MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA TABUNGAN HAJI
PADA BNI SYARIAH CABANG JAKARTA SELATAN
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Gelar
Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)
Oleh:
IHDINI MAULIDA RAHMAH
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA TABUNGAN HAJI PADA
BNI SYARIAH CABANG JAKARTA SELATAN
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Gelar
Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)
Oleh:
IHDINI MAULIDA RAHMAH
NIM. 106046101636
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. H. ASRORUN NI’AM, Lc., MA Dra. MASKUFA, M.Ag
NIP. 19765312000031001 NIP. 196807031994032002
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul Manajemen Pengelolaan Dana Tabungan Haji Pada BNI
Syariah Cabang Jakarta Selatan, telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas
Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 10 Desember 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam).
Jakarta, 10 Desember 2010 Dekan,
Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM
NIP. 195505051982031012
Panitia Ujian Munaqasyah
Ketua : Dr. Euis Amalia, M.Ag (...) NIP. 197107011998032002
Sekretaris : Mu’min Rouf, S.Ag., MA (...) NIP. 150281979000000000
Pembimbing I : Dr. H. Asrorun Ni’am, Lc., MA (...) NIP. 19765312000031001
Pembimbing II: Dra. Maskufa, M.Ag (...) NIP. 196807031994032002
Penguji I : Dr. H. Muhammad Nurul Irfan, MA (...) NIP. 197308022003121001
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 26 November 2010
ABSTRAKSI
Ihdini Maulida Rahmah, 106046101636, Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini merupakan studi pada Bank BNI Syariah Cabang Jakarta Selatan dengan judul Manajemen Pengelolaan Dana Tabungan Haji di BNI Syariah Cabang Jakarta Selatan. Saat ini pengelolaan dana tabungan haji sebagian besar masih dilakukan oleh bank konvensional. Data Kemenag menyebutkan 81% dana tabungan haji dikelola oleh bank konvensional dan sisanya 19% oleh bank syariah. Hal ini karena bank syariah belum dipercaya sepenuhnya untuk mengelola dana tabungan haji. Padahal seharusnya dana tabungan haji dikelola oleh bank syariah.
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengelolaan dana haji terutama dana tabungan haji beserta dana talangan haji yang ada di BNI Syariah Cabang Jakarta Selatan.
Penelitian ini bersifat deskripsi yaitu menggambarkan tentang pengelolaan dana tabungan haji dengan menggunakan alat analisis SWOT untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan dari segi intern. Serta peluang dan tantangan dari segi eksteren bank dalam mengelola dana tabungan haji.
Dalam kajian skripsi ini, penulis menemukan bahwa pengelolaan dana tabungan haji di BNI Syariah dengan menggunakan pool of approarch, di mana semua dana dari pihak ketiga disatukan dan diinvestasikan ke sektor produktif yaitu pembiayaan yang ada di BNI Syariah. Dari analisa SWOT ditemukan bahwa BNI Syariah memiliki kekuatan brande image yang dipercaya oleh masyarakat untuk mengelola dana tabungannya. BNI Syariah juga memberikan pelayanan yang baik kepada nasabahnya. BNI Syariah mestinya melakukan kerjasama yang baik dengan Pemerintah dan juga kelompok bimbingan haji untuk meningkatkan nasabah, sehingga dapat mengelola dana haji lebih maksimal.
Kata Kunci: Manajemen Dana, Analisis SWOT
Pembimbing I : Dr. H. Asrorun Ni’am, Lc., MA NIP. 19765312000031001
Pembimbing II : Dra. Maskufa, M.Ag
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur kepada Allah Swt atas segala rahmat dan ni’mat yang telah
diberikan, sehingga penulis dapat merampungkan skripsi ini.
Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad Saw.
Kebaikan kepada seluruh keluarga, sahabat dan seluruh pengikutnya yang setia
hingga akhir zaman.
Skripsi yang berjudul “Manajemen Pengelolaan Dana Tabungan Haji pada
BNI Syariah Cabang Jakarta Selatan” diajukan untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy) pada Fakultas
Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada berbagai pihak,
sehingga skripsi ini dapat rampung. Secara khusus kepada:
1. Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM selaku Dekan Fakultas
Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Euis Amalia, M.Ag., dan Mu’min Rouf, S.Ag., MA selaku Ketua dan
Sekretaris Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum Universitas
3. Dr. Alimin Mesra selaku Dosen Penasehat Akademik, yang memberikan
nasihat dan masukan yang bermanfaat bagi penulis.
4. Dr. H. Asrorun Ni’am, Lc., MA dan Dra. Maskufa, M.Ag selaku Dosen
Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk mengarahkan dan
memberi masukan dalam penulisan skripsi ini.
5. Dr. H. Muhammad Nurul Irfan, MA dan Dr. Hendra Kholid, MA selaku
Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dalam penulisan skripsi ini.
6. Bapak Heru Setiawan dan Ibu Cucu Zakiyah dan semua pegawai Bank BNI
Syariah Cabang Fatmawati Jakarta Selatan yang telah memberi kesempatan
kepada penulis untuk melakukan penelitian di sana.
7. Dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberikan ilmunya kepada
penulis selama masa perkuliahan.
8. Pimpinan Perpustakaan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah memberikan fasilitas untuk mengadakan studi kepustakaan.
9. Ibunda dan Ayahanda tercinta Bapak Masim dan Ibu Nanih serta seluruh
keluarga yang selalu membimbing dan men-support penulis tanpa pernah
mengeluh dan berputus asa.
10.Adikku tercinta Surad Hambari, Eka dan ka’ Iyam yang telah mendoakan
penulis.
11.Sahabat-sahabatku Lilis, Juli, Hafiz dan teman-teman seperjuangan Program
Kiranya skripsi ini masih sangat jauh dari sempurna. Namun kritik dan saran
yang bersifat membangun dari para pembaca sangat di harapkan.
Jakarta, 26 November 2010
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Indentifikasi Masalah ... 6
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 6
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7
E. Review Studi Terdahulu ... 8
F. Kerangka Teori dan Konsep... 9
G. Metodologi Penelitian ... 11
H. Sistematika Penulisan ... 13
BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Tinjauan Umum Manajemen Bank Syariah ... 14
B. Manajemen Pengelolaan Dana Bank Syariah ... 19
C. Analisa SWOT ... 23
BAB III GAMBARAN UMUM BNI SYARIAH A. Sejarah Singkat Berdirinya BNI Syariah ... 35
B. Tujuan Berdirinya BNI Syariah ... 37
C. Budaya Kerja BNI Syariah... 38
D. Struktur Organisasi BNI Syariah ... 40
E. Produk dan Jasa BNI Syariah... 41
iv
A. Manajemen Pengelolaan Dana Tabungan
Haji di BNI Syariah ... 51
B. Kekuatan dan Kelemahan Pengelolaan Dana
Tabungan Haji ... 62
C. Peluang dan Ancaman Pengelolaan Dana Tabungan Haji ... 65
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ... 69
B. Saran ... 70
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bank adalah suatu lembaga perantara keuangan yang dikenal dengan sebutan
financial intermediary. Financial intermediary adalah lembaga yang aktifitasnya
menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kepada masyarakat
yang memerlukannya. Sedangkan bank syariah adalah bank yang menjalankan
kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas
bank umum syariah dan bank pembiayaan rakyat syariah.1 Pengelolaan dana
bank syariah harus didasarkan pada nilai, prinsip dan konsep syariah.2
Di Indonesia pelopor perbankan syariah adalah Bank Muamalat Indonesia.
Bank Muamalat Indonesia resmi beroperasi pada tanggal 1 Mei 1992. Pada
awalnya Bank Muamalat belum mendapat perhatian yang cukup besar dalam
industri perbankan nasional. Hal ini karena landasan hukum yang belum baik,
yaitu UU No. 7 Tahun 1992, di mana pembahasan perbankan dengan sistem bagi
hasil hanya sepintas saja.3Selebihnya bank syariah harus tunduk kepada
peraturan perbankan umum yang berbasis konvensional.
1
Zubairi Hasan, Undang–Undang Perbankan Syariah Titik Temu Hukum Islam dan Hukum Nasional, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009), h. 259
2
Muhammad, Manajemen Bank Syariah, edisi I(Yogyakarta: Ekonisia, 2004), h. 1
3
Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek, cet 1 (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), h. 25
Lahirnya UU No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan dari UU No. 7 Tahun
1992 tentang Perbankan membuka peluang bank syariah untuk tumbuh pesat.
Dalam UU No. 10 Tahun 1998 disebutkan bahwa bank konvensional dapat
membuka divisi syariah. Dengan diundangkannya UU No. 21 Tahun 2008
tentang Perbankan Syariah, muncul momentum perkembangan perbankan
syariah untuk tumbuh dengan pesat. Hingga saat ini bank umum syariah terus
mengalami pertumbuhan yang baik. Jumlah bank umum syariah per April 2010
sebanyak tujuh buah, yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri,
Bank Syariah Mega Indonesia, Bank Syariah BRI, Bank Syariah Bukopin, Bank
Panin Syariah, Bank Syariah Victoria, Bank BCA Syariah dan Bank Jabar dan
Banten.4
Di antara produk dan jasa yang dikembangkan di perbankan syariah adalah
tabungan haji. Tabungan haji merupakan produk unggulan di bank syariah.
Setiap muslim yang mampu wajib untuk menunaikan ibadah haji. Mampu di sini
dibagi menjadi dua yaitu pertama, mampu keadaan fisik dan mental dalam
mengikuti setiap proses kegiatan ibadah haji. Kedua, mampu dalam hal materi
untuk bekal perjalanan maupun untuk keluarga yang ditinggalkan.5
Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an surat ali-Imran ayat: 97 yang berbunyi:
4
Bank Indonesia, Statistik Perbankan Syariah April 2010 Jaringan Perbankan Syariah, hal 2,
artikel di akses pada 10 Juni 2010 dari http://www.bi.go.id/web/id/Statistik/Statistik+Perbankan/Statistik+Perbankan+Syariah/sps_0410.htm
5
3
Artinya: “Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (diantaranya) maqam Ibrahim, barang siapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amalan bagi dia, mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah, barang siapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (QS. ali-Imran/ 3: 97)
Pelaksanaan ibadah haji di Indonesia dikelola oleh Pemerintah, dalam hal ini
Kementerian Agama. Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) ditetapkan
oleh Presiden atas usul Menteri Agama setelah mendapat persetujuan dari DPR.
Besarnya BPIH yang dibayarkan setiap tahunnya mengalami fluktuasi, akibat
dari berbagai macam faktor seperti ekonomi, politik, sosial, budaya dan lain-lain.
Pada tahun 2010 ini tepatnya tanggal 3 Mei Kementerian Agama menaikkan
setoran awal biaya penyelenggaraan ibadah (BPIH), yang semula Rp 20 juta
menjadi Rp 25 juta per calon jamaah haji. Sedangkan setoran awal jemaah BPIH
Khusus (ONH plus) naik dari 3.000 menjadi 4.000 dolar AS.6 Umumnya para
pengamat merujuk biaya haji akan lebih efisien bila pengelolaannya mengikuti
6
pola tabung haji Malaysia. Lembaga tabung haji Malaysia mampu
mentransformasikan dana haji untuk diinvestasikan kembali.
Keputusan Pemerintah menunjuk bank syariah sebagai salah satu bank
penerima setoran (BPS) adalah hal yang baik. Kebijakan ini diharapkan akan
menjaga kemabruran ibadah haji, karena seluruh proses pengelolaannya
dilakukan sesuai dengan prinsip syariah. Namun, bank syariah sering
disalahpahami tidak mampu dalam mengelola dana haji dengan baik.7 Padahal,
jika dana haji dikelola dengan baik oleh bank syariah, maka hasil investasinya
dapat dinikmati oleh para calon jemaah haji itu sendiri. Untuk itu, perlu diatur
sinergi antara bank syariah dengan Pemerintah. Dalam hal diperkenankanya bank
syariah untuk mengelola dan mengoptimalkan dana haji.
Saat ini ada lima bank syariah yang aktif dalam mengelola dana haji
masyarakat, di antaranya yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri,
Bank Mega Syariah, Bank Bukopin Syariah dan BNI Syariah.8 Dalam hal
pengelolaan dana haji bank syariah harus mempunyai manajemen yang baik.
Manajemen dalam arti mengatur sesuatu agar dilakukan dengan baik, tepat dan
7
Riawan A. Amin, “Jurus Memangkas BPIH” Seminar Nasional Haji dalam persfektif sosial-budaya, ekonomi–investasi, dan gerakna moral, 16 April 2010 (Jakarta: Auditorium Utama UIN Syahid, 2010), h. 1
8
5
terarah. Persaingan antar bank syariah juga menuntut bank melakukan
terobosan–terobosan yang menarik dalam hal memanage organisasinya.
Masalahnya, pengelolaan dana haji saat ini belum adanya keberpihakan penuh
dari regulator penyelenggara haji, untuk menyerahkan ke industri keuangan
syariah sepenuhnya. Hal ini terlihat dari masih menduanya kebijakan dalam
pengelolaan dana haji. Saat ini, sebagian pengelolaan dana haji diberikan ke
industri perbankan syariah dan sebagian diserahkan pengelolaannya ke industri
perbankan konvensional.
Hal–hal yang perlu diperhatikan adalah keadaan lingkungan perusahaan baik
faktor-faktor intern dan eksteren suatu perusahaan. Salah satu cara yang dapat
dilakukan adalah dengan analisa Strengths (kekuatan), Weakness (kelemahan),
Opportunities (peluang), Threats (ancaman). Analisa SWOT yaitu identifikasi
berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Tujuan
analisa ini adalah untuk memperoleh pemahaman yang jelas mengenai suatu
permasalahan nyata, sehingga dapat memformulasikan tindakan nyata yang
konkrit.9 Dari latar belakang di atas, penulis ingin meneliti lebih lanjut tentang
Manajemen Pengelolaan Dana Haji di Bank Syariah dengan Menggunakan
Analisis SWOT, studi pada BNI Syariah Cabang Jakarta Selatan. Karena
BNI sebagai bank besar pertama yang membuka unit usaha syariah atau layanan
9
perbankan syariah di Indonesia dan turut aktif dalam rangka pengembangan bank
syariah di Indonesia.
B. Identifikasi Masalah
Masalah yang dapat diidentifikasi sehubungan dengan topik di atas adalah
sebagai berikut:
a. Manajemen pengelolaan dana
b. Mekanisme pengelolaan dana tabungan haji
c. Kerjasama bank syariah dengan Kementrian Agama RI dalam pengelolaan
dana tabungan haji
d. Analisa kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan dalam pengelolaan dana
tabungan haji di bank syariah
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Produk dana tabungan di bank syariah dan mekanisme pengelolaanya
demikian banyak. Maka dalam penelitian ini dibatasi pada produk dana
tabungan haji dan mekanisme pengelolaanya di BNI Syariah Cabang Syariah
Jakarta Selatan.
7
Dari pembatasan di atas maka secara umum masalahnya adalah
bagaimana mekanisme pengelolaan produk dana tabungan haji di BNI Syariah
dengan perumusan masalah sebagai berikut:
1) Bagaimana pengelolaan dana tabungan haji di BNI Syariah?
2) Bagaimana pola kerjasama yang dilakukan BNI Syariah dengan
Kementrian Agama RI dalam pengelolaan dana haji?
3) Bagaimana kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam mengelola
dana haji yang dilakukan oleh BNI Syariah?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1) Untuk mengetahui pengelolaan dana tabungan haji di BNI Syariah
2) Untuk mengetahui pola kerjasama yang dilakukan BNI Syariah dengan
Kementrian Agama RI dalam mengelola dana haji
3) Untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, ancaman dan peluang dalam
mengelola dana haji di BNI Syariah
2. Manfaat Penelitian
1) Bagi akademisi, dapat mengetahui dan belajar tentang pengelolaan dana
haji yang ada di bank syariah.
2) Bagi praktisi, dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan mengenai
pengelolaan dana haji yang ada di bank syariah.
3) Bagi Masyarakat, dapat mengetahui pengelolaan dana haji di bank syariah
sudah baik atau belum.
Semoga tulisan ini memberikan manfaat, tentunya banyak kelemahan dan
kekurangan dalam penulisan ini.
E. Review Studi Terdahulu
1. Muchlasin, Perbankan Syariah, 2006. Persfektif Ekonomi Islam terhadap
Produk Tabungan Haji Pada Bank Syariah, studi pada: Bank BNI Syariah
Cab. Fatmawati.
Penelitian ini membahas konsep, mekanisme, dan pengelolaan produk
tabungan haji yang dilakukan BNI Syariah. Hasil penelitian, Bank BNI
menawarkan kemudahan bagi masyarakat yang ingin pergi haji dengan
menggunakan akad mudharabah. Dan pengelolaan dana tabungan disalurkan
kepada usaha yang halal dan thayyib.
Persamaan dari penelitian yang penulis lakukan dengan kajian terdahulu
adalah membahas tentang pengertian tabungan haji di bank syariah,
mekanisme tabungan haji di bank syariah serta pengelolaan dana tabungan
9
penulis melakukan penelitian mengenai kekuatan, kelemahan, peluang dan
tantangan dalam mengelola dana tabungan haji di bank syariah, melalui
metode analisis SWOT.
2. Cipta Kurnia Aji, Perbankan Syariah, 2006. Analisis SWOT terhadap Produk
Tabungan Haji Arafah, studi pada: Bank Muamalat Indonesia.
Penelitian ini membahas gambaran tentang produk tabungan haji mudharabah
dan menganalisis tentang kekuatan (Strength), kelemahan (Weakness),
peluang (Opportunity), ancaman (Threats) terhadap produk tabungan haji
Arafah. Perbedaannya dengan kajian terdahulu ialah penulis menganalisis
pengelolaan dana tabungan haji. Pengelolaan dana tabungan haji tidak hanya
menggunakan akad mudharabah saja. Tetapi dapat menggunakan akad yang
lainnnya, dan hubungan antara bank syariah dengan Kementrian Agama RI
dengan menggunakan analisis SWOT.
F. Kerangka Teori dan Konsep
1. Kerangka Teori
Manajemen dalam bahasa arab disebut dengan “idarah”. Menurut istilah
manajemen adalah suatu aktivitas khusus menyangkut kepemimpinan,
pengarahan, pengembangan, personal, perencanaan dan pengawasan terhadap
pekerjaan–pekerjaan yang sedang dilakukan.10
Manajemen dana bank syariah adalah upaya yang dilakukan oleh lembaga
bank syariah dalam mengelola dan mengatur posisi dana yang diterima dari
aktivitas funding untuk disalurkan ke aktivitas financing.11
10
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, Yogyakarta: 2005, h. 13
11
SWOT adalah analisis internal dan eksternal yang digunakan oleh
perusahaan untuk merancang strategi yang akan dilakukan.12
2. Kerangka Konsep
Kerangka konsep dari penelitian ini adalah manajemen dana yaitu upaya
yang dilakukan oleh lembaga bank syariah dalam mengelola dan mengatur
posisi dana yang diterima dari aktivitas funding untuk disalurkan ke aktivitas
financing.13 SWOT adalah analisis internal dan eksternal yang digunakan oleh
perusahaan untuk merancang strategi yang akan dilakukan.14 Dari kerangka
konsep diatas dapat digambarkan sebagai berikut ini:
12
Freddy Rangkuti, Analisis S Kasus Bisnis, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 18
WOT Teknik Membedah Pengelolaan Dana Tabungan
Haji di Bank Syariah
Pola Kerjasama Bank
Syariah dengan Kemenag
Analisis SWOT Pengelolaan
Dana Tabungan haji Manajemen Dana
13
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Yogyakarta: Ekonisia, 2005), h. 43
14
11
G. Metodologi Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian sebagai berikut:
1. Tempat dan waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di BNI Syariah Cabang Syariah Jakarta Selatan.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus s.d Oktober 2010.
2. Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu penelitian
kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan suatu penelitian yang datanya
berupa kata–kata atau kalimat.15 Pendekatan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah deskriptif.
3. Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang dibutuhkan adalah:
a. Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari hasil wawancara
kepada pihak bank yang berkompeten. Serta dikuatkan dengan
dokumen-dokumen yang dimiliki oleh BNI Syariah.
15
b. Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari literatur–literatur
kepustakaan, seperti buku, majalah, jurnal, internet dan sumber lainnya
yang berkaitan dengan materi skripsi ini.
4. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang lengkap dan objektif, maka dalam
menyusun skripsi ini penulis menggunakan dua metode, yaitu:
a. Observasi
Adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala–gejala
yang diteliti.16
b. Wawancara
Adalah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung.
Disini peneliti akan mewawancarai pihak bank yang berkompeten.17
c. Dokumentasi
Adalah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen–dokumen.18
5. Teknik Pengolahan Data
Setelah pengumpulan data selesai dilakukan maka selanjutnya adalah
proses pengolahan data. Dalam pengolahan data kualitatif pengolahan datanya
dilakukan dengan mentranskip hasil wawancara, mengedit kata, kemudian
16
Ibid., h.52
17
Ibid., h.55
18
13
mengkategorisasikan dan mengklasifikasikan data sesuai dengan masalah atau
tema yang dibahas.
6. Teknik Analisa Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif yang
bersifat deskriptif analisis, yakni penelitian yang menggambarkan data dan
informasi yang berlandaskan fakta–fakta yang diperoleh di lapangan,
dianalisis kemudian ditarik kesimpulan.
H. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan, yaitu meliputi latar belakang masalah, pembatasan dan
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review studi terdahulu,
kerangka teori dan kerangka konsep, metodologi penelitian dan sistematika
penulisan
Bab II Tinjauan Teoritis, yaitu meliputi tinjauan umum manajemen bank
syariah, manajemen pengelolaan dana dan analisa SWOT
Bab III Gambaran Umum BNI Syariah, yaitu meliputi sejarah singkat
berdirinya BNI Syariah, visi dan misi, budaya, struktur organisasi, produk dan
jasa BNI Syariah
Bab IV Tabungan Haji pada BNI Syariah dan Pengelolaanya, yaitu meliputi
dengan pemerintah dalam pengelolaan dana haji dan analisa SWOT terhadap
pengelolaan dana haji
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Tinjauan Umum Manajemen Bank Syariah
1. Pengertian
Kata manajemen berasal dari bahasa Inggris yaitu manage yang berarti
mengurus, mengelola, mengendalikan, mengusahakan, memimpin. Istilah
manajemen mengacu pada proses mengkoordinasi dan mengintegrasikan
kegiatan–kegiatan kerja agar diselesaikan secara efisien dan efektif.1
Manajemen dalam bahasa arab disebut dengan idarah. Idarah diambil dari
kata adartasy-syai’a atau perkataan adarta bihi. Menurut istilah manajemen
adalah suatu aktifitas khusus menyangkut kepemimpinan, pengarahan,
pengembangan, personal, perencanaan dan pengawasan terhadap pekerjaan–
pekerjaan yang sedang dilakukan.2
Manajemen adalah suatu proses pelaksanaan untuk melaksanakan dan
mengawasi suatu tujuan tertentu. Dalam perubahan dan perkembangan
industri bisnis perbankan, manajemen diarahkan pada bagaimana mengatur,
1
Stephen P. Robbins dan Mary Coulter, Manajemen, (Jakarta: PT. Prenhallindo, 1999), Jilid I ed. Bahasa Indonesia, h. 8
2
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Yogyakarta: Ekonisia, 2005), h. 13
mengelola asset bank, meningkatkan produktivitas bank, menekan
resiko-resiko yang mengancam laju perkembangan dan kerugian bank.3
Dalam pandangan ajaran Islam, segala sesuatu harus dikerjakan secara
rapi, benar, tertib dan teratur. Allah SWT sangat mencintai perbuatan yang
terencana dengan baik, sebagaimana dijelaskan dalam al–Qur’an surat ash–
Shaff: 4 yang berbunyi:
⌧
Artinya: “Sesungguhnya Allah sangat mencintai orang–orang yang
berjuang di jalanNya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kukuh.”(QS. ash-Shaff/ 61: 4)
Ilmu manajemen syariah tidak hanya ditempuh sebagai ilmu belaka.
Melainkan dikembangkan juga petunjuk–petunjuk yang mengatur tindakan
manusia dalam organisasi yang dipengaruhi oleh pandangan dasar.4
Pandangan dasar yang dimaksud adalah pengertian dan keyakinan awal
manusia yang mempengaruhi semua pemikiran dan tindakan lebih lanjut. Oleh
karena itu manajemen syariah sebagai bagian dari karakteristik ilmu
manajemen yang sangat syarat dengan nilai dan tidak hanya berorientasi
kepada aspek tujuan materi–duniawi semata, tetapi juga tidak terlepas dari
3
Muhammad, Bank Syariah Problem dan Prospek Perkembangan di Indonesia, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005), hal. 17
4
16
nilai–nilai keimanan dan ketauhidan.5 Nilai–nilai keimanan dan ketauhidan ini
diharapkan dapat mengontrol segala aktivitas yang dilakukan dan diputuskan
oleh seorang manager. Seorang manager harus bersikap hati-hati dalam
mengambil setiap keputusan. Sehingga kebijakan yang dikeluarkan oleh
manager tidak bertentangan dengan hukum formal dan syariah Islam.
2. Fungsi–Fungsi Manajemen
Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang melekat di dalam
proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam
melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi manajemen pertama
kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis bernama Henry Fayol
pada awal abad ke-20. Henry menyebutkan ada lima fungsi manajemen yaitu
merancang, mengorganisasi, menyusun staf, mengarahkan dan
mengendalikan. Namun, saat ini kelima fungsi tersebut diringkas menjadi
empat, yaitu:6
a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan
secara matang daripada hal–hal yang akan dikerjakan di masa yang akan
datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan dengan
5
Didin Hafidhuddin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah dalam Praktik (Jakarta: Gema Insani, 2003), h. 5
6
sumber daya yang dimiliki. Pada hakekatnya perencanaan adalah proses
penentuan cara–cara terbaik yang dilakukan dalam pencapaian tujuan di
antara berbagai cara (alternatif) yang tersedia. Adapun maksud dari
perencanaan adalah agar pelaksanaan dapat berjalan dengan baik,
sistematis, tidak tumpang tindih dan tidak ada yang terlewatkan. Dalam
perencanaan, kegiatan yang ditentukan meliputi, apa yang dikerjakan,
bagaimana mengerjakannya, mengapa mengerjakan, siapa yang
mengerjakan, kapan harus dikerjakan, di mana kegiatan itu harus
dilakukan.
Tahap pertama dalam perencanaan adalah mengidentifikasi alternatif–
alternatif yang tersedia, kemudian memilih salah satu dari pelbagai
alternatif tersebut yang paling baik dan cocok dengan tujuan yang ingin di
capai.7Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi
manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat
berjalan.
b. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan
besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian
mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan
orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah
7
18
bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan
tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya,
bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung
jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan mana keputusan harus diambil.
c. Memimpin (Leading)
Memimpin adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua
anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan
perencanaan manajerial dan usaha. Sekaligus mengarahkan dan memotivasi
semua pihak yang terlibat dan memecahkan konflik yang terjadi.
d. Pengawasan (Controlling)
Pengawasan sering disebut juga pengendalian adalah memantau
kegiatan untuk memastikan dan mengoreksi bahwa kegiatan–kegiatan
diselesaikan seperti yang telah direncanakan sebelumnya.8
Jadi, dapat dilihat proses manajemen dalam suatu perusahaan yaitu dari
proses perencanaan yang matang, pengorganisasian yang bertujuan untuk
mempermudah pelaksanaan, sampai dengan proses pengawasan untuk
mengawasi jalannya suatu kegiatan yang telah direncanakan. Kemudian
mengevaluasi hasil yang telah dicapai.
8
B. Manajemen Pengelolaan Dana Bank Syariah
Bank sebagai salah satu lembaga keuangan yang aktifitasnya adalah
menghimpun dana dari masyarakat yang mengalami kelebihan dana (surplus
unit) dan manyalurkannya kepada masyarakat yang kekurangan dana (deficit
unit). Hubungan antara bank syariah dengan nasabahnya adalah hubungan
kemitraan. Di mana yang satu bertindak sebagai penyandang dana (shahibul
maal) dan yang lain sebagai pengelola dana (mudharib).9
Pengelolaan dalam kamus bahasa Indonesia adalah mengerjakan sesuatu
agar menjadi lain atau menjadi lebih sempurna. Sedangkan dana adalah uang
tunai yang dimiliki atau dikuasai oleh bank.10 Yang terpenting bagi bank adalah
bagaimana mengelola sumber dana yang tersedia dan mengelola dana masyarakat
mulai dari perencanaan kebutuhan, pelaksanaan pencarian dana dan
pengendaliannya. Dengan kata lain, manajemen pengelolaan dana adalah suatu
kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian terhadap penghimpunan
dana yang ada di masyarakat.
Pertumbuhan bank sangat dipengaruhi dari kemampuannya dalam
menghimpun dana dari masyarakat, baik berskala kecil maupun besar dan dengan
9
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Yogyakarta: Ekonosia, 2005), h. 43
10
20
masa pengendapan yang memadai. Bank syariah dapat menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk:11
1) Titipan (wadiah), yaitu simpanan yang dijamin keamanan dan
pengembaliannya tetapi tanpa memperoleh imbal hasil.
2) Partisipasi modal di mana bank dan nasabahnya bekerja sama dengan berbagi
hasil dan resiko secara proposional.
3) Investasi khusus (mudharabah muqayyadah) di mana bank bertindak sebagai
manajer investasi untuk memperoleh fee.
Setelah dana pihak ketiga (DPK) terkumpul maka bank harus
mempersiapkan strategi penggunaan dana–dana tersebut. Dana–dana tersebut
dialokasikan sesuai dengan kebijakan yang telah digariskan. Tujuan dari alokasi
dana ini adalah untuk mencapai tingkat profitabilitas yang cukup dan tingkat
resiko yang rendah. Serta mempertahankan kepercayaan masyarakat dengan
menjaga agar posisi likuiditas tetap aman.12 Pola penghimpunan dana dan
pengalokasiannya dapat dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu:13
1) Pendekatan pusat pengumpulan dana (pool of funds approarch), yaitu dengan
melihat sumber–sumber dana dan penempatannya. Di mana dana yang
diperoleh dari berbagai sumber diperlakukan sebagai dana tunggal sehingga
11
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Yogyakarta: Ekonosia, 2005), h. 50
12
Ibid.,h. 55
13
sumber dana tidak lagi dibedakan berdasarkan jenis dan sifat sumber dana,
selanjutnya dana dialokasikan berdasarkan prioritas dan strategi perusahaan.
Gambar 2.114
Sumber & Penggunaan Dana Berdasarkan Pendekatan Pusat
Pengumpulan Dana (Pool of Approarch)
Sumber dan Penggunaan Dana (Pool of Fund Approarch)
Sumber Dana
Muthlaqah Dana Pool Musyarakah
Mudharabah
22
2) Pendekatan alokasi aktiva (assets allocation approarch), yaitu penempatan
masing-masing jenis dana ke dalam aktiva bank. Di mana dana yang diperoleh
dari berbagai sumber tidak dianggap sebagai dana tunggal sehingga dalam
alokasinya diperlakukan secara individu dengan pertimbangan karakterisitik
masing-masing sumber dana.
Gambar 2.215
Sumber & Penggunaan Dana Berdasarkan Assets
Allocation Approarch
Sumber Dana Penggunaan
Dana
Musyarakah Aktiva tetap
15
C. Analisa SWOT
1. Pengertian
Dalam pengelolaan dan pengembangan suatu kegiatan atau usaha
diperlukan suatu perencanaan strategis, yaitu suatu pola atau struktur sasaran
yang paling mendukung dan melengkapi menuju ke arah tujuan yang akan
dicapai. Sebagai persiapan perencanaan, agar dapat memilih dan menetapkan
strategi dan sasaran sehingga tersusun program–program yang efektif dan
efisien maka diperlukan suatu analisis yaitu Analisis SWOT.16
Analisa SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan. Analisa ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun
secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman
(Threats).17Perencanaan strategis (strategic planner) suatu perusahaan harus
menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan yaitu kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman pada kondisi yang ada saat ini.
Analisis SWOT secara sederhana dapat dipahami sebagai pengujian
terhadap kekuatan dan kelemahan internal organisasi, Serta kesempatan dan
ancaman lingkungan eksternalnya.
16
Analisa SWOT, diakses dari http://www.geocities.com/bela-jar/swot.html, pada tanggal 16 Juli 2010
17
24
Faktor eksternal adalah faktor lingkungan di luar lembaga baik langsung
maupun tidak langsung. Faktor eksternal dapat memberikan dampak positif
maupun negatif pada kinerja lembaga. Artinya terdapat faktor yang
memberikan peluang/ kesempatan dan ada pula yang sebaliknya, memberikan
ancaman.18 Sedangkan faktor internal adalah lingkungan yang berada di dalam
organisasi itu sendiri. Faktor internal inilah yang memberikan dampak/
menunjukkan adanya kekuatan atau kelemahan suatu organisasi, baik yang
sudah lampau, kini, maupun masa yang akan datang.
Analisis eksternal adalah suatu proses yang digunakan dalam perencanaan
strategis untuk memantau lingkungan dalam menentukan peluang dan ancaman.
Peluang adalah faktor-faktor lingkungan luar yang positif. Sedangkan ancaman
adalah faktor lingkungan luar yang negatif. Analisis internal adalah suatu
proses yang digunakan dalam perencanaan strategis untuk menilai atau
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan tiap-tiap divisi dalam suatu
organisasi.
2. Tujuan Analisis SWOT
Analisis SWOT pada suatu perusahaan adalah untuk membenarkan faktor–
faktor internal dan eksternal suatu perusahaan. Apabila terdapat kesalahan agar
perusahaan itu tetap berjalan dengan baik, yaitu dengan mengelola untuk
18
mempertahankan serta memanfaatkan peluang yang ada secara baik. Dan
perusahaan harus mengatasi kelemahan yang ada dengan membuat kelemahan
tersebut menjadi kekuatan, serta mengatasi ancaman yang ada.19 Untuk itu
perusahaan harus mempunyai strategi dalam menjalankan kegiatan-kegiatannya
dan mengambil suatu keputusan yang baik bagi perusahaannya.
3. Pendekatan Interaksi SWOT
Terdapat dua model analisa SWOT yang umum digunakan, yaitu:20
1) Model / Pendekatan Kualitatif
Model ini dikembangkan oleh Kearns dengan model yaitu menampilkan
delapan kotak yaitu dua paling atas adalah kotak faktor eksternal (peluang
dan tantangan). Sedangkan dua kotak sebelah kiri adalah faktor internal
(kekuatan dan kelemahan) dan empat kotak lainnya merupakan isu–isu
strategis yang timbul sebagai titik hasil pertemuan antara faktor internal dan
eksternal. Dapat kita lihat pada gambar di bawah ini
19
Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis: Reorientasi Konsep Perencanaan Stretegis untuk Menghadapi Abad 21 (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 12
20
26
Gambar 2.321
Interaksi Matriks SWOT Kearns
FAKTOR
Kombinasi dan Matriks SWOT menurut Kearns22
IFAS
M. Ismail Yusanto dan M. Karebet Widjajakusuma, Menggagas Bisnis Islami, (Jakarta: Gema Insani Press, 2002), h. 82
22
TREATHS (T)
• Tentukan 5–10 faktor ancaman eksternal
2) Model / Pendekatan Kuantitatif
Dalam pendekatan ini data yang digunakan adalah angka–angka yang
diambil dari data SWOT kualitatif. Analisis kuantitatif ini dikembangkan
oleh Pearce dan Robinson.23 Prosedur penggunaan ini menggunakan tiga
tahap, yaitu:
a) Melakukan perhitungan skor (a) dan bobot (b) poin faktor serta jumlah
total perkalian skor dan bobot (c = a × b) pada setiap faktor SWOT.
Untuk memudahkan penilaian dan penghitungan dapat digunakan rentan
skor 1–5, untuk bobot yaitu dengan member poin dengan saling
ketergantungan.
b) Melakukan pengurangan antara jumlah total faktor S dengan W (d = S –
W) dan faktor dengan T (e = O – T) perolehan angka (e = y) selanjutnya
menjadi nilai / titik pada sumbu Y.
c) Mencari posisi perusahaan yang ditunjukkan untuk titik (x,y) pada
kuadran SWOT . Pearce dan Robinson memberikan empat kemungkinan
23
28
posisi perusahaan melalui pemetaan kuadran. Berikut adalah gambar tabel
dan kuadran analisis SWOT Pearce dan Robinson.
Gambar 2.524
Analisis Internal
No S SKOR BOBOT TOTAL
1 Tentukan 5-10 kekuatan internal
Total
No W SKOR BOBOT TOTAL
1 Tentukan 5-10 kelemahan internal
Total
Selisih total kekuatan – total kelemahan = S –W = X
Gambar 2.625
Analisis Eksternal
No O SKOR BOBOT TOTAL
1 Tentukan 5-10 peluang internal
Total
24
M. Ismail Yusanto dan M. Karebet Widjajakusuma, Manajemen Strategis Persfektif Syariah, (Jakarta: Khairul Bayan, 2003), Cet ke-1, h. 31
25
No T SKOR BOBOT TOTAL
1 Tentukan 5–10 tantangan internal
Total
Selisih total peluang – total tantangan = O – T = Y
4. Mekanisme dan Ancangan Strategi Analisis SWOT26
a. Mekanisme SWOT
Mekanisme SWOT mencakup tiga tahap, yaitu:
1) Penyepakatan persepsi di antara stakeholder. Di bawah ini disampaikan
upaya–upaya sistematis untuk dapat dipergunakan sebagai bahan untuk
mendeskripsikan kondisi yang dihadapi.
2) Pengisian informasi untuk tiap variabel atau aspek SWOT setelah
mengenali pengertian/ batasan tiap aspek SWOT di atas menjadi sangat
diperlukan untuk mendapatkan isinya. Yang paling memungkinkan untuk
mendapatkan isi tersebut dengan cara:
a. Brainstorming: saling mengajukan pendapat atas dasar pengalamannya
untuk didiskusikan bersama–sama sampai didapat kesepakatan bahwa
apa yang disampaikan memang sesuai untuk mengisi aspek SWOT.
b. Kuestioner: untuk menginventarisir berbagai pandangan atau pendapat
tentang isi dari aspek SWOT.
26
30
3) Memakai relevansi data
Melalui mekanisme koleksi data seperti dimaksud di atas akan
menghasilkan beberapa temuan/ identifikasi yang berupa daftar di tiap
aspek SWOT. Dengan kedalaman informasi yang berbeda–beda, maka
daftar tersebut perlu disusun persepsi yang sama di antara stakeholder,
yaitu dengan cara menyusun bobot tiap temuan di masing–masing aspek
SWOT, seperti tabel berikut:
No. Aspek SWOT Hasil Identifikasi Bobot
A B C 1. Kekuatan 1. Perusahaan memiliki citra yang
baik di masyarakat.
2. Perusahaan memiliki jaringan
kerja yang luas.
3. Lokasi perusahaan strategis
v
v
v
2. Kelemahan 1. Promosi perusahaan terhadap
produk masih kurang
2. Produk yang ditawarkan masih
sedikit/ terbatas
v
v
3. Peluang 1. Faktor ekonomi yang membaik
2. Meningkatnya taraf hidup
masyarakat
v
v
4. Ancaman 1. Banyaknya pesaing perusahaan
2. Faktor ekonomi setelah krisis
v
Ket: kategori bobot A adalah yang paling diutamakan atau signifikan.
Sangat berpengaruh dan harus segera di antisipasi. Demikian juga sampai
kategori C sebagai ukuran yang paling rendah.
Hasil akhir dari keseluruhan proses adalah berupa informasi kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman yang disepakati untuk seluruh
stakeholder yang akan menjadi bahan masukan utama bagi penyusun
strategi penanganan isu. Informasi SWOT di sini mengandung bahwa:
a) Pengelompokkan informasi ke dalam masing–masing aspek SWOT
sudah tidak diragukan lagi dengan adanya persepsi yang sama.
b) Peran/ keterkaitan antara tiap informasi di dalam tiap kelompok aspek
SWOT sudah dapat dibedakan karena keberadaan bobot masing–
masing.
b. Ancangan Strategi SWOT
Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang
(Opportunities) dan ancaman (Thearts) dengan faktor internal kekuatan
(Strenghts) dan kelemahan (Weaknesses).27 Faktor internal diperoleh dari
lingkungan perusahaan, seperti laporan keuangan, kegiatan operasional dan
lain–lain. Sedangkan faktor eksternal diperoleh dari lingkungan luar
perusahaan, seperti dari pemerintah, kompetitor dan lain–lain. Perencanaan
27
32
usaha yang baik dengan metode analisis SWOT dirangkum dengan matriks
SWOT yang dikembangkan oleh Kearsn (1992).
Gambar 2.728
Matriks SWOT
IFAS STRENGTHS (S) WEAKNESSES (W)
EFAS
OPPORTUNIES (O) SO Agresif WO Turn - Around
TREATHS (T) ST Diversifikasi WT Defensif
IFAS adalah internal strategic Faktors Analysis Summary yaitu faktor–
faktor strategis internal suatu perusahaan. EFAS adalah External Strategic
Faktor Analysis Summary yaitu faktor–faktor strategis eksternal suatu
perusahaan. Keduanya dibandingkan yang dapat menghasilkan alternatif
strategis Strengthts–Opportunities (S–O), Strengths–Threats (S–T),
Weakness–Opportunities (W–O) dan Weakness–Threats (W–T). Hasil analisis
pada tabel Matriks Evaluasi faktor eksternal dan matriks evaluasi faktor
internal dipetakan pada matriks posisi organisasi dengan cara sebagai
berikut:29
a. Sumbu horizontal (x) menunjukkan kekuatan dan kelemahan sedangkan
sumbu vertikal (y) menunjukkan peluang dan ancaman.
28
M Ismail Yusanto dan M Karebet Wijayakusuma, Menggagas Bisnis Islami (Jakarta: Gema Insani Press, 2002) Cet 1 h. 19
29
b. Posisi perusahaan ditentukan dengan hasil analisis sebagai berikut:
1) Jika peluang lebih besar daripada ancaman maka nilai y > 0 dan
sebaliknya apabila ancaman lebih besar daripada peluang maka nilai y <
0
2) Jika kekuatan lebih besar daripada kelemahan maka x > 0 dan
sebaliknya apabila kelemahan lebih besar daripada kekuatan maka nilai
x < 0
Gambar 2.8 Diagram Analisis SWOT30
3. Mendukung Strategi turn -arround 1. Mendukung Strategi Agresif
2. Mendukung Strategi Defensif 4. Mendukung strategi diversifikasi BERBAGAI PELUANG
KELEMAHAN INTERNAL
KEKUATAN INTERNAL
BERBAGAI ANCAMAN
a) Kuadran 1 = Strategi SO : Ini merupakan situasi yang sangat
menguntungkan. Perusahaan memiliki peluang dan kekuatan, sehingga
dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan
dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif.
b) Kuadran 2 = Strategi ST : Meskipun menghadapi berbagai ancaman,
perusahaan masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang
30
34
diterapkan adalah menggunakan kekuatan internalnya untuk memanfaatkan
peluang jangka panjang dengan cara startegi diversifikasi.
c) Kuadran 3 = Strategi WO : Perusahaan menghadapi peluang pasar yang
sangat besar, tetapi di sisi lain ia menghadapi beberapa kendala/ kelemahan
internalnya. Fokus strategi perusahaan adalah meminimalkan masalah–
masalah internal perusahaan.
d) Kuadaran 4 = Strategi WT : Ini merupakan situasi yang sangat tidak
menguntungkan, dimana perusahaan tersebut menghadapi berbagai
ancaman dan kelemahan internal. Kegiatan ini bersifat defensif dan
berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari
ancaman.31
31
A. Sejarah Berdirinya BNI Syariah
PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk merupakan bank umum
pemerintah pertama yang didirikan pada tangggal 5 Juli 1946.1 Namun seiring
perkembangan zaman dan adanya permintaan dari masyarakat akan perbankan
syariah serta mewujudkan visinya menjadi Universal Banking,maka sejak bulan
April 2000 BNI telah membentuk Unit Usaha Syariah (UUS) yang sesuai dengan
UU No. 10 tahun 1998.
BNI menjadi salah satu pelopor dalam pengembangan Bank Syariah di tanah
air. Di mana pada tahun 1999 tepatnya bulan November dibentuklah tim proyek
syariah, dengan tujuan untuk memperluas segmen BNI. Kemudian Bank
Indonesia mengeluarkan izin prinsip dan usaha untuk beroperasinya Unit Usaha
Syariah (UUS) Bank BNI. BNI Syariah beroperasi pertama kali pada tanggal 29
April 2000 yang ditandai dengan dibukanya 5 kantor cabang sekaligus di kota
Malang, Yogyakarta, Pekalongan, Jepara dan Banjarmasin. Pada tanggal 29 April
1
BNI, Profil perusahaan, Booklet, (Jakarta: BNI Syariah, 2007), h. 8
36
tersebut sekaligus diperingati sebagai hari lahir atau Milad BNI Syariah. Saat ini
telah terdapat 2 cabang prima, 14 cabang regular dan 14 KCPS.2
Selanjutnya berlandaskan peraturan Bank Indonesia No 8/3/PBI/2006
tentang pemberian ijin bagi kantor cabang Bank konvensional yang memiliki unit
usaha syariah untuk melayani pembukaan rekening produk dana syariah, BNI
Syariah merespon ketentuan ini dengan cara bersinergi dengan cabang
konvensional guna melakukan “office channelling”. Hingga saat ini outlet
layanan syariah pada kantor cabang konvensional berjumlah 636 outlet.3
Sejalan dengan peningkatan load business, BNI Syariah melakukan spin off
(pemisahan) berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia
No.12/41/KEP.GBI/2010 tanggal 21 Mei 2010, maka telah diperoleh izin usaha
bank umum syariah (BUS) PT Bank BNI Syariah atau BNI Syariah, dan mulai
efektif per tanggal 19 Juni 2010.4 Melalui spin off ini manajemen BNI Syariah
akan lebih fokus mengelola bisnis, independen, fleksibel serta responsif dalam
memenuhi kebutuhan nasabah sehingga Bank BNI Syariah dapat menjadi bank
syariah pilihan atau bank of choice. BNI Syariah menjadi satu dari empat anak
perusahaan BNI Corporate selain BNI Life, BNI Multifinance, BNI Securities.
BNI Corporate memiliki 99,9 persen saham di BNI Syariah dan sisanya dimiliki
2
BNI Syariah, Sejarah BNI Syariah, (Jakarta: BNI Syariah, 2007), diakses dari http://www.bni.co.id/Syariah/TentangKami/tabid/367/Default.aspx pada tanggal 21 September 2010, h. 1
3
Ibid., h. 1
4
BNI Life. Hingga akhir 2010 BNI Syariah memiliki aset Rp 5,2 triliun, total dana
masyarakat Rp 4,2 triliun, total pembiayaan Rp 3,2 triliun, dan modal sebesar Rp
1 triliun, dengan customer based lebih dari 420.000 nasabah.5 Ini menujukkan
eksistensi bank BNI Syariah dalam memberikan pelayanan yang terbaik kepada
masyarakat Indonesia, serta dapat memberikan sistem perbankan syariah sebagai
alternatif bagi kaum muslim yang membutuhkan produk atau layanan yang
bernafaskan Islam.
B. Tujuan Berdirinya BNI Syariah
Tujuan didirikannya BNI Syariah tercermin dalam visi dan misi bank BNI
Syariah itu sendiri.
Adapun visi dan misi BNI Syariah adalah:6
1. Visi
Menjadi Bank Syariah yang unggul dalam layanan dan kinerja dengan
menjalankan bisnis sesuai kaidah sehingga insya Allah membawa berkah.
5
BNI Syariah resmi jadi bank umum syariah, diakses dari http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/06/18/16464987/BNI.Syariah.Resmi.Jadi.Bank.Umum.S yariah pada tanggal 13 Desember 2010
6
38
2. Misi
Secara istiqomah melaksanakan amanah untuk memaksimalkan kinerja dan
layanan perbankan dan jasa keuangan syariah sehingga dapat menjadi bank
syariah kebanggaan anak negeri.
C. Budaya Kerja BNI Syariah
Budaya Kerja BNI ”PRINSIP 46” merupakan Tuntunan Perilaku Insan BNI,
yang terdiri dari 4 (Empat) Nilai Budaya Kerja. Dan setiap Nilai Budaya Kerja
BNI memiliki Perilaku Utama yang merupakan acuan bertindak bagi seluruh
Insan BNI, ada 6 (enam) Perilaku Utama Insan BNI yaitu:7
4 NILAI
perbuatan yang
• Kreatif dan Inovatif
D. Struktur Organisasi BNI Syariah
BNI Syariah secara struktur tidak terpisah dari organisasi BNI lainnya.
40
Struktur Organisasi BNI Syariah8
Dewan Pengawas Syariah Rapat Umum Pemegang Saham PT. Bank Negara Indonesia PERSERO, Tbk
8
E. Produk dan Jasa BNI Syariah
1. Produk Dana
a. BNI iB Giro
Giro Syariah merupakan produk yang memberikan segala kemudahan
dalam bertransaksi. Giro Syariah mendukung usaha customer dengan
kemudahan on-line pada cabang-cabang BNI di seluruh Indonesia. Giro
Syariah ini menggunakan prinsip wadiah yadh dhamanah yang merupakan
titipan dana murni yang dengan seizin dari pemilik, dana ini dapat
dioperasikan oleh bank untuk mendukung sektor riil dengan jaminan
bahwa dana dapat diambil sewaktu–waktu oleh pemilik dana dengan
menggunkan media Cek atau Bilyet Giro.9
b. Tabungan iB Plus
Tabungan iB Plus adalah tabungan yang dikelola berdasarkan prinsip
Mudharabah Mutlaqah. Dengan prinsip ini dana tabungan akan
diinvestasikan secara produktif dalam investasi yang halal sesuai dengan
prinsip syariah. Keuntungan dari investasi akan dibagihasilkan antara
nasabah dan Bank sesuai dengan nisbah yang telah disepakati di awal
pembukaan rekening tabungan.10
9
BNI Syariah, BNI iB Giro, diakses dari http://www.bni.co.id/Syariah/ProdukDanadanJasa/DanaPersonal/BNIiBGiro/tabid/178/Default.aspx,
pada tanggal 12 Desember 2010
10
BNI Syariah, Tabungan iB Plus, diakses dari http://www.bni.co.id/Syariah/ProdukDanadanJasa/DanaPersonal/TabunganiBPlus/tabid/178/Default.as
42
c. BNI iB Deposito
BNI iB Deposito diperuntukkan bagi mereka yang ingin memiliki
investasi berjangka yang menguntungkan dan menenangkan.
Menggunakan prinsip Mudharabah Mutlaqah, BNI iB Deposito mengelola
dana masyarakat dengan cara disalurkan untuk pembiayaan usaha
produktif maupun pembiayaan konsumtif yang halal dan bermanfaat untuk
kemaslahatan umat.11
d. BNI iB Tapenas
BNI iB Tapenas membantu merencanakan dan mempersiapkan dana
pendidikan sedini mungkin untuk buah hati. Dengan setoran sesuai
kemampuan dan perlindungan asuransi, BNI iB Tapenas dapat membantu
masyarakat mewujudkan rencana masa depan keluarga yang lebih baik.12
e. BNI iB Haji
Tabungan haji BNI Syariah yaitu BNI iB Haji merupakan produk
tabungan yang dikhususkan untuk memenuhi Biaya Perjalanan Ibadah
Haji (BPIH) yang dikelola secara aman dan bersih sesuai syariah.
Tabungan ini hanya dapat diambil ketika nasabah akan menunaikan
11
BNI Syariah, iB Deposito, diakses dari http://www.bni.co.id/Syariah/ProdukDanadanJasa/DanaPersonal/TabunganiBDeposito/tabid/178/Defa
ult.aspx, pada tanggal 12 Desember 2010
12
BNI Syariah, iB Tapenas, diakses dari http://www.bni.co.id/Syariah/ProdukDanadanJasa/DanaPersonal/TabunganiBTapenas/tabid/178/Defau
ibadah haji, atau pada kondisi–kondisi tertentu sesuai dengan perjanjian
nasabah.
Adapun aplikasi dan prosedur tabungan haji bank BNI Syariah sesuai
keputusan Ditjen Bimas dan urusan haji tanggal 13 Agustus 1998,
tabungan haji merupakan setoran awal sesuai tahun yang dikehendaki,
sehingga diatur prosedur pembukaan rekening tabungan haji dengan
persyaratan sebagai berikut:13
1) Yang dapat menjadi penabung BNI iB Haji adalah setiap lapisan
masyarakat secara perorangan atau pribadi yang mempunyai niat
untuk menunaikan ibadah haji dengan terencana
2) Pembukaan BNI iB Haji, mendaftarkan penabung ke SISKOHAT dan
dinyatakan sah sebagai calon haji sesuai tahun keberangkatan yang
dikehendaki (jika sudah mencapai saldo minimum)
3) Pembukaan rekening BNI iB Haji dilakukan di kantor cabang BNI
Syariah yang domisilinya sama dengan domisili penabung, hal ini
diperlukan untuk keperluan Kemenag dalam pembuatan paspor dan
mengatur keberangkatan haji.
4) Calon penabung atas nama pribadi penabung sendiri datang ke cabang
BNI Syariah membawa kartu identitas diri asli dan masih berlaku
(KTP/SIM/PASPOR/KTM/KP) dan satu lembar foto copynya dan
13
44
melakukan setoran pertama dan merupakan saldo minimum sebesar
Rp. 500.000,- dan diblokir oleh sistem (tidak dapat ditarik) dan setoran
selanjutnya minimum Rp. 5.000,-
5) Cabang mendaftarkan pemilik BNI iB Haji ke dalam SISKOHAT
dengan memasukkan data dalam SISKOHAT meliputi nama calon
haji, nomor rekening BNI iB Haji, alamat, jumlah setoran dan tahun
keberangkatan
6) Penabung menerima Surat Pendaftaran Pergi Haji (SPPH) dari kantor
Kementerian Agama (Kandepag) Kabupaten/Kodya untuk dilengkapi
pengisisan biodata tersebut. Kelengkapan data calon haji berdasarkan
SPPH tersebut dimasukkan dalam SISKOHAT oleh petugas kantor
Kementerian Agama (Kandepag) Kabupaten/Kodya.
7) Penabung sebagai calon haji yang telah memiliki BNI iB Haji dan
telah melaporkan diri ke petugas Kantor Kementerian Agama
(Kandepag) kabupaten/Kodya sesuai domosili dan terdaftar dalam
SISKOHAT dinyatakan sah sebagai calon haji sesuai tahun yang
dikehendaki.
8) Kepada penabung tidak dibebani biaya administrasi dengan kata lain
bebas dari biaya pembukaan rekening, biaya pengelolaan rekening
Manfaat dan Keunggulan yang diperoleh14
a. Bebas biaya administrasi.
b. Calon haji ditutup asuransi kecelakaan diri dan kematian.
c. Dapat melakukan setoran di seluruh cabang BNI (on line).
d. Setoran ringan.
e. On-line dengan Siskohat.
f. Memperoleh Bagi Hasil yang menarik yaitu 25% : 75%.
g. Fasilitas autodebet untuk setoran bulanan.
h. Pembukaan rekening dapat dilakukan di lebih 600 Kantor Cabang BNI
(office chanelling).
BNI Syariah memahami bahwa setiap muslim bercita-cita menunaikan
ibadah setidaknya sekali seumur hidup. BNI iB Haji dari BNI Syariah
merupakan produk tabungan yang dikhususkan untuk memenuhi Biaya
Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) yang dikelola secara aman dan bersih
sesuai syariah.15 BNI iB Haji telah tergabung dalam layanan online
SISKOHAT (Sistem Koordinasi Haji Terpadu) yang memungkinkan jamaah
14
Wawancara dengan Ibu Cucu Zakiyah selaku Penyelia Customer Service BNI Syariah pada tanggal 14 September 2010 di BNI Cabang Syariah Jakarta Selatan
15
BNI Syariah, BNI iB Haji, diakses dari http://www.bni.co.id/Syariah/ProdukDanadanJasa/DanaPersonal/BNIiBHaji/tabid/178/Default.aspx,
46
haji memperoleh kepastian porsi dari Kementrian Agama pada saat jumlah
tabungan telah memenuhi persyaratan.16
Tabungan iB Haji ini menggunkan prinsip Mudharabah Muthlaqah,
dimana pihak bank dapat menggunakan dana nasabah untuk dikelola kedalam
sektor–sektor pembiayaan yang ada di BNI Syariah.
2. Produk Pembiayaan
a. Pembiayaan Komersial
Dalam perjalanan usaha terkadang pengusaha menghadapi tantangan yang
membutuhkan kecepatan pengambilan keputusan, di mana keputusan
tersebut membutuhkan dukungan modal. BNI Syariah menyediakan
pembiayaan yang dijalankan dengan prinsip syariah dengan target win-win
solution. Menggunakan akad–akad yang sesuai dengan prinsip syariah
antara lain:17
Murabahah adalah prinsip jual beli barang dengan menyatakan harga
perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati antara bank
sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli.
16
Wawancara dengan Ibu Cucu Zakiyah selaku Penyelia Customer Service BNI Syariah pada tanggal 14 September 2010 di BNI Cabang Syariah Jakarta Selatan
17
BNI Syariah, Pembiayaan Komersial, diakses dari http://www.bni.co.id/Syariah/ProdukDanadanJasa/DanaPersonal/PembiayaanKomersial/tabid/185/Def
Mudharabah adalah kerjasama antara pihak bank sebagai penyedia
dana 100 % sedangkan nasabah menjadi pengelola dana dengan
keuntungan dibagi menurut kesepakatan nisbah bagi hasil.
Musyarakah adalah kerjasama dalam penyertaan modal antara pihak
bank dan nasabah dengan keuntungan dibagi menurut kesepakatan
nisbah bagi hasil.
b. Pembiayaan Personal Syariah
Pembiayaan Personal Syariah menyajikan rangkaian jenis pembiayaan
yang dikelola secara syariah diperuntukkan untuk memenuhi kebutuhan
prasarana hidup personal anda. Pembiayaan ini menggunakan akad–akad
yang sesuai dengan prinsip syariah antara lain:18
Ijarah adalah sewa menyewa untuk mendapatkan imbalan atas barang/
jasa yang disewakan.
Murabahah adalah prinsip jual beli barang dengan menyatakan harga
perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati antara bank
sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli.
18
48
3. Produk Jasa
a. Kiriman uang atau transfer
Layanan jasa pengiriman uang ini dapat dilakukan antar cabang BNI
Syariah atau BNI Konvensional di seluruh wilayah Indonesia, dengan
cepat karena didukung fasilitas on line BNI Syariah.19
b. Inkaso
Layanan jasa yang diperuntukkan bagi mereka yang membutuhkan
penagihan warkat–warkat yang berasal dari kota lain dengan cepat dan
aman.20
c. Garansi Bank
Layanan jasa yang diperuntukkan bagi mereka yang membutuhkan
penjaminan kepada rekanan bisnis untuk keperluan tender proyek,
pelaksanaan proyek.21
d. Gadai Emas
19
BNI Syariah, Pembiayaan Komersial, diakses dari http://www.bni.co.id/Syariah/ProdukDanadanJasa/DanaPersonal/PembiayaanKomersial/tabid/185/Def
ault.aspx, pada tanggal 12 Desember 2010
20
Inkaso, diakses dari http://www.bnisyariah.tripoid.com/bis_inkaso.html, pada tanggal 12 Desember 2010
21
BNI Syariah, Pembiayaan Komersial, diakses dari http://www.bni.co.id/Syariah/ProdukDanadanJasa/DanaPersonal/PembiayaanKomersial/tabid/185/Def
Layanan gadai emas ini ditunjukan untuk anda yang membutuhkan dana
jangka pendek dalam keadaan mendesak dengan jaminan berupa emas
atau perhisaan.22
4. Produk Layanan Lainnya
a. ATM
Layanan perbankan yang dilakukan melalui mesin ATM (Automatic Teller
Machine) yang dapat melayani selama 24 jam on line ini memberikan
kemudahan kepada nasabah dalam melakukan transaksi penarikan dana
tunai, pemeriksaan saldo, pemindahbukuan antar rekening, pembayaran
tagihan dan perubahan PIN.23
b. Phone Banking
Layanan yang memberikan kemudahan kepada nasabah dalam mengakses
BNI maupun BNI Syariah dan memperoleh informasi dan mutasi
rekening, layanan transaksi, layanan pengaktifan atau perubahan PIN,
layanan outodebet, bill payment.24
c. Kartu Anggota Syariah
22
Gadai Emas Syariah, diakses dari http://bnisyariah.tripoid.com/ind_gadai-emas-syariah.html, pada tanggal 12 Desember 2010
23
BNI Syariah, BNI ATM, diakses dari http://www.bni.co.id/eBanking/BNIATM/tabid/249/Default.aspx pada tanggal 12 Desember 2010
24
BNI Syariah, PhoneBanking, diakses dari http://www.bni.co.id/eBanking/BNIPhoneBanking/tabid/249/Default.aspx pada tanggal 12 Desember
50
Produk kerjasama antara BNI dengan instansi lain. Desain kartu ini
disesuaikan dengan anggota instansi tersebut.25
d. Reksa Dana Syariah
Wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal
(Shahibul maal) yang kemudian diinvestasikan dalam portofolio manajer
investasi.26
BNI Syariah memiliki fasilitas yang lengkap. Hal ini dilakukan untuk
memberikan kepuasan dan kenyamanan kepada para nasabahnya. Fasilitas
yang dimiliki BNI Syariah dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu produk
penghimpunan dana berupa tabungan, deposito, giro, penyaluran dana yaitu
pembiayaan dan investasi serta produk jasa berupa transfer, garansi bank dan
lain-lain.
25
Kartu Anggota, diakses dari http://bnisyariah.tripoid.com/ind_kartu-anggota.html, pada tanggal 12 Desember 2010
26
51
A. Manajemen Pengelolaan Dana Tabungan Haji BNI Syariah
1. Pengelolaan Dana Tabungan Haji
Sebuah bank haruslah mempersiapkan strategi penggunaan dana-dana
yang dihimpunnya sesuai dengan rencana alokasi berdasarkan kebijakan yang
telah ditetapkan. Alokasi ini mempunyai beberapa tujuan, yaitu:1
a) Mencapai tingkat profitabilitas yang cukup dan tingkat risiko yang
rendah
b) Mempertahankan kepercayaan masyarakat dengan menjaga agar posisi
likuiditas tetap aman.
Untuk mencapai tujuan tersebut maka alokasi dana-dana harus diarahkan
sedemikian rupa agar pada saat diperlukan semua kepentingan nasabah dapat
terpenuhi. Alokasi penggunaan dana bank syariah pada dasarnya dapat dibagi
dalam dua bagian dari aktiva bank, yaitu:
a) Earning assets (aktiva yang menghasilkan), Earning assets adalah
investasi dalam bentuk:
1) Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (Mudharabah)
2) Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan (Musyarakah)
1
52
3) Pembiayaan berdasarkan prinsip jual beli (Al-Ba’i)
4) Pembiayaan berdasarkan prinsip sewa (Ijarah dan Ijarah Wa Iqtina)
5) Surat-Surat berharga syariah dan investasi lainnya
b) Non Earning assets (aktiva yang tidak menghasilkan), terdiri dari:
1) Aktiva dalam bentuk tunai (cash asset)
Aktiva ini terdiri dari uang tunai, cadangan likuiditas, giro pada bank
lain.
2) Pinjaman (qardh) adalah salah satu kegiatan bank syariah dalam
mewujudkan tanggung jawab sosialnya sesuai dengan ajaran Islam.
3) Penanaman dana dalam aktiva tetap dan inventaris (premises and
equipment).2
Dalam hal ini tabungan haji iB BNI syariah menggunakan prinsip
mudharabah muthalaqah.3 Mudharabah muthlaqah adalah investasi tidak
terikat, di mana pihak bank diberi kuasa penuh untuk menginvestasikan dana
nasabah tanpa adanya batasan waktu, tempat, jenis usaha dan sebagainya.
Dengan menggunakan prinsip ini dana tabungan haji akan disalurkan ke
sektor produktif yang halal dan sesuai dengan prinsip syariah, seperti
2
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Yogyakarta: Ekonosia, 2005), h. 56
3