• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kinerja Sistem Agribisnis Tomat Sebelum dan Sesudah Erupsi Gunung Sinabung di Desa Gajah, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Kinerja Sistem Agribisnis Tomat Sebelum dan Sesudah Erupsi Gunung Sinabung di Desa Gajah, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Lampiran 2. Analisis Sistem Agribisnis Tomat A. Biaya Bibit

No Sampel Sebelum dan Sesudah Erupsi

Jumlah Bibit (bks) Harga/bks Total Biaya

(4)

B. Biaya Pupuk Sebelum Erupsi Gunung Sinabung

No Sampel Luas Lahan (Ha) Pupuk Kandang(Ton) Harga/Ton Jumlah

(5)
(6)
(7)

Biaya Pupuk Setelah Erupsi Gunung Sinabung No

Sampel Luas Lahan (Ha)

Pupuk

Kandang(Ton) Harga/Ton Jumlah

(8)
(9)
(10)

C. Biaya Pestisida Sebelum Erupsi

No Sampel Luas Lahan (Ha) Score(btl) Harga/Btl Jumlah

(11)
(12)

Dimacide(Btl) Harga/Btl Jumlah Total Biaya

38,5 105000 4042500 12622500

35 105000 3675000 11475000

49 105000 5145000 16065000

10,5 105000 1102500 3442500

28 105000 2940000 9180000

31,5 105000 3307500 10327500

(13)

Biaya Pestisida Sesudah Erupsi

No Sampel Luas Lahan (Ha) Score(btl) Harga/Btl Jumlah

(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)

Biaya Tenaga Kerja Sesudah Erupsi

Kerja/Hari (Rp) Jumlah Biaya

(20)
(21)
(22)

E. Biaya Alat Sebelum dan Sesudah Erupsi

No Sampel Luas Lahan (Ha) Cangkul(Unit) Harga/Unit Umur (Thn)

(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)

Total Biaya

No Sampel Luas Lahan (Ha) Sebelum Sesudah

(29)

Penerimaan Total Pendapatan

Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah

21000000 35.750.000 6.068.000 15.042.000

21000000 35.750.000 6.068.000 15.042.000

52500000 85.250.000 15.635.000 34.125.000

31500000 52250000 8.852.000 20.998.000

21000000 35750000 6.068.000 15.042.000

21000000 35750000 6.068.000 15.042.000

10500000 19250000 2.069.000 7.871.000

42000000 68750000 12.851.000 28.169.000

84000000 134750000 26.433.000 54.063.000

42000000 68750000 12.636.000 27.954.000

52500000 85250000 18.227.000 34.125.000

15750000 27500000 7.956.500 11.456.500

26250000 44000000 13.332.500 17.412.500

21000000 35750000 6.068.000 15.042.000

42000000 68750000 12.851.000 28.169.000

31500000 52250000 8.852.000 20.998.000

84000000 134750000 26.417.000 54.423.000

63000000 101750000 19.634.000 41.296.000

57750000 93500000 17.634.500 37.710.500

52500000 85250000 15.635.000 34.125.000

73500000 118250000 22.418.000 47.252.000

15750000 27500000 4.068.500 11.456.500

42000000 68750000 12.851.000 28.169.000

47250000 77000000 14.850.500 31.754.500

63000000 101750000 19.634.000 41.296.000

84000000 134750000 26.417.000 54.423.000

52500000 85250000 15.635.000 34.125.000

52500000 85250000 15.635.000 34.125.000

42000000 68750000 12.851.000 28.169.000

(30)
(31)
(32)

Analisis Kinerja Subsitem Praproduksi Sesudah Erupsi

No Sampel

Kegiatan 1 Kegiatan 2 Kegiatan 3

(33)
(34)

Analisis Kinerja Subsitem Produksi Sebelum Erupsi

Kegiatan 6 Kegiatan 7 Kegiatan 8 Kegiatan 9

(35)
(36)

Analisis Kinerja Subsitem Produksi Setelah Erupsi

Kegiatan 6 Kegiatan 7 Kegiatan 8 Kegiatan 9

(37)
(38)

Analisis Kinerja Subsistem Pascaproduksi Sebelum Erupsi

Kegiatan 13 Kegiatan 14 Kegiatan 15 Kegiatan 16

(39)

Analisis Kinerja Subsistem Pascaproduksi Sesudah erupsi

Kegiatan 13 Kegiatan 14 Kegiatan 15 Kegiatan 16

(40)
(41)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu (2001). Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Arsyad, Azhar. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta : Rajawali Pers.

Barus, Asil, dkk. 2008. Agroteknologi Tanaman Buah-Buahan [online].

http://usupress. usu.ac.id/files/Agroteknologi%20 Tanaman%20 Buah-buahan_ Final_web.pdf

Cahyono, Bambang1998. Tomat: budidaya dan analisis usaha tani. Kanisius, . Universitas Sumatra Utara Press2. Diakses Pada 26 Agustus 2014

Yogyakarta

Dewa. 2007. Teknik Budidaya Tomat

Agustus

2014

Gumbira, dkk. 2001. Manajemen Agribisnis. Bogor: Ghalia Indonesia.

Kurnia U et al. 2004. Teknologi Konservasi Tanah Pada Lahan Kering

Berlereng.Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat.

Bogor

Maulidah Silvana. SP. MP. 2012 Manajemen agribisnis Faculty of Agriculture,

Universitas Brawijaya.

Pracoyo.2006.Aspek Dasar Ekonomi Mikro. Jakarta. PT. Granindo

Rahardi, F. 2006. Agribisnis Tanaman Sayuran. PT Penebar Swadaya. Depok.

Rahardi, F. Y. H. Indriani dan Haryono. 1997. Agribisnis Tanam Buah. Penebar

Swadaya, Jakarta

Simanjuntak Payama J. 2005. Manajemen dan Evaluasi Kinerja. Jakarta: FE

Universitas Indonesia

SIMATUPANG, Sahat 2013

(42)

Gunung-Sinabung-di-Sumatera-Utara-Meletus. Diakses pada 26 AGUSTUS 2014 |11:41 WIB

Singarimbun Masri & Sofian Effendi. 1989. Metode Penelitian Survei, LP3ES

Jakarta

Soekartawi. 1994.Teori Ekonomi Produksi: dengan Pokok Bahasan Analisis

Fungsi

Cobb- Douglas. Jakarta: PT. Grafindo Perkasa.

Soekartawi. 2001. Agribisnis (Teori & Aplikasinya). PT RajaGrafindo Persada.

Jakarta.

Soekartawi. 2002.Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian Teori dan Aplikasi. PT.

RajaGrafindo. Jakarta

Soekarwati, 2003. Teori Ekonomi Produksi. Jakarta: Rajawali Pers

Sofyan Assauri, 2006. Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta: Penerbit.

Sugiyono, 2006, Statistika Untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung

Suratiyah.2006.Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta

Turgiyono Herry, 2002. Budidaya tanaman tomat, Yogyakarta.

Wirantha, I made. 2006. Metodelogi Penelitian Sosial Ekonomi. (CV Andi. Offset,

Yogyakarta

Wiryanta, Bernardinus T. Wahyu Publisher . 2002 .Bertanam tomat. AgroMedia

(43)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Daerah penelitian ditentukan secara purposive, yang artinya daerah penelitian

ditentukan berdasarkan besarnya pertimbangan-pertimbangan tertentu yang

disesuaikan dengan tujuan penulisan ( Singarimbun, 1989). Dengan pertimbangan

bahwa daerah yang diteliti merupakan salah satu sentra produksi tomat yang dan

salah satu daerah yang terkena musibah erupsi gunung sinabung diwilayah

Sumatera Utara, maka ditetapkan daerah penelitian adalah di Desa Gajah,

KecamatanSimpang Empat, Kabupaten Karo.

Tabel 1. Daerah Yang Terkena Erupsi Gunung Sinabung

Kecamatan Desa

Juhar Nageri

Kidupen

Simpang Empat Kuta Tengah

Gajah

Merdeka Deram

Merdeka

Brastagi Raya

Gundaling

Dolok Rakyat Bukit

Sugihen

Sumber : Badan Statistika Kabupaten Karo, 2013(Diolah)

3.2 Metode Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah petani yang mengusahakan usahatani tomat.

Populasi petani yang mengusahakan usahatani tomat berjumlah 50 petani, dan

metode pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan cara random

sampling atau pengambilan sampel dipilih satu per satu secara random (semua

mendapatkan kesempatan yang sama untuk dipilih) dan jika sudah dipilih, tidak

(44)

sebanyak 30 petani dengan tingkat homogenitas yang tinggi dan telah memenuhi

syarat pemilihan sampel. Selain itu ada juga beberapa dasar pertimbangan yaitu

untuk menghemat waktu, tenaga dan biaya tanpa mengurangi tingkat akurasi dari

penelitian ini (Wirantha, 2006).

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitiaan ini terdiri dari data primer dan data

sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara lansung dengan petani melalui

survey dan daftar kuisioner yang telah dipersiapkan terlebih dahulu, sedangkan

data sekunder diperoleh dari instansi atau lembaga terkait dengan substansi

penelitian, seperti Badan Pusat Statistik (BPS) dan instansi lainnya yang

berhubungan dengan penelitian ini.

3.4 Metode Analisis Data

Untuk identifikasi masalah yang pertama yaitu menggunakan metode analisis deskriptif yaitu dengan menjelaskan perkembangan produksi usahatani tomat

sebelum dan sesudah terjadinya erupsi gunung sinabung.

Untuk identifikasi masalah yang kedua yaitu menganalisis kinerja sistem agribisnis tomat yang meliputi subsistem praproduksi, subsistem produksi, dan

subsistem pasca produksi didaerah penelitian digunakan metode skala likert yaitu

dengan menggunakan 5 pilihan jawaban. Dimulai dari subsistem praproduksi dan

subsistem produksi dan subsistem pascaproduksi.

Pilihan Sangat Tidak Setuju akan diberi nilai (1), pilihan Tidak Setuju akan

(45)

akan diberikan nilai (4) dan pilihan Sangat Setuju akan diberikan nilai (5)

Sehingga untuk nilai akhir diperoleh dengan mengakumulasikan semua bobot

pada subsistem praproduksi, subsistem produksi dan subsistem pasca produksi

baik sebelum terjadinya erupsi gunung sinabung maupun sesudah terjadinya

erupsi gunung sinabung.

Berdasarkan total nilai tersebut ditentukan kriteria kinerja sebagai berikut :

Apabila nilai berada diantara : 0– 30= Kinerja kurang baik

31– 59 = Kinerja cukup baik

60 – 80 = Kinerja baik

Untuk identifikasi masalah yang ketiga yaitu menggunakan metode komparatif. Metode ini adalah sejenis metode deskriptif yang ingin mencari jawaban secara

mendasar tentang sebab akibat, dengan menganalisis faktor- faktor penyebab

terjadinya ataupun munculnya suatu fenomena tertentu. Jadi metode komparatif

adalah jenis metode yang digunakan untuk membandingkan. Hal ini dilakukan

untuk membandingkan pendapatan dalam usaha tani tomat sebelum dan sesudah

terjadinya erupsi gunung sinabung. Maka untuk melihat perbandingan pendapatan

tersebut akan dilakukan uji paired sample T-test dengan alat bantu SPSS.

Uji perbedaan raat-rata dua sampel berpansangan atau uji paired sample t test

digunakan untuk menguji ada tidaknya perbedaan rata- rata atau dua sampel bebas

(independent) yang berpasangan. Adapun yang dimaksud berpasangan adalah data

pada sampel kedua merupakan perubahan atau perbedaan dari sampel pertama

atau dengan kata lain sebuah sampel dengan subjek sama mengalami dua

(46)

Kriteria pengambilan keputusan :

1. Menggunakan nilai signifikan / P-Value

- Jika nilai signifikan / P- Value > 0,05 ; maka Ho diterima

- Jika nilai signifikan / P- Value < 0,05 ; maka Ho ditolak

- H1 diterima = (Ada perbedaan antara sebelum dan sesudah terjadinya erupsi

gunung sinabung)

- Ho diterima = (Tidak ada perbedaan antara sebelum dan sesudah terjadinya

erupsi gunung sinabung)

3.5Definisi dan Batasan Operasional

Dalam memahami penelitian ini maka perlu dibuat defenisi dan batasan

operasional sebagai berikut.

3.5.1 Definisi

1. Agribisnis merupakan suatu kegiatan yang utuh didalam pertanian yang

terdiri dari subsistem praproduksi, produksi, hingga pasca produksi.

2. Sistem agribisnis merupakan suatu perangkat unsur yang secara teratur saling

berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas didalam kegiatan agribisnis.

3. Kinerja merupakan hasil kerja petani secara kualitas dan kuantitas yang dapat

dicapai oleh seorang petani dalam melaksanakan tugas sesuai dengan

tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

4. Subsistem praproduksi adalah subsistem yang meliputi kegiatan penyediaan

benih dan bibit, kegiatan pemenuhan alat dan mesin pertanian serta

(47)

5. Subsistem Produksi adalah subsistem yang meliputi kegiatan persiapan lahan,

kegiatan penanaman, kegiatan pemupukan, dan kegiatan pemanenan. Dalam

hal ini produk yang dihasilkan adalah tomat.

6. Subsistem pasca produksi adalah subsistem yang meliputi kegiatan

pengumpulan, kegiatan pengolahan, dan kegiatan pemasaran.

7. Penerimaan adalah total produksi dikalikan dengan harga jual (Rp).

8. Pendapatan adalah jumlah penerimaan dikurangi semua biaya yang telah

dikeluarkan (Rp)

9. Usaha tani adalah suatu kegiatan yang dilakukan petani dalam

mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien untuk tujuan

memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu.

10. Petani tomat adalah petani yang mengusahakan komoditi tomat diareal lahan

yang dimiliknya.

11. Petani sampel adalah petani yang terkena musibah erupsi gunung sinabung di

Desa Gajah, Kecamatan Simpang Empat, kabupaten Karo.

3.5.2 Batasan Operasional

1. Daerah penelitian adalah di Desa Gajah Kecamatan Simpang Empat

Kabupaten Karo.

(48)

BAB IV

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK PETANI RESPONDEN

4.1. Deskripsi Daerah Penelitan

4.1.1. Letak Geografis, Batas Wilayah dan Luas Wilayah

Desa Gajah, Kecamatan Simpang Empat terletak 8 Km dari sebelah selatan

Gunung Sinabung Kabupaten Karo. Secara umum keadaan topografi Desa Gajah

adalah merupakan daerah perbukitan/dataran tinggi Desa Gajah terletak 1.100 m

dpl, dengan suhu udara rata-rata berkisar 16-27 °C, dengan kelembapan 85%.

Jenis tanah pada umumnya adalah tanah Andosol. Desa Gajah memiliki iklim

kemarau dan penghujan. Hal tersebut mempunyai pengaruh langsung terhadap

pola tanam yang ada di Desa Gajah Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo.

Desa Gajah

Kecamatan Simpang Empat memiliki batas wilayah yang terdiri dari:

- Sebelah Utara Desa Semangat Kecamatan Merdeka

- Sebelah Selatan Desa Ndokumsiroga Kecamatan Simpang Empat

- Sebelah Barat Desa Surbakti Kecamatan Merdeka

- Sebelah Timur Desa Bulan Baru Kecamatan Simpang Empat

Luas Desa Gajah secara langsung keseluruhan adalah 500 Ha, Sebahagian besar

diantaranya diusahakan untuk usahatani lahan kering. Tanaman tomat didesa

Gajah dijadikan sebagai tanaman sampingan yang ditanam oleh petani, tanaman

ini ditanam supaya dapat memperbaiki struktur tanah dengan tidak hanya

menanam tanaman yang utama. Tanaman yang banyak dibudidayakan adalah

(49)

Penggunaan lahan di Desa Gajah dapat dilihat pada tabel 2, berikut:

Tabel 2. Distribusi Penggunaan Lahan di Desa Gajah 2013

Peruntukan Luas (Ha)

Perladangan 350

Sumber: Kantor Kepala Desa 2014

Dari tabel 2, menunjukkan bahwa penggunaan lahan yang paling luas adalah

untuk lahan kering, yaitu 350 Ha dari luas Desa Gajah secara keseluruhan.

4.1.2. Keadaan Penduduk

Jumlah penduduk desa gajah sampai akhir tahun 2013 tercatat sebanyak 1.640

jiwa atau 428 Kepala Keluarga (KK) yang terdiri dari 764 jiwa laki-laki dan 776

jiwa perempuan. Keadaan penduduk berdasarkan kelompok jenis kelamin dapat

dilihat pada tabel 3, berikut:

Tabel 3. Distribusi penduduk Menurut Kelompok Umur di Desa Gajah 2013

No Kelompok Umur Jumlah Penduduk (Jiwa) Persentase (%)

1 0-15 148 9.02

Sumber: Kantor kepala Desa 2014

Dari tabel 3, menunjukkan bahwa penduduk Desa Gajah dengan kelompok umur

(50)

jiwa (88,84%), disusul dengan kelompok umur 0-15 tahun yaitu sebesar 148 jiwa

(9,02%), sedangkan kelompok umur > 70 tahun memiliki jumlah penduduk

terkecil yakni 36 jiwa (2,19%).

Tabel 4. Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Formal di Desa Gajah 2013

Sumber: Kantor Kepala Desa Gajah 2014

4.1.3. Perekonomian Desa

Sebagai daerah penelitian pada umumnya sumber mata pencaharian penduduk di

Desa Gajah ada pada sektor pertanian. komposisi penduduk Desa Gajah menurut

sumber mata pencaharian dapat dilihat pada tabel 5, berikut ini:

Tabel 5. Distribusi Penduduk Menurut Sumber Mata Pencaharian di Desa Gajah 2013 Sumber: Kantor Kepala Desa Gajah, 2014

Dari tabel 5 menunjukkan bahwa mayoritas penduduk di desa gajah memiliki

(51)

persentase 81,02%. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas perekonomian

berpengaruh kepada sektor pertanian.

4.1.4. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana di desa gajah saat ini dapat dinilai telah cukup memadai.

Hal ini dapat dilihat dari jenis-jenis sarana yang telah tersedia baik sarana

angkutan, sarana pendidikan dan sarana sosial. Dari uraian diatas dapat diketahui

bahwa petani tidak mengalami kesulitan dalam memperoleh sarana produksi dan

penjualan hasil karena sarana transportasi sudah cukup tersedia. Keadaan Sarana

dan Prasarana di Desa Gajah dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 6. Sarana dan Prasarana Umum di Desa Gajah 2013

No Sarana dan Prasarana Jumlah (Unit)

1 Balai Desa 1

Sumber: Kantor Kepala Desa Gajah, 2014

Berdasarkan Tabel 6, dapat diketahui bahwa sarana dan prasarana di desa gajah

sudah memadai. Walaupun sarana pendidikan yang ada hanya satu unit yaitu

Sekolah Dasar Negeri, tetapi penduduk dapat melanjutkan pendidikannya ke

sekolah lanjutan yang ada di Brastagi dan Ibu Kota Kabupaten . Hal ini tidak

mempersulit penduduk karena jaraknya yang tidak jauh dan mudah ditempuh,

serta didukung oleh sarana jalan dan transportasi yang memadai. Diketahui bahwa

balai desa di desa gajah terdapat satu unit, 1 unit sekolah dasar, 2 unit polides, 1

(52)

4.1.5. Karakteristik Petani Responden

Adapun karakteristik petani yang menjadi responden penelitian ini ialah meliputi

umur, tingkat pendidikan, lama bertani, dan jumlah tanggungan. Karakteristik

petani respoinden dapat dilihat pada tabel 7 dibawah ini:

Tabel 7. Karakteristik Petani Responden

No Uraian Satuan Range Rataan

Sumber: Data diperoleh dari Lampiran 1

Dari tabel 7, diketahui bahwa rata-rata luas lahan petani tomat adalah 0,346 ha

dengan range 0,2-0,8 ha. Rataan umur petani adalah 39 tahun dengan range 22-57

tahun. Hal ini menunjukkan bahwa petani responden masih tergolong produktif

yang masih memiliki tenaga kerja yang potensial untuk mengusahakan usahatani

tanaman tomat.

Tingkat pendidikan yang dijalani para petani responden memiliki rata-rata 11

tahun dengan range 4-17 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata pendidikan

petani adalah setingkat SMA. Rata-rata lama bertani petani responden di desa

gajah adalah 14 tahun dengan range 1-33 tahun yang menunjukkan bahwa

pengalaman bertani bagi petani termasuk cukup tinggi yang kemungkinan besar

dapat mempengaruhi petani dalam membudidayakan tanaman tomat. Jumlah

tanggungan keluarga petani responden di desa gajah rata-rata sebesar 3 jiwa denga

range 1-6 jiwa. Jumlah ini menunjukkan bahwa jumlah tanggungan para petani

(53)

membantu dalam proses usahatani tomat terutama dalam penyediaan tenaga kerja

keluarga.

(54)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Perkembangan Produksi Sebelum Gempa Gunung Sinabung (Tahun 2012) Dan Sesudah Gempa Gunung Sinabung (Tahun 2014)

Berdasarkan hasil penelitian dan wawancara terhadap responden di lapangan

diperoleh data produksi tomat sebelum erupsi gunung sinabung pada tahun 2012

adalah sebesar 30Ton/Ha/Tahun sedangkan produksi tomat sesudah erupsi

gunung sinabung pada saat ini meningkat 20% menjadi 35Ton/Ha/Tahun.

Meningkatnya produksi tomat sesudah erupsi gunung sinabung ini disebabkan

oleh adanya abu vulkanik yang ternyata berdampak baik bagi media tanam tomat.

Disertai lagi dengan datangnya hujan yang menjadi pemicu pertumbuhan produksi

tanaman tomat.

5.2. Kinerja Sistem Agribisnis Tomat Sebelum dan Sesudah Erupsi Gunung Sinabung

Baik atau buruknya kinerja sistem agribisnis tomat sebelum dan sesudah erupsi

gunung sinabung dapat diketahui dengan melihat jawaban- jawaban responden

terhadap kuesioner yang berupa angket yang berisi kegiatan sistem agribisnis

dimulai dari subsistem praproduksi, subsistem produksi dan subsistem

pascaproduksi. Dengan menggunakan metode skala likert berikut kegiatan yang

(55)

Tabel 8. Kegiatan Sistem Agribisnis Tomat No Subsistem Indikator

1 PraProduksi

 Penggunaan Benih bersertifikat

 Penggunaan Alat dan Mesin Pertanian

 Penggunaan Pupuk organik

 Penggunaan Pestisida Organik

 Melakukan perinciaan biaya yang akan dikeluarkan dalam bercocok tanam

2 Produksi

 Melakukan Kegiatan Pengolahan Tanah,

penggemburan tanah, pembuatan bendengan , dan pembuatan pupuk dasar

 Pembuatan jarak tanam standar yaitu 50 cm x 60 cm  Melakukan kegiatan pemupukan yang berjadwal

 Melakukan kegiatan pengendalian hama dan penyakit secara terpadu

 Melakukan kegiatan pemeliharaan lanjutan yaitu penyiangan

 Melakukan Kegiatan Panen tepat waktu

 Menggunakan masker pada saat panen

3 Pasca Produksi

 Melakukan penyeleksian Mutu dan ukuran

 Melakukan pengolahan lanjutan tomat

 Melakukan kegiatan pencucian tomat

 Menjual tomat kepada pedangang Besar daerah

 Menjual tomat kepada pedangang Besar luar daerah

Tabel 9. Perbedaan Kinerja Sitem Agribisnis Tomat Sebelum dan Sesudah Erupsi Gunung Sinabung

No Subsistem Nilai Sebelum Erupsi

Nilai Sesudah

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa rata rata nilai kinerja sistem agribisnis

tomat sebelum erupsi gunung sinabung sebesar 59,5. Angka ini berada di rentang

kinerja cukup baik. Sedangkan rata-rata nilai kinerja sistem agribisnis tomat

sesudah erupsi gunung sinabnung sebesar 79,5. Angka ini berada di rentang

(56)

adanya tambahan kegiatan penyiramam air sesudah terjadinya erupsi gunung

sinabung. Selain itu sesudah terjadinya erupsi gunung sinabung petani juga

semakin giat bekerja untuk meningkatkan produktivitas usaha taninya.

5.3 Perbedaan Pendapatan Petani Tomat Sebelum Gempa Gunung Sinabung (Tahun 2012) Dan Sesudah Gempa Gunung Sinabung (Tahun 2014)

Perbedaan pendapatan petani tomat sebelum erupsi gunung sinabung dan sesudah

erupsi gunung sinabung di Desa Gajah Kecamatan Simpang Empat Kabupaten

Karo diketahui dengan melihat jawaban jawaban responden terhadap kuesioner

yang berisi pertanyaan –pertanyaan yang diberikan. Pendapatan dalam hal ini

merupakan selisih antara penerimaan dan semua biaya. Dari jawaban setiap

pertanyaan akan diketahui jumlah penerimaan sebelum erupsi gunung sinabung

dan sesudah erupsi gunung sinabung. Selain itu juga akan diketahui jumlah biaya

produksi tomat sebelum dan sesudah erupsi gunung sinabung.

Kemudian jumlah penerimaan masing-masing petani tomat sebelum erupsi

gunung sinabung dikurangi dengan masing-masing jumlah biaya produksi tomat

yang dikeluarkan sebelum erupsi gunung sinabung begitu juga penerimaan

masing petani tomat setelah erupsi gunung sinabung dengan

masing-masing jumlah biaya produksi yang dikeluarkan petani tomat setelah erupsi

gunung sinabung. Dari hasil perhitungan yang dilakukan maka akan diperoleh

hasil sebagai berikut :

Tabel 10. Rata-Rata Perbedaan Pendapatan, Penerimaan Biaya Produksi Sebelum dan Sesudah Erupsi Gunung Sinabung

No Perbedaan Sebelum Sesudah

(57)

Dari tabel diatas diketahui bahwa rata-rata pendapatan petani tomat sebelum

erupsi gunung sinabung sebesar Rp.13.326.117 sedangkan rata-rata pendapatan

petani tomat sesudah erupsi gunung sinabung adalah sebesar Rp. 28. 463.917.

Peningkatan rata-rata pendapatan dapat terjadi akibat erupsi gunung sinabung

yang mengeluarkan abu vulkanik dan disertai dengan turunnya hujan yang

berdampak baik bagi tanaman tomat. Namun, setelah terjadinya erupsi gunung

sinabung harga jual tanaman tomat semakin meningkat, sejalan dengan

penerimaan dan biaya produksi petani tomat. Rata-rata penerimaan petani tomat

sebelum erupsi gunung sinabung adalah sebesar Rp.42.875.000/Ha sedangkan

rata-rata penerimaan petani tomat sesudah erupsi gunug sinabung adalah sebesar

Rp. 70.125.000/Ha. Kemudian rata- rata biaya produksi sebelum erupsi gunug

sinabung adalaah sebesar Rp. 29.548.883/Ha sedangkan sesudah erupsi gunung

sinabung adalah sebesar Rp. 41.661.083/Ha. Peningkatan biaya produksi

disebabkan oleh kenaikan harga bibit, pupuk, pestisida dan alsintan.

Untuk melihat perbedaan pendapatan petani tomat sebelum dan sesudah erupsi

gunug sinabung maka dianalisis dengan menggunakan Paired Sample T-test,

hasilya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 11. Paired Samples Correlations Pendapatan

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Pendapatan Sebelum & Pendapatan

Sesudah

30 ,981 ,000

Pada output Paired samples, menunjukkan apakah ada hubungan antara rata-rata

(58)

(0,000) < α (0,05) maka dapat disimpulkan ada hubungan yang di signifikan

pendapatan sebelum dan sesudah erupsi gunung sinabung.

Tabel 12.Paired Samples Test Pendapatan

Paired Samples Test

-1,51378E7 6,92413E6 1,26417E6 -1,77233E7 -1,25523E7 -11,975 29 ,000

Pada output kedua Paired Samples Test dapat diinterpretasikan seperti berikut :

Sig. = 0.000 α = 0.05

T.hitung = -11,975

Sig.(0.000) < α (0,05)

Keputusan Uji :

Karena nilai Sig.< α maka keputusannya adalah tolak H0.

Jadi dengan tingkat signifikansi 5% didapatkan kesimpulan rata rata pendapatan

sebelum dan sesudah erupsi gunung sinabung adalah tidak sama / berbeda secara

nyata. Dalam output juga disertai perbedaan mean sebesar -1,51378 yaitu selisih

rata-rata pendapatan sebelum erupsi gunung sinabung dengan pendapatan setelah

erupsi gunung sinabung. Nilai T hitung negatif berarti rata-rata pendapatan

sebelum erupsi gunung sinabung lebih rendah daripada sesudah erupsi gunung

(59)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

1. Produksi tomat sebelum erupsi sinabung pada tahun 2012 adalah sebesar

30Ton/Ha dan lebih rendah daripada sesudah erupsi gunung sinabung (Tahun

2014) yaitu sebesar 35Ton/Ha.

2. Kinerja sistem agribisnis tomat di Desa Gajah, Kecamatan Simpang Empat,

Kabupaten Karo sebelum erupsi gunung sinabung pada tahun 2012 benilai 59

(kinerja cukup baik) dan lebih rendah daripada sesudah erupsi gunung sinabung

yaitu bernilai 75 (kinerja baik).

3. Pendapatan petani tomat/Ha sebelum erupsi gunung sinabung adalah sebesar

Rp. 13.326.117 dan lebih rendah daripada sesudah erupsi gunung sinabung yaitu

sebesar Rp. 28. 463.917

6.2. Saran

1. Kepada Petani

diharapkan petani tomat agar terus merawat tanaman tomat secara intensif

baik itu penyemprotan pestisida, pemberian pupuk, dan penyiraman air

sehingga kualitas komoditi tomat dapat terjaga.

2. Kepada Pemerintah

diharapkan lebih berperan aktif lagi untuk membantu petani dalam

penyediaan sarana produksi yaitu bibit ,pupuk dan pestisida terkhusus

(60)

3. Kepada Peneliti selanjutnya

untuk mengadakan penelitian lanjutan mengenai erupsi gunung sinabung

(61)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tinjauan Agronomi

Tomat (Lycopersicon esculentum L.) merupakan tanaman asli dari Amerika

Tengah dan Selatan. Tanaman ini idealnya ditanam pada kisaran suhu 20-27oC

dengan curah hujan sekitar 750-1250 mg per tahun. Secara umum tomat dapat

tumbuh dengan baik pada ketinggian 0-1500 m dpl. Kata tomat berasal dari

bahasa Aztek, salah satu suku Indian yaitu xitomate atau xitotomate. Tanaman

tomat berasal dari negara Peru dan Ekuador, kemudian menyebar ke seluruh

Amerika, terutama ke wilayah yang beriklim tropik, sebagai gulma.

Penyebaran tanaman tomat ini dilakukan oleh burung yang makan buah tomat dan

kotorannya tersebar kemana-mana. Penyebaran tomat ke Eropa dan Asia

dilakukan oleh orang Spanyol. Tomat ditanam di Indonesia sesudah kedatangan

orang Belanda. Dengan demikian, tanaman tomat sudah tersebar ke seluruh dunia,

baik di daerah tropik maupun subtropik (Turgiyono, 2002).

Di Indonesia buah tomat (Lycopersicum esculentum Mill) sangat digemari,karena

rasanya enak, baik untuk dimakan segar, dibuat salad maupun untuk bumbu

masak, bahkan tanaman ini mengandung vitamin C, vitamin A (karoten) dan

mineral. Konsumsi tomat segar dan olahan meningkat terus seiring dengan

kebutuhan manusia pada gizi yang seimbang. Kebutuhan minimum vitamin A dan

vitamin C tiap orang dapat terpenuhi apabila tiap hari makan tomat sebanyak 100

(62)

sumbangan terhadap kebutuhan kita pula, sehingga apabila makan sayuran dan

buah-buahan tersedia setiap hari telah cukup dapat menciptakan masyarakat yang

sehat gizi (Wiryanta, 2002).

Klasifikasi tanaman tomat adalah sebagai berikut:

Divisi : Spermatophyta

Anak divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Solanales

Famili : Solanaceae

Genus : Lycopersicon (Lycopersicum)

Species : Lycopersicon esculentum Mill

Tomat selain sebagai bahan pangan bagi manusia juga memiliki kontribusi

terhadap perekonomian negara diantaranya berkontribusi terhadap PDB nasional

dan sebagai sumber mata pencaharian warga untuk memperoleh pendapatan

(Cahyono, 1998).

Menurut Rahardi (2006), sebagai salah satu produk agribisnis, sayuran memiliki

karakteristik tersendiri yang membedakan dengan komoditas hortikultura lainnya.

Karakteristik yang dimiliki sayuran antara lain:

1.Tidak tergantung musim

Sayuran dapat dibedakan menjadi sayuran semusim dan tahunan. Meskipun ada

beberapa sayuran yang sifatnya tahunan, namun konsumen masih dapat

menemukan walaupun jumlahnya sedikit dan harganya mahal. Sehingga sayuran

(63)

2.Tinggi risiko

Produk sayuran umumnya mudah rusak, mudah busuk, dan voluminous. Jika tidak

ada penanganan lebih lanjut pada pasca panen maka harganya pun akan turun

bahkan tidak bernilai sama sekali.

3.Perputaran modalnya lebih cepat.

Walaupun berisiko tinggi, namun perputaran modal usaha sayuran terbilang cepat

dibandingkan dengan komoditas pertanian yang lainnya. Hal ini terkait dengan

umur tanam untuk produk sayuran lebih singkat dan disertai dengan permintaan

konsumen terhadap berbagai jenis sayuran tidak akan pernah berhenti.

Menurut Kurnia et al.(2004), pertumbuhan dan perkembangan tanaman sayuran

tidak lepas dari pengaruh lingkungan seperti iklim dan topografi lingkungan lahan

tanam. Secara umum, sentra produksi tomat dataran tinggi terletak pada

ketinggian 700-2500 m di atas permukaan laut (dpl), dengan suhu udara rata-rata

sekitar 220C. Selain itu, curah hujan di sentra produksi sayuran dataran tinggi

berkisar 2.500 hingga 4.000 mm/tahun dan merupakan daerah yang dipengaruhi

oleh aktivitas gunung merapi baik statusnya masih aktif maupun yang sudah tidak

aktif lagi.

Menurut Dewa (2007), tomat dapat diusahakan diberbagai daerah. Namun,

pertumbuhan optimal tomat hanya dapat terjadi pada daerah di ketinggian lebih

dari 750 m dpl dengan kemasaman lahan sekitar 5,5-6,5. Suhu antara 15C-28C

sangat cocok agar tomat tumbuh optimal. Tomat akan cenderung kuning pada

(64)

stabil. Curah hujan yang cocok untuk pertumbuhan tomat antara 750-125

mm/tahun dengan sistem pengairan yang baik.

2.1.2 Sistem Agribisnis

Agribisnis dari cara pandang

analisis makro memandang agribisnis sebagai unit sistem industri dan suatu

komoditas tertentu, yang membentuk sektor ekonomi secara regional atau

nasional. Sedangkan pendekatan analisis mikro memandang agribisnis sebagai

suatu unit perusahaan yang bergerak, baik dalam salah satu subsistem agribisnis,

baik hanya satu atau lebih subsistem dalam satu lini komodias atau lebih dari satu

lini komoditas (Maulidah, 2012).

Secara konsepsional sistem agribisnis dapat diartikan sebagai semua aktifitas,

mulai dari pengadaan dan penyaluran sarana produksi (input) sampai dengan

pemasaran produk-produk yang dihasilkan oleh usaha tani serta agroindustri, yang

saling terkait satu sama lain. Dengan demikian sistem agribisnis merupakan suatu

sistem yang terdiri dari berbagai subsistem yaitu:

Subsistem Agribisnis Praproduksi/Agroindustri Hulu

Meliputi pengadaan sarana produksi pertanian antara lain terdiri dari benih, bibit, ,

pupuk , obat pemberantas hama alat-alat, mesin, dan peralatan produksi pertanian.

Pelaku-pelaku kegiatan pengadaan dan penyaluran sarana produksi adalah perorangan,

perusahaan swasta, pemerintah, koperasi. Betapa pentingnya subsistem ini mengingat

perlunya keterpaduan dari berbagai unsur itu guna mewujudkan sukses agribisnis.

Industri yang meyediakan sarana produksi pertanian disebut juga sebagai agroindustri

(65)

Subsistem AgribisnisProduksi / Usahatani

Usaha tani menghasilkan produk pertanian berupa bahan pangan, hasil perkebunan,

buah-buahan, bunga dan tanaman hias, hasil ternak, hewan dan ikan. Pelaku kegiatan

dalam subsistem ini adalah produsen yang terdiri dari petani, peternak, pengusaha

tambak, pengusaha tanaman hias dan lain-lain (Gumbira, 2001).

Subsistem AgribisnisPasca Produksi/ Agroindustri Hilir

Dalam subsistem ini terdapat rangkaian kegiatan mulai dari pengumpulan produk

usaha tani, pengolahan, penyimpanan dan distribusi. Sebagian dari produk yang

dihasilkan dari usaha tani didistribusikan langsung ke konsumen didalam atau di luar

negeri. Sebagian lainnya mengalami proses pengolahan lebih dahulu kemudian

didistribusikan ke konsumen. Pelaku kegiatan dalam subsistem ini ialah pengumpul

produk, pengolah, pedagang, penyalur ke konsumen, pengalengan dan lain-lain.

Industri yang mengolah produk usahatani disebut agroindustri hilir (downstream).

Peranannya amat penting bila ditempatkan di pedesaan karena dapat menjadi motor

penggerak roda perekonomian di pedesaan, dengan cara menyerap/mencipakan

lapangan kerja sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan

masyarakat pedesaan(Maulidah, 2012).

2.1.3 Erupsi Gunung Sinabung

Gunung Sinabung adala

adalah dua gunung berapi aktif di

provinsi itu. Ketinggian gunung ini adalah 2.460 meter. Gunung ini tidak pernah

(66)

pada tahun 2010. Letusan terakhir gunung ini terjadi sejak September 2013 dan

berlangsung hingga kini. Akibat peristiwa ini, status Gunung Sinabung dinaikkan

ke level 3 menjadi Siaga. Setelah aktivitas cukup tinggi selama beberapa hari,

status diturunkan menjadi level 2, Waspada. Namun demikian, aktivitas tidak

berhenti dan kondisinya fluktuatif (Simatupang, 2013).

Memasuki bulan November, terjadi peningkatan aktivitas dengan letusan-letusan

yang semakin menguat, sehingga status dinaikkan kembali menjadi Siaga.

Pengungsian penduduk di desa-desa sekitar berjarak 5 km dilakukan.

Letusan-letusan terjadi berkali-kali setelah itu, disertai luncura

km. Terbentuk kolom abu setinggi 8000 m di atas puncak gunung. Akibat

rangkaian letusan ini

Setelah kondisi ini bertahan terus, pada minggu terakhir Januari 2014 kondisi

Gunung Sinabung mulai stabil dan direncanakan pengungsi yang berasal dari luar

radius bahaya (5 km) dapat dipulangkan.

2.2 Landasan Teori

Menurut Arsyad (2003) agribisnis adalah suatu kesatuan usaha yang meliputi salah

satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan hasil dan pemasaran yang

ada hubungannya dengan pertanian dalam arti luas. Arti luas maksudnya adalah

kegiatan usaha yang menunjang kegiatan pertaian dan kegiatan usaha yang ditunjang

oleh kegiatan pertanian.

Pada umumnya, produksi yaitu proses kombinasi dan koordinasi material- material

(67)

pengolahan suatu barang atau jasa. Faktor produksi adalah semua korbanan yang

diberikan pada tanaman agar tanaman tersebut mampu tumbuh dan menghasilkan

dengan baik. Diberbagai literatur, faktor produksi ini dikenal pula dengan istilah input,

production factor, dan korbanan produksi (Soekartawi, 2001).

Produksi adalah suatu proses merubah kombinasi berbagai input menjadi output.

Pengertian produksi tidak hanya terbatas pada proses pembuatan saja tetapi juga

penyimpanan, distribusi, pengangkutan, pengemasan kembali, hingga pemasaran

hasilnya. Istilah produksi berlaku untuk barang maupun jasa. Bahkan sebenarnya

perbedaan antara barang dan jasa itu sendiri, dari sudut pandang ekonomi, sangat tipis.

Setiap produsen dalam melakukan kegiatan produksi di asumsikan dengan tujuan

memaksimumkan keuntungan (Pracoyo, 2006).

Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dapat dibedakan menjadi2 kelompok,

yaitu :

1. Faktor teknis, seperti lahan pertanian dengan macam dan tingkat

kesuburannya, bibit, varietas, pupuk dan pestisida.

2. Faktor sosial ekonomi, seperti biaya produksi, harga, tenaga kerja, tingkat

pendidikan, tingkat pendapatan, resiko ketidakpastian, kelembagaan,

tersedianya kredit dan sebagainya (Soekartawi, 2003).

Untuk memperoleh tingkat produksi optimal agar tercapai tingkat penerimaan

yang optimal, produsen haruslah memperhitungkan jumlah produksi, di mana

pada jumlah tersebut diharapkan penggunaan yang berlebihan akan menurunkan

hasil sehingga optimalisasi penerimaan tidak tercapai. Tingkat optimalisasi

(68)

harga yang berlaku dapat menjamin keadaan tersebut, sehingga produksi yang

diperoleh mencerminkan tingkat efisien dan keadaan usahatani tersebut

(Sudarsono, 1995)

Pendapatan merupakan pengurangan dari penerimaan dengan biaya total.

Pendapatan usahatani adalah selisih antara pendapatan kotor (output) dan biaya

produksi (input).Pendapatan luar usahatani adalah pendapatan yang diperoleh

sebagai akibat melakukan kegiatan diluar usahatani seperti berdagang, mengojek,

dll (Sofian, 2006).

Dalam pendapatan usahatani ada dua unsur yang digunakan yaitu unsur

penerimaan dan pengeluaran dari usahatani tersebut. Penerimaan adalah hasil

perkalian jumlah produk total dengan satuan harga jual, sedangkan pengeluaran

atau biaya yang dimaksudkan sebagai nilai penggunaan sarana produksi dan

lain-lain yang dikeluarkan pada proses produksi tersebut(Ahmadi, 2001).

Pendapatan atau dapat juga disebut keuntungan, adalah merupakan selisih antara

penerimaan total dengan biaya total. Dimana biaya itu terdiri dari biaya tetap dan

biaya tidak tetap. Secara matematis analisis pendapatan dapat ditulis dan

digambarkan sebagai berikut.

Y = TR-TC

Keterangan:

Y = Pendapatan (Rp)

TR = Total Penerimaan (Rp)

(69)

Sedangkan untuk menghitung penerimaan usahatani dapat dihitung dengan rumus

formula sebagai berikut.

TR = P.Q

TC = TFC + TVC

Keterangan

P = Harga per satuan (Rp)

Q = Jumlah Produksi (kg)

TVC = Total Biaya Variabel (Rp)

TFC = Total Biaya Tetap (Rp) (Suratiyah, 2006).

2.3. Kerangka Pemikiran

Sistem Agribisnis yang baik harus didukung pula oleh baiknya kinerja setiap

subsistem agribisnis. Setiap subsistem agribisnis akan mendukung kinerja

subsistem agribisnis lainnya. Dalam penelitian ini sistem agribisnis yang diteliti

adalah sistem agribisnis komoditas tomat. Tomat merupakan tanaman pangan

yang memiliki prospek usaha yang cukup baik. Permintaan tomat cukup tinggi,

baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri

Subsistem dalam agribisnis tomat meliputi subsistem praproduksi, subsistem

produksi/usahatani, dan subsistem pasca produksi. Kinerja seluruh subsistem ini

harus berjalan baik. Kinerja sistem agribisnis tomat yang berjalan dengan baik

dapat meningkatkan produksi,produktivitas serta pendapatan petani tomat.

Tomat merupakan salah satu komoditi pertanian penopang perekonomian

masyarakat di Kabupaten Karo. Akan tetapi, belakangan ini produksi komoditi

(70)

Sinabung. Maka untuk melihat dampak dari musibah erupsi gunung Sinabung

terhadap petani karo akan dibandingakan kinerja sistem agribisnis tomat dan

pendapatan usahatani tomat sebelum dan sesudah terjadinya bencana alam erupsi

gunung Sinabung. Berdasarkan uraian sebelumnya maka secara sistematis dapat

digambarkan skema kerangka pemikiran sebagai berikut.

<--->

Gambar1. Skema kerangka Pemikiran

Keterangan

: Menyatakan Pengaruh

<--->: Menyatakan Banding/Komparasi AGRIBISNIS TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill)

Pendapatan

- Subsistem Pasca Produksi

Kinerja Sistem Agribisnis:

- Subsistem Praproduksi

- Subsistem Produksi

- Subsistem Pasca Produksi

Pendapatan Sesudah

Musibah Erupsi Gunung

(71)

2.4Hipotesis Penelitian

Sesuai landasan teori yang telah dibangun, maka diajukan hipotesis yang akan

diuji kebenaranya sebagai berikut :

1. Kinerja sistem agribisnis tomat sebelum terjadi musibah erupsi gunung

Sinabung adalah lebih baik daripada sesudah terjadi musibah erupsi gunung

Sinabung.

2. Pendapatan Petani tomat sebelum terjadi musibah erupsi gunung Sinabung

(72)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris yang artinya pertanian memegang peranan

penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan

dengan banyaknya penduduk atau tenaga kerja yang hidup dan bekerja pada

sektor pertanian. Pertanian sebagai sumber kehidupan bagi sebagian besar

penduduk negara-negara berkembang seperti Indonesia adalah suatu realitas.

Tetapi apakah kehidupan para petani menjadi semakin baik dari hari kehari,

merupakan suatu pertanyaan. Banyak pandangan yang menyatakan bahwa

kehidupan para petani di negara-negara berkembang semakin sulit karena

sebagian besar sumber kehidupan warga negara tergantung dari pertanian, maka

kesulitan tersebut menjadi tantangan utama bagi negara (Gumbira, 2001).

Untuk lebih meningkatkan produktivitas pertanian di Indonesia, maka penting

adanya pengembangan konsep agribisnis. Peran agribisnis dalam suatu negara

agraris seperti Indoesia sangat besar. Hal ini disebabkan karena cakupan aspek

agribisnis meliputi kaitan mulai dari proses produksi, pengolahan sampai pada

pemasaran termasuk didalamnya kegiatan lain yang menunjang proses produksi

pertanian serta kegiatan lain yang ditunjang oleh kegitan pertanian

Menurut Rahardi (1997), kegiatan agribisnis dimulai dari perencanaan usaha,

penyediaan sarana dan prasarana, budidaya tanaman, penanganan hasil produksi

(73)

(pengelolaan) yang dapat mengelola faktor alam, modal, tenaga kerja dan

teknologi dengan faktor sarana prasarana agar dapat saling menunjang.

Unsur-unsur yang menjadi sasaran analisis dalam perusahaan agribisnis, yakni

aktivitas perusahaan agroindustri yang meliputi kegiatan pengadaan input,

pengolahan, dan pemasaran. Selain itu, pada lingkup manajemen terdapat divisi

riset dan pengembangan,administrasi dan personalia, serta keuangan. Di luar

lingkup manajemen ada tenaga kerja atau serikat pekerja, sumber-sumber

pembiayaan(bank, dana ventura, investor, pasar modal, dan lain-lain),

pelanggan/konsumen, distributor, pemasok, serta karakteristik bahan baku dan

lingkungan tugas lainnya (Gumbira, 2001).

Hortikultura berasal dari Bahasa Latin yang terdiri dari dua patah kata yaitu dari

kata Hortus: kebun dan Cultura: budidaya/pengelolaan. Hortikultura adalah ilmu

dan seni bercocok tanam yang memerlukan pemeliharaan khusus, serta bercocok

tanam tersebut dilakukan di kebun atau pekarangan Secara umum budidaya

hortikultura meliputi tanaman sayuran (vegetable crops), tanaman buah (fruit

crops) dan tanaman hias (ornamental crops). Buah-buahan salah satu komoditas

tanaman hortikultura yang mempunyai arti strategis dalam pergizian masyarakat

dan agribisnis secara global, karena pada era globalisasi akan membawa peluang

dan juga tantangan baru bagi produsen dan agribisnis buah-buahan domestik. Sifat

produk tanaman buah adalah: mudah rusak (perishable), resiko besar, musiman,

(74)

Salah satu tujuan utama pembangunan pertanian tanaman pangan adalah

swasembada pangan. Kebijaksanaan swasembada pangan diperluas, tidak hanya

bertumpu pada komoditas beras saja tetapi juga pada komoditas lain yang

mengandung karbohidrat, protein, mineral dan vitamin seperti buah-buahan,

sayur-sayuran dan bunga-bungaan, seperti halnya komoditas tomat

(Soekartawi,1994).

Buah tomat sebagai salah satu komoditas sayuran mempunyai prospek pemasaran

yang cerah. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya buah tomat yang dapat

dimanfaatkan oleh masyarakat diantaranya adalah sebagai sumber vitamin. Buah

tomat sangat baik untuk mencegah dan mengobati berbagai macam penyakit,

seperti sariawan karena mengandung vitamin C.

Selain sebagai buah segar yang langsung dapat konsumsi, buah tomat juga dapat

digunakan sebagai bahan penyedap berbagai macam masakan seperti sop,

gado-gado, sambal, dan juga dapat dijadikan bahan industri untuk dikonsumsi dalam

bentuk olahan, misalnya untuk minuman sari buah tomat, es juice tomat, dan

konsentrat. Berbagai macam kegunaan tersebut dapat memberikan keuntungan,

baik bagi konsumen, produsen, maupun masyarakat pada umumnya. Potensi pasar

buah tomat juga dapat dilihat dari segi harga yang terjangkau oleh seluruh lapisan

masyarakat sehingga membuka peluang yang lebih besar terhadap serapan pasar

(Cahyono, 1998).

Tomat merupakan salah satu tanaman pangan karena banyak mengandung

karbohidrat sehingga tomat juga dapat dijadikan sebagai salah satu makanan

(75)

tetapi konsumennya cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan

karena jumlah penduduk yang semakn bertambah, taraf hidup masyarakat

meningkat, dan wisatawan asing atau orang asing yang tinggal di Indonesia juga

meningkat.

Pembangunan pertanian yang berhasil dapat diartikan jika terjadi pertumbuhan

sektor ekonomi yang tinggi dan sekaligus terjadi perubahan masyarakat dan taraf

hidup yang kurang baik menjadi lebih baik. Hal ini terlihat dari peranan sektor

pertanian terhadap penyediaan pangan, penyumbang devisa negara melalui ekspor

dan lain sebagainya (Soekartawi, 1994).

Konsep agribisnis adalah suatu konsep di dalam kegiatan pertanian. Konsep

agribisnis merupakan suatu konsep yang utuh, mulai dari proses produksi,

pengolahan hasil, pemasaran dan aktivitas lain yang berkaitan dengan kegiatan

pertanian. Seperti yang telah diuraian sebelumnya, agribisnis mencakup kegiatan

yang ditunjang dan menunjang sektor pertanian.

Untuk melihat baik buruknya kinerja sistem agribisnis tersebut maka perlu

diadakan nya evaluasi. Evaluasi berkaitan dengan dampak dari suatu kegiatan

artinya menilai apakah sudah efektif dan efisien kegiatan tersebut berjalan.

Penanganan pengembangan komoditas pertanian yang terputus- putus juga

merupakan alasan pentingnya mengembangkan agribisnis. Misalnya

pengembangan suatu komoditas yag belum diimbangi dengan kegiatan

pengoolahan dan pemasaran yang baik sehingga seringkali dijumpai kelalaian

(76)

pula adanya pabrik pengolahan hasil pertanian yang kekurangan bahan baku yang

cukup dan kontinue ( Soekartawi, 2003).

Dari penjelasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka hal yang pertama yang

dilakukan dalam kegiatan agribisnis sebuah komoditas adalah penyediaan sarana

produksi. Penyediaan sarana produksi atau input atau faktor produksi baik yang

berbentuk fisik maupun keterampilan (skill) merupakan kegiatan yang dilakukan

dalam subsistem praproduksi kegiatan agribisnis suatu komoditas. Penyediaan

sarana produksi input atau faktor produksi yang memadai sangat penting karena

diperlukan untuk menunjang ataupun memperlancar kegiatan agrbisnis.

Berikutnya yaitu subsistem produksi. Salah satu indiaktor keberhasilan kinerja

petani dalam kegiatan susbsistem praproduksi adalah dapat menyediakan sarana

produksi atau input atau faktor produksi sehingga proses produksi atau

usahataninya berjalan lancar atau tidak terputus hingga masa panen.

Kinerja yang baik oleh petani juga dapat dilihat pada kegiatan subsistem produksi.

Sebelum memulai produksinya, petani harus tahu apa yang akan dilakukan serta

bagaimana cara melakukannya. Akan lebih baik lagi jika petani membuat daftar

pekerjaan tertulis yang akan dilakukan, cara melaksanakannya dan evaluasi

berdasarkan indikator yang telah ada atau standart pekerjaan yang semestinya

dilakukan petani dalam usahataninya. Dengan adanya kinerja yang baik pada

kegiatan subsistem produksi maka diharapakan petani dapat meningkatkan

produksi/ produktivitas/hasil usahataninya (Simanjuntak, 2005) .

Selanjutnya, keberhasilan kinerja agribisnis dilakukan dengan kegiatan

(77)

serangkaian kegiatan agribisnis. Hal ini disebabkan kegiatan pengolahan hasil

memberikan beberapa manfaat dan keuntungan, antara lain meningkatkan nilai

tambah, meningkatkan kualitas hasil, meningkatkan penyerapan tenaga kerja,

meningkatkan keterampilan produsen, dan meningkatkan pendapatan

produsen(Soekartawi, 2003).

Pada akhirnya, konsep agribisnis tidak dapat dipisahkan dari sebuah kegiatan

pertanian yang menginginkan hasil yang optimal dari kegiatan pertanian tersebut.

Oleh karena itu, kinerja sistem agribisnis yang baik diperlukan didalam pertanian

tomat. Dengan diterapkannya konsep agribisnis yang baik mulai dari kegiatan

praproduksi, produksi, dan pasca produksi, serta sinergitas antara tiap subsistem

agribisnis tersebut diharapakan dapat meningkatkan pendapatan pertanian tomat,

dapat memenuhi permintaan tomat dalamnegeri dengan harga yang stabil, bahkan

dapat menambah devisa negara dengan mengekspornya keluar negeri.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarakan uraian pada latar belakang maka dapat dirumuskan beberapa

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Perkembangan produksi tomat di daerah penelitian sebelum erupsi

gunung Sinabung (Tahun 2012) dan sesudah erupsi gunung Sinabung (Tahun

2014) ?

2. Bagaimana kinerja sistem agribisnis tomat didaerah penelitian yang meliputi

subsistem praproduksi, subsistem produksi, dan subsistem pascaproduksi

sebelum erupsi gunung sinabung (Tahun 2012) dan sesudah erupsi gunung

(78)

3. Apakah ada perbedaan pendapatan petani tomat di daerah penelitian sebelum

erupsi gunung Sinabung (Tahun 2012) dan sesudah erupsi gunung Sinabung

(Tahun 2014) ?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengaetahui bagaimana perkembangan produksi tomat di daerah

penelitian sebelum erupsi gunung Sinabung (Tahun 2012) dan sesudah erupsi

gunung Sinabung (Tahun 2014).

2. Untuk menganalisis kinerja sistem agribisnis tomat yang meliputi subsistem

praproduksi, subsistem produksi, dan subsistem pascaproduksi didaerah

penelitian sebelum erupsi gunung Sinabung (Tahun 2012) dan sesudah erupsi

gunung Sinabung (Tahun 2014).

3. Untuk menganalisis perbedaan pendapatan petani tomat di daerah penelitian

sebelum erupsi gunung Sinabung (Tahun 2012) dan sesudah erupsi gunung

Sinabung (Tahun 2014).

1.4. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai salah satu syarat untuk mendapat gelar sarjana pertanian di Fakultas

Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

2. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi produsen atau petani tomatuntuk

bertani secara intensif agar dapat meningkatkan ekonomi keluarga mereka

dalam menjalankan usahataninya.

(79)

ABSTRAK

Ezra Hilda Panggabean (100304121) dengan judul skripsi “Analisis Kinerja Sistem Agribisnis Tomat Sebelum dan Sesudah Erupsi Gunung Sinabung di Desa Gajah, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo” dibawah bimbingan Bapak Dr.Ir Satia Negara Lubis, M.Ec sebagai Ketua Komisi pembimbing dan Bapak Ir, M Jufri, M. Si sebagai Anggota Komisi pembimbing. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana perkembangan produksi Tomat didaerah penelitian sebelum dan sesudah Erupsi gunung Sinabung, untuk menganalisi kinerja sistem agribisnis tomat sebelum dan sesudah erupsi gunung sinabung dan untuk menganalisi perbedaan pendapatan petani tomat sebelum dan sesudah erupsi gunung sinabung.

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis skala likert, metode analisis usahatani dan metode analisis komparatif. Metode analisis skala likert digunakan untuk menghitung skor kinerja petani tomat sebelum dan sesudah erupsi gunung sinabung. Metode analisis usahatani digunakan untuk menghitung biaya produksi, penerimaan dan pendapatan petani tomat sebelum dan sesudah erupsi gunung sinabung.

Hasil penelitian antara lain, perkembangan produksi tomat sebelum dan sesudah erupsi gunug sinabung adalah meningkat. Kinerja petani dalam sistem agribisnis sebelum erupsi gunung sinabung lebih rendah daripada sesudah erupsi gunung sinabung. Pendapatan petani tomat sebelum erupsi gunung sinabung lebih rendah daripada setelah erupsi gunung sinabung.

Kata Kunci : Kinerja, Sistem Agribisnis, Erupsi Gunung Sinabung.

(80)

ABSTRACT

Ezra Hilda Panggabean (100304121) thesis titled "Performance Analyze of Tommato Agribusiness System Before and After Eruption of Mount Sinabung in Gajah Village, Simpang Empat, Karo" under the guidance of Bapak Dr. Ir Satia Negara Lubis, M.Ec as Chairman of the Commission supervising and Bapak Ir, M Jufri, M.Si as Commission members supervisor. The purpose is to find out how the development of tommato is production areas of research before and after the eruption of Mount Sinabung, to analyze the tommato agribusiness system performance before and after the eruption of Mount Sinabung and to analyse the difference tommato farmers' income before and after the eruption.

The analyze method used in this research is the analyse of the Likert scale, analytical methods of farming and comparative analysis methods. Likert scale analyze method is used to calculate the performance scores of tommato growers before and after the eruption of Mount Sinabung. The analytical method used to calculate farm production costs, revenues and income of farmers tommato before and after the eruption of Mount Sinabung.

The results of the study, among others, the development of tommato production before and after the eruption of Mount Sinabung increasing. Performance of farmers in the system before the eruption of Mount Sinabung agribusiness lower than after the eruption of Mount Sinabung. Tommato farmers' income before the eruption of Mount Sinabung is lower than after the eruption of Mount Sinabung

(81)

ANALISIS KINERJA SISTEM AGRIBISNIS TOMAT

SEBELUM DAN SESUDAH ERUPSI GUNUNG SINABUNG

(

Kasus : Desa Gajah, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo)

SKRIPSI

OLEH :

EZRA HILDA PANGGABEAN 100304121

AGRIBISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(82)

ANALISIS KINERJA SISTEM AGRIBISNIS TOMAT

SEBELUM DAN SESUDAH ERUPSI GUNUNG SINABUNG

(

Kasus : Desa Gajah, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo)

SKRIPSI

OLEH :

EZRA HILDA PANNGABEAN 100304121

AGRIBISNIS

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,

Universitas Sumatera Utara

Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing,

Ketua Komisi Pembimbing Anggota Komisi Pembimbing

(Dr.Ir.Satia Negara M.Ec) (

NIP : 196302041997031001 NIP : 196011101988031003 Ir.Mhd Jufri M.Si)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(83)

ABSTRAK

Ezra Hilda Panggabean (100304121) dengan judul skripsi “Analisis Kinerja Sistem Agribisnis Tomat Sebelum dan Sesudah Erupsi Gunung Sinabung di Desa Gajah, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo” dibawah bimbingan Bapak Dr.Ir Satia Negara Lubis, M.Ec sebagai Ketua Komisi pembimbing dan Bapak Ir, M Jufri, M. Si sebagai Anggota Komisi pembimbing. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana perkembangan produksi Tomat didaerah penelitian sebelum dan sesudah Erupsi gunung Sinabung, untuk menganalisi kinerja sistem agribisnis tomat sebelum dan sesudah erupsi gunung sinabung dan untuk menganalisi perbedaan pendapatan petani tomat sebelum dan sesudah erupsi gunung sinabung.

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis skala likert, metode analisis usahatani dan metode analisis komparatif. Metode analisis skala likert digunakan untuk menghitung skor kinerja petani tomat sebelum dan sesudah erupsi gunung sinabung. Metode analisis usahatani digunakan untuk menghitung biaya produksi, penerimaan dan pendapatan petani tomat sebelum dan sesudah erupsi gunung sinabung.

Hasil penelitian antara lain, perkembangan produksi tomat sebelum dan sesudah erupsi gunug sinabung adalah meningkat. Kinerja petani dalam sistem agribisnis sebelum erupsi gunung sinabung lebih rendah daripada sesudah erupsi gunung sinabung. Pendapatan petani tomat sebelum erupsi gunung sinabung lebih rendah daripada setelah erupsi gunung sinabung.

Kata Kunci : Kinerja, Sistem Agribisnis, Erupsi Gunung Sinabung.

(84)

ABSTRACT

Ezra Hilda Panggabean (100304121) thesis titled "Performance Analyze of Tommato Agribusiness System Before and After Eruption of Mount Sinabung in Gajah Village, Simpang Empat, Karo" under the guidance of Bapak Dr. Ir Satia Negara Lubis, M.Ec as Chairman of the Commission supervising and Bapak Ir, M Jufri, M.Si as Commission members supervisor. The purpose is to find out how the development of tommato is production areas of research before and after the eruption of Mount Sinabung, to analyze the tommato agribusiness system performance before and after the eruption of Mount Sinabung and to analyse the difference tommato farmers' income before and after the eruption.

The analyze method used in this research is the analyse of the Likert scale, analytical methods of farming and comparative analysis methods. Likert scale analyze method is used to calculate the performance scores of tommato growers before and after the eruption of Mount Sinabung. The analytical method used to calculate farm production costs, revenues and income of farmers tommato before and after the eruption of Mount Sinabung.

The results of the study, among others, the development of tommato production before and after the eruption of Mount Sinabung increasing. Performance of farmers in the system before the eruption of Mount Sinabung agribusiness lower than after the eruption of Mount Sinabung. Tommato farmers' income before the eruption of Mount Sinabung is lower than after the eruption of Mount Sinabung

(85)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah dan

kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Adapun judul dari skripsi ini adalah “Analisis Kinerja Sistem Agribisnis Tomat Sebelum dan Sesudah Erupsi Gempa Sinabung di Desa Gajah Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo”.

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, dukungan, dan bantuan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

kasih yang sebesar- besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec., selaku Ketua Komisi Pembimbing 2. Bapak Ir. M. Jufri, M.Si., selaku Anggota Komisi Pembimbing.

3. Ibu Dr. Ir. Salmiah, MS., selaku Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas

Pertanian Universitas Sumatera Utara dan Bapak

Dr.Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec., selaku Sekretaris Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

4. Seluruh Staf Pengajar dan Pegawai Departemen Sosial Ekonomi Pertanian

Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

5. Alm, Ayahanda dan Ibunda, tercinta Maringan Simorangkir dan

Farasiana Marbun yang telah memberikan dukungan baik secara moril maupun materil yang senantiasa memberikan semangat dan senantiasa

menemani penulis dalam penulisan skripsi ini dan menyelesaikan pendidikan

(86)

6. Kakak-Abangku tercinta, Ester Andriani, AMF dan Esroni Manumpak Tua Simorangkir yang telah memberikan dukunganm motivasi dan semangat. Adik-adikku tersayang Estika Sari Simorangkir dan Esman Hamonangan Simorangkir yang membatu penulis dikala bingung dalam menghitung.

7. Keponakanku yang pertama Evander Abraham Sinaga yang memberikan semangat lewat senyum dan tingkahnya yang menggemaskan.

8. Sahabat-sahabatku terkasih didalam Tuhan, Novrida Tuturi Sembiring,Amd., Lasmaria Magdalena Sitorus,S.S., Yenny Ravicha Sinaga, yang telah meberikan dukungan, semangat, dan motivasi bagi penulis. 9. Teman teristimewa Harry Christian Purba yang selama ini menasehati,

memberikan semangat, dukungan dan motivasi kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi dan pendidikan di Universitas Sumatera Utara.

10.Kawan-kawan seperjuangan stambuk 2010 Agribisnis USU yang tidak dapat

penulis sampaikan satu per satu yang sama-sama berjuang dan telah

mamberikan bantuan dan dukungan selama penulis menempuh pendidikan dan

penulisan skrisi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi

kesempurnaan skripsi ini.

Akhirnya penulis ucapkan terima kasih dan berharap semoga skripsi ini

bermanfaat bagi semua pihak yang bersangkutan

Medan, Desember 2015

(87)

DAFTAR ISI

2.1.3 Erupsi Gunung Sinabung...12

2.2. Landasan Teori...13

2.3. Kerangka Pemikiran...16

2.4. Hipotesis Penelitian...18

METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penentuan Daerah Penelitian...19

3.2. Metode Penentuan Sampel...19

3.3. Metode Pengumpulan Data...20

3.4. Metode Analisis Data...20

3.5.Defenisi dan Batasan Operasional...22

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAAN 4.1. Deskripsi daerah Penelitian...24

4.1.1. Letak Geografis dan Luas Wilayah...24

4.1.2. Keadaan Penduduk...25

(88)

4.1.4. Sarana dan Prasarana...27 4.1.5. Karakteristik Petani Responden...28

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Perkembangan Produksi Tomat Sebelum dan Sesudah Erupsi Gunung Sinabung...30 5.2. Kinerja Sistem Agribisnis Tomat Sebelum dan Seudah Erupsi

Gunung Sinabung...30 5.3. Perbedaan Pendapatan Petani Tomat Sebelum dan Sesudah Erupsi

GunungSinabung...32

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan...35 6.2. Saran...35

(89)

DAFTAR TABEL

NO JUDUL HALAMAN

1. Daerah Yang Terkena Erupsi Gunung Sinabung...19

2. Distribusi Penggunaan Lahan di Desa Gajah 2013...25

3. Distribusi penduduk Menurut Kelompok Umur di Desa Gajah 2013...25

4. Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Formal di Desa Gajah 2013...26

5. Distribusi Penduduk Menurut Sumber Mata Pencaharian di Desa Gajah 2013...26

6. Sarana dan Prasarana Umum di Desa Gajah 2013……...27

7. Karakteristik Petani Responden...28

8. Kegiatan Sistem Agribisnis Tomat………....31

9. Perbedaan Kinerja Sitem Agribisnis Tomat Sebelum dan Sesudah Erupsi Gunung Sinabung………..31

10.Rata-Rata Perbedaan Pendapatan, Penerimaan Biaya Produksi Sebelum 11. dan Sesudah Erupsi Gunung Sinabung………...32

12.Paired Samples Correlations Pendapatan………33

(90)

DAFTAR LAMPIRAN

NO JUDUL

1. Karakteristik Petani Sampel 2. Anaalisis Sistem Agribisnis Tomat

Biaya Bibit

• Sebelum erupsi Gunung Sinabung

• Sesudah erupsi Gunung Sinabung

Biaya Pupuk

• Sebelum erupsi Gunung Sinabung

• Sesudah erupsi Gunung Sinabung

Biaya Pestisida

• Sebelum erupsi Gunung Sinabung

• Sesudah erupsi Gunung Sinabung

Biaya Tenaga Kerja

• Sebelum erupsi Gunung Sinabung

• Sesudah erupsi Gunung Sinabung

Biaya Alat

• Sebelum erupsi Gunung Sinabung

• Sesudah erupsi Gunung Sinabung

3. Penerimaan Sebelum dan Sesudah Erupsi Gunung Sinabung 4. Total Biaya dan Pendapatan sebelum dan sesudah Erupsi Gunung

Sinabung

5. Analisis Kinerja Subsistem Praproduksi

• Sebelum erupsi Gunung Sinabung

• Sesudah erupsi Gunung Sinabung 6. Analisi Kinerja Subsitem Produksi

• Sebelum erupsi Gunung Sinabung

• Sesudah erupsi Gunung Sinabung 7. Analisis Kinerja Subsistem Pascaproduksi

• Sebelum erupsi Gunung Sinabung

Gambar

Tabel 1. Daerah Yang Terkena Erupsi Gunung Sinabung
Tabel 2. Distribusi Penggunaan Lahan di Desa Gajah 2013
Tabel 5. Distribusi Penduduk Menurut Sumber Mata Pencaharian di Desa   Gajah  2013
Tabel 6. Sarana dan Prasarana Umum di Desa Gajah  2013
+6

Referensi

Dokumen terkait

Herminarto Sofiian rozin,

The JEE tool assesses country capacity under the International Health Regulations (2005).. The JEE tool can be used for internal self-assessment or

[r]

FAKUTTAS BAHASA DAN SENI PROGRAM HIBAH KOMPETISI A1 BACH.III 2006. JURUSAN PEII DIDIIGN

Demikian Berita Acara Penjelasan Dokumen Pemilihan ini dibuat dengan penuh tanggung jawab untuk dijadikan pedoman, dan dilaksanakan dan dipergunakan sebagaimana

Surar penugasan/izin ini diberil&lt;an untuk dipergunakan dan cliiaksanakan sebaik-baiknla. dan setelah selesai agar melaporkan hasilnya.. Asli surat rugas ini diberikan

bahwa guna meningkatkan pelayanan kepada masyarakat perlu memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan dengan berdasar pada prinsip ekonomi

Beres-beres Anak dan guru membereskan alat main bersama Anak dan guru Observasi Sikap Jujur b. Evaluasi Guru menggali pengalaman