KARYA AKHIR
RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT TEPUNG
PISANG DENGAN KAPASITAS 50 KG PER JAM
ASTRADA TEACHER 035202052
Karya Akhir Yang Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Izajah Sarjana Sains Terapan
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI MEKANIK INDUSTRI PROGRAM DIPLOMA – 1V FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI MEKANIK INDUSTRI AGENDA : /KA/2008 PROGRAM DIPLOMA-IV (D-IV) DITERIMA TGL : / /2008
FAKULTAS TEKNIK USU PARAF :
KARYA AKHIR
NAMA : ASTRADA TEACHER
NIM : 035202052
MATA PELAJARAN : TEKNIK PRODUKSI
SPESIFIKASI : RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT TEPUNG PISANG
DENGAN KAPASITAS 50 KILOGRAM PERJAM. Perencanaan Meliputi :
1. Kapasitas Mesin
2. Perencanaan Sistem Transmisi 3. Daya Penggerak
4. Bantalan
Data-data dapat diperoleh dari survey dan Studi Literatur
DIBERIKAN TANGGAL : 15 / PEBRUARI / 2008 SELESAI TANGGAL : 17 / JUNI / 2008
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI MEKANIK INDUSTRI
Sub.Program Studi : Konversi Energi/Teknik/Teknik Produksi Bidang Tugas : Teknik Produksi
Judul Tugas : Metode Pengujian Mesin Pembuat tepung pisang dengan kapasitas 50 Kg per jam
Diberikan Tanggal : 12 Pebruari 2008 Selesai Tanggal : 17 Juni 2008
Dosen Pembimbing : Ir. Tugiman, MT Nama Mahasiswa : Mhd.Irfrans Syahputra
N.I.M : 035202052
No. Tanggal KEGIATAN ASSISTENSI BIMBUNGAN Tanda Tangan dosen
Pembimbing 1 12 – 02 – 2008 Survei mengenai teknologi tepat guna
2 15 – 02 – 2008 Bahas mengenai tepung pisang
3 19 – 02 – 2008 Perbaiki tujuan T.A anatara khusus dan umum 4 22 – 02 – 2008 Perbaiki sistematiaka penulisan
5 26 – 02 – 2008 Bahas mengenai produksi tepung pisang 6 06 – 03 – 2008 Manfaat tepung pisang
7 11 – 03 – 2008 Perbaiki bagan alir Pembuatan tepung pisang 8 15 – 04 – 2008 Perbaiki penjelasan gambar dan nomor gambar 9 22 – 04 – 2008 Jabarkan perhitungan secara detai
10 22 – 05 – 2008 Perbaiki kapasitas mesin secara detail 11 30 – 05 – 2008 Perbaiki keterangan table dan daya manual 12 10 – 06 – 2008 Aplikasi dan pengujian alat dan pelajari 13 17 – 06 – 2008 ACC dan siap untuk sidang
Catatan : Diketahui,
1. kartu ini harus diperlihatkan kepada Ketua Jurusan Teknologi Mekanik Industri
Lembar Pengesahan
METODE PENGUJIAN MESIN PEMBUAT TEPUNG
PISANG DENGAN KAPASITAS 50 KG PER JAM
Oleh :
Muhmmad Irfrans Syahputra (025202042)
Disetujui : Dosen Pembimbing
NIP. 131 459 557 Ir. Tugiman, MT
Diketahui: Ketua Program Studi Teknologi Mekanik Industri D-IV
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Karya
Akhir ini dengan judul “RANCANG BANGUN MESIN TEPUNG PISANG.”.
Penyusunan laporan Karya Akhir ini dilakukan guna untuk menyelesaikan
Study di Program Studi Teknologi Mekanik Industri Universitas Sumatera Utara,
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan.
Dalam kegiatan penulis untuk menyelesaikan Karya Akhir ini, penulis
telah banyak mendapat bantuan berupa bimbingan, arahan dan saran dari berbagai
pihak. Untuk itu maka dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Ir. Tugiman, MT, sebagai Dosen Pembimbing penulis
2. Bapak Dr.Ing.Ir. Ikhwansyah Isranuri sebagai Ketua Program Studi
Teknologi Mekanik Industri Program Diploma-IV, FT-USU.
3. Bapak Prof. Dr. Ir. Armansyah Ginting, Dekan FT-USU.
4. Pihak Sponsor (Bea Siswa) Badeloch Fond ; Ibu M.T. Velema de Roos
5. Bapak dan Mamak tercinta Mtv. Poltak Purba, S.Th dan Tina Ginting,
yang senantiasa memberikan dukungan semangat dan materi serta
mendoakan penulis. Dan Adik-adik tercinta Games Valentino Purba,
Benmar Alvaro Purba, Rio Kenzo Purba dan Djordi Parpudi Purba.
6. Tua (Maria Br Saragih) yang selalu mendiakan kami cucunya
7. Tongah Wesley dan Keluarga yang selalu memberi dukungan Doa dan
8. Bou Juita yang meberikan dukungan doa dan dana
9. Seluruh Family dimanapun berada yang selalu mendoakan
10.Seluruh Staf Pengajar Departemen Teknik Mesin Universitas Sumatera
Utara.
11.Pegawai Departemen Teknologi Mekanik Industri
12.Rekan mahasiswa Koko wiradinata, SST (Narasumber), M.Irvan (rekan
seperjuangan), Edo (komunikasi USU), Totok (Politeknik Medan), Criston
S (Fisip USU) yang memberikan fasilitas komputer kepada penulis
sehingga dapat menyeleasikan Karya Akhir ini, Liberti L Gaol best
friends, serta rekan-rekan stambuk ’03 yang namanya tidak dapat
disebutkan satu-persatu yang sudah banyak membantu.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih belum sempurna adanya,
karena masih banyak kekurangan baik dari segi ilmu maupun susunan bahasanya.
Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran demi
menyempurnakan laporan ini.
Akhir kata bantuan dan budi baik yang telah penulis dapatkan,
menghaturkan terima kasih dan hanya Tuhan Yang Maha Esa yang dapat
memberikan limpahan berkat yang setimpal. Semoga laporan ini dapat bermanfaat
bagi kita semua dan bagi penulis sendiri tentunya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………. i
DAFTAR ISI ……… iii
DAFTAR GAMBAR ………. vi
DAFTAR TABEL ………... vii
DAFTAR NOTASI ………. viii
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ……… 1
1.2Alasan Pemilihan Judul ... 3
1.3Tujuan ... 3
1.4Manfaat ... 4
1.5Metode Perancangan ... 4
1.6 Batasan masalah ……… 5
1.7 Sistematika Penulisan ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum ……….….……… 7
2.1.1 Produksi Pisang Belum Memenuhi Kebutuhan ……… 7
2.1.2 Faktor Pendukung Keberhasilan Budidaya Pisang …….………. 8
2.1.3 2.2 Teknologi Proses ……….………. 11
2.4Bagian-bagian Utama Mesin ... 14
2.4.1Poros ... 16
2.4.2Macam-macam poros ... 16
2.4.3Bahan Poros ... 17
2.4.4Poros pada screw press ... 18
2.4.5Panjang Srew Press ... 20
2.4.6Batu Gerinda atau batu gilas ………. 21
2.4.7Bantalan ……… 26
2.5Dasar perencanaan Elemen Utama Mesin ………….……… 28
BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN 3.2Penetapan Panjang Lintasan Screw Press ……… 30
3.1Kapasitas Mesin ………. 30
3.2Perencanaan Sistem Transmisi ………..………. 30
3.3Spesifikasi Perencanaan. ……… 31
3.2Daya Penggerak ……… 31
3.3Poros pada Screw Press ... 32
3.4Screw Press ... 33
3.4.1 Ukuran Screw Press ... 33
3.4.2 Tegangan-tegangan yang Terjadi Pada Screw Konveyor ... 33
3.4.3 Pemilihan Bahan Screw Press ………. 34
3.5Rumah screw press ……… 34
3.6Bantalan ……….. 35
4.1 Pengertian Perawatan ……… 39
4.2 Perawatan bagian-bagian utama mesin ……….…….. 40
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ……… 42
5.2 Saran ………. 42
Lembar Pengesahan
Karya Akhir
Judul : Rancang Bangun Mesin Pembuat Tepung Pisang Dengan
Kapasita 50 Kg Per Jam
Oleh :
Nama : Astrada Tecaher
NIM : 035202052
Telah diperiksa :
DAFTAR NOTASI
1. L : Panjang cm
2. Q : Kapasitas Kg/jam
3. P : Daya HP
4.
σB
: Kekuatan Tarik Kg/mm5. τ
2
a : Tegangan geser izin Kg/mm
6. T : Torsi Kg.mm
2
7. n : Putaran poros rpm
8. D : Diameter mm
9. τ : Tegangan geser Kg/mm
10.h : Ketinggian m
2
11.V : Kecepatan dorong m/s
12.q : Berat muatan permeter kg/m
13.Fs
14.b : Lebar mm
: Gaya dorong kg
15.fr : Gaya radial kg
16.C : Kapasitas spesifik Kg
DAFTAR TABEL
Tabel 2-1 Produksi Pisang di Indonesia ……… 8
Tabel 2-2 Sifat fisik dan kandungan kimia tepung pisang
dari beberapa varietas ……….. 12
Tabel 2-3 Sifat-sifat mekanis standar ... 17
Tabel 3-1 faktor-faktor X,V dan Y ... 33
Tabel 3-2 Nomor bantalan, ukuran luar,
kapasitas nominal dinamis spesifik C,
kapasitas nominal statik spesifik C0 ... 34
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Alir Pembuatan Tepung Pisang ... 11
Gambar 2.2 Mesin Tepung pisang ….………. 14
Gambar 2.3 Poros pada screw press ... 17
Gambar 2.4 Batu gerinda persegi panjang ………. 19
Gambar 2.5 Bentuk roda gerinda lurus ……….. 20
Gambar 2.6 Roda Gerinda Silindris ……….. 20
Gambar 2.7 Roda gerinda mangkuk lurus ……….………… 21
Gambar 2.8 Roda gerinda mangkuk miring ……… 21
Gambar 2.9 Roda gerinda tirus dua sisi ……….. 22
Gambar 2.10 Roda gerinda cekung dua sisi ……….... 22
Gambar 2.11 Roda gerinda cekung dua sisi ……….... 23
Gambar 2.12 Roda gerinda piring ………...……….... 23
Gambar 2.13 Batu Gerinda khusus ………...……….. 24
Gambar 2.14 Jenis-jenis Bantalan Gelinding ………...…………. 26
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Kurang lebih dari tujuh puluh persen penduduk indonesia bermata
pencaharian dari sektor pertanian. Oleh karena itu kegiatan pertanian haruslah
menjadi kebanggaan kita, sebab dari dunia pertanian itulah produksi yang
menghidupi sebagian besar bangsa ini berasal. Kegiatan dalam sektor pertanian
merupakan salah satu kekuatan ekonomi kita. Karena jumlah penduduk kita terus
bertambah dan kebutuhan pangan senantiasa meningkat secara terus menerus,
menjadi tuntutan untuk terus meningkat produksi pertanian.
Pisang merupakan salah satu komoditi tanaman pangan yang memiliki nilai
gizi yang tinggi dan lezat rasanya, termasuk jenis tanaman pangan yang telah
memasyarakat dan sebagian menjadi kebutuhan pokok sebagian besar masyarakat
indonesia, sangatlah perlu dikembangkan dan ditingkatkan produksinya. Usaha untuk
meningkatkan produksi pisang ini akan tercapai apabila para petani menggunakan
penerapan teknologi dan didukung oleh ketrampilan khusus dalam pengolahannya.
Dalam kegiatan pertanian, para petani pada umumnya mengandalkan tenaga
dan ketrampilan tangan. Dengan bantuan teknologi yang berbasis semi mekanis dapat
membantu meringankan beban pekerjaan dan mendapat hasil yang maksimal serta
ekonomis.
Sebab, selain dapat menambah pendapatan keluarga juga tidak membutuhkan
perawatan yang khususserta dapat menjadi tananaman tumpang sari.
Saat ini, permintaan akan tanaman holtikutura khususnya pisang terus
meningkat sejalan dengan pertambahan penduduk dan juga kesadaran penduduk akan
pemenuhan gizi. Pisang adalah salah satu tanaman yang sangat memiliki kandungan
gizi, murah dan mudah didapat.
Latar belakang penulis dalam judul ini adalah disebabkan minimnya
pengetahuan masyarakat akan manfaat kandungan gizi yang terkandung pada pisang,
serta masih rendahnya pengetahuan masyarakat akan pengolahan pisang mentah
sebagai keripik dan pisang sale. Padahal masih adalagi yang dapat dihasilkan oleh
pisang mentah yaitu tepung pisang.
Ada beberapa produsen yang telah mengolah pisang menjadi tepung pisang,
cara yang mereka lakukan dalam mengolah masih sangat sederhana yaitu dengan cara
menumbuk gaplek pisang tersebut pada sebuah landasan. Hal itu dilakukan
berulang-ulang diselingi oleh penyaringan hingga gaplek pisang tersebut benar-benar menjadi
tepung. Cara yang dilakukan tersebut memiliki kelemahan yaitu tidak terjamin
kebersihannya, selain itu pengerjaannya memakan waktu yang lama dan
membutuhkan tenaga kerja yang banyak.
Oleh karena itu dibuatlah suatu alat untuk mengatasinya yaitu Mesin Pembuat
Tepung Pisang. Yang mana mesin ini lebih praktis, lebih menghemat waktu
pengerjaan dan tidak banyak membutuhkan tenaga kerja.
Untung rugi dari mesin ini yaitu dari segi keuntungan mesin ini lebih praktis,
dibanding dengan pengerjaan sendiri, lebih menghemat waktu, hasil yang diperoleh
Dari segi kerugian mesin ini lebih mahal dari pada pengerjaan sendiri.
1.2Alasan Pemilihan Judul
Kebutuhan akan bahan makanan dan penyediaan sumber gizi terus meningkat
dari tahun ketahun, dalam hal ini pisang. Para petani dituntut untuk mampu
menghasilkan produksi yang semaksimal mungkin, namun teknologi yang dimiliki
sebagian besar para petani masih tergolong tradisionil dalam mengelola hasil panen.
Dari kekurangan-kekurangan itulah maka dirancang mesin tepung pisang
yang bertujuan untuk membantu dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi
para petani dalam mengolah hasil pertaniannya.
1.3Tujuan
1.3.1 Tujuan umum dari perancangan mesin tepung pisang ini adalah :
1. Sebagai syarat untuk menyelesaikan mata kuliah karya akhir semester VIII
dan untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan (SST)
2. Mengaplikasikan disiplin ilmu yang diperoleh selama duduk dibangku kuliah.
3. Dapat merancang suatu alat untuk para petani pisang dalam mengolah hasil
panennya menjadi tepung pisang
4. Ikut berpartisipasi dalam menyumbangkan ide yang berbasis teknologi tepat
guna.
5. Untuk memperluas wawasan petani pisang yang ingin membuka usaha
1.3.2 Tujuan khusus dari perancangan mesin tepung pisang ini adalah
Untuk mengetahui cara merancang komponen-komponen mesin dan mencari,
daya, putaran dan kapasitas alat pembuat tepung pisang yang telah dirancang yaitu
termasuk fungsi, dan mekanisme kerja mesin.
1.4Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari perancangan mesin pembuat tepung pisang ini
adalah :
1. Para petani dapat terbantu dalam pengolahan hasil panen mereka secara
optimal.
2. Bagi penulis sendiri, dengan perancangan alat ini tentu dapat menambah
wawasan dan pengalaman dalam menerapkan ilmu yang telah dipelajari
selama dalam bangku perkuliahan.
3. Bagi rekan-rekan mahsiswa yang ingin membahas dan meningkatkan
rancangan mesin ini
1.5Metode Perancangan
Untuk memperoleh data guna penyusunan laporan ini, metode yang penulis
lakukan antara lain adalah :
1. Mengadakan studi literatur diperpustakaan.
2. Mencari hal-hal yang berhubungan dengan perancangan mesin dimedia
internet.
3. Melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing dan pihak-pihak yang
4. Melakukan studi lapangan dengan melihat dan mengganti mesin-mesin
rancangan lain yang telah ada.
1.6 Batasan masalah
Dalam penulisan karya akhir ini, pembahasan dibatasi sebagai berikut
1. Pengujian alat
2. Kinerja sistem transmisi
3. Uji Spesifikasi, dan
4. Kualitas tepung yang dibuat dengan alat pembuat tepung pisang
1.7 Sistematika Penulisan
Adapun sistematis penulisan karya akhir ini adalah sebagai berikut:
I . Pendahuluan. Pada bab ini akan dibahas latar belakang perkembangan
tepung pisang, alasan pemilihan judul, tujuan umum dan khusus serta manfaat dari
perancangan mesin tepung pisang, batasan masalah, metode perancangan, dan
sistematika Penulisan.
II. Tinjauan Pustaka. Pada bab ini akan dibahas mengenai gambaran umum,
prinsip kerja, bagian-bagian utama mesin, dan dasar perencanaan elemen utama
mesin.
III. Prosedur Pengujian. Pada bab ini akan dibahas mengenai tempat dan
waktu pengujian, pengujian Alat, kinerja sistem transmisi, uji Spesifikasi, dan cara
IV. Hasil, Analisa dan Perawatan Mesin Pembuat Tepung Pisang, Pada
bab ini akan dibahas mengenai Hasil uji fungsi, Analisa uji fungsi, Kinerja sistem
transmisi, Analisa kinerja sistem transmisi, Hasil uji Spesifikasi, dan Perawatan
mesin tepung pisang
V. Kesimpulan dan Saran. Pada bab ini akan memaparkan kesimpulan dari
hasil analisa pengujian
Daftar Pustaka. Referensi yang mendukung karya akhir ini akan secara
lengkap disajikan untuk kemudahan dalam mencari data maupun bahan kajian
berikutnya.
Lampiran. Segala data hasil survey, data pendukung rancangan serta
beberapa lampiran yang digunakan dalam penulisan Karya Akhir ini dilampirkan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gambaran Umum
Hampir setiap orang gemar mengkonsumsi buah pisang. Oleh karena itu,
pisang dianggap sebagai komuditas penting sehingga ada lembaga dunia yang
mengurusi masalah pisang yaitu International Network for Improvement of Banana
and Plantain (INIBAB). Lembaga ini didirikan oleh International Plant Genetic
Resources Institute (IPGRI) yang berkedudukan di Montpellier, Perancis. Jaringan
kerjasama melalui INIBAP cukup luas, khususnya mengenai penelitian ketahanan
penyakit layu fusarium.
2.1.1 Produksi Pisang Belum Memenuhi Kebutuhan
Produksi pisang diIndonesia rata-rata 3,2 juta ton per tahun. Diperkirakan 1,5
juta ton diantaranya merupakan pisang meja untuk konsumsi segar. Bila diasumsikan
sekitar 60 % (120 juta) konsumsi pisang hanya 12,5 Kg/orang/tahun atau 34,2
g/orang/hari. Padahal rata-rata berat pisang ambon kuning saja sekitar 100 g. ini
berarti kemampuan penyediaan buah pisang untuk konsumsi buah meja saja sangat
kecil karena masih jauh dibawah berat rata-rata buah pisang. Untuk mengetahui
Tabel 2.1 Produksi pisang di Indonesia
2.1.2 Faktor Pendukung Keberhasilan Budidaya Pisang
Pada umumnya petani diIndonesia belum menuasai sifat usaha tani sehingga
penjualan hasil produksi masih dapat dikuasai pedagang atau pengumpul (tengkulak).
Salah satu penyebabnya ialah petani belum mampu menghasilkan produksi sesuai
pisang yang dihasilkan pun hanya bias terjual pada pedagang atau tengkulak untuk
pasar local atau pasar domestic.
Dalam budidaya pisang berorientasi pasar swalayan atau ekspor, petani
dituntut harus mendalami criteria mutu yang diinginkan konsumen. Tujuannya ialah
agar produksinya mampu bersaing. Tentu saja hal ini dapat dicapai dengan cara
petani harus serius menangani usaha taninya.
Ada banyak kendala yang dapat menghambat keberhasilan usaha lebih banyak
diserahkan pada kemurahan alam. Pada budidaya tradisional, mutu buah umumnya
kurang diperhatikan, hanya produksi tinggi saja yang diharapkan. Petani berharap
tandan buahnya panjang dengan uleran (buah) besar. Padahal untuk pasar
supermarket (swalayan) dan ekspor, mutu buah sangat diperhatikan sesuai criteria
standar tertentu.
Dalam pembudidayaan pisang berorientasi pasar dengan cakupan luas (tingkat
konsumen menengah keatas), ada banyak kendala yang akan dihadapi petani. Salah
satunya ialah harga. Harga pisang yang murah ditingkat petani menyebabkan petani
enggan merawat tanamannya dengan baik. Petani beranggapan bahwa semua
tingkatan mutu buah akan habis dijual. Akibatnya petani akan merugi karena harga
jual tidak seimbang dengan biaya produksi.
2.1.3 Aneka produk olahan tepung pisang
1.
Berbagai produk olahan dapat dibuat dari tepung pisang, diantaranya adalah :
Adapun komposisi bubur bayi ini adalah 40% tepung pisang, 30% tepung
beras/tepung terigu/tepung kacang ijo, 30% tepung susu, kemudian ditambah dengan
gula sebanyak 10% dari total berat tepung.
2.
Pembuatan bubur balita dilakukan dengan cara mencampur tepung, susu dan gula.
Tambahkan air dan campur hingga merata. Masak diatas api kecil sambil diaduk terus
hingga matang/mengental.
Cheese stick asin
3.
Bahan baku kue kering cheese stick asin, dibuat dari campuran 25% tepung
pisang + 58% tepung terigu + 17% tepung tapioka, kemudian dicampur dengan
tambahan bahan lain yaitu margarine, telur, bumbu dan air. Semua bahan dibuat
adonan, kemudian dibuat lembaran tipis dan dipotong kecil panjang seperti stick,
setelah itu digoreng.
Cake
4.
Pembuatan cake dari bahan baku 100% tepung pisang. Tepung pisang
dicampur dengan bahan tambahan lain (margarine, gula aren, selai kacang tanah,
madu, telur, coklat bubuk, kismis, dan buah cherry). Proses pengadonan dilakukan
dengan mixer, sedang proses pemasakan menggunakan oven. Kue cake dari tepung
pisang mempunyai tekstur agak remah, oleh karena itu dapat pula dicampur dengan
tepung terigu.
Aneka kue kering
Kue kastengels, kue putri salju, kue janhagel, cake black forest, cake keju
dapat dibuat dari bahan baku tepung pisang dan tepung terigu dengan perbandingan
5. Mie
1. Pisau
Pembuatan mie, dengan komposisi 20% tepung pisang dan 80% tepung terigu,
dengan bahan tambahan lain yaitu garam, soda abu, telur, dan air. Semua bahan
dibuat adonan, dibentuk lembaran menggunakan alat pembuat mie, dipotong bentuk
mie, dan direbus. Penggunaan tepung pisang pada pembuatan mie hanya sebanyak
20%, hal ini disebabkan karena tekstur mie yang harus bersifat kenyal.
2.2 Teknologi Proses
Pisang dapat diolah dan diawetkan menjadi berbagai bentuk hasil olahan
diantaranya saus pisang, sale pisang, sari buah pisang, anggur pisang, dodol pisang,
keripik pisang, tepung pisang dan jam/selai pisang serta hasil olahan lainnya.
Tepung pisang dibuat dari buah pisang yang mentah, yang cara pembuatannya
mudah dan sederhana. Pada dasarnya semua jenis pisang dapat diolah menjadi
tepung pisang. Untuk memperoleh tepung yang baik diperlukan buah pisang yang
cukup tua. Tepung pisang yang terbuat dari pisang kepok sangat baik hasilnya,
warna tepungnya putih dan menarik.
Berikut ini disampaikan cara pembuatan tepung pisang.
Bahan yang diperlukan :
Pisang kepok yang mengkal tetapi cukup tua
Alat yang diperlukan
Untuk mengetahui Bagan alir Proses Pembuatan tepung pisang terdapat pada
gambar 2.1
Gambar 2.1 Bagan Alir Pembuatan Tepung Pisang
2.3 Prinsip Kerja
Pada dasarnya semua jenis pisang dapat diolah menjadi gaplek, hanya saja
untuk mendapatkan gaplek dan tepung yang baik diperlukan buah pisang yang
mentah maupun cukup tua. Gaplek dan tepung pisang yang terbuat dari pisang kepok Penggilingan
Tepung Pisang Pisang Kepok Tua Mengkal
Dikukus
Dikupas
Diiris
Dijemur
Limbah cair dibuang
sangat baik hasilnya dibandingkan gaplek atau tepung pisang yang terbuat dari pisang
lainnya. Warna tepung yang dihasilkan dari pisang kepok adalah putih dan menarik.
Tabel 2.2 menjelaskan sifat fisik dan kandungan kimia tepung pisang dari
beberapa jenis pisang :
Tabel 2.2. Sifat fisik dan kandungan kimia tepung pisang dari beberapa varietas
Varietas Warna Kadar air (%) Kadar Asam
(%)
Kadar Karbohidrat (%)
Kepok Putih 6,06 1,85 86,57
Masak Hijau Putih Keabuan 7,06 0,79 84,32
Nangka Putih Coklat 6,09 0,85 79,84
Ambon Putih Keabuan 6,26 1,04 78,99
Raja Bulu Putih Coklat 6,24 0,84 76,47
Ketan Putih Keabuan 6,24 0,78 85,33
Lampung Putih 8,39 0,49 80,10
Siem Kuning Coklat 7,62 1,00 77,13
(Sumber : Murtiningsih, dkk 1988)
Cara pembuatan tepung pisang adalah sebagai berikut : buah pisang mentah
dan cukup tua dibersihkan dan di kukus selama ±10 menit. Pengukusan ini dapat
mempermudah pengupasan, mengurangi getah dan memperbaiki warna gaplek.
Setelah itu pisang tersebut dikupas lalu dirajang (diiris tipis ± 1-2 mm). Dapat juga
pisang tersebut di kukus yaitu dibersihkan dan langsung di kupas di iris tipis.
Mesin pembuat tepung pisang ini mempunyai prinsip kerja yaitu : pisang yang
telah menjadi gaplek dimasukan kedalam mesin melalui sebuah corong pemasukan,
lalu gaplek tersebut masuk kedalam sebuah silinder yaitu rumah screw yang
didalamnya terdapat screw press yang berputar. Gaplek dibawa dan di press oleh
screw tersebut menuju batu gilas.
Batu gilas ini terdapat sepasang yaitu satu batu gilas tetap dan satu batu gilas
berputar ini terikat pada poros screw. Tepung pisang akan jatuh kesaringan yang
tedapat tepat dibawah batu gilas. Tepung yang sudah halus akan jatuh langsung
kewadah penampung dan yang masih kasar atau yang masih ada disaringan dapat
dimasukan kembali kedalam mesin untuk digiling kembali. Tepung yang telah lolos
disaring dapat langsung dikemas.
2.4 Bagian-bagian Utama Mesin
Didalam rancang bangun mesin pembuat tepung ini bagian-bagian utama
mesin sedikit karena bersifat manual. Untuk mengetahui gambar sket mesin tepung
4
5
3
2
6
1
8 7
Gambar 2.2 Mesin Tepung pisang
Keterangan Gambar :
1. Corong Pengarah
Digunakan untuk mengarahkan gaplek pisang agar bisa masuk kedalam
rumah screw press.
2. Batu Gerinda putar
Digunakan untuk memarut gaplek pisang yang terdapat pada alur-alur batu
3. Batu Gerinda Diam
Digunakan untuk memarut gaplek pisang yang terdapat pada alu-alur batu
gerinda putar.
4. Screw Press
Digunakan untuk mengepress gaplek agar lebih padat ketika akan diparut.
5. Mur Penyetel
Digunakan untuk menyetel tingkat kekasaran tepung
6. Corong Pengeluaran
7. Poros
Sistem transmisi pada screw press
8. Puley
Digunakan untuk memutar poros dan screw press secara manual
2.4.1 Poros
Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin. Hampi
semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran. Peranan utama
dalam transmisi seperti itu dipegang oleh poros.
2.4.2 Macam-macam poros
Poros untuk meneruskan daya diklasifikasikan menurut pembebanannya
1. Poros Transmisi
Poros macam ini mendapat beban puntir murni atau puntir dan lentur. Daya
ditransmisikan kepada poros ini melalui kopling, roda gigi, puli sabuk atau sproket
rantai, dan lain-lain.
2. Spindel
Poros transmisi yang relatif pendek, seperti poros utama mesin perkakas,
dimana beban utamanya berupa puntiran, disebut spindel. Syarat yang harus dipenuhi
poros ini adalah deformasinya harus kecil dan bentuk serta ukurannya harus teliti.
3. Gandar
Poros seperti yang dipasang diantara roda-roda kereta barang, dimana tidak
mendapat beban puntir, bahkan kadang-kadang tidak boleh berputar, disebut
gandar. Gandar ini hanya mendapat beban lentur, kecuali jika digerakkan oleh
penggerak mula dimana akan mengalami beban puntir juga.
2.4.3 Bahan Poros
Poros untuk mesin umum biasanya dibuat dari baja batang yang ditarik dingin
dan difinis, baja karbon konstruksi (disebut bahan S-C) yang dihasilkan dari ingot
yang di-”kill”(baja yang dideoksidasikan dengan ferosilikon dan dicor; kadar karbon
terjamin) (JIS G3123). Meskipun demikian bahan ini kelurusannya agak kurang tetap
dan dapat mengalami deformasi karena tegangan yang kurang seimbang misalnya
bila diberi alur pasak, karena ada tegangan sisa didalam terasnya. Tetapi penarikan
Tabel 2.3 JIS G 3123 Batang baja karbon difinis dingin (sering dipakai untuk poros)
Dilunakan 20 atau kurang 21 – 80
20 atau kurang 21 – 80
Dilunakkan 20 atau kurang 21 – 80
20 atau kurang 21 - 80
Dilunakkan 20 atau kurang 21 – 80
20 atau kurang 21 – 80
(Sularso ;Elemen Mesin: hal.330)
2.4.4 Poros pada screw press
Didalam perancangan mesin tepung pisang ini bahan poros yang dipakai
adalah dengan menggunakan bahan SC 37, karena jenis ini digunakan untuk
konstruksi umum, dengan kekuatan tarik (σB) 37 kg/mm2. Pada tabel 2.4
Tabel 2.4 JIS G 5101 Baja karbon Cor
Lambang Batas Mulur (Kg/mm2 ) Kekuatan Tarik (Kg/mm2) Keterangan SC 37
SC 42
SC 46 SC 49
18 21
23 25
37 42
46 49
Untuk bagian motor Untuk konstruksi umum
- - (Sularso ; Elemen Mesin hal. 335)
Untuk mengetahui bentuk Poros pada Srew press terdapat pada gambar 2.3
Gambar 2.3 Poros pada screw press
Dimana :
di = diameter screw
ds = diameter poros
P = jarak antara srew
α = sudut kemiringan screw
Dengan mengetahui bahan poros yang digunakan, maka dapat diambil
Dimana : Sf1 = Faktor keamanan akibat kelelahan puntir untuk
Sf2 = Faktor keamanan akibat pengaruh konsentrasi tegangan
b
σ = Kekuatan tarik
Dengan mengambil harga Kt dan Cb maka diameter poros dapat dihitung
sebagai berikut :
Dimana :
a
τ = Tegangan geser yang diizinkan
Kt = faktor koreksi
Cb = faktor lentur
T = Momen puntir
2.4.5 Panjang Srew Press
Panjang screw press adalah sama dengan panjang lintasan . Bila diameter
screw press sudah direncanakan, maka jarak anatar puncak screw dapat dihitung
dengan sudut kemiringan screw (α), dengan persamaan :
d
p=0,8. ( Spivakopsky,1969)
Dan untuk tinggi sisir ulir
2.4.6 Batu Gerinda atau batu gilas
Menggerinda adalah menggosokkan atau menghaluskan suatu permukaan
benda kerja dengan batu gerinda. Namun batu gerinda yang digunakan pada mesin
tepung pisang ini berfungsi untuk menghaluskan bahan pisang yang telah dijemur
untuk proses penepungan.
Bentuk-bentuk batu gerinda :
Batu gerinda mempunyai berbagai bentuk dan ukuran sehingga memerlukan
cara-cara pengerjaan yang berbeda untuk memenuhi berbagai pekerjaan.
Bentuk dan ukuran batu gerinda adalah sebagai berikut :
1. Bentuk persegi panjang
Ukuran 200 x 75 x 20 mm dibedakan dalam tiga tingkatan yaitu : kasar,
sedang, halus terdapat pada gambar 2.4
Gambar 2.4 Batu gerinda persegi panjang
2. Bentuk roda gerinda lurus
Didalam perancangan mesin, batu gerinda ini yang digunakan untuk mesin
gerinda semacam ini biasanya terpasang pada mesin gerinda silindris atau mesin
gerinda meja, terlihat pada gambar 2.5
Gambar 2.5 Bentuk roda gerinda lurus
3. Bentuk roda gerinda silindris
Ukuran diameter 200 mm sampai 700 mm, tebal100 mm sampai dengan 200
mm, digunakan untuk meratakan bagian sisi benda kerja. Gerinda semacam ini
terpasang pada mesin gerinda sumbu tegak dan sumbu datar. Terdapat pada gambar
2.6
4. Bentuk roda gerinda mangkuk lurus
Ukuran diameter 63 mm sampai 762 mm, tebal 38 mm sampai 200 mm,
digunakan untuk meratakan bagian sisi benda kerja. Gerinda ini dipakai untuk mesin
gerinda sumbu tegak maupun sumbu datar, terdapat pada gambar 2.7
Gambar 2.7 Roda gerinda mangkuk lurus
5. Bentuk roda gerinda mangkuk miring
Ukuran diameter 75 mm sampai 300 mm, tebal sisi 32 mm sampai 76 mm,
tebal bagian miring 6 mm sampai 38 mm, digunakan untuk meratakan atau mengasah
6. Bentuk roda gerinda tirus dua sisi
Ukuran diameter 254 mm sampai 762 mm, tebal 25 mm sampai 10 mm,
digunakan untuk meratakan atau membersihkan benda-benda kerja setelah dilas.
Terdapat pada gambar 2.9
Gambar 2.9 Roda gerinda tirus dua sisi
7. Bentuk roda gerinda cekung dua sisi
Ukuran diameter luar 10 mm sampai 915 mm, tebal 6 mm sampai 125 mm
diameter, bagian cekung 6 mm sampai 381 mm, dipergunakan untuk perataan bentuk
silindris. Terdapat pada gambar 2.10
8. Bentuk roda gerinda cekung dua sisi
Ukuran diameter 300 mm sampai 915 mm, tebal 32 mm sampai 200 mm,
tebal 13 mm sampai 15 mm, digunakan untuk perataanbentuk silindris. Terdapat pada
gambar 2.11
Gambar 2.11 Roda gerinda cekung dua sisi
9. Bentuk Roda Gerinda piring
Ukuran diameter 75 mm sampai 200 mm, tebal 13 mm sampai 19 mm,
digunakan untuk meratakan dan mengasah pisau fris. Terdapat pada gambar 2.12
Gambar 2.12 Roda gerinda piring
10.Bentuk Batu gerinda khusus
bentuk-Gambar 2.13 Batu Gerinda khusus
2.4.7 Bantalan
Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros berbeban, sehingga
putaran atau gerakan bolak balik dapat berlangsung secara halus, aman, dan panjang
umur. Bantalan harus cukup kokoh untuk memungkinkan poros serta elemen mesin
lainnya bekerja dengan baik. Jika bantalan tidak berfungsi dengan baik maka prestasi
seluruh system akan menurunkan atau tidak dapat bekerja secara semestinya. Jadi
Bantalan dalam permesinan dapat disamakan peranannya dengan pondasi pada
gedung.
A. Klasifikasi Bantalan
Bantalan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Atas dasar gerakan bantalan terhadap poros
a. Bantalan luncur. Pada bantalan ini terjadi gesekan luncur antara poros
dan bantalan karena permukaan poros ditumpu oleh permukaan bantalan
dengan perantaraan pelapisan pelumas
b. Bantalan Gelinding. Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara
bagian yang berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti
2. Atas Dasar arah beban terhadap poros
a. Bantalan Radial. Arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah tegak
lurus sumbu poros.
b. Bantalan Radial. Arah beban bantalan ini sejajar dengan sumbu poros.
c. Bantalan Gelinding khusus. Bantalan ini dapat menumpu beban yang
arahnya sejajar dan tegak lurus sumbu poros
Bantalan yang digunakan untuk mesin tepung pisang ini adalah bantalan
Gelinding. Bantalan gelinding mempunyai keuntungan dari gesekan gelinding yang
sangat kecil dibandingkan dengan bantalan luncur. Terdapat pada gambar 2.14
3. Gambar sket dari bantalan
Gambar 2.15 Sket bantalan
2.5Dasar perencanaan Elemen Utama Mesin
Para ahli rancang bangun sering mengemukakan beberapa teori guna
memperoleh hasil yang diharapkan. Dan untuk memuat suatu produk haruslah
melewati beberapa tahap dan prosedur pengerjaan. Dan tahap-tahap yang harus
dilalui antara lain adalah :
1. Menentukan bentuk-bentuk perancangan yang harus dibuat berkaitan dengan
desain yang ada.
2. Menentukan ukuran-ukuran pada bagian utama mesin.
3. Menentukan alternative-alternatif dengan skala tangan dan daya guna mesin
yang efektif dan efesien, serta bentuk yang menarik.
5. Merencanakan elemen-elemen mesin, serta gambar kerja bengkel setelah
merancang bagian utama, setelah itu menetapkan ukuran pada komponen
utama dan elemen pendukung pada mesin
BAB III
PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN
3.1 Penetapan Panjang Lintasan Screw Press.
Untuk menentukan panjang lintasan screw press perlu diperhitungkan
kondisi sekitar screw press tersebut. Panjang lintasan screw press direncanakan
sebagai berikut:
Panjang Lintasan screw press = 18 cm (direncanakan)
L
Gambar 3.1 Panjang Lintasan screw press
3.1.1 Kapasitas Mesin
Kapasitas mesin adalah berat buah pisang yang diolah menjadi gaplek
yang dipress (diangkut) persatuan waktu. Jadi untuk menghitung kapasitas, gaplek
digiling dan menghasilkan tepung dalam tiap menit, dari hasil percobaan didapat
didapat 0,8 Kg/menit sama dengan 50 kg/jam (0,05 ton/jam).
.
3.1.2 Perencanaan Sistem Transmisi
Untuk memindahkan putaran manual ke poros penggerak direncanakan
3.1.3 Spesifikasi Perencanaan.
Kapasitas Konveyor : 0,05 ton / jam
Panjang Lintasan Konveyor : 18 cm
Sistem transmisi : Poros Transmisi
3.2 Daya Penggerak
Daya yang dipergunkan untuk menggerakan screw press perlu
diperhitungkan. Daya pada poros screw adalah daya yang dibutuhkan pada
penggerak secara manual dibagi dengan effisiensi mekanismenya. Besarnya daya
pada poros penggerak dapat dihitung sebagai berikut :
Pada spesifikasi perencanaan, kapasitas mesin (Q) adalah 0,05 Ton/jam
dan panjang lintasan screw press (l) adalah 18 cm = 0,18 meter, maka :
Pp = Q x l (HP) (Spivakopsky,1969)
Jadi :
Pp = 0,05 x 0,18 = 0,009 HP
Jadi besarnya daya pada poros penggerak (Pp
mek
Daya penggerak manual dapat dihitung sebagai berikut :
Dimana Pm
= Daya penggerak manual [Hp]
η mekanisme = 0,98
3.3 Poros pada Screw Press
Untuk poros ini dirancang dengan menggunakan bahan SC 37 dengan
kekuatan tarik (σB) 37 kg/mm2
maka tegangan geser izin adalah :
kg/mm
Dimana : Sf1 = Faktor keamanan akibat kelelahan puntir untuk S-C = 6,0
Sf2 = Faktor keamanan akibat pengaruh konsentrasi tegangan =
1,3-3,0 (Diambil 3,0)
Untuk Torsi (kg.mm) adalah
(Sularso : Element mesin, Hal 7)
= Daya penggerak manual (0,009 Hp =0,0068 KW)
kg.mm
Dengan mengambil harga Kt = 1,5 (poros diperkirakan terjadi sedikit kejutan atau
tumbukan) dan Cb = 2 maka diameter poros dapat dihitung sebagai berikut :
Karena diameter poros dari hasil perhitungan terlalu kecil maka diameter poros
direncanakan 25 mm dengan bahan S35C dan tegangan geser (τ)yang terjadi
4
3.4 Screw Press
2
3.4.1 Ukuran Screw Press
Panjang screw press adalah sama dengan panjang lintasan yaitu 0,18 cm.
Bila diameter screw press direncanakan 9 cm = 0,09 m, maka jarak anatak puncak
screw dapat dihitung dengan sudut kemiringan screw 30º :
d
Dan untuk tinggi sisir ulir
p
3.4.2 Tegangan-tegangan yang Terjadi Pada Screw Konveyor
Kecepatan dorong (v) muatan dapat dihitung sebagai berikut :
4
Untuk berat muatan per meter (q) dapat dihitung sebagai berikut :
ds d b
L h
Maka gaya dorong screw adalah :
f
Tegangan yang timbul pada tiap sisi ulir adalah :
10
3.4.3 Pemilihan Bahan Screw Press
Bahan screw press direncanakan dari baja pelat, dengan kekuatan tarik izin
harus lebih besar dari tegangan yang timbul. Harga tegangan yang timbul adalah
6,08×10-4 kg/mm2
3.5 Rumah screw press
., sehingga dipilih bahan baja pelat dengan tebal 3 mm.
Pada perencanaan rumah screw press, menggunakan pelat baja dengan
ketebalan 3 mm. Adapun ukuran sketsa terdapat pada gambar 3.1 :
Dimana L = Panjang rumah screw press (180 mm)
d = Diameter screw press (90 mm)
ds = Diameter poros screw press (25 mm)
maka untuk lebar rumah screw press (b) adalah :
d cl b=2× +
Dimana :cl = Kelonggaran (diambil 2 mm)
94
Sedangkan untuk tinggi rumah screw press (h) direncanakan 1.25 kali lebar rumah
screw press = 1.25 × 94 = 117,5 mm.
3.6 Bantalan
Karena beban poros kecil maka digunakan adalah jenis bantalan gelinding.
Umur bantalan dapat diketahui dari pembebanan yang terjadi pada bantalan.Beban
maksimum yang akan terjadi kecil dan diasumsikan gaya yang dialami bantalan
hanya gaya radial.
poros
= Daya penggerak manual (6,88 Watt)
Dimana harga V diambil 1,2 dan X = 0,56 (terdapat pada tabel 3.1)
Tabel 3.1 faktor-faktor X,V dan Y
Jenis bantalan
Baris tunggal Baris ganda
e
Baris tunggal Baris ganda
Fa/VFr>e Fa/VFr≤eFa/VFr>e
V X Y X Y X Y Xo Yo Xo Yo
(Sularso;Elemen Mesin; Hal 135)
4
Faktor kecepatan (fn) untuk bantalan jenis bola
Pada poros ini diameter bantalan harus disesuaikan dengan diameter poros yaitu
25 mm, maka jenis bantalan yang dipilih adalah 6205 dimana kapasitas dinamik
sfesifik (C) adalah 1100 kg, terdapat pada tabel 3.2 :
Tabel 3.2 Nomor bantalan, ukuran luar, kapasitas nominal dinamis spesifik C,
maka : 170,24 4
, 50 1100 78 ,
0 × =
= fh
Umur nominal (Lh) untuk bantalan bola :
933 . 4 24 , 170 500
500× 3 = × 3 =
= fh
Lh jam
BAB IV
PERAWATAN MESIN TEPUNG PISANG
4.1 Pengertian Perawatan
Perawatan dapat diartikan sebagai suatau kegiatan memelihara dan menjaga
setiap komponen-komponen peralatan agar tahan lama, sehingga diharapkan dapat
memberikan keuntungan yang optimal.
Untuk memelihara mesin pembuat tepung pisang ini dengan baik dan benar,
maka prinsip kerja dari mesin ini harus diketahui. Dengan demikian, maka perawatan
dan perbaikan terhadap kerusakan pada mesin dapat diatasi dengan mudah.
Dalam prakteknya perawatan peralatan atau permesinan dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu : perawatan rutin dan perawatan secara preodik.
1. Perawatan rutin
Perawatan rutin adalah perawatan yang dilakukan secara rutin atau terus
menerus, misalnya : setiap pemakaian dilakukan pembersihan pada bagian mesin.
2. Perawatan secara berkala (Preodik)
Perawatan secara berkala merupakan kegiatan perawatan yang dilakukan
dalam jangka waktu tertentu, misalnya seminggu sekali, sebulan sekali dan
Tabel 4.1 jadwal perawatan mesin.
No Komponen Hari/Bulan Estimasi waktu
1 Rumah screw press Setiap hari 5 menit
2 Screw press dan poros screw press Setiap hari 5 menit
3 Batu gerinda Setiap hari 5 menit
4 Puli Sebulan sekali 5 menit
5 Bantalan Sebulan sekali 5 menit
4.2 Perawatan bagian-bagian utama mesin
a. Rumah screw press
Perawatan yang dilakukan pada rumah screw press adalah dengan menjaga
kebersihan bagian dalam rumah screw press dari sisa-sisa bahan maupun kotoran
yang melekat didalamnya dengan cara melepas poros screw dari dudukannnya,
kemudian rumah screw press dibersihkan.
b. Screw press dan poros screw press
Setelah poros screw press dilepas dari dudukannnya, kemudian pada bagian
screw press dibersihkan untuk menghindari korosi akibat penumpukan bahan. Juga
pada bagian poros harus dibersihkan dari segala kotoran agar memudahkan pada
waktu pemasangan dan pembokaran.
c. Batu gerinda
Untuk membersihkan batu gerinda digunakan sikat dan sabun agar butiran
d. Bantalan
Hal yang sangat penting terhadap perawatan bantalan adalah mengenai
pelumasan, karena pelumasan pada bantalan adalan untuk mengurangi gesekan dan
keausan antara elemen gelinding, ring dalam dan ring keluar, mereduksi panas yang
terjadi, mecegah korosi dan mengurangi masuknya debu sehingga tingkat kebisingan
mesin menjadi rendah dan umur bantalan menjadi tinggi.
Pelumasan yang dipakai pada mesin ini adalah pelumasan gemuk. Gemuk
yang bermutu baik dapat memperpanjang umur bantalan. Dan cara pemberian gemuk
dilakukan dengan mengisi bagian dalam bantalan dengan secukupnya menggunakan
pispot gemuk. Dapat juga dengan mengoleskan gemuk pada bantalan. Tapi pada
waktu pembongkaran dan pemasangan bantalan, harus diperhatikan agar bantalan
tidak masuk kotoran dan debu. Karena kotoran dan debu dapat menyebabkan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari beberapa perhitungan yang telah didapat maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Panjang Lintasan screw press = 18 cm
2. Kapasitas mesin 0,05 ton/jam
3. Daya penggerak manual (Pm
4. Diameter poros (d
) = 0,0068 KW = 6,88 Watt
p
5. Umur nominal (Lh) untuk bantalan bola = ) = 7.15 mm
933 .
4 jam
5.2 Saran
1. Sebaiknya diutamakan perawatan komponen-komponen dari alat ini terutama
pada bantalan karena memutar dan menahan poros.
DAFTAR PUSTAKA
1. Shigley, Joseph E. Perencanaan Teknik Mesin. Edisi ke-4. Erlangga. Jakarta. 1983.
2. Sularso dan Kiyokatsu Suga, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin. Pradnya Paramita: Jakarta, 1994
3. Hendro Sunarjono. Budidaya Pisang. Katalog Dalam Terbitan (KDT). Jakarta
2002.