwaspadai. Puslitbang-tanak.

Rachman IA, Djuniwati S, dan Idris K. 2008. Pengaruh bahan organik dan pupuk NPK terhadap serapan hara dan produksi jagung di Inceptisol Ternate.

Jurnal Tanah dan Lingkungan. 10 (1):7-13

Rija S, Rosniawaty S, dan Solihin MA. 2007. Respons beberapa sifat kimia fluventic eutrudepts melalui pendayagunaan limbah kakao dan berbegai jenis pupuk organik.SoilRens. 8(16)

Sanyal SK., De datta SK, and Chan PY. 1993. Phosphate sorption-desorption behaviour of some aciditic soils of South and Southeast Asia. Soil Sci. Soc. Am. J., 57 : 937-945

Subagyo, Suharta HN, dan Siswanto AB. 2004. Tanah-tanah pertanian di Indonesia. Hlm 21-66. Dalam A. Adimihardja, L.I. Amien, F. Agus, D. Djaenudin (Ed.), Sumberdaya Lahan di Indonesia dan Pengelolaannya. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat, Bogor.

Sunarjono. 2000. Budidaya Wortel. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.

(35)

LAMPIRAN

Lampiran 1. Analisis Awal Latosol dari Dramaga

Unsur Kimia Satuan Nilai Kriteria

pH (H2O) 1:1 4.20 Sangat

Masam

pH (KCl) 1:1 3.50 -

C- Organik

(walkley& Black) % 1.35 Rendah

N-total (Kjeldhal) % 0.20 Rendah

P- tersedia (Bray 1) ppm 10.90 Tinggi

Ca-dd cmol+ Kg-1 6.28 Sedang

Mg-dd cmol+ Kg-1 2.88 Tinggi

K-dd cmol+ Kg-1 0.39 Sedang

Na-dd cmol+ Kg-1 0.23 Rendah

KTK cmol+ Kg-1 14.80 Rendah

KB % 66.08 Tinggi

Al-dd cmol+ Kg-1 2.90 -

H-dd cmol+ Kg-1 0.16 -

Fe ppm 3.46 -

Cu ppm 2.37 -

Zn ppm 3.66 -

Mn ppm 40.25 -

Pasir % 6.11 -

Debu % 16.17 -

Liat % 77.72 -

Lampiran 2. Analisis Kandungan Bahan Organik

Analisis Kotoran Sapi %

Kadar Air 227

C-Organik 41.44

N 1.47

P 0.16

K 0.30

Ca 0.43

(36)

Lampiran 3. Kategori KandunganKecukupan Unsur Hara yang Diserap oleh Tanaman Jagung Manis menurut Leiwakbessy dan Sutandi (2004)

Sifat Tanah Rendah Cukup Tinggi

N (%) 2.50-2.69 2.70-3.5 >3.5

Keterangan : Data tersebut diambil dari 8 contoh tanaman, pada saat jagung berumur 7-8 minggu dan mulai keluar bunga jantan.

Lampiran 4. Kategori Sifat Kimia Tanah menurut Pusat Penelitian Tanah (2005)

Sifat Tanah Sangat

Rendah Rendah Sedang Tinggi

(37)

Lampiran 5. Persyaratan Mutu Pupuk Diamonium Fosfat menurut Badan Standarisasi Nasional (2005)

No. Jenis Uji Satuan Persyaratan

1. Kadar nitrogen % min. 18

2. Kadar fosfor (dihitung sebagai P2O5) % min. 46

3. Kadar air % maks. 2

4. Butiran lolos ayakan 5 US Mesh,

tidak lolos ayakan 10 US Mesh % min. 80

5. Cemaran logam

Kadmium (Cd) ppm maks. 100

Timbal (Pb) ppm maks. 500

Raksa ( Hg) ppm maks. 10

6, Cemaran arsen (As) ppm. maks. 100

CATATAN Semua persyaratan kecuali kadar air dan butiran dihitung atas dasar bahan kering (adbk)

Lampiran 6. Hasil Uji Pupuk Diamonium Fosfat (2013)

No. Jenis Uji Satuan Kadar

1. Kadar unsur hara nitrogen sebagai organik %b/b 0.74

2. Kadar unsur hara nitrogen sebagai NH4 %b/b 17.56

3. Kadar unsur hara nitrogen sebagai NO3 %b/b 0.31

4. Kadar unsur hara nitrogen

Total %b/b 18.61

5. Kadar unsur hara fosfor sebagai P2O5

Total %b/b 47.87

6. Kadar unsur hara kalium sebagai K2O

Total %b/b 0.04

Kadar unsur Hg ppm 0.01

7. Kadar air %b/b 0.99

Kehalusan

8. Kehalusan lolos 80 mesh Tyler %b/b 2.05

(38)

Lampiran 7. Hasil Analisis Ragam Pengaruh DAP atau NPK-std pada N-total

Lampiran 9. Hasil Analisis Ragam Pengaruh DAP atau NPK-std pada Kadar K-dd Tanah

Lampiran 10. Hasil Analisis Ragam Pengaruh DAP atau NPK-std pada Kadar Ca-dd Tanah

Lampiran 12. Hasil Analisis Ragam Pengaruh DAP atau NPK-std pada Kadar N Jagung Manis

Keterangan: (*) = berpengaruh nyata pada taraf α = 5%, (**) = berpengaruh nyata pada taraf α

(39)

Lampiran 13. Hasil Analisis Ragam Pengaruh DAP atau NPK-std pada Kadar P

Lampiran 14. Hasil Analisis Ragam Pengaruh DAP atau NPK-std pada Serapan N Jagung Manis

Lampiran 15. Hasil Analisis Ragam Pengaruh DAP atau NPK-std pada Serapan P Jagung Manis

Lampiran 16. Hasil Analisis Ragam Pengaruh DAP atau NPK-std pada Efisiensi N Jagung Manis

Lampiran 17. Hasil Analisis Ragam Pengaruh DAP atau NPK-std pada Efisiensi P Jagung Manis Basah Brangkasan Atas Jagung Manis

Sumber

Keterangan: (*) = berpengaruh nyata pada taraf α = 5%, (**) = berpengaruh nyata pada taraf α

(40)

Lampiran 19. Hasil Analisis Ragam Pengaruh DAP atau NPK-std pada Bobot Kering Brangkasan Atas Jagung Manis

Sumber Tongkol dengan Kelobot Jagung Manis

Sumber Tongkol tanpa Kelobot Jagung Manis

Sumber Jagung Manis Umur 10 MST

Sumber Batang Jagung Manis Umur 10 MST

Sumber

Keterangan: (*) = berpengaruh nyata pada taraf α = 5%, (**) = berpengaruh nyata pada taraf α

(41)

Output (Kg)

Jagung Manis (Kg) 7.45 14.39 11.84 13.95 13.76 14.78 18.55 17.43

Input (Kg)

Benih Jagung Manis (Kg) 0.063 0.063 0.063 0.063 0.063 0.063 0.063 0.063

Kapur (Kg) 9.0 9.0 9.0 9.0 9.0 9.0 9.0 9.0

Bahan Organik (Kg) 24.0 24.0 24.0 24.0 24.0 24.0 24.0 24.0

Pupuk Urea (Kg) 0.37 0.55 0.73 0.92 1.10 1.28 0.90

Pupuk SP-36 (Kg) 0.54

Pupuk KCl (Kg) 0.72 0.72 0.72 0.72 0.72 0.72 0.72

Pupuk DAP (Kg) 0.20 0.30 0.41 0.51 0.61 0.71

Tenaga Kerja (Jam)

Persiapan Lahan 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5

Pemberian Kapur dan BO 0.375 0.375 0.375 0.375 0.375 0.375 0.375 0.375

Penanaman 0.375 0.375 0.375 0.375 0.375 0.375 0.375 0.375

PembumbunanTanah 0.75 0.75 0.75 0.75 0.75 0.75 0.75 0.75

Pemupukan ke-1 0.375 0.375 0.375 0.375 0.375 0.375 0.375

Pemupukan ke-2 0.375 0.375 0.375 0.375 0.375 0.375 0.375

Pemupukan ke-3 0.375 0.375 0.375 0.375 0.375 0.375 0.375

Panen 0.75 0.75 0.75 1.0 1.0 1.25 1.25 1.25

(42)

Lampiran 25. Analisis Ekonomi Budidaya Jagung Manis per 36 m² Februari 2014 - Mei 2014 di Desa Cikabayan, Dramaga, Bogor

Perlakuan Kontrol 0.5 DAP 0.75 DAP 1.0 DAP 1.25 DAP 1.5 DAP 1.75 DAP NPK-std

Penerimaan / Revenue

Jagung Manis (kg) 7.45 14.39 11.84 13.95 13.76 14.78 18.55 17.43

Harga per kilogram (Rp) 3 000 3 000 3 000 3 000 3 000 3 000 3 000 3 000

Total penerimaan (Rp) (A) 22 350 43 170 35 520 41 850 41 280 44 340 55 650 52 290

Biaya / Cost (Rp)

Benih Jagung Manis 9 450 9 450 9 450 9 450 9 450 9 450 9 450 9 450

Kapur 2 250 2 250 2 250 2 250 2 250 2 250 2 250 2 250

Bahan Organik 1 200 1 200 1 200 1 200 1 200 1 200 1 200 1 200

Pupuk Urea 925 1 375 1 825 2 300 2 750 3 200 2 250

Pupuk SP-36 1 620

Pupuk KCl 2 160 2 160 2 160 2 160 2 160 2 160 2 160

Pupuk DAP 1 600 2 400 3 280 4 080 4 880 5 680

Sub Total 12 900 17 585 18 835 20 165 21 440 22 690 23 940 18 930

Tenaga Kerja (Rp)

Persiapan Lahan 2 500 2 500 2 500 2 500 2 500 2 500 2 500 2 500

Pemberian Kapur dan BO 1 875 1 875 1 875 1 875 1 875 1 875 1 875 1 875

Penanaman 1 875 1 875 1 875 1 875 1 875 1 875 1 875 1 875

Pembumbunan Tanah 3 750 3 750 3 750 3 750 3 750 3 750 3 750 3 750

Pemupukan ke-1 1 875 1 875 1 875 1 875 1 875 1 875 1 875

Pemupukan ke-2 1 875 1 875 1 875 1 875 1 875 1 875 1 875

Pemupukan ke-3 1 875 1 875 1 875 1 875 1 875 1 875 1 875

Panen 3 750 3 750 3 750 5 000 5 000 6 250 6 250 6 250

Total Tenaga Kerja (Rp) 13 750 19 375 19 375 20 625 20 625 21 875 21 875 21 875

Total Cost (Rp) (B) 26 650 36 960 38 210 40 790 42 065 44 565 45 815 40 805

Laba / Profit (Rp)(A-B) -4 300 6 210 -2 690 1 060 -785 -225 9 835 11 485

(43)

Lampiran 26. Grafik Kisaran Curah Hujan Bulanan dan Suhu Rata-Rata Bulanan pada Bulan Januari 2014 sampai Mei 2014 di Dramaga, Bogor Menurut Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika

(44)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Surabaya pada tanggal 3 Mei 1992 dan merupakan putri keempat dari empat bersaudara, putri dari pasangan H. Moch Munir Rahman dan Hj. Fatimah Lugiana. Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SDN Kedurus III/430 Surabaya pada tahun 2004, kemudian melanjutkan pendidikan menengah pertama di SMPN 11 Tangerang dan lulus tahun 2007. Setelah itu, Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMAN 101 Jakarta Barat dari tahun 2007 sampai 2010. Pada tahun 2010 penulis melanjutkan perkuliahan di Institut Pertanian Bogor Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian melalui jalur undangan seleksi masuk IPB (USMI).

Gambar

Tabel 1. Perlakuan Pupuk DAP dan NPK-std yang Diberikan Per Petak Perlakuan
Tabel 2. Analisis Awal Sifat Kimia Latosol dari Darmaga
Tabel 3.Hasil Analisis Pupuk Diamonium Fosfat
Gambar 1. Pengaruh Pemberian Pupuk DAP atau NPK-std terhadap Tinggi  Jagung  Manis pada umur 4, 6, 8, dan 10 MST
+7

Referensi

Dokumen terkait

Interaksi pemberian pupuk dasar NPK dan frekuensi pemupukan pupuk organik cair berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada 45 HST, tapi tidak berpengaruh nyata terhadap

Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh bahwa interaksi antara varietas dengan pupuk NPK dan organik terhadap pertumbuhan dan produksi berpengaruh nyata terhadap parameter

judul "Efektivitas Pupuk NPK Getama terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung (Zea mays .L) pada Latosol Darmaga" mempakan tugas akhir. akademik sebagai

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji efektivitas pupuk organik yang dikombinasi dengan pupuk anorganik terhadap pertumbuhan dan produksi jagung manis serta

Dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa perlakuan pupuk NPK ber- pengaruh nyata terhadap jumlah tongkol perplot, berat tongkol persampel dan berat tongkol perplot

Dari hasil pengamatan dan analisis sidik ragam dapat dilihat bahwa perlakuan jarak tanam menunjukkan sangat berpengaruh nyata pada parameter amatan. Pemberian pupuk NPK

Pengaruh Interaksi Pemberian pupuk kandang sapi dan Eco Enzyme berpengaruh tidak nyata terhadap peubah yang diamati yaitu: tinggi tanaman, diameter batang, berat tongkol basah jagung

Interaksi perlakuan interbal waktu pemberian dan jenis pupuk daw1 yang digunakan tidak menunjukkan pengaruh yang nyat hterhadap semua parameter yang diamati, tetapi dari semua kombinasi