• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Pengelolaan Dana Tabungan Haji Pada BNI Syariah Cabang Jakarta Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Manajemen Pengelolaan Dana Tabungan Haji Pada BNI Syariah Cabang Jakarta Selatan"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA TABUNGAN HAJI

PADA BNI SYARIAH CABANG JAKARTA SELATAN

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Gelar

Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)

Oleh:

IHDINI MAULIDA RAHMAH

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA TABUNGAN HAJI PADA

BNI SYARIAH CABANG JAKARTA SELATAN

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Gelar

Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)

Oleh:

IHDINI MAULIDA RAHMAH

NIM. 106046101636

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. H. ASRORUN NI’AM, Lc., MA Dra. MASKUFA, M.Ag

NIP. 19765312000031001 NIP. 196807031994032002

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(3)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul Manajemen Pengelolaan Dana Tabungan Haji Pada BNI

Syariah Cabang Jakarta Selatan, telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 10 Desember 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam).

Jakarta, 10 Desember 2010 Dekan,

Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM

NIP. 195505051982031012

Panitia Ujian Munaqasyah

Ketua : Dr. Euis Amalia, M.Ag (...) NIP. 197107011998032002

Sekretaris : Mu’min Rouf, S.Ag., MA (...) NIP. 150281979000000000

Pembimbing I : Dr. H. Asrorun Ni’am, Lc., MA (...) NIP. 19765312000031001

Pembimbing II: Dra. Maskufa, M.Ag (...) NIP. 196807031994032002

Penguji I : Dr. H. Muhammad Nurul Irfan, MA (...) NIP. 197308022003121001

(4)

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah

satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 26 November 2010

(5)

ABSTRAKSI

Ihdini Maulida Rahmah, 106046101636, Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini merupakan studi pada Bank BNI Syariah Cabang Jakarta Selatan dengan judul Manajemen Pengelolaan Dana Tabungan Haji di BNI Syariah Cabang Jakarta Selatan. Saat ini pengelolaan dana tabungan haji sebagian besar masih dilakukan oleh bank konvensional. Data Kemenag menyebutkan 81% dana tabungan haji dikelola oleh bank konvensional dan sisanya 19% oleh bank syariah. Hal ini karena bank syariah belum dipercaya sepenuhnya untuk mengelola dana tabungan haji. Padahal seharusnya dana tabungan haji dikelola oleh bank syariah.

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengelolaan dana haji terutama dana tabungan haji beserta dana talangan haji yang ada di BNI Syariah Cabang Jakarta Selatan.

Penelitian ini bersifat deskripsi yaitu menggambarkan tentang pengelolaan dana tabungan haji dengan menggunakan alat analisis SWOT untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan dari segi intern. Serta peluang dan tantangan dari segi eksteren bank dalam mengelola dana tabungan haji.

Dalam kajian skripsi ini, penulis menemukan bahwa pengelolaan dana tabungan haji di BNI Syariah dengan menggunakan pool of approarch, di mana semua dana dari pihak ketiga disatukan dan diinvestasikan ke sektor produktif yaitu pembiayaan yang ada di BNI Syariah. Dari analisa SWOT ditemukan bahwa BNI Syariah memiliki kekuatan brande image yang dipercaya oleh masyarakat untuk mengelola dana tabungannya. BNI Syariah juga memberikan pelayanan yang baik kepada nasabahnya. BNI Syariah mestinya melakukan kerjasama yang baik dengan Pemerintah dan juga kelompok bimbingan haji untuk meningkatkan nasabah, sehingga dapat mengelola dana haji lebih maksimal.

Kata Kunci: Manajemen Dana, Analisis SWOT

Pembimbing I : Dr. H. Asrorun Ni’am, Lc., MA NIP. 19765312000031001

Pembimbing II : Dra. Maskufa, M.Ag

(6)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kepada Allah Swt atas segala rahmat dan ni’mat yang telah

diberikan, sehingga penulis dapat merampungkan skripsi ini.

Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad Saw.

Kebaikan kepada seluruh keluarga, sahabat dan seluruh pengikutnya yang setia

hingga akhir zaman.

Skripsi yang berjudul “Manajemen Pengelolaan Dana Tabungan Haji pada

BNI Syariah Cabang Jakarta Selatan” diajukan untuk memenuhi salah satu

persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy) pada Fakultas

Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada berbagai pihak,

sehingga skripsi ini dapat rampung. Secara khusus kepada:

1. Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM selaku Dekan Fakultas

Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Euis Amalia, M.Ag., dan Mu’min Rouf, S.Ag., MA selaku Ketua dan

Sekretaris Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum Universitas

(7)

3. Dr. Alimin Mesra selaku Dosen Penasehat Akademik, yang memberikan

nasihat dan masukan yang bermanfaat bagi penulis.

4. Dr. H. Asrorun Ni’am, Lc., MA dan Dra. Maskufa, M.Ag selaku Dosen

Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk mengarahkan dan

memberi masukan dalam penulisan skripsi ini.

5. Dr. H. Muhammad Nurul Irfan, MA dan Dr. Hendra Kholid, MA selaku

Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dalam penulisan skripsi ini.

6. Bapak Heru Setiawan dan Ibu Cucu Zakiyah dan semua pegawai Bank BNI

Syariah Cabang Fatmawati Jakarta Selatan yang telah memberi kesempatan

kepada penulis untuk melakukan penelitian di sana.

7. Dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberikan ilmunya kepada

penulis selama masa perkuliahan.

8. Pimpinan Perpustakaan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

yang telah memberikan fasilitas untuk mengadakan studi kepustakaan.

9. Ibunda dan Ayahanda tercinta Bapak Masim dan Ibu Nanih serta seluruh

keluarga yang selalu membimbing dan men-support penulis tanpa pernah

mengeluh dan berputus asa.

10.Adikku tercinta Surad Hambari, Eka dan ka’ Iyam yang telah mendoakan

penulis.

11.Sahabat-sahabatku Lilis, Juli, Hafiz dan teman-teman seperjuangan Program

(8)

Kiranya skripsi ini masih sangat jauh dari sempurna. Namun kritik dan saran

yang bersifat membangun dari para pembaca sangat di harapkan.

Jakarta, 26 November 2010

(9)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Indentifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 6

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

E. Review Studi Terdahulu ... 8

F. Kerangka Teori dan Konsep... 9

G. Metodologi Penelitian ... 11

H. Sistematika Penulisan ... 13

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Tinjauan Umum Manajemen Bank Syariah ... 14

B. Manajemen Pengelolaan Dana Bank Syariah ... 19

C. Analisa SWOT ... 23

BAB III GAMBARAN UMUM BNI SYARIAH A. Sejarah Singkat Berdirinya BNI Syariah ... 35

B. Tujuan Berdirinya BNI Syariah ... 37

C. Budaya Kerja BNI Syariah... 38

D. Struktur Organisasi BNI Syariah ... 40

E. Produk dan Jasa BNI Syariah... 41

(10)

iv

A. Manajemen Pengelolaan Dana Tabungan

Haji di BNI Syariah ... 51

B. Kekuatan dan Kelemahan Pengelolaan Dana

Tabungan Haji ... 62

C. Peluang dan Ancaman Pengelolaan Dana Tabungan Haji ... 65

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 69

B. Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bank adalah suatu lembaga perantara keuangan yang dikenal dengan sebutan

financial intermediary. Financial intermediary adalah lembaga yang aktifitasnya

menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kepada masyarakat

yang memerlukannya. Sedangkan bank syariah adalah bank yang menjalankan

kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas

bank umum syariah dan bank pembiayaan rakyat syariah.1 Pengelolaan dana

bank syariah harus didasarkan pada nilai, prinsip dan konsep syariah.2

Di Indonesia pelopor perbankan syariah adalah Bank Muamalat Indonesia.

Bank Muamalat Indonesia resmi beroperasi pada tanggal 1 Mei 1992. Pada

awalnya Bank Muamalat belum mendapat perhatian yang cukup besar dalam

industri perbankan nasional. Hal ini karena landasan hukum yang belum baik,

yaitu UU No. 7 Tahun 1992, di mana pembahasan perbankan dengan sistem bagi

hasil hanya sepintas saja.3Selebihnya bank syariah harus tunduk kepada

peraturan perbankan umum yang berbasis konvensional.

1

Zubairi Hasan, Undang–Undang Perbankan Syariah Titik Temu Hukum Islam dan Hukum Nasional, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009), h. 259

2

Muhammad, Manajemen Bank Syariah, edisi I(Yogyakarta: Ekonisia, 2004), h. 1

3

Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek, cet 1 (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), h. 25

(12)

Lahirnya UU No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan dari UU No. 7 Tahun

1992 tentang Perbankan membuka peluang bank syariah untuk tumbuh pesat.

Dalam UU No. 10 Tahun 1998 disebutkan bahwa bank konvensional dapat

membuka divisi syariah. Dengan diundangkannya UU No. 21 Tahun 2008

tentang Perbankan Syariah, muncul momentum perkembangan perbankan

syariah untuk tumbuh dengan pesat. Hingga saat ini bank umum syariah terus

mengalami pertumbuhan yang baik. Jumlah bank umum syariah per April 2010

sebanyak tujuh buah, yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri,

Bank Syariah Mega Indonesia, Bank Syariah BRI, Bank Syariah Bukopin, Bank

Panin Syariah, Bank Syariah Victoria, Bank BCA Syariah dan Bank Jabar dan

Banten.4

Di antara produk dan jasa yang dikembangkan di perbankan syariah adalah

tabungan haji. Tabungan haji merupakan produk unggulan di bank syariah.

Setiap muslim yang mampu wajib untuk menunaikan ibadah haji. Mampu di sini

dibagi menjadi dua yaitu pertama, mampu keadaan fisik dan mental dalam

mengikuti setiap proses kegiatan ibadah haji. Kedua, mampu dalam hal materi

untuk bekal perjalanan maupun untuk keluarga yang ditinggalkan.5

Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an surat ali-Imran ayat: 97 yang berbunyi:

4

Bank Indonesia, Statistik Perbankan Syariah April 2010 Jaringan Perbankan Syariah, hal 2,

artikel di akses pada 10 Juni 2010 dari http://www.bi.go.id/web/id/Statistik/Statistik+Perbankan/Statistik+Perbankan+Syariah/sps_0410.htm

5

(13)

3

Artinya:Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (diantaranya) maqam Ibrahim, barang siapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amalan bagi dia, mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah, barang siapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (QS. ali-Imran/ 3: 97)

Pelaksanaan ibadah haji di Indonesia dikelola oleh Pemerintah, dalam hal ini

Kementerian Agama. Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) ditetapkan

oleh Presiden atas usul Menteri Agama setelah mendapat persetujuan dari DPR.

Besarnya BPIH yang dibayarkan setiap tahunnya mengalami fluktuasi, akibat

dari berbagai macam faktor seperti ekonomi, politik, sosial, budaya dan lain-lain.

Pada tahun 2010 ini tepatnya tanggal 3 Mei Kementerian Agama menaikkan

setoran awal biaya penyelenggaraan ibadah (BPIH), yang semula Rp 20 juta

menjadi Rp 25 juta per calon jamaah haji. Sedangkan setoran awal jemaah BPIH

Khusus (ONH plus) naik dari 3.000 menjadi 4.000 dolar AS.6 Umumnya para

pengamat merujuk biaya haji akan lebih efisien bila pengelolaannya mengikuti

6

(14)

pola tabung haji Malaysia. Lembaga tabung haji Malaysia mampu

mentransformasikan dana haji untuk diinvestasikan kembali.

Keputusan Pemerintah menunjuk bank syariah sebagai salah satu bank

penerima setoran (BPS) adalah hal yang baik. Kebijakan ini diharapkan akan

menjaga kemabruran ibadah haji, karena seluruh proses pengelolaannya

dilakukan sesuai dengan prinsip syariah. Namun, bank syariah sering

disalahpahami tidak mampu dalam mengelola dana haji dengan baik.7 Padahal,

jika dana haji dikelola dengan baik oleh bank syariah, maka hasil investasinya

dapat dinikmati oleh para calon jemaah haji itu sendiri. Untuk itu, perlu diatur

sinergi antara bank syariah dengan Pemerintah. Dalam hal diperkenankanya bank

syariah untuk mengelola dan mengoptimalkan dana haji.

Saat ini ada lima bank syariah yang aktif dalam mengelola dana haji

masyarakat, di antaranya yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri,

Bank Mega Syariah, Bank Bukopin Syariah dan BNI Syariah.8 Dalam hal

pengelolaan dana haji bank syariah harus mempunyai manajemen yang baik.

Manajemen dalam arti mengatur sesuatu agar dilakukan dengan baik, tepat dan

7

Riawan A. Amin, “Jurus Memangkas BPIH” Seminar Nasional Haji dalam persfektif sosial-budaya, ekonomi–investasi, dan gerakna moral, 16 April 2010 (Jakarta: Auditorium Utama UIN Syahid, 2010), h. 1

8

(15)

5

terarah. Persaingan antar bank syariah juga menuntut bank melakukan

terobosan–terobosan yang menarik dalam hal memanage organisasinya.

Masalahnya, pengelolaan dana haji saat ini belum adanya keberpihakan penuh

dari regulator penyelenggara haji, untuk menyerahkan ke industri keuangan

syariah sepenuhnya. Hal ini terlihat dari masih menduanya kebijakan dalam

pengelolaan dana haji. Saat ini, sebagian pengelolaan dana haji diberikan ke

industri perbankan syariah dan sebagian diserahkan pengelolaannya ke industri

perbankan konvensional.

Hal–hal yang perlu diperhatikan adalah keadaan lingkungan perusahaan baik

faktor-faktor intern dan eksteren suatu perusahaan. Salah satu cara yang dapat

dilakukan adalah dengan analisa Strengths (kekuatan), Weakness (kelemahan),

Opportunities (peluang), Threats (ancaman). Analisa SWOT yaitu identifikasi

berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Tujuan

analisa ini adalah untuk memperoleh pemahaman yang jelas mengenai suatu

permasalahan nyata, sehingga dapat memformulasikan tindakan nyata yang

konkrit.9 Dari latar belakang di atas, penulis ingin meneliti lebih lanjut tentang

Manajemen Pengelolaan Dana Haji di Bank Syariah dengan Menggunakan

Analisis SWOT, studi pada BNI Syariah Cabang Jakarta Selatan. Karena

BNI sebagai bank besar pertama yang membuka unit usaha syariah atau layanan

9

(16)

perbankan syariah di Indonesia dan turut aktif dalam rangka pengembangan bank

syariah di Indonesia.

B. Identifikasi Masalah

Masalah yang dapat diidentifikasi sehubungan dengan topik di atas adalah

sebagai berikut:

a. Manajemen pengelolaan dana

b. Mekanisme pengelolaan dana tabungan haji

c. Kerjasama bank syariah dengan Kementrian Agama RI dalam pengelolaan

dana tabungan haji

d. Analisa kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan dalam pengelolaan dana

tabungan haji di bank syariah

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Produk dana tabungan di bank syariah dan mekanisme pengelolaanya

demikian banyak. Maka dalam penelitian ini dibatasi pada produk dana

tabungan haji dan mekanisme pengelolaanya di BNI Syariah Cabang Syariah

Jakarta Selatan.

(17)

7

Dari pembatasan di atas maka secara umum masalahnya adalah

bagaimana mekanisme pengelolaan produk dana tabungan haji di BNI Syariah

dengan perumusan masalah sebagai berikut:

1) Bagaimana pengelolaan dana tabungan haji di BNI Syariah?

2) Bagaimana pola kerjasama yang dilakukan BNI Syariah dengan

Kementrian Agama RI dalam pengelolaan dana haji?

3) Bagaimana kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam mengelola

dana haji yang dilakukan oleh BNI Syariah?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1) Untuk mengetahui pengelolaan dana tabungan haji di BNI Syariah

2) Untuk mengetahui pola kerjasama yang dilakukan BNI Syariah dengan

Kementrian Agama RI dalam mengelola dana haji

3) Untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, ancaman dan peluang dalam

mengelola dana haji di BNI Syariah

2. Manfaat Penelitian

(18)

1) Bagi akademisi, dapat mengetahui dan belajar tentang pengelolaan dana

haji yang ada di bank syariah.

2) Bagi praktisi, dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan mengenai

pengelolaan dana haji yang ada di bank syariah.

3) Bagi Masyarakat, dapat mengetahui pengelolaan dana haji di bank syariah

sudah baik atau belum.

Semoga tulisan ini memberikan manfaat, tentunya banyak kelemahan dan

kekurangan dalam penulisan ini.

E. Review Studi Terdahulu

1. Muchlasin, Perbankan Syariah, 2006. Persfektif Ekonomi Islam terhadap

Produk Tabungan Haji Pada Bank Syariah, studi pada: Bank BNI Syariah

Cab. Fatmawati.

Penelitian ini membahas konsep, mekanisme, dan pengelolaan produk

tabungan haji yang dilakukan BNI Syariah. Hasil penelitian, Bank BNI

menawarkan kemudahan bagi masyarakat yang ingin pergi haji dengan

menggunakan akad mudharabah. Dan pengelolaan dana tabungan disalurkan

kepada usaha yang halal dan thayyib.

Persamaan dari penelitian yang penulis lakukan dengan kajian terdahulu

adalah membahas tentang pengertian tabungan haji di bank syariah,

mekanisme tabungan haji di bank syariah serta pengelolaan dana tabungan

(19)

9

penulis melakukan penelitian mengenai kekuatan, kelemahan, peluang dan

tantangan dalam mengelola dana tabungan haji di bank syariah, melalui

metode analisis SWOT.

2. Cipta Kurnia Aji, Perbankan Syariah, 2006. Analisis SWOT terhadap Produk

Tabungan Haji Arafah, studi pada: Bank Muamalat Indonesia.

Penelitian ini membahas gambaran tentang produk tabungan haji mudharabah

dan menganalisis tentang kekuatan (Strength), kelemahan (Weakness),

peluang (Opportunity), ancaman (Threats) terhadap produk tabungan haji

Arafah. Perbedaannya dengan kajian terdahulu ialah penulis menganalisis

pengelolaan dana tabungan haji. Pengelolaan dana tabungan haji tidak hanya

menggunakan akad mudharabah saja. Tetapi dapat menggunakan akad yang

lainnnya, dan hubungan antara bank syariah dengan Kementrian Agama RI

dengan menggunakan analisis SWOT.

F. Kerangka Teori dan Konsep

1. Kerangka Teori

Manajemen dalam bahasa arab disebut dengan “idarah”. Menurut istilah

manajemen adalah suatu aktivitas khusus menyangkut kepemimpinan,

pengarahan, pengembangan, personal, perencanaan dan pengawasan terhadap

pekerjaan–pekerjaan yang sedang dilakukan.10

Manajemen dana bank syariah adalah upaya yang dilakukan oleh lembaga

bank syariah dalam mengelola dan mengatur posisi dana yang diterima dari

aktivitas funding untuk disalurkan ke aktivitas financing.11

10

Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, Yogyakarta: 2005, h. 13

11

(20)

SWOT adalah analisis internal dan eksternal yang digunakan oleh

perusahaan untuk merancang strategi yang akan dilakukan.12

2. Kerangka Konsep

Kerangka konsep dari penelitian ini adalah manajemen dana yaitu upaya

yang dilakukan oleh lembaga bank syariah dalam mengelola dan mengatur

posisi dana yang diterima dari aktivitas funding untuk disalurkan ke aktivitas

financing.13 SWOT adalah analisis internal dan eksternal yang digunakan oleh

perusahaan untuk merancang strategi yang akan dilakukan.14 Dari kerangka

konsep diatas dapat digambarkan sebagai berikut ini:

12

Freddy Rangkuti, Analisis S Kasus Bisnis, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 18

WOT Teknik Membedah Pengelolaan Dana Tabungan

Haji di Bank Syariah

Pola Kerjasama Bank

Syariah dengan Kemenag

Analisis SWOT Pengelolaan

Dana Tabungan haji Manajemen Dana

13

Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Yogyakarta: Ekonisia, 2005), h. 43

14

(21)

11

G. Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian sebagai berikut:

1. Tempat dan waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di BNI Syariah Cabang Syariah Jakarta Selatan.

Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus s.d Oktober 2010.

2. Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu penelitian

kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan suatu penelitian yang datanya

berupa kata–kata atau kalimat.15 Pendekatan yang digunakan dalam penelitian

ini adalah deskriptif.

3. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang dibutuhkan adalah:

a. Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari hasil wawancara

kepada pihak bank yang berkompeten. Serta dikuatkan dengan

dokumen-dokumen yang dimiliki oleh BNI Syariah.

15

(22)

b. Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari literatur–literatur

kepustakaan, seperti buku, majalah, jurnal, internet dan sumber lainnya

yang berkaitan dengan materi skripsi ini.

4. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang lengkap dan objektif, maka dalam

menyusun skripsi ini penulis menggunakan dua metode, yaitu:

a. Observasi

Adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala–gejala

yang diteliti.16

b. Wawancara

Adalah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung.

Disini peneliti akan mewawancarai pihak bank yang berkompeten.17

c. Dokumentasi

Adalah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen–dokumen.18

5. Teknik Pengolahan Data

Setelah pengumpulan data selesai dilakukan maka selanjutnya adalah

proses pengolahan data. Dalam pengolahan data kualitatif pengolahan datanya

dilakukan dengan mentranskip hasil wawancara, mengedit kata, kemudian

16

Ibid., h.52

17

Ibid., h.55

18

(23)

13

mengkategorisasikan dan mengklasifikasikan data sesuai dengan masalah atau

tema yang dibahas.

6. Teknik Analisa Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif yang

bersifat deskriptif analisis, yakni penelitian yang menggambarkan data dan

informasi yang berlandaskan fakta–fakta yang diperoleh di lapangan,

dianalisis kemudian ditarik kesimpulan.

H. Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan, yaitu meliputi latar belakang masalah, pembatasan dan

perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review studi terdahulu,

kerangka teori dan kerangka konsep, metodologi penelitian dan sistematika

penulisan

Bab II Tinjauan Teoritis, yaitu meliputi tinjauan umum manajemen bank

syariah, manajemen pengelolaan dana dan analisa SWOT

Bab III Gambaran Umum BNI Syariah, yaitu meliputi sejarah singkat

berdirinya BNI Syariah, visi dan misi, budaya, struktur organisasi, produk dan

jasa BNI Syariah

Bab IV Tabungan Haji pada BNI Syariah dan Pengelolaanya, yaitu meliputi

(24)

dengan pemerintah dalam pengelolaan dana haji dan analisa SWOT terhadap

pengelolaan dana haji

(25)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Tinjauan Umum Manajemen Bank Syariah

1. Pengertian

Kata manajemen berasal dari bahasa Inggris yaitu manage yang berarti

mengurus, mengelola, mengendalikan, mengusahakan, memimpin. Istilah

manajemen mengacu pada proses mengkoordinasi dan mengintegrasikan

kegiatan–kegiatan kerja agar diselesaikan secara efisien dan efektif.1

Manajemen dalam bahasa arab disebut dengan idarah. Idarah diambil dari

kata adartasy-syai’a atau perkataan adarta bihi. Menurut istilah manajemen

adalah suatu aktifitas khusus menyangkut kepemimpinan, pengarahan,

pengembangan, personal, perencanaan dan pengawasan terhadap pekerjaan–

pekerjaan yang sedang dilakukan.2

Manajemen adalah suatu proses pelaksanaan untuk melaksanakan dan

mengawasi suatu tujuan tertentu. Dalam perubahan dan perkembangan

industri bisnis perbankan, manajemen diarahkan pada bagaimana mengatur,

1

Stephen P. Robbins dan Mary Coulter, Manajemen, (Jakarta: PT. Prenhallindo, 1999), Jilid I ed. Bahasa Indonesia, h. 8

2

Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Yogyakarta: Ekonisia, 2005), h. 13

(26)

mengelola asset bank, meningkatkan produktivitas bank, menekan

resiko-resiko yang mengancam laju perkembangan dan kerugian bank.3

Dalam pandangan ajaran Islam, segala sesuatu harus dikerjakan secara

rapi, benar, tertib dan teratur. Allah SWT sangat mencintai perbuatan yang

terencana dengan baik, sebagaimana dijelaskan dalam al–Qur’an surat ash–

Shaff: 4 yang berbunyi:

Artinya:Sesungguhnya Allah sangat mencintai orang–orang yang

berjuang di jalanNya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kukuh.”(QS. ash-Shaff/ 61: 4)

Ilmu manajemen syariah tidak hanya ditempuh sebagai ilmu belaka.

Melainkan dikembangkan juga petunjuk–petunjuk yang mengatur tindakan

manusia dalam organisasi yang dipengaruhi oleh pandangan dasar.4

Pandangan dasar yang dimaksud adalah pengertian dan keyakinan awal

manusia yang mempengaruhi semua pemikiran dan tindakan lebih lanjut. Oleh

karena itu manajemen syariah sebagai bagian dari karakteristik ilmu

manajemen yang sangat syarat dengan nilai dan tidak hanya berorientasi

kepada aspek tujuan materi–duniawi semata, tetapi juga tidak terlepas dari

3

Muhammad, Bank Syariah Problem dan Prospek Perkembangan di Indonesia, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005), hal. 17

4

(27)

16

nilai–nilai keimanan dan ketauhidan.5 Nilai–nilai keimanan dan ketauhidan ini

diharapkan dapat mengontrol segala aktivitas yang dilakukan dan diputuskan

oleh seorang manager. Seorang manager harus bersikap hati-hati dalam

mengambil setiap keputusan. Sehingga kebijakan yang dikeluarkan oleh

manager tidak bertentangan dengan hukum formal dan syariah Islam.

2. Fungsi–Fungsi Manajemen

Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang melekat di dalam

proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam

melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi manajemen pertama

kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis bernama Henry Fayol

pada awal abad ke-20. Henry menyebutkan ada lima fungsi manajemen yaitu

merancang, mengorganisasi, menyusun staf, mengarahkan dan

mengendalikan. Namun, saat ini kelima fungsi tersebut diringkas menjadi

empat, yaitu:6

a. Perencanaan (Planning)

Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan

secara matang daripada hal–hal yang akan dikerjakan di masa yang akan

datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan dengan

5

Didin Hafidhuddin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah dalam Praktik (Jakarta: Gema Insani, 2003), h. 5

6

(28)

sumber daya yang dimiliki. Pada hakekatnya perencanaan adalah proses

penentuan cara–cara terbaik yang dilakukan dalam pencapaian tujuan di

antara berbagai cara (alternatif) yang tersedia. Adapun maksud dari

perencanaan adalah agar pelaksanaan dapat berjalan dengan baik,

sistematis, tidak tumpang tindih dan tidak ada yang terlewatkan. Dalam

perencanaan, kegiatan yang ditentukan meliputi, apa yang dikerjakan,

bagaimana mengerjakannya, mengapa mengerjakan, siapa yang

mengerjakan, kapan harus dikerjakan, di mana kegiatan itu harus

dilakukan.

Tahap pertama dalam perencanaan adalah mengidentifikasi alternatif–

alternatif yang tersedia, kemudian memilih salah satu dari pelbagai

alternatif tersebut yang paling baik dan cocok dengan tujuan yang ingin di

capai.7Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi

manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat

berjalan.

b. Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan

besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian

mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan

orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah

7

(29)

18

bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan

tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya,

bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung

jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan mana keputusan harus diambil.

c. Memimpin (Leading)

Memimpin adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua

anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan

perencanaan manajerial dan usaha. Sekaligus mengarahkan dan memotivasi

semua pihak yang terlibat dan memecahkan konflik yang terjadi.

d. Pengawasan (Controlling)

Pengawasan sering disebut juga pengendalian adalah memantau

kegiatan untuk memastikan dan mengoreksi bahwa kegiatan–kegiatan

diselesaikan seperti yang telah direncanakan sebelumnya.8

Jadi, dapat dilihat proses manajemen dalam suatu perusahaan yaitu dari

proses perencanaan yang matang, pengorganisasian yang bertujuan untuk

mempermudah pelaksanaan, sampai dengan proses pengawasan untuk

mengawasi jalannya suatu kegiatan yang telah direncanakan. Kemudian

mengevaluasi hasil yang telah dicapai.

8

(30)

B. Manajemen Pengelolaan Dana Bank Syariah

Bank sebagai salah satu lembaga keuangan yang aktifitasnya adalah

menghimpun dana dari masyarakat yang mengalami kelebihan dana (surplus

unit) dan manyalurkannya kepada masyarakat yang kekurangan dana (deficit

unit). Hubungan antara bank syariah dengan nasabahnya adalah hubungan

kemitraan. Di mana yang satu bertindak sebagai penyandang dana (shahibul

maal) dan yang lain sebagai pengelola dana (mudharib).9

Pengelolaan dalam kamus bahasa Indonesia adalah mengerjakan sesuatu

agar menjadi lain atau menjadi lebih sempurna. Sedangkan dana adalah uang

tunai yang dimiliki atau dikuasai oleh bank.10 Yang terpenting bagi bank adalah

bagaimana mengelola sumber dana yang tersedia dan mengelola dana masyarakat

mulai dari perencanaan kebutuhan, pelaksanaan pencarian dana dan

pengendaliannya. Dengan kata lain, manajemen pengelolaan dana adalah suatu

kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian terhadap penghimpunan

dana yang ada di masyarakat.

Pertumbuhan bank sangat dipengaruhi dari kemampuannya dalam

menghimpun dana dari masyarakat, baik berskala kecil maupun besar dan dengan

9

Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Yogyakarta: Ekonosia, 2005), h. 43

10

(31)

20

masa pengendapan yang memadai. Bank syariah dapat menghimpun dana dari

masyarakat dalam bentuk:11

1) Titipan (wadiah), yaitu simpanan yang dijamin keamanan dan

pengembaliannya tetapi tanpa memperoleh imbal hasil.

2) Partisipasi modal di mana bank dan nasabahnya bekerja sama dengan berbagi

hasil dan resiko secara proposional.

3) Investasi khusus (mudharabah muqayyadah) di mana bank bertindak sebagai

manajer investasi untuk memperoleh fee.

Setelah dana pihak ketiga (DPK) terkumpul maka bank harus

mempersiapkan strategi penggunaan dana–dana tersebut. Dana–dana tersebut

dialokasikan sesuai dengan kebijakan yang telah digariskan. Tujuan dari alokasi

dana ini adalah untuk mencapai tingkat profitabilitas yang cukup dan tingkat

resiko yang rendah. Serta mempertahankan kepercayaan masyarakat dengan

menjaga agar posisi likuiditas tetap aman.12 Pola penghimpunan dana dan

pengalokasiannya dapat dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu:13

1) Pendekatan pusat pengumpulan dana (pool of funds approarch), yaitu dengan

melihat sumber–sumber dana dan penempatannya. Di mana dana yang

diperoleh dari berbagai sumber diperlakukan sebagai dana tunggal sehingga

11

Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Yogyakarta: Ekonosia, 2005), h. 50

12

Ibid.,h. 55

13

(32)

sumber dana tidak lagi dibedakan berdasarkan jenis dan sifat sumber dana,

selanjutnya dana dialokasikan berdasarkan prioritas dan strategi perusahaan.

Gambar 2.114

Sumber & Penggunaan Dana Berdasarkan Pendekatan Pusat

Pengumpulan Dana (Pool of Approarch)

Sumber dan Penggunaan Dana (Pool of Fund Approarch)

Sumber Dana

Muthlaqah Dana Pool Musyarakah

Mudharabah

(33)

22

2) Pendekatan alokasi aktiva (assets allocation approarch), yaitu penempatan

masing-masing jenis dana ke dalam aktiva bank. Di mana dana yang diperoleh

dari berbagai sumber tidak dianggap sebagai dana tunggal sehingga dalam

alokasinya diperlakukan secara individu dengan pertimbangan karakterisitik

masing-masing sumber dana.

Gambar 2.215

Sumber & Penggunaan Dana Berdasarkan Assets

Allocation Approarch

Sumber Dana Penggunaan

Dana

Musyarakah Aktiva tetap

15

(34)

C. Analisa SWOT

1. Pengertian

Dalam pengelolaan dan pengembangan suatu kegiatan atau usaha

diperlukan suatu perencanaan strategis, yaitu suatu pola atau struktur sasaran

yang paling mendukung dan melengkapi menuju ke arah tujuan yang akan

dicapai. Sebagai persiapan perencanaan, agar dapat memilih dan menetapkan

strategi dan sasaran sehingga tersusun program–program yang efektif dan

efisien maka diperlukan suatu analisis yaitu Analisis SWOT.16

Analisa SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk

merumuskan strategi perusahaan. Analisa ini didasarkan pada logika yang dapat

memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun

secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman

(Threats).17Perencanaan strategis (strategic planner) suatu perusahaan harus

menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan yaitu kekuatan, kelemahan,

peluang dan ancaman pada kondisi yang ada saat ini.

Analisis SWOT secara sederhana dapat dipahami sebagai pengujian

terhadap kekuatan dan kelemahan internal organisasi, Serta kesempatan dan

ancaman lingkungan eksternalnya.

16

Analisa SWOT, diakses dari http://www.geocities.com/bela-jar/swot.html, pada tanggal 16 Juli 2010

17

(35)

24

Faktor eksternal adalah faktor lingkungan di luar lembaga baik langsung

maupun tidak langsung. Faktor eksternal dapat memberikan dampak positif

maupun negatif pada kinerja lembaga. Artinya terdapat faktor yang

memberikan peluang/ kesempatan dan ada pula yang sebaliknya, memberikan

ancaman.18 Sedangkan faktor internal adalah lingkungan yang berada di dalam

organisasi itu sendiri. Faktor internal inilah yang memberikan dampak/

menunjukkan adanya kekuatan atau kelemahan suatu organisasi, baik yang

sudah lampau, kini, maupun masa yang akan datang.

Analisis eksternal adalah suatu proses yang digunakan dalam perencanaan

strategis untuk memantau lingkungan dalam menentukan peluang dan ancaman.

Peluang adalah faktor-faktor lingkungan luar yang positif. Sedangkan ancaman

adalah faktor lingkungan luar yang negatif. Analisis internal adalah suatu

proses yang digunakan dalam perencanaan strategis untuk menilai atau

mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan tiap-tiap divisi dalam suatu

organisasi.

2. Tujuan Analisis SWOT

Analisis SWOT pada suatu perusahaan adalah untuk membenarkan faktor–

faktor internal dan eksternal suatu perusahaan. Apabila terdapat kesalahan agar

perusahaan itu tetap berjalan dengan baik, yaitu dengan mengelola untuk

18

(36)

mempertahankan serta memanfaatkan peluang yang ada secara baik. Dan

perusahaan harus mengatasi kelemahan yang ada dengan membuat kelemahan

tersebut menjadi kekuatan, serta mengatasi ancaman yang ada.19 Untuk itu

perusahaan harus mempunyai strategi dalam menjalankan kegiatan-kegiatannya

dan mengambil suatu keputusan yang baik bagi perusahaannya.

3. Pendekatan Interaksi SWOT

Terdapat dua model analisa SWOT yang umum digunakan, yaitu:20

1) Model / Pendekatan Kualitatif

Model ini dikembangkan oleh Kearns dengan model yaitu menampilkan

delapan kotak yaitu dua paling atas adalah kotak faktor eksternal (peluang

dan tantangan). Sedangkan dua kotak sebelah kiri adalah faktor internal

(kekuatan dan kelemahan) dan empat kotak lainnya merupakan isu–isu

strategis yang timbul sebagai titik hasil pertemuan antara faktor internal dan

eksternal. Dapat kita lihat pada gambar di bawah ini

19

Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis: Reorientasi Konsep Perencanaan Stretegis untuk Menghadapi Abad 21 (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 12

20

(37)

26

Gambar 2.321

Interaksi Matriks SWOT Kearns

FAKTOR

Kombinasi dan Matriks SWOT menurut Kearns22

IFAS

M. Ismail Yusanto dan M. Karebet Widjajakusuma, Menggagas Bisnis Islami, (Jakarta: Gema Insani Press, 2002), h. 82

22

(38)

TREATHS (T)

• Tentukan 5–10 faktor ancaman eksternal

2) Model / Pendekatan Kuantitatif

Dalam pendekatan ini data yang digunakan adalah angka–angka yang

diambil dari data SWOT kualitatif. Analisis kuantitatif ini dikembangkan

oleh Pearce dan Robinson.23 Prosedur penggunaan ini menggunakan tiga

tahap, yaitu:

a) Melakukan perhitungan skor (a) dan bobot (b) poin faktor serta jumlah

total perkalian skor dan bobot (c = a × b) pada setiap faktor SWOT.

Untuk memudahkan penilaian dan penghitungan dapat digunakan rentan

skor 1–5, untuk bobot yaitu dengan member poin dengan saling

ketergantungan.

b) Melakukan pengurangan antara jumlah total faktor S dengan W (d = S –

W) dan faktor dengan T (e = O – T) perolehan angka (e = y) selanjutnya

menjadi nilai / titik pada sumbu Y.

c) Mencari posisi perusahaan yang ditunjukkan untuk titik (x,y) pada

kuadran SWOT . Pearce dan Robinson memberikan empat kemungkinan

23

(39)

28

posisi perusahaan melalui pemetaan kuadran. Berikut adalah gambar tabel

dan kuadran analisis SWOT Pearce dan Robinson.

Gambar 2.524

Analisis Internal

No S SKOR BOBOT TOTAL

1 Tentukan 5-10 kekuatan internal

Total

No W SKOR BOBOT TOTAL

1 Tentukan 5-10 kelemahan internal

Total

Selisih total kekuatan – total kelemahan = S –W = X

Gambar 2.625

Analisis Eksternal

No O SKOR BOBOT TOTAL

1 Tentukan 5-10 peluang internal

Total

24

M. Ismail Yusanto dan M. Karebet Widjajakusuma, Manajemen Strategis Persfektif Syariah, (Jakarta: Khairul Bayan, 2003), Cet ke-1, h. 31

25

(40)

No T SKOR BOBOT TOTAL

1 Tentukan 5–10 tantangan internal

Total

Selisih total peluang – total tantangan = O – T = Y

4. Mekanisme dan Ancangan Strategi Analisis SWOT26

a. Mekanisme SWOT

Mekanisme SWOT mencakup tiga tahap, yaitu:

1) Penyepakatan persepsi di antara stakeholder. Di bawah ini disampaikan

upaya–upaya sistematis untuk dapat dipergunakan sebagai bahan untuk

mendeskripsikan kondisi yang dihadapi.

2) Pengisian informasi untuk tiap variabel atau aspek SWOT setelah

mengenali pengertian/ batasan tiap aspek SWOT di atas menjadi sangat

diperlukan untuk mendapatkan isinya. Yang paling memungkinkan untuk

mendapatkan isi tersebut dengan cara:

a. Brainstorming: saling mengajukan pendapat atas dasar pengalamannya

untuk didiskusikan bersama–sama sampai didapat kesepakatan bahwa

apa yang disampaikan memang sesuai untuk mengisi aspek SWOT.

b. Kuestioner: untuk menginventarisir berbagai pandangan atau pendapat

tentang isi dari aspek SWOT.

26

(41)

30

3) Memakai relevansi data

Melalui mekanisme koleksi data seperti dimaksud di atas akan

menghasilkan beberapa temuan/ identifikasi yang berupa daftar di tiap

aspek SWOT. Dengan kedalaman informasi yang berbeda–beda, maka

daftar tersebut perlu disusun persepsi yang sama di antara stakeholder,

yaitu dengan cara menyusun bobot tiap temuan di masing–masing aspek

SWOT, seperti tabel berikut:

No. Aspek SWOT Hasil Identifikasi Bobot

A B C 1. Kekuatan 1. Perusahaan memiliki citra yang

baik di masyarakat.

2. Perusahaan memiliki jaringan

kerja yang luas.

3. Lokasi perusahaan strategis

v

v

v

2. Kelemahan 1. Promosi perusahaan terhadap

produk masih kurang

2. Produk yang ditawarkan masih

sedikit/ terbatas

v

v

3. Peluang 1. Faktor ekonomi yang membaik

2. Meningkatnya taraf hidup

masyarakat

v

v

4. Ancaman 1. Banyaknya pesaing perusahaan

2. Faktor ekonomi setelah krisis

v

(42)

Ket: kategori bobot A adalah yang paling diutamakan atau signifikan.

Sangat berpengaruh dan harus segera di antisipasi. Demikian juga sampai

kategori C sebagai ukuran yang paling rendah.

Hasil akhir dari keseluruhan proses adalah berupa informasi kekuatan,

kelemahan, peluang dan ancaman yang disepakati untuk seluruh

stakeholder yang akan menjadi bahan masukan utama bagi penyusun

strategi penanganan isu. Informasi SWOT di sini mengandung bahwa:

a) Pengelompokkan informasi ke dalam masing–masing aspek SWOT

sudah tidak diragukan lagi dengan adanya persepsi yang sama.

b) Peran/ keterkaitan antara tiap informasi di dalam tiap kelompok aspek

SWOT sudah dapat dibedakan karena keberadaan bobot masing–

masing.

b. Ancangan Strategi SWOT

Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang

(Opportunities) dan ancaman (Thearts) dengan faktor internal kekuatan

(Strenghts) dan kelemahan (Weaknesses).27 Faktor internal diperoleh dari

lingkungan perusahaan, seperti laporan keuangan, kegiatan operasional dan

lain–lain. Sedangkan faktor eksternal diperoleh dari lingkungan luar

perusahaan, seperti dari pemerintah, kompetitor dan lain–lain. Perencanaan

27

(43)

32

usaha yang baik dengan metode analisis SWOT dirangkum dengan matriks

SWOT yang dikembangkan oleh Kearsn (1992).

Gambar 2.728

Matriks SWOT

IFAS STRENGTHS (S) WEAKNESSES (W)

EFAS

OPPORTUNIES (O) SO Agresif WO Turn - Around

TREATHS (T) ST Diversifikasi WT Defensif

IFAS adalah internal strategic Faktors Analysis Summary yaitu faktor–

faktor strategis internal suatu perusahaan. EFAS adalah External Strategic

Faktor Analysis Summary yaitu faktor–faktor strategis eksternal suatu

perusahaan. Keduanya dibandingkan yang dapat menghasilkan alternatif

strategis Strengthts–Opportunities (S–O), Strengths–Threats (S–T),

Weakness–Opportunities (W–O) dan Weakness–Threats (W–T). Hasil analisis

pada tabel Matriks Evaluasi faktor eksternal dan matriks evaluasi faktor

internal dipetakan pada matriks posisi organisasi dengan cara sebagai

berikut:29

a. Sumbu horizontal (x) menunjukkan kekuatan dan kelemahan sedangkan

sumbu vertikal (y) menunjukkan peluang dan ancaman.

28

M Ismail Yusanto dan M Karebet Wijayakusuma, Menggagas Bisnis Islami (Jakarta: Gema Insani Press, 2002) Cet 1 h. 19

29

(44)

b. Posisi perusahaan ditentukan dengan hasil analisis sebagai berikut:

1) Jika peluang lebih besar daripada ancaman maka nilai y > 0 dan

sebaliknya apabila ancaman lebih besar daripada peluang maka nilai y <

0

2) Jika kekuatan lebih besar daripada kelemahan maka x > 0 dan

sebaliknya apabila kelemahan lebih besar daripada kekuatan maka nilai

x < 0

Gambar 2.8 Diagram Analisis SWOT30

3. Mendukung Strategi turn -arround 1. Mendukung Strategi Agresif

2. Mendukung Strategi Defensif 4. Mendukung strategi diversifikasi BERBAGAI PELUANG

KELEMAHAN INTERNAL

KEKUATAN INTERNAL

BERBAGAI ANCAMAN

a) Kuadran 1 = Strategi SO : Ini merupakan situasi yang sangat

menguntungkan. Perusahaan memiliki peluang dan kekuatan, sehingga

dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan

dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif.

b) Kuadran 2 = Strategi ST : Meskipun menghadapi berbagai ancaman,

perusahaan masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang

30

(45)

34

diterapkan adalah menggunakan kekuatan internalnya untuk memanfaatkan

peluang jangka panjang dengan cara startegi diversifikasi.

c) Kuadran 3 = Strategi WO : Perusahaan menghadapi peluang pasar yang

sangat besar, tetapi di sisi lain ia menghadapi beberapa kendala/ kelemahan

internalnya. Fokus strategi perusahaan adalah meminimalkan masalah–

masalah internal perusahaan.

d) Kuadaran 4 = Strategi WT : Ini merupakan situasi yang sangat tidak

menguntungkan, dimana perusahaan tersebut menghadapi berbagai

ancaman dan kelemahan internal. Kegiatan ini bersifat defensif dan

berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari

ancaman.31

31

(46)

A. Sejarah Berdirinya BNI Syariah

PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk merupakan bank umum

pemerintah pertama yang didirikan pada tangggal 5 Juli 1946.1 Namun seiring

perkembangan zaman dan adanya permintaan dari masyarakat akan perbankan

syariah serta mewujudkan visinya menjadi Universal Banking,maka sejak bulan

April 2000 BNI telah membentuk Unit Usaha Syariah (UUS) yang sesuai dengan

UU No. 10 tahun 1998.

BNI menjadi salah satu pelopor dalam pengembangan Bank Syariah di tanah

air. Di mana pada tahun 1999 tepatnya bulan November dibentuklah tim proyek

syariah, dengan tujuan untuk memperluas segmen BNI. Kemudian Bank

Indonesia mengeluarkan izin prinsip dan usaha untuk beroperasinya Unit Usaha

Syariah (UUS) Bank BNI. BNI Syariah beroperasi pertama kali pada tanggal 29

April 2000 yang ditandai dengan dibukanya 5 kantor cabang sekaligus di kota

Malang, Yogyakarta, Pekalongan, Jepara dan Banjarmasin. Pada tanggal 29 April

1

BNI, Profil perusahaan, Booklet, (Jakarta: BNI Syariah, 2007), h. 8

(47)

36

tersebut sekaligus diperingati sebagai hari lahir atau Milad BNI Syariah. Saat ini

telah terdapat 2 cabang prima, 14 cabang regular dan 14 KCPS.2

Selanjutnya berlandaskan peraturan Bank Indonesia No 8/3/PBI/2006

tentang pemberian ijin bagi kantor cabang Bank konvensional yang memiliki unit

usaha syariah untuk melayani pembukaan rekening produk dana syariah, BNI

Syariah merespon ketentuan ini dengan cara bersinergi dengan cabang

konvensional guna melakukan “office channelling”. Hingga saat ini outlet

layanan syariah pada kantor cabang konvensional berjumlah 636 outlet.3

Sejalan dengan peningkatan load business, BNI Syariah melakukan spin off

(pemisahan) berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia

No.12/41/KEP.GBI/2010 tanggal 21 Mei 2010, maka telah diperoleh izin usaha

bank umum syariah (BUS) PT Bank BNI Syariah atau BNI Syariah, dan mulai

efektif per tanggal 19 Juni 2010.4 Melalui spin off ini manajemen BNI Syariah

akan lebih fokus mengelola bisnis, independen, fleksibel serta responsif dalam

memenuhi kebutuhan nasabah sehingga Bank BNI Syariah dapat menjadi bank

syariah pilihan atau bank of choice. BNI Syariah menjadi satu dari empat anak

perusahaan BNI Corporate selain BNI Life, BNI Multifinance, BNI Securities.

BNI Corporate memiliki 99,9 persen saham di BNI Syariah dan sisanya dimiliki

2

BNI Syariah, Sejarah BNI Syariah, (Jakarta: BNI Syariah, 2007), diakses dari http://www.bni.co.id/Syariah/TentangKami/tabid/367/Default.aspx pada tanggal 21 September 2010, h. 1

3

Ibid., h. 1

4

(48)

BNI Life. Hingga akhir 2010 BNI Syariah memiliki aset Rp 5,2 triliun, total dana

masyarakat Rp 4,2 triliun, total pembiayaan Rp 3,2 triliun, dan modal sebesar Rp

1 triliun, dengan customer based lebih dari 420.000 nasabah.5 Ini menujukkan

eksistensi bank BNI Syariah dalam memberikan pelayanan yang terbaik kepada

masyarakat Indonesia, serta dapat memberikan sistem perbankan syariah sebagai

alternatif bagi kaum muslim yang membutuhkan produk atau layanan yang

bernafaskan Islam.

B. Tujuan Berdirinya BNI Syariah

Tujuan didirikannya BNI Syariah tercermin dalam visi dan misi bank BNI

Syariah itu sendiri.

Adapun visi dan misi BNI Syariah adalah:6

1. Visi

Menjadi Bank Syariah yang unggul dalam layanan dan kinerja dengan

menjalankan bisnis sesuai kaidah sehingga insya Allah membawa berkah.

5

BNI Syariah resmi jadi bank umum syariah, diakses dari http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/06/18/16464987/BNI.Syariah.Resmi.Jadi.Bank.Umum.S yariah pada tanggal 13 Desember 2010

6

(49)

38

2. Misi

Secara istiqomah melaksanakan amanah untuk memaksimalkan kinerja dan

layanan perbankan dan jasa keuangan syariah sehingga dapat menjadi bank

syariah kebanggaan anak negeri.

C. Budaya Kerja BNI Syariah

Budaya Kerja BNI ”PRINSIP 46” merupakan Tuntunan Perilaku Insan BNI,

yang terdiri dari 4 (Empat) Nilai Budaya Kerja. Dan setiap Nilai Budaya Kerja

BNI memiliki Perilaku Utama yang merupakan acuan bertindak bagi seluruh

Insan BNI, ada 6 (enam) Perilaku Utama Insan BNI yaitu:7

4 NILAI

(50)

perbuatan yang

• Kreatif dan Inovatif

D. Struktur Organisasi BNI Syariah

BNI Syariah secara struktur tidak terpisah dari organisasi BNI lainnya.

(51)

40

Struktur Organisasi BNI Syariah8

Dewan Pengawas Syariah Rapat Umum Pemegang Saham PT. Bank Negara Indonesia PERSERO, Tbk

8

(52)

E. Produk dan Jasa BNI Syariah

1. Produk Dana

a. BNI iB Giro

Giro Syariah merupakan produk yang memberikan segala kemudahan

dalam bertransaksi. Giro Syariah mendukung usaha customer dengan

kemudahan on-line pada cabang-cabang BNI di seluruh Indonesia. Giro

Syariah ini menggunakan prinsip wadiah yadh dhamanah yang merupakan

titipan dana murni yang dengan seizin dari pemilik, dana ini dapat

dioperasikan oleh bank untuk mendukung sektor riil dengan jaminan

bahwa dana dapat diambil sewaktu–waktu oleh pemilik dana dengan

menggunkan media Cek atau Bilyet Giro.9

b. Tabungan iB Plus

Tabungan iB Plus adalah tabungan yang dikelola berdasarkan prinsip

Mudharabah Mutlaqah. Dengan prinsip ini dana tabungan akan

diinvestasikan secara produktif dalam investasi yang halal sesuai dengan

prinsip syariah. Keuntungan dari investasi akan dibagihasilkan antara

nasabah dan Bank sesuai dengan nisbah yang telah disepakati di awal

pembukaan rekening tabungan.10

9

BNI Syariah, BNI iB Giro, diakses dari http://www.bni.co.id/Syariah/ProdukDanadanJasa/DanaPersonal/BNIiBGiro/tabid/178/Default.aspx,

pada tanggal 12 Desember 2010

10

BNI Syariah, Tabungan iB Plus, diakses dari http://www.bni.co.id/Syariah/ProdukDanadanJasa/DanaPersonal/TabunganiBPlus/tabid/178/Default.as

(53)

42

c. BNI iB Deposito

BNI iB Deposito diperuntukkan bagi mereka yang ingin memiliki

investasi berjangka yang menguntungkan dan menenangkan.

Menggunakan prinsip Mudharabah Mutlaqah, BNI iB Deposito mengelola

dana masyarakat dengan cara disalurkan untuk pembiayaan usaha

produktif maupun pembiayaan konsumtif yang halal dan bermanfaat untuk

kemaslahatan umat.11

d. BNI iB Tapenas

BNI iB Tapenas membantu merencanakan dan mempersiapkan dana

pendidikan sedini mungkin untuk buah hati. Dengan setoran sesuai

kemampuan dan perlindungan asuransi, BNI iB Tapenas dapat membantu

masyarakat mewujudkan rencana masa depan keluarga yang lebih baik.12

e. BNI iB Haji

Tabungan haji BNI Syariah yaitu BNI iB Haji merupakan produk

tabungan yang dikhususkan untuk memenuhi Biaya Perjalanan Ibadah

Haji (BPIH) yang dikelola secara aman dan bersih sesuai syariah.

Tabungan ini hanya dapat diambil ketika nasabah akan menunaikan

11

BNI Syariah, iB Deposito, diakses dari http://www.bni.co.id/Syariah/ProdukDanadanJasa/DanaPersonal/TabunganiBDeposito/tabid/178/Defa

ult.aspx, pada tanggal 12 Desember 2010

12

BNI Syariah, iB Tapenas, diakses dari http://www.bni.co.id/Syariah/ProdukDanadanJasa/DanaPersonal/TabunganiBTapenas/tabid/178/Defau

(54)

ibadah haji, atau pada kondisi–kondisi tertentu sesuai dengan perjanjian

nasabah.

Adapun aplikasi dan prosedur tabungan haji bank BNI Syariah sesuai

keputusan Ditjen Bimas dan urusan haji tanggal 13 Agustus 1998,

tabungan haji merupakan setoran awal sesuai tahun yang dikehendaki,

sehingga diatur prosedur pembukaan rekening tabungan haji dengan

persyaratan sebagai berikut:13

1) Yang dapat menjadi penabung BNI iB Haji adalah setiap lapisan

masyarakat secara perorangan atau pribadi yang mempunyai niat

untuk menunaikan ibadah haji dengan terencana

2) Pembukaan BNI iB Haji, mendaftarkan penabung ke SISKOHAT dan

dinyatakan sah sebagai calon haji sesuai tahun keberangkatan yang

dikehendaki (jika sudah mencapai saldo minimum)

3) Pembukaan rekening BNI iB Haji dilakukan di kantor cabang BNI

Syariah yang domisilinya sama dengan domisili penabung, hal ini

diperlukan untuk keperluan Kemenag dalam pembuatan paspor dan

mengatur keberangkatan haji.

4) Calon penabung atas nama pribadi penabung sendiri datang ke cabang

BNI Syariah membawa kartu identitas diri asli dan masih berlaku

(KTP/SIM/PASPOR/KTM/KP) dan satu lembar foto copynya dan

13

(55)

44

melakukan setoran pertama dan merupakan saldo minimum sebesar

Rp. 500.000,- dan diblokir oleh sistem (tidak dapat ditarik) dan setoran

selanjutnya minimum Rp. 5.000,-

5) Cabang mendaftarkan pemilik BNI iB Haji ke dalam SISKOHAT

dengan memasukkan data dalam SISKOHAT meliputi nama calon

haji, nomor rekening BNI iB Haji, alamat, jumlah setoran dan tahun

keberangkatan

6) Penabung menerima Surat Pendaftaran Pergi Haji (SPPH) dari kantor

Kementerian Agama (Kandepag) Kabupaten/Kodya untuk dilengkapi

pengisisan biodata tersebut. Kelengkapan data calon haji berdasarkan

SPPH tersebut dimasukkan dalam SISKOHAT oleh petugas kantor

Kementerian Agama (Kandepag) Kabupaten/Kodya.

7) Penabung sebagai calon haji yang telah memiliki BNI iB Haji dan

telah melaporkan diri ke petugas Kantor Kementerian Agama

(Kandepag) kabupaten/Kodya sesuai domosili dan terdaftar dalam

SISKOHAT dinyatakan sah sebagai calon haji sesuai tahun yang

dikehendaki.

8) Kepada penabung tidak dibebani biaya administrasi dengan kata lain

bebas dari biaya pembukaan rekening, biaya pengelolaan rekening

(56)

Manfaat dan Keunggulan yang diperoleh14

a. Bebas biaya administrasi.

b. Calon haji ditutup asuransi kecelakaan diri dan kematian.

c. Dapat melakukan setoran di seluruh cabang BNI (on line).

d. Setoran ringan.

e. On-line dengan Siskohat.

f. Memperoleh Bagi Hasil yang menarik yaitu 25% : 75%.

g. Fasilitas autodebet untuk setoran bulanan.

h. Pembukaan rekening dapat dilakukan di lebih 600 Kantor Cabang BNI

(office chanelling).

BNI Syariah memahami bahwa setiap muslim bercita-cita menunaikan

ibadah setidaknya sekali seumur hidup. BNI iB Haji dari BNI Syariah

merupakan produk tabungan yang dikhususkan untuk memenuhi Biaya

Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) yang dikelola secara aman dan bersih

sesuai syariah.15 BNI iB Haji telah tergabung dalam layanan online

SISKOHAT (Sistem Koordinasi Haji Terpadu) yang memungkinkan jamaah

14

Wawancara dengan Ibu Cucu Zakiyah selaku Penyelia Customer Service BNI Syariah pada tanggal 14 September 2010 di BNI Cabang Syariah Jakarta Selatan

15

BNI Syariah, BNI iB Haji, diakses dari http://www.bni.co.id/Syariah/ProdukDanadanJasa/DanaPersonal/BNIiBHaji/tabid/178/Default.aspx,

(57)

46

haji memperoleh kepastian porsi dari Kementrian Agama pada saat jumlah

tabungan telah memenuhi persyaratan.16

Tabungan iB Haji ini menggunkan prinsip Mudharabah Muthlaqah,

dimana pihak bank dapat menggunakan dana nasabah untuk dikelola kedalam

sektor–sektor pembiayaan yang ada di BNI Syariah.

2. Produk Pembiayaan

a. Pembiayaan Komersial

Dalam perjalanan usaha terkadang pengusaha menghadapi tantangan yang

membutuhkan kecepatan pengambilan keputusan, di mana keputusan

tersebut membutuhkan dukungan modal. BNI Syariah menyediakan

pembiayaan yang dijalankan dengan prinsip syariah dengan target win-win

solution. Menggunakan akad–akad yang sesuai dengan prinsip syariah

antara lain:17

Murabahah adalah prinsip jual beli barang dengan menyatakan harga

perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati antara bank

sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli.

16

Wawancara dengan Ibu Cucu Zakiyah selaku Penyelia Customer Service BNI Syariah pada tanggal 14 September 2010 di BNI Cabang Syariah Jakarta Selatan

17

BNI Syariah, Pembiayaan Komersial, diakses dari http://www.bni.co.id/Syariah/ProdukDanadanJasa/DanaPersonal/PembiayaanKomersial/tabid/185/Def

(58)

Mudharabah adalah kerjasama antara pihak bank sebagai penyedia

dana 100 % sedangkan nasabah menjadi pengelola dana dengan

keuntungan dibagi menurut kesepakatan nisbah bagi hasil.

Musyarakah adalah kerjasama dalam penyertaan modal antara pihak

bank dan nasabah dengan keuntungan dibagi menurut kesepakatan

nisbah bagi hasil.

b. Pembiayaan Personal Syariah

Pembiayaan Personal Syariah menyajikan rangkaian jenis pembiayaan

yang dikelola secara syariah diperuntukkan untuk memenuhi kebutuhan

prasarana hidup personal anda. Pembiayaan ini menggunakan akad–akad

yang sesuai dengan prinsip syariah antara lain:18

Ijarah adalah sewa menyewa untuk mendapatkan imbalan atas barang/

jasa yang disewakan.

Murabahah adalah prinsip jual beli barang dengan menyatakan harga

perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati antara bank

sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli.

18

(59)

48

3. Produk Jasa

a. Kiriman uang atau transfer

Layanan jasa pengiriman uang ini dapat dilakukan antar cabang BNI

Syariah atau BNI Konvensional di seluruh wilayah Indonesia, dengan

cepat karena didukung fasilitas on line BNI Syariah.19

b. Inkaso

Layanan jasa yang diperuntukkan bagi mereka yang membutuhkan

penagihan warkat–warkat yang berasal dari kota lain dengan cepat dan

aman.20

c. Garansi Bank

Layanan jasa yang diperuntukkan bagi mereka yang membutuhkan

penjaminan kepada rekanan bisnis untuk keperluan tender proyek,

pelaksanaan proyek.21

d. Gadai Emas

19

BNI Syariah, Pembiayaan Komersial, diakses dari http://www.bni.co.id/Syariah/ProdukDanadanJasa/DanaPersonal/PembiayaanKomersial/tabid/185/Def

ault.aspx, pada tanggal 12 Desember 2010

20

Inkaso, diakses dari http://www.bnisyariah.tripoid.com/bis_inkaso.html, pada tanggal 12 Desember 2010

21

BNI Syariah, Pembiayaan Komersial, diakses dari http://www.bni.co.id/Syariah/ProdukDanadanJasa/DanaPersonal/PembiayaanKomersial/tabid/185/Def

(60)

Layanan gadai emas ini ditunjukan untuk anda yang membutuhkan dana

jangka pendek dalam keadaan mendesak dengan jaminan berupa emas

atau perhisaan.22

4. Produk Layanan Lainnya

a. ATM

Layanan perbankan yang dilakukan melalui mesin ATM (Automatic Teller

Machine) yang dapat melayani selama 24 jam on line ini memberikan

kemudahan kepada nasabah dalam melakukan transaksi penarikan dana

tunai, pemeriksaan saldo, pemindahbukuan antar rekening, pembayaran

tagihan dan perubahan PIN.23

b. Phone Banking

Layanan yang memberikan kemudahan kepada nasabah dalam mengakses

BNI maupun BNI Syariah dan memperoleh informasi dan mutasi

rekening, layanan transaksi, layanan pengaktifan atau perubahan PIN,

layanan outodebet, bill payment.24

c. Kartu Anggota Syariah

22

Gadai Emas Syariah, diakses dari http://bnisyariah.tripoid.com/ind_gadai-emas-syariah.html, pada tanggal 12 Desember 2010

23

BNI Syariah, BNI ATM, diakses dari http://www.bni.co.id/eBanking/BNIATM/tabid/249/Default.aspx pada tanggal 12 Desember 2010

24

BNI Syariah, PhoneBanking, diakses dari http://www.bni.co.id/eBanking/BNIPhoneBanking/tabid/249/Default.aspx pada tanggal 12 Desember

(61)

50

Produk kerjasama antara BNI dengan instansi lain. Desain kartu ini

disesuaikan dengan anggota instansi tersebut.25

d. Reksa Dana Syariah

Wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal

(Shahibul maal) yang kemudian diinvestasikan dalam portofolio manajer

investasi.26

BNI Syariah memiliki fasilitas yang lengkap. Hal ini dilakukan untuk

memberikan kepuasan dan kenyamanan kepada para nasabahnya. Fasilitas

yang dimiliki BNI Syariah dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu produk

penghimpunan dana berupa tabungan, deposito, giro, penyaluran dana yaitu

pembiayaan dan investasi serta produk jasa berupa transfer, garansi bank dan

lain-lain.

25

Kartu Anggota, diakses dari http://bnisyariah.tripoid.com/ind_kartu-anggota.html, pada tanggal 12 Desember 2010

26

(62)

51

A. Manajemen Pengelolaan Dana Tabungan Haji BNI Syariah

1. Pengelolaan Dana Tabungan Haji

Sebuah bank haruslah mempersiapkan strategi penggunaan dana-dana

yang dihimpunnya sesuai dengan rencana alokasi berdasarkan kebijakan yang

telah ditetapkan. Alokasi ini mempunyai beberapa tujuan, yaitu:1

a) Mencapai tingkat profitabilitas yang cukup dan tingkat risiko yang

rendah

b) Mempertahankan kepercayaan masyarakat dengan menjaga agar posisi

likuiditas tetap aman.

Untuk mencapai tujuan tersebut maka alokasi dana-dana harus diarahkan

sedemikian rupa agar pada saat diperlukan semua kepentingan nasabah dapat

terpenuhi. Alokasi penggunaan dana bank syariah pada dasarnya dapat dibagi

dalam dua bagian dari aktiva bank, yaitu:

a) Earning assets (aktiva yang menghasilkan), Earning assets adalah

investasi dalam bentuk:

1) Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (Mudharabah)

2) Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan (Musyarakah)

1

(63)

52

3) Pembiayaan berdasarkan prinsip jual beli (Al-Ba’i)

4) Pembiayaan berdasarkan prinsip sewa (Ijarah dan Ijarah Wa Iqtina)

5) Surat-Surat berharga syariah dan investasi lainnya

b) Non Earning assets (aktiva yang tidak menghasilkan), terdiri dari:

1) Aktiva dalam bentuk tunai (cash asset)

Aktiva ini terdiri dari uang tunai, cadangan likuiditas, giro pada bank

lain.

2) Pinjaman (qardh) adalah salah satu kegiatan bank syariah dalam

mewujudkan tanggung jawab sosialnya sesuai dengan ajaran Islam.

3) Penanaman dana dalam aktiva tetap dan inventaris (premises and

equipment).2

Dalam hal ini tabungan haji iB BNI syariah menggunakan prinsip

mudharabah muthalaqah.3 Mudharabah muthlaqah adalah investasi tidak

terikat, di mana pihak bank diberi kuasa penuh untuk menginvestasikan dana

nasabah tanpa adanya batasan waktu, tempat, jenis usaha dan sebagainya.

Dengan menggunakan prinsip ini dana tabungan haji akan disalurkan ke

sektor produktif yang halal dan sesuai dengan prinsip syariah, seperti

2

Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Yogyakarta: Ekonosia, 2005), h. 56

3

Gambar

Gambar 2.114
Gambar 2.215
Kombinasi dan Matriks SWOT menurut KearnsGambar 2.4 22
Gambar 2.625
+7

Referensi

Dokumen terkait

lingkungan itu. Strata sosial tidaklah hanya berpengaruh terhadap cara berkomunikasi di lingkungan masyarakat, tetapi juga mempengaruhi bagaimana cara berkomunikasi

Mokinio adaptacijos naujojoje mokykloje me­ tu nusistovi mokinio ir mokyklos aplinkos pu­ siausvyra, tenkinanti esminius mokinio psicho­ loginius, socialinius ir akademinius

Pada tabel di atas diketahui keuntungan yang diharapkan (Expected Return) terbesar adalah E(R) Reksadana PUAS, tetapi ini bukan berarti menim- bulkan kesimpulan

Akan tetapi nomor anak pada anak- bab ditulis dengan satu angka Romawi dan dua angka Arab yang masing-masing dipisahkan oleh sebuah titik, angka Romawi menunjukkan nomor bab, angka

Dalam penelitian ini, tujuan yang ingin dicapai adalah mengetahui kandungan unsur hara makro pada tanah pasir sebelum ditanami, saat masa tanam dan saat panen semangka.. Metode

Terdapat pengaruh kemandirian belajar (X2) terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika (Y Berdasar pada hasil penelitian, pembahasan, dan simpulan yang sudah ada, dengan

Metode yang digunakan untuk steganografi dalam penelitian adalah Low Bit Encoding dengan enkripsi

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana analisis potensi kebangkrutan dengan menggunakan metode Altman Z-Score pada perusahaan manufaktur sub