DAFTAR PUSTAKA
Carter, William K dan Milton F. Usry.2004.Akuntansi Biaya, Penerjemah : Krista, Buku I, Edisi Ketiga Belas, Salemba Empat, Jakarta.
Fraser, Lyn M. dan Aileen Ormiston.2008.Memahami Laporan Keuangan, Penerjemah : Priyo Darmawan, Edisi Ketujuh, Indeks, Jakarta.
Halim, A.2004.Dasar-dasar Akuntansi Biaya, Edisi Keempat, Cetakan Ketiga, BPFE, Yogyakarta.
Hanson, Mowen.2000.Manajemen Biaya, Buku 1, Edisi Pertama, Salemba Empat : Jakarta.
Kartadinata, Abas.2000.Akuntansi dan Analisa Biaya, Edisi Ketiga, Rineka Cipta, Jakarta.
Maltz, Adolf dan Milton F. Usry.2003.Akuntansi Biaya: Perencanaan dan Pengendalian, Penerjemah : Gunawan Hutauruk, Jilid I, Edisi Kedelapan, Erlangga, Jakarta.
Subroto, Bambang.1991.Akuntansi Keuangan Intermediate, Edisi Kedua, BPFE, Yogyakarta.
Supriyono, R.2002.Sistem Pengendalian Manajemen, Buku 2, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.
25
BAB III
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN DAN PENGGOLONGAN BIAYA OPERASIONAL
1. Pengertian Biaya Operasional
Biaya merupakan unsur penting dalam menjalankan kegiatan operasi
suatu perusahaan, karena biaya harus terlebih dahulu dikeluarkan sebelum
menghasilkan suatu produk, baik itu berupa barang atau jasa.
Menurut Hanson and Mowen (2000 : 38) “Biaya atau cost adalah kas
atau ekuivalen kas yang dikorbankan untuk barang atau jasa yang
diharapkan membawa keuntungan masa kini dan masa datang”.
Dalam pengelolaan perusahaan, baik perusahaan besar atau kecil harus
berhadapan dengan biaya yang harus dan akan dikeluarkan. Masalah biaya
pada perusahaan hanya dapat dipecahkan secara memuaskan bila
perusahaan tersebut memiliki pengetahuan mengenai biaya yang berkaitan
dengannya.
Biaya operasional merupakan suatu elemen yang paling penting dalam
aktivitas ekonomi dari suatu perusahaan dalam pembentukan laba
perusahaan.
Bambang Subroto (1991 : 19) mengatakan bahwa “Biaya operasional
adalah biaya-biaya yang dikeluarkan dalam rangka untuk membiayai
aktivitas operasi perusahaan baik administrasi maupun penjualan”.
A. Halim (2004 : 6) menyatakan bahwa “Biaya operasional adalah
beban penjualan dan beban administrasi dan umum, dimana semua
biaya ini dibebankan pada penghasilan (revenue) di periode mana
biaya tersebut terjadi”.
Dari defenisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa biaya
operasional digunakan untuk mengukur pengorbanan yang dilakukan
untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu menghasilkan pendapatan.
2. Penggolongan Biaya Operasional
Penggolongan biaya sangat penting guna membuat ikhtisar yang
berarti atas data biaya. Penggolongan biaya tergantung untuk apa biaya
tersebut digolongkan, sehingga dapat memberikan informasi yang lebih
baik pada perusahaan. Keberhasilan dalam merencanakan dan
mengendalikan biaya bergantung pada pemahaman yang menyeluruh atas
hubungan antara biaya dan aktivitas bisnis dalam perusahaan.
Biaya dapat digolongkan dengan berbagai cara untuk keperluan data
yang dapat memenuhi kebutuhan pimpinan perusahaan. Ada empat
kategori biaya operasional, yaitu:
1) Biaya Penjualan dan Administratif, berkenaan dengan penjualan
produk atau jasa dan berkaitan dengan manajemen bisnis. Biaya
tersebut meliputi gaji, sewa, asuransi, prasarana, perlengkapan.
2) Biaya Iklan, merupakan suatu biaya utama dalam anggaran
perusahaan-perusahaan di mana pemasaran adalah elemen
keberhasilan yang penting.
3) Biaya Penyusutan dan Amortisasi, Penyusutan digunakan untuk
27
peralatan, perlengkapan kantor, dan kendaraan bermotor. Sedangkan
Amortisasi merupakan proses yang diterapkan kepada sewa guna
usaha modal, bangunan yang belum selesai, dan biaya kadaluarsa
aktiva tidak berwujud, seperti paten, hak cipta, merek dagang, lisensi,
franchise, dan goodwill.
4) Biaya Perbaikan dan Pemeliharaan, merupakan biaya perbaikan dan
pemeliharaan tahunan atas property, pabrik, dan peralatan.
Biaya operasional yang terjadi dalam kegiatan operasi pada PT.
PLN (Persero) Cabang Medan terbagi atas:
1. Biya Operasional
Biaya operasional pada PT. PLN (Persero) Cabang Medan terdiri
dari:
a. Biaya Pemeliharaan, berupa :
1) Biaya Pemakaian Material
2) Biaya Jasa Borongan
b. Biaya Kepegawaian, berupa :
1) Gaji dan Lainnya
2) Cuti dan Lainnya
3) Diklat dan Lainnya
c. Biaya Administrasi
2. Biaya Di Luar Operasional
Biaya di luar operasional pada PT. PLN (Persero) Cabang Medan
terdiri dari :
a. Biaya Tunjangan Kesehatan Pensiunan.
b. Biaya Lain-lain.
B. PERENCANAAN BIAYA OPERASIONAL
Perencanaan merupakan langkah awal perusahaan yang akan
menentukan tujuan perusahaan, berupa target atau hasil yang terukur dalam
jangka pendek maupun jangka panjang yang dipakai sebagai dasar untuk
mengendalikan kegiatan perusahaan.
Abas Kartadinata (2000 : 17) mengatakan bahwa “Perencanaan
merupakan suatu proses yang akan membuat perusahaan peka, dalam
pengertian mampu menyesuaikan diri terhadap ancaman-ancaman dan
kesempatan-kesempatan”.
Sedangkan menurut William Carter dan Milton F. Usry (2004 : 37),
“Perencanaan adalah proses untuk menentukan tujuan organisasi yang
akan dicapai perusahaan dan mengatur strategi yang akan dilaksanakan
dengan menggunakan sumber daya yang ada. Perencanaan ini dapat
disusun untuk jangka pendek dan jangka panjang dan akan dipakai
sebagai dasar untuk mengendalikan kegiatan perusahaan.
Selanjutnya, R. Supriono (2002 : 7) mengatakan bahwa “Perencanaan
adalah proses untuk menentukan tujuan organisasi yang akan dicapai
29
panjang, dan akan dipakai sebagai dasar untuk mengendalikan
kegiatan-kegiatan perusahaan”.
Perencanaan berarti penyusunan suatu program kegiatan yang cukup
menyeluruh yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan. Perencanaan
perusahaan yang efektif hanya dapat dilakukan berdasarkan fakta dan analisis.
Berpikir secara berekesinambungan, imajinasi, kemampuan memperhitungkan
sebab dan akibat serta kemampuan memandang ke masa depan merupakan
hal-hal yang sangat diperlukan dalam perencanaan.
Dengan disusunnya perencanaan, maka manfaat yang akan diperoleh
perusahaan adalah :
1. Perencanaan dapat menetapkan kegiatan di masa yang akan datang dengan
membandingkannya dengan masa yang lalu.
2. Perencanaan dapat memungkinkan manajer memahami keseluruhan
gambaran operasi yang jauh lebih lagi.
3. Perencanaan dapat membantu penempatan tanggung jawab lebih lanjut.
Perencanaan biaya operasional sangat penting dalam suatu perusahaan,
sebab biaya operasional merupakan salah satu elemen yang penting dalam
pembentukan laba perusahaan. Selain itu, perencanaan biaya operasional
merupakan proses penetapan peran dalam usaha pencapaian sasaran
perusahaan yang menunjukkan rencana perusahaan yang harus dicapai untuk
masa yang akan datang.
Dalam merencanakan biaya operasional perlu memperhatikan
faktor-faktor berikut ini :
b. Informasi mengenai data-data tahun yang lalu.
c. Kemungkinan perkembangan kondisi ekonomi.
Anggaran merupakan penjabaran dari fungsi perencanaan yang akan
memberikan manajemen proyeksi yang dapat dipercaya mengenai hasil-hasil
dari rencana yang dilaksanakan. Seluruh biaya operasional yang terjadi dalam
pelaksanaan kegiatan operasional dihadapkan dengan anggaran untuk
mengetahui diambil tindakan perbaikan dengan tujuan untuk meminimalisir
biaya-biaya yang dapat merugikan perusahaan.
Pada dasarnya anggaran disusun melalui analisa yang cermat dan teliti
berdasarkan data periode tahun yang lalu, sehingga mencerminkan tindakan
terperinci untuk digunakan sebagai pedoman dalam menjalankan kegiatan
perusahaan di masa mendatang dan juga sebagai dasar untuk melakukan
penilaian.
Dalam menyusun anggaran, perusahaan harus yakin akan
kemampuannya mengendalikan berbagai relevan variabel untuk mencapai
tujuan, mampu melaksanakan sistem manajemen ilmiah, mampu
berkomunikasi secara efektif dan dapat memberikan motivasi kepada
anggaran serta mendorong adanya sikap partisipasi.
Pada dasarnya yang berwenang dan bertanggung jawab atas penetapan
atau pelaksanaan biaya operasional adalah pimpinan tertinggi suatu
perusahaan itu sendiri. Namun, dalam hal ini perencanaan biaya operasional
tidak dilakukan sendiri, pimpinan dapat mendelegasikannya kepada bawahan
yang berkompeten. Tetapi pada dasarnya, pimpinan tetap harus mengawasi
31
C. PERENCANAAN BIAYA OPERASIONAL PERUSAHAAN
Pada PT PLN (Persero) Cabang Medan, untuk melaksanakan kegiatan
operasionalnya, terlebih dahulu melakukan perencanaan terhadap biaya yang
mungkin terjadi di lapangan yang ditujukan pada masing-masing bagian yang
akan menggunakan biaya tersebut. Penyusunan perencanaan ini dipimpin oleh
Manajer dan Tim RKA (Rencana Kerja Anggaran).
Perencanaan ini dimulai dengan mengambil keputusan apa yang
disajikan dan dibutuhkan oleh tiap bagian dalam perusahaan yang dilakukan
dengan mengumpulkan data-data perusahaan mengenai situasi dan kondisi di
masa yang akan datang dengan melihat hasil operasional lalu.
Kemudian rencana tersebut dilanjutkkan dengan pembuatan anggaran
biaya operasi untuk satu periode akuntansi yang dilaksanakan oleh bagian
keuangan dan pembukuan untuk kemudian disahkan oleh
Manajer.Selanjutnya, rencana tersebut diajukan ke PT PLN (Persero) Wilayah
Sumatera Utara untuk dapat disetujui oleh Kepala Wilayah dalam hal ini
General Manajer.Biaya yang telah disetujui tersebut merupakan besarnya
biaya yang dialokasikan perusahaan sebagai pedoman kinerja perusahaan.
Dalam merencanakan beban operasional PT PLN (Persero) Cabang
Medan telah memperhatikan factor-faktor berikut ini :
a. Pengetahuan tentang tujuan dan kebijaksanaan umum perusahaan.
b. Informasi mengenai data-data tahun yang lalu.
c. Kemungkinan perkembangan kondisi ekonomi.
d. Pengetahuan tentang teknik, strategi pesaing dan gerak-gerak pesaing.
f. Penelitian untuk pengembangan perusahaan.
Berdasarkan analisa yang dilakukan oleh penulis terhadap data yang
telah diinformasikan oleh manajemen perusahaan berkaitan dengan
perencanaan biaya operasional, penulis beranggapan perusahaan telah
melakukan perencanaan biaya operasional dengan baik.Hal ini dapat dilihat
pada laporan laba-rugi perusahaan dimana PT PLN (Persero) Cabang Medan
telah menetapkan perencanaannya melalui biaya operasional guna mencapai
sasaran yang diinginkan. Penyusunan perencanaan tersebut dilakukan dengan
cermat dan teliti agar perusahaan dapat berjalan sebagaimana yang diinginkan
dan hasil-hasil yang akan dicapai dapat direalisasikan.
D. PENGAWASAN BIAYA OPERASIONAL
Pengawasan merupakan kegiatan penilaian dan perbaikan mengenai
sejauh mana pelaksanaan rencana telah dilakukan untuk mencapai tujuan
perusahaan.Melalui pengawasan, perusahaan dapat menghindari kemungkinan
kegagalan yang terjadi dan mendorong keberhasilan terhadap kinerja
perusahaan serta membandingkannya dengan standard kerja.
Abas Kartadinata (2000 : 18) mengatakan bahwa “Pengawasan
adalah usaha sistematis yang dilakukan oleh pimpinan perusahaan untuk
membandingkan hasil-hasil yang dicapai dengan rencana yang telah
ditentukan”.
Menurut Sofyan Syafri (2001 : 10),“Pengawasan adalah segala
usaha dan kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui dan menilai
apakah pelaksanaan tugas sesuai dengan yang sebenarnya. Pengawasan
33
rencana yang ditetapkan, perintah yang dikeluarkan dan prinsip yang
dianut juga dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan dan kesalahan
agara dapat dihindari kejadian di kemudian hari”.
Malts dan Usry (2003 : 5) mengemukakan bahwa “Pengawasan
adalah usaha sistematis perusahaan untuk mencapai tujuan dengan cara
membandingkan prestasi kerja secara terus-menerus diawasi dan jika
manajemen ingin tetap berada dalam batas-batas keteraturan yang telah
digariskan, hasil nyata dari setiap kegiatan dibandingkan dengan
rencana dan bila terdapat perbedaan besar akan diambil tindakan
perbaikan.
Dari defenisi tersebut, pengawasan dapat diartikan sebagai suatu
proses penetapan pekerjaan, menilai dan mengoreksi dengan maksud agar
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana.
Menurut Sofyan (dalam William Travers Jerome III Belkaoui,
1998)menjelaskan penggunaan pengawasan sebagai berikut :
1) Pengawasan digunakan untuk membuat standar prestasi yang
dimaksudkan untuk menaikkan efisien dan menekan biaya.
2) Pengawasan digunakan untuk membuat standar kulaitas untuk menjamin
kualitas yang diinginkan langganan.
3) Pengawasan digunakan untuk mengukur prestasi kerja.
Sofyan (dalam Duncan, 1975) mengemukakan beberapa sifat
pengawasan yang efektif sebagai berikut:
a. Pengawasan harus dipahami sifat dan kegunaannya. Oleh karena itu harus
b. Pengawasan harus mengikuti pola yang dianut.
c. Pengawasan harus dapat mengidentifikasi masalah.
d. Pengawasan harus fleksibel.
e. Pengawasan harus ekonomis.
Pengawasan yang lebih efektif lagi adalah adanya komitmen yang
besar dikalangan pimpinan terhadap perusahaan.Artinya, pimpinanlah yang
pertama-tama memberikan teladan, menunujukkan kebersihan dirinya jauh
dari penyelewengan-penyelewengan atas peraturan yang dibuatnya baru
kemudian bawahannya.
Pengawasan biaya operasional diperlukan untuk membandingkan
kegiatan operasional dan prestasi yang dicapai dengan rencana yang telah
ditetapkan, sehingga dapat diketahui efisiensi dan efektivitas biaya operasional
serta kinerja perusahaan.
Sistem pengawasan yang paling efekif digunakan oleh suatu
perusahaan adalah melalui sistem pengawasan intern atau disebut juga struktur
pengendalian intern.
Pengendalian intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan
komisaris, manajemen, dan personal lain entitas di desain untuk memberikan
keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan berikut ini :
a. Keandalan laporan keuangan
b. Efektivitas dan efisiensi operasi, dan
c. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
Pengawasan biaya operasional dapat dilaksanakan oleh satuan
35
1. Pengawasan Operasional
Pengawasan operasional merupakan pengawasan yang dilakukan
pimpinan melalui kegiatan (operasi) perusahaan.Tetapi dengan
berkembangnya perusahaan apabila sasaran hendak dicapai, pengawasan
operasional tidak dapat dipertahankan karena hal tersebut merupakan
pemborosan dan kurang efisien, maka pengawasan operasional sebaiknya
ditambah dengan pengawasan akuntansi.
2. Pengawasan Akuntansi
Pengawasan akuntansi merupakan pengawasan yang dilakukan melalui
prosedur akuntansi dan pencatatan-pencatatan yang sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan (SAK), sebab sasaran pokok tertuju pada
pengelompokkan biaya.Pengawasan akuntansi bertujuan untuk
menciptakan suatu system pencatatan yang dapat mengembangkan
pertanggungjawaban biaya-biaya arus pekerjaan, serta memberikan
laporan singkat tentang hal-hal yang berkaitan dengan pengawasan dan
laporan statistik untuk mengetahui perkembangan orang-orang yang
bertanggung jawab atas biaya, apakah mereka melaksanakan tugasnya
sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan atau tidak.
Pengawasan terhadap biaya operasional tidak akan terlaksana
dengan baik tanpa adanya perencanaan yang telah digariskan terlebih
dahulu. Untuk mendapatkan pengawasan yang baik terhadap biaya
operasional perlu diperhatikan hal-hal berikut :
a. Biaya yang dikeluarkan harus disetujui oleh pihak yang berwenang dan
b. Biaya yang terjadi merupakan tanggung jawab pengawasan yang
member wewenang.
E. PENGAWASAN BIAYA OPERASIONAL PERUSAHAAN
Untuk mendapatkan pengawasan yang baik terhadap biaya operasional
PT PLN (Persero) Cabang Medan telah memperhatikan hal-hal berikut ini :
a. Biaya yang dikeluarkan harus disetujui oleh pihak yang berwenang dan
biaya tersebut memang benar-benar diperlukan.
b. Biaya yang terjadi merupakan tanggung jawab pengawasan yang memberi
wewenang.
Pengawasan biaya operasional pada PT PLN (Persero) Cabang Medan
diawasi oleh Manajer Cabang dan Bagian Keuangan dan tidak ada suatu
sistem pengawasan khusus yang digunakan oleh PT PLN (Persero) Cabang
Medan. Dalam pengawasannya, PT PLN (Persero) Cabang Medan
menggunakan anggaran dimana pada awal periode ditentukan jenis anggaran
biaya operasional untuk setiap jenis yang kemudian didistribusikan untuk
setiap jenis bagian yang fungsional.Dalam hal ini, PT PLN (Persero) Cabang
Medan melakukan pengawasan melalui prosedur serta catatan yang berkaitan
dengan pengamanan harta kekayaan dan catatan-catatan finansial lainnya.
F. PENYIMPANGAN BIAYA OPERASIONAL
Penyimpangan (varians) merupakan suatu sinyal.Varians yang besar
baik menguntungkan maupun tidak menguntungkan sebaiknya diinvestigasi
dan dianalisis. Suatu varians dapat disebabkan oleh kejadian acak yang tidak
diharapkan akan terulang kembali, atau oleh masalah sistematis yang dapat
37
Analisa varians melibatkan penggunaan hubungan antara dua variabel
yang masing-masing terdiri dari rangkaian data untuk memantau sebab-sebab
terjadinya penyimpangan.Analisa varians digunakan secara luas dalam laporan
keuangan dan sering diaplikasikan apabila terdapat penyimpangan antara
realisasi tahun berjalan dengan realisasi tahun lalu, serta penyimpangan antara
realisasi dengan anggaran, dimana anggaran diperlakukan sebagai dasar
perbandingan.
Penyimpangan biaya operasional dapat diartikan sebagai perbedaan
yang diperoleh dari perbandingan antara perencanaan anggaran dengan
realisasi biaya operasional yang terjadi. Penyimpangan tersebut dapat terjadi
dalam dua kemungkinan, yaitu :
a. Penyimpangan yang menguntungkan (Favorable Variance)
Penyimpangan yang menguntungkan terjadi apabila perencanaan biaya
lebih besar dibandingkan dengan realisasinya.
b. Penyimpangan yang tidak menguntungkan (Unfavorable Variance)
Penyimpangan yang tidak menguntungkan terjadi apabila realisasi biaya
lebih besar dibandingkan dengan perencanaannya.
G. PENYIMPANGAN BIAYA OPERASIONAL PERUSAHAAN
Penyimpangan-penyimpangan biaya operasional yang terjadi pada PT
PLN (Persero) Cabang Medan adalah sebagai berikut :
a. Biaya Pemeliharaan berupa Pemakaian Material dianggarkan sebesar Rp.
18.976.786.332, realisasinya sebesar Rp. 18.776.896.816, dengan selisih
b. Biaya Pemeliharaan berupa Jasa Borongan dianggarkan sebesar Rp.
23.581.860.574, realisasinya sebesar Rp. 23.781.880.974, dengan selisih
sebesar Rp. 200.020.400.
c. Biaya Administrasi dianggarkan sebesar Rp. 21.486.859.285, realisasinya
sebesar Rp. 21.432.071.643, dengan selisih sebesar Rp. 54.787.642.
Dari perbandingan antara anggaran dengan realisasi di atas, dapat
dilihat bahwa dari biaya pemeliharaan berupa jasa material dapat diperoleh
keuntungan sebesar Rp. 199.889.516. Dari biaya pemeliharaan berupa jasa
borongan dapat diperoleh kerugian sebesar Rp. 200.020.400. Sedangkan dari
biaya administrasi dapat diperoleh keuntungan sebesar Rp. 54.787.642.
Berdasarkan analisa yang dilakukan berkaitan dengan pengawasan
biaya operasional terhadap pelaksanaan kegiatan pada PT PLN (Persero)
Cabang Medan, dapat dikatakan bahwa secara umum PT PLN (Persero)
Cabang Medan mengalami realisasi yang lebih kecil dibandingkan dengan
perencanaan anggarannya. Realisasi yang lebih kecil tersebut mengakibatkan
adanya penyimpangan yang menguntungkan (favorable variance). Hal ini
dapat menunjukkan bahwa perencanaan dan pengawasan yang dilakukan oleh
PT PLN (Persero) Cabang Medan dapat dikatakan telah berjalan dengan
39
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, baik yang bersifat
teoritis maupun dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan PT PLN
(Persero) Cabang Medan, maka dapat diambil kesimpulan :
1. Perencanaan biaya operasional pada PT PLN (Persero) Cabang Medan
telah dilakukan dengan baik yang dalam penyusunannya melibatkan
Manajer Cabang dan Tim RKA (Rencana Kerja Anggaran), dimana
anggaran tersebut disusun untuk satu periode akuntansi.
2. Dalam pengawasan biaya operasional PT PLN (Persero) Cabang Medan
melakukan pengawasan melalui prosedur serta catatan yang berkaitan
dengan catatan finansial. Hal ini terlihat dengan adanya penurunan yang
dialami oleh biaya operasional dibandingkan anggarannya.
3. Penyimpangan yang terjadi antara realisasi dengan anggaran kemungkinan
disebabkan karena kurangnya ketidaksiapan manajemen untuk
menghadapi perubahan yang terjadi dilapangan atau terdapatnya
pengawasan yang kurang memadai terhadap biaya yang ada.
4. Secara umum PT PLN (Persero) Cabang Medan mengalami realisasi yang
lebih kecil dibandingkan dengan perencanaan anggarannya, sehingga
mengakibatkan adanya penyimpangan yang menguntungkan (favorable
5. Penyusunan perencanaan dan pengawasan biaya operasional yang
dilakukan PT PLN (Persero) Cabang Medan telah berjalan dengan efektif
dan efisien.
B. Saran
Dalam hal ini, diberikan saran yang mungkin akan bermanfaat bagi
kepentingan perusahaan di masa yang akan datang, yaitu :
1. Mengingat pentingnya perencanaan dan pengawasan biaya operasional
dalam aktivitas perusahaan, maka disarankan agar perusahaan dapat
benar-benar menerapkannya dengan sebaik-baiknya.
2. Perencanaan dan pengawasan biaya operasional telah berjalan dengan
baik, maka dari itu sebaiknya perusahaan harus dapat mempertahankannya
dan lebih meningkatkannya lagi.
3. Dalam merencanakan biaya operasional diperlukan data yang tepat dan
akurat, sehingga apabila terjadi penyimpangan yang dirasa merugikan
6
BAB II
PROFIL PT PLN (PERSERO) CABANG MEDAN
A. Sejarah Ringkas
1. Listrik sebelum Kemerdekaan dan di awal Kemerdekaan sampai
tahun 1965
Sejarah Kelistrikan di Sumatera Utara bukanlah baru. Kalau listrik
mulai ada di Wilayah Indonesia tahun 1893 didaerah Batavia (Jakarta
sekarang), maka 30 tahun kemudian (1923) listrik mulai ada di Medan.
Sentralnya dibangun ditanah pertapakan Kantor PLN Cabang Medan yang
sekarang di JL.Listrik No.12 Medan, dibangun oleh NV NIGEM/OGEM
perusahaan swasta di Belanda, kemudian menyusul pembangunan
kelistrikan di Tanjung Pura dan Pangkalan Brandan (1924), Tebing Tinggi
(1927), Sibolga (NV ANIWM) Brastagi dan Tarutung (1929), Tanjung
Balai tahun 1931 (milik Gameenta Kotapraja), Labuhan Bilik (1936) dan
Tanjung Tiram (1937).
Masa penjajahan Jepang, Jepang hanya mengambil alih
pengelolaan Perusahaan Listrik milik swasta Belanda tanpa mengadakan
penambahan mesin dan perluasan jaringan.Daerah kerjanya dibagi menjadi
Perusahaan Listrik Sumatera Utara, Perusahaan Listrik Jawa dan
seterusnya sesuai struktur organisasi pemerintahan tentara Jepang waktu
Setelah Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945,
dikumandangkanlah Kesatuan Aksi Karyawan Perusahaan Listrik
diseluruh penjuru tanah air untuk mengambil alih Perusahaan Listrik bekas
milik swasta Belanda dari tangan Jepang. Perusahaan Listrik yang sudah
diambil alih itu diserahkan kepada Pemerintah RI dalam hal ini
Departemen Pekerjaan Umum.Untuk mengenang peristiwa ambil alih itu,
maka dengan penetapan Pemerintah No.1 SD/45 ditetapkan tanggal 27
Oktober sebagai hari Listrik.
Sejarah memang membuktikan kemudian bahwa dalam suasana
yang makin memburuk dalam hubungan Indonesia-Belanda, tanggal 3
Oktober 1953 keluar Surat Keputusan Presiden No.163 yang membuat
ketentuan Nasionalisasi Perusahaan Listrik milik swasta Belanda sebagai
bagian dari perwujudan pasal 33 ayat (2) 1945.
Setelah aksi ambil alih itu, sejak tahun 1955 di Medan berdiri
Perusahaan Listrik Negara Distribusi Cabang Sumatera Utara (Sumatera
Timur dan Tapanuli) yang mula-mula dikepalai R.Sukarno (merangkap
Kepala di Aceh), tahun 1959 dikepalai oleh Ahmad Syaifullah. Setelah
BPU PLN berdiri dengan SK Menteri PUT No.16/1/20 tanggal Mei 1961,
maka organisasi kelistrikan dirubah.Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat
dan Riau menjadi PLN Eksploitasi I.
Tahun 1965, BPU PLN dibubarkan dengan Peraturan Menteri PUT
No.9/PRT/64 dan dengan Peraturan Menteri No.1/PRT/65 ditetapkan
8
Sumatera Utara tetap menjadi Eksploitasi I, maka dengan Keputusan
Direksi PLN No.Kpts 009/DIRPLN/66 TANGGAL 14 April 1966, PLN
Eksploitasi I dibagi menjadi 4 cabang dan 1 sektor, yaitu Cabang Medan,
Binjai, Sibolga, P Siantar (berkedudukan di Tebing Tinggi). PP No.18
tahun 19972 mempertegas kedudukan PLN sebagai perusahaan umum
Listrik Negara dengan hak, wewenang dan tanggung jawab
membangkitkan, menyalurkan dan mendistribisikan tenaga listrik
keseluruh Wilayah Negara RI.
Dalam SK Menteri tersebut PLN Eksploitasi I Sumatera Utara
diubah menjadi PLN Elsploitasi II Sumatera Utara.Kemudian menyusul
Peraturan Menteri PUTL No. 013/PRT/75 yang merubah PLN Eksploitasi
menjadi PLM Wilayah.PLN Eksploitasi II menjadi PLN Wilayah II
Sumatera Utara.Sesuai Keputusan Menteri Pertambangan dan energi No.
4564.K/702/M.PE/1993, Tanggal 17 Desember 1993 telah dibentuk Tim
Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum Listrik Negara menjadi PT PLN
(Persero) Listrik Negara.
2. Dari Eksploitasi I menjadi Elsploitasi II
Sebagai tindak lanjut dari pembentukan PLN Eksploitasi I
Sumatera Utara tersebut, maka dengan keputusan Direksi PLN No. Kpts
009/DIRPLN/66 tanggal 14 April 1996,PLN Eksploitasi I dibagi menjadi
4 cabang dan satu sektor, yaitu :
a. Cabang Medan
c. Cabang Sibolga
d. Cabang Pematang Siantar
Peraturan Perundang-undangan PP No.18 tahun 1972 mempertegas
kedudukan PLN sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara dengan hak,
wewenang dan tanggung jawab membangkitkan, menyalurkan dan
mendistribisikan tenaga listrik keseluruh Wilayah Negara RI. Dalam SK
Menteri tersebut PLN Eksploitasi I Sumatera Utara diubah menjadi PLN
Eksploitasi I Sumatera Utara.
3. Dari Eksploitasi II menjadi Elsploitasi II
Kemudian menyusul peraturan Menteri Perusahaan Umum Tenaga
Listrik (PUTL) No. 013/PRT/75 yang merubah PLN Eksploitasi menjadi
PLN Wilayah. PLN Eksploitasi II menjadi PLN Wilayah II Sumatera
Utara.
4. Dari PERUM Menjadi PERSERO
Dengan keluarnya Peraturan Pemerintah No. 231/1994 tanggal 16 Juni
1994 maka ditetapkan status PLN sebagai Persero. Adapun yang
membelakangi perubahan status tersebut adalah untuk mengantisipasi
kebutuhan listrik yang terus meningkat dewasa ini.Dimana pada abad 21
nanti, PLN tidak dapat tidak, harus mampu menghadapi tantanganyang
ada. PLN harus mampu menggunakan tolak ukur internasional , dan harus
mampu berswada tinggi, dengan manajemen yang berani transparan,
terbuka, disentralisasi, profit centre dan cost centre.
10
tangungjawabnya cukup besar dan berat, kerjasama dan hubungan yang
harmonis dengan instansi dan lembaga yang terkait, perlu dibina dan
ditingkatkan terus.
5. Pemisahan PT PLN (Persero) Wilayah II dan PT PLN (Persero)
Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Utara
Perkembangan kelistrikan di Sumatera Utara terus mengalami
pertumbuhan dan perkembangan yang begitu pesat, hal ini ditandai dengan
semakin bertanbahnya jumlah pelanggan, perkembangan fasilitas
kelistrikan, kemampuan pasokan listrik dan ndikasi-indikasi pertumbuhan
lainnya.Untuk mengantisipasi pertumbuhan dan perkembangan kelistrikan
Sumatera Utara di masa-masa mendatang serta sebagai upaya untuk
meningkatkan kualitas palayanan jasa kelistrikan.
Maka berdasarkan syarat keputusan Nomor. 078.K/023.DIR/1996
Tanggal 9 Agustus 1996 ibentuk organisasi beru dibidang jasa pelayanan
kelistrikan yaitu PY PLN Persero) Penbangkitan dan Penyaluran Sumatera
Bagian Utara. Dengan pembentukan organisasi baru PLN Pembangkitan
dan Penyaluran Sumatera Bagian Utara yang terpisah dari PLN Wilayah
II, maka fungsi-fungsi Penbangkitan dan Penyaluran yang sebelumnya
dikelola PLN Wilayah II berpindah tanggungjawab pengelolaannya ke
PLN Pembangkitan dan Penyaluran Sumbagut. Sementara itu PLN
Wilayah II berkonsentrasi pada distribusi dan penjualan tenaga listrik.
B. Struktur Organisasi dan Personalia
Setiap perusahaan baik perusahaan pemerintah maupun swasta
organisasi.Organisasi adalah suatu sistem dari aktivitas kerjasama yang
terorganisasi, yang dilaksanakan oleh sejumlah orang untuk mencapai tujuan
bersama.
Dalam struktur organisasi ditetapkan tugas- tugas, wewenang dan
tanggung jawab setiap orang dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan
serta bagaimana hubungan satu dengan yang lain.
Dalam menjalankan tugas-tugasnya, PT.PLN memiliki struktur
organisasi yang tertata menurut fungsi dan golongannya.Tujuan adanya
struktur organisasi adalah untuk pencapaian kerja/ pendelegasian dalam
organisasi yang berdasarkan pada pola hubungan kerja serta lalu lintas
12
GAMBAR 2.1
STRUKTUR ORGANISASI
PT. PLN (PERSERO) CABANG MEDAN
Sumber : PT. PLN (Persero) Cabang Medan, 2014 MANAJER
FUNGSIONAL AHLI
ASMAN
ADMINISTRASI & NIAGA
SPV. PELAYANAN PELANGGAN SPV. KEUANGAN & ADMINISTRASI ASMAN
TRANSAKSI & ENERGI LISTRIK
SPV.
C. Job Description
Uraian job description dan tugas pokok pada PT PLN (Persero)
Cabang Medan,yaitu :
1. Manajer Cabang
Bertanggung jawab atas pengelolaan usaha melalui optimalisasi
seluruh sumber daya secara efisien, efektif dan sinergis. Pengelolaan
perusahaan pembangkit, pendistribusian dan penjualan tenaga listrik dalam
jumlah dan mutu yang memadai secara efisien, meningkatkan mutu dan
keandalan serta pelayanan pelanggan, dan memastikan terlaksananya
Good Corporate Governance (GCG) di PT PLN (Persero) Cabang Medan.
Rincian tugas pokok sebagai berikut :
a. Melakukan kegiatan pengusahaan pembangkit (skala kecil) secara
efisien, hemat energi, handal dan ramah lingkungan.
b. Mengusulkan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP)
Wilayah Sumatera Utara.
c. Memastikan program Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan
(RKAP) Wilayah Sumatera Utara, dilaksanakan sesuai penetapan
direksi.
2. Fungsional Ahli
Bertanggung jawab atas evaluasi pencapaian target kinerja dan
memberikan masukan pada manajemen untuk meningkatkan hasil kinerja.
Rincian tugas pokok sebagai berikut :
a. Mengevaluasi data perusahaan yang berhubungan dengan target kerja.
14
c. Mengawasi baca meter.
d. Mengawasi penjualan rekening.
3. Asman Jaringan
Bertanggung jawab atas rencana dan pelaksanaan Operasi dan
Pemeliharaan Jaringan Distribusi, Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan
(PDKB) dan Pembangkitan Tenaga Listrik Mikro Hidro (PLTMH) untuk
menjamin mutu dan keandalan jaringan distribusi. Hasil/Output
pendistribusian energi listrik yang kontiniu dan andal.
Rincian tugas pokok sebagai berikut :
a. Menyusun program rencana kerja (PRK) untuk kegiatan Operasi dan
Pemeliharaan Jaringan Distribusi.
b. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan Operasi dan
Pemeliharaan Jaringan Distribusi, PDKB, serta PLTMH.
c. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan anggaran Operasi dan
Pemeliharaan Jaringan Distribusi.
d. Melakukan analisa dan evaluasi kinerja operasi dan pemeliharaan
jaringan distribusi termasuk PDKB.
e. Melakukan monitoring dan evaluasi kinerja proteksi distribusi dan
pelayanan teknik.
f. Melakukan verifikas dan validasi asset distribusi secara periodik.
g. Mengkoordinasikan penyusunan dan mengendalikan pelaksanaan SOP
untuk setiap jenis pekerjaan Distribusi guna tercapainya zero accident.\
h. Melakukan koordinasi dalam rangka operasi dan pemeliharaan
i. Menyusun pola operasi dan pemeliharaan jaringan distribusi yang
efisien.
4. Asman Transaksi dan Energi Listrik
Bertanggung jawab dalam kegiatan transaksi energi pelanggan dan
Area/Rayon/Unit terkait, pengendalian susut dan pemeliharaan meter
transaksi untuk memenuhi standar operasional yang berlaku. Hasil/Output
laporan transaksi energi listrik, susut, dan pemeliharaan meter transaksi.
Rincian tugas pokok sebagai berikut :
a. Mengkoordinasikan dan mengevaluasi Pelaksanaan manajemen
billing.
b. Mengkoordinasikan dengan AP2T (Aplikasi Pelayanan Pelanggan
Terpusat) terkait dengan proses billing.
c. Menyusun biaya operasi dan investasi serta data pendukung RKAP.
d. Memonitoring dan mengendalikan realisasi penggunaan anggaran
SKKI/SKKO.
e. Mengkoordinasikan kegiatan operasional di bagian transaksi energi.
f. Mengevaluasi dan mengendalikan susut, PJU, P2TL, AMR,
pemeliharaan APP, pemeliharaan meter transaksi dan hasil ukur meter
transaksi.
g. Menyusun rencana program pemeliharaan meter transaksi.
h. Melaksanakan settlemen antar unit pelaksana dan P3B dalam
pengelolaan transfer price energi.
i. Mengkoordinasikan dan mengevaluasi pemasangan dan pemeliharaan
16
j. Merencanakan dan mengevaluasi pekerjaan pemeliharaan APP dan
hasil penerapan metrologi secara berkala.
k. Memonitoring dan mengevaluasi manajemen APP.
l. Mengkoordinasikan kegiatan Wiring dan Setting APP.
m. Mengkoordinasikan dengan bagian dan instansi yang berwenang untuk
kegiatan P2TL.
5. Asman Administrasi dan Niaga
Bertanggung jawab atas kelancaran pengelolaan dan pengendalian
kegiatan bidang administrasi dan keuangan yang meliputi sumber daya
manusia, kesekretariatan, anggaran, keuangan dan akuntansi untuk
mendukung laporan keuangan yang akurat dan tepat waktu serta mencapai
target kinerja sesuai tujuan perusahaan.
Rincian tugas pokok sebagai berikut :
a. Mengelola peningkatan Intergritas Layanan Publik (ILP).
b. Mengkoordinasikan dan mengevaluasi pengelolaan Tenaga kerja.
c. Mengkoordinasikan pengelolaan kegiatan administrasi umum, SDM
dan pelanggan.
d. Memonitor data pelanggan.
e. Memverifikasi dan validasi terhadap kelengkapan transaksi
pembayaran.
f. Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan pencatatan transaksi keuangan.
g. Mengkoordinir dan mengelola Anggaran Investasi, Anggaran Operasi
dan Cash Budget.
i. Menyusun kebutuhan rencana diklat dan evaluasi hasil diklat.
j. Memonitor realisasi anggaran.
k. Mengkoordinasikan proses pelanggaran disiplin pegawai.
l. Mengevaluasi fasilitas / sarana kerja, permintaan perlengkapan K3/
APK, tunjangan kecelakaan kerja dan permohonan SPPD.
m. Memonitor realisasi anggaran.
6. Sub. Bagian Spv. Operasi Distribusi
Bertanggung jawab dalam merencanakan dan melaksanakan
pengoperasian jaringan distribusi sesuai SOP untuk menjamin keandalan,
keamanan, mutu dan efisiensi penyaluran tenaga listrik.
Rincian tugas pokok sebagai berikut :
a. Menyusun Program Rencana Kerja (PRK) Operasi.
b. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan Operasi Jaringan Distribusi
sesuai SOP.
c. Melaksanakan pemutakhiran data asset distribusi secara berkala.
d. Melakukan pengendalian pengoperasian jaringan distribusi.
e. Mengendalikan dan monitoring pelaksanaan operasional pelayanan
teknik.
f. Mengkoordinasikan dengan Area, Rayon dan Instansi terkait dalam
rangka operasi jaringan distribusi.
18
7. Sub. Bagian Spv. Pemeliharaan Distribusi
Bertanggung jawab dalam merencanakan dan melaksanakan
pemeliharaan jaringan distribusi untuk meningkatkan keandalan,
keamanan, mutu dan efisiensi jaringan distribusi.
Rincian tugas pokok sebagai berikut :
a. Merencanakan penyusunan Program Rencana Kerja (PRK).
b. Melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan pemeliharaan jaringan
distribusi sesuai SOP dan anggaran yang ditetapkan.
c. Merencanakan kebutuhan meterial operasi dan pemeliharaan untuk
meningkatkan keandalan dan keamanan jaringan distribusi termasuk
PRK.
d. Melaksanakan koordinasi dengan rayon dan bagian terkait dalam
pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan jaringan distribusi.
e. Menyiapkan peralatan kerja untuk operasi dan pemeliharan jaringan
distribusi.
8. Sub. Bagian Spv. PDKB
Bertanggung jawab dalam mengelola pekerjaan PDKB untuk
meningkatkan keandalan, keamanan, mutu dan efisiensi jaringan
distribusi.
Rincian tugas pokok sebagai berikut :
a. Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pekerjaan PDKB.
c. Mengusulkan Surat Perintah Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan
(SP2B) dan Surat Penunjukan Pengawas Pekerjaan Dalam Keadaan
Bertegangan (SP3B) kepada Kepala Operasi.
d. Melaksanakan inventarisasi dan mengusulkan peremajaan peralatan
PDKB.
e. Memonitor masa berlaku dan mengusulkan sertifikat kompetensi/
brevet personil PDKB.
f. Mengusulkan revisi SOP atau mengajukan SOP baru ke komisi PDKB.
g. Melaporkan penyelesaian pekerjaan kepada kepala Operasi.
9. Sub. Bagian Spv. Transaksi dan Energi
Bertanggung jawab atas kegiatan pemeliharaan meter transaksi untuk
akurasi pengukuran pemakaian energi listrik.
Rincian tugas pokok sebagai berikut :
a. Memonitor program pemeliharaan meter transaksi yang disebabkan
oleh meter rusak, buram, macet dan tua.
b. Memonitor pelaksanaan pemasangan dan pemeliharaan AMR.
c. Merencanakan kebutuhan Kwh meter untuk pemeliharaan.
d. Memonitor pelaksanaan hasil penerapan metrologi secara berkala.
e. Menyiapkan data pendukung RKAP untuk kebutuhan pemeliharaan
meter transaksi.
f. Memonitor pekerjaan pemeliharaan dan tera ulang APP serta Meter
Elektronik (ME) dan sistem AMR yang dikerjakan pihak ketiga.
g. Melaksanakan pengujian alat ukur, pembatas dan kelengkapannya
20
h. Memonitor manajemen segel APP.
10.Sub Bagian Spv. Pengendalian Sumut
Bertanggung jawab atas kegiatan pengendalian susut jaringan,
menertibkan PJU / reklame liar dan pelaksanaan P2TL
Rincian tugas pokok sebagai berikut :
a. Memonitor pelaksanaan penekanan susut dan berkoordinasi dengan
bagian atau rayon terkait.
b. Memetakan dan melaporkan perkembangan susut Area dan Rayon
secara berkala.
c. Melakukan updating data PJU secara berkala.
d. Melakukan koordinasi dan pengawasan hasil P2TL yang telah
dilakukan dengan bagian atau Rayon terkait.
e. Melakukan evaluasi kinerja pihak ketiga berdasarkan SLA.
f. Membuat target operasi serta memonitor pelaksanaan P2TL secara
rutin.
g. Memastikan kelengkapan P2TL sesuai aturan.
h. Melaksanakan komunikasi dengan bagian terkait dan Instansi
berwenang untuk pelaksanaan P2TL.
i. Melakukan analisa dan evaluasi (ANEV) atas hasil pelaksanaan P2TL.
11.Sub. Bagian Spv. Pemeliharaan APP
Bertanggung jawab atas kegiatan pengendalian dan keakuratan APP.
Rincian tugas pokok sebagai berikut :
a. Memastikan antara data pelanggan dan APP terpasang.
c. Berkoodinasi dengan bagian terkait tentang kelainan APP.
d. Memvalidasi data kelainan APP.
e. Memeriksa pemakaian energi listrik pelanggan prabayar secara
berkala.
f. Memeriksa dan mengecek pemakaian energi listrik pelanggan prabayar
secara berkala.
12.Sub. Bagian Spv. Pelayanan Pelanggan
Bertanggung jawab atas terlaksananya kegiatan fungsi Pelayanan
pelanggan, administrasi pelanggan, dan pengelolaan pendapatan untuk
meningkatkan kepuasan pelanggan dan pengamanan pendapatan.
Rincian tugas pokok sebagai berikut :
a. Melaksanakan dan mensupervisi fungsi Pelayanan Pelanggan sesuai
proses bisnis.
b. Melaksanakan kunjungan pelanggan potensial (TM/TT).
c. Menyiapkan rencana Tingkat Mutu Pelayanan secara periodik dan
d. Menindak lanjuti pencapaian TMP.
e. Melaksanakan kegiatan Riset Pasar dan Menyusun Data Potensi Pasar
(Captive Power).
f. Mengolah peta Segmentasi Pelanggan.
g. Memastikan proses PB / PD dan SPJBTL pelanggan Potensial sesuai
kewenangannya.
h. Memonitor Penerbitan SIP / SPJBTL.
i. Memonitor Mutasi Data Induk Langganan dan memelihara Arsip
22
j. Memonitor Laporan penagihan lain-lain (multi guna, P2TL, BP).
k. Memonitor dan mensupervisi pengendalian piutang pelanggan.
l. Memonitor proses pemutusan sementara, bongkar rampung, piutang
ragu-ragu dan usulan penghapusan piutang.
m. Memonitor proses pemutusan sementara, bongkar rampung, piutang
ragu-ragu dan usulan penghapusan piutang.
13.Sub. Bagian Spv. Keuangan Dan Admnistrasi
Bertanggung jawab atas proses administrasi SDM, kegiatan
kesekretariatan, proses Akuntansi dan Keuangan untuk menjamin
terpenuhinya tertib administrasi yang sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Rincian tugas pokok sebagai berikut :
a. Melaksanakan pengelolaan Tenaga Kerja.
b. Melaksanakan pengelolaan K3.
c. Melaksanakan investigasi kejadian kecelakaan kerja, kebakaran,
kebanjiran dan musibah lain terkait dengan K3.
d. Melaksanakan pengelolaan sarana kerja dan administrasi perkantoran.
e. Melaksanakan pengelolaan fungsi keuangan dan akuntansi.
f. Melaksanakan fungsi bagian keuangan.
g. Menyiapkan data pendukung RKAP untuk bagian Keuangan dan
Administrasi.
h. Melaksanakan rekonsiliasi data dengan fungsi terkait atas pendapatan,
i. Menyiapkan rincian biaya di Rayon untuk rencana alokasi dana
operasional.
KANTOR PLN TERDEKAT
Rayon Belawan : JL.Medan-Belawan km 20,5 Telp (061) 6940847
Rayon Labuhan : JL.Medan-Belawan Telp (061) 6857934
Rayon Medan Timur : JL.Pasar III No.54 Krakatau Telp (061) 6618120
Rayon Medan Kota : JL.Listrik No.8 Medan Telp (061) 4144205
Rayon Medan Selatan : JL.Sakti Lubis No.20 Medan Telp (061) 7861911
Rayon Medan Baru : JL.Sei Batu Gingging No.9 Telp (061) 8213885
Rayon Johor : JL.Karya Wisata Telp (061) 7871778
Rayon Helvetia : JL.Kemuning Raya Helvetia Telp (061) 8453039
Rayon Sunggal : JL.Bunga Raya Sunggal Telp (061) 8456064
Visi PT.PLN (Persero) Cabang Medan
Visi perusahaan adalah : “Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang
bertumbuh kembang, unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi
insani”.
Misi PT.PLN (Persero) Cabang Medan
1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi
pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.
2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat.
3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
24
Motto PT.PLN (Persero) Cabang Medan
Motto perusahaan adalah : “Listrik untuk kehidupan yang lebih baik
(Electricity for a Better Life)”.
D. Kinerja Terkini
Kinerja usaha yang dilakukan pada PT.PLN (Persero) Cabang Medan
adalah sebagai berikut :
1. Pelanggan.
2. Produk dan layanan.
3. Proses bisnis internal.
4. Sumber Daya Manusia (SDM).
5. Keuangan dan pasar.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam menjalankan aktivitasnya, setiap perusahaan memiliki tujuan
dan sasaran yang hendak dicapai. Tujuan perusahaan bukan hanya untuk
memperoleh laba maksimal dengan pengorbanan tertentu untuk
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, namun lebih
mengedepankan untuk memaksimalkan nilai perusahaan.
Masalah yang sering dihadapi oleh perusahaan adalah bagaimana
perusahaan dapat beroperasi seefisien mungkin, sehingga dapat mencapai
keuntungan yang maksimal.Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan tersebut
diperlukan perencanaan dan pengawasan yang baik.Perencanaan dan
pengawasan tersebut harus disusun secara teliti, penuh pertimbangan serta
disesuaikan dengan kondisi dan perkembangan perusahaan pada saat itu.
Perencanaan merupakan suatu proses penentuan aktivitas atau kegiatan
yang akan dilakukan pada masa yang akan datang dengan menggunakan
sumber daya yang ada dalam usaha mencapai tujuan perusahaan. Perencanaan
disusun sebagai dasar atas pelaksanaan kegiatan perusahaan. Perencanaan
dianggap sebagai suatu kumpulan keputusan yang mencakup hal-hal yang
berhubungan dengan keadaan di masa yang akan datang. Oleh karena itu,
perencanaan harus mempunyai kemampuan melakukan pilihan-pilihan terbaik
2
Selain perencanaan, pengawasan juga diperlukan untuk mengetahui
apakah aktivitas yang dilakukan sesuai dengan perencanaan yang telah
dibuat.Pengawasan merupakan suatu kegiatan penilaian dan perbaikan tentang
aktivitas yang dilaksanakan untuk mengetahui sampai sejauh mana
pelaksanaan rencana telah dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan.
Dengan demikian, tujuan pengawasan bukanlah mencari kesalahan, akan
tetapi mencegah dan memperbaiki kesalahan, sehingga menjamin tecapainya
tujuan-tujuan perusahaan.
Cara yang dilakukan dalam pengawasan yaitu membandingkan segala
sesuatu yang telah dijalankan dengan standard atau rencananya, serta
melakukan perbaikan-perbaikan bilamana terjadinya penyimpangan. Jadi,
dengan pengawasan dapat mengukur seberapa jauh hasil yang telah dicapai
sesuai dengan apa yang direncanakan.
Perencanaan dan pengawasan kegiatan yang dilaksanakan suatu
perusahaan harus memadai dengan besarnya perusahaan tersebut.
Kegiatan-kegiatan dalam perusahaan semacam ini merupakan Kegiatan-kegiatan yang saling
berkaitan antara satu dengan yang lain. Sehingga rencana kegiatan yang satu
akan selarasdengan yang lainnya. Kegagalan pelaksanaan salah satu kegiatan
akan mempunyai akibat terhadap kegiatan yang lain dalam suatu bagian atau
bahkan dengan bagian lain yang ada di perusahaan itu.
Dari pernyataan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa sebelum
perusahaan melakukan operasinya, pimpinan perusahaan tersebut harus
hasil apa yang akan dicapai di masa yang akan datang, serta bagaimana
melaksanakannya. Sehingga, dengan adanya rencana tersebut, maka aktivitas
akan dapat terlaksana dengan baik. Dengan demikian, perencanaan dan
pengawasan pelaksanaan kegiatan dalam perusahaan harus dilaksanakan
dengan sebaik-baiknya.
Pada PT PLN (Persero) Cabang Medan, untuk melaksanakan kegiatan
operasionalnya, terlebih dahulu melakukan perencanaan terhadap biaya yang
mungkin terjadi di lapangan yang ditujukan pada masing-masing bagian yang
akan menggunakan biaya tersebut. Perencanaan ini dimulai dengan
mengambil keputusan apa yang disajikan dan dibutuhkan oleh tiap bagian
dalam perusahaan yang dilakukan dengan mengumpulkan data-data
perusahaan mengenai situasi dan kondisi di masa yang akan datang dengan
melihat hasil operasional tahun lalu.
Pengawasan terhadap biaya operasional diperlukan agar perencanaan
yang telah disusun dan dijalankan oleh tiap-tiap bagian perusahaan pada PT
PLN (Persero) Cabang Medan sesuai dengan yang diharapkan, serta dapat
membandingkan kegiatan operasional dan prestasi yang dicapai dengan
rencana yang telah ditetapkan, apakah dapat ditemukan efisiensi biaya
operasional dan kinerja perusahaan.
Perencanaan dan pengawasan diperlukan untuk mengetahui apakah
terjadi penyimpangan pada PT PLN (Persero) Cabang Medan.Analisa
terhadap penyimpangan harus dilakukan karena tidak ada gunanya mengetahui
4
terhadap keadaan tersebut.Namun demikian, hal-hal yang telah sesuai dengan
anggaran juga harus tetap diwaspadai terhadap adanya kemungkinan
kesesuaian yang disengaja untuk menutupi kesalahan yang sebenarnya terjadi.
PT PLN (Persero) CabangMedan melakukan pengawasan melalui
prosedur serta catatan yang berkaitan dengan pengamanan harta kekayaan dan
catatan-catatan financial lainnya.Kadang kala terjadi selisih atau salah
pencatatan transaksi yang menyebabkan terjadinya penyimpangan biaya
operasional.
Bertitik tolak dari uraian diatas, nyatalah terlihat betapa pentingnya
perencanaan dan pengawasan dalam suatu perusahaan. Hal ini mendorong
penulis tertarik untuk memilih topik tugas akhir dengan judul :
“PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA OPERASIONAL
PADA PT. PLN (Persero) CABANG MEDAN”.
B. Rumusan Masalah
Setiap perusahaan pada umumnya selalu menghadapi masalah dalam
menjalankan kegiatannya. Masalah merupakan faktor yang dapat menghambat
kelancaran kegiatan yang dilakukan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan
sehingga perlu dicari penyebab dan cara penyelesaiannya. Adapun rumusan
masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini, yaitu: “Apakah penyusunan
perencanaan dan pengawasan biaya operasional yang dilakukan PT. PLN
C. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :
a) Untuk mengetahui bagaimana penerapan perencanaan dan pengawasan
biaya operasional pada perusahaan.
b) Untuk mengetahui apakah perencanaan dan pengawasan yang dilakukan
dapat meningkatkan efisiensi perusahaan.
c) Untuk mengetahui apakah perencanaan dan pengawasan telah dilakukan
dengan efektif pada perusahaan.
D. Manfaat penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian diharapkan tidak hanya bagi
peneliti, namun juga bagi perusahaan dan peneliti lainnya.
a. Bagi penulis, dapat menambah pengetahuan tentang perusahaan
danaktivitasnya.
b. Bagi Perusahaan, dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
mengambil keputusan untuk perencanaan serta pengawasan terhadap biaya
operasional perusahaan pada masa yang akan datang, sehingga dapat
meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan guna mendukung
kemajuan perusahaan.
c. Bagi Pembaca, dapat berguna sebagai bahan pembanding dan informasi
bagi pihak lain yang berkepentingan dalam melakukan penelitian pada
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN
PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA OPERASIONAL
PADA PT PLN (PERSERO) CABANG MEDAN
TUGAS AKHIR
Diajukan Oleh:
DENI PEROLYKA BR. SIJABAT
112101050
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan
Pendidikan Pada Program Diploma III
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR
NAMA : DENI PEROLYKA BR. SIJABAT
NIM : 112101050
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN
JUDUL : PERENCANAAN DAN PENGAWASAN
BIAYA OPERASIONAL PADA PT PLN (PERSERO) CABANG MEDAN
Tanggal: JULI 2014 DOSEN PEMBIMBING
Dra. Mulykata Sebayang, M.Si NIP. 19560106 198303 2 001
Tanggal: JULI 2014 KETUA PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN
Dr. Yeni Absah, SE, M.Si NIP. 19741123 200012 2 001
Tanggal: JULI 2014 DEKAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan YME, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-NYA, serta kesehatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Perencanaan dan Pengawasan Biaya
Operasional pada PT PLN (Persero) Cabang Medan”. Dimana tujuan dari
pembuatan tugas akhir ini adalah guna memenuhi salah satu syarat untuk
menyelesaikan kelulusan pendidikan program Diploma pada fakultas Ekonomi
dan Bisnis USU. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih
yang sebanyak-banyaknya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc (CTM),Sp.A(K) selaku
Rektor Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi Diploma III
Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
Utara.
4. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE., M.Si, selaku sekretaris Program
Studi Diploma III Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara.
5. Ibu Dra. Mulykata Sebayang, M.Si, selaku dosen pembimbing penulis
yang telah banyak memberikan masukan dan arahan kepada penulis dan
sabar membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen/Pengajar, Pembimbing & Penasehat Akademik di
7. Kepada Bapak Pimpinan berserta Staf Pegawai Perusahaan PT PLN
(Persero) Cabang Medan yang telah memberikan izin kepada penulis
untuk magang dan mengadakan riset dalam rangka penyelesaian tugas
akhir.
8. Teristimewa kepada kedua orang tua yang sangat penulis hormati dan
sayangi yang telah membesarkan, mendidik dan yang tak henti-hentinya
banyak memberikan dukungan kepada penulis baik moril maupun materil,
serta berkat doa beliau pula penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
9. Adik-adik penulis yang penulis sayangi, terimakasih untuk doa dan
dukungannya.
10.Teman-teman seperjuangan Yola, Diana, Ananda, Sasy (@dydas) dan
Dwiria, buat semua terima kasih atas canda tawanya.
11.Untuk sahabat penulis Bang Do terima kasih untuk dukungan serta doa
yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
Akhir kata penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat berrmanfaat bagi
pembaca.
Medan, Juli 2014 Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR GAMBAR ... iv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II PROFIL PT.PLN (PERSERO) CABANG MEDAN A. Sejarah Ringkas ... 6
B. Struktur Organisasi Dan Personalia ... 10
C. Job Description ... 13
D. Kinerja Terkini ... 24
BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian dan Penggolongan Biaya Operasional ... 25
B. Perencanaan Biaya Operasional ... 28
C. Perencanaan Biaya Operasional Perusahaan ... 31
D. Pengawasan Biaya Operasional ... 32
E. Pengawasan Biaya Operasional Perusahaan ... 36
F. Penyimpangan Biaya Operasional ... 36
G. Penyimpangan Biaya Operasional Perusahaan ... 37
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 37
B. Saran ... 38