PROGRAM PELATIHAN TERAPIS DALAM PENGOBATAN
ALTERNATIF DI BENGKEL ROHANI CIPUTAT
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom.I)
Oleh:
SITI MASYITOH NIM : 107053001492
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana 1 UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini saya telah
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 2011
i ABSTRAK
Siti Masyitoh, “Program Pelatihan Terapis dalam Pengobatan Alternatif di Bengkel Rohani Ciputat.”
Kesehatan adalah modal utama setelah iman dalam menjalani kehidupan Namun sesempurnanya rencana kehidupan manusia, mereka pasti akan mengalami sakit, karena selain sebagai ujian, sakit juga merupakan nikmat dari Allah yang dapat menghapus dosa. Seiring dengan zaman, manusia semakin banyak menghadapi berbagai penyakit yang semakin sulit pula untuk diatasi, karena selain keterbatasan kemampuan, banyak orang yang mengalami keterbatasan biaya. Biaya pengobatan semakin membengkak sehingga banyaknya masyarakat yang berada di kalangan menengah kebawah berada pada kondisi yang memprihatinkan, dan menggunakan pengobatan yang ala kadarnya untuk mengobati penyakit yang belum diketahui sebelumnya. Hanya sabar dan ikhtiar yang dapat membuat manusia mengatasi kesulitan hidup. Oleh karena itu dibutuhkan berbagai ahli medis pada setiap penyakit, khususnya pada penyakit-penyakit yang sulit disembuhkan dan memerlukan biaya banyak.
Berdasarkan pernyataan diatas maka sebuah pelatihan tenaga medis maupun terapis sangat dibutuhkan dikalangan masyarakat untuk meningkatkan kualitas system pengobatan alternative saat ini. Karena selain biayanya murah, pengobatan alternative pun tidak kalah kualitasnya dibandingkan pengobatan kedokteran, maka dari itu pelatihan terapis adalah hal yang sangat menunjang hal tersebut.
Bengkel Rohani adalah pelopor / pionner dalam pengobatan dengan menggunakan syariat keIslaman yang sudah berpengalaman sejak bertahun-tahun dan memiliki program untuk mencapai suatu tujuan yang baik. Selain itu Bengkel Rohani memberikan pelayanan pelatihan khusus untuk para terapis agar meningkatkan kualitas kinerjanya.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif yaitu dengan melakukan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari orang atau perilaku yang dapat diamati, dalam hal ini penulis mengadakan wawancara terstruktur dan tidak terstruktur kepada ketua dan staff bengkel rohani. Adapun yang menjadi Subjek dari penelitian adalah Program Pelatihan Terapis dalam Pengobatan Alternatif di Bengkel Rohani Ciputat kemudian yang menjadi Objek penelitian ialah Bengkel Rohani Ciputat.
ii
Syukur Alhamdulillah peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat terselesaikan. Peneliti menyadari
sepenuhnya, skripsi ini bukan semata-mata hasil kerja keras peneliti sendiri, tetapi
dukungan dari berbagai pihak, khususnya para pembimbing yang telah
mendorong para peneliti untuk segera menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu
peneliti menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya dan
penghargaan setulus hati kepada berbagai pihak, khususnya:
1. Prof. Dr. Komarudin Hidayat, selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Drs. Cecep Castrawijaya, MA., selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah
SERTA Dsen Pembimbng yang selalu memberikan dukungan untuk
memberikan bmbingan, saran, konsultasi serta mebantu dalam
penyelesaian skripsi ini.
4. H. Mulkanasir, Ba, S.Pd, MM., selaku Sekretaris Jurusan Manajemen
Dakwah yang selalu memberikan dukungan dan motivasi untuk
penyusunan skripsi ini.
5. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya Jurusan Manajemen
Dakwah yang telah berbagi ilmu pengetahuan serta pengalaman berharga
kepada peneliti. Semua amal kebaikan bapak dan ibu dibalas dengan pahala
iii
6. Bpk Ust Ahmad Sobari, selaku Kepala Personalia Bengkel Rohani yang
telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melakukan
penelitian.
7. Bapak Fahmi, selaku tenaga ahli peruqyah Bengkel Rohani yang
memberikan arahan serta senantiasa memberikan motivasi agar terciptanya
skripsi ini.
8. Pimpinan dan staff Perpustakaan Utama dan Perpusatakaan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan fasilitas bagi peneliti untuk
mengadakan studi kepustakaan.
9. Kepada Keluarga yang selalu mendukung baik secara moral maupun
materil. Terutama dari doa Umi dan Ayah tercinta yaitu ibu Hj. Bahijah
dan Bapak H, Nurudin. Serta kakak- kakak dan adikku yang tersayang
yang selalu memberikanku semangat.
10. Kepada sahabat-sahabatku di Manajemen Dakwah angkatan 2007
khususnya kelas B, Fitria Handayani, Iin Irnawati, Agus Supriyadi dan
semua yang membantu dalam pembuatan skripsi ini.
Tanpa dukungan mereka semua skripsi ini tidak akan terwujud. Semoga
dukungan dan doa dari semuanya akan dibalas oleh Allah SWT.
Akhir kata, peneliti berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua
pembaca dalam memperkaya khasanah ilmu dibidang Manajemen
Dakwah. Peneliti juga mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan
skripsi ini.
Jakarta, Juni 2011
iv
ABSTRAK... i
KATAPENGANTAR... ii
DAFTAR ISI ... iv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 5
D. Metodologi Penelitian... 6
E. Tinjauan Pustaka ... 9
F. Sistematika Penulisan ... 10
BAB II LANDASAN TEORITIS ... 11
A. Program ... 11
1. Pengertian Program... 11
2. Macam dan jenis program ... 12
3. Tujuan Program ... 13
4. Sistem dan Proses Penerapan Program ... 14
B. Pelatihan... 16
1. Pengertian Pelatihan... 16
2. Fungsi dan tujuan pelatihan... 19
v
C. Terapi dan Ruang Lingkupnya ... 20
1. Pengertian terapi dan terapis ... 20
2. Model-model terapi ... 21
D. Pengobatan Alternatif ... 23
BAB III GAMBARAN UMUM BENGKEL ROHANI ... 27
A. Sejarah dan Profil Bengkel Rohani ... 27
B. Visi,Misi, dan Tujuan Bengkel... 30
C. Pasien Bengkel Rohani ... 31
D. Karyawan ... 32
E. Pelayanan Medis dan Terapi ... 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN PROGRAM PELATIHAN TERAPIS DALAM PENGOBATAN ALTERNATIF DI BENGKEL ROHANI... 39
A. Hasil Temuan Pelatihan Terapis yang Digunakan di Bengkel Rohani ... 39
1. SSQ (Spiritual Science Quantum)... 39
2. KIR-MASSAL (Kajian Islam dan Peruqyah Massal)... 40
3. Ta’aruf Center... 41
4. LTQ (Lembaga Tahsin Al Qur’an) Bengkel Rohani ... 43
5. Spiritual Power ... 45
vi
3. Ta’aruf Center... 48
4. LTQ (lembaga tahsin alquran)... 48
5. Spritual Power ... 48
BAB V PENUTUP... 50
A. Kesimpulan... 50
B. Saran ... 51
DAFTAR PUSTAKA... 52
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tingkah laku manusia adalah dinamik. Setiap orang dalam
kehidupannya selalu didorong oleh keinginan-keinginan untuk mencari
kepuasan. Ia tidak pernah beristirahat, kehidupannya selalu berjuang untuk
memperoleh makanan, kepuasan seks, kehangatan, afeksi, keamanan
ekonomis dan emosional, prestasi, penghargaan. Ia menyadari kebutuhan atau
tujuan hidupnya. Ia harus bekerja ke arah tujuan-tujuan tertentu, dan prestasi
yang diperolehnya akan menyebabkan dirinya merasa kuat.
Jika memperhatikan orang-orang dalam kehidupan sehari-hari maka
banyak hal yang kita lihat. Ada orang yang kelihatannya gembira, bahagia,
dapat bergaul dengan sesama atau dengan anggota-anggota keluarganya
walaupun ia menghadapi bermacam-macam kesulitan. Tetapi sebaliknya ada
juga orang yang sering mengeluh dan mengalami depresi, konflik/fluktuasi,
gelisah, pikiran-pikiran obsesif, delusi dikejar-kejar, ketakutan abnormal,
kecemasan kronis, dan tidak dapat bergaul baik dengan sesama.
Dalam melakukan aktivitas tentunya manusia memiliki masalah yang
dihadapi misalnya diberikan suatu penyakit oleh Allah SWT dikarenakan
lelah, capek, atau sesuatu yang dapat mengganggu kesehatan jasmani dan
Manusia wajib merencanakan kegiatan dan hal-hal yang akan
dilakukannya kemudian hari pada kehidupannya. Sederetan kegiatan yang
akan dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu dinamakan program. Sebuah program sangat dibutuhkan dalam setiap pelaksanaan kegiatan
yang menginginkan pencapaian tujuan secara efektif, karena program
merupakan kegiatan yang di rencanakan maka tentu saja perencanaan itu
diarahkan pada pencapaian tujuan dan keberhasilan yang diukur. Memang
dapat dikatakan bahwa setiap orang yang membuat program kegiatan tentu
ingin tahu sejauh mana program tersebut terlaksana. Pencapaian tujuan
tersebut diukur dengan cara dan alat tertentu. Kegiatan yang bertujuan untuk
mengukur keberhasilan tersebut dikenal dengan evaluasi program.1
Islam merupakan suatu agama yang dibawakan oleh Rasulullah SAW
dengan keadaan yang universal, karena memiliki isi yang mencakup setiap
dimensi hingga akhir zaman yang memberikan manusia pandangan dalam
menjalani kehidupannya . Oleh karena itu konsep manusia menurut Islam
merupakan ciptaan dari Allah yang dimuliakan. Jadi, manusia perlu menjaga
kesehatan jasmani dan rohani.
Pada dasarnya salah satu dari nikmat Allah SWT adalah nikmat sehat,
baik rohani maupun jasmani. Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa
manusia tidak akan pernah luput dari kesalahan, masalah dan gangguan maka
dari itu, manusia sebagai makhluk sempurna yang mendapatkan bekal akal
diharapkan dapat memecahkan masalahnya tersebut, termasuk pada kesehatan.
1
3
Manusia yang tidak sehat baik rohani maupun jasmani akan merasa terganggu
pada aktivitas sehari-harinya namun untuk mendapatkan kesehatan terasa
semakin sulit saat ini tertanda semakin mahalnya biaya pengobatan, pola
makan yang tak terkontrol akibat menaiknya biaya hidup, serta banyaknya
makanan yang tidak benar-benar sehat. Oleh sebab itu timbullah
lembaga-lembaga pengobatan di mana pada zaman Rasulullah Saw belum adanya suatu
wadah / lembaga yang menangani untuk kesembuhan penyakit secara
tradisional namun juga tidak kalah dengan pengobatan modern. Karena
berdasarkan sabda nabi bahwa sesungguhnya segala penyakit pasti akan nada
obatnya seperti yang dicantumkan pada hadis berikut;
Ê
! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!
!!
Å
!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!! !!!Å
!!!!!!!!! !!!!!!!!! !!!!!!!!È
! !!!! !!!!
!!
!Ç
!!!!!!!!!!!
!!!! !!!
!!
!!!!!!!ƒ!!
!
!! !!!!!! !!!!!!
!
!!
Artinya : Hai Hamba-Hamba Allah, berobatlah kalian, karena sesungguhnya Allah SWT tidak sekali-kali membuat penyakit melainkan dia membuat pula obatnya, kecuali suatu penyakit, yaitu penyakit ketuaan.( riwayat Imam Ahmad )
Kesehatan adalah modal utama setelah iman dalam menjalani
kehidupan, namun seiring dengan zaman, biaya pengobatan semakin
membengkak sehingga banyaknya masyarakat yang berada di kalangan
mengengah ke bawah menempuh kondisi yang memprihatinkan, dan
menggunakan pengobatan yang ala kadarnya untuk mengobati penyakit yang
belum diketahui sebelumnya. Sesempurnanya rencana kehidupan manusia,
mereka pasti akan menalami sakit, karena selain sebagai ujian, sakit juga
merupakan nikmat dari Allah yang dapat menghapus dosa. Hanya sabar dan
Indonesia masih terdapat banyak penderita penyakit-penyakit yang
sulit di sembuhkan namun mereka tidak dapat berobat hanya dikarenakan
pembekakan biaya. Oleh karena itu Klinik syari’ah Bengkel Rohani adalah
pelopor / pionner dalam pengobatan dengan menggunakan syariat keislaman
yang sudah berpengalaman sejak bertahun-tahun dan memiliki program yang
menunjang untuk sebuah kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai
suatu tujuan yang baik. Berawal dari pengalaman spiritual tersebut, maka
begitu banyak pasien- pasien yang datang ke klinik pengobatan tradisional
yang bisa diobati dan Alhamdulillah mendapatkan kesembuhan dari Allah
SWT, bukan saja penyakit-penyakit fisik tapi juga penyakit non fisik.
Bengkel Rohani memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh
baik kesehatan jasmani maupun kesehatan rohani. Karena keduanya adalah
merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan. Terapis di Bengkel Rohani
dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang memadai di bidang
pengobatan dengan syariat Islam standar kesehatan modern. Karena
banyaknya orang melakukan pengobatan dengan pergi ke dukun-dukun karena
didalam Islam tidak diperbolehkan. Manusia ketika sakit melakukan
pengobatan ke dukun, karena itu perbuatan yang dapat menduakan Allah
SWT.
Oleh karena itu berdasarkan permasalahan diatas peneliti mengambil
5
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis jabarkan diatas
maka penulis membatasi masalah hanya pada Program Pelatihan Terapis
dalam Pengobatan Alternatif yang berawal di Bengkel Rohani Ciputat.
2. Perumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah
mengenai :
a. Apa saja program pelatihan terapis dalam pengobatan alternatif di
bengkel rohani Ciputat ?
b. Bagaimana pelaksanaan program pelatihan terapis dalam pengobatan
alternatif di Bengkel Rohani?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan tersebut maka tujuan penelitian
ini adalah:
a. Mengetahui program pengobatan yang dilaksanakan di Bengkel rohani
b. Mengetahui Bagaimana pelaksanaan program pelatihan terapis dalam
pengobatan alternatif di Bengkel Rohani
2. Manfaat Penelitian
a. Akademis: Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
b. Praktis: Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan
berbagai kalangan, seperti Kesehatan dan dakwah.
c. Lembaga yang diteliti: dengan penelitian ini diharapkan dapat
menambah wawasan dan masukan bagi para pengelola Bengkel
Rohani agar tercapainya tujuan yang telah ditentukan.
D. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu dengan
melakukan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis dari orang atau perilaku yang dapat diamati.2
Menurut Strauss and Corbin, seperti yang dikutip oleh Basrowi dan
Sudikin, bahwa qualitative research (riset kualitatif ) merupakan jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat
dicapai dengan menggunakan prosedur statistik atau cara kuantifikasi
lainnya.
Pada dasarnya landasan teoritis dalam penelitian kualitatif,
menurut Melon, bertumpu secara mendasar pada fenomenologi, yang merupakan dasar teoritis utama dan teori yang lainnya yaitu berkaitan
dengan interaksi simbolik, kebudayaan dan etnometodologi sebagai penunjang latar belakang dari bentuk penelitian kualitatif.3
2
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung, Remaja Rosdakarya, 2000 ) Hal.3
3
7
2. Subjek dan Objek Penelitian
Adapun yang menjadi Subjek dari penelitian adalah para terapis
dan pasien kemudian yang menjadi Objek penelitian ialah
program-program pelatihan yang ada di Bengkel Rohani Ciputat.
3. Teknik Pengumpulan
Dalam pengumpulan data penulis menggunakan beberapa teknik
atau cara:
a. Kepustakaan,
Yaitu dengan cara pencarian data dengan berupa buku-buku,
lembar-lembar serta beberapa cara yang berupa dokumen-dokumen
yang berhubungan dengan Bengkel Rohani.
Riset kepustakaan ini adalah dilakukan mencari ata atau
informasi riset melalui membaca jurnal ilmiah, buku-buku referensi
dan bahan-bahan publikasi yang tersedia di perpustakaan.
b. Observasi/survei,
Observasi adalah kunjungan langsung ke tempat penelitian
serta mengamati pasien dan cara-cara pengobatannya. serta untuk
memperoleh data yang lebih akurat tentang sistem pelatihan dan yang
berhubungan dengan Bengkel Rohani.
Metode survey dan metode observasi adalah sama merupakan
metode pengumpulan ‘data primer’ dengan memperolehnya secara
langsung dari sumber lapangan penelitian. Biasanya pengumpulan data
kuesioner dan wawancara baik secara lisan maupun tertulis yang
memerlukan adanya kontak secara tatap muka antara peneliti dengan
respondennya (subjek).4
c. Wawancara,
Adalah teknik pengumpulan data dengan cara Tanya jawab
kepada beberapa orang yang berhubungan dan mempunyai peran
terhadap Bengkel Rohani serta pembuatan skripsi ini. Pada wawancara
biasanya data yang dikumpulkan bersifat kompleks, sensitif, dan
kontroversial sehingga menyebabkan kurang mendapat respon dari
subjeknya, apalagi kalau responden tidak dapat menulis atau kurang
memahami daftar pertanyaan yang diajukan tersebut.5
4. Teknik Analisa Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,
menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam
pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang
lain.6 Teknik pengelolaan data yang peneliti gunakan dalam mengolah data
penelitian ini adalah dari hasil wawancara, observasi, dokumentasi, dan
bahan pustaka dengan menggunakan pola deskriptif analisis, yakni peneliti
4
ibid. h.22
5
Ibid h.23
6
9
mencoba memaparkan semua data dan informasi yang diperoleh kemudian
data dianalisa dengan berpedoman dengan sumber-sumber tertulis.
5. Teknik Penulisan
Adapun teknik penulisan dalam penelitian skripsi ini adalah
mengguankan “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan
Disertasi)” yang diterbitkan oleh CEQDA (Center for Quality Development And Assurance) UIN Syarif Hidayatullah, 2007.7
E. Tinjauan Pustaka
1. Analisis Terapi Berfikir Positif Menurut Dr. Ibrahim Elfiky.
Disusun oleh : Rachmat Prasetio, NIM 106052001969. BPI. 2010 M/1431
H.
Membahas tentang cara berfikir Dr. Ibrahim Elfiky yang belum diketahiu
banyak orang.
2. Terapi Mengatasi Ketakutan Dalam Menghadapi Kematian Menurut Ibnu
Maskawaih.
Disusun Oleh : Harid Isnaeni, NIM 105052001754, BPI, 1430 H/2009 M.
Sedangkan judul skripsi ini adalah “Program Pelatihan Terapis Dalam
Pengobatan Alternatif di Bengkel Rohani Ciputat.” Disini penulis
membahas tentang bagaimana pelatihan terapis dalam menjalani
pengobatan alternative di Bengkel Rohani Ciputat.
7
F. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah maka penulis membagi atas lima bab secara
rinci sebagai berikut.
Bab I Pendahuluan: Pada bab ini penulis mengutarakan tentang : Latar Belakang, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat
Penelitian, Metodologi Penelitian, Sistematika Penelitian.
Bab II Tinjauan Teoritis,Pada bab ini penulis mengutarakan tentang: definisi program, definisi pelatihan, cara-cara pelatihan, pengertian pelatihan
terapis, cara pelatihan terapis, definisi pengobatan, macam-macam
pengobatan, pengertian pengobatan alternatif.
Bab III Gambaran Umum Bengkel Rohani, Pada bab ini penulis memuat tentang : Sejarah dan Profil Bengkel Rohani, Visi dan Misi, Struktur
Organisasi, Prinsip Bengkel Rohani, dan Program-program Bengkel Rohani.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, Pada bab ini penulis memuat tentang: Analisis Program Pelatihan Terapis dalam Pengobatan
Alternatif di Bengkel Rohani Ciputat.
11
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Program
1. Pengertian Program
Secara etimologi, dalam kamus besar bahasa Indonesia terbitan
Depertemen Pendidikan kebudayaan (1998), program adalah acara (seperti
sebuah siaran, pengelolaan dan senagainya).1
Pengertian program adalah acara, sementara Kamus Webster
International Volume 2 lebih merinci lagi, yakni : program adalah suatu
jadwal (schedule) atau perencanaan untuk ditindak lanjuti dengan
penyususnan “butir” siaran yang berlangsung sepanjang siaran itu berada
di udara.2
Program adalah sederetan rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan oleh seorang atau kelompok organisasi, lembaga bahkan
negara mempunyai suatu program, Suharsimi Arikunto mengemukakan
program sebagai berikut; “program adalah sederetan rencana kegiatan
yang akan dilaksanakan untuk mencapai suatu kegiatan tertentu.3
1
DEPDIKBUD, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka), cet. Ke-1, h.702
2
RM. Soenarto, Programa Televisi dari penyusunan sampai pengaruh siaran, (Jakarta; FFTV-IKJ Press, 2007)cet. 1 h.1
3
Menurut bahasa program merupakan sebuah istilah yang
digunakan sebagai bentuk cara menjalankan sebuah usaha atau kegiatan,
dengan kata lain adalah sebuah rancangan yang disusun secara sistematis.
Sedangkan menurut buku Koperasi Keluarga Guru Jakarta
(KKGJ), bahwa pengertian program adalah pernyataan aktivitas-aktivitas
atau langkah-langkah yang diperlukan untuk merealisasikan rencana yang
telah ditetapkan di dalam jangka waktu tertentu (1 tahun).
Program-program koperasi berkaitan dengan aktivitas penyediaan atau pengadaan
barang untuk anggota, pemasaran produk-produk anggota, penyediaan
dana dan jasa lainnya atau berbagai bentuk pelayanan lainnya.
Program kerja merupakan bagian dari perangkat lunak dalam
menjalankan roda organisasi, dalam upayanya mencapai tujuan yang telah
ditetapkan, karena itu merupakan sebuah kelaziman, program kerja dapat
dijadikan sebagai tingkat penuntun, dasar pijakan dan landasan hukum
dalam mengelola organisasi.4
Dalam pemaparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa program
merupakan suatu deretan rencana kegiatan untuk melaksanakan
langkah-langkah yang diperlukan untuk merealisasikan keefektifan kegiatan
tersebut.
2. Macam dan jenis program
Macam atau jenis program dapat beragam wujud, jika ditinjau dari
berbagai aspek, sebagai berikut :
4
13
a. Dari segi tujuan, ada yang bertujuan yang mencari keuntungan, maka
ukurannya adalah seberapa banyak program tersebut telah memberikan
keuntungan, dan jika program tersebut bertujuan sukarela, maka
ukuranya adalah seberapa banyak program tersebut bermanfaat bagi
orang lain.
b. Dari segi jenis, ada program pendidikan, pemberdayaan, program
koperasi, program kemasyarakatan dan sebagainya. Klasifikasi
tergantung dari isi program yang bersangkutan.
c. Dari segi jangka waktu, ada program jangka pendek jangka menengah
dan jangka panjang.
d. Dari segi keluasan,ada program sempit dan ada program sempit dan
ada program luas.
e. Dari segi pelaksanaannya ada program kecil dan program besar.
f. Dari segi sifatnya, ada program penting dan ada program kurang
penting.5
3. Tujuan Program
Tujuan program adlah sasaran atau maksud yang harus dicapai
dalam proses kegiatan yang direncanakan. Hal ini sesuai dengan yang
dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto sebagai berikut : tujuan program
merupakan suatu yang pokok dan harus dijadikan pusat perhatian oleh
evaluator, jika suatu program tidak mempunyai tujuan yang bermanfaat,
maka program tersebut tidak perlu dilaksanakan.6
5
Arukunto Suhersimi,”Penilaian Pendidikan”,Yogyakarta :Bina Aksara,1998.hal 2
6
Tujuan program dibagi menjadi dua bagian yaitu: tujuan umum
dan khusus (obyektives). Tujuan umum biasanya menunjukan output dari
program jangka panjang. Sedangkan tujuan khusus outputnya jangka
pendek.7
4. Sistem dan Proses Penerapan Program
Dalam menentukan sasaran program yang dicapai dapat berjalan
secara maksimal, diperlukannya sebuah system sebagai alat untuk
mencapai tujuan. Adapun berbicara merupakan system,yang banyak
digunakan orang untuk menggambarkan totalitas yang terdiri dari dari
komponen-komponen yang saling berinteraksi dan bergerak menuju ke
suatu tujuan tertentu.Adapun dalam system tersebut terdiri dari sub-sub
system yang berdiri sendiri serta saling berkaitan.
Dalam pengertiannya, system merupakan suatu kesatuan dari
beberapa subsystem atau elemen untuk mencapai tujuan.Dalam pengertian
lainnya komponen-komponen atau subsistem yang saling
berinteraksi,dimana masing-masing bagian tersebut dapat bekerja secara
sendiri-sendiri (independen) atau bersama-sama serta saling berhubungan
membentuk satu kesatuan sehingga tujuan atau sasaran system tersebut
dapat tercapai secara keseluruhan.
Keterkaitan dalam pelaksanaannya program sangat berpengaruh
pada pentingnya kualitas informasi yang digunakan untuk menyusun
berbagai program kegiatan dalam bentuk informasi yang diperoleh, dengan
cara menyimpan, memelihara menggunakan informasi tersebut.
7
15
Dalam mengimplementasikan sebuah kegiatan atau program,
diperlukan metode yang alat penunjang jalannya sebuah kegiatan atau
program diantaranya dikemukakan oleh Schendel dan Hofer, sebagai
berikut: pertama, sruktur, termasuk, didalamnyasruktur fisik metode
spesiliasi, metode departementalisasi, koordinasi, delegassi wewenang dan
organisasi informal. Kedua, proses, meliputi system alokasi sumber daya,
system informasi, system evaluasi dan pengukuran, system imbalan,
prosedur pelaksanaan dan system promosi. Ketiga, berkenaan prilaku antar
pribadi dalam organisasi, gaya kepemimpinan dan penggunaan kekuasaan.
Proses pelaksanaan program. Tertuang dalam pelaksanaan satuan kegiatan
diantarannya kegiatan pendukung merupakan ujung tompak kegiatan
secara keseluruhan. Proses yang perlu ditempuh adalah:
a. Tahap perencanaan, program satuan layanan dan kegiatan pendukung
direncanakan secara tertulis dengan memuat sasaran, tujuan,
materi,metode, waktu, tempat dan rencana penilaian.
b. Tahap pelaksanaan, program tertulis satuan kegiatan (layanan atau
pendukung) dilaksanakan sesuai dengan perencanaannya.
c. Tahap penilaian, hasil kegiatan diukur dengan hasil evaluasi
d. Tahap analisis hasil, hasil penilaian dianalisis untuk mengetahui
asspek-aspek yang perrlu, mendapat perhatian lebih lanjut.
e. Tahap tindak lanjut, hasil kegiatan di tindaklanjuti berdasarkan hasil
analisis yang dilakukan sebelumnya. Melalui layanan dan kegiatan
pendukung yang relevan.8
8
5. Tujuan Program
Tujuan adalah sasaran atau maksud yang harus dicapai dalam
proses pelaksanaan kegiatan yang direncanakan. Hal ini sesuai dengan
yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto sebagai berikut : 9
Tujuan program merupakan suatu pokok dan harus dijadikan pusat
perhatian oleh evaluator. Jika suatu program memiliki tujuan yang tidak
bermanfaat, maka program tersebut perlu dilaksanakan . Tujuan program
dibagi menjadi dua bagian, yaitu tujuan umum dan khusus. Tujuan umum
biasanya menunjukkan output dari program jangka panjang, sedangkan
tujuan khusus outputnya program jangka pendek.10
B. Pelatihan
1. Pengertian Pelatihan
Pelatihan adalah suatu pembinaan terhadap tenaga kerja disamping
adanya upaya lain.pelatihan meruakan proses belajar mengajar dalam
rangka meningkatkan kemampuan sumber daya manusia melaksanakan
tugasnya. Pelatiahn juga merupakan upaya untuk mentransfer
keterampilan dan pengetahuan kepada para peserta pelatihan sedemikian
rupa sehingga para peserta menerima dan melakukan pelatihan pada saat
melaksanakan pekerjaan.11
9
Arikunto Suharsimi,”Penilaian Pendidikan”Yogyakarta:Bina Aksara,1998 hal.35
10
Arikunto, Suharsimi “Penilaian Pendidikan”, Yogyakarta: Bina Aksara 1998 hal.45
11
17
Pelatihan juga akan berhasil jika identifikasi kebuthab pelatihan
dilakukan dengan benar. Pada dasarnya kebutuhan pelatihan itu adalah
untuk memnuhi kekurangan pengetahuan, meningkatkan keterampilan atau
sikap dengan masing-masing kadar kemampuannya. Yang dimaksud
dengan pelatihan ialah “ Upaya mengembangkan kemampuan intelektual
dan kepribadian manusia.12
Penggunaan istilah pelatihan (training) dikemukakan para ahli
seperti D Ale Yorder yang dikutip oleh Mangkunegara, menggunakan
istilah pelatihan untuk pegawai pelaksanaan dan pengawas, sedangkan
Wekley dan Yukl lebih memperjelas mengenai penggunaan istilah
pelatihan. Mereka berpendapat bahwa : “ Pelatihan merupakan
istilah-istilah yang berhubungan dengan usaha-usaha bencana yang
diselenggrakan untuk mencapai penguasaan skill, pengetahuan dan
sikap-sikaop pegawai atau anggotya organisasi.13
Pelatihan merupakan wahana untuk membangun sumber daya
manusia era globalisasi yang penuh dengan tantangan. Karena itu, kegiatan
pelatihan tidak dapat diabaikan begitu saja terutama dalam memasuki era
persaingan yang makin ketat, tajam, berat pada abad ini. Berkaitan dengan
hal tersebut pelatihan merupakan salah satu cara untuk memberdayakan
masyarakat.
12
Soekidjo Notatmojo, Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta : PT.Rineka Cipta, 2004, h.25
13
AA.Anwar Prabu Mangku Negara, Manajeman Sumber Daya Manusia Perusahaan
Menurut Oemar Hamalik, meliat dari segi operasional pelatihan
diartikan sebagai suatu proses yang meliputi serangkaian tindakan
(upaya)yang dilaksanakan secara sengaja dalam bentuk kepribadian
kepada tenaga kerja oleh tenaga profesional kepelatihannya dalam satuan
waktu yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kerja peserta
dalam bidang pekerjaan tertentu guna meningkatkan efektifitas dan
produktifitas dalam suatu organisasi. 14
Gomes mendefinisikan pelatihan sebagai berikut: “setiap usaha
untuk memperbaiki performasi pekerja ada suatu pekerjaan tertentu yang
sedang menjadi tanggung jawabnya, atau suatu pelatihan kerjaan yang ada
kaitannya dengan pekerjaannya.
Pelatihan juga di definisikan sebagai kegiatan dari suatu proses
pendidikan yang tujuannya untuk meningkatkan kemamouan dan
keterampilan khusus seseorang atau kelompok.
Pelatihan juga dinyatakan sebagai proses belajar atau proses
latihan yang memiliki tujuan yang jelas dan menggunakan beragam cara
menyampaikan serta melibatkan keaktifan peserta. Pencapaian tujuan
harus mengenai tiga aspek diantaranya adalah aspek perasaan, aspek
tingkah laku, dan aspek pikiran.
14
19
2. Tujuan pelatihan
Tujuan dari pelatihan adalah suatu pernyataan tentang
pengetahuan, keterampilan dan attitude yang diharapkan dapat dicapai atau
dikuasai oleh peserta pelatihan ketika pelatihan telah selesai.
Pada saat ini umumnya tujuan pelatihan dibuat dalam standard
kompetensi, karena biasanya pelatihan bertujuan untuk pemenuhan suatu
kompetensi tertentu. Kadangkala suatu pelatihan disiapkan untuk
pemenuhan suatu jenis
Tujuan pelatihan merupakan standard kualifikasi bagi pencapaian
kemampuan atau kompetensi dari suatu proses pelatihan dan
belajat-mengajar. Umumnya tujuan pelatihan dirumuskan dalam dua jenis; yaitu :
Tujuan Umum (Goals) dan Tujuan Khusus (Objectives).
Ketika proses pelatihan selesai atau proses belajar mengajar
berakhir, maka sebaiknya dilakukan post test dan evaluasi. Post test
dilakukan dengan cara menguji kemampuan atau kompetensi yang
diharapkan terhadap peserta pelatihan, sehingga dapat diketahui
pencapaian atau perkembangannya akibat proses belajar-mengajar.
Sedangkan evaluasi biasanya dilakukan untuk menilai seberapa jauh
kesuaian anatara pelaksanaan proses pelatihan dengan rencana yang telah
ditetapkan.
3. Rancangan pelatihan
Rancangan pelatihan (Training Design) adalah rancangan yang
training, penyusunan rancangan pelatihan harus memperlihatkan
pihak-pihak yang akan terlibat dalam pelatihan (peserta, penyelenggara, dan
trainer) tujuan yang akan dicapai, materi yang akan diolah metode dan
peralatan yang hendak dipakai, tempat pelaksanaan, jadwal kegiatan untuk
setiap sesi ataupun secara keseluruhan.15
Berdasarkan penjabaran yang penulis paparkan, maka penulis
menyimpulkan bahwa program pelatihan merupakan rencana kegiatan
pelatihan yang dibuat oleh seseorang maupun kelompok, untuk
menghasilkan sebuah tujuan program pelatihan tersebut.
C. Terapi dan Ruang Lingkupnya 1. Pengertian terapi dan terpais
Dalam kamus lengkap psikologi, terapi atau dalam bahasa Inggris
diesbut dengan therapy adalah satu perlakuan atau pengobatan yang ditujukan kepada penyembuhan satu kondisi patologis. Sedangkan
seseorang yang dilatih dalam pengobatan penyakit dan gangguan kejiwaan
disebut dengan terapis atau dalam bahasa Inggris disebut therapist.16 Dalam kamus besar bahasa Indonesia, terapi adalah usaha untuk
memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit, pengobatan penyakit,
perawatan penyakit.17 Adapun dalam bahasa Arab istilah terapi dapat
15
Agus M, Hardjana, Training SDM yang Efektif, (Yogyakarta : Kanisius, 2001) Cet, ke 1, hal, 35
16
JP. Chaplin, penerjemah Kartini Kartono, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta; Rajawali Press, 1981) cet. 1 h. 198
17
21
disamakan dengan kata-kata isytisyfa yang berasal dari kata “ syafa’-yasyfi’-syifa’” yang berarti menyembuhkan.18
MA. Subandi mengemukakan bahwa terapi merupakan proses
formal interaksi antara dua pihak atau lebih yang satu adalah profesional
penolong (terapis) dan yang lain adalah petolong (orang yang ditolong),
dengan catatan bahwa interaksi itu menuju pada perubahan rasa, piker,
perilaku dan kebiasaan yang ditimbulkan dengan adanya tindakan
profesional terapis dengan latar ilmu perilaku dan teknik-teknik usaha
yang dikembangkannya.19
2. Model-model terapi
Dr. Muhammad Solihin did dalam bukunya Terapi Sufistik menyebutkan ada enam model terapi yaitu:20
a. Terapi Client Centered. Terapi jenis ini menaruh kepercayaan dan
meminta tanggung jawab yang lebih besar kepada klien dalam
menanggulangi masalah-masalahnya.
b. Terapi Realitas. Yaitu terapi jangka pendek yang berfokus pada saat
sekarang, menekankan kekuatan pribadi dan pada dasarnya merupakan
jalan agar para klien dapat belajar bertingkah laku yang lebih realistic
sehingga dapat mencapai keberhasilan.
c. Terapi Relaksasi. Terapi ini diberikan kepada orang yang mudah
disugesti. Terapi model ini pada umunya diulakukan oleh seorang
18
Ahmad Warsono Munawwir, kamus Al-Munawwir, Arab-Indonesia, (Yogyakarta, Pondok Peantren Al-Munawwir,1984)h. 782
19
MA. Subandi, Psikoterapi, (Yogyakarta;Pustaka Pelajar, 2001)cet ke-1, h. 9
20
terapis yang ahli dibidang hipnotis. Dengan terapi sugesti ini klien
diarahkan untuk dapat melakukan rileksasi.
d. Terapi perilaku. Yaitu terapi yang bermaksud agar klien berubah baik
sikap maupun perilakunya terhadap objek atau situasi yang
menakutkan secara bertahap, klien dilatih dan dibimbing menghadapi
objek atau situasi yang menimbulkan panic atau phobic. Pelatihan ini
dilakukan berulang-ulang sampai pada akhirnya klien dapat melakukan
tanpa dapat bantuan dari orang lain. Sudah tentu latihan perilaku ini
didahului dengan pemberian psioterapi untuk memperkuat
kepercayaan diri.
e. Terapi Keagamaan. Terapi keagamaan adalah terapi yang dilakukan
dengan menggunakan pendekatan keagamaan seperti menggunakan
ayat-ayat suci Al-Quran, hadist Nabi dan pemikiran-pemikiran
keislaman yang secara implicit mengundang terapi. Adapula yang
menggunakan dzikir dan doa-doa tertentu yang pada intinya memohon
kepada Allah agar diberi ketenangan hati. Dengan terapi jenis ini
diharapkan seseorang dapat terbebas dari rasa cemas, tegang, depresi
dan lain-lain. Sebagaimana dijelaskan pada firman Allah SWT pada
QS.Asy-Syu’araa, 26:80
23
f. Terapi Holistik. Terapi holistic adalah terapi yang mencakup
keseluruhan aspek manusia, dalam artian bahwa terapi dilakukan tidak
hanya melalui obat-obatan semata, atau hanya ditujukan kepada
aspek-aspek kejiwaan akan tetapi mencakup aspek-aspek-aspek-aspek lain seperti
organobiology, psikologi, psikososial, psikoritual dan sebagainya.
Sehingga klien dapat diobati secara menyeluruh. Pada intinya terapi
holistic ini adalah bentuk terapi yang memandang keseluruhan aspek
pada klien.
D. Pengobatan Alternatif
1. Pengertian Pengobatan Alternatif
Pengobatan alternative bukan barang langka lagi pada masa
sekarang. Kita tidak hanya bisa menjumpai metode-metode pengobatan ini
di desa-desa terpencil. Kini pengobatan alternative banyak ditemukan di
berbagai kota besar dan juga kota kecil lainnya di Indonesia.
Pengobatan alternatif bermunculan pada saat masyarakat mulai
memberikan perhatian yang lebih terhadap alterantif pengobatan yang
biasanya hanya mengandalkan pihak-pihak rumah sakit (medis)dengan
pengobatan modern. Bisa dikatakan juga, pengobatan alternatif merupakan
pelengkap pengobatan kedokteran yang bersifat holistik.
Pengobatan alternative bermunculan pada saat masyarakat mulai
memberikan perhatian yang lebih terhadap alternative pengobatan yang
pengobatan modern. Bisa dikatakan pengobatan alternative merupakan
perlengkapan pengobatan kedokteran yang bersifat holistic. Sebagian
kalangan menilai metode pengobatan alternative menyesatkan, ini
disebabkan karena beberapa metodenya ada yang memiliki kesamaan.
Pengobatan alternative merupakan bentuk pelayanan pengobatan
yang menggunakan cara, alat, atau bahan yang tidak termasuk dalam
standar pengobatan modern (pelayanan kedokteran standar) dan
dipergunakan sebagai alternative atau pelengkap pengobatan kedokteran
modern tersebut.
Pengobatan alternative merupakan metode pengobatan yang
menggunakan pendekatan diluar medis. Dalam pengobatan alternative,
segala memungkinkan dan pengobatan yang dimasukkan kedalam tubuh
seperti penggunaan obat-obat alami, jamu-jamuan, rempah, herbal alami
hingga pengobatan dari luar tubuh seperti menggunakan media dan alat
tertentu. 21
2. Jenis-Jenis pengobatan alternatif
Pengobatan alternatif dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
a. Terapi pikiran dan spiritual, seperti: - Dreamwork
- Hipnoterapy
- Psikoterapi
- Psikoanalitik
21
Gagas Ulung, Tempat pengobatan Alternatif Paling Dicari, PT. Gramedia
25
- Terapi Cahaya
- Terapi Humanistis
- Terapi Keluarga
- Terapi Kelompok
- Terapi Kognitif
- Terapi Musik
- Terapi
- Suara
- Terapi Seni
- Terapi Warna
- Visualisasi
b. Terapi fisik antara lain: - Aromaterapi
- Hidroterapi
- Osteopati
- Teknik Relaksasi
- Zero Balancing
c. Terapi energi di antaranya:
- Akupunktur, cara pengobatan dengan perangsangan titik
akupunktur di permukaan tubuh.
- Akupresur, cara pengobatan dengan penekanan.
- Meditasi, metode penguasaan pikiran untuk mencapai harmoni
meningkatkan asupan oksigen, menstabilkan detak jantung dan
pernapasan, mengatasi stres.
- Qigong Refleksiologi, perangsangan tenaga penyembuhan tubuh
melalui pijatan kaki. Manfaatnya: mengobati sistem urin, reumatik,
metabolisme dan sistem pencernaan, sistem syaraf dan sistem
tulang, sistem kekebalan tubuh, sistem reproduksi, sistem
pernapasan, sistem panca indera, dan lain-lain.
- Terapi Polaritas, terapi yang berhubungan kuat dengan sistem
kesehatan tubuh lainnya yang meliputi: diet, peregangan, sentuhan
dan manipulasi, serta sikap mental.
- T'ai chi, pengobatan melalui gerakan bela diri untuk memperoleh
keseimbangan tubuh dan jiwa manusia.
- Prana, pengobatan dengan tenaga prana (sumber tenaga prana:
matahari, udara, dan bumi). Prinsipnya membersihkan dan
memberikan energi pada tubuh bioplasmik dengan energi prana.
- Yoga, sistem kesehatan yang holistik dari India. Melalui yoga,
manusia akan lebih baik mengenali dirinya, mengenali jiwanya,
dan mengenali pikirannya.22
22
27
BAB III
GAMBARAN UMUM BENGKEL ROHANI CIPUTAT
A. Sejarah dan Profil Bengkel Rohani
Kata “bengkel” berarti setiap pasien yang datang ke bengkel rohani
pelu disehatkan. Mungkin ada “onderdil”-nya yang sudah mulai usang atau
keropos, dan lain-lain. Pada prinsipnya semua manusia rawan terkena
penyakit, dan apabila seseorang sudah terkena penyakit harus segera
disehatkan kembali melalui satu institusi penyembuhasn dan pemeliharaan
kesehatan bernama Bengkel Rohani.
Kata “Rohani” berarti dalam proses penyembuhan dan penyehatan,
maka rohani atau jiwanya yang terlebih dahulu harus ditanda tangani karena di
antara bagian-bagian tubuh lainnya ia paling berpengaruh. Mulai dari
keyakinan dan tawakal orang yang bersangkutan kepada Allah Swt, saat
menghadapi penyakit, penyadaran kebiasaan hidup sehat yang Islami,
keyakinan memilih cara pengobatan yang syar’I (sesuai syariat Islam), dan
sebagainya. Setelah itu, barulah ditangani kesehatan fisik atau medisnya untuk
kesembuhan atau kesehatan.1
Bengkel Rohani yang beralamat di Jl. Ir. H. Juanda No. 2A, Ciputat
Tanggerang ini didirikan oleh Ustadz Abu Aqila pada 6 Juli melayani
pengobatan dan terapi kesehatan yang menyeluruh secara Islami, baik jasmani
maupun rohani. Dan sampai saat ini Bengkel Rohani sudah mempunyai
1
beberapa tempat praktik yaitu Ciputat, Bekasi, Serang, Cideng, Buaran, Koja,
Pekayon, Bogor, Depok, Cikarang dan tanggerang.
Sejarah dengan kejadian yang dialami oleh Ustadz Abu Aqila pada
tahun 1997 dimana istrinya mengalami sakit aneh yang tidak kunjung sembuh,
padahal berbagai metode pengobatan telah dicoba untuk menyembuhkan,
namun tak satupun berhasil mendeteksi penyakit istrinya.
Ditengah deraan rasa putus asa Ustadz Abu Aqila disarankan dan
diantarkan olah Abu Syihan (kakak) untuk menemui KH. Kasaman Sudja’I
seorang tabib yang khusus menangani penyakit dengan metode Islam.
Pertemuan tersebut membawa titik terang tentang penyakit istrinya yang
akhirnya diketahui terkena sihir dari golongan jin.
Berangkat dari peristiwa tersebut Ustadz Abu Aqila tertarik mendalami
terapi ruqyah. Ia tidak ingin kasus serupa menimpa orang lain. Ia rela
meninggalkan posisinya sebagai Direktur di Perusahaan Kontraktor dan
Interior. Ia sempat mempelajari terapi ruqyah selama 4 (empat) bulan
sebelum KH. Kasaman Sudja’I wafat.
Diawal kiprahnya banyak masyarakat yang mencemoohnya, menurut
mereka menjadi praktisi ruqyah sama halnya dengan dukun atau paranormal,
tapi beliau tidak bergeming dengan tanggapan tersebut. Setelah itu beliau juga
belajar tentang ilmu bekam serta ilmu system aliran darah dan syaraf dalam
tubuh manusia dari berbagai sumber. Menurutnya orang terkena gangguan jin
29
Begitu banyak pasien yang datang kerumah beliau di Perumnas III, Jl.
Ternate Raya bahkan beliau banyak menerima panggilan untuk mengobati
pasien di luar kota yang akhirnya membuat beliau kewalahan untuk
mengatasinya. Untuk menanggulangi masalah tersebut dan dapat melayani
masyarakat dengan baik maka pada tahun 2002 ia mendirikan Klinik Syariah
Bengkel Rohani dengan merekrut tenaga peruqyah dan pembekaman yang
detraining terlebih dahulu.
Seiring berjalannya waktu sampai tahun 2010 ini kini Bengkel Rohani
sudah berkembang lebih baik dan sudah memiliki 11 (sebelas) cabang. Target
pada tahun 2010 ini akan mendirikan cabang menjadi 20 (dua puluh) cabang
yang tersebar di JABODETABEK. Dengan kondisi tersebut Ustadz Abu Aqila
bisa disebut sebagai pelopor pengobatan Thibun Nabawi (pengobatan Islam)
di Indonesia.
Bengkel Rohani yang didirikan oleh Ustadz Abu Aqila pada tahun
2002 adalah merupakan pengobatan thibun nabawi yang pertama berdiri di
Indonesia. Sudah banyak membantu pasien-pasien yang sedang sakit dengan
metode konsultasi, ruqyah, refleksi, akupuntur dan bekam serta obat-obatan
herbal yang sangat bermanfaat sekali bagi pasien tersebut.
Secara umum perkembangan Bengkel Rohani dan perkembangan
pasiennya telah meningkat pesat mulai dari awalnya pendirian. Bengkel
Rohani telah dan memfasilitasi kegiatan tercapainya dengan sarana dan
pengobatan agar kegiatan tersebut berjalan lancar. Adapun fasilitas sarana dan
prasarana yang terdapat di Bengkel Rohani adalah sebagai berikut :
1. Satu ruang konsultasi dan terapi pasien.
2. Satu ruang reflexiologi pasien dan jasa psikiater
3. Dua ruang bekam (pengeluaran kotor)
Satu ruang khusus untuk pria dan satu ruang lagi khusus wanita
4. Meja resepsionis untuk pendaftaran pasien.
5. Ruang terapi ruqyah
6. Mushola
7. Kantin
Di masa mendatang Bengkel Rohani masih menggagas
rencana-rencana besar kedepan, seperti perluasan cabang-cabang baru, peningkatan
kualitas pelayanan, produk-produk obat baru, buku baru, pelatihan, dan
lain-lain. Hal ini sesuai keinginan dan kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan
solusi pemeliharaan kesehatan dan penyembuhan penyakit yang menyeluruh
dan Islami secara murah dan mudah dijangkau.
B. Visi, Misi dan Tujuan Bengkel Rohani 1. Visi
“ Sehat jasmani, sehat rohani.”
2. Misi
a. Memberikan solusi menyeluruh untuk pemeliharaan kesehatan dan
penyembuhan penyakit yang ada di masyarakat dengan pola
31
b. Meluruskan pemahaman tentang Islam dan alam ghaib yang terjadi di
masyarakat, baik melalui ceramah, seminar, bedah buku, konseling,
penyebaran buku dan produk kreatif Bengkel Rohani, dan lain-lain.
3. Tujuan
Tujuan pendirian Bengkel Rohani termotivasi oleh maraknya
pengobatan alternative yang dilakukan para kiai, dukun, paranormal.
Dalam pengobatannya, dukun dan paranormal menggunakan lafaz ajaran
tradisi sebagai manteranya, sedangkan kiai kebanyakan menggunakan
ayat-ayat Al-Quran. Namun semuanya menjadi rancu dan sulit dibedakan
siapa yang menjadi paranormal, dukun, dan kiai. Apalagi adanya banyak
iklan “kiai” yang ahli pasang susuk dan bahkan membuka pelatihan ahli
pasang susuk serta lain-lain.
Dengan maraknya pengobatan alternatif yang tidak sesuai dengan
syariat Islam dan banyak dilakukan paranormal dan dukun serta adanya
keinginan masyarakat mendapatkan terapi gangguan jin dan penyembuhan
penyakit secara Islami itulah, Ustadz Abu Aqila lalu membuat klinik
Bengkel Rohani.
C. Pasien Bengkel Rohani
Jumlah rata-rata pasien yang berkunjung ke Bengkel Rohani Ciputat
untuk hari Senin sampai Jumat per hari +15-20 orang. Untuk hari Sabtu dan
Ahad per hari +35-60 orang.
Para pasien Bengkel Rohani sebagian besar dari Jabodetabek (Jakarta,
Bogor, Depok, Tanggerang, dan Bekasi) dan sebagian kecil berasal dari Jawa
Papua, Singapura, Malaysia, Hongkong, dan Saudi Arabia yang sengaja
datang ke Bengkel Rohani untuk berobat2
D. Struktur Organisasi
Struktur Kepemimpinan Bengkel Rohani
3
2
Data artikel Bengkel rohani
3
Hasil wawancara Ibu Marwah, selaku Recepsionist Bengkel Rohani, tanggal 7 Juni 2011 Direktur Utama
Ir. Sunarsi (Ust. Abu Aqila)
Direktur Ust. Abu Syihan
Manajer Keuangan Zaenal Effendi Manajer SDM Ahmad Sobari Manajer Marketing M. Hasbullah Kacab. Depok Ust. Wahyudi Kacab. Bekasi Ust. Abi Imam
33
Berikut ini adalah penjelasan dari struktur organisasi diatas:
1. Direktur Utama selain sebagai penanggung jawab, juga berkedudukan
sebagai terapis.
2. Direktur bertugas sebagai Penasehat, juga berkedudukan sebagai terapis di
Klinik Bengkel Rohani.
3. Kepala cabang bertugas sebagai terapis di Klinik Bengkel Rohani.
4. Staf. Dimana pada bagian ini mempunyai garis horizontal (mempunyai
kedudukan yang sama) antara satu dengan lainnya, yaitu:
a. Terapis. Yang mempunyai tugas melakukan konseling, melakukan
terapi pijatan di sekitar leher dan kaki pasien serta menentukan
titik-titik bekam.
b. Pembekaman dan pemeliharaan alat medis, yang bertugas membekm
pasien pada titik-titik yang telah ditentukan oleh penetrapi. Ia juga
bertugas mensterilkan peralatan bekam dan pemeliharaan alat medis
lainnya.
c. Kasir, yang bertugas menerima pembayaran dari pasien-pasien yang
datang untuk melakukan terapi.
d. Receptionist dan operator telepon, yang bertugas menerima telepon yang masuk dan mendata pasien yang datang.
e. Office boy, yang bertugas membersihkan dan merawat sarana Bengkel
E. Karyawan dan Pengembangannya
Umumnya karyawan Bengkel Rohani sebagian besar berasal dari para
alumni pelatihan SSQ (Spiritual Science Quantum) yang telah dilaksanakan di Bengkel Rohani Ciputat dari beberapa angkatan (saat ini SSQ telah mancapai
angkatan ke duabelas). Materi yang didapat dalam pelatihan SSQ adalah
ilmu-ilmu keislaman (aqidah, ibadah dan akhlak) dan dakwah, psikologi pasien,
dasar-dasar system aliran darah dan saraf tubuh manusia, dan juga dasar-dasar
patologi. Mereka juga telah diikut sertakan sebagai peserta magang (system
asistensi) selama kurang lebih dua bulan di Bengkel Rohani Ciputat.
[image:42.612.147.527.232.650.2]Tabel I
Daftar Nama-Nama Karyawan Bengkel Rohani Cabang Ciputat4
NO NAMA JABATAN
1 Tatang Sutama Kepala Cabang
2 Fahmi Peruqyah
3 Hamdani Pembekam Ikhwan (laki-laki)
4 Yani Kasir
5 Rizky Repleksi dan akupuntur ikhwan (laki-laki)
6 Nur Rochmah Repleksi dan akupuntur akhwat (perempuan)
7 Anih Marlinah Pembekam akhwat (perempuan)
8 Julia Luvita Nauli Receptionist
9 Rusdianto Office Boy
4
35
1. Pelayanan medis dan Terapi5
Bengkel Rohani yang merupakan Organisasi Perawatan Kesehatan
secara Islami (Islamic Health Maintene Organization) saat ini mampu memberikan pelayanan dan produk-produk sebagai berikut :
a. Ruqyah Syariah/ Terapi Gangguan Jin
Pengobatan dengan membacca ayat-ayat Al-Quran dan do’a
dari Nabi Saw, untuk mengobati gangguan kejiwaan/jin dan membantu
mempercepat kesembuhan penyakit fisik.
b. Konsultasi
Sesorang pasien yang datang setelah melakukan registrasi maka
selanjutnya akan di panggil sesuai nomor urut untuk melakukan
konsultasi, hal ini dimaksudkan agar terjadi komunikasi yang efektif
untuk mengetahui keluhan, gejala penyakit pasien, sehingga akurasi
dari tindakan terhadap pasien lebih tepat dan akurat.
c. Al Hijamah/Bekam
Yaitu pengobatan dengan cara mengeluarkan darah
kotor/zat-zat yang tidak berguna bagi tubih, berguna untuk melenturkan
syaraf-saraf yang tegang, melancarkan peredaran darah dan menetralisir
zat-zat yang tidak dibutuhkan dalam darah.
Berbekam dalam kitab Lisan al’arab disbutkan bahwa kata al hijamah menurut bahasa sama dengan al-massu (penghisap atau penyedot). Krena ia merupakan upaya untuk menyedot atau menhisap
5
darah dari bagian yang disayat. Alhijamah berasal dari ( hajama yahjimu yuhjim). Sementara kata ikhtajama berarti berbekam dan al hajam berarti al masas yang mempunyai arti tukang bekam atau tukang hisap. Adapun hijamatu merupakan mashdar yang berarti perbuatan atau aktifitas bekam. Sedangkan almihjam dan ilmihjamah merupakan isim alat berarti alat yang digunakan untuk menyedot darah. Ol;eh Karena itu, alat yang digunakan untuk mengumpulkan
atau menghimpun darah bekam saat dilakukan penyedotan darah
seperti gelas atau botol itu dapat disebut ilmihjam yang berarti alat bekam dan mahjamah berarti bagian atau daerah yang dibekam.
d. Akupuntur
Akupuntur berasal dari kata Acus yang berarti jarum dan puntura yang berarti penusukan. Sesuatu metode terapi dengan tusuk jarum pada titik-titik dipermukaan tubuh untuk mengobati penyakit.
Akupuntur di kenal di Cina sejak 4000-5000 tahun yang lalu sebagai
bagian dari pengobatan tradisional China.
Kemajuan ilmu kedokteran turut memicu perkembangan terapi
pengobatan ini dengan lahirnya terpai akupuntur medic, yakni terapi
akupuntur berdasarkan prinsip medis, kajian ilmu syaraf
(neuroscience) dan bukti-bukti temuan (evidence based).
Efek penusukan terjadi lewat hantaran syaraf melalui humoral
atau endoktrin. Penusukan titik-titik akupuntur itu dapat menimbulkan
37
semata-mata untuk mengatasi penyakit yang dikeluhkan tetapi juga
sebagai imunitas untuk keluhan alergi, asama alergi kulit dan lainnya.
e. Repleksi
Repleksi adalah metode untuk mempelancar peredaran darah
yang ada di tubuh manusia, metode ini bekerja di daerah pusat dan
titik-titik peredaran darah sehingga lancar, secara tidak langsung kalau
peredaran darah lancar akan meningkatkan imunitas (kekebalan)
didalam tubuh dan penyakit bisa dicegah.
Selain pelayanan yang berbasis pada terapi Islami, Bengkel Rohani
juga mengadakan program pelatihan dan dakwah yang bertujuan untuk
mencetak kader-kader yang berbasis pada Al-Quran dan As-Sunnah, adapun
program tersebut antara lain :
1. Training terapi ruqyah syar’iyyah,
2. Training terapi hijamah/bekam,
3. Training iridiologi dan psikologi,
4. Pengajian bulanan Bengkel Rohani
5. Pengajian bulanan Ta’aruf center Bengkel Rohani
6. Lembaga Tahsin Qiro’ah Al-Qur’an Bengkel Rohani
Adapun jadwal pelayanan yang diadakan di Bengkel Rohani adalah
sebagai berikut:6
6
Tabel. II
Jadwal Pelayanan Ruqyah Bengkel Rohani Ciputat
NO. NAMA USTADZ WAKTU HARI KETERANGAN
1 Ust. Fahmi dan Ust.
Slamet Riyadi
09.00-21.00 WIB Senin Langsung
2 Ust. Slamet Riyadi 09.00-21.00 WIB Selasa Langsung
3 Ust. Slamet Riyadi 09.00-21.00 WIB Rabu Langsung
4 Ust. Fahmi 09.00-21.00 WIB Kamis Langsung
5 Ust. Fahmi dan Ust.
Riyadi
09.00-21.00 WIB Jumat Langsung
6 Ust. Fahmi dan Ust
Riyadi
09.00-21.00 WIB Sabtu Langsung
7 Ust. Abu Aqila 09.00-21.00 WIB Minggu Langsung
Ustadz Abu Aqila sebagai pakar dalam pengobatan Thibun Nabawi
beliau juga pandai dalam meramu obat-obatan herbal, dalam perjalanan waktu
selama ini beliau mendirikan Bengkel Rohani sampai saat ini sudah 23 (dua
puluh tiga) macam herbal yang diciptakannya dan banyak sekali manfaatnya
yang dirasakan oleh pasien-pasien yang berobat di Klinik Bengkel Rohani
sehingga mereka sehingga mereka bisa sembuh dengan mengkonsumsi obat
herbal tersebut.7
7
39
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Hasil Temuan Pelatihan Terapis yang Digunakan di Bengkel Rohani Bengkel Rohani adalah sebuah lembaga pengobatan yang menerapkan
beberapa metode pengobatan alternative. Bengkel rohani selalu
mengupayakan pengobatan maksimal yang bersumber dari syari’at Islam.
Selain itu bengkel rohani selalu mengupayakan cara-cara yang terbaik dalam
melakukan pengobatan alternative guna memperkaya kepercayaan
masyarakat. Seperti yang telah dikatakan oleh manager SDM Bengkel Rohani:
“Menurut Fahmi, mengenai data pasien yang telah beberapa kali
menjalani pengobatan alternative ini memberikan keterangan bahwa dengan
seijin Allah swt melalui pengobatan alternative di Bengkel Rohani telah
mengangkat penyakitnya.”
Selain mudah dijangkau cara pengobatan alternative di Bengkel
Rohani memiliki pekerja-pekerja yang profesional sesuai dengan ahlinya.
Yang membuat masyarakat banyak memilih program pengobatan alternative
di bengkel Rohani sebagai prioritas utama dalam menangani sebuah penyakit
baik jasmani maupun rohani. Seperti yang telah dijelaskan oleh Bapak Ahmad
Sobari selaku Manajer SDM bahwa program-program tersebut meliputi:
mengembalikan klien ke sebuah kesadaran darimana dia berasal, alasan
mengapa manusia diciptakan, tugas - tugas yang harus dilakukan manusia
didunia, beberapa hal yang pantas dilakukan didunia, hal-hal yang tak
pantas dilakukan didunia, mengembalikan manusia ke kesucian,
mengembalikan sebuah kertas yang berisikan tulisan tinta kembali menjadi
selembar kertas putih.
Terapi spiritual dalam bentuk massal dilakukan disebuah ruangan tertentu, pembicara yang sudah menguasai komunikasi terapeutik
memberikan pencerahan tentang hakekat mengapa manusia diciptakan,
mengenalkan tujuan manusia diciptakan dll, pencerahan - pencerahan ini
bertujuan mengurangi manusia terhadap keinginan dan memprioritaskan
kebutuhan, meskipun kebutuhan bagi setiap orang itu berbeda tetapi
minimal dengan mengetahui kebutuhan dasar manusia maka terapi ini
akan membantu manusia kembali ke kesadaran awal.
2. Kajian Islam dan Peruqyah Massal (KIR-MASSAL)
KIR-MASSAL adalah salah satu metode yang digunakan dengan
tujuan memperkenalkan Bengkel Rohani di masyarakat. Sebelumnya telah
dilakukan beberapa kali dengan peserta sebanyak 30 (tiga Puluh) orang.
Namun kini sempat terhenti dan akan dilaksanakan kembali dalam waktu
dekat.
Pada jadwalnya, KIR-MASSAL yang terdahulu dilaksanakan di
dua tempat yaitu;
a. Bekasi setiap Ahad pada minggu kedua
41
3. Ta’aruf Center
a. Pengertian Ta’aruf
Ta’aruf yaitu sebagai ajang pencarian jodoh yang syar’I. Taaruf
adalah kegiatan bersilaturahmi, kalau pada masa ini kita bilang
berkenalan bertatap muka, atau main/bertamu ke rumah seseorang
dengan tujuan berkenalan dengan penghuninya. Bisa juga dikatakan
bahwa tujuan dari berkenalan tersebut adalah untuk mencari jodoh.
Taaruf bisa juga dilakukan jika kedua belah pihak keluarga setuju dan
tinggal menunggu keputusan anak untuk bersedia atau tidak untuk
dilanjutkan ke jenjang khitbah-taaruf dengan mempertemukan yang
hendak dijodohkan dengan maksud agar saling mengenal. Sebagai
sarana yang objektif dalam melakukan pengenalan dan pendekatan,
taaruf sangat berbeda dengan pacaran. Taaruf secara syar`i memang
diperintahkan oleh Rasulullah SAW bagi pasangan yang ingin nikah.
Perbedaan hakiki antara pacaran dengan ta’aruf adalah dari segi tujuan
dan manfaat. Jika tujuan pacaran lebih kepada kenikmatan sesaat, zina,
dan maksiat. Taaruf jelas sekali tujuannya yaitu untuk mengetahui
kriteria calon pasangan.
b. Proses Taaruf
Dalam upaya ta’aruf dengan calon pasangan, pihak pria dan
wanita dipersilakan menanyakan apa saja yang kira-kira terkait dengan
kepentingan masing-masing nanti selama mengarungi kehidupan. Tapi
boleh dilakukan cuma berdua saja. Harus ada yang mendampingi dan
yang utama adalah wali atau keluarganya. Jadi, taaruf bukanlah
bermesraan berdua, tapi lebih kepada pembicaraan yang bersifat
realistis untuk mempersiapkan sebuah perjalanan panjang berdua.
c. Tujuan taaruf
Taaruf adalah media syar`i yang dapat digunakan untuk
melakukan pengenalan terhadap calon pasangan. Sisi yang dijadikan
pengenalan tidak hanya terkait dengan data global, melainkan juga
termasuk hal-hal kecil yang menurut masing-masing pihak cukup
penting. Misalnya masalah kecantikan calon istri, dibolehkan untuk
melihat langsung wajahnya dengan cara yang seksama, bukan cuma
sekedar curi-curi pandang atau ngintip fotonya. Justru Islam telah
memerintahkan seorang calon suami untuk mendatangi calon istrinya
secara langsung face to face, bukan melalui media foto, lukisan atau video. Karena pada hakikatnya wajah seorang wanita itu bukan aurat,
jadi tidak ada salahnya untuk dilihat. Khusus dalam kasus taaruf, yang
namanya melihat wajah itu bukan cuma melirik-melirik sekilas, tapi
kalau perlu dipelototi dengan seksama. Periksalah apakah ada jerawat
numpang tumbuh di sana. Begitu juga dia boleh meminta diperlihatkan
kedua telapak tangan calon istrinya. Juga bukan melihat sekilas, tapi
melihat dengan seksama. Karena telapak tangan wanita bukanlah
43
d. Manfaat Taaruf
Selain urusan melihat fisik, taaruf juga harus menghasilkan
data yang berkaitan dengan sikap, perilaku, pengalaman, cara
kehidupan dan lain-lainnya. Hanya semua itu harus dilakukan dengan
cara yang benar dan dalam koridor syariat Islam. Minimal harus
ditemani orang lain baik dari keluarga calon istri atau dari calon suami.
Sehingga tidak dibenarkan untuk pergi jalan-jalan berdua, nonton,
boncengan, kencan, nge-date dan seterusnya dengan menggunakan alasan taaruf. Janganlah ta`aruf menjadi pacaran, sehingga tidak terjadi
khalwat dan ikhtilath antara pasangan yang belum jadi suami-istri ini.
4. Lembaga Tahsin Al Qur’an (LTQ) Bengkel Rohani
a. Hukum Mempelajari Tahsin
Hukum mempelajari Ilmu Tajwid sebagai disiplin ilmu adalah
fardu kifayah. Adapun hukum membaca AlQuran dengan memakai
aturan-aturan tajwid adalah fardu ‘ain . Firman Allah SWT:
!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!ƒ!!!!! !!!!!!
“Dan bacalah al-Quran dengan tartil.” (Q.S. Al-Muzzammil 73: 4).Rasulullah SAW juga bersabda :
!!!!!!!!!!! !!!!!!!! !!!!ƒ!!!!! !!!! !!!!!!! È
!!!!!ƒ!!!!!!!!!!ƒ!Ê
!!
!
! !! ! !!!!!!!
!
“Bacalah AlQuran dengan cara dan suara orang Arab yang fasih”. (HR. Thabrani)
Syekh Ibnul Jazari (Ulama pakar ilmu tajwid dan qiro’at)
!!!!!!! !!ƒ!!!!!
!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!! !!!!
#
!!!!!!!!! È
!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!! !!
!!!!!!!ƒ!!!!!!!!!!!!!!!!
!!! !!!!!!
#
!! !! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!
“Membaca al-Quran dengan tajwid hukumnya wajib, Siapa saja
yang membaca AlQuran tanpa memakai tajwid hukumnya dosa,
Karena sesungguhnya Allah menurunkan AlQuran berikut tajwidnya.
Demikianlah yang sampai pada kita dari-Nya.”
b. Tujuan Tahsin dan Tilawah
Tujuan utama mempelajari ilmu tajwid dalam rangka tahsin
tilawah adalah menjaga lidah dari kesalahan ketika membaca AlQuran.
Dan kesalahan dalam membaca AlQuran ada dua macam :
1) ْﻲِﻠَﺠﻟْا ُﻦْﺤﻠﱠﻟَ ا/Al-Lahnul Jaliy
Kesalahan yang terlihat dengan jelas baik dikalangan awam
maupun para ahli tajwid.
Perubahan bunyi huruf dengan huruf lain
1) perubahan harakat dengan harakat lain
2) memanjangkan huruf yang pendek atau sebaliknya.
3) Mentasydidkan huruf yang tidak seharusnya atau sebaliknya.
2) ْﻲِﻔَﺨﻟْا ُﻦْﺤﻠّﻟَا/ Al-Lahnul Khofiy
Kesalahan ringan yang tidak diketahui secara umum, kecuali oleh
orang yang memiliki pengetahuan mengenai kesempurnaan
45
Diantaranya:
a. hukum-hukum pembacaan seperti membaca mad wajib
muttashil atau lazim dengan dua atau tiga harakat.
b. tidak menerapkan kaidah ghunnah pada huruf-huruf yang
seharusnya dibaca dengan ghunnah. Contoh sebagai berikut:
!!!!
!!!
–
!!! !!!!!!!!!!
–
!!! !!!!!!!!! !!!