• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Dan Pengujian Mesin Tepung Tapioka Dengan Kapasitas 7 Kg Per Jam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisa Dan Pengujian Mesin Tepung Tapioka Dengan Kapasitas 7 Kg Per Jam"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

KARYA AKHIR

ANALISA DAN PENUJIAN

MESIN TEPUNG TAPIOKA DENGAN

KAPASITAS 7 KG PER JAM

OLEH :

KARYA AKHIR YANG DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SYARAT

MEMPEROLEH GELAR SARJANA SAINS TERAPAN

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI MEKANIKINDUSTRI

PROGRAM DIPLOMA – IV FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T, karena berkat

rahmat dan hidayah-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Karya

Akhir ini dengan judul “ANALISA DAN PENGUJIAN MESIN TEPUNG

TAPIOKA DENGAN KAPASITAS 7 KG PER JAM ”.

Penyusunan laporan Karya Akhir ini dilakukan guna untuk menyelesaikan

Studi di Program Studi Teknologi Mekanik Industri Universitas Sumatera Utara,

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan.

Dalam kegiatan penulis untuk menyelesaikan Karya Akhir ini, penulis

telah banyak mendapat bantuan berupa bimbingan, arahan dan saran dari berbagai

pihak. Untuk itu maka dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Tulus Burhanuddin Sitorus. ST. MT, sebagai Dosen Pembimbing

penulis

2. Bapak Dr.Ing.Ir. Ikhwansyah Isranuri selaku Ketua Program Studi

Teknologi Mekanik Industri Program Diploma-IV, FT-USU.

3. Bapak dan Mama’ tercinta yang senantiasa memberikan dukungan

semangat dan materi serta mendoakan penulis.

4. Seluruh Staf Pengajar Departemen Teknik Mesin Universitas Sumatera

Utara.

5. Pegawai Departemen Teknik Mesin kak Is, kak Sonta, bang Syawal, bang

(3)

6. Rekan mahasiswa stambuk ’02, ’03 dan ’04, Arwindren.SST,

Rohancen.SST, Bambang Wahyudi, Mario.SST, M.Irfrans Syahputra,SST,

dan serta rekan-rekan stambuk yang namanya tidak dapat disebutkan

satu-persatu yang sudah banyak membantu .

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih belum sempurna adanya, karena

masih banyak kekurangan baik dari segi ilmu maupun susunan bahasanya.

Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran demi

menyempurnakan laporan ini.

Akhir kata bantuan dan budi baik yang telah penulis dapatkan,

menghaturkan terima kasih dan hanya Allah S.W.T, yang dapat memberikan

limpahan berkat yang setimpal. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita

semua dan bagi penulis sendiri tentunya.

Medan, September 2009

Penulis

NIM : 045202005

(4)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR NOTASI ... vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2 Alasan Pemilih Judul ... 2

1.3. Tujuan ... 3

1.3.1. Tujuh Umum Dari Peancang Mesin Tepung Ubi ... 3

1.3.2. Tujuh Khusus Dari Peancang Mesin Tepung Ubi ... 3

1.4.Manfaat ... 4

1.5.Metode Penggujian ... 4

1.6. Batasan Masalah ... 4

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalah Bahan Baku... 5

2.2 Pembuatan Tepung Ubi ( Tapika ) ... 7

2.3 Proses Pembuatan Tepung Ubi ... 8

2.4 Tahapan – Tahapan Dalam Perancangan ... 10

2.5 Bagain Utama Mesin ... 12

2.6 Baut... 16

(5)

3.2 Penetapan Kapasitas Mesin Tepung Ubi ... 19

3.3 Perencanaan Sistem Transmisi ... 19

3.4 Spesifikasi Perencanaan ... 19

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN ELEMEN MESIN 4.1 Daya Motor Penggerak ... 21

4.2 Analisa Daya Untuk Menghancurkan Ubi ... 22

4.3 Analisa Perbandingan Puli ... 24

4.4 Analisa Gaya ... 26

4.5 Hasil Uji Fungsi ... 27

4.5.1 Analisa Uji Fungsi ... 27

4.5.2 Hasil Kerjan Sistem Tramsmisi ... 27

4.6 Analisa Dari Segi Waktu ... 28

4.7 Analisa Sistem transmisi Sabuk Dan Puli ... 29

4.8 Posor ... 31

4.8.1 Anlisa Kekuatan Posor Pada Motor ... 31

4.8.2 Anlisa Kekuatan Posor Pada Screw Press ... 32

4.9 Bantalan ... 32

BAB V PERAWATAN 5.1 Pengertian Dan Tujuan Utama Perawatan ... 35

5.1 Perawatan Bagaian – Bagaian Utama Mesin ... 36

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpul ... 38

(6)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Bagan Alir Pembuatan Tepung Tapioka ... .... 9

Gambar 2.2 Bagian utama mesin ... .... 12

Gambar 2.3 Kerangka mesin ... .... 13

Gambar 2.4 Corong masuk ... .... 14

Gambar 2.5 Poros dan Screw Press... .... 14

Gambar 2.6 Piringan penumbuk berputar dan piringan penumbuk diam ... .... 15

Gambar 2.7 Saringan ... .... 16

(7)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Kandungan unsur-unsur gizi dan kalori dalam singkong ….………..6

Tabel 2.2 Hasil produksi dan keunggulan beberapa varietas singkong………... 7

Tabel 2.3 Bahan dan Alat untuk pembuatan tepung Tapioka………...8

(8)

DAFTAR SIMBOL

LAMBANG KETERANGAN SATUAN

A Luas ( m2

)

a Percepatan ( m/s2)

Q Kapasitas ( kg )

P Daya ( kW )

B

σ Kekuatan tarik ( kg /mm2)

a

τ Tegangan geser izin ( kg /mm2)

D,d Diameter ( mm )

N Putaran ( rpm)

d

P Daya perencana (kW)

τ Tegangan geser ( kg /mm2

)

T Torsi (kg.mm)

ω Kecepatan sudut ( rad/s )

ρ Massa jenis (kg /m3)

η efisiensi -

V Gaya geser; kecepatan;

faktor putaran pada bantalan ( m/s)

v Volume ( m3)

(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kurang lebih dari tujuh puluh persen penduduk indonesia bermata

pencaharian dari sektor pertanian. Oleh karena itu kegiatan pertanian haruslah

menjadi kebanggaan kita, sebab dari dunia pertanian itulah produksi yang

menghidupi sebagian besar bangsa ini berasal. Kegiatan dalam sektor pertanian

merupakan salah satu kekuatan ekonomi kita. Karena jumlah penduduk kita terus

bertambah dan kebutuhan pangan senantiasa meningkat secara terus menerus,

menjadi tuntutan untuk terus meningkat produksi pertanian.

Usaha penganekaragaman pangan sangat penting artinya sebagai usaha untuk

mengatasi ketergantungan pada satu bahan pangan pokok saja. Misalnya dengan

mengolah umbi-umbian menjadi bahan awetan yang mempunyai rasa khas dan

tahan lama disimpan. Bentuk olahan tersebut berupa tepung, gaplek, tapai dan

lain-lainnya. Hal ini sesuai dengan program pemerintah khususnya dalam

mengatasi masalah kebutuhan bahan pangan.

Berdasarkan harian Republika terbitan tanggal 17 January 2005 Indonesia

merupakan negara pengimpor tepung terbesar di Asia Tenggara. Untuk memenuhi

kebutuhan bahan baku tepung dalam pembuatan mie instan, roti, dan pangan

lainnya, indonesia harus mengimpor sekitar 4 juta ton tepung setiap tahunnya.

Dengan semakin meningkatnya kebutuhan pangan yang berbahan baku

tepung, maka kebutuhan tepung setiap tahunnya akan meningkat. Meningkatnya

(10)

setiap tahunnya, yang berarti semakin besar pula devisa negara yang harus

dikeluarkan.

Dalam upaya memenuhi kebutuhan bahan baku tepung didalam negeri,

supaya menggali dan memanfaatkan potensi sumber daya alam hayati melalui

penelitian dan pengembangan didalam negeri harus dilakukan terus-menerus. Hal

tersebut sangat dilakukan karena sekitar 16,7 persen dari sumber daya hayati

dunia terdapat di Indonesia. Dari ribuan spesies yang ada, diperkirakan baru 6.000

jenis yang dimanfaatkan untuk kebutuhan manusia.

Dengan demikian, berarti masih banyak potensi sumber daya hayati yang

belum dimanfaatkan. Seandainya saja sumber daya yang berlimpah tersebut dapat

dimanfaatkan dengan cara pengolahan yang terprogram, tentu akan memberikan

kontribusi yang besar bagi pembangunan ketahanan pangan di Tanah Air,

termasuk untuk memenuhi kebutuhan tepung didalam negeri.

Dalam upaya memenuhi kebutuhan bahan baku tepung didalam negeri,

berbagai upaya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tepung tersebut,

diantaranya dengan menciptakan mesin yang efektif serta berdaya guna dalam

pembuatan tepung. Ini kiranya dapat berupaya dalam menciptakan produksi

tepung yang sangat mudah. Oleh karena itu perancangan ini mengambil judul

“ Analisa Dan Pengujian Mesin Tepung Tapioka ”

1.2. Alasan Pemilihan Judul

Kebutuhan akan bahan makanan dan penyediaan sumber gizi terus meningkat

dari tahun ketahun, dalam hal ini ubi. Para petani dituntut untuk mampu

(11)

dimiliki sebagian besar para petani masih tergolong tradisionil dalam mengelola

hasil panen.

Dari kekurangan-kekurangan itulah maka dirancang mesin tepung ubi yang

bertujuan untuk membantu dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh

seorang petani dalam mengolah hasil pertaniannya.

1.3. Tujuan

1.3.1. Tujuan umum dari perancangan mesin tepung ubi ini adalah :

1. Sebagai syarat untuk menyelesaikan mata kuliah karya akhir semester VIII

dan untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan (SST).

2. Mengaplikasikan disiplin ilmu yang diperoleh selama duduk dibangku

kuliah.

3. Dapat merancang suatu alat untuk para petani ubi dalam mengolah hasil

panennya menjadi tepung ubi.

4. Ikut berpartisipasi dalam menyumbangkan ide yang berbasis teknologi

tepat guna.

5. Untuk memperluas wawasan petani ubi yang ingin membuka usaha

menjadi produsen tepung ubi.

1.3.2. Tujuan khusus dari perancangan mesin tepung ubi adalah

Untuk mengetahui cara merancang komponen-komponen mesin dan

effisiensi, daya, putaran dan kapasitas alat pembuat tepung ubi yang telah

(12)

1.4. Manfaat

Manfaat yang diperoleh dari perancangan mesin pembuat tepung ubi adalah :

1. Para petani dapat terbantu dalam pengolahan hasil panen ubi mereka

secara optimal.

2. Dengan perancangan alat ini tentu dapat menambah wawasan dan

pengalaman dalam menerapkan ilmu yang telah dipelajari selama dalam

bangku perkuliahan.

3. Bagi rekan-rekan mahasiswa yang ingin membahas dan meningkatkan

performansi mesin ini.

1.5. Metode Pengujian

Untuk memperoleh data guna penyusunan laporan ini, metode yang

penulis lakukan antara lain adalah :

1. Mengadakan studi literatur diperpustakaan.

2. Mencari hal-hal yang berhubungan dengan perancangan mesin dimedia

internet.

3. Melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing dan pihak-pihak yang

memahami tentang perancangan mesin tepung ubi.

4. Melakukan studi lapangan dengan melihat dan mengganti mesin-mesin

rancangan lain yang telah ada.

1.6. Batasan masalah

Dalam penulisan karya akhir ini, pembahasan dibatasi sebagai berikut : 1. Pengujian alat

2. Kinerja sistem transmisi

3. Uji Spesifikasi, dan

(13)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Pengenalan Bahan Baku

Singkong (Manihot Utilisima) disebut juga ubi kayu atau ketela pohon, sudah

banyak ditanam hampir diseluruh dunia. Mengenai asal tanaman singkong

tersebut, ada beberapa ahli botani yang menyatakan bahwa tanaman singkong

berasal dari amerika beriklim tropis. Namun, seorang ahli botani Rusia, Nikolai

Ivanovick Vavilov, memastikan bahwa tanaman singkong tersebut berasal dari

Brazil.

Singkong masuk ke Indonesia pada tahun 1852 melalui kebun raya Bogor,

dan kemudian tersebar keseluruh wilayah nusantara pada saat Indonesia dilanda

kekurangan pangan, yaitu sekitar tahun 1914-1918. Dengan demikian singkong

menduduki posisi sebagai makanan pokok ketiga, setelah padi dan jagung.

Hasil panen utama dari tanaman singkong adalah umbinya. Umbi singkong

merupakan tempat untuk meyimpan persediaan cadangan makanan. Pada

umumnya, umbi singkong berbentuk bulat panjang yang makin keujung

ukurannya makin kecil. Pada dasarnya, umbi singkong terdiri atas tiga lapisan

yang meliputi yaitu :

1. Lapisan kulit luar

Merupakan lapisan kulit yang tipis; yang mudah robek, berwarna

coklat, dan coklat abu-abu.

2. Lapisan kulit dalam

Merupakan suatu lapisan kulit yang memiliki ketebalan antara 1mm-3

(14)

3. Lapisan bagian daging : bagian yang memiliki persentasi terbesar dari

ubi.

Dari unsur penelitian diketahui bahwa kandungan unsur-unsur gizi dalam

ubi, relatif tinggi (diperlihatkan pada Tabel 2.1). Oleh karena itu, masyarakat

harus tahu lebih banyak mengenai ubi maupun komposisi kandungan gizi yang

terkandung didalammya adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1. Kandungan Unsur-unsur Gizi dan Kalori dalam Singkong

No. Nama Unsur Kadar Gizi / 100 gr Bahan

1. Energi 146 kal

2. Karbohidrat 34,7 gr

3. Protein 1,2 gr

4. Lemak 0,3 gr

5. Mineral 1,3 gr

6. Zat Besi 0,007 mg

7. Kalsium 0,003 mg

8. Fosfor 0,004 mg

9. Vitamin B 0,006 mg

10. Vitamin C 0,003 mg

11. Air 62,5 gr

Sumber ; Daftar Analisis Bahan Makanan, Fak. Kedokteran UI, Jakarta; 1992.

Dalam rangka mencari varietas unggul, puluhan bibit singkong unggul telah

didatangkan dari berbagai negara lain. Beberapa sifat unggul singkong yang

diharapkan antara lain adalah sebagai berikut :

1. Produksi ubi harus lebih dari 30 ton / ha.

2. Kadar karbohidrat atau pati antara 35 % sampai 40 %.

3. Umur panen pendek ( kurang dari 8 bulan, sudah dapat dipanen ).

4. Tahan terhadap hama dan penyakit.

(15)

Catatan; Sebagai bahan industri, singkong yang memiliki kadar HCN lebih tinggi

dari 100 mg/kg, masih dapat diterima karena derajat keputihannya jauh lebih

tinggi.

Berkaitan dengan hasil produksi usaha industri pembuatan tepung tapioka,

telah dipilih sebanyak 7 (tujuh) varietas singkong yang memiliki keunggulan

dalam hal kandungan karbohidrat atau patinya (diperlihatkan pada Tabel 2.2).

Tabel 2.2. Hasil Produksi dan Keunggulan Beberapa Varietas Singkong

No. Varietas Hasil Produksi / Ha ( Ton )

Kadar Pati ( % )

Kadar HCN / kg ( mg )

Rasa

1. Adira I 20 – 35 45,2 27,5 Enak

2. Adira II 20 – 35 40,8 123,7 Pahit

3. Malang I 52,4 – 59,6 32 – 36 — —

4. Malang II 31,5 32 – 36 — —

5. Basiorao 30 31,2 80 Agak pahit

6. Bogor 40 30,9 100 Pahit

7. Malang 20 30 – 37 30 Enak

Sumber : Departemen Pertanian,, Jakarta ; 1992.

2.2. Pembuatan Tepung Ubi ( Tapioka )

Untuk memperoleh tepung tapioka yang berkualitas tinggi sebaiknya dipilih

singkong dari jenis yang baik dan tidak mempunyai rasa yang pahit. Disamping

itu, singkong yang akan diproses sebaiknya singkong yang dicabut pada hari itu

juga atau dalam masih keadaan yang segar. Singkong yang disimpan selama dua

hari atau terlalu lama, akan menyebabkan terjadi perubahan warna menjadi hitam

akibat kerja enzim polifenolase yang terdapat dalam lendir daging ketela, yang

mengakibatkan sarinya akan berkurang.Untuk mengatasi hal tersebut, singkong

(16)

Tabel 2.3. Bahan dan Alat untuk Pembuatan Tepung Tapioka

No. BAHAN DAN ALAT JUMLAH

A. Bahan

1. Singkong 300 kg

B. Alat

1. Pisau 2 pasang

2. Nyiru atau widig ( untuk penjemuran ) 50 -100 buah

3. Kayu untuk bak 25 papan

4. Bambu untuk penglari 10 buah 5. Slang plastik / pipa pralon Secukupnya

6. Kain saringan 3 pasang

7. Rak bambu ( alas penjemuran ) 50 – 100 buah

8. Ember plastik 10 buah

Sumber: Handoyo; Sumadji Eko; Membuat tepung Tapioka; Jakarta; Bharata Karya

Aksara;1985.

2.3. Proses Pembuatan Tepung Ubi

1. Pengupasan Kulit Ubi

Daging singkong dipisahkan dari kulit dengan cara pengupasan. Selama

proses pengupasan kulit singkong dilakukan sortasi bahan baku dengan pemilihan

singkong yang bagus. Singkong yang jelek terlebih dahulu dipisahkan dan yang

tidak diikutkan pada proses berikutnya.

2. Pencucian

Dilakukan dengan cara meremas-remas singkong didalam bak yang berisi

air bersih, untuk memisahkan kotoran yang menempel pada daging singkong.

3. Pengirisan

Daging singkong yang sudah dibersihkan dengan air, selanjutnya

(17)

4. Pengeringan

Ubi yang telah diiris kemudian dikeringkan dengan menggunakan sinar

matahari dengan cara menjemur ubi pada suhu ± 40 º C, dalam napam atau widig

yang diletakkan diatas rak-rak bambu selama 1-2 hari ( tergantung dari cuaca ).

Tepung tapioka yang dihasilkan sebaiknya mengandung kadar air ± 15-19 %.

Untuk mengetahui Bagan alir Proses Pembuatan tepung ubi dapat diperlihatkan

pada gambar 2.1.

Gambar 2.1. Bagan Alir Pembuatan Tepung Tapioka

Penggilingan

Tepung Tapioka Ubi Kayu

Dikupas

Dicuci

Diiris

Pengeringan

Kulit ubi dibuang

(18)

2.4. Tahapan-Tahapan Dalam Perancangan

Hasil pertama dari sebuah rancangan mesin tidaklah pernah sempurna.

Langkah demi langkah harus dijalani sebelum hasil yang ideal tercapai. Hal-hal

yang harus diperhatikan dalam pengembangan lanjut sebuah rancangan mesin

mencapai taraf tertentu adalah : hambatan yang timbul, cara mengatasi efek

samping yang tidak terduga, kemampuan untuk memenuhi tuntutan pemakaian

dan kemampuan untuk mengatasi saringan, hal mana akan memperlancar

pengembangan itu sendiri.

Dalam mendisain tidak mungkin mengingat semua pokok-pokok utama

secara serentak. Secara bertahap mengumpulkan pokok-pokok utama dan

pengalaman-pengalaman. Menurut G. Neimann ada beberapa tahapan dalam

perancangan, yaitu :

1. Mula pertama, tugas disain yang bagaimanakah harus dipenuhi ?

Faktor-faktor utama apa yang sangat menentukan untuk konstruksi ? Bahan-bahan,

jumlah produk, cara produksi, bahan setengah jadi manakah yang patut

dipertimbangkan.

2. Menentukan ukuran-ukuran utama dengan perhitungan kasar.

3. Menentukan alternatif-alternatif dengan sketsa tangan.

4. Memilih bahan. Bahan-bahan umumnya yang mudah didapat dipasaran

seperti baja karbon diprioritaskan pemakaiannya.

5. Bagaimana memproduksi. Konstruksi dan cara pembuatan elemen-elemen

(19)

6. Mengamati disain secara teliti. Setelah menyelesaikan disain berskala,

konstruksi diuji berdasarkan pokok-pokok utama yang menentukan dengan

cara yang teliti. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan adalah:

a. Perubahan sebuah pokok utama dapat mengubah disain secara

menyeluruh.

b. Mengubah konstruksi sebuah disain sebelum diproduksi adalah jauh

lebih menghemat waktu bila dibandingkan dengan perubahan-perubahan

yang dilakukan waktu atau setelah produksi berjalan.

c. Hasil konstruksi yang matang biasanya dicapai setelah dilakukan

bermacam-macam disain dan perbaikan-perbaikan.

d. Konstruksi yang terbaik merupakan hasil kompromi dari berbagai ragam

tuntutan para pemakai.

7. Merencanakan sebuah elemen; gambar kerja bengkel (workshop blue print).

Pokok-pokok utama yang harus diperhatikan dalam meneliti gambar kerja

adalah sebagai berikut :

a. Ukuran: apakah elemen tersebut lengkap dan jelas ukurannya ? Apakah

ukuran-ukuran tersebut sudah termasuk bagian yang terpotong dalam

proses pembuatan ?

b. Toleransi dan simbol pengerjaan

c. Nama bahan dan jumlah produk

d. Apakah disain ini mengikuti standar dan norma yang berlaku ?

e. Keterangan mengenai metode-metode khusus pengerasan (hardening),

celup dingin (quenching), pelapisan permukaan, semprot pasir (sand

(20)

8. Gambar lengkap dan daftar elemen. Setelah semua ukuran-ukuran elemen

dilengkapi, baru dibuat gambar lengkap dengan daftar elemen-elemen.

2.5. Bagian Utama Mesin

Rancangan mesin yang dimaksudkan adalah rancangan bagian utama mesin,

rancangan bentuk dan dimensi yang ditetapkan berdasarkan beberapa

pertimbangan diantaranya kemudahan dalam pengoperasian, bahan teknik yang

tersedia dan kekuatan bahan yang digunakan.

Gambar 2.2. Bagian Utama Mesin

Keterangan : 1. Kerangka Mesin 2. Corong keluar

3. Pisau penumbuk berputar 4. Bantalan

5. Rumah Pisau penumbuk berputar 6. Rumah Screw Press

7. Cerobong Masukan 8. puli 2"

(21)

Bagian utama mesin adalah bagian yang sangat penting dalam mendukung

fungsi mesin. Hal ini dapat dirinci sebagai berikut :

1. Kerangka Mesin

Kerangka mesin terbuat dari besi siku, kerangka mesin berfungsi sebagai

tempat dudukan mesin dan bagian lain yang diatasnya. Jika kerangka

sebuah mesin tidak kuat kemungkinan besar akan mempengaruhi kinerja

mesin, maka dalam perancangan mesin tepung ubi ini kerangka mesin

yang dipakai terbuat dari besi siku 30 x 30, dengan ketebalan 2 mm.

Kerangka Mesin

Gambar 2.3. Kerangka Mesin

2. Corong Masuk

Corong masuk digunakan sebagai tempat masukkan bahan baku.

Berfungsi sebagai pengarah bahan baku agar tepat jatuh pada rumah screw

press diantar menuju kepiringan penumbuk. Dalam memasukan ubi

kedalam corong masuk sebaiknya dilakukan secara bertahap untuk

menghindari penumpukan bahan baku ubi pada saluran pemasukkan yang

dapat menggangu kinerja mesin. Corong masuk terbuat dari besi plat

(22)

Corong Masuk

Gambar 2.4. Corong Masuk

3. Poros Dan Screw Press

Untuk menggerakkan dan mentransmisikan daya biasanya digunakan

poros. Didalam merencanakan poros ada beberapa kriteria yang harus

dimiliki poros diantaranya poros harus tahan terhadap puntiran, lenturan

dan lendutan. Screw press Digunakan untuk mengepress ubi kering dan

mengantar menuju piringan penumbuk agar lebih padat ketika didalam

penggilingan tepung ubi

Poros

(23)

4. Piringan Penumbuk

Didalam penggilingan tepung ubi ini direncanakan menggunakan piringan

penumbuk. Didalam piringan penumbuk ini diletakkan pisau-pisau

penumbuk. Pada piringan penumbuk ini terdapat dua piringan penumbuk

yaitu : Piringan pertama adalah piringan penumbuk yang diam terletak

pada tutup mesin terdiri atas 4 buah pisau penumbuk. Pada piringan kedua

terdiri atas 4 buah pisau penumbuk berputar. Bagian ini yang berputar

menumbuk bahan baku ubi. Pisau berputar pada lintasannya.

k berputar

Gambar 2.6. piringan penumbuk berputar dan piringan penumbuk diam

5. Saringan

Pada rumah piringan penumbuk dipasang saringan dengan ukuran 25 mm

x 125 mm secara keseluruhan oleh saringan kasa. Saringan mempunyai

tingkat kerenggangan tertentu, semakin tipis jarak saringan kasa maka

akan menentukan kehalusan produk yang dihasilkan. Tujuan utama dari

saringan ini adalah untuk menyaring bahan baku, apabila bahan baku yang

ditumbuk sudah menjadi butiran-butiran tepung yang halus akan keluar

melalui saringan ini, namun apabila bahan baku dalam keadaan tidak halus

(24)

Gambar 2.7. Saringan

6. Corong Keluar

Setelah tertumbuk halus maka butiran-butiran tepung ubi tersebut akan

keluar melalui corong pengeluaran. Corong pengeluaran terbuat dari besi

plat dengan ketebalan 2 mm.

Gambar 2.8. Corong keluar

2.6. Baut

Baut berfungsi sebagai pengikat untuk dudukan rumah screw press dan

dudukan pada motor penggerak tetapi selain itu berfungsi juga untuk pengikat

poros terhadap puli. Jika momen rencana dari poros adalah T (kg.mm) dan

diameter poros adalah ds (mm), maka gaya tangensial F (kg) Pada permukaan

(25)

)

Tegangan geser yang ditimbulkan adalah :

2

Dimana : τk = Tegangan geser yang terjadi (kg/mm

2 Tegangan geser izin didapat dengan :

Dimana : Sfk1 = Faktor keamanan (umumnya diambil 6)

Sfk2

= Faktor keamanan

= 1,0-1,5 (jika beban dikenakan perlahan-lahan)

= 1,5-3,0 (jika beban dikenakan tumbukan ringan)

= 2,0-5,0 (jika beban dikenakan secara tiba-tiba dengan

tumbukan berat)

Dari tegangan geser izin, panjang pasak yang diperlukan dapat diperoleh dengan :

Gaya keliling F (kg) yang sama seperti diatas dikenakan pada luas permukaan

samping pasak. Maka tekanan permukaannya adalah :

1

Dimana : P = Tekanan permukaan (kg/mm2

dari harga tekanan permukaan yang di izinkan, panjang pasak yang

diperlukan dapat dihitung dengan :

)

(26)

1 t d

F Pa

× =

Dimana : Pa = Tekanan permukaan izin (kg/mm2

Tabel 2.4. Tekanan permukaan yang diizinkan pada ulir )

Harga Pa dapat dilihat pada tabel 2.4.

Bahan Tekanan permukaan yang

diizinkan Pa (kg/mm2)

Ulir luar Ulir dalam Untuk pengikat

Untuk penggera

k

Baja liat Baja liat atau perunggu 3 1

Baja keras Baja liat atau perunggu 4 1,3

Baja keras Besi cor 1,5 0,5

(27)

BAB III

PENETAPAN SPESIFIKASI

3.1. Material Yang Digiling

Peninjauan pada material yang digiling dilakukan dalam perencanaan

mesin tepung tapioka serbaguna. Material yang digiling adalah yang termasuk

dalam ubi, jagung, beras, dan lain-lain

3.2. Penetapan Kapasitas Mesin Tepung Ubi

Kapasitas mesin tepung ubi direncanakan mampu menampung 7 Kg

bahan yang akan digiling dengan model poros screw press.

.

3.3. Perencanaan Sistem Transmisi

Untuk memindahkan putaran motor ke poros penggerak direncanakan

menggunakan sistem transmisi sabuk dan puli dan disesuaikan dengan

kebutuhannya. Dalam perencanaan mesin tepung tapioka ini direncanakan putaran

akhirnya adalah 2800 rpm.

3.4. Spesifikasi Perencanaan.

Jenis Material : termasuk dalam ubi, jagung, beras,

dan lain-lain

Kapasitas : 7 kg / jam

(28)

Selanjutnya adalah cara kerja mesin tepung ubi :

1. Bahan yang akan digiling dibersihkan terlebih dahulu, kemudian

dimasukan pada bagian cerobong pemasukan.

2. Putaran pada poros penggiling, bahan yang telah masuk dan akan

dikeluarkan melalui cerobong pengeluaran.

3. Putaran pada poros adalah poros yang dihasilkan dari putaran pada motor

(29)

BAB IV

ANALISA PERHITUNGAN ELEMEN MESIN

4.1. Daya Motor

Motor merupakan pusat dari gerakan dalam keseluruhan sistem, maka dari

pada itu harus diperhatikan dan diperhitungkan dengan teliti dan benar agar sistem

yang dirancang dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

Diketahui daya elektro motor = 373 Watt

Diketahui putaran elektro motor = 1400 rpm

Maka untuk perhitungan torsi didapat :

5

Untuk perhitungan daya motor adalah sebagai berikut :

(30)

4.2. Analisa Daya Untuk Menghancurkan Ubi

Dari data-data pengukuran (ditimbang & dihitung), 1 kg ubi = 1000 gram. Dari data percobaan 1 jam = menghasilkan tepung 7 kg

Dari data elektro motor = daya 373 Watt

Dari hasil pengujian penggilingan 1 kg ubi menjadi tepung dibutuhkan waktu selama 9 menit.

Maka dalam 1 detik:

=

= 1,851 gram/detik

Dari hasil pengukuran dengan timbangan, maka diperoleh : 1 kg ubi = 5 buah ubi

Maka untuk kapasitas pengolahan ubi menjadi tepung pada mesin, diperoleh :

= 1,851 gram x 5

= 93 gram/detik (menjadi tepung)

Diketahui putaran mesin sebagai berikut :

N = 1400rpm

Untuk putaran mesin dalam 1 detik adalah :

= 1400rpm . second 60

1

(31)

Jadi ubi yang dihancurkan dalam 1 putaran :

Untuk perhitungan daya mesin, maka diperoleh data sebagai berikut :

P = daya x effisiensi mesin

P = 373 Watt x 95

= 354Watt

Maka daya yang dipakai dalam menghancurkan ubi menjadi tepung adalah :

= 93

Watt 354

= 3,80 Watt

Jadi jumlah daya yang digunakan untuk menghancurkan ubi menjadi tepung dalam 1 kg :

Maka daya yang digunakan untuk menghancurkan 7 kg ubi menjadi tepung : = 7 x 0,052 kWH

= 0,364 kWH

(32)

4.3.Analisa Perbandingan Pulley

Dari data-data diatas diperoleh perbandingan pulley 2" dan 4" menghasilkan

7 kg tepung per jam, dalam hal ini daya yang digunakan untuk menghancurkan

singkong menjadi tepung adalah 0, 364 kWH

Sedangkan untuk perbandingan pulley 3" dan 4" menghasilkan 5 kg tepung

per jam, dalam hal ini daya yang digunakan untuk menghancurkan singkong

menjadi tepung adalah 0,345 kWH

Dari hasil pengujian penggilingan 1 kg ubi menjadi tepung dibutuhkan waktu selama 12 menit.

Maka dalam 1 detik:

=

= 1,388 gram/detik

Dari hasil pengukuran dengan timbangan, maka diperoleh : 1 kg ubi = 5 buah ubi

Maka untuk kapasitas pengolahan ubi menjadi tepung pada mesin, diperoleh :

= 1,388 gram x 5

= 69 gram/detik (menjadi tepung)

Diketahui putaran mesin sebagai berikut :

N = 1400rpm

Untuk putaran mesin dalam 1 detik adalah :

= 1400rpm . second 60

1

= 23,33 rps

Jadi ubi yang dihancurkan dalam 1 putaran :

(33)

Untuk perhitungan daya mesin, maka diperoleh data sebagai berikut :

P = daya x effisiensi mesin

P = 373 Watt x 95

= 354Watt

Maka daya yang dipakai dalam menghancurkan ubi menjadi tepung adalah :

= 69

Watt 354

= 5,13Watt

Jadi jumlah daya yang digunakan untuk menghancurkan ubi menjadi tepung dalam 1 kg :

= 5 x 5,13 Watt /butir

= 25Watt

atau = 25 x

3600 1

H x

1000 1

kW

= 0,069 kWH

Maka daya yang digunakan untuk menghancurkan 5 kg ubi menjadi tepung : = 5 x 0,069 kWH

= 0,345 kWH

(34)

4.3. Analisa Gaya

Dalam percobaan yang dilakukan, untuk perhitungan menghancurkan ubi

didapat sebagai berikut :

t

F = gaya tangensial mata pisau atau gaya tumbukan pada ubi

1

Adapun gaya tangensial yang terjadi dipengaruhi oleh faktor gravitasi, maka

besar gaya yang terjadi adalah :

(35)

Keterangan :

R = Jari- jari mata pisau B = Ubi

W = Berat ubi

4.4. Hasil uji fungsi

Tabel. 4.4. Hasil uji fungsi

Bagian transmisi Pemasangan

Kinerja tanpa beban

Baik Tidak Baik Tidak

Puli 1 (Ø 4 ”) √ √

Puli 2 (Ø 2 ” ) √ √

Sabuk 105 ” √ √

Screw press √ √

4.4.1. Analisa uji fungsi

Dari tabel 4.1 diatas bahwa semua komponen transmisi terpasang dengan

baik, baut pengikat puli dipastikan kuat mengikat puli dan sabuk dipastikan tidak

kedor, maka alat ini siap untuk digunakan.

4.4.2. Hasil Kerja Sistem Transmisi

Setelah semua komponen berfungsi dengan baik maka akan dilakukan

pengujian kedua. Dalam pengujian ini dilakukan dengan beban yang sama yaitu

beban mesin tepung ubi sebesar 7 kg, tetapi dengan putaran yang berbeda yaitu

(36)

Tabel. 4.4.2. Hasil kinerja sistem transmisi

Beban (kg) Putaran

(rpm)

Lama pembuatan/

pemarutan (menit)

7 2800 60

900 45

4.5. Analisa dari segi waktu

Untuk putaran 2800 rpm dengan lama pemarutan 60 menit, maka biaya

penggunaan listrik dari PLN adalah :

Bila biaya listrik per kWH adalah Rp. 475,-, maka biaya total selama 60 menit :

Biaya total = Rp. 475 × 7/60 × daya motor (kW) = Rp. 475 × 7/60 × 0,25 × 0,746 = Rp. 10,3352 / produksi

Untuk putaran 900 rpm :

(37)

Gambar 4.4 Grafik biaya listrik PLN dari segi waktu

Dari grafik diatas jelas terlihat bahwa biaya terbesar kalau putaran

pemarutan 2800, jadi makin rendah putaran penggilingan makin lama proses

penggilingan sehingga biaya listrik PLN semakin banyak dan sebaliknya jika

putaran poros screw press tinggi maka proses penggilingan akan semakin cepat

sehingga biaya listrik PLN tidak begitu banyak.

4.6. Analisa sistem Transmisi Sabuk Dan Puli

Sistem transmisi pada mesin pembuat tepung beras adalah dengan puli,

dengan putaran motor 1400 rpm. Data-data pada mesin yang dirancang :

1. puli motor penggerak Ø 4’’ ( 101,6 mm)

2. puli screw press Ø 2’’ (50,8 mm)

Rp62.00 Rp64.00 Rp66.00 Rp68.00 Rp70.00 Rp80.00 Rp90.00 Rp10.00

Biaya 2800 rpm

900 rpm

Rp10.400

(38)

Dengan mengabaikan slip pada sabuk maka jumlah putaran pada

masing-masing puli adalah sebagai berikut :

2

Putaran puli pada screw press adalah :

2

Diameter puli diatas merupakan (dk) diameter luar puli, maka untuk

menentukan diameter nominal puli (dp) adalah :

8

Kecepatan linear sabuk dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :

995

Jarak poros rencana diambil 2 kali diameter puli besar, maka :

6

(39)

66

Dari tabel lampiran 1 dapat dipilih panjang sabuk standart adalah 105 inchi, maka

jarak sumbu poros dapat dihitung sebagai berikut :

21

Menurut Sularso, Elemen Mesin

C

4.7.1. Analisa Kekuatan Poros Pada Motor

Poros pada motor penggerak berdiameter 20 mm. Bahan poros diperkirakan

dari baja karbon S30C dengan kekuatan tarik (σB) = 48 kg/mm2, maka σa

Torsi (kg.mm) adalah :

kg.mm

Tegangan geser yang timbul :

165

Jadi dapat dikatakan bahwa konstruksi aman karena

2

(40)

4.7.2. Analisa Kekuatan Poros Pada Screw Press

Poros screw press berdiameter 25 mm. Bahan poros diperkirakan dari baja

karbon S50C dengan kekuatan tarik (σB) = 62 kg/mm2, maka σa adalah :

Torsi (kg.mm) adalah :

kg.mm

Tegangan geser yang timbul :

847

Jadi dapat dikatakan bahwa konstruksi aman karena

4.8. Bantalan

Dalam mesin ini bantalan yang digunakan adalah bantalan gelinding.

Bantalan gelinding mempunyai keuntungan dari gesekan gelinding yang sangat

kecil bila dibandingkan dengan bantalan luncur.

Bila diketahui gaya radial dari poros sebesar 529,7 (N). Maka momen geser

bantalan dapat ditentukan sebagai berikut :

(41)

Maka :

t

M = 529,7. 0,0015. ( 14/2 )

t

M = 5,56 (N.mm)

Akibat gaya gesek yang timbul maka akan menyebabkan sebagian daya akan turut

hilang. Maka besar daya yang hilang adalah :

loss

Beban ekivalen yang dialami pada bantalan adalah :

a

Bila beban aksial (Fa), maka :

Fa =

Jadi beban ekivalen yang dialami pada bantalan adalah :

e

F = 0,6. 592,7 + 0,5 . 185,71

e

(42)

Bila diasumsikan kehandalan bantalan yang bekerja sebesar 95 % dengan

pemakaian direncanakan selama 1800 jam, maka dapat ditentukan umur bantalan

yang digunakan sebesar :

R = exp

(43)

BAB V PERAWATAN

5.1. Pengertian Dan Tujuan Utama Perawatan

Untuk dapat mencapai jumlah produksi yang maksimum maka perlu sekali

dibutuhkan kesiapan mesin yang digunakan seoptimal mungkin. Agar mesin dapat

siap pakai dan tidak mengganggu dalam sistem produksi maka diperlukan suatu

cara yang disebut pemeliharaan. Suatu mesin tidak mungkin tidak mengalami

kerusakan, tetapi usia kegunaannya dapat diperpanjang dengan melakukan

kegiatan perawatan.

Perawatan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang bertujuan untuk

memelihara dan menjaga setiap komponen-komponen mesin atau peralatan agar

dapat tahan lama sehingga dapat mencapai hasil produksi yang maksimum.

Tujuan utama sistem perawatan adalah sebagai berikut :

1. Agar mesin ataupun peralatan yang digunakan dalam keadaan siap pakai

secara optimal untuk menjamin kelancaran proses kerja mesin.

2. Untuk memperpanjang usia dari pada mesin.

3. Untuk menjamin keselamatan operator dalam menggunakan mesin atau

peralatan.

4. Untuk mengetahui kerusakan mesin sedini mungkin sehingga dapat

mencegah kerusakan yang lebih fatal.

Perawatan yang dilakukan terhadap mesin pembuat tepung beras ini dapat

(44)

1. Perawatan secara rutin

Perawatan dilakukan secara terus menerus, misalnya setiap hari atau

setelah selesai menggunakan/memakai mesin. Pada mesin ini kegiatan

perawatan secara rutin yang dilakukan adalah pembersihan dan pelumasan

pada bagian yang berputar.

2. Perawatan secara periodik

Perawatan secara periodik adalah kegiatan yang dilakukan dalam jangka

waktu tertentu. Misalnya seminggu sekali, sebulan sekali, dan setahun

sekali. Pada mesin ini, kegiatan perawatan secara periodik adalah tegangan

sabuk, poros pisau penumbuk. Sehingga mesin tepung beras ini dapat

bekerja secara optimal.

5.2. Perawatan Bagian-Bagian Utama Mesin

Perawatan utama yang dilakukan pada bagian-bagian utama mesin adalah

sebagai berikut :

1. Puli dan Sabuk

Bagian yang memerlukan perawatan pada puli adalah memeriksa

kekencangan baut pengikat puli, mengecek secara visual kesejajaran antara

puli. Periksa tegangan sabuk serta kerusakan yang terjadi pada sabuk,

apabila sabuk sudah rusak sebaiknya diganti dan apabila tegangan sabuk

kendor maka harus dikencangkan kembali.

2. Poros

Untuk poros, kegiatan perawatan yang dilakukan adalah memeriksa

(45)

3. Bantalan/Bearing

Lakukan pengecekan pada bantalan, jika bantalan sudah aus harus diganti

walaupun belum mencapai umur jam kerja.

Hal yang sangat penting terhadap perawatan bantalan adalah mengenai

pelumasan, karena pelumasan pada bantalan untuk mengurangi gesekan

dan tingkat keausan antara elemen gelinding dan rumah bantalan,

mereduksi panas yang terjadi akibat gesekan, dan mencegah korosi.

Cara pelumasan yang dipakai disini dengan pelumasan grease/gemuk.

Pada bantalan ini dianjurkan dengan pelumasan gemuk karena

konstruksinya lebih sederhana dan semua gemuk yang bermutu baik dapat

memperpanjang umur bantalan. Pemberian gemuk dilakukan dengan

(46)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan perhitungan maka diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Analisa perbandingan pully

Dari uji coba perbandingan pullley 2" dan 4" maka didapat hasil tepung

adalah7 kg per jam.Sedangkan untuk pulley 3" dan 4" didapat hasil tepung

adalah 5 kg per jam.

2. Analisa Gaya

Dalam analisa gaya untuk besar gaya yang terjadi menghancurkan ubi

adalah : = 28,79 kg . 2

s mm

3. Analisa Waktu

Dari uji coba yang dilakukan didapat perbandingan waktu 7 kg tepung ubi

diperlukan waktu 9 menit. Sedangkan untuk 5 kg ubi menjadi tepung

diperlukan waktu 12 menit.

4. Analisa kekuatan Bahan / Poros

Pada motor penggerak poros motor berdiameter 20mm. Bahan poros yang

dipakai pada motor baja karbon S30C dengan kekuatan tarik (σB) = 48

kg/mm

B σ

2

Sedangkan untuk poros screw press berdiameter 25mm. Bahan yang poros

yang dipakai baja karbon S50C dengan kekuatan tarik ( ) = 62

(47)

6.2. Saran

1. Lakukan inspeksi mesin sebelum dan sesudah pengoperasiannya.

2. Saat awal menghidupkan mesin diharapkan tidak diberikan beban.

3. Memperhitungkan kekuatan mesin dan komponen mesin untuk memastikan

mesin bekerja dalam keadaan maksimal.

4. Sewaktu mengadakan pembersihan, pembongkaran serta pemasangan

(48)

DAFTAR PUSTAKA

Khurmi R.S dan Gupta, JK. A Text Book of Machine Design. New Delhi Eurasia

Publishing House (Put) Ltd. 1980.

Niemenn, G, 1994. Elemen Mesin. Surabaya: Erlangga.

Sularso dan Kiyokatsu Suga, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen

Mesin.Pradnya Paramita: Jakarta, 1994

Shygley, Joseph E; 1986; Perencanaan Teknik Mesin jilid 1 & 2; Jakarta;

Erlangga.

Sitinjak. K, Dkk, 1995. Teknologi Pasca Panen. Medan: Universitas Sumatera

(49)

LAMPIRAN 1

(50)

LAMPIRAN 2

(51)

LAMPIRAN 3

(52)

LAMPIRAN 4

(53)

Gambar

Tabel 2.1.  Kandungan Unsur-unsur Gizi dan Kalori dalam Singkong
Tabel 2.2.  Hasil Produksi dan Keunggulan Beberapa Varietas Singkong
Tabel  2.3. Bahan dan Alat untuk Pembuatan Tepung Tapioka
Gambar 2.1.  Bagan Alir Pembuatan Tepung Tapioka
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tata Cara penerbitan SPTPD, SKPDKB dan SKPDKBT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf a adalah prosedur yang dilakukan untuk menerbitkan

1. Sebagai bahan masukan kepada pemerintah dalam mengingkatkan perhatian, memberi dukungan dan membantu organisasi sosial yang membantu pemerintah dalam mencerdaskan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa manfaat langsung ekosistem mangrove di Desa Kartika Jaya berupa manfaat perikanan tangkap,

besar ini dilakukan oleh kantor pemasaran bersama yang bekerja sama dengan.. pusat pelelangan CPO Nasional

While a laundry list of attacks are known against machine learning systems the defences that have been developed thus far are somewhat limited. A commonly used tactic is to

Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa daya dukung ultimate hasil SLT yang diinterpretasikan dengan metode Chin dan Davisson paling mendekati nilai beban ultimate

Namun, perkembangan animasi di dalam negeri masih kalah jauh dibandingkan di luar negeri dan bahkan belum bisa diterima dengan baik oleh masyarakat Indonesia seperti film

Cerpen “Senyum Karyamin” karya Ahmad Tohari sangat menarik dijadikan sebagai penelitian pada stratifikasi sosialnya, cerpen ini juga dapat dijadikan sebagai