RANCANG BANGUN APLIKASI SIMPAN PINJAM BERBASIS WEB
PADA KOPERASI WANITA SETIA BHAKTI WANITA JAWA TIMUR
TUGAS AKHIR
Program Studi
S1 Sistem Informasi
Oleh:
ABIGAIL
07410100253
FAKULTAS TEKNOLOGI & INFORMATIKA
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 2
1.3 Batasan Masalah ... 2
1.4 Tujuan ... 3
1.5 Sistematika Penulisan ... 3
BAB II LANDASAN TEORI ... 5
2.1 Koperasi ... 5
2.1.1 Azas-Azas Koperasi ... 5
2.1.2 Manajemen Koperasi ... 6
2.1.3 Jenis Koperasi ... 6
2.2 Simpan Pinjam ... 7
2.2.1 Simpanan Koperasi ... 7
2.2.2 Pinjaman Koperasi ... 8
2.3 Rekayasa Perangkat Lunak ... 9
2.3.1 Pengertian Rekayasa Perangkat Lunak ... 9
2.3.3 Siklus Hidup Perangkat Lunak ... 11
2.4 Aplikasi Berbasis Web ... 12
2.5 Sistem Terintegrasi ... 12
2.6 Tanggung Renteng ... 13
2.7 Peraturan Pada Kopwan SBW Jatim ... 13
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 19
3.1 Analisis Sistem ... 19
3.1.1 Identifikasi Masalah ... 21
3.1.2 Analisis Kebutuhan ... 22
3.2 Perancangan Sistem ... 23
3.2.1 Rancangan Context Diagram ... 35
3.2.2 Rancangan Diagram Berjenjang ... 36
3.2.3 Rancangan Data Flow Diagram ... 36
A. DVD Level 0 ... 37
B. DVD Level 1 Administrasi Keanggotaan ... 38
C. DVD Level 1 Transaksi Simpan ... 39
D. DVD Level 1 Transaksi Pinjam ... 40
E. DVD Level 2 Pinjam ... 40
F. DVD Level 2 Angsur ... 41
3.2.4 Rancangan Database ... 42
A. Rancangan Conceptual Data Model ... 42
B. Rancangan Physical Data Model ... 43
C. Struktur Tabel ... 44
A. Rancangan InterfaceForm Login ... 54
B. Rancangan Interface Halaman Utama ... 55
C. Rancangan Interface Master User ... 56
D. Rancangan Interface Master Kantor Cabang ... 57
E. Rancangan Interface Pembentukan Kelompok ... 58
F. Rancangan Interface Pendaftaran Ketua Kelompok ... 59
G. Rancangan Interface Pendaftaran Anggota Baru ... 60
H. Rancangan InterfaceApproval Anggota Baru ... 62
I. Rancangan Interface Pengunduran Diri Anggota .. 63
J. Rancangan Interface Master Jenis Simpanan ... 64
K. Rancangan Interface Master Jenis Pinjaman ... 64
L. Rancangan Interface Transaksi Simpanan ... 65
M. Rancangan Interface Audit Simpanan ... 66
N. Rancangan Interface Transaksi Pembayaran Simpanan ... 67
O. Rancangan Transaksi Pembayaran Simpanan Kelompok ... 67
P. Rancangan Interface Transaksi Pinjaman ... 68
Q. Rancangan InterfaceApproval Pinjaman ... 69
R. Rancangan Interface Transaksi Pengeluaran Pinjaman ... 70
S. Rancangan Interface Transaksi Pencatatan Angsuran ... 71
T. Rancangan Interface Audit Angsuran ... 72
V. Rancangan Output Bukti Pendaftaran Anggota
Baru ... 73 W. Rancangan Output Bukti Penyetoran Simpanan .... 74
X. Rancangan Output Bukti Penarikan Simpanan ... 75
Y. Rancangan Output Bukti Pinjaman ... 75
Z. Rancangan Output Bukti Pembayaran Angsuran .. 76
AA. Rancangan Laporan Simpanan Kelompok untuk Ketua Kelompok ... 77 BB. Rancangan Output Tagihan Angsuran untuk Ketua
Kelompok ... 78 CC. Rancangan Output Histori Simpanan Anggota ... 79
DD. Rancangan Output Histori Pinjaman Anggota ... 80
EE. Rancangan Output Laporan Periodik Simpanan .... 80
FF. Rancangan Output Laporan Periodik Angsuran
Simpanan ... 81 GG. Rancangan Output Laporan Periodik Pinjaman ... 82
HH. Rancangan Output Laporan Periodik Angsuran
Pinjaman ... 82 II. Rancangan Output Laporan Periodik Bunga ... 83
JJ. Rancangan Output Laporan Periodik Keanggotaan 83
KK. Laporan Anggota Masuk ... 84 LL. Laporan Anggota Keluar ... 84 MM. Rancangan Output Status Pengajuan Pinjaman ... 85
NN. Rancangan FormDialog Pengajuan Pinjaman bagi
Kasie ... 86
3.3 Desain Uji Coba ... 87
4.1 Implementasi ... 92
4.1.1 Tampilan Interface Aplikasi ... 93
4.2 Evaluasi Sistem ... 107
4.2.1 Uji Coba Fungsi Aplikasi ... 107
A. Desain Uji Coba Proses Administrasi Keanggotaan ... 108
B. Desain Uji Coba Proses Simpanan Anggota ... 114
C. Desain Uji Coba Proses Pinjaman ... 119
D. Desain Uji Coba Proses Tanggung Renteng ... 126
E. Desain Uji Coba Integrasi Program ... 129
4.2.2 Uji Coba Fungsi Perhitungan ... 130
4.2.3 Evaluasi Hasil Uji Coba ... 134
BAB V PENUTUP ... 136
5.1 Kesimpulan ... 136
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Koperasi Wanita Setia Bhakti Wanita Jawa Timur (Kopwan SBW Jatim)
merupakan salah satu koperasi yang berdiri di Surabaya sejak tahun 1975. Koperasi
ini memiliki beberapa sektor usaha, salah satunya adalah simpan pinjam. Dalam
perkembanganya, ruang lingkup Kopwan SBW Jatim saat ini telah mencakup
Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo dengan jumlah anggota sekitar 11.000 dan terdiri
dari 386 kelompok. Jumlah anggota kelompok yang cukup besar dengan pelayanan
yang dilakukan hanya berada pada satu tempat menyebabkan rata-rata antrian
pelayanan begitu panjang, terutama menjelang hari Raya atau Natal. Dalam satu
hari bisa mencapai 1.500 anggota yang dilayani. Hal ini menuntut adanya kantor
cabang untuk memudahkan dan memperluas ruang gerak dari koperasi simpan
pinjam tersebut.
Selama ini koperasi tersebut telah memiliki sistem yang terkomputerisasi
untuk mengelola usaha simpan pinjamnya. Namun aplikasi yang digunakan
merupakan aplikasi berbasis desktop. Hal ini akan menimbulkan kendala berupa
tidak terintegrasinya data yang dimiliki koperasi sehingga membutuhkan waktu
ekstra untuk melakukan singkronisasi data transaksi secara kontinyu dan kesulitan
dalam pembuatan laporan jika koperasi membuka cabang di tempat lain. Pihak
manajemen akan kesulitan jika membutuhkan laporan sewaktu-waktu.
2
manual adalah bisa terjadi kesalahan dalam penyalinan data dari database cabang
ke database pusat.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka dibuatlah suatu aplikasi simpan
pinjam berbasis web yang terintegrasi antar kantor pusat dan cabang yang
menangani transaksi simpan pinjam, pendaftaran anggota dan kelompok, serta
unregistrasi anggota yang menghasilkan laporan keanggotaan, laporan simpanan,
laporan pinjaman, laporan angsuran, laporan bunga, serta laporan tanggungan yang
belum dibayarkan. Aplikasi ini diharapkan dapat memperkecil resiko kehilangan
atau terjadi kesalahan pada database. Selain itu laporan dapat dibuat sewaktu-waktu
tanpa harus menunggu proses penyalinan data dari kantor cabang.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan permasalahan
dalam Tugas Akhir ini, yaitu bagaimana menghasilkan aplikasi simpan pinjam yang
terintegrasi antar kantor pusat dan cabang pada Koperasi Wanita Setia Bhakti
Wanita Jawa Timur?
1.3 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah yang digunakan sebagai berikut:
1. Aplikasi ini hanya berlaku pada Koperasi Wanita Setia Bhakti Wanita Jawa
Timur unit usaha simpan pinjam.
2. Aturan yang diterapkan berdasarkan standar operasional perusahaan (SOP)
yang berada pada Kopwan SBW Jatim.
3. Tidak membahas sisa hasil usaha (SHU) pada sistem ini.
3
5. Aplikasi ini tidak menggunakan standar “https”
6. Proses unregistrasi anggota hanya mencakup perhitungan selisih total simpanan
dan sisa pinjaman (proses unregistrasi yang terjadi bukan pada saat pembagian
SHU).
1.4 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan aplikasi simpan pinjam yang
terintegrasi antar kantor pusat dan cabang pada Koperasi Wanita Setia Bhakti
Wanita Jawa Timur.
1.5 Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dalam memahami persoalan dan pembahasanya, maka
penulisan tugas akhir ini dibuat dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini di kemukakan hal-hal yang menjadi latar belakang,
perumusan masalah, batasan masalah, tujuan yang ingin dicapai,
serta sistematika penulisan tugas akhir.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini dibahas secara singkat teori-teori yang berhubungan
dan mendukung dalam pembuatan tugas akhir ini. Adapun teori
yang dibahas meliputi: Koperasi, azas-azas koperasi, manajemen
koperasi, jenis koperasi, simpan pinjam, simpanan koperasi,
pinjaman koperasi, rekayasa perangkat lunak, aplikasi berbasis web,
4
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Pada bab ini dibahas tentang gambaran umum dan perancangan dari
sistem yang dibuat. Perancangan sistem yang dibuat meliputi:
Perancangan block diagram, perancangan data flow diagram
(DFD), perancangan database, perancangan desain input/output.
BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Pada bab ini dibahas tentang implementasi dari sistem yang dibuat
secara keseluruhan, serta melakukan pengujian terhadap aplikasi
yang dibuat untuk mengetahui apakah sistem tersebut dapat
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi sesuai dengan yang
diharapkan. Pengujian sistem dilakukan pada validasi input,
fungsionalitas sistem, dan non-fungsionalitas sistem.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini dibahas tenatang kesimpulan dan saran. Kesimpulan
pada bab ini didapatkan dari hasil evaluasi sistem, sedangkan saran
5
BAB II
LANDASAN TEORI
Koperasi
Koperasi merupakan usaha bersama yang berlandaskan asas kekeluargaan
untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Koperasi berasal dari bahasa
Inggris co-operation, cooperative, atau bahasa Latin: coopere, atau dalam bahasa
Belanda: cooperatie, cooperatieve, yang kurang lebih berarti bekerja
bersama-sama, atau kerja bersama-sama, atau usaha bersama atau yang bersifat kerja sama.
Dalam pasal 33 UUD 1945 (Indonesia, 1945) dan UU No. 25 tahun 1992
tentang Perkoperasian (Indonesia, 1992), yang dimaksud dengan koperasi adalah
“Badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi
dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan azas kekeluargaan”. Sedangkan tujuan
koperasi sebagaimana dikemukakan dalam pasal 3 UU No.25 tahun 1992
(Indonesia, 1992) adalah koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota
pada khususnya dan pada masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan
perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan
makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Azas-Azas Koperasi
Dalam kongres komite pusat koperasi, The International Cooperative
Alliance (ICA), yang ke-23 di Vienna pada tahun 1966 (Hendrojogi, 1998),
dipatuhi oleh semua jenis koperasi dalam segala sistem ekonomi sosial. Azas-azas
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Keanggotaan sukarela dan terbuka (Voluntary and open membership).
Pengelolaan secara demokrasi (Democratric Administration).
Bunga yang terbatas atas modal (Limited interest of capital).
Pembagian sisa hasil usaha kepada anggota secara proposional sesuai dengan
transaksi (Distribution of the surplus to the members in propotion to their
transaction).
Pendidikan koperasi (Coorperative education).
Kerjasama antar koperasi (Coorperation among coorperatives).
Manajemen Koperasi
Pengertian manajemen dapat merujuk pada orang/sekelompok orang atau
bisa pada proses. Dalam hal tersebut, manajemen koperasi terdiri dari: Rapat
Anggota, Pengurus, dan Manajer. Ada hubungan timbal balik anatara ketiga unsur
tersebut. Maksudnya adalah tidak ada satu unsur pun yang dapat bekerja secara
efektif tanpa dibantu atau didukung oleh unsure lainnya (Hendrojogi, 1998).
Manajemen dari koperasi melibatkan empat unsur (perangkat), yaitu:
Anggota, Pengurus, Manajer, dan Karyawan. Khusus tentang karyawan ini
dikatakan bahwa mereka merupakan penghubung antara manajemen dan anggota
pelanggan (Hendrojogi, 1998).
Jenis Koperasi
Menurut Pachta (2005:25), pada dasarnya koperasi dibedakan sebagai
1. Koperasi Konsumsi (menyediakan barang konsumsi anggota).
2. Koperasi Produksi (menghasilkan barang bersama).
3. Koperasi Simpan Pinjam (menerima tabungan dan memberi pinjaman kepada
anggota).
4. Koperasi Serba Usaha (melakukan campuran dari seluruh kegiatan koperasi).
Sedangkan koperasi berdasarkan tingkatannya dibedakan menjadi:
1. Koperasi Primer (anggotanya masih perorangan).
2. Koperasi Sekunder (gabungan koperasi atau induk koperasi).
Simpan Pinjam
Simpan Pinjam adalah usaha yang bergerak dalam perolehan dana dari
masyarakat dalam bentuk tabungan dan simpanan berjangka dan menyalurkan dana
yang diterima tersebut pada mastarakat lain yang membutuhkan dalam bentuk
kredit atau pinjaman (Ashari, 2007). Kegiatan simpan pinjam biasanya dilakukan
oleh koperasi simpan pinjam atau unit usaha simpan pinjam pada sebuah koperasi.
Simpanan Koperasi
Menurut Pachta (2005:117), simpanan adalah uang atau dana yang
bersumber dari anggota yang diberikan kepada koperasi untuk disimpan oleh
koperasi dan dapat dilakukan penarikan simpana oleh anggota sesuai dengan
jumlah simpanannya.
Adapun jenis-jenis simpanan dalam koperasi adalah sebagai berikut:
1. Simpanan pokok adalah sejumlah uang wajib yang disetorkan ke dalam kas
anggota. Simpanan pokok ini tidak dapat ditarik kembali oleh anggota koperasi
tersebut selama yang bersangkutan masih tercatat sebagai anggota koperasi.
2. Simpanan wajib adalah sejumlah uang yang disetorkan kepada koperasi dan
harus dilkakukan oleh semua anggota koperasi. Mengenai besar kecil dari
simpanan wajib ini dapat disesuaikan dengan tujuan usaha koperasi dan
kebutuhan dan yang hendak dikumpulkan. Oleh karena itu akumulasi simpanan
wajib para anggota harus diarahkan untuk mencapai suatu nilai tertentu agar
dapat menunjang kebutuhan dana yang akan digunakan untuk menjalankan
usaha koperasi.
3. Simpanan sukarela adalah iuran yang dibayar oleh anggota koperasi secara
sukarela atau tidak ada paksaan dimana besarnya iuran sesuai dengan
kemampuan masing-masing anggota. Simpanan ini bisa diambil sewaktu-waktu
sesuai dengan jumlah simpanan anggota yang bersangkutan.
Pinjaman Koperasi
Pinjaman merupakan piutang koperasi kepada anggotanya yang harus
dicicil dalam tenggang waktu tertentu (Hendrojogi, 1998). Pemberian kredit
pinjaman merupakan suatu usaha yang beresiko, oleh karena itu koperasi harus
menyeleksi setiap usulan pinjaman secara selektif dan memberikan batas maksimal
peminjaman. Adapun yang perlu diperhatikan bagi anggota yang akan mengajukan
pinjaman adalah sebagai berikut:
1. Jumlah maksimal peminjaman oleh anggota yang ditentukan oleh pihak
2. Jangka waktu peminjaman yang diberikan kepada anggota ditentukan oleh
pihak koperasi. Biasanya batas jumlah pinjaman berpengaruh pada jangka
waktu yang diberikan.
3. Besar dan sistem bunga pinjaman. Masing-masing koperasi memiliki kebijakan
tersendiri dalam menentukan besar dan sistem bunga yang diterapkan dalam
peminjaman.
Rekayasa Perangkat Lunak
Pengertian Rekayasa Perangkat Lunak
Perangkat lunak adalah program komputer, prosedur, aturan, dan
dokumentasi yang berkaitan serta data yang bertalian dengan operasi suatu sistem
komputer (Jogiyanto, 2003). Untuk mendapatkan perangkat lunak tersebut
dibutuhkannya suatu proses rancang bangun yang disebut dengan rekayasa
perangkat lunak (software engineer).
Rekayasa perangkat lunak (RPL) adalah pembentukan dan penggunaan
prinsip rekayasa (engineering) untuk mendapatkan perangkat lunak secara
ekonomis namun handal dan dapat bekerja secara efisien pada computer
(Herlambang dkk, 2005). Proses RPL dimulai jauh sebelum “coding” dilakukan dan
berlanjut terus setelah versi awal dari program selesai dikerjakan.
Metodologi Pengembangan Perangkat Lunak
Pengembangan perangkat lunak dapat diartikan sebagai proses membuat
suatu perangkat lunak baru untuk menggantikan perangkat lunak lama secara
dan tepat dalam mendeskripsikan solusi dan mengembangkan perangkat lunak, juga
hasilnya mudah dikembangkan dan dipelihara, maka pengembangan perangkat
lunak memerlukan suatu metodologi khusus. Metodologi pengembangan perangkat
lunak adalah suatu proses pengorganisasian kumpulan metode dan konvensi notasi
yang telah didefinisikan untuk mengembangkan perangkat lunak. Secara prinsip
bertujuan untuk membantu menghasilkan perangkat lunak yang berkualitas.
Penggunaan suatu metodologi sesuai dengan persoalan yang akan
dipecahkan dan memenuhi kebutuhan pengguna akan menghasilkan suatu produk
perekayasaan yang berkualitas dan terpelihara serta dapat menghindari
masalah-masalah yang sering terjadi seperti estimasi penjadwalan dan biaya, perangkat
lunak yang tidak sesuai dengan keinginan pengguna dan sebagainya. Metodologi
pengembangan perangkat lunak (atau disebut juga model proses atau paradigma
rekayasa perangkat lunak) adalah suatu strategi pengembangan yang memadukan
proses, metode, dan perangkat (tools).
Menurut Pressman (1997) Komponen metodologi pengembangan perangkat
lunak dapat dibagi dalam tiga unit, yaitu :
1. Prosedur, yang dipergunakan untuk mendefinisikan urut-urutan pekerjaan
(daur) dari metode dan alat bantu tersebut.
2. Alat bantu (Tools), yaitu alat-alat (manual atau otomatis) yang mendukung
pengembangan perangkat lunak. Terdapat 2 alat Bantu yang dapat digunakan
yaitu : alat Bantu manual dan alat Bantu otomatis.
3. Metode, yaitu suatu cara atau teknik pendekatan yang sistematik yang
dipergunakan untuk mengembangkan perangkat lunak. Metode ini mencakup :
lunak, perancangan struktur data, arsitektur program, prosedur algoritma,
Coding, uji coba dan pemeliharaan.
Siklus Hidup Perangkat Lunak
Menurut Rizky (2011) siklus hidupm perangkat lunak atau yang biasa
disebut dengan software life developmet (SDLC) merupakan urutan hidup sebuah
perangkat lunak berdasarkan perkembangan perangkat lunak yang ditentukan oleh
pengembang perangkat lunak itu sendiri. Siklus hidup yang paling terkenal adalah
model waterfall.
Menurut Jalote (2008) Waterfall sendiri memiliki definisi bahwa proses
hidup perangkat lunak memiliki sebuah proses yang linear dan sekuensial.meski
demikian dalam perkembangannya tahapan yang telah ada dapat dimodifikasi dari
bentuk aslinya dengan adaptasi pada kebutuhan sistem yang ada.
Menurut Sommerville (2001) waterfall model memiliki enam tahapan,
yaitu:
1. Definisi kebutuhan (Requirement Definition)
2. Desain sistem dan perangkat lunak (Software Design System)
3. Implementasi dan testing unit (Implementation and Unit Testing)
4. Implementasi dan testing sistem (Implementation and System Testing)
5. Uji coba (Testing)
6. Operasional dan pemeliharaan (Operation and Maintenance)
Pada awalnya aplikasi web dibangun dengan hanya menggunakan bahasa
yang disebut HyperText Markup Langauge (HTML). Pada perkembangan
berikutnya, sejumlah skrip dan objek dikembangkan untuk memperluas
kemampuan HTML seperti PHP dan ASP pada skrip dan Apllet pada objek.
Aplikasi Web dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu aplikasi web statis dan dinamis.
Pengertian aplikasi berbasis web adalah “Aplikasi sisi server (server side) yang
menggunakan standar HTTP dan menggunakan browser untuk menggunakan
aplikasi. Termasuk didalamnya teknologi PHP, ASP dan lainnya” (Jogiyanto,
2003).
Arsitektur aplikasi web meliputi klien, web server, middleware dan basis
data. Klien berinteraksi dengan web server. Secara internal, web server
berkomunikasi dengan middleware dan middleware yang berkomunikasi dengan
basis data. Contoh middleware adalah PHP dan ASP. Pada mekanisme aplikasi web
dinamis, terjadi tambahan proses yaitu server menerjemahkan kode PHP menjadi
kode HTML. Kode PHP yang diterjemahkan oleh mesin PHP yang akan diterima
oleh klien (Herlambang, 2005).
Sistem Terintegrasi
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (Depdikbud, 1996), sistem
merupakan suatu kumpulan elemen yang saling berinteraksi satu sama lain
sehingga membentuk suatu kesatuan, bersama-sama bekerja untuk mencapai suatu
tujuan tertentu. Sistem ini terdiri dari input, proses, dan output. Sedangkan integrasi
yang bulat. Jadi sistem terintegrasi adalah suatu penggabungan beberapa sistem
atau subsistem sehingga didapatkan output yang sesuai dengan kebutuhan.
Tanggung Renteng
Tanggung renteng memiliki arti tanggung jawab bersama diantara anggota
dalam satu kelompok atas segala kewajiban terhadap koperasi dengan dasar
keterbukaan dan saling mempercayai (Supriyanto, 2011). Oleh karena itu setiap
keputusan yang dilakukan kelompok dilakukan secara musyawarah.
Peraturan Pada Kopwan SBW Jatim
Kopwan SBW Jatim menerapkan beberapa peraturan dalam pengelolaan
sistem simpan pinjam. Aturan-aturan tersebut meliputi aturan yang terkait masalah
registrasi anggota, unregistrasi anggota, simpanan, pinjaman, serta angsuran.
Peraturan Registrasi Anggota
Untuk dapat menjadi anggota koperasi tanggung renteng, seorang calon
anggota harus tergabung dalam sebuah kelompok yang sudah terbentuk
(Supriyanto, 2011). Registrasi anggota dilakukan oleh ketua kelompok setelah
mendapat persetujuan anggota sedikitnya 2/3 anggota kelompok yang lain.
Peraturan Unregistrasi Anggota
Unregistrasi dilakukan dengan mengajukan permohonan pengunduran diri
yang disertai dengan persetujuan anggota kelompok. Setiap anggota yang keluar
penyelesaian administrasi berupa perhitungan sisa pinjaman dan total simpanan
anggota yang bersangkutan (Supriyanto, 2011).
Peraturan Pembentukan Kelompok
Menurut Supriyanto (2011) pembentukan kelompok baru merupakan
inisiatif bersama dari calon anggota untuk menggabungkan diri membentuk
kelompok. Koperasi dalam hal ini hanya mengesahkan. Dalam pembentukan
kelompok, akan dilakukan survey sebelumnya. Kelompok dapat terbentuk baru atau
terbentuk dari pecahan kelompok yang anggotanya sudah melebihi 50 orang.
Jumlah minimum untuk dibentuknya kelompok baru adalah 15 orang. Setiap
kelompok memiliki jadwal pertemuan rutin setiap bulan dan memiliki satu ketua
kelompok yang bertugas sebagai perantara dan penanggung jawab dalam setiap
transaksi yang terkait dengan koperasi.
Peraturan Dalam Transaksi Simpanan
Saat ini jenis simpanan yang ada pada Kopwan SBW Jatim ada lima macam,
yaitu simpanan pokok (SP), simpanan wajib (SW), simpanan sukarela (SS),
simpanan kelompok (SKel), dan simpanan wajib insidentil (SWi) (Supriyanto,
2011).
Adapun ketentuan dari simpanan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Simpanan Pokok (SP)
Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang sama banyaknya yang wajib
dibayarkan oleh anggota kepada Koperasi pada saat masuk menjadi anggota.
menjadi anggota (Indonesia, 1992). SP ditentukan oleh koperasi dengan nominal
Rp 500.000,- dan dapat dicicil sebanyak minimum 2 kali dan maksimum lima kali.
b. Simpanan Wajib (SW)
Simpanan wajib adalah jumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama
yang wajib dibayar oleh anggota kepada Koperasi dalam waktu dan kesempatan
tertentu. Simpanan wajib tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan
masih menjadi anggota (Indonesia, 1992). Besar simpanan wajib saat ini adalah Rp
10.000,-. Jumlah SW ini mempengaruhi batas maksimum peminjaman dari anggota
(Supriyanto, 2011).
c. Simpanan Sukarela (SS)
Simpanan sukarela merupakan simpanan yang tidak harus dibayarkan tiap
bulannya. Simpanan ini bersifat sukarela dan seperti tabungan (Supriyanto, 2011).
SS akan mendapat bunga tiap bulan. Besarnya suku bunga dapat berubah sesuai
dengan kebijakan koperasi.
d. Simpanan Kelompok (SKel)
Simpanan kelompok merupakan simpanan yang dilakukan atas nama
kelompok. Simpanan ini dapat diambil sewaktu-waktu jika dibutuhkan oleh
kelompok. Simpanan ini bersifat sukarela namun melekat pada kelompok, bukan
pada anggota secara perorangan. Simpanan ini digunakan pada saat terjadi
tanggung renteng (Supriyanto, 2011).
Simpanan wajib insidentil merupakan simpanan wajib yang digunakan
untuk meningkatkan batas pinjaman dari anggota. Simpanan ini dibayarkan setiap
bulannya seperti simpanan wajib perorangan, bersifat wajib, dengan nominal tiap
bulan yang ditentukan kelompok. Besar SWi saat ini berkisar antara Rp 10.000,-
sampai dengan Rp 300.000,-. Besar SWi ditentukan berdasarkan kesepakatan
kelompok. Jumlah SWi ini mempengaruhi batas maksimum peminjaman kelompok
(Supriyanto, 2011).
Peraturan Dalam Transaksi Pinjaman
Saat ini jenis transaksi pinjaman pada Kopwan SBW Jatim ada empat jenis,
yaitu pinjaman SP1, pinjaman SP2, pinjaman SP3, dan pinjaman Hari Raya. Perlu
diketahui bahwa untuk dapat melakukan pinjaman dengan jenis yang sama, maka
pinjaman sebelumnya harus paling tidak sudah dibayarkan 50%. Setiap
peminjaman akan dikenakan suku bunga. Perhitungan bunga yang dibayarkan tiap
bulannya adalah berdasarkan sisa pinjaman yang belum dibayarkan. Berikut ini
adalah penjelasan untuk masing-masing jenis pinjaman yang berlaku di Kopwan
SBW Jatim.
a. Pinjaman SP1
Pinjaman SP1 merupakan pinjaman tingkat pertama yang dapat dipinjam
oleh anggota baru. Syarat pinjaman ini adalah anggota baru harus telah melunasi
simpanan pokok. Total maksimum pinjaman pertama sebesar Rp 1.000.000,-
dengan cicilan maksimum 10 kali. Untuk pinjaman selanjutnya, SP1 memiliki batas
maksimum peminjaman Rp 12.000.000,- dengan cicilan maksimum 24 kali
b. Pinjaman SP2
Pinjaman SP2 merupakan pinjaman tingkat lanjut yang dapat dipinjam
setelah melakukan peminjaman SP1. Total maksimum pinjaman pertama sebesar
Rp 2.000.000,- dengan cicilan maksimum 15 kali. Syarat pada saat peminjaman
SP2 pertama kali adalah SP1 sedikitnya telah lunas 50%. Untuk pinjaman
selanjutnya, SP2 memiliki batas maksimum peminjaman Rp 5.000.000,- dengan
cicilam maksimum 20 kali (Supriyanto, 2011).
c. Pinjaman SP3
Pinjaman SP3 merupakan pinjaman tingkat lanjut yang dapat dipinjam
setelah melakukan peminjaman SP2 minimum 3 kali peminjaman. Anggota yang
ingin melakukan peminjaman SP3 harus memiliki masa keanggotaan minimum satu
tahun. Total maksimum peminjaman adalah 4 kali SW masing-masing anggota
dengan maksimum cicilan 20 kali (Supriyanto, 2011).
d. Pinjaman Hari Raya
Pinjaman hari raya ini diadakan sekitar sebulan sebelum Idul Fitri dan Natal.
Pinjaman ini memiliki batas maksimum peminjaman sebesar Rp 2.500.000,-
dengan maksimum jumlah cicilan 15 kali.
Peraturan Dana Lain-Lain
Selain ada simpanan, anggota juga dikenakan biaya lain-lain yang meliputi
dana kebersamaan anggota (DKA) dan iuran kebakaran.
Dana kebersamaan anggota atau yang sering disebut dengan DKA ini
merupakan iuran seluruh anggota koperasi yang ditarik hanya pada saat ada anggota
atau keluarga anggota yang meninggal (Supriyanto, 2011). Iuran ini digunakan
sebagai dana santunan anggota. Besarnya DKA ini ditentukan sama rata untuk
seluruh anggota koperasi.
b. Iuran Gedung
Iuran gedung dibayarkan sekali saja saat anggota mendaftar. Iuran ini
digunakan sebagai pembangunan koperasi. Iuran ini tidak dapat ditarik kembali.
c. Iuran Kebakaran
Iuran kebakaran diadakan secara sukarela jika ada anggota koperasi yang
19
BAB III
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1 Analisis Sistem
Proses analisis dilakukan sebelum melakukan tahap desain sistem. Tahap
ini merupakan tahap paling krisis dan penting karena kesalahan pada tahap ini
menyebabkan kesalahan pada tahap selanjutnya.
Menurut Jogiyanto (2005), analisis sistem merupakan penguraian dari suatu
sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud
untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan,
kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi, dan
kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya.
Sebelum melakukan analisis sistem dilakukan observasi penelitian di
Kopwan SBW Jatim dengan jumlah anggota sekitar 11.000 orang dan terdiri dari
386 kelompok. Alasan mengapa penulis memilih Kopwan SBW Jatim karena
koperasi ini sudah mempunyai dasar hukum dan sudah mempunyai ijin usaha dari
pemerintah serta memiliki anggota yang cukup banyak.
Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data primer dilakukan dengan
cara observasi dan wawancara kepala sie (kasie) simpan pinjam, bagian admin,
ketua kelompok, serta bagian pengembangan sistem. Sedangkan untuk data
sekunder dilakukan dengan cara mempelajari buku, artikel, undang-undang dan
jurnal yang berhubungan dengan koperasi simpan pinjam. Penelitian ini dilakukan
untuk mengintegrasikan sistem simpan pinjam antar kantor cabang Kopwan SBW
Berdasarkan observasi yang dilakukan, diperoleh informasi-informasi
tentang kondisi perusahaan sebagai berikut:
1. Kopwan SBW Jatim menganut sistem tanggung renteng yang artinya tanggung
jawab atas segala kewajiban terhadap koperasi merupakan tanggung jawab
bersama diantara anggota dalam satu kelompok dengan dasar keterbukaan dan
saling mempercayai.
2. Keanggotaan di koperasi tersebut dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil
yang masing-masing kelompok memiliki satu orang penanggung jawab (PJ)
atau ketua kelompok (KK).
3. Setiap bulan PJ akan menerima laporan simpanan dan kewajiban yang harus
dibayarkan masing-masing anggota dari kelompok yang bersangkutan.
4. Setiap bulan masing-masing kelompok mengadakan pertemuan rutin yang
sudah terjadwal.
5. Kewajiban setiap anggota kelompok dibayarkan ke koperasi melalui PJ
kelompok pada saat H+1 pertemuan rutin.
6. Simpanan anggota terdiri dari lima jenis simpanan, yaitu simpanan pokok (SP),
simpanan wajib (SW), simpanan sukarela (SS), simpanan kelompok (SKel), dan
simpanan wajib insidentil (SWi).
7. Simpanan pokok merupakan simpanan yang hanya sekali dan wajib dibayarkan
pada saat mendaftar menjadi anggota. Simpanan ini dapat dicicil sebanyak 2-5
kali. Simpanan ini hanya dapat diambil kembali pada saat anggota
8. Simpanan wajib merupakan simpanan yang wajib dibayarkan tiap bulan dengan
jumlah yang sudah ditentukan koperasi. Simpanan ini hanya dapat diambil
kembali pada saat anggota mengundurkan diri dari keanggotaan koperasi.
9. Simpanan sukarela merupakan simpanan yang dengan sukarela dibayarkan oleh
anggota dengan besar yang tidak ditentukan. Simpanan ini mendapatkan bunga
flat pertahun dan hanya dapat diambil setelah tutup tahun.
10.Setiap peminjaman dan pendaftaran anggota baru harus mendapatkan
persetujuan minimal 2/3 dari jumlah anggota kelompok terkait.
11.Terdapat beberapa jenis pinjaman yang ada pada Kopwan SBW Jatim, yaitu
pinjaman SP, pinjaman SP1, pinjaman SP2, dan pinjaman hari raya.
12.Jika seorang anggota ingin melakukan pinjaman sedangkan masih memiliki
tanggungan pinjaman, maka syarat yang harus dipenuhi adalah sisa pinjaman
sebelumnya paling tidak telah lunas lima puluh persen.
3.1.1 Identifikasi Masalah
Kopwan SBW Jatim memiliki salah satu unit usaha yang bergerak dalam
bidang simpan pinjam. Koperasi tersebut selama ini hanya memiliki satu kantor
saja. Namun anggota koperasi mencapai 11.000 orang. Hal ini menimbulkan
masalah antrian yang cukup panjang dalam hal pelayanan. Dalam satu hari antrian
bisa mencapai kisaran 1500 orang. Hal ini menyebabkan ketidak efisiensian waktu.
Antrian terjadi karena dalam satu proses transaksi terjadi validasi berangkap.
Misalnya pada pembayaran simpanan, penyetoran simpanan diberikan pada
penanggung jawab kartu (PJ Kartu) yang kemudian akan divalidasi oleh audit baru
pengajuan pinjaman. Pengajuan akan diberikan kepada PJ Kartu dan memerlukan
approval dari kasie simpan pinjam. Setelah mendapat persetujuan baru dapat
dilakukan pengambilan pinjaman di kasir.
Selama ini proses approval maupun validasi masih secara manual sehingga
tidak dapat dilakukan jika pejabat yang bersangkutan tidak ada di tempat. Selain
masalah antrian dan approval, keanggotaan yang sudah mencapai Madura,
Sidoarjo, Gresik, dan sekitarnya ini menyebabkan masalah bagi anggota yang
rumahnya jauh dari kantor cabang. Untuk melakukan transaksi simpan pinjam,
anggota harus datang ke kantor pusat yang jauh dari rumahnya. Hal ini
menyebabkan ketidak efisienan waktu maupun tenaga.
Selain masalah-masalah di atas, koperasi pun memiliki keinginan untuk
mengembangkan diri baik dari segi ruang lingkup konsumen maupun peningkatan
pelayanan. Hal ini dibutuhkan untuk mempertahankan eksistensi koperasi dalam
persaingan yang semakin ketat dalam era global ini.
3.1.2 Analisis Kebutuhan
Dari identifikasi masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka dibuatlah
sebuah sistem baru yang dapat digunakan secara terintegrasi, baik di kantor pusat
maupun kantor cabang. Aplikasi ini dibutuhkan untuk mendukung semua transaksi
yang terjadi pada tiap kantor cabang agar data yang tersimpan secara terpusat
merupakan data yang up to date dan memperkecil resiko terjadinya kesalahan pada
pengolahan database. Aplikasi ini meliputi transaksi administrasi keanggotaan,
3.2 Perancangan Sistem
Adapun perancangan sistem simpan pinjam pada Kopwan SBW Jatim
dapat dilihat pada model pengembangan di bawah ini:
Sistem Simpan Pinjam
Gambar 3.1 Model Pengembangan Aplikasi Simpan Pinjam Berbasis Web pada
Kopwan SBW Jatim
Dalam sistem ini baik ketua kelompok, manajer, dan staff pada
masing-masing kantor cabang maupun kantor pusat akan saling terhubung dengan server
melalui sebuah sistem simpan pinjam yang berbasis web. Terdapat server, kepala
sie, kepala usaha, ketua kelompok, penanggung jawab kartu (PJ kartu), audit,
keanggotaan, dan kasir yang terdapat pada kantor pusat. Sedangkan pada kantor
cabang hanya terdapat user ketua kelompok, penanggung jawab kartu (PJ kartu),
audit, keanggotaan, kasir, dan kepala cabang. Perbedaan dalam sistem simpan
Tabel 3.1 Perbedaan Sistem yang Terdapat pada Kantor Pusat dan Kantor Cabang
Uraian Pusat Cabang
Penentuan master
simpanan/pinjaman Ya (Kasie) Tidak
Penentuan suku bunga
simpanan/pinjaman Ya (Kasie) Tidak
Approval anggota baru Ya (Kasie) Dari Pusat (Kasie)
Approval pinjaman Ya (Kasie) Dari Pusat (Kasie)
Laporan Meliputi semua cabang
untuk user kepala unit dan kasie, sedangkan untuk user level lainnya
hanya laporan pada
kantor pusat. Khusus ketua kelompok hanya dapat mengakses laporan
yang terkait dengan
kelompoknya saja.
Hanya laporan pada
cabang terkait. Khusus ketua kelompok hanya dapat mengakses laporan
yang terkait dengan
kelompoknya saja.
Ada empat proses besar dalam sistem ini, yaitu proses keanggotaan, proses
simpanan, proses pinjaman, dan proses tanggung renteng yang terkait dengan
simpan pinjam. Dari proses simpan pinjam yang ada, dapat digambarkan diagram
Administrasi Calon Anggota, ID
Kelompok
Angsuran, ID Anggota, ID Kelompok Pengajuan Pinjaman, ID
Anggota, ID Kelompok Simpanan, ID Anggota, ID
Kelompok
Lap. Tagungan Belum Dibayar ID Anggota, ID Kelompok,
ID Simpanan/Pinjaman
Lap.TR
Master Jenis Simpanan, Suku Bunga Simpanan
Master Jenis Pinjaman, Suku Bunga Pinjaman
Gambar 3.2 Diagram Input Proses Output Sistem Simpan Pinjam Berbasis Web
pada Kopwan SBW Jatim
Proses administrasi keanggotaan terbagi menjadi tiga proses, yaitu
pembentukan kelompok, registrasi anggota, dan unregistrasi anggota.
kelompok baru. Kelompok yang terbentuk akan digunakan terkait dengan
pendaftaran anggota.
Proses registrasi dan unregistrasi anggota harus disetujui oleh minimum
2/3 anggota kelompok terkait. Oleh karena itu Pendaftaran anggota baru maupun
pengunduran diri anggota kelompok dilakukan oleh ketua kelompok ke bagian
keanggotaan. Pendaftaran anggota baru dilakukan dengan menginputkan data calon
anggota yang domisilinya dianjurkan dekat dengan domisili kelompok. Pendaftaran
anggota baru dapat dilakukan pada kantor cabang maupun kantor pusat, namun
dibutuhkan approval kasie dari kantor pusat agar seorang calon anggota dapat
terdaftar menjadi anggota aktif.
Pembentukan Kelompok
Registrasi Anggota
Input Proses Output
Permohonan Keluar, ID Anggota, ID Kelompok Calon Anggota, ID
Kelompok
Gambar 3.3 Diagram Input Proses Output Administrasi Keanggotaan pada
Setelah mendaftar menjadi anggota, untuk dapat melakukan transaksi
simpan pinjam hal lain yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah membayar
simpanan pokok. Selain simpanan pokok, ada juga simpanan jenis lain yang wajib
dibayarkan ataupun dengan sukarela dibayarkan tiap bulan. Jenis simpanan yang
ada saat ini meliputi simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela,
simpanan kelompok, simpanan wajib insidentil, dana kebersamaan anggota,
simpanan gedung, dan simpanan kebakaran. Pembayaran simpanan ini dilakukan
oleh ketua kelompok maksimum H+1 dari tanggal pertemuan kelompok. Setiap
bulannya masing-masing ketua kelompok akan mendapatkan laporan simpanan
yang sudah dibayarkan serta tagihan simpanan wajib, gedung, kebakaran, dan dana
kebersamaan anggota yang harus dibayarkan masing-masing anggotanya.
Penentuan jenis simpanan dan bunga simpanan hanya dapat dilakukan oleh kasie
yang terdapat pada kantor pusat. Berikut ini adalah gambaran umum proses
Penagihan
Tagihan SP & SW
Lap. Bunga Simpanan Lap. Simpanan Belum Dibayar Lap. Simpanan Anggota/Kelompok Simpanan, ID Anggota, ID
Kelompok
Tanggal Pertemuan Tagihan DKA,SG, & SK
Penentuan Jenis Simpanan
Jenis Simpanan
Master Jenis Simpanan
Suku Bunga
Gambar 3.4 Diagram Input Proses Output Transaksi Pembayaran Simpanan pada
Kopwan SBW Jatim
Selain proses simpanan, hal lain yang dapat dilakukan anggota koperasi
adalah melakukan pinjaman. Tidak ada sistem denda pada proses pembayaran
angsuran pinjaman karena Kopwan SBW Jatim ini menerapkan sistem tanggung
renteng, dimana jika ada seorang anggota yang tidak membayar maka akan menjadi
tanggung jawab anggota kelompok yang lain. Oleh karena itu dibutuhkan proses
persetujuan kelompok pada saat seorang anggota mengajukan peminjaman.
Seseorang yang ingin mengajukan simpanan haruslah mendapatkan persetujuan
dari minimum 2/3 dari anggota kelompok yang bersangkutan. Persetujuan
kelompok ini diwakilkan dengan dilakukannya pengajuan pinjaman anggota oleh
pada peminjaman sebelumnya dan jumlah simpanan wajib yang dimiliki anggota
bersangkutan turut menjadi pertimbangan dalam proses approval oleh pihak
koperasi. Dalam hal ini approval dilakukan oleh kasie yang berada paa kantor
pusat. Jika syarat-syarat peminjaman terpenuhi maka anggota bersangkutan dapat
melakukan peminjaman dengan platform tertentu sesuai jenis pinjaman. Adapun
jenis pinjaman yang ada dibagi menjadi pinjaman SP1, pinjaman SP2, pinjaman
SP3, dan pinjaman hari raya. Seperti simpanan, jenis dan suku bunga pinjaman
hanya dapat dilakukan oleh kasie pada kantor pusat. Gambar 3.5 menggambarkan
gambaran umum proses pinjaman pada Kopwan SBW Jatim.
Pengajuan ID Anggota, ID Kelompok
Penentuan Jenis Pinjaman
Jenis Pinjaman
Master Jenis Pinjaman
Suku Bunga
Gambar 3.5 Diagram Input Proses Output Transaksi Pembayaran Pinjaman pada
Pinjaman SP1, SP2, dan SP3 merupakan pinjaman yang berjenjang.
Maksudnya adalah seorang anggota dapat melakukan peminjaman SP2 jika ia
pernah melakukan peminjaman SP1. Begitu pula dengan SP3, dapat diambil jika
anggota bersangkutan pernah mengambil pinjaman SP2. Sedangkan untuk
pinjaman hari raya hanya dapat dilakukan satu bulan sebelum hari raya Idul Fitri
atau Natal. Sama halnya seperti pada proses simpanan, setiap bulan masing-masing
ketua kelompok akan mendapatkan daftar tagihan angsuran yang harus dibayarkan
anggotanya. Pada proses angsuran, perhitungan bunga pinjaman didapatkan dari
sisa pinjaman anggota dan suku bunga pinjaman yang telah ditentukan oleh kasie.
Penagihan
Pembayaran Angsuran
Proses
Input Output
Angsuran, ID Anggota, ID Kelompok
Gambar 3.6 Diagram Input Proses Output Transaksi Pembayaran Angsuran pada
Kopwan SBW Jatim
Karena Kopwan SBW Jatim menganut sistem tanggung renteng, maka jika
ataupun pinjaman akan dilakukan tanggung renteng (TR). Proses TR ini memotong
simpanan kelompok (SKel) anggota terkait untuk menutup kewajiban yang belum
terbayarkan. Adapun gambaran proses TR seperti pada gambar di bawah ini.
Pencatatan TR
Pembayaran TR Proses
Input Output
ID Simpanan/ID Pinjaman
Lap. TR ID Anggota, ID Kelompok
Angsuran Belum diBayar
Gambar 3.7 Diagram Input Proses Output Transaksi Tanggung Renteng pada
Kopwan SBW Jatim
Dari proses pendaftaran, simpanan, pinjaman, pembayaran angsuran, dan
tanggung renteng, maka didapatkan berbagai laporan yang diserahkan kepada
manajer maupun kepala yang bertanggung jawab dari masing-masing cabang. Data
anggota baru dari proses pendaftaran akan diolah dan dilaporkan untuk meninjau
perkembangan anggota dari masing-masing daerah atau cabang. Sedangkan dari
proses simpan pinjam dan pembayaran angsuran dihasilkan suatu laporan
perkembangan yang berfungsi menganalisa banyaknya uang yang keluar dan
masuk tiap periodenya. Selain itu terdapat juga laporan yang menunjukan seberapa
besar kewajiban yang masih harus dibayarkan oleh anggota. Seorang manajer akan
mendapatkan laporan secara keseluruhan dan dapat pula melihat laporan dari
masing-masing kantor cabang. Namun laporan yang ditujukan kepada penanggung
jawab cabang hanya sebatas transaksi pada kantor cabang terkait.
Dari diagram input-proses-output yang telah ada, di bawah ini digambarkan
harus dilakukan oleh calon anggota adalah bergabung dalam suatu kelompok dan
memperoleh persetujuan dari kelompok tersebut untuk menerima sebagai anggota.
Adapun pembentukan kelompok merupakan hasil pengajuan pecah kelompok atau
dari hasil survey pihak koperasi. Hasil persetujuan yang di dapatkan dari rapat
anggota akan dilaporkan oleh ketua kelompok ke bagian keanggotaan untuk
didaftarkan. Setelah didaftarkan, maka menunggu approval dari kasie simpan
pinjam. Kasie akan melakukan proses validasi apakah calon anggota ini pernah
mendaftar atau belum. Jika sudah maka akan dilihat histori transaksi dari anggota
tersebut sebagai bahan pertimbangan. Berikut adalah gambar alur proses
pendaftaran anggota pada Kopwan SBW Jatim.
Rekomendasi
Ketua Kelompok Keanggotaan Kasie Ka Unit Kacab
Start
Gambar 3.8 Alur Proses Pembentukan Kelompok dan Pendaftaran Anggota
Setelah di approve, anggota harus melunasi simpanan pokok. Selain
simpanan pokok, terdapat simpanan wajib dan wajib insidentil yang harus
dibayarkan setiap bulannya. Proses simpanan ini diawali dengan keluarnya tagihan
secara kolektif oleh ketua kelompok saat pertemuan kelompok dan dibayarkan
kepada pihak koperasi. Data simpanan akan diinputkan oleh bagian PJ kartu dan
diaudit oleh bagian audit. Setelah lolos audit, baru pembayaran simpanan dapat
diproses dibagian kasir. Berikut adalah gambar alur proses transaksi simpanan.
Kelompok
Ketua Kelompok PJ Kartu Audit Kasir Ka Unit, Kasie, & Kacab Start
Gambar 3.9 Alur Proses Transaksi Simpanan
Setelah simpanan pokok lunas, maka anggota dapat melakukan pinjaman.
Proses pinjaman diawali dengan pencatatan pengajuan pinjaman dari ketua
kelompok oleh bagian PJ kartu. Pengajuan ini akan diberikan kepada kasie untuk
divalidasi dan di approve. Setelah mendapat persetujuan dari kasie, maka dapat
diproses oleh bagian kasir untuk mengeluarkan peminjaman.
Proses pembayaran angsuran serupa dengan proses simpanan. Ketua
kelompok akan menerima tagihan setiap bulan. Pembayaran akan dilakukan oleh
ketua kelompok ke pihak koperasi. Ketua kelompok akan melaporkan ke bagian PJ
kartu untuk dilakukan pencatatan angsuran, kemudian akan dilakukan validasi oleh
audit, dan terakhir diproses oleh bagian kasir. Berikut adalah gambaran alur proses
ID Anggota, Ketua Kelompok Kasie PJ Kartu Audit Kasir Ka Unit, Kasie & Kacab
Start
Gambar 3.10 Alur Proses Transaksi Pinjam dan Angsur
Jika pembayaran kewajiban simpanan maupun angsuran tidak dilakukan
oleh anggota, maka akan dilakukan proses tanggung renteng. Proses tanggung
renteng ini adalah pelunasan kewajiban dari anggota kelompok yang tidak
membayar dengan memotong simpanan kelompok dari anggota bersangkutan.
Berikut adalah gambar alur proses tanggung renteng.
Anggota
ID Anggota,
TR Pencatatan TR Audit TR Pembayaran
TR
Pinjaman
Angsur
TR Simpanan
Lap.TR
Ketua Kelompok PJ Kartu Audit Kasir Ka Unit, Kasie & Kacab
Start End
3.2.1 Rancangan Context Diagram
Dalam perancangan sistem ini, entitas yang berperan adalah bagian ketua
kelompok, kasie siman pinjam, kepala cabang, dan kepala usaha. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.12.
Master Jenis Simpanan
Tagihan & Konfirmasi Angsuran
Lap Kelompok Baru
Suku Bunga Pinjaman
Lap Bunga Pinjaman
Lap Bunga Sim panan
Lap Bunga Sim panan
Lap Tanggungan Belum Dibayar Lap Tanggungan Belum Dibayar Lap Kelompok Baru
Lap Tanggungan Belum Dibayar Lap Kelompok Baru
Suku Bunga Sim panan
Lap Angsuran
Lap Bunga Sim panan
Lap Keanggotaan
App Pinjaman Pinjaman Tagihan & Konfirmasi Simpana n
0
Sim pan Pinjam pada Kopwan SBW Jatim
+
Kepala Usaha
Kasie Sim pan Pinjam Kepala Cabang
Ketua Kelom pok
Gambar 3.12 Context Diagram Sistem Simpan Pinjam pada Kopwan SBW Jatim
3.2.2 Rancangan Diagram Berjenjang
Diagram berjenjang dari sistem simpan pinjam Kopwan SBW Jatim dapat
dijabarkan menjadi tiga proses, yaitu proses administrasi keanggotaan, proses
transaksi simpan, dan proses transaksi pinjam. Dari proses ketiga tersebut memiliki
subproses lagi, untuk proses administrasi keanggotaan memiliki tiga subproses,
proses transaksi simpan ada tiga subproses, dan transaksi pinjam ada dua subproses.
subproses tersebut pecah menjadi tiga dan dua subproses lagi. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada gambar diagram berjenjang padaGambar 3.13.
Sistem Simpan
Gambar 3.13 Diagram Jenjang Sistem Simpan Pinjam pada Kopwan SBW Jatim
3.2.3 Rancangan Data Flow Diagram
Data flow diagram dibuat berdasarkan context diagram yang telah dibuat
sebelumnya. Context diagram tersebut dijabarkan menjadi subproses dibawahnya
A.
DVD Level 0
Data flow diagram level 0 pada sistem simpan pinjam pada Kopwan SBW Jatim ini
Master Jenis Simpanan Tagihan & Konfirmasi A
Total Pinjaman
Pada diagram level 0 sistem simpan pinjam pada Kopwan SBW Jatim ini
terdapat tiga sub proses, yaitu:
1. Administrasi Keanggotaan. Proses ini digunakan untuk mengelola data yang
terkait pada bagian keanggotaan. data keanggotaan meliputi data anggota dan
data kelompok.
2. Transaksi Simpan. Proses ini digunakan untuk mengelola data yang terkait
transaksi simpanan.
3. Transaksi Pinjam. Proses ini digunakan untuk mengelola data yang terkait
transaksi pinjaman termasuk pembayaran angsuran.
4. Transaksi Tanggung Renteng. Proses ini digunakan untuk mengelola data
yang terkait transaksi tanggung renteng baik yang terkait simpanan ataupun
angsuran.
B. DVD Level 1 Administrasi Keanggotaan
DVD level 1 administrasi keanggotaan memiliki dekomposisi tiga sub
proses, yaitu registrasi anggota, pembentukan kelompok, dan unregistrasi annggota.
App Anggota Baru
Calon Anggota Baru
Lap Keanggotaan
Pengajuan Kelom pok Calon Anggota Perm ohonan Keluar
Kelom pok
Gambar 3.15 DVD Level 1 Administrasi Keanggotaan
C. DVD Level 1 Transaksi Simpan
DVD level 1 transaksi simpan memiliki dekomposisi tiga sub proses, yaitu
penagihan, pembayaran simpanan, dan perhitungan bunga. Adapun gambaran dari
proses tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.16.
Master Jenis Simpanan Lap Bunga Sim panan Lap Simpanan
Lap Simpanan Lap Bunga Sim panan
Sim panan
Lap Simpanan Suku Bunga Sim panan
Lap Bunga Sim panan Tagihan & Konfirmasi Sim panan
Ketua
Kelom pok Kasie
Gambar 3.16 DVD Level 1 Transaksi Simpan
D. DVD Level 1 Transaksi Pinjam
DVD level 1 transaksi simpan memiliki dekomposisi dua sub proses, yaitu
pinjam dan angsur. Adapun gambaran dari proses tersebut dapat dilihat pada
Lap Bunga Pinjam an
Lap Bunga Pinjam an
Sisa Pinjaman
Tagihan & Konfirm asi Angsuran Suku Bunga Suku Bunga Pinjam an
Lap Bunga Pinjam an Lap Tanggungan Belum Dibayar
Lap Tanggungan Belum Dibayar Lap Tanggungan Belum Dibayar
Pengajuan Pinjam an
7 Syarat 1 Anggota
1
Gambar 3.17 DVD Level 1 Transaksi Pinjam
E. DVD Level 2 Pinjam
DVD level 2 pinjam memiliki dekomposisi tiga sub proses, yaitu pengajuan
pinjaman, acc pinjaman, peminjaman. Adapun gambaran dari proses tersebut dapat
Master Jenis Pinjaman
Usaha Kepala Cabang 3 Pinjaman
Gambar 3.18 DVD Level 2 Pinjam
F. DVD Level 2 Angsur
DVD level 2 amgsur memiliki dekomposisi dua sub proses, yaitu penagihan
dan pembayaran angsuran. Adapun gambaran dari proses tersebut dapat dilihat pada
Gambar 3.19.
Lap Tanggungan Belum Dibayar
Lap Tanggungan Belum Dibayar
Lap Tanggungan Belum Dibayar Lap Bunga Pinjaman
Tagihan & Konfirmasi Angsuran
Kasie
3.2.4 Rancangan Database
Perencanaan basis data terdiri dari 2 bagian yaitu Conceptual Data Model
atau CDM dan Physical Data Model atau PDM. Keduanya berfungsi untuk
menggambarkan data serta hubungan antara data-data tersebut. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat sebagai berikut.
A. Rancangan Conceptual Data Model
CDM menggambarkan struktur data model secara detail dalam bentuk logic
atau konsep rancangan pembuatan database yang terdiri dari beberapa entity antara
lain : anggota, kelompok, simpanan, pinjaman, angsuran, user, dll. CDM sistem
Gambar 3.20 CDM Sistem Simpan Pinjam Kopwan SBW Jatim
B. Rancangan Physical Data Model
PDM merupakan model yang digunakan sejumlah tabel untuk
menggambarkan data serta hubungan antara data-data tersebut. Setiap tabel
mempunyai sejumlah kolom dimana kolom memiliki nama unik. Tipe data PDM
lebih khusus dan spesifik. Perancangan PDM merupakan representasi fisik dari
database. PDM sistem simpan pinjam pada Kopwan SBW Jatim dapat dilihat pada
Id_cabang = id_cabang
id_kelompok = id_kelompok id_anggota = id_anggota Nama_kota = nama_kota
id_jenis_simpanan = id_jenis_simpanan id_anggota = id_anggota
Gambar 3.21 PDM Sistem Simpan Pinjam Kopwan SBW Jatim
C. Struktur Tabel
Dari Physical Data Model yang sudah terbentuk, dapat disusun struktur
basis data yang nantinya akan digunakan untuk menyimpan data yang diperlukan.
Jumlah seluruh tabel adalah sepuluh tabel, yaitu : anggota, kelompok, master
transaksi pinjaman, transaksi angsuran pinjaman, kantor cabang dan user. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada penjelasan tabel-tabel berikut:
1. Struktur Tabel Anggota
Nama file : Anggota
Primary key : ID Anggota
Foreign key : ID Kelompok
Fungsi : Menyimpan data anggota
Tabel 3.2 Struktur Tabel Anggota
No Name Field Constraint Data Type Description
1 ID_Anggota PK VARCHAR(50) ID Anggota
2 ID_Kelompok FK VARCHAR(50) ID Kelompok
3 nomor_ktp VARCHAR(16) Nomor KTP
4 Nama_Anggota VARCHAR(100) Nama Anggota
5 Alamat_Anggota VARCHAR(100) Alamat Anggota
6 kecamatan_anggota VARCHAR(100) Kecamatan
7 kota_anggota VARCHAR(100) Kota
8 no_hp_anggota VARCHAR(50) No Hp Anggota
9 Stts_Anggota VARCHAR(50) Status Anggota
10 Tmpt_Lahir VARCHAR(100) Tempat Lahir
11 Tgl_Lahir DATE Tanggal Lahir
12 tanggal_daftar DATE Tanggal Mendaftar
13 Pekerjaan VARCHAR(100) Pekerjaan Anggota
14 Penghasilan INT(11) Penghasilan
Perbulan
15 Pekerjaan Suami VARCHAR(100) Pekerjaan Suami
16 Penghasilan Suami INT(11) Penghasilan Suami
Perbulan
17 Jumlah Tanggungan INT(2) Jumlah
Tanggungan
18 pemohon VARCHAR(50) Yang memberi
referensi
19 status_pemohon VARCHAR(200) status pemohon
2. Struktur Tabel Kelompok
Nama file : Kelompok
Primary key : ID Kelompok
Foreign key : userid
Fungsi : Menyimpan data kelompok
Tabel 3.3 Struktur Tabel Kelompok
N
o Name Field
Constrain
t Data Type Description
1 ID_Kelompok PK VARCHAR(50) ID Kelompok
2 Kecamatan VARCHAR(100
) Kecamatan
3 Tgl_Terbentuk DATE Tanggal
Terbentuk
4 id_ketua_kelompok VARCHAR(50) ID Ketua
kelompok
7 userid FK INT(11) penanggung
jawab entry data
3. Struktur Tabel Kantor Cabang
Nama file : Kantor Cabang
Primary key : ID Cabang
Foreign key : -
Fungsi : Menyimpan data kantor cabang
Tabel 3.4 Struktur Tabel Kantor Cabang
No Name Field Constraint Data Type Description
1 ID_Cabang PK VARCHAR(50) ID Cabang
2 Nama_Cabang VARCHAR(100) Nama Cabang
3 telp_cabang VARCHAR(50) Nomor telepon cabang
5 kota_cabang VARCHAR(100) Kota cabang
4. Struktur Tabel Jenis Simpanan
Nama file : Jenis Simpanan
Primary key : ID Jenis Simpanan, Nama Simpanan
Foreign key : -
Fungsi : Menyimpan data jenis simpanan
Tabel 3.5 Struktur Tabel Jenis Simpanan
No Name Field Constraint Data Type Description
1 id_jenis_simpanan PK VARCHAR(50) ID Jenis simpanan
2 nama_simpanan PK VARCHAR(100) nama simpanan
3 bunga_simpanan DOUBLE besar bunga
simpanan
4 besar_minimum_simpanan INT(11) besar minimum
simpanan
5 wajib VARCHAR(50) status wajib
6 dapat_dicicil VARCHAR(50) status dapat dicicil
7 jumlah_min_cicilan INT(11) Minimum Jumlah
Cicilan Simpanan
8 jumlah_maks_cicilan INT(11) Maximum Jumlah
Cicilan Simpanan
9 besar_simpanan_fix INT(11) besar simpanan fix
5. Struktur Tabel Transaksi Simpanan
Nama file : Transaksi Simpanan
Primary key : ID Simpanan
Foreign key : ID Anggota, User Pembayaran
Fungsi : Menyimpan data transaksi simpanan
Tabel 3.6 Struktur Tabel Transaksi Simpanan
N
o Name Field
Constrain
1 id_simpanan PK VARCHAR(50
) ID Simpanan
2 id_anggota FK VARCHAR(50
) ID anggota
3 tanggal_simpanan DATE tanggal
simpanan
7 user_pembayaran FK INT(11) penanggung
jawab entry data
6. Struktur Tabel Transaksi Simpanan Anggota
Nama file : Transaksi Simpanan Anggota
Primary key : ID Simpanan Anggota
Foreign key : ID Anggota, ID Jenis Simpanan
Fungsi : Menyimpan data transaksi simpanan anggota
Tabel 3.7 Struktur Tabel Transaksi Simpanan Anggota
No Name Field Constraint Data Type Description
1 id_simpanan_anggota PK VARCHAR(50) ID Simpanan Anggota
2 id_anggota FK VARCHAR(50) ID Anggota
3 id_jenis_simpanan FK VARCHAR(50) ID Jenis Simpanan
4 jumlah_simpanan INT(11) Jumlah Simpanan
7. Struktur Tabel Bunga Simpanan
Nama file : Bunga Simpanan
Primary key : ID Bunga Simpanan
Foreign key : ID Jenis Simpanan, ID Anggota
Tabel 3.8 Struktur Tabel Bunga Simpanan
No Name Field Constraint Data Type Description
1 id_bunga_simpanan PK VARCHAR(50) ID Bunga Simpanan 2 id_jenis_simpanan FK VARCHAR(50) ID Jenis Simpanan
3 id_anggota FK VARCHAR(50) ID Anggota
4 besar_bunga_simpanan INT(11) Besar Bunga
Simpanan
5 tanggal_bunga_simpanan DATE Tanggal Bunga
Simpanan 6 status_bunga_simpanan VARCHAR(50) Status Bunga
Simpanan
8. Struktur Tabel Simpanan Kelompok
Nama file : ID Simpanan Kelompok
Primary key : ID Kelompok
Foreign key : User Pembayaran
Fungsi : Menyimpan data simpanan kelompok
Tabel 3.9 Struktur Tabel Simpanan Kelompok
No Name Field Constraint Data Type Description
1 id_simpanan_kelompok PK VARCHAR(50) ID Simpanan Kelompok
2 id_kelompok FK VARCHAR(50) ID Kelompok
3 tanggal_simpanan DATE Tanggal
Simpanan
7 user_pembayaran FK INT(11) penanggung
9. Struktur Tabel Saldo Simpanan Kelompok
Nama file : ID Saldo Simpanan Kelompok
Primary key : ID Kelompok
Foreign key : -
Fungsi : Menyimpan data saldo simpanan kelompok
Tabel 3.10 Struktur Tabel Saldo Simpanan Kelompok
No Name Field Constraint Data Type Description
1 id_kelompok PK VARCHAR(50) ID Kelompok
2 saldo DECIMAL(10,0) Saldo
3 last_update DATE Tanggal terakhir simpan
10. Struktur Tabel Jenis Pinjaman
Nama file : Jenis Pinjaman
Primary key : ID Jenis Pinjaman, Nama Pinjaman
Foreign key : -
Fungsi : Menyimpan data jenis pinjaman
Tabel 3.11 Struktur Tabel Jenis Pinjaman
No Name Field Constraint Data Type Description
1 id_jenis_pinjaman PK VARCHAR(50) ID Jenis Pinjaman
2 nama_pinjaman PK VARCHAR(100) Nama Pinjaman
3 bunga_pinjaman DOUBLE Bunga Pinjaman
4 besar_minimum_pinjaman INT(11) Besar Minimum
Pinjaman
5 besar_maksimum_pinjaman INT(11) Besar Maksimum
Pinjaman
6 jumlah_min_cicilan INT(11) Jumlah Minimum
Cicilan
7 jumlah_maks_cicilan INT(11) Jumlah Maksimum
Cicilan
8 lama_min_keanggotaan INT(11) Lama Minimum
Keanggotaan
9 pinjaman_sebelumnya VARCHAR(50) Pinjaman
Sebelumnya 10 jenis_pinjaman_sebelumnya VARCHAR(50) Jenis Pinjaman
11 histori_pinjaman INT(11) Histori Pinjaman
12 sisa_angsuran INT(11) Sisa Angsuran
11. Struktur Tabel Transaksi Pinjaman
Nama file : Transaksi Pinjaman
Primary key : ID Pinjaman
Foreign key : ID Jenis Pinjaman, ID Anggota, User Pembayaran
Fungsi : Menyimpan data transaksi pinjaman
Tabel 3.12 Struktur Tabel Transaksi Pinjaman
No Name Field Constraint Data Type Description
1 id_pinjaman PK VARCHAR(50) ID Pinjaman
2 id_jenis_pinjaman FK VARCHAR(50) ID Jenis Pinjaman
3 id_anggota FK INT(11) ID Anggota
4 besar_pinjaman INT(11) Besar Pinjaman
5 sisa_pinjaman INT(11) Sisa Pinjaman
6 masa_angsuran_pinjaman INT(11) Masa Angsuran
Pinjaman
7 tanggal_pinjaman DATE Tanggal Pinjaman
8 keperluan_pinjaman TEXT Keperluan
Pinjaman 9 status_pengeluaran_pinjaman VARCHAR(50)
Status Pengeluaran Pinjaman
10 tanggal_dikeluarkan DATE Tanggal
Dikeluarkan
11 user_pengeluaran FK INT(11) penanggung jawab
entry data
12. Struktur Tabel Angsuran Pinjaman
Nama file : Angsuran Pinjaman
Primary key : ID Angsuran Pinjaman
Foreign key : ID Pinjaman, User Pembayaran Angsuran
Tabel 3.13 Struktur Tabel Angsuran Pinjaman
No Name Field Constraint Data Type Description
1 id_angsuran_pinjaman PK varchar ID Angsuran
Pinjaman
2 id_pinjaman FK date ID Pinjaman
3 jumlah_angsuran integer Jumlah Angsuran
4 jumlah_bunga decimal Jumlah Bunga
5 jumlah_bayar decimal Jumlah
Pembayaran
6 angsuran_ke decimal Angsuran Ke
7 tanggal_angsuran decimal Tanggal
Angsuran
8 status_pembayaran_angsuran varchar
Status Pembayaran Angsuran 9 user_pembayaran_angsuran FK varchar penanggung
jawab entry data
10 tanggal_pembayaran_angsuran date
Tanggal Pembayaran Angsuran
13. Struktur Tabel Tanggung Renteng
Nama file : Tanggung Renteng
Primary key : ID Tanggung Renteng
Foreign key : ID Anggota, User ID
Fungsi : Menyimpan data tanggung renteng
Tabel 3.14 Struktur Tabel Tanggung Renteng
N
o Name Field
Constrain
t Data Type Description
1 id_tanggung_renteng PK INT(11) ID Tanggung Renteng
2 id_anggota FK INT(11) ID Anggota
3 tgl_transaksi DATE Tanggal Transaksi
4 total_debit_tab_kelompo
5 user_id FK INT(11) penanggung jawab
14. Struktur Tabel Tanggung Renteng
Nama file : Detail Tanggung Renteng
Primary key : ID Tanggung Renteng
Foreign key : ID Simpan, ID Pinjam
Fungsi : Menyimpan data tanggung renteng
Tabel 3.15 Struktur Tabel Tanggung Renteng
No Name Field Constraint Data Type Description
1 id_tanggung_renteng PK INT(11) ID Tanggung
Renteng
2 id_simpanan FK INT(11) ID Simpanan
3 debit_simpanan_wajib DECIMAL(10,0)
5 id_pinjaman FK INT(11) ID Pinjaman
6 debit_angsuran DECIMAL(10,0) Debit
Angsuran
15. Struktur Tabel User
Nama file : User
Primary key : User Name
Foreign key : -
Fungsi : Menyimpan data User
Tabel 3.16 Struktur Tabel User
No Name Field Constraint Data Type Description
1 userid PK INT(11) User ID
2 username PK VARCHAR(50) User name
3 password VARCHAR(50) Password
4 nama_lengkap VARCHAR(100) nama lengkap user
6 id_cabang FK VARCHAR(50) ID Cabang
16. Struktur Tabel Kota Kecamatan
Nama file : Kota Kecamatan
Primary key : Kota, Kecamatan
Foreign key : -
Fungsi : Menyimpan data kota dan kecamatan
Tabel 3.17 Struktur Tabel Kota Kecamatan
No Name Field Constraint Type Size Description
1 Nama_Kota PK varchar 50 Nama Kota
2 Nama_Kecamatan PK varchar 50 Nama Kecamatan
3.2.5 Rancangan Interface
A. Rancangan Interface Form Login
Form login merupakan tampilan awal yang akan disodorkan kepada user
saat pertama kali menggunakan aplikasi. User harus mengisikan user ID dan
password untuk dapat mengakses aplikasi.
Admin
x x x x x x x x x Username
Password LOGIN
Kopwan “Setia Bhakti Wanita” Jawa Timur
Login