• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perencanaan dan Pengawasan Biaya Operasional pada PT PLN (Persero) Cabang Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perencanaan dan Pengawasan Biaya Operasional pada PT PLN (Persero) Cabang Medan"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

i UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA OPERASIONAL PADA PT.PLN (PERSERO) CABANG MEDAN

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh :

SOFYAN IBRAHIM 122101050

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan

Pendidikan Pada Program Diploma III

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

ii UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR

NAMA : SOFYAN IBRAHIM

NIM : 122101050

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN JUDUL : PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA

OPERASIONAL PADA PT PLN (PERSERO) CABANG MEDAN

Tanggal: JUNI 2015 DOSEN PEMBIMBING

Syafizal Helmi Situmorang, SE., M.Si NIP. 19760214 200501 1002

Tanggal: JUNI 2015 KETUA PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

Dr. Yeni Absah, SE, M.Si NIP. 10741123 200012 2001

Tanggal: JUNI 2015 DEKAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(3)

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan YME, yang telah memberikan rahmat dan karunia-NYA, serta kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Perencanaan dan Pengawasan Biaya Operasional pada PT PLN (Persero) Cabang Medan”. Dimana tujuan dari

pembuatan tugas akhir ini adalah guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan kelulusan pendidikan program Diploma pada fakultas Ekonomi dan Bisnis USU. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi Diploma III Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE., M.si, selaku dosen pembimbing penulis yang telah banyak memberikan masukan dan arahan kepada penulis dan sabar membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

4. Bapak dan Ibu Dosen/Pengajar, Pembimbing & Penasehat Akademik di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah membimbing dan mengajarkan beragam mata kuliah yang sangat bermanfaat. 5. Kepada Bapak Pimpinan beserta Staf Pegawai Perusahaan PT PLN (Persero)

(4)

ii

6. Teristimewa kepada Alm.nenek Suntiyam yang telah membesarkan, mendidik, dan yang memberikan cinta kasihnya dengan tulus kepada penulis sehingga dapat melanjutkan pendidikan sampai tingkat ini.

7. Teristimewah kepada tante Windu Haryati, SE dan om Erwin Syahputra Ritonga, SH yang telah banyak memberikan perhatian, nasehat, semangat, dan senantiasa memotivasi penulis serta banyak memberikan dukungan baik moril maupun materil.

8. Teristimewah kepada Ayahanda Ahmad Fauzi Prihatin dan Ibunda Marlina yang tak henti –hentinya mendo’akan penulis.

9. Teristimewah untuk adik – adik mas yang mas sayangi, Sri Novia Fazli, Junior Rizki Fauzi, Annisa Octavia Fauzi, Meisyah Almirah Putri Ritonga, dan Abi Manyu Fayza Ritonga.

10.Sahabat – sahabat penulis yang selalu memberikan dukungannya Indra, Thondi, Yasmin, Varadilla, Vika, Azilla, Nidya dan semua teman – teman seperjuangan Manajemen Keuangan Grup A terima kasih atas canda tawanya selama ini.

Akhir kata penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Medan, 10 Juni 2015 Penulis

(5)

iii A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II PROFIL PT.PLN (PERSERO) CABANG MEDAN A. Sejarah Ringkas ... 6

B. Struktur Organisasi dan Personalia ... 10

C. Job Description ... 12

D. Kinerja Terkini ... 22

BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian dan Penggolongan Biaya Operasional ... 23

B. Perencanaan Biaya Operasional ... 26

C. Perencanaan Biaya Operasional Perusahaan ... 29

D. Pengawasan Biaya Operasional ... 33

E. Pengawasan Biaya Operasional Perusahaan ... 36

F. Penyimpangan Biaya Operasional ... 37

G. Penyimpangan Biaya Perusahaan ... 40

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 42

B. Saran ... 43 DAFTAR PUSTAKA

(6)

iv

DAFTAR GAMBAR

(7)

v

DAFTAR TABEL

(8)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam menjalankan aktivitasnya, setiap perusahaan memiliki tujuan dan sasaran yang hendak dicapai. Tujuan perusahaan bukan hanya untuk memperoleh laba maksimal dengan pengorbanan tertentu untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, namun lebih mengedepankan untuk memaksimalkan nilai perusahaan.

Masalah yang sering dihadapi oleh perusahaan adalah bagaimana perusahaan dapat beroperasi seefisien mungkin, sehingga mencapai tujuan tersebut diperlukan perencanaan dan pengawasan yang baik. Perencanaan dan pengawasan tersebut harus disusun secara teliti, penuh pertimbangan serta disesuaikan dengan kondisi dan perkembangan perusahaan pada saat itu.

Perencanaan merupakan suatu proses penentuan aktivitas atau kegiatan yang akan dilakukan pada masa yang akan datang dengan menggunakan sumber daya yang ada dalam usaha mencapai tujuan perusahaan. Perencanaan disusun sebagai dasar atas pelaksanaan kegiatan perusahaan. Perencanaan dianggap sebagai suatu kumpulan keputusan yang mencakup hal-hal yang berhubungan dengan keadaan dimasa yang akan datang. Oleh karena itu, perencanaan harus mempunyai kemampuan melakukan pilihan-pilihan terbaik yang dapat dilaksanakan untuk menghindari kegagalan.

(9)

1

Pengawasan merupakan suatu kegiatan penilaian dan perbaikan tentang aktivitas yang dilaksanakan untuk mengetahui sampai sejauh mana pelaksanaan rencana telah dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan. Dengan demikian, tujuan pengawasan bukanlah mencari kesalahan, akan tetapi mencegah dan memperbaiki kesalahan, sehingga menjamin tercapainya tujuan-tujuan perusahaan.

Cara yang dilakukan dalam pengawasan yaitu membandingkan segala sesuatu yang telah dijalankan dengan standard atau rencananya, serta melakukan perbaikan-perbaikan bilamana terjadinya penyimpangan. Jadi, dengan pengawasan dapat mengukur seberapa jauh hasil yang telah dicapai sesuai dengan apa yang direncanakan.

Perencanaan dan pengawasan kegiatan yang dilaksanakan suatu perusahaan harus memadai dengan besarnya perusahaan tersebut. Kegiatan-kegiatan dalam perusahaan semacam ini merupakan Kegiatan-kegiatan yang saling berkaitan antara satu dengan yang lain. Sehingga rencana kegiatan yang satu akan selaras dengan yang lainnya. Kegagalan pelaksanaan salah satu kegiatan akan mempunyai akibat terhadap kegiatan yang lain dalkam suatu bagian atau bahkan dengan bagian lain yang ada di perusahaan itu.

(10)

2

dengan baik. Dengan demikian, perencanaan dan pengawasan pelaksanaan kegiatan dalam perusahaan harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Pada PT PLN (Persero) Cabang Medan, untuk melaksanakan kegiatan operasionalnya, terlebih dahulu melakukan perencanaan terhadap biaya yang mungkin terjadi di lapangan yang ditujukan pada masing-masing bagian yang akan menggunakan biaya tersebut. Perencanaan ini dimulai dengan mengambil keputusan apa yang disajikan dan dibutuhkan oleh tiap bagian dalam perusahaan yang dilakukan dengan mengumpulkan data-data perusahaan mengenai situasi dan kondisi di masa yang akan datang dengan melihat hasil operasional tahun lalu.

Pengawasan terhadap biaya operasional diperlukan agar perencanaan yang telah disusun dan dijalankan oleh tiap-tiap bagian perusahaan pada PT PLN (Persero) Cabang Medan sesuai dengan yang diharapkan, serta dapat membandingkan kegiatan operasional dan prestasi yang dicapai dengan rencana yang telah ditetapkan, apakah dapat ditemukan efisiensi biaya operasional dan kinerja perusahaan.

Perencanaan dan pengawasan diperlukan untuk mengetahui apakah terjadi penyimpangan pada PT PLN (Persero) Cabang Medan. Analisa terhadap penyimpangan harus dilakukan karena tidak ada gunanya mengetahui adanya suatu keadaan yang kurang baik tanpa melakukan tindakan perbaikan terhadap keadaan tersebut. Namun demikian, hal-hal yang telah sesuai dengan anggaran juga harus tetap diwaspadai terhadap adanya kemungkinan kesesuaian yang disengaja untuk menutupi kesalahan yang sebenarnya terjadi.

(11)

3

catatan-catatan financial lainnya. Kadang kala terjadi selisih atau salah pencatatan transaksi yang menyebabkan terjadinya penyimpangan biaya operasional.

Bertitik tolak dari uraian diatas, nyatalah terlihat betapa pentingnya perencanaan dan pengawasan dalam suatu perusahaan. Hal ini mendorong penulis tertarik untuk memilih topik tugas akhir dengan judul: “PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA OPERASIONAL PADA PT. PLN (Persero) CABANG MEDAN”.

B. Rumusan Masalah

Setiap perusahaan pada umumnya selalu menghadapi masalah dalam menjalankan kegiatannya. Masalah merupakan faktor yang dapat menghambat kelancaran kegiatan yang dilakukan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan sehingga perlu dicari penyebab dan cara penyelesaiannya. Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini, yaitu: “apakah penyusunan perencanaan dan pengawasan biaya operasional yang dilakukan PT. PLN (Persero) Cabang Medan berjalan dengan efektif dan efisien?”

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui bagaimana penerapan perencanaan dan pengawasan biaya operasional pada perusahaan.

(12)

4

c. Untuk mengetahui apakah perencanaan dan pengawasan telah dilakukan dengan efektif pada perusahaan.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian diharapkan tidak hanya bagi peneliti, namun juga bagi perusahaan dan peneliti lainnya.

a. Bagi penulis, dapat menambah pengetahuan tentang perusahaan dan aktivitasnya.

b. Bagi perusahaan, dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan untuk perencanaan serta pengawasan terhadap biaya operasional perusahaan pada masa yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan guna mendukung kemajuan perusahaan.

(13)

5 BAB II

PROFIL PT PLN (PERSERO) CABANG MEDAN

A. Sejarah Ringkas

1. Listrik sebelum Kemerdekaan dan di awal Kemerdekaan sampai tahun 1965

Sejarah Kelistrikan di Sumatera Utara bukanlah baru. Kalau listrik mulai ada di Wilayah Indonesia tahun 1983 didaerah Batavia (Jakarta sekarang), maka 30 tahun kemudian (1923) listrik mulai ada di Medan. Sentralnya dibangun ditanah pertapakan Kantor PLN Cabang Medan yang sekrang di Jl. Listrik No. 12 Medan, dibangun oleh NV NIGEM/OGEM perusahaan swasta di Belanda, kemudian menyusul pembangunan kelistrikan di Tajung Pura dan Pangkalan Branda (1924), Tebing Tinggi (1927), Sibolga (NV ANIWM) Berastagi dan Tarutung (1929), Tanjung Balai tahun 1931 (milik Gameenta Kotapraja), Labuhan Bilik (1936) dan Tanjung tiram (1937).

Masa penjajahan Jepang, Jepang hanya mengambil alih pengelolaan Perusahaan Listrik milik swasta Belanda tanpa mengadakan penambahan mesin dan perluasan jaringan. Daerah kerjanya dibagi menjadi Perusahaan Listrik Sumatera Utara, Perusahaan Listrik Jawa dan seterusnya sesuai struktur organisasi pemerintahan tentara Jepang waktu itu.

(14)

6

diserahkan kepada Pemerintah RI dalam hal ini Departemen Pekerjaan Umum. Untuk mengenang peristiwa ambil alih itu, maka dengan penetapan Pemerintah No. 1 SD/45 ditetapkan tanggal 27 Oktober sebagai hari Listrik.

Sejarah memang membuktikan kemudian bahwa dalam suasana yang makin memburuk dalam hubungan Indonesia-Belanda, tanggal 3 Oktober 1953 keluar Surat Keputusan Presiden No. 163 yang membuat ketentuan Nasionalisasi Perusahaan Listrik milik swasta Belanda sebagai bagian dari perwujudan pasal 33 ayat (2) 1945.

Setelah aksi ambil alih itu, sejak tahun 1955 di Medan berdiri Perusahaan Listrik Negara Distribusi Cabang Sumatera Utara (Sumatera Timur dan Tapanuli) yang mula-mula dikepalai R. Sukarno (merangkap Kepala di Aceh), tahun 1959 dikepalai oleh Ahmad Syaifullah. Setelah BPU PLN berdiri dengan SK Menteri PUT No. 16/1/20 tanggal Mei 1961, maka organisasi kelistrikan dirubah. Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat dan Riau menjadi PLN Eksploitasi I.

(15)

7

Dalam SK Menteri tersebut PLN Eksploitasi I Sumatera Utara diubah menjadi PLN Eksploitasi II Sumatera Utara. Kemudian menyusul Peraturan Menteri PUTL No. 013/PRT/75 yang merubah PLN Eksploitasi menjadi PLM Wilayah. PLN Eksploitasi II menjadi PLN Wilayah II Sumatera Utara sesuai Keputusan Menteri Pertambangan dan energi No. 4564.K/702/M.PE/1993, tanggal 17 Desember 1993 telah dibentuk Tim Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum Listrik Negara menjadi PT PLN (Persero) Listrik Negara.

2. Dari Eksploitasi I menjadi Eksploitas II

Sebagai tindak lanjut dari pembentukan PLN Eksploitas I Sumatera Utara trersebut, maka dengan keputusan Direksi PLN No. Kpts 009/DIRPLN/66 tanggal 14 April 1996, PLN Eksploitas I dibagi menjadi 4 cabang dan satu sektor, yaitu :

a. Cabang Medan b. Cabang Binjai c. Cabang Sibolga

d. Cabang Pematang Siantar

(16)

8 3. Dari Eksploitas II menjadi Eksployas II

Kemudian menyusul peraturan Menteri Perusahaan Umum tenaga Listrik (PUTL) No. 013/PRT/75 yang merubah PLN Eksploitasi menjadi PLN Wilayah. PLN Eksploitasi II menjadi PLN Wilayah II Sumatera Utara.

4. Dari PERUM Menjadi PERSERO

Dengan keluarnya Peraturan Pemerintah No. 231/1994 tanggal 16 Juni 1994 maka ditetapkan status PLN sebagai Persero. Adapun yang membelakangi perubahan status tersebut adalah untuk mengantisipasi kebutuhan listrik yang terus meningkat dewasa ini. Dimana pada abad 21 nanti, PLN tidak dapat tidak, harus mampu menghadapi tantangan yang ada. PLN harus mampu menggunakan tolak ukur internasional, dan harus mampu berswada tinggi, dengan manajemen yang berani transparan, terbuka, disentralisasi, profit centre dan cost centre.

Untuk mencapai tujuan PLN meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendorong perkembangan industri pada PJPT II yang tanggungjawabnya cukup besar dan berat, kerjasama dan hubungan yang harmonis dengan instansi dan lembaga yang terkait, perlu dibina dan ditingkatkan terus.

5. Pemisahan PT PLN (Persero) Wilayah II dan PT PLN (Persero) Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Utara

(17)

9

masa-masa mendatang serta sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan jasa kelistrikan.

Maka berdasarkan syarat keputusan Nomor. 078.K/023.DIR/1996 Tanggal 9 Agustus 1996 dibentuk organisasi baru dibidang jasa pelayanan kelistrikan yaitu PT PLN (Persero) Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Utara. Dengan pembentukan organisasi baru PLN Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Utara yang terpisah dari PLN Wilayah II, maka fungsi-fungsi Pembangkitan dan Penyaluran yang sebelumnya dikelola PLN Wilayah II berpindah tanggungjawab pengelolaannya ke PLN Pembangkitan dan Penyaluran Sumbagut. Sementara itu PLN Wilayah II berkonsentrasi pada distribusi dan penjualan tenaga listrik.

B. Struktur Organisasi dan Personalia

Setiap perusahaan baik perusahaan pemerintah maupun swasta mempunyai struktur organisasi, karena perusahaan juga merupakan organisasi. Organisasi adalah suatu sistem dari aktivitas kerjasama yang terorganisasi, yang dilaksanakan oleh sejumlah orang untuk mencapai tujuan bersama.

Dalam struktur organisasi ditetapkan tugas-tugas wewenang dan tanggung jawab setiap orang dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan serta bagaimana hubungan satu dengan yang lain.

(18)

10

berdasarkan pada pola hubungan kerja serta lalu lintas wewenang dan tanggung jawab.

GAMBAR 2.1

STRUKTUR ORGANISASI

PT. PLN (PERSERO) CABANG MEDAN

(19)

11 C. Job Description

Uraian job description dan tugas pokok pada PT PLN (Persero) Cabang Medan, yaitu :

1. Manajer Cabang

Bertanggung jawab atas pengelolaan usaha melalui optimalisasi seluruh sumber daya secara efisien, efektif dan sinergis. Pengelolaan perusahaan, pembangkit, pendistribusian dan penjualan tenaga listrik dalam jumlah dan mutu yang memadai secara efisien, meningkatkan mutu dan keandalan serta pelayanan pelanggan, dan memastikan terlaksananya Good Corporate Governance (GCG) di PT PLN (Persero) Cabang Medan. Rincian tugas pokok sebagai berikut:

a. Melakukan kegiatan pengusahaan pembangkit (skala kecil) secara efisien, hemat energi, handal dan ramah lingkungan.

b. Mengusulkan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Wilayah Sumatera Utara.

c. Memastikan program Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Wilayah Sumatera Utara, dilaksanakan sesuai penetapan direksi.

2. Fungsional Ahli

Bertanggung jawab atas evaluasi pencapaian traget kinerja dan memberikan masukan pada manajemen untuk meningkatkan hasil kinerja. Rincian tugas pokok sebagai berikut:

a. Mengevaluasi data perusahaan yang berhubungan dengat target kerja. b. Merancang langkah-langkah strategis untuk mencapai target kerja. c. Mengawasi baca meter

(20)

12 3. Asman Jaringan

Bertanggung jawab atas rencana dan pelaksanaan Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Distribusi, Pekerjaan dalam Keadaan Bertegangan (PDKB) dan Pembangkitan Tenaga Listrik Mikro Hidro (PLTMH) untuk menjamin mutu dan keandalan jaringan distribusi. Hasil/Output pendistribusian energi listrik yang kontiniu dan andal. Rincian tugas pokok sebagai berikut:

a. Menyusun program rencana kerja (PRK) untuk kegiatan Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Distribusi

b. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Distribusi, PDKB, serta PLTMH.

c. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan anggaran Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Distribusi.

d. Melakukan analisa dan evaluasi kinerja operasi dan pemeliharaan jaringan distribusi termasuk PDKB.

e. Melakukan monitoring dan evaluasi kinerja proteksi dan pelayanan teknik. f. Melakukan verifikasi dan validasi asset distribusi secara periodik.

g. Mengkoordinasikan penyusunan dan mengendalikan pelaksanaan SOP untuk setiap jenis pekerjaan Distribusi guna tercapainya zero accident. h. Melakukan koordinasi dalam rangka operasi dan pemeliharaan Jaringan

Distribusi dengan Rayon/instansi terkait termasuk PFK.

i. Menyusun pola operasi dan pemelioharaan jaringan distribusi yang efisien. 4. Asman Transaksi dan Energi Listrik

(21)

13

untuk memenuhi standar operasional yang berlaku. Hasil/Output laporan transaksi energi listrik, susut, dan pemeliharaan meter transaksi.Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Mengkoordinasikan dan mengevaluasi Pelaksaan manajemen billing. b. Mengkoordinasikan dengan AP2T (Aplikasi Pelayanan Pelanggan

Terpusat) terkait dengan proses billing.

c. Menyusun biaya operasi dan investasi serta data pendukung RKAP.

d. Memonitoring dan mengendalikan realisasi penggunaan anggaran SKKI/SKKO.

e. Mengkoordinasikan kegiatan operasional di bagian transaksi energi. f. Mengevaluasi dan mengendalikan susut, PJU, P2TL, AMR, pemeliharaan

APP, pemeliharaan meter transaksi dan hasil ukur meter transaksi. g. Menyusun rencana program pemeliharaan meter transaksi.

h. Melaksanakan settlemen antar unit pelaksanaan dan P3B dalam pengelolaan transfer price energi.

i. Mengkoordinasikan dan mengevaluasi pemasangan dan pemeliharaan AMR.

j. Merencanakan dan mengevaluasi pekerjaan pemeliharaan APP dan hasil penerapan metrologi secara berkala.

k. Memonitoring dan mengevaluasi manajemen APP. l. Mengkoordinasikan kegiatan Wiring dan Setting APP.

(22)

14 5. Asman Administrasi dan Niaga

Bertanggung jawab atas kelancaran pengelolaan dan pengendalian kegiatan bidang administrasi dan keuangan yang meliputi sumber daya manusia, kesekretariatan, anggaran, keuangan dan akuntansi untuk mendukung laporan keuangan yang akurat dan tepat waktu serta mencapai target kinerja sesuai tujuan perusahaan.Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Mengelola peningkatan Intergritas Pelayanan Publik (ILP) b. Mengkoordinasi dan mengevaluasi pengelolaan Tenaga kerja.

c. Mengkoordinasikan pengelolaan kegiatan administrasi umum, SDM dan pelanggan.

d. Memonitor data pelanggan.

e. Memverifikasi dan validasi terhadap kelengkapan transaksi pembayaran. f. Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan pencatatan transaksi keuangan. g. Mengkoordinir dan mengelola Anggran Investasi, Anggran Operasi dan

Cash Budget.

h. Mengevaluasi kontrak perjanjian dengan Pihak ketiga. i. Menyusun kebutuhan rencana diklat dan evaluasi hasil diklat. j. Memonitor realisasi anggaran.

k. Mengkoordinasikan proses pelanggaran displin pegawai.

l. Mengevaluasi fasilitas/sarana kerja, permintaan perlengkapan K3/ APK, tunjangan kecelakaan kerja dan permohonan SPPD.

(23)

15 6. Sub. Bagian Spv. Operasi Distribusi

Bertanggung jawab dalam merencanakan dan melaksanakan pengoperasian jaringan distribusi sesuai SOP untuk menjamin keandalan, keamanan, mutu dan efisiensi penyaluran tenaga listrik.Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Menyusun Program rencana Kerja (PRK) Operasi

b. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan Operasi Jaringan Distribusi sesuai SOP

c. Melaksanakan pemutakhiran data asset distribusi secara berkala. d. Melakukan pengendalian pengoperasian jaringan distribusi.

e. Mengendalikan dan monitoring pelaksanaan operasional pelayanan teknik. f. Mengkoordinasikan dengan Area, Rayon dan Instansi terkait dalam rangka

operasi jaringan distribusi. g. Mengevaluasi kinerja operasi.

7. Sub. Bagian Spv. Pemeliharaan Distribusi

Bertanggung jawab dalam merencanakan dan melaksanakan pemeliharaan jaringan distribusi untuk meningkatkan keandalan, keamanan, mutu dan efisiensi jaringan distribusi. Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Merencanakan penyusunan Program Rencana Kerja (PRK)

b. Melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan pemeliharaan jaringan distribusi sesuai SOP dan anggaran yang ditetapkan.

(24)

16

d. Melaksanakan koordinasi dengan rayon dan bagian terkait dalam pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan jaringan distribusi.

e. Menyiapkan peralatan kerja untuk operasi dan pemeliharaan jaringan distribusi.

8. Sub. Bagian Spv. PDKB

Bertanggung jawab dalam mengelola pekerjaan PDKB untuk meningkatkan keandalan, keamanan, mutu dan efisiensi jaringan distribusi. Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pekerjaan PDKB b. Mengendalikan pelaksanaan pekerjaan PDKB sesuai dengan SOP.

c. Mengusulkan Surat Perintah Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (SP2B) dan Surat Penunjukan Pengawas Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (SP3B) kepada Kepala Operasi.

d. Melaksanakan inventarisasi dan mengusulkan peremajaan peralatan PDKB.

e. Memonitor masa berlaku dan mengusulkan sertifikat kompetensi/brevet personil PDKB.

f. Mengusulkan revisi SOP atau mengajukan SOP baru ke komisi PDKB. g. Melaporkan penyelesaian pekerjaan kepada kepala Operasi.

9. Sub. Bagian Spv. Transaksi dan Energi

(25)

17

a. Memonitor program pemeliharaan meter transaksi yang disebabkan oleh meter rusak, buram, macet dan tua.

b. Memonitor pelaksanaan pemasangan dan pemeliharaan AMR. c. Merencanakan kebutuhan Kwh meter untuk pemeliharaan.

d. Memonitor pelaksanaan hasil penerapan metrology secara berkala.

e. Menyiapkan dan pendukung RKAP untuk kebutuhan pemeliharaan meter transaksi.

f. Memonitor pekerjaan pemeliharaan dan tera ulang APP serta Meter Elektronik (ME) dan sistem AMR yang dikerjakan pihak ketiga.

g. Melaksanakan pengujian alat ukur, pembatas dan kelengkapannya untuk material baru atau bekas andal.

h. Memonitor manajemen segel APP. 10.Sub Bagian Spv. Pengendalian Sumut

Bertanggung jawab atas kegiatan pengendalian susut jaringan, menerbitkan PJU/reklame liar dan pelaksanaan P2TL. Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Memonitor pelaksanaan penekanan susut dan berkoordinasi dengan bagian atau rayon terkait.

b. Memetakan dan melaporkan perkembangan susut Area dan Rayon secara berkala.

c. Melakukan updating data PJU secara berkala.

d. Melakukan koordinasi dan pengawasan hasil P2TL yang telah dilakukan dengan bagian atau Rayon terkait.

(26)

18

f. Membuat target operasi serta memonitor pelaksanaan P2TL secara rutin. g. Memastikan kelengkapan P2TL sesuai aturan.

h. Melaksanakan komunikasi dengan bagian terkait dan Instansi berwenang untuk pelaksanaan P2TL.

i. Melakukan analisa dan evaluasi (ANEV) atas hasil pelaksanaan P2TL. 11.Sub Bagian Spv. Pemeliharaan APP

Bertanggung jawab atas kegiatan pengendalian dan keakuratan APP. Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Memastikan antara data pelanggan dan APP terpasang. b. Membuat laporan hasil berita acara pemeriksaan.

c. Berkoordinasi dengan bagian terkait tentang kelainan APP. d. Memvalidasi data kelainan APP.

e. Memeriksa pemakaian energi listrik pelanggan prabayar secara berkala. f. Memeriksa dan mengecek pemakaian energi listrik pelanggan prabayar

secara berkala.

12.Sub. Bagian Spv. Pelayanan Pelanggan

Bertanggung jawab atas terlaksananya kegiatan fungsi Pelayanan pelanggan, administrasi pelanggan, dan pengelolaan pendapatan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dan pengamanan pendapatan. Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Melaksanakan dan mensupervisi fungsi Pelayanan Pelanggan sesuai proses bisnis.

b. Melaksanakan kunjungan pelanggan potensial (TM/TT)

(27)

19 d. Menindak lanjuti pencapaian TMP

e. Melaksanakan kegiatan Riset Pasar dan Menyusun Data Potensi Pasar (Captive Power)

f. Mengolah peta Segmentasi Pelanggan

g. Memastikan proses PB/PD dan SPJBTL pelanggan Potensial sesuai kewenangannya.

h. Memonitor Penerbitan SIP/SPJBTL.

i. Memonitor Mutasi Data Induk Langganan dan memelihara Arsip Induk Langganan.

j. Memonitor Laporan penagihan lain-lain (multi guna, P2TL, BP) k. Memonitor dan mensupervisi pengendalian piutang pelanggan.

l. Memonitor proses pemutusan sementara, bongkar rampung, piutang ragu-ragu dan usulan penghapusan piutang.

m. Memonitor proses pemutusan sementara, bongkar rampung, piutang ragu-ragu dan usulan penghapusan piutang.

13.Sub. Bagian Spv. Keuangan dan Administrasi

Bertanggung jawab atas proses administrasi SDM, kegiatan kesekretariatan, proses akuntansi dan Keuangan untuk menjamin terpenuhinya tertib administrasi yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Melaksanakan pengelolaan Tenaga Kerja. b. Melaksanakan pengelolaan K3

(28)

20

d. Melaksanakan pengelolaan sarana kerja dan administrasi perkantoran. e. Melaksanakan penelolaan fungsi keuangan dan akuntansi

f. Melaksanakan fungsi bagian keuangan

g. Menyiapkan data pendukung RKAP untuk bagian Keuangan dan Administrasi.

h. Melaksanakan rekonsiliasi data dengan fungsi terkait atas pendapatan, bank, Hutang-Piutang, Persekot Dinas dan PUMP-KPR/BPRP.

i. Menyiapkan rincian biaya di Rayon untuk rencana alokasi dana operasional.

KANTOR PLN TERDEKAT

Rayon Belawan : JL. Medan-Belawan km 20,5 Telp (061) 6940847 Rayon Labuhan : JL. Medan-Belawan Telp (061) 6857934

Rayon Medan Timur : JL. Pasar III No. 54 Krakatau Telp (061) 6618120 Rayon Medan Kota : JL. Listrik No. 8 Medan Telp (061) 4144205 Rayon Medan Selatan : JL. Sakti Lubis No. 20 Medan Telp (061) 7861911 Rayon Medan Baru : JL. Sei Batu Gingging No. 9 Telp (061) 8213885 Rayon Johor : JL. Karya Wisata Telp (061) 7871778

Rayon Helvetia : JL. Kemuning Raya Helvetia Telp (061) 8453039 Rayon Sunggal : JL. Bunga Raya Sunggal Telp (061) 8456064

Visi PT. PLN (Persero) Cabang Medan

Visi perusahaan adalah : “Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang

(29)

21 Misi PT. PLN (Persero) Cabang Medan

1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham. 2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas

kehidupan masyarakat.

3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi. 4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

Motto PT. PLN (Persero) Cabang Medan

Motto perusahaan adalah : “Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

(Electricity for a Better Life)”

D. Kinerja Terkini

Kinerja usaha yang dilakukan pada PT. PLN (Persero) Cabang Medan adalah sebagai berikut :

1. Pelanggan

2. Produk dan layanan 3. Proses bisnis internal

4. Sumber Daya Manusia (SDM) 5. Keuangan dan pasar

(30)

22 BAB III PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN DAN PENGGOLONGAN BIAYA OPERASIONAL 1. Pengertian Biaya Operasional

Biaya merupakan unsure penting dalam menjalankan kegiatan operasi suatu perusahaan, karena biaya harus terlebih dahulu dikeluarkan sebelum menghasilkan suatu produk, baik itu berupa barang atau jasa.

Menurut Sumarsan (2010 : 103) “Biaya atau cost adalah pengorbanan

sumber ekonomis, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan organisasi, termasuk harga pokok yang dikorbankan di dalam usaha untuk memperoleh penghasilan”.

Iksan dan Dharmanegara (2010 : 52) mengatakan bahwa “Biaya

didefenisikan sebagai suatu arus keluar dari aktiva yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan”.

Dalam pengelolaan perusahaan, baik perusahaan besar atau kecil harus berhadapan dengan biaya yang harus dan akan dikeluarkan. Masalah biaya pada perusahaan hanya dapat dipecahkan secara memuaskan bila perusahaan tersebut memiliki pengetahuan mengenai biaya yang berkaitan dengannya.

Biaya operasional merupakan suatu elemen yang paling penting dalam aktivitas ekonomi dari suatu perusahaan dalam pembentukan laba perusahaan.

Sumarsan (2010 : 104) menyatakan bahwa “Biaya operasional adalah

(31)

23

Dari defenisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa biaya operasional digunakan untuk mengukur pengorbanan yang dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu menghasilkan pendapatan.

Dalam PT.PLN (Persero) yang dimaksud dengan biaya operasional adalah segala jenis kegiatan yang mengeluarkan biaya untuk keperluan perusahaan baik yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang, yang biaya tersebut dikeluarkan dari pusat untuk wilayah maupun juga area.

2. Penggolongan Biaya Operasional

Penggolongan biaya sangat penting guna membuat ikhtisar yang berarti atas data biaya. Penggolongan biaya tergantung untuk apa biaya tersebut digolongkan, sehingga dapat memberikan informasi yang lebih baik pada perusahaan. Keberhasilan dalam merencanakan dan mengendalikan biaya tergantung pada pemahaman yang menyeluruh atas hubungan antara biaya dan aktivitas bisnis dalam perusahaan.

(32)

24

Biaya dapat digolongkan dengan berbagai cara untuk keperluan data yang dapat memenuhi kebutuhan pimpinan perusahaan. Menurut Yuda, Sriyanto, Cahyono, Bhuana (2011 : 61) Ada empat kategori biaya operasional, yaitu:

1) Biaya Penjualan dan Administratif, berkenaan dengan penjualan produk atau jasa dan berkaitan dengan manajemen bisnis. Biaya tersebut meliputi gaji, sewa, asuransi, prasarana, perlengkapan.

2) Biaya Iklan, merupakan suatu biaya utama dalam anggran perusahaan-perusahaan dimana pemasaran adalah elemen keberhasilan yang penting. 3) Biaya Penyusutan dan Amortisasi, Penyusutan digunakan untuk

mengalokasikan biaya aktiva tetap berwujud, seperti bangunan, mesin, peralatan, perlengkapan kantor, dan kendaraan bermotor. Sedangkan Amortisasi merupakan proses yang diterapkan kepada sewa guna usaha modal, bangunan yang belum selesai, dan biaya kadaluarsa aktiva tidak berwujud, seperti paten, hak cipta, merek dagang, lisensi, franchise, dan goodwill.

4) Biaya Perbaikan dan Pemeliharaan, merupakan biaya perbaikan dan pemeliharaan tahunan atas property, pabrik, dan peralatan.

Biaya operasional yang terjadi dalam kegiatan operasi pada PT. PLN (Persero) Cabang Medan terbagi atas :

1. Biaya Operasional

Biaya operasional pada PT. PLN (Persero) Cabang Medan terdiri dari: a. Biaya Pemeliharaan, berupa:

(33)

25 b. Biaya Kepegawaian, berupa:

1) Gaji dan Lainnya 2) Cuti dan Lainnya 3) Diklat dan Lainnya c. Biaya Administrasi

1) Pembelian ATK (Alat Tulis Kantor) 2) Pembayaran SPK (Surat Perintah Kerja)

B. PERENCANAAN BIAYA OPERASIONAL

Perencanaan merupakan langkah awal perusahaan yang akan menentukan tujuan perusahaan, berupa target atau hasil yang terukur dalam jangka pendek maupun jangka panjang yang dipakai sebagai dasar untuk mengendalikan kegiatan perusahaan.

Dharmanegara (2010 : 5) mengatakan bahwa “Penganggaran adalah satu

perencanaan dan sistem kendali. Hubungan ini berlaku bagi semua anggota organisasi dimana mereka diharapkan. Perencanaan menentukan seluruh aktivitas untuk mencapai tujuan dan sasaran”.

Dharmanegara (2010 : 45) menyebutkan beberapa sifat perencanaan sebagai berikut:

1. Perencanaan Jangka Pendek

(34)

26 2. Perencanaan Jangka Panjang

Perencanaan jangka panjang biasanya luas, dasar strategis (taktis) untuk memenuhi tujuan. Rencana jangka panjang secara khusus 5 sampai 10 tahun (atau lebih) dan melihat ke arah masa depan dari perusahaan. Ini juga mempertimbangkan ekonomi, politis, dan kondisi industri.

Menurut Sumarsan (2010 : 104) Perencanaan berarti penyusunan suatu program kegiatan yang cukup menyeluruh yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan. Perencanaan perusahaan yang efektif hanya dapat dilakukan berdasarkan fakta dan analisis. Berpikir secara berkesinambungan, imajinasi, kemampuan memperhitungkan sebab dan akibat serta kemampuan memandang kemasa depan merupakan hal-hal yang sangat diperlukan dalam perencanaan.

Dengan disusunnya perencanaan, maka manfaat yang akan diperoleh perusahaan adalah:

1. Perencanaan dapat menetapkan kegiatan di masa yang akan datang dengan membandingkannya dengan masa yang lalu.

2. Perencanaan dapat memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi yang jauh lebih lagi.

(35)

27

Menurut Ikhsan dan Dharmanegara (2010 : 52). Dalam merencanakan biaya operasional perlu memperhatikan faktor-faktor berikut ini:

a. Pengetahuan tentang tujuan dan kebijaksanaan umum perusahaan. b. Informasi mengenai data-data tahun yang lalu.

c. Kemungkinan perkembangan kondisi ekonomi.

Anggaran merupakan penjabaran dari fungsi perencanaan yang akan memberikan manajemen proyeksi yang dapat dipercaya mengenai hasil-hasil dari rencana yang dilaksanakan. Seluruh biaya operasional yang terjadi dalam pelaksanaan kegiatan operasional dihadapkan dengan anggaran untuk mengetahui diambil tindakan perbaikan dengan tujuan untuk meminimalisir biaya-biaya yang dapat merugikan perusahaan.

Pada dasarnya anggaran disusun melalui analisa yang cermat dan teliti berdasarkan data periode tahun yang lalu, sehingga mencerminkan tindakan terperinci untuk digunakan sebagai pedoman dalam menjalankan kegiatan perusahaan di masa mendatang dan juga sebagai dasar untuk melakukan penilaian.

Dalam menyusun anggaran, perusahaan harus yakin akan kemampuannya mengendalikan berbagai relevan variabel untuk mencapai tujuan, mampu melaksanakan sistem manajemen ilmiah, mampu berkomunikasi secara efektif dan dapat memberikan motivasi kepada anggaran serta mendorong adanya sikap partisipasi.

(36)

28

sendiri, pimpinan dapat mendelegasikannya kepada bawahan yang berkompeten. Tetapi pada dasarnya, pimpinan tetap harus mengawasi dan membimbing bawahannya dalam menetapkan biaya operasional tersebut.

C. PERENCANAAN BIAYA OPERASIONAL PERUSAHAAN

Pada PT. PLN (Persero) Cabang Medan, untuk melaksanakan kegiatan operasionalnya, terlebih dahulu melakukan perencanaan terhadap biaya yang mungkin terjadi di lapangan yang ditujukan pada masing-masing bagian yang akan menggunakan biaya tersebut. Penyusunan perencanaan ini dipimpin oleh Manajer dan Tim RKA (Rencana Kerja Anggaran).

Perencanaan ini dimulai dengan mengambil keputusan apa yang disajikan dan dibutuhkan oleh tiap bagian dalam perusahaan yang dilakukan dengan mengumpulkan data-data perusahaan mengenai situasi dan kondisi di masa yang akan datang dengan melihat hasil operasional lalu.

Kemudian rencana tersebut dilanjutkan dengan pembuatan anggaran biaya operasi untuk satu periode akuntansi yang dilaksanakan oleh bagian keuangan dan pembukuan untuk kemudian disahkan oleh Manajer. Selanjutnya, rencana tersebut diajukan ke PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara untuk dapat disetujui oleh Kepala Wilayah dalam hal ini General Manajer. Biaya yang telah disetujui tersebut merupakan besarnya biaya yang dialokasikan perusahaan sebagai pedoman kinerja perusahaan.

Dalam merencanakan beban operasional PT PLN (Persero) Cabang Medan telah memperhatikan faktor-faktor berikut ini:

(37)

29

b. Informasi mengenai data-data tahun yang lalu c. Kemungkinan perkembangan kondisi ekonomi

d. Pengetahuan tentang teknik, strategi pesaing dan gerak-gerak pesaing e. Kemungkinan adanya perubahan kebijaksanaan pemerintah.

f. Penelitian untuk pengembangan perusahaan.

(38)

30 Tabel 3.1

Contoh

BIAYA OPERASIONAL PT. PLN (PERERO) AREA MEDAN PERIODE I TANGGAL 01 MEI S/D 07 MEI 2015

02-05-2015 Penerimaan Droping untuk Petty Cash Periode I

Rp. - Rp 2.500.000 Rp.

SALDO AKHIR BANK Rp. - Rp - Rp. -

SALDO AWAL KAS

1 03-05-2015 Droping dari ATM u/ Petty Cash Periode I Mei 2015

Rp. 2.500.000 Rp. - Rp. 2.500.000

3 04-05-2015 Pembayaran Retribusi Sampah Mei 2015

Rp. 130.000 Rp. 2.309.000

4 05-05-2015 Pembayaran Konsumsi Bulan Mei 2015

Rp. - Rp. 1.644.000 Rp. 665.000

5 05-05-2015 Pembelian ATK Bulan Mei 2015

Rp. - Rp. 565.000 Rp. 100.000

7 06-05-2015 Pembayaran BBM Bulan April 2015

Rp. - Rp. 100.000 Rp. -

Rp. 2.500.000 Rp. 2.500.000 Rp. -

Sumber : PT. PLN (Persero) Cabang Medan, 2015

(39)

31

untuk biaya operasional, diantaranya seperti pada tanggal 04 mei 2015 dilakukan pembayaran untuk perbaikan perlengkapan kantor sebesar Rp.61.000, dan pembayaran untuk retribusi sampah sebesar Rp.130.000. Pada tanggal 05 mei 2015 dilakukan pembayaran konsumsi sebesar Rp.1.644.000, dan pembelian ATK sebesar Rp.565.000. Pada tanggal 07 mei 2015 dilakukan pembayaran untuk BBM sebesar Rp.100.000, dengan total keseluruhan beban biaya operasional sebesar Rp.2.500.000, sesuai dengan anggaran yang di realisasikan dari pusat.

Gambar 3.1

PROSES PERENCANAAN BIAYA OPERASIONAL PADA PT.PLN(Persero)

Sumber : PT. PLN (Persero) Cabang Medan, 2015 MANAGER CABANG

MEDAN

PT.PLN (Persero)

Wilayah Sumatera Utara

Tim RKAP

(40)

32

D. PENGAWASAN BIAYA OPERASIONAL

Pengawasan merupakan kegiatan penilaian dan perbaikan mengenai sejauh mana pelaksanaan rencana telah dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan. Melalui pengawasan, perusahaan dapat menghindari kemungkinan kegagalan yang terjadi dan mendorong keberhasilan terhadap kinerja perusahaan serta membandingkannya dengan standard kerja.

Nafarin (2013 : 30) “Pengawasan adalah segala usaha dan kegiatan yang

dilakukan untuk mengetahui dan menilai apakah pelaksanaan tugas sesuai dengan yang sebenarnya. Pengawasan mencakup upaya memeriksa apakah semua yang terjadi sesuai dengan rencana yang ditetapkan, perintah yang dikeluarkan dan prinsip yang dianut juga dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan dan kesalahan agar dapat dihindari kejadian di kemudian hari”.

Dari defenisi tersebut, pengawasan dapat diartikan sebagai suatu proses penetapan pekerjaan, menilai dan mengoreksi dengan maksud agar pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana.

Dharmanegara, (2010 : 48)menjelaskan penggunaan pengawasan sebagai berikut :

1) Pengawasan digunakan untuk membuat standar prestasi yang dimaksudkan untuk menaikkan efisien dan menekan biaya.

2) Pengawasan digunakan untuk membuat standar kualitas untuk menjamin kualitas yang diinginkan langganan.

(41)

33

Beberapa sifat pengawasan yang efektif sebagai berikut:

a. Pengawasan harus dipahami sifat dan kegunaannya. Oleh karena itu harus dikomunikasikan.

b. Pengawasan harus mengikuti pola yang dianut c. Pengawasan harus dapat mengidentifikasi masalah. d. Pengawasan harus fleksibel.

e. Pengawasan harus ekonomis.

Menurut Nafarin (2013 : 30) Pengawasan yang lebih efektif lagi adalah adanya komitmen yang besar dikalangan pimpinan terhadap perusahaan. Artinya, pimpinanlah yang pertama-tama memberikan teladan, menunjukkan kebersihan dirinya jauh dari penyelewengan-penyelewengan atas peraturan yang dibuatnya baru kemudian bawahannya.

Pengawasan biaya operasional diperlukan untuk membandingkan kegiatan operasional dan prestasi yang dicapai dengan rencana yang telah ditetapkan, sehingga dapat diketahui efisiensidan efektivitas biaya operasional serta kinerja perusahaan.

Sistem pengawasan yang paling efektif digunakan oleh suatu perusahaan adalah melalui sistem pengawasan intern atau disebut juga struktur pengendalian intern.

Pengendalian intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personal lain entitas di desain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan berikut ini:

a. Keandalan laporan keuangan

(42)

34

c. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

Menurut Sumarsan (2010 : 105) Pengawasan biaya operasional dapat dilaksanakan oleh satuan pengawasan intern perusahaan dengan dua aspek, yaitu:

1. Pengawasan Operasional

Pengawasan operasional merupakan pengawasan yang dilakukan pimpinan melalui kegiatan (operasi) perusahaan. Tetapi dengan berkembangnya perusahaan apabila sasaran hndak dicapai, pengawasan operasional tidak dapat dipertahankan karena hal tersebut merupakan pemborosan dan kurang efisien, maka pengawasan operasional sebaiknya ditambah dengan pengawasan akuntansi.

2. Pengawasan Akuntansi

Pengawasan akuntansi merupakan pengawasan yang dilakukan melalui prosedur akuntansi dan pencatatan-pencatatan yang sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK), sebab sasaran pokok tertuju pada pengelompokkan biaya. Pengawasan akuntansi bertujuan untuk menciptakan suatu sistem pencatatan yang dapat mengembangkan pertanggungjawaban biaya-biaya arus pekerjaan, serta memberikan laporan singkat tentang hal-hal yang berkaitan dengan pengawasan dan laporan statistik untuk mengetahui perkembangan orang-orang yang bertanggung jawab atas biaya, apakah mereka melaksanakan tugasnya sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan atau tidak.

(43)

35

mendapatkan pengawasan yang baik terhadap biaya operasional perlu diperhatikan hal-hal berikut :

a. Biaya yang dikeluarkan harus disetujui oleh pihak yang berwenang dan biaya tersebut memang benar-benar diperlukan.

b. Biaya yang terjadi merupakan tanggung jawab pengawasan yang memberi wewenang.

E. PENGAWASAN BIAYA OPERASIONAL PERUSAHAAN

Untuk mendapatkan pengawasan yang baik terhadap biaya operasional PT PLN (Persero) Cabang Medan telah memperhatikan hal-hal berikut ini:

a. Biaya yang dikeluarkan harus disetujui oleh pihak yang berwenang dan biaya tersebut memang benar-benar diperlukan.

b. Biaya yang terjadi merupakan tanggung jawab pengawasan yang memberi wewenang.

(44)

36 Gambar 3.2

Proses Pengawasan Biaya Operasional

Sumber : PT. PLN (Persero) Cabang Medan, 2015

F. PENYIMPANGAN BIAYA OPERASIONAL

Penyimpangan (varians) merupakan suatu sinyal. Varians yang besar baik menguntungkan maupun tidak menguntungkan sebaiknya diinvestigasi dan dianalisis. Suatu varians dapat disebabkan oleh kejadian acak yang tidak diharapkan akan terulang kembali, atau oleh masalah sistematis yang dapat diperbaiki.

Analisa varians melibatkan penggunaan hubungan antara dua variabel yang masing-masing terdiri dari rangkaian data untuk memantau sebab-sebab terjadinya penyimpangan. Analisa varians digunakan secara luas dalam laporan

TIM RKAP

(Rencana Kerja Anggaran Perusahaan)

PT.PLN Persero Cabang Medan

PT. PLN Persero Wilayah Sumatra Utara

(45)

37

keuangan dan sering diaplikasikan apabila terdapat penyimpangan antara realisasi tahun lalu, serta penyimpangan antara realisasi dengan anggaran, dimana anggaran diperlakukan sebagai dasar perbandingan.

Penyimpangan biaya operasional dapat diartikan sebagai perbedaan yang diperoleh dari perbandingan antara perencanaan anggaran dengan realisasi biaya operasional yang terjadi. Penyimpangan tersebut dapat terjadi dalam dua kemungkinan, yaitu :

a. Penyimpangan yang menguntungkan (Farorable Variance)

Penyimpangan yang menguntungkan terjadi apabila perencanaan biaya lebih besar dibandingkan dengan realisasinya.

b. Penyimpangan yang tidak menguntungkan (Unfavorable Variance) Penyimpangan yang tidak menguntungkan terjadi apabila realisasi biaya lebih besar dibandingkan dengan perencanaanya.

Tabel 3.2

Biaya Operasional PT PLN (Persero) 2012-2015 (dalam jutaan rupiah)

Beban Usaha 2015 2014 2013 2012

Bahan bakar dan pelumas 107.782.838 65.559.977 63.401.080 37.355.450 Pembelian tenaga listrik 20.742.905 16.946.723 14.845.421 13.598.167

Pemeliharaan 7.619.854 7.269.142 6.629.065 6.511.004

Kepegawaian 8.344.224 7.064.316 6.719.746 5.508.067

Penyusutan aktiva tetap 11.372.849 10.716.237 10.150.985 9.722.315

Lain – lain 4.735.081 3.949.560 3.481.853 3.328.598

Jumlah Beban Usaha 160.597.751 111.505.955 105.228.150 76.023.601 Sumber : PT. PLN (Persero) Cabang Medan, 2015

(46)

38

(47)

39

G. PENYIMPANGAN BIAYA OPERASIONAL PERUSAHAAN Tabel 3.3

LAPORAN ANGGARAN BIAYA OPERASIONAL DAN REALISASI TAHUN 2015

Sumber : PT. PLN (Persero) Cabang Medan, 2015

Penyimpangan-penyimpangan biaya operasional yang terjadi pada PT PLN (Persero) Cabang Medan adalah sebagai berikut :

a. Biaya pemeliharaan berupa Pemakaian Material dianggarkan sebesar Rp. 18.976.786.332, realisasinya sebesar Rp. 18.776.896.816, dengan selisih sebesar Rp. 199.889.526.

b. Biaya Pemeliharaan berupa Jasa Borongan dianggarkan sebesar Rp. 23.581.860.574, realisasinya sebesar Rp. 23.781.880.974, dengan

selisih sebesar Rp. 200.020.400.

Dari perbandingan antara anggaran dengan realisasi di atas, dapat dilihat bahwa dari biaya pemeliharaan berupa jasa material dapat diperoleh keuntungan sebesar Rp. 199.889.516. Ini semua tidak lepas dari campur tangan tim RKAP yang telah melakukan survey sebelum pengajuan anggaran dilakukan sehingga dapat diperoleh keuntungan terhadap anggaran pada biaya pemeliharaan berupa jasa material.

Dari biaya pemeliharaan berupa jasa borongan dapat diperoleh kerugian sebesar Rp. 200.020.400. Pada sektor ini kerugian yang didapat sudah diperkirakan terlebih dahulu oleh tim RKAP oleh karenanya dana yang berlebih

(48)

40

pada anggaran sebelumnya dapat menutupi kekurangan pada biaya pemeliharaan. Sedangkan dari biaya administrasi dapat diperoleh keuntungan sebesar Rp. 54.787.642.

(49)

41 BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, baik yang bersifat teoritis maupun dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan PT PLN (Persero) Cabang Medan, maka dapat diambil kesimpulan:

1. Perencanaan biaya operasional pada PT PLN (Persero) Cabang Medan telah dilakukan dengan baik yang dalam penyusunannya melibatkan Manajer Cabang dan Tim RKA (Rencana Kerja Anggaran), dimana anggaran tersebut disusun untuk satu periode akuntansi.

2. Dalam pengawasan biaya operasional PT PLN (Persero) Cabang Medan melakukan pengawasan melalui prosedur serta catatan yang berkaitan dengan catatan finansial. Hal ini terlihat dengan adanya penurunan yang dialami oleh biaya operasional dibandingkan anggarannya.

3. Penyimpangan yang terjadi antara realisasi dengan anggaran kemungkinan disebabkan karena kurangnya ketidaksiapan manajemen untuk menghadapi perubahan yang terjadi dilapangan atau terdapatnya pengawasan yang kurang memadai terhadap biaya yang ada.

(50)

42

5. Penyusunan perencanaan dan pengawasan biaya operasional yang dilakukan PT PLN (Persero) Cabang Medan telah berjalan dengan efektif dan efisien.

B. Saran

Dalam hal ini, diberikan saran yang mungkin akan bermanfaat bagi kepentingan perusahaan dimasa yang akan datang, yaitu :

1. Mengingat pentingnya perencanaan dan pengawasan biaya operasional dalam aktivitas perusahaan, maka disarankan agar perusahaan dapat benar-benar menerapkannya dengan sebaik-baiknya.

2. Perencanaan dan pengawasan biaya operasional telah berjalan dengan baik, maka dari itu sebaiknya perusahaan harus dapat mempertahankannya dan lebih meningkatkannya lagi.

(51)

43

DAFTAR PUSTAKA

Arfan Ikhsan dan Ida Bagus Agung Dharmanegara 2010. Akuntansi dan Manajemen Keuangan, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Ida Bagus Agung Dharmanegara 2010. Penganggaran Perusahaan, Cetakan Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta

M. Nafarin 2013. Penganggaran Perusahaan. Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Ngurah Adnyana 2013. Catatn Perubahan di Pabrik Setrum Negara, Edisi

Pertama, PT.PLN (Persero) Jakarta.

Nova Perwira Yuda, Endang Winarsi Sriyanto, Achmad Choiruman Mudi Cahyo, Kurniasih Tri Buana 2010. Praktikum Penganggaran Bisnis, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta

Gambar

GAMBAR 2.1 STRUKTUR ORGANISASI
Tabel 3.1 Contoh
Gambar 3.1 PROSES PERENCANAAN BIAYA OPERASIONAL PADA
Gambar 3.2 Proses Pengawasan Biaya Operasional
+2

Referensi

Dokumen terkait

Panas pada mesin mobil yang menggunakan sistem Transmisi Automatic jauh Lebih panas dibanding mobil yang menggunakan system transmisi manual, untuk itu diperlukan sebuah komponen

4 Menjelaskan tata cara membaca pengumuman 4 5 Menyebutkan pengertian pengumuman formal 5 6 Menyontohkan bentuk pengumuman non formal 6 7 Menunjukkan cara menulis tanggal surat 7

Mempersilahkan mahasiswa mempresentasikan gejala psikologis yang akan dibuat alat ukurnya, teori yang mendasarinya, serta jenis alat ukur yang akan dibuat1. Mendampingi

Pertemuan 3 (150 menit) Kring, Davison, Neale, Johnson. Memahami gangguan- gangguan yang terjadi pada masa dewasa akhir. 15) Aging Studi

The image coordinate system origin is then the centre of the grid cell whose inside corner is the anchorDefinition grid point recorded for that image, with this corner at position

The main contribution of this paper is, therefore, the solution of the relative orientation of the push-broom images with the 3D-affine model using VCPs and also the

SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Formulir. RKPA - SKPD 2.2 TAHUN

MGMP DAN TIM PENGEMBANG KURIKULUM KANWIL KEMENTERIAN AGAMA. PROVINSI