• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perencanaan Dan Pengawasan Beban Operasional Pada PT. Pln (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perencanaan Dan Pengawasan Beban Operasional Pada PT. Pln (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BEBAN OPERASIONAL PADA PT. PLN (Persero) WILAYAH SUMATERA

UTARA AREA MEDAN

OLEH

RAHMAD DARMAWAN 122102131

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah

memberikan kesehatan jasmani dan rohani, serta kesabaran hati sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas akhir ini. Dan tak lupa shalawat beriring salam penulis hadiahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW yang telah

membawa kita dari alam yang gelap gulita ke alam yang terang benderang seperti yang kita rasakan saat ini.

Pembuatan serta penulisan tugas akhir ini tidak akan terlaksana dengan baik tanpa adanya bantuan dan dukungan baik material maupun spiritual dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

kasih yang sedalam-dalamnya kepada kedua orang tua tercinta, Ayahanda Djatmiko dan Ibunda Titin Sumarni dalam mencurahkan cinta dan kasih, doa dan

semangat serta dukungan baik material dan spiritual.

Penulis menyadari sepenuhnya tanpa bimbingan dan petunjuk dari dosen pembimbing dan pihak lain, maka sulit bagi penulis dapat menyelesaikan tugas

akhir ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada :

(5)

2. Bapak Fahmi Natigor Nasution SE, M.Acc, AK selaku Pembantu Dekan I dan

sekaligus sebagai supervisi magang mahasiswa Program Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak, selaku Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Nurzaimah, MM, Ak, selaku Dosen pembimbing penulis yang telah

meluangkan waktu untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

5. Kepada semua dosen dan staf pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah banyak membantu penulis selama menjalani masa perkuliahan.

6. Bapak Pimpinan PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan yang telah memberikan izin kepada penulis untuk mengadakan riset serta ibu Aisha Yurika dan ibu Sri dan seluruh staf dan pegawai yang telah banyak

membantu penulis untuk mendapatkan data-data yang diperlukan.

7. Teristimewa kepada ayahanda tercinta Drs. Djatmiko dan ibunda tercinta Titin

Sumarni serta kak Ema, mas Arif, mas Edi dan kak Titin yang telah memberikan semangat dan doanya kepada penulis.

8. Wanita yang selalu ada dan banyak memberikan support untuk menyelesaikan

tugas akhir ini Nurrahmadayeni.

9. Teman-teman penulis yang banyak memberikan masukan, motivasi serta

(6)

Akuntansi Grup C serta abang dan kakak senior, terima kasih dukungannya

sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna

dikarenakan adanya keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis, karena itu penulis memohon maaf atas segala kesalahan dan hal-hal yang kurang berkenan di hati pembaca. Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi

sempurnanya tugas akhir ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat memberikan

manfaat bagi para pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.

Medan, Juli 2015

Penulis

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I: PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

1. Tujuan Penelitian ... 5

2. Manfaat Penelitian ... 5

D. Rencana Penulisan ... 6

1. Jadwal Penelitian dan Tugas Akhir ... 6

(8)

BAB II: PT PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA

MEDAN ... 9

A. Sejarah Ringkas Perusahaan... 9

B. Struktur Organisasi ... 16

C. Job Description ... 19

D. Jaringan Usaha... 28

E. Kinerja Usaha Terkini ... 29

F. Rencana Usaha ... 29

BAB III: PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BEBAN OPERASIONAL PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN ... 30

A. Klarifikasi Beban Operasional ... 30

B. Perencanaan Beban Operasional ... 31

C. Perencanaan Beban Operasional Perusahaan ... 35

D. Pengawasan Beban Operasional ... 37

E. Pengawasan Beban Operasional Perusahaan ... 40

F. Variance Beban Operasional ... 41

(9)

BAB IV: KESIMPULAN DAN SARAN ... 44

A. Kesimpulan ... 44

B. Saran ... 45

DAFTAR PUSTAKA ... 46

(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul

Halaman

(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul

Halaman

II.1 Struktur Organisasi PT PLN (Persero) Wilayah

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul

Halaman

III.1 Surat Riset di PT PLN (Persero) Wilayah

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam menjalankan aktivitasnya, setiap perusahaan memiliki tujuan

dan sasaran yang hendak dicapai. Tujuan perusahaan bukan hanya untuk memperoleh laba maksimal dengan pengorbanan tertentu untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan namun lebih

mengedepankan untuk memaksimalkan nilai perusahaan.

Masalah yang sering dihadapi oleh perusahaan adalah bagaimana

perusahaan dapat beroperasi seefisien mungkin, sehingga dapat mencapai keuntungan yang maksimal. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan tersebut maka diperlukan perencanaan dan pengawasan yang baik. Perencanaan dan

pengawasan tersebut harus disusun secara teliti, penuh pertimbangan, serta disesuaikan dengan kondisi dan perkembangan perusahaan pada saat itu.

Perencanaan dan pengawasan kegiatan yang dilaksanakan suatau perusahaan harus memadai dengan besarnya perusahaan tersebut. Kegiatan-kegiatan dalam perusahaan semacam ini merupakan Kegiatan-kegiatan yang saling

berkaitan antara satu dengan yang lain. Sehingga rencana kegiatan yang satu akan selaras dengan yang lainnya. Kegagalan pelaksanaan salah satu kegiatan

(14)

Dari pernyataan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa sebelum

perusahaan melakukan operasinya, pimpinan perusahaan tersebut harus terlebih dahulu merumuskan kegiatan-kegiatan apa yang akan dilakukan dan

hasil apa dicapai di masa yang akan datang, serta bagaimana melaksanakannya. Sehingga dengan adanya rencana tersebut, maka aktivitas akan dapat terlaksana dengan baik. Dengan demikian, perencanaan dan

pengawasan pelaksanaan kegiatan dalam perusahaan harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Perencanaan dianggap sebagai suatu kumpulan keputusan yang mencakup hal-hal yang berhubungan dengan keadaan di masa yang akan dating. Oleh karena itu, perencanaan harus mempunyai kemampuan

melakukan pilihan-pilihan terbaik yang dapat dilaksanakan untuk menghindari kegagalan.

Perencanaan selalu diikuti dengan pengawasan.Pengawasan berarti

mendeterminasi apa yang telah dilaksanakan dengan maksud mengevaluasi prestasi kerja, apakah dapat ditemukan efesiensi atau apakah para manager

pelaksana telah bekerja dengan baik dalam mengelola perusahaan serta menerapkan tindakan-tindakan korektif sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan rencana. Pengawasan juga dimaksudkan untuk menilai sampai sejauh

mana prinsip efisiensi telah tercapai dalam melaksanakan kegiatan serta meningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja. Dengan demikian, tujuan

(15)

memperbaiki kesalahan, sehingga menjamin tercapainya tujuan-tujuan

perusahaan.

Cara yang dilakukan dalam pengawasan yaitu membandingkan segala

sesuatu yang telah dijalankan dengan standard atau rencananya, serta melakukan perbaikan-perbaikan bilamana terjadinya penyimpangan.Jadi, dengan pengawasan dapat mengukur seberapa jauh hasil yang telah dicapai

sesuai dengan apa yang direncanakan.

Pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan, untuk

melaksanakan kegiatan operasionalnya terlebih dahulu melakukan perencanaan terhadap beban yang mungkin terjadi di lapangan yang ditujukan pada masing-masing bagian yang akan menggunakan beban tersebut.

Perencanaan ini dimulai dengan mengambil keputusan apa yang disajikan dan dibutuhkan oleh tiap bagian dalam perusahaan yang dilakukan dengan mengumpulkan data-data perusahaan mengenai situasi dan kondisi di masa

yang akan datang dengan melihat hasil operasional tahun lalu.

Pengawasan terhadap beban operasional diperlukan agar perencanaan

yang telah disusun dan dijalankan oleh tiap-tiap bagian perusahaan pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan sesuai dengan yang

diharapkan, serta dapat membandingkan kegiatan operasional dan prestasi yang dicapai dengan rencana yang telah ditetapkan apakah dapat ditemukan efisiensi beban operasional dan kinerja perusahaan.

(16)

Medan. Analisa terhadap penyimpangan harus dilakukan, karena tidak ada

gunanya mengetahui adanya suatu keadaan yang kurang baik tanpa melakukan tindakan perbaikan terhadap keadaan tersebut. Namun demikian, hal-hal yang

telah sesuai dengan anggaran juga harus tetap diwaspadai terhadap adanya kemungkinan kesesuaian yang disengaja untuk menutupi kesalahan yang sebenarnya terjadi.

PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan menggunakan anggaran dimana pada awal periode ditentukan jenis anggaran beban

operasional untuk setiap jenis beban yang kemudian didistribusikan untuk setiap jenis bagian yang fungsional. Dalam hal ini, PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan melakukan pengawasan melalui prosedur serta

catatan yang berkaitan dengan pengamanan harta kekayaan dan catatan-catatan finansial lainnya.Kadang kala terjadi selisih atau salah pencatatan-catatan

transaksi yang menyebabkan terjadinya penyimpangan beban operasional.

Bertitik tolak dari uraian diatas nyatalah terlihat betapa pentingnya perencanaan dan pengawasan dalam suatu perusahaan.Hal ini mendorong

penulis tertarik untuk memilih topik tugas akhir dengan judul :

(17)

B. Perumusan Masalah

Sebelum diadakan analisa terhadap data-data yang diperoleh melalui perosedur-prosedur ilmiah agar menghasilkan pembahasan yang lebih fokus,

terarah, dan sistematis sesuai dengan judul tugas akhir ini, maka terlebih dahulu akan dirumuskan masalah yang akan dibahas dalam tugas akhir ini, yaitu : “Apakah penyusunan perencanaan dan pengawasan beban operasional

yang dilakukan PT PLN ( Persero ) Wilayah Sumatera Utara Area Medan berjalan dengan baik dan efisien ?”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian

Berdasarkan dengan pokok permasalahan yang telah dikemukakan diatas maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :

a) Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai perencanaan dan pengawasan beban operasional yang diterapkan pada perusahaan.

b) Untuk mengetahui apakah perencanaan dan pengawasan beban operasional yang dilakukan dapat meningkatkan efisiensi perusahaan. c) Untuk mengetahui apakah perencanaan dan pengawasan beban

operasional telah dilakukan dengan efektif pada perusahaan.

2. Manfaat penelitian

Adapun manfaat uang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini

(18)

a) Bagi penulis dapat menambah pengetahuan tentang perusahaan dan

aktivitasnya secara kongkret.

b) Bagi perusahaan dapat digunakan bahan pertimbangan dalam

mengambil keputusan untuk perencanaan serta pengawasan terhadap beban operasional perusahaan pada masa yang akan datang sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan guna

mendukung kemajuan perusahaan.

c) Bagi pembaca dapat berguna sebagai bahan pembanding dan informasi

bagi pihak lain yang berkepentingan dalam melakukan penelitian pada masa yang akan datang.

D. Rencana Penulisan

1. Jadwal Penelitian dan Tugas Akhir

Pelaksanaan dilakukan di PT. PLN (persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan. Berikut ini akan diuraikan :

Tabel 1.1

Jadwal Penelitian dan Tugas Akhir

NO KEGIATAN APRIL 2015 MEI 2015

1 2 3 4 1 2 3 4

1 Mengurus SKS bersih.

2 Mengajukan surat

permohonan judul. 3 Mengurus surat riset

4 Mengantar surat izin risat ke perusahaan

(19)

NO KEGIATAN APRIL 2015 MEI 2015 organisasi, dan uraian tugas.

Pembahasan dalam tugas akhir ini menyangkut bagaimana perencanaan dan pengawasan terhadap beban operasional yang terjadi pada

perusahaan yang diteliti. Guna mengarahkan pada tujuan penulisan tugas akhir ini, maka penulis memaparkan sistematika pembahasan yang terbagi menjadi

empat bab, dimana masing-masing bab terdiri dari :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini merupakan pengantar dari penulisan yang mencakup apa yang menjadi alasan pemilihan judul, latar belakang masalah,

perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode

penelitian, dan rencana penulisan.

(20)

Pada bab ini penulis memaparkan tentang gambaran umum

perusahaan yang meliputi sejarah ringkas, struktur organisasi perusahaan, job description, jaringan usaha, kinerja usaha

terkini, dan rencana usaha.

BAB III : PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BEBAN OPERASIONAL PADA PT. PLN ( PERSERO ) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN

Pada bab ini penulis akan menganalisa data yang diperoleh dari

penelitian berupa klasifikasi beban operasional, perencanaan beban operasional, perencanaan bebab operasional perusahaan, pengawasn beban operasional, pengawasan beban operasional

perusahaan, variance beban operasional, dan beban variance beban operasional. Berdasarkan teori yang ada serta

mengevaluasi hasil analisa yang diuraikan.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini, penulis mencoba menyimpulkan hasil penelitian yang didapat dengan menganalisa data yang tersedia serta

(21)

BAB II

PT PLN ( Persero ) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN

A. Sejarah Ringkas Perusahaan

Listrik mulai dikenal di Indonesia pada akhir abad ke-19 yaitu pada

masa Pemerintahan Hindia Belanda. Pada saat itu penyediaan tenaga listrik di negara kita dikelola oleh beberapa perusahaan salah satunya adalah NV OGEM (Overzeese Gase dan Electritiest Maathappy ) yang berpusat di

negara Belanda, sedangkan di Indonesia berpusat di Jakarta. Sejarah kelistrikan di Indonesia dimulai pada tahun 1893 di daerah Batavia atau

Jakarta sekarang.

Tiga puluh tahun kemudian (1923) listrik mulai ada di Medan. Sentralnya dibangun di pertapakan kantor PLN cabang Medan yang sekarang

di jalan listrik no 12 Medan, dibangun oleh NV NIGEM/OGEM, yaitu salah satu perusahaan swasta Belanda. Kemudian menyusul pembangunan listrik di

tanjung Pura dan pangkalan brandan 1924, Tebing Tinggi 1927, Sibolga, Berastagi, dan Tarutung 1929, Tanjung Balai 1931, Labuhan Bilik 1936, dan Tanjung Tiram 1937. Pada masa penjajahan Jepang, perusahaan listrik berada

ditangan Jepang dengan mendatangkan tenaga ahli dari Jepang, tetapi Jepang hanya mengambil alih pengelolaan listrik milik swasta Belanda tanpa

(22)

yang disesuaikan dengan struktur organisasi pemerintahan Jepang pada saat

itu.

Sejak proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945

dikumandangkan maka kesatuan aksi karyawan listrik di seluruh penjuru tanah air mengambil alih Perusahaan Listrik swasta Belanda dari tangan tentara Jepang. Pengambil alihan itu selesai bulan oktober 1945 dan diserahkan pada

pemerintah Republik Indonesia dalam hal ini Departemen Pekerjaan Umum. Mengenang peristiwa ambil alih itu maka tanggal 27 oktober ditetapkan

sebagai hari listrik nasional. Sejak tahun 1955 di Medan berdiri perusahaan listrik distribusi cabang Sumatera Utara yang mula-mula dikepalai oleh R. Sukarno (merangkap Kepala di Aceh).

Kantornya berlokasi di jalan Batu Gingging (sekarang menjadi gudang PLN), setelah BPU PLN berdiri dengan SK Menteri No. 16/120 tanggal 20 Mei 1961, maka organisasi kelistrikan di rubah, Sumatera Utara, Aceh,

Sumatera Barat, dan Riau menjadi PLN Eksploitasi II dipimpin oleh Ir Dudung Yachyasumitra. Pada tahun 1965 BPU PLN dibubarkan dengan

peraturan Menteri No. 1/PRT/65 ditetapkan daerah pembagian kerja PLN menjadi 15 kesatuan daerah eksploitasi Sumatera Utara yang juga disebut daerah eksploitasi I yang dipimpin oleh Ir Dudung Yachyasumitra, Aceh

menjadi eksploitasi XIII, Sumatera Barat dan Riau menjadi eksploitasi XIV. Pada tanggal 12 April 1969 dengan SK Menteri PU & T No. 57/Kpts/1969

(23)

Darmono dan PLN waktu itu dibagi menjadi 14 Eksploitasi dan 4 PLN

Pembangunan.

Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1972 mempertegas kedudukan

PLN sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara dengan hak dan wewenang dan tanggung jawab membangkitkan, menyalurkan, dan mendistribusikan tenaga listrik di seluruh Indonesia, kemudian disusul dengan keputusan

menteri PUTL No. 01/PRT/73 untuk menetapkan perubahan PLN dari Perusahaan Umum Listrik Negara sebagai satu-satunya Perusahaan Negara

yang dibentuk Pemerintah untuk membangkitkan, menyalurkan, dan mendistribusikan tenaga listrik di seluruh Indonesia. Dalam SK Menteri tersebut ditetapkan pula pembagian kerja PLN menjadi 14 Eksploitasi, 4

daerah distribusi dan 3 daerah pembangkitan dan sejak itu PLN Eksploitasi I Sumatera Utara diganti menjadi PLN Eksploitasi Sumatera Utara. Menyusul Peraturan Menteri PUTL No. 013/PRT/75 yang merubah PLN Eksploitasi

PROLIS yang diasuh oleh Direksi, sementara Organisasi Direksi PLN pun mengalami perubahan pula. PLN Eksploitasi II menjadi PLN Wilayah II

Sumatrera Utara, PLN Pembangunan VIII kemudian menjadi PLN Pembangunan I dan berubah menjadi Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan Sumatera Utara, kemudian terjadi perubahan nama menjadi PT. PLN (Persero)

Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan Sumatera Utara, Aceh dan Riau (PIKITRING SUAR) sesuai dengan surat keputusan No. 032/K/DIR/2006

(24)

1. Visi, Misi, Motto, Nilai-nilai Perusahaan dan Makna Logo

1. Visi

Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh

kembang, unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani.

2. Misi

PT PLN (Persero) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN memiliki

beberapa misi yaitu :

a) Menjalankan bisnis kelistirikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang perusahaan.

b) Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.

c) Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.

d) Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

e) Membantu usaha-usaha melalui pelayanan listrik.

f) Memberikan penyediaan tenaga listrik serta pelayanan pada

pelanggan atau masyarakat.

g) Memberikan pelayanan yang baik terhadap masyarakat dalam pendistribusian tenaga listrik.

(25)

3. Motto

PT PLN (Persero) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN memiliki

motto “Listrik Untuk Kehidupan yang Lebih Baik”. Dengan motto tersebut PT

PLN (Persero) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN berharap

akan mencapai kesuksesan

dalam pelayanan dan pembangunan ketenagalistrikan.

4. Nilai - Nilai Perusahaan

Nilai - nilai pada PT PLN (Persero) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN adalah sebagai berikut:

a. Peka terhadap kebutuhan pelanggan, senantiasa berusaha untuk tetap

memberikan pelayanan yang dapat memuaskan kebutuhan pelanggan

secara cepat, tepat dan sesuai.

b. Menjunjung harkat dan martabat manusia dengan segala kelebihan dan

kekurangannya serta mengakui dan melindungi hak-hak asasi dalam

menjalankan bisnis.

c. Integritas, menjunjung tinggi nilai kejujuran, dan objektifitas dalam

pengelolaan bisnis.

d. Kualitas produk, meningkatkan kualitas dan keandalan produk secara

terus menerus dan, terukur serta menjaga kualitas lingkungan dalam

(26)

e. Peluang untuk maju, memberikan peluang yang sama dan

seluas-luasnya kepada setiap anggota perusahaan untuk berprestasi dan

menduduki posisi sesuai dengan kriteria dan kompetensi jabatan yang

ditentukan.

f. Inovatif, bersedia berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan sesama

anggota perusahaan, menumbuhkan rasa ingin tahu serta meghargai ide

dan karya inovatif.

g. Mengutamakan kepentingan perusahaan untuk mencegah terjadinya

benturan kepentingan.

h. Menjamin setup keputusan yang diambil ditujukan demi kepentingan

perusahaan.

i. Dalam pengambilan keputusan bisnis akan berorientasi pada upaya

meningkatkan nilai investasi pemegang saham.

j. Saling percaya, integritas dan peduli terhadap masyarakat.

5. Makna Logo PLN

Logo PLN

PT. PLN (Persero) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN

mempunyai logo sebagai identitas. Yang terdiri dari:

(27)

Merupakan bidang dasar bagi elemen-elemen lambang lainnya,

melambangkan bahwa PT PLN (Persero) merupakan wadah atau

organisasi yang terorganisir dengan sempurna. Berwarna kuning untuk

menggambarkan pencerahan, seperti yang diharapkan PLN bahwa listrik

mampu menciptakan pencerahan bagi kehidupan masyarakat. Kuning

juga melambangkan semangat yang menyala-nyala yang dimiliki tiap

insan yang berkarya di perusahaan ini.

Bidang Persegi Panjang Vertikal

2. Petir atau Kilat

Melambangkan tenaga listrik yang terkandung di dalamnya

sebagai produk jasa utama yang dihasilkan oleh perusahaan. Selain itu

petir pun mengartikan kerja cepat dan tepat para insan PT PLN (Persero)

dalam memberikan solusi terbaik bagi para pelanggannya. Warnanya

yang merah melambangkan kedewasaan PLN sebagai perusahaan listrik

pertama di Indonesia dan kedinamisan gerak laju perusahaan beserta

tiap insan perusahaan serta keberanian dalam menghadapi tantangan

(28)

Petir atau Kilat

3. Tiga Gelombang

Memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan oteh tiga

bidang usaha utama yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan,

penyaluran dan distribusi yang seiring sejalan dengan kerja keras para

insan PT PLN (Persero) guna memberikan layanan terbaik bagi

pelanggannya. Diberi warna biru untuk menampilkan kesan konstan

(sesuatu yang tetap) seperti halnya listrik yang tetap diperlukan dalam

kehidupan manusia. Di samping itu biru juga melambangkan keandalan

yang dimiliki insan-insan perusahaan dalam memberikan layanan terbaik

bagi para pelanggannya.

Tiga Gelombang

Logo tersebut menandakan bahwa perusahaan ini bergerak dalam

bidang penjualan dan penyediaan tenaga listrik serta pelayanan

terhadap pelanggan.

(29)

Setiap Perusahaan pasti memiliki struktur organisasi, struktur organisasi

sangat penting didalam perusahaan karena berfungsi sebagai landasan bagi seluruh

fungsi yang ada dalam organisasi untuk melaksanakan tugas,wewenang dan

tanggung jawab dari setiap fungsi.

PT PLN (Persero) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN

menganut struktur organisasi garis lurus staf (line staff organization) yang sesuai dengan kondisi perusahaan tersebut karena :

a) Pembagian tugas secara jelas dapat dibedakan

b) General manajer langsung memerintah dan memberikan petunjuk-petunjuk kepada kepala bagian untuk diteruskan kepada bawahannya yang sudah

ditentukan berdasarkan spesialisasi tugas.

Wewenang dari puncak pimpinan dilimpahkan sepenuhnya kepada

bawahannya dalam bidang pekerjaan sepanjang yang menyangkut bidang kerjanya.

PT PLN (Persero) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA

MEDAN dipimpin oleh seorang Manajer Area yang membawahi beberapa Asisten Manajer bagian yang terdiri dari :

1. Asisten Manajer Pelayanan dan Administrasi 2. Asisten Manajer Jaringan

3. Asisten Manajer Teransaksi dan Energi Listrik

Struktur organisasi PT PLN (Persero) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA

(30)
(31)

Gambar II.1

Struktur Organisasi PT PLN (Persero) WILAYAH SUMATERA UTARA

AREA MEDAN

Sumber : PT PLN (Persero) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN

C. Job Description

Adapun uraian tugas dari PT PLN ( Persero ) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN adalah:

1. Manajer Area

Rincian tugas pokokManajer Area PT PLN ( Persero ) Wilayah Sumatera Utara Area Medan adalah :

a. Melakukan kegiatan pengusahaan pembangkit (skala kecil) secara efisien, hemat energi, handal dan ramah lingkungan.

b. Mengusulkan Rencana Kerja dan Anggara Perusahaan (RKAP) Area

Medan.

c. Memastikan program Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP)

Area Medan, dilaksanakan sesuai penetapan direksi.

(32)

e. Menjamin pengelolaan kegiatan pengusahaan pembangkit,

pendistribusian, dan penjualan tenaga listrik dalam jumlah dan mutu yang yang baik dalam upaya peningkatan pelayanan pelanggan.

f. Mengelola sistem manajemen kinerja unit dan manajemen mutu termasuk menetapkan target kinerja unit-unit dibawah koordinasi, memonitoring dan mengendalikan pelaksanaannya.

g. Memastikan pelaksanaan kebijakan pokok pengembangan mekanisme niaga dan operasi yang telah di tetapkan direksi.

h. Menetapkan kebijakan strategis penyusunan dan pemantauan manajemen resiko Area Medan

i. Mengembangkan dan memelihara kompetensi anggota organisasi

j. Menetapkan laporan Manajemen Area Medan

2. Asisten Manajer (Asman) Jaringan

Rincian tugas Asisten Manajer (Asmen) Jaringan PT PLN (Persero)

Wilayah Sumatera Utara Area Medan adalah :

a. Menyusun Program Rencana Kerja (PRK) untuk kegiatan Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Distribusi.

b. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Distribusi, PDKB, serta PLTMH.

c. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan anggaran Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Distribusi sesuai SOP.

d. Melakukan analisis dan evaluasi kinerja Operasi dan Pemeliharaan

(33)

e. Melakukan monitoring dan evaluasi jinerja produksi distribusi dan

pelayanan teknik.

f. Mengkoordinasikan penyusunan dan pengendalian pelaksanaan SOP

untuk setiap jenis pekerjaan distribusi guna tercapainya zero accident.

3. Sub. Bagian Supervisor Operasi Distribusi

Rincian tugas pokok Sub. Bagian Supervisor Operasi DistribusiPT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan adalah:

a. Menyusun Program Rencana Kerja (PRK) Operasi.

b. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan Operasi Jaringan Distribusi

sesuai SOP.

c. Melaksanakan pemuktahiran data asset distribusi secara berkala. d. Melakukan pengendalian pengoprasian jaringan distribusi.

e. Mengendalikan dan memonitoring pelaksanaan operasional pelayanan teknik.

f. Mengkoordinasikan dengan Area, Rayon dan Instasi terkait dalam rangka operasi jaringan distribusi.

g. Mengevaluasi kinerja operasi.

4. Sub. Bagian Supervisor Pemeliharaan Distribusi

Rincian tugas Sub. Bagian Supervisor Pemeliharaan Distribusi PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan adalah:

(34)

b. Merencanakan dan mengevaluasi kegiatan pemeliharaan jaringan

distribusi sesuai SOP dan anggaran yang ditetapkan.

c. Merencanakan kebutuhan material operasi dan pemeliharaan untuk

meningkatkan keandalan dan keamanan jaringan distribusi termasuk PRK.

d. Melaksanakan koordinasi dengan Rayon dan bagian terkait dalam

pelaksanaan pemeliharaan jaringan distribusi.

e. Menyiapkan peralatan kerja untuk operasi dan pemeliharaan jaringan

distribusi.

5. Sub Bagian Supervisor PDKB

Rincian tugas pokok Sub Bagian Supervisor PDKBPT PLN (Persero)

Wilayah Sumatera Utara Area Medan adalah:

a. Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pekerjaan PDKB. b. Mengendalikan peleksanaan pekerjaan PDKB sesuai dengan SOP.

c. Mengusulkan Surat Perintah Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (SP2B) dan Surat Penunjukan Pengawas Pekerjaan Dalam Keadaan

Bertegangan (SP3B) kepada Kepala Operasi.

d. Melaksanakan inventarisasi dan mengusulkan peremajaan peralatan PDKB.

e. Memonitor masa berlaku dan mengusulkan sertifikat/ brevet personil PDKB.

(35)

6. Asisten Manajer (Asman) Transaksi dan Energi Listrik

Rincian tugas pokok Asisten Manajer (Asmen) Transaksi dan Energi Listrik PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan adalah:

a. Mengkoordinasikan dan mengevaluasi Pelaksanaan manajeman billing. b. Mengkoordinasikan dengan AP2T (Aplikasi Pelayanan Pelanggan

Terpusat) terkait dengan proses billing.

c. Menyusun biaya operasi dan investasi serta data pendukung RKAP. d. Memonitoring dan mengendalikan realisasi pengumuman anggaran

SKKI/SKKO.

e. Mengkoordinasikan kegiatan operasional dibagian transaksi energi. f. Mengevaluasi dan mngendalikan susut, PJU, P2TL, AMR, pemeliharaan

APP, pemeliharaan meter transaksi dan hasil ukur transaksi. g. Menyusun rencana program pemeliharaan meter transaksi.

h. Melaksanakan sttlemen antar unit pelaksana dan P3B dalam pengelolaan

transfer price energi.

i. Mengkoordinasikan dan mengevaluasi pekerjaan pemeliharaan AMR.

j. Merencanakan dan mengevaluasi pekerjaan pemeliharaan APP dan hasil penerapan metrologi secara berkala.

k. Memonitoring dan mengevaluasi manajemen APP.

l. Mengkoordinasi kegiatan Wiring dan Setting APP.

7. Sub Bagian Supervisor Pemeliharaan Meter ( Har Meter )

Bertanggung jawab atas kegiatan pemeliharaan meter transaksi untuk

(36)

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Memonitor Program Pemeliharaan Meter Transaksi yang disebabkan oleh meter rusak, buram, macet, dan tua.

b. Memonitor pelaksanaan dan pemeliharaan AMR.

c. Merencanakan kebutuhan Kwh meter untuk pemeliharaan. d. Memonitor pelaksanaan hasil peneraan metrologi secara berkala.

e. Menyiapkan data pendukung RKAP untuk kebutuhan pemeliharaan meter transaksi.

f. Memonitor pekerjaan pemeliharaan dan tera ulang APP serta meter

elektronik (ME) dan sistem AMR yang dkerjakan pihak ketiga.

g. Melaksanakan pengujian alat ukur, pembatas, dan kelengkapannya untuk

material baru atau bekas andal.

h. Memastikan hal samplng peneraan APP baru hasil metrologi dan rekondisi pihak ketiga.

i. Memonitor manajemen soal segel APP.

8. Sub Bagian Supervisor Pengendalian Susut ( Dalsut )

Bertanggung jawab atas kegiatan pengendalian susut jaringan, menertibkan

PJU / reklame liar dan pelaksanaan P2TL.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Memonitor pelaksanaan penekanan susut dan berkoordinasi dengan

(37)

b. Memetakan dan melaporkan perkembangan susut Area dan Rayon secara

berkala.

c. Melakukan updating data PJU secara berkala.

d. Melakukan koordinasi dan pengawasan hasil P2TL yang telah dilakukan dengan bagian dan Rayon terkait.

e. Melakukan evaluasi kinerja pihak ketiga berdasarkan SLA.

f. Membuat target operasi serta memonitor pelaksanaan P2TL secara rutin. g. Memastikan kelengkapan P2TL sesuai aturan.

h. Melaksanakan komunikasi dengan bagian terkait dan Instansi berwenang untuk pelaksanaan P2TL.

i. Melakukan analisa dan evaluasi (ANEV ) atas hasil pelaksanaan P2TL.

9. Bagian Supervisor Transaksi dan Energi

Bertanggung jawab atas kegiatan pengendalian dan keakuratan APP.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Memastikan antara data pelanggan dan APP terpasang.

b. Membuat laporan hasil berita acara pemeriksaan.

c. Berkoordinasi dengan bagian terkait tentang kelainan APP.

d. Memvalidasi data kelainan APP.

e. Memeriksa pemakaian energi listrik pelanggan prabayar secara berkala. f. Memeriksa dan mengecek pemakaian energi listrik pelanggan prabayar

secara berkala.

(38)

Bertanggung jawab atas kelancaran pengelolaan dan pengendalian

kegiatan bidang administrasi dan keuangan yang meliputi sumber manusia,

kesektariatan, anggaran, keuangan dan akuntansi untuk mendukung laporan

keuangan yang akurat dan tepat waktu serta mencapai target kinerja sesuai

tujuan perusahaan.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Mengelola peningkatan Integritas Layanan Publik (ILP)

b. Mengkoordinasikan dan mengevaluasi pengelolaan tenaga kerja.

c. Mengkoordinasikan pengelolaan kegiatan administrasi umum, SDM, dan pelanggan.

d. Memonitor data pelanggan.

e. Memverifikasi dan validasi terhadap kelengkapan transaksi pembayaran.

f. Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan pencatatan transaksi keuangan. g. Mengkoordinir dan mengelola Anggaran Investasi, Anggaran Operasi,

dan Cash Budget.

h. Mengevaluasi kontrak perjanjian dengan Pihak Ketiga. i. Menyusun kebutuhan rencana diklat dan evaluasi hasil diklat.

j. Melakukan monitoring operasional kendaraan dinas, fasilitas kantor dan pemeliharaan gedung.

k. Mengkoordinasikan proses pelanggaran disiplin karyawan.

(39)

m. Memonitor realisasi anggaran.

11. Sub Bagian Supervisor Administrasi Umum

Bertanggung jawab atas proses administrasi SDM, kegiatan kesektariatan,

proses akuntansi dan keuangan untuk menjamin terpenuhinya tertib

administrasi yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Melaksanakan pengelolaan tenaga kerja. b. Melaksanakan pengelolaan K3

c. Melaksanakan investigasi kejadian kecelakaan kerja.

d. Melaksanakan pengelolaan sarana kerja dan administrasi perkantoran. e. Melaksanakan pengelolaan fungsi akuntansi dan keuangan.

f. Melaksanakan fungsi kehumasan.

g. Melaksanakan rekonsiliasi data dengan fungsi terkait atas pendapatan, bank, hutang-piutang, persekot dinas dan PUMP-KPR/BPRP

h. Menyiapkan data pendukung RKAP untuk bagian pelayanan dan administrasi

i. Menyiapkan rincian biaya di rayon untuk rencana alokasi dan dana operasional.

(40)

Bertanggung jawab atas terlaksananya kegiatan fungsi pelayanan pelanggan,

administrasi pelanggan, dan pengelolaan pelanggan untuk meningkatkan

kepuasan pelanggan dan pengamanan pendapatan.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Melaksanakan dan mensupervisi fungsi pelayanan pelanggan sesuai proses bisnis.

b. Melaksanakan kunjungan pelanggan potensial ( TM/TT)

c. Menyiapkan rencana Tingkat Mutu Pelayanan secara periodik dan menindaklanjuti pencapaian TMP.

d. Melaksanakan kegiatan Riset Pasar dan Menyusun Data Potensi Pasar ( Captive Power )

e. Mengolah peta segmentasi pelanggan.

f. Melaksanakan supervisi untuk penyempurnaan layanan PB/ PD di rayon. g. Memastikan proses PB/PD dan SPJBTL Potensial sesuai

kewenangannya.

h. Memonitor penertiban SIP/SPJBTL.

i. Memonitor Mutasi Data Induk Langganan dan memelihara Arsip Induk

Langganan.

j. Memonitor laporan penagihan lain – lain ( multi guna, P2TL, BP ) k. Memonitor dan mensupervisi pengendalian piutang pelanggan.

(41)

D. Jaringan Usaha

Jaringan Usaha PT PLN (Persero) PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area

Medan adalah untuk mengatur beban sumatera utara dan untuk bertugas

menyalurkan tenaga listrik dalam jumlah besar dari pusat pembangkit listrik ke

pusat beban melalui jaringan transmisi bertegangan tinggi dan

pengoperasian sistem tenaga listrik.

E. Rencana Kegiatan Terkini

Pada tahun 2015 ini PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area

Medan memiliki beberapa buah proyek yang harus dikerjakan baik proyek yang telah berjalan ataupun proyek yang baru berjalan.

Adapun proyek-proyek tersebut antara lain: a. Pembangunan infrastruktur

b. Pembangunan Transmisi Induk

c. Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas d. Proyek Listrik 3.5000 MW

F. Rencana Kegiatan

Rencana kegiatan PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan

pada tahun 2015 adalah meningkatkan jumlah pasokan listrik, menjalin kerja sama

dengan instansi-instansi dan memberikan pelayanan yang lebih baik lagi kepada

(42)

BAB III

PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BEBAN OPERASIONAL PADA

PT. PLN ( PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN

A. Klasifikasi Beban Operasional

Beban operasional yang terjadi dalam kegiatan operasi pada PT PLN

(Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan terbagi atas :

1. Beban Operasional

Beban operasional pada PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan terdiri dari :

a. Beban Pemeliharaan, berupa :

1. Beban Pemakaian Material 2. Beban Jasa Borongan b. Beban Kepegawaian, berupa :

1. Beban Pegawai

2. Beban Pegawai Lainnya

3. Beban Cuti dan Lainnya c. Beban Penyusutan Aktiva Tetap d. Beban Administrasi

e. Beban Lain-lain

2. Beban Di Luar Operasional

(43)

a. Beban Tunjangan Kesehatan Pensiun

b. Beban Lain-lain

B. Perencanaan Beban Operasional

Setiap perusahaan yang ingin bertahan, tumbuh ataupun yang menginginkan perusahaannya bekerja dengan lancer, memerlukan perencanaan yang matang. Perencanaan merupakan langkah awal perusahaan

yang akan menentukan tujuan perusahaan, berupa target atau hasil yang terukur dalam jangka pendek maupun jangka panjang yang dipakai sebagai

dasar untuk mengendalikan kegiatan perusahaan. Fungsi manajemen yang pokok adalah perencanaan, pengorganisasian dan fungsi pengawasan. Dalam menjalankan operasinya PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area

Medan menyusun perencanaan dengan matang agar perusahaan dapat berjalan sebagaimana yang diinginkan dan hasil-hasil yang ingin dicapai direalisasikan.

“ Perencanaan sebagai tindakan yang dibuat berdasarkan fakta dan asumsi mengenai gambaran kegiatan yang dilakukan pada waktu mendatang dalam mencapai tujuan yang di inginkan ” (Narafin, 2000 : 3) . “ Perencanaan

adalah proses untuk menentukan tujuan organisasi yang akan dicapai perusahaan. Perencanaan ini dapat disusun jangka pendek, jangka panjang,

dan akan dipakai sebagai dasar untuk mengendalikan kegiatan-kegiatan perusahaan ” ( Supriyono, 2002 : 7).

“ Perencanaan adalah proses untuk menentukan tujuan organisasi yang

(44)

untuk jangka pendek dan jangka panjang dan akan dipakai sebagai dasar untuk

mengendalikan kegiatan perusahaan ” (Maltz dan Milton, 2003 : 37) .

Dengan disusunnya perencanaan, maka manfaat yang akan diperoleh

perusahaan adalah :

1. Perencanaan dapat menetapkan kegiatan di masa yang akan datang dengan membandingkannya dengan masa yang lalu.

2. Perencanaan dapat mengendalikan organisasi setiap waktu.

3. Perencanaan dapat mengatasi problem yang dihadapi dengan

sebaik-baiknya.

4. Perencanaan dapat memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi yang lebih jauh lagi.

5. Perencanaan dapat membantu penempatan tanggung jawab lebih lanjut.

Biaya merupakan salah satu elemen yang paling pentinag dalam

aktivitas ekonomi dari suatu perusahaan. Untuk menghasilkan jasa, PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Area Medan terlebih dahulu melakukan pengorbanan yaitu beban operasional.

Untuk suatu produk, biaya menunjukkan ukuran moneter sumber daya yang digunakan, sperti bahan, tenaga kerja, overhead. Untuk suatu jasa, biaya merupakan pengorbanan moneter yang dilakukan untuk menyediakan jasa.

(45)

konsumsi aktiva atau terjadinya kewajiban yang ditimbulkan, sebagai akibat

pengurangan aktiva / ekuitas netto selain dari yang berhubungan dengan distribusi ke entitas ekonomi sendiri ” (Bastian, 2006 : 87).

Maka dari uraina di atas dapat disimpulkan bahwa biaya merupakan pengorbanan yang dilakukan perusahaan dan diukur dengan moneter untuk menghasilkan barang dan jasa. Biaya yang dikeluarakan dalam setiap periode

anggaran diharapkan dapat menghasilkan pendapatan yang lebih besar. Sehingga perusahaan mendapatkan laba dari pengorbanan biaya yang

dikeluarkan.

Keberhasilan dalam merencanakan dan mengendalikan biaya bergantung pda pemahaman yang menyeluruh atas hubungan antara biaya

dan aktivitas bisnis. Biaya digunakan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan dengan maksud mencapai tujuan yang diharapkan. Perencanaan

biaya ini sangat bermanfaat bagi manajemen supaya dapat menentukan kegiatan apa saja yang menguntungkan yang dilakukan oleh perusahaan.

Perencanaan beban operasional sangat penting dalam suatu

perusahaan sebab beban operasional merupakan salah satu elemen yang penting dalam pembentukan laba perusahaan. Selain itu, perencanaan beban operasional merupakan proses penetapan peran dalam usaha pencapaian

(46)

Dalam merencanakan beban operasional perlu memperhatikan

faktor-faktor berikut ini :

a. Pengetahuan tentang tujuan dan kebijaksanaan umum perusahaan.

b. Informasi mengenai data-data tahun yang lalu. c. Kemungkinan perkembangan kondisi ekonomi.

d. Pengetahuan tentang teknik, strategi pesaing dan gerak-gerak pesaing.

e. Kemungkinan adanya perubahan kebijaksanaan pemerintah. f. Penelitian untuk pengembangan perusahaan.

Anggaran merupakan penjabaran dari fungsi perencanaan yang akan memberikan manajemen proyeksi yang dapat dipercaya mengenai hasil-hasil dari rencana yang dilaksanakan. Seluruh beban operasional yang terjadi

dalam pelaksanaan kegiatan operasional dihadapkan dengan anggaran untuk mengetahui penyimpangan biaya yang telah terjadi dan harus dianalisa sebab

akibatnya dan diambil tindakan perbaikan dengan tujuan untuk meminimalisir beban-beban yang dapat merugikan perusahaan.

Pada dasarnya anggaran disusun melalui analisa yang cermat dan teliti

berdasarkan data periode tahun yang lalu, sehingga mencerminkan tindakan terperinci untuk digunakan sebagai pedoman dalam menjalankan kegiatan

perusahaan di masa mendatang dan juga sebagai dasar untuk melakukan penilaian.

Untuk menyusun suatu anggaran sebagai suatu alat perencanaan,

(47)

berarti tidak terlalu optimis maupun pesimis berdasarkan kenyataan yang ada.

Fleksibel memiliki peluang untuk disesuaikan dengan keadaan yang mungkin berubah. Sedangkan kontinu dapat berarti dilaksanakan secara terus-menerus

dan bukan kegiatan yang insidental.

Dalam menyusun anggaran, perusahaan harus yakin akan kemampuannya mengendalikan berbagai relevan variabel untuk mencapai

tujuan, mampu melaksanakan sistem manajemen ilmiah, mampu berkomunikasi secara efektif dan dapat memberikan motivasi kepada

anggaran serta mendorong adanya sikap partisipasi.

Pada dasarnya yang berwenang dan bertanggung jawab atas penetapan atau pelaksanaan beban operasional adalah pimpinan tertinggi

suatu perusahaan itu sendiri. Namun dalam hal ini penyusunan anggaran tidak dilakukan sendiri, pimpinan dapat mendelegasikannya kepada bawahan

yang berkompeten. Tetapi pada dasarnya pimpinan tetap harus mengawasi dan membimbing bawahannya dalam menetapkan beban operasional

tersebut.

C. Perencanaan Beban Operasional Perusahaan

Pada PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan, untuk melaksanakan kegiatan operasionalnya terlebih dahulu melakukan

(48)

Penyusunan perencanaan ini dipimpin oleh Manajer dan Tim RKA ( Rencana

Kerja Anggaran ). Perencanaan ini dimulai dengan mengambil keputusan apa yang disajikan dan dibutuhkan oleh tiap bagian dalam perusahaan yang

dilakukan dengan mengumpulkan data-data perusahaan mengenai situasi dan kondisi di masa yang akan datang dengan melihat hasil operasional tahun lalu.

Kemudian rencana tersebut dilanjutkan dengan pembuatan anggaran

beban operasi untuk suatu periode akuntansi yang dilaksanakan oleh bagian keuangan dan pembukuan untuk kemudian disahkan oleh Manajer.

Selanjutnya, rencana tersebut diajukan ke PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara untuk dapat disetujui oleh Kepala Wilayah dalam hal ini General Manager. Beban yang telah disetujui tersebut merupakan besarnya

beban yang dialokasikan perusahaan sebagai pedoman kinerja perusahaan.

Dalam merencanakan beban operasional PT PLN (Persero) Wilayah

Sumatera Utara Area Medan telah memperhatikan faktor-faktor berikut ini :

a. Pengetahuan tentang tujuan dan kebijaksanaan umum perusahaan. b. Informasi mengenai data-data tahun yang lalu.

c. Kemungkinan perkembangan kondisi ekonomi.

d. Pengetahuan tentang teknik, strategi pesaing dan gerak-gerak pesaing. e. Kemungkinan adanya perubahan kebijaksanaan pemerintah.

f. Penelitian untuk pengembangan perusahaan.

Berdasarkan analisa yang dilakukan oleh penulis terhadap data yang

(49)

perencanaan beban operasional, penulis beranggapan perusahaan telah

melakukan perencanaan beban operasional dengan baik. Hal ini dapat dilihat pada laporan laba-rugi perusahaan dimana PT PLN (Persero) Wilayah

Sumatera Utara Area Medan telah menetapkan perencanaannya melalui beban operasional guna mencapai sasaran yang diinginkan. Penyusunan perencanaan tersebut dilakukan dengan cermat dan teliti agar perusahaan dapat berjalan

sebagaimana yang diinginkan dan hasil-hasil yang akan dicapai dapat direalisasikan.

Perusahaan telah merencanakan dan menyusun anggaran berdasarkan biaya yang telah terjadi sebelumnya, kemudian ditambah dengan penyesuaian

dan proyeksi yang telah dibuat oleh manajemen perusahaan.

D. Pengawasan Beban Operasional

Pengawasan merupakan kegiatan penilaian dan perbaikan mengenai sejauh mana pelaksanaan rencana telah dilakukan untuk mencapai tujuan

perusahaan. Cara yang dilakukan yaitu dengan membandingkan segala sesuatu yang telah dijlankan dengan standart / rencananya, serta melakukan perbaikan jika terjadi penyimpangan. Pengawasan juga merupakan fungsi yang tak kalah

penting dalam fungsi lainnya. Melalui pengawasan, perusahaan dapat menghindari kemungkinan kegagalan yang terjadi dan mendorong

(50)

Fungsi pengawasan mempunyai hubungan yang erat dengan

perencanaan, karena suatu perencanaan yang telah ditetapkan dapat dinilai setelah dilakukannya pengawasan sehingga baik tindakan pelaksanaan dari

perencanaan yang ditetapkan dapat diukur dengan fungsi pengawasan tersebut. Pentingnya pengawasan berasal dari ketidakmampuan pada tugas – tugas yang dilakukan. Sehingga sesuatu yang direncanakan tidak akan berjalan dengan

baik tanpa diawasi. Pengawasan merupakan pemeriksa dan pengevaluasi pekerjaan yang dilakukan apakah telah sesuai dengan yang direncanakan

sebelumnnya.

Dalam mengadakan pengawasan harus diadakan tindakan komparatif (perbandingan) antara hasil yang sesungguhnya dicapai dengan proyeksi yang

ditetapkan dalam perencanan, untuk menilai prestasi kerja, performance masa lalu dan menetapkan tanggung jawab adanya penyimpangan yang terjadi,

kemudian diambil suatu tindakan perbaikan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

Pada PT PLN (Persero) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA

MEDAN, anggaran dapat diandalkan untuk tujuan pengawasan karena hasil dari penyusunan anggaran telah ditetapkan target, tujuan, sasaran, hasil,

manfaat, dan dampak dari seluruh program dan kegiatan, yang telah disusun. Penyusunan anggaran yang mengarah pada hasil dapat diandalkan sebagai unsur-unsur atau teknik pengawasan biaya operasional. Dalam proses

(51)

“ Pengawasan adalah segala usaha dan kegiatan yang dilakukan untuk

mengetahui dan menilai apakah pelaksanaan tugas sesuai dengan yang sebenarnya. Pengawasan mencakup upaya memeriksa apakah semua yang

terjadi sesuai dengan rencana yang ditetapkan, perintah yang dikeluarkan dan prinsip yang dianut juga dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan dan kesalahan agar dapat dihindari kejadian di kemudian hari. Dalam hal ini

tindakan pengawasan dijalankan agar setiap kegiatan berjalan sesuai rencana untuk mencapai hasil atau sasaran yang ditetapkan ” ( Syafri, 2001 : 10 ).

“ Pengawasan adalah usaha sistematis perusahaan untuk mencapai tujuan dengan cara membandingkan prestasi kerja secara terus-menerus diawasi dan jika manajemen ingin tetap berada dalam batas-batas keteraturan

yang telah digariskan, hasil nyata dari setiap kegiatan debandingkan dengan rencana dan bila terdapat perbedaan besar akan diambil tindakan perbaikan ”

(Maltz dan Usry, 2003 : 5).

Dari defenisi tersebut, pengawasan dapat diartikan sebagai suatu proses penetapan pekerjaan, menilai dan mengoreksi dengan maksud agar

pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana.

Pengawasan beban operasional diperlukan untuk membandingkan kegiatan operasional dan prestasi yang dicapai dengan rencana yang telah

(52)

Pengawasan terhadap beban operasional tidak akan terlaksana dengan

baik tanpa adanya perencanaan yang telah digariskan terlebih dahulu. Untuk mendapatkan pengawasan yang baik terhadap beban operasional perlu

diperhatikan hal-hal berikut ini :

a. Biaya yang dikeluarkan harus disetujui oleh pihak yang berwenang dan biaya tersebut memang benar-benar diperlukan.

b. Biaya yang terjadi merupakan tanggung jawab pengawasan yang memberi wewenang.

E. Pengawasan Beban Operasional Perusahaan

Untuk mendapatkan pengawasan yang baik terhadap beban operasional PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan telah memperhatikan

hal-hal berikut ini :

a. Biaya yang dikeluarkan harus disetujui oleh pihak yang berwenang dan

biaya tersebut memang benar-benar diperlukan.

b. Biaya yang terjadi merupakan tanggung jawab pengawasan yang memberi wewenang.

Berdasarkan analisa yang dilakukan oleh penulis berkaitan dengan pengawasan beban operasional tersebut, penulis beranggapan bahwa

perusahaan telah melaksanakan pengawasan dengan cukup baik. Hal ini dilihat dari laporan laba-rugi perusahaan pada akhir periode dimana dapat dilihat keefisienan dari program yang ada, kerena hal tersebut juga dijadikan

(53)

Selain itu, pengawasan beban operasional PT PLN (Persero) Wilayah

Sumatera Utara Area Medan diawasi oleh General Manajer dan Bagian Keuangan dan tidak ada suatu sistem pengawasan khusus yang digunakan oleh

PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan dalam pengawasannya. PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan menggunakan anggaran dimana pada awal periode ditentukan jenis anggaran

beban operasional untuk setiap jenis beban yang kemudian didistribusikan untuk setiap jenis bagian yang fungsional. Dalam hal ini, PT PLN (Persero)

Wilayah Sumatera Utara Area Medan melakukan pengawasan melalui prosedur serta catatan yang berkaitan dengan pengamanan harta kekayaan

dan catatan-catatan finansial lainnya.

F. Variance Beban Operasional

Selisih (variance) merupakan suatu sinyal. Variance yang besar, baik menguntungkan maupun tidak menguntungkan, sebaiknya diinvestigasi dan

dianalisis. Suatu variance dapat disebabkan oleh kejadian acak yang tidak diharapkan akan terulang kembali, atau oleh masalah sistematis yang dapat diperbaiki.

Analisa variance melibatkan penggunaan hubungan antara dua variabel yang masing-masing terdiri dari rangkaian data untuk memantau sebab-sebab

(54)

tahun berjalan dengan realisasi tahun lalu, serta selisih antara realisasi dengan

anggaran, dimana anggaran diperlakukan sebagai dasar perbandingan.

Variance beban operasional dapat diartikan sebagai selisih yang

diperoleh dari perbandingan antara perencanaan anggaran dengan realisasi beban operasional yang terjadi. Perbedaan tersebut dapat terjadi dalam dua kemungkinan yaitu :

a. Selisih yang menguntungkan (Favorable Variance)

Selisih yang menguntungkan terjadi apabila perencanaan beban lebih besar

dibandingkan dengan realisasinya.

b. Selisih yang tidak menguntungkan (Unfavorable Variance)

Selisih yang tidak menguntungkan terjadi apabila realisasi beban lebih

besar dibandingkan dengan perencanaannya.

Kemudian selisih beban yang terjadi akan dianalisa sehingga dapat

diketahui hal-hal yang menyebabkan selisih tersebut terjadi dan diputuskan

tindakan koreksi yang harus diambil.

G. Variance Beban Operasional Perusahaan

Selisih-selisih beban operasional yang dianggarkan dengan yang

terealisasi yang terjadi pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan adalah sebagai berikut :

(55)

Rp. 40.190.500.000,- realisasinya sebesar Rp. 40.187.291.758,- dengan

selisih sebesar Rp. 3.208.242,-.

Sedangkan Beban Pemeliharaan pada tahun 2012 dianggarkan sebesar

Rp. 39.150.000.000 realisasinya sebesar Rp. 39.143.804.812,- dengan selisih sebesar Rp. 6.195.188,-.

b. Beban Pegawai pada tahun 2011 dianggarkan sebesar

Rp. 48.980.000.000,- realisasinya sebesar Rp. 48.985.963.721,- dengan selisih sebesar Rp. 5.963.721,-.

Sedangkan Beban Pegawai pada tahun 2012 dianggarkan sebesar Rp. 33.000.000.000,- realisasinya sebesar Rp. 33.003.944.358,- dengan

selisih sebesar Rp. 3.944.358,-.

c. Beban ADM Umum dan Niaga pada tahun 2011 dianggarkan sebesar Rp. 27.595.000.000,- realisasinya sebesar Rp. 27.592.066.923,- dengan

selisih sebesar Rp. 2.933.077,-.

Sedangkan Beban ADM Umum dan Niaga pada tahun 2012 dianggarkan sebesar Rp. 22.040.191.914,- realisasinya sebesar Rp. 22.036.191.914,-

dengan selisih sebesar Rp. 4.000.000,-.

Dari perbandingan antara anggaran dengan realisasi di atas, dapat

(56)

administrasi umum dan niaga pada tahun 2012 dapat diperoleh keuntungan

sebesar Rp. 4.000.000,-.

Berdasarkan analisa yang dilakukan penulis berkaitan dengan

pengawasan beban operasional terhadap pelaksanaan kegiatan pada PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan, penulis beranggapan bahwa secara umum PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan

mengalami realisasi yang lebih kecil dibandingkan dengan perencanaan anggarannya. Realisasi yang lebih kecil tersebut mengakibatkan adanya selisih

yang menguntungkan (favorable variance). Hal ini dapat menunjukkan bahwa perencanaan dan pengawasan yang dilakukan oleh PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan dapat dikatakan telah berjalan dengan efektif dan

(57)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, baik yang bersifat

teoritis maupun dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan, maka dapat diambil kesimpulan antara lain :

1. Perencanaan beban operasional pada PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan yang dilakukan melalui perumusan kegiatan berupa

perencanaan dan pengawasan beban operasional telah dilaksanakan dengan baik yang dalam penyusunannya melibatkan Manajer dan Tim RKA ( Rencana Kerja Anggaran ), dimana anggaran tersebut disusun

untuk satu periode akuntansi.

2. Dalam pengawasan beban operasional PT PLN (Persero) Wilayah

Sumatera Utara Area Medan melakukan pengawasan melalui prosedur serta catatan yang berkaitan dengan pengamanan harta kekayaan dan catatan-catatan finansial lainnya telah dilaksanakan dengan cukup baik.

3. Variance yang terjadi antara realisasi dengan anggaran kemungkinan disebabkan karena kurangnya perencanaan yang matang oleh manajemen

(58)

B. Saran

Dalam hal ini, penulis akan mencoba untuk memberikan sedikit saran yang mungkin akan bermanfaat bagi kepentingan perusahaan di masa yang akan datang. Adapun saran yang penulis kemukakan antara lain :

1. PT PLN ( Persero ) Wilayah Sumatera Utara Area Medan sebaiknya menggunakan analisa yang lebih luas lagi dalam merencanakan anggaran beban operasional dengan memperhatikan factor ekstern dan intern perusahaan.

(59)

DAFTAR PUSTAKA

Bastian, Indra. 2006 . Sistem Akuntansi Sektor Publik. Edisi 2, Cetakan Pertama, Penerbit Salemba, Jakarta.

Carter, William K dan Milton F. Usry. 2004 . Akuntansi Biaya. Penerjemah : Krista, Buku I, Edisi Ketiga Belas, Salemba Empat, Jakarta.

Maltz, Adolf dan Milton F. Usry. 2003 . Akuntansi Biaya : Perencanaan dan Pengendalian, Penerjemah : Gunawan Hutauruk, Jilid I, Edisi Kedelapan, Erlangga, Jakarta.

Narafin, M. 2000. Penganggaran Perusahaan, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta.

Supriyono, R.A. 2002. Sistem Pengendalian Manajemen, Buku 2, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.

(60)

Gambar

Tabel 1.1

Referensi

Dokumen terkait

PLN (Persero) Kantor Wilayah Sumatera Utara Medan untuk menerapkan pemberian sistem imbalan yang sesuai dengan prestasi yang dicapai dan lebih transparan dalam pemberiannya

Pengakuan beban pada PT PLN (Persero) P3B Sumatera UPT Medan telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan, hal ini dapat dilihat dari metode yang digunakan pada perusahaan

Pengawasan terhadap biaya operasional diperlukan agar perencanaan yang telah disusun dan dijalankan oleh tiap-tiap bagian perusahaan pada PT PLN (Persero) Cabang

selanjutnya menyusun tugas akhir yang berjudul “Peranan Sistem Informasi Akuntansi Sebagai Alat Pengambilan Keputusan pada PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area

PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BEBAN OPERASIONAL PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

Sebagai bahan masukan atau pertimbangan bagi PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan untuk melihat sejauh mana penerapan yang telah dilakukan dalam

ASISTEN MANAJER JARINGAN ASISTEN MANAJER TRANSAKSI ENERGI LISTRIK ASISTEN MANAJER PELAYANAN DAN ADMINISTRASI SUPERVISOR OPERASI SUPERVISOR PEMELIHARAAN SUPERVISOR PDKB

Penerjemah : Krista, Buku I, Edisi Ketiga Belas, Salemba Empat, Jakarta.. Maltz, Adolf dan