ABSTRAK
HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN TUNGKAI DENGAN GERAK DASAR RENANG GAYA DADA PADA SISWA KELAS XI
SMK NEGERI 4 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Oleh
ALMAS AQMARINA PUTRI
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kekuatan otot lengan dan tungkai dengan gerak dasar renang gaya dada pada siswa kelas XI SMK Negeri 4 Bandar Lampung.
Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Korelasional. Dengan populasi adalah siswa SMK Negeri 4 Bandar Lampung Kelas XI sebanyak 116 siswa, kemudian diambil sampel penelitian berjumlah 30 orang. Teknik sampel yang digunakan adalah random sampling. Teknik pengumpulan data untuk mengetahui gerak dasar renang gaya dada. Analisis data hasil perhitungan hubungan kekuatan otot lengan dan otot tungkai dengan gerak dasar renang gaya dada menggunakan teknik analisis korelasi pearson product moment..
Hasil penelitian menunjukkan: pertama, kekuatan otot lengan memiliki koefisien korelasi 0,887 dengan hubungan sebesar 78,67 %, tungkai memiliki koefisien korelasi 0,698 dengan hubungan sebesar 48,72 %, kekuatan otot lengan dan tungkai memiliki koefisien korelasi 0,931 dengan hubungan sebesar 86,67 %.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah kekuatan otot lengan memberikan hubungan yang lebih besar pada taraf nyata atau pada taraf kepercayaan 95% dibandingkan dengan kekuatan otot tungkai dengan gerak dasar renang gaya dada pada siswa kelas XI SMK Negeri 4 Bandar Lampung.
HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN TUNGKAI DENGAN GERAK DASAR RENANG GAYA DADA PADA SISWA KELAS XI
SMK NEGERI 4 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Oleh
ALMAS AQMARINA PUTRI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Purbalingga Jawa Tengah, tanggal 20 April 1990, anak pertama dari empat bersaudara, dari keluarga Bapak Sujatno, S.Sos dan Ibu Fariyah.
Pendidikan yang ditempuh adalah, Pendidikan Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Karanganyar Jawa Tengah, diselesaikan pada tahun 2002, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Bobotsari Jawa Tengah, diselesaikan pada tahun 2005, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Karangreja Jawa Tengah, diselesaikan pada tahun 2009.
Pada tahun 2011, penulis diterima sebagai mahasiswa pada Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, melalui jalur Mandiri.
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim
Kupersembahkan karya ini kepada:
Ayahku (Sujatno,Sos.) dan Ibuku (Fariyah) tercinta yang telah
memberikan
segalanya untukku, membesarkanku, mendidikku dengan penuh
kesabaran dan kasih sayang serta selalu mendoakan
keberhasilanku dan sebagai tanda baktiku.
Adik-Adikku (Septiana Kusuma Dewi, Nur Amalina Dianati dan
Andrea Ganjar Firjatullah) yang kusayangi serta keluarga besarku.
Almamaterku tercinta Universitas Lampung.
MOTO
“…Allah meninggikan orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat…”
( Almujadaalah: 11 )
Dan masing-masing orang memperoleh derajat-derajat (seimbang) dengan apa yang iya kerjakan. Dan tuhan-mu tidak lengah dari apa
yang mereka kerjakan. (Q,S al-An’am ayat 132)
“Buatlah dirimu menjadi berkah bagi seseorang.senyummu yang tulus dan tepukan dibahu mungkin bisa menarik seseorang dari tepi jurang”
“ Jangan sia-siakan masa muda mu, karena masa muda hanya datang satu
kali. Jadi, manfaatkanlah masa mudamu dengan ilmu yang bermanfaat serta
selalu berikhtiar dalam menghadapi kehidupan”
SANWACANA
Bismillahirrohmanirrohim
Alhamdulillah penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat
penulis selesaikan.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, FKIP Universitas Lampung dengan judul ” Hubungan Kekuatan Otot Lengan dan Tungkai Dengan Gerak Dasar Renang Gaya Dada Pada Siswa Kelas XI SMK Negeri 4
Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015”.
Dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis banyak mendapat bimbingan, petunjuk, bantuan, nasihat, saran, dan perhatian dari berbagai pihak, oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis sampaikan ucapan terima kasih yang
setinggi-tingginya kepada:
Dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis banyak mendapat bimbingan, petunjuk, bantuan, nasihat, saran, dan perhatian dari berbagai pihak, oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis sampaikan ucapan terima kasih yang
2. Dr. Riswanti Rini, M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung ;
3. Bapak Drs. Ade Jubaedi, M.Pd selaku Pembimbing Utama, atas kesabarannya dalam membimbing penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan;
4. Bapak Drs. Surisman, M.Pd. selaku Pembimbing II yang dengan tekun, sabar dan pengertian serta banyak membantu selama penulis menyusun skripsi ini; 5. Bapak Drs. Akor Sitepu, M.Pd. selaku Pembahas, atas kritik dan sarannya
yang telah memberikan banyak masukan dan pengarahan selama masa studi; 6. Bapak dan ibu staf tata usaha FKIP Unila yang telah bekerja sama dengan
pelayanannya sehingga terselesaikan skripsi ini;
7. Keluarga besarku, ayah/ ibu yang telah banyak memberikan nasihat, motivasi dan dukungan;
8. Sahabat dan teman-teman seperjuanganku angkatan 2011 terima kasih atas kebersamaannya;
9. Ibu Dra. Septiana, M.M.Pd. selaku Kepala sekolah SMK Negeri 4 Bandar Lampung yang telah memberikan izin sehingga penulis bisa menyelesikan skripsin ini
10.Siswa SMK Negeri 4 Bandar Lampung kelas X1, terima kasih atas waktu yang diberikan dalam penulisan skripsi ini
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.
Bandar Lampung, 27 Mei 2015 Penulis
DAFTAR ISI
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pendidikan Jasmani ... 7
B. Belajar Gerak ... 9
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ... 52
1. Deskripsi Data ... 52
2. Analisis Data ... 54
3. Uji Hipotesis... ... 58
B. Pembahasan ... 62
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 67
B. Saran ... 67
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Populasi penellitian ... 41
2. Sampel penelitian ... 42
3. Norma Push Dynamometer ... 44
4. Format Penilaian Gerak Dasar Renang Gaya Dada ... 45
5. Tabel Interprestasi Koofisien Korelasi nilai r ... 50
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Pengolahan Data Uji Coba Instrumen ... 62
2. Data Hasil Tes Kekuatan Otot Lengan ... 68
3. Data Hasil TesKekuatan Otot Tungkai ... 69
4. Hasil Gerak Dasar Renang Gaya Dada ... 70
5. Tabel Kerja Hubungan Kekuatan Otot Lengan Dengan Gerak Dasar Renang Gaya Dada ... 71
6. Tabel Kerja Hubungan Kekuatan Otot Tungkai Dengan Gerak Dasar Renang Gaya Dada Dada ... 71
7. Tabel Kerja Kerja Hubungan Kekuatan Otot Lengan Dengan Kekuatan Otot Tungkai ... 72
8. Tabel Harga Kritik dari r Product-Moment ... 76
9. Tabel Nilai uji-t ... 80
10. Tabel F ... 80
11. Foto-foto ... 82
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Gambar teknik renang gaya dada ... 16
2. Teknik gerakan kaki renang gaya dada ... 17
3. Tekik gerakan tangan renang gaya dada ... 18
4. Kombinasi teknik gerakan kaki, tangan, dan pengambilan nafas ... 19
5. Gambar otot lengan ... 31
6. Gambar Leg Dynamometer ... 44
7. Gambar Desain Penelitian X1, X2, Y ... 48
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Jasmani termasuk mata pelajaran di sekolah yang merupakan bagian tujuan hidup sehat menuju pertumbuhan jasmani, mental, sosial, dan emosional yang selaras serasi dan seimbang. Dari berbagai bentuk dan macam kegiatan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan di sekolah salah satunya yaitu cabang olahraga renang.
Renang merupakan salah satu bagian dari kurikulum mata pelajaran pendidikan jasmani yang diajarkan pada anak-anak, bahkan bayi umur beberapa bulan sudah dapat mulai diajarkan renang. Sekolah merupakan salah satu wadah yang berfungsi untuk mengembangkan dan meningkatkan pribadi anak yang beriman, cerdas, disiplin, terampil, bertanggung jawab serta sehat jasmani dan rohani. Oleh karena itu sekolah dijadikan sebagi salah satu lembaga pendidikan formal yang dalam penyelenggaraan pendidikan yang dilakukan secara terorganisir, sistematis dan
Renang merupakan satu dari sedikit aktivitas olahraga yang sangat dinamis tanpa menyebabkan cidera seperti gerakan high impact.Hasilnya, renang sangat bagus untuk semua umur, terutama orang-orang yang kembali berolahraga lagi, orang tua, atau orang dengan masalah kesehatan yang tak memungkinkan berolahraga jenis lain. Kelebihan lainnya, karena udara sekitar kolam sangat lembab, berenang seringkal isangat bagus dilakukan penderita asma.
Renang gaya dada merupakan salah satu gaya berenang yang diajarkan di sekolah, baik pada kegiatan intrakulikuler maupun ekstakulikuler. Syarat untuk melakukan keterampilan gerak dasar renang gaya dada adalah peserta didik harus memiliki keterampilan gerak dasar, seperti gerakan kaki, gerak lengan, pernapasanrenang gaya dada. Semua keterampilan gerak dasar tersebut akan dapat dikuasai jika ditunjang dengan unsur kondisi fisik yang baik. Serta pembelajaran yang disajikan dapat meningkatkan motivasi siswa untuk lebih memahami gerak dasar renang gaya dada.
Berdasarkan kenyataan bahwa aspek-aspek yang menopang pencapaian ke- berhasilan perlu ditingkatkan secara optimal. Salah satu aspek yang perlu ditingkatkan dan dikembangkan adalah aspek gerak dasar. Oleh karena itu untuk mengatasi masalah-masalah tersebut para siswa harus balajar secara baik dan teratur sertahubungan kekuatan otot lengan dan tungkai yang baik.
3
dominan di atas, ialah postur tubuh, berat badan ideal, atau panjang tungkai. Perenang harus mampu berenang dengan cepat dan efisien. Gerakan lengan dan tungkai yang merupakan tenaga pendorong/penggerak dan terutama sebagai pengatur keseimbangan tubuh merupakan modal yang baik untuk keberhasilan renang gaya dada.
Berdasarkan pengamatan langsung di lapangan ditemukan pada saat siswa melakukan teknik renang gaya dada masih belum baik, diduga saat
mempraktikkan teknik dasar gerakan kaki, gerakan lengan, teknik dasar pernapasan renang gaya dada masih kurang efektif. Serta belum maksimal dalam upaya melatih kondisi fisik sebagai penunjang keberhasilan suatu keterampilan.
Kenyataan di lapangan, pada saat guru memberikan materi renang gaya dada pada siswa, guru tidak memperhatikan aspek kekuatan otot lengan dan tugkai kepada para siswa, sehingga kekuatan otot lengan dan tungkai yang dimiliki siswa sangat rendah gerak dasarnya. Oleh karena itu hubungan kekuatan otot lengan dan tungkai sangat dibutuhkan dalam keberhasilan renang gaya dada agar mendapatkan hasil yang lebih efektif dan efisien.
Bertitik tolak dari uraian di atas, penulis bermaksud mengadakan penelitian tentang”Hubungan Kekuatan Otot Lengan dan Tungkai Dengan Gerak
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah Sebagai berikut:
1. Penguasaan teknik gerak tangan yang dimiliki siswa belum maksimal. 2. Penguasaan teknik gerak kaki/tungkai yang dimiliki siswa masih
kurang.
3. Belum maksimalnya penguasaan teknik pengambilan nafas dalam renang gaya dada.
4. Masih kurangnya koordinasi dari penguasaan teknik gerak tangan, kaki dan teknik pengambilan nafas.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Seberapa besar hubungan kekuatan otot lengan dengan gerak dasar renang gaya dada pada siswa kelas XI SMK N 4 Bandar Lampung? 2. Seberapa besar hubungan kekuatan otot tungkai dengan gerak dasar
renang gaya dada pada siswa kelas XI SMK N 4 Bandar Lampung? 3. Seberapa besar hubungan kekuatan otot lengan dan tungkai dengan
5
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah penelitian, maka tujuan dalam penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan kekuatan otot lengan dengan gerak dasar renang gaya dada pada siswa kelas XI SMK Negeri 4 Bandar Lampung.
b. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan kekuatan otot tungkai dengan gerak dasar renang gaya dada pada siswa kelas XI SMK Negeri 4 Bandar Lampung.
c. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan kekuatan otot lengan dan tungkai dengan gerak dasar renang gaya dada pada siswa kelas XI SMK Negeri 4 Bandar Lampung.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
a. Bagi Penulis
Ingin meneliti secara jelas tentang hubungan kekuatan otot lengan dan tungkai dengan gerak dasar renang gaya dada pada siswa kelas XI SMK Negeri 4 Bandar Lampung.
b. Bagi Siswa
c. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada sekolah sehingga dapat dijadikan masukan dan pertimbangan bagi sekolah dalam mengambil kebijakan-kebijakan terhadap pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Jasmani terutama di sekolah yang bersangkutan.
d. Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
Hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan masukan terkait dengan pembelajaran yang lebih efektif dan efisien, serta diharapkan menjadi gambaran dalam upaya pengkajian dalam pengembangan ilmu kepelatihan, khususnya untuk tes kebugaran jasmani.
F. Ruang Lingkup Penelitian
Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di kolam renang Marcopolo Bandar Lampung.
2. Objek penelitian yang di amati adalah hubungan kekuatan otot lengan dan otot tungkai dengan keterampilan renang gaya dada pada siswa kelas XI SMK Negeri 4 Bandar Lampung.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Pendidikan Jasmani
Pendidikan Jasmani mengandung dua pengertian yaitu pendidikan untuk jasmani dan pendidikan melalui aktivitas jasmani. Pendidikan untuk jasmani mengandung pengertian bahwa jasmani merupakan tujuan akhir dari proses pendidikan dengan mengabaikan aspek yang lain, sedangkan pendidikan melalui aktivitas jasmani mengandung pengertian bahwa tujuan pendidikan dapat dicapai melalui aktivitas jasmani. Tujuan pendidikan ini umumnya menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Ketiga aspek tersebut dapat dibentuk melalui aktivitas jasmani yang berupa gerak jasmani atau olahraga.
Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktifitas jasmani yang dikelola secara sistematis, dipilih sesuai karakteristik peserta didik, tingkat kematangan, kemampuan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik sehingga mampu meningkatkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi.
Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, baik jasmani, psikomotor, kognitif dan afektif setiap siswa. Pengalaman yang disajikan akan membantu siswa untuk memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan gerakan secara aman, efisien dan efektif.
Menurut Gafur (1983: 8-9) yang dikembangkan oleh penulis Mutohir (1992; 34) bahwa :
Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh
pertumbuhan jasmani, kesehatan dan kesegaran jasmani, kemampuan dan keterampilan, kecerdasan dan perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis dalam rangka pembentukan manusia Indonesia berkualitas berdasarkan Pancasila.
Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran dalam kurikulum di sekolah. Mata pelajaran ini beroreantasi pada pelaksanaan misi pendidikan melalui aktivitas jasmani dan pembiasaan perilaku hidup sehat sehari-hari.
Tujuan yang ingin dicapai dalam mata pelajaran ini adalah “membantu
peserta didik untuk kesegaran jasmani dan kesehatan melalui pengenalan dan penanaman sikap positif serta kemampuan gerak dasar dan berbagai aktifitas
9
Jadi dari beberapa pengertian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa Pendidikan Jasmani adalah merupakan proses pendidikan yang
memanfaatkan aktifitas jasmani dan direncanakan secara sistematik bertujuan untuk meningkatkan individu menyangkut tiga aspek: kognitif, afektif dan psikomotor. Oleh karena itu program pendidikan jasmani harus merupakan suatu program yang memberikan perhatian yang cukup dan seimbang kepada ketiga ranah tersebut.
B. Belajar Gerak
Lutan (1988: 24), belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang relatif permanen pada diri seseorang yang diperoleh melalui pengalaman dan latihan dan dapat diamati melalui penampilannya. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar memiliki pengertian yang luas, bisa berupa keterampilan fisik, verbal, intelektual, maupun sikap.
Belajar gerak secara khusus dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan atau modifikasi tingkah laku individu akibat dari latihan dan kondisi
lingkungan (Drowatzky, 1981: 33). Lebih lanjut Schmidt (1988: 45), menyatakan bahwa belajar gerak mempunyai beberapa ciri, yaitu:
Dalam Lutan (1988:104), dijelaskan bahwa untuk mempelajari gerak maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
“ a) kesiapan belajar. Bahwa pembelajaran harus mempertimbangkan hukum
kesiapan. Anak yang lebih siap akan lebih unggul dalam menerima pembelajaran, b) kesempatan belajar. Pemberian kesempatan yang cukup banyak bagi anak sejak usia dini untuk bergerak atau melakukan aktivitas jasmani dalam mengeksporasi lingkungannya sangat penting. Bukan saja untuk perkembangan yang normal kelak setelah dewasa, tapi juga untuk perkembangan mental yang sehat. Jadi penting bagi orangtua atau guru untuk memberikan kesempatan anak belajar melalui gerak, c) kesempatan latihan. Anak harus diberi waktu untuk latihan sebanyak yang diperlukan untuk menguasai. Semakin banyak kesempatan berlatih, semakin banyak pengalaman gerak yang anak lakukan dan dapatkan. Meskipun demikian, kualitas latihan jauh lebih penting ketimbang kuantitasnya, d) model yang baik. Dalam mempelajari motorik, meniru suatu model memainkan peran yang penting, maka untuk mempelajari suatu dengan baik, anak harus dapat mencontoh yang baik. Model yang ada harus merupakan replika dari gerakan-gerakan yang dilakukan dalam olahraga tersebut, e) bimbingan. Untuk dapat meniru suatu model dengan betul, anak membutuhkan bimbingan. Bimbingan juga membantu anak membetulkan sesuatu kesalahan sebelum kesalahan tersebut terlanjur dipelajari dengan baik sehingga sulit dibetulkan kembali. Bimbingan dalam hal ini merupakan feed back, f) motivasi. Besar kecilnya semangat usaha seseorang tergantung pada besar kecilnya motivasi yang dimilikinya”.
Lutan (1988: 32) belajar motorik dapat menghasilkan perubahan yang relatif permanen, yaitu perubahan yang dapat bertahan dalam jangka waktu yang relatif lama. Dalam menyempurnakan suatu keterampilan motorik dapat berlangsung dalam tiga tahapan yaitu terdiri dari :
a. Tahap Kognitif
11
b. Tahap Fiksasi
Pada tahap ini pengembangan keterampilan dilakukan melalui adanya praktek secara teratur agar perubahan prilaku gerak menjadi permanen. Selama latihan harus adanya semangat dan umpan balik untuk mengetahui apa yang dilakukan itu benar atau salah. Pola gerakan sudah sampai pada taraf merangkaikan urutan-urutan gerakan yang didapatkan secara
keseluruhan dan harus dilakukan secara berulang-ulang sehingga penguasaan terhadap gerakan semakin meningkat.
a. Tahap Otomatis
Setelah melakukan latihan gerakan dalam jangka waktu yang relatif lama, maka akan memasuki tahap otomatis. Secara fisiologi hal ini dapat
diartikan bahwa pada diri seseorang tersebut telah terjadi kondisi reflek bersyarat, yaitu terjadinya pengerahan tenaga mendekati pola gerak reflek yang sangat efisien dan hanya akan melibatkan unsur motor unit yang benar-benar diperlukan untuk gerakan yang diinginkan. Pada tahap ini kontrol terhadap penampilan gerakan semakin tepat dan konsisten.
C. Renang Gaya Dada (Chest Stroke)
1. Olahraga Renang
tetapi banyak pula yang baru belajar renang setalah berumur tua (Dwijowinoto, 1991: 1).
Renang juga mempunyai sejarah yang selaras dengan sejarah kehidupan manusia.dan sejarah renang ini perlu diketahui oleh para olahragawan renang pada umumnya (Dwijowinoto, 1991: 7).Pada negara-negara kuno renang digunakan untuk melatih dan mempersiapkan para pemudanya dalam rangka pertahanan negara. Demikian pula setelah lahirnya sekolah-sekolah pada jaman kuno di negara-negara Mesir, China, Yunani, Roma dan banyak negara lain renang selalu masuk dalam acara pelajaran
sekolah. Oleh karena itu sejak zaman dahulu renang telah dikenal dan terus berkembang sampai saat ini yaitu dengan adanya kejuaraan-kejuaran renang baik di tingkat nasional, regional maupun internasional.
13
gaya katak adalah cara atau gaya dalam berenang dengan posisi dada menghadap ke permukaan air, namun berbeda dari gaya bebas, batang tubuh selalu dalam keadaan tetap. Kedua belah kaki menendang ke arah luar sementara kedua belah tangan diluruskan di depan. Kedua belah tangan dibuka ke samping seperti gerakan membelah air agar badan maju lebih cepat ke depan. Gerakan tubuh meniru gerakan katak sedang
berenang sehingga disebut gaya katak. Pernapasan dilakukan ketika mulut berada di permukaan air, setelah satu kali gerakan tangan-kaki atau dua kali gerakan tangan-kaki.
Pada tahap berikutnya para perenang baru melakukan kombinasi gerakan-gerakan dan mengelompokkan kombinasi-kombinasi tersebut dalam gaya-gaya renang. Tahap selanjutnya kombinasi gerakan disusun secara
sistematis dan jadilah gaya renang seperti yang sekarang banyak dilihat. Dalam arena perlombaan baik tingkat nasional, regional maupun
internasional ada empat gaya yang selalu dipertandingkan, gaya-gaya tersebut adalah The Crawl Stroke, Gaya Punggung atau The Back Crawl Stroke, Gaya Dada The Breast stroke dan Gaya Kupu-kupu atau The Dolphin Butterfly Stroke. (Dwijowinoto, 1991: 4).
dengan gaya-gaya berenang yang lain. Sehingga dalam pelajaran renang, kebanyakan perenang pemula belajar gaya dada atau gaya bebas terlebih dahulu. Namun diantara ketiga nomor renang resmi yang diatur Federasi Renang Internasional (FINA), perenang gaya dada adalah perenang yang paling lambat.
Gaya dada atau gaya katak adalah cara atau gaya dalam berenang dengan posisi dada menghadap ke permukaan air, namun berbeda dari gaya bebas, batang tubuh selalu dalam keadaan tetap. Kedua belah kaki menendang ke arah luar sementara kedua belah tangan diluruskan di depan. Kedua belah tangan dibuka ke samping seperti gerakan membelah air agar badan maju lebih cepat ke depan. Gerakan tubuh meniru gerakan katak sedang
berenang sehingga disebut gaya katak. Pernapasan dilakukan ketika mulut berada di permukaan air, setelah satu kali gerakan tangan-kaki atau dua kali gerakan tangan-kaki. (Hidayat:2010:10)
15
Renang Internasional (FINA), renang gaya dada adalah renang yang paling lambat.
Gambar 1. Teknik renang gaya dada
Berikut ini adalah teknik-teknik atau tahapan-tahapan dalam belajar renang gaya dada:
1. Gerakan kaki
a. Kaki ditekuk (dengkul dibengkokkan/ditekuk)
b. Kemudian tendangkan/luruskan kaki dengan posisi kedua kaki terbuka (kaki kiri dan kaki kanan saling berjauhan)
c. Masih dalam posisi kaki lurus, kemudian kaki dirapatkan (sampai telapak kaki kiri dan kanan agak bersentuhan ..ini akan menambah daya dorong)
Jadi urutan gerakan kaki gaya dada ini : 1) Tekuk, tendang, rapatkan,
2) Tekuk, tendang, rapatkan, dan seterusnya.
Gambar 2. Teknik Gerakan kaki renang gaya dada
2. Gerakan tangan
a. Posisi awal, kedua tangan lurus di atas kepala (kedua telapak tangan saling bertemu & menempel)
b. Kemudian tarik tangan ke samping kanan dan kiri, tetapi tidak perlu terlalu kesamping (cukup tarik ke samping selebar bahu dan selebihnya tarik ke bawah)
c. Luruskan tangan kembali. d. Ulangi langkah a – c di atas
Jadi urutan gerakan tangan gaya dada ini :
1) luruskan tangan di atas kepala, gerakkan tangan ke samping kiri dan kanan,
17
Gambar 3. Teknik gerakan tangan renang gaya dada
3. Gerakan kombinasi tangan, kaki & mengambil nafas a. Gerakan tangan dan kaki dilakukan bergantian.
b. Pengambilan nafas dilakukan ketika gerakan tangan ke samping kiri dan kanan, kemudian kepala mendongak ke atas sambil mengambil nafas.
Beberapa tips bagi pemula yang ingin belajar berenang gaya dada: 1) Ketika mulai belajar tangan berpegangan pada pinggir kolam,
kemudian gerakkan kaki seperti di atas. Lakukan sampai lancar. 2) Kemudian Anda bisa meminta seorang teman untuk memegangi tangan Anda, sehingga Anda bisa menyeberangi kolam dengan menggerakkan kaki dan tangan tetap dipegangi teman Anda. Untuk anak-anak, orang tua / pelatih renang bisa melakukan ini.
3) Setelah lancar, maka sekarang kita agak ke tengah kolam. Kemudian kita mengapungkan badan (seperti posisi meluncur) dan gerakkan kaki gaya dada seperti di atas sampai ke pinggir kolam. Lakukan sampai lancar.
4) Setelah itu sekarang mulai belajar menggerakkan tangan. Lakukan 2 atau 3 kali gerakan kaki, kemudian baru gerakkan tangan gaya dada seperti di atas. Begitu seterusnya, lakukan sampai lancar.
5) Setelah cukup lancar, maka mulailah belajar mengambil nafas. Ketika tangan bergerak ke samping, maka naikkan kepala sedikit ke atas permukaan air dan langsung ambil nafas. Lakukan sampai lancar. 6) Kemudian berlatihlah lebih ke tengah dan berenang untuk mencapai
pinggir kolam. Lakukan terus sampai bisa selebar kolam renang. 7) Setelah lancar, mulailah perbaiki gaya renang gaya dada Anda.
19
8) Gerakan tangan jangan terlalu lebar, melainkan agak ke bawah (hal ini akan memberikan dorongan yang lebih kuat sekaligus memudahkan pengambilan nafas). (sumber: Counsilman. 1982: 23)
2. Prinsip-Prinsip Olahraga Renang
Prinsip-prinsip Olahraga Renang Renang adalah suatu jenis olahraga yang dilakukan di air.Olahraga ini dapat dilakukan mulai dari anak kecil sampai dengan orang tua.Olahraga ini sangat berguna sebagai alat pendidikan, sebagai rekreasi yang sehat, menanamkan keberanian, percaya diri dan sebagai terapi yang kadang-kadang dianjurkan oleh dokter (Soekanto 1984: 1).
Sekarang, cabang olahraga renang digunakan sebagai sarana untuk
mengukir prestasi, hal ini dibuktikan dengan banyaknya klub-klub renang di mana-mana, dan banyaknya lomba-lomba renang yang diadakan dari tingkat daerah sampai dengan tingkat internasional.Untuk renang prestasi harus mengetahui prinsip-prinsip renang untuk menunjang prestasi yang diinginkan. Ada beberapa prinsip renang yang harus diketahui oleh parapelatih renang maupun atletnya, yaitu:
a. Prinsip Hambatan dan Dorongan
Setiap saat kecepatan maju seorang perenang adalah hasil dari dua kekuatan.Satu kekuatan cenderung untuk menahannya, ini disebut tahanan atau hambatan yang disebabkan oleh air yang harus
gerakan lengan dan tungkai (Counsilman, 1982: 2).Usaha yang bisa dilakukan oleh perenang untuk memperoleh kecepatan renang yang tinggi, adalah membuat letak badan perenang di air supaya streamline dan tidak menimbulkan banyak tahanan, baik depan maupun belakang (Roeswan dan Soekarno, 1979:30). Sedangkan menurut Tri Tunggal, (2004: 4) keberhasilan perenang untuk memenangkan
suatuperlombaan pada dasarnya berasal dari kemampuan perenang untuk menghasilkan daya dorong sambil mengurangi
hambatan.Menambah daya dorong dapat dilakukan dengan meningkatkan tenaga dorong yaitu melakukan kekuatan otot
sedangkan untuk mengurangi hambatan dapat dilakukan sesuai bentuk hambatan.
b. Prinsip Hukum Aksi-Reaksi
Hukum Newton yang Ketiga mengatakan bahwa setiap aksi
21
c. Prinsip Pemindahan Momentum
Prinsip pemindahan momentum sering digunakan dalam renang. Gerakan lengan saat melakukan Start dan gerakan lengan saat
pemulihan atau recovery pada gaya bebas, gaya kupu-kupu, dan gaya punggung serta gaya dada merupakan penerapan prinsip pemindahan momentum dalam renang. Pada saat start, momentum yang
ditimbulkan oleh lengan selama mengayun dipindahkan ke seluruh tubuh dan membantu perenang meloncat lebih jauh (Soekanto 1984: 10).
d. Prinsip Teori Hukum Kuadrat
Keserasian kedua lengan merupakan faktor penting dalam irama renang.
e. Prinsip Daya Apung
Asas Archimides menyatakan bahwa sebuah benda padat yang
dimasukkan ke dalam zat cair akan diapungkan ke atas oleh gaya yang besarnya sama dengan zat cair yang dipindahkan. Jadi, gaya apung seseorang besarnya sama dengan berat air yang dipindahkan oleh badan yang mengapung.
Untuk dapat mengapung orang harus mempertimbangkan dua gaya gaya ke bawah dari berat badan dan gaya apung ke atas dari air. Jika kedua gaya yang bekerja pada badan resultantenya sama dengan nol, gaya itu dalam keadaan seimbang dan badan dapat mengapung tanpa gerakan. Perenang yang ringan mempunyai daya apung yang lebih tinggi dan menimbulkan hambatan lebih sedikit daripada perenang yang lebih berat. Faktor-faktor yang mempengaruhi daya apung dan posisi perenang antara lain bentuk tubuh, ukuran tulang,
perkembangan otot, berat badan, jumlah relatif jaringan lemak, kapasitas paru dan sebagainya .
D. Kondisi Fisik
Kondisi fisik merupakan salah satu aspek latihan yang paling dasar untuk dilatih dan ditingkatkan, untuk mendapatkan kondisi fisik yang baik
23
kondisi fisik, daya tahan merupakan salah satu komponen fisik yang sangat penting untuk dilatih dan ditingkatkan menjadi stamina dalam upaya
mencapai prestasi yang optimal. Pembinaan prestasi olahraga yang bertujuan pencapaian prestasi secara optimal memerlukan pelatihan yang terprogram dengan baik dan berkesinambungan.Setiap cabang olahraga memerlukan status kondisi fisik yang bervariasi perbedaanya satu sama lainya. Berkaitan dengan praktikan pelatihan olahraga dalam upaya pencapaian prestasi yang optimal, harus disadari bahwa aspek-aspek fisik, teknik, strategi dan kematangan mental merupakan kesatuan yang harus selalu
ditingkatkan.Untuk menentukan status kondisi fisik dasar dan bersifat umum yang harus diberikan jauh sebelum program khusus.Komponen kondisi fisik yang perlu ditingkatkan dalam latihan adalah daya tahan kardiovaskuler, daya tahan kekuatan, kekuatan otot, kelentukan, kecepatan, stamina, kelincahan, dan power.(Harsono, 1988:100).
Kondisi fisik menurut Sajoto (1995: 16) adalah suatu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun pemeliharaannya. Artinya bahwa didalam usaha peningkatan kondisi fisik maka seluruh komponen tersebut harus
dikembangkan, walaupun disana sini dilakukan dengan sistem prioritas sesuai keadaan atau status tiap komponen itu dan untuk keperluan apa keadaan atau status yang dibutuhkan tersebut.
Adapun unsur-unsur kondisi fisik itu meliputi :
1. Kekuatan (strength) adalah komponen fisik seseorang tentang kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja.
2. Daya tahan (endurance) dalam hal ini dikenal dua macam. Pertama adalah daya tahan umum (general endurance) yaitu kemampuan seseorang dalam mempergunakan sistem jantung, paru-paru, dan peredaran darahnya secara efektif dan efisien untuk menjalankan pekerjaan secara terus-menerus yang melibatkan kontraksi sejumlah otot dengan intensitas dalam waktu yang cukup lama. Kedua adalah daya tahan otot (local endurance) yaitu
kemampuan seseorang untuk mempergunakan ototnya untuk berkontraksi secara terus-menerus dalam waktu yang relatif lama dengan beban
tertentu.
25
4. Kecepatan (speed) kemampuan seseorang dalam mengerjakan gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu sesingkat-singkatnya.
5. Daya lentur (flexibility) seseoraang dalam penyesuaian diri dalam aktifitas dengan penguluran tubuh yang luas. Hal ini sangat mudah ditandai dengan tingkat flexibility persendian pada seluruh tubuh.
6. Kelincahan (aglility) adalah kemampuan seseorang merubah posisi di area tertentu.
7. Koordinasi (coordination) adalah kemampuan seseorang mengintegrasi bermacam-macam gerakan yang berbeda kedalam pola gerakan tunggal secara efektif.
8. Keseimbangan (balance) Kemampuan seseorang mengendalikan organ- organ saraf otot.
9. Ketepatan (accuracy) adalah seseorang untuk mengendalikan gerak-gerak bebas terhadap suatu sasaran. Sasaran ini dapat merupakan jarak atau mungkin suatu obyek langsung yang harus dikenai dengan salah satu bagian tubuh.
E. Kekuatan Otot Lengan
Kekuatan merupakan kemampuan dasar kondisi fisik, tanpa kekuatan seseorang tidak akan bisa berlari cepat, melompat, mendorong, menarik, menahan, memukul, mengangkat dan lain sebagainya. Jadi jelas bagi kita bahwa kekuatan dibutuhkan dalam kebanyakan aktifitas fisik dan setiap cabang olahraga memerlukan kekuatan, seberapa besar kekuatan yang
dibutuhkan serta jenis kekuatan yang mana yang diperlukan sangat tergantung kepada cabang olahraganya.Dalam fisiologis kekuatan dapat didefinisikan yaitu kemampuan otot mengatasi suatu tahanan atau beban, dan secara fisikalis kekuatan merupakan hasil perkalian antara masa dengan pecepatan atau acceleration (Depdiknas, 2000: 108).
Sedangkan definisi kekuatan menurut Sajoto (1995 : 58) adalah
kemampuan kondisi fisik yang menyangkut masalah kemampuan seseorang atlet pada saat mempergunakan sekelompok ototnya untuk melakukan kerja dengan menahan beban yang diangkatnya. Dan selanjutnya menurut Harsono (1988 : 36) kekuatan atau strength adalah kemampuan otot untuk
membangkitkan tegangan (force) terhadap suatu tahanan.
27
yang diukur dari ujung jari tangan sampai dengan pangkal bahu yang digunakan dalam menopang tubuh ke atas.
Berdasarkan pengertian di atas, kekuatan otot dapat digambarkan sebagai kemampuan otot menahan beban baik berupa beban eksternal (eksternal force) maupun beban internal (internal force). Kekuatan otot sangat
berhubungan dengan sistem neuromuskuler yaitu seberapa besar kemampuan sistem saraf mengaktifasi otot untuk melakukan kontraksi. Sehingga semakin banyak serabut otot yang teraktifasi, maka semakin besar pula kekuatan yang dihasilkan otot tersebut.
Latihan kekuatan dapat dilakukan dengan beban alat atau beban
sendiri/tubuh. Salah satu latihan yang digunakan untuk melatih kekuatan otot lengan dengan beban tubuh adalah push up. Latihan push up adalah untuk menguatkan telapak tangan, otot trisep, bisep dan lengan keseluruhan sehingga kuat untuk mengayuh dalam gerakan renang gaya dada.
Adapun manfaat latihan push-up antara lain:
a. Push-up menguatkan otot lengan, bahu dan dada. Gerakan push-up yang terpusat pada tubuh bagian atas akan membuat dada dan bahu anda kuat dan tegap, lengan anda sebagai pusat penggerak akan mempunyai otot yang kekar dan kuat.
b. Push-up juga membuat anda tidak mudah terkilir, terutama pada bagian lengan dan bahu. Selain kuat otot lengan dan tubuh bagian atas menjadi lebih lentur.
c. Push-up membantu melancarkan aliran darah ke kepala, terlebih lagi bila anda melakukan latihan leher sebelum memulai push up sesuai dengan petunjuk di atas, sehingga anda akan dapat merasa lebih segar dan nyaman.
Lengan adalah anggota tubuh penggerak bagian atas yang terdiri dari tulang-tulang,
sendi penggerak dan otot-otot yang melindunginya. Adapun otot-otot lengan terdiri
dari :
1) Musculus Biseps braki berfungsi untuk membengkokkan lengan bawah siku, merata hasta dan mengangkat lengan.
2) Musculus Brakialisberfungsinya membengkokkan lengan bawah siku. 3) Muskulus korako brakialis. Fungsinya mengangkat lengan.
4) Muskulus triseps braki(otot lengan berkepala tiga).
29
7) Muskulus ekstensor karpi radialis longus, muskulus ekstensor karpi radialis brevis dan muskulus ekstensor karpi ulnaris berfungsi sebagai ekstensi lengan (menggerakkan lengan).
8) Muskulus pronator teres. Fungsinya dapat mengerjakan silang hasta dan membengkokkan lengan bawah siku.
9) Muskulus palmaris ulnaris, berfungsi mengetulkan lengan;
10) Muskulus palmaris longus, muskulus fleksor karpi radialis, muskulus fleksor digitor sublimis, fungsinya fleksi jari ke dua dan kelingking; 11) Muskulus fleksor digitorium profundus, fungsinya fleksi jari 1, 2, 3 ,4. 12) Muskulus fleksor policis longus, fungsinya fleksi ibu jari.
13) Muskulus pronator teres equadratus, fungsinya pronasi dan tangan. 14) Muskulus spinator brevis, fungsinya supinasi dari tangan.
F. Kekuatan Otot Tungkai
Sajoto bahwa : “kekuatan atau strength adalah komponen kondisi fisik, yang
menyangkut masalah seorang atlet pada saat mempergunakan kelompok otot-ototnya, menerima beban waktu tertentu, “otot yang kuat akan memberikan stabilitas yang kuat bagi persendian, dan oleh karena otot yang kuat
memperkecil kemungkinan akan terkilir : “Di samping masalah kekuatan
adalah hal-hal yang perlu diketahui yaitu masalah yang ada hubungannya dengan kekuatan.
Berdasarkan teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli di atas, seorang atlet/pemain harus melatih otot-ototnya terutama otot besar yaitu otot tungkai yang merupakan kelompok dasar dari gerak tubuh. Kekuatan otot pada setiap cabang olahraga sangat dibutuhkan terutama pada gerakan mengayuh pada renang gaya dada. Dengan demikian fungsi otot tungkai dalam melakukan gerakan renang gaya dada sangat dominan sehingga perlu terus dilatih untuk mencapai kekuatan yang maksimal.
Kekuatan merupakan faktor utama dalam melakukan aktivitas fisik dan juga kemampuan dari otot yang dapat mengatasi tahanan atau beban dalam
menjalankan aktivitas. Kegunaan kekuatan otot di samping mencapai prestasi maksimal juga untuk mempermudah mempelajari teknik dan juga untuk mencegah terjadinya cedera dalam berolahraga. Seperti yang dikemukakan oleh Hairi dan Sadjono yang di kutip oleh I Putu Gede Adiatmika, dkk dalam
31
masalah kemampuan seorang atlet pada saat menggunakan otot-ototnya
menerima beban dalam waktu kerja tertentu”.
Kekuatan otot dari kaki, lutut serta pinggul harus juga kuat untuk
mempertahankan keseimbangan tubuh saat adanya gaya dari luar. Kekuatan otot tersebut berhubungan langsung dengan kemampuan otot untuk melawan gaya garvitasi serta beban eksternal lainnya yang secara terus menerus mempengaruhi posisi tubuh.
a. Adaptive systems
Kemampuan adaptasi akan memodifikasi input sensoris dan keluaran motorik (output) ketika terjadi perubahan tempat sesuai dengan karakteristik lingkungan.
b. Lingkup gerak sendi (Joint range of motion)
Kemampuan sendi untuk membantu gerak tubuh dan mengarahkan gerakan terutama saat gerakan yang memerlukan keseimbangan yang tinggi. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan adalah sebagai berikut: 1) Pusat gravitasi; 2) Garis gravitasi ; 3) Bidang tumpu; dan 4) Keseimbangan Berdiri.
G. Penelitian Relevan
Dasar Renang Gaya Dada Pada Siswa Kelas XI SMK Negeri 4 Bandar LampungTahun Pelajaran2014/2015”.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kekuatan otot lengan memberikan hubungan dengan gerak dasar renang gaya dada sebesar 78,67%, kekuatan otot tungkai memeberikan hubungan dengan gerak dasar renang gaya dada sebesar 48,72 %, sedangkan kekuatan otot lengan dan tungkai memberikan hubungan dengan gerak dasar renang gaya dada sebesar 86,67%.
Dari analisis data tersebut dapat disimpulkan bahwa kekuatan lengan memberikan hubungan yang lebih besar terhadap gerak dasar renang gaya dada di bandingkan dengan kekuatan otot tungkai.
Berikut adalah penelitian yang relevan dengan judul penelitian yang peneliti lakukan :
1. Fadly (2012). “hubungan kekuatan otot tungkai, kekuatan otot lengan dan kelentukan togok terhadap kecepatan renang gaya kupu-kupu pada atlet
renang Kota Makassar”.
a. Ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot tungkai terhadap kecepatan renang gaya kupu-kupu pada atlet renang Kota Makassar sebesar 33,1%.
33
c. Ada hubungan yang signifikan antara kelentuka togok terhadap kecepatan renang gaya kupu-kupu pada atlet renang Kota Makassar sebesar 12,2%.
2. Kiki Puspita Sari (2012). “kontribusi panjang lengan, kekuatan otot
tungkai, dan kekuatan otot perut terhadap kecepatan renang gaya dada
pada atlet renang Kota Makassar”.
a. Panjang lengan memberikan kontribusi terhadap kecepatan renang gaya dada pada atlet renang Kota Makassar sebesar 39,10%. b. Kekuatan otot tungkai memberikan kontribusi terhadap kecepatan
renang gaya dada pada atlet renang Kota Makassar36,00%.
c. Panjang lengan memberikan kontribusi terhadap kecepatan renang gaya dada pada atlet renang Kota Makassar sebesar 72,80%.
3. Johan Arif Rachman (2013). “sumbangan kekuatan otot tugkai dan daya
ledak otot lengan terhadap kecepatan renang gaya dada 50 meter”.
a. Kekuatan otot tungkai memberikan sumbanganterhadap kecepatan renang gaya dada 50 meter sebesar 39,4%.
b. Daya ledak otot lengan memberikan sumbanganterhadap kecepatan renang gaya dada 50 meter sebesar 99,7%.
H. Kerangka Berpikir
seperti daya tahan, kekuatan, power, kecepatan, kelentukan, reaksi, keseimbangan, ketepatan ataupun koordinasi yang baik.
Kemampuan bergerak secara efesien adalah dasar awal yang perlu diperlukan untuk penampilan yang terampil.Kekuatan otot lengan dan tungkai adalah kekuatan yang menghasilkan gerakan dan suatu kekuatan/daya seperti kekuatan otot untuk menarik dan mendorong.
Renang gaya dada atau gaya katak adalah cara atau gaya dalam berenang dengan posisi dada menghadap ke permukaan air, namun berbeda dari gaya bebas, batang tubuh selalu dalam keadaan tetap. Kedua belah kaki
menendang ke arah luar sementara kedua belah tangan diluruskan di depan. Kedua belah tangan dibuka ke samping seperti gerakan membelah air agar badan maju lebih cepat ke depan.
Aktivitas apapun dalam renang termasuk gerakan renang gaya dada sangat membutuhkan faktor kondisi fisik yang baik. Dan dilihat dari karakteristik gerakan renang gaya dada maka penulis menduga bahwa faktor kekuatan otot lengan dan kaki merupakan salah satu faktor yang perlu dikembangkan dalam pelaksanaan keberhasilan gerakan renang gaya dada.
Dalam melakukan keterampilan gerak dasar renang gaya dada dibutuhkan kekuatan otot lengan dan tungkai. Kekuatan otot lengan dan tungkai
35
Menurut Sajoto (1995 : 58 ) kekuatan adalah kemampuan kondisi fisik yang menyangkut masalah kemampuan seseorang atlet pada saat mempergunakan sekelompok ototnya untuk melakukan kerja dengan menahan beban yang diangkatnya.
Dengan perpaduan unsur kondisi fisik ini, yaitu kekuatan otot lengan dan kaki akan dihasilkan gerakan renang gaya dada yang benar, selaras dan
menghindari cedera bagi yang melakukannya. Seseorang yang mampu menyeimbangkan posisi tubuh dan mengarahkannya pada satu arah lurus akan mempermudah siswa mempraktikkan gerakan renang gaya dada yang sempurna. Kekuatan otot lengan yang baik akan menghindarkan siswa dari cedera akibat tidak kuatnya gerakan mengayuh air saat gerakan renang gaya dada.
Berdasarkan uraian di atas dapat penulis simpulkan bahwa faktor kekuatan otot lengan dan tungkai memberikan hubungan yang berarti dengan keberhasilan melakukan gerak dasar renang gaya dada yang benar.
I. Hipotesis
Menurut Sudjana (2005: 219) hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu yang sering dituntut melakukan pengecekan.
Berdasarkan kajian teoritis yang berhubungan dengan permasalahan, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:
H1 : Ada hubungan yang signifikan darikekuatan otot lengan dengan gerak dasar renang gaya dada pada siswa kelas XI SMK Negeri 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015.
H0 : Tidak ada hubungan yang signifikan darikekuatan otot lengan dengan gerak dasar renang gaya dada pada siswa kelas XI SMK Negeri 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015.
H2 : Ada hubungan yang signifikan dari kekuatan otot tungkai dengan Gerak dasar renang gaya dada pada siswa kelas XI SMK Negeri 4 Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015.
H0 : Tidak ada hubungan yang signifikan dari kekuatan otot tungkai dengan gerak dasar renang gaya dada pada siswa kelas XI SMK Negeri 4 Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015.
H3 : Ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot lengan dan X1 SMK Negeri 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015. H0 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot lengan
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Arikunto (2006:136) metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Dapat berupa angket, wawancara, pengamatan atau observasi, tes dan dokumentasi. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan metode atau alat yang tepat penilaian yang dilaksanakan akan lebih terarah dan dapat memperoleh hasil yang baik sesuai dengan tujuan yang diharpakan. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelititannya.
Berdasarkan kutipan di atas yang dimaksud dengan metode penelitian adalah ilmu yang membahas metode ilmiah dalam mengumpulkan data penelitian untuk di uji kebenarannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian korelasional. Menurut Arikunto (2006 : 251) penelitian korelasional bertujuan untuk menemukan ada atau tidaknya
hubungan dan apabila ada, seberapa erat hubungan, serta bearti atau tidaknya hubungan itu. Sedangkan menurut Riduwan (2005 : 49) penelitian
tidaknya hubungan dan seberapa jauh hubungan antara dua variabel atau lebih.
Jenis metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif korelasionalyang artinya mencari besarnya hubungan antara dua variabel bebas (X) atau lebih secara simultan (bersama-sama) dengan variabel terikat (Y) serta untuk mengetahui seberapa erat hubungan dan berarti atau tidaknya hubungan tersebut dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kekuatan otot lengan dan otot tungkai dengan hasilketerampilan renang gaya dada pada siswa kelas XI SMKNegeri 4 Bandar Lampung tahun pelajaran 2014/2015.
B. Variabel dan Data Penelitian
1. Variabel Penelitian
Arikunto (2006:94) variabel adalah objek penelitian yang bervariasi. Variabel dalam penelitian ini menggunakan 2 (Dua) variabel bebas dan 1 (satu) variabel terikat. Variabel dalam penelitian ini adalah:
a. Variabel bebas
Variabel bebas adalah variabel yang nilai-nilainya tidak tergantung ada variabel lainya yang yang berguna untuk meramalkan nilai variabel yang disimbolkan dengan (X).
variabel bebas dalam penelitian ini adalah : 1. Kekuatan otot lengan (X1)
39
b. Variabel terikat
Variabel terikat adalah veriabel yang nilai-nilainya bergantung pada variabel lainya dan merupakan variabel yang diterangkan nilainya dilambangkan dengan (Y).
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah : 1. gerak dasar renang gaya dada (Y).
2. Data Penelitian
Menuru tsumber pengambilannya, data dibedakan atas dua, yaitu :
a) Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang
memerlukannya, data primer disebut juga data asli atau data baru. Didalam penelitian ini adalah data primer, karena peneliti menganbil data secara langsung dan tidak melalui perantara siapapun.
b) Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dari sumber-sumber yang telah ada. Data tersebut biasanya diperoleh dari perpustakaan atau dari laporan-laporan penelititer dahulu. Sehubung data dalam penelitian ini adalah data primer maka data sekunder tidak dipakai.
Apabila di dalam merencanakan suatu penelitian, problema, tujuan penelitian dan hipotesis-hipotesis sudah diformulasikan dengan jelas, langkah berikutnya adalah menentukan apakah data yang akan
dari individu-individu yang diselidiki. Data yang adadalampustaka- pustaka dinamakan data sekunder, sedangkan data yang dikumpulkan langsung dari individu yang diselidiki dinamakan data primer.
Pengumpulan data primer dapat di lakukan dengan mengadakan suvey atau pencacahan lengkap. Berdasar kanteori di atas maka dapat di simpulkan bahwa data dalam penelitian ini adalah data primer, karena data di kumpulkan langsung dari individu-individu yang diselidiki.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Arikunto (2006:108) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Sugiono (2008:220), mengatakan bahwa populasi adalah keseluruhan penduduk penelitian yang dimaksudkan untuk diselidiki. Populasi di batasi sebagai jumlah penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai sifat yang sama atau homogen.
41
Dalam penelitian ini populasi yang akan digunakan adalah siswa kelas XI SMK Negeri 4 Bandar Lampung tahun pelajaran 2014/2015yang
berjumlah 116 orang, 1 kelas terdapat 38 orang.
Tabel 1.Populasi penelitian
No Kelas Jumlah
siswa
Jumlah Putra Putri
1 XI AK 1 38 10 28
2 XI AK 2 38 13 25
3 XI AK 3 40 14 26
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Untuk sekadar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua. Sebaliknya jika subjeknya lebih dari 100 dapat diambil antara 10– 15% atau 20–25%. (Arikunto, 2006:112). Teknik sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah randomsampling. Karena siswa kelas XI SMK Negeri 4 Bandar Lampung tahun pelajaran 2014/2015 terdapat 116 orang, maka diambil 25 % dari jumlah siswa kelas XI tersebut, maka sampel yang diambil berjumlah 30 orang.
Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan system random
sampling. Seperti pendapat Ridwan (2005:58) bahwa ” random sampling
dari populasi tersebut” teknik random sampling digunakan dalam
penelitian ini dengan alasan sebagai berikut :
a. Memberikan kemungkinan kesempatan bagi individu dalam populasi untuk menjadi anggota sampel dari populasi
b. Dalam pelaksananya penentuan sampel yang memakai teknik random sampling ini dengan cara membuat undian dengan mengisi nama-nama siswa kelas XI kemudian setelah itu diundi dan yang keluar no 1 sampai 30 itulah yang mewakili siswa kelas XI SMK N 4Bandar Lampung.
Tabel 2.Sampel penelitian
No Kelas Pengambilan sampel
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Mengukur kekuatan otot lengan
Tes untuk mengukur kekuatan otot lengan menggunakan push
dynamometer. Satuan dalam instrumen pull push dynamometer ini adalah kilogram (Depdiknas, 2000). Memiliki indeks validitas sebesar 0.63 dan reliabilitas 0,63.
Tujuan : Untuk mengukur kekuatan otot lengan dalam mendorong. Alat : Pull Push dynamometer.
43
Pelaksanaan : Peserta tes berdiri tegak dengan kaki terbuka selebar bahu dan pandangan lurus kedepan. Tangan memegang Pull push dynamometer dengan kedua tangan di depan dada. Posisi lengan dan tangan lurus dengan bahu. Dorong alat tersebut sekuat tenaga. Pada saat mendorong, alat tidak boleh menempel pada dada, sedangkan tangan dan siku tetap sejajar bahu. Tes dilakukan sebanyak tiga kali.
Penilaian : Skor kekuatan dorong terbaik dari tiga kali percobaan dicatat sebagai skor dalam satuan kg, dengan tingkat ketelitian 0,5 kg.
Tabel3. Norma KekuatanMendorongOtotBahu.
No. Norma Kg
1 BaikSekali 44,00 keatas
2 Baik 35,00 – 43,50
3 Sedang 26,00 – 34,50
4 Kurang 13,00 – 25,50
5 KurangSekali 17,50 kebawah
2. Mengukur Kekuatan Otot kaki/ Tungkai Tujuan : Mengukur power otot-otot kaki
Alat : Test Dinamometer Kaki (Leg Dynamometer)
berusaha meluruskan kedua lutut semaksimal mungkin sebagai pertanda/ upaya mendapatkan power otot-otot kaki maksimal, seperti terlihat pada jarum penempatan terakhir.
Gambar 6 . Leg Dynamometer Sumber : Depdiknas Pusegjas. 2000
3. Mengukur tes keterampilan renang gaya dada
4. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah dengan melakukan penilaian kualitas gerakan. Dengan
penilaian tes keterampilan gerak dasar renang gaya dada yang diadaptasi dari Muhajir (2007: 44)). Adapun aspek yang diamati dari instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari : (1) Tahap Persiapan (2) Tahap gerak atau tahap pelaksanaan (3) Tahap akhir gerak/gerak
lanjutan.
45
E. Variabel Data
Arikunto (2006:94) variabel adalah objek penelitian yang bervariasi. Untuk persepsi mengenai variabel-variabel yang diukur dalam penelitian ini, maka perlu dipaparkan dalam variabel data sebagai berikut :
a) Arti kata hubungan menurut (KBBI: 2008: 55) adalah bersambung atau berangkaian (yang satu dengan yang lain)
b) Kekuatan (Strength) adalah kemampuan otot untuk menggunakan tenaga maksimal terhadap suatu tahanan. Sedangkan definisi kekuatan menurut Sajoto (1995 : 58) adalah kemampuan kondisi fisik yang menyangkut masalah kemampuan seseorang atlet pada saat mempergunakan
sekelompok ototnya untuk melakukan kerja dengan menahan beban yang diangkatnya.
c) Otot lengan, otot lengan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah keberadaan lengan yang diukur dari ujung jari tangan sampai dengan pangkal bahu yang digunakan dalam menopang tubuh ke atas. Tubuh kita tersusun dari berbagai jenis otot yang tersebar dalam seluruh tubuh, otot merupakan suatu organ/alat yang memungkinkan tubuh dapat bergerak, otot termasuk alat kerja aktif dan lengan adalah anggota badan dari pergelangan tangan sampai bahu (KBBI, 2005: 585)
e) Hasil, menurut KBBI definisi arti kata hasil adalah sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan, dsb) oleh usaha.
f) Keterampilan adalah kemampuan seseorang dalam mengubah sesuatu hal menjadi lebih bernilai dan memiliki makna. (Gordon, 1994: 78)
keterampilan merupakan sebuah kemampuan dalam mengoprasikan pekerjaan secara lebih mudah dan tepat dan cenderung pada aktifitas psikomotor.
g) Renang adalah suatu jenis olahraga yang dilakukan di dalam air dan merupakan cabang olahraga yang dilakukan oleh siapa saja, baik putra maupun putri.
h) Renang gaya dada adalah Gaya dada atau gaya katak adalah cara atau gaya dalam berenang dengan posisi dada menghadap kepermukaan air, namun berbeda dari gaya bebas, batang tubuh selalu dalam keadaan tetap. Kedua belah kaki menendang kearah luar sementara kedua belah tangan
diluruskan di depan. Kedua belah tangan di buka kesamping seperti gerakan membelah air agar badan maju lebih cepat kedepan. Gerakan tubuh meniru gerakan katak sedang berenang sehingga disebut gaya katak i) Siswa adalah seseorang yang mengikuti kegiatan dilingkungan sekolah.
47
F. TeknikPengumpulan Data
Faktor penting dalam penelitian yang berhubungan dengan data adalah metode pengumpulan data. Dalam penelitian ini menggunakan metode dengan teknik tes dan pengukuran. Data-data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah hasil dari pengukuran kekuatan otot lengan, pengukuran kekuatan otot tungkai dan gerak dasar renang gaya dada pada siswa kelas XI SMKNegeri 4 Bandar Lampung tahun pelajaran 2014/2015.
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tes keterampilan gerak dasar renanggaya dada yang digunakan untuk mengukur keberhasilan renanggaya dada.
Cara menilai: 1. Hasil kasar
Prestasi setiap butir tes yang dicapai oleh peserta tes disebut hasil kasar. Tingkat ketrampilan gerak dasar renang gaya dada siswa tidak dapat dinilai secara langsung berdasarkan presentasi yang telah di capai. 2. Nilai tes
Rancangan dalam penelitian ini adalah rancangan korelasional, yang hendak menyelidiki ada tidaknya korelasi antara variabel bebas dengan variabel terikat. Secara grafis rancangan dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 7. Desain PenelitianX1,X2,Y. Sumber Sugiyono (2008: 10)
G. Teknik Pengolahan Data
Validitas dan Reliabelitas 1. Uji validitas instrumen
Validitas instrumen dihitung dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment dari Pearson dengan angka kasar (Arikunto, 2006: 275) Rumus korelasi Product Moment adalah:
49
Selanjutnya harga r tersebut ditransformasikan ke harga r tabel, sehingga dianggap valid apabila harga rhitung> rtabel pada taraf α = 0,05. Menurut Ridwan (2005:139) bahwa besarnya korelasi yang diperoleh di
interprestsikan dengan kriteria sebagai berikut:
Menurut Sugiyono (2008: 231) untuk dapat memberikan penafsiran
terhadap koefisien korelasi yang ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada ketentuan yang tertera pada Tabel 5 sebagai berikut :
Tabel 4. Interpretasi koefisien korelasi nilai r.
Interval KoefisienKorelasi InterpretasiHubungan 0,80 - 1,00
2. Uji Reliabilitas Instrument
pengukuran pertama dan ulangannya. Instrumen ini kemudian diujicobakan kepada sekelompok responden dan dicatat hasilnya, kedua hasil pengukuran tersebut dikoreksi dengan menggunakan korelasi product-moment.
Harga r yang diperoleh dikonsultasikan dengan tabel korelasi product moment, sehingga dianggap reliabel apabila harga r hitung> r tabel pada taraf
α = 0,05 atau .kepercayaan 95%.
H. Teknik Analisis Data
Teknikan alisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan korelasi pearson product moment Riduwan (2005: 139):
51
Selanjutnya untuk menyatakan besar kecilnya hubungan variabel X dengan Y dapat di tentukan dengan rumus koefisien determinan sebagai berikut:
KP = r2 x 100%
Keterangan
KP = Nilai kofesien Determinan r = Nilai Kofesien Korelasi
Untuk mengetahui apakah koefisien korelasi hasilper hitungan signifikan atau tidak, maka perlu dibandingkan dengan r tabel Product Moment, dengan taraf kesalahan 5% (taraf kepercayaan 95%).
Kaidah pengujian signifikan :
Jika r hitung ≥ r tabel , maka tolak Ho artinya ada hubungan yang signifikan dan jika r hitung< r tabel, maka terima Ho artinya tidak ada hubungan yang signifikan.
Sedangkan untuk mencari hubungan kedua variable babas dengan variable
terikat dengan menggunakan rumus Korelasi Ganda ( )
Keterangan :
: Koefisien korelasi ganda antar variabel dan secara bersama-sama dengan variabel Y
: Koefisien korelasi dengan Y : Koefisien korelasi dengan Y
66
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Ada hubungan antara otot lengan dengan gerak dasar renang gaya dada pada siswa kelas XI di SMK Negeri 4 Bandar Lampung.
2. Ada hubungan antara otot tungkai dengan gerak dasar renang gaya dada pada siswa kelas XI di SMK Negeri 4 Bandar Lampung.
3. Ada hubungan antara otot lengan dan otot tungkai dengan gerak dasar renang gaya dada pada siswa kelas XI di SMK Negeri 4 Bandar Lampung.
B. Saran
1. Bagi peneliti lain yang berminat meneliti kembali permasalahan ini, disarankan agar penelitian ini tidak hanya dijadikan bahan pembanding tapi juga penelitian ini dapat ditindak lanjuti dan dikembangkan, disarankan untuk menambahkan variabel, sampel/ populasi,
2. Untuk siswa diharapkan agar terus melatih dan mengembangkan
penguasaan keterampilan gerak dasar renanggaya dada khususnya dalam keterampilan psikomotor dan geraknya;
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. 2006. Prosedur penelitian.Jakarta : P.T.Rineka Cipta Counsilman. 1982. The Science of Swimming Terjemahan Soekarno.
Yogyakarta: Dirjen Pendidikan Tingggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Depdiknas. 1993. Tata bahasa Baku Bahasa Indonesia.Jakarta :Depdikbud --- 2000. Panduan Manajemen Sekolah. Jakarta : Dirjen Dikdasmen.
Drowatzky.1981.Ptimization Thory. 2ndzedition. Newyork: Wiley Eastern Limited.
Dwijowinoto, Kasiyo. 1991.Renang Materi Metode Penilaian, Depdikbud Fadly, Very. 2012. Hubungan Kekuatan Otot Tungkai, Kekuatan Otot Lengan
Dan Kelentukan Togok Terhadap Kecepatan Renang Gaya Kupu-Kupu Pada Atlet Renang Kota Makassar.Makassar:Universitas Negeri
Makassar.
Gordon, Davis.1994. Management System Information. Jakarta: TP Midas Surya Grafindo
Gafur, Abdul. 1983. Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdikbud Dikti. Harsono. (1988). Coaching dan Aspek- Aspek Pskologis dalam Coaching.
Jakarta: CV. Tambak Kusuma
Hidayat. 2010. Metode Penelitian Kesehatan Paradigma Kuantitatif, Jakarta : Heath Books Huki. 2013. Bandung .Olahraga Renang.
Kamus Besar Bahasa Indonesia.2002.Departemen Pendidikan Nasional Edisi Ke-3 .Jakarta: Balai Pustaka
McClenaghan, Pate Rotella, diterjemahkan Kasiyo Dwijowinoto. 1993. Dasar-Dasar Ilmiah Kepelatihan. Semarang : IKIP Semarang Press.
Muhajir. 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan SMP Kelas IX.Jakarta : Yudhistira.
Mutohir, Cholik.1992. Peningkatan Mutu Pembelajaran Mahasiswa dan Siswa di Indonesia, Pidato Pengukuhan Guru Besar, Surabaya: Depdikbud UNESA Surabaya.
Rachman, Johan Arif. 2013. Sumbangan Kekuatan Otot Tugkai Dan Daya Ledak Otot Lengan Terhadap Kecepatan Renang Gaya Dada 50
Meter.Semarang : UNNES.
Riduwan. 2007. Belajar Mudah Penelitian Pendidikan Untuk Guru Karyawan dan Peneliti pemula. Bandung : Alfabet.
Roeswan dan Soekarno. 1979. Renang dan Metodik. Jakarta:PT.Rosda Jayaputra. Saksono, Hapri. 2006. Hubungan Antara Kekuatan Otot Lengan danTinggi
Badan Dengan Kecepatan Renang Gaya Crawl 25 Meter Pada Mahasiswa Putera Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang Angkatan Tahun 2005. Semarang
:Universitas Negri Semarang.
Sukel, Sinalipon 2009.Pengaruh Latihan Kekuatan Otot Tungkai Terhadap Kemampuan Smash Dalam Permainan Sepak Takraw.Manado: Universitas Negeri Manado
Sajoto.1995. Peningkatan dan Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga Semarang :Dahara Prize
Samsudin.2008. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Jakarta: Litera Sari, Kiki Puspita. 2012. Kontribusi Panjang Lengan, Kekuatan Otot Tungkai,
Dan Kekuatan Otot Perut Terhadap Kecepatan Renang Gaya Dada Pada Atlet Renang Kota Makassar.Makassar :Universitas Negeri Makassar. Schmidt. 1988. Motor Control And Learning. Champaingn Human Kinetics
Publishers:Inc.
Soekanto, 1984, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta.
Subiyanto. 2005. Hubungan Kekuatan Otot Tungkai Dengan Start Renang Gaya Kupu-kupu Pada Atlet Perkumpulan Renang Spectrum
Semarang.Semarang : FIK UNNES.
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung : Tarsito.
Sugiono.2008. Metode Penelitian Pendidikan.Bandung : PT Alfabeta
Surisman. 2012. Tes dan Pengukuran. Bandar Lampung : Universitas Lampung. ---. 2010. Evaluasi Penjas II. BandarLampung: Universitas Lampung. Thomas, 2002. Seri Manajemen Sumber Daya Manusia.Kinerja/
Performance.,Penilaian Kinerja dan Standar Kinerja, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.