• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang ISPA pada Anak Umur 5-10 Tahun di Puskesmas Medan Denai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang ISPA pada Anak Umur 5-10 Tahun di Puskesmas Medan Denai"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang ISPA pada Anak Umur

5-10 Tahun di Puskesmas Medan Denai

OLEH:

RINALDI SANI NST

070100338

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang ISPA pada Anak Umur

5-10 Tahun di Puskesmas Medan Denai

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran

OLEH:

RINALDI SANI NST

070100338

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang ISPA Pada Anak Umur 5-10 Tahun Di Puskesmas

Medan Denai

NAMA : RINALDI SANI NST

NIM : 070100338

Pembimbing Penguji I

(dr. Zulkifli, Msi) (dr. Rita Mawarni, Sp.F)

NIP.19471102 197802 1 001 NIP. 140370708

Penguji II

(dr.Zulkarnain Rangkuti, Msi)

NIP.130099231

Medan, 30 Desember 2010

Dekan

Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara

(Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH)

(4)

ABSTRAK

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan salah satu penyebab kematian tersering pada anak di negara berkembang. Pada akhir tahun 2000, ISPA mencapai enam kasus di antara 1000 bayi dan balita. Tahun 2003 kasus kesakitan balita akibat ISPA sebanyak lima dari 1000 balita. Setiap anak balita diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA setiap tahunnya dan proporsi kematian yang disebabkan ISPA mencakup 20-30%. Sebagai kelompok penyakit, ISPA juga merupakan salah satu penyebab utama kunjungan pasien ke sarana kesehatan. Sebanyak 40%-60% kunjungan berobat di Puskesmas dan 15%-30% kunjungan berobat di bagian rawat jalan dan rawat inap rumah sakit disebabkan oleh ISPA. Penyebab ISPA paling berat disebabkan infeksi Streptococus pneumonia atau Haemophillus

influenzae.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang ISPA pada anak dengan menggunakan metode penelitian Deskriptif dengan rancangan penelitian

cross sectional. Populasi penelitian adalah para ibu yang mempunyai anak 5-10 tahun di

Puskesmas Medan Denai. Sampel penelitian dipilih dengan menggunakan teknik consecutive

sampling yaitu 60 orang. Pengambilan data menggunakan kuesioner. Uji statistik ini

menggunakan program SPSS for windows.

Dari analisa deskriptif frekuensi diperoleh bahwa gambaran karakteristik ibu di Puskesmas Denai berdasarkan umur yaitu sebesar 32% (p=0,32) pada kelompok umur 31-40 tahun, sedangkan berdasarkan tingkat pendidikan yaitu tingkat pendidikan SMA sebesar 25% (p=0,25). Hasil penelitian ini menunjukkan gambaran pengetahuan ibu tentang ISPA pada anak 5-10 tahun yaitu cukup dengan persentase sebesar 65% (p=0,65).

Tingkat pengetahuan ibu perlu di tingkatkan dengan melakukan penyuluhan-penyuluhan tentang ISPA dan penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar penelitian untuk melakukan penelitian selanjutnya.

(5)

ABSTRACT

The acute respiratory tract infection is one of the most frequent cause of death in

children all over developing countries. In the end of year 2000, the ARTI reach the number

og 6 cases among 1000 infants and toddlers. At 2003 the number of infants acquiring ARTI is

increasing to 5 cases in 1000 infants. Each infants experienced 3-6 episodes of ARTI each

year and the death proportion is about 20-30%. As a group of disease, ARTI is also

becoming one of the major cause of patient searching for medical care. About 40-60% of

patient visiting health centre in Puskesmas, another 15-30% visiting ambulatory care and

in-patient care unit of hospital, are caused by ARTI. The etiology of ARTI mostly happened by

infection of Streptococcus pneumonia or Haemophilus influenza

The goal of this research is to achieve information of the descryption of mother’s

knowledge of ARTI in children, by using descriptive approach and cross-sectional method.

The research population is mothers who have a child in age 5-10 years old in Puskesmas

Medan Denai. The research’s samples are collected by using consecutive sampling method

as much as 60 person. The data is collected by using questionnaire. The statistical test is

done by using SPSS programme for Windows.

From the descriptive analysis of frequency, it is showed that the descryption of mother

characteristic in Puskesmas Medan Denai is mostly in age-group of 31-40 years old as much

as 32% (p=0,32); based on educational status, the most group found is Senior High School

graduates as much as 25% (p=0,25). The result of research showed that the descryption of

mother knowledge about ARTI in children age 5-10 is at middle/medium grade with

percentage of 65% (p=0,65).

The level of mother’s knowledge need to be increased by doing counselings of ARTI

and the research may become an input to create another further research about this topic

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga saya dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Karya tulis ilmiah ini disusun sebagai persyaratan untuk kelulusan kesarjanaan kedokteran. Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan, mohon kiranya untuk memberi masukan yang konstruktif untuk perbaikan di masa mendatang.

Banyak pihak yang telah membantu sehingga karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan. Ucapan terima kasih kepada yang sangat kepada:

1. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH.

2. Dosen Pembimbing, dr. Zulkifli, Msi yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.

3. Kepala Puskesmas Medan Denai dan staf keseahatn yang telah membantu pengambilan data penelitian.

4. Dosen Penguji I dr. Zulkarnain Rangkuti dan dosen Penguji II dr. Rita Mawarni, Sp.F untuk setiap kritik dan saran yang membangun.

5. Seluruh Responden yang telah bersedia mengisi kuesioner sehingga data dapat diperoleh dan diolah menjadi karya tulis ilmiah ini.

6. Yang tercinta Ayahanda Drs. Haji. M. Yunan NST, SH, MM dan Ibunda H Nuryani Lubis, AmKeb yang selalu menjadi alasan untuk menggapai cita. Terima kasih yang sedalam-dalamnya untuk setiap cinta kasih yang mengalun indah dan dukungan di setiap langkah yang telah dipilih. Ayahanda yang telah mengajarkan arti tanggung jawab dan Ibunda yang mengajarkan tentang kasih sayang serta ketegaran. Serta adik-adik tersayang Iwan, Irfan, Irsal yang telah memberi dukungan dan memberikan canda tawa di setiap hari.

7. Fitiri Nur Malini S yang telah memberikan semangat, dukungan dan memberikan saran atas selesainya karya tulis ini.

(7)

9. Semua pihak yang telah membantu baik secara moril maupun materil dalam proses penelitian dan penyusunan karya tulis ini.

Demikianlah kata pengantar ini penulis sampaikan. Tidak akan pernah ada ilmu pengetahuan baru yang diperoleh jika kita berhenti bertanya dan mencari jawabnya. Semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat untuk bidang kedokteran dan kesehatan masyarakat.

Medan, 30 November 2010

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

ABSTRAK ... iii

ABSTRAC ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.3.1. Tujuan Umum ... 3

1.3.2. Tujuan Khusus ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA... 4

2.1. ISPA ... 4

2.1.1. Definisi ISPA ... 4

2.1.2. Epidemiologi ... 5

2.1.3. Faktor Resiko ... 6

2.1.4. Patogenesis... 7

2.1.5. Gejala Klinis ... 8

2.2. Penatalaksanaan ... 9

2.2.1. Perawatan dirumah... ... 10

2.2.2 Pecegahan dan Pemberantasan... ... 10

2.3. Pengetahuan ... 12

2.3.1. Konsep Pengetahuan ... 12

2.3.2. Aspek Pengetahuan ... 13

2.3.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ... 14

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL ... 19

3.1. Kerangka Konsep... 16

3.2. Defenisi Operasional ... 16

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 19

4.1. Jenis Penelitian ... 19

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian ... 19

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 19

4.3.1. Populasi Penelitian ... 19

4.3.2. Sampel Penelitian ... 19

(9)

4.4. Teknik Pengumpulan Data ... 21

4.4.1. Uji Validitas dan Reabilitas ... 21

4.5. Pengolahan dan Analisa Data ... 22

BAB 5 PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 24

5.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 24

5.1.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 24

5.2 Karakteristik Ibu ... 24

5.2.1. Umur ... 24

5.2.2. Tingkat Pendidikan ... 25

5.3 Hasil Analisa Data ... 26

5.3.1 Gambaran Pengetahuan ... 26

5.4 Pembahasan ... 29

5.4.1. Gambaran Karakteristik Ibu ... 29

5.4.2 Gambaran Pengetahuan Pada Ibu tentang ISPA ... 29

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 24

6.1. kesimpulan ... 31

6.2. Saran ... 31

DAFTAR PUSTAKA ... 32

(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

3.1. Tabel Nilai Kuesioner Pengetahuan Ibu 18 4.1. Hasil Uji Validitas dan Reabilitas 22 5.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur 25 5.2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat

Pendidikan

26

5.3. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden 27 5.4. Distribusi Frekuensi Jawaban atas Pertanyaan Aspek Pengetahuan

Responden

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Kuesioner

Lampiran 3 Informed Consent

Lampiran 4 Lampiran 5

Surat Izin Penelitian dari Dinas Kesehatan Kota Medan Persetujuan Komisi Etik

(12)

ABSTRAK

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan salah satu penyebab kematian tersering pada anak di negara berkembang. Pada akhir tahun 2000, ISPA mencapai enam kasus di antara 1000 bayi dan balita. Tahun 2003 kasus kesakitan balita akibat ISPA sebanyak lima dari 1000 balita. Setiap anak balita diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA setiap tahunnya dan proporsi kematian yang disebabkan ISPA mencakup 20-30%. Sebagai kelompok penyakit, ISPA juga merupakan salah satu penyebab utama kunjungan pasien ke sarana kesehatan. Sebanyak 40%-60% kunjungan berobat di Puskesmas dan 15%-30% kunjungan berobat di bagian rawat jalan dan rawat inap rumah sakit disebabkan oleh ISPA. Penyebab ISPA paling berat disebabkan infeksi Streptococus pneumonia atau Haemophillus

influenzae.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang ISPA pada anak dengan menggunakan metode penelitian Deskriptif dengan rancangan penelitian

cross sectional. Populasi penelitian adalah para ibu yang mempunyai anak 5-10 tahun di

Puskesmas Medan Denai. Sampel penelitian dipilih dengan menggunakan teknik consecutive

sampling yaitu 60 orang. Pengambilan data menggunakan kuesioner. Uji statistik ini

menggunakan program SPSS for windows.

Dari analisa deskriptif frekuensi diperoleh bahwa gambaran karakteristik ibu di Puskesmas Denai berdasarkan umur yaitu sebesar 32% (p=0,32) pada kelompok umur 31-40 tahun, sedangkan berdasarkan tingkat pendidikan yaitu tingkat pendidikan SMA sebesar 25% (p=0,25). Hasil penelitian ini menunjukkan gambaran pengetahuan ibu tentang ISPA pada anak 5-10 tahun yaitu cukup dengan persentase sebesar 65% (p=0,65).

Tingkat pengetahuan ibu perlu di tingkatkan dengan melakukan penyuluhan-penyuluhan tentang ISPA dan penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar penelitian untuk melakukan penelitian selanjutnya.

(13)

ABSTRACT

The acute respiratory tract infection is one of the most frequent cause of death in

children all over developing countries. In the end of year 2000, the ARTI reach the number

og 6 cases among 1000 infants and toddlers. At 2003 the number of infants acquiring ARTI is

increasing to 5 cases in 1000 infants. Each infants experienced 3-6 episodes of ARTI each

year and the death proportion is about 20-30%. As a group of disease, ARTI is also

becoming one of the major cause of patient searching for medical care. About 40-60% of

patient visiting health centre in Puskesmas, another 15-30% visiting ambulatory care and

in-patient care unit of hospital, are caused by ARTI. The etiology of ARTI mostly happened by

infection of Streptococcus pneumonia or Haemophilus influenza

The goal of this research is to achieve information of the descryption of mother’s

knowledge of ARTI in children, by using descriptive approach and cross-sectional method.

The research population is mothers who have a child in age 5-10 years old in Puskesmas

Medan Denai. The research’s samples are collected by using consecutive sampling method

as much as 60 person. The data is collected by using questionnaire. The statistical test is

done by using SPSS programme for Windows.

From the descriptive analysis of frequency, it is showed that the descryption of mother

characteristic in Puskesmas Medan Denai is mostly in age-group of 31-40 years old as much

as 32% (p=0,32); based on educational status, the most group found is Senior High School

graduates as much as 25% (p=0,25). The result of research showed that the descryption of

mother knowledge about ARTI in children age 5-10 is at middle/medium grade with

percentage of 65% (p=0,65).

The level of mother’s knowledge need to be increased by doing counselings of ARTI

and the research may become an input to create another further research about this topic

(14)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

ISPA adalah infeksi akut yang menyerang saluran pernapasan yaitu organ tubuh yang di mulai dari hidung ke alveoli beserta adneksa (Romelan, 2006). Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan salah satu penyebab kematian tersering pada anak di negara berkembang. Pada akhir tahun 2000, ISPA mencapai enam kasus di antara 1000 bayi dan balita. Tahun 2003 kasus kesakitan balita akibat ISPA sebanyak lima dari 1000 balita (Oktaviani, 2009). Setiap anak balita diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA setiap tahunnya dan proporsi kematian yang disebabkan ISPA mencakup 20-30% (Suhandayani, 2007). Untuk meningkatkan upaya perbaikan kesehatan masyarakat, Departemen Kesehatan RI menetapkan 10 program prioritas masalah kesehatan yang ditemukan di masyarakat untuk mencapai tujuan Indonesia Sehat 2010, dimana salah satu diantaranya adalah Program Pencegahan Penyakit Menular termasuk penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (Depkes RI, 2002).

Sebagai kelompok penyakit, ISPA juga merupakan salah satu penyebab utama kunjungan pasien ke sarana kesehatan. Sebanyak 40%-60% kunjungan berobat di Puskesmas dan 15%-30% kunjungan berobat di bagian rawat jalan dan rawat inap rumah sakit disebabkan oleh ISPA (Suhandayani, 2007). Penyebab ISPA paling berat disebabkan infeksi Streptococus pneumonia atau Haemophillus influenzae. Banyak kematian yang diakibatkan oleh pneumonia terjadi di rumah, diantaranya setelah mengalami sakit selama beberapa hari. Program pemberantasan ISPA secara khusus telah dimulai sejak tahun 1984, dengan tujuan berupaya untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian khususnya pada bayi dan anak balita yang disebabkan oleh ISPA, namun kelihatannya angka kesakitan dan kematian tersebut masih tetap tinggi (Rasmaliah, 2004).

(15)

meninggal setiap tahunnya akibat pneumonia, atau rata-rata 1 anak balita Indonesia meninggal akibat pneumonia setiap 5 menit (Wahyuni, 2008).

Tingginya angka kejadian ISPA pada bayi di Indonesia, salah satunya disebabkan oleh pengetahuan ibu yang sangat kurang tentang ISPA. Pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu sehingga dari pengetahuan tersebut dapat mempengaruhi tindakan ibu terhadap penyakit ISPA. Dengan meningkatnya pengetahuan ibu tentang ISPA maka akan langsung berhubungan dalam menurukan angka kejadian ISPA (Notoatmodjo, 2007).

Ibu memiliki peranan yang cukup penting dalam usaha untuk meningkatkan kesehatan bagi anaknya. Pengetahuan ibu mengenai penyakit ISPA, yang merupakan salah satu penyebab kematian tersering, sangat diperlukan. Oleh karena itu, untuk mengetahui tingkat pemahaman pada ibu-ibu tentang penyakit ISPA, maka perlu diketahui bagaimana pengetahuan, sikap dan perilaku ibu terhadap segala sesuatu yang ada kaitannya dengan penyakit ISPA ini (Purnomo, 2001).

Berdasarkan uraian diatas maka penulis akan membuat suatu penelitian tentang gambaran pengetahuan ibu tentang ISPA pada anak di Kelurahan Medan Denai tahun 2010.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi masalah adalah:

“Bagaimana pengetahuan ibu tentang Infeksi Saluran Pernapasan Akut di Kelurahan Denai tahun 2010?”

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

(16)

1.3.2. Tujuan Khusus

Untuk mengetahui gambaran pengetahaun ibu tentang ISPA pada anak umur 5-10 tahun di Puskesmas Medan Denai.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:

1. Sebagai bahan informasi kepada ibu tentang ISPA pada anak, agar dapat terhindar dari penyakit ISPA,sehingga yang dapat membantu menurunkan prevalensi ISPA pada anak.

2. Sebagai bahan informasi kepada Kelurahan Medan Denai tentang penyakit infeksi ini, agar di Kelurahan Medan Denai penularan ISPA dapat menurun.

3. Sebagai wawasan dan informasi tentang ISPA bagi masyarakat luas dan dapat dikembangkan menjadi data-data untuk penelitian lanjutan bagi para peneliti.

(17)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. ISPA

2.1.1. Definisi ISPA

Menurut Depkes (2004) infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan istilah yang diadaptasi dari istilah bahasa inggris Acute Respiratory Infections (ARI). Istilah ISPA meliputi tiga unsur penting yaitu infeksi, saluran pernafasan, dan akut. Dengan pengertian sebagai berikut: Infeksi adalah masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit. Saluran pernafasan adalah organ mulai dari hidung hingga alveoli beserta organ adneksanya seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah dan pleura. Infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai 14 hari. Batas 14 hari diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA proses ini dapat berlangsung lebih dari 14 hari.

Berdasarkan pengertian diatas, maka ISPA adalah infeksi saluran pernafasan yang berlangsung selama 14 hari. Saluran nafas yang dimaksud adalah organ mulai dari hidung sampai alveoli paru beserta organ adneksanya seperti sinus, ruang telinga tengah, dan pleura (Habeahan, 2009).

Menurut Depkes RI (1996) istilah ISPA mengandung tiga unsur, yaitu infeksi, saluran pernafasan dan akut. Pengertian atau batasan masing-masing unsur adalah sebagai berikut:

1. Infeksi adalah masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit.

(18)

3. Infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari ini. Batas 14 hari ini diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa penyakit yang dapat digolongakan ISPA proses ini dapat berlangsung lebih dari 14 hari (Suhandayani, 2007).

2.1.2. Epidemiologi

Pada akhir tahun 2000, ISPA mencapai enam kasus di antara 1000 bayi dan balita. Tahun 2003 kasus kesakitan balita akibat ISPA sebanyak lima dari 1000 balita (Oktaviani, 2009). Setiap anak balita diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA setiap tahunnya dan proporsi kematian yang disebabkan ISPA mencakup 20-30% (Suhandayani, 2007). Untuk meningkatkan upaya perbaikan kesehatan masyarakat, Departemen Kesehatan RI menetapkan 10 program prioritas masalah kesehatan yang ditemukan di masyarakat guna mencapai tujuan Indonesia Sehat 2010, dimana salah satu diantaranya adalah Program Pencegahan Penyakit Menular termasuk penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (Depkes RI, 2002).

Kota medan merupakan kota terbesar ketiga yang saat ini berkembang menjadi kota Metropolitan, Data profil kesehatan kota Medan berdasarkan kunjungan di Puskesmas tahun 2003 sebesar 765.763 orang, sedangkan sampai Juni 2004 sebesar 473.539 orang, dimana penyakit ISPA masih berada pada urutan pertama yaitu sebanyak 225.494 pasien (47,62%). Angka tertinggi terdapat di Kecamatan Medan Perjuangan yaitu sebanyak 1.293 kasus (3,3%). Di Kabupaten Deli Serdang pada 2004, diketahui angka morbiditas kasus ISPA sebanyak 12.871 kasus (31,7%) dengan rincian 6.638 terjadi pada kelompok umur bayi (51,5%) dan 6.233 kasus pada usia 1-4 tahun (48,5%) (Agustama, 2005).

2.1.3. Faktor Risiko

(19)

bersifat akut maupun kronis. Gangguan akut misalnya iritasi saluran pernafasan dan iritasimata.

Faktor lingkungan rumah seperti ventilasi juga berperan dalam penularan ISPA, dimana ventilasi dapat memelihara kondisi atmosphere yang menyenangkan dan menyehatkan bagi manusia. Suatu studi melaporkan bahwa upaya penurunan angka kesakitan ISPA berat dan sedang dapat dilakukan di antaranya dengan membuat ventilasi yang cukup untuk mengurangi polusi asap dapur dan mengurangi polusi udara lainnya termasuk asap rokok. Anak yang tinggal di rumah yang padat (<10m2/orang) akan mendapatkan risiko ISPA sebesar 1,75 kali dibandingkan dengan anak yang tinggal dirumah yang tidak padat (Achmadi, 1993 dalam Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2004).

Faktor lain yang berperan dalam penanggulangan ISPA adalah masih buruknya manajemen program penanggulangan ISPA seperti masih lemahnya deteksi dini kasus ISPA terutama pneumoni, lemahnya manajemen kasus oleh petugas kesehatan, serta pengetahuan yang kurang dari masyarakat akan gejala dan upaya penanggulangannya, sehingga banyaknya kasus ISPA yang datang ke sarana pelayanan kesehatan sudah dalam kategori berat (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2004).

2.1.4. Patogenesis

Menurut Baum (1980), saluran pernapasan selama hidup selalu terpapar dengan dunia luar sehingga guna mengatasinya dibutuhkan suatu sistem pertahanan yang efektif dan efisien. Ketahanan saluran pernapasan terhadap infeksi mauapun partikel dan gas yang ada di udara amat tergantung pada tiga unsur alami yang selalu terdapat pada orang sehat, yaitu:

1. Keutuhan epitel mukosa dan gerak mukosilia. 2. Makrofag alveoli terjadi.

3. Antibodi setempat.

(20)

1. Asap rokok dan gas SO₂ yang merupakan polutan utama dalam pencemaran udara.

2. Sindrom immotil.

3. Pengobatan dengan O₂ konsentrasi tinggi (25 % atau lebih).

Makrofag banyak terdapat di alveolus dan akan dimobilisasikan ke tempat lain bila terjadi infeksi. Asap rokok dapat menurunkan kemampuan makrofag membunuh bakteri, sedangkan alkohol akan menurunkan mobilitas sel-sel ini (Baum,1980).

Antibodi setempat yang ada pada saluran pernapasan ialah imunoglobulin A (IgA). Antibodi ini banyak terdapat di mukosa. Kekurangan antibodi ini akan memudahkan terjadinya infeksi saluran pernapasan, seperti yang sering terjadi pada anak. Mereka dengan defisiensi IgA akan mengalami hal yang serupa dengan penderita yang mengalami imunodefisiensi lain, seperti penderita yang mendapat terapi sitostatik atau radiasi, penderita dengan neoplasma yang ganas dan lain-lain (immunocompromised host) (Baum,1980).Menurut Baum (1980) gambaran klinik radang yang disebabkan oleh infeksi sangat tergantung Pada:

1. Karakteristik inokulum meliputi ukuran aerosol, jumlah dan tingkat virulensi jasad renik yang masuk.

2. Daya tahan tubuh seseorang tergantung pada utuhnya sel epitel mukosa, gerak mukosilia, makrofag alveoli dan IgA.

3. Umur mempunyai pengaruh besar. ISPA yang terjadi pada anak dan bayi akan memberikan gambaran klinis yang lebih buruk bila dibandingkan dengan orang dewasa. Gambaran klinis yang buruk dan tampak lebih berat tersebut terutama disebabkan oleh infeksi virus pada bayi dan anak yang belum memperoleh kekebalan alamiah.

2.1.5 Gejala Klinis

Penyakit saluran pernapasan atas dapat memberikan gejala klinik yang beragam, antara lain:

(21)

mole dan uvula, sakit kepala, malaise, nyeri otot, lesu serta rasa kedinginan (chilliness), demam jarang terjadi.

2. Gejala faringeal, yaitu sakit tenggorokan yang ringan sampai berat. Peradangan pada faring, tonsil dan pembesaran kelenjar adenoid yang dapat menyebabkan obstruksi nasal, batuk sering terjadi, tetapi gejala koriza jarang. Gejala umum seperti rasa kedinginan, malaise, rasa sakit di seluruh badan, sakit kepala, demam ringan, dan parau (hoarseness).

3. Gejala faringokonjungtival yang merupakan varian dari gejala faringeal. Gejala faringeal sering disusul oleh konjungtivitis yang disertai fotofobia dan sering pula disertai rasa sakit pada bola mata. Kadang-kadang konjungtivitis timbul terlebih dahulu dan hilang setelah seminggu sampai dua minggu, dan setelah gejala lain hilang, sering terjadi epidemi.

4. Gejala influenza yang dapat merupakan kondisi sakit yang berat. Demam, menggigil, lesu, sakit kepala, nyeri otot menyeluruh, malaise, anoreksia yang timbul tiba-tiba, batuk, sakit tenggorokan, dan nyeri retrosternal. Keadaan ini dapat menjadi berat. Dapat terjadi pandemi yang hebat dan ditumpangi oleh infeksi bakterial.

5. Gejala herpangina yang sering menyerang anak-anak, yaitu sakit beberapa hari yang disebabkan oleh virus Coxsackie A. Sering menimbulkan vesikel faringeal, oral dan gingival yang berubah menjadi ulkus.

6. Gejala obstruksi laringotrakeobronkitis akut (cruop), yaitu suatu kondisi serius yang mengenai anak-anak ditandai dengan batuk, dispnea, dan stridor inspirasi yang disertai sianosis (Djojodibroto, 2009).

2.2. Penatalaksanaan

Menurut Rasmaliah (2005) penatalaksan ISPA ada tiga:

1. Pneumonia berat : dirawat di rumah sakit, diberikan antibiotik parenteral, oksigen dan sebagainya.

(22)

keadaan penderita menetap, dapat dipakai obat antibiotik pengganti yaitu ampisilin, amoksisilin atau penisilin prokain.

3. Bukan pneumonia: tanpa pemberian obat antibiotik. Diberikan perawatan di rumah, untuk batuk dapat digunakan obat batuk tradisional atau obat batuk lain yang tidak mengandung zat yang merugikan seperti kodein,dekstrometorfan dan, antihistamin. Bila demam diberikan obat penurun panas yaitu parasetamol. Penderita dengan gejala batuk pilek bila pada pemeriksaan tenggorokan didapat adanya bercak nanah (eksudat) disertai pembesaran kelenjar getah bening dileher, dianggap sebagai radang tenggorokan oleh kuman streptococcuss dan harus diberi antibiotik (penisilin) selama 10 hari. Tanda bahaya setiap bayi atau anak dengan tanda bahaya harus diberikan perawatan khusus untuk pemeriksaan selanjutnya.

2.2.1 Perawatan dirumah

Beberapa hal yang perlu dikerjakan seorang ibu untuk mengatasi anaknya yang menderita ISPA:

1. Mengatasi panas (demam)

Untuk anak usia 2 bulan samapi 5 tahun demam diatasi dengan memberikan parasetamol atau dengan kompres, bayi dibawah 2 bulan dengan demam harus segera dirujuk. Parasetamol diberikan 4 kali tiap 6 jam untuk waktu 2 hari. Cara pemberiannya, tablet dibagi sesuai dengan dosisnya, kemudian digerus dan diminumkan. Memberikan kompres, dengan menggunakan kain bersih, celupkan pada air (tidak perlu air es).

2. Mengatasi batuk

Dianjurkan memberi obat batuk yang aman yaitu ramuan tradisional yaitu jeruk nipis ½ sendok teh dicampur dengan kecap atau madu ½ sendok teh , diberikan tiga kali sehari.

3. Pemberian makanan

Berikan makanan yang cukup gizi, sedikit-sedikit tetapi berulang-ulang yaitu lebih sering dari biasanya, lebih-lebih jika muntah. Pemberian ASI pada bayi yang menyusu tetap diteruskan.

4. Pemberian minuman

(23)

5. Lain-lain

Tidak dianjurkan mengenakan pakaian atau selimut yang terlalu tebal dan rapat, lebih-lebih pada anak dengan demam. Jika pilek, bersihkan hidung yang berguna untuk mempercepat kesembuhan dan menghindari komplikasi yang lebih parah. Usahakan lingkungan tempat tinggal yang sehat yaitu yang berventilasi cukup dan tidak berasap. Apabila selama perawatan dirumah keadaan anak memburuk maka dianjurkan untuk membawa kedokter atau petugas kesehatan. Untuk penderita yang mendapat obat antibiotik, selain tindakan diatas usahakan agar obat yang diperoleh tersebut diberikan dengan benar selama 5 hari penuh. Dan untuk penderita yang mendapatkan antibiotik, usahakan agar setelah 2 hari anak dibawa kembali kepetugas kesehatan untuk pemeriksaan ulang.

2.2.1. Pencegahan dan Pemberantasan

Pencegahan dapat dilakukan dengan : 1. Menjaga keadaan gizi agar tetap baik. 2. Immunisasi.

3. Menjaga kebersihan prorangan dan lingkungan. 4. Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA.

2.3. Pengetahuan

2.3.1 Konsep Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindaraan terhadap suatu objek tertentu. Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.

(24)

1. Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

2. Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut. Disini sikap

subjek sudah mulai timbul.

3. Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidak baiknya stimulus

tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap respon sudah lebih baik.

4. Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa

yang dikehendaki oleh stimulus.

5. Adoption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,

kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

2.3.2. Aspek Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007), tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan, yaitu:

1. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai meningkatkan suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan dan sebagainya. Oleh karena sebab itu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

2. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, dan meramalkan terhadap objek yang dipelajari.

3. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi disini diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan lainnya dalam konteks atau situasi yang berbeda.

4. Analisis (Analysis)

(25)

Kemampuan analisis dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan lainnya.

5. Sintesis (Synthesis)

Kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru dinamakan sintesis. Dengan kata lain sintesis adalah kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada, seperti dapat menyusun, merencanakan, meringkaskan, menyesuaikan dan lainnya terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada. 6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang ada.

2.3.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk perilaku seseorang. Dalam perilaku seseorang banyak faktor yang memengaruhi, termasuk juga akan memengaruhi pengetahuan (Notoatmodjo, 2007). Menurut Green (1980) perilaku dipengaruhi tiga faktor utama yaitu: a. Faktor predisposisi (Predisposing factor)

Faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang di anut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, dan sebagainya. Untuk berprilaku kesehatan, misalnya pemeriksaan kesehatan bagi ibu hamil, diperlukan pengetahuan dan kesadaran ibu tersebut tentang manfaat pemeriksaan kehamilan, baik bagi kesehatan ibu itu sendiri maupun janinnya.

b. Faktor pemungkin (Enambling factors)

(26)

sebagainya. Termasuk juga fasilitas pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, poliklinik, posyandu, polindes, pos obat sehat, dokter atau bidan praktik swasta, dan sebagainya. Untuk berprilaku sehat, masyarakat memerlukan sarana dan prasarana pendukung, misalnya perilaku pemeriksaan kehamilan. Ibu hamil yang mau diperiksa kehamilan tidak hanya karena ia tahu dan sadar manfaat periksaan kehamilan melainkan ibu tersebut dengan mudah harus dapat memperoleh fasilitas atau tempat periksaan kehamilan, misalnya puskesmas, polindes, bidan praktik, ataupun rumah sakit.

c. Faktor penguat (Reinforcing factors)

Faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat (toma), tokoh agama (toga), sikap dan perilaku para petugas termasuk petugas kesehatan. Termasuk juga disini undang-undang, peraturan-peraturan, baik dari pusat maupun pemerintah daerah, yang terkait dengan kesehatan. Untuk berperilaku sehat, masyarakat kadang-kadang bukan hanya perlu penegetahuan dan sikap positif dan dukungan fasilitas saja, melainkan diperlukan perilaku contoh (acuan) dari para tokoh masyarakat, tokoh agama, para petugas, dan lebih-lebih para petugas kesehatan. Disamping itu, undang-undang juga diperlukan untuk memperkuat perilaku masyarakat tersebut. Seperti perilaku periksa kehamilan, dan kemudahan memperoleh fasilitas periksa kehamilan. Juga diperlukan peraturan atau perundang-undangan yang mengharuskan ibu hamil melakukan periksa kehamilan.

BAB 3

Kerangka konsep dan Definisi Operasional

3.1. Kerangka konsep

3.2. Definisi operasional

Gambaran pengetahuan ibu

(27)

Defenisi operasional: segala sesuatu informasi yang diperoleh ibu tentang ISPA pada anak usia 5-10 tahun

a. Ibu

Ibu adalah wanita yang telah menikah dan memiliki anak usia 5-10 tahun di Puskesmas Medan Denai.

b. Umur

Umur adalah usia responden (ibu) yang dihitung berdasarkan ulang tahun terakhir saat dilakukan wawancara yang dikategorikan dengan skala rasio:

1. 21-30 tahun 2. 31-40 tahun 3. >40 tahun c. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal tertinggi yang telah diselesaikan oleh responden (ibu) saat dilakukan wawancara yang dikategorikan dengan skala nominal:

1. Tidak sekolah 2. Tamat SD 3. Tamat SMP 4. Tamat SMA

5. Tamat perguruan tinggi atau akademi

d. Pengetahuan ibu

1. Pengetahuan adalah segala informasi yang diketahui (hasil tahu) ibu mengenai ISPA tentang pengertian, gejala, penyebab, dan hal-hal yang dapat ibu lakukan di rumah jika anaknya menderita penyakit ISPA tersebut.

2. Cara ukur untuk pengetahuan dilakukan dengan wawancara.

3. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner yang berisi beberapa pertanyaan penelitian terdiri dari jabaran aspek pengetahuan terhadap penyakit ISPA pada anak berusia 5-10 tahun. Tiap aspek memiliki bobot berupa skoring yang sama. Pertanyaan yang di ajukan sebanyak 16 pertanyaan dengan dua pilihan jawaban, jawaban benar diberi skor 2 untuk jawaban tepat dan skor 1 untuk jawaban kurang tepat, sedangkan jawaban salah diberi skor 0 , dapat dilihat di tabel 3.1.

(28)

2. Sedang, bila jawaban responden benar antara 40-75% atau nilai total 13-24. 3. Kurang, bila jawaban responden benar <40% dari total nilai ≤12.

Tabel 3.1. Tabel Nilai Kuesioner Pengetahuan Ibu tentang ISPA pada Anak Umur 5-10

tahun.

No.

Pertanyaan

Nilai Jawaban Nilai Jawaban Nilai Jawaban Nilai Jawaban

(29)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Deskriptif dan desain studi Cross Sectional. Karena penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan melakukan deskripsi mengenai fenomena yang ditemukan, baik yang berupa faktor risiko maupun efek atau hasil dan peneliti melakukan observasi atau pengukuran variabel pada satu saat tertentu (Alatas dikutip dalam Sastroamoro, 2008). Penelitian ini dilakukan untuk menilai gambaran pengetahuan ibu tentang ISPA pada anak umur 5-10 tahun di Puskesmas Medan Denai. Penelitian ini akan dilakukan dengan metode observasi kuantitatif dengan menggunakan kuisioner.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian telah dilaksanakan pada tanggal 1 Juli 2010 sampai dengan Tanggal 31 Juli 2010. Sedangkan untuk tempat dilakukannya penelitian ini adalah di Puskesmas Medan Denai. Karena di Puskemas tersebut banyak terdapat ibu-ibu yang memilki anak balita yang menderita ISPA, serta belum adanya penelitian tentang gambaran pengetahuan ibu tentang ISPA.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian

4.3.1. Populasi Penelitian

Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah para ibu yang mempunyai anak 5-10 tahun di Puskesmas Medan Denai.

4.3.2. Sampel Penelitian

(30)

4.3.3. Besar Sampel Penelitian

Besarnya sampel penelitian ini dihitung dengan menggunakan perhitungan dengan rumus berdasarkan Wahyuni, 2006 :

Keterangan :

n = besar sampel minimal N = jumlah populasi

Z½α = tingkat kepercayaan (95%) P = proporsi di populasi Q = 1 – P

d = presisi (0,05)

Berdasarkan rumus tersebut maka besar sampel dapat dihitung sebagai berikut: n = besar sampel minimal

N = 135

Z½α = 1,96 (95%) P = 0,5

Q = (1 – P ) = (1-0,5) = 0,5 d = 0,10

n = 135.(1,96)².0,5.(1-0,05) (135-1).(0,10)² + (1,96)².0,5.(1-0,5) n = 129,659

2,3009

n = 56,36 dibulatkan 57 orang.

4.4. Teknik Pengumpulan Data

(31)

tentang ISPA pada anak. Untuk bobot penilaian dan interpretasi hasil ukur dapat dilihat pada bab 3.

4.4.1. Uji Validitas dan Realibilitas

[image:31.595.80.469.363.658.2]

Kuesioner yang di berikan kepada responden sebelumnya telah dilakukan uji validitas kepada 20 orang responden yang dilakukan pada ibu rumah tangga yang mempunyai anak umur 5-10 tahun. Dari hasil uji validitas dan reabilitas didapat semua butir pertanyaan dari aspek pengetahuan yang valid dan reliabel seperti yang tercantum pada tabel 4.1

Tabel 4.1. Hasil Uji Validitas dan Reabilitas :

Variabel Nomor Pertanyaan

Total Pearson Correlation

Status Alpha Status

Pengetahuan

1 0,744 Valid 0,936 Reliabel 2 0,680 Valid Reliabel 3 0,843 Valid Reliabel 4 0,550 Valid Reliabel 5 0,744 Valid Reliabel 6 0,748 Valid Reliabel 7 0,782 Valid Reliabel 8 0,797 Valid Reliabel 9 0,794 Valid Reliabel 10 0,664 Valid Reliabel 11 0,683 Valid Realibel 12 0,626 Valid Realibel 13 0,763 Valid Realibel 14 0,674 Valid Realibel 15 0,747 Valid Realibel 16 0,626 Valid Realibel

4.5 Pengolahan dan Analisa Data

(32)

Kemudian data yang telah terkumpul tersebut diolah dan di analisa. Langkah-langkah dalam pengolahan data tersebut adalah sebagai berikut :

a. Editing

Editing adalah langkah untuk meneliti apakah isian kuisioner sudah lengkap atau

belum sehingga apabila ada kekurangan dapat segera dilengkapi.

b. Coding

Coding adalah suatu usaha memeberikan kode/menandai jawaban-jawaban

responden atas pertanyaan yang ada pada kuisioner yang nantinya akan memudahkan proses dengan komputer.

c. Entry data

Entry data adalah emasukkan data melalui pengolahan komputer dengan

menggunakan program SPSS (Statistical Package and Social Science) versi 17.0.

d. Cleaning

Cleaning adalah pembersihan data. Kegiatan meneliti kembali data yang sudah ada,

apakah ada kesalahan atau tidak.

e. Saving

Saving adalah penyimpanan data untuk siap di analisi.

(33)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

5.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Puskesmas Medan Denai terletak di Kecamatan Medan Denai. Kecamatan Medan Denai terletak di wilayah Tenggara Kota Medan dan berbatasan langsung dengan kabupaten Deli Serdang dengan luas wilayah 11,19 km². Kecamatan Medan Denai memiliki batas-batas sebagai berikut :

• Sebelah Barat berbatasn dengan Kecamatan Medan Kota dan Kecamatan Medan Area

• Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang

• Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Medan Amplas

• Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Medan Tembung

Jumlah penduduk di Kecamatan ini pada tahun 2006 adalah sejumlah 137.690 jiwa.

5.2. Karakteristik Ibu

Penelitian dilakukan pada 60 orang responden yang merupakan ibu yang mempunyai anak umur 5-10 tahun dengan karakteristik yang diamati terhadap responden adalah umur dan tingkat pendidikan.

5.2.1. Umur

[image:33.595.144.455.657.761.2]

Berdasarkan karakteristik kelompok umur, hasil penelitian ini memperoleh kelompok responden paling banyak berada pada kelompok umur 31-40 tahun yaitu sebanyak 32 orang (31 %). Sedangkan kelompok responden paling sedikit berada pada kelompok umur dibawah 20 tahun yaitu satu orang (1,7 %). Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.1.

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur:

Umur (tahun) Frekuensi Persentase

≤20 1 1,7 %

21-30 21 22 %

31-40 32 31 %

(34)

Total 60 100 %

5.2.2. Tingkat Pendidikan

[image:34.595.119.423.436.607.2]

Pendidikan responden terdistribusi menjadi lima kelompok yaitu tidak sekolah, SD, SLTP, SMA, dan Perguruan Tinggi/Akademi. Hasil penelitian memperoleh kelompok responden terbanyak menurut tingkat pendidikan adalah SMA yaitu sebanyak 15 orang (23,3%) seperti yang terlihat pada tabel 5.2. Sedangkan kelompok responden paling sedikit tingkat pendidikannya adalah tidak sekolah yaitu hanya 7 orang (11,7%).

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat

Pendidikan :

Tingkat Pendidikan Frekuensi (orang)

Persentase

(%)

Tidak sekolah 7 11,7

SD 14 23,3

SLTP 14 23,3

SMA 15 25

Perguruan tinggi/akademi 10 16,7

Jumlah 60 100

5.3. Hasil Analisa Data

5.3.1. Gambaran Pengetahuan

(35)

Dari hasil penelitian ini diperoleh kelompok responden tertinggi memiliki gambaran pengetahuan dengan kategori cukup yaitu sebanyak 50 orang (50%) dan kelompok responden terendah memiliki gambaran pengetahuan dengan kategori buruk yaitu 3 orang (3%). Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.3.

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Gambaran Pengetahuan Responden :

Gambaran Pengetahuan Jumlah (orang) Persentase %

Baik 21 35

Cukup 39 65

Buruk 0 0

Jumlah 60 100

(36)

Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Jawaban atas Pertanyaan Aspek Pengetahuan

Responden :

Pertanyaan

Bobot Jawaban

2 1 0

n % N % N % 1. 22 36,7 25 41,7 13 21,7 2. 42 70 13 21,7 5 8,3 3. 49 81,7 9 15 2 3,3 4. 51 85 8 13,3 1 1,7 5. 20 33,3 38 63,3 2 3,3 6. 54 90 3 5 3 5 7. 36 60 21 35 3 5 8. 25 41,7 20 33,3 15 25 9. 28 46,7 25 41,7 7 11,7 10 34 56,7 17 28,3 9 15 11 28 46,7 31 51,7 1 1,7 12 22 36,7 26 43,3 12 20 13 16 26,7 27 45 17 28,3 14 33 55 21 35 6 10 15 33 55 14 23,3 13 21,7 16 33 55 23 38,3 4 6,7

5.4. Pembahasan

5.4.1. Gambaran Karakteristik Ibu

Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan adanya variasi karakteristik responden berdasarkan umur dan tingkat pendidikan. Berdasarkan tabel 5.1. dapat dilihat bahwa kelompok responden terbanyak berada pada kelompok umur 31-40 tahun yaitu sebanyak 32 orang (31%) dan terendah berumur dibawah 20 tahun yaitu satu orang (1,7%). Dilihat dari kelompok umur ini, paling banyak responden berada pada periode usia reproduktif. Dari data

Riskesdas 2007 menyatakan bahawa usia produktif wanita biasanya berusia

(37)

responden. Menurut Chan dan Tang (2006) yang melakukan penelitian di Malaysia, ibu yang sering datang kepusat pelayanan kesehatan paling banyak 32,8% (69 orang) berusia 30-34 tahun dan 23,5% (55 orang) ibu yang datang berusia 35-39 tahun. Untuk karateristik tingkat pendidika ibu menurut tabel 5.2 respon paling banyak terdapat pada tingkat pendidikan SMA yaitu sejumlah 15 orang atau sebesar 25%. Gambaran ini terditribusi paling banyak tingkat pendidikan SMA dikarenakan responden yang di ambil memang memiliki riwayat pendidikan sampai SMA. Selain itu, menurut Chan dan Tang (2006) dalam penelitiannya dalam penelitiannya menyatakan bahwa pendidikan terakhir ibu adalaha SMA (76,5%).

5.4.2. Gambaran Pengetahuan Pada Ibu Tentang ISPA

Hasil penelitian menunjukkan bahwa paling banyak responden memiliki tingkat pengetahuan cukup yaitu sebanyak 39 orang (65%). Sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan baik merupakan kelompok dengan jumlah paling sedikit yaitu sebanyak 21 orang (35%).

(38)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dari analisa deskriptif frekuensi diperoleh bahwa gambaran karakteristik ibu di Puskesmas Denai berdasarkan umur yaitu sebesar 32% pada kelompok umur 31-40 tahun, sedangkan berdasarkan tingkat pendidikan yaitu tingkat pendidikan SMA sebesar 25%. Hasil penelitian ini menunjukkan gambaran pengetahuan ibu tentang ISPA pada anak 5-10 tahun yaitu cukup dengan persentase sebesar 65%.

6.2. Saran

1. Diharapkan ini dapat menjadi masukkan bagi instansi pemerintah dalam meningkatkan pengetahuan ibu-ibu mengenai ISPA pada anaknya.

2. Diharapkan agar adanya penyuluhan tentang ISPA dalam meningkatkan pengetahuan ibu menjadi lebih baik dan dapat mencegahan ISPA pada anak.

(39)

DAFTAR PUSTAKA

Agustama., 2005. Kajian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Balita. Universitas sumatera Utara. Available from :

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2004. Riset Operasional Intensifikasi Pemberantasan Penyakit Menular.Indonesia : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia Available from :

[Accessed 22 April 2010]

http://

Baum,GL., 1974. Text Book of Pulmonary Disease. 2nd ed. Boston, Little Brown and

Company. Dalam : Alsagaff, Hood., 2009. Dasar-dasar ilmu penyakit paru. Airlangga

University Press, Surabaya : 110-111. [accessed 24 April 2010].

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2002. Pedoman pemberantasan dan

penatalaksanaan ISPA. Direktoral Jendral Kesehatan Masyarakat, Direktorat Promosi

Kesehatan.

Djojodibroto, D., 2009. Respirologi (Respiratory Medicine). Jakarta : EGC.

Habeahan, E.M., 2009. Hubungan Peran Orang Tua dalam Pencegahan Infeksi Saluran

pernapasan Akut (ISPA) dengan Kekambuhan Ifeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Martubung. Universitas Sumatera Utara.

Available from :

Notoatmodjo, S., 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku. Cetakan Pertama. Jakarta: Rineka Cipta, 143-146.

Oktaviani, V.A., 2009. Hubungan antara Sanitasi Fisik rumah dengan Kejadian ISPA pada

Balita. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Available from :

Purnomo., 2001. Hubungan Kadar Debu Total dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan

Akut pada Balita di Kecamatan Genuk Kota Semarang. Universitas Dipenegoro.

Available from :

Pratomo, H., & Sudarti., 1986. Pedoman Usulan Penelitian Bidang Kesehatan Masyarakaat. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

2010].

Rasmaliah., 2004. Infeksi Saluran Akut (ISPA) dan penanggulangan. Universitas Sumatera

Utara. Available from :

Romelan., 2006. Kaitan antara Karakteristik Balita dan Ibu dengan kejadian ISPA. Available from :

Accessed 16 April 2010].

Sastroasmoro, S. dan Ismael, S., 2008. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi Ke-3. Jakarta : Sagung Seto.

Suhandayani, I., 2007. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan ISPA.Universitas Negeri

Semarang. Available from :

from 15 april 2010].

Wahyuni., 2008. Pengaruh Pendidikan terhadap Tingkat Pengetahuan Ibu tentang

Pneumonia pada Balita. Universitas Surakarta. Available from :

(40)

Lampiran 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama

: RINALDI SANI NST

Tempat Tanggal Lahir

: Medan, 08 Desember 1988

Agama

: Islam

Alamat

: Jalan Jermal 3 No. 24 Medan Denai

Riwayat Pendidikan

:

1.

TK Al-Falah Tanjung Balai 1994 – 1995

2.

SD Al-Ulum Medan 1995 – 2001

3.

SLTP Al-Ulum Medan 2001 – 2004

4.

SMA N 2 Medan 2004 – 2007

Riwayat Pelatihan

:

1.

MOP HMI FK USU 2007

2.

LK 1 HMI Cabang Medan 2008

Riwayat Organisasi

:

1.

HMI FK USU 2007 – 2009

(41)

Lampiran 2

KUESIONER PENELITIAN

“ Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang ISPA pada Anak Umur 5-10 Tahun di

Puskesmas Medan Denai”

I. Identitas Responden

1. Nomor Urut* : ... 2. Nama Ibu :

3. Umur Ibu : ... Tahun 4. Tingkat Pendidikan** :

1. Tidak Sekolah 2. SD

3. SLTP 4. SMA

5. Perguruan Tinggi/Akademi

Keterangan : *) diisi oleh peneliti **) pilih salah satu sesuai dengan status anda

II.PENILAIAN PENGETAHUAN

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini boleh lebih dari satu jawaban. 1.Menurut ibu apakah kepanjangan ISPA ?

a. Infeksi saluran pernapasan atas b. Infeksi saluran pernapasan akut c. Infeksi saluran perkemihan akut d. Tidak tahu

2. Sepengetahuan ibu, apa saja yang menyebabkan infeksi pernapasan? a. Bakteri, virus

b. Makanan c. Udara d. Tidak tahu

3. Apakah ibu tahu tanda-tanda dari infeksi pernapasan? a. Demam, lesu, sakit kepala

b. Sakit mata c. Gatal-gatal d. Luka-luka

(42)

b. Di beri obat pada saat sakitnya kambuh c. Dibiarkan saja

d. Diberi istirahat cukup

5. Menurut ibu, di bawah ini yang termasuk upaya mencegah infeksi pernapasan adalah? a. Memberi makanan yang bergizi

b. Sering meminum vitamin c. Menjaga kebersihan d. Tidak tahu

6. Apa yang harus ibu lakukan dalam masa penyembuhan infeksi pernapasan? a. Memberi makan yang banyak

b. Memberikan obat teratur secara teratur c. Mengajak anak bermain-main

d. Tidak tahu

7. Infeksi apa saja yang termasuk infeksi pernapasan? a. Batuk-batuk

b. Telinga berair c. Demam

d. Muntah-muntah

8. Apakah menurut ibu setiap batuk menandakan infeksi pernapasan? a. Ia

b. Biasa saja c. tidak

9. Berapa lama seseorang terkena infeksi pernapasan? a. 14 hari

b. 7 hari c. 8 hari d. 10 hari

10.Bagaiman cara penularan infeksi pernapasan? a. Makanan

b. Pakaian c. Minuman d. Udara

11.Apabila timbul gejala infeksi pernapasan, apa hal yang akan ibu lakukan? a. Mengobatinya dengan segera

b. Membiarkannya saja c. Tidak tahu

d. Membawanya berobat ke dokter

12.Menurut ibu, keadaan seperti apa yang sering membuat anak terkena infeksi pernapasan? a. Daya tahan tubuh kurang

b. Memakan makanan sembarangan c. Kurang gizi

d. Tidak mengikuti imunisasi teratur

(43)

a. Sudah hampir tidak sadar

b. Demam selama 3 hari yang tidak turun-turun c. Demam 1 hari

d. Batuk-batuk hidung tersumbat

14.Apa yang ibu lakukan pertama kali saat mengetahui bahwa anak ibu sedang demam? a. Kompres dengan air panas

b. Kompres dengan air biasa c. Berikan obat penurun panas d. Kompres dengan air dingin

15.Apakah menurut ibu demam disertai batuk pada anak berbahaya? a. Tidak berbahaya

b. Biasa saja c. Berbahaya d. Tidak tahu

16.Menurut ibu apakah setiap batuk merupakan tanda-tanda infeksi pernapasan? a. Ya

b. Tidak c. Tidak tahu

(44)

Lampiran 3

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN MENGIKUTI

PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, Nama :

Umur : Alamat :

Setelah membaca dan mendapat penjelasan serta saya memahami sepenuhnya tentang penelitian,

Judul Penelitian : “ Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang ISPA pada Anak Umur 5-10 Tahun di Puskesmas Medan Denai”.

Nama Peneliti Utama : RINALDI SANI NST

Jenis Penelitian : Deskriptif dengan desain Cross Sectional Jangka Waktu Penelitian : 1 Juli 2010 – 30 Juli 2010

Instansi Penelitian : Fakultas Kedokteran USU

Dengan ini saya menyatakan bersedia mengikuti penelitian tersebut secara sukarela sebagai subjek penelitian.

Medan, ………..2010

(45)

Lampiran 6

Uji Validitas

Lampiran 6

Correlations

p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13

p1 Pearson

Correlation

1 .363 .660** .406 1.000** .905** .553* .477* .435 .233 .487* .553* .

Sig.

(2-tailed)

.115 .002 .076 .000 .000 .011 .034 .055 .323 .029 .011

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

p2 Pearson

Correlation

.363 1 .450* .603** .363 .402 .737** .381 .443 .390 .649** .402

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P

2 2 1 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1

2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 1

1 1 0 1 1 1 1 2 2 2 1 1 0

2 1 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2

2 1 1 2 2 2 1 1 1 0 1 2 1

2 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 2 1

1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0

1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 2 2 1

1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1

2 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1

2 2 1 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1

2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

2 0 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2 1

1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 2 1

1 1 0 2 1 1 1 0 0 0 1 2 0

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

2 2 1 2 2 2 2 1 1 1 2 2 0

1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0

(46)

Sig.

(2-tailed)

.115 .046 .005 .115 .079 .000 .097 .051 .089 .002 .079

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

p3 Pearson

Correlation

.660** .450* 1 .462* .660** .641** .518* .760** .666** .467* .374 .520* .

Sig.

(2-tailed)

.002 .046 .040 .002 .002 .019 .000 .001 .038 .104 .019

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

p4 Pearson

Correlation

.406 .603** .462* 1 .406 .346 .353 .183 .147 .129 .311 .866**

Sig.

(2-tailed)

.076 .005 .040 .076 .135 .127 .441 .537 .586 .182 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

p5 Pearson

Correlation

1.000** .363 .660** .406 1 .905** .553* .477* .435 .233 .487* .553* .

Sig.

(2-tailed)

.000 .115 .002 .076 .000 .011 .034 .055 .323 .029 .011

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

p6 Pearson

Correlation

.905** .402 .641** .346 .905** 1 .612** .474* .424 .224 .539* .500* .

Sig.

(2-tailed)

.000 .079 .002 .135 .000 .004 .035 .062 .342 .014 .025

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

p7 Pearson

Correlation

.553* .737** .518* .353 .553* .612** 1 .414 .497* .438 .926** .524*

Sig.

(2-tailed)

.011 .000 .019 .127 .011 .004 .069 .026 .054 .000 .018

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

p8 Pearson

Correlation

.477* .381 .760** .183 .477* .474* .414 1 .939** .709** .284 .198 .

Sig.

(2-tailed)

.034 .097 .000 .441 .034 .035 .069 .000 .000 .225 .404

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

p9 Pearson

Correlation

.435 .443 .666** .147 .435 .424 .497* .939** 1 .754** .350 .170 .

Sig.

(2-tailed)

(47)

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

p10 Pearson

Correlation

.233 .390 .467* .129 .233 .224 .438 .709** .754** 1 .443 .149

Sig.

(2-tailed)

.323 .089 .038 .586 .323 .342 .054 .000 .000 .050 .529

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

p11 Pearson

Correlation

.487* .649** .374 .311 .487* .539* .926** .284 .350 .443 1 .494*

Sig.

(2-tailed)

.029 .002 .104 .182 .029 .014 .000 .225 .130 .050 .027

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

p12 Pearson

Correlation

.553* .402 .520* .866** .553* .500* .524* .198 .170 .149 .494* 1 .

Sig.

(2-tailed)

.011 .079 .019 .000 .011 .025 .018 .404 .475 .529 .027

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

p13 Pearson

Correlation

.561* .338 .943** .397 .561* .535* .408 .725** .629** .440 .261 .459*

Sig.

(2-tailed)

.010 .145 .000 .083 .010 .015 .074 .000 .003 .052 .266 .042

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

p14 Pearson

Correlation

.264 .443 .394 .147 .264 .424 .497* .671** .712** .754** .503* .170

Sig.

(2-tailed)

.260 .051 .086 .537 .260 .062 .026 .001 .000 .000 .024 .475

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

p15 Pearson

Correlation

.367 .440 .585** .211 .367 .365 .479* .866** .929** .682** .328 .228 .

Sig.

(2-tailed)

.111 .052 .007 .372 .111 .113 .033 .000 .000 .001 .158 .333

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

p16 Pearson

Correlation

.553* .402 .520* .866** .553* .500* .524* .198 .170 .149 .494* 1.000** .

Sig.

(2-tailed)

.011 .079 .019 .000 .011 .025 .018 .404 .475 .529 .027 .000

(48)

total Pearson

Correlation

.744** .680** .843** .550* .744** .748** .782** .797** .794** .664** .683** .626** .

Sig.

(2-tailed)

.000 .001 .000 .012 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .001 .003

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Lampiran 6 Reliabilitas

Item Statistics

Mean Std. Devi

p1 1.55

p2 1.25

p3 .90

p4 1.75

p5 1.55

p6 1.50

p7 1.35

p8 1.00

p9 .95

p10 .95

p11 1.30

p12 1.80

p13 .85

p14 .95

p15 1.00

p16 1.80 Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 100.0

Excludeda 0 .0

Total 20 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.936 Scale Statistics 16

Mean Variance Std. Deviation N of Items

(49)

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

p1 18.90 37.779 .706 .931

p2 19.20 37.221 .621 .934

p3 19.55 35.839 .811 .928

p4 18.70 39.484 .500 .936

p5 18.90 37.779 .706 .931

p6 18.95 37.734 .710 .931

p7 19.10 36.832 .743 .930

p8 19.45 36.155 .755 .930

p9 19.50 36.579 .755 .930

p10 19.50 37.000 .599 .935

p11 19.15 37.713 .632 .933

p12 18.65 39.292 .585 .934

p13 19.60 36.253 .714 .931

p14 19.50 37.526 .618 .933

p15 19.45 37.313 .705 .931

(50)

Lampiran 7 Data Induk (Master Data)

no Nama

umur pendidikan P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13

(51)

46 hijri Y 30 2 0 2 2 2 1 2 2 0 1 1 1 1 0 47 ani W 31 5 2 2 2 2 1 2 2 0 2 1 2 2 0 48 ani S 39 3 2 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 0 49 ponisih 27 2 1 2 2 2 1 2 0 0 1 2 1 0 2 50 indah M 26 2 2 2 2 2 1 2 2 0 0 1 2 2 0 51 nurlela 33 4 2 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 0 52 via 28 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 0 1 0 1 53 danti 38 5 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 54 eni 35 4 0 1 1 2 1 1 1 0 1 2 2 1 2 55 masrini 37 2 2 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 2 1 56 tari 33 3 2 2 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 1 57 marini 39 1 0 0 2 2 2 2 1 2 1 2 1 1 1 58 dini 27 3 1 2 1 2 1 2 2 1 1 2 2 0 1 59 hanum 36 5 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 60 dewi 38 2 0 2 2 1 2 2 1 0 1 1 1 0 0

Lampiran 7

Hasil Analisa Data SPSS (output SPSS)

Frequency Table

Karateristik Umur

Karateristik Pendidikan

pendidikan responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak sekolah 7 11.7 11.7 11.7

SD 14 23.3 23.3 35.0

SLTA 14 23.3 23.3 58.3

SMA 15 25.0 25.0 83.3

perguruan tinggi 10 16.7 16.7 100.0

(52)

Gambaran Pengetahuan

nilai pengeathuan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Baik 21 35.0 35.0 35.0

Sedang 39 65.0 65.0 100.0

Total 60 100.0 100.0

Lampiran 7 Pertanyaan

Frequency Table

pertanyaan 1

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 13 21.7 21.7 21.7

1 25 41.7 41.7 63.3

2 22 36.7 36.7 100.0

Total 60 100.0 100.0

pertanyaan 2

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 5 8.3 8.3 8.3

1 13 21.7 21.7 30.0

2 42 70.0 70.0 100.0

Total 60 100.0 100.0

pertanyaan 3

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 2 3.3 3.3 3.3

1 9 15.0 15.0 18.3

2 49 81.7 81.7 100.0

Total 60 100.0 100.0

pertanyaan 4

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 1 1.7 1.7 1.7

1 8 13.3 13.3 15.0

2 51 85.0 85.0 100.0

(53)

pertanyaan 5

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 2 3.3 3.3 3.3

1 38 63.3 63.3 66.7

2 20 33.3 33.3 100.0

Total 60 100.0 100.0

pertanyaan 6

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 3 5.0 5.0 5.0

1 3 5.0 5.0 10.0

2 54 90.0 90.0 100.0

Total 60 100.0 100.0

pertanyaan 15

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 13 21.7 21.7 21.7

1 14 23.3 23.3 45.0

2 33 55.0 55.0 100.0

Total 60 100.0 100.0

kategori umur responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang dari 20 1 1.7 1.7 1.7

21 sampai 30 21 35.0 35.0 36.7

31 sampai 40 32 53.3 53.3 90.0

lebih dari 40 6 10.0 10.0 100.0

(54)

pertanyaan 12

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 12 20.0 20.0 20.0

1 26 43.3 43.3 63.3

2 22 36.7 36.7 100.0

Total 60 100.0 100.0

pertanyaan 9

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 7 11.7 11.7 11.7

1 25 41.7 41.7 53.3

2 28 46.7 46.7 100.0

Total 60 100.0 100.0

pertanyaan 10

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 9 15.0 15.0 15.0

1 17 28.3 28.3 43.3

2 34 56.7 56.7 100.0

Total 60 100.0 100.0

pertanyaan 13

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 17 28.3 28.3 28.3

1 27 45.0 45.0 73.3

2 16 26.7 26.7 100.0

(55)

pertanyaan 14

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 6 10.0 10.0 10.0

1 21 35.0 35.0 45.0

2 33 55.0 55.0 100.0

Total 60 100.0 100.0

pertanyaan 16

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 4 6.7 6.7 6.7

1 23 38.3 38.3 45.0

2 33 55.0 55.0 100.0

Total 60 100.0 100.0

pertanyaan 11

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 1 1.7 1.7 1.7

1 31 51.7 51.7 53.3

2 28 46.7 46.7 100.0

(56)

pertanyaan 7

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 3 5.0 5.0 5.0

1 21 35.0 35.0 40.0

2 36 60.0 60.0 100.0

Total 60 100.0 100.0

pertanyaan 8

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 15 25.0 25.0 25.0

1 20 33.3 33.3 58.3

2 25 41.7 41.7 100.0

Gambar

Tabel 4.1. Hasil Uji Validitas dan Reabilitas :
Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur:
Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat

Referensi

Dokumen terkait

Maka dalam penulisan Laporan Akhir penulis tertarik untuk membahas masalah sistem penggajian pada CV Usaha Musi Palembang dengan mengambil judul “ Analisis

Komitmen organisasi merupakan data primer yang diukur dengan skala likert. yang mencerminkan rasa identifikasi (nilai-nilai organisasi), keterlibatan

Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi karyawan baik secara langsung maupun

Keragaman Produk, Kualitas Pelayanan dan Kepuasan Pelanggan secara stimultan mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian Ulang, ini

Pasangan paslon nomor urut satu (1) menggunakan Instagram sebagai salah satu penyalur informasi paling up to date kepada masyarakat Indonesia. Mereka melihat

[r]

Hasil sidik ragam menunjukan bahwa penambahan kulit nanas dalam pembuatan bubuk instan berpengaruh tidak nyata (P&gt;0,05) terhadap kadar abu bubuk instan jahe merah

Pihak yang memiliki kepentingan baik langsung maupun tidak langsung terhadap suatu perkara yang sedang diadili atau kemungkinan kuat akan diadili oleh Hakim yang bersangkutan