• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Tentang Keselamatan Kerja Di Lintasan Radiasi Pada Salah Satu Fakultas Kedokteran Gigi Di Sumatera Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Tentang Keselamatan Kerja Di Lintasan Radiasi Pada Salah Satu Fakultas Kedokteran Gigi Di Sumatera Barat"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

PENGETAHUAN MAHASISWA KEPANITERAAN

KLINIK TENTANG KESELAMATAN KERJA DI

LINTASAN RADIASI PADA SALAH SATU

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI DI

SUMATERA BARAT

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh:

WANDA FITHRIYAH PULUNGAN NIM : 090600124

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Fakultas Kedokteran Gigi Departemen Radiologi Tahun 2013

Wanda Fithriyah Pulungan

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik tentang Keselamatan Kerja di Lintasan Radiasi pada Salah Satu Fakultas Kedokteran Gigi di Sumatera Barat

X+32 halaman

Radiografi sangat berperan penting dalam kedokteran gigi sebagai alat penunjang penegakan diagnosis, rencana perawatan dan evaluasi hasil perawatan. Sebelum melakukan radiografi mahasiswa kepaniteraan klinik harus dibekali dengan pengetahuan yang cukup mengenai radiografi, manfaat radiografi, bahaya radiasi, dosis radiografi dan proteksi radiasi untuk keselamatan kerja, karena radiasi sekecil apapun harus diketahui bahwa penggunaan alat ini cukup berbahaya.

Penelitian yang digunakan adalah diskriptif dengan cross sectional study di salah satu Fakultas Kedokteran Gigi di Sumatera Barat dengan jumlah sampel 133 mahasiswa kepaniteraan klinik. Untuk memperoleh data responden dilakukan dengan pengisian kuisioner.

Hasil yang diperoleh tentang efek radiasi dapat menimbulkan bahaya 30,07%, proteksi radiasi dosis yang menyebabkan eritema 61,65%, dosis aman untuk lingkungan dan masyarakat 72,18%. Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik pada salah satu Fakultas Kedokteran Gigi di Sumatera Barat tentang keselamatan kerja di lintasan radiasi dapat dikategorikan kurang.

(3)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji

Medan, 17 Oktober 2013 Pembimbing

Tanda tangan

(4)

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini dipertahankan di hadapan tim penguji Pada tanggal 17 Oktober 2013

TIM PENGUJI

KETUA : Dr. Trelia Boel,drg.,M.Kes.,Sp.RKG(K) ……….

ANGGOTA : 1. H. Amrin Thahir, drg ……….

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang memberikan rahmatnya kepada penulis sehingga skripsi dapat selesai disusun untuk memenuhi kewajiban penulis sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih terdalam kepada Ayahanda Ridwan T Pulungan dan Ibunda Zubaidah yang memberi kasih sayang, didikan, dan dukungan secara moral dan materiil kepada penulis. Adik-adik tersayang dan seluruh keluarga besar tercinta atas doa dan semangat yang diberikan selama ini. Penulis juga ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing, Dr.Trelia Boel,drg.,M.Kes.,Sp.RKG(K), yang telah meluangkan banyak waktu, tenaga dan kesabaran dalam membimbing penulis selama penyelesaian skripsi ini.

Dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis banyak menerima bantuan dari berbagai pihak baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu pada kesempatan ini pula, penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih kepada :

1. Prof. Nazaruddin, drg.,C.Ort.,Ph.D.,Sp.Ort selaku dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

2. Dr. Trelia Boel, drg., M.kes., sp.RKG(K), selaku kepala departemen Radiologi Dental yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, petunjuk, dorongan serta pengarahan yang berharga kepada penulis.

3. Amrin Thahir,drg selaku staf pengajar Departemen Radiologi Kedokteran Gigi yang telah banyak member masukan pada penulis.

4. Cek Dara Manja,drg.,Sp.RKG, Dewi Kartika,drg dan drg. Maria Novita Helen Sitanggang selaku staf pengajar Departemen Radiologi Kedokteran Gigi yang telah banyak memberi masukan pada penulis.

5. Prof. Sondang Pintauli. Drg., Ph.D selaku dosen pembimbing akademik yang telah banyak memberikan bimbingan kepada penulis selama masa perkuliahan.

(6)

7. Kepada seluruh staf bagian Radiologi Dental yang selama ini sangat membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi.

8. Kepada sahabat-sahabat saya di kampus Age, Ika, Sarah, Nadi Hartadie,S.E., Wira, Nadya, Sasa, Sallyna, Fadil, Tira, Luqman, Ivo, Sherly, Aulia, Icut, tercinta yang telah memberikan perhatian dan semangatnya kepada penulis.

9. Kepada teman-teman stambuk 2009 yang selama ini sama-sama berjuang bersama penulis dalam menuntut ilmu di Fakultas Kedokteran Gigi.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan, maka dengan kerendahan hati dan lapang dada penulis menerima kritikan dan saran dari berbagai pihak.

Akhirnya semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang memberikan dan atas bimbingan, dorongan dan bantuan yang telah diberikan. Hanya doa dan permohonan yang penulis panjatkan semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan hidayahnya pada

kita semua. Amin ya Robbal ‘alamin.

Medan, 17 Oktober 2013

Penulis

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.………

HALAMAN PERSETUJUAN………..

HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI……….

KATAPENGANTAR………. iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penelitian ... 2

1.4 Manfaat Penelitian ... 2

1.4.1 Manfaat Teorotis ... 2

1.4.2 ManfaatAplikatif ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Radiografi Kedokteran Gigi ... 4

2.1.1 Radiografi Intra Oral ... 4

2.2.1 Radiografi Ekstra Oral ... 5

2.3 Proteksi Radiasi ... 5

2.3.1 Proteksi Pasien ... 6

2.3.2 Proteksi Radiografer ... 7

2.3.3 Proteksi Alat ... 7

2.3.4 Proteksi Ruangan ... 8

2.4.5 Persiapan Proteksi Radiasi ... 9

(8)

2.5 Efek Non Stokastik ... 11

2.5.1 Efek Stokastik ... 12

2.6 Kerangka Konsep ... 13

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Peneitian ... 14

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 14

3.2.1 Lokasi Penelitian ... 14

3.2.2 Waktu Penelitian ... 14

3.3 Populasi danSampel Penelitian ... 14

3.3.1 Populasi Penelitian ... 14

3.4 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 15

3.5 Metode Pengumpulan Data dan Pelaksanaan Penelitian ... 15

3.5.1 Metode Pengumpulan Data ... 15

3.5.2 Pelaksanaan Penelitian ... 15

3.6 Pengolahan Data dan Analisis Data ... 16

3.6.1 Pengolahan Data ... 16

3.6.2 Analisis Data ... 17

3.7 Etika Penelitian ... 17

BAB 4 HASIL PENELITIAN ... 18

BAB 5 PEMBAHASAN ... 27

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 30

6.2 Saran... 30

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Batasan dosis yang berdasarkan ionizing radiations regulation (IRR)

1999 ... 10

2. Dosis radiasi yang dapat menimbulkan efek akut ... 11

3. Frekuensi responden berdasarkan usia ... 18

4. Frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin ... 18

5. Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik tentang radiasi dapat menimbulkan bahaya ... 19

6. Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik yang mengetahui tentang dosis dapat menimbulkan bahaya ... 19

7. Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik yang mengetahui dosis yang aman bagi pekerja radiologi per tahun ... 20

8. Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik yang mengetahui dosis yang menyebabkan eritema ... 20

9. Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik yang mengetahui alat radiografi alat radiografi berada di ruang berlapis Pb ... 21

10.Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik yang mengetahui radiografer di luar bilik harus memakai apron ... 21

11.Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik tentang dosimetry pocket dipakai setiap hari ... 22

12.Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik yang mengetahui dosis aman untuk lingkungan dan masyarakat ... 22

13.Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik tentang pemakaian alat proteksi radiasi ... 23

14.Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik yang mengetahui operator harus berada di luar bilik penyinaran saat melakukan foto ronsen ... 23

15.Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik yang mengenai pekerja radiasi harus melakukan pemerikasaan kesehatan secara berkala ... 24

16.Pengetahuan tentang alat monitoring yang digunakan untuk deteksi paparan radiasi pekerja ... 24

17.Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik yang mengetahui prinsip ALARA ... 25

18.Frekuensi tingkat kepaniteraan klinik dalam melakukan pemeriksaan radiografi pada wanita hamil ... 25

19.Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik yang mengetahui prinsip justifikasi ... 26

(10)

DAFRTAR LAMPIRAN

1. Surat Persetujuan Komisi Etik 2. Curriculum Vitae

3. Rincian Biaya Penelitian 4. Jadwal Penelitian

5. Kuisioner

6. Lembar Penjelasan Kepada Calon Subjek Penelitian

(11)

Fakultas Kedokteran Gigi Departemen Radiologi Tahun 2013

Wanda Fithriyah Pulungan

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik tentang Keselamatan Kerja di Lintasan Radiasi pada Salah Satu Fakultas Kedokteran Gigi di Sumatera Barat

X+32 halaman

Radiografi sangat berperan penting dalam kedokteran gigi sebagai alat penunjang penegakan diagnosis, rencana perawatan dan evaluasi hasil perawatan. Sebelum melakukan radiografi mahasiswa kepaniteraan klinik harus dibekali dengan pengetahuan yang cukup mengenai radiografi, manfaat radiografi, bahaya radiasi, dosis radiografi dan proteksi radiasi untuk keselamatan kerja, karena radiasi sekecil apapun harus diketahui bahwa penggunaan alat ini cukup berbahaya.

Penelitian yang digunakan adalah diskriptif dengan cross sectional study di salah satu Fakultas Kedokteran Gigi di Sumatera Barat dengan jumlah sampel 133 mahasiswa kepaniteraan klinik. Untuk memperoleh data responden dilakukan dengan pengisian kuisioner.

Hasil yang diperoleh tentang efek radiasi dapat menimbulkan bahaya 30,07%, proteksi radiasi dosis yang menyebabkan eritema 61,65%, dosis aman untuk lingkungan dan masyarakat 72,18%. Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik pada salah satu Fakultas Kedokteran Gigi di Sumatera Barat tentang keselamatan kerja di lintasan radiasi dapat dikategorikan kurang.

(12)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Radiografi merupakan pemeriksaan penunjang dari pemeriksaan klinis dan merupakan bagian yang mendasar dari prosedur diagnostik. Radiografi sangat berperan penting di bidang kedokteran gigi selain membantu dalam menegakkan diagnosa juga dapat membuat rencana perawatan dan mengevaluasi suatu tindakan perawatan yang telah dilakukan. Radiografi juga dapat menimbulkan reaksi-reaksi biologis dalam tubuh dikarenakan radiasi yang berlebih masuk kedalam tubuh. Efek biologi radiasi inilah yang harus diperhatikan untuk keselamatan.1,2

Pada pelaksanaan pengambilan radiografi, proteksi radiasi harus dilakukan pada pasien, operator dan lingkungan kerja. Paparan radiasi yang diberikan pada pasien saat pengambilan radiografi harus seminimal mungkin. Dokter gigi harus mempertimbangkan manfaat dari radiografi, konsekuensi meningkatnya paparan radiasi, dan efek akumulasi dari beberapa sumber waktu terakhir bagi pasien. Maka dari itu, prinsip ALARA (As Low As Reasonably Achievable) yang harus diikuti untuk meminimalkan paparan radiasi.3

Mahasiswa kepaniteraan klinik harus dibekali dengan pengetahuan yang cukup mengenai radiografi, manfaat radiografi, bahaya radiasi, dosis radiografi dan proteksi radiasi untuk keselamatan kerja, karena radiasi sekecil apapun harus diketahui bahwa penggunaan alat ini cukup berbahaya, jadi dengan bekal pengetahuan yang cukup memadai maka akumulasi sinar-x dapat dikurangi. Radiografi dilakukan secara berulang dikarenakan kesalahan operator yang tanpa memikirkan dampak yang akan timbul pada pasien di waktu yang akan datang.4

(13)

didapatkan sebesar 81% yang kategorikan baik. Hasil penelitian Mahdila Ayuria (2013) melaporkan bahwa 35,58% mahasiswa tidak mengetahui tentang dosis radiasi pada radiografi intra oral, sedangkan mahasiswa yang mengetahui dosis radiografi ekstra oral sebesar 48,47%, dan hanya sebesar 11,66% mahasiswa tidak mengetahui bahwa radiografi kedokteran gigi dilakukan berdasarkan hasil pemeriksaan klinis untuk menunjang dalam menegakkan diagnosis.

Adanya perbedaan pengetahuan keselamatan kerja di lintasan radiasi inilah yang mendasari peneliti ingin melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik tentang keselamatan kerja di lintasan radiasi pada salah satu Universitas di Sumatera Barat.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, dapat dirumuskan masalah yaitu bagaimana pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik terhadap keselamatan kerja di lintasan radiasi pada salah satu Fakultas Kedokteran Gigi di Sumatera Barat.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran mengenai tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik tentang keselamatan kerja di lintasan radiasi Fakultas Kedokteran Gigi pada salah satu Universitas Sumatera Barat.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

(14)

1.4.2Manfaat Aplikatif

(15)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Radiografi Kedokteran Gigi

Radiografi kedokteran gigi merupakan pemeriksaan penunjang dari pemeriksaan klinis yang biasanya digunakan untuk membantu penegakan diagnosa dan rencana pengobatan penyakit mulut seperti karies, penyakit periodontal dan patologi oral. Pemeriksaan radiografi di kedokteran gigi mempunyai peranan yang sangat penting. Hampir semua perawatan gigi dan mulut membutuhkan data dukungan pemeriksaan radiografi agar perawatan yang dilakukan mencapai hasil optimal.4,5

2.2 Radiografi Intra Oral

Radiografi intra oral merupakan pemeriksaan yang paling sering dilakukan oleh dokter gigi. Radiografi intra oral adalah pemeriksaan gigi dan jaringan sekitarnya dengan radiografi yang filmnya diletakkan di dalam mulut pasien. Pemeriksaan intra oral merupakan pokok dari radiografi kedokteran gigi.4,6

Ada tiga proyeksi radiografi intra oral yaitu proyeksi periapikal, proyeksi bitewing dan proyeksi oklusal :

a. Proyeksi periapikal bertujuan untuk melihat gigi geligi secara individual mulai dari keseluruhan mahkota, akar gigi dan jaringan pendukungnya. Indikasi penggunaan radiografi ini antara lain untuk melihat infeksi pada apikal, status periodontal, lesi-lesi pada periapikal, memeriksa gigi, jaringan serta tulang sekitarnya.4,7

(16)

c. Radiografi oklusal adalah radiografi yang digunakan untuk melihat anatomi tulang maksila maupun mandibula dengan area yang luas dalam satu film. Radiografi oklusal juga dapat mendeteksi adanya fraktur, celah di langit - langit, sialolith pada ductus stenson dan kelainan yang terjadi pada area luas. Film yang digunakan adalah film oklusal.4,7

2.2.1 Radiografi Ekstra Oral

Radiografi ekstra oral adalah pemeriksaan radiografi yang digunakan untuk melihat area yang luas pada tengkorak kepala dan rahang. Pada radiografi ekstra oral film yang digunakan diletakkan di luar rongga mulut. Ada beberapa tipe radiografi ekstra oral, antara lain yaitu : 4,7

a. Radiografi Panoramik b. Radiografi Sefalometri c. Radiografi Postero-Anterior

d. Radiografi Posteranterior Of The Jaws e. Radiografi Proyeksi Waters

f. Radiografi Reverse-Towne

2.3 Proteksi Radiasi

Proteksi radiasi bertujuan untuk meminimalkan risiko dari radiografi yang digunakan untuk pemeriksaan diagnostik. Tujuan tersebut harus memenuhi 3 syarat umum dariPeraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2007 tentang Keselamatan Radiasi Pengion dan Keamanan Sumber Radioaktif. Persyaratan yang harus dipenuhi tentang proteksi radiasi adalah sebagai berikut : 4,8,9

a. Justifikasi yaitu pemanfaatan radiasi harus mempunyai manfaat yang lebih besar daripada risiko yang diterima

b. Optimasi yaitu pemanfaatan radiasi harus diupayakan seminimal mungkin dengan mempertimbangkan faktor sosial dan ekonomi

(17)

Adapun peralatan protektif sebagai perisai radiasi yang diperlukan dalam radiografi kedokteran gigi antara lain: apron, kacamata, perisai tiroid, perisai gonad, dan sarung tangan.10

2.3.1 Proteksi Pasien

Untuk melindungi pasien sebaiknya menggunakan radiasi seminimal mungkin untuk mencapai hasil diagnostik yang maksimal. Dokter gigi dalam melakukan tindakan radiografi harus mengikuti prinsip ALARA (As Low As Reasonably Achieable) melalui penggunaan proteksi yang aman, perangkat pemegang film, digital imaging, apron yang tepat dan teknik kamar gelap yang baik.

Radiasi primer yaitu sinar-x yang datang langsung dari tabung sinar-x. Radiasi yang berasal dari segala hal yang terkena radiasi primer didefenisikan sebagai radiasi sekunder. Selain radiasi sekunder berbahaya untuk pasien dan operator juga dapat merusak gambaran diagnostik karena pancaran sinar yang dapat menghasilkan kabut pada radiograf.11

Untuk proteksi terhadap pasien yang perlu diperhatikan :5 a. Pemeriksaan sinar-x hanya atas permintaan seorang dokter; b. Pemakaian filtrasi maksimum pada sinar primer;

c. Pemakaian voltase yang lebih tinggi sehingga daya tembusnya lebih kuat; d. Waktu penyinaran seminimal mungkin, contohnya pada pemeriksaan sinar

tembus pada salah satu bagian tubuh tidak boleh melebihi 5 menit; e. Alat kelamin dilindungi sebisanya;

f. Pasien hamil, terutama trimester pertama dan ketiga, tidak boleh diperiksa radiologi jika tidak terlalu penting/lebih baik menghindari paparan radiasi. Tetapi jika pasien tersebut membutuhkan pemeriksaan radiologi, disarankan untuk menggunakan apron seperti pasien lainnya.

2.3.2 Proteksi Radiografer

(18)

Untuk proteksi terhadap radiografer perlu diperhatikan:5

a. Hindari penyinaran bagian tubuh yang tidak terlindungi;

b. Pemakaian sarung tangan, apron atau gaun pelindung, yang berlapis Pb dengan tebal maksimum 0,5 mm ;

c. Hindari pemeriksaan sinar tembus tulang-tulang kepala; d. Gunakan alat-alat pengukur sinar ronsen;

e. Pemeriksaan rutin terhadap kemungkinan bocor/rusaknya perlengkapan-perlengkapan pelindung berlapis Pb.

2.3.3 Proteksi Alat

Salah satu upaya untuk melindungi pekerja radiasi serta masyarakat umum dari ancaman bahaya radiasi dapat dilakukan dengan cara memakai pesawat radiografi yang memenuhi persyaratan keamanan radiasi sebagai berikut:12

a. Tabung pesawat ronsen harus mampu menahan radiasi sehingga radiasi yang menembusnya tidak melebihi 100 mRad per jam pada jarak 1 meter dari fokus pada tegangan maksimum,

b. Filter radiasi harus terpasang pada setiap tabung pesawat ronsen.

c. Diafragma berkas radiasi pada suatu pesawat harus berfungsi dengan baik. Ketebalan diafragma minimal setara dengan 2 mm Pb. Posisi berkas sinar diafragma harus berhimpit dengan berkas radiasi.

(19)

2.3.4 Proteksi Ruangan

Ruangan radiasi adalah ruang atau kamar yang digunakan untuk pemotretan dengan sinar-x. Usaha menjaga atau proteksi ruangan radiasi antara lain tempat dan lokasi ruangan radiasi harus memenuhi syarat internasional, yaitu sinar radiasi tidak menembus ruangan lain sehingga ruangan radiasi sebaiknya tidak berada di tingkat atas, agar radiasi cepat hilang ke tanah.13 Lokasi ruangan radiologi juga harus ditempatkan disentral bangunan agar mudah dicapai dari poliklinik. Proteksi radiasi peralatan ronsen dan dinding ruangan harus dapat dipertanggungjawabkan untuk menjamin keamanan pasien, radiografer, pegawai, dokter, dan masyarakat umum.5

Dinding di dalam ruangan radiasi yang dibuat dari tembok biasa harus dilapisi lempengan timah hitam (Pb) setebal minimal 2 mm untuk menyerap radiasi, agar radiasi tidak menembus keluar ruangan. Dinding ruangan terbuat dari bata yang dipasang melintang ( artinya 1 bata ; jika dipasang memanjang dipakai 2 bata). Bata yang dipakai harus berkualitas baik ukuran 10x20 cm. Plesteran dengan campuran semen dan pasir tertentu, tebal minimal adalah 15cm, dinding yang dibuat harus ekivalen dengan 2 mm Pb. Bila ada jendela boleh ditempatkan 2 m diatas dinding atau kaca berlapis Pb5,13

2.4.5 Persiapan proteksi radiasi

Persiapan proteksi radiasi harus dilakukan kepada operator, pasien, dan lingkungan

a) Persiapan operator:

i. Operator memakai pakaian pelindung (apron)

ii. Operator berdiri di belakang dengan mengambil jarak menjauh dari sumber radiasi sinar-x pada saat penyinaran

iii. Memperhatikan pasien selama penyinaran untuk memastikan tidak ada pergerakan

iv. Matikan alat setelah pemakaian dan kembalikan letak posisi kepala pada tempatnya.

(20)

b) Persiapan pasien terhadap proteksi radiasi :

i. Pemeriksaan sinar-x hanya atas permintaan dokter gigi ii. Pemakaian filtrasi maksimum pada sinar primer;

iii. Pemakaian voltasi yang lebih tinggi sehingga daya tembusnya lebih kuat;

iv. Jarak fokus pasien jangan terlalu pendek, sebab dengan ini hukum fokus kuadrat terbalik yaitu intensitas sinar-x berbanding terbalik dengan jarak pangkat dua;

v. Waktu penyinaran sesingkat mungkin

vi. Daerah yang disinar harus sekecil mungkin, contohnya menggunakan konus untuk radiografi

vii. Alat kelamin dilindungi sebisanya

viii. Untuk pasien hamil terutama trimester pertama tidak boleh diperiksa radiografi

ix. Persiapan lingkungan terhadap proteksi radiasi

x. Memastikan perangkat sinar-x digunakan dengan teknik yang baik dan parameter secara fisika terhadap berkas radiasi ditetapkan dengan benar xi. Mengurangi efek maksimal dari kemungkinan kebocoran dengan

menggunakan kepala tabung harus radiopak.

2.4.6 Batas Dosis

(21)

Dalam pemeriksaan radiografi periapikal, dosis efektif pada pemeriksaan rutin yaitu 0,001-0,008 mSv.15 Untuk kepentingan batasan dosis populasi dibagi menjadi tiga kelompok, mereka yang menerima penyinaran untuk alasan medis atau gigi yaitu pasien, mereka yang pekerjaannya sebagai radiografer, dan masyarakat luas.14

Tabel 1. Batasan dosis berdasarkan Ionising Radiation Regulation (IRR)19995 Batas dosis lama Batas dosis baru

(IRR 99)

Kelompok pekerja 50 mSv 20 mSv

Bukan pekerja 15 mSv 6 mSv

Masyarakat luas 5 mSv 1 mSv

Tabel 2. Dosis radiasi yang dapat menimbulkan efek akut

Dosis (Sv) Efek pada tubuh

0,25 -

0,25-1,0 Menurunkan kadar sel darah putih

1-2 Muntah dalam 3 jam, kelelahan,

kehilangan nafsu makan, perunahan darah (pemulihan dalam beberapa minggu)

2-6 Muntah dalam 2 jam, perubahan

darah yang parah, kerontokan rambut dalam 2 minggu (pemulihan dalam 1 bulan sampai 1 tahun sekitar 70%)

6-10 Muntah dalam 1 jam, kerusakan

lambung, perubahan darah yang parah. Kematian dalam 2 minggu untuk 80-100%

(22)

2.5 Efek non stokastik (deterministic effect)

Efek non stokastik adalah efek tingkat keparahan akibat radiasi tergantung pada dosis yang diterima oleh sebab itu diperlukan suatu nilai ambang, contohnya adalah Eritema, kerontokan rambut, pembentukan katarak, dan berkurangnya kesuburan. Efek ini terjadi karena adanya proses kematian sel akibat paparan radiasi yang mengubah fungsi jaringan yang terkena radiasi. Efek ini juga dapat terjadi sebagai akibat dari paparan radiasi pada seluruh tubuh maupun lokal.5

2.5.1 Efek stokastik

(23)

2.6 Kerangka Konsep

Proteksi pasien

Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik

Keselamatan kerja dilintasan radiasi

Proteksi radiografer

Batas dosis Efek radiasi Proteksi radiasi

Proteksi alat

Proteksi ruangan

Efek nonstokastik

Efek stokastik Justifikasi

Limitasi

(24)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang akan digunakan adalah deskriptif sederhana dengan rancangan Cross Sectional Study dimana pengambilan data hanya dilakukan sekali pada setiap subjek. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel dari suatu populasi tertentu dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data.

3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan pada salah satu Fakultas Kedokteran Gigi di Sumatera Barat.

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada bulan Mei - Agustus 2013.

3.3Populasi Dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi Penelitain

Populasi penelitian adalah mahasiswa kepaniteraan klinik pada salah satu Fakultas Kedokteran Gigi di Sumatera Barat.

3.3.2 Sampel Penelitian

(25)

3.4Variable Penilitian Dan Definisi Opersional

Kuisioner. Baik adalah >75%

3.5 Metode Pengumpulan Data Dan Pelaksaan Penelitian

3.5.1 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuisioner yang berisi pertanyaan mengenai pengetahuan tentang kegunaan, dosis, bahaya dan proteksi radiasi pada penggunaan radiografi kedokteran gigi.

3.5.2 Pelaksanaan Penelitian Tahap 1:

a. Pengurusan dari Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara b. Pengurusan izin penelitian di salah satu Fakultas Kedokteran Gigi di Sumatera

Barat. Tahap 2:

a. Pembagian kuisioner kepada mahasiswa kepaniteraan klinik di salah satu Fakultas Kedokteran Gigi di Sumatera Barat.

b. Pengumpulan data

(26)

3.6 Pengolahan dan Analisis Data

3.6.1 Pengolahan Data 1. Pengetahuan

Untuk mengukur pengetahuan mahasiswa mengenai prosedur penggunaan radiografi kedokteran gigi dengan memberikan total skor terhadap kuesioner yang telah diberi bobot. Jumlah pertanyaan 15, dimana setiap pertanyaan memiliki 3 pilihan

jawaban yaitu “YA” (bobot 3) ,“TIDAK” (bobot 1) “TIDAK TAHU” (bobot 0).

Bila jawaban “YA” tidak memakai alasan atau dengan alasan yang salah maka

jawaban tersebut dianggap “TIDAK TAHU”, karena dengan adanya alasan yang salah

dapat dilihat kurangnya pengetahuan dari responden mahasiswa kepaniteraan klinik sehingga menjawab dengan alasan salah atau tanpa alasan.

Pengukuran pengetahuan berdasarkan jawaban responden (mahasiswa kepaniteraan klinik) dari seluruh pertanyaan yang diberikan dengan total skor maksimal adalah 45, maka tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik diklasifikasikan dalam 3 kategori yaitu:

a. Tingkat pengetahuan baik, apabila total skor berada diantara 36 - 45 (>75% dari total skor maksimal)

b. Tingkat pengetahuan cukup, apabila total skor berada diantara 28 - 35 ( 60% - 75% dari skor maksimal)

c. Tingkat pengetahuan kurang, apabila total skor berada diantara <28 (<60% dari skor maksimal)

2. Pengolahan data dilakukan secara manual, melalui proses: a. Editing (penyuting data)

Dilakukan periksaan kembali apakah data yang terkumpul sudah lengkap, terbaca dengan jelas dan tidak meragukan serta apakah ada kesalahan dan sebagainya.

b. Membuat Lembaran Kode

(27)

untuk lebih mudah dalam pengolahan dan penghitungan total skor dari semua pertanyaan.

c. Memasukan Data

Memasukan data ke dalam kolom-kolom yang telah disesuaikan dengan jawaban masing-masing pertanyaan dan bobot dari masing-masing jawaban.

d. Membuat tabel- tabel data sesuai dengan tujuan penelitian.

3.6.2 Analisa Data

Data diolah secara deskriptif yaitu data univarian dan dihitung dalam bentuk persentase.

3.7 Etika Penelitian

(28)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Responden berdasarkan usia

Dalam penelitian ini sampel yang didapat berjumlah 133 orang. Responden berasal dari mahasiswa kepaniteraan klinik pada salah satu Fakultas Kedokteran Gigi di Sumatera Barat.

Tabel 3. Frekuensi responden berdasarkan usia

Frekuensi Persentasi

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa 94,75% umur responden lebih banyak pada rentangan usia 20-25 tahun. Dapat dilihat juga bahwa umur responden minimum 20 tahun dan usia maksimum 31 tahun.

4.2 Responden berdasarkan jenis kelamin

Tabel 4. Frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa responden dalam penelitian ini wanita 54,9% dan laki 45,1% lebih besar wanita yang menjadi responden dibanding laki-laki.

(29)

4.3 Bahaya radiasi

Tabel 5. Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik tentang radiasi dapat menimbulkan bahaya

Frekuensi Persentase

Dari tabel di atas dapat dilihat hasil penelitian yang didapatkan bahwa 30,07% mahasiswa kepaniteraan klinik tidak mengetahui radiasi dapat menimbulkan bahaya.

4.4 Dosis aman untuk pasien

Tabel 6. Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik yang mengetahui tentang dosis yang aman untuk pasien

Frekuensi Persentase

(30)

4.5 Dosis aman untuk operator

Tabel 7. Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik yang megetahui dosis yang aman bagi pekerja radiologi per tahun

Frekuensi Persentase

Dari tabel diatas dapat dilihat hasil penelitian ini menggambaran 31,57% mahasiswa kepaniteraan klinik tidak mengetahui dosis yang aman bagi pekerja radiologi per tahun.

4.6 Dosis yang menyebabkan eritema

Tabel 8. Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik yang mengetahui dosis yang menyebabkan eritema

Frekuensi Persentase

(31)

4.7Alat radiografi harus berada di ruang yang berlapis Pb Tabel 9. Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik

yang mengetahui apakah alat radiografi berada di ruang berlapis Pb

Dari tabel diatas dapat dilihat hasil penelitian ini menggambarkan 24,81% mahasiswa kepaniteraan klinik tidak mengetahui apakah alat radiografi harus berada di ruang yang berlapis Pb.

4.8Radiografer di luar bilik harus memakai apron

Tabel 10. Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik yang mengetahui radiografer di luar bilik harus memakai apron

(32)

4.9Penggunaan dosimetry pocket

Tabel. 11. Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik tentang dosimetry pocket dipakai setiap hari

Frekuensi Persentase

Dari tabel diatas dapat dilihat hasil penelitian ini menggambarkan 34,59% mahasiswa kepaniteraan klinik tidak tahu bahwa dosimetry pocket harus dipakai setiap hari.

4.10 Dosis yang aman untuk lingkungan dan masyarakat Tabel 12 Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik yang

mengetahui dosis aman untuk lingkungan dan masyarakat

(33)

4.11 Pemakaian alat proteksi radiasi

Tabel 13. Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik tentang pemakaian alat proteksi radiasi

Frekuensi Persentase

Dari tabel diatas dapat dilihat hasil penelitian ini menggambarkan 34,58% mahasiswa kepaniteraan klinik tidak mengetahui pasien di dalam ruang penyinaran harus memakai alat proteksi radiasi yaitu menggunakan apron.

4.12 Operator harus berada di luar bilik penyinaran saat melakukan foto ronsen

Tabel 14. Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik yang mengetahui apakah operator harus berada di luar bilik penyinaran saat melakukan foto ronsen

Frekuensi Persentase

(34)

4.13 Pemeriksaan kesehatan untuk pekerja

Tabel 15. Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik mengenai pekerja radiasi harus melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala

Frekuensi Persentase

Dari tabel di atas dapat dilihat hasil penelitian ini menggambarkan 48,87% mahasiswa kepaniteraan klinik tidak mengetahui semua pekerja harus melakukan pemeriksaan.

4.14 Deteksi paparan radiasi pekerja

Tabel 16 Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik tentang alat monitoring yang digunakan untuk deteksi paparan radiasi pekerja

Frekuensi Persentase

(35)

4.15 Prinsip ALARA

Tabel 17. Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik tentang prinsip ALARA

Dari tabel di atas dapat dilihat mahasiswa kepaniteraan klinik menggambarkan 40,60% tidak megetahui prinsip ALARA.

4.16 Pemeriksaan radiografi untuk wanita hamil

Tabel 18. Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik dalam melakukan pemeriksaan radiografi pada wanita hamil

(36)

4.17 Prinsip justifikasi yang dilakukan pada pasien

Tabel 19. Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik tentang prinsip justifikasi

Frekuensi Persentase Ya

Tidak Tidak Tahu Total

11 75 47 133

8,27 56,39 35,34 100

Dari tabel diatas dapat dilihat hasil penelitian ini menggambarkan 56,39% tidak mengetahui prinsip justifikasi yang harus dilakukan pada pasien.

4.18 Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik secara individu tentang keselamatan di lintasan radiasi kedokteran gigi

Tabel 20. Frekuensi tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik secara individu tentang keselamatan di lintasan radiasi pada salah satu Fakultas Kedokteran Gigi di Sumatera Barat

(37)

BAB 5

PEMBAHASAN

Hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 133 responden pada salah satu Fakultas Kedokteran Gigi di Sumatera Barat diperoleh hasil 5,25% responden dengan rentang usia 26-31 tahun pada penelitian yang sama sebelumnya Emilia Mestika memperoleh 2,4% mahasiswa kepaniteraan klinik FKG USU pada rentang usia >25 tahun. Terdapatnya responden yang sudah berumur 26-31 tahun dikarenakan oleh faktor keterlambatan dalam penyelesaian pendidikan sarjana dan keterlambatan dalam progresnya suatu kasus yang dilakukan. Sesuai dengan keputusan menteri pendidikan nomor 232/U/2000 beban studi program sarjana sekurang-kurangnya 144 (seratus empat puluh empat) SKS dan sebanyak-banyaknya 160 (seratus enam puluh) SKS yang dijadwalkan untuk 8 (delapan) semester dan dapat ditempuh dalam waktu kurang dan 8 (delapan) semester dan selama-lamanya 14 (empat belas) semester setelah pendidikan menengah, jadi rentang usia yang ideal untuk mahasiswa kepaniteraan klinik adalah 21-25 tahun.16

Berdasarkan jenis kelamin terdapat 45,1% frekuensi responden dengan jenis kelamin laki-laki (Tabel 4). Dibandingkan dengan hasil penelitian Emilia Mestika (2013) 27,5% frekuensi responden berjenis kelamin laki-laki. Perbandingan ini dapat dilihat mahasiswa kepaniteraan klinik lebih besar persentasenya yang berjenis kelamin perempuan dimana Fakultas Kedokteran Gigi lebih banyak diminati oleh perempuan. Pada data mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi di salah satu Universitas Sumatera Barat lebih dominan perempuan. Sehingga dapat dinyatakan bahwa Fakultas Kedokteran Gigi lebih banyak diminati oleh perempuan dibandingkan laki-laki.

(38)

Penggunaan radiasi sekecil apapun selalu terdapat kemungkinan untuk menimbulkan bahaya, karena radiasi dapat pula tidak membunuh sel tetapi mengubah sel sehingga mengubah fungsi jaringan dalam tubuh. Bahaya dari radiasi akibat kematian sel karena paparan radiasi, antara lain dapat menyebabkan eritema, kerontokan rambut, sedangkan efek stokastik adalah efek yang terjadi sebagai akibat paparan radiasi dengan dosis yang menyebabkan terjadinya perubahan pada sel yaitu dapat menyebabkan kanker dan cacat tubuh.15

Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik adanya dosis aman untuk pasien, pekerja radiologi, lingkungan atau masyarakat dan dosis yang menyebabkan eritema yang menjawab tidak dan tidak tahu adalah sebesar 58,65% (Tabel 6), 48,87% (Tabel), 80,45% (Tabel 8), 98,5% (Tabel 12).

Berdasarkan IRR (Ionising Radiation Regulation) 1999 dosis yang aman untuk pasien yaitu 5 mSv. Dosis yang aman bagi pekerja radiologi yaitu 20 mSv, untuk dosis yang aman bagi masyarakat atau lingkungan sebesar 1 mSv dan dosis yang dapat menyebabkan eritema sebesar 2-3 Gy (200.000-300.00 mrad).5,15

Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik tentang alat radiografi harus berada diruang berlapis Pb, pemakaian apron, pekerja radiasi melakukan pemeriksaan kesehatan berkala, alat monitoring untuk mendeteksi paparan radiasi, dan melakukan radiografi terhadap wanita hamil yang menjawab tidak dan tidak tahu adalah sebesar 29,32% (Tabel 9), 63,16% (Tabel 10), 60,9% (Tabel 15), 65,41% (Tabel 16), 44,36% (Tabel 11), 57,14% (Tabel 13), 62,4% (Tabel 14), 93,23% (Tabel 18).

(39)

Proteksi pasien antara lain pada wanita hamil terutama trimester pertama dan ketiga, tidak boleh diperiksa radiologi jika tidak terlalu penting/lebih baik menghindari paparan radiasi. Tetapi jika pasien tersebut membutuhkan pemeriksaan radiologi, disarankan untuk menggunakan apron dan perisai tiroid.5,13 Proteksi untuk operator antara lain operator berada diluar bilik pada saat penyinaran saat melakukan foto ronsen, operator menggunakan alat-alat proteksi radiasi serta alat pengukur radiasi atau dosimetry pocket untuk mengetahui berapa besar radiasi yang diterima operator dan melakukan pemeriksaan kesehatan berkala.11

Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik tentang prinsip ALARA (As Low As Reasonably Achieable) dan prinsip justifikasi yang menjawab tidak dan tidak tahu adalah sebesar 78,95% (Tabel 17) dan 91,73% (Tabel 19). Mahdila Ayurian (2013) memperoleh hasil 40,49% mahasiswa kepaniteraan klinik di salah satu Fakultas Kedokteran Gigi di Malaysia tidak megetahui prinsip justifikasi yang harus dilakukan pada pasien.

Justifikasi dan ALARA merupakan prinsip dasar proteksi radiasi yang direkomendasikan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2007 tentang Keselamatan Radiasi Pengion dan Keamanan Sumber Radioaktif. Prinsip justifikasi yaitu pemanfaatan radiasi harus mempunyai manfaat yang lebih besar daripada risiko yang diterima, optimasi yaitu pemanfaatan radiasi harus diupayakan seminimal mungkin dengan mempertimbangkan faktor sosial dan ekonomi dan limitasi yaitu pemanfaatan radiasi tidak melampaui nilai batas dosis yang sudah ditetapkan oleh peraturan8

(40)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik pada salah satu Fakultas Kedokteran Gigi di Sumatera Barat tentang keselamatan kerja di lintasan radiasi dapat dikategorikan kurang.

6.2 Saran

Saran untuk Fakultas Kedokteran Gigi berdasarkan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Perlu melakukan pengawasan terhadap setiap tindakan mahasiswa kepaniteraan klinik di lintasan radiasi dan melakukan proteksi radiasi sesuai dengan SOP.

(41)

DAFTAR PUSTAKA

1. Pretty IA, Maupome G. A closer look at diagnosis in clinical dental practice: Part 3. Effectiveness of Radiographic Diagnostic Procedures. J Can Dent Assoc 2004; 70(6);389-90.

2. White SC.Pharoah MJ. Oral Radiology.China : Elsevier.2009;6:19-29

3. American Dental Association Council on Scientific Affairs. The use of dental radiographs. J Am Dent Assoc. 2006 ; Volume (137) ; 1304-5.

4. Boel T.Prinsip dan Teknik Radiografi Kedokteran Gigi.Medan : FKG USU.2008:1-20 5. Boel T. Dental Radiografi Prinsip dan Teknik Radiografi Kedokteran Gigi. Medan :

USU Press. 2009: 13 – 34, 56 -69.

6. Dental Radiograph Benefits and Safety. J Am Dent Assoc 2011;142:1101.

7. White SC. Pharoah MJ.Oral Radiografi.China : Elesevier.2009;5:122-65,210-224,265-277.

8. BAPETEN. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2007 tentang Keselamatan Radiasi Pengion dan Keamanan Sumber Radioaktif. Jakarta. 2007 : 6-38.

9. Frommer HH, Savage JJ . Radiology For the dental professional. 8th eds.Philadelphia : Mosby . 2005 :100

10. Keputusan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir. www.bapeten.go.id (20 Juni 2013)

11. Stabulus F, Savage. Radiology for the dental professional. 8th ed., Missouri: Elsevier,2005:93,111-2

12. Café-radiologi. Keselamatan kerja radiologi. www.cafe-rdaiologi.blogspot.com(Juni 20.2013)

13. Shebijimatahari7. Paper 3. www.shebijimatahari7.wordpress.com (Juni 20.2013). 14. Smith NJD. Dental Radiograph. 2nd ed., London: British Library, 1998: 43,57-62 15. Sumarsono. Efek Radiasi. http//www.radiologyinformationcenter.com/indexhtml(

(42)
(43)
(44)

Lampiran 2

CURRICULUM VITAE

(RIWAYAT HIDUP)

DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Wanda Fithriyah Pulungan Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 20 Mei 1991 Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Status Perkawinan : Belum menikah

Alamat : Jl. Komisi komp DPRD no. 9

Telepon/HP : 08126388336

Email : wandapulungan@yahoo.com

PENDIDIKAN

1997-2003 : SD Harapan 1, Medan

2003-2006 : SMP YP.Shafiyyatul Amaliyyah, Medan 2006-2009 : SMA YP.Shafiyyatul Amaliyyah, Medan

2009-sekarang : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara

Medan, 17 Oktober 2013

(45)

Lampiran 3

RINCIAN BIAYA PENELITIAN

1. Bahan- bahan

1.1. 2 Rim kertas HVS : 2 x 30.000 = Rp. 90.000,- 1.2. 1 Paket tinta print : 2 x 25.000 = Rp. 100.000,- 2. Fotokopi kuesioner : 200 x Rp. 200,- = Rp. 40 .000,- 3. Biaya pembuatan proposal penelitian = Rp. 500.000,-

4. Biaya penelitian = Rp. 4.000.000-

5. Biaya transportasi = Rp 1.000.000,-

6. Biaya tempat tinggal = Rp. 500.000,-

Jumlah biaya : Rp.6.230.000,-

( Enam Juta Dua Ratus Tiga Puluh Ribu Rupiah )

Medan, 17 Oktober 2013 Peneliti

Wanda Fithriya Pulungan

(46)

Lampiran 4

JADWAL PENELITIAN

No. Kegiatan WAKTU PENELITIAN

April May Juni Juli Agustus

1 Pembuatan Proposal

Minggu II, III, IV 2 Pelaksanaan

Penelitian

Minggu I,II 3 Pembuatan

Laporan Hasil Penelitian

Minggu III, IV

Minggu I, II, III, IV

4 Penggandaan Laporan

Minggu I,II, III, IV

(47)

Lampiran 5

I. Pencatatan Personaliti Pasien

1. Usia :

2. Jenis kelamin : Laki-laki/Perempuan

II. Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik tentang keselamatan kerja di lintasan radiasi pada salah satu Fakultas Kedokteran Gigi di Sumatera Barat.

1. Apakah anda mengetahui bahwa radiasi

kedokteran gigi dapat menimnbulkan bahaya?

a. Ya,sebutkan:………

………..

b. Tidak

c. Tidak tahu

2. Apakah anda mengetahui dosis yang aman

per untuk pasien?

a. Ya,sebutkan:………

…...………...

b. Tidak

c. Tidak tahu

3. Apakah anda mengetahui dosis yang aman

untuk pekerja radiologi per tahun ?

a. Ya,sebutkan:………

5. Apakah radiografi harus berada didalam

ruangan yang berlapis Pb?

a. Ya,sebutkan:………

…...………...

b. Tidak

c. Tidak tahu

6. Apakah radiografer yang berada di luar bilik harus memakai apron ?

a. Ya,sebutkan:……….

…...………...

b. Tidak

c. Tidak tahu

7. Apakah dosimetry pocket harus dipakai

setiap hari?

a. Ya,sebutkan:……….

…...………...

b. Tidak

c. Tidak tahu

8. Apakah anda mengetahui dosis yang aman

untuk lingkungan atau masyarakat?

a. Ya,sebutkan:………

…...………...

b. Tidak

c. Tidak tahu

9. Apakah menurut anda pasien yang di

dalam ruang penyinaran harus memakai alat proteksi radiasi ?

a. Ya,sebutkan:………

…...………...

b. Tidak

c. Tidak tahu

10. Apakah operator harus berada di luar bilik penyinaran saat melakukan foto ronsen?

a. Ya,sebutkan:………

…...………...

b. Tidak

c. Tidak tahu

PENGETAHUAN MAHASISWA KEPANITERAAN KLINIK TENTANG KESELAMATAN KERJA DI LINTASAN RADIASI PADA SALAH SATU

(48)

11. Apakah anda mengetahui semua pekerja radiasi harus melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala?

a. Ya,sebutkan:………

…...………...

b. Tidak

c. Tidak tahu

12. Apakah anda mengetahui alat monitoring

yang ada digunakan untuk deteksi paparan

13. Apakah anda mengetahui prinsip ALARA ?

a. Ya,sebutkan:………

15. Apakah anda prinsip justifikasi yang harus dilakukan pada pasien ?

a. Ya,sebutkan:………

…...………...

b. Tidak

(49)

Lampiran 6

LEMBARAN PENJELASAN KEPADA SUBJEK PENELITIAN

KepadaYth : Saudara/Saudari

………

Bersama ini saya, Wanda Fithriyah Pulungan (umur 22 tahun), yang sedang menjalani program pendidikan sarjana pada fakultas kedokteran gigi, Universitas Sumatera Utara, memohon kesediaan Saudara/i untuk berpartisipasi sebagai subjek penelitian saya yang berjudul :

PENGETAHUAN MAHASISWA KEPANITERAAN KLINIK

TENTANG KESELAMATAN KERJA DI LINTASAN RADIASI PADA SALAH SATU FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI DI SUMATERA BARAT

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik tentang keselamatan dan kesalahan yang mungkin terjadi pada pembuatan radiografi intra oral yaitu merupakan pemeriksaan yang paling sering dilakukan pada dokter gigi.

Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dimana akan dilakukan survey pada subjek penelitian. Padapenelitian tersebut, Saudara/I sebagai subjek penelitian akan menerima kuesioner yang berisi 10 (sepuluh) pertanyaan yang akan dijawab oleh Saudara/I sebagai subjek penelitian dan diberi waktu ± 10 menit. Kemudian kuesioner tersebut akan dikumpulkan kembali kepada peneliti dan akan dikoreksi. Identitas Saudara/I sebagai subjek penelitian akan dirahasiakan olehp eneliti.

Jika Saudara/I mengerti isi dari lembar penjelasan ini dan bersedia untuk menjadi subjek penelitian, maka mohon kiranya Saudara/I untuk mengisi dan menandatangani surat pernyataan persetujuan sebagai subjek penelitian yang terlampir pada lembar berikutnya. Saudara/i perlu mengetahui bahwa surat kesediaan tersebut tidak mengikat dan Saudara/i dapat mengundurkan diri dari penelitian ini bila Saudara/I merasa keberatan.

Demikian lembar penjelasan ini saya perbuat, semoga keterangan ini dapat dimengerti dan atas kesediaan Saudara/i untuk berpartisipasi dalam penelitian ini saya ucapkan terima kasih.

Medan, …………. 2013

(50)

Lampiran 7

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN SUBJEK PENELITIAN

(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama :

Umur :

Jeniskelamin : L / P

Alamat :

Menyatakan telah membaca lembar penjelasan kepada subjek penelitian dan sudah mengerti serta bersedia untuk turut serta sebagai subjek penelitian, dalam penelitian atas nama Wanda Fithriyah Pulungan yang berjudul Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Tentang Keselamatan Kerja di Lintasan Radiasi Pada

Salah Satu Fakultas Kedokteran Gigi di Sumatera Barat’’ dan menyatakan tidak

keberatan maupun melakukan tuntutan di kemudian hari.

Demikian pernyataan ini saya perbuat dalam keadaan sehat , pernuh kesadaran dan tanpa paksaan dari pihak mana pun.

Padang, Agustus 2013 Pembuat Pernyataan

(………)

(51)
(52)
(53)
(54)

107 23 2 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 8 Kurang

108 23 2 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 6 Kurang

109 24 1 3 3 3 0 3 3 3 1 3 3 3 3 3 1 1 36 Baik

110 25 1 3 3 3 0 3 3 3 1 3 3 3 3 3 1 1 36 Baik

111 23 2 3 0 1 0 3 3 3 1 0 0 0 3 0 1 0 18 Kurang

112 22 2 3 0 1 0 3 3 3 1 0 0 0 3 0 1 0 18 Kurang

113 23 2 3 0 1 0 3 3 3 1 0 0 0 3 0 1 0 18 Kurang

114 23 2 3 0 1 0 3 3 3 1 0 0 0 3 0 1 0 18 Kurang

115 23 2 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 3 Kurang

116 23 2 3 0 3 0 3 3 3 1 3 3 3 3 1 1 3 33 Cukup

117 23 2 0 3 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 9 Kurang

118 23 2 3 3 0 0 3 3 0 0 0 0 0 0 0 1 0 13 Kurang

119 24 1 3 0 3 0 3 0 3 1 3 3 0 0 1 1 3 25 Kurang

120 23 2 3 3 3 0 3 3 0 0 0 0 0 0 0 1 0 16 Kurang

121 23 2 3 3 3 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 15 Kurang

122 25 1 3 3 3 0 3 1 3 1 3 0 0 1 1 1 1 24 Kurang

123 24 2 3 3 3 0 3 3 0 0 0 0 0 0 0 1 0 16 Kurang

124 24 1 3 3 0 3 3 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 13 Kurang

125 22 2 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 3 Kurang

126 24 1 3 3 3 0 3 3 0 0 0 0 0 0 0 1 0 16 Kurang

127 23 2 3 3 3 0 3 3 3 1 3 3 3 1 3 1 1 31 Cukup

128 23 2 3 3 3 0 3 3 3 0 0 0 0 0 0 1 0 16 Kurang

129 23 2 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 1 39 Baik

130 23 2 0 3 3 0 3 0 3 1 3 3 3 1 3 1 1 28 Cukup

131 24 2 0 3 3 0 3 0 0 1 3 3 3 1 3 1 1 25 Kurang

132 24 1 3 0 1 0 3 3 3 1 3 0 0 3 0 1 0 21 Kurang

(55)

Gambar

Tabel
Tabel 1. Batasan dosis berdasarkan Ionising Radiation Regulation (IRR)19995
Tabel 3. Frekuensi responden berdasarkan usia
Tabel 5. Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik   tentang   radiasi dapat menimbulkan bahaya
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

Pada hari ini Rabu tanggal lima Bulan April Tahun dua ribu tujuh belas, mulai pukul 09.00 sampai dengan 10.00 WIB, Pokja/ ULP Kantor Kementerian Agama Kota Bekasi

[r]

Pada hari ini Rabu tanggal lima Bulan April Tahun dua ribu tujuh belas, mulai pukul 10.00 WIB sampai dengan 11.00 WIB, Pokja/ ULP Kantor Kementerian Agama Kota Bekasi

[r]

(7) Pegawai yang melaksanakan tugas di luar kantor pada hari dan jam kerja dan tidak mendapat surat tugas melakukan perjalanan dinas dalam/luar kota yang karena satu dan

Berdasarkan proses pengembangan yang telah dilaksanakan, maka diperoleh hasilberupa LKPD dengan pendekatan CTL yang valid, praktis dan efektif untuk meningkatkan