• Tidak ada hasil yang ditemukan

M.3TINDAKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "M.3TINDAKAN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PROSEDURE PELAKSANAAN

PENELITIAN TINDAKAN

DI SUSUN OLEH :

YUSI RIKSA YUSTIANA

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

I

PENDAHULUAN

A. TUJUAN

Setelah mempelajari modul ini diharapkan :

1. Memahami prosedure pelaksanaan penelitian tindakan

2. Mampu menyusun rancangan langkah-langkah penelitian tindakan

B. POKOK MATERI

Bahasan modul meliputi :

1. Prosedure pelaksanaan tindakan

2. Faktor-faktor berpengaruh yang perlu mendapat perhatian

C. STRATEGI

Untuk memahami modul ini langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah :

1. membaca bahan bacaan

2. Mengerjakan evaluasi

D. EVALUASI

Konselor dianggap mampu memahami modul ini jika mampu menyelesaikan 75

% dari soal evaluasi. Secara rinci penilaian dikelompokkan sebagai berikut :

Baik = 75% - 100 % ; Cukup = 50% - 74 %; Kurang = 0% - 49%

E. RUJUKAN

Furqon, 1997, Perspektif Baru Dalam Penelitian Pendidikan, makalah tidak diterbitkan, Bandung : PPS IKIP Bandung

FX. Soedarsono, 1997, Pedoman Pelaksanaan Peneltian Tindakan Kelas, Yogyakarta UKM-SD, UP3SD, BP3GSD, Dikti Depdikbud

Rochman Natawidjaja, 1997, Konsep dasar Penelitian Tindakan, Bandung : IKIP Bandung

Stinger, 1996, Action Research, New Delhi : sage Publication

Suyanto, 1996, Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan kelas, 1996, Yogyakarta : UKMP-SD, UP3SD, BP3SD Dikti Depdikbud

Yusi Riksa Yustiana, 1999, Penelitian Tindakan (Refleksi Pengalaman), Makalah Tidak Diterbitkan, Bandung : Jurusan PPB FIP UPI

(3)

II

PROSEDURE PELAKSANAAN PENELITIAN TINDAKAN

A. PROSEDURE PELAKSANAAN PENELITIAN

Langkah yang ditempuh dalam melaksanakan penelitian tindakan digambarkan

dalam alur penelitian dibawah ini :

Gambar 1. Alur Penelitian Tindakan

Langkah penelitian dimulai dari perencanaan kemudian dilanjutkan dengan

melakukan tindakan, lalu pengamatan dan terakhir refleksi. Alur penelitian akan terus

bergulir, berkembang dalam permasalahan yang lebih luas atau lebih mendalam dan

menajam pada proses refleksi. Hasil refleksi menjadi landasan bagi pengembangan

(4)

(daur ulang) dalam bentuk spiral sehingga dalam periode waktu tertentu sampai dengan

dirasakan telah terjadi perubahan, perbaikan dan peningkatan mutu perilaku atau kinerja

sesuai dengan tujuan yang diharapkan, memperoleh hasil yang memuaskan, mendapat

jawaban yang optimal, berhasil menemukan tindakan yang tepat untuk menyelesaikan

permasalahan dan menunjukkan kecenderungan menjadi perilaku yang dimiliki

responden.

Interaksi dalam penelitian tindakan merupakan spiral seperti digambarkan

dibawah ini :

Pengamatan Pengamatan Pengamatan Pengamatan

Tindakan Tindakan Tindakan

Refleksi Refleksi Refleksi

Gambar 2 Interaksi Spiral Penelitian Tindakan

Perencanaan merupakan kegiatan awal dari penelitian tindakan. Penelitian

tindakan dimulai dengan melakukan negosiasi dengan subjek penelitian/ partisipan untuk

terlibat dalam penelitian, kemudian dilanjutkan dengan mengembangan konsensus

tentang tema kepedulian dan terakhir mengkonstruksi penelitian tindakan yang akan

dilaksanakan sebagai solusi. Secara lebih sistematis mengkuti beberapa langkah sebagai

berikut :

1. merumuskan gagasan umum berkenaan dengan permasalahan atau kebutuhan yang

dirasakan. Pada penelitian kelas gagasan umum dirumuskan oleh guru atau konselor

yang bersangkutan didasarkan atas kebutuhan untuk melalukan upaya perbaikan atau

penyelesaian permasalahan yang dihadapi sehari-hari dalam melaksanakan

pembelajaran atau pelayanan bimbingan. Pada penelitian kolaboratif perumusan

(5)

hasil diskusi tentang permasalahan, implementasi konsep teoritis atau diseminasi

pembaharuan. Gagasaan umum dalam penelitian kolaboratif dapat merupakan

gagasan umum yang murni diperoleh pada saat diskusi dan sosialisasi perlunya

penelitian tindakan. Pada sisi lain gagasan umum mungkin merupakan gagasan yang

telah dipredikasi dari berbagai informasi/ data awal oleh peneliti akademis dan

disosialisasikan pada para guru/ konselor melalui diskusi yang mendalam dan

menempatkan guru sebagai mitra penelitian yang berkedudukan setara. Dari hasil

diskusi diharapkan terklarifikasi dan terjustifikasi perlu tidaknya dilakukan kegiatan

penelitian tindakan untuk menjawab gagasan umum tersebut.

2. Identifikasi wilayah permasalahan dan lokasi penelitian, yang dimaksud dengan

wilayah permasalahan adalah ruang lingkup dari permasalahan yang akan diteliti dan

subjek penelitian. Sedangkan Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian akan

dilakukan. Contoh wilayah permasalahan adalah : manajemen layanan adminsitrasi

siswa, keterampilan konseling individual, layanan informasi. Pada penelitian kelas,

wilayah penelitian berkenaan dengan kegiatan atau keterampilan praktis, sedangkan

pada penelitian kolaboratif lebih luas menyangkut sitem pelayanan, mutu out come

atau pengembangan teori atau pendekatan. Subjek penelitian pada penelitian kelas

adalah siswa yang menjadi subjek dan objek proses pembelajaran dan pelayanan,

sedangkan pada penelitian kolaboratif subjek penelitian adalah guru, kepala sekolah,

orang tua, pengawas dan personil lain yang berkaitan dengan permasalahan

penelitian. Lokasi penelitian pada penelitian kelas adalah satu atau bebarapa kelas

dalam tingkatan kelas yang sama atau berbeda, sedangkan pada penelitian kolaboratif

dapat dilakukan dengan lokasi penelitian yang lebih luas misalnya beberapa sekolah

dalam satu lingkup kecamatan.

3. Menentukan tema kepedulian. Yang dimaksud dengan tema kepedulian atau

permasalahan yang spesifik yang perlu dipedulikan adalah pertanyaan-pertanyaan

yang paling mendasar yang ingin dijawab dari ruang lingkup penelitian. Tema

kepedulian yang pertama menjadi dasar bagi pengembangan rencana tindakan dalam

cycle yang pertama

4. Pengenalan lapangan, merupakan upaya untuk memahami keadaan lapangan serta

(6)

ini akan menjadi dasar predikasi metoda, teknik, alat bantu sebagai implementasi

rancangan tindakan.

5. Merumuskan rancangan kegiatan secara sistematis meliputi apa yang dilakukan, siapa

yang melakukan tindakan, dengan cara bagaimana, alat bantu apa yang diperlukan,

faktor-faktor apa yang perlu mendapat perhatian serta bagaimana proses pencatatan

akan dilakukan

Tahap selanjutnya adalah pelaksanaan tindakan, pada tahap ini langkah-langkah

yang dilakukan meliputi :

1. mempersipkan diri baik secara fisik maupun mental untuk melaksanakan tindakan.

Kesiapan pribadi untuk merubah perilaku dengan melakukan tindakan tertentu

merupakan hal penting, karena tindakan yang dilakukan harus dihayati sehingga tidak

terkesan pura-pura atau dipaksakan.

2. melaksanakan tindakan sesuai dengan rancangan yang disusun secara bersamaan

dengan kegiatan yang diteliti. Walaupu n penelitian tindakan dapat dikatagorikan

termasuk pada penelitian eksperimen, tetapi tidak boleh menghentikan proses

pembelajaran atau pelayanan bagi siswa karena kana menghambat tugas guru atau

konselor.

3. menggunakan pendekatan, metoda, teknik dan alat bantu yang telah disepakati untuk

dilakukan. Suatu tindakan yang dirancang untuk permasalahan yang spesifik tentu

membutuhkan pendekatan, metode atau teknik yang spesifik pula. Bagaimana

ketepatan penggunaannya merupakan pertanyaan yang perlu kita jawab pada tahap

observasi.

Tahap yang ketiga adalah observasi atau pengamatan, pada tahap ini langkah yang

dilaksanakan meliputi :

1 Mengumpulkan berbagai informasi, data, dan fakta yang berkaitan dengan proses

tindakan yang diberikan. Semua perilaku yang teramati diidentifikasi dan dicatat

langsung pada saat proses atau segera setelah proses berlangsung.

2. Menggaris bawahi (memberikan perhatian) setiap perubahan, perbaikan dan

peningkatan kinerja perilaku yang ditampilkan oleh para partisipan/ subjek penelitian.

Pada daur yang pertama perubahan, perbaikan dan peningkatan mungkin sangat kecil

(7)

peneliti untuk mampu mengidentifikasi dan mengklarifikasi setiap tindakan.

Tampilan perilaku meliputi aspek kognitif, afektif maupun psikomotoris.

3. Memperhatikan dampak tindakan terhadap sistem. Setiap intervensi pada sebuah

sistem pasti akan memberikan efek, peneliti harus memperhatikan perubahan

perubahan yang terjadi, mencatat sisi positf ataupun negatif .

4. Mendeskripsikan situasi yang terjadi selama proses penelitian. Deskripsi harus

menggambarkan situasi emosional yang terjadi; lay out dari posisi, tugas dan waktu

pada saat setiap orang; suasana yang terasakan; keberadaan dan keberfungsian

alat-alat bantu; serta skema respon maupun komunikasi yang terjadi.

Tahap yang terakhir pada daur penelitian tindakan adalah refleksi. Refleksi

merupakan upaya perenungan, pemikiran dan penilaian terhadap intervensi atau tindakan

yang dilakukan dalam proses penelitian. Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap

adalah :

1 Eksplorasi dan analisis catatan, dokumentasi kaset tape recorder ataupun kaset video

yang telah kita buat pada tahap observasi atau pengamatan. Melalui proses ini kita

mencoba memahami apa yang terjadi dalam proses pemberian intervensi atau

tindakan.

2. Interpretasi dan penjelasan dari berbagai catatan observasi, hal ini dimaksudkan untuk

memahami apa yang terjadi, bagaimana hal tersebut dapat terjadi dan upaya

mengembangkan konstruksi dari permasalahan yang diteliti. Melalui proses

interpretasi peneliti bersama anggota penelitian mengklarifikasi berbagai makna yang

dapat terungkap selama proses pemberian tindakan. Deskripsi yang penuh makna dan

interpretasi proses sosial dapat menjelaskan bagaimana condisi yang ada serta

rancangan tindakan realistik apa yang dapat kita kembangkan dan lakukan dalam

upaya mempertajam/memfokuskan, mengembangkan ataupun memperluas

kesempatan penyelesaian permasalahan pada daur penelitian berikutnya.

3. Evaluasi rancangan penelitian berkenaan dengan tujuan, metode/ teknik yang

digunakan, kemampuan/ keterampilan yang diperlukan serta alat bantu tindakan dan

pencatatan. Timbal balik evaluasi menjadi landasan bagi pengembangan rancangan

(8)

4. Penetapan fokus/ gagasan khusus sebagai tema kepedulian untuk tahap perencaan

perencaan dari daur penelitian tindakan yang selanjutnya. Tema kepedulian

ditetapkan bersama-sama antara peniliti dan anggota .

B. FAKTOR-FAKTOR BERPENGARUH YANG PERLU MENDAPAT PERHATIAN

Prosedure atau langkah-langkah penelitian tindakan dapat dilakukan manakala

peneliti mampu memerankan diri sebagai fasilitator , konsultan praktis dan katalisatir

yang membantu partisipan/ subjek penelitian mendefiniskan permasalahan secar jelas

serta mendorong dan mendukung untuk bekerja/ bertindak secara efektif dalam

menyelesaikan permasalahan/ issu yang menjadi perhatian.

Peneliti harus mampu menstimulasi partisipan/ subjek penelitian untuk berubah.

Intervensi atau tindakan yang dilaksanakan ssuai rancangan merupakan suatu proses yang

memungkinkan partisipan/ subjek penelitian mengembangkan analisis pribadi terhadap

issu/ permasalahan yang dihadapi. Penelitian dimulai dari kesipan pribadi bukan apa yang

difikirkan, melalui cara ini setiap partisipan diharapkan mampu melakukan analisis

situasi, memiliki pegangan untuk bertindak, merencanakan bagaimana cara mencapai

sesuatu yang mereka inginkan serta perubahan prilaku yang disukai.

Pertemuan atau diskusi yang dilakukan peneliti dan anggota peneliti harus

memungkinkan setiap orang menguji tindakan yang dilakukan dan kemungkinan harapan

atau konsekwensi dari setiap bentuk intervensi atau tindakan. Melalui pertemuan secara

konstinu dan berkesinambungan peneliti membantu implementasi perencaan dengan

mempertimbangkan kemampuan sumber daya yang ada serta kesempatan yang

memungkinkan.

Penelitian tindakan tidak boleh hanya berfokus pada upaya menyelesaikan

permasalahan tetapi harus disadari sebagai upaya mengembangkan potensi individu.

Tanggung jawab penelitian berada pada semua orang yang terlibat, fokus perhatian dan

upaya mengambilan keputusan berorientasi dari bawah atau dari pertemuan semua

anggota peneliti. Kesadaran bahwa daur penelitian mungkin tidak pernah selesai

merupakan dorongan bagi setiap individu untuk selalu menjadi lebih baik, efektif dan

produktif.

Peneliti yang akan melaksanakan penelitian tindakan perlu memiliki pengetahuan

(9)

pribadi melaksanakan penelitian tindakan secara spesifik keterampilan menjalin relasi

kolaboratif serta mampu menghilangkan berbagai praduga yang tidak positif tentang

faktor-faktor yang akan mempengaruhi proses penelitian. Penelitian tindakan

memungkinkan dilaksanakan bilamana kita mampu mengembangkan dan membangun

masyarakat belajar pada lingkungan pendidikan ataupun lingkungan di sekitar kita,

sehingga dimensi kesetraan yang dituntut dalam penelitian tindakan antara peneliti

dengan subjek penelitian dapat terjalin secara utuh.

Secara lebih spesifik hal-hal yang memerlukan perhatian pada setiap tahap

penelitian dipaparkan sebagai berikut :

a. tahap perencanaan. Pada tahap ini hal yang perlu mendapatkan perhatian adalah

upaya pengembangan kesetaraan antara peneliti dengan praktisi lapangan atau

antara peneliti dengan partisipan/ subjek penelitian; perbedaan persepsi dan sikap

tentang penting tidaknya permasalahan diteliti; kesiapan pribadi untuk menjadi

lebih baik dan melakukan berbagai inovasi; kesabaran dan intensitas pertemuan

dalam menetapkan tema kedulian, pengenalan lapangan dan perolehan informasi;

serta kemampuan untuk memberikan stimulasi secara tepat yang memungkinkan

para partisipan siap terlibat secara aktif dalam proses penelitian.

b. Kesiapan pribadi peneliti dan subjek penelitian melaksanakan tindakan

merupakan hal penting yang perlu memperoleh perhatian dalam melaksanakan

langkah-langlah pada tahap tindakan. Tindakan yang dilakukan harus mampu

berfungsi sebagai upaya pemecahan masalahan dan proses pelatihan untuk

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sehingga mampu mengaktualisasi

kinerja yang tinggi. Implikasi hal tersebut pertimbangan terhadap dimensi

psikologis partisipan, kemampuan menempakan diri sebagai nara sumber yang

setara saling berbagi peran dengan partisipan serta pertimbangan berbagai faktor

yang berpengaruh terhadap tindakan merupakan dukungan positif terhadap

kelancaran intervensi.

c. Pada tahap pengamatan hal yang memerlukan perhatian adalah kepekaan untuk

melihat setiap perilaku yang ditampilkan atau diaktualisasikan baik dalam aspek

kognitif, afektif, psikomotorik maupun dimensi psikologis. Perubahan perilaku

(10)

pada setiap individu. Upaya mengklarifikasi tindakan yang dilakukan tepat atau

tidak dapat diprediksi dari kecenderungan permanen tidaknya perubahan yang

terjadi. Rotasi atau pembagian peran dapat memperkecil bias persepsi

pengamatan.

d. Proses tiangulasi data atau cross check dengan berbagai pihak yang mungkin

memberikan masukan terhadap perubahan yang terjadi mengawali proses refleksi

sebagai tahap terakhir pada satu daur penelitian tindakan. Hal penting yang perlu

memperoleh perhatian adalah upaya mengeksplorasi, analisis, interpretasi dan

penjelasan dari berbagai catatan, dokumen maupun hasil trianggulasi.

Kemampuan untuk menarik benang merah sisi positif dan negatif intervensi serta

dampak pada individu maupun sistem sangat diperlukan agar mampu merancang

daur penelitian selanjutnya.

III

EVALUASI

1. Gambarkan tahapan pelaksanaan penelitian tindakan

2. Identifikasi langkah-langkah pada setiap tahapan tindakan

3. Mengapa pada penelitian tindakan peneliti berperan sebagai fasilitator dan nara

sumber yang setara

4. Klarifikasi hal-hal yang perlu memperoleh perhatian pada setiap tahap penelitian

tindakan

5. Mengapa tema kepedulian untuk daur penelitian selanjutnya harus dilakukan setelah

melakukan proses refleksi

(11)

KUNCI JAWABAN

1.

2. Langkah-langkah pada setiap tahapan :

a. Tahap Perencanaan : merumuskan gagasan umum, identifikasi wilayah

permasalahan dan lokasi penelitian, menentukan tema kepedulian, pengenalan

lapangan dan perumusan rancangan penelitian

b. Tahap Tindakan : mempersipkan diri baik secara fisik maupun mental,

melaksanakan tindakan, menggunakan pendekatan, metoda, teknik dan alat

bantu.

c. Tahap pengamatan : Mengumpulkan berbagai informasi, data, dan fakta;

Menggaris bawahi (memberikan perhatian) setiap perubahan, perbaikan dan

peningkatan kinerja; memperhatikan dampak tindakan terhadap sistem; serta

mendeskripsikan situasi

d. Tahap refleksi : Eksplorasi dan analisis, Interpretasi dan penjelasan dari

berbagai catatan observasi, Evaluasi rancangan penelitian dan Penetapan

fokus/ gagasan khusus sebagai tema kepedulian untuk tahap perencaan daur

penelitian tindakan yang selanjutnya.

3. Karena pada penelitian tindakan subjek penelitian berperan aktif sebagai anggota

peneliti dalam proses penelitian. Penelitain tindakan juga merupakan upaya untuk

mengubah, memperbaiki dan meningkatkan perubahan perilaku berkenaan dengan

kinerja subek penelitian dan peneliti sendiri.

PERENCANAAN TINDAKAN

(12)

4. Hal –hal yang memerlukan perhatian pada setiap tahapan penelitian adalah :

a. tahap perencanaan. Pada tahap ini hal yang perlu mendapatkan perhatian adalah

upaya pengembangan kesetaraan antara peneliti dengan praktisi lapangan atau

antara peneliti dengan partisipan/ subjek penelitian; perbedaan persepsi dan sikap

tentang penting tidaknya permasalahan diteliti; kesiapan pribadi untuk menjadi

lebih baik dan melakukan berbagai inovasi; kesabaran dan intensitas pertemuan

dalam menetapkan tema kedulian, pengenalan lapangan dan perolehan informasi;

serta kemampuan untuk memberikan stimulasi secara tepat yang memungkinkan

para partisipan siap terlibat secara aktif dalam proses penelitian.

b. Kesiapan pribadi peneliti dan subjek penelitian melaksanakan tindakan

merupakan hal penting yang perlu memperoleh perhatian dalam melaksanakan

langkah-langlah pada tahap tindakan. Tindakan yang dilakukan harus mampu

berfungsi sebagai upaya pemecahan masalahan dan proses pelatihan untuk

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sehingga mampu mengaktualisasi

kinerja yang tinggi. Implikasi hal tersebut pertimbangan terhadap dimensi

psikologis partisipan, kemampuan menempakan diri sebagai nara sumber yang

setara saling berbagi peran dengan partisipan serta pertimbangan berbagai faktor

yang berpengaruh terhadap tindakan merupakan dukungan positif terhadap

kelancaran intervensi.

c. Pada tahap pengamatan hal yang memerlukan perhatian adalah kepekaan untuk

melihat setiap perilaku yang ditampilkan atau diaktualisasikan baik dalam aspek

kognitif, afektif, psikomotorik maupun dimensi psikologis. Perubahan perilaku

meliputi perubahan umum secara kelompok maupun perubahan yang berbeda

pada setiap individu. Upaya mengklarifikasi tindakan yang dilakukan tepat atau

tidak dapat diprediksi dari kecenderungan permanen tidaknya perubahan yang

terjadi. Rotasi atau pembagian peran dapat memperkecil bias persepsi

pengamatan.

d. Proses tiangulasi data atau cross check dengan berbagai pihak yang mungkin

memberikan masukan terhadap perubahan yang terjadi mengawali proses refleksi

sebagai tahap terakhir pada satu daur penelitian tindakan. Hal penting yang perlu

(13)

penjelasan dari berbagai catatan, dokumen maupun hasil trianggulasi.

Kemampuan untuk menarik benang merah sisi positif dan negatif intervensi serta

dampak pada individu maupun sistem sangat diperlukan agar mampu merancang

daur penelitian selanjutnya.

5. Karena dari proses refleksi diperoleh informasi atau timbal balik tentang tindakan

yang sudah dilakukan, dari informasi tersebut kita dapat menemukan kebutuhan baru

atau kebutuhan yang lebih tinggi atau spesifik seiring dengan harapan atau tujuan

yang diinginkan pada saat menetapkan issu/ permasalahan yang memerlukan

Gambar

Gambar 1. Alur Penelitian Tindakan

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Identifikasi stakeholders untuk mengetahui stakeholders yang masih aktif dan pernah terlibat, diantaranya Pemerintah Desa Mendongan, Manager / Kepala BUMDes

81], I, Abdul Sani bin Su’ut, Assistant Registrar, Lands and Surveys Department, Samarahan Division, do hereby give notice that, unless within a period of one month from

Hasil pengujian pada return harian indeks LQ45 menemukan bahwa tidak adanya pengaruh penurunan volatilitas pada underlying spot market di Indonesia karena keberadaan

Sekolah Dasar Swasta Harapan 3 yang berlokasi di Jalan Karya Wisata Ujung no 31, adalah sekolah umum dalam naungan dinas pendidikan namun tetap mengutamakan

Meskipun demikian, sesuai dengan hakikat manusia itu sendiri, sebagai kesatuan antara jasmani dan rohani, maka pendidikan karakter untuk meningkatkan mutu siswa

Jumlah Individu dan spesies Arthropoda permukaan tanah yang tertangkap pada sistem pertanaman tumpang sari (Desa Jono Oge) sebanyak 2067 ekor dan 22

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan: (1) Secara total prosentase pencapaian skor pada tes diagnostik oleh mahasiswa pendidikan fisika ini masih relatif rendah yaitu

Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Tanjungpinang Tahun Anggaran 2018 ini disusun sebagai