KARYA AKHIR
RANCANG BANGUN
MESIN PEMBUAT TEPUNG BERAS RENDAM DENGAN
KAPASITAS 12 KG PER JAM
OLEH :
ROHANCEN DAMANIK
045202037
KARYA AKHIR YANG DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SYARAT MEMPEROLEH GELAR SARJANA SAINS TERAPAN
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI MEKANIK INDUSTRI
PROGRAM DIPLOMA – IV FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat rahmat dan hidayah –NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Karya Akhir ini dengan Judul “RANCANG BANGUN MESIN
PEMBUAT TEPUNG BERAS DENGAN KAPASITAS 12 KG PER JAM ”.
Penyusunan Laporan Karya Akhir ini dilakukan guna untuk
menyelesaikan Studi di Program Studi Teknologi Mekanik Industri Universitas
Sumatera Utara, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains
Terapan.
Dalam kegiatan penulis untuk menyelesaikan Karya Akhir ini, penulis
telah banyak mendapat bantuan berupa bimbingan, arahan dan sarana dari
berbagai pihak. Untuk itu maka dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih yang sebesar- besarnya kepada:
1. Ibu Ir. Raskita Meliala, sebagai Dosen Pembimbing Penulis.
2. Bapak Dr.Ing.Ir. Ikhwansyah Isranuri selaku Ketua Program Studi
Teknologi Mekanik Industri Program Diploma-IV, FT-USU.
3. Bapak Ir.Mulfi Hazwi, Msc, selaku Koordinator Program Studi D-IV
4. Bapak dan ibu' tercinta yang senantiasa memberikan dukungan
semangat dan materi serta mendoakan penulis.
5. Seluruh Staf Pengajar Departemen Teknik Mesin Universitas Sumatera
6. Pegawai Departemen Teknik Mesin kak Is, kak Sonta,bang Syawal,
bang Izhar Fauzi, dan bang Marlon.
7. Rekan mahasiswa stambuk 03 dan 04 Bambang Wahyudi, Mario,
Arwindren, Eko, dan serta rekan–rekan stambuk yang namanya tidak
dapat disebutkan satu-persatu yang suda banyak membantu.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih belum sempurna adanya,
karena masih banyak kurang baik dari segi ilmu maupun susunan bahasanya. Oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran demi menyempurnakan
laporan ini.
Akhir kata bantuan dan budi baik yang telah penulis dapatkan,
menghaturkan terima kasih dan hanya Tuhan Yang Maha Esa yang dapat
memberikan limpahan berkat yang setimpal. Semoga laporan ini dapat bermanfaat
bagi kita semua dan bagi penulis sendiri tentunya.
Medan , April 2009
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBARDAFTAR TABEL DAFTAR SIMBOL
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1.2 Alasan Pemilihan judul
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
1.5 Batasan Masalah
1.6 Metode Pengujian
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan Bahan Baku
2.2 Proses Pembuatan Tepung Beras
2.3 Tahapan-Tahapan Dalam Perancangan
2.4 Bagian Utama Mesin
2.5 Dasar Perencanaan Elemen Mesin
2.5.1 Perencanaan Daya Motor
2.5.2 Poros
2.5.4 Perencanaan Bantalan
2.5.5 Baut
BAB III PROSEDUR PENGUJIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Pengujian
3.2 Pengujian Alat
3.3 Uji Spesifikasi
3.4 Perangkaian Komponen
3.5 Prinsip Kerja Mesin
BAB IV ANALISA PERHITUNGAN ELEMEN MESIN DAN PERAWATAN MESIN
4.1 Daya Motor Penggerak
4.2 Analisa Gaya Untuk Menghancurkan Beras
4.3 Sistem transmisi sabuk dan puli
4.4 Poros
4.4.1 Analisa kekuatan poros pada motor penggerak
4.4.2 Analisa kekuatan poros pada poros pisau berputar
4.5 Analisa umur bantalan
4.6 Maintenance
4.6.1 Pengertian dan tujuan utama perawatan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagian utama mesin
Gambar 2.2 Kerangka mesin
Gambar 2.3 Corong masuk
Gambar 2.4 Poros
Gambar 2.5 Piringan penumbuk berputar dan piringan penumbuk diam
Gambar 2.6 Saringan
Gambar 2.7 Corong keluar
Gambar 2.8 Jenis-jenis bantalan gelinding
Gambar 2.9 Sket bantalan
Gambar 3.1 Perangkaian komponen
Gambar 4.1 Gaya yang dialami silinder penumbuk
Gambar 2.8 Proses penggilingan gaya yang dialami bahan baku
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kandungan unsur gizi dalam beras
Tabel 2.2 Klasifikasi beras beramilosa (pati berpolimer
Tabel 2.3 JIS G3123 Batang baja karbon difinis dingin (sering dipakai untuk
poros
Tabel 2.4 JIS G 4051 Baja karbon cor
Tabel 2.5 Faktor koreksi daya yang akan ditransmisikan
Tabel 2.6 Tekanan permukaan yang diizinkan pada ulir
Tabel 4.1 Gaya pecah varietas padi
DAFTAR SIMBOL
LAMBANG KETERANGAN SATUAN
A Luas ( m2)
a Percepatan ( m/s2)
Q Kapasitas ( kg )
P Daya ( kW )
B Kekuatan tarik ( kg /mm
2 )
a Tegangan geser izin ( kg /mm
2 )
D,d Diameter ( mm )
N Putaran ( rpm)
d
P Daya perencana ( kW)
Tegangan geser ( kg /mm2)
T Torsi ( kg.mm)
F Gaya ( kg.m/s2)
Kecepatan sudut ( rad/s )
Massa jenis ( kg /m3)
efisiensi -
Mt Momen geser bantalan ( N.mm)
V Volume ( m ) 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia adalah negara agraris, walaupun diakhir era tahun 1990-an telah
banyak lahan pertanian yang berubah fungsi menjadi daerah hunian dan industri
namun predikat itu belum hilang, karena memang benar-benar belum menjadi
Negara industri. Hal ini dikuatkan dengan adanya pembukaan lahan pertanian di
Kalimantan dan Sumatera.
Dengan adanya pembukaan lahan pertanian baru khususnya yang
diperuntukkan bagi tanaman pangan, memungkinkan adanya peningkatan
produksi padi nasional. Sehingga Indonesia akan dapat mengeksport beras
sebagaimana yang terjadi pada tahun 1980-an, walaupun diawal tahun 2000-an ini
Indonesia masih mengimport beras. Prediksi ini walaupun mengembirakan, akan
tetapi hal itu bukannya tanpa masalah, sebab penyimpanan beras yang terlalu lama
tanpa disertai treatment (perawatan) yang memadai akan menyebabkan beras
rusak, hal ini biasa terjadi digudang-gudang dolog, maupun di masyarakat.
Khusus dimasyarakat, untuk menghindari rusaknya beras karena penyimpanan
yang terlalu lama, sebaiknya digalakkan pengolahan makanan dengan bahan dasar
beras. Misalnya kue-kue, bubur dan jenis makanan lain yang dikenal pada
teknologi pengolahan yang sederhana. Teknologi yang memungkinkan mereka
dapat mengadopsi, sehingga mereka dapat segera meninggalkan cara-cara lama
efektif dilihat dari segi keteknikan, lebih efisien dalam waktu maupun segi
ekonomis. Sehingga nantinya diharapkan dalam produksinya dapat diminati oleh
masyarakat.
1.2. Alasan Pemilihan Judul
Kebutuhan akan bahan makanan dan penyediaan sumber gizi terus
meningkat dari tahun ketahun, dalam hal ini beras. Para petani dituntut untuk
mampu menghasilkan produksi yang semaksimal mungkin, namun teknologi yang
dimiliki sebagian besar para petani masih tergolong tradisionil dalam mengelolah
hasil panen.
Dari kekurangan-kekurangan itulah maka dirancang mesin pembuat
tepung beras yang bertujuan untuk membantu dalam mengatasi masalah-masalah
yang dihadapi para petani dalam mengolah hasil pertaniannya.
1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan umum dari perancangan mesin pembuat tepung beras ini adalah :
1. Sebagai syarat untuk menyelesaikan mata kuliah karya akhir semester VIII
dan untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan ( SST ).
2. Mengaplikasi disiplin ilmu yang diperoleh selama duduk dibangku kuliah.
3. Dapat merancang suatu alat untuk para petani beras dalam mengolah hasil
4. Ikut berpatisipasi dalam menyumbangkan ide yang berbasis teknologi tepat
guna.
5. Untuk memperluas wawasan petani beras yang ingin membuka usaha
menjadi produsen tepung beras.
1.3.2. Tujuan khusus dari perancangan mesin pembuat tepung beras ini adalah :
Untuk mengetahui cara merancang komponen-komponen mesin dan
effisiensi, daya, putaran dan kapasitas alat pembuat tepung beras yang telah
dirancang yaitu termasuk fungsi, dan mekanisme kerja mesin.
1.4. Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penyusunan Tugas Akhir ini
adalah :
1. Meningkatkan produktifitas tenaga dan lahan usaha tani.
2. Meningkatkan dan meratakan pendapatan petani, melalui cara :
a. Memperbaiki penanganan pasca panen.
b. Pengolahan hasil panen dan pemasaran.
3. Sebagai solusi mengatasi keterbatasan tepung di dalam negeri.
4. Memperluas kesempatan kerja.
7. Menjadi bahan referensi pengetahuan didalam bidang teknologi
pertanian.
1.5. Batas Masalah
Penulis menjelaskan tentang pengujian alat, uji spesifikasi, dan analisa
perhitungan elemen mesin. Pembatasan masalah ini dimaksudkan untuk
membatasi permasalahan yang akan dibahas.
1.6. Metode Pengujian
Untuk memperoleh data guna penyusunan laporan ini, metode yang
penulis lakukan antara lain :
1. Mengadakan studi literatur diperpustakaan.
2. Mencari hal-hal yang berhubungan dengan perancangan mesin
dimedia internet.
3. Melakukan konsultasi dengan dosen pebimbing dan pihak–pihak yang
memahami tentang perancangan mesin.
4. Melakukan studi dan survei di lapangan mengenai hal yang berkaitan
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengenalan Bahan Baku
Secara tradisional orang membuat tepung beras dengan cara menumbuk
dalam lesung dengan antum atau alu. Beras menjadi halus dikarenakan adanya
proses tekan geser. Butir beras terjepit dan tertekan cekung lesung antum sehingga
terjadi gesekan antara butiran beras dengan antum atau juga antara beras dengan
beras secara berulang-ulang. Hal inilah yang digunakan sebagai dasar
pengembangan peralatan atau mesin yang lebih baik.
Karena terjadinya tepung beras melalui proses tekan geser, maka dalam
mengembangkan mesin ini harus mempertimbangkan faktor kekuatan fisik beras
agar diperoleh mesin dengan fungsi yang baik.
Ir.K.Sitinjak (1995) menerbitkan hasil penelitiannya yang berhubungan
dengan sifat-sifat fisik beras, yaitu :
1. Ukuran panjang beras :
a. Sangat panjang 7 - 75 (mm)
b. Panjang 6,6 - 7 (mm)
c. Sedang 5,5 - 6,6 (mm)
2. Bentuk beras :
a. Lonjong
b. Gepeng
c. Agak bulat
d. Bulat
3. Kekerasan :
a. PB 34 = 6,3 (kg/ butir )
b. PB 5 = 6,1 (kg/ butir )
c. PB 32 = 5,9 (kg/ butir )
Kekerasan beras varietas PB adalah yang paling keras dari semua varietas
yang ada.
Dari unsur penelitian diketahui bahwa kandungan unsur-unsur gizi dalam
beras, relatif tinggi (lihat Tabel 2.1). Oleh karena itu, masyarakat harus tahu
lebih banyak mengenai beras maupun komposisi kandungan gizi yang terkandung
Tabel 2.1. Kandungan unsur gizi dalam beras
No Nama Unsur Kadar Gizi /100gr Bahan
1.
Sumber: (Daftar analisis Makanan, Fak. Kedokteran UI, Jakarta; 1992)
Dalam pembetukan Varietas unggul padi, mutu beras merupakan salah
satu faktor yang perlu dipertimbangkan, sehingga pengujian mutu beras perlu
dilakukan pengujian dilakukan dengan penetapan kadar amilosa, kadar amilosa ini
sangat mempengaruhi tesktur nasi. Berdasarkan kadar amilosa, beras dapat
Tabel 2.2. Klasifikasi beras beramilosa (pati berpolimer )
No Jenis beras Kadar amilosa ( % ) Dimasak 1.
2.
3.
Beras amilosa rendah
Beras amilosa sedang
Beras amilosa Tinggi
( 10 -20 % )
( 10 -24 % )
( 25 % )
Menghasilkan nasi yang lengket, mengkilap, tidak mengembang, dan tetap menggumpal setelah dingin.
Mempunyai tekstur nasi pulen.
Tidak lengket,dapat mengembang, dan menjadi keras jika sudah dingin.
Sumber:( Suwarno et al.., 1982; Darmadjati ,1995 )
2.2. Proses Pembuatan Tepung Beras
1. Tahap Pemilihan Beras
Beras ditampi atau diayak untuk menghilangkan kotoran yang ada, seperti
sekam, kerikil, gabah atau kotoran yang lain mungkin terbawa.
2. Tahap Pencucian
Beras dicuci agar kotoran yang masih terikut dapat hilang. Beras dicuci
dengan air bersih sambil dilakukan peremasan terhadap beras.
3. Tahap Perendaman
4. Tahap Pengeringan
Setelah itu beras ditiriskan dan dikeringkan selama 15 menit dengan bantuan
tenaga surya sampai kadar airnya hilang hingga 14%. ini perlu dilakukan
dikarenakan lebih mudah pengolahannya dan penggilingannya lebih cepat
dan hemat energi.
5. Tahap Penggilingan
Langkah selanjutnya dilakukan penggilingan beras yang telah dijemur.
6. Tahap Pengemasan
Tepung beras yang sudah jadi dapat dikemas dengan kantung plastik dan
siap dipasarkan.
2.3. Tahapan-Tahapan Dalam Perancangan
Hasil pertama dari sebuah disain tidaklah pernah sempurna. Langkah demi
langkah harus dijalani sebelum hasil yang ideal tercapai. Hal-hal yang harus
diperhatikan dalam pengembangan lanjut sebuah disain sampai mencapai taraf
tertentu adalah: hambatan yang timbul, cara mengatasi efek samping yang tidak
terduga, kemampuan untuk memenuhi tuntutan pemakaian dan kemampuan untuk
mengatasi saingan, hal mana akan memperlancar pengembangan itu sendiri.
Dalam mendisain tidak mungkin mengingat semua pokok-pokok utama
secara serentak. Secara bertahap mengumpulkan pokok-pokok utama dan
pengalaman-pengalaman. Menurut G. Neimann ada beberapa tahapan dalam
1. Mula pertama, tugas disain yang bagaimanakah harus dipenuhi ? Faktor-
faktor utama apa yang sangat menentukan untuk konstruksi ? Bahan-bahan,
jumlah produk, cara produksi, bahan setengah jadi manakah yang patut
dipertimbangkan.
2. Menentukan ukuran-ukuran utama dengan perhitungan kasar.
3. Menentukan alternatif–alternatif dengan sketsa tangan.
4. Memilih bahan. Bahan-bahan umunya yang mudah didapat dipasaran seperti
baja karbon diprioritaskan pemakaiannya.
5. Bagaimana memproduksi. Konstruksi dan cara pembuatan elemen-elemen
tergantung dari jumlah produk yang akan dihasilkan.
6. Mengamati disain secara teliti. Setelah menyelesaikan disain berskala,
konstruksi diuji berdasarkan pokok-pokok utama yang menentukan dengan
cara yang teliti. Adapun hal–hal yang harus diperhatikan adalah:
a. Perubahan sebuah pokok utama dapat mengubah disain secara
menyeluruh.
b. Mengubah konstruksi sebuah disain sebelum diproduksi adalah jauh
lebih menghemat waktu bila dibandingkan dengan perubahan-perubahan
yang dilakukan waktu atau setelah produksi berjalan.
c. Hasil konstruksi yang matang biasanya dicapai setelah dilakukan
d. Konstruksi yang terbaik merupakan hasil kompromi dari berbagai ragam
tuntutan para pemakai.
8. Merencanakan sebauh elemen; gambar kerja bengkel (workshop blueprint ).
Pokok-pokok utama yang harus diperhatikan dalam meneliti gambar kerja
adalah sebagai berikut :
a. Ukuran: apakah elemen tersebut lengkap dan jelas ukurannya ? apakah
ukuran- ukuran tersebut sudah termasuk bagian yang terpotong dalam
proses pembuatan ?
b. Toleransi dan simbol pengerjaan
c. Nama bahan dan jumlah produk
d. Apakah disain ini mengikuti standar dan norma yang berlaku ?
e. Keterangan mengenai metode-metode khusus pengerasan (hardening),
celup dingin (quenching), pelapisan permukaan, semprot pasir (sand
blastin) dan sebagainya yang akan dialami elemen-elemen tersebut.
9. Gambar lengkap dan daftar elemen. Setelah semua ukuran–ukuran elemen
dilengkapi, baru dibuat gambar lengkap dengan daftar elemen-elemen.
2.4 Bagian Utama Mesin
Rancangan mesin yang dimaksudkan adalah rancangan bagian utama
mesin, rancangan bentuk dan dimensi yang ditetapkan berdasarkan beberapa
pertimbangan diantaranya kemudahan dalam pengoperasian, bahan teknik yang
Gambar 2.1. Bagian utama mesin
Keterangan : 1. Corong masuk
2. Silinder penumbuk
3. Saringan
4. Sabuk Dan puli
5. Pisau penumbuk diam
6. Pisau penumbuk berputar
7. Corong keluar
8. Kerangka Mesin
9. Motor penggerak
1. Kerangka Mesin
Untuk mendirikan sebuah mesin dibutuhkan kerangka mesin untuk
mendukung mesin tersebut. Kekuatan tarik kerangka dari mesin sangat
perlu diperhatikan sebab jika kerangka sebuah mesin tidak kuat
kemungkinan rusaknya mesin akan sangat besar sehingga akan
mempengaruhi kinerja mesin dan juga memperpendek umur mesin
tersebut, kerangka ini terbuat dari plat besi dengan ketebalan 3 mm.
Gambar 2.2. Kerangka Mesin
2. Corong Masuk
Corong masuk digunakan sebagai tempat masukan bahan baku. Berfungsi
sebagai pengarah bahan baku agar tepat jatuh pada piringan penumbuk.
Corong ini terbuat dari plat besi dengan ketebalan 1,5 mm yang terletak
Gambar 2.3. Corong masuk
3. Poros
Untuk menggerakkan dan mentransmisikan daya biasanya digunakan
poros. Didalam merencanakan poros ada beberapa kriteria yang harus
dimiliki poros diantaranya poros harus tahan terhadap puntiran, lenturan
dan lendutan.
4. Piringan Penumbuk
Didalamya penggiligan tepung ini direncanakan menggunakan piringan
penumbuk. Didalamya piringan penumbuk ini diletakkan pisau-pisau
penumbuk. Pada piringan penumbuk ini terdapat dua piringan penumbuk.
Piringan pertama adalah piringan penumbuk yang diam yang terletak pada
tutup mesin terdiri atas 6 buah pisau penumbuk. Pada piringan kedua
terdiri atas 4 buah pisau penumbuk berputar. Bagian ini yang berputar
menumbuk bahan baku. Pisau berputar pada lintasanya masing-masing.
Gambar 2.5. piringan penumbuk berputar dan piringan penumbuk diam
5. Saringan
Pada piringan penumbuk dibungkus secara keseluruhan oleh saringan
kasa. Saringan mempunyai tingkat kerenggangan tertentu, semakin tipis
jarak saringan kasa maka akan menentukan kehalusan produk yang
dihasilkan. Tujuan utama dari saringan ini adalah untuk menyaring bahan
baku, apabila bahan baku yang ditumbuk sudah menjadi butiran-butiran
tepung yang halus akan keluar melalui saringan ini, namun apabila bahan
Gambar 2.6. Saringan
6. Corong Keluar
Setelah tertumbuk halus maka butiran-butiran tepung tersebut akan keluar
melalui corong pengeluaran. Corong pengeluaran terbuat dari plat dengan
ketebalan 6 mm.
2.5. Dasar Perencanaan Elemen Mesin 2.5.1. Perencanaan Daya Motor
Untuk menghitung daya motor terlebih dahulu mendefinisikan daya yaitu :
Daya =
waktu usahakerja
Daya motor dihitung dengan ; P= T.ω
Atau P=
60 n 2
T. ( R.S.Khurmi,Machine Design,hal:12 )
Dimana : P = Daya yang diperlukan ( watt )
T = Torsi (N.m )
ω
= Kecepatan sudut ( rad / s )
n = Putaran motor (rpm )
Maka daya rencana : Pd = P. fc ( Sularso, Elemen Mesin, hal:7 )
Dimana : Pd = Daya rencana ( Watt )
P = Daya yang diperlukan (Watt )
Faktor koreksi
c f
2.5.2. Poros
Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin.
Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran. Peranan
2.5.2.1. Macam –Macam Poros
Poros untuk meneruskan daya diklasifikasikan menurut pembebanannya
sebagai berikut :
1. Poros Transmisi
Poros macam ini mendapat beban puntir murni atau lentur. Daya
ditransmisikan kepada poros ini melalui kopling roda gigi, puli sabuk
atau sproket, rantai dan lain –lain.
2. Spindel
Poros transmisi yang relatif pendek, seperti poros utama mesin perkakas,
dimana beban utamanya berupa puntiran, disebut spindel. Syarat yang
harus dipenuhi poros ini adalah deformasinya harus kecil dan bentuk
serta ukurannya harus teliti.
3. Gandar
Poros seperti yang dipasang diantara roda-roda kereta barang, dimana
tidak mendapat beban puntir, bahkan kadang-kadang tidak boleh
berputar, disebut gandar. Gandar ini hanya mendapat beban lentur,
keculai jika digerakkan oleh penggerak mula dimana akan mengalami
2.5.2.2. Bahan Poros
Poros untuk umunya biasanya dibuat dari baja batang yang ditarik dingin
dan difinis, baja karbon konstruksi (disebut bahan S-C) yang dihasilkan dari ingot
yang di- “ kill ” (baja yang dideoksidasikan dengan ferosilikon dan dicor ;kadar
karbon terjamin) (JIS G3123). Meskipun demikian bahan ini kelurusannya agak
kurang tetap dan dapat mengalami deformasi karena tegangan yang kurang
seimbang misalnya bila diberi alur pasak, karena ada tegangan sisa didalam
terasnya. Tetapi penarikan dingin membuat permukaan poros menjadi keras dan
kekuatannya bertambah besar. Untuk mengetahui jenis baja karbon yang sering
dipakai untuk poros dapat dilihat pada tabel 2.3.
Tabel 2.3. JIS G3123 Batang baja karbon difinis dingin (sering dipakai Untuk
poros )
Sumber: (sularso;Elemen Mesin; hal:330 )
Didalam perancangan mesin tepung beras ini bahan poros yang dipakai
konstruksi umum, dengan kekuatan tarik (B)62 Kg/ mm². Pada tabel 2.4
menjelaskan macam–macam jenis baja karbon cor.
Tabel 2.4. Baja karbon JIS G 4051
Sumber: (Sularso; elemen mesn;, hal: 330)
Poros berfungsi untuk memutar piringan penumbuk. Untuk itu
poros harus direncanakan mampu untuk menahan beban-beban yang dialami oleh
poros tersebut. Diameter poros harus juga diperhitungkan terhadap beban-beban
yang akan dialami poros. Maka perencanaan diameter poros dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan-persamaan berikut :
3
Jika P adalah daya nominal output dari motor penggerak (kW), maka
berbagai faktor keamanan bisa diambil, sehingga koreksi pertama bisa diambil
kecil. Jika faktor koreksi adalah fc, maka daya perencana adalah :
P fc
Pd .
Dimana Pd = Daya perencana (kW)
Harga fc dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 2.5. Faktor koreksi daya yang akan ditransmisikan
Sumber: (Sularso;Elemen Mesin; Hal: 7)
Daya yang Akan Ditransmisikan fc
Daya rata-rata yang diperlukan 1,2 - 2,0
Daya maksimum yang diperlukan 0,8 - 1,2
Daya normal 1,0 - 1,5
Untuk menghitung Torsi T (kg.mm) dapat dihitung dari daya perencana (kW)
sebagai berikut :
Pd
n
Tegangan geser yang diizinkan :
2
= Faktor keamanan untuk baja karbon, yaitu 6,0 1
Sf
2
Sf = Faktor keamanan untuk baja karbon dengan alur pasak
dengan harga 1,3 – 3,0
Dari persamaan diatas diperoleh rumus untuk menghitung diameter poros :
3
Faktor koreksi untuk momen puntir :
t K
= 1,5 - 3,0 (Jika beban dikenakan dengan kejutan)
2.5.3.Perencanaan Sabuk Dan Puli
Sabuk digunakan untuk mentransmisikan daya motor kebagian poros.
Pemilihan sabuk dan puli dilakukan agar tidak terjadinya kehilangan gaya-gaya
yang ditransmisikan. Untuk mengetahui diameter puli digunakan rumus:
p
Untuk menghitung panjang keliling sabuk digunakan :
2Jarak sumbu poros adalah :
b = 2L -3,14
Dp dp
( Sularso,Elemen Mesin, hal:170 )ket : L = panjang keliling sabuk (mm)
C = jarak sumbu poros (mm)
2.5.4. Perencanaan Bantalan
Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros berbeban, sehingga
putaran atau gerakan bolak balik dapat berlangsung secara halus, aman, dan
panjang umur. Bantalan harus cukup kokoh untuk memungkinkan poros serta
elemen mesin lainnya bekerja dengan baik. Jika bantalan tidak berfungsi dengan
baik maka prestasi seluruh sistem akan menurun atau tidak dapat bekerja secara
semestinya. Jadi bantalan dalam permesinan dapat disamakan peranannya dengan
pondasi pada gedung.
A. Klasifikasi Bantalan
Bantalan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Atas dasar gerakan bantalan terhadap poros
a. Bantalan Luncur. Pada bantalan ini terjadi gesekan luncur antara
poros dan bantalan karena permukaan poros ditumpu oleh
permukaan bantalan dengan perantara pelapisan pelumas.
b. Bantalan Gelinding. Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding
antara bagian yang berputar dengan yang diam melalui elemen
2. Atas dasar arah beban terhadap poros
a. Bantalan Radial. Arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah
tegak lurus sumbu poros.
b. Bantalan Radial. Arah beban bantalan ini sejajar dengan sumbu
poros.
c. Bantalan Gelinding Khusus. Bantalan ini dapat menumpu beban
yang arahnya sejajar dan tegak lurus sumbu poros.
Bantalan yang digunakan untuk mesin tepung beras ini adalah bantalan
gelinding. Bantalan gelinding mempunyai keuntungan dari segi gesekan gelinding
yang sangat kecil dibandingkan dengan bantalan luncur. Terdapat pada gambar
2.8.
3. Gambar sket dari bantalan
Gambar 2.9. Sket bantalan
Bantalan berfungsi sebagai dudukan poros dan untuk mendukung poros akibat
gaya tegangan sabuk dan beban yang diberikan terhadap poros. Beban radial
bantalan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :
e
F x. V. Fr y.Fa (Joseph E.Shigley, Perencanaan Teknik Mesin, hal: 58 )
Ket : Fe Beban radial ekivalen ( N )
r
F Beban radial yang bekerja ( N )
a
F Beban aksial yang bekerja ( N )
V = Faktor rotasi
X = Faktor radial
Y = Faktor aksial
Maka beban nominal dinamis spesifik ( C ) dapat dihitung dengan rumus:
C =W
k
L 1/
6 10
Dimana : C = Beban nominal dinamis spesifik
L = Umur bantalan
W = Ekivalen beban dinamik
K = 3, untuk bantalan peluru
10/3, untuk bantalan rol
2.5.5. Baut
Baut disini berfungsi sebagai pengikat untuk dudukan pada motor
penggerak tetapi selain itu berfungsi juga untuk pengikat poros terhadap puli. Jika
momen rencana dari poros adalah T (Kg.mm) dan diameter poros adalah ds (mm),
maka gaya tangensial F (Kg) Pada permukaan poros adalah :
)
Tegangan geser yang ditimbulkan adalah :
2
Tegangan geser izin didapat dengan :
Sfk2 = Faktor keamanan
= 1,0-1,5 (jika beban dikenakan perlahan-lahan)
= 1,5-3,0 (jika beban dikenakan tumbukan ringan)
= 2,0-5,0 (jika beban dikenakan secara tiba-tiba dengan
tumbukan berat)
Dari tegangan geser izin, panjang pasak yang diperlukan dapat diperoleh dengan :
2
Gaya keliling F (kg) yang sama seperti diatas dikenakan pada luas permukaan
samping pasak. Maka tekanan permukaannya adalah :
1
dari harga tekanan permukaan yang di izinkan, panjang pasak yang
diperlukan dapat dihitung dengan :
1
Tabel 2.6. Tekanan permukaan yang diizinkan pada ulir
Bahan Tekanan permukaan yang diizinkan Pa (kg/mm2)
Ulir luar Ulir dalam Untuk pengikat Untuk penggerak
Baja liat Baja liat atau perunggu 3 1
Baja keras Baja liat atau perunggu 4 1,3
Baja keras Besi cor 1,5 0,5
BAB III
PROSEDUR PENGUJIAN
3.1 Tempat Dan Waktu Pengujian
Pengujian dilakukan ditempat pembuatan alat yaitu dibengkel las Jl. Mabar
Medan.
3.2.Pengujian Alat
Dalam uji fungsi , bagian utama yang akan diuji yaitu sistem transmisi yang
telah dibuat. Cara pengujian adalah :
1. Memastikan baut pengikat puli dalam sistem transmisi terpasang dengan
baik.
2. Memastikan puli dan sabuk terpasang dengan baik untuk menghindari slip.
3. Menghidupkan motor listrik .
4. Mengamati kerja listrik, poros, puli, bantalan, sabuk V, dan melihat
apakah semua komponen tersebut bekerja dengan baik.
5. Amati dan lihat dengan teliti putaran puli-nya terjadi slip atau sliding.
6. Menghitung kapasitas beras yang dihasilkan mesin permenit, perjam dan
seterusnya.
7. Bila semua komponen bekerja dengan baik dan sistem transmisi bisa
3.3. Uji Spesifikasi
Uji spesifikasi dilakukan untuk mengetahui dimensi alat, komponen yang
dipakai, bahan yang dipakai ,kekuatan bahan dan hasil yang dicapai oleh sistem
pembuat tepung tersebut. Cara pengujian , yaitu :
1. Mengukur dan mencatat seluruh bagian alat dan dicocokkan dengan
gambar kerjanya.
2. Mencatat semua komponen yang dipakai, baik yang dibuat sendiri maupun
komponen jadi yang dibeli beserta bahan komponen tersebut.
3. Mencatat proses perancangan, proses pembuatan dan proses perakitan
komponen menjadi mesin pembuat tepung beras.
4. Membuat kesimpulan pengujian spesifikasi sebagai bahan informasi bagi
pihak yang membutuhkan.
3.4. Perangkaian Komponen
Perangkaian komponen ini dimaksud sebagai komponen transmisi yang
meliputi puli dan sabuk. Puli dengan diameter 4 inchi dipasang pada poros motor,
kemudian diikat dengan baut. Puli dengan diameter 4 inchi dipasang pada poros
pisau yang berputar diikat dengan baut. Menghubungkan komponen yang telah
dirangkai pada dudukannya masing-masing dan dihubungkan dengan
menggunakan belt yang telah direncanakan, seperti yang ditunjukan pada gambar
Gambar 3.1.Perangkaian komponen
3.5. Prinsip Kerja Mesin
Pada mesin tepung ini menggunakan piringan penumbuk untuk
menghaluskan bahan baku (beras) menjadi tepung beras yang diinginkan. Prinsip
dari mesin ini adalah sebagai berikut :
1. Tahap pertama bahan baku dimasukkan kecorong pemasukkan.
2. Didalam corong pemasukan dilakukan pemasukan bahan baku secara
betahap, masuk kedalam piringan penumbuk. Hal ini perlu dilakukan
karena untuk menghindari penumpukan bahan baku pada saluran
pemasukan sehingga mengakibatkan berkurangnya tingkat efisiensi serta
tergangungnya kinerja mesin.
3. Selanjutnya bahan baku masuk kedalam saluran piringan penumbuk.
4. Selanjutnya saringan akan menyaring bahan baku yang telah tertumbuk.
5. Setelah proses penyaringan, tepung keluar dari corong keluar dan siap
BAB IV
ANALISA PERHITUNGAN ELEMEN MESIN DAN PERAWATAN MESIN
4.1. Daya Motor Penggerak
Maka daya rencana motor dapat dihitung (Pd) adalah :
12Pd fc.P20,56kW1, kW
Menurut uji coba daya yang dilakukan maka daya yang dipakai adalah =
0,56 kW sedangkan daya yang direncanakan adalah = 1,12 kW
Daya rencana = 1,12 kW
Daya yang dibutuhkan permenit = 0,56 kW
4.2. Analisa Gaya Untuk Menghancurkan Beras
Dari data-data pengukuran (ditimbang & dihitung), 1 kg beras = 49600 butir
Dari data percobaan 1 jam = menghasilkan tepung12 kg
Dari data elektro motor = daya 560 Watt
= putaran 2800 rpm
Kadar air beras rendam = 10%
Setelah melakukan beberapa pengukuran pada beras maka diperoleh panjang
rata-rata beras yaitu berkisar 6 (mm) dengan diameter rata-rata 2 (mm).
Diketahui massa jenis beras adalah 850 (kg/m³) ( Ir. K. Sitinjak; Teknologi Pasca
Panen, hal: 5 )
Tegangan geser beras 0,05 (kg/mm²) (Ir.K.H. Felix Yap, Hal: 9)
Maka volume beras adalah
Vberas
= .d .t4
2
= .
2 .6 42
= 18,84 (mm)³
= 18,84 x103 (m)³
Massa sebutir beras (m) = Vberas.
= 18,84 x 103(m)³ .850 (kg/m³)
Dari hasil pengujian daya motor :
1 kg = 5 menit
Maka dalam 1 detik:
=
= 3,333 gram/detik
Dari pengukuran dengan timbangan, maka diperoleh :
10 gram beras = 496 butir
1 gram = 49,6 butir
Kapasitas mesin untuk pengolahan beras menjadi tepung :
= Jumlah beras (gram/detik) x Hasil pengujian
= 3,333 gram x 49,6
= 165 butir/detik (menjadi tepung)
Maka perlu diketahui putaran mesin sebagai berikut :
N = 2800rpm
= 2800rpm . second 60
1
= 46,66 rps
Jadi beras yang dihancurkan dalam 1 putaran :
Untuk perhitungan daya motor :
P = daya rencana
PS
x effisiensiP = 560 Watt x 0,8
= 448 Watt
Jumlah daya yang dipakai dalam menghancurkan beras menjadi tepung per butir :
= 165
Watt 448
= 2,71 Watt
Maka jumlah daya yang digunakan untuk menghancurkan beras menjadi tepung:
1 kg = 49600 butir
Jadi = 49600 x 2,71Watt /butir
= 134416 Watt.detik
Dalam 1 kg = 134,416 kWH x 3600
1
= 0,037 kWH
Jadi daya yang digunakan untuk 12 kg beras menjadi tepung :
= 12 x 0,037 kWH
4.3. Sistem Transmisi Sabuk Dan Puli
Sistem transmisi pada mesin pembuat tepung beras adalah dengan puli,
dengan putaran motor 2800 rpm. Data-data pada mesin yang dirancang :
1. puli motor penggerak Ø 4’’ ( 101,6 mm)
2. puli pisau pemutar Ø 4’’ (101,6 mm)
Dengan mengabaikan slip pada sabuk maka jumlah putaran pada
masing-masing puli adalah sebagai berikut :
2
Putaran pada puli pisau berputar adalah :
Diameter puli diatas merupakan (dk) diameter luar puli, maka untuk
menentukan diameter nominal puli (dp) adalah :
dp1 dk1t 101,61190,6mm
dp2 101,61190.6 mm
Kecepatan linear sabuk dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
13,275
Jarak poros rencana diambil 2 kali diameter puli besar, maka
Crencana 290,6181,2 mm
Panjang sabuk rencana (L) dapat dihitung sebagai berikut :
(90,6 101,6) 664,48
Dari tabel lampiran dapat dipilih panjang sabuk standart adalah 27 inchi, maka
jarak sumbu poros dapat dihitung sebagai berikut :
24
Menurut sularso
2 dk Dk
C , 185,24> 96,1 = baik
4.4. Poros
4.4.1. Analisa Kekuatan Poros Pada Motor Penggerak
Poros pada motor penggerak berdiameter 16 mm. Bahan poros diperkirakan
dari baja karbon S30C dengan kekuatan tarik (B) = 48 kg/mm
Torsi (kg.mm) adalah :
8
Tegangan geser yang timbul :
242
Jadi dapat dikatakan bahwa konstruksi aman karena a
4.4.2. Analisa Kekuatan Poros Pada Pisau Berputar
Poros pisau berputar berdiameter 14 mm. Bahan poros diperkirakan dari
16
Torsi (kg.mm) adalah :
8
Tegangan geser yang timbul :
362
Jadi dapat dikatakan bahwa konstruksi aman karena a
4.5. Bantalan
Dalam mesin ini bantalan yang digunakan adalah bantalan gelinding.
Bantalan gelinding mempunyai keuntungan dari gesekan gelinding yang sangat
kecil bila dibandingkan dengan bantalan luncur.
Bila diketahui gaya radial dari poros sebesar 529,7 (N). Maka momen geser
bantalan dapat ditentukan sebagai berikut :
f = Koefisien geser bantalan = 0,0015 untuk bola bantalan
tunggal
D = Diameter poros (mm)
Maka :
t
M = 529,7. 0,0015. ( 14/2 )
t
M = 5,56 (N.mm)
Akibat gaya gesek yang timbul maka akan menyebabkan sebagian daya akan turut
hilang. Maka besar daya yang hilang adalah :
loss
P = Mt.N.(2/60)
Dimana Ploss = Daya hilang (Watt)
= Momen geser bantalan (N.mm) t
M
N = Putaran poros (rpm)
Maka : Ploss = 5,56 . 350.
2/60
= 203,78 (Watt) loss
P
Beban ekivalen yang dialami pada bantalan adalah :
a r
e X.F Y.F
F
Dimana : Fe = Beban radial ekivalen (N)
X = Faktor radial = 0,6
= Beban radial yang bekerja (N) r
Y = Faktor aksial = 0,5
= Beban aksial yang bekerja (N) a
F
Bila beban aksial (Fa), maka :
Fa =
Jadi beban ekivalen yang dialami pada bantalan adalah :
e
F = 0,6. 592,7 + 0,5 . 165,97
e
F = 4008,81 (N)
Bila diasumsikan kehandalan bantalan yang bekerja sebesar 95 % dengan
pemakaian direncanakan selama 1800 jam, maka dapat ditentukan umur bantalan
yang digunakan sebesar :
R = exp
= Umur penilaian bantalan 10
L
0,95 = exp
Maka umur bantalan yang dapat dipergunakan sebesar 3332,34 jam.
4.6. Maintenance
4.6.1. Pengertian Dan Tujuan Utama Perawatan
Untuk dapat mencapai jumlah produksi yang maksimum maka perlu sekali
dibutuhkan kesiapan mesin yang digunakan seoptimal mungkin. Agar mesin dapat
siap pakai dan tidak mengganggu dalam sistem produksi maka diperlukan suatu
cara yang disebut pemeliharaan. Suatu mesin tidak mungkin tidak mengalami
kerusakan, tetapi usia kegunaannya dapat diperpanjang dengan melakukan
kegiatan perawatan.
Perawatan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang bertujuan untuk
memelihara dan menjaga setiap komponen-komponen mesin atau peralatan agar
dapat tahan lama sehingga dapat mencapai hasil produksi yang maksimum.
Tujuan utama sistem perawatan adalah sebagai berikut :
1. Agar mesin ataupun peralatan yang digunakan dalam keadaan siap pakai
secara optimal untuk menjamin kelancaran proses kerja mesin.
3. Untuk menjamin keselamatan operator dalam menggunakan mesin atau
peralatan.
4. Untuk mengetahui kerusakan mesin sedini mungkin sehingga dapat
mencegah kerusakan yang lebih fatal..
Perawatan yang dilakukan terhadap mesin pembuat tepung beras ini dapat
dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut :
1. Perawatan secara rutin
Perawatan dilakukan secara terus menerus, misalnya setiap hari atau
setelah selesai menggunakan/memakai mesin. Pada mesin ini kegiatan
perawatan secara rutin yang dilakukan adalah pembersihan dan pelumasan
pada bagian yang berputar.
2. Perawatan secara periodik
Perawatan secara periodik adalah kegiatan yang dilakukan dalam jangka
waktu tertentu. Misalnya seminggu sekali, sebulan sekali, dan setahun
sekali. Pada mesin ini, kegiatan perawatan secara periodic adalah tegangan
sabuk, poros pisau penumbuk. Sehingga mesin pemarut ini dapat bekerja
secara optimal.
4.6.2. Perawatan Bagian-Bagian Utama Mesin
Perawatan utama yang dilakukan pada bagian-bagian utama mesin adalah
sebagai berikut :
1. Puli dan sabuk
puli. Periksa tegangan sabuk serta kerusakan yang terjadi pada sabuk,
apabila sabuk sudah rusak sebaiknya diganti dan apabila tegangan sabuk
kendor maka harus dikencangkan kembali.
2. Poros
Pada poros kegiatan perawatan yang dilakukan adalah memeriksa
kesetimbangan terhadap bearing (bantalan).
3. Bantalan/Bearing
Lakukan pengecekan pada bantalan, jika bantalan sudah aus harus diganti
walaupun belum mencapai umur jam kerja.
Hal yang sangat penting terhadap perawatan bantalan adalah mengenai
pelumasan, karena pelumasan pada bantalan untuk mengurangi gesekan
dan tingkat keausan antara elemen gelinding dan rumah bantalan,
mereduksi panas yang terjadi akibat gesekan, dan mencegah korosi.
Cara pelumasan yang dipakai disini dengan pelumasan grease/gemuk.
Pada bantalan ini dianjurkan dengan pelumasan gemuk karena
konstruksinya lebih sederhana dan semua gemuk yang bermutu baik dapat
memperpanjang umur bantalan. Pemberian gemuk dilakukan dengan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil rancang bangun dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Kapasitas mesin adalah 12 (Kg/Jam) dengan performasi mesin yang dibuat
dapat menghasilkan tepung 100 % dalam waktu 1 jam bahan baku, untuk
menghasilkan tepung.
5.2 Saran
1. Lakukan inspeksi mesin sebelum dan sesudah pengoperasiannya.
2. Saat awal menghidupkan mesin diharapkan tidak diberikan beban.
3. Memperhitungkan kekuatan mesin dan komponen mesin untuk memastikan
mesin bekerja dalam keadaan maksimal.
4. Melakukan perhitungan dengan cermat dan pertimbangan dalam
DAFTAR PUSTAKA
1. Sularso dan Kiyokatsu Suga, Dasar Perencanaan dan Pemilihan
Elemen Mesin. Pradnya Paramita: Jakarta, 1994
2. Khurmi R.S dan Gupta, JK. A Text Book of Machine Design. New
Delhi Eurasia Publishing House (Put) Ltd. 1980.
3. Shygley, Joseph E; 1986; Perencanaan Teknik Mesin jilid 1 & 2;
Jakarta; Erlangga.
4. Sitinjak. K, Dkk, 1985. Teknologi Pasca Panen. Medan: Universitas
Sumatera Utara.
5. Niemenn, G, 1994. Elemen Mesin. Surabaya: Erlangga.