• Tidak ada hasil yang ditemukan

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN FISIK DI DESA SUKANEGARA KECAMATAN TANJUNG BINTANG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN FISIK DI DESA SUKANEGARA KECAMATAN TANJUNG BINTANG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

PUBLIC PARTICIPATION IN THE DEVELOPMENT OF PHYSICAL IN THE VILLAGE SUKANEGARA DISTRICT DISTRICT LAMPUNG

TANJUNG SOUTH STAR By

TRI UMPU KIRATON

The lack of public participation makes the physical development in the Village Sukanegara be running. It is known from the lack of public attendance at meetings or meetings related to rural development and the absence of public funding contribution towards the physical development budgeting Sukanegara village.

The purpose of this study was to determine the community's participation in physical development in the village district of TanjungBintangSukanegara South Lampung regency. While this research using quantitative descriptive research type, with respondents is Sukanegara Village community with the number of 95 people.

The results of this study indicate that the at the planning stage, most respondents stated that always participate actively in the process of planning and rural development. In the budgeting stage, most respondents stated that it is not always participate in the budgeting process of rural development. During the implementation phase, nearly the whole of respondents said always follow and actively provide assistance in the implementation process of building the village. At the monitoring stage, the majority of respondents said that always helped, and oversees development in the Village Sukanegara. At this stage of the evaluation, most respondents stated that less active in providing evaluations to Village Government related development outcomes that have been implemented.

(2)

ABSTRAK

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN FISIK DI DESA SUKANEGARA KECAMATAN TANJUNG BINTANG

KABUPATEN LAMPUNG SELATAN Oleh

TRI UMPU KIRATON

Kurangnya partispasi masyarakat menjadikan pembangunan fisik di Desa Sukanegara menjadi tidak berjalan. Hal tersebut diketahui dari masih kurangnya kehadiran masyarakat pada saat rapat atau pertemuan terkait pembangunan desa dan tidak adanya sumbangsih dana dari masyarakat terhadap penganggaran pembangunan fisik Desa Sukanegara.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui partisipasi masyrakat dalam pembangunan fisik di Desa Sukanegara Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan. Sedangkan penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif kuantitatif, dengan responden yaitu masyarakat Desa Sukanegara dengan jumlah 95 orang.

Hasil penelitian ini menunujukkan bahwa pada tahapan perencanaan, sebagian besar responden menyatakan bahwa selalu ikutserta dan aktif pada proses perencanaan pembangunan desa. Pada tahap penganggaran, sebagian besar responden menyatakan bahwa tidak selalu ikutserta dalam proses penganggaran pembangunan desa. Pada tahap pelaksanaan, hampir secara keseluruhan responden menyatakan selalu mengikuti dan aktif memberikan bantuan pada proses pelaksanaan pembangunan desa. Pada tahap pengawasan, sebagian besar responden menyatakan bahwa selalu turut serta mengawasi jalannya pembangunan di Desa Sukanegara. Pada tahap evaluasi, sebagian besar responden menyatakan bahwa kurang aktif dalam memberikan evaluasi kepada Pemerintah Desa terkait hasil pembangunan yang telah dilaksanakan.

(3)

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN FISIK DI DESA SUKANEGARA KECAMATAN TANJUNG BINTANG

KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

(Skripsi)

Oleh

TRI UMPU KIRATON

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

PUBLIC PARTICIPATION IN THE DEVELOPMENT OF PHYSICAL IN THE VILLAGE SUKANEGARA DISTRICT DISTRICT LAMPUNG

TANJUNG SOUTH STAR By

TRI UMPU KIRATON

The lack of public participation makes the physical development in the Village Sukanegara be running. It is known from the lack of public attendance at meetings or meetings related to rural development and the absence of public funding contribution towards the physical development budgeting Sukanegara village.

The purpose of this study was to determine the community's participation in physical development in the village district of TanjungBintangSukanegara South Lampung regency. While this research using quantitative descriptive research type, with respondents is Sukanegara Village community with the number of 95 people.

The results of this study indicate that the at the planning stage, most respondents stated that always participate actively in the process of planning and rural development. In the budgeting stage, most respondents stated that it is not always participate in the budgeting process of rural development. During the implementation phase, nearly the whole of respondents said always follow and actively provide assistance in the implementation process of building the village. At the monitoring stage, the majority of respondents said that always helped, and oversees development in the Village Sukanegara. At this stage of the evaluation, most respondents stated that less active in providing evaluations to Village Government related development outcomes that have been implemented.

(5)

ABSTRAK

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN FISIK DI DESA SUKANEGARA KECAMATAN TANJUNG BINTANG

KABUPATEN LAMPUNG SELATAN Oleh

TRI UMPU KIRATON

Kurangnya partispasi masyarakat menjadikan pembangunan fisik di Desa Sukanegara menjadi tidak berjalan. Hal tersebut diketahui dari masih kurangnya kehadiran masyarakat pada saat rapat atau pertemuan terkait pembangunan desa dan tidak adanya sumbangsih dana dari masyarakat terhadap penganggaran pembangunan fisik Desa Sukanegara.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui partisipasi masyrakat dalam pembangunan fisik di Desa Sukanegara Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan. Sedangkan penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif kuantitatif, dengan responden yaitu masyarakat Desa Sukanegara dengan jumlah 95 orang.

Hasil penelitian ini menunujukkan bahwa pada tahapan perencanaan, sebagian besar responden menyatakan bahwa selalu ikutserta dan aktif pada proses perencanaan pembangunan desa. Pada tahap penganggaran, sebagian besar responden menyatakan bahwa tidak selalu ikutserta dalam proses penganggaran pembangunan desa. Pada tahap pelaksanaan, hampir secara keseluruhan responden menyatakan selalu mengikuti dan aktif memberikan bantuan pada proses pelaksanaan pembangunan desa. Pada tahap pengawasan, sebagian besar responden menyatakan bahwa selalu turut serta mengawasi jalannya pembangunan di Desa Sukanegara. Pada tahap evaluasi, sebagian besar responden menyatakan bahwa kurang aktif dalam memberikan evaluasi kepada Pemerintah Desa terkait hasil pembangunan yang telah dilaksanakan.

(6)

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN FISIK DI DESA SUKANEGARA KECAMATAN TANJUNG BINTANG

KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

Oleh

TRI UMPU KIRATON

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA ILMU PEMERINTAHAN

pada

Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

(7)
(8)
(9)
(10)

RIWAYAT HIDUP

Tri Umpu Kiraton, dilahirkan di Bandar Lampung Kecamatan Tanjung Karang Pusat pada tanggal 8 Febuari 1994, merupakan putra dari pasangan Bapak Iskandar Zain (Alm) dan Ibu Fadillah. Peneliti merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara, yakni Andika Eka Putra dan Fiska Dwi Saputri.

(11)

MOTO

Salah satu alasan utama mengapa seseorang tidak sukses dalam hidupnya adalah karena ketakutannya akan apa yang bakal terjadi”

(Robert.T.Kiyosaki)

Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalatmu Sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar

(Al-Baqarah: 153)

"Talenta tanpa kerja keras adalah tragedi" (Robert Half)

Mimpi adalah jawaban hari ini untuk pertanyaan hari esok”

(12)

PERSEMBAHAN

Segala puji dan syukur kehadiral ALLAH SWT penguasa alam semesta, yang telah memberikan kesehatan jasmani dan rohani, memberikan akal

dan semangat untuk senantiasa bertawakal.

Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW.

Kupersembahkan karya yang sederhana ini untuk....

Kedua orang tuaku, Ibu yang telah melahirkan ku, yang selalu sabar dan mendoakan setulus hati disetiap langkahku, memberi nasihat serta semangat

di kala ku terjatuh, Bu, kau sumber kekuatanku dalam menjalani hidup ini. Untuk Ayah yang senantiasa memberikan motivasi dalam setiap kehidupanku semasa kecil, aku berharap kau melihat tumbuh dan berusaha

membanggakanmu. Untuk Ibu dan Ayah maaf karena aku belum bisa menanam bahagia di wajah kalian, maaf karena aku belum bisa menanam bangga di hati kalian, terimakasih kepada Ibu dan Ayah untuk cinta dan doa

kepadaku.

Terimakasih untuk kedua saudara dan saudari ku terimakasih atas doa dan bantuan kalian serta sudah meberikan motivasi kepadaku dan menjadi

teladan bagiku.

bapak pembimbing dan penguji yang selama ini telah tulus dan ikhlas meluangkan waktunya untuk menuntun dan mengarahkan saya, memberikan bimbingan dan pelajaran yang tiada ternilai harganya, agar saya menjadi lebih baik, terimakasih bapak pembimbing dan penguji jasa

(13)

dan perjuangan yang kita lewati bersama dan terimakasih untuk kenangan manis yang telah mengukir selama ini.

Terimakasih yang sebesar-besarnya untuk kalian semua, akhir kata saya persembahkan skripsi ini untuk kalian semua, orang-orang yang sayang-

(14)

SANWACANA

Bismillahirahmanirrahim.

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena

berkat rahmat dan hidayahn-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada baginda Rosulullah SAW, para sahabat, keluarga serta pengikutnya.

Penulis skripsi ini berjudul “Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Fisik di

Desa Sukanegara Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan” ini merupakan syarat bagi peneliti untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan pada Jurusan Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Lampung.

Peneliti sadar bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan kemampuan peneliti. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun terhadap skripsi yang sederhana ini guna lebih bermanfaat di kemudian hari.

(15)

2. Bapak Drs. Denden Kurnia Drajat, M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan dan selaku dosen pembimbing skripsi ini, terimakasih atas semangat, waktu, arahan, bimbingan, solusi dan masukan selama penulis menjalani proses bimbingan, terimakasih banyak pak.

3. Bapak Drs. R. Sigit Krisbintoro, M.IP. selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Pemerintahan.

4. Seluruh Jajaran Dosen Pengajar, Ibu Feni, Ibu Ari Darmastuti, Ibu Dwi Wahyu, Pak Denden, Pak Sigit, Pak Budi Harjo, Pak Piping, Pak Budi Kurniawan, Pak Syafar, Pak Robi, Pak Wondo, Pak Himawan, Bang Ariska, Bang Darma, dan Bang Andri Marta serta dosen-dosen lain, terimakasih atas wawasan ilmu yang diberikan, mohon maaf apabila banyak hal yang kurang berkenan;

5. Bapak Drs. Amantoto Dwiyono, M.H selaku dosen pembahas dan penguji, terimakasih telah memberikan kritik dan saran, serta masukan yang membangun skripsi ini agar menjadi lebih baik, terimakasih banyak pak. 6. Ibu Dwi Wahyuhandayani, S.IP,M.Si selaku Dosen Pembimbing

Akademik yang telah bersedia peneliti dalam menyelesaikan perkuliahan. 7. Seluruh Staf Jurusan Ilmu Pemerintahan, Ibu Rianti dan Staf Fisip

(16)

terimaksih atas ilmu, doa, dan motivasi yang telah diberikan.

9. Bapak Lurah Desa Sukanegara dan jajarannya, terima kasih banyak atas bantuannya yang telah memberikan izin untuk penelitian di Desa Sukanegara dan informasi dan data sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. 10.Kedua orangtuaku, yang telah membesarkanku, memdidik, membimbing

serta memberikan cinta dan kasih sayangnya dengan penuh kesabaran. Untuk Ibu yang telah melahirkanku, yang senantiasa mendoakanku dalam setiap langkahku, maaf karena belum bisa mengukir kebahagiaan di wajah ibu, maaf untuk semua airmata yang kau tumpahkan karena aku, Bu, terimakasih untuk cinta dan doamu kepadaku. Untuk Ayah, yang telah damai bersama Nya, semoga ayah dapat melihat aku menjadi seperti sekarang dan berusaha untuk membanggakan keluarga.

11.Untuk abang dan kakaku, Andika Eka Putra dan Fiska Dwi Saputri terimakasih sudah memberikan semangat dan motivasi untuk mengerjakan skripsi ini, kalian saudara yang terbaik yang aku punya.

(17)

M. Ichsan Nuryanda, Vico Bagja, I Wayan Surya Mahendra, M. Hezby Fauzan, Saiful Zuhri, Yogi Irawan, Okta Subekti Widi, Astari Puja Seraya, Agustin Darma Putri, Juni Renaldhu, Rendi Noverdi, Metta Fitriani, Adel Rianti, Aulia Kartika, Winda Dwi Astuti terimakasih atas kebahagian canda tawa selama ini semoga kelak kita dapat mencapai kesukseskan bersama, Amin.

14.Sahabat, teman, saudara yang selalu mendukung saya dalam penulisan skripsi ini Gagah Ragil Triatmojo, Willy Andika Putra, M. Hajriantoso semoga kita selalu diberikan kesuksesan. Amin

15.Teman-teman angkatan 2012 yang tidak bisa di sebutkan satu-persatu, kenal kalian serasa punya keluarga baru dan sama-sama membagi pengalaman, makasih ya buat semuanya sukses buat kita semua. Amin 16.Seluruh keluarga besar Ilmu Pemerintahan angkatan 2010, 2011, 20012,

2013, 2014, 2015, terimakasih atas kebersamaan yang pernah terjalin selama peneliti menempuh studi dikampus tercinta.

(18)

Allah Maha Melihat semua yang ada di dunia ini, semoga Allah SWT membalas semua kebaikan kalian, dan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aaamin

Bandar Lampung, 17 Juni 2016 Peneliti

(19)

DAFTAR ISI A. Tinjauan Tentang Partisipasi ... 8

1. Pengertian Partisipasi ... 8

2. Jenis Partisipasi ... 12

3. Bentuk/Tahapan Partisipasi ... 13

B. Tinjauan Tentang Perencanaan ... 18

C. Tinjauan Tentang Penganggaran ... 20

D. Tinjauan Tentang Pelaksanaan ... 22

E. Tinjauan Tentang Pengawasan ... 24

F. Tinjauan Tentang Evaluasi ... 26

G. Tinjauan Tentang Pembangunan ... 27

1. Pembangunan ... 27

2. Pembangunan Fisik ... 30

3. Pembangunan Desa ... 31

H. Tinjauan Tentang Pemerintah Desa ... 32

(20)

IV. GAMBARAN UMUM DANLOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Singkat Desa Sukanegara ... 60

B. Kondisi Desa Sukanegara ... 61

C. Sejarah Pemerintahan Desa Sukanegara ... 62

D. Kondisi Umum Desa Sukanegara ... 62

1. Luas dan Batas Wilayah ... 62

2. Kondisi Geografis ... 62

3. Orbitasi Desa ... 63

4. Jumlah Dusun ... 63

5. Kependudukan Desa Sukanegara ... 63

6. Sarana dan Prasarana Desa Sukanegara ... 66

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Identitas Responden ... 67

B. Hasil dan Pembahasan Tentang Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Fisik di Desa Sukanegara Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan ... 72

1. Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Pembangunan Fisik ... 72

2. Partisipasi Masyarakat Dalam Penganggaran Pembangunan Fisik ... 81

3. Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan Pembangunan Fisik ... 88

4. Partisipasi Masyarakat Dalam Pengawasan Pembangunan Fisik ... 96

(21)

DAFTAR TABEL

Tabel

1. Definisi Operasional... 45

2. Jumlah KK Desa Sukanegara ... 48

3. Jumlah Sampel per Dusun ... 52

4. Skor Metode Skala Likert ... 58

5. Sejarah Pemerintahan Desa ... 62

6. Jumlah Penduduk Desa Sukanegara Berdasarkan Kelamin ... 63

7. Jumlah Penduduk Desa Sukanegara Berdasarkan Agama ... 64

8. Jumlah Penduduk Desa Sukanegara Berdasarkan Usia Kerja ... 72

9. Jumlah Penduduk Desa Sukanegara Berdasarkan Tingkat Pendidikan 65 10.Jumlah Penduduk Desa Sukanegara Berdasarkan Mata Pencaharian .. 65

11.Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 68

12.Jumlah Responden Berdasarkan Usia ... 69

13.Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 70

14.Jumlah Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 71

15.Keikutsertaan Masyarakat dalam Perencanaan Pembangunan Fisik ... 73

16.Keaktifan Masyarakat dalam Perencanaan Pembangunan Fisik ... 76

17.Hambatan Partisipasi Masyarakat dalam Perencanaan Pembangunan Fisik ... 78

18.Keikutsertaan Masyarakat dalam Penganggaran Pembangunan Fisik . 81 19.Keaktifan Masyarakat dalam Penganggaran Pembangunan Fisik ... 83

20.Hambatan Partisipasi Masyarakat dalam Penganggaran Pembangunan Fisik ... 85

21.Keikutsertaan Masyarakat dalam Pelaksanaan Pembangunan Fisik .... 89

22.Keaktifan Masyarakat dalam Pelaksanaan Pembangunan Fisik ... 91

23.Hambatan Partisipasi Masyarakat dalam Pelaksanaan Pembangunan Fisik ... 93

24.Keikutsertaan Masyarakat dalam Pengawasan Pembangunan Fisik .... 96

25.Keaktifan Masyarakat dalam Pengawasan Pembangunan Fisik ... 98

26.Hambatan Partisipasi Masyarakat dalam Pengawasan Pembangunan Fisik ... 99

27.Keikutsertaan Masyarakat dalam Evaluasi Pembangunan Fisik ... 102

28.Keaktifan Masyarakat dalam Evaluasi Pembangunan Fisik ... 103

29.Hambatan Partisipasi Masyarakat dalam Evaluasi Pembangunan Fisik ... 104

(22)

DAFTAR GAMBAR

(23)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada masa sebelum reformasi, pembangunan di seluruh wilayah Indonesia lebih banyak dilaksanakan dengansistem yang sentralistik serta diterapkan secara seragam khususnya didaerah pedesaan, dengan sering mengesampingkan nilai-nilai budaya dan pranata sosial yang berkembang di masyarakat, dengan kata lain upaya pembangunan pada saat itu diwamai dengan pendekatan top down (atas ke bawah). Sejumlah kasus yang terjadi dengan pola pelaksanaan seperti itu, menunjukkan bahwa penekanan alokasi dana dan program yang sentralistik telah menekan partisipasi masyarakat, memunculkan sikap ketergantungan, serta mengurangi kreatifitas dan daya inovasi masyarakatnya.

(24)

daerah, dengan memberikan pelayanan yang prima dan memberdayakan masyarakat adalah suatu aspek yang sangat fundamental dalam pelaksanaan otonomi daerah agar masyarakat dapat merasakan manfaatnya, dan ikut berperan aktif dalam setiap proses pembangunan daerah.

Belajar dari penyelenggaraan pembangunan yang telah dilakukan selama ini, ada kecenderungan bahwa partisipasi masyarakat semakin lemah. Kata pembangunan seolah-olah menjadi milik orang luar. Setiap anggota masyarakat wajib berpartisipasi, tetapi dalam banyak kasus mereka tidak dilibatkan terutama dalam perencanaan pembangunan di desanya. Masyarakat desa harus turut berpartisipasi walaupun seringkali bagi mereka tidak terlalu jelas mengapa pembangunan tersebut perlu dan untuk siapa. Pasca pembangunan orang wajib memelihara hasil-hasil walaupun adakalanya kurang jelas apa manfaatnya bagi mereka.

(25)

Permasalahan tersebut diduga muncul akibat dari kurangnya partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan fisik Desa Sukanegara.

Kondisi di Desa Sukanegara dalam perencanaan pembangunan di desanya, selalu ada musyawarah dan rapat pertemuan setiap bulan sekali. Rapat tentang bagaimana program pembangunan kedepannya yang terdiri dari Kepala Desa Sukanegara, BPD, para tokoh masyarakat dan pihak warga Desa Sukanegara mengikuti acara tersebut dalam membahas perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi. Namun, hanya sedikit warga saja ikutserta dalam mengikuti pertemuan untuk membahas tentang pembangunan melalui perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi.

(26)

menjalin komunikasi yang baik kepada masyarakat nya demi menyakinkan masyarakat tentang pentingnya partisipasi mereka dalam pembangunan di Desa, karena meningkatnya partisipasi masyarakat diharapkan pembangunan fisik akan berorientasi pada masyarakat yang betul-betul sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh mereka.

Pembangunan fisik di Desa Sukanegara masih terdapat fasilitas-fasilitas umum dan bangunan-bangunan yang belum memadai dikarenakan oleh terhambatnya proses pembangunan, kurangnya dana untuk membiayai proses pembangunan tersebut, serta tidak adanya kesadaran dari masyarakat untuk menjaga hasil dari pembangunan yang sudah ada. Pembangunan fisik memang sering terjadi hal-hal atau kendala seperti pembangunan fisik berupa jalan. Masyarakat memberikan input sumbangan pada pembangunan berupa dana maupun tenaga dalam proses pelaksanaannya, namun tidaklah semua masyarakat ikut berpartisipasi dalam pembangunan tersebut, padahal pembangunan tersebut dimaksudkan untuk memajukan desanya.

(27)

pembangunan adalah dengan membuat seluruh masyarakat sadar akan kewajibannya untuk ikut berpartisipasi dan menjaga hasil pembangunan tersebut.

Pembangunan desa seringkali dikaitkan dengan swadaya masyarakat yang berarti iuran dari keluarga-keluarga anggota masyarakat desa atau sumbangan dari pengusaha desa, dan dari elit desa. Pembangunan desa seharusnya membantu masyarakat mengurangi beban ekonomi mereka dengan memberikan berbagai kemudahan pada sumber-sumber ekonomi, bukan sebaliknya. Otonomi sebagai wujud dari desentralisasi dapat dipandang sebagai suatu asas atau cara pemberian kesempatan yang relatif luas bagi tumbuhnya partisipasi masyarakat.

(28)

minim, maka pembangunan desa akan menjadi sangat lamban menuju yang diharapkan berdasarkan rencana yang sudah diprogramkan, dengan tidak tergantung pada pemerintah kabupaten maupun provinsi.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas penulis tertarik meneliti tentang bagaimana Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Fisik di Desa Sukanegara Kabupaten Lampung Selatan. Sebab desa ini merupakan salah satu desa yang mengalami masa transisi menuju kearah pembangunan yang lebih baik lagi, sehingga secara otomatis perlu adanya partisipasi yang berupa keterlibatan masyarakat dalam perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi dalam pembangunan fisik, serta kinerja yang maksimal menuju pembangunan yang diinginkan masyarakat Desa Sukanegara, melalui pendekatan bottom-up, dari bawah terlebih dahulu yaitu partisipasi masyarakatlah yang sangat menunjang bagi pembangunan desa khususnya pembangunan fisik desa.

B. Rumusan Masalah

(29)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ialah untuk mengetahui Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Fisik di Desa Sukanegara Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan.

D. Kegunaan Penelitian

1. Secara teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam pengembangan pengetahuan pemerintahan khususnya yang berkenaan dengan partisipasi masyarakat desa dalarn pembangunan.

2. Secara praktis

(30)

II.TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Partisipasi

1. Pengertian Partisipasi

Proses pembangunan saat ini, partisipasi merupakan syarat utama untuk memperlancar pembangunan tersebut, tanpa adanya partisipasi dari masyarakat maka pembangunan akan sulit untuk berjalan dengan baik. Partisipasi menurut Santoso Sastro Putro:1986, adalah keterlibatan mental dan emosional yang mendorong untuk memberikan sumbangan terhadap tujuan dan cita-cita kelompok untuk turut bertanggung jawab terhadap pembangunan.

(31)

Menurut Ach. Wazir Ws., et al. (1999: 29) partisipasi bisa diartikan sebagai keterlibatan seseorang secara sadar ke dalam interaksi sosial dalam situasi tertentu. Dengan pengertian itu, seseorang bisa berpartisipasi bila ia menemukan dirinya dengan atau dalam kelompok, melalui berbagai proses berbagi dengan orang lain dalam hal nilai, tradisi, perasaan, kesetiaan, kepatuhan dan tanggungjawab bersama.

Partisipasi masyarakat menurut Isbandi (2007: 27) adalah keikutsertaan masyarakat dalam proses pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada di masyarakat, pemilihan dan pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk menangani masalah, pelaksanaan upaya mengatasi masalah, dan keterlibatan masyarakat dalam proses mengevaluasi perubahan yang terjadi.

Mikkelsen (1999: 64) membagi partisipasi menjadi 6 (enam) pengertian, yaitu:

1) Partisipasi adalah kontribusi sukarela dari masyarakat kepada proyek tanpa ikut serta dalam pengambilan keputusan;

2) Partisipasi adalah “pemekaan” (membuat peka) pihak masyarakat

untuk meningkatkan kemauan menerima dan kemampuan untuk menanggapi proyek-proyek pembangunan;

(32)

4) Partisipasi adalah suatu proses yang aktif, yang mengandung arti bahwa orang atau kelompok yang terkait, mengambil inisiatif dan menggunakan kebebasannya untuk melakukan hal itu;

5) Partisipasi adalah pemantapan dialog antara masyarakat setempat dengan para staf yang melakukan persiapan, pelaksanaan, monitoring proyek, agar supaya memperoleh informasi mengenai konteks lokal, dan dampak-dampak sosial;

6) Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam pembangunan diri, kehidupan, dan lingkungan mereka.

Margono Slamet (2003:47) menyebutkan, syarat agar masyarakat berpartisipasi dalam pembangunan adalah ada kesempatan ikut dalam pembangunan, ada kemampuan ikut dalam pembangunan, ada kemampuan memanfaatkan kesempatan itu, dan ada kemauan berpartisipasi. Sebagaimana dikatakan juga oleh Sondang P. Siagian (1972:26), bahwa partisipasi dari masyarakat mutlak diperlukan, oleh karena mereka itulah yang pada akhirnya melaksanakan berbagai kegiatan pembangunan, rakyat banyak memegang peranan sekaligus objek dan subjek pembangunan.

(33)

Yadop dalam Alhusniduki Hamim dkk (1996:156), yang lebih ditujukan pada partisipasi dalam pembangunan adalah keterlibatan anggota masyarakat dalam proses pembangunan secara sukarela dan atas kemauannya sendiri.

Partisipasi masyarakat dapat ditunjukan melalui ide-ide pembangunan yang akan dijalankan, ketanggapan masyarakat akan fenomena yang akan dijalankan, ketanggapan masyarakat akan fenomena-fenomena sosial yang terjadi dalam masyarakat, hal ini yang dibutuhkan dalam setiap pembangunan yang berbasis pada partisipasi aktif masyarakat. Oleh karena itu partisipasi merupakan suatu alat untuk penyelesaiaan masalah dalam pembangunan, yaitu dengan adanya partisipasi yang dibangun oleh masyarakat maka dengan menjalankan pembangunan sesuai yang direncanakan.

(34)

2. Jenis Partisipasi

Menurut Santoso S Humijoyo (1986:32) jenis partisipasi masyarakat dalam pembangunan adalah:

a. Partisipasi buah pikiran, b. Partisipasi ketrampilan. c. Partisipasi tenaga. d. Partisipasi harta benda. e. Partisipasi uang.

Sedangkan menurut Madrie (1996:157), jenis partisipasi dalam pembangunan adalah:

a. Partisipasi dalam pengambilan keputusan, menentukan masalah, dan menentukan tujuan yang ingin dicapai.

b. Partisipasi dalam melaksanakan rencana-rencana yang telah ditetapkan bersama.

c. Partisipasi dalam menerima hasil, menikrnati hasil pembangunan yang telah dilaksanakan.

d. Partisipasi dalam memantau hasil-hasil kegiatan yang telah dilaksanakan.

(35)

Berdasarkan uraian di atas maka dapat diketahui jenis-jenis partsipasi dalam pembangunan yaitu:

1. Partisipasi dalam memberikan sumbangan terhadap kegiatan pembangunan yaitu:

a. Menyumbangkan tenaga. b. Menyumbangkan keterampilan. c. Menyumbangkan buah pikiran. d. Menyumbangkan Materi dan uang.

2. Partisipasi dalam proses kegiatan pembangunan yang sedang berlangsung yaitu:

a. Partisipasi dalam perencanaan. b. Partisipasi dalam pelaksanaan.

c. Partisipasi dalam menerima hail pembangunan. d. Partisipasi dalam menilai hasil pembangunan.

e. Partisipasi dalam pemanfaatkan, pemeliharaan, dan perawatan hasil pembangunan.

3. Bentuk/Tahapan Partisipasi

Bentuk/Tahapan partisipasi menurut Talizuduhu Ndraha (1990:103-104) meliputi :

(36)

2. Partisipasi dalam memperhatikan/menyerap dan memberikan tanggapan tahapan informasi, baik dalam arti menerima atau menerima dengan syarat maupun dalam arti menolaknya

3. Partisipasi dalam perencanaan pembangunan, termasuk dalam pengambilan keputusan, Perasaan terlibat dalam perencanaan perlu ditumbuhkan sedini mungkin di dalam masyarakat.

4. Partisipasi dalam pelaksanaan operasional pembangunan.

5. Partisipasi dalam menerima, memelihara dan mengembangkan hasil pembangunan.

6. Partisipasi dalam menilai pambangunan yaitu keterlibatan masyarakat dalam menilai sejauh mana pelaksanaan pambangunan sesuai dengan rencana dan sejauh mana hasilnya dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.

Berdasarkan UU No.25 Tahun 2004 tentang sistem perencanaan pembangunan nasional, dibutuhkan keikutsertaan/partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan desa yaitu melalui tahapan-tahapan sebagai berikut :

1. Perencanaan

(37)

bertanggung jawab akan proses maupun hasil pembangunan tersebut karena merasa menjadi bagian dalam proses pembangunan desa.

2. Penganggaran

Tahap selanjutnya adalah pendanaan yaitu penganggaran perencanaan pembangunan desa yang telah disusun kemudian dilakukan proses penganggaran melalui RAPBDes yang disusun dan diajukan oleh pemerintah desa untuk kemudian dimintai persetujuan dan disahkan bersama BPD. Tahap penganggaran ini harus dilakukan dengan mempertimbangkan kemungkinan keuangan dalam pendanaan yang berpihak pada masyarakat, serta kebutuhan desa agar pembangunan desa menjadi efektif dan efisien.

3. Pelaksanaan

(38)

4. Pengawasan

Apabila pelaksanaan pembangunan desa telah dilaksanakan, tahap pengawasan ini sangat penting dilakukan untuk dapat melihat apakah pelaksanaan pembangunan desa telah benar-benar dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pengawasan ini dapat dilakukan oleh pemerintah yang lebih tinggi (Kecamatan/Kabupaten), lembaga-lembaga independen, maupun oleh segenap masyarakat.

5. Evaluasi

Tahap akhir yang perlu dilaksanakan dalam pembangunan desa adalah evaluasi pembangunan. Evaluasi ini dilaksanakan dengan maksud untuk menilai apakah pembangunan desa ini benar-benar sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan masyarakat setempat. Evaluasi pembangunan ini dianggap penting karena dapat dijadikan pedoman atau acuan dalam merencanakan pembangunan desa selanjutnya, karena pembangunan desa dapat berjalan efektif apabila dilaksanakan secara berkesinambungan.

Seperti halnya partisipasi menurut Tjokroamidjojo dalam Josef (1988:114) menyatakan :

1. partisipasi dalam perencanaan

(39)

keseluruhan. Semakin besar untuk menentukan nasib sendiri semakin besar partisipasi masyarakat dalam pembangunan.

2. Partisipasi dalam pelaksanaan

Partisipasi masyarakat dalam pembangunan ini, dapat dilakukan melalui keikutsertaan masyarakat dalam memberikan kontribusi guna menunjang pelaksanaan pembangunan yang berwujud tenaga, uang, material berat, ataupun informasi yang berguna bagi pelaksanaan pembangunan.

3. Partisipasi dalam pengawasan dan pemanfaatan hasil

Setiap usaha pembangunan ditujukan untuk kepentingan dan kesejahteraan bersama anggota masyarakat. Oleh sebab itu, anggota masyarakat berhak untuk berpartisipasi dalam menikmati setiap usaha bersama yang ada. Dan perlu adanya bentuk pengawasan dalam pemanfaatan hasil pembangunan, sehingga tidak disalahgunakan dari hasil pembangunan tersebut.

4. Partisipasi dalam evaluasi

Sudah umum disepakati bahwa setiap penyelenggaraan apapun dalam kehidupan bersama, hanya dapat berhasil apabila dapat memberikan manfaat bagi masyarakat. Untuk mengetahui hal ini, sudah sepantasnya masyarakat diberi kesempatan menilai hasil yang telah dicapai.

(40)

pengganggaran, pelaksanaan kegiatan, pengawasan dan evaluasi yang merupakan bentuk dari partisipasi masyarakat dalam pembangunan.

B. Tinjauan Tentang Perencanaan

Perencanaan adalah proses continue, yang terdiri dari keputusan atau pilihandan berbagai cara untuk menggunakan sumber daya yang ada, dengan sasaran untuk mencapai tujuan tertentu dimasa mendatang. Pada dasarnya segala kegiatan pembangunan itu baru akan terarah apabila dilandaskan pada suatu perencanaan pembangunan dan dikontrol, serta dievaluasi. Banyak pendapat tentang perncanaan pembangunan, antara lain pendapat yang dikemukakan oleh Sondang P Siagian (1983:18), menurutnya perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran penentuan secara matang dari hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka yang telah ditentukan.

Sementara itu menurut Pariata Westra (1982:26) dalam bukunya Ensklopedia Administrasi, perencanaan adalah :

“Aktivitas pokok dalam manajemen yang menggambarkan hal-hal yang akandikerjakan dan cara mengerjakannya dalam rangka mencapai tujuan yang telahditentukan. Perkerjaaan perencanaan ini merupakan salah satu fungsi manajer,disamping fungsi-fungsi pokok lainnya, yaitu penggerakan dan pengontrolan.”

(41)

1) Dengan adanya perencanaan diharapakan terdapatnya suatu pengarahan kegiatan, adanya pedoman bagi pelaksanaan bagi kegiatan-kegiatan yang ditujukan kepada pencapaian tujuan pembangunan.

2) Dengan perencanaan maka dilakukan suatu perkiraan terhadap hal-hal dalam pelaksanaan yang akan dilalui. Perkiraan dilakukan mengenai potensi-potensi dan prospek-prospek perkembangan tetapi juga mengenai hambatan-hambatan dan resiko-resiko yang mungkin dihadapi. Perencanaan mengusahakan supaya ketidakpastian dapat dibatasi sedikit mungkin.

3) Perencanaan memberikan kesempatan untuk memilih berbagai alternatif tentang cara yang terbaik (the best alternative) atau kesempatan untuk memiliki kombinasi cara yang terbaik (the best combinasition)

4) Dengan perencanaan dilakukan penyusunan skala prioritas, memilih urutan-urutan dari segi pentingnya suatu tujuan, sasaran maupun kegiatan usahanya.

5) Dengan adanya rencana maka akan ada suatu alat pengukur atau standar untuk mengadakan pengawasan/kontrol. (1987:17 )

(42)

memiliki serta bertanggung jawab akan proses maupun hasil pembangunan tersebut karena merasa menjadi bagian dalam proses pembangunan desa. Partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan desa tersebut dapat dilakukan dengan cara ikutserta dalam rapat perencanaan pembangunan desa dan turut memberikan ide-ide pembangunan desanya.

C.Tinjauan Tentang Penganggaran

Menurut Ellen Christina dkk (2001:1), Penganggaran (budgeting) merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis dalam bentuk angka dan dinyatakan dalam unit moneter yang meliputi seluruh kegiatan organisasi untuk jangka waktu tertentu dimasa yang akan datang dan diperlukan pada saat implementasi dari rencana tersebut, sampai pada akhirnya tahap pengawasan dan evaluasi dari hasil rencana itu. Hasil dari kegiatan penganggaran (budgeting) adalah anggaran (budget).

(43)

Sedangkan menurut Mulyadi ( 2001:488), anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan ukuran yang lain yang menvakup jangka waktu satu tahun.

Menurut Supriyono ( 1990:15), penganggaran merupakan perencanaan keuangan perusahaan yang dipakai sebagai dasar pengendalian (pengawasan) keuangan perusahaan untuk periode yang akan datang.

Berdasarkan pendapat di atas, anggaran merupakan suatu rencana jangka pendek yang di susun berdasarkan rencana kegiatan jangka panjang yang telah ditetapkan dalam proses penyusunan program. Dimana anggaran di susun oleh manajemen untuk jangka waktu satu tahun, yang nantinya akan membawa perusahaan kepada kondisi tertentu yang diinginkan dengan sumber daya yang ditentukan.

(44)

D.Tinjauan Tentang Pelaksanaan

Pelaksanaan adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yangsudah disusun secara matang dan terperinci, implementasi biasanya dilakukan setelah perencanaan sudah dianggap siap. Secara sederhana pelaksanaan bisa diartikan penerapan. Majone dan Wildavsky mengemukakan pelaksanaan sebagai evaluasi. Browne dan Wildavsky dalam Nurdin Usman ( 2002:70 ) mengemukakan bahwa Pelaksanaan adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan.

Pengertian-pengertian di atas memperlihatkan bahwa kata pelaksanaan bermuara pada aktivitas, adanya aksi, tindakan, atau mekanisme suatu sistem. Ungkapan mekanisme mengandung arti bahwa pelaksanaan bukan sekedar aktivitas, tetapisuatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan.

(45)

guna mencapai sasaran dari program yang ditetapkan semula. (Abdullah Syukur, 1987:40)

Berdasarkan pengertian yang dikemukakan di atas dapatlah ditarik suatu kesimpulan bahwa pada dasarnya pelaksanaan suatu program yang telah ditetapkan olehpemerintah harus sejalan dengan kondisi yang ada, baik itu di lapangan maupun di luar lapangan, yang mana dalam kegiatannya melibatkan beberapa unsur disertai dengan usaha-usaha dan didukung oleh alat-alat penunjang.

(46)

E.Tinjauan Tentang Pengawasan

Pengawasan merupakan fungsi manajemen yang sangat berkaitan erat dengan pencapaian tujuan organisasi, sehingga pengawasan dalam organisasi apapunmenjadi mutlak dilakukan. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh G.R. Terry,yang mengatakan bahwa:

“Dalam rangka pencapaian tujuan suatu organisasi,termasuk negara sebagai organisasi kekuasaan terbesar seyogyanya menjalankan fungsi-fungsi manajemen yang terdiri dari: perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), memberi dorongan (actuating), dan pengawasan(controlling).” (G.R Terry, 1991:15)

Menurutnya, pengawasan sebagai upaya kontrol birokrasi ataupun organisasi harus dilaksanakan dengan baik, karena: “Apabila tidak dilaksanakan, cepat ataulambat akan mengakibatkan mati/hancurnya suatu organisasi atau birokrasi itusendiri.” (Terry, 1991:137)

Hal tersebut juga didukung oleh Victor Situmorang dalam bukunya Aspek Hukum Pengawasan Melekat dalam Lingkungan Aparatur Pemerintah, yang mengatakan bahwa:

(47)

Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Mc. Farland seperti yang di kutip Handayaningrat sebagai berikut:

Control is the process by which an executive gets the performance of his subordinate to correspond as closely as posible to chosen plans, orders, objectives, or policies. (Pengawasan ialah suatu prosesdimana pimpinan ingin mengetahui apakah hasil pelaksanaan pekerjaan yangdilakukan oleh bawahannya sesuai dengan rencana, perintah, tujuan ataukebijaksanaan yang telah ditentukan).” (1985:143)

Jadi pengawasan penting untuk dilaksanakan, mengingat pengawasan tersebut dapat mempengaruhi hidup/matinya suatu organisasi atau birokrasi, dan untuk melihat apakah pelaksanaan pekerjaan telah sesuai dengan rencana, perintah,tujuan, dan kebijaksanaan dalam upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan dalam proses pengawasan pembangunan desa, partisipasi masyarakat dapat dituangkan dengan cara ikut mengawasi proses pelaksanaan pembangunan tersebut agar sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.

(48)

F. Tinjauan Tentang Evaluasi

Secara umum menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996:272) evaluasi berarti penilaian. Sedangkan menurut Wirawan (2012:7)evaluasi adalah:

“Riset untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menyajikan informasi

yang bermanfaat mengenai objek evaluasi, selanjutnya menilainya dan membandingkannya dengan indikator evaluasi dan hasilnya dipergunakan untuk mengambil keputusan mengenai objek evaluasi tersebut”.

Menurut buku Metode Riset Evaluasi, Hadi (2011:13) mendefinisikan evaluasi sebagai proses mengumpulkan informasi mengenai suatu objek, menilai suatu objek, dan membandingkannya dengan kriteria, standar danindikator. Selanjutnya dalam buku yang sama Hadi (2011:13-14) memaparkan riset evaluasi sebagai:

“Aplikasi sistematis dari prosedur riset sosial untuk menaksir ataumenilai konseptualisasi dan desain, implementasi serta utilitasprogram intervensi sosial. Menurut definisi ini, riset evaluasimelibatkan pemakaian metodologi riset sosial untuk memberikanputusan atau penilaian dan untuk meningkatkan perencanaan,pemantauan, efektivitas, dan efisiensi suatu program sosial.Program sosial tersebut beragam diantaranya ialah, programkesehatan, pendidikan, kesejahteraan, dan program layananmanusia lainnya”.

(49)

menentukanhasil yang telah dicapai dari beberapa kegiatan yang direncanakan untukmendukung tercapainya tujuan.

Sejalan dengan definisi evaluasi menurut Wirawan dan Hadi, secara sederhana menurut peneliti evaluasi dapat diartikan sebagai sebuah tahapan penilaian yang ditujukan kepada objek evaluasi, untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dideskripsikan dalam bentuk informasi.

Evaluasi pembangunan ini dilaksanakan dengan maksud untuk menilai apakah pembangunan desa ini benar-benar sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan masyarakat setempat. Evaluasi pembangunan ini dianggap penting karena dapat dijadikan pedoman atau acuan dalam merencanakan pembangunan desa selanjutnya, karena pembangunan desa dapat berjalan efektif apabila dilaksanakan secara berkesinambungan.

G.Tinjauan Tentang Pembangunan

1. Pembangunan

(50)

“Pembangunan adalah suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan berencana yang dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, Negara dan pemerintah menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa.” (Siagian: 13) Pengertian tersebut menunjukkan bahwa dalam pembangunan itu sendiri terdapat inti pokok-pokok pengertian sebagai berikut :

- Pembangunan adalah merupakan suatu proses, berarti suatu keinginan yang terus menerus dilaksanakan.

- Pembangunan merupakan usaha sadar yang dilakukan.

- Pembangunan mengarah kepada modernitas, yang di artikan sebagai cara hidup yang baru dan lebih baik dari sebelumnya serta kemampuan untuk lebih menguasai alam lingkungan dalam rangka peningkatan swasembada dan mengurangi ketergantungan dari pihak lain.

- Pembangunan dilaksanakan secara berorientasi pada pertumbuhan dan Perubahan.

- Bahwa modernitas yang dicapai melalui pembangunan itu bersifat multi dimensional.

(51)

Selanjutnya dijelaskan oleh Bintoro Tjokroamidjojo Bahwa :

“Pembangunan adalah suatu proses dinamis, kebijaksanaan harus memberi peluang kepada kenyataan tetapi harus mengandung kepastian dan kesinambungan bagi pelaksanaan yang fiktif menuju terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan pancasila dengan keridhoan dari Tuhan Yang Maha Esa.” (1987:67)

Pengertian pembangunan seperti yang telah di uraikan pada kutipan tersebut memberikan kejelasan bahwa pembangunan itu adalah proses kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat dengan memanfaatkan potensi yang di milik. Semua itu dimaksudkan untuk dapat meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat, baik dari segi kesejahteraan rohani maupun jasmani.

Pembangunan sebagai upaya memperbaiki keadaan, dalam arti yang lebih buruk menjadi baik dikemukakan oleh Kirdi dipoyudo bahwa :

“Pembangunan nasional adalah rangkaian usaha secara sadar berencana untuk memperbaiki keadaan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan yang meliputi program-program pembangunan yang dilaksanakan secara terus-menerus untuk mencapai tujuan pembangunan nasional.”(Bintoro Tjokrpamidjojo;3-4)

Selain di lihat sebagai upaya memperbaiki keadaan, pembangunan juga dapat di lihat sebagai salah satu jalan untuk mengetahui segala potensi kreatif yang dimiliki oleh masyarakat seperti yang dikemukakan oleh Jakob Oetama sebagai berikut :

(52)

Potensi yang dimiliki masyarakat seringkali terpendam dan untuk membangkitkan kembali harus melalui pembangunan. Potensi yang telah muncul melalui pembangunan tersebut sekaligus merupakan salah satu factor yang dapat memperlancar jalannya roda pembangunan. Potensi-potensi yang dimaksudkan berupa budaya, ekonomi, nilai dan sebagainya. Kesimpulannya adalah bahwa pembangunan itu mempunyai 3 tujuan : 1. Meningkatkan tersedianya serta memperluas distribusi kebutuhan dasar rakyat banyak

2. Meningkatkan taraf hidup, antara lain pendapatan yang meningkat, kesempatan kerja yang cukup, pendidikan yang lebih baik, perhatian lebih besar kepada nilai-nilai kebudayaan dan kemanusiaan (dalam arti kesejahteraan sosial, jasmani, dan rohani)

3. Memperluas pilihan-pilihan sosial ekonomi dari perorangan dan bangsa, dengan memberikan kebebasan dari ketergantungan.

2. Pembangunan Fisik

(53)

tinggi lagi baik itu berupa pengadaan prasarana di desa Sukanegara Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan..

Untuk mencapai target dan sasaran yang telah ditentukan dalam pembagunan fisik harus memperhatikan dan menentukan sifat dan bentuk dari objek, demikian pula dengan informasi yang jelas tentang hal-hal yang menyangkut tentang pembangunan fisik. Setiap pembangunan fisik yang dilaksanakan harus memperhatikan hal-hal yang terdapat dalam perencanaan seperti dana, lokasi dan waktu pelaksanaan, keuntungan yang diterima masyarakat, sifat dan bentuk dari proyek itu sendiri, agar apa yang diharapkan dalam pelaksanaan kegatan akan berdaya guna dan berhasil guna bagi masyarakat.

3. Pembangunan Desa

Menurut C.S.T.Kansil (1985:253), Pembangunan Desa adalah pembangunan yang dilakukan di Desa secara menyeluruh dan tepadu dengan imbangan kewajiban yang serasi antara pemerintah dan masyarakat, dimana pemerintah memberikan bimbingan, pengarahan, hantuan dan fasilitas yang diperlukan dan masyarakat memberikan partisipasinya dalam bentuk swakarsa dan swadaya gotong royong pada setiap pembangunan yang diinginkan.

(54)

dilaksanakan secara sadar dengan mengembangkan swadaya gotong royong. Dengan demikian, maka pembangunan desa itu pada hakekatnya merupakan suatu proses perubahan menuju kearah yang Iebih baik dengan memadukan rencana pemerintah dan masyarakat desa itu sendiri untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat yang dilaksanakan secara sadar, terus menerus, sisternatis dan terarah dengan mengembangkan swadaya gotong royong.

Atas dasar pengertian tersebut, maka terdapat lima unsur pokok yang penting dalam pembangunan desa, yaitu:

1. Kegiatan tersebut berlagsung di desa. 2. Kegiatan tersebut meliputi seluruh sektor. 3. Kegiatan tersebut dilaksanakan secara terpadu.

4. Kegiatan tersebut meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat.

5. Kegiatan tersebut dilaksanakan dengan mengembangkan swadaya gotong royong masyarakat.

H. Tinjauan Tentang Pemerintah Desa

1. Pengertian Desa

(55)

dalam mempertahankan kemerdekaan (community power). Bahkan menurut Ndara dalam Widjaja (2003: 3) desa dianggap sebagai sumber nilai luhur yang memiliki karakteristik seperti kegotongroyongan, musyawarah, mufakat dan kekeluargaan sehingga menimbulkan berbagai semboyan.

Menurut Mutty dalam Widjaja (2003: 3) desa sebagai suatu lembaga pemerintahan dengan hak otonomi yang dimilikinya telah mendapatkan pengakuan jauh sebelum dilaksanakan pemerintahan dengan asas desentralisasi.

Desa menurut Widjaja (2003: 3.) dalam bukunya yang berjudul “Otonomi

Desa” menyatakan bahwa Desa adalah sebagai kesatuan masyarakat

hukum yang mempunyai susunan asli berdasarkan hak asal usul yang bersifat istimewa. Landasan pemikiran dalam mengenai Pemerintahan Desa adalah keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokratisasi dan pemberdayaan masyarakat.

Desa menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa mengartikan Desa sebagai berikut: “ Desa adalah desa dan desa adat atau

(56)

Pengertian Desa menurut Widjaja (2003: 5) dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 di atas sangat jelas sekali bahwa Desa merupakan self community yaitu komunitas yang mengatur dirinya sendiri. Melalui pemahaman bahwa Desa memiliki kewenangan untuk mengurus dan mengatur kepentingan masyarakatnya sesuai dengan kondisi dan sosial budaya setempat, maka posisi Desa yang memiliki otonomi asli sangat strategis sehingga memerlukan perhatian yang seimbang terhadap penyelenggaraan Otonomi Daerah. Karena dengan Otonomi Desa yang kuat akan mempengaruhi secara signifikan perwujudan Otonomi Daerah.

2. Pemerintahan Desa

Pemerintahan Desa menurut Widjaja (2003: 5) dalam bukunya “Otonomi

Desa” Pemerintahan Desa diartikan sebagai penyelenggaraan

Pemerintahan Desa merupakan Subsistem dari sistem penyelenggaraan Pemerintah, sehingga Desa memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakatnya. Kepala Desa bertanggung jawab kepada Badan Permusyawaratan Desa dan menyampaikan laporan pelaksanaan tersebut kepada Bupati.

(57)

pemerintah desa sebagai aparat pelaksana di tingkat bawah. Untuk urusan ini, pemerintah desa mendapat biaya, sarana, peralatan, bahan, pedoman, dan fasilitas operasional dari pemerintah yang lebih atas atau pemerintah pusat melalui pemerintah daerah. Dalam urusan dekonsentratif, masyarakat desa relatif tidak memiliki peranan berarti, meskipun relatif responsible atas tugas-tugas yang dibebankan kepadanya.

Sedangkan urusan partisipatif merupakan urusan yang ditetapkan pemerintah, tetapi pelaksanaannya diserahkan kepada masyarakat desa yang bersangkutan sebagai sarana pembangunan. Di dalam melaksanakan urusan itu, masyarakat desa memegang peranan penting dan responsible, tanpa peranan itu urusan yang berkenaan tidak dapat berfungsi sebagai sarana pendidikan pembangunan. Dalam melaksanakan urusan partisipatif ini, pemerintah pusat memberikan pembinaan dalam berbagai bentuk dan cara, misalnya bantuan dana, rencana, perlombaan desa, peraturan, sarana kelembagaan seperti LSD, kredit, dan sebagainya.

I. Kerangka Pikir

Ada beberapa hal pokok yang menjadi landasan berpikir dalam penelitian yang akan dilakukan nantinya. Untuk itu penelitian yang akan dilakukan ini, mengutip beberapa pendapat para ahli yang berhubunganlangsung dengan permasalahan yang nantinya akan dikaji secara mendalam.

(58)

inginkan. Bila kita hubungkan dengan pembangunan untuk mencapai tujuan pembangunan nasional yakni meningkatkan taraf hidup masyarakat menuju terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Masyarakat dalam kedudukannya sebagai subyek pembangunan dituntut dalam memberikan sumbangan terhadap apa yang dibutuhkan dalam pembangunan. Kesediaan memberikan sumbangan ini bukan lahir begitu saja, akan tetapi terdorong oleh motivasi-motivasi tertentu yang dicapai. Disamping juga adanya upaya-upaya yang kita lakukan oleh pemerintah dalam membangkitkan kesadaran masyarakat dalam pembangunan adalah fungsi pemerintah, sebagaimana dijelaskan oleh S.P Siagaan bahwa :

“Penggerakan adalah merupakan keseluruhan dari proses pemberian motivasi bekerja kepada para bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien seta ekonomis.”(Sp.Siagian :99)

Menurut Ach. Wazir Ws., et al. (1999: 29) partisipasi dapat diartikan sebagai keterlibatan seseorang secara sadar ke dalam interaksi sosial 31 dalam situasi tertentu. Dengan pengertian itu, seseorang bisa berpartisipasi bila ia menemukan dirinya dengan atau dalam kelompok, melalui berbagai proses berbagi dengan orang lain dalam hal nilai, tradisi, perasaan, kesetiaan, kepatuhan dan tanggungjawab bersama.

(59)

dalam suatu wilayah.Partisipasi masyarakat di perlukan karena program pemerintah yang di laksanakan tidak lain adalah untuk masyarakat. Masyarakat seharusnya ikut bersama-Sama dengan pemerintah memberikan peran guna meningkatkan serta mempermudah jalannya pelaksanaan program pembangunan. Berdasarkan UU No.25 Tahun 2004 tentang sistem perencanaan pembangunan nasional, dibutuhkan keikutsertaan/partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan desa yaitu melalui tahapan-tahapan sebagai berikut :

1) Perencanaan

Dalam proses pembangunan desa, tahapan perencanaan ini merupakan tahap yang sangat penting. Perencanaan pembangunan desa harus melibatkan masyarakat desa agar kebijakan yang akan disusun benar-benar sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan masyarakat desa setempat (bottom up), sehingga masyarakat akan merasa terikat dan memiliki serta bertanggung jawab akan proses maupun hasil pembangunan tersebut karena merasa menjadi bagian dalam proses pembangunan desa.

2) Penganggaran

(60)

berpihak pada masyarakat, serta kebutuhan desa agar pembangunan desa menjadi efektif dan efisien.

3) Pelaksanaan

Apabila tahap perencaanaan dan penganggaran telah dilalui, proses pembangunan desa dapat diimplementasikan dan dianggarkan sesuai dengan yang telah direncanakan. Tahap pelaksanaan pembangunan desa ini diharapkan diselenggarakan sesuai dengan apa yang telah disepakati bersama dengan memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan desa dengan melibatkan masyarakat desa setempat agae masyarakat dapat diberdayakan dan juga agar masyarakat merasa bertanggung jawab terhadap hasil pembangunan desa tersebut. Pelaksanaan kebijakan pembangunan desa yang telah direncanakan ini diharapkan dilaksanakan dengan menjunjung tinggu asas partisipatif, transparan, dan akuntabel. 4) Pengawasan

Apabila pelaksanaan pembangunan desa telah dilaksanakan, tahap pengawasan ini sangat penting dilakukan untuk dapat melihat apakah pelaksanaan pembangunan desa telah benar-benar dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pengawasan ini dapat dilakukan oleh pemerintah yang lebih tinggi (Kecamatan/Kabupaten), lembaga-lembaga independen, maupun oleh segenap masyarakat.

5) Evaluasi

(61)

dan kebutuhan masyarakat setempat. Evaluasi pembangunan ini dianggap penting karena dapat dijadikan pedoman atau acuan dalam merencanakan pembangunan desa selanjutnya, karena pembangunan desa dapat berjalan efektif apabila dilaksanakan secara berkesinambungan.

Keberhasilan pembangunan tidak hanya diukur oleh proses penyelenggaraannya yang lancar tetapi juga manfaat atau hasil yang diperoleh dari pembangunan tersebut, serta masyarakat yang ikut berpartisipatif dalam pembangunan. Pembangunan tidak hanya dilaksanakan oleh pemerintah desa saja, namun masyarakatlah yang harus berperan besar dalam pembangunan desa. Untuk itu perlu kerjasama antara pemerintah desa dan masyarakat untuk bersama-sama melaksanakan pembangunan terutama pembangunan fisik yang akan langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat desa tersebut.

(62)

Berdasarkan teori tersebut penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui partisipasi masyarakat dalam pembangunan fisik di Desa Sukanegara Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut:

Gambar 1. Kerangka Pikir

Partisipasi

Masyarakat

Pembangunan Fisik

Desa Sukanegara

Pengawasan Evaluasi Penganggaran Pelaksanaan

(63)

III.METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Dalam penelitian digunakan sebuah cara atau metode agar penelitian dapat berjalan secara efektif dan efisisen, bahkan keberhasilan sebuah penelitian tergantung kepada metode yang digunakan, metode adalah cara utama yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan. (Surahmad, 1978:121). Metode menurut Suyuti (1983:32). adalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan, adapun metode yan digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

(64)

Berdasarkan definisi di atas, dapat dinyatakan bahwa penelitian deskriptif merupakan suatu penelitian yang meneliti status sekelompok manusia, sifat-sifat individu, keadaan, gejala, objek atau melukiskan secara sistematis, sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki sehingga dapat ditentukan frekuensi penyebaran suatu gejala lainnya dalam masyarakat.

B. Lokasi Penelitian

Adapun lokasi peneitian ini adalah di Desa Sukanegara Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan. Adapun alasan dipilihnya lokasi ini adalah karena:

1. Desa Sukanegara merupakan desa yang partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan fisiknya masih tergolong lemah.

2. Belum pernah diadakannya penelitian secara ilmiah terkait masalah partisipasi masyarakat tersebut dalam pembangunan fisik, sehingga data yang diperoleh adalah data baru.

(65)

C. Definisi Konsep

Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat secara aktif dan secara langsung dalam pembangunan untuk mempengaruhi dan menjalankan suatu pembangunan yang merupakan prakarsa masyarakat itu sendiri, dengan harapan pembangunan yang dilaksanakan dapat berjalan dengan baik serta sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Masyarakat secara penuh memberikan tenaga, pikiran dan dana dalam tahapan-tahapan pembangunan, dari tahap perencanaan, penganggaran, pelaksanaa, pengawasan dan evaluasi.

1. Perencanaan

Dalam proses pembangunan desa, tahapan perencanaan ini merupakan tahap yang sangat penting. Perencanaan pembangunan desa harus melibatkan masyarakat desa agar kebijakan yang akan disusun benar-benar sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan masyarakat desa setempat (bottom up), sehingga masyarakat akan merasa terikat dan memiliki serta bertanggung jawab akan proses maupun hasil pembangunan tersebut karena merasa menjadi bagian dalam proses pembangunan desa.

2. Penganggaran

(66)

berpihak pada masyarakat, serta kebutuhan desa agar pembangunan desa menjadi efektif dan efisien.

3. Pelaksanaan

Apabila tahap perencaanaan dan penganggaran telah dilalui, proses pembangunan desa dapat diimplementasikan dan dianggarkan sesuai dengan yang telah direncanakan. Tahap pelaksanaan pembangunan desa ini diharapkan diselenggarakan sesuai dengan apa yang telah disepakati bersama dengan memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan desa dengan melibatkan masyarakat desa setempat agar masyarakat dapat diberdayakan dan juga agar masyarakat merasa bertanggung jawab terhadap hasil pembangunan desa tersebut. Pelaksanaan kebijakan pembangunan desa yang telah direncanakan ini diharapkan dilaksanakan dengan menjunjung tinggu asas partisipatif, transparan, dan akuntabel.

4. Pengawasan

Apabila pelaksanaan pembangunan desa telah dilaksanakan, tahap pengawasan ini sangat penting dilakukan untuk dapat melihat apakah pelaksanaan pembangunan desa telah benar-benar dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pengawasan ini dapat dilakukan oleh pemerintah yang lebih tinggi (Kecamatan/Kabupaten), lembaga-lembaga independen, maupun oleh segenap masyarakat.

5. Evaluasi

(67)

dan kebutuhan masyarakat setempat. Evaluasi pembangunan ini dianggap penting karena dapat dijadikan pedoman atau acuan dalam merencanakan pembangunan desa selanjutnya, karena pembangunan desa dapat berjalan efektif apabila dilaksanakan secara berkesinambungan.

D. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah petunjuk pelaksana bagaimana caranya mengukur suatu variabel. (Singarimbun dan efendi, 1995:46) Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu partisipasi masyarakat dalam pembangunan fisik yang akan dilihat dari perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi, sebagaimana dijelaskan pada tabel di bawah ini :

Tabel 1. Definisi Operasional

Definisi Konsep Operasionalisasi Variabel

1

2

Perencanaan

- Keikutsertaan masyarakat dalam pembangunan fisik

dinilai dengan seberapa besar masyarakat menghadiri

rapat perencanaan.

- Keaktifan masyarakat dalam rapat perencanaan

pembangunan melalui sumbangan berupa ide-ide

pembangunan.

- Hambatan partisipasi masyarakat dalam proses

(68)

Penganggaran

- Keikutsertaan masyarakat dalam Proses penganggaran

pembangunan fisik.

- Keaktifan masyarakat dalam proses penganggaran

pembangunan fisik melalui sumbangan berupa uang.

- Hambatan partisipasi masyarakat dalam proses

penganggaran pembangunan fisik.

Pelaksanaan

- Keikutsertaan masyarakat dalam proses pelaksanaan

pembangunan fisik

- Keaktifan masyarakat dalam proses pelaksanaan

pembangunan fisik.

- Hambatan partisipasi masyarakat dalam proses pelaksanaan pembangunan fisik.

Pengawasan

- Keikutsertaan masyarakat dalam proses pengawasan

pembangunan fisik

- Keaktifan masyarakat dalam pembangunan fisik melalui pengawasan terhadap pelaksanaan pembangunan fisik.

- Hambatan partisipasi masyarakat dalam proses

pengawasan pembangunan fisik.

Evaluasi

- Keikutsertaan masyarakat dalam pembangunan fisik

dengan penilaian melalui evaluasi dalam pembangunan

fisik.

- Keaktifan masyarakat dalam memberikan saran serta ide

dalam kelanjutan pembangunan fisik.

- Hambatan partisipasi masyarakat dalam proses evaluasi

pembangunan fisik

(69)

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam buku karangan Burhan Bungin (2008 : 99) adalah berasal dari kata bahasa Inggris population, yang berarti jumlah penduduk. Menurut Husaini Usman dan Purnomo Setiady (2008 : 42) populasi adalah semua nilai baik hasil perhitungan maupun pengukuran daripada karakteristik tertentu mengenai sekelompok obyek yang lengkap dan jelas. Populasi dapat dikatakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2006: 16).

(70)

Tabel 2. Jumlah KK Desa Sukanegara

No Dusun Jumlah KK

1 2 3

1 Banjarsari 428

2 Sukamulya 384

3 Kemang 298

4 Gunung Besi 203

5 Talang Bayur 231

6 Perumnas 163

Total 1.707

(Sumber : Prariset Januari 2016)

2. Sampel

Sugiyono (2002: 59) menyatakan sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Teknik pengambilan sampel secara purposive sampling digunakan karena tidak seluruh lapisan masyarakat dapat dijadikan sampel.

(71)

Keterangan:

n = Banyak Unit Sample N = Banyaknya Populasi e = Taraf Nyata (0,10) 1 = Bilangan Konstanta

Pada Penelitian ini populasi yang digunakan adalah populasi yang berdasarkan jumlah kepala keluarga yang telah memiliki KK (Kartu Keluarga) yaitu 1.707 jiwa. Berikut adalah perhitungan sampel :

N = 1.707

Populasi 1.707 merupakan jumlah Kepala Keluarga yang telah memiliki KK (Kartu Keluarga) di Desa Sukanegara Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan.

e = Ditetapkan 0,1 yaitu penyimpangan dalam pemakaian sampel sebesar 10%

1 = Bilangan Konstanta

(72)

Demikian dapat diketahui besarnya sampel sebagai berikut :

n = 1.707

(1.707).(0,1)² + 1 n = 1.707

17,07 + 1

n = 1.707 18,07

n = 94,4659656889 dibulatkan menjadi 95

Berdasarkan hasil perhitungan sampel, maka dapat diketahui bahwa banyaknya responden yang akan di teliti pada pengambilan sampel secara purposive sampling dari populasi kepala keluarga yang telah memiliki KK di Desa Sukanegara sebanyak 95 sampel (orang). Setelah didapat sampel yang dibutuhkan, menurut Jalalludin Rahmat (1997:82) langkah yang kedua adalah menentukan sampel perkelompok atau perlingkungan dari 95 sampel yang telah didapat, yaitu dengan menggunakan rumus penentuan sampel agar sampel lebih proporsional.

Rumus yang digunakan :

Keterangan :

Ni = Jumlah populasi dari masing-masing kelompok N = Jumlah keseluruhan populasi

ni =

x N

(73)

n = Jumlah sampel yang diambil

Berdasarkan rumus pengambilan sampel kelompok di atas maka sampel kelompok dalam penelitian ini adalah :

a. Dusun Banjarsari

ni = 428 x 95 1.707

ni = 23,81 dibulatkan menjadi 24

b. Dusun Sukamulya

ni = 384 x 95 1.707

ni = 21,37 dibulatkan menjadi 21

c. Dusun Kemang

ni = 298 x 95 1.707

ni = 16,58 dibulatkan menjadi 17

d. Dusun Gunung Besi

ni = 203 x 95 1.707

(74)

e. Dusun Talang Bayur

ni = 231 x 95 1.707

ni = 12,85 dibulatkan menjadi 13

f. Dusun Perumnas

ni = 163 x 95 1.707

ni = 9,07 dibulatkan menjadi 9

Berdasarkan rumus pengambilan sampel, jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 95 orang yang tersebar di 6 dusun di Desa Sukanegara Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan, yang dapat di lihat pada tabel 3 di bawah ini:

Tabel 3. Jumlah Sampel per Dusun

No Dusun Jumlah Sampel

1 2 3

1 Banjarsari 24

2 Sukamulya 21

3 Kemang 17

4 Gunung Besi 11

5 Talang Bayur 13

6 Perumnas 9

Total 95

Gambar

Gambar 1. Kerangka Pikir
Tabel 1. Definisi Operasional
Tabel 2. Jumlah KK Desa Sukanegara
Tabel 3. Jumlah Sampel per Dusun
+6

Referensi

Dokumen terkait

Dari penjelasan Kepala Desa Selotong tersebut dapat diketahui bahwa dalam proses perencanaan pembangunan partisipasi masyarakat dihimpun dengan cara menerima aspirasi dan

Skripsi yang berjudul "PARTISIPASI LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA (Studi Kasus di Desa Karangwuni Kecamatan Rongkop)" yang disusun

Dalam setiap proses pembangunan, masyarakat harus dilibatkan secara aktif karena masyarakatlah yang menjadi subjek dalam pembangunan tersebut. Pembangunan di desa akan

Hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi politik masyarakat dalam perencanaan pembangunan khususnya pada forum musrenbang desa masih rendah, hal ini disebabkan karena

Sekalipun terdapat beberapa masyarakat yang mengikuti proses tersebut, kehadiran mereka dalam proses Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrembang) atau Musyawarah Desa

Hasil penelitian dilapangan diketahui bahwa partisipasi masyarakat pada tahap pengambilan keputusan, pelaksanaan, pengambilan manfaat dan evaluasi pembangunan Desa

Hasil penelitian yang diperoleh penulis melalui proses observasi, wawancara, dan dokumentasi, bahwa Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Desa Separi Kecamatan

Apa bentuk partisipasi Bapak/Ibu pada tahap pelaksanaan pembangunan jalan rabat beton melalui Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP) di Dusun Kepuh Desa