• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fatwa Mui Dan Opini Publik (Studi deskriptif Opini Mahasiswa Anggota HMI Komisariat Fakultas Hukum USU Terhadap Pemberitaan Fatwa Haram Bunga Bank oleh MUI Di Internet )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Fatwa Mui Dan Opini Publik (Studi deskriptif Opini Mahasiswa Anggota HMI Komisariat Fakultas Hukum USU Terhadap Pemberitaan Fatwa Haram Bunga Bank oleh MUI Di Internet )"

Copied!
129
0
0

Teks penuh

(1)

M U I DAN OPI N I PU BLI K

(Studi Deskriptif Opini Mahasiswa Anggota HMI KOMISARIAT Fakultas Hukum USU Terhadap Pemberitaan Fatwa Haram

Bunga Bank Oleh MUI Di Internet)

Diajukan Oleh :

ADH AR K H AN SI AM BAT ON

0 4 0 9 0 4 0 9 4

DEPART EM EN I LM U K OM U N I K ASI

FAK U LT AS I LM U SOSI AL DAN I LM U POLI T I K

U N I V ERSI T AS SU M AT ERA U T ARA

M EDAN

(2)

FATWA MUI DAN OPINI PUBLIK

(Studi deskriptif opini mahasiswa anggota HMI Komisariat Fakultas Hukum

USU Terhadap Pemberitaan Fatwa Haram Bunga Bank oleh MUI Di Internet )

ABSTRAKSI

Skripsi ini meneliti tentang opini mahasiswa anggota HMI Komisariat Fakultas Hukum USU, terhadap fatwa bunga bank haram yang ada di internet. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pandangan mahasiswa terhadap fatwa bunga bank haram, kredibilitas dan kemampuan MUI dalam membina komunikasi eksternal, khususnya yang diperantarai oleh media internet.

Dalam penelitian ini, peneliti mengunakan metode penelitian deskriptif, yang hanya menggambarkan suatu peristiwa atau situasi penelitian, tanpa mencari atau menjelaskan hubungan, serta tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Selain melalui buku-buku dan internet, pengumpulan data juga dilakukan dengan cara wawancara dan memberikan sejumlah pertanyaan dalam bentuk kuesioner kepada responden. Setiap kuesioner berisi 27 pertanyaan tertutup dan 2 pertanyaan bebas. Penentuan jumlah sampel menggunakan metode yang dipopulerkan oleh Arikunto (1998:120).

Di mana penentuan jumlah sampel penelitian adalah dengan ketentuan apabila subjeknya kurang dari 100 orang, maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10% atau 20% - 25% atau lebih. Dari metode tersebut didapat jumlah sampel sebanyak 100 orang responden, dari jumlah keseluruhan populasi sebanyak 500 orang. Sedangkan teknik penarikan sampel yang digunakan adalah proportional random sampling, purposive

sampling dan accidental sampling. Analisis data sendiri dilakukan dengan

menggunakan analisis tabel tunggal.

(3)

KATA PENGANTAR

Allhamdulillah, atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan

didorong oleh keinginan luhur supaya menjadi insan akademisi sejati, akhirnya

penulis berhasil menyelesaikan karya ilmiah ini. Tidak lupa pula shalawat dan

salam kepada Nabi Muhammad SAW, manusia tanpa dosa yang mengenalkan

penulis dengan Tuhannya.

Selama pengerjaan penelitian ilmiah ini begitu banyak halangan dan

rintangan saya hadapi. Yang terkadang begitu menguras tenaga serta emosi. Yang

seakan ingin memaksa penulis untuk menyerah di tengah jalan. Namun

sesungguhnya Allah SWT tidaklah memberi cobaan kepada seorang hamba,

melebihi kemampuan hamba yang bersangkutan. Di balik kesulitan pasti ada

kemudahan bagi insan yang mau mengambil pelajaran. Hal itu terbukti dari

banyaknya pihak yang sudi membantu penyelesaian skripsi ini. Mereka adalah

orang-orang yang tidak mungkin saya lupakan jasa-jasanya. Karena dorongan

moril maupun bantuan materil yang telah mereka berikan, memiliki andil sangat

besar bagi kesuksesan penelitian ilmiah ini. Begitu banyak pihak yang telah

terlibat ataupun dilibatkan dalam penelitian ilmiah ini. Namun karena

keterbatasan tempat dan waktu, hanya sebagian kecil diantara mereka yang bisa

penulis cantumkan namanya. Berikut sebait ucapan terima kasih tiada terhingga

dan lantunan doa “Semoga kiranya Allah SWT membalas kebaikan mereka semua

yang namanya tersebut di bawah ini dengan balasan yang lebih baik”

1. Bapak Prof. Dr, Badaruddin, Msi, selaku Dekan FISIP USU.

2. Bapak Drs. Zakaria, selaku Pudek I FISIP USU yang telah memberikan

(4)

3. Ibu Dra. Fatmawardy, Msi, selaku Ketua Departemen Ilmu Komunikasi FISIP

USU.

4. Ibu Dra. Dayana, Msi, selaku Sekretaris Departemen Ilmu Komunikasi FISIP

USU.

5. Ibu Dra. Mazdalifah, Msi, selaku Dosen Wali.

6. Kak Emilia Ramadhani, selaku Dosen Pembimbing Peneliti yang dengan

sabar membimbing, memotivasi dan selalu menyediakan waktu untuk

berdiskusi mendengar keluh kesah peneliti.

7. Para Dosen Ilmu Komunikasi FISIP USU yang selalu memberikan

pengetahuan serta teladan dan patut ditiru oleh peneliti untuk terus belajar dan

meraih cita-cita.

8. Kak Ros, Kak Icut, Ibu Dewi, Maya, untuk semua bantuan yang dengan ikhlas

yang diberikan kepada peneliti.

9. Kepada Kedua Orangtua saya Bapak Nasrin Siambaton dan Ibu saya

Rosmawarni Simatupang yang telah memberikan dukungan baik moril

maupun materil.

10.Kepada Saudara-saudara penulis, kakak, abang, dan adik yang telah

mendukung penulis dalam memberikan dukungan.

11.Teman-teman seperjuangan saya Budi, Tomi, Riko, Erik, Dimas, Adit,

Pampam, Wan, Ridho yang bersedia menemani dan memberikan dukungan

yang sangat berarti bagi peneliti dan mengajarkan peneliti arti pertemanan.

12.Arif BSP yang telah membantu saya dalam penyelesaian skripsi ini hingga

(5)

13.Para responden yaitu anggota HMI Komisariat Fakultas Hukum USU yang

bersedia membagi pengalaman dan pelajaran berharga kepada saya tanpa

peran serta para responden penelitian ini tidak akan terwujud.

14.Kawan-kawanku di Gang Roma, Bulaw, Tito, Ari, Edo, Kurlep, dll.

Penulis menghaturkan permintaan maaf yang sebesar-besarnya kepada

mereka yang telah membantu namun namanya tidak tercantum dalam lembaran di

atas. Juga kepada pihak-pihak yang sengaja atau tidak pernah tersakiti oleh

penulis. Baik itu sebelum, selama maupun sesudah penelitian ini terselenggara.

Dan sebagai sebuah karya manusia biasa, pastilah karya ilmiah yang

penulis hasilkan memiliki banyak kekurangan. Baik itu ditinjau dari segi isi,

tekhnik penulisan, metodelogi dan hasil penelitian. Oleh karena itu, sebersit harap

timbul di hati penulis, kelak kiranya ada orang atupun pihak-pihak yang berkenan

menyempurnakan penelitian ini.

Medan, Maret 2011

Peneliti

(6)

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK --- i

KATA PENGANTAR --- ii

DAFTAR ISI --- v

DAFTAR TABEL --- viii

BAB I PENDAHULUAN --- 1

1.1. Latar belakang masalah --- 1

1.2. Perumusan Masalah --- 4

1.3. Batasan Masalah --- 5

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian --- 5

1.4.1. --- T ujuan Penelitian --- 5

1.4.2. --- M anfaat Penelitian --- 6

1.5. Kerangka Teori --- 6

1.5.1. Komunikasi dan Komunikasi Massa --- 7

1.5.2. Model Komunikasi satu Tahap (One Step of Communication) --- 7

1.5.3. Cyber Space --- 9

1.5.4. Opini Public --- 11

1.5.5. Fatwa MUI Mengenai Bunga Bank --- 12

1.6. Kerangka Konsep --- 18

(7)

BAB II URAIAN TEORITIS --- 21

2.1. Komunikasi --- 21

2.1.1. Komunikasi Massa --- 24

2.1.2. Komunikasi Massa ini --- 27

2.1.3. Media Massa --- 28

2.1.4. Komunikasi Spiritual --- 30

2.2. One Step Flow --- 32

2.3. Opini Publik --- 35

2.3.1. Pengertian Opini Publik --- 35

2.3.2. Proses Pembentukan Opini Publik --- 39

2.3.3. Kekuatan Opini Publik --- 41

2.4. Internet --- 42

2.4.1. Sekilas Mengenai Internet --- 43

2.4.2. Pemanfaat Internet --- 44

2.5. Kontroversi Bunga dari Sudut Pandang Agama Islam ---- 46

2.6. Riba --- 47

BAB III METODOLOGI PENELITIAN --- 52

3.1. Deskripsi Lokasi Penelitian --- 52

3.1.1. Propil Kepengurusan HMI Komisari Hukum USU periode 2009-2010. --- 61

3.2. Sejarah Singkat Majelis Ulama --- 68

3.3. Visi dan Misi Majelis Ulama Indonesia --- 71

3.3.1. Visi --- 71

(8)

3.3.3. Orientasi MUI --- 72

3.3.4. Peran MUI --- 74

3.4. Metodologi Penelitian --- 76

3.4.1. Metode Penelitian --- 76

3.4.2. Lokasi Penelitian --- 76

3.5. Populasi dan Sampel --- 77

3.5.1. Populasi --- 77

3.5.2. Sampel --- 77

3.6. Teknik Pengumpulan Data --- 78

3.7. Teknik Analisis Data --- 79

BAB IV PEMBAHASAN --- 80

4.1. Pelaksanaan Pengumpulan Data --- 80

4.1.1. Tahap Awal --- 80

4.1.2. Pengumpulan Data --- 80

4.2. Proses Pengolahan Data --- 81

4.2.1. Penomoran Kuesioner --- 81

4.2.2. Editing --- 81

4.2.3. Coding --- 81

4.2.4. Inventarisasi Variabel --- 81

4.2.5. Menyediakan Kerangka Tabel --- 82

4.2.6. Tabulasi Data --- 82

4.3. Analisis Tabel Tunggal --- 82

4.4. Pembahasan --- 105

(9)

5.1. Kesimpulan --- 108

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 6 : Posisi dalam struktural HMI Komisariat Fakultas Hukum USU --- 86

Tabel 7 : Frekuensi membaca berita / artikel seputar fatwa-fatwa MUI--- 87

Tabel 8 : Frekuensi mengakses website MUI --- 88

Tabel 9 : Jenis media pemasok utama informasi mengenai MUI --- 89

Tabel 10 : Frekuensi membaca fatwa haram bunga bank oleh MUI --- 90

Tabel 11 : Opini responden mengenai fatwa-fatwa MUI --- 90

Tabel 12 : Opini responden mengenai fatwa haram bunga bank oleh MUI--- 91

Tabel 13 : Tingkat kepercayaan kepada tokoh dan lembaga MUI --- 92

Tabel 14 : Tingkat ketertarikan responden pada fatwa bunga bank haram --- 92

Tabel 15 : Urgensi fatwa bunga bank haram bagi para responden. --- 93

Tabel 16 : Sikap mengenai fatwa MUI, bunga bank haram --- 94

Tabel 17 : Fatwa MUI sebagai rujukan persoalan keagamaan --- 95

Tabel 18 : Frekuensi penggunaan website MUI--- 96

Tabel 19 : Penilaian terhadap isi website resmi MUI --- 96

(11)

DAFT AR RI WAY AT H I DU P

Nama : Adhar Khan Siambaton

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 6 September 1984

Agama : Islam

Anak : Ke – 4 dari 5 Saudara

Alamat : Jln. Harapan Pasti Gg. Mukmin.

Pendidikan : 1. SD Negeri 0640929 Tahun 1991-1998

2. SMP Negeri 6 Tahun 1998-2001

3. SMA Swasta Nurhasanah Tahun 2001-2004

Nama Orang tua

Ayah : Nasrin Siambaton

Ibu : Rosmawarni Simatupang

Pekerjaan Orangtua

Ayah : Pensiunan PNS

(12)

FATWA MUI DAN OPINI PUBLIK

(Studi deskriptif opini mahasiswa anggota HMI Komisariat Fakultas Hukum

USU Terhadap Pemberitaan Fatwa Haram Bunga Bank oleh MUI Di Internet )

ABSTRAKSI

Skripsi ini meneliti tentang opini mahasiswa anggota HMI Komisariat Fakultas Hukum USU, terhadap fatwa bunga bank haram yang ada di internet. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pandangan mahasiswa terhadap fatwa bunga bank haram, kredibilitas dan kemampuan MUI dalam membina komunikasi eksternal, khususnya yang diperantarai oleh media internet.

Dalam penelitian ini, peneliti mengunakan metode penelitian deskriptif, yang hanya menggambarkan suatu peristiwa atau situasi penelitian, tanpa mencari atau menjelaskan hubungan, serta tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Selain melalui buku-buku dan internet, pengumpulan data juga dilakukan dengan cara wawancara dan memberikan sejumlah pertanyaan dalam bentuk kuesioner kepada responden. Setiap kuesioner berisi 27 pertanyaan tertutup dan 2 pertanyaan bebas. Penentuan jumlah sampel menggunakan metode yang dipopulerkan oleh Arikunto (1998:120).

Di mana penentuan jumlah sampel penelitian adalah dengan ketentuan apabila subjeknya kurang dari 100 orang, maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10% atau 20% - 25% atau lebih. Dari metode tersebut didapat jumlah sampel sebanyak 100 orang responden, dari jumlah keseluruhan populasi sebanyak 500 orang. Sedangkan teknik penarikan sampel yang digunakan adalah proportional random sampling, purposive

sampling dan accidental sampling. Analisis data sendiri dilakukan dengan

menggunakan analisis tabel tunggal.

(13)

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Kemajuan teknologi di abad 21, menyebabkan pergeseran besar di

berbagai bidang kehidupan manusia dan alam sekitarnya. Pergeseran paling besar

dan paling mudah diamati adalah bagaimana cara manusia berkomunikasi. Dahulu

penemuan kertas dan alat tulis sempat dianggap sebagai pencapaian terbesar

manusia, namun kini peranan kertas dan alat tulis telah digeser oleh kemajuan

bidang multi media. Jika dahulu media cetak dan elektronik dianggap sebagai

media massa paling efektif, kini dunia multi medialah yang jadi primadona. Dunia

multi media atau lazimnya disebut sebagai internet, memang memiliki

kemampuan menyediakan informasi yang jauh lebih banyak dan lengkap daripada

media-media konvensional lainnya. Apalagi internet juga menyatukan semua

kemampuan yang merupakan andalan media massa sebelumnya, yakni

kemampuan visual, audio dan audio visual. Dari segi efisiensi dan efektifitas,

internet juga menempati posisi terdepan dibandingkan media lainnya. Internet

membuat kita tidak perlu repot-repot menebangi pohon, hanya untuk

menyampaikan beberapa informasi yang sehari kemudian mungkin akan basi dan

media penyampainya akan berakhir di tempat sampah.

Dengan semua sifat “ supernya ” tidak heran jika hampir semua perusahaan

media massa yang dahulu hanya fokus pada salah satu sistem media, entah itu

cetak maupun elektronik, kini mulai membangun divisi multi media juga.

(14)

bahkan media audio visul juga merasa perlu mengukuhkan eksistensi mereka di

internet melalui situs-situs, Metro TV.com, RCTI. Com dan lain-lain. Peningkatan

pengetahuan dan semakin terjangkaunya sarana pendukung, membuat internet

lambat laun menjadi sumber informasi andalan bagi berbagai kalangan di

Indonesia, utamanya di kalangan pelajar dan mahasiswa di kota-kota besar. Dari

mulai mencari bahan tugas belajar sampai ajang bersosialisasi, mereka lakukan di

media berjuluk “dunia maya”

Dengan daya jangkaunya yang tidak mengenal batasan geografis dan

kemampuan up date informasi setiap saat, internet menjadi media yang sangat

kondusif dalam kampanye pembentukan opini publik. Terlebih lagi internet secara

harfiah tidak pernah melakukan proses seleksi, baik itu kepada para pengguna

maupun isi informasi yang di up load. Kuatnya pengaruh internet dalam

pembentukan opini publik di Indonesia, terbukti jelas pada kasus Ketua KPK (

Bibit-Chandra ) dan perseteruan Prita Mulyasari versus Rumah Sakit Omni

Internasional. Dalam kedua kasus tersebut, opini publik telah menjelma menjadi

hakim dan jaksa, yang menentukan akhir kedua kasus hukum di atas. Opini publik

dalam sebuah negara penganut mazhab demokrasi, sering kali menjelma bagai

Dewa. Dalam tatanan hukum fomal Indonesia sendiri, eksistensi opini publik juga

sangat diakui. Atas dasar kepentingan umum ( salah satu indikatornya adalah

desakan opini publik ), jaksa bisa melakukan proses penghentian sebuah perkara,

yang lazim disebut proses “ deponering ”

Salah satu isu menarik dalam proses pembentukan opini publik adalah fatwa

haram bunga bank yang dikeluarkan oleh MUI. MUI sebagai salah satu wadah

(15)

arahan bagi umat mengenai hukum bunga bank dalam pandangan umat Islam.

Namun meskipun eksistensi MUI sebagai lembaga pemberi fatwa telah diakui

oleh pemerintah Republik Indonesia maupun dunia internasional, tetap saja opini

umat Islam Indonesia masih terbelah. Hal ini dikarenakan sistem perbankan

belum ada di zaman Nabi Muhammad SAW, sehingga tidak ada fatwa jelas dan

tegas dari Rasullah, yang bisa jadi patokan bagi umatnya.

Secara umum, pemberitaan mengenai fatwa bunga bank haram bisa

digolongkan dalam tiga kategori, yakni :

1. Setuju dengan fatwa MUI, bahwa bunga bank haram.

Pemberitaan yang nadanya bersikap setuju dengan fatwa MUI, bahwa

bunga bank adalah haram antara lain dimuat diwebsite : Viva News.com (

Senin, 14 Juni 2010 pukul 15.42 Wib )

2. Tidak setuju dengan fatwa MUI bahwa bank haram.

Pemberitaan yang nadanya bersikap tidak setuju dengan fatwa MUI,

bahwa bunga bank adalah haram antara lain dimuat oleh : Berita Suara

Media.com ( Selasa, 06 April 2010, Pukul 16.31 Wib)

3. Tidak berpihak pada salah satu dari dua pendapat diatas.

Pemberitaan yang bersikap tidak berpihak dengan salah satu dari kedua

pendapat di atas antara lain dimuat oleh : ANTARA News.com ( Senin, 5

April 2010, Pukul 22.07 wib )

Salah satu elemen masyarakat yang menarik untuk dikaji opininya mengenai

isu di atas adalah, dari kalangan mahasiswa, terutama yang mengambil jurusan

ilmu hukum dan aktif di organisasi kemahasiswaan. Para mahasiswa ini tentunya

(16)

Karena dalam kurikulum pendidikan sarjana hukum di Indonesia, juga diwajibkan

mempelajari konsep-konsep dasar hukum Islam. Terlebih lagi para mahasiswa

yang aktif dalam organisasi bernafaskan Islam, seperti HMI. Sebagai wadah

kreatifitas mahasiswa muslim, HMI memberikan keleluasaan bagi setiap

komisariat di bawahnya untuk menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang bisa

mendukung kematangan akademis para anggota komisariat bersangkutan. Hal

yang umum dilakukan adalah, menyelenggarakan kegiatan-kegiatan diskusi

maupun seminar mengenai topik-topik terkait dengan program studi para

anggotanya. Dan mengingat isu seputar halal haramnya bunga bank dalam kajian

hukum Islam, telah lama menjadi isu kontroversial di kalangan umat, topik ini

pastilah jadi bahan kajian menarik bagi para anggota HMI Komisariat Hukum

USU. Apalagi selama ini HMI Komisariat Hukum USU cukup aktif dalam

melakukan pembinaan kepada para anggotanya.

Berdasarkan penjelasan di atas maka peneliti tertarik mengetahui opini

mahasiswa yang tergabung dalam HMI komisariat Fakultas Hukum USU terhadap

fatwa haram bunga bank oleh MUI.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dikemukakan

perumusan masalah sebagai berikut : “ bagaimana opini mahasiswa anggota HMI

Komisariat Fakultas Hukum USU terhadap pemberitaan fatwa haram bunga bank

(17)

1.3 Pembatasan Masalah

Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga

dapat mengaburkan penelitian, maka peneliti melakukan pembatasan masalah.

Adapun pembatasan masalah yang diteliti adalah :

1. Penelitian ini bersifat deskriptif, yang hanya memaparkan suatu situasi atau

peristiwa secara sistematis, tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak

menguji hipotesis atau membuat prediksi.

2. Penelitian ini dilakukan terbatas pada opini publik terhadap pemberitaan fatwa

bunga bank haram oleh MUI di internet.

3. Objek penelitian ini adalah mahasiswa USU yang bergabung dengan HMI

Komisariat Hukum USU.

4. Penelitian dilakukan pada bulan Juli- Agustus 2010. Karena pada bulan Juni

masyarakat masih disibukkan oleh pemilihan Wali kota / Wakil wali Kota

Medan periode 2010-2015.

1.4. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan terhadap suatu masalah sudah pasti

mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Dengan adanya tujuan akan mendorong

seseorang untuk melakukan usaha sedapat mungkin agar tujuan tersebut dapat

dicapai.

1.4.1. Tujuan Penelitian.

(18)

1. Untuk mengetahui opini mahasiswa yang tergabung dalam HMI

Komisariat Hukum USU terhadap pemberitaan fatwa haram bunga

bank oleh MUI di

internet.

2. Untuk mengetahui tingkat kredibilitas dan pengetahuan mahasiswa

mengenai fatwa- fatwa dan organisasi MUI itu sendiri.

3. Untuk mengetahui opini mahasiswa muslim anggota HMI Komisariat

Hukum USU mengenai pemberitaan fatwa bunga bank haram oleh

MUI di internet.

1.4.2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut:

1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah

penelitian di bidang Ilmu Komunikasi, khususnya Komunikasi Massa.

2. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan

bacaan di perpustakaan program studi Ilmu Komunikasi FISIP USU.

3. Secara praktis, data yang diperoleh dari penelitian ini dapat menjadi

masukan bagi MUI dalam mengambil keputusan / fatwa dan metode

sosialisasinya ke masyarakat.

1.5 Kerangka Teori

Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berpikir

(19)

kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari

sudut mana akan disoroti (Nawawi, 1995 : 39-40).

Kerlinger menyebutkan teori merupakan himpunan konstruk (konsep),

definisi, dan preposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang

gejala-gejala dengan menjabarkan relasi di antara variabel, untuk menjelaskan dan

meramalkan gejala tersebut (Rakhmat, 2004 : 6).

Dalam penelitian ini, teori yang dianggap relevan antara lain :

1.5.1. Komunikasi dan Komunikasi Massa

Komunikasi merupakan unsur yang penting bagi kehidupan manusia.

Menurut Astrid S. Susanto, komunikasi adalah kegiatan pengoperan lambang

yang mengandung arti / makna ( Arifin, 1988 : 25 ).

Menurut Harold Lasswell, komunikasi adalah proses penyampaian pesan

oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek

tertentu. Dari defenisi tersebut menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima

unsur, yakni:

a. Komunikator ( communicator, source, sender )

b. Pesan ( messege )

c. Media ( channel, media )

d. Komunikan ( communicant, communicate, receiver, recipient )

e. Efek ( effect, impact, influence ) ( Effendy, 1992 : 10 )

Dari berbagai macam cara komunkasi yang dilakukan di dalam

masyarakat manusia, salah satu bentuknya adalah komunikasi massa. Komunikasi

(20)

dan kedua komunikasiuntuk massa. Namun ini tidak berarti komunikasi massa

adalah komunikasi untuk setiap orang. Media tetap cenderung memilih khlayak,

dan demikian pula sebaliknya khalayak pun memilih – milih media. ( Rivers,

2003 : 18 )

Seseorang yang akan menggunakan media massa sebagai alat untuk

melakukan kegiatan komunikasinya perlu mengetahui bahwa terdapat empat

karakteristik komunikasi massa,yakni ( Effendi, 1993 : 81 – 83 ):

a. Komunikasi massa bersifat umum

Pesan komunkasi yang disampaikan melalui media massa adalah terbuka

untuk semua orang.

b. Komunikan bersifat heterogen

Massa dalam komunikasi massa terjadi dari orang – orang yang heterogen

yang meliputi penduduk yang bertempat tinggal dalam kondisi yang sangat

berbeda, dengan kebudayaan yang beragam, berasal dari berbagai lapisan

masyarakat, mempunyai pekerjaan yang berjenis – jenis; maka oleh kerena itu

mereka berbeda pula dalam kepentingan, standart hidup dan derajat

kehormatan, kekuasaan dan pengaruh.

c. Media massa menimbulkan keserempakan.

Yang dimaksud dengan keserempakan adalah keserempakan kontak dengan

sejumlah besar penduduk dalam jarak jauh dari komunikator, dan penduduk

tersebut satu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah.

d. Hubungan komunikator – komunikan bersifat non – pribadi

Dalam komunikasi massa, hubungan antara komunikator dan komunikan

(21)

orang yang dikenal hanya dalam perannya yang bersifat umum sebagai

komunikator.

1.5.2. Model komunikasi satu tahap ( one step flow of communication )

Model ini merupakan pengembangan dari model jarum Hipodermik.

Kerena itu, pesan yang disampaikan disalurkan melalui media massa langsung

ditujukan kepada komunikan tanpa melalui perantara. Namun pesan itu tidak

mencapai semua komunikan dan juga tidak menimbulkan efek yang sama pada

setiap komunikan.

Model satu tahap ini mengakui bahwa :

1). Media tidak mempunyai kekuatan yang hebat.

2). Aspek pilihan dari penampilan, penerimaan, pemahaman dalam ingatan yang

selektif mempengaruhi suatu pesan.

3) Untuk setiap komunikan, terjadi efek yang berbeda.

Selanjutnya model komunikasi satu tahap ini memberikan kebebasan

seluas-luasnya kepada saluran komunikasi massa untuk memancarkan efek

komunikasi secara langsung.

1.5.3. Cyber space

Cyberspace adalah tempat kita berada ketika mengarungi dunia informasi

global interaktif yang bernama internet. Secara fisik internet tidak lain adalah

sekumpulan komputer, tersebar di seluruh dunia yang dihubungkan satu sama lain

melalui jaringan telekomunikasi satelit global dan kabel telepon lokal. Menurut

(22)

fiksi ilmiah, William Gibson yang membayangkan adanya dunia maya atau virtual

di dalam jaringan komputer yang mensimulasikan dunia nyata kita sehari-hari.

Jaringan komputer telah hadir di antara kita lebih dari 25 tahun, dan dalam

beberapa tahun terakhir kita menyaksikan percepatan yang amat dahsyat dengan

hadirnya jaringan internet tersebut. Dalam hal ini La Quey (1997:9) menyatakan

bahwa internet terus berubah tumbuh dan menjadi semakin baik dan menimbulkan

dampak hebat pada kehidupan kita. Internet tidak lagi sekedar jaringan komputer

yang nyata secara fisik, tetapi merupakan media penerbitan, saluran komunikasi

dan perpustakaan.

Misi awal internet adalah menyediakan sarana bagi para peneliti untuk

mengakses data dari sejumlah sumberdaya perangkat keras komputer yang mahal.

Namun sekarang internet telah berkembang menjadi ajang komunikasi yang tidak

dapat diabaikan. Internet adalah semacam jagat raya yang terus menerus

berkembang. Dalam bola dunia cyber ini, berbagai orang dari penjuru dunia

berkomunikasi melalui zona waktu yang berbeda tanpa saling bertatap muka dan

informasinya tersedia selama 24 jam sehari dari ribuan tempat. Yang

membedakan internet dari jaringan global lainnya adalah tingkat interaksi dan

kecepatan yang amat dinikmati pengguna untuk menyiarkan pesannya.

Internet memungkinkan orang berbicara, setiap orang mempunyai

pendapat dan semua pendapat itu tampaknya bermuara pada internet. Internet

adalah perkakas sempurna untuk menyiagakan dan mengumpulkan sejumlah besar

orang secara elektronis. Informasi mengenai suatu peristiwa tertentu dapat

(23)

1.5.4. Opini Publik.

Definisi Opini Publik “Opini publik adalah unsur-unsur dari pandangan,

perspektif dan tanggapan masyarakat mengenai suatu kejadian, keadaan, dan

desas-desus tentang peristiwa-peristiwa tertentu”

Definisi publik oleh John Dewey . “ Publics are spontaneous groups of

citizens who share the indirect effects of a particular action” ( Publik adalah

kelompok spontan dari suatu penduduk yang berbagi tindakan khusus secara tidak

langsung )

Publik adalah tentang hal yang semestinya bagi orang orang : hubungan,

perasaan/emosi, bangsa, negara bagian atau suatu komunitas, dll. Publik juga

didefinisikan sebagai orang di suatu bangsa yang tidak menggabungkan diri

dengan pemerintahan di suatu bangsa.

Perbedaan Publik dengan Masyarakat : Masyarakat lebih luas ruang

lingkupnya daripada Publik. Publik lebih spontan, sedangkan masyarakat lebih

teratur.

Publik adalah masyarakat yang tertarik dengan suatu hal(tergantung dengan

masalah/hal yang dihadapi).

Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang

yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana

sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam

kelompok tersebut. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan

hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas

yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah

(24)

dalam satu komunitas yang teratur. Definisi masyarakat dari segi istilah menurut

Drs.Sidi Gazalba mengutamakan dua perkara, pertama, interaksi manusia dengan

manusia, hidup berkelompok dan dalam masyarakat yang teratur. Kedua,

pemelihara interaksi yang teratur dalam kelompok. Masyarakat merupakan

pergaulan hidup, pengaulan antara manusia dengan kelompok. Institut masyarakat

bertanggungjawab mempertahankan hubungan yang teratur antara individu

dengan individu.

1.5.5. Fatwa MUI mengenai bunga Bank.

KEPUTUSAN FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA

Nomor 1 Tahun 2004 Tentang

BUNGA (INTERSAT/FA’IDAH) Majelias Ulama Indonesia,

MENIMBANG :

a. bahwa umat Islam Indonesia masih mempertanyakan status hukum bunga

(interst/fa’idah) yang dikenakan dalam transaksi pinjaman (al-qardh) atau

utang piutang (al-dayn), baik yang dilakukan oleh lembaga keuangan,individu

maupun lainnya;

b. bahwa Ijtima’Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia pada tanggal 22 Syawal 1424

H./16 Desember 2003 telah menfatwakan tentang status hukum bunga;

c. bahwa karena itu, Majelis Ulama Indonesia memnadang perlu menetapkan

(25)

MENGINGAT :

1. Firman Allah SWT, antara lain :

Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan

seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit

gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata

(berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah

telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah

sampai kepadanya larangan dari Tuhannya,lalu terus berhenti (dari mengambil

riba), maka baginya maka yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang

larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang mengulangi

(mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka, mereka

kekal di dalamnya. Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan

Allah tiadak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran,dan selalu

berbuat dosa. Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal

shaleh,mendirikan sembahyang dan menunaikan zakat, mereka mendapat

pahala di sisi Tuhannya.Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak

(pula) mereka bersedih hati. Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah

kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum di pungut) jika kamu

orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan

sisa riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak

(pula) dianiaya.Dan jika (orang-orang berhutang itu) dalam kesukaran,mereka

berilah tangguh sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian

atau semua utang) itu,lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. Hai

(26)

berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat

keberuntungan (Ali’Imran [3]: 130).

2. Hadis-hadis Nabi s.a.w., antara lain :

Dari Abdullah r.a., ia berkata : “Rasulullah s.a.w. melaknat orang yang

memakan orang yang memakan (mengambil) dan memberikan riba.” Rawi

berkata: saya bertanya:”(apakah Rasulullah melaknat juga) orang yang

menuliskan dan dua orang yang menajdi saksinya?” Ia (Abdullah) menjawab :

“Kami hanya menceritakan apa yang kami dengar.” (HR.Muslim).

Dari Jabir r.a.,ia berkata : “Rasulullah s.a.w. melaknat orang yang memakan

(mengambil) riba, memberikn, menuliskan, dan dua orang yang

menyaksikan.” Ia berkata: “mereka berstatus hukum sama.” (HR. Muslim).

Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata, Rasulullah bersabda: “Akan datang kepada

umat manusia suatu masa dimana mereka (terbiasa) memakan riba. Barang

siapa tidak memakan (mengambilnya)-nya,ia akan terkena

debunya.”(HR.al-Nasa’i).

Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata, Rasulullah bersabda: “Riba adalah tujuh

puluh dosa; dosanya yang paling ringan adalah (sama dengan) dosa orang

yang berzina dengan ibunya.” (HR. Ibn Majah). Dari Abdullah, dari Nabi

s.a.w., beliau bersabda: “Riba mempunyai tujuh puluh tiga pintu

(cara,macam).” (HR. Ibn Majah). Dari Abdullah bin Mas’ud: “Rasulullah

s.a.w. melaknat orang yang memakan mengambil) riba, memberikan, dua

orang yang menyaksikannya.” (HR. Ibn Majah) Dari Abu Hurairah r.a., ia

berkata, Rasulullah bersabda: “Sungguh akan datang kepada umat manusia

(27)

memakan riba. Barang siapa tidak memakan (mengambil)-nya,ia akan terkena

debunya.”(HR. Ibn Majah).

3. Ijma’ ulama tentang keharaman riba dan bahwa riba adalah salah satu dosa

besar (kaba’ir) (lihat antara lain: Nawawi, Majmu’Syarch

al-Muhadzdzab, [t.t.: Dar al-Fikr,t.th.],juz 9,h 391)

MEMPERHATIKAN :

1. Pendapat para Ulama ahli fiqh bahwa bunga yang dikenakan dalam transaksi

pinjaman (utang piutang, al-qardh wa al-iqtiradh) telah memenuhi kriteria riba

yang di haramkan Allah SWT., seperti dikemukakan,antara lain,oleh :

Al-Nawawi berkata, al-Mawardi berkata: Sahabat-sahabat kami (ulama mazhab

Syafi’I) berbeda pendapat tentang pengharaman riba yang ditegaskan oleh

al-Qur’an, atas dua pandangan.Pertama, pengharaman tersebut bersifat mujmal

(global) yang dijelaskan oleh sunnah. Setiap hukum tentang riba yang

dikemukakan oleh sunnah adalah merupakan penjelasan (bayan) terhadap

kemujmalan al Qur’an, baik riba naqad maupun riba nasi’ah. Kedua, bahwa

pengharaman riba dalam al-Qur’an sesungguhnya hanya mencakup riba

nasa’yang dikenal oleh masyarakat Jahiliah dan permintaan tambahan atas

harta (piutang) disebabkan penambahan masa (pelunasan). Salah seorang di

antara mereka apabila jatuh tempo pembayaran piutangnya dan pihang

berhutang tidak membayarnya, ia menambahkan piutangnya dan

menambahkan pula masa pembayarannya. Hal seperti itu dilakukan lagi pada

saat jatuh tempo berikutnya. Itulah maksud firman Allah : “… janganlah kamu

(28)

riba dalam pertukaran mata uang (naqad) terhadap bentuk riba yang terdapat

dalam al-Qur’an.

a. Ibn al-‘Araby dalam Ahkam al-Qur’an :

b. Al-Aini dalam ‘Umdah al-Qary :

c. Al-Sarakhsyi dalam Al-Mabsuth :

d. Ar-Raghib al-Isfani dalam Al-Mufradat Fi Gharib al-Qur;an :

e. Muhammad Ali al-Shabuni dalam Rawa-I’ al-Bayan :

f. Muhammad Abu Zahrah dalam Buhuts fi al-Riba :

g. Yusuf al-Qardhawy dalam fawa’id al-Bunuk :

h. Wahbah al-Zuhaily dalam Al-Fiqh al-Islamy wa Adillatuh :

2. Bunga uang atas pinjaman (Qardh) yang berlaku di atas lebih buruk dari riba

yang di haramkan Allah SWT dalam Al-Quran,karena dalam riba tambahan

hanya dikenakan pada saat jatuh tempo. Sedangkan dalam system bunga

tambhan sudah langsung dikenakan sejak terjadi transaksi. Ketetapan akan

keharaman bunga Bank oleh berbagai forum Ulama Internasional, antara lain:

a. Majma’ul Buhuts al-Islamy di Al-Azhar Mesir pada Mei 1965

b. Majma’ al-Fiqh al-Islamy Negara-negara OKI Yang di selenggarakan di

Jeddah tgl 10-16 Rabi’ul Awal 1406 H/22 28 Desember 1985.

c. Majma’ Fiqh Rabithah al-Alam al-Islamy, keputusan 6 Sidang IX yang

diselenggarakan di makkah tanggal 12-19 Rajab 1406 H.

d. Keputusan Dar Al-Itfa, kerajaan Saudi Arabia,1979

e. Keputusan Supreme Shariah Court Pakistan 22 Desember 1999.

3. Fatwa Dewan Syari’ah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia (MUI)

(29)

4. Keputusan Sidang Lajnah Tarjih Muhammdiyah tahun 1968 di

Sidoarjo yang menyarankan kepada PP Muhammadiyah untuk mengusahakan

terwujudnya konsepsi sistem perekonomian khususnya Lembaga Perbankan

yang sesuai dengan kaidah Islam.

5. Keputusan Munas Alim Ulama dan Konbes NU tahun 1992 di Bandar

Lampung yang mengamanatkan berdirinya Bank Islam dengan system tanpa

Bunga.

6. Keputusan Ijtima Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia tentang Fatwa Bunga

interest/fa’idah), tanggal 22 Syawal 1424/16 Desember 2003.

7. Keputusasn Rapat Komisi Fatwa MUI, tanggal 11 Dzulqa’idah 1424/03

Januari 2004;28 Dzulqa’idah 1424/17 Januari 2004;dan 05 Dzulhijah 1424/24

Januari 2004.

Dengan memohon ridha Allah SWT MEMUTUSKAN

MEMUTUSKAN : FATWA TENTANG BUNGA (INTERST/FA`IDAH): Pertama : Pengertian Bunga (Interest) dan Riba

1. Bunga (Interest/fa’idah) adalah tambahan yang dikenakan dalam transaksi

pinjaman uang (al-qardh) yang di per-hitungkan dari pokok pinjaman tanpa

mempertimbangkan pemanfaatan / hasil pokok tersebut,berdasarkan tempo

waktu,diperhitungkan secara pasti di muka,dan pada umumnya berdasarkan

persentase.

2. Riba adalah tambahan (ziyadah) tanpa imbalan yang terjadi karena

penagguhan dalam pembayaran yang di perjanjikan sebelumnya, dan inilah

(30)

Kedua : Hukum Bunga (interest)

3. Praktek pembungaan uang saat ini telah memenuhi kriteria riba yang terjadi

pada jaman Rasulullah SAW, Ya ini Riba Nasi’ah. Dengan demikian, praktek

pembungaan uang ini termasuk salah satu bentuk Riba, dan Riba Haram

Hukumnya.

4. Praktek Penggunaan tersebut hukumnya adalah haram,baik dilakukan oleh

Bank, Asuransi,Pasar Modal, Pegadian, Koperasi, Dan Lembaga Keuangan

lainnya maupun dilakukan oleh individu.

Ketiga : Bermu’amallah dengan lembaga keuangan konvensional

5. Untuk wilayah yang sudah ada kantor / jaringan lembaga keuangan Syari’ah

dan mudah di jangkau, tidak di bolehkan melakukan transaksi yang di

dasarkan kepada perhitungan bunga.

6. Untuk wilayah yang belum ada kantor / jaringan lembaga keuangan Syari’ah,

diperbolehkan melakukan kegiatan transaksi di lembaga keuangan

konvensional berdasarkan prinsip dharurat / hajat.

1.6. Kerangka Konsep

Menurut Kerlinger ( 1971 ) konsep adalah abstraksi yang dibentuk dengan

menggeneralisasi hal – hal khusus ( Rakhmat 2004 :12 ). Sedangkan Nawawi

(1995 : 45) merumuskan kerangka konsep sebagai hasil pemikiran rasional yang

bersifat keritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan

(31)

Variabel teoritis Variabel operasional

Pemberitaan Fatwa haram bunga bank

oleh MUI di internet.

• informatif • Edukatif • Persuasif

Opini publik mahasiswa anggota HMI

Komisariat Fakultas Hukum USU.

• Kognitif • Afektif • Konatif

Karakteristik responden • Jenis kelamin

• Usia

• Smester

• Lama bergabung.

• Training yang pernah diikuti. • Posisi

1.7. Defenisi Operasional

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep di atas maka dibuat

operasional variabel yang berfungsi untuk kesamaan dan kesesuaian dalam

penelitian, yaitu sebagai berikut:

1. Variabel Pemberitaan Fatwa haram bunga bank oleh MUI di Internet • Informatif : Berita Fatwa MUI sebagai sumber informasi bagi umat

Islam.

• Edukatif : Berita Fatwa MUI sebagai sumber ilmu bagi umat Islam.

• Persuasif : Kemampuan berita-berita Fatwa MUI mempengaruhi

(32)

2. Variabel opini publik

Kognitif : seseorang dari tidak tahu menjadi jadi tahu tentang sesuatu

sebagai efek dari komunikasi.

Afektif : sikap seseorang terbentuk, misalnya setuju atau tidak setuju

terhadapsesuatu Persahabatan, kegunaan sosial dan lain-lain,

sebagai efek dari komunikasi.

Konatif : Perubahan tingkah laku. Efek komunikasi yang mendorong /

membuat seseorang melakukan sesuatu perbuatan / kegiatan.

3. Karakteristik Responden

Jenis Kelamin : Jenis kelamin dari responden (wanita atau pria).

Usia : Umur responden saat mengisi kuesioner. Tingkatan umur

responden yang akan dijadikan sampel yaitu 17-30 tahun.

Smester : Tingkat pendidikan terakhir di Fakultas Hukum USU, dari

responden yang akan dijadikan sampel.

Lama bergabung : Dihitung sejak responden tercatat bergabung di HMI

Komisariat Fakultas Hukum USU.

Training : Kegiatan pengkaderan yang pernah diikuti responden di

HMI.

Posisi : Kedudukan struktural responden di HMI Komisariat

(33)

BAB II

URAIAN TEORITIS

Teori memegang peranan amat penting dalam melakukan penelitian,

karena teori merupakan landasan berfikir untuk mendukung pemecahan masalah

dengan jelas dan sistematis. Hal ini sesuai dengan pengertian teori menurut

Kerlinger (dalam Singarimbun, 1989:37) yakni serangkaian asumsi, konsep,

konstrak, defenisi dan proporsi untuk menerangkan suatu fenomena social secara

sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep. Adapun teori-teori

yang dipakai dalam penelitian ini adalah :

II.1. Komunikasi

a. Pengertian Komunikasi

Istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin, communis yang artinya

membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau

lebih. Komunikasi juga berasal dari akar kata dalam bahasa Latin yaitu

communico yang artinya membagi (Cangara,1998:17).

Komunikasi dibutuhkan seseorang untuk berhubungan dengan orang lain, karena komunikasi merupakan pengaruh dan alat dalam aktifitas manusia. Dengan berkomunikasi manusia dapat bertanya mengenai suatu hal yang tidak diketahuinya, menerima dan mengawasi. Komunikasi dapat menjadi saran-saran guna terciptanya ide bersama,

memperkuat perasaan kebersamaan melalui tukar menukar pesan (informasi), menggambarkan emosi dan kebutuhan mulai dari yang paling sederhana sampai yang kompleks.

Sebuah defenisi singkat dibuat oleh Harold D. Lasswell, bahwa cara yang

tepat untuk menerangkan suatu tindakan komunikasi adalah dengan menjawab

pertanyaan : siapa yang menyampaikan (komunikator), apa yang disampaikan

(pesan), melalui saluran apa (media), kepada siapa (komunikas) dan apa

(34)

Komunikasi menurut Carl I. Hovland adalah upaya yang sistematis untuk

merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan

pendapat dan sikap. Dalam hal ini ada upaya dari komunikator selaku penyampai

pesan untuk mempengaruhi sikap dan pendapat dari komunikan atau sasaran

komunikasi (Effendy,1999:12).

H.A.W. Widjaja (2000:13), berpendapat bahwa komunikasi merupakan

suatu hubungan dimana terdapat tukar menukar pendapat atau informasi diantara

pihak-pihak yang berkomunikasi. Komunikasi juga dapat diartikan sebagai suatu

hubungan kontak antara manusia baik secara individu maupun kelompok.

Menurut Delozier, komunikasi melibatkan berbagai tanda-tanda informasi

baik yang berbentuk verbal, nonverbal dan paralinguistik. Tanda-tanda nonverbal

meliputi ekspresi fasial, gerak anggota tubuh, pakaian, warna, musik, rasa, ruang

dan waktu, sentuhan serta bau. Sedangkan tanda paralingustik adalah

tanda-tanda yang terdapat diantara komunikasi verbal dan nonverbal yang meliputi

kualitas suara seperti kecepatan berbicara, tekanan suara dan vokalisasi yang

digunakan untuk menunjukkan makna dan emosi tertentu (Jahi,1993:3).

Defenisi-defenisi komunikasi di atas tentunya belum mewakili semua

defenisi komunikasi yang telah dibuat oleh banyak pakar. Namun, sedikit

banyaknya dapat memberi gambaran seperti apa yang diungkapkan oleh Shanon

dan Weaver (1949), bahwa komunikasi adalah bentuk interaksi yang saling

mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak disengaja serta tidak terbatas

pada bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni

(35)

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan / informasi. Di dalam

proses komunikasi terdapat tiga unsure yang sangat penting, yaitu komunikator,

pesan dan komunikan. Proses komunikasi dalam perspektif mekanistis dapat

diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu:

1. Proses komunikasi secara primer, yaitu : proses penyampaian pikiran oleh

komunikator kepada komunikan dengan menggunakan suatu lambang

(symbol) sebagai media atau saluran.

2. Proses komunikasi secara sekunder, yaitu : proses penyampaian pesan oleh

komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana

sebagai media kedua setelah memakai lambing sebagai media pertama.

Komunikator dalam hal ini menggunakan media kedua dalam melancarkan

komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada ditempat yang

relatif jauh dan berjumlah banyak (Effendy,1999:33).

b. Ciri Komunikasi

Komunikasi memiliki sifat atau ciri. Adapun sifat atau ciri dari

komunikasi, antara lain :

1. Komunikasi Verbal (Verbal Communication)

a) Komunikasi Lisan (Oral Communication)

b) Komunikasi Tulisan / Cetak (Written/Printed Communication)

2. Komunikasi Niverbal (Nonverbal Communication)

a) Komunikasi Kial / Isyarat Badaniah (Gestured Communication)

b) Komunikasi Gambar (Pictorial Communication)

(36)

4. Komunikasi Bermedia (Mediated Communication) (Effendy,1993:33)

c. Tujuan dan Fungsi Komunikasi

Komunikasi mempunyai suatu tujuan. Adapun tujuan komunikasi menurut

Onong U. Effendy (1999 :55), adalah :

1. Mengubah sikap (to change the attitude)

2. Mengubah pendapat atau opini (to change the opinion)

3. Mengubah prilaku (to change the behaviour)

4. Mengubah masyarakat (to change the society)

Adapun fungsi dari kegiatan komunikasi, dibagi atas empat fungsi utama

(Effendy,1999)., yaitu:

1. Menyampaikan informasi (to inform)

2. Mendidik (to educate)

3. Menghibur (to entertain)

4. Mempengaruhi (to influence)

II.1.1. Komunikasi Massa

Dari berbagai macam cara komunikasi dilaksanakan dalam masyarakat

manusia, salah satunya adalah komunikasi massa. Konsep komunikasi massa itu

sendiri pada satu sisi mengandung pengertian suatu proses dimana organisai

media memproduksi dan menyebarkan pesan kepada publik secara luas dan pada

sisi lain merupakan proses dimana pesan tersebut dicari digunakan dan

dikonsumsi oleh audience (Sendjaja,2002:2.1). Komunikasi massa juga

(37)

pengoprasian terutama sifat khalayak yang luas, heterogen, dan anonim, sifat

bentuk komunikasi yang di karakterisiasikan sebagai komunikasi yang umum

serta sifat komunikatornya yang terorganisir (Rakhmat, 1985:3).

Defenisi paling sederhana tentang komunikasi massa dirumuskan Bittner

(1980), yaitu komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui

media massa pada sejumlah besar orang (Rakhmat,2001:188). Sedangkan menurut

Jay Black dan Fredrick C. Whitney (1988), komunikasi massa Adalah sebuah

proses dimana pesan – pesan yang diperoleh secara masal/tidak sedikit itu

disebarkan kepada massa penerima pesan yang luas, anonim, dan heterogen.

Ada beberapa sifat yang melakat dalam komunikaSi massa dan sekaligus

membedakannya dengan bentuk komunikasi lainnya (Liliweri,1991: 37-39):

1. Sifat Komunikator

Sesuai dengan hakekatnya dalam sifat penggunaan media secara profesional

dengan teknologi tingi melalui usaha – usaha industri maka pemilikan media

massa bersifat lembaga, yayasan, organisasi usaha yang mempunyai struktur

dan penjelmaan tugas, fungsi – fungsi serta misi tertentu. Oleh karenanya,

maka berbagai pesan yang terbit dari satu media massa sebenarnya bukan lagi

milik perorangan tetapi hasil rembukan, olahan redaksi atau keputusan dari

kebijaksanaan organisasi yang menerbitkannya.

Berdasarkan hal tersebut maka dalam organisasi pemilik media ini terdapat

pula gatekeeper. Fungsi gatekeeper ini dalam badan – badan usaha pers

umumnya dilakukan oleh editor yang berfungsi menyunting naskah supaya

sesuai dengan misi organisasi, khalayak yang dituju maupun konteks yang

(38)

2. Sifat Pesan

Pesan komunikasi massa bersifat umum, universal tentang berbagai tempat di

muka bumi. Tidak ada pesan komunikasi massa yang hanya ditujukan kepada

suatu masyarakat tertentu.

3. Sifat Media Massa

Sebenarnya salah satu ciri yang paling khas dalam komunikasi massa adalah

sifat media massa. Komunikasi massa nampaknya lebih bertumpu pada

andalan teknologi pembagi pasan dengan menggunakan jasa industri untuk

memperbanyak dan melipatgandakannya.Bantuan industri mengakibatkan

berbagai pesan akan menjangkau khalayak dengan cara yang cepat serta

tepatdan terus menerus. Hal ini akan berfungsi mengatur hubungan antara

komunikator dengan komunikan yang dilakukan secara serempak dan

menjangkau berbagai titik –titik pemukiman manusia di muka bumi pada

waktu yang sama.

4. Sifat Komunikan

Komunikan dalam suatu komunikasi massa dalah khalayak. Khalayak

merupakan masyarakt umum sangat beragam, heterogen dalam segi

demografis, geografis, maupun psikografis. Jumlah keanggotaan komunikan

itu sangat besar, bisa puluhan, ribuan, jutaan, diantara mereka tidak saling

mengenal satu dengan yang lainnya namun pada suatu waktu dan mungkin

pada tempat yang relatif sama mereka memperoleh jenis pesan yang sama dari

media massa tertentu.

(39)

Secara umum terdapat tiga efek dari komunikasi massa, berdasarkan teori

hirarki efek yaitu : (a) efek kognitif, pesan komunikasi massa mengakibatkan

khalayak berubah dalam hal pengetahuan, pandangan, dan pendapat terhadap

sesuatu yang diperolehnya.; (b) efek afektif dimana pesan komunikasi massa

mengakibatkan berubahnya perasaan tertentu dari khalayak. Orang dapat

menjadi lebih marah dan berkurang rasa tidak senagnya terhadap sesuatu

akibat membaca surat kabar, mendengar radio, atau menonton televisi; (c)

efek konatif, yaitu akibat pesan komunikasi massa orang mengambil

keputusan untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu.

6. Sifat Umpan Balik

Umpan balik dari suatu komunikasi massa biasanya lebih bersifat tertunda

daripada umpan balik langsung dalam komunikasi antar pribadi.

Pengembalian reaksi terhadap suatu pesan kepada sumbernya tidak terjadi

pada saat yang sama melainkan ditunda setelah suatu media itu beredar, atau

pesannya itu memasuki kehidupan masyarakat tertentu.

II.1.2. Komunikasi Massa ini terdiri dari :

a). Komunikasi media massa cetak (printed mass media communication)

− Surat Kabar (daily)

− Majalah (magazine)

b). Komunikasi media massa elektronik (electronic mass media communication)

− Radio

(40)

− Film

− Lain-lain

2. Komunikasi Medio (Medio Communication), yang terdiri dari:

a). Surat

b). Telepon

c). Pamflet

d). Poster

e). Lain-lain (Effendy,1999).

II.1.3. Media Massa

Media massa mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut (Mc. Quail,

1991:3) :

1. Media merupakan produksi yang berubah dan berkembang yang menciptakan

lapangan pekerjaan, barang dan jasa serta menghidupkan industri lain yang

terkait. Media juga merupakan industri tersendiri yang memiliki peraturan dan

norma-norma yang menghubungkan institusi tersebut dengan masyarakat dan

institusi sosial lainnya. Dilain pihak, institusi media diatur oleh masyarakat.

2. Media massa merupakan sumber kekuatan sebagai alat kontrol, manajemen

dan inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti

kekuatan atau sumber daya lain.

3. Media merupakan lokasi (forum) yang semakin berkembang, untuk

menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat, baik yang bertaraf

(41)

4. Media seringkali berperan sebagai wahana pengembangan kebudayaan, bukan

saja dalam pengertian perkembangan untuk seni dan simbol, tapi juga dalam

pengertian pengembangan tata cara, mode, gaya hidup, dan norma-norma.

5. Media telah menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu untuk

memperoleh gambaran citra realitas sosial, tetapi juga bagi masyarakat dan

kelompok secara kolektif. Media menyuguhkan nilai-nilai dan penilaian

normatif yang dibaurkan dengan berita dan hiburan.

Media massa sangat berpengaruh pada kehidupan manusia karena media

massa yang merupakan hasil kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi canggih

bisa meningkatkan intensitas, kecepatan, dan jangkauan komunikasi dengan

pengaruh sosial yang cukup besar. Dengan adanya alat-alat komunikasi massa

yang canggih, maka alat-alat tersebut tidak dapat dipisahkan dari kehidupan

manusia zaman sekarang ini.

Menurut Cangara (2002: 134-135), karakteristik media massa yaitu:

1. Bersifat melembaga, artinya pihak yang mengelola media terdiri dari banyak

orang, yakni melai dari pengumpulan, pengelolaan sampai pada penyajian

informasi.

2. Bersifat satu arah, artinya komunikasi yang dilakukan kurang memungkinkan

terjadinya dialog antara pengirim dan penerima. Kalaupun terjadi reaksi atau

umpan balik, biasanya memerlukan waktu dan tertunda.

3. Meluas dan serempak, artinya dapat mengatasi rintangn waktu dan jarak,

karena ia memiliki kecepatan. Bergerak secara luas dan simultan, dimana

(42)

4. Memakai peraltan teknis atau mekanis, seperti radio, televisi, surat kabar dan

semacamnya.

5. Bersifat terbuka, artinya pesannya dapat diterima oleh siapa saja dan dimana

saja tanpa mengenal usia, jenis kelamin dan suku bangsa.

II.1.4. Komunikasi Spritual

A. Definisi dan makna komunikasi spiritual

Menurut Nina syam (2006) komunikasi spiritual adalah komunikasi yang

terjadi antara manusia dan Tuhan atau dapat pula difahami bahwa komunikasi

spiritual berkenaan dengan agama. Artinya: komunikasi yang didasari

nuansa-nuansa keagamaan. Karena agama mengajarkan kepada kita :

- Siapakah kita

- Apa tujuan hidup kita

- Mau kemana arah hidup kita

Untuk menjawab itu semua kita perlu melakukan komunikasi spiritual.

Hakikat komunikasi adalah proses pencipta makna dengan menggunakan

simbol-simbol atau tanda. Allah menebarkan simbol-simbol atau

tanda-tanda melalui dua ayat yaitu

1. Ayat quraniyah (tulisan-tulisan Al-Qur’an) yang berisi perintah dan larangan.

2. Yang kedua, ayat kauniyah, (berbentuk alam semesta) yang antara lain: Allah

telah menciptakan bumi, langit, gunung, dan lain-lainnya, demikian pula

peristiwa-peristiwa alam seperti tsunami, banjir dan lain sebagainya.Hal ini

merupakan tanda-tanda komunikasi Allah dengan makhluknya. Dalam konteks

(43)

dapat berkomunikasi dengan Tuhan melalui amalan-amalan batin, seperti

sholat, berdoa zikir dan lain-lain. Pada waktu kita sholat sesungguhnya kita

sedang melakukan berkomunikasi dengan Tuhan. Tuhan bertindak sebagai

komunikan (penerima pesan) , sedang kita bertindak sebagai komunikator

(pengirim pesan). Komunikasi spiritual antara manusia dan Tuhan, bila

direnungkansecara saksama, sesungguhnya dipengarui oleh suara hati kita

yang bersih. Suara hati kita yang bersih inilah yang disebut kecerdasan

spiritual. Menurut Ary Ginanjar(2001) kecerdasal spiritual tidak sama dengan

ritual. Ritual adalah bagian dari kecerdasan spiritual.

Kecerdasan spiritual atau spiritual quotieont (SQ), Zohar dan Marshall

(Ginanjar,2001:46) mendefinisikan kecerdasan spiritual sebagai kecerdasan untuk

menghadapi persoalan makna, yaitu kecerdasan untuk menempatka perilaku dan

hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk

menilai bahwa tindakan seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang

lain. SQ adalah landasan yang diperlukan untuk memfungsikan kecerdasan

intelektual (IQ) dan kecerdasan emosional (EQ) secara efektif. Sedangkan dalam

ESQ, kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna spiritual

terhadap pemikiran, perilaku dan kegiatan, serta mampu menyinergikan.

IQ, EQ dan SQ secara konprehensif ( Ginanjar, 2001:47 )

B. Tujuan komunikasi spiritual

Tujuan utama berkomunikasi antara manusia dan Tuhan yaitu:

(44)

2. Peningkatan kualitas ibadah

3. Peningkatan kualitas akhlak

4. Tercapainya perdamaian hakiki

5. Keselamatan dunia akhirat

II.2. One Step Flow

Dalam penelitian ini, peneliti akan menetapkan model komunikasi massa Alir Satu Tahap (one-step flow model) sebagai landasan. Model ini menyatakan saluran media massa berkomunikasi secara langsung kepada komunikate, dalam arti pesan- pesan media mengalir tanpa harus melalui opinion leader. Model ini mengakui pesan-pesan komunikasi sama tetapi efek yang ditimbulkan tidak selalu sama pada masing-masing penerima. .

One-step flow model mengakui media massa bukanlah allpowerful (berkuasa penuh), dan tidak semua media

mempunyai kekuatan yang sama. Aspek-aspek seleksi penyaringan dari khalayak seperti selective exposure (hal-hal yang disukai), selective perception (persepsi), dan selective retention (ingatan) mempengaruhi dampak pesan. One-step flow

model mempengaruhi kemungkinan timbulnya reaksi atau efek yang berbeda di kalangan audiens penerima terhadap

pesan-pesan media yang sama.(Wiryanto,2000:32-33).

Bagan 1.1

One-step flow model dapat digambarkan sebagai berikut :

One-step flow mode

l

Umpan balik tidak harus sama

( Sumber : Wiryanto,2000:33 )

Berdasarkan model di atas maka jika diaplikasikan kepada masalah penelitian dapat dilihat pada bagan 1.2 yang menggambarkan hubungan antara fatwa mengenai bunga Bank haram di internet sebagai media komunikasi MUI dengan mahasiswa Fakultas Hukum USU sebagai berikut:

Bagan 1.2

Model hubungan Fatwa Bunga Bank Haram oleh MUI dengan internet sebagai media komunikasi

Tanggapan

MUI sebagai komunikator menyampaikan pesan atau informasi melalui internet sebagai salah satu media massa kepada komunikate yaitu masyarakat khususnya Mahasiswa Fakultas Hukum USU.

Pesan-pesan media

massa audience Mass

Pesan Fatwa MUI tentang Bunga Bank di

internet

(45)

Setelah mendapatkan informasi atau pesan tersebut mahasiswa

memberikan umpan balik yang berupa tanggapan mereka terhadap fatwa MUI di internet.

Sedangkan tanggapan itu sendiri menurut Kottler adalah: “ Serangkaian reaksi dari penerima setelah melihat atau mendengar pesan-pesan yang dikirim oleh pihak pengirim. Pendengar akan menanggapi atau mengambil tindakan setelah mendengar iklan tersebut ”. (Kottler,1992:107).

Khalayak memberikan tanggapan terhadap pesan-pesan media massa dapat diterangkan melalui teori selective influence yang terdiri dari empat prinsip yaitu :

1. Selective Attention

Pertama, perbedaan individu dalam merespon pesan-pesan terjadi hanya karena perbedaan dalam struktur kognitif yang mereka miliki. Cara pandang, berfikir, berpengetahuan, kepercayaan setiap individu terhadap sesuatu yang baru termasuk isu yang disampaikan tidaklah sama. Karena itu setiap individu hanya akan memilih jenis pesan yang paling berkesan saja yang bisa mempengaruhi dia untuk mengikuti pendapat yang disampaikan.

Kedua, karena keanggotaan seseorang dalam masyarakat ada dalam berbagai kelompok sosial maupun kemasyarakatan maka ada dugaan memilih perhatian terhadap pesan tertentupun sangat dipengaruhi kelompok itu.

2. Selective Perception

Karena adanya perbedaan dalam faktor-faktor kognitif; minat dan

kepercayaan, pengetahuan, sikap dan kebutuhan, nilai-nilai maka individu secara selektif mempersepsi suatu pesan yang menerpanya. Dengan demikian terdapat perbedaan penerimaan pesan yang dipersepsi oleh penerima karena terdapat perbedaan kognisi itu.

3. Selective Recall

Seseorang cenderung memilih kembali hanya pesan-pesan yang diingat saja. Jadi prinsip ini meskipun pararel dengan seleksi pada perhatian namun setiap orang memilih pesan yang paling berkesan saja.

(46)

Selective action dalam sebuah informasi mengarahkan untuk memutuskan

tindakan yang dipilhnya setelah menimbang keuntungan dan kerugian dari semua informasi yang diterima.

Dalam model ini dijelaskan bahwa umpan balik dari komunikate tidak selalu sama walaupun informasi atau pesan dan media yang digunakan sama. Hal ini disebabkan karena adanya seleksi penyaringan dari khalayak atau mahasiswa, seleksi penyaringan itu antara lain perbedaan persepsi, perbedaan minat.

Oleh karena itu tanggapan yang akan diberikan mahasiswa pun akan berbeda. Mahasiswa akan memberikan tanggapan setelah menerima pesan yang disampaikan oleh MUI melalui jaringan internet. Tanggapan tersebut dapat berupa perubahan pandangan, perubahan sikap bahkan perubahan tingkah laku.

II.3. Opini Publik

II.3. 1. Pengertian Opini Publik

Menurut William Albig (Sunarjo, 1984 : 31), opini adalah suatu

pemyataan mengenai sesuatu yang sifatnya bertentangan atau "an opinion is some

expression on controversial point". Selanjutnya Albig mengemukakan bahwa

pendapat atau opini itu dinyatakan kepada sesuatu hal yang kontroversial atau

sedikit-dikitnya terdapat pandangan yang berlainan mengenai masalah tersebut.

Suatu hal atau sesuatu masalari yang nyata dan jelas tidak dapat menjadi subjek

opini publik. Subjek opini publik biasanya adalah mengenai masalah-masalah

yang baru. Opini berupa reaksi pertama dimana orang mempunyai rasa ragu-ragu

terhadap suatu masalah yang lain dari kebiasaan, ketidakcocokan dan adanya

perubahan penilaian, sehingga unsur-unsur tersebut mendorong untuk saling

mempertentangkannya. Dengan demikian, pengertian opini mempunyai dua

unsur, yaitu:

1. Pernyataan,

2. Mengenai masalah yang bertentangan. Pendapat atau opini itu tidak akan

timbul bila tidak ada pertentangan dan pertentangan itu harus dinyatakan.

(47)

ditunjukan dengan tingkah laku atau dengan suatu bentuk tingkah laku yang

lain.

Sunarjo (1984 : 24) menjelaskan opini (pendapat) mempunyai ciri-ciri

sebagai berikut :

a. Selalu diketahui dari pernyataan-pernyataan;

b. Merupakan sintesa atau kesatuan dari banyak pendapat;

c. Mempunyai pendukung dalam jumlah yang besar.

Menurut Mayor Polak (Sunarjo, 1984 : 19), publik atau khalayak ramai

adalah sejumlah orang yang mempunyai minat sama terhadap suatu persoalan

tertentu. Mempunyai minat yang sama tidak berarti mempunyai pendapat yang

sama. Dengan demikian, publik adalah sejumlah orang yang berminat dan merasa

tertarik terhadap suatu masalah dan berhasrat mencari suatu jalan keluar dan

dengan mewujudkan tindakan yang konkret.

Sedangkan pengertian publik menurut Soekamto adalah kelompok yang

tidak merupakan kesatuan. Interaksi terjadi secara tidak langsung melalui media

komunikasi baik media komunikasi secara umum misalnya pembicaraan secara

pribadi, desas-desus, melalui media komunikasi massa misalnya surat kabar,

radio, televisi dan sebagainya.

Bogadus mengatakan bahwa publik itu adalah sejumlah besar orang antara

yang satu dengan yang lain tidak saling mengenal, akan tetapi semuanya

mempunyai perhatian dan minat yang sama terhadap suatu masalah (Sumarno,

1990: 24).

Herbert Blumer (Sastropoetro, 1990 : 108) mengemukakan ciri-ciri publik

(48)

1. Dikonirontasikan atau dihadapkan pada suatu isu;

2. Terlibat dalam diskusi mengenai isu tersebut;

3. Memiliki perbedaan pendapat tentang cara mengatur isu.

Para ilmuwan mengungkapkan berbagai rumusan yang satu sama lain

berbeda akan batasan opini publik. Cutlip dan Center (Sastropoetro, 1990 : 70)

menyatakan bahwa opini publik adalah sejumlah akumulasi pendapat individual

tentang suatu isu dalam pembicaraan secara terbuka dan berpengaruh terhadap

sekelompok orang. Dengan demikian, opini publik terbentuk melalui suatu

kegiatan berupa debat pembicaraan, atau pertukaran informasi antara

individi-individu yang berada dalam suatu kelompok.

Sedangkan menurut Clyde, opini publik adalah penilaian sosial mengenai suatu

masalah yang penting dan berarti, berdasarkan proses perukaran-pertukaran yang

sadar dan rasional oleh khalayaknya (Sumarno, 1990 : 19).

Irish dan Protho (Susanto, 1985 : 91) menyatakan bahwa suatu pendapat

harus dinyatakan terlebih dahulu agar dapat dinilai sebagai opini publik. Hal ini

disebabkan karena sesuatu yang belum dinyatakan belum bisa disebut opini

karena belum mengalami proses komunikasi. Suatu pendapat akan menjadi isu

apabila mengandung unsur kemungkinan pro dan kontra suatu pendapat (tentang

suatu kejadian) yang telah dinyatakan. Dengan demikian, ia akan menimbulkan

adanya pendapat baru yang menyenangkan atau tidak baginya.

Selanjutnya Irish dan Protho (Susanto, 1985 : 92) menambahkan bahwa

suatu isu akan menjadi isu sosial apabila ia menyebabkan orang lain akan

(49)

atas persoalan yang dibahas oleh pendapat semula. Dengan demikian, opini publik

merupakan opini yang mengandung unsur-unsur berikut:

1. Adanya masalah atau situasi yang bersifat kontroversial;

2. Adanya publik yang secara spontan terpikat kepada masalah tersebut,

melibatkan diri ke dalamnya dan berusaha memberikan pendapatnya.

3. Adanya kesempatan bertukar pikiran atau berdebat mengenai masalah yang

kontroversial tersebut.

Dari berbagai uraian yang telah dikemukakan dapat diambil kesimpulan

bahwa opini publik adalah (Sunarjo, 1984 : 32) :

1. Opini publik merupakan persatuan pendapat (sintesa dari

pendapat-pendapat orang banyak);

2. Sedikit banyaknya mendapat dukungan dari sejumlah orang;

3. Dalam opini publik orang menyatakan persetujuan atau tidak setuju terhadap

gagasan atau terhadap suatu situasi, kejadian atau peristiwa.

4. Opini publik merupakan kesatuan perasaan (emosi) dan akal, karenanya

opini mudah berubah misalnya dari setuju menjadi tidak setuju;

5. Opini publik dapat dibentuk dan karena opini itu bukan suatu fakta maka

belum tentu benar;

6. Opini publik mungkin sekali dilakukan dengan timbulnya suatu aksi,

misalnya demonstrasi atau unjuk pendapat;

7. Tidak boleh dilupakan bahwa terbentuknya opini publik selalu memulai

diskusi sosial.

(50)

Menurut Cutlip dan Center, opini publik merupakan hasil penyatuan

pendapat para individu tentang masalah-masalah yang bersifat umum

(Sastropoetro, 1990 : 52).

Mengenai suatu persoalan (isu) yang dianggap aktual, tiap individu dapat

mempercakapkannya tanpa acara, waktu dan tempat. Percakapan yang berupa

pertukaran-pikiran dan kadang-kadang berdebat sengit itu berlangsung di jalan, di

kantor, di rumah makan atau waning kopi, di tempat-tempat pertemuan atau

dimana saja, dimana masing-masing pihak yang terkait mengajukan pendapatnya

berlandas pada fakta atau perasaan (sentimen), prasangka (prejudice), harapan,

ketakutan, kepercayaan, pengalaman, prinsip-prinsip, pendirian, tradisi, keyakinan

dan sebagainya. Persoalan yang didiskusikan iu dalam prosesnya mengacu pada

suatu kondisi yang terkonsolidasi dan jelas hingga terwujud bentuk-bentuk

pendapat tertentu (Sumarno, 1990 : 19).

Selanjutnya dikemukakan bahwa. orang-orang yang mempunyai opini atau

pendapat yang tegas, mendasarkannya kepada alasan-alasan yang rasional yang

berarti dasar-dasar yang masuk akan dan dapat dimengerti oleh orang lain. Jadi

seperti telah dikemukakan terlebih dahulu dan perlu diulangi kembali ialah ada

tiga sebab yang menimbulkan perbedaan pendapat, yaitu :

1. Perbedaan pandangan terhadap fakta

2. Perbedaan perkiraan tentang cara-cara terbaik untuk mencapai tujuan

3. Perbedaan motif yang serupa guna mencapai tujuan

Dasar-dasar yang rasional yang berhubungan dengan ketiga sebab tadi

Gambar

Tabel 1
Tabel 2
Tabel 4 Lama bergabung
Tabel di atas menggambarkan jenjang pelatihan di dalam tata laksana
+7

Referensi

Dokumen terkait

Timbalan Yang di-Pertua [Dato' Mohd Rashid Hasnon]: Ahli-ahli Yang Berhormat, sebelum kita menyambung perbahasan, saya ingin membuat pemakluman daripada Tuan Yang

Pelaksanaan perlindungan hak atas pendidikan bagi penyandang disabilitas di Universitas Negeri Gorontalo telah dilakukan sejak tahun 2014 pada proses seleksi SNMPTN 2014 yang

Penelitian dilakukan untuk melakukan pemilihan karyawan yang berhak mendapatkan bonus dengan metode ANP (Analytic Network Process ) dimana metode ini akan

Dalam tugas akhir ini akan dilakukan penurunan ulang se- cara lengkap mengenai Persamaan Medan Einstein dengan pe- nambahan konstanta kosmologi, Metrik Friedmann Lemaitre

Pada prinsipnya, KTSP merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari SI, namun pengembangannya diserahkan kepada sekolah agar sesuai dengan kebutuhan sekolah

Oleh karena itu, selan- jutnya digunakan uji parametrik yaitu uji

Hal-hal apa yang dibutuhkan oleh petani kopi untuk mengembangkan

Data yang diolah pada sistem berupa nilai instrumen dari delapan unsur supervisi mutu yakni Nilai Standar Nasional Pendidikan yang terdiri dari Standar isi, standar proses,