• Tidak ada hasil yang ditemukan

TA : Rancang Bangun Aplikasi Simpan Pinjam Berbasis Web Pada Koperasi Wanita Setia Bhakti Wanita Jawa Timur.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TA : Rancang Bangun Aplikasi Simpan Pinjam Berbasis Web Pada Koperasi Wanita Setia Bhakti Wanita Jawa Timur."

Copied!
142
0
0

Teks penuh

(1)

RANCANG BANGUN APLIKASI SIMPAN PINJAM BERBASIS WEB

PADA KOPERASI WANITA SETIA BHAKTI WANITA JAWA TIMUR

TUGAS AKHIR

Program Studi

S1 Sistem Informasi

Oleh:

ABIGAIL

07410100253

FAKULTAS TEKNOLOGI & INFORMATIKA

(2)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Batasan Masalah ... 2

1.4 Tujuan ... 3

1.5 Sistematika Penulisan ... 3

BAB II LANDASAN TEORI ... 5

2.1 Koperasi ... 5

2.1.1 Azas-Azas Koperasi ... 5

2.1.2 Manajemen Koperasi ... 6

2.1.3 Jenis Koperasi ... 6

2.2 Simpan Pinjam ... 7

2.2.1 Simpanan Koperasi ... 7

2.2.2 Pinjaman Koperasi ... 8

2.3 Rekayasa Perangkat Lunak ... 9

2.3.1 Pengertian Rekayasa Perangkat Lunak ... 9

(3)

2.3.3 Siklus Hidup Perangkat Lunak ... 11

2.4 Aplikasi Berbasis Web ... 12

2.5 Sistem Terintegrasi ... 12

2.6 Tanggung Renteng ... 13

2.7 Peraturan Pada Kopwan SBW Jatim ... 13

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 19

3.1 Analisis Sistem ... 19

3.1.1 Identifikasi Masalah ... 21

3.1.2 Analisis Kebutuhan ... 22

3.2 Perancangan Sistem ... 23

3.2.1 Rancangan Context Diagram ... 35

3.2.2 Rancangan Diagram Berjenjang ... 36

3.2.3 Rancangan Data Flow Diagram ... 36

A. DVD Level 0 ... 37

B. DVD Level 1 Administrasi Keanggotaan ... 38

C. DVD Level 1 Transaksi Simpan ... 39

D. DVD Level 1 Transaksi Pinjam ... 40

E. DVD Level 2 Pinjam ... 40

F. DVD Level 2 Angsur ... 41

3.2.4 Rancangan Database ... 42

A. Rancangan Conceptual Data Model ... 42

B. Rancangan Physical Data Model ... 43

C. Struktur Tabel ... 44

(4)

A. Rancangan InterfaceForm Login ... 54

B. Rancangan Interface Halaman Utama ... 55

C. Rancangan Interface Master User ... 56

D. Rancangan Interface Master Kantor Cabang ... 57

E. Rancangan Interface Pembentukan Kelompok ... 58

F. Rancangan Interface Pendaftaran Ketua Kelompok ... 59

G. Rancangan Interface Pendaftaran Anggota Baru ... 60

H. Rancangan InterfaceApproval Anggota Baru ... 62

I. Rancangan Interface Pengunduran Diri Anggota .. 63

J. Rancangan Interface Master Jenis Simpanan ... 64

K. Rancangan Interface Master Jenis Pinjaman ... 64

L. Rancangan Interface Transaksi Simpanan ... 65

M. Rancangan Interface Audit Simpanan ... 66

N. Rancangan Interface Transaksi Pembayaran Simpanan ... 67

O. Rancangan Transaksi Pembayaran Simpanan Kelompok ... 67

P. Rancangan Interface Transaksi Pinjaman ... 68

Q. Rancangan InterfaceApproval Pinjaman ... 69

R. Rancangan Interface Transaksi Pengeluaran Pinjaman ... 70

S. Rancangan Interface Transaksi Pencatatan Angsuran ... 71

T. Rancangan Interface Audit Angsuran ... 72

(5)

V. Rancangan Output Bukti Pendaftaran Anggota

Baru ... 73 W. Rancangan Output Bukti Penyetoran Simpanan .... 74

X. Rancangan Output Bukti Penarikan Simpanan ... 75

Y. Rancangan Output Bukti Pinjaman ... 75

Z. Rancangan Output Bukti Pembayaran Angsuran .. 76

AA. Rancangan Laporan Simpanan Kelompok untuk Ketua Kelompok ... 77 BB. Rancangan Output Tagihan Angsuran untuk Ketua

Kelompok ... 78 CC. Rancangan Output Histori Simpanan Anggota ... 79

DD. Rancangan Output Histori Pinjaman Anggota ... 80

EE. Rancangan Output Laporan Periodik Simpanan .... 80

FF. Rancangan Output Laporan Periodik Angsuran

Simpanan ... 81 GG. Rancangan Output Laporan Periodik Pinjaman ... 82

HH. Rancangan Output Laporan Periodik Angsuran

Pinjaman ... 82 II. Rancangan Output Laporan Periodik Bunga ... 83

JJ. Rancangan Output Laporan Periodik Keanggotaan 83

KK. Laporan Anggota Masuk ... 84 LL. Laporan Anggota Keluar ... 84 MM. Rancangan Output Status Pengajuan Pinjaman ... 85

NN. Rancangan FormDialog Pengajuan Pinjaman bagi

Kasie ... 86

3.3 Desain Uji Coba ... 87

(6)

4.1 Implementasi ... 92

4.1.1 Tampilan Interface Aplikasi ... 93

4.2 Evaluasi Sistem ... 107

4.2.1 Uji Coba Fungsi Aplikasi ... 107

A. Desain Uji Coba Proses Administrasi Keanggotaan ... 108

B. Desain Uji Coba Proses Simpanan Anggota ... 114

C. Desain Uji Coba Proses Pinjaman ... 119

D. Desain Uji Coba Proses Tanggung Renteng ... 126

E. Desain Uji Coba Integrasi Program ... 129

4.2.2 Uji Coba Fungsi Perhitungan ... 130

4.2.3 Evaluasi Hasil Uji Coba ... 134

BAB V PENUTUP ... 136

5.1 Kesimpulan ... 136

(7)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Koperasi Wanita Setia Bhakti Wanita Jawa Timur (Kopwan SBW Jatim)

merupakan salah satu koperasi yang berdiri di Surabaya sejak tahun 1975. Koperasi

ini memiliki beberapa sektor usaha, salah satunya adalah simpan pinjam. Dalam

perkembanganya, ruang lingkup Kopwan SBW Jatim saat ini telah mencakup

Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo dengan jumlah anggota sekitar 11.000 dan terdiri

dari 386 kelompok. Jumlah anggota kelompok yang cukup besar dengan pelayanan

yang dilakukan hanya berada pada satu tempat menyebabkan rata-rata antrian

pelayanan begitu panjang, terutama menjelang hari Raya atau Natal. Dalam satu

hari bisa mencapai 1.500 anggota yang dilayani. Hal ini menuntut adanya kantor

cabang untuk memudahkan dan memperluas ruang gerak dari koperasi simpan

pinjam tersebut.

Selama ini koperasi tersebut telah memiliki sistem yang terkomputerisasi

untuk mengelola usaha simpan pinjamnya. Namun aplikasi yang digunakan

merupakan aplikasi berbasis desktop. Hal ini akan menimbulkan kendala berupa

tidak terintegrasinya data yang dimiliki koperasi sehingga membutuhkan waktu

ekstra untuk melakukan singkronisasi data transaksi secara kontinyu dan kesulitan

dalam pembuatan laporan jika koperasi membuka cabang di tempat lain. Pihak

manajemen akan kesulitan jika membutuhkan laporan sewaktu-waktu.

(8)

2

manual adalah bisa terjadi kesalahan dalam penyalinan data dari database cabang

ke database pusat.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka dibuatlah suatu aplikasi simpan

pinjam berbasis web yang terintegrasi antar kantor pusat dan cabang yang

menangani transaksi simpan pinjam, pendaftaran anggota dan kelompok, serta

unregistrasi anggota yang menghasilkan laporan keanggotaan, laporan simpanan,

laporan pinjaman, laporan angsuran, laporan bunga, serta laporan tanggungan yang

belum dibayarkan. Aplikasi ini diharapkan dapat memperkecil resiko kehilangan

atau terjadi kesalahan pada database. Selain itu laporan dapat dibuat sewaktu-waktu

tanpa harus menunggu proses penyalinan data dari kantor cabang.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan permasalahan

dalam Tugas Akhir ini, yaitu bagaimana menghasilkan aplikasi simpan pinjam yang

terintegrasi antar kantor pusat dan cabang pada Koperasi Wanita Setia Bhakti

Wanita Jawa Timur?

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah yang digunakan sebagai berikut:

1. Aplikasi ini hanya berlaku pada Koperasi Wanita Setia Bhakti Wanita Jawa

Timur unit usaha simpan pinjam.

2. Aturan yang diterapkan berdasarkan standar operasional perusahaan (SOP)

yang berada pada Kopwan SBW Jatim.

3. Tidak membahas sisa hasil usaha (SHU) pada sistem ini.

(9)

3

5. Aplikasi ini tidak menggunakan standar “https”

6. Proses unregistrasi anggota hanya mencakup perhitungan selisih total simpanan

dan sisa pinjaman (proses unregistrasi yang terjadi bukan pada saat pembagian

SHU).

1.4 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan aplikasi simpan pinjam yang

terintegrasi antar kantor pusat dan cabang pada Koperasi Wanita Setia Bhakti

Wanita Jawa Timur.

1.5 Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam memahami persoalan dan pembahasanya, maka

penulisan tugas akhir ini dibuat dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini di kemukakan hal-hal yang menjadi latar belakang,

perumusan masalah, batasan masalah, tujuan yang ingin dicapai,

serta sistematika penulisan tugas akhir.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini dibahas secara singkat teori-teori yang berhubungan

dan mendukung dalam pembuatan tugas akhir ini. Adapun teori

yang dibahas meliputi: Koperasi, azas-azas koperasi, manajemen

koperasi, jenis koperasi, simpan pinjam, simpanan koperasi,

pinjaman koperasi, rekayasa perangkat lunak, aplikasi berbasis web,

(10)

4

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Pada bab ini dibahas tentang gambaran umum dan perancangan dari

sistem yang dibuat. Perancangan sistem yang dibuat meliputi:

Perancangan block diagram, perancangan data flow diagram

(DFD), perancangan database, perancangan desain input/output.

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Pada bab ini dibahas tentang implementasi dari sistem yang dibuat

secara keseluruhan, serta melakukan pengujian terhadap aplikasi

yang dibuat untuk mengetahui apakah sistem tersebut dapat

menyelesaikan permasalahan yang dihadapi sesuai dengan yang

diharapkan. Pengujian sistem dilakukan pada validasi input,

fungsionalitas sistem, dan non-fungsionalitas sistem.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini dibahas tenatang kesimpulan dan saran. Kesimpulan

pada bab ini didapatkan dari hasil evaluasi sistem, sedangkan saran

(11)

5

BAB II

LANDASAN TEORI

Koperasi

Koperasi merupakan usaha bersama yang berlandaskan asas kekeluargaan

untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Koperasi berasal dari bahasa

Inggris co-operation, cooperative, atau bahasa Latin: coopere, atau dalam bahasa

Belanda: cooperatie, cooperatieve, yang kurang lebih berarti bekerja

bersama-sama, atau kerja bersama-sama, atau usaha bersama atau yang bersifat kerja sama.

Dalam pasal 33 UUD 1945 (Indonesia, 1945) dan UU No. 25 tahun 1992

tentang Perkoperasian (Indonesia, 1992), yang dimaksud dengan koperasi adalah

“Badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi

dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai

gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan azas kekeluargaan”. Sedangkan tujuan

koperasi sebagaimana dikemukakan dalam pasal 3 UU No.25 tahun 1992

(Indonesia, 1992) adalah koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota

pada khususnya dan pada masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan

perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan

makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Azas-Azas Koperasi

Dalam kongres komite pusat koperasi, The International Cooperative

Alliance (ICA), yang ke-23 di Vienna pada tahun 1966 (Hendrojogi, 1998),

(12)

dipatuhi oleh semua jenis koperasi dalam segala sistem ekonomi sosial. Azas-azas

tersebut adalah sebagai berikut:

1. Keanggotaan sukarela dan terbuka (Voluntary and open membership).

Pengelolaan secara demokrasi (Democratric Administration).

Bunga yang terbatas atas modal (Limited interest of capital).

Pembagian sisa hasil usaha kepada anggota secara proposional sesuai dengan

transaksi (Distribution of the surplus to the members in propotion to their

transaction).

Pendidikan koperasi (Coorperative education).

Kerjasama antar koperasi (Coorperation among coorperatives).

Manajemen Koperasi

Pengertian manajemen dapat merujuk pada orang/sekelompok orang atau

bisa pada proses. Dalam hal tersebut, manajemen koperasi terdiri dari: Rapat

Anggota, Pengurus, dan Manajer. Ada hubungan timbal balik anatara ketiga unsur

tersebut. Maksudnya adalah tidak ada satu unsur pun yang dapat bekerja secara

efektif tanpa dibantu atau didukung oleh unsure lainnya (Hendrojogi, 1998).

Manajemen dari koperasi melibatkan empat unsur (perangkat), yaitu:

Anggota, Pengurus, Manajer, dan Karyawan. Khusus tentang karyawan ini

dikatakan bahwa mereka merupakan penghubung antara manajemen dan anggota

pelanggan (Hendrojogi, 1998).

Jenis Koperasi

Menurut Pachta (2005:25), pada dasarnya koperasi dibedakan sebagai

(13)

1. Koperasi Konsumsi (menyediakan barang konsumsi anggota).

2. Koperasi Produksi (menghasilkan barang bersama).

3. Koperasi Simpan Pinjam (menerima tabungan dan memberi pinjaman kepada

anggota).

4. Koperasi Serba Usaha (melakukan campuran dari seluruh kegiatan koperasi).

Sedangkan koperasi berdasarkan tingkatannya dibedakan menjadi:

1. Koperasi Primer (anggotanya masih perorangan).

2. Koperasi Sekunder (gabungan koperasi atau induk koperasi).

Simpan Pinjam

Simpan Pinjam adalah usaha yang bergerak dalam perolehan dana dari

masyarakat dalam bentuk tabungan dan simpanan berjangka dan menyalurkan dana

yang diterima tersebut pada mastarakat lain yang membutuhkan dalam bentuk

kredit atau pinjaman (Ashari, 2007). Kegiatan simpan pinjam biasanya dilakukan

oleh koperasi simpan pinjam atau unit usaha simpan pinjam pada sebuah koperasi.

Simpanan Koperasi

Menurut Pachta (2005:117), simpanan adalah uang atau dana yang

bersumber dari anggota yang diberikan kepada koperasi untuk disimpan oleh

koperasi dan dapat dilakukan penarikan simpana oleh anggota sesuai dengan

jumlah simpanannya.

Adapun jenis-jenis simpanan dalam koperasi adalah sebagai berikut:

1. Simpanan pokok adalah sejumlah uang wajib yang disetorkan ke dalam kas

(14)

anggota. Simpanan pokok ini tidak dapat ditarik kembali oleh anggota koperasi

tersebut selama yang bersangkutan masih tercatat sebagai anggota koperasi.

2. Simpanan wajib adalah sejumlah uang yang disetorkan kepada koperasi dan

harus dilkakukan oleh semua anggota koperasi. Mengenai besar kecil dari

simpanan wajib ini dapat disesuaikan dengan tujuan usaha koperasi dan

kebutuhan dan yang hendak dikumpulkan. Oleh karena itu akumulasi simpanan

wajib para anggota harus diarahkan untuk mencapai suatu nilai tertentu agar

dapat menunjang kebutuhan dana yang akan digunakan untuk menjalankan

usaha koperasi.

3. Simpanan sukarela adalah iuran yang dibayar oleh anggota koperasi secara

sukarela atau tidak ada paksaan dimana besarnya iuran sesuai dengan

kemampuan masing-masing anggota. Simpanan ini bisa diambil sewaktu-waktu

sesuai dengan jumlah simpanan anggota yang bersangkutan.

Pinjaman Koperasi

Pinjaman merupakan piutang koperasi kepada anggotanya yang harus

dicicil dalam tenggang waktu tertentu (Hendrojogi, 1998). Pemberian kredit

pinjaman merupakan suatu usaha yang beresiko, oleh karena itu koperasi harus

menyeleksi setiap usulan pinjaman secara selektif dan memberikan batas maksimal

peminjaman. Adapun yang perlu diperhatikan bagi anggota yang akan mengajukan

pinjaman adalah sebagai berikut:

1. Jumlah maksimal peminjaman oleh anggota yang ditentukan oleh pihak

(15)

2. Jangka waktu peminjaman yang diberikan kepada anggota ditentukan oleh

pihak koperasi. Biasanya batas jumlah pinjaman berpengaruh pada jangka

waktu yang diberikan.

3. Besar dan sistem bunga pinjaman. Masing-masing koperasi memiliki kebijakan

tersendiri dalam menentukan besar dan sistem bunga yang diterapkan dalam

peminjaman.

Rekayasa Perangkat Lunak

Pengertian Rekayasa Perangkat Lunak

Perangkat lunak adalah program komputer, prosedur, aturan, dan

dokumentasi yang berkaitan serta data yang bertalian dengan operasi suatu sistem

komputer (Jogiyanto, 2003). Untuk mendapatkan perangkat lunak tersebut

dibutuhkannya suatu proses rancang bangun yang disebut dengan rekayasa

perangkat lunak (software engineer).

Rekayasa perangkat lunak (RPL) adalah pembentukan dan penggunaan

prinsip rekayasa (engineering) untuk mendapatkan perangkat lunak secara

ekonomis namun handal dan dapat bekerja secara efisien pada computer

(Herlambang dkk, 2005). Proses RPL dimulai jauh sebelum “coding” dilakukan dan

berlanjut terus setelah versi awal dari program selesai dikerjakan.

Metodologi Pengembangan Perangkat Lunak

Pengembangan perangkat lunak dapat diartikan sebagai proses membuat

suatu perangkat lunak baru untuk menggantikan perangkat lunak lama secara

(16)

dan tepat dalam mendeskripsikan solusi dan mengembangkan perangkat lunak, juga

hasilnya mudah dikembangkan dan dipelihara, maka pengembangan perangkat

lunak memerlukan suatu metodologi khusus. Metodologi pengembangan perangkat

lunak adalah suatu proses pengorganisasian kumpulan metode dan konvensi notasi

yang telah didefinisikan untuk mengembangkan perangkat lunak. Secara prinsip

bertujuan untuk membantu menghasilkan perangkat lunak yang berkualitas.

Penggunaan suatu metodologi sesuai dengan persoalan yang akan

dipecahkan dan memenuhi kebutuhan pengguna akan menghasilkan suatu produk

perekayasaan yang berkualitas dan terpelihara serta dapat menghindari

masalah-masalah yang sering terjadi seperti estimasi penjadwalan dan biaya, perangkat

lunak yang tidak sesuai dengan keinginan pengguna dan sebagainya. Metodologi

pengembangan perangkat lunak (atau disebut juga model proses atau paradigma

rekayasa perangkat lunak) adalah suatu strategi pengembangan yang memadukan

proses, metode, dan perangkat (tools).

Menurut Pressman (1997) Komponen metodologi pengembangan perangkat

lunak dapat dibagi dalam tiga unit, yaitu :

1. Prosedur, yang dipergunakan untuk mendefinisikan urut-urutan pekerjaan

(daur) dari metode dan alat bantu tersebut.

2. Alat bantu (Tools), yaitu alat-alat (manual atau otomatis) yang mendukung

pengembangan perangkat lunak. Terdapat 2 alat Bantu yang dapat digunakan

yaitu : alat Bantu manual dan alat Bantu otomatis.

3. Metode, yaitu suatu cara atau teknik pendekatan yang sistematik yang

dipergunakan untuk mengembangkan perangkat lunak. Metode ini mencakup :

(17)

lunak, perancangan struktur data, arsitektur program, prosedur algoritma,

Coding, uji coba dan pemeliharaan.

Siklus Hidup Perangkat Lunak

Menurut Rizky (2011) siklus hidupm perangkat lunak atau yang biasa

disebut dengan software life developmet (SDLC) merupakan urutan hidup sebuah

perangkat lunak berdasarkan perkembangan perangkat lunak yang ditentukan oleh

pengembang perangkat lunak itu sendiri. Siklus hidup yang paling terkenal adalah

model waterfall.

Menurut Jalote (2008) Waterfall sendiri memiliki definisi bahwa proses

hidup perangkat lunak memiliki sebuah proses yang linear dan sekuensial.meski

demikian dalam perkembangannya tahapan yang telah ada dapat dimodifikasi dari

bentuk aslinya dengan adaptasi pada kebutuhan sistem yang ada.

Menurut Sommerville (2001) waterfall model memiliki enam tahapan,

yaitu:

1. Definisi kebutuhan (Requirement Definition)

2. Desain sistem dan perangkat lunak (Software Design System)

3. Implementasi dan testing unit (Implementation and Unit Testing)

4. Implementasi dan testing sistem (Implementation and System Testing)

5. Uji coba (Testing)

6. Operasional dan pemeliharaan (Operation and Maintenance)

(18)

Pada awalnya aplikasi web dibangun dengan hanya menggunakan bahasa

yang disebut HyperText Markup Langauge (HTML). Pada perkembangan

berikutnya, sejumlah skrip dan objek dikembangkan untuk memperluas

kemampuan HTML seperti PHP dan ASP pada skrip dan Apllet pada objek.

Aplikasi Web dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu aplikasi web statis dan dinamis.

Pengertian aplikasi berbasis web adalah “Aplikasi sisi server (server side) yang

menggunakan standar HTTP dan menggunakan browser untuk menggunakan

aplikasi. Termasuk didalamnya teknologi PHP, ASP dan lainnya” (Jogiyanto,

2003).

Arsitektur aplikasi web meliputi klien, web server, middleware dan basis

data. Klien berinteraksi dengan web server. Secara internal, web server

berkomunikasi dengan middleware dan middleware yang berkomunikasi dengan

basis data. Contoh middleware adalah PHP dan ASP. Pada mekanisme aplikasi web

dinamis, terjadi tambahan proses yaitu server menerjemahkan kode PHP menjadi

kode HTML. Kode PHP yang diterjemahkan oleh mesin PHP yang akan diterima

oleh klien (Herlambang, 2005).

Sistem Terintegrasi

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (Depdikbud, 1996), sistem

merupakan suatu kumpulan elemen yang saling berinteraksi satu sama lain

sehingga membentuk suatu kesatuan, bersama-sama bekerja untuk mencapai suatu

tujuan tertentu. Sistem ini terdiri dari input, proses, dan output. Sedangkan integrasi

(19)

yang bulat. Jadi sistem terintegrasi adalah suatu penggabungan beberapa sistem

atau subsistem sehingga didapatkan output yang sesuai dengan kebutuhan.

Tanggung Renteng

Tanggung renteng memiliki arti tanggung jawab bersama diantara anggota

dalam satu kelompok atas segala kewajiban terhadap koperasi dengan dasar

keterbukaan dan saling mempercayai (Supriyanto, 2011). Oleh karena itu setiap

keputusan yang dilakukan kelompok dilakukan secara musyawarah.

Peraturan Pada Kopwan SBW Jatim

Kopwan SBW Jatim menerapkan beberapa peraturan dalam pengelolaan

sistem simpan pinjam. Aturan-aturan tersebut meliputi aturan yang terkait masalah

registrasi anggota, unregistrasi anggota, simpanan, pinjaman, serta angsuran.

Peraturan Registrasi Anggota

Untuk dapat menjadi anggota koperasi tanggung renteng, seorang calon

anggota harus tergabung dalam sebuah kelompok yang sudah terbentuk

(Supriyanto, 2011). Registrasi anggota dilakukan oleh ketua kelompok setelah

mendapat persetujuan anggota sedikitnya 2/3 anggota kelompok yang lain.

Peraturan Unregistrasi Anggota

Unregistrasi dilakukan dengan mengajukan permohonan pengunduran diri

yang disertai dengan persetujuan anggota kelompok. Setiap anggota yang keluar

(20)

penyelesaian administrasi berupa perhitungan sisa pinjaman dan total simpanan

anggota yang bersangkutan (Supriyanto, 2011).

Peraturan Pembentukan Kelompok

Menurut Supriyanto (2011) pembentukan kelompok baru merupakan

inisiatif bersama dari calon anggota untuk menggabungkan diri membentuk

kelompok. Koperasi dalam hal ini hanya mengesahkan. Dalam pembentukan

kelompok, akan dilakukan survey sebelumnya. Kelompok dapat terbentuk baru atau

terbentuk dari pecahan kelompok yang anggotanya sudah melebihi 50 orang.

Jumlah minimum untuk dibentuknya kelompok baru adalah 15 orang. Setiap

kelompok memiliki jadwal pertemuan rutin setiap bulan dan memiliki satu ketua

kelompok yang bertugas sebagai perantara dan penanggung jawab dalam setiap

transaksi yang terkait dengan koperasi.

Peraturan Dalam Transaksi Simpanan

Saat ini jenis simpanan yang ada pada Kopwan SBW Jatim ada lima macam,

yaitu simpanan pokok (SP), simpanan wajib (SW), simpanan sukarela (SS),

simpanan kelompok (SKel), dan simpanan wajib insidentil (SWi) (Supriyanto,

2011).

Adapun ketentuan dari simpanan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Simpanan Pokok (SP)

Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang sama banyaknya yang wajib

dibayarkan oleh anggota kepada Koperasi pada saat masuk menjadi anggota.

(21)

menjadi anggota (Indonesia, 1992). SP ditentukan oleh koperasi dengan nominal

Rp 500.000,- dan dapat dicicil sebanyak minimum 2 kali dan maksimum lima kali.

b. Simpanan Wajib (SW)

Simpanan wajib adalah jumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama

yang wajib dibayar oleh anggota kepada Koperasi dalam waktu dan kesempatan

tertentu. Simpanan wajib tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan

masih menjadi anggota (Indonesia, 1992). Besar simpanan wajib saat ini adalah Rp

10.000,-. Jumlah SW ini mempengaruhi batas maksimum peminjaman dari anggota

(Supriyanto, 2011).

c. Simpanan Sukarela (SS)

Simpanan sukarela merupakan simpanan yang tidak harus dibayarkan tiap

bulannya. Simpanan ini bersifat sukarela dan seperti tabungan (Supriyanto, 2011).

SS akan mendapat bunga tiap bulan. Besarnya suku bunga dapat berubah sesuai

dengan kebijakan koperasi.

d. Simpanan Kelompok (SKel)

Simpanan kelompok merupakan simpanan yang dilakukan atas nama

kelompok. Simpanan ini dapat diambil sewaktu-waktu jika dibutuhkan oleh

kelompok. Simpanan ini bersifat sukarela namun melekat pada kelompok, bukan

pada anggota secara perorangan. Simpanan ini digunakan pada saat terjadi

tanggung renteng (Supriyanto, 2011).

(22)

Simpanan wajib insidentil merupakan simpanan wajib yang digunakan

untuk meningkatkan batas pinjaman dari anggota. Simpanan ini dibayarkan setiap

bulannya seperti simpanan wajib perorangan, bersifat wajib, dengan nominal tiap

bulan yang ditentukan kelompok. Besar SWi saat ini berkisar antara Rp 10.000,-

sampai dengan Rp 300.000,-. Besar SWi ditentukan berdasarkan kesepakatan

kelompok. Jumlah SWi ini mempengaruhi batas maksimum peminjaman kelompok

(Supriyanto, 2011).

Peraturan Dalam Transaksi Pinjaman

Saat ini jenis transaksi pinjaman pada Kopwan SBW Jatim ada empat jenis,

yaitu pinjaman SP1, pinjaman SP2, pinjaman SP3, dan pinjaman Hari Raya. Perlu

diketahui bahwa untuk dapat melakukan pinjaman dengan jenis yang sama, maka

pinjaman sebelumnya harus paling tidak sudah dibayarkan 50%. Setiap

peminjaman akan dikenakan suku bunga. Perhitungan bunga yang dibayarkan tiap

bulannya adalah berdasarkan sisa pinjaman yang belum dibayarkan. Berikut ini

adalah penjelasan untuk masing-masing jenis pinjaman yang berlaku di Kopwan

SBW Jatim.

a. Pinjaman SP1

Pinjaman SP1 merupakan pinjaman tingkat pertama yang dapat dipinjam

oleh anggota baru. Syarat pinjaman ini adalah anggota baru harus telah melunasi

simpanan pokok. Total maksimum pinjaman pertama sebesar Rp 1.000.000,-

dengan cicilan maksimum 10 kali. Untuk pinjaman selanjutnya, SP1 memiliki batas

maksimum peminjaman Rp 12.000.000,- dengan cicilan maksimum 24 kali

(23)

b. Pinjaman SP2

Pinjaman SP2 merupakan pinjaman tingkat lanjut yang dapat dipinjam

setelah melakukan peminjaman SP1. Total maksimum pinjaman pertama sebesar

Rp 2.000.000,- dengan cicilan maksimum 15 kali. Syarat pada saat peminjaman

SP2 pertama kali adalah SP1 sedikitnya telah lunas 50%. Untuk pinjaman

selanjutnya, SP2 memiliki batas maksimum peminjaman Rp 5.000.000,- dengan

cicilam maksimum 20 kali (Supriyanto, 2011).

c. Pinjaman SP3

Pinjaman SP3 merupakan pinjaman tingkat lanjut yang dapat dipinjam

setelah melakukan peminjaman SP2 minimum 3 kali peminjaman. Anggota yang

ingin melakukan peminjaman SP3 harus memiliki masa keanggotaan minimum satu

tahun. Total maksimum peminjaman adalah 4 kali SW masing-masing anggota

dengan maksimum cicilan 20 kali (Supriyanto, 2011).

d. Pinjaman Hari Raya

Pinjaman hari raya ini diadakan sekitar sebulan sebelum Idul Fitri dan Natal.

Pinjaman ini memiliki batas maksimum peminjaman sebesar Rp 2.500.000,-

dengan maksimum jumlah cicilan 15 kali.

Peraturan Dana Lain-Lain

Selain ada simpanan, anggota juga dikenakan biaya lain-lain yang meliputi

dana kebersamaan anggota (DKA) dan iuran kebakaran.

(24)

Dana kebersamaan anggota atau yang sering disebut dengan DKA ini

merupakan iuran seluruh anggota koperasi yang ditarik hanya pada saat ada anggota

atau keluarga anggota yang meninggal (Supriyanto, 2011). Iuran ini digunakan

sebagai dana santunan anggota. Besarnya DKA ini ditentukan sama rata untuk

seluruh anggota koperasi.

b. Iuran Gedung

Iuran gedung dibayarkan sekali saja saat anggota mendaftar. Iuran ini

digunakan sebagai pembangunan koperasi. Iuran ini tidak dapat ditarik kembali.

c. Iuran Kebakaran

Iuran kebakaran diadakan secara sukarela jika ada anggota koperasi yang

(25)

19

BAB III

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1 Analisis Sistem

Proses analisis dilakukan sebelum melakukan tahap desain sistem. Tahap

ini merupakan tahap paling krisis dan penting karena kesalahan pada tahap ini

menyebabkan kesalahan pada tahap selanjutnya.

Menurut Jogiyanto (2005), analisis sistem merupakan penguraian dari suatu

sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud

untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan,

kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi, dan

kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya.

Sebelum melakukan analisis sistem dilakukan observasi penelitian di

Kopwan SBW Jatim dengan jumlah anggota sekitar 11.000 orang dan terdiri dari

386 kelompok. Alasan mengapa penulis memilih Kopwan SBW Jatim karena

koperasi ini sudah mempunyai dasar hukum dan sudah mempunyai ijin usaha dari

pemerintah serta memiliki anggota yang cukup banyak.

Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data primer dilakukan dengan

cara observasi dan wawancara kepala sie (kasie) simpan pinjam, bagian admin,

ketua kelompok, serta bagian pengembangan sistem. Sedangkan untuk data

sekunder dilakukan dengan cara mempelajari buku, artikel, undang-undang dan

jurnal yang berhubungan dengan koperasi simpan pinjam. Penelitian ini dilakukan

untuk mengintegrasikan sistem simpan pinjam antar kantor cabang Kopwan SBW

(26)

Berdasarkan observasi yang dilakukan, diperoleh informasi-informasi

tentang kondisi perusahaan sebagai berikut:

1. Kopwan SBW Jatim menganut sistem tanggung renteng yang artinya tanggung

jawab atas segala kewajiban terhadap koperasi merupakan tanggung jawab

bersama diantara anggota dalam satu kelompok dengan dasar keterbukaan dan

saling mempercayai.

2. Keanggotaan di koperasi tersebut dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil

yang masing-masing kelompok memiliki satu orang penanggung jawab (PJ)

atau ketua kelompok (KK).

3. Setiap bulan PJ akan menerima laporan simpanan dan kewajiban yang harus

dibayarkan masing-masing anggota dari kelompok yang bersangkutan.

4. Setiap bulan masing-masing kelompok mengadakan pertemuan rutin yang

sudah terjadwal.

5. Kewajiban setiap anggota kelompok dibayarkan ke koperasi melalui PJ

kelompok pada saat H+1 pertemuan rutin.

6. Simpanan anggota terdiri dari lima jenis simpanan, yaitu simpanan pokok (SP),

simpanan wajib (SW), simpanan sukarela (SS), simpanan kelompok (SKel), dan

simpanan wajib insidentil (SWi).

7. Simpanan pokok merupakan simpanan yang hanya sekali dan wajib dibayarkan

pada saat mendaftar menjadi anggota. Simpanan ini dapat dicicil sebanyak 2-5

kali. Simpanan ini hanya dapat diambil kembali pada saat anggota

(27)

8. Simpanan wajib merupakan simpanan yang wajib dibayarkan tiap bulan dengan

jumlah yang sudah ditentukan koperasi. Simpanan ini hanya dapat diambil

kembali pada saat anggota mengundurkan diri dari keanggotaan koperasi.

9. Simpanan sukarela merupakan simpanan yang dengan sukarela dibayarkan oleh

anggota dengan besar yang tidak ditentukan. Simpanan ini mendapatkan bunga

flat pertahun dan hanya dapat diambil setelah tutup tahun.

10.Setiap peminjaman dan pendaftaran anggota baru harus mendapatkan

persetujuan minimal 2/3 dari jumlah anggota kelompok terkait.

11.Terdapat beberapa jenis pinjaman yang ada pada Kopwan SBW Jatim, yaitu

pinjaman SP, pinjaman SP1, pinjaman SP2, dan pinjaman hari raya.

12.Jika seorang anggota ingin melakukan pinjaman sedangkan masih memiliki

tanggungan pinjaman, maka syarat yang harus dipenuhi adalah sisa pinjaman

sebelumnya paling tidak telah lunas lima puluh persen.

3.1.1 Identifikasi Masalah

Kopwan SBW Jatim memiliki salah satu unit usaha yang bergerak dalam

bidang simpan pinjam. Koperasi tersebut selama ini hanya memiliki satu kantor

saja. Namun anggota koperasi mencapai 11.000 orang. Hal ini menimbulkan

masalah antrian yang cukup panjang dalam hal pelayanan. Dalam satu hari antrian

bisa mencapai kisaran 1500 orang. Hal ini menyebabkan ketidak efisiensian waktu.

Antrian terjadi karena dalam satu proses transaksi terjadi validasi berangkap.

Misalnya pada pembayaran simpanan, penyetoran simpanan diberikan pada

penanggung jawab kartu (PJ Kartu) yang kemudian akan divalidasi oleh audit baru

(28)

pengajuan pinjaman. Pengajuan akan diberikan kepada PJ Kartu dan memerlukan

approval dari kasie simpan pinjam. Setelah mendapat persetujuan baru dapat

dilakukan pengambilan pinjaman di kasir.

Selama ini proses approval maupun validasi masih secara manual sehingga

tidak dapat dilakukan jika pejabat yang bersangkutan tidak ada di tempat. Selain

masalah antrian dan approval, keanggotaan yang sudah mencapai Madura,

Sidoarjo, Gresik, dan sekitarnya ini menyebabkan masalah bagi anggota yang

rumahnya jauh dari kantor cabang. Untuk melakukan transaksi simpan pinjam,

anggota harus datang ke kantor pusat yang jauh dari rumahnya. Hal ini

menyebabkan ketidak efisienan waktu maupun tenaga.

Selain masalah-masalah di atas, koperasi pun memiliki keinginan untuk

mengembangkan diri baik dari segi ruang lingkup konsumen maupun peningkatan

pelayanan. Hal ini dibutuhkan untuk mempertahankan eksistensi koperasi dalam

persaingan yang semakin ketat dalam era global ini.

3.1.2 Analisis Kebutuhan

Dari identifikasi masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka dibuatlah

sebuah sistem baru yang dapat digunakan secara terintegrasi, baik di kantor pusat

maupun kantor cabang. Aplikasi ini dibutuhkan untuk mendukung semua transaksi

yang terjadi pada tiap kantor cabang agar data yang tersimpan secara terpusat

merupakan data yang up to date dan memperkecil resiko terjadinya kesalahan pada

pengolahan database. Aplikasi ini meliputi transaksi administrasi keanggotaan,

(29)

3.2 Perancangan Sistem

Adapun perancangan sistem simpan pinjam pada Kopwan SBW Jatim

dapat dilihat pada model pengembangan di bawah ini:

Sistem Simpan Pinjam

Gambar 3.1 Model Pengembangan Aplikasi Simpan Pinjam Berbasis Web pada

Kopwan SBW Jatim

Dalam sistem ini baik ketua kelompok, manajer, dan staff pada

masing-masing kantor cabang maupun kantor pusat akan saling terhubung dengan server

melalui sebuah sistem simpan pinjam yang berbasis web. Terdapat server, kepala

sie, kepala usaha, ketua kelompok, penanggung jawab kartu (PJ kartu), audit,

keanggotaan, dan kasir yang terdapat pada kantor pusat. Sedangkan pada kantor

cabang hanya terdapat user ketua kelompok, penanggung jawab kartu (PJ kartu),

audit, keanggotaan, kasir, dan kepala cabang. Perbedaan dalam sistem simpan

(30)

Tabel 3.1 Perbedaan Sistem yang Terdapat pada Kantor Pusat dan Kantor Cabang

Uraian Pusat Cabang

Penentuan master

simpanan/pinjaman Ya (Kasie) Tidak

Penentuan suku bunga

simpanan/pinjaman Ya (Kasie) Tidak

Approval anggota baru Ya (Kasie) Dari Pusat (Kasie)

Approval pinjaman Ya (Kasie) Dari Pusat (Kasie)

Laporan Meliputi semua cabang

untuk user kepala unit dan kasie, sedangkan untuk user level lainnya

hanya laporan pada

kantor pusat. Khusus ketua kelompok hanya dapat mengakses laporan

yang terkait dengan

kelompoknya saja.

Hanya laporan pada

cabang terkait. Khusus ketua kelompok hanya dapat mengakses laporan

yang terkait dengan

kelompoknya saja.

Ada empat proses besar dalam sistem ini, yaitu proses keanggotaan, proses

simpanan, proses pinjaman, dan proses tanggung renteng yang terkait dengan

simpan pinjam. Dari proses simpan pinjam yang ada, dapat digambarkan diagram

(31)

Administrasi Calon Anggota, ID

Kelompok

Angsuran, ID Anggota, ID Kelompok Pengajuan Pinjaman, ID

Anggota, ID Kelompok Simpanan, ID Anggota, ID

Kelompok

Lap. Tagungan Belum Dibayar ID Anggota, ID Kelompok,

ID Simpanan/Pinjaman

Lap.TR

Master Jenis Simpanan, Suku Bunga Simpanan

Master Jenis Pinjaman, Suku Bunga Pinjaman

Gambar 3.2 Diagram Input Proses Output Sistem Simpan Pinjam Berbasis Web

pada Kopwan SBW Jatim

Proses administrasi keanggotaan terbagi menjadi tiga proses, yaitu

pembentukan kelompok, registrasi anggota, dan unregistrasi anggota.

(32)

kelompok baru. Kelompok yang terbentuk akan digunakan terkait dengan

pendaftaran anggota.

Proses registrasi dan unregistrasi anggota harus disetujui oleh minimum

2/3 anggota kelompok terkait. Oleh karena itu Pendaftaran anggota baru maupun

pengunduran diri anggota kelompok dilakukan oleh ketua kelompok ke bagian

keanggotaan. Pendaftaran anggota baru dilakukan dengan menginputkan data calon

anggota yang domisilinya dianjurkan dekat dengan domisili kelompok. Pendaftaran

anggota baru dapat dilakukan pada kantor cabang maupun kantor pusat, namun

dibutuhkan approval kasie dari kantor pusat agar seorang calon anggota dapat

terdaftar menjadi anggota aktif.

Pembentukan Kelompok

Registrasi Anggota

Input Proses Output

Permohonan Keluar, ID Anggota, ID Kelompok Calon Anggota, ID

Kelompok

Gambar 3.3 Diagram Input Proses Output Administrasi Keanggotaan pada

(33)

Setelah mendaftar menjadi anggota, untuk dapat melakukan transaksi

simpan pinjam hal lain yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah membayar

simpanan pokok. Selain simpanan pokok, ada juga simpanan jenis lain yang wajib

dibayarkan ataupun dengan sukarela dibayarkan tiap bulan. Jenis simpanan yang

ada saat ini meliputi simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela,

simpanan kelompok, simpanan wajib insidentil, dana kebersamaan anggota,

simpanan gedung, dan simpanan kebakaran. Pembayaran simpanan ini dilakukan

oleh ketua kelompok maksimum H+1 dari tanggal pertemuan kelompok. Setiap

bulannya masing-masing ketua kelompok akan mendapatkan laporan simpanan

yang sudah dibayarkan serta tagihan simpanan wajib, gedung, kebakaran, dan dana

kebersamaan anggota yang harus dibayarkan masing-masing anggotanya.

Penentuan jenis simpanan dan bunga simpanan hanya dapat dilakukan oleh kasie

yang terdapat pada kantor pusat. Berikut ini adalah gambaran umum proses

(34)

Penagihan

Tagihan SP & SW

Lap. Bunga Simpanan Lap. Simpanan Belum Dibayar Lap. Simpanan Anggota/Kelompok Simpanan, ID Anggota, ID

Kelompok

Tanggal Pertemuan Tagihan DKA,SG, & SK

Penentuan Jenis Simpanan

Jenis Simpanan

Master Jenis Simpanan

Suku Bunga

Gambar 3.4 Diagram Input Proses Output Transaksi Pembayaran Simpanan pada

Kopwan SBW Jatim

Selain proses simpanan, hal lain yang dapat dilakukan anggota koperasi

adalah melakukan pinjaman. Tidak ada sistem denda pada proses pembayaran

angsuran pinjaman karena Kopwan SBW Jatim ini menerapkan sistem tanggung

renteng, dimana jika ada seorang anggota yang tidak membayar maka akan menjadi

tanggung jawab anggota kelompok yang lain. Oleh karena itu dibutuhkan proses

persetujuan kelompok pada saat seorang anggota mengajukan peminjaman.

Seseorang yang ingin mengajukan simpanan haruslah mendapatkan persetujuan

dari minimum 2/3 dari anggota kelompok yang bersangkutan. Persetujuan

kelompok ini diwakilkan dengan dilakukannya pengajuan pinjaman anggota oleh

(35)

pada peminjaman sebelumnya dan jumlah simpanan wajib yang dimiliki anggota

bersangkutan turut menjadi pertimbangan dalam proses approval oleh pihak

koperasi. Dalam hal ini approval dilakukan oleh kasie yang berada paa kantor

pusat. Jika syarat-syarat peminjaman terpenuhi maka anggota bersangkutan dapat

melakukan peminjaman dengan platform tertentu sesuai jenis pinjaman. Adapun

jenis pinjaman yang ada dibagi menjadi pinjaman SP1, pinjaman SP2, pinjaman

SP3, dan pinjaman hari raya. Seperti simpanan, jenis dan suku bunga pinjaman

hanya dapat dilakukan oleh kasie pada kantor pusat. Gambar 3.5 menggambarkan

gambaran umum proses pinjaman pada Kopwan SBW Jatim.

Pengajuan ID Anggota, ID Kelompok

Penentuan Jenis Pinjaman

Jenis Pinjaman

Master Jenis Pinjaman

Suku Bunga

Gambar 3.5 Diagram Input Proses Output Transaksi Pembayaran Pinjaman pada

(36)

Pinjaman SP1, SP2, dan SP3 merupakan pinjaman yang berjenjang.

Maksudnya adalah seorang anggota dapat melakukan peminjaman SP2 jika ia

pernah melakukan peminjaman SP1. Begitu pula dengan SP3, dapat diambil jika

anggota bersangkutan pernah mengambil pinjaman SP2. Sedangkan untuk

pinjaman hari raya hanya dapat dilakukan satu bulan sebelum hari raya Idul Fitri

atau Natal. Sama halnya seperti pada proses simpanan, setiap bulan masing-masing

ketua kelompok akan mendapatkan daftar tagihan angsuran yang harus dibayarkan

anggotanya. Pada proses angsuran, perhitungan bunga pinjaman didapatkan dari

sisa pinjaman anggota dan suku bunga pinjaman yang telah ditentukan oleh kasie.

Penagihan

Pembayaran Angsuran

Proses

Input Output

Angsuran, ID Anggota, ID Kelompok

Gambar 3.6 Diagram Input Proses Output Transaksi Pembayaran Angsuran pada

Kopwan SBW Jatim

Karena Kopwan SBW Jatim menganut sistem tanggung renteng, maka jika

(37)

ataupun pinjaman akan dilakukan tanggung renteng (TR). Proses TR ini memotong

simpanan kelompok (SKel) anggota terkait untuk menutup kewajiban yang belum

terbayarkan. Adapun gambaran proses TR seperti pada gambar di bawah ini.

Pencatatan TR

Pembayaran TR Proses

Input Output

ID Simpanan/ID Pinjaman

Lap. TR ID Anggota, ID Kelompok

Angsuran Belum diBayar

Gambar 3.7 Diagram Input Proses Output Transaksi Tanggung Renteng pada

Kopwan SBW Jatim

Dari proses pendaftaran, simpanan, pinjaman, pembayaran angsuran, dan

tanggung renteng, maka didapatkan berbagai laporan yang diserahkan kepada

manajer maupun kepala yang bertanggung jawab dari masing-masing cabang. Data

anggota baru dari proses pendaftaran akan diolah dan dilaporkan untuk meninjau

perkembangan anggota dari masing-masing daerah atau cabang. Sedangkan dari

proses simpan pinjam dan pembayaran angsuran dihasilkan suatu laporan

perkembangan yang berfungsi menganalisa banyaknya uang yang keluar dan

masuk tiap periodenya. Selain itu terdapat juga laporan yang menunjukan seberapa

besar kewajiban yang masih harus dibayarkan oleh anggota. Seorang manajer akan

mendapatkan laporan secara keseluruhan dan dapat pula melihat laporan dari

masing-masing kantor cabang. Namun laporan yang ditujukan kepada penanggung

jawab cabang hanya sebatas transaksi pada kantor cabang terkait.

Dari diagram input-proses-output yang telah ada, di bawah ini digambarkan

(38)

harus dilakukan oleh calon anggota adalah bergabung dalam suatu kelompok dan

memperoleh persetujuan dari kelompok tersebut untuk menerima sebagai anggota.

Adapun pembentukan kelompok merupakan hasil pengajuan pecah kelompok atau

dari hasil survey pihak koperasi. Hasil persetujuan yang di dapatkan dari rapat

anggota akan dilaporkan oleh ketua kelompok ke bagian keanggotaan untuk

didaftarkan. Setelah didaftarkan, maka menunggu approval dari kasie simpan

pinjam. Kasie akan melakukan proses validasi apakah calon anggota ini pernah

mendaftar atau belum. Jika sudah maka akan dilihat histori transaksi dari anggota

tersebut sebagai bahan pertimbangan. Berikut adalah gambar alur proses

pendaftaran anggota pada Kopwan SBW Jatim.

Rekomendasi

Ketua Kelompok Keanggotaan Kasie Ka Unit Kacab

Start

Gambar 3.8 Alur Proses Pembentukan Kelompok dan Pendaftaran Anggota

Setelah di approve, anggota harus melunasi simpanan pokok. Selain

simpanan pokok, terdapat simpanan wajib dan wajib insidentil yang harus

dibayarkan setiap bulannya. Proses simpanan ini diawali dengan keluarnya tagihan

(39)

secara kolektif oleh ketua kelompok saat pertemuan kelompok dan dibayarkan

kepada pihak koperasi. Data simpanan akan diinputkan oleh bagian PJ kartu dan

diaudit oleh bagian audit. Setelah lolos audit, baru pembayaran simpanan dapat

diproses dibagian kasir. Berikut adalah gambar alur proses transaksi simpanan.

Kelompok

Ketua Kelompok PJ Kartu Audit Kasir Ka Unit, Kasie, & Kacab Start

Gambar 3.9 Alur Proses Transaksi Simpanan

Setelah simpanan pokok lunas, maka anggota dapat melakukan pinjaman.

Proses pinjaman diawali dengan pencatatan pengajuan pinjaman dari ketua

kelompok oleh bagian PJ kartu. Pengajuan ini akan diberikan kepada kasie untuk

divalidasi dan di approve. Setelah mendapat persetujuan dari kasie, maka dapat

diproses oleh bagian kasir untuk mengeluarkan peminjaman.

Proses pembayaran angsuran serupa dengan proses simpanan. Ketua

kelompok akan menerima tagihan setiap bulan. Pembayaran akan dilakukan oleh

ketua kelompok ke pihak koperasi. Ketua kelompok akan melaporkan ke bagian PJ

kartu untuk dilakukan pencatatan angsuran, kemudian akan dilakukan validasi oleh

audit, dan terakhir diproses oleh bagian kasir. Berikut adalah gambaran alur proses

(40)

ID Anggota, Ketua Kelompok Kasie PJ Kartu Audit Kasir Ka Unit, Kasie & Kacab

Start

Gambar 3.10 Alur Proses Transaksi Pinjam dan Angsur

Jika pembayaran kewajiban simpanan maupun angsuran tidak dilakukan

oleh anggota, maka akan dilakukan proses tanggung renteng. Proses tanggung

renteng ini adalah pelunasan kewajiban dari anggota kelompok yang tidak

membayar dengan memotong simpanan kelompok dari anggota bersangkutan.

Berikut adalah gambar alur proses tanggung renteng.

Anggota

ID Anggota,

TR Pencatatan TR Audit TR Pembayaran

TR

Pinjaman

Angsur

TR Simpanan

Lap.TR

Ketua Kelompok PJ Kartu Audit Kasir Ka Unit, Kasie & Kacab

Start End

(41)

3.2.1 Rancangan Context Diagram

Dalam perancangan sistem ini, entitas yang berperan adalah bagian ketua

kelompok, kasie siman pinjam, kepala cabang, dan kepala usaha. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.12.

Master Jenis Simpanan

Tagihan & Konfirmasi Angsuran

Lap Kelompok Baru

Suku Bunga Pinjaman

Lap Bunga Pinjaman

Lap Bunga Sim panan

Lap Bunga Sim panan

Lap Tanggungan Belum Dibayar Lap Tanggungan Belum Dibayar Lap Kelompok Baru

Lap Tanggungan Belum Dibayar Lap Kelompok Baru

Suku Bunga Sim panan

Lap Angsuran

Lap Bunga Sim panan

Lap Keanggotaan

App Pinjaman Pinjaman Tagihan & Konfirmasi Simpana n

0

Sim pan Pinjam pada Kopwan SBW Jatim

+

Kepala Usaha

Kasie Sim pan Pinjam Kepala Cabang

Ketua Kelom pok

Gambar 3.12 Context Diagram Sistem Simpan Pinjam pada Kopwan SBW Jatim

3.2.2 Rancangan Diagram Berjenjang

Diagram berjenjang dari sistem simpan pinjam Kopwan SBW Jatim dapat

dijabarkan menjadi tiga proses, yaitu proses administrasi keanggotaan, proses

transaksi simpan, dan proses transaksi pinjam. Dari proses ketiga tersebut memiliki

subproses lagi, untuk proses administrasi keanggotaan memiliki tiga subproses,

proses transaksi simpan ada tiga subproses, dan transaksi pinjam ada dua subproses.

(42)

subproses tersebut pecah menjadi tiga dan dua subproses lagi. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada gambar diagram berjenjang padaGambar 3.13.

Sistem Simpan

Gambar 3.13 Diagram Jenjang Sistem Simpan Pinjam pada Kopwan SBW Jatim

3.2.3 Rancangan Data Flow Diagram

Data flow diagram dibuat berdasarkan context diagram yang telah dibuat

sebelumnya. Context diagram tersebut dijabarkan menjadi subproses dibawahnya

(43)

A.

DVD Level 0

Data flow diagram level 0 pada sistem simpan pinjam pada Kopwan SBW Jatim ini

Master Jenis Simpanan Tagihan & Konfirmasi A

Total Pinjaman

(44)

Pada diagram level 0 sistem simpan pinjam pada Kopwan SBW Jatim ini

terdapat tiga sub proses, yaitu:

1. Administrasi Keanggotaan. Proses ini digunakan untuk mengelola data yang

terkait pada bagian keanggotaan. data keanggotaan meliputi data anggota dan

data kelompok.

2. Transaksi Simpan. Proses ini digunakan untuk mengelola data yang terkait

transaksi simpanan.

3. Transaksi Pinjam. Proses ini digunakan untuk mengelola data yang terkait

transaksi pinjaman termasuk pembayaran angsuran.

4. Transaksi Tanggung Renteng. Proses ini digunakan untuk mengelola data

yang terkait transaksi tanggung renteng baik yang terkait simpanan ataupun

angsuran.

B. DVD Level 1 Administrasi Keanggotaan

DVD level 1 administrasi keanggotaan memiliki dekomposisi tiga sub

proses, yaitu registrasi anggota, pembentukan kelompok, dan unregistrasi annggota.

(45)

App Anggota Baru

Calon Anggota Baru

Lap Keanggotaan

Pengajuan Kelom pok Calon Anggota Perm ohonan Keluar

Kelom pok

Gambar 3.15 DVD Level 1 Administrasi Keanggotaan

C. DVD Level 1 Transaksi Simpan

DVD level 1 transaksi simpan memiliki dekomposisi tiga sub proses, yaitu

penagihan, pembayaran simpanan, dan perhitungan bunga. Adapun gambaran dari

proses tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.16.

Master Jenis Simpanan Lap Bunga Sim panan Lap Simpanan

Lap Simpanan Lap Bunga Sim panan

Sim panan

Lap Simpanan Suku Bunga Sim panan

Lap Bunga Sim panan Tagihan & Konfirmasi Sim panan

Ketua

Kelom pok Kasie

(46)

Gambar 3.16 DVD Level 1 Transaksi Simpan

D. DVD Level 1 Transaksi Pinjam

DVD level 1 transaksi simpan memiliki dekomposisi dua sub proses, yaitu

pinjam dan angsur. Adapun gambaran dari proses tersebut dapat dilihat pada

Lap Bunga Pinjam an

Lap Bunga Pinjam an

Sisa Pinjaman

Tagihan & Konfirm asi Angsuran Suku Bunga Suku Bunga Pinjam an

Lap Bunga Pinjam an Lap Tanggungan Belum Dibayar

Lap Tanggungan Belum Dibayar Lap Tanggungan Belum Dibayar

Pengajuan Pinjam an

7 Syarat 1 Anggota

1

Gambar 3.17 DVD Level 1 Transaksi Pinjam

E. DVD Level 2 Pinjam

DVD level 2 pinjam memiliki dekomposisi tiga sub proses, yaitu pengajuan

pinjaman, acc pinjaman, peminjaman. Adapun gambaran dari proses tersebut dapat

(47)

Master Jenis Pinjaman

Usaha Kepala Cabang 3 Pinjaman

Gambar 3.18 DVD Level 2 Pinjam

F. DVD Level 2 Angsur

DVD level 2 amgsur memiliki dekomposisi dua sub proses, yaitu penagihan

dan pembayaran angsuran. Adapun gambaran dari proses tersebut dapat dilihat pada

Gambar 3.19.

Lap Tanggungan Belum Dibayar

Lap Tanggungan Belum Dibayar

Lap Tanggungan Belum Dibayar Lap Bunga Pinjaman

Tagihan & Konfirmasi Angsuran

Kasie

(48)

3.2.4 Rancangan Database

Perencanaan basis data terdiri dari 2 bagian yaitu Conceptual Data Model

atau CDM dan Physical Data Model atau PDM. Keduanya berfungsi untuk

menggambarkan data serta hubungan antara data-data tersebut. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat sebagai berikut.

A. Rancangan Conceptual Data Model

CDM menggambarkan struktur data model secara detail dalam bentuk logic

atau konsep rancangan pembuatan database yang terdiri dari beberapa entity antara

lain : anggota, kelompok, simpanan, pinjaman, angsuran, user, dll. CDM sistem

(49)

Gambar 3.20 CDM Sistem Simpan Pinjam Kopwan SBW Jatim

B. Rancangan Physical Data Model

PDM merupakan model yang digunakan sejumlah tabel untuk

menggambarkan data serta hubungan antara data-data tersebut. Setiap tabel

mempunyai sejumlah kolom dimana kolom memiliki nama unik. Tipe data PDM

lebih khusus dan spesifik. Perancangan PDM merupakan representasi fisik dari

database. PDM sistem simpan pinjam pada Kopwan SBW Jatim dapat dilihat pada

(50)

Id_cabang = id_cabang

id_kelompok = id_kelompok id_anggota = id_anggota Nama_kota = nama_kota

id_jenis_simpanan = id_jenis_simpanan id_anggota = id_anggota

Gambar 3.21 PDM Sistem Simpan Pinjam Kopwan SBW Jatim

C. Struktur Tabel

Dari Physical Data Model yang sudah terbentuk, dapat disusun struktur

basis data yang nantinya akan digunakan untuk menyimpan data yang diperlukan.

Jumlah seluruh tabel adalah sepuluh tabel, yaitu : anggota, kelompok, master

(51)

transaksi pinjaman, transaksi angsuran pinjaman, kantor cabang dan user. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada penjelasan tabel-tabel berikut:

1. Struktur Tabel Anggota

Nama file : Anggota

Primary key : ID Anggota

Foreign key : ID Kelompok

Fungsi : Menyimpan data anggota

Tabel 3.2 Struktur Tabel Anggota

No Name Field Constraint Data Type Description

1 ID_Anggota PK VARCHAR(50) ID Anggota

2 ID_Kelompok FK VARCHAR(50) ID Kelompok

3 nomor_ktp VARCHAR(16) Nomor KTP

4 Nama_Anggota VARCHAR(100) Nama Anggota

5 Alamat_Anggota VARCHAR(100) Alamat Anggota

6 kecamatan_anggota VARCHAR(100) Kecamatan

7 kota_anggota VARCHAR(100) Kota

8 no_hp_anggota VARCHAR(50) No Hp Anggota

9 Stts_Anggota VARCHAR(50) Status Anggota

10 Tmpt_Lahir VARCHAR(100) Tempat Lahir

11 Tgl_Lahir DATE Tanggal Lahir

12 tanggal_daftar DATE Tanggal Mendaftar

13 Pekerjaan VARCHAR(100) Pekerjaan Anggota

14 Penghasilan INT(11) Penghasilan

Perbulan

15 Pekerjaan Suami VARCHAR(100) Pekerjaan Suami

16 Penghasilan Suami INT(11) Penghasilan Suami

Perbulan

17 Jumlah Tanggungan INT(2) Jumlah

Tanggungan

18 pemohon VARCHAR(50) Yang memberi

referensi

19 status_pemohon VARCHAR(200) status pemohon

(52)

2. Struktur Tabel Kelompok

Nama file : Kelompok

Primary key : ID Kelompok

Foreign key : userid

Fungsi : Menyimpan data kelompok

Tabel 3.3 Struktur Tabel Kelompok

N

o Name Field

Constrain

t Data Type Description

1 ID_Kelompok PK VARCHAR(50) ID Kelompok

2 Kecamatan VARCHAR(100

) Kecamatan

3 Tgl_Terbentuk DATE Tanggal

Terbentuk

4 id_ketua_kelompok VARCHAR(50) ID Ketua

kelompok

7 userid FK INT(11) penanggung

jawab entry data

3. Struktur Tabel Kantor Cabang

Nama file : Kantor Cabang

Primary key : ID Cabang

Foreign key : -

Fungsi : Menyimpan data kantor cabang

Tabel 3.4 Struktur Tabel Kantor Cabang

No Name Field Constraint Data Type Description

1 ID_Cabang PK VARCHAR(50) ID Cabang

2 Nama_Cabang VARCHAR(100) Nama Cabang

3 telp_cabang VARCHAR(50) Nomor telepon cabang

(53)

5 kota_cabang VARCHAR(100) Kota cabang

4. Struktur Tabel Jenis Simpanan

Nama file : Jenis Simpanan

Primary key : ID Jenis Simpanan, Nama Simpanan

Foreign key : -

Fungsi : Menyimpan data jenis simpanan

Tabel 3.5 Struktur Tabel Jenis Simpanan

No Name Field Constraint Data Type Description

1 id_jenis_simpanan PK VARCHAR(50) ID Jenis simpanan

2 nama_simpanan PK VARCHAR(100) nama simpanan

3 bunga_simpanan DOUBLE besar bunga

simpanan

4 besar_minimum_simpanan INT(11) besar minimum

simpanan

5 wajib VARCHAR(50) status wajib

6 dapat_dicicil VARCHAR(50) status dapat dicicil

7 jumlah_min_cicilan INT(11) Minimum Jumlah

Cicilan Simpanan

8 jumlah_maks_cicilan INT(11) Maximum Jumlah

Cicilan Simpanan

9 besar_simpanan_fix INT(11) besar simpanan fix

5. Struktur Tabel Transaksi Simpanan

Nama file : Transaksi Simpanan

Primary key : ID Simpanan

Foreign key : ID Anggota, User Pembayaran

Fungsi : Menyimpan data transaksi simpanan

Tabel 3.6 Struktur Tabel Transaksi Simpanan

N

o Name Field

Constrain

(54)

1 id_simpanan PK VARCHAR(50

) ID Simpanan

2 id_anggota FK VARCHAR(50

) ID anggota

3 tanggal_simpanan DATE tanggal

simpanan

7 user_pembayaran FK INT(11) penanggung

jawab entry data

6. Struktur Tabel Transaksi Simpanan Anggota

Nama file : Transaksi Simpanan Anggota

Primary key : ID Simpanan Anggota

Foreign key : ID Anggota, ID Jenis Simpanan

Fungsi : Menyimpan data transaksi simpanan anggota

Tabel 3.7 Struktur Tabel Transaksi Simpanan Anggota

No Name Field Constraint Data Type Description

1 id_simpanan_anggota PK VARCHAR(50) ID Simpanan Anggota

2 id_anggota FK VARCHAR(50) ID Anggota

3 id_jenis_simpanan FK VARCHAR(50) ID Jenis Simpanan

4 jumlah_simpanan INT(11) Jumlah Simpanan

7. Struktur Tabel Bunga Simpanan

Nama file : Bunga Simpanan

Primary key : ID Bunga Simpanan

Foreign key : ID Jenis Simpanan, ID Anggota

(55)

Tabel 3.8 Struktur Tabel Bunga Simpanan

No Name Field Constraint Data Type Description

1 id_bunga_simpanan PK VARCHAR(50) ID Bunga Simpanan 2 id_jenis_simpanan FK VARCHAR(50) ID Jenis Simpanan

3 id_anggota FK VARCHAR(50) ID Anggota

4 besar_bunga_simpanan INT(11) Besar Bunga

Simpanan

5 tanggal_bunga_simpanan DATE Tanggal Bunga

Simpanan 6 status_bunga_simpanan VARCHAR(50) Status Bunga

Simpanan

8. Struktur Tabel Simpanan Kelompok

Nama file : ID Simpanan Kelompok

Primary key : ID Kelompok

Foreign key : User Pembayaran

Fungsi : Menyimpan data simpanan kelompok

Tabel 3.9 Struktur Tabel Simpanan Kelompok

No Name Field Constraint Data Type Description

1 id_simpanan_kelompok PK VARCHAR(50) ID Simpanan Kelompok

2 id_kelompok FK VARCHAR(50) ID Kelompok

3 tanggal_simpanan DATE Tanggal

Simpanan

7 user_pembayaran FK INT(11) penanggung

(56)

9. Struktur Tabel Saldo Simpanan Kelompok

Nama file : ID Saldo Simpanan Kelompok

Primary key : ID Kelompok

Foreign key : -

Fungsi : Menyimpan data saldo simpanan kelompok

Tabel 3.10 Struktur Tabel Saldo Simpanan Kelompok

No Name Field Constraint Data Type Description

1 id_kelompok PK VARCHAR(50) ID Kelompok

2 saldo DECIMAL(10,0) Saldo

3 last_update DATE Tanggal terakhir simpan

10. Struktur Tabel Jenis Pinjaman

Nama file : Jenis Pinjaman

Primary key : ID Jenis Pinjaman, Nama Pinjaman

Foreign key : -

Fungsi : Menyimpan data jenis pinjaman

Tabel 3.11 Struktur Tabel Jenis Pinjaman

No Name Field Constraint Data Type Description

1 id_jenis_pinjaman PK VARCHAR(50) ID Jenis Pinjaman

2 nama_pinjaman PK VARCHAR(100) Nama Pinjaman

3 bunga_pinjaman DOUBLE Bunga Pinjaman

4 besar_minimum_pinjaman INT(11) Besar Minimum

Pinjaman

5 besar_maksimum_pinjaman INT(11) Besar Maksimum

Pinjaman

6 jumlah_min_cicilan INT(11) Jumlah Minimum

Cicilan

7 jumlah_maks_cicilan INT(11) Jumlah Maksimum

Cicilan

8 lama_min_keanggotaan INT(11) Lama Minimum

Keanggotaan

9 pinjaman_sebelumnya VARCHAR(50) Pinjaman

Sebelumnya 10 jenis_pinjaman_sebelumnya VARCHAR(50) Jenis Pinjaman

(57)

11 histori_pinjaman INT(11) Histori Pinjaman

12 sisa_angsuran INT(11) Sisa Angsuran

11. Struktur Tabel Transaksi Pinjaman

Nama file : Transaksi Pinjaman

Primary key : ID Pinjaman

Foreign key : ID Jenis Pinjaman, ID Anggota, User Pembayaran

Fungsi : Menyimpan data transaksi pinjaman

Tabel 3.12 Struktur Tabel Transaksi Pinjaman

No Name Field Constraint Data Type Description

1 id_pinjaman PK VARCHAR(50) ID Pinjaman

2 id_jenis_pinjaman FK VARCHAR(50) ID Jenis Pinjaman

3 id_anggota FK INT(11) ID Anggota

4 besar_pinjaman INT(11) Besar Pinjaman

5 sisa_pinjaman INT(11) Sisa Pinjaman

6 masa_angsuran_pinjaman INT(11) Masa Angsuran

Pinjaman

7 tanggal_pinjaman DATE Tanggal Pinjaman

8 keperluan_pinjaman TEXT Keperluan

Pinjaman 9 status_pengeluaran_pinjaman VARCHAR(50)

Status Pengeluaran Pinjaman

10 tanggal_dikeluarkan DATE Tanggal

Dikeluarkan

11 user_pengeluaran FK INT(11) penanggung jawab

entry data

12. Struktur Tabel Angsuran Pinjaman

Nama file : Angsuran Pinjaman

Primary key : ID Angsuran Pinjaman

Foreign key : ID Pinjaman, User Pembayaran Angsuran

(58)

Tabel 3.13 Struktur Tabel Angsuran Pinjaman

No Name Field Constraint Data Type Description

1 id_angsuran_pinjaman PK varchar ID Angsuran

Pinjaman

2 id_pinjaman FK date ID Pinjaman

3 jumlah_angsuran integer Jumlah Angsuran

4 jumlah_bunga decimal Jumlah Bunga

5 jumlah_bayar decimal Jumlah

Pembayaran

6 angsuran_ke decimal Angsuran Ke

7 tanggal_angsuran decimal Tanggal

Angsuran

8 status_pembayaran_angsuran varchar

Status Pembayaran Angsuran 9 user_pembayaran_angsuran FK varchar penanggung

jawab entry data

10 tanggal_pembayaran_angsuran date

Tanggal Pembayaran Angsuran

13. Struktur Tabel Tanggung Renteng

Nama file : Tanggung Renteng

Primary key : ID Tanggung Renteng

Foreign key : ID Anggota, User ID

Fungsi : Menyimpan data tanggung renteng

Tabel 3.14 Struktur Tabel Tanggung Renteng

N

o Name Field

Constrain

t Data Type Description

1 id_tanggung_renteng PK INT(11) ID Tanggung Renteng

2 id_anggota FK INT(11) ID Anggota

3 tgl_transaksi DATE Tanggal Transaksi

4 total_debit_tab_kelompo

5 user_id FK INT(11) penanggung jawab

(59)

14. Struktur Tabel Tanggung Renteng

Nama file : Detail Tanggung Renteng

Primary key : ID Tanggung Renteng

Foreign key : ID Simpan, ID Pinjam

Fungsi : Menyimpan data tanggung renteng

Tabel 3.15 Struktur Tabel Tanggung Renteng

No Name Field Constraint Data Type Description

1 id_tanggung_renteng PK INT(11) ID Tanggung

Renteng

2 id_simpanan FK INT(11) ID Simpanan

3 debit_simpanan_wajib DECIMAL(10,0)

5 id_pinjaman FK INT(11) ID Pinjaman

6 debit_angsuran DECIMAL(10,0) Debit

Angsuran

15. Struktur Tabel User

Nama file : User

Primary key : User Name

Foreign key : -

Fungsi : Menyimpan data User

Tabel 3.16 Struktur Tabel User

No Name Field Constraint Data Type Description

1 userid PK INT(11) User ID

2 username PK VARCHAR(50) User name

3 password VARCHAR(50) Password

4 nama_lengkap VARCHAR(100) nama lengkap user

(60)

6 id_cabang FK VARCHAR(50) ID Cabang

16. Struktur Tabel Kota Kecamatan

Nama file : Kota Kecamatan

Primary key : Kota, Kecamatan

Foreign key : -

Fungsi : Menyimpan data kota dan kecamatan

Tabel 3.17 Struktur Tabel Kota Kecamatan

No Name Field Constraint Type Size Description

1 Nama_Kota PK varchar 50 Nama Kota

2 Nama_Kecamatan PK varchar 50 Nama Kecamatan

3.2.5 Rancangan Interface

A. Rancangan Interface Form Login

Form login merupakan tampilan awal yang akan disodorkan kepada user

saat pertama kali menggunakan aplikasi. User harus mengisikan user ID dan

password untuk dapat mengakses aplikasi.

Admin

x x x x x x x x x Username

Password LOGIN

Kopwan “Setia Bhakti Wanita” Jawa Timur

Login

Gambar

Tabel 3.1
Gambar 3.2 Diagram Input Proses Output Sistem Simpan Pinjam Berbasis Web pada Kopwan SBW Jatim
Gambar 3.3 Diagram Input Proses Output Administrasi Keanggotaan pada Kopwan SBW Jatim
Gambar 3.4  Diagram Input Proses Output Transaksi Pembayaran Simpanan pada Kopwan SBW Jatim
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penulis mengucapkan syukur alhamdulilah atas terselesaikannya skripsi ini yang berjudul “Pengaruh kepuasan kerja terhadap intensi turnover pada karyawan bagian produksi di

Jadual 7 menunjukkan maklum balas yang telah diberikan oleh responden di dalam analisis data persoalan kajian dua bagi aspek suasana persekitaran dan kemudahan di

Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses menangani berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya untuk dapat

Setelah dilakukan uji t-test dapat diperoleh kesimpulan bahwa ada pengaruh penggunaan alat peraga kertas lipat dalam meningkatkan pemahaman konseptual bangun ruang

Abstrak: Kemitraan merupakan hubungan kerjasama antara beberapa pihak dalam mencapai suatu hubungan kerja tertentu.Kemitraan antara sekolah dengan keluarga dan

Salah satu dampak negatif yang diakibatkan oleh degradasi lahan ini adalah penurunan tingkat produksi pertanian, salah satunya adalah produksi bawang merah.Solusi yang

Teori tektonik lempeng (plate tectonic) adalah teori yang menjelaskan pergerakan yang terjadi di kulit bumi sehingga memunculkan bentuk permukaan bumi seperti

Kisi-kisi ini disajikan dengan maksud untuk memberikan informasi mengenai butir-butir yang drop setelah dilakukan uji validitas dan uji reabilitas serta analisis butir