• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program pelatihan terapis dalam pengobatan alternatif di bengkel rohani ciputat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Program pelatihan terapis dalam pengobatan alternatif di bengkel rohani ciputat"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRAM PELATIHAN TERAPIS DALAM PENGOBATAN

ALTERNATIF DI BENGKEL ROHANI CIPUTAT

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi

Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom.I)

Oleh:

SITI MASYITOH NIM : 107053001492

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana 1 UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini saya telah

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 2011

(3)

i ABSTRAK

Siti Masyitoh, “Program Pelatihan Terapis dalam Pengobatan Alternatif di Bengkel Rohani Ciputat.”

Kesehatan adalah modal utama setelah iman dalam menjalani kehidupan Namun sesempurnanya rencana kehidupan manusia, mereka pasti akan mengalami sakit, karena selain sebagai ujian, sakit juga merupakan nikmat dari Allah yang dapat menghapus dosa. Seiring dengan zaman, manusia semakin banyak menghadapi berbagai penyakit yang semakin sulit pula untuk diatasi, karena selain keterbatasan kemampuan, banyak orang yang mengalami keterbatasan biaya. Biaya pengobatan semakin membengkak sehingga banyaknya masyarakat yang berada di kalangan menengah kebawah berada pada kondisi yang memprihatinkan, dan menggunakan pengobatan yang ala kadarnya untuk mengobati penyakit yang belum diketahui sebelumnya. Hanya sabar dan ikhtiar yang dapat membuat manusia mengatasi kesulitan hidup. Oleh karena itu dibutuhkan berbagai ahli medis pada setiap penyakit, khususnya pada penyakit-penyakit yang sulit disembuhkan dan memerlukan biaya banyak.

Berdasarkan pernyataan diatas maka sebuah pelatihan tenaga medis maupun terapis sangat dibutuhkan dikalangan masyarakat untuk meningkatkan kualitas system pengobatan alternative saat ini. Karena selain biayanya murah, pengobatan alternative pun tidak kalah kualitasnya dibandingkan pengobatan kedokteran, maka dari itu pelatihan terapis adalah hal yang sangat menunjang hal tersebut.

Bengkel Rohani adalah pelopor / pionner dalam pengobatan dengan menggunakan syariat keIslaman yang sudah berpengalaman sejak bertahun-tahun dan memiliki program untuk mencapai suatu tujuan yang baik. Selain itu Bengkel Rohani memberikan pelayanan pelatihan khusus untuk para terapis agar meningkatkan kualitas kinerjanya.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif yaitu dengan melakukan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari orang atau perilaku yang dapat diamati, dalam hal ini penulis mengadakan wawancara terstruktur dan tidak terstruktur kepada ketua dan staff bengkel rohani. Adapun yang menjadi Subjek dari penelitian adalah Program Pelatihan Terapis dalam Pengobatan Alternatif di Bengkel Rohani Ciputat kemudian yang menjadi Objek penelitian ialah Bengkel Rohani Ciputat.

(4)

ii

Syukur Alhamdulillah peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, karena

berkat rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat terselesaikan. Peneliti menyadari

sepenuhnya, skripsi ini bukan semata-mata hasil kerja keras peneliti sendiri, tetapi

dukungan dari berbagai pihak, khususnya para pembimbing yang telah

mendorong para peneliti untuk segera menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu

peneliti menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya dan

penghargaan setulus hati kepada berbagai pihak, khususnya:

1. Prof. Dr. Komarudin Hidayat, selaku Rektor Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Drs. Cecep Castrawijaya, MA., selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah

SERTA Dsen Pembimbng yang selalu memberikan dukungan untuk

memberikan bmbingan, saran, konsultasi serta mebantu dalam

penyelesaian skripsi ini.

4. H. Mulkanasir, Ba, S.Pd, MM., selaku Sekretaris Jurusan Manajemen

Dakwah yang selalu memberikan dukungan dan motivasi untuk

penyusunan skripsi ini.

5. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya Jurusan Manajemen

Dakwah yang telah berbagi ilmu pengetahuan serta pengalaman berharga

kepada peneliti. Semua amal kebaikan bapak dan ibu dibalas dengan pahala

(5)

iii

6. Bpk Ust Ahmad Sobari, selaku Kepala Personalia Bengkel Rohani yang

telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melakukan

penelitian.

7. Bapak Fahmi, selaku tenaga ahli peruqyah Bengkel Rohani yang

memberikan arahan serta senantiasa memberikan motivasi agar terciptanya

skripsi ini.

8. Pimpinan dan staff Perpustakaan Utama dan Perpusatakaan Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan fasilitas bagi peneliti untuk

mengadakan studi kepustakaan.

9. Kepada Keluarga yang selalu mendukung baik secara moral maupun

materil. Terutama dari doa Umi dan Ayah tercinta yaitu ibu Hj. Bahijah

dan Bapak H, Nurudin. Serta kakak- kakak dan adikku yang tersayang

yang selalu memberikanku semangat.

10. Kepada sahabat-sahabatku di Manajemen Dakwah angkatan 2007

khususnya kelas B, Fitria Handayani, Iin Irnawati, Agus Supriyadi dan

semua yang membantu dalam pembuatan skripsi ini.

Tanpa dukungan mereka semua skripsi ini tidak akan terwujud. Semoga

dukungan dan doa dari semuanya akan dibalas oleh Allah SWT.

Akhir kata, peneliti berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua

pembaca dalam memperkaya khasanah ilmu dibidang Manajemen

Dakwah. Peneliti juga mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan

skripsi ini.

Jakarta, Juni 2011

(6)

iv

ABSTRAK... i

KATAPENGANTAR... ii

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 5

D. Metodologi Penelitian... 6

E. Tinjauan Pustaka ... 9

F. Sistematika Penulisan ... 10

BAB II LANDASAN TEORITIS ... 11

A. Program ... 11

1. Pengertian Program... 11

2. Macam dan jenis program ... 12

3. Tujuan Program ... 13

4. Sistem dan Proses Penerapan Program ... 14

B. Pelatihan... 16

1. Pengertian Pelatihan... 16

2. Fungsi dan tujuan pelatihan... 19

(7)

v

C. Terapi dan Ruang Lingkupnya ... 20

1. Pengertian terapi dan terapis ... 20

2. Model-model terapi ... 21

D. Pengobatan Alternatif ... 23

BAB III GAMBARAN UMUM BENGKEL ROHANI ... 27

A. Sejarah dan Profil Bengkel Rohani ... 27

B. Visi,Misi, dan Tujuan Bengkel... 30

C. Pasien Bengkel Rohani ... 31

D. Karyawan ... 32

E. Pelayanan Medis dan Terapi ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN PROGRAM PELATIHAN TERAPIS DALAM PENGOBATAN ALTERNATIF DI BENGKEL ROHANI... 39

A. Hasil Temuan Pelatihan Terapis yang Digunakan di Bengkel Rohani ... 39

1. SSQ (Spiritual Science Quantum)... 39

2. KIR-MASSAL (Kajian Islam dan Peruqyah Massal)... 40

3. Ta’aruf Center... 41

4. LTQ (Lembaga Tahsin Al Qur’an) Bengkel Rohani ... 43

5. Spiritual Power ... 45

(8)

vi

3. Ta’aruf Center... 48

4. LTQ (lembaga tahsin alquran)... 48

5. Spritual Power ... 48

BAB V PENUTUP... 50

A. Kesimpulan... 50

B. Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA... 52

(9)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tingkah laku manusia adalah dinamik. Setiap orang dalam

kehidupannya selalu didorong oleh keinginan-keinginan untuk mencari

kepuasan. Ia tidak pernah beristirahat, kehidupannya selalu berjuang untuk

memperoleh makanan, kepuasan seks, kehangatan, afeksi, keamanan

ekonomis dan emosional, prestasi, penghargaan. Ia menyadari kebutuhan atau

tujuan hidupnya. Ia harus bekerja ke arah tujuan-tujuan tertentu, dan prestasi

yang diperolehnya akan menyebabkan dirinya merasa kuat.

Jika memperhatikan orang-orang dalam kehidupan sehari-hari maka

banyak hal yang kita lihat. Ada orang yang kelihatannya gembira, bahagia,

dapat bergaul dengan sesama atau dengan anggota-anggota keluarganya

walaupun ia menghadapi bermacam-macam kesulitan. Tetapi sebaliknya ada

juga orang yang sering mengeluh dan mengalami depresi, konflik/fluktuasi,

gelisah, pikiran-pikiran obsesif, delusi dikejar-kejar, ketakutan abnormal,

kecemasan kronis, dan tidak dapat bergaul baik dengan sesama.

Dalam melakukan aktivitas tentunya manusia memiliki masalah yang

dihadapi misalnya diberikan suatu penyakit oleh Allah SWT dikarenakan

lelah, capek, atau sesuatu yang dapat mengganggu kesehatan jasmani dan

(10)

Manusia wajib merencanakan kegiatan dan hal-hal yang akan

dilakukannya kemudian hari pada kehidupannya. Sederetan kegiatan yang

akan dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu dinamakan program. Sebuah program sangat dibutuhkan dalam setiap pelaksanaan kegiatan

yang menginginkan pencapaian tujuan secara efektif, karena program

merupakan kegiatan yang di rencanakan maka tentu saja perencanaan itu

diarahkan pada pencapaian tujuan dan keberhasilan yang diukur. Memang

dapat dikatakan bahwa setiap orang yang membuat program kegiatan tentu

ingin tahu sejauh mana program tersebut terlaksana. Pencapaian tujuan

tersebut diukur dengan cara dan alat tertentu. Kegiatan yang bertujuan untuk

mengukur keberhasilan tersebut dikenal dengan evaluasi program.1

Islam merupakan suatu agama yang dibawakan oleh Rasulullah SAW

dengan keadaan yang universal, karena memiliki isi yang mencakup setiap

dimensi hingga akhir zaman yang memberikan manusia pandangan dalam

menjalani kehidupannya . Oleh karena itu konsep manusia menurut Islam

merupakan ciptaan dari Allah yang dimuliakan. Jadi, manusia perlu menjaga

kesehatan jasmani dan rohani.

Pada dasarnya salah satu dari nikmat Allah SWT adalah nikmat sehat,

baik rohani maupun jasmani. Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa

manusia tidak akan pernah luput dari kesalahan, masalah dan gangguan maka

dari itu, manusia sebagai makhluk sempurna yang mendapatkan bekal akal

diharapkan dapat memecahkan masalahnya tersebut, termasuk pada kesehatan.

1

(11)

3

Manusia yang tidak sehat baik rohani maupun jasmani akan merasa terganggu

pada aktivitas sehari-harinya namun untuk mendapatkan kesehatan terasa

semakin sulit saat ini tertanda semakin mahalnya biaya pengobatan, pola

makan yang tak terkontrol akibat menaiknya biaya hidup, serta banyaknya

makanan yang tidak benar-benar sehat. Oleh sebab itu timbullah

lembaga-lembaga pengobatan di mana pada zaman Rasulullah Saw belum adanya suatu

wadah / lembaga yang menangani untuk kesembuhan penyakit secara

tradisional namun juga tidak kalah dengan pengobatan modern. Karena

berdasarkan sabda nabi bahwa sesungguhnya segala penyakit pasti akan nada

obatnya seperti yang dicantumkan pada hadis berikut;

Ê

! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!

!!

Å

!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!! !!!Å

!!!!!!!!! !!!!!!!!! !!!!!!!!È

! !!!! !!!!

!!

!!!!!!!!!!!

!!!! !!!

!!

!!!!!!!ƒ!!

!

!! !!!!!! !!!!!!

!

!!

Artinya : Hai Hamba-Hamba Allah, berobatlah kalian, karena sesungguhnya Allah SWT tidak sekali-kali membuat penyakit melainkan dia membuat pula obatnya, kecuali suatu penyakit, yaitu penyakit ketuaan.( riwayat Imam Ahmad )

Kesehatan adalah modal utama setelah iman dalam menjalani

kehidupan, namun seiring dengan zaman, biaya pengobatan semakin

membengkak sehingga banyaknya masyarakat yang berada di kalangan

mengengah ke bawah menempuh kondisi yang memprihatinkan, dan

menggunakan pengobatan yang ala kadarnya untuk mengobati penyakit yang

belum diketahui sebelumnya. Sesempurnanya rencana kehidupan manusia,

mereka pasti akan menalami sakit, karena selain sebagai ujian, sakit juga

merupakan nikmat dari Allah yang dapat menghapus dosa. Hanya sabar dan

(12)

Indonesia masih terdapat banyak penderita penyakit-penyakit yang

sulit di sembuhkan namun mereka tidak dapat berobat hanya dikarenakan

pembekakan biaya. Oleh karena itu Klinik syari’ah Bengkel Rohani adalah

pelopor / pionner dalam pengobatan dengan menggunakan syariat keislaman

yang sudah berpengalaman sejak bertahun-tahun dan memiliki program yang

menunjang untuk sebuah kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai

suatu tujuan yang baik. Berawal dari pengalaman spiritual tersebut, maka

begitu banyak pasien- pasien yang datang ke klinik pengobatan tradisional

yang bisa diobati dan Alhamdulillah mendapatkan kesembuhan dari Allah

SWT, bukan saja penyakit-penyakit fisik tapi juga penyakit non fisik.

Bengkel Rohani memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh

baik kesehatan jasmani maupun kesehatan rohani. Karena keduanya adalah

merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan. Terapis di Bengkel Rohani

dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang memadai di bidang

pengobatan dengan syariat Islam standar kesehatan modern. Karena

banyaknya orang melakukan pengobatan dengan pergi ke dukun-dukun karena

didalam Islam tidak diperbolehkan. Manusia ketika sakit melakukan

pengobatan ke dukun, karena itu perbuatan yang dapat menduakan Allah

SWT.

Oleh karena itu berdasarkan permasalahan diatas peneliti mengambil

(13)

5

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis jabarkan diatas

maka penulis membatasi masalah hanya pada Program Pelatihan Terapis

dalam Pengobatan Alternatif yang berawal di Bengkel Rohani Ciputat.

2. Perumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah

mengenai :

a. Apa saja program pelatihan terapis dalam pengobatan alternatif di

bengkel rohani Ciputat ?

b. Bagaimana pelaksanaan program pelatihan terapis dalam pengobatan

alternatif di Bengkel Rohani?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan tersebut maka tujuan penelitian

ini adalah:

a. Mengetahui program pengobatan yang dilaksanakan di Bengkel rohani

b. Mengetahui Bagaimana pelaksanaan program pelatihan terapis dalam

pengobatan alternatif di Bengkel Rohani

2. Manfaat Penelitian

a. Akademis: Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan

(14)

b. Praktis: Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan

berbagai kalangan, seperti Kesehatan dan dakwah.

c. Lembaga yang diteliti: dengan penelitian ini diharapkan dapat

menambah wawasan dan masukan bagi para pengelola Bengkel

Rohani agar tercapainya tujuan yang telah ditentukan.

D. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu dengan

melakukan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis dari orang atau perilaku yang dapat diamati.2

Menurut Strauss and Corbin, seperti yang dikutip oleh Basrowi dan

Sudikin, bahwa qualitative research (riset kualitatif ) merupakan jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat

dicapai dengan menggunakan prosedur statistik atau cara kuantifikasi

lainnya.

Pada dasarnya landasan teoritis dalam penelitian kualitatif,

menurut Melon, bertumpu secara mendasar pada fenomenologi, yang merupakan dasar teoritis utama dan teori yang lainnya yaitu berkaitan

dengan interaksi simbolik, kebudayaan dan etnometodologi sebagai penunjang latar belakang dari bentuk penelitian kualitatif.3

2

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung, Remaja Rosdakarya, 2000 ) Hal.3

3

(15)

7

2. Subjek dan Objek Penelitian

Adapun yang menjadi Subjek dari penelitian adalah para terapis

dan pasien kemudian yang menjadi Objek penelitian ialah

program-program pelatihan yang ada di Bengkel Rohani Ciputat.

3. Teknik Pengumpulan

Dalam pengumpulan data penulis menggunakan beberapa teknik

atau cara:

a. Kepustakaan,

Yaitu dengan cara pencarian data dengan berupa buku-buku,

lembar-lembar serta beberapa cara yang berupa dokumen-dokumen

yang berhubungan dengan Bengkel Rohani.

Riset kepustakaan ini adalah dilakukan mencari ata atau

informasi riset melalui membaca jurnal ilmiah, buku-buku referensi

dan bahan-bahan publikasi yang tersedia di perpustakaan.

b. Observasi/survei,

Observasi adalah kunjungan langsung ke tempat penelitian

serta mengamati pasien dan cara-cara pengobatannya. serta untuk

memperoleh data yang lebih akurat tentang sistem pelatihan dan yang

berhubungan dengan Bengkel Rohani.

Metode survey dan metode observasi adalah sama merupakan

metode pengumpulan ‘data primer’ dengan memperolehnya secara

langsung dari sumber lapangan penelitian. Biasanya pengumpulan data

(16)

kuesioner dan wawancara baik secara lisan maupun tertulis yang

memerlukan adanya kontak secara tatap muka antara peneliti dengan

respondennya (subjek).4

c. Wawancara,

Adalah teknik pengumpulan data dengan cara Tanya jawab

kepada beberapa orang yang berhubungan dan mempunyai peran

terhadap Bengkel Rohani serta pembuatan skripsi ini. Pada wawancara

biasanya data yang dikumpulkan bersifat kompleks, sensitif, dan

kontroversial sehingga menyebabkan kurang mendapat respon dari

subjeknya, apalagi kalau responden tidak dapat menulis atau kurang

memahami daftar pertanyaan yang diajukan tersebut.5

4. Teknik Analisa Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan

dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,

menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam

pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat

kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang

lain.6 Teknik pengelolaan data yang peneliti gunakan dalam mengolah data

penelitian ini adalah dari hasil wawancara, observasi, dokumentasi, dan

bahan pustaka dengan menggunakan pola deskriptif analisis, yakni peneliti

4

ibid. h.22

5

Ibid h.23

6

(17)

9

mencoba memaparkan semua data dan informasi yang diperoleh kemudian

data dianalisa dengan berpedoman dengan sumber-sumber tertulis.

5. Teknik Penulisan

Adapun teknik penulisan dalam penelitian skripsi ini adalah

mengguankan “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan

Disertasi)” yang diterbitkan oleh CEQDA (Center for Quality Development And Assurance) UIN Syarif Hidayatullah, 2007.7

E. Tinjauan Pustaka

1. Analisis Terapi Berfikir Positif Menurut Dr. Ibrahim Elfiky.

Disusun oleh : Rachmat Prasetio, NIM 106052001969. BPI. 2010 M/1431

H.

Membahas tentang cara berfikir Dr. Ibrahim Elfiky yang belum diketahiu

banyak orang.

2. Terapi Mengatasi Ketakutan Dalam Menghadapi Kematian Menurut Ibnu

Maskawaih.

Disusun Oleh : Harid Isnaeni, NIM 105052001754, BPI, 1430 H/2009 M.

Sedangkan judul skripsi ini adalah “Program Pelatihan Terapis Dalam

Pengobatan Alternatif di Bengkel Rohani Ciputat.” Disini penulis

membahas tentang bagaimana pelatihan terapis dalam menjalani

pengobatan alternative di Bengkel Rohani Ciputat.

7

(18)

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah maka penulis membagi atas lima bab secara

rinci sebagai berikut.

Bab I Pendahuluan: Pada bab ini penulis mengutarakan tentang : Latar Belakang, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat

Penelitian, Metodologi Penelitian, Sistematika Penelitian.

Bab II Tinjauan Teoritis,Pada bab ini penulis mengutarakan tentang: definisi program, definisi pelatihan, cara-cara pelatihan, pengertian pelatihan

terapis, cara pelatihan terapis, definisi pengobatan, macam-macam

pengobatan, pengertian pengobatan alternatif.

Bab III Gambaran Umum Bengkel Rohani, Pada bab ini penulis memuat tentang : Sejarah dan Profil Bengkel Rohani, Visi dan Misi, Struktur

Organisasi, Prinsip Bengkel Rohani, dan Program-program Bengkel Rohani.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, Pada bab ini penulis memuat tentang: Analisis Program Pelatihan Terapis dalam Pengobatan

Alternatif di Bengkel Rohani Ciputat.

(19)

11

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Program

1. Pengertian Program

Secara etimologi, dalam kamus besar bahasa Indonesia terbitan

Depertemen Pendidikan kebudayaan (1998), program adalah acara (seperti

sebuah siaran, pengelolaan dan senagainya).1

Pengertian program adalah acara, sementara Kamus Webster

International Volume 2 lebih merinci lagi, yakni : program adalah suatu

jadwal (schedule) atau perencanaan untuk ditindak lanjuti dengan

penyususnan “butir” siaran yang berlangsung sepanjang siaran itu berada

di udara.2

Program adalah sederetan rencana kegiatan yang akan

dilaksanakan oleh seorang atau kelompok organisasi, lembaga bahkan

negara mempunyai suatu program, Suharsimi Arikunto mengemukakan

program sebagai berikut; “program adalah sederetan rencana kegiatan

yang akan dilaksanakan untuk mencapai suatu kegiatan tertentu.3

1

DEPDIKBUD, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka), cet. Ke-1, h.702

2

RM. Soenarto, Programa Televisi dari penyusunan sampai pengaruh siaran, (Jakarta; FFTV-IKJ Press, 2007)cet. 1 h.1

3

(20)

Menurut bahasa program merupakan sebuah istilah yang

digunakan sebagai bentuk cara menjalankan sebuah usaha atau kegiatan,

dengan kata lain adalah sebuah rancangan yang disusun secara sistematis.

Sedangkan menurut buku Koperasi Keluarga Guru Jakarta

(KKGJ), bahwa pengertian program adalah pernyataan aktivitas-aktivitas

atau langkah-langkah yang diperlukan untuk merealisasikan rencana yang

telah ditetapkan di dalam jangka waktu tertentu (1 tahun).

Program-program koperasi berkaitan dengan aktivitas penyediaan atau pengadaan

barang untuk anggota, pemasaran produk-produk anggota, penyediaan

dana dan jasa lainnya atau berbagai bentuk pelayanan lainnya.

Program kerja merupakan bagian dari perangkat lunak dalam

menjalankan roda organisasi, dalam upayanya mencapai tujuan yang telah

ditetapkan, karena itu merupakan sebuah kelaziman, program kerja dapat

dijadikan sebagai tingkat penuntun, dasar pijakan dan landasan hukum

dalam mengelola organisasi.4

Dalam pemaparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa program

merupakan suatu deretan rencana kegiatan untuk melaksanakan

langkah-langkah yang diperlukan untuk merealisasikan keefektifan kegiatan

tersebut.

2. Macam dan jenis program

Macam atau jenis program dapat beragam wujud, jika ditinjau dari

berbagai aspek, sebagai berikut :

4

(21)

13

a. Dari segi tujuan, ada yang bertujuan yang mencari keuntungan, maka

ukurannya adalah seberapa banyak program tersebut telah memberikan

keuntungan, dan jika program tersebut bertujuan sukarela, maka

ukuranya adalah seberapa banyak program tersebut bermanfaat bagi

orang lain.

b. Dari segi jenis, ada program pendidikan, pemberdayaan, program

koperasi, program kemasyarakatan dan sebagainya. Klasifikasi

tergantung dari isi program yang bersangkutan.

c. Dari segi jangka waktu, ada program jangka pendek jangka menengah

dan jangka panjang.

d. Dari segi keluasan,ada program sempit dan ada program sempit dan

ada program luas.

e. Dari segi pelaksanaannya ada program kecil dan program besar.

f. Dari segi sifatnya, ada program penting dan ada program kurang

penting.5

3. Tujuan Program

Tujuan program adlah sasaran atau maksud yang harus dicapai

dalam proses kegiatan yang direncanakan. Hal ini sesuai dengan yang

dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto sebagai berikut : tujuan program

merupakan suatu yang pokok dan harus dijadikan pusat perhatian oleh

evaluator, jika suatu program tidak mempunyai tujuan yang bermanfaat,

maka program tersebut tidak perlu dilaksanakan.6

5

Arukunto Suhersimi,”Penilaian Pendidikan”,Yogyakarta :Bina Aksara,1998.hal 2

6

(22)

Tujuan program dibagi menjadi dua bagian yaitu: tujuan umum

dan khusus (obyektives). Tujuan umum biasanya menunjukan output dari

program jangka panjang. Sedangkan tujuan khusus outputnya jangka

pendek.7

4. Sistem dan Proses Penerapan Program

Dalam menentukan sasaran program yang dicapai dapat berjalan

secara maksimal, diperlukannya sebuah system sebagai alat untuk

mencapai tujuan. Adapun berbicara merupakan system,yang banyak

digunakan orang untuk menggambarkan totalitas yang terdiri dari dari

komponen-komponen yang saling berinteraksi dan bergerak menuju ke

suatu tujuan tertentu.Adapun dalam system tersebut terdiri dari sub-sub

system yang berdiri sendiri serta saling berkaitan.

Dalam pengertiannya, system merupakan suatu kesatuan dari

beberapa subsystem atau elemen untuk mencapai tujuan.Dalam pengertian

lainnya komponen-komponen atau subsistem yang saling

berinteraksi,dimana masing-masing bagian tersebut dapat bekerja secara

sendiri-sendiri (independen) atau bersama-sama serta saling berhubungan

membentuk satu kesatuan sehingga tujuan atau sasaran system tersebut

dapat tercapai secara keseluruhan.

Keterkaitan dalam pelaksanaannya program sangat berpengaruh

pada pentingnya kualitas informasi yang digunakan untuk menyusun

berbagai program kegiatan dalam bentuk informasi yang diperoleh, dengan

cara menyimpan, memelihara menggunakan informasi tersebut.

7

(23)

15

Dalam mengimplementasikan sebuah kegiatan atau program,

diperlukan metode yang alat penunjang jalannya sebuah kegiatan atau

program diantaranya dikemukakan oleh Schendel dan Hofer, sebagai

berikut: pertama, sruktur, termasuk, didalamnyasruktur fisik metode

spesiliasi, metode departementalisasi, koordinasi, delegassi wewenang dan

organisasi informal. Kedua, proses, meliputi system alokasi sumber daya,

system informasi, system evaluasi dan pengukuran, system imbalan,

prosedur pelaksanaan dan system promosi. Ketiga, berkenaan prilaku antar

pribadi dalam organisasi, gaya kepemimpinan dan penggunaan kekuasaan.

Proses pelaksanaan program. Tertuang dalam pelaksanaan satuan kegiatan

diantarannya kegiatan pendukung merupakan ujung tompak kegiatan

secara keseluruhan. Proses yang perlu ditempuh adalah:

a. Tahap perencanaan, program satuan layanan dan kegiatan pendukung

direncanakan secara tertulis dengan memuat sasaran, tujuan,

materi,metode, waktu, tempat dan rencana penilaian.

b. Tahap pelaksanaan, program tertulis satuan kegiatan (layanan atau

pendukung) dilaksanakan sesuai dengan perencanaannya.

c. Tahap penilaian, hasil kegiatan diukur dengan hasil evaluasi

d. Tahap analisis hasil, hasil penilaian dianalisis untuk mengetahui

asspek-aspek yang perrlu, mendapat perhatian lebih lanjut.

e. Tahap tindak lanjut, hasil kegiatan di tindaklanjuti berdasarkan hasil

analisis yang dilakukan sebelumnya. Melalui layanan dan kegiatan

pendukung yang relevan.8

8

(24)

5. Tujuan Program

Tujuan adalah sasaran atau maksud yang harus dicapai dalam

proses pelaksanaan kegiatan yang direncanakan. Hal ini sesuai dengan

yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto sebagai berikut : 9

Tujuan program merupakan suatu pokok dan harus dijadikan pusat

perhatian oleh evaluator. Jika suatu program memiliki tujuan yang tidak

bermanfaat, maka program tersebut perlu dilaksanakan . Tujuan program

dibagi menjadi dua bagian, yaitu tujuan umum dan khusus. Tujuan umum

biasanya menunjukkan output dari program jangka panjang, sedangkan

tujuan khusus outputnya program jangka pendek.10

B. Pelatihan

1. Pengertian Pelatihan

Pelatihan adalah suatu pembinaan terhadap tenaga kerja disamping

adanya upaya lain.pelatihan meruakan proses belajar mengajar dalam

rangka meningkatkan kemampuan sumber daya manusia melaksanakan

tugasnya. Pelatiahn juga merupakan upaya untuk mentransfer

keterampilan dan pengetahuan kepada para peserta pelatihan sedemikian

rupa sehingga para peserta menerima dan melakukan pelatihan pada saat

melaksanakan pekerjaan.11

9

Arikunto Suharsimi,”Penilaian Pendidikan”Yogyakarta:Bina Aksara,1998 hal.35

10

Arikunto, Suharsimi “Penilaian Pendidikan”, Yogyakarta: Bina Aksara 1998 hal.45

11

(25)

17

Pelatihan juga akan berhasil jika identifikasi kebuthab pelatihan

dilakukan dengan benar. Pada dasarnya kebutuhan pelatihan itu adalah

untuk memnuhi kekurangan pengetahuan, meningkatkan keterampilan atau

sikap dengan masing-masing kadar kemampuannya. Yang dimaksud

dengan pelatihan ialah “ Upaya mengembangkan kemampuan intelektual

dan kepribadian manusia.12

Penggunaan istilah pelatihan (training) dikemukakan para ahli

seperti D Ale Yorder yang dikutip oleh Mangkunegara, menggunakan

istilah pelatihan untuk pegawai pelaksanaan dan pengawas, sedangkan

Wekley dan Yukl lebih memperjelas mengenai penggunaan istilah

pelatihan. Mereka berpendapat bahwa : “ Pelatihan merupakan

istilah-istilah yang berhubungan dengan usaha-usaha bencana yang

diselenggrakan untuk mencapai penguasaan skill, pengetahuan dan

sikap-sikaop pegawai atau anggotya organisasi.13

Pelatihan merupakan wahana untuk membangun sumber daya

manusia era globalisasi yang penuh dengan tantangan. Karena itu, kegiatan

pelatihan tidak dapat diabaikan begitu saja terutama dalam memasuki era

persaingan yang makin ketat, tajam, berat pada abad ini. Berkaitan dengan

hal tersebut pelatihan merupakan salah satu cara untuk memberdayakan

masyarakat.

12

Soekidjo Notatmojo, Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta : PT.Rineka Cipta, 2004, h.25

13

AA.Anwar Prabu Mangku Negara, Manajeman Sumber Daya Manusia Perusahaan

(26)

Menurut Oemar Hamalik, meliat dari segi operasional pelatihan

diartikan sebagai suatu proses yang meliputi serangkaian tindakan

(upaya)yang dilaksanakan secara sengaja dalam bentuk kepribadian

kepada tenaga kerja oleh tenaga profesional kepelatihannya dalam satuan

waktu yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kerja peserta

dalam bidang pekerjaan tertentu guna meningkatkan efektifitas dan

produktifitas dalam suatu organisasi. 14

Gomes mendefinisikan pelatihan sebagai berikut: “setiap usaha

untuk memperbaiki performasi pekerja ada suatu pekerjaan tertentu yang

sedang menjadi tanggung jawabnya, atau suatu pelatihan kerjaan yang ada

kaitannya dengan pekerjaannya.

Pelatihan juga di definisikan sebagai kegiatan dari suatu proses

pendidikan yang tujuannya untuk meningkatkan kemamouan dan

keterampilan khusus seseorang atau kelompok.

Pelatihan juga dinyatakan sebagai proses belajar atau proses

latihan yang memiliki tujuan yang jelas dan menggunakan beragam cara

menyampaikan serta melibatkan keaktifan peserta. Pencapaian tujuan

harus mengenai tiga aspek diantaranya adalah aspek perasaan, aspek

tingkah laku, dan aspek pikiran.

14

(27)

19

2. Tujuan pelatihan

Tujuan dari pelatihan adalah suatu pernyataan tentang

pengetahuan, keterampilan dan attitude yang diharapkan dapat dicapai atau

dikuasai oleh peserta pelatihan ketika pelatihan telah selesai.

Pada saat ini umumnya tujuan pelatihan dibuat dalam standard

kompetensi, karena biasanya pelatihan bertujuan untuk pemenuhan suatu

kompetensi tertentu. Kadangkala suatu pelatihan disiapkan untuk

pemenuhan suatu jenis

Tujuan pelatihan merupakan standard kualifikasi bagi pencapaian

kemampuan atau kompetensi dari suatu proses pelatihan dan

belajat-mengajar. Umumnya tujuan pelatihan dirumuskan dalam dua jenis; yaitu :

Tujuan Umum (Goals) dan Tujuan Khusus (Objectives).

Ketika proses pelatihan selesai atau proses belajar mengajar

berakhir, maka sebaiknya dilakukan post test dan evaluasi. Post test

dilakukan dengan cara menguji kemampuan atau kompetensi yang

diharapkan terhadap peserta pelatihan, sehingga dapat diketahui

pencapaian atau perkembangannya akibat proses belajar-mengajar.

Sedangkan evaluasi biasanya dilakukan untuk menilai seberapa jauh

kesuaian anatara pelaksanaan proses pelatihan dengan rencana yang telah

ditetapkan.

3. Rancangan pelatihan

Rancangan pelatihan (Training Design) adalah rancangan yang

(28)

training, penyusunan rancangan pelatihan harus memperlihatkan

pihak-pihak yang akan terlibat dalam pelatihan (peserta, penyelenggara, dan

trainer) tujuan yang akan dicapai, materi yang akan diolah metode dan

peralatan yang hendak dipakai, tempat pelaksanaan, jadwal kegiatan untuk

setiap sesi ataupun secara keseluruhan.15

Berdasarkan penjabaran yang penulis paparkan, maka penulis

menyimpulkan bahwa program pelatihan merupakan rencana kegiatan

pelatihan yang dibuat oleh seseorang maupun kelompok, untuk

menghasilkan sebuah tujuan program pelatihan tersebut.

C. Terapi dan Ruang Lingkupnya 1. Pengertian terapi dan terpais

Dalam kamus lengkap psikologi, terapi atau dalam bahasa Inggris

diesbut dengan therapy adalah satu perlakuan atau pengobatan yang ditujukan kepada penyembuhan satu kondisi patologis. Sedangkan

seseorang yang dilatih dalam pengobatan penyakit dan gangguan kejiwaan

disebut dengan terapis atau dalam bahasa Inggris disebut therapist.16 Dalam kamus besar bahasa Indonesia, terapi adalah usaha untuk

memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit, pengobatan penyakit,

perawatan penyakit.17 Adapun dalam bahasa Arab istilah terapi dapat

15

Agus M, Hardjana, Training SDM yang Efektif, (Yogyakarta : Kanisius, 2001) Cet, ke 1, hal, 35

16

JP. Chaplin, penerjemah Kartini Kartono, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta; Rajawali Press, 1981) cet. 1 h. 198

17

(29)

21

disamakan dengan kata-kata isytisyfa yang berasal dari kata “ syafa’-yasyfi’-syifa’” yang berarti menyembuhkan.18

MA. Subandi mengemukakan bahwa terapi merupakan proses

formal interaksi antara dua pihak atau lebih yang satu adalah profesional

penolong (terapis) dan yang lain adalah petolong (orang yang ditolong),

dengan catatan bahwa interaksi itu menuju pada perubahan rasa, piker,

perilaku dan kebiasaan yang ditimbulkan dengan adanya tindakan

profesional terapis dengan latar ilmu perilaku dan teknik-teknik usaha

yang dikembangkannya.19

2. Model-model terapi

Dr. Muhammad Solihin did dalam bukunya Terapi Sufistik menyebutkan ada enam model terapi yaitu:20

a. Terapi Client Centered. Terapi jenis ini menaruh kepercayaan dan

meminta tanggung jawab yang lebih besar kepada klien dalam

menanggulangi masalah-masalahnya.

b. Terapi Realitas. Yaitu terapi jangka pendek yang berfokus pada saat

sekarang, menekankan kekuatan pribadi dan pada dasarnya merupakan

jalan agar para klien dapat belajar bertingkah laku yang lebih realistic

sehingga dapat mencapai keberhasilan.

c. Terapi Relaksasi. Terapi ini diberikan kepada orang yang mudah

disugesti. Terapi model ini pada umunya diulakukan oleh seorang

18

Ahmad Warsono Munawwir, kamus Al-Munawwir, Arab-Indonesia, (Yogyakarta, Pondok Peantren Al-Munawwir,1984)h. 782

19

MA. Subandi, Psikoterapi, (Yogyakarta;Pustaka Pelajar, 2001)cet ke-1, h. 9

20

(30)

terapis yang ahli dibidang hipnotis. Dengan terapi sugesti ini klien

diarahkan untuk dapat melakukan rileksasi.

d. Terapi perilaku. Yaitu terapi yang bermaksud agar klien berubah baik

sikap maupun perilakunya terhadap objek atau situasi yang

menakutkan secara bertahap, klien dilatih dan dibimbing menghadapi

objek atau situasi yang menimbulkan panic atau phobic. Pelatihan ini

dilakukan berulang-ulang sampai pada akhirnya klien dapat melakukan

tanpa dapat bantuan dari orang lain. Sudah tentu latihan perilaku ini

didahului dengan pemberian psioterapi untuk memperkuat

kepercayaan diri.

e. Terapi Keagamaan. Terapi keagamaan adalah terapi yang dilakukan

dengan menggunakan pendekatan keagamaan seperti menggunakan

ayat-ayat suci Al-Quran, hadist Nabi dan pemikiran-pemikiran

keislaman yang secara implicit mengundang terapi. Adapula yang

menggunakan dzikir dan doa-doa tertentu yang pada intinya memohon

kepada Allah agar diberi ketenangan hati. Dengan terapi jenis ini

diharapkan seseorang dapat terbebas dari rasa cemas, tegang, depresi

dan lain-lain. Sebagaimana dijelaskan pada firman Allah SWT pada

QS.Asy-Syu’araa, 26:80











(31)

23

f. Terapi Holistik. Terapi holistic adalah terapi yang mencakup

keseluruhan aspek manusia, dalam artian bahwa terapi dilakukan tidak

hanya melalui obat-obatan semata, atau hanya ditujukan kepada

aspek-aspek kejiwaan akan tetapi mencakup aspek-aspek-aspek-aspek lain seperti

organobiology, psikologi, psikososial, psikoritual dan sebagainya.

Sehingga klien dapat diobati secara menyeluruh. Pada intinya terapi

holistic ini adalah bentuk terapi yang memandang keseluruhan aspek

pada klien.

D. Pengobatan Alternatif

1. Pengertian Pengobatan Alternatif

Pengobatan alternative bukan barang langka lagi pada masa

sekarang. Kita tidak hanya bisa menjumpai metode-metode pengobatan ini

di desa-desa terpencil. Kini pengobatan alternative banyak ditemukan di

berbagai kota besar dan juga kota kecil lainnya di Indonesia.

Pengobatan alternatif bermunculan pada saat masyarakat mulai

memberikan perhatian yang lebih terhadap alterantif pengobatan yang

biasanya hanya mengandalkan pihak-pihak rumah sakit (medis)dengan

pengobatan modern. Bisa dikatakan juga, pengobatan alternatif merupakan

pelengkap pengobatan kedokteran yang bersifat holistik.

Pengobatan alternative bermunculan pada saat masyarakat mulai

memberikan perhatian yang lebih terhadap alternative pengobatan yang

(32)

pengobatan modern. Bisa dikatakan pengobatan alternative merupakan

perlengkapan pengobatan kedokteran yang bersifat holistic. Sebagian

kalangan menilai metode pengobatan alternative menyesatkan, ini

disebabkan karena beberapa metodenya ada yang memiliki kesamaan.

Pengobatan alternative merupakan bentuk pelayanan pengobatan

yang menggunakan cara, alat, atau bahan yang tidak termasuk dalam

standar pengobatan modern (pelayanan kedokteran standar) dan

dipergunakan sebagai alternative atau pelengkap pengobatan kedokteran

modern tersebut.

Pengobatan alternative merupakan metode pengobatan yang

menggunakan pendekatan diluar medis. Dalam pengobatan alternative,

segala memungkinkan dan pengobatan yang dimasukkan kedalam tubuh

seperti penggunaan obat-obat alami, jamu-jamuan, rempah, herbal alami

hingga pengobatan dari luar tubuh seperti menggunakan media dan alat

tertentu. 21

2. Jenis-Jenis pengobatan alternatif

Pengobatan alternatif dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:

a. Terapi pikiran dan spiritual, seperti: - Dreamwork

- Hipnoterapy

- Psikoterapi

- Psikoanalitik

21

Gagas Ulung, Tempat pengobatan Alternatif Paling Dicari, PT. Gramedia

(33)

25

- Terapi Cahaya

- Terapi Humanistis

- Terapi Keluarga

- Terapi Kelompok

- Terapi Kognitif

- Terapi Musik

- Terapi

- Suara

- Terapi Seni

- Terapi Warna

- Visualisasi

b. Terapi fisik antara lain: - Aromaterapi

- Hidroterapi

- Osteopati

- Teknik Relaksasi

- Zero Balancing

c. Terapi energi di antaranya:

- Akupunktur, cara pengobatan dengan perangsangan titik

akupunktur di permukaan tubuh.

- Akupresur, cara pengobatan dengan penekanan.

- Meditasi, metode penguasaan pikiran untuk mencapai harmoni

(34)

meningkatkan asupan oksigen, menstabilkan detak jantung dan

pernapasan, mengatasi stres.

- Qigong Refleksiologi, perangsangan tenaga penyembuhan tubuh

melalui pijatan kaki. Manfaatnya: mengobati sistem urin, reumatik,

metabolisme dan sistem pencernaan, sistem syaraf dan sistem

tulang, sistem kekebalan tubuh, sistem reproduksi, sistem

pernapasan, sistem panca indera, dan lain-lain.

- Terapi Polaritas, terapi yang berhubungan kuat dengan sistem

kesehatan tubuh lainnya yang meliputi: diet, peregangan, sentuhan

dan manipulasi, serta sikap mental.

- T'ai chi, pengobatan melalui gerakan bela diri untuk memperoleh

keseimbangan tubuh dan jiwa manusia.

- Prana, pengobatan dengan tenaga prana (sumber tenaga prana:

matahari, udara, dan bumi). Prinsipnya membersihkan dan

memberikan energi pada tubuh bioplasmik dengan energi prana.

- Yoga, sistem kesehatan yang holistik dari India. Melalui yoga,

manusia akan lebih baik mengenali dirinya, mengenali jiwanya,

dan mengenali pikirannya.22

22

(35)
[image:35.612.129.539.58.441.2]

27

BAB III

GAMBARAN UMUM BENGKEL ROHANI CIPUTAT

A. Sejarah dan Profil Bengkel Rohani

Kata “bengkel” berarti setiap pasien yang datang ke bengkel rohani

pelu disehatkan. Mungkin ada “onderdil”-nya yang sudah mulai usang atau

keropos, dan lain-lain. Pada prinsipnya semua manusia rawan terkena

penyakit, dan apabila seseorang sudah terkena penyakit harus segera

disehatkan kembali melalui satu institusi penyembuhasn dan pemeliharaan

kesehatan bernama Bengkel Rohani.

Kata “Rohani” berarti dalam proses penyembuhan dan penyehatan,

maka rohani atau jiwanya yang terlebih dahulu harus ditanda tangani karena di

antara bagian-bagian tubuh lainnya ia paling berpengaruh. Mulai dari

keyakinan dan tawakal orang yang bersangkutan kepada Allah Swt, saat

menghadapi penyakit, penyadaran kebiasaan hidup sehat yang Islami,

keyakinan memilih cara pengobatan yang syar’I (sesuai syariat Islam), dan

sebagainya. Setelah itu, barulah ditangani kesehatan fisik atau medisnya untuk

kesembuhan atau kesehatan.1

Bengkel Rohani yang beralamat di Jl. Ir. H. Juanda No. 2A, Ciputat

Tanggerang ini didirikan oleh Ustadz Abu Aqila pada 6 Juli melayani

pengobatan dan terapi kesehatan yang menyeluruh secara Islami, baik jasmani

maupun rohani. Dan sampai saat ini Bengkel Rohani sudah mempunyai

1

(36)

beberapa tempat praktik yaitu Ciputat, Bekasi, Serang, Cideng, Buaran, Koja,

Pekayon, Bogor, Depok, Cikarang dan tanggerang.

Sejarah dengan kejadian yang dialami oleh Ustadz Abu Aqila pada

tahun 1997 dimana istrinya mengalami sakit aneh yang tidak kunjung sembuh,

padahal berbagai metode pengobatan telah dicoba untuk menyembuhkan,

namun tak satupun berhasil mendeteksi penyakit istrinya.

Ditengah deraan rasa putus asa Ustadz Abu Aqila disarankan dan

diantarkan olah Abu Syihan (kakak) untuk menemui KH. Kasaman Sudja’I

seorang tabib yang khusus menangani penyakit dengan metode Islam.

Pertemuan tersebut membawa titik terang tentang penyakit istrinya yang

akhirnya diketahui terkena sihir dari golongan jin.

Berangkat dari peristiwa tersebut Ustadz Abu Aqila tertarik mendalami

terapi ruqyah. Ia tidak ingin kasus serupa menimpa orang lain. Ia rela

meninggalkan posisinya sebagai Direktur di Perusahaan Kontraktor dan

Interior. Ia sempat mempelajari terapi ruqyah selama 4 (empat) bulan

sebelum KH. Kasaman Sudja’I wafat.

Diawal kiprahnya banyak masyarakat yang mencemoohnya, menurut

mereka menjadi praktisi ruqyah sama halnya dengan dukun atau paranormal,

tapi beliau tidak bergeming dengan tanggapan tersebut. Setelah itu beliau juga

belajar tentang ilmu bekam serta ilmu system aliran darah dan syaraf dalam

tubuh manusia dari berbagai sumber. Menurutnya orang terkena gangguan jin

(37)

29

Begitu banyak pasien yang datang kerumah beliau di Perumnas III, Jl.

Ternate Raya bahkan beliau banyak menerima panggilan untuk mengobati

pasien di luar kota yang akhirnya membuat beliau kewalahan untuk

mengatasinya. Untuk menanggulangi masalah tersebut dan dapat melayani

masyarakat dengan baik maka pada tahun 2002 ia mendirikan Klinik Syariah

Bengkel Rohani dengan merekrut tenaga peruqyah dan pembekaman yang

detraining terlebih dahulu.

Seiring berjalannya waktu sampai tahun 2010 ini kini Bengkel Rohani

sudah berkembang lebih baik dan sudah memiliki 11 (sebelas) cabang. Target

pada tahun 2010 ini akan mendirikan cabang menjadi 20 (dua puluh) cabang

yang tersebar di JABODETABEK. Dengan kondisi tersebut Ustadz Abu Aqila

bisa disebut sebagai pelopor pengobatan Thibun Nabawi (pengobatan Islam)

di Indonesia.

Bengkel Rohani yang didirikan oleh Ustadz Abu Aqila pada tahun

2002 adalah merupakan pengobatan thibun nabawi yang pertama berdiri di

Indonesia. Sudah banyak membantu pasien-pasien yang sedang sakit dengan

metode konsultasi, ruqyah, refleksi, akupuntur dan bekam serta obat-obatan

herbal yang sangat bermanfaat sekali bagi pasien tersebut.

Secara umum perkembangan Bengkel Rohani dan perkembangan

pasiennya telah meningkat pesat mulai dari awalnya pendirian. Bengkel

Rohani telah dan memfasilitasi kegiatan tercapainya dengan sarana dan

(38)

pengobatan agar kegiatan tersebut berjalan lancar. Adapun fasilitas sarana dan

prasarana yang terdapat di Bengkel Rohani adalah sebagai berikut :

1. Satu ruang konsultasi dan terapi pasien.

2. Satu ruang reflexiologi pasien dan jasa psikiater

3. Dua ruang bekam (pengeluaran kotor)

Satu ruang khusus untuk pria dan satu ruang lagi khusus wanita

4. Meja resepsionis untuk pendaftaran pasien.

5. Ruang terapi ruqyah

6. Mushola

7. Kantin

Di masa mendatang Bengkel Rohani masih menggagas

rencana-rencana besar kedepan, seperti perluasan cabang-cabang baru, peningkatan

kualitas pelayanan, produk-produk obat baru, buku baru, pelatihan, dan

lain-lain. Hal ini sesuai keinginan dan kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan

solusi pemeliharaan kesehatan dan penyembuhan penyakit yang menyeluruh

dan Islami secara murah dan mudah dijangkau.

B. Visi, Misi dan Tujuan Bengkel Rohani 1. Visi

“ Sehat jasmani, sehat rohani.”

2. Misi

a. Memberikan solusi menyeluruh untuk pemeliharaan kesehatan dan

penyembuhan penyakit yang ada di masyarakat dengan pola

(39)

31

b. Meluruskan pemahaman tentang Islam dan alam ghaib yang terjadi di

masyarakat, baik melalui ceramah, seminar, bedah buku, konseling,

penyebaran buku dan produk kreatif Bengkel Rohani, dan lain-lain.

3. Tujuan

Tujuan pendirian Bengkel Rohani termotivasi oleh maraknya

pengobatan alternative yang dilakukan para kiai, dukun, paranormal.

Dalam pengobatannya, dukun dan paranormal menggunakan lafaz ajaran

tradisi sebagai manteranya, sedangkan kiai kebanyakan menggunakan

ayat-ayat Al-Quran. Namun semuanya menjadi rancu dan sulit dibedakan

siapa yang menjadi paranormal, dukun, dan kiai. Apalagi adanya banyak

iklan “kiai” yang ahli pasang susuk dan bahkan membuka pelatihan ahli

pasang susuk serta lain-lain.

Dengan maraknya pengobatan alternatif yang tidak sesuai dengan

syariat Islam dan banyak dilakukan paranormal dan dukun serta adanya

keinginan masyarakat mendapatkan terapi gangguan jin dan penyembuhan

penyakit secara Islami itulah, Ustadz Abu Aqila lalu membuat klinik

Bengkel Rohani.

C. Pasien Bengkel Rohani

Jumlah rata-rata pasien yang berkunjung ke Bengkel Rohani Ciputat

untuk hari Senin sampai Jumat per hari +15-20 orang. Untuk hari Sabtu dan

Ahad per hari +35-60 orang.

Para pasien Bengkel Rohani sebagian besar dari Jabodetabek (Jakarta,

Bogor, Depok, Tanggerang, dan Bekasi) dan sebagian kecil berasal dari Jawa

(40)

Papua, Singapura, Malaysia, Hongkong, dan Saudi Arabia yang sengaja

datang ke Bengkel Rohani untuk berobat2

D. Struktur Organisasi

Struktur Kepemimpinan Bengkel Rohani

3

2

Data artikel Bengkel rohani

3

Hasil wawancara Ibu Marwah, selaku Recepsionist Bengkel Rohani, tanggal 7 Juni 2011 Direktur Utama

Ir. Sunarsi (Ust. Abu Aqila)

Direktur Ust. Abu Syihan

Manajer Keuangan Zaenal Effendi Manajer SDM Ahmad Sobari Manajer Marketing M. Hasbullah Kacab. Depok Ust. Wahyudi Kacab. Bekasi Ust. Abi Imam

(41)

33

Berikut ini adalah penjelasan dari struktur organisasi diatas:

1. Direktur Utama selain sebagai penanggung jawab, juga berkedudukan

sebagai terapis.

2. Direktur bertugas sebagai Penasehat, juga berkedudukan sebagai terapis di

Klinik Bengkel Rohani.

3. Kepala cabang bertugas sebagai terapis di Klinik Bengkel Rohani.

4. Staf. Dimana pada bagian ini mempunyai garis horizontal (mempunyai

kedudukan yang sama) antara satu dengan lainnya, yaitu:

a. Terapis. Yang mempunyai tugas melakukan konseling, melakukan

terapi pijatan di sekitar leher dan kaki pasien serta menentukan

titik-titik bekam.

b. Pembekaman dan pemeliharaan alat medis, yang bertugas membekm

pasien pada titik-titik yang telah ditentukan oleh penetrapi. Ia juga

bertugas mensterilkan peralatan bekam dan pemeliharaan alat medis

lainnya.

c. Kasir, yang bertugas menerima pembayaran dari pasien-pasien yang

datang untuk melakukan terapi.

d. Receptionist dan operator telepon, yang bertugas menerima telepon yang masuk dan mendata pasien yang datang.

e. Office boy, yang bertugas membersihkan dan merawat sarana Bengkel

(42)

E. Karyawan dan Pengembangannya

Umumnya karyawan Bengkel Rohani sebagian besar berasal dari para

alumni pelatihan SSQ (Spiritual Science Quantum) yang telah dilaksanakan di Bengkel Rohani Ciputat dari beberapa angkatan (saat ini SSQ telah mancapai

angkatan ke duabelas). Materi yang didapat dalam pelatihan SSQ adalah

ilmu-ilmu keislaman (aqidah, ibadah dan akhlak) dan dakwah, psikologi pasien,

dasar-dasar system aliran darah dan saraf tubuh manusia, dan juga dasar-dasar

patologi. Mereka juga telah diikut sertakan sebagai peserta magang (system

asistensi) selama kurang lebih dua bulan di Bengkel Rohani Ciputat.

[image:42.612.147.527.232.650.2]

Tabel I

Daftar Nama-Nama Karyawan Bengkel Rohani Cabang Ciputat4

NO NAMA JABATAN

1 Tatang Sutama Kepala Cabang

2 Fahmi Peruqyah

3 Hamdani Pembekam Ikhwan (laki-laki)

4 Yani Kasir

5 Rizky Repleksi dan akupuntur ikhwan (laki-laki)

6 Nur Rochmah Repleksi dan akupuntur akhwat (perempuan)

7 Anih Marlinah Pembekam akhwat (perempuan)

8 Julia Luvita Nauli Receptionist

9 Rusdianto Office Boy

4

(43)

35

1. Pelayanan medis dan Terapi5

Bengkel Rohani yang merupakan Organisasi Perawatan Kesehatan

secara Islami (Islamic Health Maintene Organization) saat ini mampu memberikan pelayanan dan produk-produk sebagai berikut :

a. Ruqyah Syariah/ Terapi Gangguan Jin

Pengobatan dengan membacca ayat-ayat Al-Quran dan do’a

dari Nabi Saw, untuk mengobati gangguan kejiwaan/jin dan membantu

mempercepat kesembuhan penyakit fisik.

b. Konsultasi

Sesorang pasien yang datang setelah melakukan registrasi maka

selanjutnya akan di panggil sesuai nomor urut untuk melakukan

konsultasi, hal ini dimaksudkan agar terjadi komunikasi yang efektif

untuk mengetahui keluhan, gejala penyakit pasien, sehingga akurasi

dari tindakan terhadap pasien lebih tepat dan akurat.

c. Al Hijamah/Bekam

Yaitu pengobatan dengan cara mengeluarkan darah

kotor/zat-zat yang tidak berguna bagi tubih, berguna untuk melenturkan

syaraf-saraf yang tegang, melancarkan peredaran darah dan menetralisir

zat-zat yang tidak dibutuhkan dalam darah.

Berbekam dalam kitab Lisan al’arab disbutkan bahwa kata al hijamah menurut bahasa sama dengan al-massu (penghisap atau penyedot). Krena ia merupakan upaya untuk menyedot atau menhisap

5

(44)

darah dari bagian yang disayat. Alhijamah berasal dari ( hajama yahjimu yuhjim). Sementara kata ikhtajama berarti berbekam dan al hajam berarti al masas yang mempunyai arti tukang bekam atau tukang hisap. Adapun hijamatu merupakan mashdar yang berarti perbuatan atau aktifitas bekam. Sedangkan almihjam dan ilmihjamah merupakan isim alat berarti alat yang digunakan untuk menyedot darah. Ol;eh Karena itu, alat yang digunakan untuk mengumpulkan

atau menghimpun darah bekam saat dilakukan penyedotan darah

seperti gelas atau botol itu dapat disebut ilmihjam yang berarti alat bekam dan mahjamah berarti bagian atau daerah yang dibekam.

d. Akupuntur

Akupuntur berasal dari kata Acus yang berarti jarum dan puntura yang berarti penusukan. Sesuatu metode terapi dengan tusuk jarum pada titik-titik dipermukaan tubuh untuk mengobati penyakit.

Akupuntur di kenal di Cina sejak 4000-5000 tahun yang lalu sebagai

bagian dari pengobatan tradisional China.

Kemajuan ilmu kedokteran turut memicu perkembangan terapi

pengobatan ini dengan lahirnya terpai akupuntur medic, yakni terapi

akupuntur berdasarkan prinsip medis, kajian ilmu syaraf

(neuroscience) dan bukti-bukti temuan (evidence based).

Efek penusukan terjadi lewat hantaran syaraf melalui humoral

atau endoktrin. Penusukan titik-titik akupuntur itu dapat menimbulkan

(45)

37

semata-mata untuk mengatasi penyakit yang dikeluhkan tetapi juga

sebagai imunitas untuk keluhan alergi, asama alergi kulit dan lainnya.

e. Repleksi

Repleksi adalah metode untuk mempelancar peredaran darah

yang ada di tubuh manusia, metode ini bekerja di daerah pusat dan

titik-titik peredaran darah sehingga lancar, secara tidak langsung kalau

peredaran darah lancar akan meningkatkan imunitas (kekebalan)

didalam tubuh dan penyakit bisa dicegah.

Selain pelayanan yang berbasis pada terapi Islami, Bengkel Rohani

juga mengadakan program pelatihan dan dakwah yang bertujuan untuk

mencetak kader-kader yang berbasis pada Al-Quran dan As-Sunnah, adapun

program tersebut antara lain :

1. Training terapi ruqyah syar’iyyah,

2. Training terapi hijamah/bekam,

3. Training iridiologi dan psikologi,

4. Pengajian bulanan Bengkel Rohani

5. Pengajian bulanan Ta’aruf center Bengkel Rohani

6. Lembaga Tahsin Qiro’ah Al-Qur’an Bengkel Rohani

Adapun jadwal pelayanan yang diadakan di Bengkel Rohani adalah

sebagai berikut:6

6

(46)
[image:46.612.129.539.54.462.2]

Tabel. II

Jadwal Pelayanan Ruqyah Bengkel Rohani Ciputat

NO. NAMA USTADZ WAKTU HARI KETERANGAN

1 Ust. Fahmi dan Ust.

Slamet Riyadi

09.00-21.00 WIB Senin Langsung

2 Ust. Slamet Riyadi 09.00-21.00 WIB Selasa Langsung

3 Ust. Slamet Riyadi 09.00-21.00 WIB Rabu Langsung

4 Ust. Fahmi 09.00-21.00 WIB Kamis Langsung

5 Ust. Fahmi dan Ust.

Riyadi

09.00-21.00 WIB Jumat Langsung

6 Ust. Fahmi dan Ust

Riyadi

09.00-21.00 WIB Sabtu Langsung

7 Ust. Abu Aqila 09.00-21.00 WIB Minggu Langsung

Ustadz Abu Aqila sebagai pakar dalam pengobatan Thibun Nabawi

beliau juga pandai dalam meramu obat-obatan herbal, dalam perjalanan waktu

selama ini beliau mendirikan Bengkel Rohani sampai saat ini sudah 23 (dua

puluh tiga) macam herbal yang diciptakannya dan banyak sekali manfaatnya

yang dirasakan oleh pasien-pasien yang berobat di Klinik Bengkel Rohani

sehingga mereka sehingga mereka bisa sembuh dengan mengkonsumsi obat

herbal tersebut.7

7

(47)

39

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Hasil Temuan Pelatihan Terapis yang Digunakan di Bengkel Rohani Bengkel Rohani adalah sebuah lembaga pengobatan yang menerapkan

beberapa metode pengobatan alternative. Bengkel rohani selalu

mengupayakan pengobatan maksimal yang bersumber dari syari’at Islam.

Selain itu bengkel rohani selalu mengupayakan cara-cara yang terbaik dalam

melakukan pengobatan alternative guna memperkaya kepercayaan

masyarakat. Seperti yang telah dikatakan oleh manager SDM Bengkel Rohani:

“Menurut Fahmi, mengenai data pasien yang telah beberapa kali

menjalani pengobatan alternative ini memberikan keterangan bahwa dengan

seijin Allah swt melalui pengobatan alternative di Bengkel Rohani telah

mengangkat penyakitnya.”

Selain mudah dijangkau cara pengobatan alternative di Bengkel

Rohani memiliki pekerja-pekerja yang profesional sesuai dengan ahlinya.

Yang membuat masyarakat banyak memilih program pengobatan alternative

di bengkel Rohani sebagai prioritas utama dalam menangani sebuah penyakit

baik jasmani maupun rohani. Seperti yang telah dijelaskan oleh Bapak Ahmad

Sobari selaku Manajer SDM bahwa program-program tersebut meliputi:

(48)

mengembalikan klien ke sebuah kesadaran darimana dia berasal, alasan

mengapa manusia diciptakan, tugas - tugas yang harus dilakukan manusia

didunia, beberapa hal yang pantas dilakukan didunia, hal-hal yang tak

pantas dilakukan didunia, mengembalikan manusia ke kesucian,

mengembalikan sebuah kertas yang berisikan tulisan tinta kembali menjadi

selembar kertas putih.

Terapi spiritual dalam bentuk massal dilakukan disebuah ruangan tertentu, pembicara yang sudah menguasai komunikasi terapeutik

memberikan pencerahan tentang hakekat mengapa manusia diciptakan,

mengenalkan tujuan manusia diciptakan dll, pencerahan - pencerahan ini

bertujuan mengurangi manusia terhadap keinginan dan memprioritaskan

kebutuhan, meskipun kebutuhan bagi setiap orang itu berbeda tetapi

minimal dengan mengetahui kebutuhan dasar manusia maka terapi ini

akan membantu manusia kembali ke kesadaran awal.

2. Kajian Islam dan Peruqyah Massal (KIR-MASSAL)

KIR-MASSAL adalah salah satu metode yang digunakan dengan

tujuan memperkenalkan Bengkel Rohani di masyarakat. Sebelumnya telah

dilakukan beberapa kali dengan peserta sebanyak 30 (tiga Puluh) orang.

Namun kini sempat terhenti dan akan dilaksanakan kembali dalam waktu

dekat.

Pada jadwalnya, KIR-MASSAL yang terdahulu dilaksanakan di

dua tempat yaitu;

a. Bekasi setiap Ahad pada minggu kedua

(49)

41

3. Ta’aruf Center

a. Pengertian Ta’aruf

Ta’aruf yaitu sebagai ajang pencarian jodoh yang syar’I. Taaruf

adalah kegiatan bersilaturahmi, kalau pada masa ini kita bilang

berkenalan bertatap muka, atau main/bertamu ke rumah seseorang

dengan tujuan berkenalan dengan penghuninya. Bisa juga dikatakan

bahwa tujuan dari berkenalan tersebut adalah untuk mencari jodoh.

Taaruf bisa juga dilakukan jika kedua belah pihak keluarga setuju dan

tinggal menunggu keputusan anak untuk bersedia atau tidak untuk

dilanjutkan ke jenjang khitbah-taaruf dengan mempertemukan yang

hendak dijodohkan dengan maksud agar saling mengenal. Sebagai

sarana yang objektif dalam melakukan pengenalan dan pendekatan,

taaruf sangat berbeda dengan pacaran. Taaruf secara syar`i memang

diperintahkan oleh Rasulullah SAW bagi pasangan yang ingin nikah.

Perbedaan hakiki antara pacaran dengan ta’aruf adalah dari segi tujuan

dan manfaat. Jika tujuan pacaran lebih kepada kenikmatan sesaat, zina,

dan maksiat. Taaruf jelas sekali tujuannya yaitu untuk mengetahui

kriteria calon pasangan.

b. Proses Taaruf

Dalam upaya ta’aruf dengan calon pasangan, pihak pria dan

wanita dipersilakan menanyakan apa saja yang kira-kira terkait dengan

kepentingan masing-masing nanti selama mengarungi kehidupan. Tapi

(50)

boleh dilakukan cuma berdua saja. Harus ada yang mendampingi dan

yang utama adalah wali atau keluarganya. Jadi, taaruf bukanlah

bermesraan berdua, tapi lebih kepada pembicaraan yang bersifat

realistis untuk mempersiapkan sebuah perjalanan panjang berdua.

c. Tujuan taaruf

Taaruf adalah media syar`i yang dapat digunakan untuk

melakukan pengenalan terhadap calon pasangan. Sisi yang dijadikan

pengenalan tidak hanya terkait dengan data global, melainkan juga

termasuk hal-hal kecil yang menurut masing-masing pihak cukup

penting. Misalnya masalah kecantikan calon istri, dibolehkan untuk

melihat langsung wajahnya dengan cara yang seksama, bukan cuma

sekedar curi-curi pandang atau ngintip fotonya. Justru Islam telah

memerintahkan seorang calon suami untuk mendatangi calon istrinya

secara langsung face to face, bukan melalui media foto, lukisan atau video. Karena pada hakikatnya wajah seorang wanita itu bukan aurat,

jadi tidak ada salahnya untuk dilihat. Khusus dalam kasus taaruf, yang

namanya melihat wajah itu bukan cuma melirik-melirik sekilas, tapi

kalau perlu dipelototi dengan seksama. Periksalah apakah ada jerawat

numpang tumbuh di sana. Begitu juga dia boleh meminta diperlihatkan

kedua telapak tangan calon istrinya. Juga bukan melihat sekilas, tapi

melihat dengan seksama. Karena telapak tangan wanita bukanlah

(51)

43

d. Manfaat Taaruf

Selain urusan melihat fisik, taaruf juga harus menghasilkan

data yang berkaitan dengan sikap, perilaku, pengalaman, cara

kehidupan dan lain-lainnya. Hanya semua itu harus dilakukan dengan

cara yang benar dan dalam koridor syariat Islam. Minimal harus

ditemani orang lain baik dari keluarga calon istri atau dari calon suami.

Sehingga tidak dibenarkan untuk pergi jalan-jalan berdua, nonton,

boncengan, kencan, nge-date dan seterusnya dengan menggunakan alasan taaruf. Janganlah ta`aruf menjadi pacaran, sehingga tidak terjadi

khalwat dan ikhtilath antara pasangan yang belum jadi suami-istri ini.

4. Lembaga Tahsin Al Qur’an (LTQ) Bengkel Rohani

a. Hukum Mempelajari Tahsin

Hukum mempelajari Ilmu Tajwid sebagai disiplin ilmu adalah

fardu kifayah. Adapun hukum membaca AlQuran dengan memakai

aturan-aturan tajwid adalah fardu ‘ain . Firman Allah SWT:

!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!ƒ!!!!! !!!!!!

“Dan bacalah al-Quran dengan tartil.” (Q.S. Al-Muzzammil 73: 4).

Rasulullah SAW juga bersabda :

!!!!!!!!!!! !!!!!!!! !!!!ƒ!!!!! !!!! !!!!!!! È

!!!!!ƒ!!!!!!!!!!ƒ!Ê

!!

!

! !! ! !!!!!!!

!

“Bacalah AlQuran dengan cara dan suara orang Arab yang fasih”. (HR. Thabrani)

Syekh Ibnul Jazari (Ulama pakar ilmu tajwid dan qiro’at)

(52)

!!!!!!! !!ƒ!!!!!

!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!! !!!!

#

!!!!!!!!! È

!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!! !!

!!!!!!!ƒ!!!!!!!!!!!!!!!!

!!! !!!!!!

#

!! !! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!

“Membaca al-Quran dengan tajwid hukumnya wajib, Siapa saja

yang membaca AlQuran tanpa memakai tajwid hukumnya dosa,

Karena sesungguhnya Allah menurunkan AlQuran berikut tajwidnya.

Demikianlah yang sampai pada kita dari-Nya.”

b. Tujuan Tahsin dan Tilawah

Tujuan utama mempelajari ilmu tajwid dalam rangka tahsin

tilawah adalah menjaga lidah dari kesalahan ketika membaca AlQuran.

Dan kesalahan dalam membaca AlQuran ada dua macam :

1) ْﻲِﻠَﺠﻟْا ُﻦْﺤﻠﱠﻟَ ا/Al-Lahnul Jaliy

Kesalahan yang terlihat dengan jelas baik dikalangan awam

maupun para ahli tajwid.

Perubahan bunyi huruf dengan huruf lain

1) perubahan harakat dengan harakat lain

2) memanjangkan huruf yang pendek atau sebaliknya.

3) Mentasydidkan huruf yang tidak seharusnya atau sebaliknya.

2) ْﻲِﻔَﺨﻟْا ُﻦْﺤﻠّﻟَا/ Al-Lahnul Khofiy

Kesalahan ringan yang tidak diketahui secara umum, kecuali oleh

orang yang memiliki pengetahuan mengenai kesempurnaan

(53)

45

Diantaranya:

a. hukum-hukum pembacaan seperti membaca mad wajib

muttashil atau lazim dengan dua atau tiga harakat.

b. tidak menerapkan kaidah ghunnah pada huruf-huruf yang

seharusnya dibaca dengan ghunnah. Contoh sebagai berikut:

!!!!

!!!

!!! !!!!!!!!!!

!!! !!!!!!!!! !!!

Gambar

GAMBARAN UMUM BENGKEL ROHANI CIPUTAT
Daftar Nama-Nama Karyawan Bengkel Rohani Cabang CiputatTabel I4
Tabel.  II

Referensi

Dokumen terkait

dengan penelitian kualitatif adalah “prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang.. dapat

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode Kualitatif yaitu dengan melakukan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dalam hal

“metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-.. orang dan perilaku- perilaku yang

Jenis penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata yang tertulis dari orang-orang dan

Penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat

Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif, yaitu berupa kata-kata tertulis atau lisan dari beberapa orang dan perilaku yang

Penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang- orang dan perilaku yang dapat diamati

kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.11 Peneliti melakukan