• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sang Pemimpi No Shosetsu No Bunseki

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Sang Pemimpi No Shosetsu No Bunseki"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

SANG PEMIMPI NO SHOSETSU NO BUNSEKI

KERTAS KARYA DIKERJAKAN

O L E H

MUTIA VISIANY

NIM. 072203012

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS SASTRA

PROGRAM PENDIDIKAN NON-GELAR SASTRA BUDAYA

DALAM BIDANG STUDI BAHASA JEPANG

(2)

SANG PEMIMPI NO SHOSETSU NO BUNSEKI

KERTAS KARYA Dikerjakan

O L E H

MUTIA VISIANY

NIM. 072203012

Dosen Pembimbing Dosen Pembaca

(Drs. Nandi. S) (Adriana Hasibuan, SS, M.Hum) NIP. 19600822 1988 03 1 002 NIP. 19620727 1987 03 2 005 Kertas karya ini diajukan kepada panitia ujian

Program pendidikan Non-Gelar Fakultas Sastra USU Medan Untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III Dalam Bidang Studi Bahasa Jepang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA PROGRAM PENDIDIKAN NON-GELAR SASTRA BUDAYA DALAM BIDANG STUDI BAHASA JEPANG

(3)

Disetujui Oleh :

Program Diploma Sastra dan Budaya

Fakultas Sastra

Universitas Sumatera Utara

Medan

Program Studi D3 Bahasa Jepang

Ketua,

Adriana Hasibuan, S.S., M.Hum

NIP 19620727 1987 03 2 005

(4)

PENGESAHAN

Diterima oleh :

Panitia Ujian Program Pendidikan Non-Gelar Sastra Budaya

Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Medan, untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III Bidang Studi Bahasa Jepang

Pada :

Tanggal :

Hari :

Program Diploma Sastra Budaya Fakultas Sastra

Universitas Sumatera Utara

Dekan,

Prof. Syaifuddin, M.A., Ph.D. NIP 19650909 1994 03 1 004

Panitia :

No. Nama Tanda Tangan

1. Adriana Hasibuan, S.S., M. Hum ( )

2. Drs. Nandi S. ( )

3. Adriana Hasibuan, S.S., M. Hum. ( )

(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT. Atas rahmat

dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan kertas karya yang berjudul

“ANALISIS NOVEL SANG PEMIMPI”

Penulis menyadari bahwa apa yang penulis sajikan di dalam kertas karya ini

masih jauh dari sempurna, dan masih terdapat kekurangan-kekurangan dari tata

bahasa maupun isi pembahasan. Dengan kerendahan hati, penulis sangat

mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi kesempurnaan kertas karya ini.

Dalam penulisan kertas karya ini, penulis banyak menerima bantuan dan

dorongan dari berbagai pihak . Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan

rasa terima kasih yang tak terhingga, terutama kepada:

1. Bapak Prof. Syaifuddin, M.A, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Sastra

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Adriana, SS, M.Hum , selaku Ketua Jurusan Bahasa Jepang Universitas

Sumatera Utara dan Dosen Pembaca

3. Ibu Hj. Rani Arfianty, SS, selaku Dosen Wali yang telah banyak memberikan

pengarahan kepada penulis selama melaksanakan studi.

4. Bapak Drs.Nandi. S, selaku Dosen Pembimbing yang dengan ikhlas

meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan kepada

penulis sehingga dapat menyelesaikan kertas karya ini.

5. Staf Pengajar Jurusan Bahasa Jepang Fakultas Sastra Universitas Sumatera

Utara.

6. Teristimewa kepada Kedua Orang Tuaku Ayahanda Abdi Satria Nip, Ibunda

(6)

Ferdiansyah, S.H, yang telah memberikan dukungan moril maupun Doa

kepada penulis sehingga terselesainya kertas karya ini.

7. Bapak Edi Sofyan Siregar sekeluarga, dan terspesial Teddy Yohendra Siregar,

S.Tp, yang selalu membantu dan memberi semangat kepada penulis sehingga

terselesainya kertas karya ini.

8. Sahabat-sahabatku, Diva, Jhiki, Nana, Yuni, Dewi, kak San2, kak Sari, kak

Desy, kak Yuni, kak manda, kak Herna, yang telah banyak membantu dan

memberikan semangat kepada penulis selama melaksanakan studi, dan teman-

teman IPTR I Love U all. Serta seluruh rekan-rekan yang telah membantu dan

memberikan semangat kepada penulis.

Tiada lagi harapan penulis, semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya kepada semua pihak yang telah membantu. Dan semoga kertas karya ini

dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Juni2010 Penulis

(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Alasan Pemilihan Judul ... 1

1.2. Tujuan Penulisan ... 1

1.3. Batasan Masalah ... 2

1.4. Metode Penulisan ... 2

BAB II RINGKASAN CERITA ... 3

BAB III ANALISA CERITA ... 10

3.1. Tema ... 10

3.2. Penokohan ... 10

3.3. Setting ... 11

3.4. Alur Cerita ... 11

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 13

4.1 Kesimpulan ... 13

4.2 Saran ... 13

(8)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Alasan Pemilihan Judul

Sang Pemimpi merupakan salah satu novel terbaik karangan Andrea Hirata,

yang diangkat berdasarkan kisah nyata perjalanan hidup Andrea sendiri, yang

berceritakan tentang kegigihan dan pengorbanan tiga orang anak laki-laki dalam

menghadapi cobaan dan meraih mimpi-mimpi nya.

Alasan penulis untuk menganalisis Novel Sang Pemimpi adalah karena di

dalam novel ini menceritakan tentang persahabatan tiga orang anak laki-laki. Setiap

manusia pasti bermimpi, karena dengan bermimpi kita dapat mempunyai semangat

untuk meraih cita-cita dan masa depan kita. Selain itu ada beberapa pelajaran

berharga yang mewarnai cerita ini.

Persahabatan di antara mereka sangat erat. Akhirnya mereka dapat meraih

mimpi-mimpinya. Dan kekeluargaan di antara mereka sangat harmonis, sehingga

penulis dapat mengambil nilai-nilai positif dari kisah yang dialami oleh tokoh-tokoh

yang di ceritakan di dalam novel ini.

1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan kertas karya ini adalah:

1. Untuk menambah wawasan pembaca yang ingin mengetahui permasalahan

yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

2. Untuk memberitahu pembaca bahwa hidup itu pilihan dan dibutuh kan

(9)

1.3 Batasan Masalah

Dalam penulisan kertas karya ini, penulis hanya memaparkan karakter

masing-masing tokoh, tema, seting dan alur dalam novel ini.

1.4 Metode Penulisan

Dalam penulisan kertas karya ini, penulis menggunakan metode kepustakaan

yaitu metode pengumpulan data dengan cara membaca buku, novel yang

bersangkutan dengan pembahasan yang terdapat dalam kertas karya ini.

(10)

BAB II

RINGKASAN CERITA

Novel ini menceritakan tentang tiga orang anak yang tinggal jauh di

pedalaman pulau Belitong. Tiga orang anak tersebut tinggal di sebuah kampung

Melayu, mereka bermimpi untuk melanjutkan sekolah hingga ke Perancis,

menjelajahi Eropa, bahkan sampai ke Afrika. Ikal, Arai, dan Jimbron, merekalah si

pemimpi itu. Walau pun tidak munkin terwujud, mereka tak peduli, mereka memiliki

tekad baja untuk mewujudkan mimpi mereka. Hidup di daerah terpencil, kepahitan

hidup, kemiskinan, bukanlah pantangan bagi mereka untuk bermimpi. Mereka tak

menyerah pada nasib dan keadaan mereka. Bagi mereka mimpi adalah energi bagi

kehidupan mereka masa kini untuk melangkah menuju masa depan yang mereka

cita-citakan.

Arai sebenarnya masih memiliki hubungan darah dengan Ikal, kedua orang

tuanya meninggal dunia ketika ia masih kecil. Arai tak memiliki saudara kandung,

sehingga setelah kematian kedua orang tuanya Arai diasuh oleh kedua orang tua Ikal

di kampungnya sehingga bagi Ikal, Arai adalah saudara sekaligus sahabat terbaik

baginya. Arai selalu memiliki pemikiran-pemikiran yang tak bisa ditebak orang lain

dia memiliki pribadi yang terbuka dan cerdas. Sedangkan Jimbron adalah sosok

rapuh, ia tak cerdas, ia gagap dalam berbicara semenjak kematian ayahnya. Jimbron

sangat terobsesi oleh kuda, karena seminggu sebelum kematian ayah nya, Dia

menonton sebuah film di televisi balai desa.Dalam film koboy itu tampak seseorang

membawa orang sakit untuk diobati dengan mengendarai kuda secepat angin sehingga

(11)

Ikal, Arai dan Jimbron memiliki rasa kesetiakawanan yang tinggi. Mereka

bahu membahu mewujudkan mimpi mereka. Pada saat PN Timah Belitong sedang

dalam keadaan terancam bangkrut, gelombang PHK besar-besaran membuat banyak

anak-anak tidak bisa meneruskan sekolah mereka karena orang tuanya tak sanggup

membiayai. Mereka yang masih ingin bersekolah harus bekerja. Demikian juga

dengan mereka begitu tamat SMP mereka ingin tetap melanjutkan sekolah mereka.

Karena di kampung mereka tak ada SMA, mereka harus merantau ke Magai, 30

kilometer jaraknya dari kampung mereka. Untuk itu mereka tinggal bersama-sama

dalam sebuah rumah kontrakan, sedangkan untuk memenuhi kebutuhan hidup

sehari-harinya mereka bekerja sebagai pembawa stick di padang golf, penunggu perahu

nelayan serta pemikul ikan tangkapan para nelayan yang dibawa ke pasar ikan.

Selain kisah-kisah ketiga pemimpi yang terdapat dalam cerita ini, pembaca

akan disuguhi potret pemandangan pulau Belitong dan kondisi sosialnya salah satunya

yaitu mengungkap tentang anak-anak melayu yang harus bekerja untuk mendulang

tembaga, mencari bongkah kaursa, topas dan gelena sesungguhnya hasil bumi tersebut

adalah milik penduduk kampung Melayu, namun semuanya itu harus mereka muat

sendiri ke atas tongkang untuk menggendutkan perut para bos di Jakarta.

Di novel ini dicerita kan juga cerita tentang Laksmi,gadis yang dipungut

seorang Tionghoa Thong San, pemilik pabrik cincau. Dia bekerja disitu seperti

Jimbron dengan Pendeta Geo, bapak asuh Laksmi justru menumbuhkan Laksmi

menjadi muslim yang taat.Laksmi selalu menampilkan kesan seakan-akan tak ada lagi

orang yang mencintai nya di dunia ini, padahal, diam-diam, Jimbron menyukainya.

Jimbron bersimpati kepada Laksmi karena merasa nasib mereka sama-sama

memilukan. Jimbron sering menghibur Laksmi, dia sering menghampiri Pak Balia

(12)

cerita-cerita jenaka dan indah kepada Jimbron. Pak Balia adalah kepala sekolah sekaligus

guru sastra di SMA mereka. Bapak Drs. Julian Ichsan Balia, bagi Ikal dialah guru

yang sangat baik. Dia selalu memberi semangat kepada murid-murid, sabar dan dia

sangat menyayangi murid-murid nya.

Akhirnya Ikal, Arai dan Jimbron lulus SMA. Hasil ujian akhir mereka amat

baik. Ikal dan Arai akan berangkat ke Pulau Jawa untuk mengadu nasib, sedangkan

Jimbron tetap di kampung. Sementara keinginan kuliah di tunda dulu karena tanpa

keluarga dan sahabat yang di tuju di Pulau Jawa di perkirakan uang tabungan mereka

hanya cukup untuk hidup enam bulan saja. Jika selama itu mereka tidak mendapatkan

pekerjaan maka nasib mereka akan diserah kan pada Pencipta nasib yang bersemayam

di langit sana.

Sesampai nya di Jakarta tepat nya di pelabuhan Tanjung Priok, mereka

mencari bus arah Ciputat karena kata nya disana tempat yang agak aman dari tempat

lain nya. Tiba-tiba berenti lah sebuah bus di dekat mereka, dan ada seseorang yang

menarik tas mereka ke dalam bus dan mereka bertanya apakah bus ini arah ke Ciputat,

bukan nya menjawab orang itu malah hanya berdiam saja. Karena bagi orang Melayu

diam adalah tanda setuju maka mereka pun naik ke bus. Karena terlalu lelah nya

dalam perjalanan mereka pun tidur dengan pulas, dan penumpang pun satu persatu

sudah banyak yang mulai turun, tiba-tiba bus berhenti dan mereka di bangun kan oleh

seorang laki-laki. Dan mereka pun turun, ternyata misi mereka menemukan Terminal

Ciputat gagal. Mereka terdampar ditempat yang tak pernah mereka rencana kan

sebelum nya. Bogor sama sekali asing bagi mereka, mereka berjalan meninggal kan

(13)

dengan tulisan Institut Pertanian Bogor (IPB). Dan yang lebih menyenangkan lagi

adalah di belakang nya ada masjid.

Esoknya dengan mudah mereka menemukan kos di perkampungan dibelakang

IPB, sungguh menyenangkan tinggal disana. Baru pertama kali mereka melihat

kehidupan mahasiswa, IPB. Mahasiswa-mahasiswa pintar yang bermutu tinggi. Rindu

mereka memuncak akan bangku sekolahan.

Hari-hari berikut nya mereka mulai panik karena belum juga menemukan

pekerjaan. Berbulan-bulan sudah mereka mencari pekerjaan tapi tak dapat juga,

bahkan hanya untuk sekedar menjadi penjaga toko pun sulit.

Pada bulan kelima mereka mendapat pekerjaan sebagai seorang sales. Sebulan

penuh mereka bekerja tak satu pun ada barang yang terjual. Maka berdasarkan

perjanjian yang sudah di tanda tangani diatas materai, mereka harus bersedia dipecat

sebab wan prestasi.

Pada suatu hari mereka mengetahui bahwa kantor Pos sedang membuka

penerimaan pegawai, dan mereka pun mendaftar. Rupa nya hanya Ikal saja yang di

terima, dan Ikal beserta puluhan calon pegawai Pos, dinaikkan ke bak sebuah truk

berwarna hijau, digelandang ke Pusat Pendidikan Perhubungan Angkatan Darat di

Cimahi. Di barak militer itu, calon pegawai kiriman dari perusahaan-perusahaan

digembleng fisik dan mentalnya menduduki pangkat terendah. Dihitung dalam sehari,

paling tidak, 125 kali Ikal memberi hormat.

Setelah sebulan, Ikal kembali ke Bogor. Dengan seragam seperti Tamtama,

ransel ABRI, dan kepala gundul, Ikal menuju rumah kos mereka karena Ikal rindu

pada Arai. Sebulan penuh Ikal tersekap di barak militer, tak dapat dihubungi atau

menghubungi siapapun. Tapi, dikamar kos mereka tak ada siapa-siapa, Ikal melihat

(14)

itu. Dengan sahabatnya dari pabrik tali dulu, naik kapal lawit, Arai telah berangkat ke

Kalimantan.

Meskipun sibuk bekerja menyortir surat, Ikal tak lupa akan cita-cita awalnya.

Sambil bekerja , Ikal mempersiapkan diri untuk masuk ke Universitas Indonesia.

Tahun berikutnya, Ikal diterima di sana. Ikal mengatur jadwal sift menyortir surat

sesuai dengan kesibukan kuliah.

Setelah hampir empat tahun akhirnya, Ikal berhasil menyelesaikan kuliah nya.

Cita-cita nya tak pernah padam, tak pernah lekang. Meskipun bersusah payah

menyelesaikan kuliah, apa yang telah tercapai dianggap baru sebagai permulaan.

Tak lama kemudian, Ikal membaca pengumuman bea siswa pendidikan strata

dua yang dibuka Uni Eropa. Ikal mendaftar dan mengikuti berbagai macam tes. Ikal

melewati tahap-tahap tes dengan sukses sampai pada tes akhir. Tes terakhir diadakan

di sebuah gedung di Jakarta. Peserta tes diwawancarai para ahli sesuai dengan bidang

studi yang akan diambil di Eropa.

Setelah wawancara, Ikal melalui sebuah koridor yang panjang. Ketika

melewati sebuah pintu, Ikal mendengar suara yang pernah dikenal. Disimak baik-baik

suara yang bersumber dari dua orang itu. Satu suara orang tua, satu lagi suara orang

muda. Ikal memejamkan mata berkonsentrasi untuk mengenali suara itu.

Akhirnya, wawancara selesai. Dia mundur beberapa langkah, matanya melihat

ke ambang pintu. Gagang pintu berputar. Akhirnya, dia keluar. Hati Ikal bergetar,

ternyata dialah Arai.

Akhirnya, Ikal tahu bahwa Arai bekerja di sebuah perusahaan pertambangan

(15)

Berbulan-bulan mereka menunggu keputusan penguji bea siswa. Lima belas

dari ribuan orang pelamar adalah peluang yang amat sempit. Ayah yang sedang

menyiangi pekarangan berhambur ke pinggir jalan mengambil surat dari tuan Pos. Dia

menyerahkan nya ke pada mereka. Dari sampulnya mereka langsung tahu bahwa

surat-surat itu adalah pemberitahuan hasil ujian beasiswa mereka. Mereka

memutuskan untuk membukanya setelah shalat magrib.

Usai magrib, ayah dan ibu nya langsung duduk dikursi meja makan. Ikal tak

sanggup membaca surat itu, maka diserahkan kepada ibu nya. Ibu membuka surat itu

pelan-pelan dan membacanya, matanya berkaca-kaca. Detik itu juga Ikal tahu bahwa

dia lulus. Dia terbelalak membaca nama universitas yang menerima nya. Namun,

ditengah kesenangan itu mereka terhenyak, dari ruang tengah, terdengar

samara-samar suara isak tangis.

Air mata berjatuhan membasahi bingkai plastik foto ibu dan ayah Arai,

membasahi kertas tebal yang dipegang Arai bergetar-getar, mereka masih berdiri

mematung di ambang pintu ketika dia mengatakan dengan lirih sambil tersedu sedan,

Aku lulus. Ikal mengambil surat beasiswa Arai dan membacanya, lalu jiwanya seakan

terbang. Karena di kertas itu tertulis nama universitas yang menerima Arai sama

dengan universitas yang menerima Ikal. Di sana, jelas tertulis. Univesite de Paris,

Sorbonne, Prancis. Sedangkan Jimbron menetap di kampong bersama Laksmi dan

(16)

BAB III ANALISA CERITA

3.1 Tema

Novel Sang Pemimpi ini bercerita tentang kehidupan 3 orang anak laki-laki,

yang tak pernah menyerah dan bekerja keras, selalu berjuang untuk meraih cita-cita

nya. Dan mereka tak pernah takut bermimpi.

Tema dalam novel ini bisa dikatakan sederhana, namun dari cara penulis

memaparkan dan menyampaikannya sangat terbuka dan menarik. Hingga sangat

mudah dipahami oleh pembaca. Tambahan lagi dengan beragam nya karakter

tokoh-tokoh yang ada dalam cerita ini, semakin membuat menarik ceritanya.

3.2 Penokohan

Adapun tokoh-tokoh yang terdapat dalam novel ini adalah:

1. Ikal, laki-laki yang pintar dia miskin harta tapi dia tidak mau miskin ilmu

dan pengetahuan keinginan nya untuk terus bersekolah sangat tinggi. Hal

ini terlihat dari keberhasilan Ikal memperoleh bea siswa ke luar negri.

2. Arai, laki-laki yang memiliki pribadi yang terbuka dan cerdas, terbukti

pada saat sekolah dia selalu mendapatkan peringkat 5 besar. Arai

sebenarnya masih memiliki hubungan darah dengan Ikal, kedua orang tua

nya meninggal ketika ia masih kecil. Arai tak memiliki saudara kandung

sehingga setelah kematian orang tua nya ia di asuh oleh orang tua Ikal.

3. Jimbron, laki-laki yang rapuh dan tak secerdas. Ia gagap dalam berbicara,

(17)

4. Laksmi, perempuan yang sangat periang. Sejak kematian orang tuanya, ia

dipungut orang Tionghoa Thong San dia jadi anak yang pemurung. Setiap

hari nya Laksmi bekerja di pabrik cincau milik Thong San, tak pernah lagi

terlihat dia tersenyum

5. Pak Balia, kepala sekolah sekaligus guru sastra di SMA Ikal, Arai dan

Jimbron yang baik hati. Hal ini terlihat ketika dia menghadapi

murid-muridnya dia selalu sabar.

3.2 Setting

Cerita ini berlatar belakang tentang sebuah perjalanan hidup Andrea,

pengarang novel ini sendiri bersama kedua sahabat-sahabatnya. Mereka terus

berjuang untuk meraih mimpi-mimpi.

Belitong, adalah tempat Ikal, Arai dan Jimbron sekolah dari SD, SMP sampai

SMA. Kemudian kota Bogor, Kalimantan dan Jakarta tempat Ikal dan Arai merantau

untuk meraih mimpi-mimpi nya.

3.3 Alur Cerita

Alur dalam cerita ini memakai alur maju mundur, diawali dengan masa remaja

Ikal, Arai dan Jimbron yang harus bekerja keras demi melanjutkan sekolah SMA

mereka. Kemudian diceritakan awal pertemuan mereka bertiga waktu masih kecil

hingga akhirnya mereka menjadi sahabat yang sangat akrab. Lalu Ikal dan Arai,

merantau ke Ibu kota untuk melanjutkan kuliah nya, dan Jimbron menetap di Belitong

bersama Laksmi. Dan hingga akhirnya mereka mendapatkan kan beasiswa dan

(18)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

1. Novel Sang Pemimpi ini adalah novel yang menceritakan tentang

persahabatan tiga orang anak laki-laki yang mempunyai keinginan bersekolah sangat

tinggi. Mereka rela mengorbankan masa remaja mereka, dengan bekerja keras setiap

hari. Mereka tak pernah mengeluh lelah sekali pun.

2. Adapun inti cerita dari novel ini adalah tentang semangat yang tinggi untuk

meraih cita-cita, bekerja keras dan tak pernah putus asa. Mereka tak pernah takut

untuk bermimpi, karena bagi mereka mimpi adalah energi bagi kehidupan mereka

masa kini untuk melangkah menuju masa depan yang mereka cita-citakan.

3. Melalui kisah ini kita di ajak untuk meraih cita-cita tanpa harus takut untuk

bermimpi, karena mimpi dapat mewujudkan kenyataan-kenyataan yang indah.

4.2 Saran

Dalam menghadapi kehidupan kita sering menemukan masalah. Oleh karena

itu kita harus lebih sabar,saling menghargai satu sama lain,menghormati kedua orang

tua, dan terutama lebih banyak berdoa dan berserah diri kepada Tuhan dalam

mengambil keputusan ketika mengalami suatu masalah. Sesungguhnya setiap masalah

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Andrea Hirata.2006. Sang Pemimpi. Yogyakarta: PT.Bentang Pustaka.

Mestika Zed.2004. Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta :Yayasan Obor

Referensi

Dokumen terkait

soedjadi, Kiat Pendidikan Matemmmatika di Indonesia,Konstatasi Keadaan Masa Kini Menuju Harapan Masa Depan ,.Jakarta :Dirjen Pendidikan Nasional.2000.. Slameto,Belajar

Soedjadi, R., 1999/2000, Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia Konstansi Keadaan Masa Kini Menuju Masa Depan, Jakarta: Direktorat Jenderal

Soedjadi, Kiat Pendidikan Matematika Di Indonesia: Konstatasi Keadaan Masa Kini Menuju Harapan Masa Depan, (t.t.p.: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

Selain mempersiapkan rencana serta tindakan-tindakan yang mereka lakukan untuk mencapai masa depan yang dicita-citakan, ketiga partisipan juga telah memiliki

Jika anak pada lingkungan orang-orang terpelajar yang baik, mereka mendidik dan menyokolahkan anak-anaknya, antusias dengan cita-cita yang luhur akan masa depan

R, Soedjadi, Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia Konstantasi Keadaan Masa Kini Menuju Harapan Masa Depan, Jakarta : Direktoral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan

Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik, Kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan kesempatan luas bagi

Ini adalah suatu kemestian mutlak bagi nabi Tuhan yang benar, apakah mereka itu nabi tua atau nabi masa kini, untuk memiliki pikiran bahwa apa yang akan mereka katakan adalah