• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancang Bangun Mesin Pembuatan Tepung Pisang Dengan Kapasitas 50 Kg Per Jam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Rancang Bangun Mesin Pembuatan Tepung Pisang Dengan Kapasitas 50 Kg Per Jam"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

KARYA AKHIR

RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT TEPUNG

PISANG DENGAN KAPASITAS 50 KG PER JAM

ASTRADA TEACHER 035202052

Karya Akhir Yang Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Izajah Sarjana Sains Terapan

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI MEKANIK INDUSTRI PROGRAM DIPLOMA – 1V FAKULTAS TEKNIK

(2)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI MEKANIK INDUSTRI AGENDA : /KA/2008 PROGRAM DIPLOMA-IV (D-IV) DITERIMA TGL : / /2008

FAKULTAS TEKNIK USU PARAF :

KARYA AKHIR

NAMA : ASTRADA TEACHER

NIM : 035202052

MATA PELAJARAN : TEKNIK PRODUKSI

SPESIFIKASI : RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT TEPUNG PISANG

DENGAN KAPASITAS 50 KILOGRAM PERJAM. Perencanaan Meliputi :

1. Kapasitas Mesin

2. Perencanaan Sistem Transmisi 3. Daya Penggerak

4. Bantalan

Data-data dapat diperoleh dari survey dan Studi Literatur

DIBERIKAN TANGGAL : 15 / PEBRUARI / 2008 SELESAI TANGGAL : 17 / JUNI / 2008

(3)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI MEKANIK INDUSTRI

Sub.Program Studi : Konversi Energi/Teknik/Teknik Produksi Bidang Tugas : Teknik Produksi

Judul Tugas : Metode Pengujian Mesin Pembuat tepung pisang dengan kapasitas 50 Kg per jam

Diberikan Tanggal : 12 Pebruari 2008 Selesai Tanggal : 17 Juni 2008

Dosen Pembimbing : Ir. Tugiman, MT Nama Mahasiswa : Mhd.Irfrans Syahputra

N.I.M : 035202052

No. Tanggal KEGIATAN ASSISTENSI BIMBUNGAN Tanda Tangan dosen

Pembimbing 1 12 – 02 – 2008 Survei mengenai teknologi tepat guna

2 15 – 02 – 2008 Bahas mengenai tepung pisang

3 19 – 02 – 2008 Perbaiki tujuan T.A anatara khusus dan umum 4 22 – 02 – 2008 Perbaiki sistematiaka penulisan

5 26 – 02 – 2008 Bahas mengenai produksi tepung pisang 6 06 – 03 – 2008 Manfaat tepung pisang

7 11 – 03 – 2008 Perbaiki bagan alir Pembuatan tepung pisang 8 15 – 04 – 2008 Perbaiki penjelasan gambar dan nomor gambar 9 22 – 04 – 2008 Jabarkan perhitungan secara detai

10 22 – 05 – 2008 Perbaiki kapasitas mesin secara detail 11 30 – 05 – 2008 Perbaiki keterangan table dan daya manual 12 10 – 06 – 2008 Aplikasi dan pengujian alat dan pelajari 13 17 – 06 – 2008 ACC dan siap untuk sidang

Catatan : Diketahui,

1. kartu ini harus diperlihatkan kepada Ketua Jurusan Teknologi Mekanik Industri

(4)

Lembar Pengesahan

METODE PENGUJIAN MESIN PEMBUAT TEPUNG

PISANG DENGAN KAPASITAS 50 KG PER JAM

Oleh :

Muhmmad Irfrans Syahputra (025202042)

Disetujui : Dosen Pembimbing

NIP. 131 459 557 Ir. Tugiman, MT

Diketahui: Ketua Program Studi Teknologi Mekanik Industri D-IV

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

karena atas berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Karya

Akhir ini dengan judul “RANCANG BANGUN MESIN TEPUNG PISANG.”.

Penyusunan laporan Karya Akhir ini dilakukan guna untuk menyelesaikan

Study di Program Studi Teknologi Mekanik Industri Universitas Sumatera Utara,

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan.

Dalam kegiatan penulis untuk menyelesaikan Karya Akhir ini, penulis

telah banyak mendapat bantuan berupa bimbingan, arahan dan saran dari berbagai

pihak. Untuk itu maka dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Ir. Tugiman, MT, sebagai Dosen Pembimbing penulis

2. Bapak Dr.Ing.Ir. Ikhwansyah Isranuri sebagai Ketua Program Studi

Teknologi Mekanik Industri Program Diploma-IV, FT-USU.

3. Bapak Prof. Dr. Ir. Armansyah Ginting, Dekan FT-USU.

4. Pihak Sponsor (Bea Siswa) Badeloch Fond ; Ibu M.T. Velema de Roos

5. Bapak dan Mamak tercinta Mtv. Poltak Purba, S.Th dan Tina Ginting,

yang senantiasa memberikan dukungan semangat dan materi serta

mendoakan penulis. Dan Adik-adik tercinta Games Valentino Purba,

Benmar Alvaro Purba, Rio Kenzo Purba dan Djordi Parpudi Purba.

6. Tua (Maria Br Saragih) yang selalu mendiakan kami cucunya

7. Tongah Wesley dan Keluarga yang selalu memberi dukungan Doa dan

(6)

8. Bou Juita yang meberikan dukungan doa dan dana

9. Seluruh Family dimanapun berada yang selalu mendoakan

10.Seluruh Staf Pengajar Departemen Teknik Mesin Universitas Sumatera

Utara.

11.Pegawai Departemen Teknologi Mekanik Industri

12.Rekan mahasiswa Koko wiradinata, SST (Narasumber), M.Irvan (rekan

seperjuangan), Edo (komunikasi USU), Totok (Politeknik Medan), Criston

S (Fisip USU) yang memberikan fasilitas komputer kepada penulis

sehingga dapat menyeleasikan Karya Akhir ini, Liberti L Gaol best

friends, serta rekan-rekan stambuk ’03 yang namanya tidak dapat

disebutkan satu-persatu yang sudah banyak membantu.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih belum sempurna adanya,

karena masih banyak kekurangan baik dari segi ilmu maupun susunan bahasanya.

Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran demi

menyempurnakan laporan ini.

Akhir kata bantuan dan budi baik yang telah penulis dapatkan,

menghaturkan terima kasih dan hanya Tuhan Yang Maha Esa yang dapat

memberikan limpahan berkat yang setimpal. Semoga laporan ini dapat bermanfaat

bagi kita semua dan bagi penulis sendiri tentunya.

(7)
(8)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………. i

DAFTAR ISI ……… iii

DAFTAR GAMBAR ………. vi

DAFTAR TABEL ………... vii

DAFTAR NOTASI ………. viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ……… 1

1.2Alasan Pemilihan Judul ... 3

1.3Tujuan ... 3

1.4Manfaat ... 4

1.5Metode Perancangan ... 4

1.6 Batasan masalah ……… 5

1.7 Sistematika Penulisan ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum ……….….……… 7

2.1.1 Produksi Pisang Belum Memenuhi Kebutuhan ……… 7

2.1.2 Faktor Pendukung Keberhasilan Budidaya Pisang …….………. 8

2.1.3 2.2 Teknologi Proses ……….………. 11

(9)

2.4Bagian-bagian Utama Mesin ... 14

2.4.1Poros ... 16

2.4.2Macam-macam poros ... 16

2.4.3Bahan Poros ... 17

2.4.4Poros pada screw press ... 18

2.4.5Panjang Srew Press ... 20

2.4.6Batu Gerinda atau batu gilas ………. 21

2.4.7Bantalan ……… 26

2.5Dasar perencanaan Elemen Utama Mesin ………….……… 28

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN 3.2Penetapan Panjang Lintasan Screw Press ……… 30

3.1Kapasitas Mesin ………. 30

3.2Perencanaan Sistem Transmisi ………..………. 30

3.3Spesifikasi Perencanaan. ……… 31

3.2Daya Penggerak ……… 31

3.3Poros pada Screw Press ... 32

3.4Screw Press ... 33

3.4.1 Ukuran Screw Press ... 33

3.4.2 Tegangan-tegangan yang Terjadi Pada Screw Konveyor ... 33

3.4.3 Pemilihan Bahan Screw Press ………. 34

3.5Rumah screw press ……… 34

3.6Bantalan ……….. 35

(10)

4.1 Pengertian Perawatan ……… 39

4.2 Perawatan bagian-bagian utama mesin ……….…….. 40

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ……… 42

5.2 Saran ………. 42

(11)

Lembar Pengesahan

Karya Akhir

Judul : Rancang Bangun Mesin Pembuat Tepung Pisang Dengan

Kapasita 50 Kg Per Jam

Oleh :

Nama : Astrada Tecaher

NIM : 035202052

Telah diperiksa :

(12)

DAFTAR NOTASI

1. L : Panjang cm

2. Q : Kapasitas Kg/jam

3. P : Daya HP

4.

σB

: Kekuatan Tarik Kg/mm

5. τ

2

a : Tegangan geser izin Kg/mm

6. T : Torsi Kg.mm

2

7. n : Putaran poros rpm

8. D : Diameter mm

9. τ : Tegangan geser Kg/mm

10.h : Ketinggian m

2

11.V : Kecepatan dorong m/s

12.q : Berat muatan permeter kg/m

13.Fs

14.b : Lebar mm

: Gaya dorong kg

15.fr : Gaya radial kg

16.C : Kapasitas spesifik Kg

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 2-1 Produksi Pisang di Indonesia ……… 8

Tabel 2-2 Sifat fisik dan kandungan kimia tepung pisang

dari beberapa varietas ……….. 12

Tabel 2-3 Sifat-sifat mekanis standar ... 17

Tabel 3-1 faktor-faktor X,V dan Y ... 33

Tabel 3-2 Nomor bantalan, ukuran luar,

kapasitas nominal dinamis spesifik C,

kapasitas nominal statik spesifik C0 ... 34

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Alir Pembuatan Tepung Pisang ... 11

Gambar 2.2 Mesin Tepung pisang ….………. 14

Gambar 2.3 Poros pada screw press ... 17

Gambar 2.4 Batu gerinda persegi panjang ………. 19

Gambar 2.5 Bentuk roda gerinda lurus ……….. 20

Gambar 2.6 Roda Gerinda Silindris ……….. 20

Gambar 2.7 Roda gerinda mangkuk lurus ……….………… 21

Gambar 2.8 Roda gerinda mangkuk miring ……… 21

Gambar 2.9 Roda gerinda tirus dua sisi ……….. 22

Gambar 2.10 Roda gerinda cekung dua sisi ……….... 22

Gambar 2.11 Roda gerinda cekung dua sisi ……….... 23

Gambar 2.12 Roda gerinda piring ………...……….... 23

Gambar 2.13 Batu Gerinda khusus ………...……….. 24

Gambar 2.14 Jenis-jenis Bantalan Gelinding ………...…………. 26

(15)
(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Kurang lebih dari tujuh puluh persen penduduk indonesia bermata

pencaharian dari sektor pertanian. Oleh karena itu kegiatan pertanian haruslah

menjadi kebanggaan kita, sebab dari dunia pertanian itulah produksi yang

menghidupi sebagian besar bangsa ini berasal. Kegiatan dalam sektor pertanian

merupakan salah satu kekuatan ekonomi kita. Karena jumlah penduduk kita terus

bertambah dan kebutuhan pangan senantiasa meningkat secara terus menerus,

menjadi tuntutan untuk terus meningkat produksi pertanian.

Pisang merupakan salah satu komoditi tanaman pangan yang memiliki nilai

gizi yang tinggi dan lezat rasanya, termasuk jenis tanaman pangan yang telah

memasyarakat dan sebagian menjadi kebutuhan pokok sebagian besar masyarakat

indonesia, sangatlah perlu dikembangkan dan ditingkatkan produksinya. Usaha untuk

meningkatkan produksi pisang ini akan tercapai apabila para petani menggunakan

penerapan teknologi dan didukung oleh ketrampilan khusus dalam pengolahannya.

Dalam kegiatan pertanian, para petani pada umumnya mengandalkan tenaga

dan ketrampilan tangan. Dengan bantuan teknologi yang berbasis semi mekanis dapat

membantu meringankan beban pekerjaan dan mendapat hasil yang maksimal serta

ekonomis.

(17)

Sebab, selain dapat menambah pendapatan keluarga juga tidak membutuhkan

perawatan yang khususserta dapat menjadi tananaman tumpang sari.

Saat ini, permintaan akan tanaman holtikutura khususnya pisang terus

meningkat sejalan dengan pertambahan penduduk dan juga kesadaran penduduk akan

pemenuhan gizi. Pisang adalah salah satu tanaman yang sangat memiliki kandungan

gizi, murah dan mudah didapat.

Latar belakang penulis dalam judul ini adalah disebabkan minimnya

pengetahuan masyarakat akan manfaat kandungan gizi yang terkandung pada pisang,

serta masih rendahnya pengetahuan masyarakat akan pengolahan pisang mentah

sebagai keripik dan pisang sale. Padahal masih adalagi yang dapat dihasilkan oleh

pisang mentah yaitu tepung pisang.

Ada beberapa produsen yang telah mengolah pisang menjadi tepung pisang,

cara yang mereka lakukan dalam mengolah masih sangat sederhana yaitu dengan cara

menumbuk gaplek pisang tersebut pada sebuah landasan. Hal itu dilakukan

berulang-ulang diselingi oleh penyaringan hingga gaplek pisang tersebut benar-benar menjadi

tepung. Cara yang dilakukan tersebut memiliki kelemahan yaitu tidak terjamin

kebersihannya, selain itu pengerjaannya memakan waktu yang lama dan

membutuhkan tenaga kerja yang banyak.

Oleh karena itu dibuatlah suatu alat untuk mengatasinya yaitu Mesin Pembuat

Tepung Pisang. Yang mana mesin ini lebih praktis, lebih menghemat waktu

pengerjaan dan tidak banyak membutuhkan tenaga kerja.

Untung rugi dari mesin ini yaitu dari segi keuntungan mesin ini lebih praktis,

dibanding dengan pengerjaan sendiri, lebih menghemat waktu, hasil yang diperoleh

(18)

Dari segi kerugian mesin ini lebih mahal dari pada pengerjaan sendiri.

1.2Alasan Pemilihan Judul

Kebutuhan akan bahan makanan dan penyediaan sumber gizi terus meningkat

dari tahun ketahun, dalam hal ini pisang. Para petani dituntut untuk mampu

menghasilkan produksi yang semaksimal mungkin, namun teknologi yang dimiliki

sebagian besar para petani masih tergolong tradisionil dalam mengelola hasil panen.

Dari kekurangan-kekurangan itulah maka dirancang mesin tepung pisang

yang bertujuan untuk membantu dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi

para petani dalam mengolah hasil pertaniannya.

1.3Tujuan

1.3.1 Tujuan umum dari perancangan mesin tepung pisang ini adalah :

1. Sebagai syarat untuk menyelesaikan mata kuliah karya akhir semester VIII

dan untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan (SST)

2. Mengaplikasikan disiplin ilmu yang diperoleh selama duduk dibangku kuliah.

3. Dapat merancang suatu alat untuk para petani pisang dalam mengolah hasil

panennya menjadi tepung pisang

4. Ikut berpartisipasi dalam menyumbangkan ide yang berbasis teknologi tepat

guna.

5. Untuk memperluas wawasan petani pisang yang ingin membuka usaha

(19)

1.3.2 Tujuan khusus dari perancangan mesin tepung pisang ini adalah

Untuk mengetahui cara merancang komponen-komponen mesin dan mencari,

daya, putaran dan kapasitas alat pembuat tepung pisang yang telah dirancang yaitu

termasuk fungsi, dan mekanisme kerja mesin.

1.4Manfaat

Manfaat yang diperoleh dari perancangan mesin pembuat tepung pisang ini

adalah :

1. Para petani dapat terbantu dalam pengolahan hasil panen mereka secara

optimal.

2. Bagi penulis sendiri, dengan perancangan alat ini tentu dapat menambah

wawasan dan pengalaman dalam menerapkan ilmu yang telah dipelajari

selama dalam bangku perkuliahan.

3. Bagi rekan-rekan mahsiswa yang ingin membahas dan meningkatkan

rancangan mesin ini

1.5Metode Perancangan

Untuk memperoleh data guna penyusunan laporan ini, metode yang penulis

lakukan antara lain adalah :

1. Mengadakan studi literatur diperpustakaan.

2. Mencari hal-hal yang berhubungan dengan perancangan mesin dimedia

internet.

3. Melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing dan pihak-pihak yang

(20)

4. Melakukan studi lapangan dengan melihat dan mengganti mesin-mesin

rancangan lain yang telah ada.

1.6 Batasan masalah

Dalam penulisan karya akhir ini, pembahasan dibatasi sebagai berikut

1. Pengujian alat

2. Kinerja sistem transmisi

3. Uji Spesifikasi, dan

4. Kualitas tepung yang dibuat dengan alat pembuat tepung pisang

1.7 Sistematika Penulisan

Adapun sistematis penulisan karya akhir ini adalah sebagai berikut:

I . Pendahuluan. Pada bab ini akan dibahas latar belakang perkembangan

tepung pisang, alasan pemilihan judul, tujuan umum dan khusus serta manfaat dari

perancangan mesin tepung pisang, batasan masalah, metode perancangan, dan

sistematika Penulisan.

II. Tinjauan Pustaka. Pada bab ini akan dibahas mengenai gambaran umum,

prinsip kerja, bagian-bagian utama mesin, dan dasar perencanaan elemen utama

mesin.

III. Prosedur Pengujian. Pada bab ini akan dibahas mengenai tempat dan

waktu pengujian, pengujian Alat, kinerja sistem transmisi, uji Spesifikasi, dan cara

(21)

IV. Hasil, Analisa dan Perawatan Mesin Pembuat Tepung Pisang, Pada

bab ini akan dibahas mengenai Hasil uji fungsi, Analisa uji fungsi, Kinerja sistem

transmisi, Analisa kinerja sistem transmisi, Hasil uji Spesifikasi, dan Perawatan

mesin tepung pisang

V. Kesimpulan dan Saran. Pada bab ini akan memaparkan kesimpulan dari

hasil analisa pengujian

Daftar Pustaka. Referensi yang mendukung karya akhir ini akan secara

lengkap disajikan untuk kemudahan dalam mencari data maupun bahan kajian

berikutnya.

Lampiran. Segala data hasil survey, data pendukung rancangan serta

beberapa lampiran yang digunakan dalam penulisan Karya Akhir ini dilampirkan

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gambaran Umum

Hampir setiap orang gemar mengkonsumsi buah pisang. Oleh karena itu,

pisang dianggap sebagai komuditas penting sehingga ada lembaga dunia yang

mengurusi masalah pisang yaitu International Network for Improvement of Banana

and Plantain (INIBAB). Lembaga ini didirikan oleh International Plant Genetic

Resources Institute (IPGRI) yang berkedudukan di Montpellier, Perancis. Jaringan

kerjasama melalui INIBAP cukup luas, khususnya mengenai penelitian ketahanan

penyakit layu fusarium.

2.1.1 Produksi Pisang Belum Memenuhi Kebutuhan

Produksi pisang diIndonesia rata-rata 3,2 juta ton per tahun. Diperkirakan 1,5

juta ton diantaranya merupakan pisang meja untuk konsumsi segar. Bila diasumsikan

sekitar 60 % (120 juta) konsumsi pisang hanya 12,5 Kg/orang/tahun atau 34,2

g/orang/hari. Padahal rata-rata berat pisang ambon kuning saja sekitar 100 g. ini

berarti kemampuan penyediaan buah pisang untuk konsumsi buah meja saja sangat

kecil karena masih jauh dibawah berat rata-rata buah pisang. Untuk mengetahui

(23)

Tabel 2.1 Produksi pisang di Indonesia

2.1.2 Faktor Pendukung Keberhasilan Budidaya Pisang

Pada umumnya petani diIndonesia belum menuasai sifat usaha tani sehingga

penjualan hasil produksi masih dapat dikuasai pedagang atau pengumpul (tengkulak).

Salah satu penyebabnya ialah petani belum mampu menghasilkan produksi sesuai

(24)

pisang yang dihasilkan pun hanya bias terjual pada pedagang atau tengkulak untuk

pasar local atau pasar domestic.

Dalam budidaya pisang berorientasi pasar swalayan atau ekspor, petani

dituntut harus mendalami criteria mutu yang diinginkan konsumen. Tujuannya ialah

agar produksinya mampu bersaing. Tentu saja hal ini dapat dicapai dengan cara

petani harus serius menangani usaha taninya.

Ada banyak kendala yang dapat menghambat keberhasilan usaha lebih banyak

diserahkan pada kemurahan alam. Pada budidaya tradisional, mutu buah umumnya

kurang diperhatikan, hanya produksi tinggi saja yang diharapkan. Petani berharap

tandan buahnya panjang dengan uleran (buah) besar. Padahal untuk pasar

supermarket (swalayan) dan ekspor, mutu buah sangat diperhatikan sesuai criteria

standar tertentu.

Dalam pembudidayaan pisang berorientasi pasar dengan cakupan luas (tingkat

konsumen menengah keatas), ada banyak kendala yang akan dihadapi petani. Salah

satunya ialah harga. Harga pisang yang murah ditingkat petani menyebabkan petani

enggan merawat tanamannya dengan baik. Petani beranggapan bahwa semua

tingkatan mutu buah akan habis dijual. Akibatnya petani akan merugi karena harga

jual tidak seimbang dengan biaya produksi.

2.1.3 Aneka produk olahan tepung pisang

1.

Berbagai produk olahan dapat dibuat dari tepung pisang, diantaranya adalah :

(25)

Adapun komposisi bubur bayi ini adalah 40% tepung pisang, 30% tepung

beras/tepung terigu/tepung kacang ijo, 30% tepung susu, kemudian ditambah dengan

gula sebanyak 10% dari total berat tepung.

2.

Pembuatan bubur balita dilakukan dengan cara mencampur tepung, susu dan gula.

Tambahkan air dan campur hingga merata. Masak diatas api kecil sambil diaduk terus

hingga matang/mengental.

Cheese stick asin

3.

Bahan baku kue kering cheese stick asin, dibuat dari campuran 25% tepung

pisang + 58% tepung terigu + 17% tepung tapioka, kemudian dicampur dengan

tambahan bahan lain yaitu margarine, telur, bumbu dan air. Semua bahan dibuat

adonan, kemudian dibuat lembaran tipis dan dipotong kecil panjang seperti stick,

setelah itu digoreng.

Cake

4.

Pembuatan cake dari bahan baku 100% tepung pisang. Tepung pisang

dicampur dengan bahan tambahan lain (margarine, gula aren, selai kacang tanah,

madu, telur, coklat bubuk, kismis, dan buah cherry). Proses pengadonan dilakukan

dengan mixer, sedang proses pemasakan menggunakan oven. Kue cake dari tepung

pisang mempunyai tekstur agak remah, oleh karena itu dapat pula dicampur dengan

tepung terigu.

Aneka kue kering

Kue kastengels, kue putri salju, kue janhagel, cake black forest, cake keju

dapat dibuat dari bahan baku tepung pisang dan tepung terigu dengan perbandingan

(26)

5. Mie

1. Pisau

Pembuatan mie, dengan komposisi 20% tepung pisang dan 80% tepung terigu,

dengan bahan tambahan lain yaitu garam, soda abu, telur, dan air. Semua bahan

dibuat adonan, dibentuk lembaran menggunakan alat pembuat mie, dipotong bentuk

mie, dan direbus. Penggunaan tepung pisang pada pembuatan mie hanya sebanyak

20%, hal ini disebabkan karena tekstur mie yang harus bersifat kenyal.

2.2 Teknologi Proses

Pisang dapat diolah dan diawetkan menjadi berbagai bentuk hasil olahan

diantaranya saus pisang, sale pisang, sari buah pisang, anggur pisang, dodol pisang,

keripik pisang, tepung pisang dan jam/selai pisang serta hasil olahan lainnya.

Tepung pisang dibuat dari buah pisang yang mentah, yang cara pembuatannya

mudah dan sederhana. Pada dasarnya semua jenis pisang dapat diolah menjadi

tepung pisang. Untuk memperoleh tepung yang baik diperlukan buah pisang yang

cukup tua. Tepung pisang yang terbuat dari pisang kepok sangat baik hasilnya,

warna tepungnya putih dan menarik.

Berikut ini disampaikan cara pembuatan tepung pisang.

Bahan yang diperlukan :

Pisang kepok yang mengkal tetapi cukup tua

Alat yang diperlukan

(27)

Untuk mengetahui Bagan alir Proses Pembuatan tepung pisang terdapat pada

gambar 2.1

Gambar 2.1 Bagan Alir Pembuatan Tepung Pisang

2.3 Prinsip Kerja

Pada dasarnya semua jenis pisang dapat diolah menjadi gaplek, hanya saja

untuk mendapatkan gaplek dan tepung yang baik diperlukan buah pisang yang

mentah maupun cukup tua. Gaplek dan tepung pisang yang terbuat dari pisang kepok Penggilingan

Tepung Pisang Pisang Kepok Tua Mengkal

Dikukus

Dikupas

Diiris

Dijemur

Limbah cair dibuang

(28)

sangat baik hasilnya dibandingkan gaplek atau tepung pisang yang terbuat dari pisang

lainnya. Warna tepung yang dihasilkan dari pisang kepok adalah putih dan menarik.

Tabel 2.2 menjelaskan sifat fisik dan kandungan kimia tepung pisang dari

beberapa jenis pisang :

Tabel 2.2. Sifat fisik dan kandungan kimia tepung pisang dari beberapa varietas

Varietas Warna Kadar air (%) Kadar Asam

(%)

Kadar Karbohidrat (%)

Kepok Putih 6,06 1,85 86,57

Masak Hijau Putih Keabuan 7,06 0,79 84,32

Nangka Putih Coklat 6,09 0,85 79,84

Ambon Putih Keabuan 6,26 1,04 78,99

Raja Bulu Putih Coklat 6,24 0,84 76,47

Ketan Putih Keabuan 6,24 0,78 85,33

Lampung Putih 8,39 0,49 80,10

Siem Kuning Coklat 7,62 1,00 77,13

(Sumber : Murtiningsih, dkk 1988)

Cara pembuatan tepung pisang adalah sebagai berikut : buah pisang mentah

dan cukup tua dibersihkan dan di kukus selama ±10 menit. Pengukusan ini dapat

mempermudah pengupasan, mengurangi getah dan memperbaiki warna gaplek.

Setelah itu pisang tersebut dikupas lalu dirajang (diiris tipis ± 1-2 mm). Dapat juga

pisang tersebut di kukus yaitu dibersihkan dan langsung di kupas di iris tipis.

(29)

Mesin pembuat tepung pisang ini mempunyai prinsip kerja yaitu : pisang yang

telah menjadi gaplek dimasukan kedalam mesin melalui sebuah corong pemasukan,

lalu gaplek tersebut masuk kedalam sebuah silinder yaitu rumah screw yang

didalamnya terdapat screw press yang berputar. Gaplek dibawa dan di press oleh

screw tersebut menuju batu gilas.

Batu gilas ini terdapat sepasang yaitu satu batu gilas tetap dan satu batu gilas

berputar ini terikat pada poros screw. Tepung pisang akan jatuh kesaringan yang

tedapat tepat dibawah batu gilas. Tepung yang sudah halus akan jatuh langsung

kewadah penampung dan yang masih kasar atau yang masih ada disaringan dapat

dimasukan kembali kedalam mesin untuk digiling kembali. Tepung yang telah lolos

disaring dapat langsung dikemas.

2.4 Bagian-bagian Utama Mesin

Didalam rancang bangun mesin pembuat tepung ini bagian-bagian utama

mesin sedikit karena bersifat manual. Untuk mengetahui gambar sket mesin tepung

(30)

4

5

3

2

6

1

8 7

Gambar 2.2 Mesin Tepung pisang

Keterangan Gambar :

1. Corong Pengarah

Digunakan untuk mengarahkan gaplek pisang agar bisa masuk kedalam

rumah screw press.

2. Batu Gerinda putar

Digunakan untuk memarut gaplek pisang yang terdapat pada alur-alur batu

(31)

3. Batu Gerinda Diam

Digunakan untuk memarut gaplek pisang yang terdapat pada alu-alur batu

gerinda putar.

4. Screw Press

Digunakan untuk mengepress gaplek agar lebih padat ketika akan diparut.

5. Mur Penyetel

Digunakan untuk menyetel tingkat kekasaran tepung

6. Corong Pengeluaran

7. Poros

Sistem transmisi pada screw press

8. Puley

Digunakan untuk memutar poros dan screw press secara manual

2.4.1 Poros

Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin. Hampi

semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran. Peranan utama

dalam transmisi seperti itu dipegang oleh poros.

2.4.2 Macam-macam poros

Poros untuk meneruskan daya diklasifikasikan menurut pembebanannya

(32)

1. Poros Transmisi

Poros macam ini mendapat beban puntir murni atau puntir dan lentur. Daya

ditransmisikan kepada poros ini melalui kopling, roda gigi, puli sabuk atau sproket

rantai, dan lain-lain.

2. Spindel

Poros transmisi yang relatif pendek, seperti poros utama mesin perkakas,

dimana beban utamanya berupa puntiran, disebut spindel. Syarat yang harus dipenuhi

poros ini adalah deformasinya harus kecil dan bentuk serta ukurannya harus teliti.

3. Gandar

Poros seperti yang dipasang diantara roda-roda kereta barang, dimana tidak

mendapat beban puntir, bahkan kadang-kadang tidak boleh berputar, disebut

gandar. Gandar ini hanya mendapat beban lentur, kecuali jika digerakkan oleh

penggerak mula dimana akan mengalami beban puntir juga.

2.4.3 Bahan Poros

Poros untuk mesin umum biasanya dibuat dari baja batang yang ditarik dingin

dan difinis, baja karbon konstruksi (disebut bahan S-C) yang dihasilkan dari ingot

yang di-”kill”(baja yang dideoksidasikan dengan ferosilikon dan dicor; kadar karbon

terjamin) (JIS G3123). Meskipun demikian bahan ini kelurusannya agak kurang tetap

dan dapat mengalami deformasi karena tegangan yang kurang seimbang misalnya

bila diberi alur pasak, karena ada tegangan sisa didalam terasnya. Tetapi penarikan

(33)

Tabel 2.3 JIS G 3123 Batang baja karbon difinis dingin (sering dipakai untuk poros)

Dilunakan 20 atau kurang 21 – 80

20 atau kurang 21 – 80

Dilunakkan 20 atau kurang 21 – 80

20 atau kurang 21 - 80

Dilunakkan 20 atau kurang 21 – 80

20 atau kurang 21 – 80

(Sularso ;Elemen Mesin: hal.330)

2.4.4 Poros pada screw press

Didalam perancangan mesin tepung pisang ini bahan poros yang dipakai

adalah dengan menggunakan bahan SC 37, karena jenis ini digunakan untuk

konstruksi umum, dengan kekuatan tarik (σB) 37 kg/mm2. Pada tabel 2.4

(34)

Tabel 2.4 JIS G 5101 Baja karbon Cor

Lambang Batas Mulur (Kg/mm2 ) Kekuatan Tarik (Kg/mm2) Keterangan SC 37

SC 42

SC 46 SC 49

18 21

23 25

37 42

46 49

Untuk bagian motor Untuk konstruksi umum

- - (Sularso ; Elemen Mesin hal. 335)

Untuk mengetahui bentuk Poros pada Srew press terdapat pada gambar 2.3

Gambar 2.3 Poros pada screw press

Dimana :

di = diameter screw

ds = diameter poros

P = jarak antara srew

α = sudut kemiringan screw

Dengan mengetahui bahan poros yang digunakan, maka dapat diambil

(35)

Dimana : Sf1 = Faktor keamanan akibat kelelahan puntir untuk

Sf2 = Faktor keamanan akibat pengaruh konsentrasi tegangan

b

σ = Kekuatan tarik

Dengan mengambil harga Kt dan Cb maka diameter poros dapat dihitung

sebagai berikut :

Dimana :

a

τ = Tegangan geser yang diizinkan

Kt = faktor koreksi

Cb = faktor lentur

T = Momen puntir

2.4.5 Panjang Srew Press

Panjang screw press adalah sama dengan panjang lintasan . Bila diameter

screw press sudah direncanakan, maka jarak anatar puncak screw dapat dihitung

dengan sudut kemiringan screw (α), dengan persamaan :

d

p=0,8. ( Spivakopsky,1969)

Dan untuk tinggi sisir ulir

(36)

2.4.6 Batu Gerinda atau batu gilas

Menggerinda adalah menggosokkan atau menghaluskan suatu permukaan

benda kerja dengan batu gerinda. Namun batu gerinda yang digunakan pada mesin

tepung pisang ini berfungsi untuk menghaluskan bahan pisang yang telah dijemur

untuk proses penepungan.

Bentuk-bentuk batu gerinda :

Batu gerinda mempunyai berbagai bentuk dan ukuran sehingga memerlukan

cara-cara pengerjaan yang berbeda untuk memenuhi berbagai pekerjaan.

Bentuk dan ukuran batu gerinda adalah sebagai berikut :

1. Bentuk persegi panjang

Ukuran 200 x 75 x 20 mm dibedakan dalam tiga tingkatan yaitu : kasar,

sedang, halus terdapat pada gambar 2.4

Gambar 2.4 Batu gerinda persegi panjang

2. Bentuk roda gerinda lurus

Didalam perancangan mesin, batu gerinda ini yang digunakan untuk mesin

(37)

gerinda semacam ini biasanya terpasang pada mesin gerinda silindris atau mesin

gerinda meja, terlihat pada gambar 2.5

Gambar 2.5 Bentuk roda gerinda lurus

3. Bentuk roda gerinda silindris

Ukuran diameter 200 mm sampai 700 mm, tebal100 mm sampai dengan 200

mm, digunakan untuk meratakan bagian sisi benda kerja. Gerinda semacam ini

terpasang pada mesin gerinda sumbu tegak dan sumbu datar. Terdapat pada gambar

2.6

(38)

4. Bentuk roda gerinda mangkuk lurus

Ukuran diameter 63 mm sampai 762 mm, tebal 38 mm sampai 200 mm,

digunakan untuk meratakan bagian sisi benda kerja. Gerinda ini dipakai untuk mesin

gerinda sumbu tegak maupun sumbu datar, terdapat pada gambar 2.7

Gambar 2.7 Roda gerinda mangkuk lurus

5. Bentuk roda gerinda mangkuk miring

Ukuran diameter 75 mm sampai 300 mm, tebal sisi 32 mm sampai 76 mm,

tebal bagian miring 6 mm sampai 38 mm, digunakan untuk meratakan atau mengasah

(39)

6. Bentuk roda gerinda tirus dua sisi

Ukuran diameter 254 mm sampai 762 mm, tebal 25 mm sampai 10 mm,

digunakan untuk meratakan atau membersihkan benda-benda kerja setelah dilas.

Terdapat pada gambar 2.9

Gambar 2.9 Roda gerinda tirus dua sisi

7. Bentuk roda gerinda cekung dua sisi

Ukuran diameter luar 10 mm sampai 915 mm, tebal 6 mm sampai 125 mm

diameter, bagian cekung 6 mm sampai 381 mm, dipergunakan untuk perataan bentuk

silindris. Terdapat pada gambar 2.10

(40)

8. Bentuk roda gerinda cekung dua sisi

Ukuran diameter 300 mm sampai 915 mm, tebal 32 mm sampai 200 mm,

tebal 13 mm sampai 15 mm, digunakan untuk perataanbentuk silindris. Terdapat pada

gambar 2.11

Gambar 2.11 Roda gerinda cekung dua sisi

9. Bentuk Roda Gerinda piring

Ukuran diameter 75 mm sampai 200 mm, tebal 13 mm sampai 19 mm,

digunakan untuk meratakan dan mengasah pisau fris. Terdapat pada gambar 2.12

Gambar 2.12 Roda gerinda piring

10.Bentuk Batu gerinda khusus

(41)

bentuk-Gambar 2.13 Batu Gerinda khusus

2.4.7 Bantalan

Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros berbeban, sehingga

putaran atau gerakan bolak balik dapat berlangsung secara halus, aman, dan panjang

umur. Bantalan harus cukup kokoh untuk memungkinkan poros serta elemen mesin

lainnya bekerja dengan baik. Jika bantalan tidak berfungsi dengan baik maka prestasi

seluruh system akan menurunkan atau tidak dapat bekerja secara semestinya. Jadi

Bantalan dalam permesinan dapat disamakan peranannya dengan pondasi pada

gedung.

A. Klasifikasi Bantalan

Bantalan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Atas dasar gerakan bantalan terhadap poros

a. Bantalan luncur. Pada bantalan ini terjadi gesekan luncur antara poros

dan bantalan karena permukaan poros ditumpu oleh permukaan bantalan

dengan perantaraan pelapisan pelumas

b. Bantalan Gelinding. Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara

bagian yang berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti

(42)

2. Atas Dasar arah beban terhadap poros

a. Bantalan Radial. Arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah tegak

lurus sumbu poros.

b. Bantalan Radial. Arah beban bantalan ini sejajar dengan sumbu poros.

c. Bantalan Gelinding khusus. Bantalan ini dapat menumpu beban yang

arahnya sejajar dan tegak lurus sumbu poros

Bantalan yang digunakan untuk mesin tepung pisang ini adalah bantalan

Gelinding. Bantalan gelinding mempunyai keuntungan dari gesekan gelinding yang

sangat kecil dibandingkan dengan bantalan luncur. Terdapat pada gambar 2.14

(43)

3. Gambar sket dari bantalan

Gambar 2.15 Sket bantalan

2.5Dasar perencanaan Elemen Utama Mesin

Para ahli rancang bangun sering mengemukakan beberapa teori guna

memperoleh hasil yang diharapkan. Dan untuk memuat suatu produk haruslah

melewati beberapa tahap dan prosedur pengerjaan. Dan tahap-tahap yang harus

dilalui antara lain adalah :

1. Menentukan bentuk-bentuk perancangan yang harus dibuat berkaitan dengan

desain yang ada.

2. Menentukan ukuran-ukuran pada bagian utama mesin.

3. Menentukan alternative-alternatif dengan skala tangan dan daya guna mesin

yang efektif dan efesien, serta bentuk yang menarik.

(44)

5. Merencanakan elemen-elemen mesin, serta gambar kerja bengkel setelah

merancang bagian utama, setelah itu menetapkan ukuran pada komponen

utama dan elemen pendukung pada mesin

(45)

BAB III

PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

3.1 Penetapan Panjang Lintasan Screw Press.

Untuk menentukan panjang lintasan screw press perlu diperhitungkan

kondisi sekitar screw press tersebut. Panjang lintasan screw press direncanakan

sebagai berikut:

Panjang Lintasan screw press = 18 cm (direncanakan)

L

Gambar 3.1 Panjang Lintasan screw press

3.1.1 Kapasitas Mesin

Kapasitas mesin adalah berat buah pisang yang diolah menjadi gaplek

yang dipress (diangkut) persatuan waktu. Jadi untuk menghitung kapasitas, gaplek

digiling dan menghasilkan tepung dalam tiap menit, dari hasil percobaan didapat

didapat 0,8 Kg/menit sama dengan 50 kg/jam (0,05 ton/jam).

.

3.1.2 Perencanaan Sistem Transmisi

Untuk memindahkan putaran manual ke poros penggerak direncanakan

(46)

3.1.3 Spesifikasi Perencanaan.

Kapasitas Konveyor : 0,05 ton / jam

Panjang Lintasan Konveyor : 18 cm

Sistem transmisi : Poros Transmisi

3.2 Daya Penggerak

Daya yang dipergunkan untuk menggerakan screw press perlu

diperhitungkan. Daya pada poros screw adalah daya yang dibutuhkan pada

penggerak secara manual dibagi dengan effisiensi mekanismenya. Besarnya daya

pada poros penggerak dapat dihitung sebagai berikut :

Pada spesifikasi perencanaan, kapasitas mesin (Q) adalah 0,05 Ton/jam

dan panjang lintasan screw press (l) adalah 18 cm = 0,18 meter, maka :

Pp = Q x l (HP) (Spivakopsky,1969)

Jadi :

Pp = 0,05 x 0,18 = 0,009 HP

Jadi besarnya daya pada poros penggerak (Pp

mek

Daya penggerak manual dapat dihitung sebagai berikut :

Dimana Pm

= Daya penggerak manual [Hp]

η mekanisme = 0,98

(47)

3.3 Poros pada Screw Press

Untuk poros ini dirancang dengan menggunakan bahan SC 37 dengan

kekuatan tarik (σB) 37 kg/mm2

maka tegangan geser izin adalah :

kg/mm

Dimana : Sf1 = Faktor keamanan akibat kelelahan puntir untuk S-C = 6,0

Sf2 = Faktor keamanan akibat pengaruh konsentrasi tegangan =

1,3-3,0 (Diambil 3,0)

Untuk Torsi (kg.mm) adalah

(Sularso : Element mesin, Hal 7)

= Daya penggerak manual (0,009 Hp =0,0068 KW)

kg.mm

Dengan mengambil harga Kt = 1,5 (poros diperkirakan terjadi sedikit kejutan atau

tumbukan) dan Cb = 2 maka diameter poros dapat dihitung sebagai berikut :

Karena diameter poros dari hasil perhitungan terlalu kecil maka diameter poros

direncanakan 25 mm dengan bahan S35C dan tegangan geser (τ)yang terjadi

(48)

4

3.4 Screw Press

2

3.4.1 Ukuran Screw Press

Panjang screw press adalah sama dengan panjang lintasan yaitu 0,18 cm.

Bila diameter screw press direncanakan 9 cm = 0,09 m, maka jarak anatak puncak

screw dapat dihitung dengan sudut kemiringan screw 30º :

d

Dan untuk tinggi sisir ulir

p

3.4.2 Tegangan-tegangan yang Terjadi Pada Screw Konveyor

Kecepatan dorong (v) muatan dapat dihitung sebagai berikut :

4

Untuk berat muatan per meter (q) dapat dihitung sebagai berikut :

(49)

ds d b

L h

Maka gaya dorong screw adalah :

f

Tegangan yang timbul pada tiap sisi ulir adalah :

10

3.4.3 Pemilihan Bahan Screw Press

Bahan screw press direncanakan dari baja pelat, dengan kekuatan tarik izin

harus lebih besar dari tegangan yang timbul. Harga tegangan yang timbul adalah

6,08×10-4 kg/mm2

3.5 Rumah screw press

., sehingga dipilih bahan baja pelat dengan tebal 3 mm.

Pada perencanaan rumah screw press, menggunakan pelat baja dengan

ketebalan 3 mm. Adapun ukuran sketsa terdapat pada gambar 3.1 :

(50)

Dimana L = Panjang rumah screw press (180 mm)

d = Diameter screw press (90 mm)

ds = Diameter poros screw press (25 mm)

maka untuk lebar rumah screw press (b) adalah :

d cl b=2× +

Dimana :cl = Kelonggaran (diambil 2 mm)

94

Sedangkan untuk tinggi rumah screw press (h) direncanakan 1.25 kali lebar rumah

screw press = 1.25 × 94 = 117,5 mm.

3.6 Bantalan

Karena beban poros kecil maka digunakan adalah jenis bantalan gelinding.

Umur bantalan dapat diketahui dari pembebanan yang terjadi pada bantalan.Beban

maksimum yang akan terjadi kecil dan diasumsikan gaya yang dialami bantalan

hanya gaya radial.

poros

= Daya penggerak manual (6,88 Watt)

(51)

Dimana harga V diambil 1,2 dan X = 0,56 (terdapat pada tabel 3.1)

Tabel 3.1 faktor-faktor X,V dan Y

Jenis bantalan

Baris tunggal Baris ganda

e

Baris tunggal Baris ganda

Fa/VFr>e Fa/VFreFa/VFr>e

V X Y X Y X Y Xo Yo Xo Yo

(Sularso;Elemen Mesin; Hal 135)

4

Faktor kecepatan (fn) untuk bantalan jenis bola

(52)

Pada poros ini diameter bantalan harus disesuaikan dengan diameter poros yaitu

25 mm, maka jenis bantalan yang dipilih adalah 6205 dimana kapasitas dinamik

sfesifik (C) adalah 1100 kg, terdapat pada tabel 3.2 :

Tabel 3.2 Nomor bantalan, ukuran luar, kapasitas nominal dinamis spesifik C,

(53)

maka : 170,24 4

, 50 1100 78 ,

0 × =

= fh

Umur nominal (Lh) untuk bantalan bola :

933 . 4 24 , 170 500

500× 3 = × 3 =

= fh

Lh jam

(54)

BAB IV

PERAWATAN MESIN TEPUNG PISANG

4.1 Pengertian Perawatan

Perawatan dapat diartikan sebagai suatau kegiatan memelihara dan menjaga

setiap komponen-komponen peralatan agar tahan lama, sehingga diharapkan dapat

memberikan keuntungan yang optimal.

Untuk memelihara mesin pembuat tepung pisang ini dengan baik dan benar,

maka prinsip kerja dari mesin ini harus diketahui. Dengan demikian, maka perawatan

dan perbaikan terhadap kerusakan pada mesin dapat diatasi dengan mudah.

Dalam prakteknya perawatan peralatan atau permesinan dapat dilakukan

dengan dua cara yaitu : perawatan rutin dan perawatan secara preodik.

1. Perawatan rutin

Perawatan rutin adalah perawatan yang dilakukan secara rutin atau terus

menerus, misalnya : setiap pemakaian dilakukan pembersihan pada bagian mesin.

2. Perawatan secara berkala (Preodik)

Perawatan secara berkala merupakan kegiatan perawatan yang dilakukan

dalam jangka waktu tertentu, misalnya seminggu sekali, sebulan sekali dan

(55)

Tabel 4.1 jadwal perawatan mesin.

No Komponen Hari/Bulan Estimasi waktu

1 Rumah screw press Setiap hari 5 menit

2 Screw press dan poros screw press Setiap hari 5 menit

3 Batu gerinda Setiap hari 5 menit

4 Puli Sebulan sekali 5 menit

5 Bantalan Sebulan sekali 5 menit

4.2 Perawatan bagian-bagian utama mesin

a. Rumah screw press

Perawatan yang dilakukan pada rumah screw press adalah dengan menjaga

kebersihan bagian dalam rumah screw press dari sisa-sisa bahan maupun kotoran

yang melekat didalamnya dengan cara melepas poros screw dari dudukannnya,

kemudian rumah screw press dibersihkan.

b. Screw press dan poros screw press

Setelah poros screw press dilepas dari dudukannnya, kemudian pada bagian

screw press dibersihkan untuk menghindari korosi akibat penumpukan bahan. Juga

pada bagian poros harus dibersihkan dari segala kotoran agar memudahkan pada

waktu pemasangan dan pembokaran.

c. Batu gerinda

Untuk membersihkan batu gerinda digunakan sikat dan sabun agar butiran

(56)

d. Bantalan

Hal yang sangat penting terhadap perawatan bantalan adalah mengenai

pelumasan, karena pelumasan pada bantalan adalan untuk mengurangi gesekan dan

keausan antara elemen gelinding, ring dalam dan ring keluar, mereduksi panas yang

terjadi, mecegah korosi dan mengurangi masuknya debu sehingga tingkat kebisingan

mesin menjadi rendah dan umur bantalan menjadi tinggi.

Pelumasan yang dipakai pada mesin ini adalah pelumasan gemuk. Gemuk

yang bermutu baik dapat memperpanjang umur bantalan. Dan cara pemberian gemuk

dilakukan dengan mengisi bagian dalam bantalan dengan secukupnya menggunakan

pispot gemuk. Dapat juga dengan mengoleskan gemuk pada bantalan. Tapi pada

waktu pembongkaran dan pemasangan bantalan, harus diperhatikan agar bantalan

tidak masuk kotoran dan debu. Karena kotoran dan debu dapat menyebabkan

(57)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari beberapa perhitungan yang telah didapat maka dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut :

1. Panjang Lintasan screw press = 18 cm

2. Kapasitas mesin 0,05 ton/jam

3. Daya penggerak manual (Pm

4. Diameter poros (d

) = 0,0068 KW = 6,88 Watt

p

5. Umur nominal (Lh) untuk bantalan bola = ) = 7.15 mm

933 .

4 jam

5.2 Saran

1. Sebaiknya diutamakan perawatan komponen-komponen dari alat ini terutama

pada bantalan karena memutar dan menahan poros.

(58)

DAFTAR PUSTAKA

1. Shigley, Joseph E. Perencanaan Teknik Mesin. Edisi ke-4. Erlangga. Jakarta. 1983.

2. Sularso dan Kiyokatsu Suga, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin. Pradnya Paramita: Jakarta, 1994

3. Hendro Sunarjono. Budidaya Pisang. Katalog Dalam Terbitan (KDT). Jakarta

2002.

(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)

Gambar

Tabel 2.1 Produksi pisang di Indonesia
gambar 2.1
Tabel 2.2. Sifat fisik dan kandungan kimia tepung pisang dari beberapa varietas
Gambar 2.2 Mesin Tepung pisang
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri infusa daun mangga bacang ( Mangifera foetida L.) terhadap pertumbuhan Shigella flexneri ,

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa manfaat langsung ekosistem mangrove di Desa Kartika Jaya berupa manfaat perikanan tangkap,

Respon terhadap pertanyaan mengenai kerugian pemaafan juga muncul dalam beberapa respon berikut meskipun dalam jumlah yang tidak cukup banyak, antara lain: (1) merasa bahwa diri

Perlakuan menggunakan MPHP dapat menghasilkan berat umbi cukup tinggi diduga karena MPHP dapat menjaga evaporasi yang terlalu banyak, serta dapat menghindari pembentukan

Jika p-value < 0,05 maka Ho ditolak (Ha diterima) yang berarti bahwa ada hubungan an- tara pengetahuan dan pendidikan masyarakat tepi sungai kapuas terhadap perilaku

Sekalipun memberikan pembelaan terhadap klien merupakan hal yang diperintahkan oleh Undang-Undang, namun dalam prakteknya merupakan hal yang sulit bagi Advokat

Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak dari pihak intern maupun ekstern STIE Perbanas Surabaya yang mana penulis tidak

Tata Cara penerbitan SPTPD, SKPDKB dan SKPDKBT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf a adalah prosedur yang dilakukan untuk menerbitkan