• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan prestasi belajar aqidah akhlak dengan akhlak siswa di MTs, Al-Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis Depok

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan prestasi belajar aqidah akhlak dengan akhlak siswa di MTs, Al-Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis Depok"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK

TERHADAP AKHLAK SISWA DI MTs. AL-IKHLAS

LEUWINANGGUNG CIMANGGGIS DEPOK

SKRIPSI

Diajukan kepada Faklutas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk memenuhi syarat mencapai gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

NAMA : NURLAELA NIM : 102011023513

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN PENDIDIKAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

LEUWINANGGUNG CIMANGGGIS DEPOK

SKRIPSI

Diajukan kepada Faklutas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk memenuhi syarat mencapai gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh: Nurlaela 102011023513

Dibawah Bimbingan

Dr. KHalimi M.A NIP. 19650515 199403 1 006

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN PENDIDIKAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(3)

LEMBAR PENGAMATAN

Tanggal Pengamatan : ………...

Waktu/ Jam Ke : ………...

Nama Guru : ………...

Kelas Mengajar : ………...

Jumlah Siswa : ………...

Petunjuk: Isilah lembar pengamatan ini sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dengan cara melingkari jawaban yang tepat, dengan mengisi titik-titik atau

dengan memberi tanda cekcklist (V)

01. Pada awal pelajaran, apa yang dilakukan guru? (beri tanda checklist pada kolom

yang sesuai dengan keadaan)

No Deskriptor Ya Tidak

01.

02.

03.

04.

05.

06.

07.

Mengucapkan salam

Mengabsen siswa

Memotivasi siswa

Mereview pelajaran yang lalu (appersepsi)

Mengemukakan tema/topik yang akan di bahas

Langsung menyampaikan materi baru

Kegiatan lain ………...……

………..

………..

………..

………..

………

………

………

………

………

………

………

………

………

………

………

………

………

………

02. Proses belajar mengajar berlangsung, kegiatan apa sajakah yang dilakukan oleh

(4)

01.

02.

03.

03.

Penyajian Materi Pelajaran

- Memberitahukan Tujuan/TPK yang ingin dicapai

- Penyajian materi mendukung TPK

- Materi disajikan secara sistematis

- Materi disajikan secara tuntas

Strategi Pembelajaran

- Kegiatan belajar mengajar mendukung TPK

- Metode dan teknik yang digunakan bervariasi

- Berpusat pada siswa (Mengaktifkan siswa)

- Terintegrasikannya keempat keterampilan berbahasa

Penggunaan Alat (Media) Pembelajaran

- Sesuai dengan TPK

- Sesuai dengan materi pembelajaran

- Sesuai dengan metode pembelajaran

- Sesuai dengan kebutuhan belajar siswa

- Dapat memotivasi siswa

Penutupan Pelajaran

- Menyimpulkan materi pelajaran

- Memberitahukan materi pelajaran untuk pertemuan

berikutnya

………

………

………

………

………

………

………

………

………

………

………

………

………

………

………

………

………

………

………

………

………

………

………

………

………

………

………

………

………

………

03. Kegiatan penilaian apa sajakah yang dilakukan oleh guru pada akhir pelajaran?

Sebutkan jenis dan pelaksanaannya?

………

………

………

(5)

ABSTRAK

Nama : Nurlaela

NIM : 102011023513

Judul : HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK DENGAN

AKHLAK SISWA DI MTs AL-IKHLAS LEUWINANGGUNG KEC. CIMANGGIS DEPOK

Pendidikan dan Akhlak dalam agama Islam merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan, keduanya saling mendukung. Terbentuknya Akhlak mulia merupakan tujuan utama dari proses pendidikan dalam Islam, hal ini sebagaimana diungkapkan oleh al-Abrasyi yang dikutip Nur Uhbiyati dalam bukunya Ilmu Pendidikan Islam, bahwa mencapai akhlak yang sempurna adalah tujuan pendidikan Islam yang sebenarnya. Demikian pula sebaliknya tujuan membentuk akhlak mulia pada diri seseorang tidak mungkin tercapai tanpa adanya proses pendidikan dan penanaman nilai-nilai akhlak mulia. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa pendidikan akhlak merupakan inti dari pendidikan dalam pandangan Islam.

Dari uraian diatas, tidak heran jika kemudian timbul asumsi dalam benak orang banyak bahwa idealnya seseorang (siswa) yang telah mempelajari mata pelajaran akhlak seharusnya mempunyai akhlak yang mulia dengan alasan bahwa orang (siswa) tersebut telah mengetahui apa yang baik dan bagaimana cara mengerjakannya serta apa yang buruk berikut cara menghindarinya. Asumsi sebenarnya cukup tepat, namun pada tataran praksisnya bisa saja terjadi yang sebaliknya, sehingga siswa dengan prestasi belajar akhlak yang baik bisa saja mempunyai akhlak yang buruk dalam kehidupan sehari-harinya.

Berdasarkan hal tersebut, skripsi ini membahas hubungan antara prestasi belajar aqidah akhlak dengan akhlak siswa. Sebagai objek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi Madrasah Tsanawiyah Al-Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis mulai dari kelas tujuh hingga kelas sembilan.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif, adapun jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian deskriptif korelatif, yaitu mencari korelasi dari dua variabel atau lebih yang mempunyai maksud dan tujuan yang sama, sehingga dapat dicari hubungannya antara satu fenomena dengan fenomena yang lainnya, yaitu prestasi belajar dengan akhlak siswa sehari-hari.

Berdasarkan penelitian penulis di Madrasah Tsanawiyah Al-Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis, terdapat hubungan yang cukup signifikan antara prestasi belajar aqidah akhlak dengan akhlak siswa. Hasil penelitian ini memang cukup menggembirakan, tetapi penelitian lebih lanjut dengan permasalahan yang sama namun dengan objek penelitian yang lebih besar perlu dilakukan, hal ini diperluka untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pendidikan akhlak terhadap akhlak siswa, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kebijakan khusus mengenai mata pelajaran aqidah akhlak pada jenjang Madrasah Tsanawiyah.

(6)

memberikan rahmat, taufik, hidayah, dan inayah-Nya kepada kita semua,

khususnya kepada penulis, sehingga tugas skripsi ini dapat diselesaikan dengan

baik. Begitu pula selawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi

Muhammad SAW yang telah berhasil dalam membangun masyarakat adil,

makmur, egaliter, dan demokratis.

Meskipun banyak halangan dan rintangan yang datang silih berganti dalam

proses menyelesaikan skripsi ini, akibat perjuangan yang tak kenal lelah, detik

demi detik, menit demi menit, jam demi jam, hari demi hari, bulan demi bulan

dilalui, akhirnya menghasilkan juga. Alhamdulillah penulisan skripsi ini dapat

diselesaikan dengan baik. Semua itu berkat bantuan dan jasa baik dari berbagai

pihak. Untuk itu, perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan

Pendidikan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Bahri Salim, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. Halimi, MA., selaku pembimbing skripsi, yang telah memberikan spirit

kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

4. Ayahanda dan Ibunda yang telah mendidik, membimbing, dan mengarahkan

tanpa kenal lelah sehingga putrinya dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Suamiku tercinta Muzoffar Mukhtar dan anak-anakku tersayang Zain

Mukhtar, Zakia Mukhtar dan Tazkia Mukhtar, yang telah memotivasi dan

memberikan inspirasi tanpa kenal lelah sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini.

6. Bapak pimpinan dan karyawan perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

baik perpustakaan utama maupun perpustakaan fakultas, yang telah

memberikan pelayanan informasi secara baik selama penulisan skripsi ini.

(7)

iii

7. Seluruh staf pengajar Fakultas Tarbiyah dan Pendidikan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, yang telah mewariskan tradisi keilmuan secara baik dan

berkelanjutan.

8. Sahabat-sahabat penulis di Fakultas Tarbiyah dan Pendidikan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah melalui masa pendidikan bersama-sama.

9. Seluruh pihak (baik perorangan maupun instansi) yang telah membantu dalam

menyelesaikan skripsi ini, baik yang disebut maupun yang tak disebut.

Semoga Allah SWT membalas kebaikan mereka dengan limpahan pahala.

Dan semoga pula skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, amin.

Jakarta, 31 M a r e t 2010 M

(8)

ABSTRAK ……….

KATA PENGANTAR ………

DAFTAR ISI ………..

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ………..…..…

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah ………...

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ……….

D. Sistematika Penulisan ………...

BAB II DESKRIPSI TEORIT, KERANGKA PEMIKIRAN DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teori ………..

1. Akhlak Siswa ……...…………..

2. Prestasi Belajar Aqidah Akhlak ...

B. Kerangka Berpikir ……….

C. Pengajuan Hipotesis ……….

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian ……….

B. Tempat dan Waktu Penelitian ………...

C. Metode Pengolahan Data ………...…………...

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum MTs Al-Ikhlas ………….………...

B. Deskripsi dan Analisa Data ……….

C. Pengujian Hipotesis Penelitian………...

i

ii

v

1

6

8

9

10

10

20

23

24

25

26

26

31

35

57

(9)

v

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ………...

B. Implikasi ………

C. Saran ………..

DAFTAR PUSTAKA ………

LAMPIRAN

59

59

60

(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan akhlak merupakan salah satu aspek yang sangat

fundamental dalam kehidupan, baik dalam kehidupan pribadi maupun

kehidupan bermasyarakat. Karena bagaimanapun pandainya seorang anak

didik dan tingginya tingkat intelegensi anak didik tanpa dilandasi dengan

akhlak yang baik, atau akhlak yang luhur maka kelak tidak akan

mencerminkan kepribadian yang baik.

Masalah akhlak adalah masalah yang penting bagi agama dan bagi

kehidupan dalam masyarakat. Akhlak adalah nilai pribadi dan harga diri

seseorang, maka orang yang tidak berakhlak akan hilang harga dirinya di

hadapan Maha Pencipta dan masyarakat. Seorang warga yang baik wajib

memperbaiki dirinya sebelum bertindak, ia harus beradab, berakhlak terhadap

dirinya sendiri karena ia dibebankan tanggung jawab terhadap keselamatan

dan kemaslahatan dirinya dan lingkungan masyarakat.

(11)

2

Dengan kata lain, apabila akhlaknya baik maka akan baik pula sikap

dan Akhlaknya, sebaliknya jika rusak akhlaknya maka akan rusak pula sikap

dan Akhlaknya. Akhlak buruk menjadi musuh Islam dan agama lainnya yang

utama karena misi Islam pertama-tama untuk membimbing manusia berakhlak

mulia, untuk itu Islam sangat memerangi akhlak yang buruk. Hal ini sesuai

dengan sabda Rosulullah SAW di mana beliau diutus menjadi rasul adalah

untuk menyempurnakan dan memperbaiki akhlak manusia :

لﺎﻗ

ﺳو

ﷲا

ﻰ ﺻ

ا

نا

ﷲا

ﺿر

ةﺮ ﺮه

ﻰ ا

:

ﺎ ﱠإ

قﻼْ ﻷْا

مرﺎﻜ

ﱢ ﻷ

)

ىرﺎ ا

اور

(

1

Artinya: “Sesungguhnya aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan

akhlak”. (H.R. Bukhari)

Hadits Nabi tersebut menggambarkan tentang pentingnya posisi akhlak

dalam agama Islam. Sehingga tidak aneh jika Fazlur Rahman, cendikiawan

muslim Pakistan, mengatakan, bahwa: “Islam pada dasarnya adalah agama

akhlak (akhlak) sebelum kemudian menjadi agama fiqih (hukum) dan agama

lainnya”.2

Senada dengan penekanan terhadap pentingnya akhlak, juga

menekankan pentingnya pendidikan. Dalam sumber hukum Islam – Al-Qur’an

dan hadits – banyak disebutkan tentang urgensi dan signifikasi pendidikan,

seperti firman Allah swt:

تﺎﺟرد

ْ ْا

اْﻮ ْوأ

ْﺬ او

ْ ﻜْ

اْﻮ ﺁ

ْﺬ ا

ﷲا

ﻓْﺮ

Artinya: “….Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman

diantaramu dan orang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa

derajat”.3 (Al Mujadalah : 58)

Demikian pentingnya kedua bidang tersebut –akhlak dan pendidikan

dalam agama Islam, sehingga bisa dikatakan bahwa pendidikan akhlak

1

Jalaluddin Abdurrahman bin Abu Bakar Asuyuthi Al-Jami As-Shogir (Beirut:Daarul Fikr,t.th), zuz 1,h.103.

2

Ahmad Mahmud Subhi, Filsafat Etika: Tanggapan Kaum Rasionalis dan Intuisionalis Islam, (Jakarta: Serambi, 2001), h. 30.

3

(12)

merupakan inti dari pendidikan dalam pandangan Islam. Hal ini bisa diketahui

dari pendapat Al-Abrasy pakar pendidikan Islam tentang tujuan umum

pendidikan Islam. Yang menyimpulkan lima tujuan umum pendidikan Islam

diantaranya : Menempatkan pembentukan akhlak yang mulia terdapat pada

urutan pertama dari tujuan tersebut pandangan serupa dikemukakan oleh Nur

Uhbiyati bahwa pendidikan Akhlak adalah inti pendidikan Islam, dan

mencapai akhlak yang sempurna adalah tujuan pendidikan Islam yang

sebenarnya.4

Dalam perspektif pendidikan ke-Indonesiaan, di mana institusi

pendidikan dibawahi oleh dua Departemen yang masing-masing memiliki

penekanan yang berbeda. Departemen Agama dengan penekanan pada

pendidikan agama dan Departemen Pendidikan Nasional dengan penekanan

pada pengetahuan umum.

Meskipun kedua institusi ini mempunyai penekanan yang berbeda

tetapi pada hakikatnya mempunyai tujuan yang sama, yaitu sebagaimana

dituangkan dalam Undang-undang RI No. 2 Tahun 1989 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional yang telah disahkan dan diundangkan pada tanggal 27

Maret 1989. Tujuan yang ingin dicapai oleh bangsa Indonesia lewat proses

dan Sistem Pendidikan Nasional adalah:

“Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia

Indonesia seutuhnya, yaitu manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak luhur, memiliki pengetahuan

dan keterampilan, kesehatan jasmani dan ruhani, kepribadian yang mantap dan

mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.”5

Dari tujuan Pendidikan Nasional tersebut diketahui bahwa meskipun

terdapat perbedaan penekanan antara Departemen Agama dan Departemen

Pendidikan Nasional, tetapi kedua departemen tersebut mengacu pada tujuan

yang sama yaitu tujuan nasional seperti dijelaskan di atas.

4

Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam (IPI), (Bandung: CV. Pustaka Setia, Tahun 1999), Cet. 2, h. 50.

5

Undang-undang RI Sistem Pendidikan Nasional Nomor 2 tahun 1989 pada Bab II Pasal 4 h. 6

(13)

4

Khususnya untuk institusi pendidikan yang berada di bawah naungan

Departemen Pendidikan Nasional, pendidikan akhlak biasanya disampaikan

dalam bentuk mata pelajaran yang lazim dikenal dengan pelajaran Aqidah

akhlak. Pelajaran Aqidah akhlak disampaikan dari mulai pendidikan dasar

(Sekolah Dasar) hingga pendidikan menengah atas (Sekolah Menengah Atas).

Aqidah akhlak sebagai suatu bidang studi, merupakan pelajaran yang

membahas tentang akhlak atau prilaku sehari-hari. Pelajaran Aqidah akhlak

juga merupakan bimbingan kepada siswa agar memahami, menghayati,

meyakini manfaat akhlak serta bersedia mengamalkannya dalam kehidupan

sehari-hari. Karenanya, mata pelajaran ini harus diajarkan dan dilaksanakan

dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab melalui kegiatan bimbingan,

pelajaran dan latihan agar peserta didik mampu meyakini, memahami dan

mengamalkan mata pelajaran Aqidah akhlak dalam kehidupan sehari-hari.

Tujuan dari bidang studi Aqidah akhlak pada Madrasah Tsanawiyah

adalah sebagai berikut:

1. Siswa dapat mengetahui pengertian akhlak, kedudukan manusia menurut

pandangan agama, memahami jenis-jenis akhlak yang baik dan buruk

menurut pandangan agama, mengetahui dan mengamalkan perbuatan yang

baik, mengetahui dan menjauhi perbuatan yang tercela, memahami dan

ajaran agama dan hukum syariat Islam, serta menyadari pentingnya ilmu

pengetahuan di masyarakat.

2. Siswa dapat mengetahui perjalanan Rosulullah sampai dengan masa

sekarang

3. Siswa mengetahui, meyakini proses pembentukan kepribadian manusia.

4. Kemampuan memahami peraturan perundang-undangan, hak azasi

manusia, kemerdekaan mengemukakan pendapat dan berpartisipasi dalam

era ekonomi, dan memahami bentuk-bentuk hubungan antar kelompok

sosial.

5. Siswa memahami dan meneladani kisah-kisah keteladanan para ulama,

pahlawan-pahlawan yang telah berkorban demi nusa dan bangsa, Wali

(14)

meyakini dan mengimani ajaran agama, memahami hak dan kewajiban

warga negara, mengetahui kisah-kisah orang durhaka, mengetahui akhlak

terhadap alam lingkungan serta dapat menerapkannya dalam kehidupan.6

Berdasarkan tujuan di atas, terlihat betapa pentingnya posisi pelajaran

Aqidah akhlak dalam usaha untuk membimbing dan mengarahkan sikap serta

Akhlak siswa Madrasah Tsanawiyah dalam kehidupan sehari-hari ke arah

yang benar dan sesuai dengan ajaran Islam.

Berlandaskan pada permasalahan di atas, seharusnya prestasi belajar

siswa tercermin dalam akhlak siswa sehari-hari, dalam pengertian, siswa yang

berprestasi belajarnya baik dalam pelajaran Aqidah akhlak seharusnya juga

mempunyai akhlak yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi, bisa pula

terjadi sebaliknya, artinya prestasi belajar siswa dalam pelajaran Aqidah

akhlak tidak mencerminkan Akhlaknya dalam kehidupan sehari-hari.

Sehingga prestasi belajar siswa dalam pelajaran Aqidah akhlak tidak bisa

dijadikan acuan dalam menilai akhlak siswa sehari-hari. Karenanya penulis

bermaksud meneliti permasalahan dengan judul "Hubungan Prestasi Belajar Aqidah Akhlak Dengan Akhlak Siswa Di MTs. Al Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis Depok" dalam bentuk sebuah skripsi.

Adapun alasan untuk memilih judul di atas adalah sebagai berikut:

1. Betapa pentingnya Aqidah akhlak yang harus diajarkan karena Aqidah

akhlak merupakan modal dasar untuk membimbing siswa menjadi warga

yang baik dan berakhlakul karimah

2. Siswa belum bisa membedakan perbuatan yang baik dan buruk serta tidak

merealisasikan akhlaknya dalam kehidupan sehari-hari yang sesuai

dengan yang mereka dapat di sekolah atau teori di kelas.

3. Guru pelajaran Aqidah akhlak sangat berperan penting dalam membina

siswa menjadi anak yang berakhlakul karimah.

6

(15)

6

4. Dipilihnya MTs. Al Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis Depok, karena

sekolah tersebut memungkinkan untuk diteliti tentang hubungan prestasi

belajar Aqidah akhlak dengan Akhlak siswa.

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka masalah dalam

penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:

a. Apakah terdapat hubungan antara latar belakang pendidikan siswa

sebelumnya terhadap prestasi belajar Aqidah Akhlak?

b. Apakah dewan guru memberikan contoh yang baik dalam

pembentukan akhlak siswa?

c. Apakah Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa

dalam bidang studi Aqidah Akhlak?

d. Apakah Faktor-faktor yang mempengaruhi akhlak siswa?

e. Apakah terdapat hubungan antara prestasi belajar Aqidah Akhlak

dengan akhlak siswa?

2. Pembatasan Masalah.

Untuk memudahkan penulis dalam melakukan penelitian ini,

sehingga penelitian dapat sampai pada tujuannya, maka penulis membatasi

penelitian ini pada: hubungan prestasi belajar siswa tentang Aqidah akhlak

dengan Akhlaknyanya sehari-hari.

Adapun yang dimaksud dengan siswa dalam penelitian ini adalah

siswa kelas delapan dan sembilan Madrasah Tsanawiyah Al Ikhlas

Leuwinanggung Cimanggis Depok. Sedangkan prestasi belajar siswa yang

dimaksudkan dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa dalam

bentuk tertulis yang berupa buku laporan evaluasi belajar siswa atau buku

(16)

3. Perumusan Masalah.

Posisi akhlak sangat penting sekali dalam dunia pendidikan

terlebih tujuan pendidikan nasional Indonesia sebagaimana dituangkan

dalam Undang-undang tentang sistem pendidikan nasional yang

menjelaskan bahwa tujuan pendidikan nasional Indonesia tidak hanya

untuk menciptakan manusia Indonesia yang memiliki pengetahuan dan

pandangan luas tetapi lebih dari itu pendidikan nasional Indonesia juga

bertujuan melahirkan manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa dan berakhlak luhur. Karenanya berbagai usaha dilakukan

pemerintah untuk sampai kepada tujuan tersebut, salah satunya adalah

memberikan mata pelajaran khusus tentang akhlak yaitu Aqidah akhlak.

Berdasarkan hal tersebut, permasalahan yang akan diteliti dapat

dirumuskan sebagai berikut:

a. Bagaimana prestasi belajar pelajaran Aqidah akhlak di Madrasah

Tsanawiyah Al Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis Depok?

b. Bagaimana Akhlak siswa Madrasah Tsanawiyah Al Ikhlas

Leuwinanggung Cimanggis Depok?

c. Bagaimana hubungan prestasi belajar Aqidah akhlak terhadap Akhlak

siswa di Madrasah Tsanawiyah Al Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis

Depok?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang prestasi belajar

Aqidah akhlak siswa MTs. Al Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis

Depok.

b. Untuk memperoleh gambaran tentang Akhlak siswa.

c. Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara prestasi belajar Aqidah

(17)

8

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui seberapa besar

hubungan antara prestasi belajar Aqidah akhlak terhadap Akhlak siswa di

MTs. Al Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis Depok. Sedangkan

manfaatnya bagi instansi sekolah, tulisan ini diharapkan bisa dijadikan

sebagai salah satu referensi dalam memperbaiki mutu, metode dan tekhnis

pembelajaran Aqidah akhlak sehingga kualitas siswa lulusan MTs Al

Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis Depok diharapkan bisa cerdas dari sisi

intelektual, emosional dan spiritual.

Sedangkan bagi guru, skripsi diusahakan agar bisa menjadi

gambaran dan motivator dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik,

sehingga dapat terus berupaya untuk membimbing anak didiknya agar

senantiasa mampu menjadi warga yang baik dan berakhlakul karimah.

Bagi penulis sendiri, penelitian ini diharapkan bisa menjadi konsentrasi

penelitian lebih lanjut.

D. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah penulisan serta memahami isi skripsi ini, penulis

membagi atas lima bab dengan sistematika penyusunan sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan. Dalam bab ini dikemukakan tentang latar

belakang masalah dan alasan pemilihan judul, pembatasan dan perumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode dan sistematika penulisan.

Bab II Deskripsi Teori, Kerangka Berpikir dan Pengajuan Hipotesa.

Dalam bab ini dikemukakan tentang Deskripsi teori antara lain: pengertian

akhlaq, pendidikan akhlaq bagi siswa Madrasah Tsanawiyah, akhlaq dalam

dunia penididikan, pengertian prestasi belajar dan faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar siswa.

Bab III Metodologi Penelitian. Dalam bab ini dikemukakan tentang

waktu dan tempat penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data,

(18)

Bab IV Hasil Penelitian. Pada bab ini akan dikemukakan hasil

penelitian yang terdiri dari: gambaran umum MTs Al-Ikhlas, deskripsi data,

analisa data dan interpretasi data penelitian.

(19)

BAB II

DESKRIPSI TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Deskripsi Teori 1. Akhlak Siswa a. Pengertian Akhlak

Kata akhlak merupakan kata yang sering kali terdengar dalam

kehidupan sehari-hari. Begitu kita mendengar kata ini sehingga seolah-olah

kita tahu pengertian kata ini dengan jelas, padahal jika ditanyakan apa itu

akhlak, kita biasanya terdiam memikirkan jawabannya. Karenanya sebelum

masuk lebih jauh kedalam pembahasan skripsi ini, penulis terlebih dahulu

ingin mengeksplorasi pengertian kata akhlak.

Pengertian akhlak dapat ditinjau dari dua pengertian etimologis

(lughowy) dan pengertian terminologis (istilahy). Secara etimologis, kata

akhlak berasal dari bahasa Arab al-akhlaq, kata ini merupakan bentuk jamak

dari al-khuluq yang berarti budi pekerti, tabiat atau watak.1

1

M. Nipan Abdul Halim, Menghias Diri Dengan Akhlak Terpuji, (Yogyakarta: 2000), h. 23

(20)

Menurut Jamil Shaliba dalam bukunya Al-Mu’jam Al-Falsafi Juz

I,halaman 539. Pengertian akhlaq dari segi bahasa berasal dari bahasa

arab,yang berarti perangai, tabiat, watak dasar kebiasaan, sopan dan santun

agama.

Secara linguistik (kebahasan) kata akhlaq merupakan isim jamid atau

isim ghoir mustaq,yaitu isim yang tidak mempunyai akar kata, melainkan kata

tersebut memang begitu adanya.Kata akhlaq adalah jamak dari kata

khulqun/khuluq yang artinya sama dengan arti akhlaq sebagaimana telah

disebutkan diatas.Baik kata akhlaq atau khuluq bahwa kedua-duanya dijumpai

pemakaianya didalam Al-Qur’an maupun hadis sebagai terlihat berikut ini:2

ﻚﱠإو

ْﻈ

.

Artinya: ”Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berbudi

pekerti yang luhur”.(Q.S.Al-Qalam,66:4)

ﱠﻻإ

اﺬه

ْنإ

ْ ﱠوﻷْا

.

Artinya: ”(Agama kami)ini tidak lain hanyalah kebiasaan yang

dahulu”.(Q.S.Al-Syu’ara,26:137).

ْ ﻬ ْ أﺎ ﺎ ْإ

ْ ْﺆ ْا

ْآأ

).

ىﺬ ﺮ ا

اور

(

Artinya: ”Orang mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah orang

yang sempurna budi pekertinya”.(H.R.Turmuzi)

Berdasarkan pengertian ini, kata akhlak sering dianggap sinonim

dengan kata etika, moral, kesusilaan, tatakrama dan lain-lain.

Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa kata akhlak merupakan

kata yang digunakan untuk merujuk kepada perbuatan manusia yang

kemudian dinilai dengan standar baik dan buruk. Dalam Islam, standar

penilaian yang digunakan untuk menilai baik dan buruknya suatu perbuatan

adalah Al-Qur’an dan hadits.

2

(21)

12

Pengertian tentang akhlak secara terminologis telah banyak

dikemukakan oleh para ahli, salah satunya adalah pengertian akhlak

sebagaimana diungkapkan Prof. Dr. Ahmad Amin dalam kitabnya Al-akhlak,

menurutnya “akhlak adalah kehendak yang dibiasakan, dalam pengertian jika

kehendak itu membiasakan sesuatu maka kebiasaan itu dinamakan akhlak”.3

Dari pendapat Prof. Dr. Ahmad Amin tersebut dapat disimpulkan

bahwa yang dimaksud dengan akhlak adalah kehendak yang dibiasakan, atau

dalam pengertian lain akhlak mencakup perbuatan-perbuatan manusia yang

telah menjadi kebiasaan bagi orang yang bersangkutan.

Sementara itu, Ibnu Miskawaih (W.421/1030 M) memberikan

pengertian yang lain tentang akhlak, menurutnya, sebagaimana tertulis dalam

kitab Tahdzibul Akhlak Wa Tathhir al- A’raq, di dalam kitab tersebut

dijelaskan bahwa akhlak adalah:

ﺮْﻏ

ْ

ﺎﻬ ﺎ ْﻓأ

ﻰ إ

ﺎﻬ

ﺔ اد

ْﱠ

لﺎ

ﺔ ْؤر

ﻻو

ﺮْﻜﻓ

Sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan

perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.4

Dari pendapat ini bisa dipahami bahwa Ibnu Miskawaih membagi

perbuatan menjadi dua yaitu perbuatan bathiniah dan perbuatan lahiriah.

Menurut Ibnu Miskawaih perbuatan bathiniahlah yang mendorong seseorang

untuk melakukan perbuatan lahiriah, meskipun pada hakikatnya kedua

perbuatan ini adalah satu kesatuan. Kemudian jika suatu perbuatan telah

melembaga pada diri seseorang dan telah dilakukan secara berulang-ulang

maka sering kali seseorang tidak memerlukan lagi

pertimbangan-pertimbangan rasional dalam melakukan suatu perbuatan, dan perbuatan

inilah yang dimaksud Ibnu Miskawaih dengan akhlak.

Pengertian serupa juga diungkapkan oleh Imam al-Ghazali (1059-1111

M) dalam kitab Ihya ‘Ulum al-Din, menurutnya akhlak adalah:

3

Rachmat Djatnika, Sistem Ethika Islami: Akhlak Mulia, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1992), h.46

4

(22)

ﺮْﻏ

ْ

ﺮْ و

ﺔ ْﻮﻬ

لﺎ ْﻓﻷْا

رﺪْ

ﺎﻬْ

ﺔ ﺳار

ْﱠ ا

ﻰﻓ

ﺔﺌْه

ْ

ةرﺎ

ﺔ ْؤر

ﻻو

ﺮْﻜﻓ

ﻰ إ

ﺔﺟﺎ

Sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam

perbuatan dengan gampang dan muda, tanpa memerlukan pemikiran dan

pertimbangan.5

Dari pengertian-pengertian akhlak diatas, penulis menyimpulkan bahwa

akhlak adalah perbuatan seseorang yang telah melembaga, dilakukan secara

berulang-ulang atas kesadaran jiwanya tanpa memerlukan berbagai

pertimbangan dan tanpa adanya unsur pemaksaan dari pihak lain.

Sedangkan pengertian akhlak sebagai sebuah ilmu juga dikemukakan

oleh para intelektual diantaranya Ahmad Amin yang berpendapat bahwa

ilmu akhlak adalah ilmu yang membahas arti baik dan buruk, menerangkan

apa yang harus dilaksanakan oleh manusia, menjelaskan tujuan apa yang

hendak dicapai manusia dengan perbuatan mereka dan menunjukan jalan

yang lurus yang harus diperbuat”.6

Sedangkan Abdul Hamid Yunus mengemukakan sebagaimana dikutip

oleh Drs. Mahjuddin bahwa “Ilmu akhlak adalah ilmu yang menerangkan

tentang perbuatan yang mulia, lalu memberikan tuntunan mengenai

cara-cara melakukannya, untuk mengisi jiwa manusia dengan perbuatan baik,

serta cara-cara menghindarkan dan membersihkan diri manusia dari

perbuatan buruk”.7

Ibrahim Anis dalam bukunya Mu’jam al-Wasith yang kemudian dikutip

oleh Abudin Nata menjelaskan bahwa ilmu akhlak adalah:

أ

ْﻮﺿْﻮ

ْ ْا

ْ ْاو

ْﺎ

ﺻْﻮ ى ﱠا

لﺎ ْ ﻷْا

ْﻗ

مﺎﻜْ

5

Imam al-Ghazali Ihya ‘Ulum al-Din, Jilid III, (Beirut: Dar al-Fikr,t.t.) h.56. 6

Ahmad Amin, Etika: Ilmu Akhlak, (Jakarta : Bulan Bintang, 1985), h. 62. 7

(23)

14

Ilmu yang objek pembahasannya tentang nilai-nilai yang berkaitan

dengan perbuatan manusia yang dapat disifatkan dengan baik atau buruk.8

Penjelasan-penjelasan tersebut sangat membantu kita untuk memahami

bahwa akhlak sebagai ilmu setidaknya mengandung hal-hal antara lain:

1) Penjelasan tentang baik dan buruk.

2) Pembahasan tentang apa yang harus dilakukan dan apa yang mesti

dihindari oleh seseorang.

3) Penjelasan tentang tujuan yang seharusnya dituju oleh seseorang dalam

suatu tindakan.

4) Pembahasan tentang jalan yang harus ditempuh oleh manusia dalam

upaya menuju kepada kebaikan.

b. Pendidikan Aqidah Akhlak

Usaha pendidikan bukanlah semata-mata proses mengetahui belaka,

tetapi lebih dari itu usaha pendidikan adalah juga proses aplikasi pengetahuan

kedalam kehidupan real. Hal ini seperti dijelaskan dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia yang mendefinisikan kata “pendidikan sebagai proses

pengubahan sikap dan tatalaku seorang atau kelompok orang dalam

mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan”.9

Hal yang hampir sama juga diungkapkan oleh Ahmad D. Marimba

yang menjelaskan bahwa …Pendidikan adalah proses bimbingan secara

sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik

menuju terbentuknya kepribadian yang utama…”.10

Pengetahuan tentang yang baik dan yang buruk –dalam pengertian

akhlak- adalah merupakan salah satu topik utama dalam pelajaran pendidikan

aqidah akhlak. Karenanya berdasarkan pada penjelasan-penjelasan di atas,

idealnya seorang siswa yang mempunyai prestasi yang baik dalam pelajaran

8

Dr. H. Abuddin Nata, M.A., Aklak Tasawuf, Ed. I., Cet.4, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2002), h.8.

9

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1994), h. 232.

10

(24)

pendidikan aqidah akhlak maka ia pun seharusnya mempunyai akhlak yang

baik dalam kehidupannya sehari-hari. Hal ini sebagaimana diyakini Socrates,

seorang filsuf Yunani yang sangat yakin bahwa orang berbuat baik (benar)

apabila ia mengetahui apa yang baik bagi dirinya. Perbuatan buruk (salah)

terjadi karena kurangnya pengetahuan manusia tentang apa yang baik.11

Prestasi belajar pendidikan aqidah akhlak seharusnya dapat dijadikan

acuan dalam proses penilian akhlak seorang siswa, terlebih pelajaran ini

merupakan sesuatu yang sangat fundamental dalam pendidikan. Agama Islam

yang sangat menjunjung tinggi pendidikan memaknai pendidikan tidak hanya

sekedar proses pendidikan jasmani –rasio– semata tetapi lebih dari hal itu

seperti diungkapkan oleh Dr. Yusuf Qardhawi yang memberi pengertian

pendidikan Islam sebagai berikut:

Pendidikan Islam adalah pendidikan manusia seutuhnya, akal dan

hatinya, ruhani dan jasmaninya, akhlak dan keterampilannya. Karena

pendidikan Islam menyiapkan manusia untuk hidup, dan menyiapkan untuk

mengahadapi masyarakat dengan kebaikan dan kejahatan, manis dan

pahitnya.12

Dengan nada yang sama Endang Saifuddin Anshori memberikan

pengertian pendidikan Islam sebagai “…Proses bimbingan (pimpinan,

tuntunan, usulan) oleh subyek didik terhadap perkembangan jiwa (pikiran,

perasaan, kemanusiaan, intuisi dan lain sebagainya) dan raga obyek didik

dengan bahan-bahan materi tertentu dan dengan alat perlengkapan yang ada

ke arah terciptanya pribadi tertentu disertai evaluasi sesuai dengan ajaran

Islam.” 13

Tetapi yang menjadi permasalahan bagaimana jika ideal-ideal diatas

yakni hubungan antara prestasi belajar pendidikan aqidah akhlak dan akhlak

siswa ternyata terkadang berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Dalam

11

13 Tokoh Filsafat Etika, Sejak Zaman Yunani Sampai Abad Ke-19, (Yogyakarta: Kanisius, 2001), h. 58

12

Yusuf Qardhawi, Pendidikan Islam dan Madrasah Hasan al-Banna, Ter. Bustani A. Gani dan Zainal Abidin Ahmad, (Jakarta: Bulan Bintang, 1980), h. 59.

13

(25)

16

pengertian bahwa prestasi belajar seorang siswa ternyata tidak ada

hubungannya dengan akhlak siswa dalam kehidupan real. Sehingga prestasi

belajar seorang siswa dalam pelajaran pendidikan aqidah akhlak tidak bisa

dijadikan sebagai indikator dalam penilaian akhlak seorang siswa. untuk

mengatasi ini perlu diadakan evaluasi total terhadap mata pelajaran

pendidikan aqidah akhlak dari mulai materi pelajaran, metodologi

pembelajaran, teknik penyampaian materi.

Dari pembahasan di atas tidak mengherankan jika kemudian

pendidikan aqidah akhlak menjadi sesuatu yang sangat penting dalam dunia

pendidikan. Pendidikan sebagai suatu aktivitas manusia untuk meningkatkan

dan mengembangkan seluruh potensi-potensi pribadinya baik rohani maupun

jasmani.

Pendidikan budi pekerti merupakan salah satu pendidikan yang intensif

diberikan kepada peserta didik dari mulai masa kanak-kanak hingga dewasa.

Hal ini dikarenakan dengan pemberian pendidikan budi pekerti peserta didik

diharapkan dapat mengetahui perbuatan-perbuatan baik dan buruk sehingga

mampu menentukan pilihan dalam melakukan suatu tindakan atau perbuatan.

Salah satu jenjang pendidikan yang aktif memberikan pendidikan

Aqidah Akhlak adalah Madrasah Tsanawiyah dalam bentuk sebuah mata

pelajaran yang lazim dikenal dengan pelajaran Pendidikan aqidah akhlak.

Pelajaran ini diberikan dari mulai kelas tujuh hingga kelas sembilan.

Sebelum lebih jauh membahas pendidikan aqidah akhlak bagi siswa

Madrasah Tsanawiyah penulis terlebih dahulu ingin menjelaskan tentang

pengertian pendidikan aqidah akhlak.

Mata pelajaran ini bertujuan mengembangkan dan melestarikan nilai

luhur budaya Indonesia. Disamping itu membekali siswa dengan kemampuan

dasar, pengetahuan, dan budi pekerti. Dalam hal ini siswa diharapkan dapat

mewujudkan nilai luhur itu dalam perilaku sehari-hari, baik sebagai individu,

sebagai anggota masyarakat, maupun sebagai makhluk ciptaan Tuhan.

Setiap kegiatan yang direncanakan, tentu memiliki tujuan yang ingin

(26)

kelompok yang melakukan kegiatan. Sehubungan dengan itu, tujuan

mempunyai arti yang sangat penting bagi keberhasilan sasaran yang

diinginkan, arah atau pedoman yang harus ditempuh, tahapan, sasaran serta

sifat dan mutu kegiatan yang dilakukan. Karena itu, kegiatan yang tanpa

disertai tujuan, menyebabkan tujuan akan kabur, akibatnya program dan

kegiatan tersebut menjadi tidak terorganisir.

Berdasarkan hal tersebut maka Musyawarah Kelompok Kerja

Madrasah Tsanawiyah (MK2MTs) Tingkat Propinsi Jawa Barat menyusun

Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP) untuk mata pelajaran yang

diajarkan di Madrasah Tsanawiyah yang termasuk dalam Propinsi Jawa Barat

termasuk pelajaran pendidikan aqidah akhlak. Dalam GBPP tersebut

dijelaskan juga tentang tujuan dari pembelajaran pendidikan aqidah akhlak

bagi siswa Madrasah Tsanawiyah. Tujuan-tujuan tersebut dibagi kedalam dua

buah tujuan yaitu tujuan umum dan tujuan khusus, berikut adalah tujuan

pendidikan aqidah akhlak berdasarkan kelas.

Bagi siswa kelas tujuh tujuan pembelajaran pendidikan aqidah akhlak

adalah siswa dapat mengetahui dan memahami pengertian syariat Islam,

kedudukan manusia menurut pandangan agama, memahami dan meyakini

nilai-nilai atau norma-norma yang berlaku di masyarakat, serta menyadari

pentingnya ilmu akhlak menurut pandangan agama.

Adapun tujuan khususnya yaitu:

1) Siswa memahami dasar dan tujuan pendidikan aqidah akhlak..

2) Siswa memahami kesadaran untuk taat terhadap Tuhan Yang Maha Esa

dan membiasakan taat melaksanakan ibadah dan menjalankan kewajiban

dalam kehidupan sehari-hari.

3) Siswa memahami membiasakan mendahulukan kewajiban sebelum

menuntut hak.

4) Siswa memahami dan mengerti tentang dasar, tujuan dan pembagian

akhlak.

5) Siswa memahami perbuatan terpuji dan mampu mengamalkannya dengan

(27)

18

6) Siswa mengetahui perbuatan tercela kepada Allah serta menjauhinya

7) Siswa mengetahui dan memahami cinta kebersihan dalam kehidupan

sehari-hari.

8) Siswa mengetahui, meyakini adanya pencipta dengan sifat-sifat-Nya serta

mengimaninya.

9) Siswa memahami dan menyadari pentingnya ilmu pengetahuan dan

mencintai ilmu pengetahuan tersebut dengan giat belajar.14

Sedangkan tujuan umum pelajaran pendidikan aqidah akhlak bagi

siswa kelas delapan adalah siswa mengetahui, sejarah para nabi dan rosul dan

para ulama yang menyebarkan agama Islam di Indonesia, mengetahui

perlunya memiliki kebebasan yang diiringi rasa tanggung jawab, mengetahui

akhlak terpuji dan mengamalkannya, memahami pengertian perlunya sikap

tenggang rasa antarumat beragama dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara.

1) Siswa meyakini adanya Tuhan Yang Maha Esa serta mengimaninya.

2) Siswa memahami akhlak terpuji kepada Allah dan mampu

mengamalkannya dengan ikhlas.

3) Siswa meyakini perlunya sikap percaya diri dalam melakukan tugas dan

kegiatan sehari-hari.

4) Siswa dapat memahami sifat-sifat terpuji bagi diri sendiri maupun bagi

orang lain serta terbiasa mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

5) Siswa memahami dan meyakini sifat-sifat para pahlawan serta berusaha

untuk meneladaninya.

6) Siswa memahami cara-cara taat dan cinta kepada amal ibadah serta

mampu mengamalkannya dengan ikhlas.

7) Siswa memahami cara-cara menghormati ulama dan mentaati uli ‘amri

serta mampu mengamalkannya dengan baik.

14

(28)

8) Siswa mengetahui dan menyadari berbahayanya sifat-sifat tercela, baik

bagi diri sendiri maupun terhadap orang lain serta mampu

menghindarinya.15

Adapun tujuan umum pelajaran pendidikan aqidah akhlak bagi siswa

kelas sembilan adalah siswa memahami dan meneladani kisah-kisah

keteladanan rosul, mengerti dan mengamalkan akhlak terhadap sesama

manusia, memahami hak dan kewajiban warga negara, mengetahui

kisah-kisah orang-orang durhaka, mengetahui akhlak terhadap alam lingkungan

serta dapat menerapkan dalam kehidupan. Sedangkan tujuan khususnya

adalah:

1) Siswa mengetahui kisah pahlawan bangsa serta mampu meneladaninya

2) Siswa mengetahui akhlak terhadap saudara, tetangga, sesama muslim dan

kaum lemah serta dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari

3) Siswa memahami dan menyadari arti kerja dalam kehidupan dan berusaha

untuk mencintainya dengan giat belajar

4) Siswa mengetahui dan menghayati kisah orang-orang durhaka serta

akibatnya sehingga berusaha untuk menjauhi sifat-sifat buruk yang

dimiliki orang-orang tersebut

5) Siswa memahami dan menyadari hak dan kewajiban warga negara sesuai

tuntunan agama.

6) Siswa menyadari pentingnya memelihara kelestarian, menyayangi

binatang dan merawat tumbuhan serta berusaha mewujudkan dengan

perbuatan nyata.16

2. Prestasi Belajar Aqidah Akhlak a. Pengertian Prestasi Belajar

Dalam kamus bahasa Indonesia belajar bahwa prestasi adalah hasil

usaha yakni pencapaian dari suatu kegiatan yang sudah direncanakan

sebelumnya. Kata ‘pencapaian’ dalam pengertian tersebut menyiratkan bahwa

15

Ibid., h. 7 16

(29)

20

hasil dari suatu kegiatan itu sebelumnya telah mengalami suatu rangkaian

kegiatan lainnya. Dimana rangkaian kegiatan tersebut merupakan proses yang

mengarah kepada suatu tujuan yakni pencapaian hasil.

Pengertian belajar menurut arti bahasa, berarti berusaha memahami

sesuatu, berusaha untuk memperoleh ilmu pengetahuan, bisa berarti pula agar

terampil mengerjakan sesuatu.17 Dalam al-Qur’an surat al-‘Alaq ayat 1

disebutkan:

ىﺬﱠا

ﻚﱢر

ْﺳﺎ

ْأﺮْﻗإ

Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) Nama Tuhanmu yang

mencipta-kan” (Q.S. Al-Alaq: 1)

Ayat tersebut kalau kita telaah mengandung makna belajar, yaitu

belajar memahami akan adanya Tuhan pencipta manusia. maksud dari ayat

tersebut di atas bahwa pendidikan pertama yang harus diterima dan dipelajari

oleh seorang anak adalah tentang bukti-bukti adanya Tuhan pencipta seluruh

alam (ketauhidan).

Adapun pengertian belajar menurut istilah adalah suatu aktivitas

mental/ psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan

yang meng-hasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman

keterampilan dan nilai sikap.

Sedangkan pengertian prestasi belajar sebagaimana dijelaskan dalam

kamus bahasa Indonesia adalah “…penguasaan pengetahuan atau

keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, yang lazimnya

ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru”.18

Dari pengertian tersebut jelas bahwa yang dimaksud dengan prestasi

belajar adalah hasil pencapaian seseorang dalam proses belajar yang dapat

berupa pengetahuan atau keterampilan tertentu yang dikembangkan oleh suatu

mata pelajaran yang kemudian digambarkan melalui nilai-nilai tertulis yang

diberikan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan.

17

JS Badudu, dan Sutan Muhamad Zain, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta, Pustaka Sinar Harapan, 1994), cet. ke-1, h. 19

18

(30)

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa

Seperti dipaparkan di atas bahwa belajar merupakan hasil usaha dari

serangkaian kegiatan individu yang dilakukan selama proses pembelajaran

berlangsung. Yang kemudian menjadi pertanyaan adalah, hal-hal atau

faktor-faktor apa sajakah yang memungkinkan seorang siswa dapat mencapai

prestasi belajar yang optimal atau sebaliknya. Berikut penulis akan

menguraikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa.

Secara garis besar, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

siswa dapat dikelompokan kedalam dua kelompok, yakni faktor internal dan

faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor pendorong yang berasal dari

dalam individu siswa itu sendiri, sedangkan faktor eksternal adalah faktor

pendorong yang berasal dari luar individu dalam interaksinya dengan individu

lainnya maupun dengan lingkungannya.

Adapun yang termasuk dalam faktor internal adalah:19

1) Faktor kemampuan siswa. faktor ini besar sekali pengaruhnya terhadap

prestasi belajar yang ingin dicapai. Meskipun anak dilahirkan ke dunia

dalam yang relatif sama, tetapi tak dapat dipungkiri bahwa ada anak-anak

yang mempunyai kemampuan lebih dibandingkan anak-anak lainnya.

Anak dengan kemampuan ini akan lebih berhasil dalam kegiatan belajar.

Karena ia lebih mudah mengingat, menganalisis dan cepat dalam

mengambil suatu keputusan

2) Faktor motivasi belajar, faktor ini cukup penting dalam kegiatan belajar

mengajar. Dengan motivasi belajar yang kuat sering kali ditemukan

anak-anak dengan kemampuan biasa-biasa saja mempunyai prestasi belajar

yang cukup luar biasa

3) Faktor minat dan usaha, dengan adanya minat terhadap suatu pelajaran

maka hal tersebut akan lebih mendorong seorang anak untuk lebih serius

mempelajari suatu pelajaran karena merasa bahwa yang dipelajarinya

sangat berarti baginya. Tetapi minat harus didukung pula oleh usaha yang

serius untuk mempelajarinya.

19

(31)

22

4) Faktor sikap dan pola belajar, sikap dan sifat-sifat yang ada seseorang

juga mempunyai andil yang cukup besar dalam mempengaruhi prestasi

belajar. Demikian juga halnya pola belajar seseorang ikut mempengaruhi

hasil yang akan dicapainya dalam proses belajar.

5) Faktor fisik dan psikis, kondisi fisik juga ikut serta dalam menentukan

prestasi dalam proses belajar, demikian juga halnya dengan kondisi psikis

Adapun faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar antara

lain:20

1) Faktor guru, guru memegang peranan yang penting dalam meningkatkan

prestasi belajar siswa, sebab guru merupakan orang pertama yang

memberikan bimbingan dalam kegiatan belajar mengajar.

2) Faktor sarana dan prasarana pengajaran, sarana dan prasarana pengajaran

yang memadai akan sangat membantu dalam proses belajar yang efisien,

efektif, mudah dipahami dan menyenangkan. Karenanya faktor ini

memegang peranan penting dalam meningkatkan prestasi belajar siswa

3) Faktor lingkungan (milieu), faktor ini tidak kalah pentingnya

dibandingkan faktor-faktor lainnya. Lingkungan memberikan pengaruh

yang cukup besar bagi seorang siswa baik pengaruh positif maupun

sebaliknya. Lingkungan yang mendukung

4) Faktor sosial ekonomi, di tengah zaman yang hampir segala sesuatunya

diukur dengan satuan uang, maka tak bisa diingkari bahwa faktor ini

mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam prestasi belajar seorang

siswa

5) Faktor orang tua, motivasi dan tanggung jawab orang tua merupakan

salah satu faktor yang penting dalam upaya untuk meningkatkan prestasi

belajar anak. Karena bagaimana pun juga orang tua merupakan orang

yang paling banyak tahu tentang anaknya.

20

(32)

B. Kerangka Berpikir

Usaha pendidikan bukanlah semata-mata proses mengetahui belaka,

tetapi lebih dari itu usaha pendidikan adalah juga proses aplikasi pengetahuan

kedalam kehidupan real. Hal ini seperti dijelaskan dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia yang mendefinisikan kata pendidikan sebagai “…proses

pengubahan sikap dan tatalaku seorang atau kelompok orang dalam

mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan”.

Pendidikan aqidah akhlak merupakan sesuatu yang sangat penting

dalam dunia pendidikan. Pendidikan sebagai suatu aktivitas manusia untuk

meningkatkan dan mengembangkan seluruh potensi-potensi pribadinya baik

rohani maupun jasmani. Pendidikan aqidah akhlak merupakan salah satu

pendidikan yang intensif diberikan kepada peserta didik dari mulai masa

kanak-kanak hingga dewasa. Hal ini dikarenakan dengan pemberian

pendidikan aqidah akhlak peserta didik diharapkan dapat mengetahui

perbuatan-perbuatan baik dan buruk sehingga mampu menentukan pilihan

dalam melakukan suatu tindakan atau perbuatan.

Pengetahuan tentang yang baik dan yang buruk–dalam pengertian

akhlak- adalah merupakan salah satu topik utama dalam pelajaran pendidikan

aqidah akhlak. Karenanya berdasarkan pada penjelasan-penjelasan di atas,

idealnya seorang siswa yang mempunyai prestasi yang baik dalam pelajaran

pendidikan aqidah akhlak maka ia pun seharusnya mempunyai akhlak yang

baik dalam kehidupannya sehari-hari. Hal ini sebagaimana diyakini Socrates,

seorang filsuf Yunani yang sangat yakin bahwa orang berbuat baik (benar)

apabila ia mengetahui apa yang baik bagi dirinya. Perbuatan buruk (salah)

terjadi karena kurangnya pengetahuan manusia tentang apa yang baik.

Prestasi belajar pendidikan aqidah akhlak seharusnya dapat dijadikan

acuan dalam proses penilian akhlak seorang siswa, terlebih pelajaran ini

merupakan sesuatu yang sangat fundamental dalam pendidikan. Siswa yang

mempunyai prestasi belajar aqidah akhlak yang baik idealnya juga

mempunyai akhlak yg baik dalam kehidupan sehari-harinya, demikian juga

(33)

24

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan deskripsi teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan

di atas, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut yakni terdapat hubungan

positif antara pelajaran aqidah akhlak dengan akhlak siswa di Madrasah

(34)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metodologi penelitian adalah pengetahuan berbagai metode yang

digunakan dalam penelitian.1 Metodologi penelitian pada dasarnya

merupakan suatu metode ilmiah yang diartikan suatu cara yang dirancang

serta diarahkan guna memecahkan suatu masalah yang dihadapi, yang

dilakukan secara ilmiah, sistematis dan logis dengan menempuh suatu

langkah-langkah tertentu.2

Adapun teknik yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi tujuan

penelitian, teknik pengumpulan data, populasi dan sampling, instrumen

penelitian dan teknik analisis data. Dalam penelitian ini penulis akan

menggunakan metode deskriptif, adapun jenis penelitian yang penulis

gunakan adalah penelitian deskriptif korelatif, yaitu mencari korelasi dari dua

variabel atau lebih yang mempunyai maksud dan tujuan yang sama, sehingga

dapat dicari hubungannya antara satu fenomena dengan fenomena yang

lainnya, yaitu prestasi belajar dengan perilaku siswa sehari-hari.

1

Nazar Bakri, Praktis dan Metodologi Penelitian, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1994), cet. ke-1, h. 3

2

Ibid., h. 4

(35)

26

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel penelitian yakni variabel X

dan variabel Y. Variabel X dalam penelitian ini adalah prestasi belajar aqidah

akhlak dan variabel Y dalam penelitian ini adalah akkhlaq siswa MTs Al-

Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis Depok

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat Penelitian : MTs Al-Ikhlas Leuwinanggung Kec. Cimanggis

Depok.

Waktu Penelitian : Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai

bulan Mei 2009

C. Metode Pengolahan Data 1. Tekhnik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang akurat dalam penelitian ini

dikumpulkan sesuai dengan sumber, metode dan instrumen yang telah

dilaksanakan. Adapun teknik pengumpulan data yang penulis gunakan antara

lain:

a. Riset lapangan (Field Research)

Studi lapangan (field research) dimaksudkan untuk mengumpulkan data

dan fakta otentik dari lapangan yang memiliki kaitan dengan

masalah yang akan diteliti.

b. Riset Kepustakaan (Library Research)

Studi kepustakaan (library research) yang dilakukan oleh penulis

adalah dengan menelaah literatur-literatur yang berhubungan dengan

teori- teori dan permasalahan yang akan diteliti, hal ini dilakukan untuk

memperoleh gambaran secara teoritis yang nantinya akan

dibandingkan dengan kenyataan yang ada dilapangan.

c. Observasi

Observasi adalah merupakan alat pengumpul data penelitian yang

dilakukan langsung mengamati keadaan, kondisi, situasi dan aktivitas

(36)

d. Angket

Angket yaitu berupa daftar pertanyaan yang disusun secara tertulis

mengenai suatu hal dalam suatu bidang. Dalam penelitian ini penulis

menyebarkan angket kepada siswa yang dijadikan sebagai sample.

2. Jenis Dan Sumber Data a. Data Primer

Adalah data dalam penelitian yang diperoleh dengan melakukan

wawancara yaitu dengan mengadakan tanya jawab secara langsung

dengan siswa dengan memakai alat bantu berupa kuisioner. Kuisioner

yang dipakai merupakan isian informasi tentang akhlak siswa.

Wawancara juga dilakukan dengan pengurus MTs Al-Ikhlas

Leuwinanggung Cimanggis Kebayunan Cimanggis.

b. Data Sekunder

Merupakan pengumpulan data kepustakaan yaitu untuk

memperoleh data atau informasi yang bersifat ilmiah dan teoritis yang

berkaitan dengan obyek penelitian, dengan membaca atau mempelajari

buku-buku referensi, karya ilmiah, laporan dari instansi terkait dan

sumber-sumber lain yang terkait dalam penulisan ini.

3. Populasi dan Sampel

Populasi adalah sejumlah masa (manusia atau bukan) yang terdapat

dalam kawasan tertentu dalam suatu unit kesatuan.3 Adapun populasi yang

penulis ambil adalah seluruh siswa MTs. Al Ikhlas Leuwinanggung

Cimanggis Depok yang berjumlah 347 orang.

Sampel sebagaimana yang dikemukakan oleh M. Ali adalah sebagian

populasi yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap

3

(37)

28

mewakili terhadap populasi.4 Dengan demikian sampel yang diambil dari

populasi yang ada dan dianggap mewakili hasil penelitian dari sejumlah

populasi. Dalam penelitian ini penulis menggunakan sebanyak 30 orang

sebagai sampel.

4. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang penulis gunakan untuk mengumpulkan data

variabel X yaitu prestasi belajar aqidah akhlah adalah tes objektif sebanyak 30

pertanyaan dengan pilihan jawaban a, b, c, dan d. Skor untuk jawaban yang

benar adalah 1 dan jawaban yang salah adalah 0.

Sedangkan untuk memperoleh data tentang akhlaq siswa, penulis

menggunakan skala likert yang terdiri atas 30 pertanyaan dengan alternatif

jawaban: sangat setuju (SS) diberi skor 4, setuju (S) diberi skor 3, ragu-ragu

(RR) diberi skor 2, dan tidak setuju (TS) diberi skor 1. Sedangkan jika

pertanyaan dalam bentuk negatif maka pemberian skor adalah sebaliknya.

Sebelum instrumen tersebut digunakan maka terlebih dahulu akan

diadakan uji coba, untuk mengetahui apakah instrumen tersebut valid dan

dapat dipercaya untuk mengambil data, untuk itu perlu dilakukan juga uji

validitas dan reabilitas instrumen penelitian.

Untuk mengukur validitas keseluruhan soal prestasi belajar aqidah

akhlak digunakan validitas isi yang diperoleh dari indikator yang disusun

berdasarkan kerangka teori. Berdasarkan pada hal tersebut maka kisi-kisi

instrumen penelitian ini adalah sebagai berikut:

Kisi-Kisi Instrumen Prestasi Belajar Aqidah Akhlak Indikator Prestasi Belajar Aqidah Akhlak

Prestasi Akademik Pengetahuan Aqidah Pengetahuan Akhlak 1, 2, 3, 4, 5,

6, 7, 8, 9, 10

11, 12, 13, 14, 15,

16, 17, 18, 19, 20

21, 22, 23, 24, 25,

26, 27, 28, 29, 30

Keterangan: setelah ditentukan taraf kesukaran, daya pembeda dan realibilitas

4

(38)

Sedangkan keseluruhan instrumen variabel akhlak siswa menggunakan

variabel konstruk yang disusun berdasarkan deskripsi teoritis. Berdasarkan hal

tersebut maka disusunlah kisi-kisi instrumen sebagai berikut:

Kisi-Kisi Instrumen

Akhlak Siswa MTs Al-Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis Depok Indikator Akhlak Siswa

Akhlak Di Sekolah Akhlak Di Rumah Akhlak Di Lingkungan

1, 2, 3, 4, 5,

6, 7, 8, 9, 10

11, 12, 13, 14, 15,

16, 17, 18, 19, 20

21, 22, 23, 24, 25,

26, 27, 28, 29, 30

Keterangan: setelah ditentukan taraf kesukaran, daya pembeda dan realibilitas

5. Teknik Analisis Data

Agar data yang terkumpul tersebut dapat dianalisis kemudian dapat

diambil kesimpulan, maka:

a. Jawaban dari responden disesuaikan dan diperiksa apakah jawaban

tersebut lengkap atau tidak.

b. Dengan cara tabulasi, yaitu dengan mentabulasi jawaban dari responden

ke dalam tabel. Terakhir penulis menganalisis dan menginterpretasi

data-data tersebut. Bentuk analisis data-data yang digunakan adalah desktiptif

analitis karena data yang diperoleh dalam penelitian ini lebih bersifat

kwantitatif. Analisis kwantitatif yaitu analisis yang dilakukan terhadap

data yang berwujud angka, dengan cara menjumlahkan,

mengklasifikasikan, mentabulasikan dan selanjutnya dilakukan

perhitungan-perhitungan dengan menggunakan data statistic berupa

product moment, apakah ada relasi antara dua variabel tadi dan berapa

bobot yang diperoleh.

Adapun teknik korelasi yaitu dengan menggunakan korelasi produk

momen (product moment correlation) yaitu untuk mencari korelasi antar dua

(39)

30

rxy =

2 2

2 2

y) ( y }{N. ) ( x {N.

y) x)( ( xy N.

∑ − ∑ ∑

− ∑

∑ ∑ − ∑

rxy = Angka indeks korelasi "r" product moment

N = Number of Cases

∑xy = Jumlah hasil perkalian antara skor x dan y ∑x = Jumlah seluruh skor x

∑y = Jumlah seluruh skor y.5

Setelah nilai rxy diketahui, kemudian untuk mengetahui hubungan

antara dua variabel yang sedang diteliti, penulis berpatokan pada tingkat

koefisien korelasi (r), yang dikemukakan oleh Anas Sudijono dalam bukunya,

seperti tercantum di bawah ini.

Korelasi Interpretasi

0,900-1,00 Sangat tinggi

0,700-0,900 Tinggi

0,400-0,700 Cukup/sedang

0,200-0,400 Rendah

0,00-0,200 Sangat rendah

5

(40)

 

 

 

BAB IV

DESKRIPSI HASIL PENELITIAN

 

A. Gambaran Umum MTs Al-Ikhlas 1. Sekilas tentang MTs Al-Ikhlas

MTs Al-Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis didirikan pada tahun 1984

yang dikelola oleh Yayasan Perguruan Islam Al-Ikhlas, dengan jumlah murid

kelas satu/angkatan pertama yaitu 35 siswa.

Dengan visinya yaitu SIGAP (Sukses dalam berprestasi, Inovatif

dalam penyelenggaran KBM, Gairah dalam KBM, Menciptakan lingkungan

yang Aman, Nyaman dan Kondusif, Profesional dalam memberikan

pelayanan proses pendidikan), MTs Al-Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis

dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan baik kuatitas maupun

kualitas, hal ini terbukti dengan jumlah siswa saat ini mencapai 347 siswa

dibagi menjadi sembilan kelas rombongan belajar.

Mengikuti perkembangan dan pemekaran kota tahun 1999 MTs

Al-Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis masuk ke dalam wilayah Kota Depok.

Pada saat ini MTs Al-Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis dalam melaksanakan

kegiatan belajar mengajarnya ditunjang oleh sarana dan prasarana antara lain:

(41)

 

32

a. Kantor Kepala Sekolah dan Dewan Guru

b. Ruang Kegiatan Belajar

c. Sarana ibadah

d. Sarana olah raga, dll.

Tujuan Pendirian MTs Al-Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis

Sebagai-mana tertuang dalam Akte Notaris Pendirian Yayasan Perguruan Islam

Al-Ikhlas dan UU Sisdiknas No. 2 tahun 1989 bahwa tujuan Yayasan

mendirikan lembaga pendidikan formal adalah:

a. Memberikan kesempatan kepada anak usia sekolah baik yang

berkecukupan atau pra sejahtera untuk mengenyam pendidikan SLTP di

MTs Al-Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis.

b. Bersama-sama pemerintah mencerdaskan kehidupan bangsa.

2. Struktur Organisasi MTs Al-Ikhlas Leuwinanggung

[image:41.595.108.516.191.702.2]

 

GAMBAR 1

Struktur Organisasi MTs Al-Ikhlas

Ketua Yayasan

H. Ahmad Chumaidi

Ketua BP3 Kepala Madrasah

Endang Mulyana, SH HJ. Sri Wahyuni, S.Ag.

Kepala TU

Saprudin, S.Kom.

W. Kep. Kurikulum W. Kep. Kesiswaan W. Kep. Bp/Humas W. Kep. Sarana

H. Syarif, S.Ag Uwoh Pramijaya, SH.i Rudy Solahudin, S.Pd.i

O S I S

31

(42)

3. Rekapitulasi Guru Dan Murid MTs Al-Ikhlas

Keadaan guru dan murid MTs Al-Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis

setiap tahun terus bertambah jumlahnya hal ini disebabkan dengan telah

tumbuhnya kesadaran dalam diri masyarakat akan pentingnya pendidikan.

Untuk tahun pelajaran 2009/2010 jumlah siswa dan guru pada MTs Al-Ikhlas

Leuwinanggung Cimanggis adalah seperti terlihat pada tabel-tabel berikut ini:

TABEL 1

Jumlah Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin

Rekapitulasi Kelas VII KELAS VIII KELAS IX

Siswa (2009-2010) L P L P L P

Jumlah Siswa 64 58 57 56 54 58

Jumlah Total 122 113 112

Jumlah Laki-laki : 175

Jumlah Perempuan : 172

TABEL 2

Jumlah Siswa Berdasarkan Kelas

Rekapitulasi Kelas VII Kelas VIII Kelas IX

Siswa (2009-2010) A B C A B C A B C

Jumlah Siswa 40 40 38 40 35 38 38 37 37

Jumlah 122 113 112

[image:42.595.115.513.159.561.2]

Jumlah Total Siswa 347

TABEL 3

Rekapitulasi Guru Berdasarkan Pendidikan Terakhir

NO Latar Belakang Pendidikan L P

1 SMA/ sederajat STM – –

2 D1 – – –

3 D2 – 1 –

4 D3 – – –

5 S1

UIKA 6 2

UIN 5 3

UMAA 1 –

TOTAL 15 5

(43)

 

34

4. Pola Pengajaran Pelajaran Aqidah Akhlak di MTs Al-Ikhlas

Mata pelajaran aqidah akhlak pada MTs Al-Ikhlas Leuwinanggung

Cimanggis merupakan mata pelajaran pokok. Metode pembelajaran yang

digunakan untuk mata pelajaran aqidah akhlak di MTs Al-Ikhlas

Leuwinanggung Cimanggis adalah sebagai berikut:

a. Metode mutual education

Yaitu metode pengajaran dalam kelompok dengan contoh langsung.

Metode ini biasa digunakan untuk materi pelajaran aqidah akhlak yang

bersifat praktis, sehingga siswa tidak melulu memahami suatu materi

pelajaran aqidah akhlak secara teoritis tetapi juga diharapkan mampu

menerapkannya dalam kehidupan praktis.

b. Metode Instruksional

Yaitu metode yang bersifat penjelasan terhadap sesuatu dengan

menjelaskan ciri-ciri tentang sesuatu misalnya ciri-ciri orang yang beriman,

ciri-ciri orang musyrik. Dengan metode pendidikan ini siswa diharapkan

mengetahui apa yang harus diperbuat dalam kehidupan sehari-hari.

c. Metode Cerita

Yaitu metode yang digunakan dengan menjelaskan sejarah hidup

seseorang atau suatu kelompok pada masa lampau yang menyangkut ketaatan

atau keingkaran mereka terhadap perintah Allah SWT. Metode ini bertujuan

agar siswa mampu mengambil pelajaran dari orang-orang terdahulu sehingga

siswa mampu mengetahui apa yang harus mereka perbuat dengan segala

konsekuensinya.

d. Metode Bimbingan Dan Penyuluhan

Metode ini digunakan pasca pemberian materi pelajaran yang bersifat

teoritis, sehingga siswa akan selalu dalam pengarahan, bimbingan dan

penyuluhan para guru.

(44)

B. Deskripsi Dan Analisis Data

1. Prestasi Belajar Aqidah Akhlak

Untuk mengetahui validitas dan realiabilitas instrumen maka terlebih

dahulu diadakan uji coba instrumen prestasi belajar aqidah akhlak. Adapun

[image:44.595.113.514.147.758.2]

skor hasil uji tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 4

Skor Uji Coba Instrumen Prestasi Belajar Aqidah Akhlak

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1

2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

3 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1

4 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0

5 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1

6 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1

7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1

8 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0

9 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1

Np 8 9 9 9 9 8 5 9 8 6 8 7 8 8 8 7 8 8 8 8

P 0,8 0,9 0,9 0,9 0,9 0,8 0,5 0,9 0,8 0,6 0,8 0,7 0,8 0,8 0,8 0,7 0,8 0,8 0,8 0,8

Q 0,2 0,1 0,1 0,1 0,1 0,2 0,5 0,1 0,2 0,4 0,2 0,3 0,2 0,2 0,2 0,3 0,2 0,2 0,2 0,2

Pq 0,16 0,09 0,09 0,09 0,09 0,16 0,25 0,09 0,16 0,24 0,16 0,21 0,16 0,16 0,16 0,21 0,16 0,16 0,16 0,16

No Nomor Item

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 22 484

2 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 27 729

3 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 25 625

4 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 14 196

5 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 26 676

6 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 17 289

7 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 26 676

8 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 22 484

9 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 23 529

10 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 25 625

Np 7 5 8 8 5 6 7 9 7 7 227 5313

P 0,7 0,5 0,8 0,8 0,5 0,6 0,7 0,9 0,7 0,7

Q 0,3 0,5 0,2 0,2 0,5 0,4 0,3 0,1 0,3 0,3

Pq 0,21 0,25 0,16 0,16 0,25 0,24 0,21 0,09 0,21 0,21 5,11

Skor kuadrat total

No Nomor Item Total Skor

(45)

 

36

Berdasarkan data di atas, maka dapat dilakukan uji validitas butir

dengan rumus korelasi point biserial yaitu:

Rumus: q p SDt Mt Mp rpbis − = Keterangan : pbis

r

: Koefisien korelasi product momen

Mp : Mean kor dari subjek-subjek yang menjawab benar

Mt : Mean kor total

SDt : Standar deviasi skor total

p : Proporsi subjek yang menjawab benar

q : Proporsi subjek yang menjawab salah

5 , 24 8 196 8 25 23 22 26 26 25 27 22 = = + + + + + + + = Mp 7 , 22 10 227 = = = N xt Mt ε N N xt xt SDt 2 2 −( )

= 4 1 , 16 10 1 , 160 10 9 , 5152 5313 10 10 ) 227 ( 5313 2 = = = − = − = SDt

p = 8

q = 2

maka rpbisbutir no. 1 sebesar:

2 8 4 7 , 22 5 , 24 − = pbis r 900 , 0 4 60 , 3 4 2 80 , 1 = = = x rpbis

Karena rkritis lebih besar dari rtabel (0,900>0,531). Maka butir No.1

dikatakan valid. Dengan cara yang sama seperti di diatas diperoleh validitas

tiap-tiap butir yang kemudian dikonsultasikan dengan rproduct-moment. Hasil

selengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

(46)
[image:46.595.112.509.153.713.2]

Tabel 5

Validitas Instrumen Prestasi Belajar Aqidah Akhlak

No. Validitas Keputusan

1 0,900 Valid Dipakai

2 0,725 Valid Dipakai

3 -0,275 Drop Tidak dipakai

4 0,725 Valid Dipakai

5 0,058 Direvisi Dipakai

6 0,587 Valid Dipakai

7 0,775 Valid Dipakai

8 0,058 Direvisi Dipakai

9 -0,162 Drop Tidak dipakai

10 -0

Gambar

GAMBAR 1 Struktur Organisasi MTs Al-Ikhlas
TABEL 3  Rekapitulasi Guru Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Tabel 4 Skor Uji Coba Instrumen Prestasi Belajar Aqidah Akhlak
Tabel 5
+7

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu lokasi sanggar ISCO berada di kawasan Tanah Abang, tepatnya di kelurahan Kebun Melati yang berlokasi dekat di daerah pinggiran pusat perbelanjaan dan stasiun pasar

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini yaitu mengidentifikasi risiko-risiko yang mungkin timbul dalam pembangunan sistem perizinan online tersebut, melakukan analisa

Selanjutnya RKPD Minahasa Tenggara tahun 2017 disusun dengan berpedoman pada Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)

Melalui analisis deskriptif diperoleh hasil bahwa variabel motivasi belajar diperoleh hasil bahwa tekun menghadapi tugas dalam kategori tinggi, Ulet menghadapi kesulitan dalam

16 (enam belas) minggu. Senat Akademik : adalah organ yang menjalankan fungsi pengawasan bidang akademik pada aras perguruan tinggi atau dapat pada aras fakultas.

Bermain merupakan pendekatan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran pada anak-anak usia Taman kanak-kanak dan Raudhatul Athfal. Untuk itu dalam memberikan pendidikan

Analisis regresi digunakan untuk mengetahui pengaruh diferensiasi produk, diferensiasi kualitas pelayanan, dan diferensiasi citra terhadap keunggulan

Diharapkan dengan menggunakan salah satu metode dalam sistem pendukung keputusan, Proses perhitungan dengan menentukan kriteria yang telah ditentukan dapat memberikan output