• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kesalahan Bahasa Dalam Penerjemahan Teks Berbahasa Indonesia ke dalam Teks Berbahasa Jerman

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Kesalahan Bahasa Dalam Penerjemahan Teks Berbahasa Indonesia ke dalam Teks Berbahasa Jerman"

Copied!
262
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KESALAHAN BAHASA

DALAM PENERJEMAHAN TEKS

BERBAHASA INDONESIA KE DALAM

TEKS BERBAHASA JERMAN

TESIS

Oleh:

TANTI KURNIA SARI

097009026 / LNG

SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Humaniora dalam Program Studi Linguistik pada Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara

Oleh:

TANTI KURNIA SARI

097009026 / LNG

SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Judul Tesis : ANALISIS KESALAHAN BAHASA DALAM

PENERJEMAHAN TEKS BERBAHASA INDONESIA KE DALAM TEKS BERBAHASA JERMAN

Nama Mahasiswa : Tanti Kurnia Sari

Nomor Pokok : 097009026

Program Studi : Linguistik

Konsentrasi : Terjemahan

Menyetujui Komisi Pembimbing,

(Dr. Syahron Lubis, M.A) (Drs. Umar Mono, M.Hum)

Ketua Anggota

Ketua Program Studi, Direktur,

(Prof.T. Silvana Sinar, M.A., Ph.D.) (Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE)

(4)

Telah diuji pada Tanggal 23 Juli 2011

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Dr. Syahron Lubis, M.A

Anggota : 1. Drs. Umar Mono, M.Hum

(5)

PERNYATAAN

ANALISIS KESALAHAN BAHASA DALAM PENERJEMAHAN TEKS BERBAHASA INDONESIA KE DALAM TEKS BERBAHASA JERMAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tesis ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Program Studi Linguistik Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri.

Adapun pengutipan yang saya lakukan pada bagian-bagian tertentu dari hasil karya orang lain dalam penulisan Tesis ini, telah saya cantumkan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila di kemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian Tesis ini bukan hasil karya saya sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, saya bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang saya sandang dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Medan, Juli 2011

(6)

RIWAYAT HIDUP

I. Data Pribadi

Nama Lengkap : Tanti Kurnia Sari Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/Tgl Lahir : Medan / 05 Desember 1980 Alamat : Jl. Perkutut No. 36 Medan, 20124

Telp : 061 – 8474982

HP : 0821 6595 7870

Agama : Islam

II. Riwayat Pendidikan

SD : SD Bersubsidi Tunas Karya (1987 – 1993) SMP : SMP Negeri 16 Medan (1993 – 1996)

SMA : MAN 1 Medan (1996 – 1999)

(7)

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, atas segala rahmad dan karunia-Nya pada penulis, akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis yang berjudul Analisis Kesalahan Bahasa Dalam Penerjemahan Teks Berbahasa Indonesia ke dalam Teks Berbahasa Jerman.

Tesis ini ditulis dalam rangka memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Humaniora pada Program Studi Linguistik Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara (USU).

Tesis ini berjudul ”Analisis Kesalahan Bahasa Dalam Penerjemahan Teks Berbahasa Indonesia ke dalam Teks Berbahasa Jerman”. Tesis ini membicarakan kesalahan bahasa yang dilakukan mahasiswa dan teknik penerjemahan yang diterapkan mahasiswa dalam menerjemahkan teks berbahasa Indonesia ke dalam teks berbahasa Jerman. Kesalahan bahasa yang dianalisis ditinjau dari sarana leksikal dan sistem gramatikal.

Tesis ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu, secara khusus penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

(8)

2. Direktur Sekolah Pascasarjana USU, Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE. yang telah memberi perhatian dan dukungan selama saya mengikuti Pendidikan S-2 pada Sekolah Pascasarjana USU.

3. Ibu Prof. T. Silvana Sinar, M.A., Ph.D selaku Ketua Program Studi Linguistik dan Sekretaris Program Studi Linguistik Ibu Dr. Nurlela, M.Hum, yang telah memberi perhatian dan bimbingan selama saya mengikuti pendidikan hingga selesai pada Program Studi Linguistik Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

4. Pembimbing saya, Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A. dan Bapak Drs. Umar Mono, M.Hum. yang telah banyak memberi peluang, waktu, perhatian, bimbingan dan bantuan selama penulisan dan penyelesaian Tesis ini.

5. Para Dosen saya yang mengajar di Program Studi Linguistik Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara yang membekali ilmu pengetahuan dan membuka cakrawala berpikir ilmiah. Semoga jasa baik Beliau semua dalam mendidik dibalas Allah dengan pahala yang banyak.

6. Rektor Universitas Negeri Medan, Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M,Si., Dekan FBS Unimed Prof. Dr. Khairil Ansari, M.Pd., beserta segenap jajarannya yang telah memberikan izin studi dan izin pelaksanaan penelitian. 7. Ibu Dr. Mahriyuni, M.Hum. selaku Ketua Jurusan Bahasa Asing dan

(9)

8. Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman, Bapak Ahmad Sahat P, M.Pd., dan rekan-rekan, Indah Aini, S.Pd., yang banyak membantu saya dalam melaksanakan penelitian serta semua Mahasiswa Reguler Semester IV Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman angkatan 2009 yang telah berperan aktif dalam penelitian ini.

9. Bala’zs Huszka, M.A., Ph.D.-CAND., Patrik Kutzer, M.A., dan Sebastian Hohl, M.A., selaku native speaker yang telah memberikan masukan terutama dalam perbaikan kebahasaan dalam penelitian ini.

10. Rekan-rekan Mahasiswa Program Studi Linguistik tahun 2009/2010 yang telah memberikan dukungan dan bantuan sehingga saya dapat menyelesaikan tesis ini.

11. Kedua orang tua saya Ayahanda Sudiman dan Ibunda Mariati yang banyak mengajarkan cara hidup yang baik dihadapan Allah. Untuk kedua Abang dan Adik saya yang telah memberikan dukungan dan doa.

12. Khusus kepada Suami tercinta Briptu Robby Sinulingga yang dengan setia, doa dan kesabarannya mendorong dan memberi semangat untuk menyelesaikan tesis ini. Juga kepada anak-anakku tersayang yang telah sabar menemani selama menyelesaikan tesis ini.

(10)

Penyelesaian tesis ini telah diusahakan keilmiahannya oleh penulis dengan bantuan materi dari berbagai pihak. Kelemahan atau kesalahannya tetap menjadi tanggung jawab penulis. Untuk itu penulis menerima kritik dan saran untuk lebih menyempurnakan tesis ini.

Medan, Juli 2011

Penulis,

Tanti Kurnia Sari 097009026

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

DAFTAR SINGKATAN ... ix

ABSTRAK ... x

ABSTRACT ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 9

1.3. Perumusan Masalah ... 9

1.4. Tujuan Penelitian ... 10

1.5. Manfaat Penelitian ... 11

1.6. Defenisi Istilah ... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 14

2.1. Hakikat Kesalahan Berbahasa... 14

2.1.1 Faktor Penyebab Kesalahan Berbahasa ... 16

1. Penyebab Antarbahasa ... 17

2. Penyebab Intrabahasa ... 18

2.2. Hakikat Analisis Kesalahan Berbahasa... 19

2.2.1 Fungsi Analisis Kesalahan ... 20

2.2.2 Objek Analisis Kesalahan ... 21

2.2.3 Metode Analisis Kesalahan ... 21

2.3. Hakikat Terjemahan ... 22

2.3.1 Teknik Penerjemahan... 25

2.3.2 Kendala Kaedah Bahasa Dalam Proses Menerjemahkan... 33

(12)

2. Sarana Grammatikal ... 35

2.4. Kajian Hasil-Hasil Penelitian Yang Relevan ... 38

BAB III METODOLOGI... 41

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 41

3.2. Metode Penelitian ... 41

3.3 Data dan Sumber Data ... 42

3.4. Prosedur Pengumpulan Data ... 42

3.5. Analisis Data ... 43

3.6. Pemeriksaan dan Pengecekan Keabsahan Data (Triangulasi) ... 45

BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ... 47

4.1. Deskripsi Data ... 47

4.1.1. Kesalahan Bahasa Dalam Penerjemahan Berdasarkan Sarana Leksikal ... 47

4.1.2. Kesalahan Bahasa Dalam Penerjemahan Berdasarkan Sistem Gramatikal ... 49

4.1.3. Teknik Penerjemahan yang Diterapkan Mahasiswa Dalam Menerjemahkan Teks Berbahasa Indonesia ke Dalam Teks Berbahasa Jerman ... 51

4.2. Temuan Penelitian ... 53

4.2.1. Kesalahan yang Berhubungan Dengan Sarana Leksikal... 54

4.2.2. Kesalahan yang Berhubungan Dengan Sistem Gramatikal ... 64

4.2.3. Teknik Penerjemahan yang Digunakan Mahasiswa ... 71

4.3. Kesalahan yang Paling Banyak Dilakukan Mahasiswa ... 85

4.4. Teknik Penerjemahan yang Paling Banyak Diterapkan Mahasiswa... 86

4.5. Keterbatasan Penelitian ... 87

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 89

5.1. Kesimpulan ... 89

5.2. Saran ... 90

DAFTAR PUSTAKA ... 92

(13)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1. Rekapitulasi Kesalahan Menurut Sarana Leksikal Pada Teks 1 ... 48

2. Rekapitulasi Kesalahan Menurut Sarana Leksikal Pada Teks 2 ... 48

3. Rekapitulasi Kesalahan Menurut Sistem Gramatikal Pada Teks 1... 49

4. Rekapitulasi Kesalahan Menurut Sistem Gramatikal Pada Teks 2 ... 49

5. Rekapitulasi Teknik Penerjemahan Yang Digunakan Mahasiswa Pada Teks 1 ... 51

6. Rekapitulasi Teknik Penerjemahan Yang Digunakan Mahasiswa Pada Teks 2 ... 52

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Tabel Spesifikasi Kesalahan ... 95

2. Klasifikasi dan Rekapitulasi Kesalahan Bahasa dalam Terjemahan ... 155

3. Frekuensi Kesalahan Terjemahan ... 159

4. Terjemahan dan Teknik Penerjemahan yang digunakan ... 163

5. Klasifikasi dan Rekapitulasi Teknik Terjemahan ... 196

6. Frekuensi Penggunaan Teknik Terjemahan ... 200

7. Teks 1. Rumah Adat Batak, Cermin Kearifan Lingkungan ... 204

(15)

DAFTAR SINGKATAN

BSu : Bahasa Sumber BSa : Bahasa Sasaran

(16)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Analisis Kesalahan Bahasa Dalam Penerjemahan Teks Berbahasa Indonesia ke dalam Teks Berbahasa Jerman. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kesalahan leksikal, kesalahan gramatikal serta mendeskripsikan teknik penerjemahan yang diterapkan oleh mahasiswa dalam menerjemahkan teks berbahasa Indonesia ke dalam teks berbahasa Jerman.

Data yang dianalisis diambil dari hasil terjemahan 2 jenis teks yaitu (1) teks budaya dan (2) teks teknologi yang dilakukan oleh 16 orang mahasiswa semester IV Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman, Fakultas Bahasa dan Seni Unimed tahun akademik 2009-2010. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif.

Berdasarkan analisis ditemukan bahwa kesalahan menurut sarana leksikal meliputi (a) kesalahan aneka makna dan (b) kesalahan diferensiasi/nondiferensiasi. Kesalahan menurut sistem gramatikal meliputi (a) kesalahan bentuk tunggal dan jamak, (b) kesalahan aspek dan (c) kesalahan genus. Sedangkan teknik penerjemahan yang diterapkan mahasiswa yaitu (1) Terjemahan harfiah (Literal translation), (2) penambahan (Additions), (3) penghilangan (omissions), (4) penggantian (replacements), (5) Kompresi (Compression), (6) Substitusi dan (7) terjemahan bebas (Free translation).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada sarana leksikal kesalahan aneka makna dilakukan oleh 16 orang mahasiswa (100%) pada teks 1 dan teks 2. Pada sistem gramatikal yaitu kesalahan bentuk tunggal dan jamak, kesalahan aspek dan kesalahan genus dilakukan oleh 16 orang mahasiswa (100%) pada teks 1 dan teks 2. Teknik penerjemahan yang paling banyak dilakukan oleh mahasiswa adalah (1) Terjemahan harfiah (Literal translation) 93,75 % pada teks 1 dan 100 % pada teks 2. (2) Teknik penghilangan (Omissions) 100 % pada teks 1 dan teks 2. (3) Teknik penggantian (Replacements) 100 % pada teks 1 dan teks 2. (4) Teknik penambahan (Additions) 75 % pada teks 1 dan 87,5 % pada teks 2. (5) Teknik substitusi 100 % pada teks 2 namun hanya 25 % pada teks 1. (6) Teknik Kompresi (Compression) 50 % pada teks 1 dan 6,25 % pada teks 2. (7) Teknik Terjemahan bebas (Free translation) 6,25 % pada teks 1 dan 12,5 % pada teks 2.

(17)

ABSTRACT

The title of this research is Analysis of Error in Translation from Indonesian text to German. This research aims to describe the lexical errors, grammatical errors, and to describe the translation techniques performed by students in the translation of Indonesian text into German

The data were taken from the work in translation two kinds of text, namely (1) cultural text and (2) technological text made by 16 students in the fourth semester, taking German Language Education, Foreign Language Department, Faculty of Language and Art, State University of Medan. A qualitative descriptive method is applied in This research.

Based on the analysis, it is revealed that the errors made by students in terms of lexical include (a) miscellaneous errors of meaning and (b) differentiation / nondifferentiation errors. The errors in grammatical systems include (a) singular and plural, (b) aspect and (c) genus. The translation techniques used by students are (1) The literal translation, (2) Additions, (3) omissions, (4) replacements, (5) Compression, (6) substitution and (7) Free translation.

The results showed that in the miscellaneous errors of meaning made by 16 students is 100% in the first and the second text. The grammatical system error in the singular and plural forms, the aspects and the genus errors made by 16 students is also 100% in the first and the second text.Translation techniques mostly used by the students are (1) The literal translation for 93,75% in the first text and 100% in the second text. (2) Omissions for 100% in the first and the second text. (3) Replacements for 100% in the first and the second text. (4) Additions for 75% in the first text, and 87.5% in the second text. (5) Substitution for 100% in the second text and 25% in the first text. (6) Compression for 50% in the first text and 6,25% in the second text. (7) Free translation for 6,25% in the first text and 12,5% in the second text.

(18)

BUKTI PENGESAHAN PERBAIKAN TESIS

Judul Tesis : Analisis Kesalahan Bahasa Dalam Penerjemahan Teks Berbahasa Indonesia ke dalam Teks Berbahasa Jerman

Nama : Tanti Kurnia Sari No Registrasi : 097009026 Program Studi : Linguistik

No NAMA TANDA TANGAN TANGGAL

1 Direktur

2 Pembimbing 1

3 Pembimbing 2

4 Ketua Program Studi

5 Penguji

(19)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Analisis Kesalahan Bahasa Dalam Penerjemahan Teks Berbahasa Indonesia ke dalam Teks Berbahasa Jerman. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kesalahan leksikal, kesalahan gramatikal serta mendeskripsikan teknik penerjemahan yang diterapkan oleh mahasiswa dalam menerjemahkan teks berbahasa Indonesia ke dalam teks berbahasa Jerman.

Data yang dianalisis diambil dari hasil terjemahan 2 jenis teks yaitu (1) teks budaya dan (2) teks teknologi yang dilakukan oleh 16 orang mahasiswa semester IV Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman, Fakultas Bahasa dan Seni Unimed tahun akademik 2009-2010. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif.

Berdasarkan analisis ditemukan bahwa kesalahan menurut sarana leksikal meliputi (a) kesalahan aneka makna dan (b) kesalahan diferensiasi/nondiferensiasi. Kesalahan menurut sistem gramatikal meliputi (a) kesalahan bentuk tunggal dan jamak, (b) kesalahan aspek dan (c) kesalahan genus. Sedangkan teknik penerjemahan yang diterapkan mahasiswa yaitu (1) Terjemahan harfiah (Literal translation), (2) penambahan (Additions), (3) penghilangan (omissions), (4) penggantian (replacements), (5) Kompresi (Compression), (6) Substitusi dan (7) terjemahan bebas (Free translation).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada sarana leksikal kesalahan aneka makna dilakukan oleh 16 orang mahasiswa (100%) pada teks 1 dan teks 2. Pada sistem gramatikal yaitu kesalahan bentuk tunggal dan jamak, kesalahan aspek dan kesalahan genus dilakukan oleh 16 orang mahasiswa (100%) pada teks 1 dan teks 2. Teknik penerjemahan yang paling banyak dilakukan oleh mahasiswa adalah (1) Terjemahan harfiah (Literal translation) 93,75 % pada teks 1 dan 100 % pada teks 2. (2) Teknik penghilangan (Omissions) 100 % pada teks 1 dan teks 2. (3) Teknik penggantian (Replacements) 100 % pada teks 1 dan teks 2. (4) Teknik penambahan (Additions) 75 % pada teks 1 dan 87,5 % pada teks 2. (5) Teknik substitusi 100 % pada teks 2 namun hanya 25 % pada teks 1. (6) Teknik Kompresi (Compression) 50 % pada teks 1 dan 6,25 % pada teks 2. (7) Teknik Terjemahan bebas (Free translation) 6,25 % pada teks 1 dan 12,5 % pada teks 2.

(20)

ABSTRACT

The title of this research is Analysis of Error in Translation from Indonesian text to German. This research aims to describe the lexical errors, grammatical errors, and to describe the translation techniques performed by students in the translation of Indonesian text into German

The data were taken from the work in translation two kinds of text, namely (1) cultural text and (2) technological text made by 16 students in the fourth semester, taking German Language Education, Foreign Language Department, Faculty of Language and Art, State University of Medan. A qualitative descriptive method is applied in This research.

Based on the analysis, it is revealed that the errors made by students in terms of lexical include (a) miscellaneous errors of meaning and (b) differentiation / nondifferentiation errors. The errors in grammatical systems include (a) singular and plural, (b) aspect and (c) genus. The translation techniques used by students are (1) The literal translation, (2) Additions, (3) omissions, (4) replacements, (5) Compression, (6) substitution and (7) Free translation.

The results showed that in the miscellaneous errors of meaning made by 16 students is 100% in the first and the second text. The grammatical system error in the singular and plural forms, the aspects and the genus errors made by 16 students is also 100% in the first and the second text.Translation techniques mostly used by the students are (1) The literal translation for 93,75% in the first text and 100% in the second text. (2) Omissions for 100% in the first and the second text. (3) Replacements for 100% in the first and the second text. (4) Additions for 75% in the first text, and 87.5% in the second text. (5) Substitution for 100% in the second text and 25% in the first text. (6) Compression for 50% in the first text and 6,25% in the second text. (7) Free translation for 6,25% in the first text and 12,5% in the second text.

(21)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Proses penerjemahan bukan hanya menyangkut keterampilan seseorang memahami teks Bahasa Sumber (BSu), melainkan juga kemampuan untuk menulis kembali pemahaman yang diperoleh ke dalam Bahasa Sasaran (BSa). Proses yang kompleks ini menuntut kemampuan kognitif, linguistik dan juga kreatifitas. Demikian pula halnya dengan materi penerjemahan, ada teks yang menuntut pemahaman dan penggunaan stilistika yang kompleks dan ada pula yang sederhana.

Dalam pengajaran bahasa asing mata kuliah penerjemahan memegang peranan penting, karena kemampuan menerjemahkan merupakan indikator penguasaan bahasa asing tingkat tinggi. Kemampuan menerjemahkan mencerminkan pemerolehan seluruh kemampuan berbahasa, karena dalam hal ini seseorang telah mampu memahami makna bahasa asal dan selanjutnya mengungkapkan kembali dalam bahasa sasaran secara tepat dan benar (Perdamean, 2006:4).

(22)

pengalaman belajar bahasa Jerman selama tiga semester. Sehingga dapat diperkirakan mereka telah memiliki dasar penguasaan bahasa tersebut, walaupun tentu belum pada taraf yang sempurna.

Menurut Keraf dalam Moentaha (2006:13) kendati bahasa Indonesia bisa digolongkan ke dalam bahasa tipe aglutinatif, namun bahasa Indonesia dekat pada bahasa analitis seperti juga bahasa Inggris seiring dengan kenyataan, bahwa hubungan gramatikal kedua bahasa tersebut diungkapkan dengan bantuan kata-kata tugas (syntactic words), urutan kata (word-order) dan satuan-satuan suprasegmental (tekanan, nada, intonasi). Meski demikian, kedua bahasa itu berbeda baik sistem komposisi leksikalnya, sistem gramatikalnya maupun sarana stilistisnya.

Bahasa Jerman tergolong bahasa Indo Germanika dari rumpun Germanika, rumpun yang mencakup pada bahasa Dansk, Norst, Swenksk, bahasa Belanda dan Vlam dan juga bahasa Inggris. Terbentuknya bahasa Jerman baku diawali oleh Martin Luther yang menerjemahkan Alkitab (Kappler, 1995:4).

(23)

3

Terjemahan merupakan kegiatan antarbahasa yang mempunyai peranan penting dalam pengalihan informasi, komunikasi dan kebudayaan antar individu, kelompok, masyarakat, bangsa dan negara yang berbeda. Kegiatan terjemahan dari bahasa ibu ke dalam bahasa asing lebih sulit dibandingkan dengan terjemahan dari bahasa asing ke dalam bahasa ibu. Hal ini terjadi karena penguasaan kosakata dan tatabahasa bahasa asing penerjemah terbatas. Lain halnya dengan terjemahan dari bahasa asing ke dalam bahasa ibu lebih mudah, karena penerjemah lebih menguasai kosakata dan tatabahasa bahasa ibunya. Dalam menerjemahkan Bahasa Sumber (BSu) ke Bahasa Sasaran (BSa), penerjemah perlu kemampuan yang memadai mengenai BSa, seperti: kemampuan kosakata, tatabahasa atau kaidah yang berlaku dalam BSa, agar penerjemah tidak melakukan penyimpangan kaidah dan makna BSa.

Di dalam terjemahan sering dijumpai kesalahan yang dilakukan oleh mahasiswa. Kesalahan tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang dalam versi kuat analisis kontrastif dikaitkan dengan interferensi, kurang menguasai kosakata dan sistem tatabahasa BSa, generalisasi yang berlebihan dan sebagainya. Dalam menerjemahkan suatu bahasa dari BSu ke BSa, penerjemah dituntut untuk mematuhi ketentuan tatabahasa BSa. Oleh sebab itu ketika mahasiswa ditugaskan untuk menerjemahkan kalimat atau Teks Berbahasa Indonesia (TBI) ke dalam Teks Berbahasa Jerman (TBJ), kadang-kadang mereka mengalami kesulitan akibat belum menguasai tatabahasa dan kosakata bahasa Jerman.

(24)

melakukan kesalahan-kesalahan dalam menerjemahkan. Kesalahan-kesalahan tersebut perlu dianalisis agar mahasiswa dapat memperbaiki kesalahannya pada waktu yang akan datang. Berdasarkan hasil terjemahan bahasa Jerman mahasiswa yang terdapat dalam proposal penelitian maupun skripsi dapat disimpulkan bahwa pada umumnya mereka sekedar menerjemahkan kata demi kata. Sehingga kalimat yang dihasilkan seringkali tidak dapat dipahami, karena sangat terikat dengan kosa kata dan juga pola kalimat bahasa asal. Hasil belajar penerjemahan mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman Unimed dilihat dari data yang berupa nilai ujian semester dan tugas-tugas belum memuaskan. Sehingga hal ini menarik untuk diteliti lebih lanjut. Berikut ini contoh hasil terjemahan mahasiswa yang masih terdapat kesalahan:

1. Pada tahun 1915 kota Medan secara resmi menjadi ibukota propinsi Sumatera Utara. Diterjemahkan:

Im 1915 Medan Stadt wirdt offiziell die Hauptstadt nord Sumatera

Pada terjemahan kalimat tersebut terdapat kesalahan gramatikal dalam kategori aspek. Dalam kalimat tersebut mahasiswa menerjemahkan kata kerja werden

dalam bentuk kini (wirdt), seharusnya kata kerja diterjemahkan dalam bentuk lampau (wurde) karena peristiwa tersebut telah terjadi pada tahun 1915. kalimat tersebut seharusnya diterjemahkan sebagai berikut:

Im Jahr 1915 wurde Medan offiziell die Hauptstadt von Nordsumatera

(25)

5

Dalam menerjemahkan kalimat tersebut mahasiswa tidak memperhatikan bahwa kata Stadt termasuk dalam genus feminin yang berartikel die untuk artikel definit dan eine untuk artikel indefinit, sehingga terjemahan yang benar adalah: Medan ist eine schöne und saubere Stadt

3. Di dekat pelabuhan banyak terdapat pabrik dan lain sebagainya. Diterjemahkan:

In der nähe Seehafen gibt es viele Fabriken und so weiter

Kesalahan yang terjadi pada terjemahan kalimat tersebut adalah mahasiswa tidak memperhatikan genus untuk kata Seehafen yaitu der, dan tidak meletakkan kata depan von. Penerjemahan yang baik untuk kalimat tersebut adalah:

In der Nähe vom Seehafen gibt es viele Fabriken und andere Geschäfte usw.

4. Walaupun Asam Kumbang terletak di kota Medan, tetapi tempat ini merupakan pinggiran kota Medan dan lebih indah. Diterjemahkan:

Obwohl liegt Asam Kumbang in Medan, aber dieser Platz ist einer Stadtrand von

Medan und schöner als Medan

Pada terjemahan tersebut mahasiswa tidak memperhatikan posisi kata kerja setelah kata penghubung obwohl, seharusnya kata kerja diletakkan di akhir kalimat, selain itu terjemahan tersebut masih terpengaruh kalimat dalam bahasa sumber. Terjemahan yang baik untuk kalimat tersebut adalah:

Obwohl Asam Kumbang nicht im Stadtzentrum Medan liegt, sondern am

Stadtrand, ist es schöner als Medan.

(26)

Medan ist eine sehr alte Stadt, so weit vor Niederländischekolonialzeit

Pada terjemahan kalimat tersebut mahasiswa tidak mencantumkan kata kerja pada anak kalimat so weit vor Niederländischekolonialzeit, dan terjemahan tersebut masih terpengaruh kalimat dalam bahasa sumber. Terjemahan yang seharusnya adalah:

Medan ist eine sehr alte Stadt, die schon seit der Kolonialzeit existiert.

6. Mesjid Raya dibangun pada tahun 1906 oleh pemerintahan Sultan Ma’mun Al-Rasyid Perkasa Alamsyah dengan bantuan seorang arsitek dari KNIL yang bernama TH. Van Erp. Diterjemahkan:

Die Raya Moschee wird im 1906 gebauet, von Sultan Ma’mun Al-Rasyid Perkasa

Alamsyah Regierung mit eine Architeks Hilfe aus KNIL, heisst TH. Van. Erp

Pada terjemahan tersebut mahasiswa tidak memperhatikan bentuk waktu, sehingga kata kerja werden diterjemahkan dalam bentuk waktu kini wird gebaut,

seharusnya diterjemahkan dalam bentuk lampau yaitu wurde gebaut dan kata

gebaut diletakkan diakhir kalimat, selain itu mahasiswa juga tidak memperhatikan genus kata Architekt adalah maskulin dengan artikel definit der dan artikel indefinit ein. Terjemahan yang seharusnya adalah:

Die Raya Moschee wurde im Jahr 1906 unter der Regierung von Sultan Ma’mun

Al-Rasyid Perkasa Alamsyah mit der Hilfe einem Architekt des KNIL, namens TH.

(27)

7

Contoh-contoh tersebut memperlihatkan bahwa dalam menerjemahkan Teks Berbahasa Indonesia (TBI) ke dalam Teks Berbahasa Jerman (TBJ) banyak kesalahan yang dilakukan mahasiswa.

Tarigan-Tarigan (1995:67) menyatakan „bahwa kesalahan berbahasa itu disebabkan oleh perbedaan sistem Bahasa 1 (B1) siswa dengan sistem Bahasa 2 (B2) yang dipelajarinya. Paling tidak, perbedaan kedua bahasa itu dapat digunakan sebagai landasan untuk memprediksi kesalahan berbahasa yang akan dibuat oleh siswa“. Selanjutnya dikatakan pula bahwa kesalahan berbahasa itu mengganggu pencapaian tujuan pengajaran bahasa. Lebih lanjut lagi Tarigan-Tarigan (1995:74) menegaskan, bahwa oleh karena itu, kesalahan berbahasa dianggap sebagai bagian integral dari proses belajar bahasa. Kesalahan para siswa perlu dipantau dan dianalisis.

Metode analisis kesalahan merupakan suatu teknik atau strategi untuk mengetahui kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh mahasiswa. Corder dalam Subyakto–Nababan (1994:5) mengatakan „analisis kesalahan merupakan suatu aktivitas yang mengkaji kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh seorang pelajar Bahasa Target (BT) dalam proses belajar mengajar BT tersebut. Ini terungkap dari pemantauan kemajuan pelajar BT tersebut“.

(28)

bahasa ini yaitu kalimat-kalimatnya dapat salah strukturnya tetapi mungkin benar dipandang dari sudut struktur bahasa sumber itu.

Hendrickson dan Corder dalam Subyakto–Nababan (1994:7) mengatakan bahwa analisis kesalahan berguna untuk mengetahui beberapa hal mengenai kesalahan yang dibuat pelajar bahasa target yakni: (1) Kesalahan berguna sebagai tanda bahwa pelajar bahasa target memang sungguh belajar (2) Kesalahan merupakan indikator bahwa ada kemajuan (3) Kesalahan memberi umpan balik tentang efektifitas materi ajar dan metode penyajian oleh pengajar (4) Kesalahan menunjukkan bagian-bagian mana dari suatu silabus bahasa yang belum dipelajari dengan sempurna dan (5) Kesalahan-kesalahan yang banyak dibuat dapat menjadi bahan untuk penulisan latihan perbaikan.

(29)

9

1.2.Identifikasi Masalah

Menerjemahkan Teks Berbahasa Indonesia (TBI) ke dalam Teks Berbahasa Jerman (TBJ) bagi mahasiswa tampaknya tidaklah mudah. Beberapa permasalahan yang ada kaitannya dengan pembelajaran terjemahan diidentifikasi sebagai berikut: 1. Mahasiswa kurang memperhatikan bentuk-bentuk leksikal bahasa dalam

menerjemahkan TBI ke dalam TBJ.

2. Mahasiswa kurang memperhatikan sistem gramatikal dalam menerjemahkan TBI ke dalam TBJ.

3. Mahasiswa melakukan kesalahan leksikal dalam menerjemahkan TBI ke dalam TBJ.

4. Mahasiswa melakukan kesalahan gramatikal dalam menerjemahkan TBI ke dalam TBJ.

5. Mahasiswa belum menguasai dengan baik teknik penerjemahan dalam menerjemahkan teks.

1.3.Perumusan Masalah

Fokus penelitian ini dibatasi pada analisis kesalahan terjemahan dari Bahasa Indonesia ke dalam Bahasa Jerman oleh mahasiswa semester IV Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman, Jurusan Bahasa Asing, FBS, Unimed.

(30)

dalam penelitian ini, maka perumusan masalah dalam penelitian ini ialah sebagai berikut :

1. Kesalahan leksikal apa saja yang dilakukan oleh mahasiswa dalam menerjemahkan TBI ke dalam TBJ?

2. Kesalahan gramatikal apa saja yang dilakukan oleh mahasiswa dalam menerjemahkan TBI ke dalam TBJ?

3. Kesalahan leksikal apa saja yang dominan dilakukan oleh mahasiswa dalam menerjemahkan TBI ke dalam TBJ?

4. Kesalahan gramatikal apa saja yang dominan dilakukan oleh mahasiswa dalam menerjemahkan TBI ke dalam TBJ?

5. Teknik penerjemahan apakah yang diterapkan mahasiswa dalam menerjemahkan TBI ke dalam TBJ?

1.4.Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mendeskripsikan kesalahan-kesalahan leksikal yang dilakukan oleh mahasiswa dalam menerjemahkan TBI ke dalam TBJ.

2. Mendeskripsikan kesalahan-kesalahan gramatikal yang dilakukan oleh mahasiswa dalam menerjemahkan TBI ke dalam TBJ.

(31)

11

4. Mendeskripsikan jenis dan frekuensi kesalahan gramatikal yang dilakukan oleh mahasiswa dalam menerjemahkan TBI ke dalam TBJ.

5. Mendeskripsikan teknik penerjemahan yang diterapkan oleh mahasiswa dalam menerjemahkan TBI ke dalam TBJ.

1.5.Manfaat Penelitian

Manfaat dari hasil penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan masukan bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman, Jurusan Bahasa Asing, FBS Unimed dalam meningkatkan kemampuan menerjemahkan, sehingga mampu menerjemahkan teks dan layak dipublikasikan.

2. Bagi dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman, Jurusan Bahasa Asing, FBS Unimed, penelitian ini akan membantu dalam pemecahan masalah pengajaran bahasa Jerman, khususnya pengajaran Terjemahan (Übersetzung), dan dapat mengembangkan teknik pengajaran penerjemahan yang mengarah pada hasil terjemahan yang bagus/standar.

(32)

4. Peneliti lain dapat menggunakan hasil penelitian ini, sebagai model penelitian penerjemahan dengan fokus penelitian yang mirip dengan melakukan modifikasi sesuai dengan masalah pembelajaran yang sedang dihadapi

1.6.Definisi Istilah

1. Analisis Kesalahan dalam penelitian ini adalah analisis kesalahan dalam menerjemahkan teks berbahasa Indonesia ke dalam teks berbahasa Jerman yang dilakukan oleh mahasiswa. Dalam penelitian ini kesalahan-kesalahan mengacu pada (1) sarana leksikal, yaitu aneka makna, diferensiasi/nondiferensiasi, medan semantis, (2) sarana gramatikal, yaitu bentuk-bentuk tunggal dan jamak, kategori aspek, kategori genus

2. Bahasa sumber dalam penelitian ini merujuk pada bahasa yang diterjemahkan yaitu bahasa Indonesia, sedangkan bahasa sasaran adalah bahasa yang menjadi tujuan penerjemahan yaitu bahasa Jerman.

3. Bahasa Indonesia dalam penelitian ini adalah bahasa Indonesia formal tertulis. Sedangkan bahasa Jerman yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah bahasa Jerman formal tertulis atau bahasa Jerman baku (Hochdeutsch) yang dipelajari mahasiswa pada Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman, Jurusan Bahasa Asing, FBS, Unimed.

(33)

13

dimaksud adalah tidak hanya arti dasar, ide atau konsepsi yang terkandung dalam tingkat isi, tapi juga semua informasi yang ada dalam teks bahasa sumber, semua norma-norma bahasa, seperti makna leksikal, makna gramatikal dan nuansa stilistis.

5. Teknik penerjemahan secara langsung berkaitan dengan permasalahan praktis penerjemahan dan pemecahannya daripada dengan norma maupun pedoman penerjemahan tertentu. Teknik penerjemahan akan lebih banyak berkaitan dengan langkah praktis dan pemecahan masalah (Machali, 2009:107).

(34)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Hakikat Kesalahan Berbahasa

(35)

15

ditunjukkan kepadanya oleh orang lain, seperti oleh guru atau penutur asli, karena ia memang tidak mengetahui bahwa bentuk-bentuk yang digunakannya itu tidak benar. Sedangkan seorang pelajar Bahasa Target yang membuat kekeliruan tidak secara reguler membuat kekeliruan tersebut. Dengan perkataan lain, kadang-kadang ia membuat bentuk bahasa yang benar tetapi kadang-kadang yang salah.

Supriyadi dalam Syarifudin (2004:8) menyebutkan bahwa kesalahan bahasa adalah penyimpangan dari apa yang biasa berlaku dalam bahasa itu menurut kriteria yang dianut oleh penutur aslinya. Selanjutnya Supriyadi juga mengemukakan bahwa istilah kesalahan bahasa sebagai bentuk penyimpangan wujud bahasa dari sistem atau kebiasaan berbahasa umumnya pada suatu bahasa sehingga menghambat kelancaran komunikasi berbahasa. Penyimpangan yang dimaksud dapat terjadi pada pengucapan, cara penulisan, struktur kata, struktur kalimat, cara pengungkapan baik lisan maupun tulisan yang menyangkut dengan kebudayaan yang melatarbelakangi bahasa tersebut. Sedangkan Tarigan-Tarigan (1995:141) mengatakan ”kesalahan merupakan sisi yang mempunyai cacat pada ujaran atau tulisan sang pelajar. Kesalahan tersebut merupakan bagian-bagian konversasi atau komposisi yang menyimpang dari norma baku atau norma terpilih dari performansi bahasa orang dewasa“.

(36)

pembelajar (mahasiswa), dosen ataupun pembuat silabus dalam pembelajaran selanjutnya.

2.1.1 Faktor Penyebab Kesalahan Berbahasa

Penyebab kesalahan yang dibuat oleh pembelajar bahasa sasaran dapat diklasifikasi menurut sudut pandang yang berbeda-beda. Sering pengelompokan itu dapat saling bertumpang-tindih karena sudut pandang yang berlainan, tetapi acuan yang sama. Richards (1974:173) mengelompokkan kesalahan tersebut dalam tiga jenis, yaitu kesalahan antarbahasa (Interlingual errors) atau kesalahan interferensi (interference errors), kesalahan intrabahasa (intralingual errors) dan kesalahan pengembangan (developmental errors). Sementara James (1988:137) juga menyebutkan penyebab kesalahan bahasa ada dua jenis, yaitu antarbahasa (interlingual) dan intrabahasa (intralingual errors).

(37)

17

Kesalahan-kesalahan yang menyebabkan lawan bicara tidak mengerti maksud atau tujuannya (global errors) dan kesalahan-kesalahan yang tidak menyebabkan salah faham (local errors).

1. Penyebab antarbahasa (Interlingual)

Sistem bahasa yang dibangun oleh pembelajar agak menyimpang dari linguistik yang ada dalam BSu maupun dalam BSa, sehingga pembelajar menampilkan sistem bahasa yang mengarah kepada dialek idiosinkratik. Idiosinkratik adalah ujaran yang dilakukan yang tidak mempunyai model baik dalam BSu maupun dalam BSa. Tahap awal pembelajaran bahasa lazimnya ditandai oleh transfer interlingual, yakni pemindahan unsur-unsur bahasa pertama atau bahasa ibu ke dalam bahasa kedua atau bahasa yang sedang dipelajari mahasiswa. Kesalahan seperti ini yang disebut kesalahan interferensi BSu ke dalam BSa. Kesalahan antarbahasa disebabkan oleh interferensi BSu yang mengarah ke pengaruh negatif terhadap BSa. BSu merupakan suatu hal yang mengganggu dalam upaya mempelajari BSa. BSu bahkan sering kali dianggap sebagai kesulitan utama yang dihadapi pembelajar dalam mempelajari BSa. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Dulay dalam Syarifuddin (2004:15) yang menyatakan bahwa bahasa sumber telah dianggap sebagai penghambat dalam mempelajari bahasa sasaran, penyebab utama masalah pembelajar dengan bahasa yang baru.

(38)

dalam pola struktur dan budaya bahasa yang sedang dipelajari. Jika pengalihan itu terjadi apabila terdapat beberapa persamaan dan akan memberikan kemudahan dalam mempelajari BSa, maka disebut pengalihan positif. Pengalihan ini tidak menyebabkan kesalahan bahkan akan memberikan kemudahan bagi pembelajar dalam pembelajaran. Tetapi apabila unsur dalam BSa berbeda dengan unsur BSu, maka akan menimbulkan kesulitan bagi pembelajar BSa, ini dikatakan sebagai pengalihan negatif yang sering disebut interferensi.

2. Penyebab intrabahasa (Intralingual)

Kesalahan intrabahasa (intralingual) adalah kesalahan yang dilakukan oleh pembelajar dalam tahap perkembangan pemerolehan BSa, yang mengarah kepada karakteristik umum atau kompleksitas dari aturan BSa yang dipelajari. Bentuk-bentuk kesalahan intrabahasa adalah generalisasi yang berlebihan, mengabaikan pembatasan kaidah, ketidak lengkapan penerapan kaidah dan hipotesis konsep yang salah.

Kesalahan generalisasi yang berlebihan (over generalization) adalah kesalahan yang disebabkan oleh pembelajar menggabungkan kaidah bahasa yang dipelajari dan menerapkannya dalam bentuk yang sama, artinya penggunaannya berlebihan. Aplikasi berlebihan terjadi pada saat pembelajar BSa memperluas kaidah BSa pada konteks yang kurang tepat.

(39)

19

tidak mengetahui bahwa setiap bahasa mempunyai pengecualian oleh karena itu pembelajar menerapkan pada semua bentuk.

Ketidak lengkapan penerapan kaidah (incomplete application of rules) adalah kesalahan yang dilakukan oleh pembelajar BSa ketika tidak menerapkan tatabahasa secara lengkap. Hipotesis konsep yang salah (false concept hypotheses) adalah kesalahan bahasa yang dilakukan oleh pembelajar pada saat mereka tidak memahami dengan benar kaidah dan nuansa perbedaan dalam BSa yang dipelajari.

Berdasarkan ciri kesalahan yang telah dikemukakan di atas, terlihat bahwa pembelajar sering melakukan kesalahan dalam perbandingan dua sistem bahasa yang berbeda. Faktor lain yang menjadi penyebab kesalahan bahasa pembelajar adalah kurangnya pengetahuan tentang BSa yang dipelajari. Kesalahan intrabahasa disebut juga kesalahan perkembangan (developmental errors). Hal ini terjadi apabila kesalahan itu bersumber dari pengetahuan BSa yang belum memadai dan masih dalam proses pembelajaran.

(40)

2.2 Hakikat Analisis Kesalahan Berbahasa

Analisis kesalahan berbahasa menurut Parera (1997:80) „merupakan suatu tindakan dan studi secara formal dan sistematik untuk mempelajari dan menemukan kesulitan-kesulitan, hambatan-hambatan dan kendala-kendala dalam proses pembelajaran bahasa bagi mereka yang berbeda latar belakang kebahasaan“. Brown (1980:148) menyatakan “analisis kesalahan adalah analisis terhadap kesalahan-kesalahan berbahasa seorang mahasiswa baik bahasa asing, bahasa kedua ataupun bahasa pada umumnya“.

Ellis dalam Tarigan-Tarigan (1995:170) menyatakan bahwa, analisis kesalahan berbahasa adalah suatu prosedur yang digunakan oleh para peneliti dan para guru, yang mencakup pengumpulan sampel bahasa pelajar, pengenalan kesalahan yang terdapat dalam sampel tersebut, pendeskripsian kesalahan-kesalahan itu, pengklasifikasiannya berdasarkan sebab-sebab yang telah dihipotesiskan, serta pengevaluasian keseriusannya. Dalam hal ini yang dimaksudkan adalah analisis kesalahan menerjemahkan TBI ke dalam TBJ.

2.2.1 Fungsi Analisis Kesalahan

(41)

21

umpan balik yang sangat berharga bagi pengevaluasian dan perencanaan penyusunan materi dan strategi pengajaran di kelas. Analisis kesalahan bertujuan untuk: (1) Menentukan urutan penyajian butir-butir yang diajarkan dalam kelas dan buku teks, misalnya urutan mudah sukar (2) Menentukan urutan jenjang relatif penekanan, penjelasan dan latihan berbagai butir-butir bahan yang diajarkan (3) Merencanakan latihan dan pengajaran remedial, dan (4) Memilih butir-butir bagi pengujian kemahiran siswa (Tarigan-Tarigan, 1995:170).

2.2.2 Objek Analisis Kesalahan

Analisis kesalahan berbahasa terutama ditujukan kepada bahasa yang sedang dipelajari atau ditargetkan. Sebab, analisis kesalahan dapat membantu dan bahkan sangat berguna sebagai sarana kelancaran program pengajaran yang sedang dilaksanakan. Maksudnya, dengan analisis kesalahan para guru ataupun para penulis buku teks dapat mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi para siswa. Karena analisis kesalahan lebih ditekankan pada proses belajar bahasa kedua atau bahasa asing, maka dengan sendirinya analisis kesalahan berobjekkan bahasa si pembelajar yang sedang mempelajari bahasa kedua atau bahasa asing.

2.2.3 Metode Analisis Kesalahan

(42)

yang sedang belajar bahasa asing atau bahasa kedua dengan menggunakan teori-teori dan prosedur linguistik”.

(43)

23

2.3 Hakikat Terjemahan

Kata terjemahan yang dalam bahasa Inggris disebut ‘translation’ adalah suatu konsep abstrak yang mencakup proses penerjemahan dan hasil dari proses tersebut. Kata terjemahan (translation) berasal dari kata kerja bahasa Inggris ‘translate’

menerjemahkan, mengalihbahasakan dan menafsirkan. Sedangkan secara terminologi terjemahan adalah menggantikan kata dalam BSu ke dalam kata bahasa lain atau BSa dengan makna yang sepadan. Dalam literatur linguistik, teori terjemahan sering juga disebut ilmu terjemahan (science of translation, Übersetzungswissenschaft), kata ilmu disini diartikan sebagai teori, metode dan teknik (Moentaha, 2006:9).

Proses terjemahan (das Übersetzen, the translating), seperti yang dikatakan ilmuwan bahasa dari Jerman G. Jäger yang dikutip oleh Moentaha (2006:9) adalah transformasi teks dari satu bahasa ke teks bahasa lain tanpa mengubah isi teks asli. Jadi terjemahan adalah jenis transformasi antarbahasa yang berbeda dengan jenis transformasi intrabahasa, yakni transformasi yang terjadi di dalam bahasa itu sendiri.

(44)

yakni tidak hanya yang menyangkut arti dasar (material meaning), ide atau konsepsi yang terkandung dalam tingkat isi, tapi juga semua informasi yang ada dalam teks bahasa sumber, semua norma-norma bahasa, seperti makna leksikal, makna gramatikal, nuansa stilistis/nuansa ekspresif.

Secara luas terjemahan dapat diartikan sebagai semua kegiatan manusia dalam mengalihkan seperangkat informasi atau pesan (message), baik verbal maupun non-verbal dari informasi sumber (source information) ke dalam informasi sasaran (target information). Sedangkan secara keseharian, dalam pengertian dan cakupan yang lebih sempit, terjemahan biasa diartikan sebagai suatu proses pengalihan pesan yang terdapat di dalam teks bahasa sumber (source language) dengan padanannya di dalam bahasa sasaran (target language).

(45)

25

Kemudian Nida dan Taber (1982:12) mendefinisikan terjemahan lebih menekankan pada proses seperti yang mereka ungkapkan berikut ini: Penerjemahan merupakan usaha menciptakan kembali pesan dalam bahasa sumber dengan padanan alami yang sedekat mungkin ke dalam bahasa sasaran, pertama dalam hal makna dan yang kedua dalam gaya bahasanya (Translating consist in reproducing in the receptor language the closest natural equivalent of the source-language message, first in

terms of meaning and secondly in terms of style). Dalam hal ini Nida dan Taber tidak mempermasalahkan bahasa yang terlibat dalam penerjemahan, tetapi lebih tertarik pada cara kerja penerjemahan, yaitu mencari padanan alami yang semirip mungkin sehingga pesan dalam BSu bisa disampaikan dalam BSa. Berdasarkan hal tersebut dapat dijelaskan bahwa dalam penerjemahan, pengalihan pesan dari BSu ke dalam BSa harus diungkapkan sewajar mungkin dalam bahasa penerima atau sasaran dengan menuruti semua aturan yang berlaku dalam BSa.

(46)

2.3.1 Teknik Penerjemahan

Teknik penerjemahan secara langsung berkaitan dengan permasalahan praktis penerjemahan dan pemecahannya daripada dengan norma maupun pedoman penerjemahan tertentu. Teknik penerjemahan akan lebih banyak berkaitan dengan langkah praktis dan pemecahan masalah (Machali, 2009:107). Menurut Molina dan Albir dalam Silalahi (2009:81) ”teknik penerjemahan merupakan prosedur untuk menganalisis dan mengklasifikasikan bagaimana kesepadanan terjemahan berlangsung dan dapat diterapkan pada berbagai satuan lingual”. Di bawah ini dikemukakan teknik penerjemahan menurut Moentaha (2006:48-87).

1. Terjemahan Harfiah (Literal Translation) ialah terjemahan yang hasil realisasinya berada di bawah standar, yakni di bawah hasil terjemahan yang cukup menyampaikan informasi teks Bahasa Pemberi atau bahasa sumber ke dalam teks Bahasa Sasaran dengan mematuhi norma-norma Bahasa Sasaran. Biasanya terjemahan harfiah dilakukan di tingkat kata, yaitu penerjemahan kata demi kata, sehingga tidak jarang menghasilkan terjemahan semu. Terjemahan di tingkat kata bisa dilakukan, kalau susunan kalimat teks Bahasa Pemberi sangat sederhana dan hal ini menunjukkan, bahwa terjemahan harfiah pun bisa menghasilkan terjemahan yang adekuat.

(47)

27

terjemahan biasa jarang sekali digunakan, dan kalau digunakan hanya sebagai perkecualian. Karena penerjemahan lewat teknik substitusi dilakukan di tingkat kata, maka wajarlah kalau teknik terjemahan substitusi, dalam batas-batas tertentu, mempunyai persamaan baik dengan teknik terjemahan harfiah, maupun dengan metode ekuivalensi. Sebagai teknik terjemahan biasa (bukan mesin) substitusi sangat jarang digunakan dalam merealisasi proses

terjemahan, dan kalau digunakan hanya untuk menerjemahkan istilah. 3. Terjemahan Bebas (Free Translation) ialah terjemahan yang dilakukan di

tingkat satuan-satuan bahasa, seperti kalimat atau teks secara keseluruhan. Terjemahan bebas, pada umumnya, lebih baik diterima, ketimbang terjemahan harfiah, karena dalam terjemahan bebas biasanya tidak terjadi baik penyimpangan makna, maupun pelanggaran norma-norma Bahasa Sasaran. Kekurangan teknik terjemahan bebas ialah bahwa yang disampaikan oleh terjemahan bebas ke dalam teks Bahasa Sasaran bukan padanan makna teks Bahasa Pemberi, tapi gambaran situasi, yang menghasilkan perolehan padanan situasi. Terjemahan bebas bisa diterima dalam penerjemahan teks ragam sastra, namun sama sekali tidak bisa digunakan dalam penerjemahan teks-teks dokumen resmi, seperti dokumen undang-undang, dokumen diplomatik, dokumen militer dan lainnya.

(48)

bukannya makna teks Bahasa Pemberi. Sebelum menggunakan teknik parafrasa, penerjemah perlu mengetahui situasi riil yang digambarkan dalam teks Bahasa Pemberi, karena situasi riil seperti itu sering merupakan kunci yang secara absolut penting untuk mengungkap tabir makna kata-kata atau ungkapan-ungkapan yang satu atau yang lain dari sudut pandang gambaran situasi. Jadi, informasi teks Bahasa Pemberi yang dipertahankan lewat teknik parafrasa dalam teks Bahasa Sasaran bukan maknanya tapi gambaran situasi. Teknik parafrasa boleh digunakan hanya kalau upaya untuk menyampaikan dengan tepat makna teks Bahasa Pemberi memberikan hasil yang secara leksikal, gramatikal dan stilistis kurang meyakinkan. Parafrasa sebagai teknik terjemahan sering ditemukan dalam penerjemahan susastra dan digunakan hanya dalam situasi tertentu.

5 Penggantian (Replacements). Yang terkena teknik penggantian dalam proses terjemahan ialah satuan-satuan gramatikal (kelas kata, bagian kalimat), satuan-satuan leksikal (kata-kata tertentu) dan konstruksi-konstruksi kalimat. a. Penggantian kelas kata.

(49)

29

misalnya satu kata dalam Bahasa Pemberi diterjemahkan ke dalam Bahasa Sasaran dengan kata yang memiliki kedekatan pengertian.

b. Penggantian bagian-bagian kalimat.

Dalam penggantian bagian-bagian kalimat, kata-kata dalam teks Bahasa Pemberi tidak sama fungsi sintaksisnya setelah kata-kata itu disampaikan ke dalam teks Bahasa Sasaran, yakni berfungsi lain, ketimbang fungsi semula dalam teks Bahasa Pemberi dan dengan demikian, terjadi perubahan struktur sintaktis kalimat. Pertama, perubahan struktur kalimat aktif dalam teks Bahasa Pemberi menjadi kalimat pasif dalam teks Bahasa Sasaran, sehingga obyek dalam teks Bahasa Pemberi menjadi subyek dalam teks Bahasa Sasaran. Kedua, subjek dalam kalimat teks Bahasa Pemberi dalam penerjemahannya ke bahasa Indonesia sebagai Bahasa Sasaran diganti dengan keterangan-keterangan: waktu, tempat (lokatif) dan kausal.

c. Penggantian leksikal

(50)

dengan kata teks Bahasa Sasaran yang maknanya mengandung pengertian lebih luas.

d. Terjemahan antonim.

Yaitu penggantian kata dalam satu bahasa dengan antonimnya dalam bahasa lain yang diikuti dengan transformasi kalimat berita ke kalimat ingkar. Terjemahan antonim sering diilustrasikan dengan contoh-contoh, yang pada umumnya, tidak mengandung pertentangan antonim. Yang terjadi hanya penggantian konstruksi kalimat padanannya dalam bahasa lain, yakni penggantian kalimat berita dengan kalimat ingkar dan sebaliknya.

e. Kompensasi.

(51)

31

6 Penambahan (Additions). Penambahan leksikal dalam teks Bahasa Sasaran biasanya diperlukan, kalau maksud isi teks Bahasa Pemberi diungkapkan dengan sarana lain, termasuk dengan sarana gramatikal. Perlu ditekankan di sini, bahwa yang dimaksud dengan penambahan kata-kata tertentu ialah tanpa menambah maksud yang ada dalam teks Bahasa Pemberi, karena ke dalam teks Bahasa Sasaran sudah tersampaikan informasi yang sama, seperti yang ada dalam teks Bahasa Pemberi, hanya saja diungkapkan dalam teks Bahasa Sasaran dengan cara-cara lain. Teknik penambahan digunakan karena kekurangan kata-kata tertentu.

7 Penghilangan (Omissions/Dropping). Merupakan gejala yang langsung bertentangan dengan teknik penambahan. Teknik penghilangan dalam proses terjemahan ialah membuang kata yang berlimpah, karena merupakan kelimpahan semantis, yakni tanpa bantuan kata yang berlimpah itu, isi informasi dalam teks Bahasa Pemberi disampaikan ke dalam teks Bahasa Sasaran secara utuh.

8 Kompressi (Compression). Yaitu teknik penerjemahan dengan melakukan pengurangan leksikal demi tercapainya pemadatan teks terjemahan. Tendensi ke perluasan teks terjemahan harus diimbangi dengan tendensi ke penggunaan teknik kompresi, yakni ke pengungkapan singkat, ringkas dan padat.

(52)

yang satu atau yang lain. Karena itu teknik derivasi sintaktis menyangkut operasi ”aktif-pasif”.

10 Terjemahan Deskriptif (Descriptive Translation) Amplifikasi (Amplification). Ialah penyampaian makna teks Bahasa Pemberi ke dalam teks Bahasa Sasaran dengan menggunakan kombinasi kata-kata bebas, yakni menjelaskan satuan-satuan leksikal yang mencerminkan realitas spesifik negeri yang satu atau yang lain, karena satuan-satuan seperti itu tidak mempunyai ekuivalensi – ”satuan-satuan leksikal tanpa ekuivalensi”. Terjemahan deskriptif sama dengan teknik terjemahan amplifikasi, yaitu teks yang diperluas dalam proses terjemahan dari satu bahasa ke bahasa lain. Terjemahan deskriptif dan amplifikasi menyangkut aspek pragmatis terjemahan, sedangkan aspek pragmatis merupakan salah satu masalah pokok dalam menyampaikan realitas spesifik, seperti gejala-gejala terkait dengan sejarah, budaya, ekonomi dan tradisi kehidupan yang mengandung unsur-unsur spesifik nasional sesuatu bangsa.

(53)

33

2.3.2 Kendala Kaedah Bahasa Dalam Proses Menerjemahkan

Setiap bahasa mempunyai sistem gramatikal dan sistem leksikal sendiri yang spesifik. Setiap bahasa mempunyai struktur gramatikal dan komposisi leksikal sendiri yang berbeda dengan struktur gramatikal dan komposisi leksikal bahasa lain. Setiap bahasa merupakan sistem yang sangat rumit dan mempunyai ciri-ciri khas sendiri. Perbedaan-perbedaan antara sistem BSu dan sistem BSa dapat menimbulkan kesulitan bahasa dalam penerjemahan. Padahal, informasi dalam teks bahasa sumber yang mengandung norma-norma bahasa, seperti: (1) sarana leksikal, (2) sarana gramatikal, (3) sarana stilistis/nuansa ekspresif sebaiknya disampaikan sepenuhnya ke dalam teks bahasa sasaran dalam proses terjemahan (Moentaha, 2006:13).

1. Sarana Leksikal

Kridalaksana, (2008:141) menyebutkan bahwa leksikal bersangkutan dengan leksem, bersangkutan dengan kata dan bersangkutan dengan leksikon, dan bukan dengan gramatika. Leksem adalah satuan bermakna yang membentuk kata, sedangkan leksikon adalah komponen bahasa yang memuat semua informasi tentang makna dan pemakaian kata dalam bahasa. Berdasarkan pendapat tersebut maka sarana leksikal terdiri atas:

a. Aneka Makna

(54)

sesuai hanya dengan salah satu maknanya: gedung tempat tinggal. Demikian juga, kata rumah dalam bahasa Indonesia tidak mempunyai hubungan sama sekali dengan kata das Haus, seperti rumah makan (das Restaurant).

b. Diferensiasi/Nondiferensiasi

Yang dimaksud dengan nondiferensiasi adalah, bahwa satu kata dari suatu bahasa tertentu, yang mengandung pengertian lebih luas (nondiferensial), mungkin bisa diterjemahkan ke dalam bahasa lain dengan beberapa kata (dua atau lebih), yang masing-masing mengandung pengertian yang lebih sempit (diferensial). Misalnya, dalam bahasa Jerman ada kata der Reis yang bisa diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan dua kata atau lebih: padi, beras, nasi yang masing-masing mengandung pengertian yang lebih sempit ketimbang kata der Reis. Demikian juga dengan kata bahasa Indonesia ‚kaki’ yang ke dalam bahasa Jerman bisa diterjemahkan dengan dua kata: Beine dan Fuß.

Baik gejala aneka makna, maupun gejala diferensial/nondiferensial bisa mengundang kesulitan dalam proses terjemahan. Melakukan pilihan di antara kata-kata yang mengandung pengertian diferensial adalah satu-satunya jalan dalam penerjemahan. Pada umumnya, kemungkinan untuk melakukan pilihan yang betul dalam menerjemahkan dijamin oleh konteks kalimat.

c. Medan Semantis

(55)

35

makna leksikal sendiri, tapi menurut medan semantisnya menyatakan persepsi. Karena itu kalimat yang predikatnya dinyatakan oleh verba persepsional disebut kalimat persepsional. Contoh lainnya, medan semantis kelas kata (parts of speech), seperti verba mengerti (verstehen), nomina pendidikan atau verba berpendidikan, adjektiva cantik dan lain-lain, menyatakan kualifikasi evaluasi. Kalimat yang predikatnya dinyatakan oleh kelas kata semacam itu disebut kalimat kualifikatif, evaluatif. Hal ini penting bagi penerjemah, ketika mencari padanan kalimat dalam penerjemahan, kalimat persepsional atau kalimat kualitatif/evaluatif dalam BSu seyogianya diterjemahkan ke dalam BSa dengan kalimat yang menyatakan medan semantis yang sama.

2. Sarana Gramatikal

Gramatikal menurut Kridalaksana (2008:75) bersangkutan dengan gramatika suatu bahasa atau sesuai dengan kaidah-kaidah gramatika suatu bahasa. Sesuai pendapat tersebut maka sarana gramatikal terdiri atas:

a. Bentuk-bentuk Tunggal dan Jamak

(56)

dinyatakan dengan sistem pengulangan seluruh bentuk dasar nomina, yakni dengan sistem dwilingga (rumah  rumah-rumah) atau dengan bantuan kata ‚para’ atau kata ‚kaum’, sedangkan indikator jamak dalam bahasa Jerman ditandai oleh perubahan artikel dan beberapa aturan yaitu, perubahan vokal menjadi umlaut (der Vater die Väter), penambahan akhiran –e dan umlaut + e (das Regal die Regale, der Kopf die Köpfe), penambahan akhiran –er dan umlaut + er (das Bild die Bilder, das Wort die Wörter), penambahan akhiran (e)n (der Student die Studenten) dan akhiran –s (die Kamera die Kameras) . Selain itu ada beberapa nomina yang selalu dalam bentuk jamak tapi berarti tunggal, karena itu diterjemahkan tunggal ke dalam bahasa lain, misalnya ke dalam bahasa Indonesia seperti pada kata Die Ferien yang berarti waktu libur, die Eltern (orang tua) dan die Geschwister (saudara).

b. Kategori Aspek

(57)

37

tidak ditemukan petunjuk apa pun sehubungan dengan berlangsungnya perbuatan. Sehingga dengan demikian kerumitan biasanya akan timbul untuk memilih bentuk-bentuk aspek dalam mengalihbahasakan teks bahasa Jerman ke dalam bahasa Indonesia dan sebaliknya.

c. Kategori Genus

Kesulitan bahasa dalam penerjemahan yang terkait perbedaan sistem gramatikal kedua bahasa menyangkut juga kategori genus. Berbagai bahasa mempunyai kategori genus dalam sistem gramatikalnya. Misalnya, dalam bahasa Indonesia pasangan „-wan - -wati, -a - -i“, dan dalam bahasa Jerman penambahan akhiran –in untuk feminin dan melalui perbedaan artikel yaitu der (maskulin), die

(feminin), das (netral). Penerjemahan di seputar kategori genus dari bahasa Jerman ke dalam bahasa Indonesia tidak begitu menyulitkan, namun penerjemahan dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jerman menimbulkan kesulitan dikarenakan adanya perbedaan artikel der, die dan das. Yang sedikit merepotkan ialah tidak adanya dalam bahasa Indonesia pronomina persona ketiga tunggal feminin.

(58)

keyakinan, bahwa perbedaan antarbahasa terletak bukan dalam kemampuan bahasa-bahasa itu untuk menyampaikan makna yang satu, maupun yang lain, tapi terletak dalam keharusan bagi penerjemah untuk menyampaikan makna dalam bahasa yang satu, yang mungkin dapat dikonkretkan dalam bahasa yang lain.

2.4 Kajian Hasil-Hasil Penelitian Yang Relevan

Hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan analisis kesalahan menerjemahkan adalah penelitian yang berhubungan dengan kesalahan-kesalahan menerjemahkan bahasa Arab, bahasa Jepang dan bahasa Inggris, diantaranya sudah dilakukan oleh :

(59)

39

buku-buku sumber; (b) kekurangan pengalaman penerjemahan; (c) kebiasaan membaca yang rendah.

2. Asror (2009) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Kesalahan Menerjemahkan Bahasa Arab ke dalam Bahasa Indonesia Siswa Kelas X MAN Wonokromo Yogyakarta menyimpulkan, bahwa kesalahan yang dilakukan oleh siswa meliputi aspek semantik, morfologi, sintaksis dan restrukturisasi. Sedangkan faktor yang mempengaruhi kesalahan siswa dalam menerjemah adalah latar belakang pendidikan siswa yang sebagian besar berasal dari sekolah umum, kesulitan siswa dalam mempelajari nahwu dan sharaf, rendahnya kesadaran siswa untuk menghafal mufrodat baru, siswa kurang dapat memahami isi teks yang diterjemahkan, perasaan siswa ketika menerjemah, dan guru jarang memberi tugas menerjemah. Adapun usaha-usaha yang dapat dilakukan oleh guru untuk menghindari dan meminimalisir kesalahan yang dilakukan oleh siswa adalah dengan melakukan analisis kontrastif antara bahasa Arab dengan bahasa Indonesia, memberikan kosa kata baru dan idiom bahasa Arab, sering melatih siswa untuk menerjemah dan selalu memberi motivasi kepada siswa.

3. Rengganis (2006) dalam penelitiannya tentang Analisis Kesalahan Mahasiswa dalam Menerjemahkan Teks Bahasa Jepang ke dalam Bahasa Indonesia menyebutkan bahwa rendahnya kemampuan kosa kata dan tata bahasa seringkali menimbulkan kesalahan dalam menerjemahkan teks.

(60)

menyebutkan bahwa mahasiswa masih melakukan kesalahan dalam penggunaan bahasa Inggris terutama dalam bidang morfologi, sintaksis dan semantik. Lemahnya penguasaan kosakata dan kaidah bahasa sasaran yang dimiliki oleh mahasiswa sehingga mereka belum mampu menetapkan makna bahasa sumber yang sepadan dengan bahasa sasaran, menyebabkan terjadinya kesalahan bahasa yang dilakukan mahasiswa. Faktor lain penyebab kesalahan yang menonjol adalah faktor kesalahan perkembangan (developmental errors), kesalahan tersebut seperti, ketidaklengkapan penerapan kaidah tatabahasa dan pengabaian pembatasan kaidah serta generalisasi yang berlebihan dengan memperluas kaidah pada konteks yang kurang tepat. Interferensi bahasa sumber juga merupakan penyebab terjadinya kesalahan bahasa yang dilakukan oleh mahasiswa dalam terjemahan teks berbahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris.

(61)

BAB III

METODOLOGI

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman, Jurusan Bahasa Asing, FBS, Unimed, pada mahasiswa semester IV tahun akademik 2009-2010.

3.2. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, karena yang diteliti adalah bahasa verbal yang terdapat dalam hasil terjemahan bahasa Jerman mahasiswa. Kesalahan terjemahan teks lebih cocok dengan menggunakan pendekatan kualitatif seperti yang diungkapkan oleh Suryawinata dan Hariyanto (dalam Syarifuddin, 2004:56), “penelitian mengenai kesalahan-kesalahan penerjemahan, prosedur penerjemahan sesuai dengan jenis teksnya, dan sebagainya, tentunya lebih cocok didekati dengan ancangan kualitatif”.

(62)

3.3. Data dan Sumber Data

Data dalam penelitian ini adalah kesalahan bahasa terjemahan yang dilakukan oleh mahasiswa dalam menerjemahkan TBI ke dalam TBJ pada komposisi leksikal dan sistem gramatikal.

Data yang dianalisis adalah TBI yang diterjemahkan ke dalam TBJ yang dilakukan oleh 16 orang mahasiswa semester IV Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman, FBS Unimed tahun akademik 2009-2010 yang mengambil mata kuliah Terjemahan II (Übersetzung II). Alasan memilih mahasiswa tersebut karena mereka sebagai subjek langsung yang telah belajar bahasa Jerman dan sedang belajar mata kuliah Terjemahan II (Übersetzung II).

3.4. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan oleh peneliti sendiri secara langsung dengan memasuki lapangan penelitian, dengan kata lain peneliti langsung sebagai instrumen utama (key of instrument). Kemudian instrumen bantu yang digunakan untuk mendapatkan data adalah TBI yang diterjemahkan ke dalam TBJ oleh mahasiswa, tabel spesifikasi kesalahan dan tabel spesifikasi teknik penerjemahan.

(63)

43

bahasa Jerman, (b) memberikan petunjuk kepada mahasiswa tentang cara menerjemahkan teks serta waktu yang disediakan untuk menerjemahkan teks.

Setelah penerjemahan selesai dikerjakan, hasilnya dikumpulkan untuk diperiksa, diidentifikasi dan diklasifikasi, sehingga kesalahan bahasa terjemahan yang muncul dianalisis secara deskriptif berdasarkan prosedur yang telah ditentukan sebelumnya. Selanjutnya diidentifikasi dan diklasifikasi teknik penerjemahan yang diterapkan mahasiswa.

Penelitian ini membatasi pada dua macam teks yang akan diterjemahkan mahasiswa dengan genre yang berbeda, yaitu genre budaya dan genre teknik. Alasan pemilihan kedua teks karena kedua tema tersebut terdapat dalam silabus mata kuliah Terjemahan II (Übersetzung II). Kedua teks tersebut yaitu:

1. Teks 1 bertema tentang tempat tinggal yang unik yang berjudul “Rumah Adat Batak, Cermin Kearifan Lingkungan” yang dikutip dari artikel yang ditulis oleh Agung Christianto dan terdapat dalam website www.bakosurtanal.go.id. Alasan memilih teks ini karena mengandung nilai budaya Indonesia.

2. Teks 2 bertema tentang automotif yang berjudul ”Volkswagen” yang dikutip dari Wikipedia. Alasan memilih teks ini karena Volkswagen merupakan industri mobil Jerman yang cukup tua usianya dan tetap ada sampai sekarang.

3.5. Analisis Data

(64)

(a) pengumpulan data dari karangan atau hasil penerjemahan mahasiswa, (b) identifikasi kesalahan baik yang mendapat perhatian khusus dengan tujuan tertentu maupun penyimpangan yang umum, (c) klasifikasi atau pengelompokan kesalahan, (d) pernyataan tentang frekuensi tipe kesalahan, (e) identifikasi lingkup tipe kesalahan, dan (f) usaha perbaikan. Berdasarkan apa yang telah diuraikan di atas, maka teknik analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hasil terjemahan mahasiswa dibaca dengan memperhatikan kesalahan yang ada dalam terjemahan tersebut.

2. Kesalahan dalam terjemahan dimasukkan ke dalam tabel untuk dianalisis, diidentifikasi sesuai dengan kategori linguistik yang ditetapkan.

3. Kesalahan diklasifikasi dan direkapitulasi berdasarkan sarana leksikal, dan sistem gramatikal.

4. Menghitung frekuensi kesalahan yang dilakukan oleh mahasiswa dalam terjemahan.

Selanjutnya terjemahan yang tidak benar tersebut direkonstruksi agar diketahui bentuk terjemahan yang baik dan benar dalam bahasa Jerman. Sedangkan teknik analisis data untuk menentukan teknik penerjemahan yang diterapkan mahasiswa dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hasil terjemahan mahasiswa dibaca dengan memperhatikan teknik yang diterapkan mahasiswa dalam terjemahan tersebut.

(65)

45

3. Menghitung frekuensi teknik penerjemahan yang digunakan mahasiswa.

3.6. Pemeriksaan dan Pengecekan Keabsahan Data (Triangulasi)

Untuk menjamin keabsahan data dalam penelitian kualitatif, menurut Lincoln dan Guba dalam Faisal yang dikutip oleh Syarifuddin (2004:61) menyebutkan empat standar atau kriteria utama guna menjamin keterpercayaan hasil penelitian kualitatif yaitu kredibilitas, transferabilitas, dependabilitas dan konfirmabilitas. Dalam penelitian ini, keempat kriteria tersebut digunakan agar hasil penelitian ini benar-benar memenuhi karakteristik penelitian kualitatif.

Standar kredibilitas dalam penelitian kualitatif, digunakan agar hasil penelitian kualitatif dapat dipercaya oleh pembaca, dan juga dapat disetujui kebenarannya oleh partisipan yang diteliti. Ada beberapa teknik yang digunakan dalam memenuhi standar kredibilitas antara lain:

1. Peneliti berada di lapangan dalam waktu yang cukup memadai (oleh Lincoln dan Guba disebut prolonged engagement). Sehingga diharapkan terciptanya pemahaman terhadap partisipan dan segala kegiatannya lebih memadai.

2. Melakukan triangulasi, langkah ini dilakukan sebagai upaya verifikasi temuan dengan mengecek kebenarannya dari berbagai sumber.

(66)

sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Teman sejawat yang peneliti temukan adalah mereka yang menjadi staf pengajar di Unimed.

4. Melakukan member check, digunakan untuk mengetahui seberapa akurat data tersebut. Ia memaparkan hasil temuan selama penelitian untuk dicek kesesuaian dan keabsahan oleh mahasiswa yang dikenai penelitian ini.

(67)

BAB IV

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

4.1Deskripsi Data

Pendeskripsian data dalam bab ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang data hasil penelitian yaitu kesalahan bahasa yang dilakukan oleh mahasiswa dalam penerjemahan TBI ke dalam TBJ dan teknik penerjemahan yang diterapkan mahasiswa dalam menerjemahkan TBI ke dalam TBJ.

Pendeskripsian data kesalahan bahasa yang dilakukan mahasiswa diklasifikasikan ke dalam dua bagian berdasarkan kendala kaedah bahasa dalam proses menerjemahkan yaitu (1) menurut sarana leksikal dan (2) menurut sistem gramatikal. Selanjutnya pendeskripsian data teknik penerjemahan yang diterapkan mahasiswa dalam menerjemahkan TBI ke dalam TBJ.

4.1.1 Kesalahan Bahasa dalam Penerjemahan Berdasarkan Sarana Leksikal

Dari tabel spesifikasi kesalahan (lampiran 1:95) dan rekapitulasi kesalahan (lampiran 2:155) diketahui bahwa kesalahan yang dilakukan oleh mahasiswa dalam penerjemahan TBI ke dalam TBJ berdasarkan sarana leksikal terjadi pada 2 bentuk kesalahan. Kesalahan medan semantis tidak ditemukan dilakukan oleh mahasiswa. Bentuk kesalahan menurut sarana leksikal seperti terlihat pada tabel berikut ini:

(68)

Tabel 1. Rekapitulasi Kesalahan Menurut Sarana Leksikal Pada Teks 1

No Bentuk Kesalahan Jumlah Mahasiswa Yang Melakukan

Kesalahan

% Jumlah Mahasiswa Yang Tidak Melakukan Kesalahan

% Total

1 Aneka Makna 16 100% 0 0% 100%

2 Diferensiasi/ Nondiferensiasi

6 37,5% 10 62,5% 100%

Tabel 2. Rekapitulasi Kesalahan Menurut Sarana Leksikal Pada Teks 2

No Bentuk Kesalahan Jumlah Mahasiswa Yang Melakukan

Kesalahan

% Jumlah Mahasiswa Yang Tidak

Melakukan Kesalahan

% Total

1 Aneka Makna 16 100% 0 0% 100%

2 Diferensiasi/ Nondiferensiasi

13 81,25% 3 18,75% 100%

Gambar

Tabel 1. Rekapitulasi Kesalahan Menurut Sarana Leksikal Pada Teks 1
Tabel 3. Rekapitulasi Kesalahan Menurut Sistem Gramatikal Pada Teks 1
Tabel 4. Rekapitulasi Kesalahan Menurut Sistem Gramatikal Pada Teks 2
Tabel 5. Rekapitulasi Teknik Penerjemahan Yang Digunakan Mahasiswa Pada Teks 1

Referensi

Dokumen terkait

[r]

yang menggunakan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman minimarket, usaha ini berkembang dengan baik dan mengalami peningkatan volume penjualan yang dapat dilihat dari omset

Berdasarkan pendapat tersebut, yang dimaksud kualitas tes buatan guru (quality ofteacher tes making) dalam penelitian ini adalah kualitas tes yang dibuat sendiri

barang jaminan tersebut maka bank akan mengembalikan uang tersebut kepada nasabah, sedangkan apabila kurang maka bank akan mengkonfirmasikan kepada nasabah gadai

Selain itu ada beberapa jawaban responden mengenai pendekatan story telling dalam pembelajaran chuukyuu dokkai sebagai berikut: (1) dengan adanya tuntutan untuk menceritakan

Sebagai contoh bilangan 10, dapat ditulis dengan dua buah angka (double digits) yaitu angka 1 dan angka 10 .Bilangan banyak ditemui dalam kehidupan sehari- hari. Namun

RPIJM bidang Cipta Karya membutuhkan kajian pendukung dalam hal lingkungan, ekonomi dan sosial untuk meminimalisir pengaruh negatif pembangunan infrastruktur bidang

Kader Jumantik mempunyai peran dalam melakukan pemantauan dan oencegahan DBD sebagai berikut: (1) menjadi bagian dari Pemantauan Jentik Berkala (PJB) di lingkungan