• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perencanaan dan Pengawasan Biaya Operasional pada PT PLN (Persero) Cabang Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perencanaan dan Pengawasan Biaya Operasional pada PT PLN (Persero) Cabang Medan"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Carter, William K dan Milton F. Usry.2004.Akuntansi Biaya, Penerjemah : Krista, Buku I, Edisi Ketiga Belas, Salemba Empat, Jakarta.

Fraser, Lyn M. dan Aileen Ormiston.2008.Memahami Laporan Keuangan, Penerjemah : Priyo Darmawan, Edisi Ketujuh, Indeks, Jakarta.

Halim, A.2004.Dasar-dasar Akuntansi Biaya, Edisi Keempat, Cetakan Ketiga, BPFE, Yogyakarta.

Hanson, Mowen.2000.Manajemen Biaya, Buku 1, Edisi Pertama, Salemba Empat : Jakarta.

Kartadinata, Abas.2000.Akuntansi dan Analisa Biaya, Edisi Ketiga, Rineka Cipta, Jakarta.

Maltz, Adolf dan Milton F. Usry.2003.Akuntansi Biaya: Perencanaan dan Pengendalian, Penerjemah : Gunawan Hutauruk, Jilid I, Edisi Kedelapan, Erlangga, Jakarta.

Subroto, Bambang.1991.Akuntansi Keuangan Intermediate, Edisi Kedua, BPFE, Yogyakarta.

Supriyono, R.2002.Sistem Pengendalian Manajemen, Buku 2, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.

(2)

25

BAB III

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN DAN PENGGOLONGAN BIAYA OPERASIONAL

1. Pengertian Biaya Operasional

Biaya merupakan unsur penting dalam menjalankan kegiatan operasi

suatu perusahaan, karena biaya harus terlebih dahulu dikeluarkan sebelum

menghasilkan suatu produk, baik itu berupa barang atau jasa.

Menurut Hanson and Mowen (2000 : 38) “Biaya atau cost adalah kas

atau ekuivalen kas yang dikorbankan untuk barang atau jasa yang

diharapkan membawa keuntungan masa kini dan masa datang”.

Dalam pengelolaan perusahaan, baik perusahaan besar atau kecil harus

berhadapan dengan biaya yang harus dan akan dikeluarkan. Masalah biaya

pada perusahaan hanya dapat dipecahkan secara memuaskan bila

perusahaan tersebut memiliki pengetahuan mengenai biaya yang berkaitan

dengannya.

Biaya operasional merupakan suatu elemen yang paling penting dalam

aktivitas ekonomi dari suatu perusahaan dalam pembentukan laba

perusahaan.

Bambang Subroto (1991 : 19) mengatakan bahwa “Biaya operasional

adalah biaya-biaya yang dikeluarkan dalam rangka untuk membiayai

aktivitas operasi perusahaan baik administrasi maupun penjualan”.

A. Halim (2004 : 6) menyatakan bahwa “Biaya operasional adalah

(3)

beban penjualan dan beban administrasi dan umum, dimana semua

biaya ini dibebankan pada penghasilan (revenue) di periode mana

biaya tersebut terjadi”.

Dari defenisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa biaya

operasional digunakan untuk mengukur pengorbanan yang dilakukan

untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu menghasilkan pendapatan.

2. Penggolongan Biaya Operasional

Penggolongan biaya sangat penting guna membuat ikhtisar yang

berarti atas data biaya. Penggolongan biaya tergantung untuk apa biaya

tersebut digolongkan, sehingga dapat memberikan informasi yang lebih

baik pada perusahaan. Keberhasilan dalam merencanakan dan

mengendalikan biaya bergantung pada pemahaman yang menyeluruh atas

hubungan antara biaya dan aktivitas bisnis dalam perusahaan.

Biaya dapat digolongkan dengan berbagai cara untuk keperluan data

yang dapat memenuhi kebutuhan pimpinan perusahaan. Ada empat

kategori biaya operasional, yaitu:

1) Biaya Penjualan dan Administratif, berkenaan dengan penjualan

produk atau jasa dan berkaitan dengan manajemen bisnis. Biaya

tersebut meliputi gaji, sewa, asuransi, prasarana, perlengkapan.

2) Biaya Iklan, merupakan suatu biaya utama dalam anggaran

perusahaan-perusahaan di mana pemasaran adalah elemen

keberhasilan yang penting.

3) Biaya Penyusutan dan Amortisasi, Penyusutan digunakan untuk

(4)

27

peralatan, perlengkapan kantor, dan kendaraan bermotor. Sedangkan

Amortisasi merupakan proses yang diterapkan kepada sewa guna

usaha modal, bangunan yang belum selesai, dan biaya kadaluarsa

aktiva tidak berwujud, seperti paten, hak cipta, merek dagang, lisensi,

franchise, dan goodwill.

4) Biaya Perbaikan dan Pemeliharaan, merupakan biaya perbaikan dan

pemeliharaan tahunan atas property, pabrik, dan peralatan.

Biaya operasional yang terjadi dalam kegiatan operasi pada PT.

PLN (Persero) Cabang Medan terbagi atas:

1. Biya Operasional

Biaya operasional pada PT. PLN (Persero) Cabang Medan terdiri

dari:

a. Biaya Pemeliharaan, berupa :

1) Biaya Pemakaian Material

2) Biaya Jasa Borongan

b. Biaya Kepegawaian, berupa :

1) Gaji dan Lainnya

2) Cuti dan Lainnya

3) Diklat dan Lainnya

c. Biaya Administrasi

(5)

2. Biaya Di Luar Operasional

Biaya di luar operasional pada PT. PLN (Persero) Cabang Medan

terdiri dari :

a. Biaya Tunjangan Kesehatan Pensiunan.

b. Biaya Lain-lain.

B. PERENCANAAN BIAYA OPERASIONAL

Perencanaan merupakan langkah awal perusahaan yang akan

menentukan tujuan perusahaan, berupa target atau hasil yang terukur dalam

jangka pendek maupun jangka panjang yang dipakai sebagai dasar untuk

mengendalikan kegiatan perusahaan.

Abas Kartadinata (2000 : 17) mengatakan bahwa “Perencanaan

merupakan suatu proses yang akan membuat perusahaan peka, dalam

pengertian mampu menyesuaikan diri terhadap ancaman-ancaman dan

kesempatan-kesempatan”.

Sedangkan menurut William Carter dan Milton F. Usry (2004 : 37),

“Perencanaan adalah proses untuk menentukan tujuan organisasi yang

akan dicapai perusahaan dan mengatur strategi yang akan dilaksanakan

dengan menggunakan sumber daya yang ada. Perencanaan ini dapat

disusun untuk jangka pendek dan jangka panjang dan akan dipakai

sebagai dasar untuk mengendalikan kegiatan perusahaan.

Selanjutnya, R. Supriono (2002 : 7) mengatakan bahwa “Perencanaan

adalah proses untuk menentukan tujuan organisasi yang akan dicapai

(6)

29

panjang, dan akan dipakai sebagai dasar untuk mengendalikan

kegiatan-kegiatan perusahaan”.

Perencanaan berarti penyusunan suatu program kegiatan yang cukup

menyeluruh yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan. Perencanaan

perusahaan yang efektif hanya dapat dilakukan berdasarkan fakta dan analisis.

Berpikir secara berekesinambungan, imajinasi, kemampuan memperhitungkan

sebab dan akibat serta kemampuan memandang ke masa depan merupakan

hal-hal yang sangat diperlukan dalam perencanaan.

Dengan disusunnya perencanaan, maka manfaat yang akan diperoleh

perusahaan adalah :

1. Perencanaan dapat menetapkan kegiatan di masa yang akan datang dengan

membandingkannya dengan masa yang lalu.

2. Perencanaan dapat memungkinkan manajer memahami keseluruhan

gambaran operasi yang jauh lebih lagi.

3. Perencanaan dapat membantu penempatan tanggung jawab lebih lanjut.

Perencanaan biaya operasional sangat penting dalam suatu perusahaan,

sebab biaya operasional merupakan salah satu elemen yang penting dalam

pembentukan laba perusahaan. Selain itu, perencanaan biaya operasional

merupakan proses penetapan peran dalam usaha pencapaian sasaran

perusahaan yang menunjukkan rencana perusahaan yang harus dicapai untuk

masa yang akan datang.

Dalam merencanakan biaya operasional perlu memperhatikan

faktor-faktor berikut ini :

(7)

b. Informasi mengenai data-data tahun yang lalu.

c. Kemungkinan perkembangan kondisi ekonomi.

Anggaran merupakan penjabaran dari fungsi perencanaan yang akan

memberikan manajemen proyeksi yang dapat dipercaya mengenai hasil-hasil

dari rencana yang dilaksanakan. Seluruh biaya operasional yang terjadi dalam

pelaksanaan kegiatan operasional dihadapkan dengan anggaran untuk

mengetahui diambil tindakan perbaikan dengan tujuan untuk meminimalisir

biaya-biaya yang dapat merugikan perusahaan.

Pada dasarnya anggaran disusun melalui analisa yang cermat dan teliti

berdasarkan data periode tahun yang lalu, sehingga mencerminkan tindakan

terperinci untuk digunakan sebagai pedoman dalam menjalankan kegiatan

perusahaan di masa mendatang dan juga sebagai dasar untuk melakukan

penilaian.

Dalam menyusun anggaran, perusahaan harus yakin akan

kemampuannya mengendalikan berbagai relevan variabel untuk mencapai

tujuan, mampu melaksanakan sistem manajemen ilmiah, mampu

berkomunikasi secara efektif dan dapat memberikan motivasi kepada

anggaran serta mendorong adanya sikap partisipasi.

Pada dasarnya yang berwenang dan bertanggung jawab atas penetapan

atau pelaksanaan biaya operasional adalah pimpinan tertinggi suatu

perusahaan itu sendiri. Namun, dalam hal ini perencanaan biaya operasional

tidak dilakukan sendiri, pimpinan dapat mendelegasikannya kepada bawahan

yang berkompeten. Tetapi pada dasarnya, pimpinan tetap harus mengawasi

(8)

31

C. PERENCANAAN BIAYA OPERASIONAL PERUSAHAAN

Pada PT PLN (Persero) Cabang Medan, untuk melaksanakan kegiatan

operasionalnya, terlebih dahulu melakukan perencanaan terhadap biaya yang

mungkin terjadi di lapangan yang ditujukan pada masing-masing bagian yang

akan menggunakan biaya tersebut. Penyusunan perencanaan ini dipimpin oleh

Manajer dan Tim RKA (Rencana Kerja Anggaran).

Perencanaan ini dimulai dengan mengambil keputusan apa yang

disajikan dan dibutuhkan oleh tiap bagian dalam perusahaan yang dilakukan

dengan mengumpulkan data-data perusahaan mengenai situasi dan kondisi di

masa yang akan datang dengan melihat hasil operasional lalu.

Kemudian rencana tersebut dilanjutkkan dengan pembuatan anggaran

biaya operasi untuk satu periode akuntansi yang dilaksanakan oleh bagian

keuangan dan pembukuan untuk kemudian disahkan oleh

Manajer.Selanjutnya, rencana tersebut diajukan ke PT PLN (Persero) Wilayah

Sumatera Utara untuk dapat disetujui oleh Kepala Wilayah dalam hal ini

General Manajer.Biaya yang telah disetujui tersebut merupakan besarnya

biaya yang dialokasikan perusahaan sebagai pedoman kinerja perusahaan.

Dalam merencanakan beban operasional PT PLN (Persero) Cabang

Medan telah memperhatikan factor-faktor berikut ini :

a. Pengetahuan tentang tujuan dan kebijaksanaan umum perusahaan.

b. Informasi mengenai data-data tahun yang lalu.

c. Kemungkinan perkembangan kondisi ekonomi.

d. Pengetahuan tentang teknik, strategi pesaing dan gerak-gerak pesaing.

(9)

f. Penelitian untuk pengembangan perusahaan.

Berdasarkan analisa yang dilakukan oleh penulis terhadap data yang

telah diinformasikan oleh manajemen perusahaan berkaitan dengan

perencanaan biaya operasional, penulis beranggapan perusahaan telah

melakukan perencanaan biaya operasional dengan baik.Hal ini dapat dilihat

pada laporan laba-rugi perusahaan dimana PT PLN (Persero) Cabang Medan

telah menetapkan perencanaannya melalui biaya operasional guna mencapai

sasaran yang diinginkan. Penyusunan perencanaan tersebut dilakukan dengan

cermat dan teliti agar perusahaan dapat berjalan sebagaimana yang diinginkan

dan hasil-hasil yang akan dicapai dapat direalisasikan.

D. PENGAWASAN BIAYA OPERASIONAL

Pengawasan merupakan kegiatan penilaian dan perbaikan mengenai

sejauh mana pelaksanaan rencana telah dilakukan untuk mencapai tujuan

perusahaan.Melalui pengawasan, perusahaan dapat menghindari kemungkinan

kegagalan yang terjadi dan mendorong keberhasilan terhadap kinerja

perusahaan serta membandingkannya dengan standard kerja.

Abas Kartadinata (2000 : 18) mengatakan bahwa “Pengawasan

adalah usaha sistematis yang dilakukan oleh pimpinan perusahaan untuk

membandingkan hasil-hasil yang dicapai dengan rencana yang telah

ditentukan”.

Menurut Sofyan Syafri (2001 : 10),“Pengawasan adalah segala

usaha dan kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui dan menilai

apakah pelaksanaan tugas sesuai dengan yang sebenarnya. Pengawasan

(10)

33

rencana yang ditetapkan, perintah yang dikeluarkan dan prinsip yang

dianut juga dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan dan kesalahan

agara dapat dihindari kejadian di kemudian hari”.

Malts dan Usry (2003 : 5) mengemukakan bahwa “Pengawasan

adalah usaha sistematis perusahaan untuk mencapai tujuan dengan cara

membandingkan prestasi kerja secara terus-menerus diawasi dan jika

manajemen ingin tetap berada dalam batas-batas keteraturan yang telah

digariskan, hasil nyata dari setiap kegiatan dibandingkan dengan

rencana dan bila terdapat perbedaan besar akan diambil tindakan

perbaikan.

Dari defenisi tersebut, pengawasan dapat diartikan sebagai suatu

proses penetapan pekerjaan, menilai dan mengoreksi dengan maksud agar

pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana.

Menurut Sofyan (dalam William Travers Jerome III Belkaoui,

1998)menjelaskan penggunaan pengawasan sebagai berikut :

1) Pengawasan digunakan untuk membuat standar prestasi yang

dimaksudkan untuk menaikkan efisien dan menekan biaya.

2) Pengawasan digunakan untuk membuat standar kulaitas untuk menjamin

kualitas yang diinginkan langganan.

3) Pengawasan digunakan untuk mengukur prestasi kerja.

Sofyan (dalam Duncan, 1975) mengemukakan beberapa sifat

pengawasan yang efektif sebagai berikut:

a. Pengawasan harus dipahami sifat dan kegunaannya. Oleh karena itu harus

(11)

b. Pengawasan harus mengikuti pola yang dianut.

c. Pengawasan harus dapat mengidentifikasi masalah.

d. Pengawasan harus fleksibel.

e. Pengawasan harus ekonomis.

Pengawasan yang lebih efektif lagi adalah adanya komitmen yang

besar dikalangan pimpinan terhadap perusahaan.Artinya, pimpinanlah yang

pertama-tama memberikan teladan, menunujukkan kebersihan dirinya jauh

dari penyelewengan-penyelewengan atas peraturan yang dibuatnya baru

kemudian bawahannya.

Pengawasan biaya operasional diperlukan untuk membandingkan

kegiatan operasional dan prestasi yang dicapai dengan rencana yang telah

ditetapkan, sehingga dapat diketahui efisiensi dan efektivitas biaya operasional

serta kinerja perusahaan.

Sistem pengawasan yang paling efekif digunakan oleh suatu

perusahaan adalah melalui sistem pengawasan intern atau disebut juga struktur

pengendalian intern.

Pengendalian intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan

komisaris, manajemen, dan personal lain entitas di desain untuk memberikan

keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan berikut ini :

a. Keandalan laporan keuangan

b. Efektivitas dan efisiensi operasi, dan

c. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

Pengawasan biaya operasional dapat dilaksanakan oleh satuan

(12)

35

1. Pengawasan Operasional

Pengawasan operasional merupakan pengawasan yang dilakukan

pimpinan melalui kegiatan (operasi) perusahaan.Tetapi dengan

berkembangnya perusahaan apabila sasaran hendak dicapai, pengawasan

operasional tidak dapat dipertahankan karena hal tersebut merupakan

pemborosan dan kurang efisien, maka pengawasan operasional sebaiknya

ditambah dengan pengawasan akuntansi.

2. Pengawasan Akuntansi

Pengawasan akuntansi merupakan pengawasan yang dilakukan melalui

prosedur akuntansi dan pencatatan-pencatatan yang sesuai dengan Standar

Akuntansi Keuangan (SAK), sebab sasaran pokok tertuju pada

pengelompokkan biaya.Pengawasan akuntansi bertujuan untuk

menciptakan suatu system pencatatan yang dapat mengembangkan

pertanggungjawaban biaya-biaya arus pekerjaan, serta memberikan

laporan singkat tentang hal-hal yang berkaitan dengan pengawasan dan

laporan statistik untuk mengetahui perkembangan orang-orang yang

bertanggung jawab atas biaya, apakah mereka melaksanakan tugasnya

sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan atau tidak.

Pengawasan terhadap biaya operasional tidak akan terlaksana

dengan baik tanpa adanya perencanaan yang telah digariskan terlebih

dahulu. Untuk mendapatkan pengawasan yang baik terhadap biaya

operasional perlu diperhatikan hal-hal berikut :

a. Biaya yang dikeluarkan harus disetujui oleh pihak yang berwenang dan

(13)

b. Biaya yang terjadi merupakan tanggung jawab pengawasan yang

member wewenang.

E. PENGAWASAN BIAYA OPERASIONAL PERUSAHAAN

Untuk mendapatkan pengawasan yang baik terhadap biaya operasional

PT PLN (Persero) Cabang Medan telah memperhatikan hal-hal berikut ini :

a. Biaya yang dikeluarkan harus disetujui oleh pihak yang berwenang dan

biaya tersebut memang benar-benar diperlukan.

b. Biaya yang terjadi merupakan tanggung jawab pengawasan yang memberi

wewenang.

Pengawasan biaya operasional pada PT PLN (Persero) Cabang Medan

diawasi oleh Manajer Cabang dan Bagian Keuangan dan tidak ada suatu

sistem pengawasan khusus yang digunakan oleh PT PLN (Persero) Cabang

Medan. Dalam pengawasannya, PT PLN (Persero) Cabang Medan

menggunakan anggaran dimana pada awal periode ditentukan jenis anggaran

biaya operasional untuk setiap jenis yang kemudian didistribusikan untuk

setiap jenis bagian yang fungsional.Dalam hal ini, PT PLN (Persero) Cabang

Medan melakukan pengawasan melalui prosedur serta catatan yang berkaitan

dengan pengamanan harta kekayaan dan catatan-catatan finansial lainnya.

F. PENYIMPANGAN BIAYA OPERASIONAL

Penyimpangan (varians) merupakan suatu sinyal.Varians yang besar

baik menguntungkan maupun tidak menguntungkan sebaiknya diinvestigasi

dan dianalisis. Suatu varians dapat disebabkan oleh kejadian acak yang tidak

diharapkan akan terulang kembali, atau oleh masalah sistematis yang dapat

(14)

37

Analisa varians melibatkan penggunaan hubungan antara dua variabel

yang masing-masing terdiri dari rangkaian data untuk memantau sebab-sebab

terjadinya penyimpangan.Analisa varians digunakan secara luas dalam laporan

keuangan dan sering diaplikasikan apabila terdapat penyimpangan antara

realisasi tahun berjalan dengan realisasi tahun lalu, serta penyimpangan antara

realisasi dengan anggaran, dimana anggaran diperlakukan sebagai dasar

perbandingan.

Penyimpangan biaya operasional dapat diartikan sebagai perbedaan

yang diperoleh dari perbandingan antara perencanaan anggaran dengan

realisasi biaya operasional yang terjadi. Penyimpangan tersebut dapat terjadi

dalam dua kemungkinan, yaitu :

a. Penyimpangan yang menguntungkan (Favorable Variance)

Penyimpangan yang menguntungkan terjadi apabila perencanaan biaya

lebih besar dibandingkan dengan realisasinya.

b. Penyimpangan yang tidak menguntungkan (Unfavorable Variance)

Penyimpangan yang tidak menguntungkan terjadi apabila realisasi biaya

lebih besar dibandingkan dengan perencanaannya.

G. PENYIMPANGAN BIAYA OPERASIONAL PERUSAHAAN

Penyimpangan-penyimpangan biaya operasional yang terjadi pada PT

PLN (Persero) Cabang Medan adalah sebagai berikut :

a. Biaya Pemeliharaan berupa Pemakaian Material dianggarkan sebesar Rp.

18.976.786.332, realisasinya sebesar Rp. 18.776.896.816, dengan selisih

(15)

b. Biaya Pemeliharaan berupa Jasa Borongan dianggarkan sebesar Rp.

23.581.860.574, realisasinya sebesar Rp. 23.781.880.974, dengan selisih

sebesar Rp. 200.020.400.

c. Biaya Administrasi dianggarkan sebesar Rp. 21.486.859.285, realisasinya

sebesar Rp. 21.432.071.643, dengan selisih sebesar Rp. 54.787.642.

Dari perbandingan antara anggaran dengan realisasi di atas, dapat

dilihat bahwa dari biaya pemeliharaan berupa jasa material dapat diperoleh

keuntungan sebesar Rp. 199.889.516. Dari biaya pemeliharaan berupa jasa

borongan dapat diperoleh kerugian sebesar Rp. 200.020.400. Sedangkan dari

biaya administrasi dapat diperoleh keuntungan sebesar Rp. 54.787.642.

Berdasarkan analisa yang dilakukan berkaitan dengan pengawasan

biaya operasional terhadap pelaksanaan kegiatan pada PT PLN (Persero)

Cabang Medan, dapat dikatakan bahwa secara umum PT PLN (Persero)

Cabang Medan mengalami realisasi yang lebih kecil dibandingkan dengan

perencanaan anggarannya. Realisasi yang lebih kecil tersebut mengakibatkan

adanya penyimpangan yang menguntungkan (favorable variance). Hal ini

dapat menunjukkan bahwa perencanaan dan pengawasan yang dilakukan oleh

PT PLN (Persero) Cabang Medan dapat dikatakan telah berjalan dengan

(16)

39

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, baik yang bersifat

teoritis maupun dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan PT PLN

(Persero) Cabang Medan, maka dapat diambil kesimpulan :

1. Perencanaan biaya operasional pada PT PLN (Persero) Cabang Medan

telah dilakukan dengan baik yang dalam penyusunannya melibatkan

Manajer Cabang dan Tim RKA (Rencana Kerja Anggaran), dimana

anggaran tersebut disusun untuk satu periode akuntansi.

2. Dalam pengawasan biaya operasional PT PLN (Persero) Cabang Medan

melakukan pengawasan melalui prosedur serta catatan yang berkaitan

dengan catatan finansial. Hal ini terlihat dengan adanya penurunan yang

dialami oleh biaya operasional dibandingkan anggarannya.

3. Penyimpangan yang terjadi antara realisasi dengan anggaran kemungkinan

disebabkan karena kurangnya ketidaksiapan manajemen untuk

menghadapi perubahan yang terjadi dilapangan atau terdapatnya

pengawasan yang kurang memadai terhadap biaya yang ada.

4. Secara umum PT PLN (Persero) Cabang Medan mengalami realisasi yang

lebih kecil dibandingkan dengan perencanaan anggarannya, sehingga

mengakibatkan adanya penyimpangan yang menguntungkan (favorable

(17)

5. Penyusunan perencanaan dan pengawasan biaya operasional yang

dilakukan PT PLN (Persero) Cabang Medan telah berjalan dengan efektif

dan efisien.

B. Saran

Dalam hal ini, diberikan saran yang mungkin akan bermanfaat bagi

kepentingan perusahaan di masa yang akan datang, yaitu :

1. Mengingat pentingnya perencanaan dan pengawasan biaya operasional

dalam aktivitas perusahaan, maka disarankan agar perusahaan dapat

benar-benar menerapkannya dengan sebaik-baiknya.

2. Perencanaan dan pengawasan biaya operasional telah berjalan dengan

baik, maka dari itu sebaiknya perusahaan harus dapat mempertahankannya

dan lebih meningkatkannya lagi.

3. Dalam merencanakan biaya operasional diperlukan data yang tepat dan

akurat, sehingga apabila terjadi penyimpangan yang dirasa merugikan

(18)

6

BAB II

PROFIL PT PLN (PERSERO) CABANG MEDAN

A. Sejarah Ringkas

1. Listrik sebelum Kemerdekaan dan di awal Kemerdekaan sampai

tahun 1965

Sejarah Kelistrikan di Sumatera Utara bukanlah baru. Kalau listrik

mulai ada di Wilayah Indonesia tahun 1893 didaerah Batavia (Jakarta

sekarang), maka 30 tahun kemudian (1923) listrik mulai ada di Medan.

Sentralnya dibangun ditanah pertapakan Kantor PLN Cabang Medan yang

sekarang di JL.Listrik No.12 Medan, dibangun oleh NV NIGEM/OGEM

perusahaan swasta di Belanda, kemudian menyusul pembangunan

kelistrikan di Tanjung Pura dan Pangkalan Brandan (1924), Tebing Tinggi

(1927), Sibolga (NV ANIWM) Brastagi dan Tarutung (1929), Tanjung

Balai tahun 1931 (milik Gameenta Kotapraja), Labuhan Bilik (1936) dan

Tanjung Tiram (1937).

Masa penjajahan Jepang, Jepang hanya mengambil alih

pengelolaan Perusahaan Listrik milik swasta Belanda tanpa mengadakan

penambahan mesin dan perluasan jaringan.Daerah kerjanya dibagi menjadi

Perusahaan Listrik Sumatera Utara, Perusahaan Listrik Jawa dan

seterusnya sesuai struktur organisasi pemerintahan tentara Jepang waktu

(19)

Setelah Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945,

dikumandangkanlah Kesatuan Aksi Karyawan Perusahaan Listrik

diseluruh penjuru tanah air untuk mengambil alih Perusahaan Listrik bekas

milik swasta Belanda dari tangan Jepang. Perusahaan Listrik yang sudah

diambil alih itu diserahkan kepada Pemerintah RI dalam hal ini

Departemen Pekerjaan Umum.Untuk mengenang peristiwa ambil alih itu,

maka dengan penetapan Pemerintah No.1 SD/45 ditetapkan tanggal 27

Oktober sebagai hari Listrik.

Sejarah memang membuktikan kemudian bahwa dalam suasana

yang makin memburuk dalam hubungan Indonesia-Belanda, tanggal 3

Oktober 1953 keluar Surat Keputusan Presiden No.163 yang membuat

ketentuan Nasionalisasi Perusahaan Listrik milik swasta Belanda sebagai

bagian dari perwujudan pasal 33 ayat (2) 1945.

Setelah aksi ambil alih itu, sejak tahun 1955 di Medan berdiri

Perusahaan Listrik Negara Distribusi Cabang Sumatera Utara (Sumatera

Timur dan Tapanuli) yang mula-mula dikepalai R.Sukarno (merangkap

Kepala di Aceh), tahun 1959 dikepalai oleh Ahmad Syaifullah. Setelah

BPU PLN berdiri dengan SK Menteri PUT No.16/1/20 tanggal Mei 1961,

maka organisasi kelistrikan dirubah.Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat

dan Riau menjadi PLN Eksploitasi I.

Tahun 1965, BPU PLN dibubarkan dengan Peraturan Menteri PUT

No.9/PRT/64 dan dengan Peraturan Menteri No.1/PRT/65 ditetapkan

(20)

8

Sumatera Utara tetap menjadi Eksploitasi I, maka dengan Keputusan

Direksi PLN No.Kpts 009/DIRPLN/66 TANGGAL 14 April 1966, PLN

Eksploitasi I dibagi menjadi 4 cabang dan 1 sektor, yaitu Cabang Medan,

Binjai, Sibolga, P Siantar (berkedudukan di Tebing Tinggi). PP No.18

tahun 19972 mempertegas kedudukan PLN sebagai perusahaan umum

Listrik Negara dengan hak, wewenang dan tanggung jawab

membangkitkan, menyalurkan dan mendistribisikan tenaga listrik

keseluruh Wilayah Negara RI.

Dalam SK Menteri tersebut PLN Eksploitasi I Sumatera Utara

diubah menjadi PLN Elsploitasi II Sumatera Utara.Kemudian menyusul

Peraturan Menteri PUTL No. 013/PRT/75 yang merubah PLN Eksploitasi

menjadi PLM Wilayah.PLN Eksploitasi II menjadi PLN Wilayah II

Sumatera Utara.Sesuai Keputusan Menteri Pertambangan dan energi No.

4564.K/702/M.PE/1993, Tanggal 17 Desember 1993 telah dibentuk Tim

Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum Listrik Negara menjadi PT PLN

(Persero) Listrik Negara.

2. Dari Eksploitasi I menjadi Elsploitasi II

Sebagai tindak lanjut dari pembentukan PLN Eksploitasi I

Sumatera Utara tersebut, maka dengan keputusan Direksi PLN No. Kpts

009/DIRPLN/66 tanggal 14 April 1996,PLN Eksploitasi I dibagi menjadi

4 cabang dan satu sektor, yaitu :

a. Cabang Medan

(21)

c. Cabang Sibolga

d. Cabang Pematang Siantar

Peraturan Perundang-undangan PP No.18 tahun 1972 mempertegas

kedudukan PLN sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara dengan hak,

wewenang dan tanggung jawab membangkitkan, menyalurkan dan

mendistribisikan tenaga listrik keseluruh Wilayah Negara RI. Dalam SK

Menteri tersebut PLN Eksploitasi I Sumatera Utara diubah menjadi PLN

Eksploitasi I Sumatera Utara.

3. Dari Eksploitasi II menjadi Elsploitasi II

Kemudian menyusul peraturan Menteri Perusahaan Umum Tenaga

Listrik (PUTL) No. 013/PRT/75 yang merubah PLN Eksploitasi menjadi

PLN Wilayah. PLN Eksploitasi II menjadi PLN Wilayah II Sumatera

Utara.

4. Dari PERUM Menjadi PERSERO

Dengan keluarnya Peraturan Pemerintah No. 231/1994 tanggal 16 Juni

1994 maka ditetapkan status PLN sebagai Persero. Adapun yang

membelakangi perubahan status tersebut adalah untuk mengantisipasi

kebutuhan listrik yang terus meningkat dewasa ini.Dimana pada abad 21

nanti, PLN tidak dapat tidak, harus mampu menghadapi tantanganyang

ada. PLN harus mampu menggunakan tolak ukur internasional , dan harus

mampu berswada tinggi, dengan manajemen yang berani transparan,

terbuka, disentralisasi, profit centre dan cost centre.

(22)

10

tangungjawabnya cukup besar dan berat, kerjasama dan hubungan yang

harmonis dengan instansi dan lembaga yang terkait, perlu dibina dan

ditingkatkan terus.

5. Pemisahan PT PLN (Persero) Wilayah II dan PT PLN (Persero)

Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Utara

Perkembangan kelistrikan di Sumatera Utara terus mengalami

pertumbuhan dan perkembangan yang begitu pesat, hal ini ditandai dengan

semakin bertanbahnya jumlah pelanggan, perkembangan fasilitas

kelistrikan, kemampuan pasokan listrik dan ndikasi-indikasi pertumbuhan

lainnya.Untuk mengantisipasi pertumbuhan dan perkembangan kelistrikan

Sumatera Utara di masa-masa mendatang serta sebagai upaya untuk

meningkatkan kualitas palayanan jasa kelistrikan.

Maka berdasarkan syarat keputusan Nomor. 078.K/023.DIR/1996

Tanggal 9 Agustus 1996 ibentuk organisasi beru dibidang jasa pelayanan

kelistrikan yaitu PY PLN Persero) Penbangkitan dan Penyaluran Sumatera

Bagian Utara. Dengan pembentukan organisasi baru PLN Pembangkitan

dan Penyaluran Sumatera Bagian Utara yang terpisah dari PLN Wilayah

II, maka fungsi-fungsi Penbangkitan dan Penyaluran yang sebelumnya

dikelola PLN Wilayah II berpindah tanggungjawab pengelolaannya ke

PLN Pembangkitan dan Penyaluran Sumbagut. Sementara itu PLN

Wilayah II berkonsentrasi pada distribusi dan penjualan tenaga listrik.

B. Struktur Organisasi dan Personalia

Setiap perusahaan baik perusahaan pemerintah maupun swasta

(23)

organisasi.Organisasi adalah suatu sistem dari aktivitas kerjasama yang

terorganisasi, yang dilaksanakan oleh sejumlah orang untuk mencapai tujuan

bersama.

Dalam struktur organisasi ditetapkan tugas- tugas, wewenang dan

tanggung jawab setiap orang dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan

serta bagaimana hubungan satu dengan yang lain.

Dalam menjalankan tugas-tugasnya, PT.PLN memiliki struktur

organisasi yang tertata menurut fungsi dan golongannya.Tujuan adanya

struktur organisasi adalah untuk pencapaian kerja/ pendelegasian dalam

organisasi yang berdasarkan pada pola hubungan kerja serta lalu lintas

(24)
[image:24.595.67.534.209.661.2]

12

GAMBAR 2.1

STRUKTUR ORGANISASI

PT. PLN (PERSERO) CABANG MEDAN

Sumber : PT. PLN (Persero) Cabang Medan, 2014 MANAJER

FUNGSIONAL AHLI

ASMAN

ADMINISTRASI & NIAGA

SPV. PELAYANAN PELANGGAN SPV. KEUANGAN & ADMINISTRASI ASMAN

TRANSAKSI & ENERGI LISTRIK

SPV.

(25)

C. Job Description

Uraian job description dan tugas pokok pada PT PLN (Persero)

Cabang Medan,yaitu :

1. Manajer Cabang

Bertanggung jawab atas pengelolaan usaha melalui optimalisasi

seluruh sumber daya secara efisien, efektif dan sinergis. Pengelolaan

perusahaan pembangkit, pendistribusian dan penjualan tenaga listrik dalam

jumlah dan mutu yang memadai secara efisien, meningkatkan mutu dan

keandalan serta pelayanan pelanggan, dan memastikan terlaksananya

Good Corporate Governance (GCG) di PT PLN (Persero) Cabang Medan.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Melakukan kegiatan pengusahaan pembangkit (skala kecil) secara

efisien, hemat energi, handal dan ramah lingkungan.

b. Mengusulkan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP)

Wilayah Sumatera Utara.

c. Memastikan program Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan

(RKAP) Wilayah Sumatera Utara, dilaksanakan sesuai penetapan

direksi.

2. Fungsional Ahli

Bertanggung jawab atas evaluasi pencapaian target kinerja dan

memberikan masukan pada manajemen untuk meningkatkan hasil kinerja.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Mengevaluasi data perusahaan yang berhubungan dengan target kerja.

(26)

14

c. Mengawasi baca meter.

d. Mengawasi penjualan rekening.

3. Asman Jaringan

Bertanggung jawab atas rencana dan pelaksanaan Operasi dan

Pemeliharaan Jaringan Distribusi, Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan

(PDKB) dan Pembangkitan Tenaga Listrik Mikro Hidro (PLTMH) untuk

menjamin mutu dan keandalan jaringan distribusi. Hasil/Output

pendistribusian energi listrik yang kontiniu dan andal.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Menyusun program rencana kerja (PRK) untuk kegiatan Operasi dan

Pemeliharaan Jaringan Distribusi.

b. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan Operasi dan

Pemeliharaan Jaringan Distribusi, PDKB, serta PLTMH.

c. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan anggaran Operasi dan

Pemeliharaan Jaringan Distribusi.

d. Melakukan analisa dan evaluasi kinerja operasi dan pemeliharaan

jaringan distribusi termasuk PDKB.

e. Melakukan monitoring dan evaluasi kinerja proteksi distribusi dan

pelayanan teknik.

f. Melakukan verifikas dan validasi asset distribusi secara periodik.

g. Mengkoordinasikan penyusunan dan mengendalikan pelaksanaan SOP

untuk setiap jenis pekerjaan Distribusi guna tercapainya zero accident.\

h. Melakukan koordinasi dalam rangka operasi dan pemeliharaan

(27)

i. Menyusun pola operasi dan pemeliharaan jaringan distribusi yang

efisien.

4. Asman Transaksi dan Energi Listrik

Bertanggung jawab dalam kegiatan transaksi energi pelanggan dan

Area/Rayon/Unit terkait, pengendalian susut dan pemeliharaan meter

transaksi untuk memenuhi standar operasional yang berlaku. Hasil/Output

laporan transaksi energi listrik, susut, dan pemeliharaan meter transaksi.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Mengkoordinasikan dan mengevaluasi Pelaksanaan manajemen

billing.

b. Mengkoordinasikan dengan AP2T (Aplikasi Pelayanan Pelanggan

Terpusat) terkait dengan proses billing.

c. Menyusun biaya operasi dan investasi serta data pendukung RKAP.

d. Memonitoring dan mengendalikan realisasi penggunaan anggaran

SKKI/SKKO.

e. Mengkoordinasikan kegiatan operasional di bagian transaksi energi.

f. Mengevaluasi dan mengendalikan susut, PJU, P2TL, AMR,

pemeliharaan APP, pemeliharaan meter transaksi dan hasil ukur meter

transaksi.

g. Menyusun rencana program pemeliharaan meter transaksi.

h. Melaksanakan settlemen antar unit pelaksana dan P3B dalam

pengelolaan transfer price energi.

i. Mengkoordinasikan dan mengevaluasi pemasangan dan pemeliharaan

(28)

16

j. Merencanakan dan mengevaluasi pekerjaan pemeliharaan APP dan

hasil penerapan metrologi secara berkala.

k. Memonitoring dan mengevaluasi manajemen APP.

l. Mengkoordinasikan kegiatan Wiring dan Setting APP.

m. Mengkoordinasikan dengan bagian dan instansi yang berwenang untuk

kegiatan P2TL.

5. Asman Administrasi dan Niaga

Bertanggung jawab atas kelancaran pengelolaan dan pengendalian

kegiatan bidang administrasi dan keuangan yang meliputi sumber daya

manusia, kesekretariatan, anggaran, keuangan dan akuntansi untuk

mendukung laporan keuangan yang akurat dan tepat waktu serta mencapai

target kinerja sesuai tujuan perusahaan.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Mengelola peningkatan Intergritas Layanan Publik (ILP).

b. Mengkoordinasikan dan mengevaluasi pengelolaan Tenaga kerja.

c. Mengkoordinasikan pengelolaan kegiatan administrasi umum, SDM

dan pelanggan.

d. Memonitor data pelanggan.

e. Memverifikasi dan validasi terhadap kelengkapan transaksi

pembayaran.

f. Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan pencatatan transaksi keuangan.

g. Mengkoordinir dan mengelola Anggaran Investasi, Anggaran Operasi

dan Cash Budget.

(29)

i. Menyusun kebutuhan rencana diklat dan evaluasi hasil diklat.

j. Memonitor realisasi anggaran.

k. Mengkoordinasikan proses pelanggaran disiplin pegawai.

l. Mengevaluasi fasilitas / sarana kerja, permintaan perlengkapan K3/

APK, tunjangan kecelakaan kerja dan permohonan SPPD.

m. Memonitor realisasi anggaran.

6. Sub. Bagian Spv. Operasi Distribusi

Bertanggung jawab dalam merencanakan dan melaksanakan

pengoperasian jaringan distribusi sesuai SOP untuk menjamin keandalan,

keamanan, mutu dan efisiensi penyaluran tenaga listrik.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Menyusun Program Rencana Kerja (PRK) Operasi.

b. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan Operasi Jaringan Distribusi

sesuai SOP.

c. Melaksanakan pemutakhiran data asset distribusi secara berkala.

d. Melakukan pengendalian pengoperasian jaringan distribusi.

e. Mengendalikan dan monitoring pelaksanaan operasional pelayanan

teknik.

f. Mengkoordinasikan dengan Area, Rayon dan Instansi terkait dalam

rangka operasi jaringan distribusi.

(30)

18

7. Sub. Bagian Spv. Pemeliharaan Distribusi

Bertanggung jawab dalam merencanakan dan melaksanakan

pemeliharaan jaringan distribusi untuk meningkatkan keandalan,

keamanan, mutu dan efisiensi jaringan distribusi.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Merencanakan penyusunan Program Rencana Kerja (PRK).

b. Melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan pemeliharaan jaringan

distribusi sesuai SOP dan anggaran yang ditetapkan.

c. Merencanakan kebutuhan meterial operasi dan pemeliharaan untuk

meningkatkan keandalan dan keamanan jaringan distribusi termasuk

PRK.

d. Melaksanakan koordinasi dengan rayon dan bagian terkait dalam

pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan jaringan distribusi.

e. Menyiapkan peralatan kerja untuk operasi dan pemeliharan jaringan

distribusi.

8. Sub. Bagian Spv. PDKB

Bertanggung jawab dalam mengelola pekerjaan PDKB untuk

meningkatkan keandalan, keamanan, mutu dan efisiensi jaringan

distribusi.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pekerjaan PDKB.

(31)

c. Mengusulkan Surat Perintah Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan

(SP2B) dan Surat Penunjukan Pengawas Pekerjaan Dalam Keadaan

Bertegangan (SP3B) kepada Kepala Operasi.

d. Melaksanakan inventarisasi dan mengusulkan peremajaan peralatan

PDKB.

e. Memonitor masa berlaku dan mengusulkan sertifikat kompetensi/

brevet personil PDKB.

f. Mengusulkan revisi SOP atau mengajukan SOP baru ke komisi PDKB.

g. Melaporkan penyelesaian pekerjaan kepada kepala Operasi.

9. Sub. Bagian Spv. Transaksi dan Energi

Bertanggung jawab atas kegiatan pemeliharaan meter transaksi untuk

akurasi pengukuran pemakaian energi listrik.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Memonitor program pemeliharaan meter transaksi yang disebabkan

oleh meter rusak, buram, macet dan tua.

b. Memonitor pelaksanaan pemasangan dan pemeliharaan AMR.

c. Merencanakan kebutuhan Kwh meter untuk pemeliharaan.

d. Memonitor pelaksanaan hasil penerapan metrologi secara berkala.

e. Menyiapkan data pendukung RKAP untuk kebutuhan pemeliharaan

meter transaksi.

f. Memonitor pekerjaan pemeliharaan dan tera ulang APP serta Meter

Elektronik (ME) dan sistem AMR yang dikerjakan pihak ketiga.

g. Melaksanakan pengujian alat ukur, pembatas dan kelengkapannya

(32)

20

h. Memonitor manajemen segel APP.

10.Sub Bagian Spv. Pengendalian Sumut

Bertanggung jawab atas kegiatan pengendalian susut jaringan,

menertibkan PJU / reklame liar dan pelaksanaan P2TL

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Memonitor pelaksanaan penekanan susut dan berkoordinasi dengan

bagian atau rayon terkait.

b. Memetakan dan melaporkan perkembangan susut Area dan Rayon

secara berkala.

c. Melakukan updating data PJU secara berkala.

d. Melakukan koordinasi dan pengawasan hasil P2TL yang telah

dilakukan dengan bagian atau Rayon terkait.

e. Melakukan evaluasi kinerja pihak ketiga berdasarkan SLA.

f. Membuat target operasi serta memonitor pelaksanaan P2TL secara

rutin.

g. Memastikan kelengkapan P2TL sesuai aturan.

h. Melaksanakan komunikasi dengan bagian terkait dan Instansi

berwenang untuk pelaksanaan P2TL.

i. Melakukan analisa dan evaluasi (ANEV) atas hasil pelaksanaan P2TL.

11.Sub. Bagian Spv. Pemeliharaan APP

Bertanggung jawab atas kegiatan pengendalian dan keakuratan APP.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Memastikan antara data pelanggan dan APP terpasang.

(33)

c. Berkoodinasi dengan bagian terkait tentang kelainan APP.

d. Memvalidasi data kelainan APP.

e. Memeriksa pemakaian energi listrik pelanggan prabayar secara

berkala.

f. Memeriksa dan mengecek pemakaian energi listrik pelanggan prabayar

secara berkala.

12.Sub. Bagian Spv. Pelayanan Pelanggan

Bertanggung jawab atas terlaksananya kegiatan fungsi Pelayanan

pelanggan, administrasi pelanggan, dan pengelolaan pendapatan untuk

meningkatkan kepuasan pelanggan dan pengamanan pendapatan.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Melaksanakan dan mensupervisi fungsi Pelayanan Pelanggan sesuai

proses bisnis.

b. Melaksanakan kunjungan pelanggan potensial (TM/TT).

c. Menyiapkan rencana Tingkat Mutu Pelayanan secara periodik dan

d. Menindak lanjuti pencapaian TMP.

e. Melaksanakan kegiatan Riset Pasar dan Menyusun Data Potensi Pasar

(Captive Power).

f. Mengolah peta Segmentasi Pelanggan.

g. Memastikan proses PB / PD dan SPJBTL pelanggan Potensial sesuai

kewenangannya.

h. Memonitor Penerbitan SIP / SPJBTL.

i. Memonitor Mutasi Data Induk Langganan dan memelihara Arsip

(34)

22

j. Memonitor Laporan penagihan lain-lain (multi guna, P2TL, BP).

k. Memonitor dan mensupervisi pengendalian piutang pelanggan.

l. Memonitor proses pemutusan sementara, bongkar rampung, piutang

ragu-ragu dan usulan penghapusan piutang.

m. Memonitor proses pemutusan sementara, bongkar rampung, piutang

ragu-ragu dan usulan penghapusan piutang.

13.Sub. Bagian Spv. Keuangan Dan Admnistrasi

Bertanggung jawab atas proses administrasi SDM, kegiatan

kesekretariatan, proses Akuntansi dan Keuangan untuk menjamin

terpenuhinya tertib administrasi yang sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Melaksanakan pengelolaan Tenaga Kerja.

b. Melaksanakan pengelolaan K3.

c. Melaksanakan investigasi kejadian kecelakaan kerja, kebakaran,

kebanjiran dan musibah lain terkait dengan K3.

d. Melaksanakan pengelolaan sarana kerja dan administrasi perkantoran.

e. Melaksanakan pengelolaan fungsi keuangan dan akuntansi.

f. Melaksanakan fungsi bagian keuangan.

g. Menyiapkan data pendukung RKAP untuk bagian Keuangan dan

Administrasi.

h. Melaksanakan rekonsiliasi data dengan fungsi terkait atas pendapatan,

(35)

i. Menyiapkan rincian biaya di Rayon untuk rencana alokasi dana

operasional.

KANTOR PLN TERDEKAT

Rayon Belawan : JL.Medan-Belawan km 20,5 Telp (061) 6940847

Rayon Labuhan : JL.Medan-Belawan Telp (061) 6857934

Rayon Medan Timur : JL.Pasar III No.54 Krakatau Telp (061) 6618120

Rayon Medan Kota : JL.Listrik No.8 Medan Telp (061) 4144205

Rayon Medan Selatan : JL.Sakti Lubis No.20 Medan Telp (061) 7861911

Rayon Medan Baru : JL.Sei Batu Gingging No.9 Telp (061) 8213885

Rayon Johor : JL.Karya Wisata Telp (061) 7871778

Rayon Helvetia : JL.Kemuning Raya Helvetia Telp (061) 8453039

Rayon Sunggal : JL.Bunga Raya Sunggal Telp (061) 8456064

Visi PT.PLN (Persero) Cabang Medan

Visi perusahaan adalah : “Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang

bertumbuh kembang, unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi

insani”.

Misi PT.PLN (Persero) Cabang Medan

1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi

pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.

2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas

kehidupan masyarakat.

3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.

(36)

24

Motto PT.PLN (Persero) Cabang Medan

Motto perusahaan adalah : “Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

(Electricity for a Better Life)”.

D. Kinerja Terkini

Kinerja usaha yang dilakukan pada PT.PLN (Persero) Cabang Medan

adalah sebagai berikut :

1. Pelanggan.

2. Produk dan layanan.

3. Proses bisnis internal.

4. Sumber Daya Manusia (SDM).

5. Keuangan dan pasar.

(37)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam menjalankan aktivitasnya, setiap perusahaan memiliki tujuan

dan sasaran yang hendak dicapai. Tujuan perusahaan bukan hanya untuk

memperoleh laba maksimal dengan pengorbanan tertentu untuk

mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, namun lebih

mengedepankan untuk memaksimalkan nilai perusahaan.

Masalah yang sering dihadapi oleh perusahaan adalah bagaimana

perusahaan dapat beroperasi seefisien mungkin, sehingga dapat mencapai

keuntungan yang maksimal.Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan tersebut

diperlukan perencanaan dan pengawasan yang baik.Perencanaan dan

pengawasan tersebut harus disusun secara teliti, penuh pertimbangan serta

disesuaikan dengan kondisi dan perkembangan perusahaan pada saat itu.

Perencanaan merupakan suatu proses penentuan aktivitas atau kegiatan

yang akan dilakukan pada masa yang akan datang dengan menggunakan

sumber daya yang ada dalam usaha mencapai tujuan perusahaan. Perencanaan

disusun sebagai dasar atas pelaksanaan kegiatan perusahaan. Perencanaan

dianggap sebagai suatu kumpulan keputusan yang mencakup hal-hal yang

berhubungan dengan keadaan di masa yang akan datang. Oleh karena itu,

perencanaan harus mempunyai kemampuan melakukan pilihan-pilihan terbaik

(38)

2

Selain perencanaan, pengawasan juga diperlukan untuk mengetahui

apakah aktivitas yang dilakukan sesuai dengan perencanaan yang telah

dibuat.Pengawasan merupakan suatu kegiatan penilaian dan perbaikan tentang

aktivitas yang dilaksanakan untuk mengetahui sampai sejauh mana

pelaksanaan rencana telah dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan.

Dengan demikian, tujuan pengawasan bukanlah mencari kesalahan, akan

tetapi mencegah dan memperbaiki kesalahan, sehingga menjamin tecapainya

tujuan-tujuan perusahaan.

Cara yang dilakukan dalam pengawasan yaitu membandingkan segala

sesuatu yang telah dijalankan dengan standard atau rencananya, serta

melakukan perbaikan-perbaikan bilamana terjadinya penyimpangan. Jadi,

dengan pengawasan dapat mengukur seberapa jauh hasil yang telah dicapai

sesuai dengan apa yang direncanakan.

Perencanaan dan pengawasan kegiatan yang dilaksanakan suatu

perusahaan harus memadai dengan besarnya perusahaan tersebut.

Kegiatan-kegiatan dalam perusahaan semacam ini merupakan Kegiatan-kegiatan yang saling

berkaitan antara satu dengan yang lain. Sehingga rencana kegiatan yang satu

akan selarasdengan yang lainnya. Kegagalan pelaksanaan salah satu kegiatan

akan mempunyai akibat terhadap kegiatan yang lain dalam suatu bagian atau

bahkan dengan bagian lain yang ada di perusahaan itu.

Dari pernyataan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa sebelum

perusahaan melakukan operasinya, pimpinan perusahaan tersebut harus

(39)

hasil apa yang akan dicapai di masa yang akan datang, serta bagaimana

melaksanakannya. Sehingga, dengan adanya rencana tersebut, maka aktivitas

akan dapat terlaksana dengan baik. Dengan demikian, perencanaan dan

pengawasan pelaksanaan kegiatan dalam perusahaan harus dilaksanakan

dengan sebaik-baiknya.

Pada PT PLN (Persero) Cabang Medan, untuk melaksanakan kegiatan

operasionalnya, terlebih dahulu melakukan perencanaan terhadap biaya yang

mungkin terjadi di lapangan yang ditujukan pada masing-masing bagian yang

akan menggunakan biaya tersebut. Perencanaan ini dimulai dengan

mengambil keputusan apa yang disajikan dan dibutuhkan oleh tiap bagian

dalam perusahaan yang dilakukan dengan mengumpulkan data-data

perusahaan mengenai situasi dan kondisi di masa yang akan datang dengan

melihat hasil operasional tahun lalu.

Pengawasan terhadap biaya operasional diperlukan agar perencanaan

yang telah disusun dan dijalankan oleh tiap-tiap bagian perusahaan pada PT

PLN (Persero) Cabang Medan sesuai dengan yang diharapkan, serta dapat

membandingkan kegiatan operasional dan prestasi yang dicapai dengan

rencana yang telah ditetapkan, apakah dapat ditemukan efisiensi biaya

operasional dan kinerja perusahaan.

Perencanaan dan pengawasan diperlukan untuk mengetahui apakah

terjadi penyimpangan pada PT PLN (Persero) Cabang Medan.Analisa

terhadap penyimpangan harus dilakukan karena tidak ada gunanya mengetahui

(40)

4

terhadap keadaan tersebut.Namun demikian, hal-hal yang telah sesuai dengan

anggaran juga harus tetap diwaspadai terhadap adanya kemungkinan

kesesuaian yang disengaja untuk menutupi kesalahan yang sebenarnya terjadi.

PT PLN (Persero) CabangMedan melakukan pengawasan melalui

prosedur serta catatan yang berkaitan dengan pengamanan harta kekayaan dan

catatan-catatan financial lainnya.Kadang kala terjadi selisih atau salah

pencatatan transaksi yang menyebabkan terjadinya penyimpangan biaya

operasional.

Bertitik tolak dari uraian diatas, nyatalah terlihat betapa pentingnya

perencanaan dan pengawasan dalam suatu perusahaan. Hal ini mendorong

penulis tertarik untuk memilih topik tugas akhir dengan judul :

“PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA OPERASIONAL

PADA PT. PLN (Persero) CABANG MEDAN”.

B. Rumusan Masalah

Setiap perusahaan pada umumnya selalu menghadapi masalah dalam

menjalankan kegiatannya. Masalah merupakan faktor yang dapat menghambat

kelancaran kegiatan yang dilakukan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan

sehingga perlu dicari penyebab dan cara penyelesaiannya. Adapun rumusan

masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini, yaitu: “Apakah penyusunan

perencanaan dan pengawasan biaya operasional yang dilakukan PT. PLN

(41)

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :

a) Untuk mengetahui bagaimana penerapan perencanaan dan pengawasan

biaya operasional pada perusahaan.

b) Untuk mengetahui apakah perencanaan dan pengawasan yang dilakukan

dapat meningkatkan efisiensi perusahaan.

c) Untuk mengetahui apakah perencanaan dan pengawasan telah dilakukan

dengan efektif pada perusahaan.

D. Manfaat penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian diharapkan tidak hanya bagi

peneliti, namun juga bagi perusahaan dan peneliti lainnya.

a. Bagi penulis, dapat menambah pengetahuan tentang perusahaan

danaktivitasnya.

b. Bagi Perusahaan, dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam

mengambil keputusan untuk perencanaan serta pengawasan terhadap biaya

operasional perusahaan pada masa yang akan datang, sehingga dapat

meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan guna mendukung

kemajuan perusahaan.

c. Bagi Pembaca, dapat berguna sebagai bahan pembanding dan informasi

bagi pihak lain yang berkepentingan dalam melakukan penelitian pada

(42)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA OPERASIONAL

PADA PT PLN (PERSERO) CABANG MEDAN

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh:

DENI PEROLYKA BR. SIJABAT

112101050

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan

Pendidikan Pada Program Diploma III

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(43)

LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR

NAMA : DENI PEROLYKA BR. SIJABAT

NIM : 112101050

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

JUDUL : PERENCANAAN DAN PENGAWASAN

BIAYA OPERASIONAL PADA PT PLN (PERSERO) CABANG MEDAN

Tanggal: JULI 2014 DOSEN PEMBIMBING

Dra. Mulykata Sebayang, M.Si NIP. 19560106 198303 2 001

Tanggal: JULI 2014 KETUA PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

Dr. Yeni Absah, SE, M.Si NIP. 19741123 200012 2 001

Tanggal: JULI 2014 DEKAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(44)

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan YME, yang telah

memberikan rahmat dan karunia-NYA, serta kesehatan sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Perencanaan dan Pengawasan Biaya

Operasional pada PT PLN (Persero) Cabang Medan”. Dimana tujuan dari

pembuatan tugas akhir ini adalah guna memenuhi salah satu syarat untuk

menyelesaikan kelulusan pendidikan program Diploma pada fakultas Ekonomi

dan Bisnis USU. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih

yang sebanyak-banyaknya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc (CTM),Sp.A(K) selaku

Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi Diploma III

Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera

Utara.

4. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE., M.Si, selaku sekretaris Program

Studi Diploma III Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Dra. Mulykata Sebayang, M.Si, selaku dosen pembimbing penulis

yang telah banyak memberikan masukan dan arahan kepada penulis dan

sabar membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen/Pengajar, Pembimbing & Penasehat Akademik di

(45)

7. Kepada Bapak Pimpinan berserta Staf Pegawai Perusahaan PT PLN

(Persero) Cabang Medan yang telah memberikan izin kepada penulis

untuk magang dan mengadakan riset dalam rangka penyelesaian tugas

akhir.

8. Teristimewa kepada kedua orang tua yang sangat penulis hormati dan

sayangi yang telah membesarkan, mendidik dan yang tak henti-hentinya

banyak memberikan dukungan kepada penulis baik moril maupun materil,

serta berkat doa beliau pula penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

9. Adik-adik penulis yang penulis sayangi, terimakasih untuk doa dan

dukungannya.

10.Teman-teman seperjuangan Yola, Diana, Ananda, Sasy (@dydas) dan

Dwiria, buat semua terima kasih atas canda tawanya.

11.Untuk sahabat penulis Bang Do terima kasih untuk dukungan serta doa

yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

Akhir kata penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat berrmanfaat bagi

pembaca.

Medan, Juli 2014 Penulis

(46)

iii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II PROFIL PT.PLN (PERSERO) CABANG MEDAN A. Sejarah Ringkas ... 6

B. Struktur Organisasi Dan Personalia ... 10

C. Job Description ... 13

D. Kinerja Terkini ... 24

BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian dan Penggolongan Biaya Operasional ... 25

B. Perencanaan Biaya Operasional ... 28

C. Perencanaan Biaya Operasional Perusahaan ... 31

D. Pengawasan Biaya Operasional ... 32

E. Pengawasan Biaya Operasional Perusahaan ... 36

F. Penyimpangan Biaya Operasional ... 36

G. Penyimpangan Biaya Operasional Perusahaan ... 37

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 37

B. Saran ... 38

DAFTAR PUSTAKA

(47)

Gambar

GAMBAR 2.1 STRUKTUR ORGANISASI

Referensi

Dokumen terkait

Departement van Landelike Ontwikkeling en Grondhervorming - UMnyango Wezokuthuthukiswa Kwezindawo Zasemakhaya Nezinguquko Kwezomhlaba – Muhasho wa Mveledziso ya Mahayani na Mbuyedzedzo

Jayapura: Proyek Pengkajian dan Pembinaan Nilai-Nilai Budaya, 1995. [etal] ; penerjemah Bambang Suryobroto

Menurut Setiadi (2003:415), pengambilan keputusan yang diambil oleh seseorang dapat disebut sebagai pemecahan masalah. Dalam proses pengambilan keputusan, konsumen memiliki

Dengan menggunakan tingkat probabilitas pada nilai F statistik bisa dilihat bahwasannya secara bersama-sama seluruh variabel penelitian yaitu inflasi, suku bunga deposito, BI Rate

Berdasarkan jumlah retribusi daerah secara keseluruhan dapat diketahui bagaimana usaha yang dilakukan oleh pemerintah, khususnya dinas Pariwisata, Seni dan Budaya, seperti

semua negara. Orang yang percaya pada Tuhan mungkin juga harus menyampaikan pesanNYA kepada semua manusia dengan mentranslasikan buku suci dari bahasa sumber ke bahasa

Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara periodontitis dengan diabetes melitus tipe 2 ditinjau dari aspek kebutuhan perawatan periodontal

Pada item yang pertama dari 60 responden, sebanyak 36 (tiga puluh enam) orang (33,6%) menyatakan setuju dengan pernyataan bahwa perusahaan tetap melakukan penilaian terhadap

Pendapatan dan beban selain bunga yang berhubungan dengan waktu telah diakui selama jangka waktunya, namun untuk pendapatan dan beban yang tidak material diakui pada saat